gangguan belajar pada anak

30

Click here to load reader

Upload: ipaperfkumy

Post on 10-Jun-2015

5.213 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: gangguan belajar pada anak

GANGGUAN BELAJAR

dr. Warih Andan Puspitosari, Sp.KJ

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

GANGGUAN MEMBACA

Gangguan membaca ditandai oleh gangguan kemampuan untuk mengenali kata,

membaca yang lambat dan tidak tepat, dan pemahaman yang buruk tanpa adanya

kecerdasan yang rendah atau defisit sensorik yang bermakna. Anak dengan gangguan

defisit-atensi/hiperaktivitas (ADHD) memiliki resiko tinggi untuk gangguan membaca.

Pada dasarnya, pencapaian membaca di bawah tingkat yang diharapkan untuk

usia, pendidikan, dan kecerdasan anak, dan gangguan cukup bermakna mempengaruhi

keberhasilan akademik atau aktivitas harian yang melibatkan membaca.

EPIDEMIOLOGI

Prevalensi terentang 2-8%. Tiga sampai empat Kali lebih banyak anak laki-laki.

Angka untuk anak laki-laki mungkin meningkat, karena anak laki-laki dengan gangguan

membaca condong diambil karena kesulitan perilaku yang banyak.

ETIOLOGI

Tidak ada penyebab tunggal yang diketahui untuk gangguan membaca; karena

banyak disertai gangguan belajar dan kesulitan berbahasa, gangguan membaca

kemungkinan adalah multifactorial.

1. Pemaparan prenatal dengan penyakit infeksi maternal.

2. Genetic, cenderung menonjol diantara anggota keluarga orang yang terkena.

3. Model fungsi hemisferik serebral, menyatakan korelasi positif gangguan

membaca kebingungan antara kanan dan kiri (right-left confusion)

4. Beberapa penelitian terakhir (pemeriksaan tomografi computer [CT; computed

tomography]; pencitraan resonansi magnetic [MRI; magnetic resonance imaging], dan

pada otopsi) telah menunjukkan simetrisitas abnormal pada lobus temporalis dan parietas

orang dengan gangguan membaca.

Insidensi tinggi gangguan membaca cenderung ditemukan pada anak-anak dengan

palsi serebral yang memiliki kecerdasan normal. Insidensi gangguan membaca yang

agak tinggi ditemukan diantara anak epileptik. Komplikasi selama kehamilan; kesulitan

pranatal dan pascanatal, termasuk prematuritas; dan berat badan lahir rendah adalah

sering ditemukan dalam riwayat anak dengan gangguan membaca.

Gangguan membaca mungkin merupakan salah satu manifestasi dari

keterlambatan perkembangan atau keterlambatan maturasional. Peranan temperamental

telah dilaporkan berhubungan erat dengan gangguan membaca. Dibandingkan dengan

anak-anak tanpa gangguan membaca, anak-anak dengan gangguan membaca seringkali

Page 2: gangguan belajar pada anak

memiliki lebih banyak kesulitan dalam memusatkan perhatian dan memiliki rentang

perhatian yang pendek.

Beberapa penelitian menunjukkan suatu hubungan antara malnutrisi dan fungsi

kognitif. Gangguan membaca berat seringkali disertai dengan masalah psikiatrik.

DIAGNOSIS

Ciri diagnosis utama gangguan membaca adalah pencapaian membaca yang jelas di

bawah kapasitas intelektual seseorang. Ciri karakteristik lain adalah kesulitan dalam

mengingat, evokasi, dan mengikuti huruf dan kata yang dicetak; dalam memproses

konstruksi tata bahasa yang sulit; dan dengan membuat kesimpulan.

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Ekspresi Tulisan

A. Keterampilan menulis, seperti yang diukur oleh tes baku yang diberikan secara

individual (atau penilaian fungsional keterampilan menulis), adalah jelas di bawah

tingkat yang diharapkan menurut usia kronologis pasien, intelegensia yang

terukur, dan pendidikan yang sesuai dengan usia.

B. Gangguan dalam kriteria A secara bermakna mengganggu pencapaian akademik

atau aktivitas kehidupan sehari-hari yang memerlukan komposisi teks tertulis

(misalnya, menulis kalimat yang tepat secara tata bahasa dan paragraf yang

tersusun).

C. Jika terdapat defisit sensorik, kesulitan dalam keterampilan menulis adalah

melebihi apa yang biasanya berhubungan dengannya.

Tes Psikoedukasional

Disamping tes kecerdasan baku, tes diagnostik psikoedukasional harus dilakukan.

Kumpulan diagnostik dapat termasuk tes pengejaan baku, menulis suatu komposisi,

memproses dan menggunakan bahasa oral, dan mencontoh rancangan, suatu

pertimbangan keadekuatan penggunaan pensil. Kumpulan skrining proyektif dapat

termasuk menggambar tokoh manusia, tes mengisahkan gambar, dan melengkapi kalimat.

Pemeriksaan harus juga termasuk pengamatan sistematik dari variabel perilaku.

GAMBARAN KLINIS

Gangguan membaca biasanya tampak pada usia 7 tahun (kelas dua). Pada kasus

berat, bukti-bukti kesulitan mungkin tampak pada umur 6 tahun (kelas satu). Kadang-

kadang gangguan membaca terkompensasi pada tingkat dasar awal, terutama jika disertai

dengan skor yang tinggi pada tes kecerdasan. Pada kasus tersebut gangguan mungkin

tidak terlihat sampai umur 9 tahun (kelas empat) atau lebih lambat.

1. Membuat banyak kesalahan dalam membaca oralnya. Kesalahan membaca

ditandai oleh menghilangkan, menambahkan, atau penyimpangan kata.

2. Kesulitan membedakan antara karakter dan ukuran huruf.

3. Kecepatan membaca lambat, seringkali dengan pemahaman yang minimal.

4. Hampir semuanya pengeja yang buruk.

Page 3: gangguan belajar pada anak

5. Masalah penyerta adalah kesulitan bahasa, yang terlihat sebagai gangguan

diskriminasi bunyi dan kesulitan dalam mengurutkan kata dengan tepat.

Anak tidak menyukai membaca dan menulis dan menghindarinya Kecemasan

meningkat, malu dan rendah diri karena kegagalan mereka yang terus menerus dan

frustasi. Anak yang lebih besar cenderung marah, terdepresi, menunjukkan harga diri

yang buruk.

PERJALANAN PENYAKIT DAN PROGNOSIS

Kendatipun tanpa bantuan pengobatan, banyak anak dengan gangguan membaca

akan memperoleh sedikit informasi tentang bahasa tercetak selama dua tahun pertama

dalam sekolah dasar. Pada akhir kelas satu, beberapa anak telah belajar bagaimana

membaca beberapa kata. Tetapi, jika tidak diberikan intervensi pendidikan pengobatan

pada kelas tiga, anak tetap terganggu membacanya. Dalam keadaan yang paling baik,

anak diklasifikasikan dalam risiko untuk mengalami gangguan membaca selama

bertahun-tahun sekolah taman kanak-kanak atau pada awal kelas satu.

Jika pengobatan diberikan segera, kadang-kadang dapat dihentikan pada akhir kelas satu

atau dua. Pada kasus yang berat dan tergantung pada pola kelemahan dan kekuatan,

pengobatan dapat dilanjutkan sampai tahun-tahun sekolah menengah pertama dan atas.

Anak-anak yang telah mengkompensasi dengan memuaskan ataupun pulih dari gangguan

membaca awal adalah banyak ditemukan dalam keluarga dengan latar belakang

sosioekonomi yang maju.

TERAPI

Terapi terpilih untuk gangguan membaca adalah pendekatan pendidikan

pengobatan (remedial educational approach). Seperti dalam psikoterapi, hubungan ahli

terapi dan pasien adalah penting untuk keberhasilan hasil terapi dalam terapi pendidikan

pengobatan.

Anak-anak dengan gangguan membaca harus ditempatkan dalam kelas yang

sedekat mungkin dengan tingkat fungsional sosialnya dan diberikan tugas pengobatan

khusus dalam membaca. Masalah emosional dan perilaku yang ada bersama-sama harus

diobati dengan cara psikoterapi yang sesuai. Konseling parental mungkin juga menolong.

GANGGUAN MATEMATIKA

Gangguan matematika sebenarnya adalah suatu ketidakmampuan dalam

melakukan keterampilan aritmatika yang diharapkan untuk kapasitas intelektual dan

tingkat pendidikan seseorang. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental

Disorders edisi 4 (DSM-IV), gangguan matematika adalah salah satu gangguan belajar.

EPIDEMIOLOGI

Prevalensi 6% pada anak usia sekolah yang tidak mengalami retardasi mental.

Gangguan mungkin lebih sering pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki.

Page 4: gangguan belajar pada anak

ETIOLOGI

Penyebab gangguan matematika adalah tidak diketahui. Suatu teori awal

mengajukan defisit neurologis di hemisfer serebral kanan, terutama di lobus ospitalis.

Daerah tersebut adalah bertanggung jawab untuk memproses stimuli visual-spasial yang,

sebaliknya, adalah bertanggung jawab untuk keterampilan matematika.

Pandangan sekarang adalah bahwa penyebabnya adalah multifaktor. Faktor

maturasional, kognitif, emosional, pendidikan, dan sisioekonomi menyebabkan berbagai

derajat dan kombinasi untuk gangguan matematika.

DIAGNOSIS

Pada kasus gangguan matematika yang tipikal, pertanyaan yang cermat tentang

riwayat kinerja sekolah anak mengungkapkan kesulitan awal dengan subjek aritmatika.

Diagnosis definitif dapat dibuat hanya setelah anak mengerjakan tes aritmatika baku yang

diberikan secara individual dan nilainya jelas di bawah tingkat yang diharapkan, dengan

mengingat sekolah dan kapasitas intelektual anak seperti yang diukur dengan tes

kecerdasan baku. Gangguan perkembangan pervasif dan retardasi mental harus

disingkirkan sebelum menegakkan diagnosis gangguan matematika. Kriteria diagnostik

untuk gangguan matematika diberikan dalam tabel 36.2-1

GAMBARAN KLINIS

Sebagian besar anak dengan gangguan matematika dapat diklasifikasikan selama

kelas dua dan tiga dalam sekolah dasar. Kinerja anak yang terkena dalam menangani

konsep angka dasar, seperti menghitung dan menjumlahkan bahkan satu angka, adalah

lebih rendah secara bermakna dibandingkan aturan yang diharapkan menurut usianya,

tetapi anak menunjukkan keterampilan intelektual yang normal pada bidang lain.

Selama dua atau tiga tahun pertama sekolah dasar, seorang anak dengan gangguan

matematika tampak mengalami kemajuan dalam matematika dengan menyandarkan pada

ingatan hafalan. Tetapi dengan segera, saat aritmatika berkembang menjadi tingkat yang

kompleks yang memerlukan diskriminasi dan manipulasi hubungan ruang dan numerik,

adanya gangguan menjadi dicurigai.

PERJALANAN PENYAKIT

Gangguan matematika biasanya tampak pada saat anak berusia 8 tahun (kelas

tiga). Pada beberapa anak gangguan tampak pada usia 6 tahun (kelas satu), dan pada

anaka lain tidak terlihat sampai usia 10 tahun (kelas lima) atau lebih lambat.

Komplikasi termasuk kesulitan akademik yang terus menerus, konsep diri yang

buruk, depresi, dan frustasi. Komplikasi tersebut selanjutnya dapat menyebabkan

keengganan masuk sekolah, membolos, atau gangguan konduksi.

TERAPI

Terapi yang paling efektif sekarang ini untuk gangguan matematika adalah

pendidikan pengobatan.

Page 5: gangguan belajar pada anak

GANGGUAN EKSPRESI TULISAN

Gangguan ekspresi tulisan ditandai oleh keterampilan menulis yang secara bermakna di

bawah tingkat yang diharapkan menurut usia, kapasitas intelektual, dan pendidikan

seseorang seperti yang diukur dengan tes yang baku.

Beberapa dekade lalu pendapatnya adalah bahwa ketidakmampuan menulis tidak

terjadi tanpa adanya gangguan membaca, tetapi sekarang telah diketahui bahwa gangguan

ekspresi menulis dapat terjadi sendirian. Ketidakmampuan menulis seringkali disertai

dengan gangguan belajar lainnya tetapi dapat didiagnosis lebih lambat dari yang lainnya,

karena menulis ekspresif didapat lebih lambat daripada bahasa dan membaca.

Epidemiologi

Prevalensi diperkirakan 3-10% usia sekolah. Rasio laki-laki:wanita tidak

diketahui. Anak yang terkena seringkali dari keluarga dengan riwayat gangguan tersebut.

Etiologi

Satu hipotesis menyatakan bahwa gangguan ekspresi menulis disebabkan dari

kombinasi efek satu atau lebih gangguan-gangguan berikut ini: gangguan bahasa

ekspresif, gangguan bahasa reseptif/ekspresif, dan gangguan membaca. Pandangan

tersebut menyatakan kemungkinan adanya defek atau malfungsi neurologis dan kognitif

di suatu tempat di area pusat pemroses informasi di otak.

Predisposisi herediter dinyatakan oleh temuan empiris bahwa sebagaian besar

anak dengan gangguan ekspresi menulis memiliki sanak saudara dengan gangguan.

Karakteristik temperamental mungkin memiliki peranan, terutama dengan

karakteristik tertentu seperti rentang perhatian pendek dan mudah dialihkan perhatiannya.

Diagnosis

Diagnosis gangguan ekspresi menulis dibuat berdasarkan prestasi seseorang yang

terus menerus buruk pada komposisi teks tertulis. Adanya gangguan berat, seperti

gangguan perkembangan pervasif atau retardasi mental, dapat menghilangkan diagnosis

gangguan ekspresi menulis. Gangguan lain yang harus dibedakan dari gangguan ekspresi

menulis adalah gangguan komunikasi, gangguan membaca, dan gangguan penglihatan

dan pendengaran.

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Ekspresi Tulisan

A. Keterampilan menulis, seperti yang diukur oleh tes baku yang diberikan secara

individual (atau penilaian fungsional keterampilan menulis), adalah jelas di bawah

tingkat yang diharapkan menurut usia kronologis pasien, inteligensia yang

terukur, dan pendidikan yang sesuai dengan usia.

B. Gangguan dalam kriteria A secara bermakna mengganggu pencapaian akademik

atau aktivitas kehidupan sehari-hari yang memerlukan komposisi teks tertulis

(misalnya, menulis kalimat yang tepat secara tata bahasa dan paragraf yang

tersusun).

Page 6: gangguan belajar pada anak

C. Jika terdapat defisit sensorik, kesulitan dalam keterampilan menulis adalah

melebihi apa yang biasanya berhubungan dengannya.

Gambaran Klinis

Anak-anak dengan gangguan ekspresi menulis menunjukkan kesulitan pada kelas-

kelas pertamanya dalam mengeja kata dan mengekspresikan pikirannya menurut aturan

tata bahasa yang sesuai menurut usianya. Kalimat yang diucapkan dan ditulis

mengandung kesalahan tata bahasa yang tidak lazim dan susunan paragraf yang buruk.

Selama dan setelah kelas dua, anak-anak seringkali membuat kesalahan tata bahasa

sederhana dalam menulis kalimat pendek. Sebagai contohnya, mereka seringkali gagal,

walaupun terus menerus diingatkan, untuk memulai huruf pertama suatu kalimat dengan

huruf kapital dan mengakhiri kalimat dengan spasi.

Saat mereka menjadi semakin besar dan naik ke kelas yang lebih tinggi di

sekolahnya, kalimat yang diucapkan dan ditulis anak tersebut menjadi lebih primitif,

aneh, dan inferior dibandingkan apa yang diharapkan dari pelajar dalam kelasnya.

Ciri penyerta gangguan ekspresi menulis adalah penolakan atau keengganan untuk

pergi ke sekolah dan untuk melakukan pekerjaan rumah tertulis, prestasi akademik yang

buruk dalam bidang lain (seperti matematika), tidak memiliki minat seluruhnya dalam

pekerjaan sekolah, membolos, defisit-atensi, dan gangguan konduksi.

Sebagian besar anak dengan gangguan ekspresi menulis menjadi frustasi dan

marah karena perasaan ketidakmampuan mereka dan kegagalan dalam prestasi akademik.

Mereka mungkin memiliki gangguan depresif kronis sebagai akibat dari semakin

meningkatnya rasa isolasi, dijauhi, dan kekecewaan.

Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Karena gangguan menulis, bahasa, dan membaca seringkali terjadi bersama-sama

dan karena seorang anak normalnya berbicara dengan baik sebelum belajar membaca dan

belajar membaca dengan baik sebelum menulis baik, seorang anak dengan ketiga

gangguan tersebut memiliki gangguan bahasa ekspresif yang didiagnosis pertama kali

dan gangguan ekspresi menulis yang didiagnosis terakhir.

Pada kasus yang parah suatu gangguan ekspresi menulis terlihat pada usia 7 tahun

(kelas dua); pada kasus yang kurang parah gangguan mungkin tidak terlihat sampai usia

10 tahun (kelas lima).

Terapi

Terapi yang terbaik sekarang ini adalah pendidikan pengobatan. Terapi gangguan

memerlukan hubungan pasien dan ahli terapi yang optimal, seperti dalam psikoterapi.

Keberhasilan atau kegagalan dalam mempertahankan motivasi pasien sangat

mempengaruhi kemanjuran terapi jangka panjang.

Page 7: gangguan belajar pada anak

GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF

Gangguan perkembangan pervasif adalah kelompok kondisi psikiatrik di mana

keterampilan sosial diharapkan, perkembangan bahasa, dan kejadian perilaku tidak

berkembang secara sesuai atau hilang pada masa anak-anak awal.

DSM-IV memiliki beberapa gangguan lain dalam kategori gangguan perkembangan

pervasif: gangguan autistik, gangguan Rett, ganguan disintegratif masa anak-anak, dan

gangguan Asperger.

GANGGUAN AUTISTIK

Epidemiologi

Prevalensi 2-5 per 10.000 anak (0,02-0,05%) di bawah usia 12 tahun. Sebagian

besar kasus mulai sebelum 36 bulan tetapi mungkin tidak terlihat bagi orang tua. 3-5 kali

lebih banyak anak laki-laki. Tetapi anak perempuan yang memiliki gangguan autistik

cenderung terkena lebih serius.

Etiologi dan Patogenesis

Faktor psikodinamika dan keluarga. Tidak ada bukti memuaskan yang menyatakan

bahwa fungsi keluarga yang menyimpang atau kumpulan faktor psikodinamika

menyebabkan gangguan autistik. Namun demikian, beberapa anak autistik berespon

terhadap stresor psikososial, seperti kelahiran seorang adik atau pindah ke rumah baru,

dengan eksaserbasi gejala.

Kelainan organik-neurologis-biologis. Gangguan autistik dan gejala autistik

berhubungan dengan kondisi yang memiliki lesi neurologis, terutama rubella kongenital,

fenilketonuria (PKU), sklerosis tuberosus, dan gangguan Rett. Anak autistik

menunjukkan lebih banyak tanda komplikasi perinatal. Temuan bahwa komplikasi

kehamilan dalam trimester pertama adalah bermakna.

4-32% memiliki kejang grand mal pada suatu saat dalam kehidupannya, kira-kira

20-25% menunjukkan pembesaran ventrikular pada pemeriksaan tomografi komputer.

Berbagai kelainan elektroensefalogram (EEG) ditemukan pada 10-83%, terdapat indikasi

kegagalan lateralisasi serebral.

Pencitraan resonansi magnetik (MRI; magnetic resonance imaging) menemukan

hipoplasia pada lobulus vermal VI dan VII serebelar, dan penelitian MRI lain

menemukan abnormalitas kortikal, terutama polimikrogria, pada beberapa pasien autistik,

mencerminkan migrasi sel abnormal dalam 6 bulan pertama gestasi. Suatu pemeriksaan

otopsi menemukan penelitian lain terdapat peningkatan metabolisme kortikal difus

selama pemeriksaan tomografi emisi positron (PET; positron emission tomography).

Faktor genetika. 2-4% sanak saudara ditemukan terkena gangguan autistik.

Faktor imunologis. Beberapa bukti menyatakan bahwa inkompatibilitas imunologi

antara ibu dan embrio atau janin dapat menyebabkan gangguan autistik. Limfosit

beberapa anak autistik bereaksi dengan antibodi maternal, yang meningkatkan

Page 8: gangguan belajar pada anak

kemungkinan bahwa jaringan neural embrionik atau ekstraembrional mungkin

mengalami kerusakan selama kehamilan.

Faktor perinatal. Perdarahan maternal setelah trimester pertama, mekonium dalam

cairan amnion. Pada periode neonatus, memiliki insidensi tinggi sindroma gawat

pernafasan dan anemia neonatus. Beberapa bukti menyatakan tingginya insidensi

pemakaian medikasi selama kehamilan oleh ibu dari anak autistik.

Temuan neuroanatomi. Lobus temporalis telah diperkirakan sebagai bagian penting

dalam otak yang mungkin abnormal dalam gangguan autistik. Temuan lain pada

gangguan autistik adalah penurunan sel Purkinje di serebelum, kemungkinan

menyebabkan kelainan atensi, kesadaran, dan proses sensorik.

Temuan biokimiawi. Sekurangnya sepertiga pasien dengan gangguan autistik

mengalami peningkatan serotonin plasma. Temuan itu tidak spesifik untuk gangguan

autistik, karena orang dengan retardasi mental tanpa gangguan autistik juga memiliki

kecenderungan tersebut. Pasien dengan gangguan autistik tanpa retardasi mental juga

memiliki insidensi tinggi hiperserotonemia.

Pada beberapa anak autistik, peningkatan homovanillic acid (suatu metabolit utama

dopamin) dalam cairan serebrospinalis adalah disertai dengan peningkatan penarikan diri

dan stereotipik. Beberapa bukti menyatakan bahwa keparahan gejala menurun saat rasio

5-hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA, metabolit serotonin) cairan serebrospinalis

terhadap homovanillic acid cairan serebrospinalis meningkat.

Diagnosis dan Gambaran Klinis

Karakteristik fisik

PENAMPILAN. Antara usia 2 dan 7 tahun, mereka juga cenderung lebih pendek

dibandingkan populasi normal.

TANGAN DOMINAN. Banyak anak autistik mengalami kegagalan lateralisasi.

PENYAKIT FISIK PENYERTA. Anak-anak gangguan autistik yang muda memiliki

insidensi yang agak lebih tinggi mengalami infeksi saluran pernafasan bagian atas,

bersendawa yang berlebihan, kejang demam, konstipasi, dan gerakan usus yang kendur.

Karakteristik perilaku

GANGGUAN KUALITATIF PADA INTERAKSI SOSIAL. Semua anak autistik gagal

menunjukkan keakraban yang lazimnya terhadap orang tua mereka dan orang lain. Saat

bayi, banyak yang tidak memiliki senyum sosial dan sikap tidak mau digendong jika

seorang dewasa mendekati. Kontak mata yang abnormal adalah temuan yang sering.

Perkembangan sosial anak autistik ditandai oleh tidak adanya (tetapi tidak selalu tidak

ada sama sekali) perilaku melekat dan kegagalan yang relatif awal pada pertalian

terhadap orang tertentu. Anak autistik seringkali tidak terlihat mengenali atau

membedakan orang-orang yang paling penting dalam kehidupannya – orang tua, sanak

Page 9: gangguan belajar pada anak

saudara, dan guru. Dan mereka mungkin hampir tidak menunjukkan cemas perpisahan

saat ditinggal di dalam lingkungan yang asing dengan orang asing.

GANGGUAN KOMUNIKASI DAN BAHASA. Penyimpangan bahasa, seperti

keterlambatan bahasa, adalah karakteristik untuk gangguan autistik. Dalam tahun pertama

kehidupan, banyaknya dan frekuensi celoteh anak autistik mungkin menurun atau

abnormal. Beberapa anak mengeluarkan bunyi – bunyi klik, suara, pekikan, dan suku kata

tanpa arti – dalam cara yang stereotipik tanpa terlihat minat untuk berkomunikasi.

Pembicaraan mereka mengandung ekolalia, baik segera atau terlambat, atau frasa

stereotipik di luar konteks. Kelainan tersebut sering disertai dengan pembalikan kata

sebutan; yaitu, seorang anak perempuan berkata,”kamu ingin mainan?” saat ia bermaksud

menginginkan mainan. Kesulitan dalam artikulasi juga ditemukan. Pemakaian kualitas

dan irama suara yang aneh terlihat secara klinis pada banyak kasus.

PERILAKU STEREOTIPIK. Aktivitas dan permainan anak autistik kaku, berulang, dan

monoton. Fenomena ritualistik dan kompulsif adalah sering ditemukan pada masa anak-

anak awal dan pertengahan. Anak autistik seringkali memutarkan, membanting, dan

membariskan benda-benda dan menjadi terlekat pada benda mati. Disamping itu, banyak

anak autistik, terutama mereka dengan intelektual yang paling terganggu, menunjukkan

berbagai kelainan gerakan. Stereotipik, manerisme, dan seringkali adalah paling sering

terlihat jika anak ditinggalkan sendiri dan dapat menurun pada situasi yang terstruktur.

Anak autistik tahan terhadap transisi dan perubahan. Pindah ke rumah baru,

memindahkan perabotan di dalam ruangan, dan makan pagi sebelum mandi jika

merupakan kebalikan dari rutinitas mungkin menyebabkan panik atau temper tantrum.

KETIDAKSTABILAN MOOD DAN AFEK. Menunjukkan perubahan dengan emosional

yang tiba-tiba, dengan ledakan tawa atau tangisan tanpa terlihat alasan dan tidak

mengekspresikan pikiran yang sesuai dengan afek.

RESPON TERHADAP STIMULI SENSORIK. Responsif secara berlebihan atau kurang

responsif terhadap stimuli sensorik (sebagai contohnya, suara dan nyeri). Mereka

mungkin secara selektif mengabaikan ucapan yang diarahkan pada dirinya, dan sehingga

mereka sering disangka tuli. Tetapi, mereka mungkin menunjukkan minat yang tidak

lazim terhadap bunyi detik jam tangan. Banyak yang memiliki peningkatan ambang nyeri

atau perubahan respon terhadap nyeri. Malahan, anak autistik mungkin melukai dirinya

sendiri secara parah dan tidak menangis.

GEJALA PERILAKU LAIN. Hiperkinesis adalah masalah perilaku yang sering pada

anak autistik yang muda. Seringkali berganti-ganti dengan hiperaktivitas. Agresivitas dan

temper tantrum terlihat, seringkali dengan alasan yang tidak jelas, atau disebabkan oleh

perubahan atau tuntutan. Perilaku melukai diri sendiri adalah berupa membenturkan

kepala, menggigit, mencakar, dan menarik rambut. Rentang perhatian yang pendek,

Page 10: gangguan belajar pada anak

ketidakmampuan sama sekali untuk memusatkan pada pekerjaan, insomnia, masalah

pemberian makanan dan makan, enuresis, dan enkopresis juga sering ditemukan.

Tes Intelegensia menemukan nilai kecerdasan (I.Q.) 68, dengan gangguan ringan

pada fungsi adaptif. Pemeriksaan bahasa menunjukkan pemakaian bahasa yang jelas

idiosinkratik dan ekolalia yang sering.

Fungsi intelektual. 40% memiliki nilai intelegensia (I.Q.) di bawah 50 sampai kira-kira

70 (retardasi mental ringan).

Pemutusan psikososial. Gangguan parah dalam lingkungan fisik dan emosional (seperti

pemisahan dari ibu, kekerdilan psikososial, perawatan di rumah sakit, dan gagal tumbuh)

dapat menyebabkan anak apatis, menarik diri, dan terasing. Keterampilan bahasa dan

motorik dapat terlambat. Anak-anak dengan tanda tersebut hampir selalu membaik

dengan cepat jika ditempatkan dalam lingkungan psikososial yang menyenangkan dan

diperkaya, yang tidak terjadi pada anak autistik.

Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Gangguan autistik memiliki perjalanan penyakit yang panjang dan prognosis yang

terbatas. Beberapa anak-anak autistik menderita kehilangan semua atau beberapa bicara

yang ada sebelumnya. Prognosis membaik jika lingkungan atau rumah adalah suportif

dan mampu memenuhi kebutuhan anak tersebut yang sangat banyak.

Terapi

Tujuan terapi adalah menurunkan gejala perilaku dan membantu perkembangan

fungsi yang terlambat, rudimeter, atau tidak ada, seperti keterampilan bahasa dan

merawat diri sendiri. Metode pendidikan dan perilaku sekarang dianggap merupakan

terapi yang terpilih. Tetapi, program latihan adalah melelahkan dan memerlukan banyak

waktu orang tua. Anak autistik memerlukan sebanyak mungkin struktur, dan program

harian selama mungkin adalah diharapkan.

Walaupun tidak ada obat yang ditemukan spesifik untuk gangguan autistik,

psikofarmakoterapi adalah tambahan yang berguna bagi program terapi menyeluruh.

Pemberian haloperidol (Haldol) menurunkan gejala perilaku dan mempercepat belajar.

Obat menurunkan hiperaktivitas, stereotipik, menarik diri, kegelisahan, hubungan objek

abnormal, iritabilitas, dan afek yang labil. Bukti-bukti pendukung menyatakan bahwa,

jika digunakan dengan bijaksana, haloperidol tetap merupakan obat efektif jangka

panjang. Fenfluramine (Pondimin), yang menurunkan kadar serotonin darah, adalah

efektif pada beberapa anak autistik. Perbaikan tampaknya tidak berhubungan dengan

penurunan kadar serotonin darah.

Page 11: gangguan belajar pada anak

GANGGUAN RETT

Etiologi

Penyebab tidak diketahui, walaupun perjalanan penyakit yang memburuk secara

progresif setelah periode awal yang normal adalah sesuai dengan gangguan metabolik.

Pada beberapa pasien dengan gangguan Rett terjadi hiperamonemia. Kemungkinan

bahwa gangguan Rett memiliki dasar genetik, karena hanya ditemukan pada anak

perempuan, dan laporan kasus sejauh ini menyatakan adanya kesesuaian lengkap pada

kembar monozigotik.

Diagnosis dan Gambaran Klinis

Selama 5 bulan pertama setelah lahir, bayi memiliki keterampilan motorik yang

sesuai dengan usia, lingkaran kepala yang normal, dan pertumbuhan yang normal.

Interaksi sosial menunjukkan kualitas timbal balik yang diharapkan. Pada umur 6 bulan

sampai 2 tahun, anak-anak mengalami ensefalopati progresif, dengan sejumlah ciri

karakteristik.

Tanda-tanda seringkali berupa hilangnya gerakan tangan yang bertujuan, yang

digantikan oleh gerakan stereotipik, seperti memuntirkan tangan, hilangnya bicara yang

sebelumnya telah didapatkan, retardasi psikomotor, dan ataksia. Gerakan stereotipik lain

pada tangan dapat terjadi, seperti menjilat atau menggigit jari dan gerakan menepuk atau

menjentik. Pertumbuhan lingkaran kepala melambat, yang menyebabkan mikrosefali.

Semua keterampilan bahasa hilang, dan keterampilan komunikatif reseptif maupun

ekspresif dan sosial tampaknya mendatar pada tingkat perkembangan antara 6 bulan dan

1 tahun. Koordinasi otot yang buruk dan gaya berjalan apraksik berkembang; gaya

berjalan memiliki kualitas yang tidak mantap dan kaku. Semua gambaran klinis di atas

adalah kriteria diagnostik untuk gangguan.

Kriteria Diagnosis untuk Gangguan Rett

A. Semua berikut:

(1) perkembangan pranatal dan perinatal yang tampaknya normal

(2) perkembangan psikomotor yang tampaknya normal selama lima bulan

pertama setelah lahir

(3) lingkaran kepala yang normal saat lahir

B. Onset semua berikut ini setelah periode perkembangan normal:

(1) perlambatan pertumbuhan kepala antara usia 5 dan 48 bulan

(2) hilangnya keterampilan tangan bertujuan yang sebelumnya telah dicapai

antara usia 5 dan 30 bulan dengan diikuti perkembangan gerakan tangan

stereotipik (misalnya, memuntirkan tangan atau mencuci tangan)

(3) hilangnya keterlibatan sosial dalam awal perjalanan (walaupun seringkali

interaksi sosial tumbuh kemudian)

Page 12: gangguan belajar pada anak

(4) terlihatnya gaya berjalan atau gerakan batang tubuh yang terkoordinasi

secara buruk

(5) gangguan parah pada perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif dengan

retardasi psikomotor yang parah

Diagnosis Banding

Beberapa anak dengan gangguan Rett mendapatkan diagnosis awal gangguan

autistik karena adanya ketidakmampuan yang jelas dalam interaksi sosial pada gangguan

tersebut. Tetapi kedua gangguan memiliki perbedaan yang dapat diramalkan. Pada

gangguan Rett, anak menunjukkan pemburukan kejadian perkembangan, lingkaran

kepala, dan pertumbuhan keseluruhan; pada gangguan autistik; penyimpangan

perkembangan pada sebagian besar kasus terjadi sejak awal. Pada gangguan Rett, gerakan

tangan yang spesifik dan karakteristik selalu ditemukan; pada gangguan autistik, berbagai

manerisme tangan mungkin terjadi atau tidak. Koordinasi yang buruk, ataksia, dan

apraksia, merupakan bagian dari gangguan Rett yang ditemukan; banyak orang dengan

gangguan autistik meiliki fungsi motorik kasar yang tidak istimewa. Pada gangguan Rett,

kemampuan verbal biasanya hilang sama sekali; pada gangguan autistik, pasien

menggunakan bahasa yang menyimpang secara karakteristik. Iregularitas pernafasan

adalah karakteristik untuk gangguan Rett, dan kejang seringkali ditemukan sejak awal;

pada gangguan autistik, tidak ada disorganisasi pernafasan yang ditemukan, dan kejang

tidak berkembang pada sebagian besar pasien; jika kejang berkembang, kemungkinan

lebih sering terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa anak-anak.

Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Gangguan Rett adalah progresif. Prognosis tidak diketahui sepenuhnya, tetapi

pasien tersebut yang hidup sampai masa dewasa tetap pada tingkat kognitif dan sosial

yang sama dengan tingkat pada tahun pertama kehidupan.

Terapi

Terapi pada intervensi simptomatik. Fisioterapi telah bermanfaat bagi disfungsi

otot, dan terapi antikonvulsan biasanya diperlukan untuk mengendalikan kejang. Terapi

perilaku adalah berguna untuk mengendalikan perilaku melukai diri sendiri, seperti juga

dalam terapi gangguan autistik, dan dapat membantu mengatur disorganisasi pernafasan.

GANGGUAN ASPERGER

Etiologi

Penyebab gangguan Asperger tidak diketahui, tetapi penelitian keluarga

menyatakan kemungkinan hubungan dengan gangguan autistik. Kemiripan gangguan

Asperger dengan gangguan autistik menyebabkan hipotesis genetik, metabolit, infeksi,

dan perinatal.

Page 13: gangguan belajar pada anak

Diagnosis dan Gambaran Klinis

Gambaran klinis adalah sekurangnya dua indikasi gangguan sosial kualitatif

berikut ini: gaya komunikatif nonverbal yang jelas abnormal, kegagalan mengembangkan

hubungan dengan teman sebaya, tidak adanya timbal balik sosial atau emosional, dan

gangguan untuk mengekspresikan kesenangan atas kebahagiaan orang lain. Minat yang

terbatas dan pola perilaku selalu ditemukan.

Diagnosis Banding

Diagnosis Banding adalah gangguan autistik, gangguan perkembangan pervasif

yang tidak ditentukan, dan, pada pasien yang mendekati masa dewasa, gangguan

kepribadian skizoid. Menurut DSM-IV, perbedaan yang paling jelas antara gangguan

Asperger dan gangguan autistik adalah kriteria tentang keterlambatan dan disfungsi

bahasa. Tidak adanya keterlambatan bahasa adalah persyaratan untuk gangguan

Aseprger, tetapi gangguan bahasa adalah gambaran inti dari gangguan autistik.

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Asperger

A. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti ditunjukkan oleh

sekurangnya dua:

(1) gangguan jelas dalam penggunaan perilaku nonverbal multipel seperti

tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak gerik untuk mengatur interaksi

sosial

(2) gagalmengembangkan hubungan dg teman sebaya menurut tingkat

perkembangan

(3) gangguan jelas dalam ekspresi kesenangan dalam kegembiraan orang lain

(4) tidak ada timbal balik sosial atau emosional

B. Pola perilaku, minat, dan aktivitas yang terbatas, berulang, dan stereotipik,

seperti ditunjukkan oleh sekurangnya satu dari berikut:

(1) preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik dan terbatas,

yang abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya.

(2) Ketaatan yang tidak fleksibel terhadap rutinitas/ritual yang spesifik &

nonfungsional

(3) Manerisme motorik stereotipik dan berulang (misalnya, menjentikkan atau

memuntirkan tangan atau jari, atau gerakan kompleks seluruh tubuh).

(4) Preokupasi persisten dengan bagian-bagian benda

C. Gangguan menyebabkan gangguan yang bermakna secara klinis dalam

fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

D. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna secara klinis

dalam bahasa (menggunakan kata tunggal pd usia 2 thun, frasa komunikatif

digunakan pd usia 3 th.

Page 14: gangguan belajar pada anak

E. Tidak terdapat keterlambatan yang bermakna secara klinis dalam

perkembangan kognitif atau dalam perkembangan keterampilan menolong diri sendiri

dan perilaku adaptif yang sesuai dengan usia ( selain dalam interaksi sosial), dan

keingitahuan tentang lingkungan pada masa anak-anak.

F. Tidak memenuhi kriteria gangguan perkembangan pervasif spesifik atau

skizofrenia.

GANGGUAN DEFISIT-ATENSI/HIPERAKTIVITAS

Gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas (GDAH) ditandai oleh rentang perhatian

yang buruk yang tidak sesuai dengan perkembangan atau ciri hiperaktivitas dan

impulsivitas atau keduanya yang tidak sesuai dengan usia. Untuk memenuhi kriteria

diagnostik gangguan harus ada sekurangnya enam bulan, menyebabkan gangguan dalam

fungsi akademik atau sosial, dan terjadi sebelum usia 7 tahun.

Epidemiologi

Di Amerika Serikat adalah bervariasi 2-20%. Di Inggris kurang dari 1%. Anak

laki-laki memiliki insidensi yang lebih tinggi dibandingkan anak perempuan, dengan

rasio 3:1 sampai 5:1. Orang tua dari anak-anak dengan GDAH menunjukkan peningkatan

insidensi hiperkinesis, sosiopati, gangguan penggunaan alkohol, dan gangguan konversi.

Walaupun onset biasanya pada usia 3 tahun, diagnosis biasanya tidak dibuat sampai anak

dalam sekolah dasar dan situasi belajar yang terstruktur.

Etiologi

Faktor genetik. Bukti-bukti untuk dasar genetik untuk gangguan

defisit-atensi/hiperaktivitas adalah lebih besarnya angka kesesuaian dalam kembar

monozigotik. Sanak saudara anak hiperaktif memiliki risiko 2x menderita gangguan.

Cedera otak. Pada periode janin dan perinatalnya. Atau cedera otak mungkin disebabkan

oleh efek sirkulasi, toksik, metabolik, mekanik, dan efek lain yang merugikan dan oleh

stress dan kerusakan fisik pada otak selama masa bayi yang disebabkan oleh infeksi

peradangan, dan trauma.

Faktor neurokimiawi. Obat yang paling banyak diteliti dalam terapi gangguan defisit-

atensi/hiperaktivitas adalah stimulan, mempengaruhi dopamin maupun neurotransmiter

yang menyatakan kemungkinan disfungsi pada sistem adrenergik dan dopaminergik.

Faktor neurologis. Otak manusia normalnya menjalani kecepatan pertumbuhan utama

pada beberapa usia: 3-10 bulan, 2-4 tahun, 6-8 tahun, 10-12 tahun, 14-16 tahun. Suatu

korelasi fisiologis adalah ditemukannya berbagai pola elektroensefalogram (EEG)

abnormal yang terdisorganisasi dan karakteristik untuk anak kecil.

Faktor psikososial. Kejadian fisik yang menimbulkan stres, suatu gangguan

keseimbangan keluarga, dan faktor yang menyebabkan kecemasan berperan dalam awal

atau berlanjutnya GDAH. Faktor predisposisi mungkin termasuk temperamen anak,

Page 15: gangguan belajar pada anak

faktor genetik-familial, tuntutan sosial untuk mematuhi cara berkelakuan dan bertindak

yang rutin. Status sosioekonomi tampaknya bukan merupakan faktor predisposisi.

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Defisit-Atensi/Hiperaktivitas

A. Salah satu (1)atau (2):

(1) Inatensi: enam (atau lebih) gejala inatensi berikut ini telah menetap

selama sekurangnya enam bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak

konsisten dengan tingkat perkembangan:

(a) sering gagal memberikan perhatian terhadap perincian atau

melakukan kesalahan yang tidak berhati-hati dalam tugas sekolah, pekerjaan, atau

aktivitas lain

(b) sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan atensi

terhadap tugas atau aktivitas permainan

(c) sering tidak tampak mendengarkan jika berbicara langsung

(d) sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas

sekolah, pekerjaan, atau kewajiban di tempat kerja (bukan karena perilaku

oposisional atau titak dapat mengerti instruksi)

(e) sering mengalami kesulitan daam menyusun tugas dan aktivitas

(f) sering menghindari, membenci, atau enggan untuk terlibat dalam

tugas yang memerlukan usaha mental yang lama (seperti tugas sekolah/pekerjaan

rumah).

(g) Sering menghindari hal-hal yang perlu untuk tugas dan aktivitas

(mislanya, tugas sekolah, pensil, buku, atau peralatan)

(h) Sering mudah dialihkan perhatiannya oleh stimuli luar

(i) Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari

(2) Hiperaktivitas-Impulsivitas: Enam (atau lebih) gejala

hiperaktivitas-impulsivitas berikut ini telah menetap selama sekurangnya enam

bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat

perkembangan:

Hiperaktivitas

(a) sering gelisah dengan tangan dan kaki atau menggeliat-geliat di

tempat duduk

(b) sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau dalam situasi lain

dimana diharapkan tetap duduk

(c) sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi

yang tidak tepat (pada remaja atau dewasa, mungkin terbatas pada perasan

subjektif kegelisahan)

(d) sering mengalami kesulitan bermain/terlibat aktivitas waktu luang

secara tenang

Page 16: gangguan belajar pada anak

(e) sering “siap-siap pergi” atau bertindak seakan-akan “didorong oleh

sebuah motor”

(f) sering bicara berlebihan

Impulsivitas

(g) sering menjawab tanpa pikir terhadap pertanyaan sebelum

pertanyaan selesai

(h) sering sulit menunggu gilirannya

(i) sering memutus atau mengganggu orang lain (misalnya, memotong

masuk ke percakapan atau permainan)

B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatentif yang

menyebabkan gangguan telah ada sebelum usia 7 tahun.

C. Beberapa gangguan akibat gejala ada selama dua atau lebih situasi

(misalnya, di sekolah [atau pekerjaan] dan di rumah).

D. Harus terdapat bukti jelas adanya gangguan yang bermakna secara

klinis dalam fungsi sosial, akademik, atau fungsi pekerjaan.

E. Gejala tidak terjadi semata-mata selama perjalanan gangguan

perkembangan pervasif, skizofrenia, atau gangguan psikotik lain, dan tidak

diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain (misalnya, gangguan mood,

gangguan kecemasan, gangguan disosiatif, atau gangguan kepribadian).

Riwayat di sekolah dan laporan guru adalah penting dalam menilai apakah kesulitan

anak dalam belajar dan perilaku sekolah terutama disebabkan oleh masalah perilaku atau

maturasionalnya atau karena citra diri mereka yang buruk karena merasa tidak berdaya.

Gambaran Klinis

GDAH mungkin memiliki onset pada masa bayi. Bayi dengan GDAH adalah peka

terhadap stimuli dan mudah dimarahkan oleh suara, cahaya, temperatur, dan perubahan

lingkungn lain. Kadang-kadang terjadi kebalikannya, anak-anak tenang dan lemah,

banyak tidur, dan tampaknya berkembang lambat pada bulan-bulan pertama kehidupan.

Tetapi, lebih sering untuk bayi dengan GDAH untuk bersikap aktif di tempat tidurnya,

sedikit tidur, dan banyak menangis. Anak GDAH jauh lebih jarang dibandingkan anak

normal untuk menurunkan aktivitas lokomotoriknya saat lingkungan mereka terstruktur

oleh batas-batas sosial. Di sekolah, anak GDAH dapat dengan cepat menyambar ujian

tetapi hanya menjawab satu atau dua pekerjaan pertama. Mereka tidak mampu menunggu

giliran dipanggil di sekolah dan menjawab giliran orang lain. Di rumah, mereka tidak

dapat didiamkan walaupun hanya semenit.

Anak-anak GDAH seringkali mudah marah secara meledak. Iritabilitas mereka

mungkin ditimbulkan oleh stimuli yang relatif kecil, yang mungkin membingungkan dan

mencemaskan anak. Mereka seringkali labil secara emosional, mudah dibuat tertawa atau

menangis, dan mood dan kinerja mereka cenderung bervariasi dan tidak dapat

Page 17: gangguan belajar pada anak

diramalkan. Impulsivitas dan ketidakmampuan menunda kegembiraan adalah

karakteristik. Mereka seringkali rentan terhadap kecelakaan.

Kesulitan emosional penyerta adalah sering ditemukan. Kenyataan bahwa anak-

anak lain menumbuhkan perilaku tersebut tetapi anak GDAH tidak menimbulkannya

pada waktu dan kecepatan yang sama dapat menyebabkan ketidakpuasan dan tekanan

pada orang dewasa. Konsep diri yang negatif dan permusuhan reaktif yang dihasilkannya

adalah diperburuk oleh kesadaran anak bahwa ia memiliki masalah.

Karakteristik anak-anak dengan GDAH yang tersering dinyatakan adalah, dalam

urutan frekuensi, (1) hiperaktivitas, (2) gangguan motorik perseptual, (3) labilitas

emosional, (4) defisit koordinasi menyeluruh,(5) gangguan atensi (rentang atensi yang

pendek, distraktibilitas, keras hati, gagal menyelesaikan hal, inatensi, konsentrasi yang

buruk), (6) impulsivitas (bertindak sebelum berpikir, mengubah perilaku dengan tiba-tiba,

tidak memiliki organisasi, meloncat-loncat di sekolah), (7) gangguan daya ingat dan

pikiran, (8) ketidakmampuan belajar spesifik, (9) gangguan bicara dan pendengaran, dan

(10) tanda neurologis dan iregularitas EEG yang samar-samar.

Kira-kira 75 persen anak-anak dengan GDAH hampir konsisten menunjukkan

gejala perilaku agresi dan menantang.

Perjalanan Penyakit dan Prognosis

Perjalanan penyakit GDAH bervariasi. Gejala dapat menetap sampai masa remaja

atau kehidupan dewasa, gejala dapat menghilang pada pubertas, atau hiperaktivitas

mungkin menghilang, tetapi penurunan rentang atensi dan masalah pengendalian impuls

mungkin menetap. Overaktivitas biasanya merupakan gejala pertama yang menghilang

dan distraktibilitas adalah yang terakhir. Remisi kemungkinan tidak terjadi sebelum usia

12 tahun. Tetapi, sebagian besar pasien GDAH mengalami remisi parsial dan rentan

terhadap gngguan kepribadian lain&gangguan mood.Masalah belajar seringkali terus ada.

Kira-kira 15-20%, gejala GDAH menetap sampai dewasa. Mereka dengan

gangguan mungkin menunjukkan penurunan hiperaktivitas tetapi tetap impulsif dan

rentan terhadap kecelakaan. Anak-anak dengan GDAH yang gejalanya menetap sampai

masa remaja adalah berada dalam risiko tinggi untuk mengalami gangguan konduksi.

Kira-kira 50% anak dengan gangguan konduksi akan mengembangkan gangguan

kepribadian antisosial di masa dewasanya. Anak-anak dengan kedua GDAH dan

gangguan konduksi juga berada dalam risiko mengalami gangguan berhubungan zat.

Terapi

Farmakoterapi. Stimulan sistem saraf pusat, terutama dextroamphetamine (Dexedrine),

methylphenidate, dan pemoline (Cylert). Food and Drug Administration (FDA)

mengijinkan dextroamphetamine pada anak berusia 3 tahun dan lebih dan

mehylphenidate pada anak yang berusia 6 tahun dan lebih; keduanya adalah obat yang

paling sering digunakan.

Page 18: gangguan belajar pada anak

Antidepresan – termasuk imipramine (Tofranil), desipramine, dan nortriptyline (Pamelor)

– telah digunakan untuk mengobati GDAH dengan suatu keberhasilan.

Psikoterapi. Medikasi sendiri saja jarang memuaskan kebutuhan terapetik yang

menyeluruh pada anak GDAH dan biasanya hanya merupakan satu segi dari regimen

multimodalitas. Pada psikoterapi individual, modifikasi perilaku, konseling orangtua, dan

terapi tiap gangguan belajar yang menyertai mungkin diperlukan.

GANGGUAN MAKAN

Yang termasuk gangguan makan adalah :

Anoreksia Nervosa

Bulimia Nervosa

Tidak termasuk disini :

Anoreksia atau kehilangan nafsu makan

kesulitan memberi makan

kesulitan memberimakan pada bayi dan anak

pika pada anak

ANOREKSIA NERVOSA

Penurunan berat badan yang disengaja dan dipertahankan

Umum pada gadis remaja, wanita muda, remaja pubertas,laki2 muda

Causa :

Penyebab pasti belum diketahui

Sosiokultural,faktor biologis

Mekanisme psikologis,Kepribadian yang lemah

Pedoman Diagnostik :

Berat badan tetap 15 % dibawah normal.

Pengurangan berat badan dilakukan sendiri : merangsang muntah, OR berlebihan,

diuretika

Distorsi ‘body image’ patologis, takut gemuk terus-menerus

Page 19: gangguan belajar pada anak

Terdapat gangguan fisik luas / macam2

BULIMIA NERVOSA

Terdapat preokupasi terus-menerus untuk makan. Makan banyak dalam waktu

singkat.

Berusaha melawan efek menggemukkan : dimuntahkan, puasa, pencahar.

Rasa khawatir berlebihan terhadap kegemukan.

Diagnosa Banding :

Gangguan gastrointestinal

Gangguan kepribadian

Depresi

Bulimia nervosa sering mengalami gejala depresi