gambaran sel darah merah s api perah fh...

40
GA ( DEPA AMBARA (Friesien H ARTEME FAK IN AN SEL D Holstein) ADRY EN KLINI KULTAS NSTITUT DARAH M PADA M YANUS FAR IK REPR KEDOK T PERTA BOGO 2010 MERAH S MASA PE RDIN ARU RODUKSI KTERAN ANIAN BO OR 0 SAPI PER RTUMBU UT I DAN PA HEWAN OGOR RAH FH UHAN ATOLOG N GI

Upload: vunga

Post on 06-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

GA

(

DEPA

AMBARA(Friesien H

ARTEMEFAK

IN

AN SEL DHolstein)

ADRY

EN KLINIKULTAS NSTITUT

DARAH MPADA M

YANUS FAR

IK REPRKEDOK

T PERTABOGO

2010

MERAH SMASA PE

RDIN ARU

RODUKSIKTERAN ANIAN BOOR 0

SAPI PERRTUMBU

UT

I DAN PAHEWANOGOR

RAH FH UHAN

ATOLOGN

GI

Page 2: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Gambaran Sel Darah Merah Sapi Perah FH (Friesien Holstein) pada Masa Pertumbuhan adalah karya sendiri dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, November 2010

Adryanus Fardin Arut NIM B04061045

Page 3: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

ABSTRAK ADRYANUS FARDIN ARUT. Gambaran Sel Darah Merah Sapi Perah FH (Friesien Holstein) pada Masa Pertumbuhan. Dibimbing oleh SUS DERTHI WIDHYARI dan ANITA ESFANDIARI. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang gambaran jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, nilai hematokrit dan indeks eritrosit pada sapi FH masa pertumbuhan umur satu sampai 12 bulan. Penelitian ini menggunakan 25 ekor anak sapi FH yang dibagi dalam lima kelompok umur yaitu kelompok umur 1, 3, 6, 9, dan 12 bulan (n=5). Sampel darah diambil melalui vena jugularis dan dimasukan ke dalam tabung berisi antikoagulan (EDTA) untuk dianalisis terhadap jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin dan nilai hematokrit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah eritrosit cenderung meningkat seiring dengan pertambahan umur dari umur satu sampai 6 bulan dan mulai stabil diatas umur enam bulan. Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan. Nilai hematokrit meningkat pada umur tiga bulan dan mulai stabil diatas umur enam bulan. Kata kunci: Friesien Holstein, eritrosit, hemoglobin, hematokrit

Page 4: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

ABSTRACT ADRYANUS FARDIN ARUT. Red Blood Cell Profile on Growing Friesien Holstein. Under direction of SUS DERTHI WIDHYARI and ANITA ESFANDIARI.   The aim of this study was to obtain the profile of erythrocyte count, hemoglobin concentration, and hematocrit values on growing Friesien Holstein. Twenty five Friesien Holstein calves were used in this study and divided into five group (n=5). Blood sample were taken from jugular vein and were examined for erythrocyte count, hemoglobin concentration, and hematokrit values. The result of this study showed that the mean erythrocyte count was low in the first month of life, increased gradually until 6 month. The hematocrit values were highest in the first 3 month and disposed stable over the sixth month to one years of life. Hemoglobin concentration was stable for 1-12 month old. Keywords: Friesian Holstein, erythrocyte, hemoglobin, hematocrit.

Page 5: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

Page 6: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

GAMBARAN SEL DARAH MERAH SAPI PERAH FH (Friesien Holstein) PADA MASA PERTUMBUHAN

ADRYANUS FARDIN ARUT

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2010

Page 7: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Gambaran Sel Darah Merah Sapi Perah FH (Friesien Holstein)

pada Masa Pertumbuhan

Nama : Adryanus Fardin Arut

NIM : B04061045

Disetujui

Dr. drh. Sus Derthi Widhyari, MSi Dr.drh. Anita Esfandiari, MSi

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui

Dr. Nastiti Kusumorini

Wakil Dekan Fakultas Kedokteran Hewan

Tanggal Lulus :

Page 8: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi. Judul skripsi

ini adalah Gambaran Sel Darah Merah Sapi Perah FH (Friesien Holstein) pada

Masa Pertumbuhan.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. drh. Sus Derthi Widhyari,

MSi selaku dosen pembimbing pertama dan Dr. drh. Anita Esfandiari, MSi selaku

dosen pembimbing kedua yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Terima kasih pula penulis

sampaikan kepada drh. Kusdiantoro Muhamad, MSi selaku pembimbing

akademik dan kepada keluarga tercinta yang terus mendukung dan memotivasi

penulis, serta semua pihak yang telah membantu penulis selama penyelesaian

skripsi. Sebagai manusia biasa penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh

dari kesempurnaan. Penulis menyampaikan permohonan maaf, apabila dalam

penulisan ini masih terdapat kesalahan. Penulis juga menerima setiap kritik dan

saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Bogor, November 2010

Adryanus Fardin Arut

Page 9: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ngada pada tanggal 07 September 1987 dari

pasangan Bapak Matias Sudin dan Ibu Fale Maria Yasinta. Penulis merupakan

anak pertama dari empat bersaudara.

Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan sekolah dasar pada tahun 2000

di SD Katolik Trikora Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan pada tahun yang

sama penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 2 Bajawa hingga lulus

pada tahun 2003. Pendidikan sekolah menengah umum diselesaikan pada tahun

2006 di SMA Negeri 1 Bajawa. Pada tahun yang sama penulis berkesempatan

untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian

Bogor (FKH IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi wakil ketua

organisasi mahasiswa daerah NTT IPB dan anggota Himpunan Minat dan Profesi

Ruminansia Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Penulis juga pernah menjadi asisten

praktikum di Laboratorium Anatomi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan IPB.

Page 10: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ………………………………………………………....

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………...

PENDAHULUAN Latar Belakang ……………………………………………………… Tujuan Penelitian …………………………………………………… Manfaat Penelitian …………………………………………………..

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah FH (Friesien Holstein) …………………………………. Pemeliharaan Sapi pada Masa Pertumbuhan……………………….. Darah ……………………………………………………………….. Eritropoiesis ………………………………………………………… Eritrosit ……………………………………………………………... Hemoglobin ……………………………………………………….... Nilai - Nilai Hematologi Normal ……………………………………

METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………………… Alat dan Bahan Penelitian ………………………………………….. Hewan yang Digunakan ……………………………………………. Parameter yang Diamati ……………………………………………. Metode Penelitian …………………………………………………...

HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Eritrosit ……………………………….................................. Konsentrasi Hemoglobin …………………………………………… Nilai Hematokrit ……………………………………………………. Mean Corpuscular Volume (MCV) ………………………………… Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) …………………………… Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) ………….

SIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..

vii

viii

1 2 2

3 4 7 8

10 11 12

15 15 15 15 16

18 20 21 23 24 24

26

27

Page 11: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Gambaran nilai eritrosit normal sapi dewasa …………………..............

2 Pengaruh umur terhadap hemogram sapi …………………....................

3 Gambaran eritrosit sapi perah FH pada umur 1-12 bulan ……...............

4 Indeks eritrosit sapi FH pada umur 1-12 bulan .......................................

12

14

17

22

Page 12: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Anak sapi Friesien Holstein ....................................................................

2 Skema pembentukan eritrosit ..................................................................

3 Lapisan darah pada mikrokapiler ............................................................

4 Jumlah eritrosit sapi FH pada kelompok umur 1 - 12 bulan ...................

5 Konsentrasi hemoglobin sapi FH pada kelompok umur 1 - 12 bulan ….

6 Nilai hematokrit sapi FH pada kelompok umur 1 - 12 bulan ……….....

3

9

13

19

20

22

Page 13: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sapi merupakan salah satu hewan ternak yang penting sebagai sumber

protein hewani. Produk utama sapi adalah daging, susu dan kulit. Tingkat

kebutuhan daging dan susu di Indonesia sangat tinggi sedangkan tingkat konsumsi

masih rendah. Upaya peningkatan jumlah dan produksi ternak perlu dilakukan

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Peningkatan jumlah ternak sapi dapat

dilakukan melalui suatu usaha pembibitan. Usaha pembibitan sapi sangat

tergantung pada keberhasilan manajemen pemeliharaan pedet (Sugeng 1998).

Pemeliharaan pedet merupakan pekerjaan penting, karena pedet

merupakan gambaran masa depan usaha peternakan sapi. Pedet dibesarkan untuk

menggantikan kelompok induk sapi, sehingga diperlukan perawatan dan perhatian

khusus pada tahap pembesarannya. Pemeliharaan pedet pada masa prasapih

merupakan tahapan yang kritis, khususnya beberapa hari setelah lahir karena

pedet belum bisa menghasilkan antibodi (imunoglobulin) dan sistem

pencernaannya belum berfungsi secara sempurna. Perubahan pola pakan pada

masa prasapih dan lepas sapih cenderung menyebabkan stres bahkan kematian.

Pedet lebih rentan terserang penyakit apabila tidak mendapatkan perhatian yang

cukup pada masa prasapih (Anonimus 2009)

Penyakit dan kematian pada pedet merupakan penyebab utama dari

kehilangan nilai ekonomi dalam produksi peternakan. Penyakit-penyakit yang

menyerang sapi, sebagian besar menimbulkan perubahan pada gambaran darah

sapi. Hal ini karena darah mempunyai peranan yang sangat penting dan kompleks

dalam sistem sirkulasi, khususnya dalam sistem pertahanan tubuh terhadap agen

penyakit (Martini 1992). Oleh karena itu, pemeriksaan darah dalam menentukan

dan menegakkan diagnosa sering dilakukan dan sangat diperlukan oleh dokter

hewan.

Menurut Mohri et al. (2007), dalam menginterpretasi data hasil

pemeriksaan laboratorium dibutuhkan pengetahuan dasar mengenai gambaran

fisiologis darah sapi dan parameter acuan setiap uji laboratorium. Parameter acuan

Page 14: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

2

yang digunakan harus bersumber dari nilai hasil pemeriksaan darah hewan normal

sejenis pada kondisi lingkungan yang sama. Indonesia yang beriklim tropis,

hingga saat ini belum banyak laporan mengenai gambaran darah sapi perah sehat

pada umur satu sampai dua belas bulan. Dengan demikian perlu dilakukan

penelitian untuk mendapatkan data gambaran darah sapi perah pada umur satu

sampai dua belas bulan yang bisa dijadikan sebagai acuan bagi dokter hewan di

Indonesia dalam membantu menegakkan diagnosa.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang gambaran jumlah

eritrosit, konsentrasi hemoglobin, nilai hematokrit dan indeks eritrosit pada masa

pertumbuhan sapi FH umur satu sampai dua belas bulan.

Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi awal

tentang gambaran darah sapi FH umur satu sampai dua belas bulan dan dapat

digunakan sebagai nilai referensi normal dalam membantu menegakkan diagnosa

suatu penyakit.

Page 15: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

TINJAUAN PUSTAKA

Sapi Perah FH (Friesien Holstein)

Sapi merupakan anggota famili Bovidae dan subfamili Bovinae. Sapi

didomestikasi sekitar 6500 SM di perbatasan Eropa-Asia. Sapi yang didomestikasi

dan menjadi hewan ternak ini merupakan sapi modern (Bos taurus dan Bos

indicus), keturunan dari sapi liar yang dikenal sebagai Auerochs atau Urochse

(bahasa Jerman berarti "sapi kuno", nama ilmiah: Bos primigenius), yang sudah

punah pada abad ke-17 (Anonimus 2007).

Menurut Anggraeni (2010), klasifikasi ilmiah sapi berdasarkan taksonomi

Linneaus adalah sebagai berikut.

Kingdom Animalia

Filum Chordata

Kelas Mammalia

Ordo Artiodactyla

Famili Bovidae

Subfamili Bovinae

Genus Bos

Spesies Bos taurus

Gambar 1 Anak Sapi Friesien Holstein

Sapi diternakkan untuk diambil susu dan dagingnya sebagai bahan pangan.

Berdasarkan tujuan pemeliharaannya, bangsa sapi dikelompokkan menjadi dua

tipe, yaitu tipe sapi potong dan tipe sapi perah. Jenis sapi potong yang telah

diternakkan dan berkembang di Indonesia adalah sapi Brahman, sapi Limousin,

sapi Simental, sapi Ongole, sapi Peranakan Ongole dan sapi Bali (Nugroho 2008).

Jenis sapi perah unggul dan paling banyak dipelihara di dunia adalah sapi

Shorthorn (Inggris), Friesien Holstein (Belanda), Yersey (Selat Channel antara

Page 16: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

4

Inggris dan Perancis), Brown Swiss (Switzerland), Red Danish (Denmark) dan

Droughtmaster (Australia). Jenis sapi perah yang paling cocok dan mengun-

tungkan untuk dibudidayakan di Indonesia adalah sapi Friesien Holstein

(Anonimus 2007).

Sapi FH, terkenal dengan produksi susunya yang tinggi (± 6350 kg/th),

dengan persentase lemak susu berkisar antara 3-7%. Sapi FH yang berasal dari

bibit unggul mampu berproduksi hingga mencapai 8.125 liter/tahun (Anonimus

2007). Menurut Nurhayati (2007), sapi perah mampu memproduksi susu berkisar

antara 20 - 30 liter/hari. Produksi susu sapi di Indonesia masih kurang dari 20

liter/hari. Produksi susu sapi di Lembang dapat mencapai 17,25 liter/hari dengan

total produksi pertahun sebesar 4.789 liter. Produksi maksimal dapat dicapai

apabila sapi berada pada lingkungan yang mendukung. Penerapan manajemen

yang baik dan pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak akan

meningkatkan produksi susu (Atabany et al. 2008).

Sapi FH dapat dikenali dengan cepat dari warnanya yaitu belang putih dan

hitam atau merah. Dahi sapi terdapat warna putih berbentuk segitiga. Memiliki tanduk

berukuran kecil, menjurus ke depan dengan membentuk sudut 45º terhadap garis wajah.

Berat pedet yang baru lahir dapat mencapai 45 kg. Berat sapi dewasa dapat

mencapai 750 kg dengan tinggi 58 inchi. Distribusi sapi FH di Indonesia sebagian

besar berada di dataran tinggi (±700 m di atas permukaan laut) dengan temperatur

berkisar antara 16-23 0C dan kelembaban berkisar antara 65-75% (Nugroho

2008).

Pemeliharaan Sapi pada Masa Pertumbuhan

Pemeliharaan sapi pada masa pertumbuhan merupakan pekerjaan penting,

karena sapi muda (pedet) adalah gambaran masa depan usaha peternakan sapi

perah. Pedet dibesarkan untuk mengganti kelompok induk sapi perah. Pedet juga

merupakan sumber pendapatan yang berharga, sehingga diperlukan perawatan dan

perhatian khusus pada tahap pembesarannya. Pemeliharaan pedet baik jantan

maupun betina pada umumnya hampir sama, tetapi yang membedakan adalah

ketika pedet itu telah disapih. Pedet betina pada umumnya ditujukan untuk

Page 17: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

5

penggantian induk (replacement stock). Pedet jantan digunakan sebagai bakal

pemacek dan bakalan ternak potong (Anonimus 2009).

Manajemen pemeliharaan meliputi pemeliharaan pada masa prasapih dan

lepas sapih. Target yang harus dicapai dari pemeliharaan pedet baru lahir sampai

dengan masa sapih adalah mengoptimalkan pertumbuhan. Menurut Sugeng

(1998), pertumbuhan adalah pertambahan berat badan atau ukuran tubuh sesuai

dengan umur. Manajemen pemeliharaan pedet meliputi manajemen pakan,

manajemen kandang, dan kesehatan pedet (Heinrichs & Jones 2003).

Sapi pedet sebaiknya tidak disapih sampai rumen mulai berfungsi dan

mampu mendukung pemenuhan kebutuhan nutrisi pedet. Sistem digesti pedet

pada saat lahir belum berkembang. Sejak lahir hingga umur dua minggu, pedet

merupakan hewan monogastrik atau hewan berlambung sederhana. Lambung

pedet memiliki empat bagian yang mirip dengan sapi dewasa, namun rumen,

retikulum dan omasum masih belum aktif dan belum berkembang ( Heinrichs &

Jones 2003).

Kesehatan, pertumbuhan dan produktivitas pedet sangat tergantung pada

nutrisi dan manajemen pemeliharaan. Perbedaan sistem digesti antara pedet dan

sapi dewasa menghasilkan kebutuhan nutrisi yang unik untuk pedet pada masa

prasapih. Pedet yang baru lahir sampai masa prasapih membutuhkan pakan cair

dan pakan kering. Pakan cair dapat berupa kolostrum dan susu atau susu

pengganti ( Heinrichs & Jones 2003).

Sumber pakan utama pedet yang baru lahir adalah kolostrum. Kolostrum

merupakan produk yang disekresikan pertama kali oleh kelenjar ambing sapi

setelah melahirkan. Kolostrum menyediakan nutrisi penting untuk meningkatkan

metabolisme dan menstimulasi aktivitas pencernaan. Kolostrum juga merupakan

sumber imunitas pasif yang sangat penting untuk memelihara kesehatan pedet

(Heinrichs & Jones 2003). Pedet sebaiknya mendapatkan kolostrum sekitar 8-10%

bobot badan dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dua liter kolostrum harus

diberikan kepada pedet dalam waktu 30 menit untuk menjamin terpenuhinya

Page 18: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

6

transfer pasif imunoglobulin dari induk ke anak. Pedet sebaiknya diberi kolostrum

3-4 kali dalam waktu 24 jam pertama setelah lahir (Davis & Drackley 1998).

Setelah masa pemberian kolostrum, ada beberapa pilihan pakan cair yang

dapat diberikan kepada pedet. Pakan cair yang sering digunakan peternak antara

lain susu atau susu pengganti. Pedet dapat menerima 2,5 liter susu per hari. Susu

dihangatkan terlebih dahulu oleh sebagian besar peternak sebelum diberikan

kepada pedet. Susu dihangatkan dengan menggunakan water bath, menambahkan

air hangat ke dalam susu, dan menggunakan immersion heater (Petterson et al.

2001).

Menurut Heinrichs & Jones (2003), pemberian pakan kering lebih awal

sangat bermanfaat, karena dapat merangsang perkembangan rumen. Petterson et

al. (2001) melaporkan bahwa peternak mulai mengenalkan hay pertama kali pada

umur 5 hari. Konsentrat mulai diberikan pada umur 14 hari sedangkan silage

diberikan pada umur 60 hari. Air diberikan pertama kali pada umur 14 hari (7-56

hari). Pedet sebaiknya mengkonsumsi 1,5-2,0 pon pakan starter perhari selama

tiga hari sebelum disapih. Laju pertumbuhan pedet sangat tergantung pada tingkat

konsumsi pakan. Unpalatable dan rendahnya kualitas pakan starter akan

menghambat masukan pakan. Hal ini akan menghambat perkembangan rumen dan

menurunkan laju pertumbuhan (Heinrichs & Jones 2003).

Umur rata-rata pedet disapih di Amerika dilaporkan berkisar antara 7-9

minggu. Ditinjau dari perkembangan rumen, secara fisiologis pedet siap dan dapat

disapih lebih awal yakni pada umur tiga minggu. Waktu penyapihan dapat

ditentukan berdasarkan umur, jumlah konsentrat yang dikonsumsi pedet (rata-rata

1 kg), bobot badan pedet (±70 kg) dan kombinasi dari ketiga alternatif ini.

Prosedur penyapihan dapat dilakukan dengan cara mengencerkan susu, dengan

cara menambahkan air secara bertahap selama tujuh hari atau menghentikan

pemberian susu secara langsung. Penyapihan dapat juga dilakukan dengan cara

mengurangi jumlah pemberian susu selama lima hari sebelum menghentikan

pemberian susu secara total (Petterson et al. 2001).

Page 19: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

7

Darah

Tubuh vertebrata tersusun dari berbagai komponen. Cairan tubuh

merupakan komponen terbesar tubuh. Total cairan tubuh hewan vertebrata sekitar

65% dari total bobot badan hewan. Cairan tubuh didistribusikan ke cairan

intraselular sekitar dua pertiga dari total cairan tubuh dan cairan ektraselular.

Cairan ekstraselular terdiri dari cairan interstisial dan intravaskular yang terdiri

dari plasma darah (Guyton & Hall 1997).

Darah merupakan cairan ekstraseluler yang mengalir dalam vaskular

(Ganong 1999). Darah berfungsi sebagai alat transportasi yang membawa nutrien

yang telah disiapkan oleh saluran pencernaan menuju ke jaringan, membawa

oksigen dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida (CO2) dari jaringan ke

paru-paru. Darah juga membawa sisa metabolisme dari berbagai jaringan menuju

ke ginjal untuk diekskresikan, dan hormon dari kelenjar endokrin ke organ-organ

lain di dalam tubuh. Darah ikut berperan dalam mempertahankan keseimbangan

air dan sistem buffer. Darah mengandung faktor-faktor penting untuk pertahanan

tubuh terhadap penyakit (Frandson 1986)

Darah tersusun atas sel darah (eritrosit, leukosit dan platelet) yang

bersirkulasi dalam cairan yang disebut plasma (Meyer & Harvey 2004).

Persentase sel darah adalah sekitar 40% (30-55%) dari total volume darah,

tergantung dari spesies (Samuelson 2007). Eritrosit atau sel darah merah

merupakan komponen sel darah dengan jumlah terbanyak (5,5-8,5 x 106 per

mikroliter darah) pada mamalia. Sel darah terbanyak kedua adalah platelet atau

trombosit (2-5 x 105 /mikroliter). Jumlah leukosit atau sel darah putih lebih sedikit

dibandingkan dengan eritrosit dan trombosit. Leukosit digolongkan kedalam dua

tipe sel, yaitu leukosit granulosit (neutrofil, eosinofil, dan basofil) dan leukosit

agranulosit, yaitu monosit dan limfosit (Frandson 1986).

Plasma mengandung 91-92% air dan 8-9% padatan (Dellman & Eurel

1998). Padatan terdiri dari protein sekitar 7%, senyawa organik non protein 1%

dan garam inorganik 0,9% (Clarenburg 1992). Plasma diperoleh dengan cara

mengoleksi darah yang diberi antikoagulan dan disentrifugasi untuk memisahkan

sel darah. Darah yang dikoleksi tanpa diberi antikoagulan dan dibiarkan membeku

Page 20: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

8

akan menghasilkan cairan disebut serum. Konsentrasi protein dalam serum

biasanya lebih rendah dibandingkan dengan plasma, karena tidak adanya

fibrinogen dalam serum akibat terpakai sejak proses pembekuan (Meyer &

Harvey 2004).

Jumlah total volume darah berkisar antara 6-7% dari total berat badan pada

hewan ruminansia. Total volume darah hewan muda pada masa pertumbuhan

sering lebih dari 10% bobot badan (Meyer & Harvey 2004).

Eritropoesis

Proses pembentukan dan perkembangan sel-sel darah disebut dengan

hematopoiesis atau haemopoiesis (Dorlan 1995). Eritropoiesis merupakan suatu

proses pembentukan eritrosit. Massa total dari sel eritropoietik dan eritrosit

dewasa yang telah bersirkulasi disebut sebagai eritron (Dellman & Eurel 1998).

Faktor utama yang dapat merangsang produksi sel darah merah adalah

hormon glikoprotein yaitu eritropoeitin atau disebut juga EPO (Guyton & Hall

1997). Eritropoietin terbentuk akibat adanya penurunan oksigen yang merangsang

ginjal melepas enzim eritrogenin yang mengaktifkan eritropoietinogen, suatu

prekursor eritropoietin yang dihasilkan oleh hati dalam aliran darah sehingga

menghasilkan eritropoietin (Dellman & Eurel 1998). Menurut Guyton & Hall

(1997), eritropoietin berperan merangsang produksi proeritroblas dari sel-sel

hemopoietik dalam sumsum tulang dan mempercepat sel- sel proeritoblas melalui

berbagai tahap eritroblastik sehingga meningkatkan kecepatan produksi eritrosit.

Eritropoiesis pada mamalia dimulai dengan proliferasi dan diikuti dengan

diferensiasi dari multipotent myeloid stem cells menjadi BFU-E ( Burs-forming

unit) dan turunannya, yaitu CFU-E (colony forming unit-erithroid). CFU-E

membentuk rubriblas (proeritroblas). Sel ini di dalam sumsum tulang terorganisir

ke dalam unit anatomi kecil yang disebut Erythroblastic Island. Pulau ini

terbentuk dekat dengan sinus vaskula, yang terdiri dari Central Macrophage yang

dikelilingi oleh satu atau dua deretan sel erythroid dalam berbagai tahapan

pematangan. Sel di deretan luar pada umumnya lebih dewasa dibandingkan

dengan sel di deretan dalam (Dellman & Eurel 1998)

Page 21: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

9

Proses maturasi rubriblas menjadi eritrosit dewasa melalui beberapa

tahapan. Sel rubriblas kehilangan nukleoli membentuk prorubrisit. Pada tahapan

ini mulai terjadi kondensasi kromatin nukleus. Sel prorubrisit bermitosis beberapa

kali dan bermaturasi secara progresif membentuk rubrisit. Pada tahapan ini

terbentuk hemoglobin dalam konsentrasi rendah. Rubrisit selanjutnya bermaturasi

membentuk metarubrisit, yaitu eritrosit dengan nukleus terkecil. Metarubrisit

memiliki nukleus piknotik dan sitoplasma yang sedikit polikromatik hingga

normokromatik, tergantung pada konsentrasi hemoglobin. Pada saat nukleus

memadat dan semakin kecil, metarubrisit berkembang menjadi polikromatik

eritrosit (retikulosit), yang kemudian matang menjadi eritrosit dewasa (Dellman &

Eurel 1998).

Gambar 2 Skema Pembentukan Eritrosit (Jeffery 2004).

Perkembangan rubriblas menjadi eritrosit dewasa biasanya membutuhkan

waktu 5-7 hari. Waktu pematangan eritrosit bisa menjadi lebih pendek berkisar

antara 3-5 sebagai respon terhadap adanya kerusakan eritrosit. Pembentukan

Page 22: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

10

retikulosit baru di dalam sumsum tulang memerlukan waktu 1 - 2 hari sebelum

dilepas kedalam sistem sirkulasi. Pelepasan retikulosit diikuti dengan pematangan

lebih lanjut selama 1 - 2 hari di dalam limpa sebelum akhirnya menjadi eritrosit

dewasa. Masa hidup eritrosit bervariasi diantara spesies hewan. Eritrosit sapi

memiliki masa hidup sekitar 160 hari (Dellman & Eurel 1998).

Eritrosit ( Sel Darah Merah)

Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut hemoglobin. Morfologi eritrosit

dewasa pada mamalia berbentuk bulat, membentuk lempengan bikonkaf, tidak

memiliki nukleus dan berwarna merah karena hadirnya hemoglobin (Colville &

Bassert 2002). Menurut Samuelson (2007), bentuk bikonkaf pada eritrosit berguna

untuk memperluas area permukaan membran untuk pertukaran gas. Derajat

kecekungan sangat bervariasi diantara hewan domestik. Tipe eritrosit bikonkaf

terdapat pada sapi, domba dan anjing, sedangkan pada kuda dan kucing memiliki

eritrosit dengan kecekungan yang dangkal. Eritrosit pada kambing dan babi

sebagian besar terlihat lebih datar. Eritrosit dewasa memiliki area pucat di tengah

yang disebut dengan central palor. Central palor ini dapat terlihat jelas pada

eritrosit anjing. Central palor terlihat kurang jelas pada kucing dan kuda,

sedangkan pada sapi, domba, kambing dan babi central palor tidak terlihat

(Dellman & Eurel 1998).

Ukuran dan jumlah eritrosit bervariasi diantara spesies hewan. Menurut

Samuelson (2007), diameter eritrosit berkisar antara 4-9 µm. Anjing memiliki

ukuran eritrosit terbesar (7.0 µm) dibandingkan dengan ukuran eritrosit semua

hewan domestik, sedangkan kambing memiliki eritrosit dengan ukuran terkecil

(Dellman & Eurel 1998).

Eritrosit mamalia merupakan sel yang spesial. Eritrosit memiliki

hemoglobin yang menyumbangkan sepertiga dari berat sel eritrosit, dan pemberi

warna merah serta membawa gas pada eritrosit. Eritrosit dewasa tidak memiliki

inti sel dan semua komplemen organel yang ditemukan pada kebanyakan sel. Oleh

karena itu, eritrosit membutuhkan glukosa sebagai sumber nutrisi untuk mengatur

pompa ion di dalam membran plasma, sitoskeleton dan hemoglobin fungsional

(Clarenburg 1992).

Page 23: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

11

Hemoglobin

Hemoglobin adalah suatu protein berpigmen merah yang membawa dan

menukar oksigen dan karbondioksida dalam eritrosit (Samuelson 2007). Menurut

Colville & Bassert (2002), hemoglobin terbentuk dari gabungan dua komponen

yaitu heme dan globin. Heme merupakan pigmen yang diproduksi oleh

mitokondria, sedangkan globin merupakan protein yang diproduksi oleh ribosom

Sintesis hemoglobin dimulai dalam proeritroblas dan kemudian

dilanjutkan dalam retikulosit. Tahapan dasar kimiawi pembentukan hemoglobin

diawali ketika suksinil-Koa yang dibentuk dalam siklus Krebs berikatan dengan

glisin membentuk molekul pirol. Kemudian, empat pirol bergabung membentuk

protoporfirin IX, yang kemudian bergabung dengan besi membentuk molekul

heme. Setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang yang

disebut globin membentuk suatu sub unit hemoglobin yang disebut rantai

hemoglobin. Tiap rantai ini mempunyai berat molekul kira-kira 16000. Empat

rantai hemoglobin ini selanjutnya akan berikatan satu sama lain secara longgar

untuk membentuk molekul hemoglobin yang lengkap (Guyton & Hall 1997).

Struktur hemoglobin yang unik cocok untuk fungsi rangkapnya sebagai

transpor oksigen dan karbondioksida di dalam darah. Pertukaran kedua gas ini

terjadi di jaringan dan paru-paru. Hemoglobin mengikat oksigen di paru-paru dan

dibawa ke jaringan (Clarenburg 1992). Menurut Guyton & Hall (1997),

hemoglobin mampu mengikat oksigen secara longgar dan reversibel. Hal ini

karena setiap molekul hemoglobin memiliki empat molekul heme yang

mengandung atom besi. Setiap molekul heme dapat berikatan dengan satu molekul

oksigen. Satu molekul hemoglobin dapat mengangkut 4 molekul oksigen.

Karbondioksida (CO2) diproduksi di jaringan sebagai hasil metabolisme. CO2

dikonversi di dalam eritrosit menjadi H2CO3 yang berdisosiasi menjadi H+ dan

HCO3-. H+ berikatan dengan hemoglobin dan terbawa bersama aliran darah.

Hemoglobin akan melepaskan H+ di paru-paru. Ion H+ akan berkombinasi dengan

HCO3- untuk membentuk H2CO3. H2CO3 kemudian terpisah menjadi H2O dan

CO2 sehingga dapat dikeluarkan melalui ekspirasi (Clarenburg 1992).

Page 24: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

12

Konsentrasi hemoglobin berbeda-beda pada berbagai tingkat pertumbuhan.

Konsentrasi hemoglobin darah normal pada sapi dewasa berkisar antara 8 - 15

g/dl (Radosit et al. 2000)

Nilai-Nilai Hematologi Normal

Volume eritrosit dalam sirkulasi darah normal lebih sedikit dibandingkan

dengan volume plasma. Gambaran eritrosit di dalam darah dapat diukur dengan

menghitung jumlah eritrosit permikroliter, konsentrasi hemoglobin (gram per

desiliter), dan nilai hematokrit atau Packed Cell Volume (PCV) sebagai persentase

volume darah. Karena semua hemoglobin terdapat dalam eritrosit, maka jumlah

eritrosit, nilai hematokrit, dan konsentrasi hemoglobin bersifat paralel satu sama

lain ketika terjadi perubahan. Jumlah eritrosit, nilai hematokrit dan konsentrasi

hemoglobin berhubungan dengan berat badan, umur dan waktu pengamatan

(Meyer & Harvey 2004). Menurut Jain (1993), jumlah eritrosit, konsentrasi

hemoglobin, dan nilai PCV sangat tinggi pada saat lahir dan menurun pada umur

diatas 6 bulan hingga umur 1 atau 2 tahun

Tabel 1 Gambaran nilai eritrosit normal sapi dewasa

Hematokrit atau PCV (Packed cell Volume) adalah suatu ukuran yang

mewakili volume eritrosit di dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam bentuk

persentase (Frandson 1986). Dalam pengukuran nilai hematokrit, darah dibagi

menjadi tiga lapisan, yaitu eritrosit di bagian dasar, leukosit dan trombosit berupa

lapisan berwarna putih (buffy coat) serta plasma darah di lapisan teratas (Schalm

1975). Menurut Jackson & Cockcroft (2002), nilai hematokrit rata-rata untuk sapi

perah dilaporkan berkisar antara 24 – 46 %. Nilai hematokrit dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah eritrosit dan ukuran eritrosit.

Kisaran Rata-rata Eritrosit (x 10⁶/µl) 5.0-10.0 7.0 Hemoglobin (g/dl) 8.0-15.0 11.0 PCV (%) 24.0-46.0 35.0 MCV (fl) 40.0-60.0 52.0 MCH (pg) 11.0-17.0 14.0 MCHC (g/dl) 30.0-36.0 32.7 (Sumber : Jain 1993)

Page 25: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

13

Gambar 3 Lapisan darah pada mikrokapiler

Nilai hematologi yang banyak digunakan untuk memberi keterangan

mengenai jumlah dan ukuran rata-rata eritrosit dan hemoglobin adalah Mean

Corpusculur Values (MCV), Mean Corpusculur Hemoglobin (MCH) dan Mean

Corpusculur hemoglobin Concentration (MCHC). Nilai MCV menunjukkan

volume rata-rata dari sebuah eritrosit dalam femtoliter (10-15 liter). Nilai MCV

setiap spesies sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh umur. Nilai MCH

menunjukkan banyaknya hemoglobin pereritrosit yang diukur dalam pikogram.

Nilai MCH selalu berkorelasi secara langsung dengan nilai MCV. Nilai MCHC

menggambarkan konsentrasi hemoglobin rata-rata dalam eritrosit dan

diekspresikan dalam g/dl eritrosit (Meyer & Harvey 2004 ).

Data yang ditampilkan pada Tabel. 2 menunjukkan nilai hematologi pada

fetus sapi dan pada beberapa kelompok umur. Ukuran eritrosit fetus (MCV)

menurun selama masa kebuntingan, dan mencapai nilai 46,2 ± 4,8 fl pada saat

lahir. Ukuran eritrosit terus mengecil selama 3-4 bulan pada pedet yang baru lahir,

mencapai nilai 37,8 ± 3,2 fl. Ukuran eritrosit kembali meningkat secara perlahan-

lahan setelah umur empat bulan seiring dengan penurunan jumlah eritrosit secara

bertahap. Nilai PCV biasanya turun menjadi 34 - 38% dan MCHC tetap pada

32 (g/dl), tetapi MCH meningkat dan menurun sesuai dengan perubahan ukuran

eritrosit (Jain 1993).

Page 26: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

14

Tabel 2 Pengaruh umur terhadap hemogram sapi

Fetus 7-8½ bln

Pedet 1 Hari

Pedet 3-16 minggu

Pedet 1-2 tahun

Sapi dewasa

Jumlah hewan 7 37 15 35 42 Eritrosit(x 10⁶/µl) 5.86 ± 0.63 7.72 ± 1.73 9.5 ± 1.0 8.36 ±1.05 6.36 ±0.8 Hemoglobin (g/dl) 8.5 ± 0.05 10.2 ± 1.8 11.2 ± 1.5 11.4 ± 1.7 10.9 ±1.7 PCV (%) 31.4 ± 1.4 34.5 ± 7.7 35.9 ± 3.8 35.9 ± 4.3 33.6 ±5.2 MCV (fl) 53.9 ± 5.1 46.2 ± 4.8 37.8 ± 3.2 43.2 ± 7.1 52.8 ±4.4 MCH (pg) 14.7 ± 1.5 13.3 ± 1.3 11.8 ±1.6 13.6 ± 1.7 17.0 ±1.6 MCHC (g/dl) 27.3 ± 0.8 28.7 ± 1.5 31.2 ± 2.8 32.3 ± 1.7 32.5 ±1.2

(Sumber : Jain 1993)

Pedet yang hanya diberi milk atau milk replacer diet menunjukkan

penurunan jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai PCV yang cepat.

Pedet dan sapi dewasa yang diberi low protein diet memiliki jumlah eritrosit dan

nilai PCV yang rendah seiring dengan rendahnya kadar albumin serum. Beberapa

pedet yang baru lahir bisa mengalami anemia (PCV< 25%) dan memiliki kadar

zat besi yang rendah (Jain 1993)

Page 27: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2009 sampai Juli 2010.

Pengambilan sampel darah sapi dilakukan di peternakan PT Rejo Sari Bumi, Unit

Tapos, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Analisis sampel darah

sapi dilakukan di laboratorium Patologi Klinik, Bagian Ilmu Penyakit Dalam

Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB,

Bogor.

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah disposable syringe,

Vacutainer dengan antikoagulan EDTA ( Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid),

mikroskop, Hemositometer set, tabung mikrohematokrit, sentrifusi, Micro-

hematokrit Reader, dan tabung Sahli (Hemoglobinometer).

Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel darah sapi, cairan pengencer

(Hayem), aquades, alkohol 70%, larutan HCl 0,1 N, kertas tisu, kertas saring dan

kapas.

Hewan yang Digunakan

Hewan coba yang digunakan adalah 25 ekor anak sapi betina yang sehat

secara klinis. Hewan dibagi ke dalam lima kelompok umur yaitu kelompok umur

1, 3, 6, 9 dan 12 bulan, dengan masing-masing kelompok terdiri dari lima ekor.

Hewan diberi pakan sesuai kebutuhan dan air diberikan secara ad libitum.

Parameter yang diamati

Parameter yang diamati antara lain jumlah eritrosit, nilai hematokrit,

konsentrasi hemoglobin darah dan indeks eritrosit yang meliputi Mean

Corpusculur Volume (MCV), Mean Corpusculur Hemoglobin (MCH) dan Mean

Corpusculur Hemoglobin Concentration (MCHC).

Page 28: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

16

Metode Penelitian

Darah diambil melalui vena jugularis menggunakan disposable syringe,

lalu dimasukan ke dalam tabung vakum yang berisi EDTA sebagai antikoagulan.

Tabung yang berisi sampel darah disimpan dalam termos berisi es dan dibawa ke

laboratorium untuk dilakukan penghitungan terhadap jumlah eritrosit, penentuan

nilai hematokrit dan pengukuran kadar hemoglobin.

Penghitungan Eritrosit

Darah dihisap menggunakan pipet pengencer sampai batas tera 0.5, lalu

ujung pipet dibersihkan dari noda-noda darah yang menempel menggunakan

kertas tissue. Ujung pipet dicelupkan ke dalam cairan pengencer Hayem, lalu

dihisap sampai batas tera 101. Pipet diangkat, ujung pipet ditutup dengan jempol

dan pangkalnya ditutup dengan jari tengah. Pipet diposisikan mendatar dan

dihomogenkan dengan menggunakan mesin getar atau mesin homogenisasi

selama satu menit. Setelah homogen cairan dibuang kira-kira 3 - 5 tetes, kemudian

dituangkan ke dalam kamar hitung dengan cara menyentuhkan ujung pipet secara

hati-hati pada tepi kaca penutup, sehingga permukaan kamar hitung terisi merata.

Kamar hitung yang telah terisi didiamkan selama beberapa menit agar eritrosit

mengendap sempurna. Penghitungan dilakukan menggunakan mikroskop dengan

perbesaran 10 x 40. Sel-sel dalam lima kotak yang terletak di daerah tengah

dihitung, dengan ketentuan sebagai berikut: sel-sel yang menyentuh garis atas dan

kiri kotak termasuk dalam hitungan, sedangkan sel-sel yang menyentuh garis

batas kedua sisi lainnya (kanan dan bawah) tidak termasuk hitungan. Hasil

penghitungan akhir dikalikan 10.000 per mm3 (Schalm 1975).

Konsentrasi Hemoglobin

Penentuan konsentrasi hemoglobin dilakukan menggunakan metode Sahli.

Tabung Sahli diisi dengan HCl 0,1 N sampai garis bawah. Kemudian darah

dihisap dengan pipet hemoglobin sampai batas 20 mm3 lalu dimasukkan ke dalam

tabung Sahli dengan meniup secara perlahan-lahan. Dilakukan pencampuran

darah dengan cara menghisap dan meniupkan secara perlahan-lahan. Kemudian

didiamkan selama 3 menit sampai terbentuk asam hematin yang ditandai oleh

Page 29: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

17

perubahan warna menjadi coklat atau coklat kehitaman. Kemudian ditambahkan

aquades setetes demi setetes sambil diaduk sampai warnanya sama dengan warna

standar. Konsentrasi hemoglobin dibaca dengan cara melihat skala dalam ‘gr %’

yang berarti banyaknya haemoglobin dalam gram per 100 ml darah (Schalm

1975).

Nilai Hematokrit

Penentuan nilai hematokrit dilakukan dengan metode mikrohematokrit.

Darah dihisap menggunakan tabung kapiler mikrohematokrit dengan cara

menyentuhkan ujung tabung pada sampel darah. Posisi tabung hampir mendatar

dan bagian ujung tabung dikosongkan kira-kira 1 cm. Ujung tabung ini kemudian

disumbat dengan Crestaseal, lalu disentrifus selama 4-5 menit dengan kecepatan

15.000 rpm. Hasil dibaca menggunakan alat Mikrohaematokrit Reader, dan

dinyatakan dalam persen (%).

Indeks Eritrosit

Indeks Eritrosit yang dihitung pada penelitian ini meliputi Mean

Corpusculur Volume (MCV), Mean Corpusculur Hemoglobin (MCH) dan Mean

Corpusculur Hemoglobin Concentration (MCHC). Cara memperoleh nilai MCV,

MCH, dan MCHC adalah dengan menggunakan rumus :

MCV (fl) = Nilai Hematokrit x 10

Jumlah eritrosit 106/µl

MCH (pg) = Hb x 10

Jumlah eritrosit 106/µl

MCHC (g/dl) = HB x 100

Nilai Hematokrit

Analisis Data

Analisis data jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, nilai hematokrit

dan indeks eritrosit dilakukan secara deskriptif.

Page 30: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran darah berupa jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai

hematokrit sapi perah FH umur satu sampai dua belas bulan ditampilkan pada

Tabel 3.

Tabel 3 Gambaran Eritrosit Sapi Frisien Holstein pada Umur 1- 12 Bulan.

Umur sapi Parameter 1 bulan 3 bulan 6 bulan 9 bulan 12 bulan Jumlah Eritrosit (x10⁶/µl) 5,77 ± 2,42 5,90 ± 2,36 6,91 ± 1,16 6,44 ± 0,87 6,78 ± 1,06 Hemoglobin (g/dl) 13,37 ± 1,25 13,32 ± 0,71 12,82 ± 1,71 12,33 ± 1,03 12,47 ± 3,07 Hematokrit (%) 30,58 ± 6,22 34,25 ± 6,97 29,92 ± 3,90 29,83 ± 0,29 29,67 ± 2,89 Keterangan : Data disajikan : Rataan ± Standar deviasi

Jumlah Sel Darah Merah ( Eritrosit)

Profil jumlah eritrosit pada kelompok umur satu sampai dua belas bulan,

dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil penelitian ini memperlihatkan rataan jumlah

eritrosit pada umur satu bulan adalah sebesar 5,77 juta sel/µl. Jumlah ini

mengalami peningkatan sampai dengan umur enam bulan menjadi 6,91 juta sel/

µl. Persentase peningkatan jumlah eritrosit dari umur satu sampai umur enam

bulan sebesar 19,75 %. Jumlah eritrosit terlihat stabil pada umur enam sampai dua

belas bulan. Jumlah eritrosit yang diperoleh pada penelitian ini masih berada

dalam kisaran normal. Jain (1993) melaporkan jumlah eritrosit sapi dewasa

berkisar antara 5,0-10,0 juta sel /µl. Menurut Lumsden et al. (1980), jumlah

eritrosit sapi pada kelompok umur dua minggu sampai enam bulan berkisar antara

6,5 – 11,5 juta sel/µl, sedangkan jumlah eritrosit sapi pada kelompok umur antara

enam bulan sampai dua tahun berkisar antara 6,1– 10,6 juta sel/ µl.

Page 31: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

19

Gambar 3 Jumlah eritrosit sapi FH pada kelompok umur 1-12 bulan

Jumlah eritrosit yang rendah pada awal kelahiran dimungkinkan karena

organ pembentuk eritrosit belum bekerja secara sempurna, namun seiring dengan

meningkatnya umur, organ pembentuk eritrosit mulai aktif bekerja sehingga

terjadi peningkatan jumlah eritrosit. Hal ini didukung Brown & Dellmann (1989),

yang menyatakan bahwa eritrosit diproduksi di sumsum tulang setelah lahir dan

terus meningkat seiring dengan pertambahan umur hingga mencapai nilai yang

stabil. Menurut Jain (1993), jumlah eritrosit mengalami peningkatan seiring

dengan pertambahan umur dan mencapai nilai yang stabil pada umur satu tahun.

Pernyataan ini didukung oleh Mohri et al. (2007), yang melaporkan adanya

kecenderungan peningkatan jumlah eritrosit seiring dengan pertambahan umur

sapi. Hal ini terlihat pula pada Gambar 1 yang menunjukkan adanya peningkatan

jumlah eritrosit seiring dengan pertambahan umur dari umur satu sampai enam

bulan. Menurut Banks (1986), jumlah eritrosit dapat dipengaruhi oleh breed,

aktivitas fisik dan umur.

Jumlah eritrosit dipengaruhi juga oleh nutrisi dalam pakan seperti zat besi,

Cu, vitamin dan asam amino (Frandson 1992). Menurut Meyer & Harvey (2004),

beberapa mineral dan vitamin diperlukan dalam eritropoiesis: “Zat besi diperlukan

untuk sintesis heme. Copper dalam bentuk ceruloplasmin, sangat penting dalam

5

6

7

1 3 6 9 12

Jum

lah

eritr

osit

(jut

a/m

m3)

Umur (Bulan)

Page 32: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

20

pelepasan zat besi dari jaringan ke plasma. Vitamin B6 (pyridoxine) dibutuhkan

sebagai kofaktor pada tahap pertama sintesis heme enzimatik. Cobalt sangat

penting dalam sintesis vitamin B12 oleh ruminansia”. Guyton & Hall (1992)

menambahkan, defisiensi vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan

kegagalan pematangan dalam eritropoiesis, sehingga mengakibatkan jumlah

eritrosit dalam darah rendah.

Konsentrasi Hemoglobin

Hemoglobin merupakan protein di dalam eritrosit yang terdiri dari dua

komponen yaitu heme dan globin (Colville & Bassert 2002). Rataan konsentrasi

hemoglobin darah sapi pada umur satu sampai 12 bulan dapat dilihat pada Tabel

3. Kadar hemoglobin darah sapi FH selama pengamatan ini relatif stabil dan

berada dalam kisaran normal. Konsentrasi hemoglobin darah sapi dewasa berkisar

antara 8-15 g/dl (Jain 1993). Menurut Lumsden et al. (1980), konsentrasi

hemoglobin sapi pada umur dua minggu sampai enam bulan berkisar antara 8,5–

14,1 g/dl, sedangkan konsentrasi hemoglobin sapi pada umur 6 - 12 bulan berkisar

antara 9,5 - 15,4 g/dl.

Gambar 4 Konsentrasi hemoglobin sapi FH pada kelompok umur 1-12 bulan

Menurut Colville & Bassert (2002), hemoglobin dikelompokkan menjadi

tiga tipe hemoglobin yaitu Embryonic hemoglobin (HbE), Fetal hemoglobin

9

10

11

12

13

14

15

16

1 3 6 9 12

Hem

oglo

bin

(g/d

l)

Umur (Bulan)

Page 33: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

21

(HbF) dan Adult hemoglobin (Hb). HbE ditemukan pada awal pembentukan fetus.

HbF hadir dalam darah fetus selama pertengahan hingga akhir masa kebutingan

dan tetap hadir beberapa bulan setelah kelahiran. Konsentrasi HbF sangat tinggi

pada awal kelahiran dan mulai digantikan secara bertahap oleh Adult hemoglobin

(Hb) beberapa minggu setelah kelahiran hingga mencapai nilai yang relatif stabil.

HbF berfungsi sangat baik pada kondisi kadar oksigen lingkungan rendah

khususnya di dalam uterus, karena afinitasnya terhadap oksigen lebih tinggi dari

pada Adult hemoglobin (Hb).

Konsentrasi hemoglobin dipengaruhi oleh nutrisi, ras, umur, musim, waktu

pengambilan sampel, metode penelitian dan antikoagulan yang dipakai dalam

penelitian (Mbassa & Poulsen 1993). Menurut Meyer & Harvey (2004), zat besi

dibutuhkan untuk sintesis heme sehingga turut mempengaruhi konsentrasi

hemoglobin darah. Hal ini didukung oleh Laurent & Brisson (1988), yang

melaporkan bahwa konsentrasi hemoglobin pedet yang disuplementasi dengan zat

besi lebih tinggi dibandingkan konsentrasi hemoglobin pedet yang tidak

disuplementasi zat besi.

Nilai Hematokrit

Hematokrit atau PCV (Packed Cell Volume) adalah suatu ukuran yang

mewakili volume eritrosit di dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam bentuk

persentase. Rataan nilai hematokrit pada sapi FH umur satu sampai 12 bulan dapat

dilihat pada Gambar 3. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa nilai

hematokrit sapi pada umur satu bulan adalah sebesar 30,58 %. Nilai hematokrit ini

mengalami peningkatan sampai umur tiga bulan menjadi 34,25 % dengan

persentase peningkatan sebesar 12%. Nilai hematokrit mulai stabil setelah umur

enam bulan. Hasil masih berada dalam kisaran normal. Menurut Jain (1993), nilai

hematokrit sapi berkisar antara 24-46 %, sedangkan nilai hematokrit sapi pada

kelompok umur dua minggu sampai enam bulan berkisar antara 23–42 %

(Lumsden et al. 1980).

Page 34: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

22

Gambar 5 Nilai hematokrit sapi FH pada kelompok umur 1- 12 bulan

Tingginya nilai hematokrit pada umur tiga bulan, diduga dipengaruhi oleh

perubahan fisiologis sapi akibat adanya peningkatan aktifitas sapi. Tingginya

aktifitas sapi dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan melalui penguapan,

pernapasan ataupun urinasi. Tubuh akan merespon kondisi ini dengan mengambil

cairan vaskuler melalui proses homeostasis untuk memenuhi kebutuhan cairan

tubuh sehingga meningkatkan konsentrasi darah dalam vaskular. Hal ini didukung

oleh Mbassa & Poulsen (1993) yang menyatakan bahwa nilai hematokrit

dipengaruhi oleh waktu, tempat dan kondisi fisiologi hewan pada saat

pengambilan sampel. Foster (2009) melaporkan bahwa nilai hematokrit tinggi

pada kondisi hewan mengalami dehidrasi, berada pada dataran tinggi, dan

lingkungan dengan kadar oksigen yang rendah. Jain (1993) menambahkan, nilai

hematokrit juga dipengaruhi oleh waktu dan kecepatan sentrifugasi.

Indeks Eritrosit

Indeks eritrosit adalah batasan untuk ukuran dan isi hemoglobin yang

dijumpai pada sebuah eritrosit. Istilah lain untuk indeks eritrosit adalah indeks

korpuskuler. Indeks eritrosit terdiri atas volume atau ukuran eritrosit (MCV: mean

corpuscular volume), berat (MCH: mean corpuscular hemoglobin), dan

konsentrasi (MCHC: mean corpuscular hemoglobin concentration). Indeks

eritrosit dipergunakan secara luas dalam mengklasifikasi anemia atau sebagai

penunjang dalam membedakan berbagai macam anemia (Riswanto 2009).

21

24

27

30

33

36

39

42

1 3 6 9 12

Hem

atok

rit (

%)

Umur (Bulan)

Page 35: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

23

Tabel 4 Indeks Eritrosit Sapi Frisien Holstein pada Umur 1- 12 Bulan.

Umur sapi Parameter 1 bulan 3 bulan 6 bulan 9 bulan 12 bulan MCV (fl) 52.38 ± 9.15 55.67 ± 8.63 43.65 ± 4.10 46.94 ± 6.79 44.19 ± 5.40 MCH (pg) 21.20 ± 5.22 21.21 ± 4.59 19.15 ± 4.77 19.48 ± 3.75 18.41 ± 3.36 MCHC (g/dl) 36.09 ± 0.65 37.32 ± 6.92 36.06 ± 2.52 39.98 ± 2.85 38.21 ± 1.52 Keterangan : Data disajikan : Rataan ± Standar deviasi

Mean Corpusculur Volume (MCV)

MCV mengambarkan volume rata-rata satu sel eritrosit dalam femtoliter

(Meyer & Harvey 2004). Nilai MCV diperoleh dengan cara membagi nilai

hematokrit (%) dengan jumlah eritrosit (juta sel/mikroliter) dan dikalikan 10.

Rataan nilai MCV pada sapi umur satu sampai umur 12 bulan ditampilkan pada

Tabel 4. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa rataan nilai MCV pada sapi

FH umur satu sampai 12 bulan berkisar antara 43.65 - 55.67 fl. Menurut Jain

(1993), nilai MCV sapi dewasa berkisar antara 40 – 60 fl.

Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa, nilai MCV pada umur satu

bulan adalah sebesar 52.38 fl. Nilai MCV meningkat sampai dengan umur tiga

bulan menjadi 55.67 fl. Nilai terendah dijumpai pada umur enam bulan, yakni

sebesar 43.65 fl. Nilai MCV pada sapi di atas umur tiga bulan cenderung lebih

rendah bila dibandingkan dengan nilai MCV sapi umur satu sampai tiga bulan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Mohri et al. (2007), bahwa nilai

MCV cenderung lebih rendah pada sapi dewasa dibandingkan dengan sapi muda.

MCV mengindikasikan ukuran eritrosit berupa makrositik (ukuran eritrosit

besar), normositik (ukuran eritrosit normal), dan mikrositik (ukuran eritrosit kecil)

(Riswanto 2009). Tingginya nilai MCV (makrositik) biasanya berhubungan

dengan anemia regeneratif karena volume sel retikulosit lebih besar dibandingkan

dengan volume eritrosit dewasa, dengan demikian beberapa sel makrositik hadir

untuk meningkatkan nilai MCV di atas interval normal. Makrositik anemia

dilaporkan terjadi pada pedet jantan yang mengalami congenital

dyserythropoiesis; beberapa eritrosit berinti terdapat di dalam darah tetapi jumlah

retikulosit hanya mengalami peningkatan sedikit pada pedet tersebut. Nilai MCV

Page 36: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

24

yang tinggi dapat terjadi juga akibat penyimpanan sampel darah yang lama dan

adanya aglutinasi eritrosit (Meyer & Harvey 2004).

Nilai MCV yang rendah (mikrositik) biasanya mengindikasikan adanya

defisiensi zat besi. Anemia mikrositik akibat defisiensi zat besi pada sapi dewasa

sering terjadi pada kasus hemoragi kronis. Defisiensi zat besi yang terjadi tanpa

adanya hemoragi sering terjadi pada hewan yang masih menyusui karena kadar

zat besi susu yang rendah. Kebutuhan zat besi meningkat pada hewan dengan

pertumbuhan yang cepat (Meyer & Harvey 2004).

Mean Corpusculur Hemoglobin (MCH)

Nilai MCH mengindikasikan bobot hemoglobin di dalam eritrosit tanpa

memperhatikan ukuran. Nilai MCH diperoleh dengan mengalikan kadar Hb

dengan angka 10, lalu membaginya dengan jumlah eritrosit (Riswanto 2009).

Nilai rataan MCH pada sapi umur satu bulan sampai satu tahun ditampilkan pada

Tabel 4. Rataan nilai MCH pada sapi FH umur satu sampai 12 bulan berkisar

antara 18.41 - 21.21 pg. Menurut Lumsden et al. (1980), nilai MCH sapi berkisar

antara 14.2 – 20.1 pg. Hasil penelitian ini memperlihatkan nilai MCH sapi di

bawah umur tiga bulan lebih tinggi dibandingkan dengan nilai MCH sapi diatas

umur tiga bulan.

Mean Corpusculur Hemoglobin Concentration (MCHC)

Menurut Cunningham (2002), MCHC merupakan nilai konsentrasi

hemoglobin di dalam satu desiliter eritrosit. Rata-rata nilai MCHC dapat dilihat

pada Tabel 4. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa nilai MCHC pada sapi

FH umur satu sampai 12 bulan berkisar antara 36.06 – 39.98 g/dl. Lumsden et al.

(1980) melaporkan bahwa nilai MCHC pada kelompok umur enam bulan sampai

dua tahun berkisar antara 31 - 39 g/dl dan kelompok umur di atas dua tahun

berkisar antara 31,7 - 40,4 g/dl.

MCHC mengindikasikan konsentrasi hemoglobin per unit volume eritrosit

(Riswanto 2009). Nilai MCHC yang tinggi merupakan suatu artifact. Hemolisis

in vivo atau in vitro diduga dapat menyebabkan tingginya nilai MCHC. Hal ini

Page 37: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

25

karena sejumlah sel eritrosit yang lisis akan melepaskan hemoglobin ke dalam

cairan darah, sedangkan pada penghitungan nilai MCHC, hemoglobin

diasumsikan berada di dalam eritosit (Meyer & Harvey 2004).

Nilai MCHC mengalami penurunan pada hewan dengan gejala anemia

regeneratif. Hal ini terjadi karena sintesis hemoglobin belum sempurna ketika sel

retikulosit dilepaskan lebih cepat dari sumsum tulang dibandingkan dengan

kondisi normal. Nilai MCHC yang rendah dapat juga terjadi pada hewan dengan

gejala chronic iron deficiency anemia. Hal ini terjadi karena zat besi diperlukan

untuk mendukung sintesis sejumlah hemoglobin (Meyer & Harvey 2004).

Page 38: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Jumlah eritrosit cenderung meningkat seiring dengan pertambahan umur

dari umur satu bulan sampai enam bulan dan mulai stabil setelah umur

enam bulan

2. Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai umur dua belas

bulan

3. Nilai hematokrit meningkat pada umur tiga bulan dan mulai stabil setelah

umur enam bulan.

Saran

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut tentang gambaran eritrosit pada masa pertumbuhan dengan

jumlah sampel yang lebih banyak, waktu pengamatan yang lebih lama dan jarak

antara waktu pengamatan yang lebih singkat.

Page 39: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni FW. 2010. Deteksi Keberadaan Antibodi Anti-Eschericia coli di dalam serum Sapi Neonatus yang Diberi Kolostrum dengan Metode Elisa. [Skripsi]. Bogor : Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

[Anonimus]. 2007. Budidaya Ternak Sapi Perah. www. http://eprints.undip.ac.id/ 4262/1/2880.pdf [15 Feb 2010].

[Anonimus]. 2009. Manajemen Pemeliharaan Pedet Prasapih. www. http://animal husbandry/masa prasapih.html [29 Juni 2010].

Atabany A, Fitriyani Y, Anggraeni A, Komala I. 2008. Milk Production and Reproduction Performance of Holstein-Friesian Dairy Cattle at Cikole Dairy Breeding Station Lembang. www. http://peternakan.Litbang/ deptan. go.id/eng [22 Oktober 2010].

Banks WJ. 1986. Applied Veterinary Histology. Ed ke-1. London: William & Wilkins.

Brown EM, Dellman HD. 1989. Buku Teks Histologi Veteriner. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Clarenburg R. 1992. Physiological Chemistry of Domestic Animals. St. Louis: Mosby Year Book, inc.

Colville T, Bessert JM. 2002. Clinical Anatomy and Physiology for Veterinary Technician. USA: Mosby, Inc.

Davis CL, Drackley JK. 1998. The Development, Nutrition, and Management of the Young Calf. Iowa : Iowa State University Press.

Dellman HD, Eurel J. 1998. Veterinary Histology. Ed ke-5. Maryland, USA: Lippicott Wiliams & Wilkins.

Frandson RD. 1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Srigandono B & Praseno K, penerjemah; Soedarsono, editor. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: Anatomy and Physiology of Farm Animals

Foster. 2009. Blood Cells & Complete Blood Counts (CBC) in Animals. www. peteducation.com/article.cfm [29 Juni 2010].

Ganong WF. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-20. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Guyton AC, Hall JE. 1997. Fisiologi Kedokteran. Ed ke-9. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.

Heinrichs AJ, Jones CM. 2003. Feeding the Newborn Dairy Calf. Pennsylvania : The Pennsylvania State University. http;// www. cas. psu.edu/.pdf. [29 Juni 2010].

Page 40: GAMBARAN SEL DARAH MERAH S API PERAH FH …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/60708/B10afa.pdf · Kadar hemoglobin relatif stabil pada umur satu sampai 12 bulan

28

Jain NC. 1993. Essential of Veterinary Hematology. Philadelphia: Lea & Febiger.

Jeffery A. 2004. Introduction to Veterinary Anatomy and Physiology. New York : Butterworth Heinemann.

Laurent GJ, Brisson GJ. 1988. Effect of dietary iron and desferrioxamine on blood hemoglobin and on pigment content and color of muscles in veal calves. J Anim Sci 27: 1527-1531

Lumsden JH, Mullen K, Rowe R. 1980. Hematology and biochemistry reference values for female holstein cattle. Can J Comp Med 44: 24-31.

Martini FH, Ober WC, Garrison C and Waleh K. 1992. Fundamentals of Anatomy and Physiology. Ed ke-2. New Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs.

Mbassa GK, Poulsen JSD. 1993. Reference Ranges for Hematological Value in Landrace Goats. Small Ruminant Research

Meyer DJ, Harvey JW. 2004. Veterinary Laboratory Medicine. Interpretation and diagnosis. Ed ke-3. Philadhelpia, USA: Saunders.

Mohri M, Sharifi K, Eidi S. 2007. Hematology and serum biochemistry of holstein dairy calves: age related changes and comparison with blood composition in adults. J Vet Scin 83 : 30-39

Nugroho CP. 2008. Agribisnis Ternak Ruminansia. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Nurhayati. 2007. Kenaikan Harga Susu. www. http:// suarakarya.online.com/news html. [22 Oktober 2010]

Pettersson K, Svensson C, Liberg P. 2001. Housing, Feeding and Management of Calves and Replacement Heifers in Swedish Dairy Herds. Acta vet Scand 42: 465-478.

Riswanto. 2009. Hitung Eritrosit. www. http:// labkesehatan. blogspot.com [29 Juni 2010].

Samuelson DA. 2007. Veterinary Histology.St. Louis: Saunders Elsevier.

Schalm OW. 1975. Veterinary Hematology. Ed ke-3. Philadelpia: Lea & Febiger.

Sugeng B. 1998. Sapi Potong. Jakarta: Penebar Swadaya.

ND COLOR OF MUSCLES IN VEAL CALVAND COLOR OF MUSCLES IN VEAL CALVESOF MUSCLES IN VEAL CALVES