gambaran persepsi lansia tentang tugas kader di...
TRANSCRIPT
GAMBARAN PERSEPSI LANSIA TENTANG TUGAS
KADER DI POSYANDU LANSIA MAWAR
KELURAHAN SUKAMAJU BARU
KECAMATAN TAPOS
TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh:
RIZKINUARY HIDAYAH
1110104000017
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/ 2014 M
v
RIWAYAT HIDUP
Nama : Rizkinuary Hidayah
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 15 Januari 1993
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jalan Pekapuran, Gang Langgar RT 001 RW 06
No. 19 Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos
Kota Depok 16955
Telepon : 0822 275 84 562
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Sukatani VII (1998–2004)
2. SMP Negeri 11 Depok (2004–2007)
3. SMA Negeri 4 Depok (2007– 2010)
4. S1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta (2010-Sekarang)
Pengalaman Organisasi
1. Anggota MPK (Majelis Permusyawaratan Kelas) SMA Negeri 4 Depok
Periode 2007 – 2008
2. Anggota Gema Nusantara Budaya SMA Negeri 4 Depok Angkatan IV
3. Anggota BEM PSIK Kementrian Riset dan Teknologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Periode 2013 – 2014
vi
Pengalaman Seminar
1. Seminar Kesehatan “Perawatan Pasien Hipertensi dan Diabetes di Rumah”
tahun 2010
2. Seminar Keperawatan “Nursing as Partner Society and Delivering Public
Health” tahun 2011
3. Seminar Nasional Keperawatan “Uji Kompetensi Nasional Perawat:
Meningkatkan Peran dan Mutu Profesi Keperawatan dalam Menghadapi
Tantangan Global” tahun 2012
4. Workhsop Keperawatan “Update Diagnosa NANDA, Aplikasi ISDA dan
Diagnostic Reasoning” tahun 2012
vii
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi, Juli 2014
Rizkinuary Hidayah, NIM : 1110104000017
Gambaran Persepsi Lansia Tentang Tugas Kader di Posyandu Lansia
Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos Tahun 2014
xx + 74 halaman + 16 tabel + 2 bagan + 5 lampiran
ABSTRAK
Posyandu Lansia merupakan wadah pelayanan kepada lansia dan pra
lansia di masyarakat yang prosesnya dilakukan oleh masyarakat baik bersama
pemerintah maupun swasta untuk memberikan kemudahan dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar. Indikator keberhasilan program pelayanan kesehatan
lansia (Posyandu Lansia) salah satunya yaitu 70% lansia melakukan skrining
kesehatan. Akan tetapi jumlah kunjungan di Posyandu Lansia Mawar hanya
sebesar 25% dari total jumlah lansia, hal ini bisa dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya pelaksanaan tugas kader terhadap terlaksananya Program
Posyandu Lansia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi lansia tentang tugas
kader di Posyandu Lansia Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos Tahun
2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif
dan pendekatan cross sectional. Data diperoleh melalui wawancara dengan
kuesioner pada 68 responden yang terdiri dari lansia dan pra lansia. Penelitian
dilakukan di wilayah kerja Posyandu Lansia Mawar pada bulan Mei hingga Juni
2014.
Hasil penelitian menunjukkan persepsi lansia dan pra lansia terhadap tugas
kader adalah 76,5% berpersepsi cukup baik, 10,3% berpersepsi baik, dan 13,2%
berpersepsi kurang baik. 76,5% lansia dan pra lansia berpersepsi cukup baik pada
pelaksanaan tugas kader sebelum pelaksanaan Posyandu Lansia, 82,4% lansia dan
pra lansia berpersepsi cukup baik pada pelaksanaan tugas kader saat pelaksanaan
Posyandu Lansia, dan 70,0% berpersepsi cukup baik pada pelaksanaan tugas
kader setelah pelaksanaan Posyandu Lansia.
Untuk meningkatkan motivasi lansia dalam memanfaatkan Posyandu
Lansia perlu adanya pelatihan komunikasi maupun konseling untuk para kader
dari Puskesmas, pemberian reward kepada kader dan lansia yang aktif, pengadaan
senam lansia dan pemeriksaan laboratorium sederhana, dan lain-lain di Posyandu
Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos.
Kata kunci : Posyandu Lansia, Kader, Persepsi Lansia
Daftar Bacaan : 40 (1997 – 2013)
viii
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Undergraduated Thesis, July 2014
Rizkinuary Hidayah, NIM 1110104000017
Description of Elderly’s Perception About Cadre’s Duty at Elderly Posyandu
Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos, 2014
xx + 74 pages + 16 tables + 2 charts + 5 attachments
ABSTRACT
Elderly Posyandu is a form of service to elderly in community which its
process is performed by the society itself together with governmennt or private to
give an easier way to get basic health care. One of the succes’ indicator of elderly
health care programme (elderly Posyandu) is 70% of elderly take health screening
in there. But the number of visits at Mawar Elderly Posyandu only 25% from all
total of elderly, this could be caused by many factors, one of them is performance
of cadre’s duties to held Elderly Posyandu programme.
This study is intended to recognize the elderly’s perception of cadre’s duty
at Mawar Elderly Posyandu. This study is a quantitative study with descriptive
design and cross sectional approach. The data is obtained through interview 68
respondents consisting of elderly and pre-elderly using questionnaires in May
until June 2014 at Mawar Elderly Posyandu working area.
The result shows that elderly and pre-elderly’s perception to cadre’s duty
is 76,5% good enough, 10,3% pretty good, and 13,2% is poor. 76,5% of elderly
and pre-elderly’s perception is good enough at cadre’s duty performance before
Elderly Posyandu was held, 82,4% of elderly and pre-elderly’s perception is good
enough at cadre’s duty performance when Elderly Posyandu was held, and 70,0%
of elderly and pre-elderly’s perception is good enough at cadre’s duty
performance after Elderly Posyandu was held.
To increase elderly’s motivation in utilize Elderly Posyandu the cadre
need to establised comunication and conseling coaching from Public Health
Center, provision of reward to active cadre and elderly, held gymnastics for
elderly, provide simple laboratory test or anything at Mawar Elderly Posyandu
Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos.
Keywords : Elderly Posyandu, Cadre, Elderly’s Perception
Reading List : 40 (1997 – 2013)
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin adalah untaian kata terindah sebagai
ungkapan syukur kehadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Tuhan Yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana, Tuhan Yang Maha
Kuasa dari segala yang ada di langit dan di bumi, atas berkat dan RahmatNya lah
sehingga skripsi yang berjudul “Gambaran Persepsi Lansia Tentang Tugas Kader
di Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos ” dapat
diselesaikan.
Shalawat dan salam, tidak lupa pula peneliti tujukan kepada junjungan kita
baginda Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabat. Salam dan rahmat semoga tetap tercurah kepada beliau beserta keluarga
dan para sahabat dekat serta pengikutnya hingga akhir jaman.
Dengan penuh kerendahan hati peneliti memberikan ucapan terima kasih
atas terselesaikannya skripsi ini kepada:
1. Prof. DR. (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp. And selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ns. Waras Budi Utomo S. Kep, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Tien Gartinah, MN., selaku Pembimbing I skripsi, serta kepada Bapak
Karyadi, M.Kep, Ph.D selaku pembimbing II, yang telah meluangkan
waktunya serta dengan sabar membimbing dan memberikan arahan kepada
peneliti.
x
4. Dosen-dosen yang telah membekali peneliti dengan berbagai ilmu dan
pengetahuan, selama peneliti mengikuti perkuliahan.
5. Seluruh staf karyawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Segenap Kader Posyandu Lansia Mawar dan Kenanga atas segala kesempatan
dan bantuannya untuk melakukan kegiatan penelitian yang telah diberikan
kepada peneliti.
7. Ibunda, Ibu Wakhidatun yang telah sabar mendidik dan selalu mendoakan
peneliti untuk selalu sukses baik lahir maupun batin, terima kasih. Juga
kepada Ayahanda, Bapak Yahmin yang telah mengamanahkan kepada
peneliti untuk menyelesaikan segala sesuatu yang telah berani dimulai.
Terima kasih juga peneliti ucapkan untuk Adik Galih Fahmi Mustaqim atas
kehadirannya di rumah untuk menemani peneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini
8. Faris, sahabat-sahabat Cherry, dan PSIK 2010 yang tidak dapat peneliti
sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala perhatian, dukungan, inspirasi
serta bantuan yang telah diberikan.
Tiada gading yang tak retak. Oleh karenanya peneliti dengan penuh kesadaran
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran
yang membangun untuk kokohnya skripsi ini sangat diharapkan. Semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin ya Rabbal’alamin.
Ciputat, Juli 2014
Rizkinuary Hidayah
xi
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xviii
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN ........................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6
C. Pertanyaan Penelitian ................................................................. 7
D. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
1. Tujuan Umum ...................................................................... 8
2. Tujuan Khusus ..................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ..................................................................... 9
xii
F. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 11
A. Persepsi .................................................................................... 11
1. Definisi Persepsi ................................................................ 11
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ..................... 12
B. Lanjut Usia (Lansia) ................................................................. 13
1. Definisi Lanjut Usia ........................................................... 13
2. Klasifikasi Lansia ............................................................... 13
C. Pos Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu Lansia) .................. 15
1. Pengertian Posyandu Lansia .............................................. 15
2. Tujuan Posyandu Lansia .................................................... 16
3. Sasaran Posyandu Lansia ................................................... 17
4. Kegiatan Posyandu Lansia ..................................................... 18
5. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan ........................................ 19
D. Kader Posyandu Lansia ................................................................ 20
1. Pengertian Kader ................................................................ 20
2. Kader Posyandu Lansia ...................................................... 20
3. Tugas-Tugas Kader ............................................................ 22
E. Model Pemanfaatan Kesehatan (Utilization Health Care) ...... 23
F. Pemanfaatan Posyandu Lansia ................................................. 25
G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu
Lansia ....................................................................................... 26
H. Teori Lawrence Green.............................................................. 29
xiii
I. Kerangka Teori......................................................................... 31
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 32
A. Kerangka Konsep ..................................................................... 32
B. Definisi Operasional................................................................. 33
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 37
A. Desain Penelitian ........................................................................... 37
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 37
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 38
1. Populasi .................................................................................... 38
2. Sampel ...................................................................................... 38
D. Teknik Sampling ............................................................................ 39
E. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 41
1. Jenis Data ................................................................................. 41
2. Instrumen Penelitian ............................................................... 41
F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data ........................................ 43
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen..................................... 44
H. Pengolahan Data ............................................................................ 46
I. Analisis Statistik ............................................................................ 47
J. Etika Penelitian .............................................................................. 48
BAB V HASIL PENELITIAN ....................................................................... 49
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .......................................... 49
xiv
B. Analisis Univariat .......................................................................... 50
1. Karakteristik Responden ........................................................ 50
a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur ... 50
b. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin .............................................................................. 50
c. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan ......................................................................... 51
d. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Agama. 52
e. Gambaran Pemanfaatan Posyandu Lansia .................... 52
2. Gambaran Persepsi Responden Tentang Tugas Kader ...... 53
a. Persepsi Responden Tentang Tugas Kader Sebelum
Pelaksanaan Posyandu Lansia ......................................... 55
b. Persepsi Responden Tentang Tugas Kader Saat
Pelaksanaan Posyandu Lansia ......................................... 57
c. Persepsi Responden Tentang Tugas Kader Setelah
Pelaksanaan Posyandu Lansia ......................................... 59
BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................ 61
A. Karakteristik Responden ............................................................... 61
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ...................... 61
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 62
3. Karakteristik Responden BerdasarkanTingkat Pendidikan 63
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama .................... 63
5. Pemanfaatan Posyandu Lansia .............................................. 64
xv
B. Gambaran Persepsi Responden Tentang Tugas Kader ............. 64
1. Persepsi Responden Tentang Tugas Kader Sebelum
Pelaksanaan Posyandu Lansia ............................................... 65
2. Persepsi Responden Tentang Tugas Kader Saat
Pelaksanaan Posyandu Lansia ............................................... 66
3. Persepsi Responden Tentang Tugas Kader Setelah
Pelaksanaan Posyandu Lansia ............................................... 67
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 69
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 70
A. Kesimpulan ..................................................................................... 70
B. Saran ................................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional.................................................................... 33
Tabel 4.1 Jumlah Sampel per RT................................................................ 40
Tabel 4.2 Distribusi Hasil Pernyataan Validitas Tugas Kader.................... 45
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di
Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014.........................................
50
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di
Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014.........................................
51
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan di Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014..................
51
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Agama di
Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014 ........................................
52
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Posyandu Lansia di
Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014.........................................
52
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Tentang Tugas Kader
di Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014.....................................
54
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pemanfaatan
Posyandu Lansia dan Persepsi Tentang Tugas Kader di
Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014.........................................
54
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Tentang Tugas Kader
Sebelum Pelaksanaan Posyandu Lansia di Posyandu Lansia
Mawar Tahun 2014.....................................................................
55
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pemanfaatan
Posyandu Lansia dan Persepsi Tentang Tugas Kader di
Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014.........................................
56
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Tentang Tugas Kader
Saat Pelaksanaan Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Mawar
Tahun 2014..................................................................................
57
Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pemanfaatan
xvii
Posyandu Lansia dan Persepsi Tentang Tugas Kader di
Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014.........................................
58
Tael 5.12 Distribusi Frekuensi Persepsi Lansia tentang Tugas Kader
Setelah Pelaksanaan Posyandu Lansia di Posyandu Lansia
Mawar Tahun 2014.....................................................................
59
Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pemanfaatan
Posyandu Lansia dan Persepsi Tentang Tugas Kader di
Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014.........................................
60
xviii
DAFTAR BAGAN
Nomor Bagan Judul Bagan Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori..............................................................................31
Gambar 3.1 Kerangka Konsep...........................................................................32
xix
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana
BPS : Badan Pusat Statistik
Depkes : Departemen Kesehatan
DNA : Deoxyribonucleic Acid
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
Komnas : Komisi Nasional
Lansia : Lanjut Usia
Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
Senium : Masa sesudah pasca menopause
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Lembar Informed Consent
Lampiran 3 Instrumen Penelitian
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas
Lampiran 5 Output Hasil Analisis Univariat dengan SPSS
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin
meningkatnya usia harapan hidup penduduk. Sensus Penduduk di
Indonesia yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012
menunjukkan jumlah lanjut usia (lansia) mengalami peningkatan yaitu dari
18,96 juta jiwa sekarang menjadi 20,05 juta jiwa atau 7,56% dari
keseluruhan penduduk Indonesia (Kemenkes RI, 2013). Peningkatan
jumlah lansia ini tentunya berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik
sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena semakin bertambahnya
usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun. Hal ini dapat terjadi
karena faktor alamiah maupun karena penyakit.
Peningkatan jumlah penduduk lansia ini selain menjadi salah satu
indikator keberhasilan pembangunan sekaligus sebagai tantangan dalam
pembangunan. Bila permasalahan tersebut tidak diantisipasi, maka tidak
tertutup kemungkinan bahwa proses pembangunan akan mengalami
berbagai hambatan. Oleh sebab itu, untuk menjadi lansia yang sehat,
produktif dan mandiri, harus dimulai dengan pola hidup sehat dan
mempersiapkan masa lanjut usia secara lebih baik. Dengan demikiaan,
sasaran dari permasalahan lansia tidak hanya lansia itu sendiri, tetapi juga
penduduk pra lansia (Kemenkes, 2010).
Permasalahan lanjut usia menjadi perhatian baik pemerintah,
lembaga masyarakat maupun masyarakat itu sendiri. Untuk mengatasi
2
masalah kesehatan lansia tersebut, perlu upaya pembinaan kelompok
lansia melalui Puskesmas dengan didirikan Posyandu lansia (Kemenkes,
2010). Posyandu khusus lanjut usia (lansia) atau biasa disebut Posyandu
lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut yang
berada di suatu wilayah tertentu. Pelayanan terpadu yang dimaksud yaitu
pelayanan yang sudah disepakati dan digerakkan oleh masyarakat dimana
mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia juga
merupakan kebijakan pemerintah untuk pengembangan pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program
Puskesmas dengan melibatkan peran serta lansia, keluarga, tokoh
masyarakat, dan organisasi sosial (Kemenkes, 2010).
Sasaran langsung dari Posyandu lansia yaitu kelompok pra usia
lanjut 45-59 tahun, kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas), dan kelompok
usia lanjut dengan risiko tinggi (70 tahun ke atas). Hal ini sesuai dengan
batasan lansia menurut WHO yaitu meliputi usia pertengahan (middle age)
yaitu usia antara 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) yaitu usia antara
60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old) yaitu usia antara 76 sampai 90
tahun, dan usia sangat tua (very old) yaitu usia diatas 90 tahun (Depkes,
2003).
Perlunya upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia dengan
membentuk Posyandu lansia tercantum dalam Undang-Undang Kesehatan
No. 36 Tahun 2009 pasal 139 yang mengatakan bahwa pemerintah wajib
menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi
kelompok lansia untuk dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara
3
sosial dan ekonomis. Sehingga diharapkan dengan terbentuknya Posyandu
lansia dapat meningkatkan kemudahan bagi para lansia untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan maupun pelayanan lainnya yang
dilaksanakan oleh berbagai unsur terkait. Hal ini mengindikasikan bahwa
pemerintah mengharapkan terjadinya perubahan perilaku kesehatan dari
lansia dengan memanfaatkan pelayanan yang ada (Komnas Lansia, 2010).
Pemanfaatan pelayanan kesehatan bisa dipengaruhi oleh banyak
faktor, menurut Handayani (2012) salah satu faktor yang mempengaruhi
seseorang dalam memanfaatkan Posyandu lansia diantaranya dukungan
keluarga, teman sebaya, peran kader dan petugas kesehatan, undang-
undang, tokoh masyarakat dan lain sebagainya. Hasil dari penelitian yang
dilakukan di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor tersebut menunjukkan
bahwa peran kader merupakan variabel yang paling signifikan terhadap
pemanfaatan posyandu lansia dengan P=0,000. Lansia yang tidak
memanfaatkan Posyandu lansia lebih besar proporsinya pada lansia yang
menyatakan kader tidak berperan (98,8%) dibandingkan dengan lansia
yang menyatakan kader berperan aktif (2,0%).
Kader adalah seseorang atau tim yang berperan sebagai tenaga
pelaksana pelayanan yang berasal dari dan dipilih oleh masyarakat
setempat yang memenuhi ketentuan dan diberi tugas serta tanggung jawab
untuk pelaksanaan, pemantauan, dan memfasilitasi kegiatan lainnya
(Depkes, 2003). Peran kader adalah sebagai motivator atau penyuluh
kesehatan yang membantu para petugas kesehatan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang perlunya hidup sehat dan memotivasi
4
mereka untuk melakukan tindakan pencegahan penyakit dengan
menggunakan sarana kesehatan yang ada (Sarwono, 2004).
Kader memiliki tugas yang harus dilakukan dari sebelum, saat dan
setelah dilaksanakan Posyandu lansia diantaranya yaitu menggerakkan
masyarakat untuk datang ke Posyandu (Ariyani, 2011). Kader selain
mempunyai tugas dan fungsinya ia juga harus mampu berkomunikasi
dengan efektif, baik dengan individu, kelompok maupun masyarakat.
Kader juga harus dapat membina kerjasama dengan semua pihak yang
terkait dengan pelaksanaan Posyandu lansia, serta dapat memantau
perkembangan lansia pada hari buka (pelaksanaan) Posyandu lansia yaitu
pendaftaran, penimbangan, pencatatan/pengisian Kartu Menuju Sehat
(KMS), penyuluhan dan pelayanan kesehatan sesuai kewenangannya, dan
pemberian makanan tambahan, serta dapat melakukan rujukan jika
diperlukan (Depkes, 2006).
Sebagai pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat, Posyandu
lansia memiliki arti penting demi meningkatkan derajat kesehatan dan
mutu kehidupan lansia. Tidak terkecuali Posyandu Lansia Mawar yang
berada di Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos Kota Depok yang
merupakan salah satu upaya pengembangan pelayanan kesehatan bagi
lansia yang berada di RW 06 Desa Sukamaju Baru. Dari hasil studi
pendahuluan yang telah dilakukan peneliti didapatkan data yaitu rata-rata
kunjungan lansia kurang lebih hanya sebesar 8,5% dari total lansia yang
berada di wilayah cakupan Posyandu lansia tersebut yang berjumlah 406
orang.
5
Hal ini terlihat dalam daftar kehadiran bulan Januari sebanyak 34
orang, Februari 15 orang dan Maret 19 orang. Sedangkan target cakupan
menurut Depkes RI mencapai 70% dari total jumlah lansia (Kemenkes,
2010). Hasil wawancara terhadap sepuluh orang lansia di RW 06, delapan
diantaranya mengatakan selama ini kader tidak pernah menyarankan atau
memotivasi mereka untuk datang ke Posyandu Lansia. Kader juga tidak
mengingatkan mereka baik itu jadwal maupun dimana tempat pelaksanaan
Posyandu Lansia setiap bulannya. Sehingga, lima dari delapan lansia tadi
mengatakan malas mengunjungi atau memanfaatkan keberadaan Posyandu
lansia, sementara lima diantaranya mengatakan kadang-kadang datang
apabila tidak ada kesibukan di rumah.
Berbeda dengan delapan lansia tadi, dua lansia mengatakan bahwa
mereka setiap bulan mengunjungi atau memanfaatkan pelayanan kesehatan
yang ada di Posyandu lansia karena menurut mereka kader cukup
memotivasi untuk datang ke Posyandu lansia. Motivasi yang diberikan
berupa ajakan untuk datang ke Posyandu Lansia di hari sebelum
pelaksanaan kegiatan Posyandu. Ini membuktikan bahwa sesungguhnya
peran kader dalam memotivasi mereka untuk datang ke Posyandu lansia
yang akan dilaksanakan cukup berpengaruh.
Menurut mereka kader sebenarnya dapat mengingatkan dengan
cara membuat pengumuman dari Masjid atau dengan obrolan ringan antar
tetangga tentang kegiatan yang akan dilakukan saat Posyandu lansia
diselenggarakan. Mengingat kader juga aktif dalam kegiatan pengajian
atau kegiatan lain di lingkungannya. Wawancara lain yang dilakukan
6
terhadap salah satu kader didapatkan pernyataan bahwa mereka tidak
selalu mengingatkan kembali kapan jadwal Posyandu Lansia karena
menurutnya para lansia di RW 06 telah mengetahui kapan tepatnya
pelaksanaan Posyandu Lansia dan dimana, yaitu setiap tanggal 6 di
Posyandu Lansia Mawar.
Oleh karena belum adanya data secara rinci mengenai bagaimana
peran kader Posyandu Lansia Mawar di Kelurahan Sukamaju Baru, serta
belum pernah ada penelitian mengenai persepsi lansia tentang peran kader
Posyandu Lansia Mawar peneliti merasa perlu melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai “Gambaran Persepsi Lansia Tentang Tugas Kader di
Posyandu Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Tahun 2014”.
B. Rumusan Masalah
Masalah utama yang paling sering dihadapi oleh lansia adalah
masalah mengenai kesehatannya karena semakin menua, manusia secara
progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan
menumpuk makin banyak distorsi (sampah) metabolik dan struktural yang
disebut “penyakit degeneratif” yang akan menyebabkan meningkatnya
angka kesakitan lansia dan menghadapi akhir hidup dengan episode
terminal yang dramatik (Dharmojo, 2006).
Demi mencegah hal-hal seperti ini pemerintah telah menyediakan
wadah dengan mendirikan Posyandu Lansia di bawah naungan Puskesmas,
salah satu Posyandu Lansia di Kota Depok yang masih aktif hingga saat
ini adalah Posyandu Lansia Mawar yang berada di RW 06 Kelurahan
7
Sukamaju Baru Kecamatan Tapos. Indikator keberhasilan program
pelayanan kesehatan lansia salah satunya yaitu 70% lansia melakukan
skrining kesehatan di Posyandu Lansia. Namun, data menunjukkan bahwa
tingkat berkunjung lansia ke Posyandu lansia hanya sebesar 8,5% dari
total jumlah lansia.
Perilaku/tingkat berkunjung lansia tersebut bisa dipengaruhi oleh
beberapa hal, di antaranya yaitu peran kader di Posyandu lansia yang ada
dilakukan sebelum, saat, dan setelah pelaksanaan Posyandu Lansia,
khususnya dalam memotivasi para lansia untuk datang mengunjungi
Posyandu lansia, menginformasikan tentang manfaat maupun kegiatan
yang bisa dilakukan di sana dsb. Berdasarkan uraian di atas, peneliti
merasa perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang “Gambaran
Persepsi Lansia Tentang Tugas Kader di Posyandu Lansia Mawar
Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos Tahun 2014”.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, pertanyaan penelitian ini adalah:
Bagaimana gambaran persepsi lansia dan pra lansia tentang tugas kader di
Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos
tahun 2014?
8
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran persepsi lansia dan pra lansia tentang tugas
kader di Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru
Kecamatan Tapos tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran karakteristik responden berdasarkan usia,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan agama di Posyandu Lansia
Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos tahun 2014.
b. Diketahuinya gambaran persepsi lansia dan pra lansia tentang tugas
kader sebelum pelaksanaan Posyandu Lansia di Posyandu Lansia
Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos tahun 2014.
c. Diketahuinya gambaran persepsi lansia dan pralansia yang
memanfaatkan dan yang kurang memanfaatkan Posyandu Lansia
tentang tugas kader sebelum pelaksanaan Posyandu Lansia di
Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan
Tapos tahun 2014.
d. Diketahuinya gambaran persepsi lansia dan pra lansia tentang tugas
kader saat pelaksanaan Posyandu Lansia di Posyandu Lansia
Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos tahun 2014.
e. Diketahuinya gambaran persepsi lansia dan pra lansia pralansia
yang memanfaatkan dan yang kurang memanfaatkan Posyandu
Lansia tentang tugas kader saat pelaksanaan Posyandu Lansia di
9
Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan
Tapos tahun 2014.
f. Diketahuinya gambaran persepsi lansia dan pra lansia tentang tugas
kader setelah pelaksanaan Posyandu Lansia di Posyandu Lansia
Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos tahun 2014.
g. Diketahuinya gambaran persepsi lansia dan pra lansia yang
memanfaatkan dan yang kurang memanfaatkan Posyandu Lansia
tentang tugas kader setelah pelaksanaan Posyandu Lansia di
Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan
Tapos tahun 2014.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pendidikan Keperawatan
Meningkatkan kajian keilmuan bagi mahasiswa keperawatan tentang
pelaksanaan Posyandu Lansia dan peran kader di dalamnya. Selain itu,
diharapkan penelitian ini dapat memperkaya dunia kepustakaan
pendidikan keperawatan Indonesia khususnya mata ajar keperawatan
komunitas
2. Bagi Puskesmas dan Posyandu Lansia
Memberikan acuan dan masukan untuk meningkatkan pengembangan
informasi kepada lansia agar program Posyandu lansia berjalan sesuai
kebutuhan lansia di lapangan. Juga dapat sebagai bahan dalam
mengevaluasi tugas kader dalam pelaksanaan Posyandu Lansia.
3. Penelitian Selanjutnya
10
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal pengembangan
penelitian selanjutnya terkait dengan Posyandu Lansia dan tugas kader
terhadapnya.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah yang bertujuan untuk memperoleh data yang berkaitan
dengan persepsi lansia dan pra lansia tentang tugas kader di Posyandu
Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos tahun 2014.
Alasan dilakukan penelitian ini adalah belum diketahuinya gambaran
persepsi lansia tentang tugas kader sebelum pelaksanaan Posyandu Lansia
di Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos.
Sasaran penelitian ini adalah lansia yang berada dalam wilayah
kerja Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan
Tapos. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif, dengan pendekatan
potong lintang (cross sectional). Metode pengambilan data dengan
menggunakan kuesioner yang valid dan reliabel dengan cara wawancara
langsung yang dimulai dari tanggal 27 Mei sampai dengan 7 Juni 2014.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persepsi
1. Definisi Persepsi
Menurut Sunaryo (2004) persepsi merupakan proses akhir dari
pengamatan yang diawali oleh proses penginderaan, yaitu proses
diterimanya stimulus oleh alat indera, kemudian individu ada
perhatian, diteruskan ke otak, dan individu menyadari tentang sesuatu.
Dengan persepsi individu menyadari dan dapat mengerti tentang
keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang hal yang
ada dalam diri individu yang bersangkutan.
Wahrunsyah (1995) dan Thoha (1995) dalam Sudaryanto (2008)
mengatakan bahwa proses kognitif yang mengawali terjadinya persepsi
seseorang dipengaruhi oleh faktor internal (pribadi) seperti
pengalaman, pengetahuan, proses belajar, wawasan pemikiran,
keinginan, motivasi, dan tujuan, sedangkan faktor eksternalnya
meliputi lingkungan keluarga, fisik dan sosial budaya dimana orang
bertempat.
Persepsi merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu
melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu
tidak begitu saja, melainkan stimulus yang diteruskan dan proses
selanjutnya merupakan proses persepsi (Walgito dalam Nurmeilita,
2010). Selain itu, persepsi merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam
diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif
12
dalam persepsi sehingga hasil persepsi mungkin akan berbeda antara
individu yang satu dengan yang lain.
Hal ini diperkuat oleh Rahmat (1998) dalam Sudaryanto (2008)
yang mengatakan bahwa persepsi adalah perjalanan tentang obyek,
peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan mengumpulkan
informasi dan menafsirkan pesan-pesan. Persepsi merupakan suatu
proses untuk memberikan kesan terhadap pengalaman yang diperoleh
mengenai suatu obyek di lingkungan yang diamati sehingga diperoleh
hasil berupa pengetahuan.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi yang terbentuk pada diri individu berbeda antara satu
orang dengan orang lain. Perbedaan ini disebabkan oleh berbagai
faktor yang mempengaruhi pembentukannya. Pengalaman, pendidikan,
serta kebudayaan mempengaruhi persepsi individu (Hardjana, 2003).
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sebuah
persepsi menurut Baltus (1983) dalam Astuti (2005) yaitu:
a. Kemampuan dan keterbatasan fisik panca indera, dimana faktor ini
dapat mempengaruhi persepsi untuk sementara waktu atau
permanen.
b. Kondisi lingkungan.
c. Pengalaman masa lalu.
13
d. Kebutuhan dan keinginan. Ketika individu membutuhkan atau
menginginkan sesuatu, maka ia akan terus berfokus pada hal yang
dibutuhkannnya.
B. Lanjut Usia (Lansia)
1. Definisi Lanjut Usia
Lanjut usia (Lansia) merupakan istilah tahap akhir dari proses
penuaan. Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 pasal 1 ayat 2,
3 dan 4 tentang kesehatan dikatakan bahwa lansia adalah seseorang
yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.
Menurut Notoadmodjo (2007) usia lanjut adalah kelompok orang
yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam
jangka waktu beberapa dekade. Penuaan adalah suatu proses alami
yang tidak dapat dihindari, berjalan terus menerus, dan
berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan
anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh sehingga akan
mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan
(Kemenkes, 2010). Jadi, lanjut usia adalah suatu proses yang alami dan
tidak dapat dihindari dan dialami secara alamiah oleh setiap orang
yang akan mencapai tingkat umur tertentu.
2. Klasifikasi Lansia
Kemenkes (2010) mengklasifikasikan lansia menjadi lima yaitu:
a. Pralansia (presenilis)
14
Seseorang yang berusia 45-59 tahun
b. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun ke atas
c. Lansia resiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
d. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan
kegiatan/kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa
e. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya
bergantung pada bantuan orang lain.
Sementara, batasan umur lansia terbagi menjadi empat, yaitu:
a. Kelompok Pertengahan Umur
Kelompok pertengahan umur adalah kelompok usia dalam
masa virilitas, yaitu masa persiapan usia lanjut, yang
menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa (45-54
tahun)
b. Kelompok Usia Lanjut Dini
Kelompok usia lanjut dini adalah kelompok dalam masa
prasenium, yang mulai memasuki usia lanjut (55-64 tahun)
c. Kelompok Usia Lanjut
15
Kelompok usia lanjut adalah kelompok dalam masa senium (65
tahun ke atas)
d. Kelompok Usia Lanjut dengan Resiko Tinggi
Kelompok usia lanjut dengan risiko tinggi adalah kelompok
yang berusia lebih dari 70 tahun, atau kelompok usia lanjut
yang tinggal sendiri, terencil, tinggal dipanti, menderita
penyakit berat, atau cacat.
Batasan lanjut usia (lansia) menurut WHO meliputi usia
pertengahan (middle age) yaitu usia antara 45 sampai 59 tahun, lanjut
usia (elderly) yaitu usia antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old)
yaitu usia antara 76 sampai 90 tahun, dan usia sangat tua (very old)
yaitu usia diatas 90 tahun (Depkes, 2003).
Dari batasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa:
a. Pra lansia yaitu kelompok umur 45-59 tahun
b. Lansia yaitu kelompok umur 60 tahun ke atas
C. Pos Pelayanan Terpadu Lansia (Posyandu Lansia)
1. Pengertian Posyandu lansia
Posyandu lansia merupakan salah satu Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
upaya pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat
lansia dan memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar (Depkes, 2003). Posyandu lansia juga merupakan
16
salah satu program puskesmas dalam mencapai kesehatan masyarakat
lansia yang optimal.
Menurut Komnas Lansia dalam buku Pedoman Pelaksanaan
Posyandu Lansia, Posyandu Lansia adalah suatu wadah pelayanan
kepada lanjut usia di masyarakat yang proses pembentukan dan
pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), lintas sektor pemerintah dan non
pemerintah, swasta, organisasi sosial dengan menitikberatkan
pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif (Komnas
Lansia, 2010).
2. Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan Posyandu lansia yaitu untuk meningkatkan kemudahan
bagi para lansia untuk mendapatkan berbagai pelayanan, baik
pelayanan kesehatan maupun pelayanan lainnya yang dilaksanakan
oleh berbagai unsur terkait (Komnas Lansia, 2010). Adapun secara
garis besar tujuan pembentukan Posyandu lansia menurut Kemenkes
(2010) meliputi:
a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di
masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan lansia.
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta
masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan di samping
meningkatkan komunikasi antara masyarakat lansia.
17
Sementara itu penilaian keberhasilan upaya pembinaan lansia
melalui kegiatan pelayanan kesehatan di Posyandu lansia dilakukan
dengan menggunakan data pencatatan, pelaporan, pengamatan khusus
dan penilitian. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari:
a. Meningkatnya sosialisasi masyarakat lansia dengan
berkembangnya jumlah organisasi masyarakat lansia dengan
berbagai aktivitas pengembangannya.
b. Berkembangnya jumlah lembaga pemerintah/swasta yang
memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia.
c. Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan pada lembaga.
d. Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia
e. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit pada
lansia (Henniwati, 2008).
3. Sasaran Posyandu Lansia
Sasaran Posyandu lansia terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Sasaran langsung, yaitu kelompok pra usia lanjut 45-59 tahun,
kelompok usia lanjut (60 tahun ke atas), dan kelompok usia
lanjut dengan risiko tinggi (70 tahun ke atas).
b. Sasaran tidak langsung, yaitu keluarga dimana lansia berada,
organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
masyarakat luas (Depkes RI, 2006).
18
4. Kegiatan Posyandu lansia
Kegiatan Posyandu lansia meliputi kegiatan pelayanan kesehatan
dan kegiatan lain yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
lansia serta mengatasi permasalahan lansia dalam hal biopsikososial
dan ekonomi lansia. Kegiatan pemeriksaan dan pelayanan kesehatan
fisik dan mental emosional dicatat dan dipantau dengan menggunakan
Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia untuk mengetahui lebih awal
(deteksi dini) penyakit atau ancaman kesehatan yang dihadapi lansia
tersebut. Adapun jenis kegiatan menurut Kemenkes (2010) yang dapat
diberikan kepada lansia di Posyandu lansia antara lain:
a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari (activity of daily
living), meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan seperti makan,
minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur,
buang air besar/kecil dan sebagainya.
b. Pemeriksaan status mental emosional dengan menggunakan
pedoman 2 menit yang terdapat pada KMS lansia.
c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan hasilnya dicatat pada grafik Indeks
Masa Tubuh (IMT).
d. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan
stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.
e. Pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan Talquist, Sahli
atau Cuprisulfat.
19
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit gula (Diabetes Melitus).
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni
sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal.
h. Pelaksanaan rujukan ke puskesmas bilamana ada keluhan dan
atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir a sampai h.
i. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun di luar kelompok
dalam rangka kunjungan rumah dan konseling kesehatan dan gizi
sesuai dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan
atau kelompok lanjut usia.
j. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota
kelompok lanjut usia yang tidak datang, dalam rangka kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat (Public Health Nursing).
5. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan
Untuk memberikan pelayanan yang prima terhadap lansia
di Posyandu lansia maka sebaiknya menggunakan mekanisme
kegiatan 5 sistem meja yaitu:
a. Tahap pertama
Pendaftaran anggota kelompok lanjut usia sebelum pelaksaan
pelayanan.
b. Tahap kedua
Pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan lansia serta
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
20
c. Tahap ketiga
Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan dan
pemeriksaan status mental.
d. Tahap keempat
Pemeriksaan laboratorium sederhana.
e. Tahap kelima
Pemberian penyuluhan dan konseling (Depkes RI, 2003)
D. Kader Posyandu Lansia
1. Pengertian Kader
Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih
dalam bidang tertentu yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat dan
merasa berkewajiban untuk melaksanakan meningkatkan dan membina
kesejahteraan masyarakat dengan rasa ikhlas tanpa pamrih dan
didasarkan panggilan jiwa untuk melaksanakan tugas-tugas
kemanusiaan (Depkes, 2003).
2. Kader Posyandu Lansia
Kader sebaiknya berasal dari anggota kelompok sendiri atau
bilamana sulit mencari kader dari anggota kelompok dapat saja
diambil dari anggota masyarakat lainnya yang bersedia menjadi kader
(Depkes, 2003). Kader merupakan seseorang yang dianggap
masyarakat dapat memberi informasi terkini tentang kesehatan,
terampil dalam memberikan pelayanan di Posyandu, serta memiliki
21
andil dan peran dalam mendorong keinginan masyarakan untuk datang
ke Posyandu Selain mempunyai tugas dan fungsinya, kader juga harus
mampu berkomunikasi dengan efektif baik dengan individu, kelompok
masyarakat, dapat membina kerjasama dengan semua pihak yang
terkait dengan pelaksanaan Posyandu, serta dapat memantau
pertumbuhan dan perkembangan Lansia (Depkes RI, 2006).
Jumlah kader Posyandu lansia di setiap kelompok tergantung
pada jumlah anggota kelompok, volume dan jenis kegiatan yaitu
sedikitnya 3 orang.
Untuk meningkatkan citra diri kader maka harus diperhatikan:
a. Meningkatkan kualitas diri sebagai orang yang dianggap
masyarakat dapat memberi informasi terkini tentang kesehatan,
b. Melengkapi diri dengan keterampilan yang memadai dalam
pelayanan di Posyandu lansia,
c. Membuat kesan pertama yang baik dan memperhatikan citra
yang positif,
d. Menetapkan dan memutuskan perhatian lebih cermat pada
kebutuhan masyarakat,
e. Menampilkan diri sebagai bagian dari anggota masyarakat itu
sendiri, dan
f. Mendorong keinginan untuk datang ke Posyandu lansia
(Depkes, 2006).
22
3. Tugas-Tugas Kader
Secara umum tugas-tugas kader lansia adalah sebagai berikut:
a. Tugas sebelum hari buka Posyandu (H – Posyandu) yaitu
berupa tugas-tugas persiapan oleh kader agar kegiatan pada
hari buka Posyandu berjalan dengan baik, meliputi:
i. Menyiapkan alat dan bahan: timbangan, tensimeter,
stetostoskop, KMS, alat peraga, obat-obatan yang
dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan dan lain-lain.
ii. Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu
memberi tahu para lansia untuk datang ke Posyandu
lansia, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa
membantu memotivasi masyarakat (lansia) untuk datang
ke Posyandu.
iii. Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu
menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa dan
meminta memastikan apakah petugas sektor bisa hadir
pada hari buka Posyandu.
iv. Melaksanakan pembagian tugas: menentukan pembagian
tugas di antara kader Posyandu baik untuk persiapan
maupun untuk pelaksanaan.
b. Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa
tugas-tugas untuk melaksanakan pelayanan 5 meja.
c. Tugas sesudah hari buka Posyandu (H + Posyandu) yaitu
berupa tugas-tugas setelah hari Posyandu meliputi:
23
i. Memindahkan catatan-catatan pada KMS lansia ke dalam
buku register atau buku bantu kader.
ii. Melakukan evaluasi hasil kegiatan dan merencanakan
kegiatan hari posyandu lansia pada bulan berikutnya.
iii. Melakukan diskusi kelompok (Penyuluhan Kelompok)
bersama lansia (Paguyuban Lansia).
iv. Melakukan kunjungan rumah untuk Penyuluhan
Perorangan/sekaligus tindak lanjut untuk mengajak lansia
untuk datang ke Posyandu lansia pada kegiatan bulan
berikutnya.
E. Model Pemanfaatan Kesehatan (Utilization Health Care)
Model ini dikembangkan oleh Andersen (1968) yaitu teori
pemanfaatan terhadap pelayanan kesehatan. Di dalam model Andersen ini
terdapat 3 karakteristik pelayanan kesehatan yaitu:
1. Karakteristik predisposisi (Predisposing characteristics)
Digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa setiap individu
mempunyai suatu kecenderungan dalam menggunakan pelayanan
kesehatan yang berbeda-beda. Dikelompokkan dalam 3 kelompok:
a. Ciri-ciri demografi, seperti jenis kelamin dan umur.
b. Struktur sosial, yakni pendidikan, pekerjaan,
kepercayaan/budaya.
24
c. Manfaat-manfaat kesehatan, seperti keyakinan bahwa
pelayanan kesehatan dapat menolong menyembuhkan suatu
penyakit. Andersen juga percaya bahwa:
i. Setiap orang atau individu mempunyai karakteristik yang
berbeda dan punya tipe, frekuensi penyakit, pola
penggunaan pelayanan kesehatan yang juga berbeda.
ii. Setiap individu mempunyai struktur sosial, gaya hidup yang
juga berbeda yang pada akhirnya juga membuat pola
penggunaan pelayanan kesehatan juga berbeda.
iii. Setiap individu juga mempunyai kepercayaan terhadap
kemanjuran pengobatan di dalam pelayanan kesehatan.
2. Karakteristik pendukung (Enabling characteristic)
Digunakan untuk mencerminkan bahwa penggunaan pelayanan
kesehatan tergantung pada kemampuan konsumen dalam membayar
walaupun ia mempunyai predisposisi dalam menggunakan pelayanan
kesehatan, ia tidak akan bertindak untuk menggunakannya kecuali ia
mampu. Ketersediaan pelayanan kesehatan, jarak pelayanan
kesehatan, jumlah tenaga kesehatan sebagaimana asumsi Andersen
bahwa semakin banyak dan dekat pelayanan kesehatan maka makin
banyak yang memanfaatkan pelayanan kesehatan itu dan makin
sedikit ongkos yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan.
3. Karakteristik kebutuhan (Need characteristic)
25
Faktor predisposisi dan pemungkin dapat terwujud dalam tindakan
mencari pengobatan apabila itu dirasakan sebagai kebutuhan. Dengan
kata lain kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk
menggunakan pelayanan kesehatan, bilamana tingkat predisposisi dan
enabling itu tidak ada.
Sementara itu penilaian keberhasilan upaya pembinaan lansia
melalui kegiatan pelayanan kesehatan di Posyandu lansia dilakukan
dengan menggunakan data pencatatan, pelaporan, pengamatan khusus dan
penilitian. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari:
a. Meningkatnya sosialisasi masyarakat lansia dengan
berkembangnya jumlah organisasi masyarakat lansia dengan
berbagai aktivitas pengembangannya.
b. Berkembangnya jumlah lembaga pemerintah/swasta yang
memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia.
c. Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan pada lembaga.
d. Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia
e. Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit pada
lansia (Henniwati, 2008).
F. Pemanfaatan Posyandu Lansia
Pemanfaatan Posyandu Lansia merupakan pernyataan lansia mengenai
kehadirannya dalam kegiatan Posyandu Lansia selama kegiatan terakhir secara
berturut-turut. Lansia dikatakan tidak memanfaatkan keberadaan Posyandu
Lansia apabila ia dalam tiga kegiatan terakhir Posyandu Lansia tidak datang
26
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Sementara, lansia dikatakan
memanfaatkan apabila ia datang satu hingga tiga kali dalam kegiatan
Posyandu Lansia secara berturut-turut (Depkes RI, 2010 dalam Handayani,
2012). Pemanfaatan Posyandu Lansia dapat dilihat dari frekuensi kunjungan
lansia dalam mengikuti kegiatan Posyandu Lansia (Sari, 2011)
G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu Lansia
a. Pendidikan
Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012) menunjukkan bahwa
secara statistik ada hubungan bermakna antara pendidikan dengan
pemanfaatan posyandu lansia (p=0,01) begitu juga dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sutanto (2006) dengan p=0,002, OR=10,31 bahwa
lansia yang berpendidikan tinggi akan berpeluang 10,31 kali dalam
pemanfaatan pelayanan posyandu dibandingkan dengan lanjut usia yang
berpendidikan rendah.
b. Pengetahuan
Penelitian Handayani (2012) menunjukkan secara statistik adanya
hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemanfaatan
Posyandu Lansia di Kecamatan Ciomas Tahun 2012 (p=0,000), OR= 61,5.
Responden lansia yang mempunyai pengetahuan rendah mempunyai
peluang 61,5 kali dalam hal tidak memanfaatkan posyandu lansia
dibandingkan dengan lansia yang mempunyai pengetahuan tinggi. Begitu
juga penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2005) dengan p=0,000)
27
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan
dengan pemanfaatan pelayanan posyandu lansia.
c. Sikap
Penelitian Handayani (2012) menunjukkan ada hubungan bermakna antara
sikap terhadap posyandu lansia dengna pemanfaatan posyandu lansia di
kecamata ciomas dengan p=0,018 dan penelitian yang dilakukan oleh
Lestari (2005) di Puskesmas Kemiri Muka Depok juga menunjukkan ada
hubungan bermakna antara sikap dengan pemanfaatan posyandu lansia
dengan p=0,015.
d. Jarak dan transportasi
Hasil uji statistik pada penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012)
didapatkan nilai p=0,001, OR=3,2 yang menunjukkan bahwa ada
hubungan bermakna antara jarak dengan pemanfaatan posyandu lansia.
responden yang mempunyai jarak jauh mempunyai peluan 3,2 kali tidak
memanfaatkan posyandu lansia dibandingkan dengan lansia yang
mempunyai jarak yang dekat terhadap posyandu lansia. hal ini sesuai
dengan penelitian yang idlakukan oleh Ariyani (2011), Sutanto (2006)
yang menyatakan ada hubungan bermakna antara jarak dengan
pemanfaatan posyandu lansia.
e. Dukungan keluarga
Handayani (2012), Ariyani (2011), Zarniyeti (2011), Sutanto (2006) dan
Lestari (2005) dalam penelitiannya menyatakan ada hubungan yang
bermakna antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan posyandu lansia.
f. Peran petugas kesehatan
28
Handayani (2012) pada penelitiannya didapati kesimpulan bahwa ada
hubungan bermakna antara peran petugas kesehatan dengan pemanfaatan
posyandu lansia di kecamatan Ciomas dengan p=0,000.
g. Kebutuhan
Hasil uji statistik pada penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012)
menunjukkan ada hubungan bermakna antara kebutuhan terhadap
posyandu lansia dengan pemanfaatan posyandu lansia dengan nilai
p=0,000. Responden lansia merasa sangat penting untuk melakukan
pendeteksian dini penyakit, senam lansia, bertemu sesama lansia untuk
menjalin silaturahmi dan ini bisa didapati sengan cara mengikuti kegiatan
yang ada di posyandu lansia.
h. Peran Kader
Kader kesehatan adalah orang dewasa, baik pria maupun wanita yang
dipandang sebagai orang yang memiliki kelebihan di masyarakatnya, dapat
berupa keberhasilan dalam kegiatan, keluwesan dalam hubungan
kemanusiaan, status sosial ekonomi dan lain sebagainya (Kemenkes,
2010).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012) mendapatkan
responden lansia yang tidak memanfaatkan posyandu lansia lebih besar
proporsinya pada lansia yang menyatakan kader tidak berperan aktif
(98,8%) dibandingkan dengan responden lansia yang menyatakan kader
berperan aktif (2,0%). Hasil uji statistik didapati nilai p=0,000 maka dapat
diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna antara peran
kader dengan pemanfaatan posyandu lansia. Hal ini diperkuat oleh
29
penelitian yang dilakukan oleh Ariyani (2011) yang menyatakan ada
hubungan peran kader dengan pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas
Bambanglipuro D.I Yogyakarta tahun 2011.
H. Teori Lawrence Green
Berangkat dari analisis penyebab masalah kesehatan, Green dalam
Kreuter (2005) membedakan ada dua determinan masalah kesehatan
tersebut, yakni Behavioral Factors (faktor perilaku) dan non Behavioral
Factors (faktor non perilaku). Selanjutnya Lawrence Green menganalisis
perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat terbentuk dari tiga faktor
yaitu:
1. Predisposing factor yaitu faktor yang ada dalam diri seseorang atau
faktor yang menjadi dasar/motivasi bagi perilaku dan menyebabkan ia
melakukan sesuatu, yang meliputi pengetahuan, jenis kelamin, usia,
etnis, sikap, persepsi, dll.
2. Enabling factor yaitu faktor pemungkin yang memungkinkan atau
yang memfasilitasi seseorang untuk berperilaku atau melakukan
tindakan tertentu. Seperti: sarana prasarana, fasilitas kesehatan untuk
terjadinya perilaku seperti posyandu, puskesmas, rumah sakit, tempat
pembuangan sampah, keterjangkauan berbagai sumber, daya, biaya,
kesempatan dan jarak.
3. Reinforcing factor yaitu faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku, untuk berperilaku sehat perlu contoh dari tokoh
masyarakat, teman sebaya, atau dari sikap petugas, dukungan
30
keluarga, serta kebijakan yang ada. Peran kader merupakan salah satu
faktor pendukung yang berperan dalam perilaku kesehatan karena
merupakan faktor penyerta perilaku yang memberikan ganjaran dan
berperan bagi menetap atau lenyapnya perilaku. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012) yang mengadopsi
teori Lawrence Green tentang pemanfaatan Posyandu Lansia yang
mengatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara peran kader
dengan pemanfaatan Posyandu Lansia.
31
I. Kerangka Teori
Keterangan:
Variabel yang diteliti
Sumber: Modifikasi Teori Lawrence Green (1980), Depkes (2006)
Lansia
Perilaku
kesehatan
Persepsi
1. Predisposing
Factor
2. Reinforcing Factor
3. Enabling Factor
Tokoh
masyarakat
Dukungan
Keluarga
Kader
1. Saat pelaksanaan
2. Sebelum
pelaksanaan
3. Setelah
pelaksanaan
Petugas
Kesehatan
32
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan bahwa lansia
memiliki persepsi tentang tugas kader yang meliputi sebelum pelaksanaan
Posyandu Lansia, saat pelaksanaan Posyandu Lansia, dan setelah pelaksanaan
Posyandu Lansia. Persepsi dibagi atas tiga kategori yaitu baik, cukup dan
kurang. Apabila objek yang dipersepsi sesuai dengan penghayatan dan dapat
diterima secara rasional dan emosional maka manusia akan memersepsikan
baik atau cenderung menyukai dan menanggapi sesuai dengan objek yang
dipersepsi. Sementara apabila tidak sesuai dengan penghayatannya maka
persepsinya kurang atau cenderung menjauhi, menolak dan menanggapi
secara berlawanan terhadap objek persepsi tersebut (Marvianti, 2010).
Persepsi lansia dan pra lansia tentang tugas kader:
Sebelum pelaksanaan Posyandu Lansia
Saat pelaksanaan Posyandu Lansia
Setelah pelaksanaan Posyandu Lansia
33
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
No Variabel Sub variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat
Ukur
Hasil Ukur Skala
1.
Persepsi
lansia
tentang peran
kader
Posyandu
lansia
Pernyataan/pemahaman
lansia dan pra lansia
tentang tugas kader
dalam pelaksanaan
program Posyandu
Lansia
Dengan
menghitung
distribusi rata-rata
persepsi lansia
dan pra lansia
terhadap 3 (tiga)
variabel tugas
kader, yaitu
sebelum, saat dan
setelah
pelaksanaan
Posyandu Lansia
Pemberian skor
menggunakan
skala Likert:
Selalu = 3
Kadang-kadang
= 2
Tidak Pernah =
1
Kuesioner Penilaian
1. Baik, jika skor X
≥ mean + SD
2. Cukup, jika skor
mean - SD ≤ X
<mean + SD
3. Kurang, jika skor
X <mean – SD
(Suryabarata,
2008)
Ordinal
34
Tugas kader sebelum
hari pelaksanaan
Posyandu Lansia
Tanggapan lansia dan
pra lansia tentang tugas
kader di hari sebelum
dilaksanaan program
Posyandu Lansia
(sebelum hari
pelaksanaan)
Dengan
memberikan 6
buah pertanyaan
yang berkaitan
dengan tugas
kader sebelum
hari pelaksanaan
Posyandu Lansia
Kuesioner Penilaian
a. Baik, jika skor
X ≥ mean + SD
b. Cukup, jika
skor mean - SD
≤ X <mean +
SD
c. Kurang, jika
skor X <mean -
SD
Ordinal
Tugas kader di hari
saat pelaksanaan
Posyandu Lansia
Tanggapan lansia dan
pra lansia tentang tugas
kader di hari saat
pelaksanaan Posyandu
Lansia
Dengan
memberikan 10
buah pertanyaan
yang berkaitan
dengan tugas
kader di hari
pelaksanaan
Posyandu Lansia
Kuesioner Penilaian
a. Baik, jika skor
X ≥ mean + SD
b. Cukup, jika
skor mean - SD
≤ X <mean +
SD
c. Kurang, jika
skor X <mean -
SD
Ordinal
Tugas kader setelah
kegiatan Posyandu
Lansia dilaksanakan
Tanggapan lansia dan
pra lansia tentang tugas
kader setelah
dilaksanakan Posyandu
Lansia
Dengan
memberikan 4
buah pertanyaan
yang berkaitan
dengan tugas
kader sebelum
hari pelaksanaan
Posyandu Lansia
Kuesioner Penilaian
a. Baik, jika skor
X ≥ mean + SD
b. Cukup, jika
skor mean - SD
≤ X <mean +
SD
c. Kurang, jika
skor X <mean -
SD
Ordinal
2. Pemanfaatan
Posyandu
Pernyataan lansia dan
pra lansia mengenai
Wawancara Kuesioner a. Kurang
memanfaatkan,
Ordinal
35
Lansia kehadirannya dalam
kegiatan Posyandu
Lansia selama satu
tahun terakhir
jika responden
tidak hadir
dalam kegiatan
Posyandu Lansia
3 bulan – 1
tahun terakhir.
b. Memanfaatkan,
jika responden
hadir dalam
pelaksanaan
Posyandu Lansia
3 bulan terakhir.
3. Karakteristik
responden
Umur Usia responden pada
saat dilakukan
penelitian
Wawancara Kuesioner 1. 45 – 59 tahun
2. ≥ 60 tahun
Ordinal
Jenis kelamin Ciri yang membedakan
identitas responden
Dilihat dari
penampilan fisik
Kuesioner 0. Laki-laki
1. Perempuan
Nominal
Pendidikan terakhir Jenjang sekolah formal
terkahir yang pernah
ditamatkan oleh
responden
Wawancara Kuesioner 0. Tidak sekolah
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. Perguruan
Tinggi
Ordinal
Agama Kepercayaan yang
dianut oleh responden
Wawancara Kuesioner 0. Islam
1. Kristen
Nominal
37
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi
lansia dan pra lansia tentang tugas kader dalam pelaksanaan program
Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru
Kecamatan Tapos.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Posyandu Lansia Mawar Kelurahan
Sukamaju Baru Kecamatan Tapos, waktu penelitian ini dilaksanakan pada
bulan Mei sampai dengan Juni 2014. Alasan pemilihan lokasi di Posyandu
Lansia Mawar adalah karena berdasarkan studi pendahuluan terhadap
sepuluh orang lansia di RW 06, delapan diantaranya mengatakan selama
ini kader tidak pernah menyarankan atau memotivasi mereka untuk datang
ke Posyandu Lansia. Kader juga tidak mengingatkan mereka baik jadwal
maupun tempat pelaksanaan Posyandu Lansia setiap bulannya, sehingga,
lima dari delapan lansia tadi mengatakan malas mengunjungi atau
memanfaatkan keberadaan Posyandu lansia.
Berbeda dengan delapan lansia tadi, dua lansia mengatakan bahwa
mereka setiap bulan mengunjungi atau memanfaatkan pelayanan kesehatan
yang ada di Posyandu lansia karena menurut mereka kader cukup
memotivasi untuk datang ke Posyandu lansia. Selain itu, di Posyandu
38
Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos juga belum
pernah dilakukan penelitian mengenai persepsi lansia tentang tugas kader
Posyandu Lansia.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti
(Setiadi, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia
yang berada dalam wilayah kerja Posyandu Lansia Mawar RW 06
Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos yang berjumlah 406
orang.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Setiadi, 2007).
Sampel dalam penelitian ini adalah lanjut usia dengan kriteria:
a. Kesadaran baik
b. Usia 45 – 59 tahun atau ≥ 60 tahun
c. Bersedia menjadi responden
d. Mampu berkomunikasi dengan baik
e. Pernah hadir dalam kegiatan Posyandu Lansia
Dalam menentukan jumlah sampel penelitian dihitung
berdasarkan rumus estimasi proporsi sebagai berikut:
39
N= Jumlah sampel yang dibutuhkan
p = Proporsi pada populasi (20% yang mengatakan kader cukup
berperan= 0,2)
q = 100% - p → 0,8
Z = Nilai baku distribusi normal pada α tertentu
α = Derajat kepercayaan (5%)
d = Derajat akurasi (presisi yang diinginkan)
Pada penelitian ini digunakan derajat kepercayaan 95% (Z1-α/2=
1,96) dengan presisi mutlak sebesar 10% (d = 0,1). Berdasarkan
populasi tersebut, perhitungan besar sampel pada penelitian ini adalah:
= 61,46 sampel
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh hasil jumlah sampel
yang diperlukan untuk penelitian ini sebanyak 61,46 orang. Kemudian
ditambahkan 10% untuk mengantisipasi adanya kemungkinan
hilangnya data atau ketidaklengkapan pengisian kuesioner, dsb. Maka
total sampel dalam penelitian adalah 67,61 ≈ 68responden.
D. Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007).
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan menggunakan
40
metode probabilitas dengan membagi populasi lansia ke dalam kelompok-
kelompok atau klaster dimana setiap lansia mempunyai kesempatan yang
sama untuk dipilih menjadi sampel dalam penelitian dengan cara lansia
yang akan dijadikan penelitian diambil secara acak di setiap RT yang ada
di wilayah kerja Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru
Kecamatan Tapos sehingga setiap RT memiliki jatah terambil yang sama.
Pengambilan sampel dilakukan setelah semua lansia dibagi menurut
jumlah lansia yang ada di setiap RT dengan menggunakan tabel yang
dibuat di dalam komputer, menggunakan Microsoft Excel kemudian di
random maka didapati jumlah sampel lansia yang menjadi responden,
berikut tabel RT yang menjadi sampel dalam penelitian ini:
Tabel 4.1 Jumlah Sampel per RT
No RT Jumlah Sampel
1. 001 19
2. 002 11
3. 003 8
4 004 16
5. 005 14
Total 68 Orang
41
E. Metode Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data
primer. Data diperoleh dengan cara mengajukan pertanyaan tertutup
melalui kuesioner yang akan dijawab oleh lansia.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data primer adalah
berupa kuesioner atau daftar pertanyaan. Kuesioner adalah daftar
pertanyaan yang telah disusun untuk memperoleh data sesuai yang
diinginkan peneliti (Budiarto, 2008). Dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner tertutup terdiri dari beberapa pernyataan yang
berkaitan dengan persepsi lansia tentang tugas kader di Posyandu
Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos yang
mana jawaban dari kuesioner tersebut telah disediakan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan beberapa
pertanyaan dan modifikasi skala Likert. Skala model Likert adalah
suatu himpunan butir pertanyaan sikap, pendapat, dan persepsi.
Penentuan dari pertanyaan-pertanyaan tersebut diambil dari banyak
pertanyaan yang disaring melalui uji coba yang dikenakan pada subjek
uji coba. Dari hasil uji coba dipilih pertanyaan atau pernyataan yang
cukup baik, yang bersifat favorable atau positif maupun unfavorable
atau negatif (Setiadi, 2007).
42
Penelitian ini menggunakan tiga alternatif jawaban atau tanggapan
atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Subjek yang diteliti memilih salah
satu dari tiga alternatif jawaban yang disediakan. Tiga alternatif yang
dikemukakan serta pembobotannya seperti:
Selalu = 3
Kadang – kadang = 2
Tidak Pernah = 1
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1. Kuesioner A berisi pertanyaan tentang identitas responden berupa data
demografi responden.
2. Kuesioner B berisi pertanyaan tentang pemanfaatan Posyandu Lansia
oleh responden.
3. Kuesioner C berisi pertanyaan yang mencakup persepsi lansia tentang
tugas kader Posyandu Lansia terdiri dari 20 pertanyaan positif.
Pertanyaan persepsi diberi skor 3 untuk selalu, kadang-kadang 2, tidak
pernah 1.
Kemudian dikelompokkan menjadi dua kategori dengan
menggunakan standar skor di bawah ini:
Baik, jika skor X ≥ mean + SD
Cukup, jika skor mean - SD ≤ X < mean + SD
Kurang, jika skor X < mean – SD
43
F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data
Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian melalui
beberapa tahap yaitu:
1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh pembimbing dan penguji,
peneliti mengajukan surat pengantar permohonan izin penelitian dari
Fakultas dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas dan reabilitas
instrumen penelitian pada lansia dan pra lansia di wilayah kerja
Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos
pada tanggal 7 Mei 2014.
3. Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, peneliti menyeleksi
calon responden yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan
sebelumnya.
4. Memberikan lembar persetujuan (informed consent) untuk
ditandatangani oleh calon responden apabila setuju menjadi subjek
penelitian.
5. Selanjutnya diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner
dan responden dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan ataupun
pernyataan yang kurang jelas.
6. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner. Waktu
pengisian kuesioner selama kurang lebih 15 menit untuk masing-
masing responden.
7. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisis oleh
peneliti.
44
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel maka kuesioner
tersebut harus diuji validitas dan reliabilitas. Sebelum kuesioner digunakan
dalam penelitian, terlebih dahulu kuesioner dilakukan uji validitas dengan
rumus Pearson Product Moment dan dicari reliabilitas dengan
menggunakan metode Alpha Cronbach.
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid
jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam hal ini digunakan
beberapa item pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan
variabel yang diukur tersebut. Uji ini dilakukan dengan menghitung
korelasi antara masing-masing skor item pertanyaan dari tiap variabel
dengan total skor variabel tersebut. Uji validitas menggunakan korelasi
Product Moment dari Pearson. Suatu instrumen dikatakan valid
apabilakorelasi tiap butiran memiliki nilai positif dan nilai t hitung > t
tabel (Hidayat, 2007).
Tujuan dari uji coba kuesioner adalah untuk mengetahui apakah
pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner penelitian mudah
dimengerti atau sulit dimengerti oleh responden. Apabila hasil uji coba
kuesioner ini terdapat pertanyaan yang belum memiliki validitas dan
reliabilitas, maka akan dilakukan perbaikan atau penyempurnaan.
45
Pada survey awal peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas
dari alat ukur (kuesioner) yang akan digunakan dalam penelitian. Alat
ukur/kuesioner terdiri dari tiga kelompok pertanyaan, meliputi persepsi
lansia tentang tugas kader sebelum pelaksanaan Posyandu Lansia, persepsi
lansia tentang tugas kader saat pelaksanaan Posyandu Lansia, dan persepsi
lansia tentang tugas kader setelah pelaksanaan Posyandu Lansia dengan
jumlah pertanyaan 25 pertanyaan.
Uji coba dilakukan untuk menyempurnakan pertanyaan-pertanyaan
dalam kuesioner, sehingga sesuai dengan kondisi di Posyandu Lansia
Mawar. Uji coba kuesioner dilakukan pada tanggal 7 – 19 Mei 2014. Uji
coba dilakukan terhadap 30 lansia dan pra lansia di wilayah kerja
Posyandu Mawar Kelurahan Sukamaju Baru. Peniliti menggunakan uji
validitas konstruk terhadap instrumen, hasil uji validitas dari 25
pernyataan menunjukkan terdapat 8 pernyataan yang tidak valid.
Pernyataan yang tidak valid yaitu nomor 8, 9, 11, 12, 17, 18, 21, 24.
Distribusi pernyataan kuesioner tugas kader yang valid dan tidak
valid sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Hasil Pernyataan Validitas Tugas Kader
Tugas Kader Nomor Item Jumlah
Sebelum Pelaksanaan
Posyandu Lansia
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 7
Saat Pelaksanaan
Posyandu Lansia
(8), (9), 10, (11), (12),
13, 14, 15, 16 9
Setelah Pelaksanaan
Posyandu Lansia
(17), (18), 19, 20,
(21), 22, 23, (24), 25 9
Jumlah 25
*(nomor) = item yang tidak valid
46
Pernyataan yang tidak valid dimodifikasi dengan mengganti
susunan kalimat yang lebih sederhana/lebih mudah dimengerti oleh
responden dan dieliminasi sebagian yaitu item nomor 8, 12, 17, 18, dan
24. Sementara item nomor 9, 11 dan 21 dilakukan modifikasi. Dilakukan
modifikasi karena apabila item-item tersebut hanya dieliminasi semua
tidak dapat mewakili indikator.
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,
dengan menggunakan alat ukur yang sama. Pengukuraan reliabilitas
menggunakan bantuan software komputer dengan rumus Alpha Cronbach.
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach >
0,70 (Hidayat, 2007).
Dari hasil uji reliabilitas didapatkan nilai Alpha Cronbach dari
variabel tugas kader sebesar 0,884 sebelum item tidak valid dieliminasi
dan dimodifikasi, dan setelah item tidak valid dieliminasi dan dimodifikasi
didapatkan nilai Alpha Cronbach sebesar 0,898 dengan 20 butir
pernyataan.
47
H. Pengolahan Data
1. Penyuntingan data (Data Editing)
Data yang diperoleh secara manual perlu dilakukan pemeriksaan ulang
terhadap kelengkapan pengisian, konsistensi antara pertanyaan dengan
jawaban serta kesalahan pengisian.
2. Pengkodean data (Coding Data)
Yaitu seluruh jawaban pada kuesioner dikelompokkan per variabel dan
diberi kode tertentu.
3. Pemasukan data (data entry) yaitu memasukkan data ke dalam
program komputer dengan menggunakan program tertentu kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan
membuat tabel kontingensi.
4. Melakukan teknik analisis
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan
menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dianalisis, apabila penelitiannya deskriptif, maka akan
menggunakan statistika deskriptif, sedangkan analisis analitik akan
menggunakan statistika inferensial (Hidayat, 2007).
I. Analisis Statistik
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan secara deskriptif, yaitu menampilkan
tabel frekuensi tentang karakteristik responden. Variabel dalam
penelitian ini yaitu persepsi tentang tugas kader dalam pelaksanaan
48
program Posyandu Lansia yang dibagi menjadi 3 aspek yaitu sebelum
dilaksanakan Posyandu Lansia, saat dilaksanakan Posyandu Lansia,
dan setelah dilaksanakan Posyandu Lansia.
J. Etika Penelitian
Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami oleh
peneliti (Hidayat, 2007):
1. Prinsip manfaat
Segala bentuk penelitian yang dilakukan peneliti diharapkan dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Prinsip ini ditegakkan
dengan membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan
pada manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi.
2. Prinsip menghormati manusia
Manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia yang harus
dihormati. Manusia berhak menentukan pilihan antara bersedia atau
tidak untuk diikutsertakan menjadi subyek penelitian.
3. Prinsip keadilan
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia
seperti dengan menghargai hak dan menjaga privasi manusia.
49
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Posyandu Lansia Mawar berada di RW 06 Kelurahan Sukamaju
Baru Kecamatan Tapos Kota Depok. Posyandu Lansia Mawar
bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat pralansia dan lansia di 5
RT, yaitu RT 001, RT 002, RT 003, RT 004, dan RT 005. Menurut hasil
wawancara dari petugas Puskesmas Sukatani yang membawahi Posyandu
Lansia Mawar dan beberapa Posyandu lain, Posyandu Lansia Mawar
merupakan Posyandu Lansia dengan jumlah target atau sasaran binaan
terbanyak dibandingkan Posyandu Lansia lain yang ada di Kelurahan
Sukamaju Baru. Kader di Posyandu Lansia ini berjumlah 6 orang. Sasaran
yang harus dibina oleh Posyandu Lansia ini yaitu sebanyak 406 orang
yang terdiri dari lansia dan pralansia.
Kegiatan yang selama ini dilakukan oleh pihak Posyandu Lansia
untuk mendukung atau melayani lansia atau pralansia yang datang adalah
pengukuran tekanan darah, pengukuran berat badan, dan langsung
melakukan rujukan kepada petugas Puskesmas yang datang apabila
terdapat hal-hal yang tidak normal (hipertensi, sasaran merasa demam atau
pusing, dsb). Posyandu Lansia Mawar berada dalam satu bangunan dengan
dua lantai. Kegiatan pelayanan dilakukan di lantai satu, sementara lantai
dua difungsikan untuk kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Kegiatan Posyandu Lansia berlangsung setiap tanggal 6 setiap
bulannya. Tidak hanya Posyandu Lansia, tapi di sana juga ada kegiatan
50
Posyandu untuk anak. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan hanya pada
Posyandu Lansia.
B. Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diteliti terdiri dari umur, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, dan agama. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat distribusi satu persatu variabel tersebut sebagai berikut:
a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Distribusi responden lansia Posyandu Lansia Mawar
Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos berdasarkan umur
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
di Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014
Variabel Jumlah Persentase
(%)
Umur 45-59 tahun 49 72,1
Umur ≥ 60 tahun 19 27,9
Jumlah 68 100
Berdasarkan tabel 5.1, tampak bahwa responden terbanyak
adalah kelompok umur 45-59 tahun dengan jumlah 49 orang
(72,3%) dan kelompok umur ≥ 60 tahun dengan jumlah 19 orang
(27,9%).
b. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi responden Posyandu Lansia Mawar Kelurahan
Sukamaju Baru Kecamatan Tapos berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel 5.2.
51
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin di Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014
Variabel Jumlah Persentase
(%)
Laki-laki 8 11,8
Perempuan 60 88,2
Jumlah 68 100
Berdasarkan tabel 5.2, tampak bahwa responden terbanyak adalah
perempuan dengan jumlah 60 orang (88,2%) dan responden laki-
laki sebanyak 8 orang (11,8%)
c. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Distribusi responden Posyandu Lansia Mawar Kelurahan
Sukamaju Baru Kecamatan Tapos berdasarkan tingkat pendidikan
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Tingkat Pendidikan di Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014
Variabel Jumlah Persentase
(%)
Tidak Sekolah 8 11,8
SD 27 39,7
SMP 13 19,1
SMA 19 27,9
Perguruan Tinggi 1 1,5
Jumlah 68 100
Berdasarkan tabel 5.3, tampak bahwa sebagian besar pendidikan
responden adalah SD sebanyak 27 orang (39,7%), dan SMA 19
orang (27,9). Sementara tingkat SMP 13 orng (19,1%), tidak
sekolah 8 orang (11,8%) dan perguruan tinggi hanya 1 orang
(1,5%).
52
d. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Agama
Distribusi responden Posyandu Lansia Mawar Kelurahan
Sukamaju Baru Kecamatan Tapos berdasarkan agama dapat dilihat
pada tabel 5.4.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Agama
di Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014
Variabel Jumlah Persentase
(%)
Islam 51 75
Kristen 17 25
Jumlah 68 100
Berdasarkan tabel 5.4, tampak bahwa sebagian besar responden
beragama Islam yaitu sebanyak 51 orang (75%) dan yang
beragama Kristen sebanyak 17 orang (25%).
e. Gambaran Pemanfaatan Posyandu Lansia
Gambaran pemanfaatan Posyandu Lansia di Posyandu Lansia
Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos tahun 2014
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pemanfaatan Posyandu Lansia
di Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014
Pemanfaatan
Posyandu Lansia
Jumlah Persentase
(%)
Memanfaatkan 20 29,4
Kurang memanfaatkan 48 70,6
Jumlah 68 100
Berdasarkan tabel 5.5, tampak bahwa sebagian besar responden
tidak memanfaatkan Posyandu Lansia yaitu sebanyak 48 orang
(70,6%) dan yang memanfaatkan Posyandu Lansia hanya sebesar
20 orang (29,4%).
53
2. Gambaran Persepsi Responden Terhadap Tugas Kader
Persepsi responden terhadap tugas kader di Posyandu Mawar
Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos, Kota Depok
digambarkan dengan memberikan penilaian baik, cukup dan kurang
disesuaikan dengan pertanyaan dan variabel tugas kader. Jumlah
responden yang memberikan penilaian melalui pengisian kuesioner
adalah sebanyak 68 responden.
Persepsi responden terhadap tugas kader di Posyandu Lansia
Mawar terdiri dari 3 (tiga) variabel penilaian, yaitu: persepsi responden
terhadap tugas kader sebelum pelaksanaan Posyandu Lansia, persepsi
responden terhadap tugas kader saat pelaksanaan Posyandu Lansia,
dan persepsi responden terhadap tugas kader setelah pelaksanaan
Posyandu Lansia.
Distribusi persepsi responden terhadap tugas kader di Posyandu
Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos adalah
sebagai berikut:
54
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Tentang Tugas
Kader di Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014
Pelaksanaan Tugas
Kader
Jumlah Persen
tase
(%)
Baik 7 10,3
Cukup 52 76,5
Kurang 9 13,2
Jumlah 68 100
Berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan responden dapat
diketahui bahwa 9 orang (13,2%) memiliki persepsi bahwa kader
masih kurang baik dalam menjalankan tugasnya dan 52 orang (76,5%)
memiliki persepsi bahwa kader cukup baik dalam menjalankan
tugasnya, kemudian 7 orang (10,3%) berpersepsi bahwa kader sudah
baik dalam menjalankan tugasnya untuk pelaksanaan Posyandu Lansia.
Sedangkan distribusi frekuensi persepsi responden tentang
tugas kader menurut pemanfaatan terhadap Posyandu Lansia dapat
dilihat pada tabel berikut 5.7.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pemanfaatan
Posyandu Lansia dan Persepsi Tentang Tugas Kader di Posyandu
Lansia Mawar Tahun 2014
Pemanfaatan Posyandu Lansia
Pelaksanaan Tugas
Kader
Memanfaatkan
N (%)
Kurang
Memanfaatkan
N (%)
Baik 3 (15,0%) 4 (8,3%)
Cukup 12 (60,0%) 37 (77,1%)
Kurang 5 (25,0%) 7 (14,6%)
Jumlah 20 48
Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden yang
memanfaatkan Posyandu Lansia dapat diketahui bahwa 5 responden
(25,0%) memiliki persepsi bahwa kader masih kurang baik dalam
55
melaksanakan tugasnya, 12 responden (60,0%) memiliki persepsi
bahwa kader sudah cukup baik dalam melaksanakan tugasnya, dan 3
lansia (15,0%) berpersepsi bahwa kader dalam menjalankan tugasnya
sudah baik.
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian terhadap responden yang
kurang memanfaatkan Posyandu Lansia dapat diketahui bahwa 7
responden (14,6%) memiliki persepsi bahwa kader masih kurang baik
dalam melaksanakan tugasnya, 37 responden (77,1%) memiliki
persepsi bahwa kader sudah cukup baik dalam melaksanakan
tugasnya, dan 4 lansia (8,3%) berpersepsi bahwa kader dalam
menjalankan tugasnya sudah baik.
a. Persepsi Responden Tentang Tugas Kader Sebelum Pelaksanaan
Posyandu Lansia
Persepsi lansia tentang tugas kader maksudnya adalah tanggapan
responden terhadap tugas kader yang dilaksanakan di hari sebelum
pelaksanaan Posyandu Lansia. Persepsi lansia dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu pelaksanaan tugas baik, cukup dan kurang. Kategori
pelaksanaan tugas kader dapat dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Tentang Tugas
Kader Sebelum Pelaksanaan Posyandu Lansia di Posyandu Lansia
Mawar Tahun 2014
Pelaksanaan Tugas
Kader
Jumlah Persenta
se (%)
Baik 5 7,4
Cukup 52 76,5
Kurang 11 16,2
Jumlah 68 100
56
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa 11 lansia
(16,2%) memiliki persepsi bahwa kader masih kurang baik dalam
melaksanakan tugasnya, 52 lansia (76,5%) memiliki persepsi bahwa
kader sudah cukup baik dalam melaksanakan tugasnya, dan 5 lansia
(7,4%) berpersepsi bahwa kader dalam menjalankan tugasnya sudah
baik.
Sedangkan distribusi frekuensi persepsi responden tentang
tugas kader sebelum pelaksanaan Posyandu Lansia menurut
pemanfaatan terhadap Posyandu Lansia dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pemanfaatan
Posyandu Lansia dan Persepsi Tentang Tugas Kader di Posyandu
Lansia Mawar Tahun 2014
Pemanfaatan Posyandu Lansia
Sebelum Pelaksanaan
Posyandu Lansia
Memanfaatkan
N (%)
Kurang
Memanfaatkan
N (%)
Baik 4 (20,0%) 0 (0,0%)
Cukup 14 (70,0%) 41 (85,4%)
Kurang 2 (10,0%) 7 (14,6%)
Jumlah 20 48
Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden yang
memanfaatkan Posyandu Lansia dapat diketahui bahwa 2 responden
(10,0%) memiliki persepsi bahwa kader masih kurang baik dalam
melaksanakan tugasnya, 14 responden (14,0%) memiliki persepsi
bahwa kader sudah cukup baik dalam melaksanakan tugasnya, dan 4
lansia (20,0%) berpersepsi bahwa kader dalam menjalankan tugasnya
sudah baik.
57
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian terhadap responden
yang kurang memanfaatkan Posyandu Lansia dapat diketahui bahwa 7
responden (14,6%) memiliki persepsi bahwa kader masih kurang baik
dalam melaksanakan tugasnya, 41 responden (85,4%) memiliki
persepsi bahwa kader sudah cukup baik dalam melaksanakan tugasnya,
dan 0 responden (0,0%) berpersepsi bahwa kader dalam menjalankan
tugasnya sudah baik.
b. Persepsi Responden tentang Tugas Kader Saat Pelaksanaan
Posyandu Lansia
Persepsi responden tentang tugas kader yang dimaksud adalah
tanggapan responden mengenai tugas kader yang dilaksanakan saat
berlangsungnya kegiatan Posyandu Lansia. Persepsi lansia tentang
tugas kader dibagi menjadi 3 kategori, yaitu dilaksanakan dengan baik,
cukup dan kurang. Kategori pelaksanaan tugas kader dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Tentang
Tugas Kader Saat Pelaksanaan Posyandu Lansia di Posyandu
Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos
2014
Pelaksanaan Tugas
Kader
Jumlah Persentase
(%)
Baik 5 7,4
Cukup 56 82,4
Kurang 7 10,3
Jumlah 68 100
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa 7 lansia
(10,3%) memiliki persepsi bahwa kader kurang baik dalam
58
melaksanakan tugas, 56 lansia (82,4%) memiliki persepsi bahwa kader
sudah melaksanakan tugasnya dengan cukup baik, dan 5 lansia (7,4%)
berpersepsi bahwa kader dalam melaksanakan tugasnya sudah baik.
Sedangkan distribusi frekuensi persepsi responden tentang
tugas kader saat pelaksanaan Posyandu Lansia menurut pemanfaatan
terhadap Posyandu Lansia dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Responden Menurut
Pemanfaatan Posyandu Lansia dan Persepsi Tentang Tugas
Kader di Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014
Pemanfaatan Posyandu Lansia
Saat Pelaksanaan
Posyandu Lansia
Memanfaatkan
N (%)
Kurang
Memanfaatkan
N (%)
Baik 1 (5,0%) 7 (14,6%)
Cukup 16 (80,0%) 35 (72,9%)
Kurang 3 (15,0%) 6 (12,5%)
Jumlah 20 48
Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden yang
memanfaatkan Posyandu Lansia dapat diketahui bahwa 3 responden
(15,0%) memiliki persepsi bahwa kader masih kurang baik dalam
melaksanakan tugasnya, 16 responden (80,0%) memiliki persepsi
bahwa kader sudah cukup baik dalam melaksanakan tugasnya, dan 1
lansia (5,0%) berpersepsi bahwa kader dalam menjalankan tugasnya
sudah baik.
Sedangkan distribusi frekuensi persepsi lansia dan pra lansia
yang kurang memanfaatkan posyandu lansia tentang tugas kader saat
pelaksanaan Posyandu dapat diketahui bahwa 6 responden (12,5%)
memiliki persepsi bahwa kader masih kurang baik dalam
melaksanakan tugasnya, 35 responden (72,9%) memiliki persepsi
59
bahwa kader sudah cukup baik dalam melaksanakan tugasnya, dan 7
lansia (14,6%) berpersepsi bahwa kader dalam menjalankan tugasnya
sudah baik.
c. Persepsi Lansia tentang Tugas Kader Setelah Pelaksanaan
Kegiatan Posyandu Lansia
Persepsi lansia tentang tugas kader yang dimaksud yaitu
tanggapan responden terhadap pelaksanaan tugas kader yang dilakukan
setelah pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia. Persepsi lansia tentang
tugas kader dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pelaksanaan tugas baik,
cukup dan kurang. Kategori pelaksanaan tugas kader dapat dilihat pada
tabel 5.12.
Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Persepsi Lansia tentang Tugas
Kader Setelah Pelaksanaan Posyandu Lansia di Posyandu Lansia
Mawar Tahun 2014
Pelaksanaan Tugas
Kader
Jumlah Persentase
(%)
Baik 13 19,1
Cukup 36 52,9
Kurang 19 27,9
Jumlah 68 100
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa 19 lansia
(27,9%) memiliki persepsi kurang dalam melaksanakan tugas, 36
lansia (52,9%) memiliki persepsi cukup dalam melaksanakan tugas,
dan 13 lansia (19,1%) berpersepsi bahwa kader melaksanakan tugas
dengan baik.
Sedangkan distribusi frekuensi persepsi responden tentang
tugas kader setelah pelaksanaan Posyandu Lansia menurut
60
pemanfaatan terhadap Posyandu Lansia dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Responden Menurut
Pemanfaatan Posyandu Lansia dan Persepsi Tentang Tugas
Kader di Posyandu Lansia Mawar Tahun 2014
Pemanfaatan Posyandu Lansia
Setelah Pelaksanaan
Posyandu Lansia
Memanfaatkan
N (%)
Kurang
Memanfaatkan
N (%)
Baik 3 (15,0%) 7 (6,3%)
Cukup 14 (70,0%) 38 (79,2%)
Kurang 3 (15,0%) 3 (6,3%)
Jumlah 20 48
Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden yang
memanfaatkan Posyandu Lansia dapat diketahui bahwa 3 responden
(15,0%) memiliki persepsi bahwa kader masih kurang baik dalam
melaksanakan tugasnya, 14 responden (70,0%) memiliki persepsi
bahwa kader sudah cukup baik dalam melaksanakan tugasnya, dan 3
lansia (15,0%) berpersepsi bahwa kader dalam menjalankan tugasnya
sudah baik.
Sementara berdasarkan hasil penelitian terhadap responden yang
kurang memanfaatkan Posyandu Lansia dapat diketahui bahwa 3
responden (6,3%) memiliki persepsi bahwa kader masih kurang baik
dalam melaksanakan tugasnya, 38 responden (79,2%) memiliki persepsi
bahwa kader sudah cukup baik dalam melaksanakan tugasnya, dan 7
lansia (6,3%) berpersepsi bahwa kader dalam menjalankan tugasnya
sudah baik.
61
BAB VI
PEMBAHASAN
Penelitian ini akan membahas mengenai persepsi lansia tentang
tugas kader dalam pelaksanaan Posyandu Lansia. Responden terdiri dari
68 orang yaitu lansia yang berada di RW 06 atau yang merupakan target
dari Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan
Tapos.Persepsi lansia tentang tugas kader dalam pelaksanaan Posyandu
Lansia mencakup tugas kader yang dilakukan sebelum, saat dan setelah
pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia.
Persepsi lansia dalam menilai tugas kader kemungkinan masih
dipengaruhi oleh budaya timur, sehingga lansia enggan menyatakan
persepsi yang sebenarnya, karena lansia merasa harus menjaga hubungan
baik dengan kader mengingat bahwa kader juga merupakan anggota
masyarakat (tetangga) sekitar.
A. Karakteristik Responden
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Batasan lansia menurut WHO yaitu meliputi usia pertengahan
(middle age) yaitu usia antara 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly)
yaitu usia antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old) yaitu usia
antara 76 sampai 90 tahun, dan usia sangat tua (very old) yaitu usia
diatas 90 tahun (Depkes, 2003). Oleh karena itu, dalam penelitian ini
yang dijadikan responden mulai dari pra lansia (45-59 tahun).
62
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden adalah
kelompok umur 45-59 tahun yaitu sebesar 72,1%. Kelompok umur
tersebut termasuk usia pralansia yang masih bisa disebut golongan usia
produktif yang berpotensi mendapatkan risiko penyakit dari
pekerjaannya serta mengalami proses yang mengubah keadaan sehat
menjadi berangsur-angsur lemah. Berdasarkan profil penduduk di RW
06 Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos tahun 2014, kelompok
umur usia 45-59 merupakan kelompok umur mayoritas, yaitu
mencapai 78,58%.
Hal ini sesuai dengan persentase penduduk di Indonesia tahun
2012 yaitu kelompok usia produktif berada pada angka 59,72%,
sementara penduduk lansia (60 tahun ke atas) berada pada angka
7,56% (Kemenkes, 2013). Akan tetapi, berbeda dengan hasil penelitian
Handayani (2012) tentang pemanfaatan Posyandu Lansia yang
menunjukkan bahwa umur rata-rata responden di Kecamatan Ciomas
yaitu 63 tahun.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah perempuan
(88,2%). US. Cencus Bureau International Data Base mengatakan
karena usia harapan hidup perempuan lebih panjang dibandingkan
laki-laki, maka jumlah penduduk lansia perempuan lebih banyak
dibanding laki-laki (11,29 juta jiwa berbanding 9,26 juta jiwa)
(Kemenkes 2013). Hal ini sesuai dengan sensus penduduk yang
63
dilakukan oleh BPS (2012) jumlah penduduk lansia yang paling
banyak adalah perempuan yaitu 82% dari total penduduk lansia.
Sudaryanto (2008) dalam penelitiannya tentang persepsi lansia
terhadap kegiatan Posyandu Lansia di Kecamatan Prambanan juga
menyatakan bahwa jumlah lansia perempuan lebih tinggi dibandingkan
jumlah lansia laki-laki yaitu sebesar 71 orang dari 100 lansia.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sebagian besar tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini
adalah Sekolah Dasar (SD) (39,7%). Hal ini hampir sama dengan
persentase penduduk lansia menurut pendidikan di Indonesia yaitu
bahwa tingkat pendidikan lansia tertinggi yaitu berada pada tingkat
tidak/belum pernah sekolah atau tidak tamat SD sebesar 26,84%,
kemudian baru SD yaitu sebesar 32,32% (BPS, 2012). Akan tetapi
hasil penelitian yang dilakukan Sudaryanto (2008) mengatakan bahwa
sebagian besar tingkat pendidikan lansia yaitu tidak tamat SD sebesar
60% dari total lansia di Kecamatan Prambanan.
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Agama
Sebagian besar agama responden dalam penelitian ini adalah Islam
(75%). Hal ini sesuai dengan hasil sensus tahun 2010 di Indonesia
bahwa 87,18% total penduduk Indonesia beragama Islam (BPS, 2012).
64
5. Pemanfaatan Posyandu Lansia
Hasil analisis terhadap pemanfaatan Posyandu Lansia di Posyandu
Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos Tahun
2014 didapatkan hasil dari 68 responden yang memanfaatkan
posyandu lansia sebesar 29,4% dan 70,6% kurang memanfaatkan
Posyandu Lansia. Hasil observasi memberikan informasi bahwa alasan
terbesar responden kurang memanfaatkan Posyandu Lansia
diantaranya tidak terlalu tertarik dengan kegiatan yang ada di
Posyandu Lansia, serta lebih memilih untuk mengerjakan pekerjaan
rumah tangga bagi lansia perempuan.
Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Handayani (2012) tentang pemanfaatan Posyandu Lansia di
Kecamatan Ciomas yang mengatakan bahwa sebagian besar lansia
(74,61%) di sana tidak memanfaatkan Posyandu Lansia yang ada.
B. Gambaran Persepsi Responden Tentang Tugas Kader
Kader kesehatan adalah orang dewasa, baik pria maupun wanita yang
dipandang sebagai orang yang memiliki kelebihan di masyarakatnya,
dapat berupa keberhasilan dalam kegiatan, keluwesan dalam hubungan
kemanusiaan, status sosial ekonomi dan sebagainya (Kemenkes, 2010).
Lawrence Green (dalam Handayani, 2012) dalam teorinya tentang
perilaku kesehatan mengatakan bahwa salah satu faktor pendukung yang
berperan dalam terwujudnya perilaku kesehatan yaitu adanya faktor
penyerta perilaku yang memberikan ganjaran dan berperan bagi menetap
65
atau lenyapnya perilaku. Hal ini dapat ditemukan dalam diri seorang kader
(Henniwati, 2008). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2012)
sesuai dengan teori Lawrence Green mengatakan bahwa responden yang
tidak memanfaatkan posyandu lansia lebih besar proporsinya pada lansia
yang menyatakan kader tidak berperan (98,8%) dibandingkan dengan
responden yang menyatakan kader berperan aktif (2,0%).
Akan tetapi hal ini berbeda dengan hasil penelitian ini yaitu secara
umum persepsi responden terhadap tugas kader adalah 13,2% berpersepsi
kurang baik, 76,5% memiliki persepsi cukup baik, dan 10,3% berpersepsi
bahwa kader sudah baik dalam menjalankan tugasnya untuk pelaksanaan
Posyandu Lansia. Sebagian besar responden yang memanfaatkan
Posyandu Lansia berpersepsi cukup baik (60,0%), begitu pula persepsi
responden yang kurang memanfaatkan Posyandu Lansia cukup baik
(77,1%) atau dengan kata lain tidak ada perbedan persepsi responden
tentang tugas kader baik oleh responden yang memanfaatkan maupu yang
kurang memanfaatkan Posyandu Lansia.
1. Persepsi Responden Tentang Tugas Kader Sebelum Pelaksanaan
Posyandu Lansia
Berdasarkan hasil penelitian diketahui 11 lansia (16,2%)
memiliki persepsi bahwa kader masih kurang baik dalam
melaksanakan tugasnya, 52 lansia (76,5%) memiliki persepsi bahwa
kader sudah cukup baik dalam melaksanakan tugasnya, dan 5 lansia
(7,4%) berpersepsi bahwa kader dalam menjalankan tugasnya sebelum
66
pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia sudah baik. Hal ini berarti
bahwa sebagian besar dari lansia memiliki persepsi bahwa kader dalam
menjalankan tugasnya sudah cukup baik, dimana lansia pelaksanaan
tugas kader yang dimaksud adalah pelaksanaan tugas kader yang
dilakukan sebelum berlangsungnya kegiatan Posyandu Lansia. Ini
dapat dilihat dari motivasi yang diberikan oleh kader berupa informasi
tentang jadwal, tempat dan manfaat dari pelaksanaan Posyandu Lansia,
serta sarana dan prasarana yang telah siap untuk digunakan demi
menunjang kegiatan yang ada di Posyandu Lansia.
Motivasi, persepsi, pembentukan sikap, dan integrasi terjadi di
saat sebelum kegiatan Posyandu Lansia yang seharusnya dibentuk oleh
kader. Hal ini terlihat dalam tugas kader menurut DepKes RI (2006)
sebelum pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia yaitu memotivasi
sasaran Posyandu Lansia untuk datang, memberikan informasi terkait
Posyandu Lansia (manfaat, jadwal, tempat, kegiatan, dsb) sehingga
timbul penilaian yang baik dari lansia dan mencerminkan sikap suka
(mau datang) terhadap Posyandu Lansia.
2. Persepsi Responden Tentang Tugas Kader Saat Pelaksanaan
Posyandu Lansia
Berdasarkan hasil penelitian diketahui 7 lansia (10,3%) memiliki
persepsi bahwa kader masih kurang baik dalam melaksanakan
tugasnya, 56 lansia (82,4%) memiliki persepsi bahwa kader sudah
cukup baik dalam melaksanakan tugasnya, dan 5 lansia (7,4%)
67
berpersepsi bahwa kader dalam menjalankan tugasnya saat
pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia sudah baik. Hal ini berarti
bahwa sebagian besar dari lansia memiliki persepsi bahwa kader dalam
menjalankan tugasnya sudah cukup baik, dimana lansia memandang
pelaksanaan tugas kader yang dilakukan saat berlangsungnya kegiatan
Posyandu Lansia sudah cukup baik. Ini dapat dilihat dari terlaksananya
sistem 5 meja walaupun dengan sarana dan prasarana yang seadanya.
Walaupun sebagian besar lansia berpersepsi cukup baik terhadap
tugas kader saat pelaksanaan Posyandu Lansia, akan tetapi jumlah
kunjungan di Posyandu masih sangat rendah yaitu sekitar 8,5% dari
jumlah total sasaran lansia binaan di Posyandu Lansia Mawar. Hasil
wawancara yang didapat yaitu beberapa lansia mengatakan,
“Tugas kader sudah (cukup) baik kalo lagi ada Posyandu, tapi
acara (pelayanan) yang ada di Posyandu cuma begitu-begitu aja,
periksa gula (darah) aja ga ada..”
Hal ini membuktikan bahwa perlu adanya inovasi-inovasi
kegiatan atau pelayanan yang diberikan oleh kader. Baik itu
pemeriksaan laboratorium sederhana, atau pemberian penyuluhan
menggunakan media yang menarik bagi masyarakat.
3. Persepsi Responden Tentang Tugas Kader Setelah Pelaksanaan
Posyandu Lansia
Berdasarkan hasil penelitian diketahui 19 lansia (27,9%) memiliki
persepsi bahwa kader masih kurang baik dalam melaksanakan
tugasnya, 36 lansia (52,9%) memiliki persepsi bahwa kader sudah
68
cukup baik dalam melaksanakan tugasnya, dan 13 lansia (19,1%)
berpersepsi bahwa kader dalam menjalankan tugasnya saat
pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia sudah baik. Hal ini berarti
bahwa sebagian besar dari lansia memiliki persepsi bahwa kader dalam
menjalankan tugasnya sudah cukup baik, dimana lansia memandang
pelaksanaan tugas kader yang dilakukan setelah berlangsungnya
kegiatan Posyandu Lansia sudah cukup baik. Maksud dari setelah
berlangsungnya kegiatanPosyandu Lansia disini yaitu setelah lansia
menjalani pelayanan sistem 5 meja.
Tugas kader setelah kegiatan Posyandu Lansia terhadap lansia
yaitu melakukan follow up (menindaklanjut/tindak lanjut) terkait
pelaksanaan Posyandu Lansia, diantaranya menganjurkan untuk
menjaga kesehatan, menganjurkan untuk datang kembali pada
pelaksanaan Posyandu Lansia selanjutnya, datang pertemuan rutin di
masyarakat (pengajian, dsb), atau bisa dengan minimal memberikan
makanan tambahan untuk lansia.
Menurut hasil pengamatan peneliti, hal tersebut memang telah
dilakukan oleh kader, akan tetapi menurut wawancara dengan
responden seharusnya makanan tambahan yang diberikan oleh kader
tidak hanya yang itu-itu saja, mungkin akan lebih menarik apabila
selain diberikan makanan tambahan diberikan juga vitamin demi
menjaga stamina para lansia dan pra lansia.
69
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini,
keterbatasan peneliti tersebut adalah sebagai berikut:
1. Desain yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif
kuantitatif, jadi hanya menggambarkan persepsi lansia tentang tugas
kader dalam kegiatan Posyandu Lansia sehingga diharapkan pada
penelitian selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini secara
mendalam.
2. Kuesioner tentunya masih belum sempurna, meskipun telah disusun
sebaik mungkin dan sebelum dilakukan penelitian telah dilakukan uji
validitas dan reliabilitas.
70
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai persepsi lansia dan pra
lansia tentang tugas kader di Posyandu Lansia Mawar Kelurahan
Sukamaju Baru Kecamatan Tapos tahun 2014, diperoleh berbagai temuan
sebagai berikut:
1. Gambaran karakteristik lansia di Posyandu Mawar, adalah sebagai
berikut:
a. Responden yang termasuk kedalam klasifikasi pralansia (45-59
tahun) sebesar 72,1% dan yang termasuk ke dalam lansia (≥ 60
tahun) sebesar 27,9%.
b. Responden yang berjenis kelamin perempuan sebesar 88,2% dan
responden yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 11,8%.
c. Responden yang tidak tamat SD/tidak sekolah adalah sebesar
11,8%, berpendidikan SD sebesar 27%, berpendidikan SMP
sebesar 19,1%, berpendidikan SMA sebesar 27,9%, dan
berpendidikan perguruan tinggi sebesar 1,5%.
d. Responden yang beragama Islam sebesar 75% dan responden yang
beragama Kristen sebesar 25%.
2. Persepsi lansia tentang keseluruhan tugas kader Posyandu Lansia di
Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos
adalah sebagai berikut: 13,2% lansia memiliki persepsi bahwa kader
masih kurang baik dalam menjalankan tugasnya, 76,5% lansia
71
memiliki persepsi cukup baik, dan 10,3% lansia berpersepsi baik.
Sebagian besar responden yang memanfaatkan Posyandu Lansia
mempunyai persepsi cukup baik yaitu sebesar 70,0%, begitu pula
responden yang kurang memanfaatkan Posyandu Lansia berpersepsi
cukup baik terhadap pelaksaan tugas kader sebelum pelaksanaan
Posyandu Lansia yaitu sebesar 85,4%.
3. Persepsi lansia tentang tugas kader sebelum pelaksanaan Posyandu
Lansia di Posyandu Mawar adalah sebagai berikut: 7,4% berpersepsi
bahwa kader dalam menjalankan tugasnya sudah baik, 76,5% memiliki
persepsi cukup baik, dan 16,2% memiliki persepsi kurang baik.
Sebagian besar responden yang memanfaatkan Posyandu Lansia
mempunyai persepsi cukup baik (60,0%), begitu pula responden yang
kurang memanfaatkan Posyandu Lansia berpersepsi cukup baik
terhadap pelaksaan tugas kader sebelum pelaksanaan Posyandu Lansia
(77,1%).
4. Persepsi lansia tentang tugas kader saat pelaksanaan Posyandu Lansia
di Posyandu Lansia Mawar adalah sebagai berikut: 10,3% memiliki
persepsi bahwa kader kurang baik dalam melaksanakan tugasnya,
82,4% lansia memiliki persepsi cukup baik, dan 7,4% lansia
berpersepsi baik. Sebagian besar responden yang memanfaatkan
Posyandu Lansia mempunyai persepsi cukup baik (80,0%), begitu pula
responden yang kurang memanfaatkan Posyandu Lansia berpersepsi
cukup baik terhadap pelaksaan tugas kader saat pelaksanaan Posyandu
Lansia (72,9%).
72
5. Persepsi lansia tentang tugas kader setelah pelaksanaan Posyandu
Lansia di Posyandu Lansia Mawar adalah sebagai berikut: 27,9%
lansia memiliki persepsi bahwa kader kurang baik dalam
melaksanakan tugas, 52,9% lansia memiliki persepsi cukup baik, dan
19,1% lansia berpersepsi bahwa kader melaksanakan tugas dengan
baik. Sebagian besar responden yang memanfaatkan Posyandu Lansia
mempunyai persepsi cukup baik (70,0%), begitu pula responden yang
kurang memanfaatkan Posyandu Lansia berpersepsi cukup baik
terhadap pelaksaan tugas kader setelah pelaksanaan Posyandu Lansia
(79,2%).
Dengan demikian penelitian ini menyimpulkan bahwa persepsi
lansia pada tugas kader di Posyadu Lansia Mawar Kelurahan
Sukamaju Baru Kecamatan Tapos Tahun 2014 sebagian besar adalah
cukup baik.
B. Saran
Dari hasil penelitian tentang persepsi lansia tentang tugas kader di
Posyandu Lansia Mawar Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos
Tahun 2014, peneliti mengajukan berbagai saran untuk perbaikan dalam
pelaksanaan tugas kader demi tercapainya tujuan dari Posyandu Lansia
sebagai berikut:
1. Untuk Pendidikan Keperawatan
a. Diharapkan peran perawat khususnya perawat komunitas sebagai
health educator dan advocator untuk melakukan penyuluhan
73
tentang pola hidup bersih dan sehat dan membantu mengadvokasi
masyarakat terhadap dinas kesehatan maupun Puskesmas untuk
upaya kelengkapan sarana dan prasarana Posyandu Lansia
(menyediakan pemeriksaan laboratorium sederhana, mengadakan
senam lansia dsb).
b. Diharapkan pada praktik keperawatan komunitas, mahasiswa dapat
membantu pengembangan program Posyandu Lansia yang ada di
sekitar institusi.
2. Untuk Puskesmas Sukatani dan Posyandu Mawar
a. Sebaiknya membuat kebijakan dan anggaran untuk peningkatan
pemberian informasi dengan mengadakan pelatihan komunikasi
efektif dan konseling. Mengingat bahwa pertemuan kader
Posyandu dengan pihak Puskesmas hanya sekedar rapat evaluasi
atau laporan per Posyandu tanpa adanya pelatihan terhadap kader
untuk peningkatan kualitas pelayanan Posyandu Lansia.
b. Sebaiknya dibuat suatu kebijakan untuk pemberian reward bagi
kader yang aktif serta memberikan reward atau hadiah kepada
lansia yang mampu mempertahankan kesehatannya apabila ia telah
berkunjung ke Posyandu Lansia minimal 3-5 kali baik itu berupa
bahan pangan atau dalam bentuk lain, atau bisa dengan jadwal
Posyandu Lansia diadakan bersama dengan kegiatan yang banyak
diminati masyarakat sekitar (pengajian ibu-ibu).
74
3. Untuk Peneliti Selanjutnya
a. Perlu kiranya melakukan penelitian lebih lanjut tentang persepsi
lansia terhadap tugas kader dengan pendekatan yang berbeda
(kualitatif) sehingga persepsi lansia dapat tergali lebih dalam lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Desi Suci. 2013. Hubungan Antara Kinerja Kader Posyandu Lansia
Terhadap Kepuasan Lansia di Kelurahan Rempoa Wilayah Binaan Kerja
Puskesmas Ciputat Timur. Skripsi : UIN Jakarta
Astuti, Sri. 2005. Sekilas Tentang Layanan Sirkulasi di UPT Perpustakaan
Universitas Sriwijaya. www.ojs.lib.unair.ac.id diakses 20 Desember
2013 pukul 16.17 WIB
Ariyani, Tri. 2011. Identifikasi Faktor Perilaku dalam Pemanfaatan Posyandu
Lansia di Puskesmas Bambanglipuro Kabupaten Bantul D. I. Yogyakarta
Tahun 2011. Skripsi. Depok: FKM UI
BKKBN. 2012. Tuk Berdayakan Lansia, BKKBN Belajar Sampai ke Negeri
Cina,. http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=519 diakses
17 November 2013 pukul 19.17 WIB
BPS (Badan Pusat Statistik). 2012. Sensus Penduduk Indonesia. Jakarta
Budiarto, Eko. 2008. Metodologi Penelitian Kedokteran Sebuah Pengantar.
Jakarta: EGC
Dharmojo, Boedhi. 2009. Geriatri Ilmu Kesehatan Lanjut Usia. Edisi 3. Jakarta:
FIK UI
Departemen Kesehatan. 2003. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Kabupaten/Kota (Kepmenkes RI nomor 1457/Menjes/SK/X/2003).
Jakarta: Kementrian Kesehatan
_________. 2006. Saya Bangga Menjadi Kader Posyandu. Jakarta: Kementrian
Kesehatan
Handayani, Dewi E. 2012. Pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu oleh Lanjut
Usia di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor Tahun 2012 dan Faktor
yang Berhubungan. Skripsi. Depok: FKM UI
Hastono, S. P. 2007. Modul Analisis Data Kesehatan. Depok: FKM UI
Hardjana, Agus. M. 2003. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius
Henniwati. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan
Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh
Timur. Tesis: USU
Hidayat, A. Aziz. Alimul. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis
Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
Hutahuruk, Agustina. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan
Posyandu Lanjut Usia. Medan: Tesis Program Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Sumatera Utara
Kementrian Kesehatan RI, 2010 (A). Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut
Usia Bagi Petugas Kesehatan, Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan
Komunitas
__________, 2010 (B). Pedoman Puskesmas Santun Lanjut Usia Bagi Petugas
Kesehatan, Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat
__________, 2010 (C). Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok
Lanjut Usia, Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat
Kementrian Kesehatan RI, 2013. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan,
Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI
Komnas Lansia, 2010. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia. Jakarta:
Komnas Lansia
Lemeshow, S., Hosmer Jr., dan D.W. Lwanga. S. K. 1997. Besar Sampel dalam
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: UGM Press
Lestari, Arum. 2005. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan di Posbindu pada Pra Lansia dan Lansia di
Wilayah Binaan Puskesmas Kemiri Muka. Skripsi. FKM UI
Marshall, W. Kreuter. Health Program Planning An Educational and Ecological
Approach. 2005. Rollins School of Public Health of Emory University
Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika
Marvianti. 2010. Gambaran Persepsi Ibu Hamil Tentang Partisipasi Suami dalam
Antenatal Care di Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun
2010. Skripsi. UIN Jakarta
Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta
Nurmeilita. 2010. Persepsi Masyarakat Miskin Terhadap Pelayanan Kesehatan
untuk Masyarakat Miskin di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Skripsi: UIN Jakarta
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Rakhmat, J. 2003. Psikologi Komunikasi; Edisi Revisi Cetakan 2. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya
Sari, Yohana. 2011. Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu di Desa.
http://posyandu.org/posyandu/posyandu-lansia/526-faktor-yang-
mempengaruhi-pemanfaatan-posyandu-lansia-didesa.html diakses 17
Juli 2014 pukul 00.48 WIB
Sarwono, Solita. 2004. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC
Sudaryanto, Agus, Irdawati. 2008. Persepsi Lansia Terhadap Kegiatan
Pembinaan Kesehatan Lansa di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
Prambanan 1 Yogyakarta. Jurnal Kesehatan ISSN 1979-7621, Vol. 1,
No. 1.
Suryabarata, Sumadi. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers
Sutanto, A. Vita. 2006. Faktor-faktor yang Berhuungan dengan Pemanfaatan
Program Pos Pembinaan Terpadu pada Lansia di Wilayah Binaan
Puskesmas Pancoran Mas Depok Tahun 2006. Skripsi. FKM UI
Stanley, Mickey. 2006. Gerontological Nursing Second Edition. Philadelphia: F.A
Thoha, Miftah. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: CV Rajawali
Walgito, B, 2002. Pengantar Psikologi Umum. Edisi Refisi, Andi Offset,
Yogyakarta
Zarniyeti. 2011. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemanfaatan
Posyandu lansia oleh Lanjut Usia (> 60 tahun) di wilayah Kota
pariaman Sumatera Barat tahun 201. Skripsi. FKM UI
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya, Rizkinuary Hidayah Mahasiswi S1 Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta sedang melakukan penelitian untuk tugas akhir. Adapun judul penelitian saya
yaitu:
“Gambaran Persepsi Lansia Tentang Tugas Kader di Posyandu Lansia Mawar
Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos Tahun 2014”
Dengan ini saya membutuhkan bantuan Bapak/Ibu untuk dapat mengisi
kuesioner yang telah saya berikan kepada Bapak/Ibu untuk mendapatkan data mengenai
tugas kader dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di Posyandu Lansia Mawar
Kelurahan Sukamaju Baru Kecamatan Tapos ini.
Data Bapak/Ibu seperti nama dan jawaban yang Bapak/Ibu berikan kepada saya
akan dirahasiakan sehingga tidak akan diketahui oleh siapapun. Data yang didapatkan
akan digunakan untuk kepentingan pendidikan/akademis semata.
Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan saya menyadari
waktu yang Bapak/Ibu berikan kepada saya sangat berharga dan terbatas, namun saya
berharap Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini dengan sebenar-benarnya karena
pendapat Bapak/Ibu sangat penting dalam penelitian ini.
Demikian surat persetujuan ini saya sampaikan, atas kesediaan bapak/ibu
berpartisipasi dalam penelitian ini saya mengucapkan banyak terimakasih.
Menyetujui, Hormat Saya
Nama:..................................... Rizkinuary Hidayah
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PERSEPSI LANSIA TENTANG TUGAS KADER DI POSYANDU
LANSIA MAWAR KELURAHAN SUKAMAJU BARU
KECAMATAN TAPOS TAHUN 2014
Hari/Tanggal :
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Pertanyaan berikut ini dapat dijawab dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan
jawaban yang tersedia atau mengisi pada tempat yang telah disediakan
I. KARAKTERISTIK LANSIA
1. Umur :
2. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
3. Pendidikan terakhir : a. SD b. SMP
c. SMU d. Perguruan Tinggi
e. Lain-lain (tidak tamat SD, tidak sekolah,
dsb)
4. Agama : a. Islam b. Kristen
c. Hindu d. Budha
e. Lain-lain (Konghucu, Atheis, dsb)
II. PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU LANSIA
1. Apakah Bapak/Ibu pernah hadir di Posyandu Lansia dalam 1 tahun
terakhir (Juni 2013 – Mei 2014)?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah Bapak/Ibu pernah hadir di Posyandu Lansia dalam 3 bulan
terakhir (April – Juni 2014)?
a. Ya
b. Tidak
III. PERSEPSI LANSIA TENTANG TUGAS KADER POSYANDU
LANSIA
Berilah tanda silang (X) pada pilihan Anda
Nomor Pernyataan Jawaban
Selalu Kadang-
kadang
Tidak
Pernah
SEBELUM PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU LANSIA
1. Kader mengajak saya dan lansia lainnya
untuk datang ke Posyandu lansia.
2. Kader memberi tahu jadwal pelaksanaan
Posyandu kepada saya dan lansia lainnya.
3. Kader memberi tahu tempat pelaksanaan
posyandu lansia kepada saya dan lansia
lainnya.
4. Kader memberi informasi tentang kegiatan
yang ada Posyandu kepada saya dan lansia
lainnya.
5. Kader memberi informasi tentang manfaat
dari Posyandu kepada saya dan lansia
lainnya.
6. Sarana dan prasarana yang diperlukan
(timbangan, tensimeter, stetoskop, KMS,
alat peraga, obat-obatan yang dibutuhkan,
bahan/materi penyuluhan) telah siap
sebelum kegiatan Posyandu dilaksanakan.
SAAT PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU LANSIA
7. Kader mengatur saya dan lansia lainnya
selama kegiatan Posyandu berlangsung
(dimana tempat menunggu, alur
pemeriksaan, dsb).
8. Kader melakukan pendaftaran terhadap
saya dan lansia lainnya.
9. Kader menanyakan kondisi dan keluhan
kesehatan yang dirasakan oleh saya dan
lansia lainnya.
10. Kader melakukan penimbangan berat badan
saya dan lansia lainnya.
11. Kader melakukan pengukuran tinggi badan
saya dan lansia lainnya.
12. Kader melakukan pengukuran tekanan
darah saya dan lansia lainnya.
13. Kader mencatat hasil penimbangan berat
badan dan pengukuran tinggi badan saya ke
dalam KMS (Kartu Menuju Sehat) atau
buku catatan lainnya.
14. Kader melakukan pemeriksaan
laboratorium sederhana seperti kadar gula
darah, asam urat, dan kolesterol kepada
saya dan lansia lainnya.
15. Kader melakukan penyuluhan baik itu
tentang
kesehatan/gizi/sosial/ekonomi/agama
kepada saya dan lansia lainnya.
16. Kader melakukan kegiatan aktivitas
fisik/senam bersama saya dan lansia
lainnya.
SETELAH PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU LANSIA
17. Di akhir kunjungan, kader menganjurkan
saya dan lansia lainnya untuk datang lagi
ke Posyandu bulan depan.
18. Kader menganjurkan saya dan lansia
lainnya untuk menjaga kesehatan.
19. Kader menjemput ke rumah saya jika tidak
datang ke Posyandu.
20. Kader melakukan kunjungan tatap muka ke
tokoh masyarakat, dan menghadiri
pertemuan rutin kelompok masyarakat atau
organisasi keagamaan (pengajian, dsb).
*** Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu mengisi kuesioner ini ***
umur_1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 45-59 tahun 49 72.1 72.1 72.1
lebih dari 60 tahun 19 27.9 27.9 100.0
Total 68 100.0 100.0
jk
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 8 11.8 11.8 11.8
Perempuan 60 88.2 88.2 100.0
Total 68 100.0 100.0
agama
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Islam 51 75.0 75.0 75.0
Kristen 17 25.0 25.0 100.0
Total 68 100.0 100.0
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Sekolah 8 11.8 11.8 11.8
SD 27 39.7 39.7 51.5
SMP 13 19.1 19.1 70.6
SMA 19 27.9 27.9 98.5
Perguruan Tinggi 1 1.5 1.5 100.0
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Sekolah 8 11.8 11.8 11.8
SD 27 39.7 39.7 51.5
SMP 13 19.1 19.1 70.6
SMA 19 27.9 27.9 98.5
Perguruan Tinggi 1 1.5 1.5 100.0
Total 68 100.0 100.0
Pemanfaatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang Memanfaatkan 48 70.6 70.6 70.6
Memanfaatkan 20 29.4 29.4 100.0
Total 68 100.0 100.0
persepsi_kader_sebelum
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 11 16.2 16.2 16.2
cukup 52 76.5 76.5 92.6
baik 5 7.4 7.4 100.0
Total 68 100.0 100.0
persepsi_kader_saat
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 7 10.3 10.3 10.3
cukup 56 82.4 82.4 92.6
baik 5 7.4 7.4 100.0
Total 68 100.0 100.0
persepsi_kader_setelah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 19 27.9 27.9 27.9
cukup 36 52.9 52.9 80.9
baik 13 19.1 19.1 100.0
Total 68 100.0 100.0
persepsi_tugas_kader
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang 9 13.2 13.2 13.2
cukup 52 76.5 76.5 89.7
baik 7 10.3 10.3 100.0
Total 68 100.0 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.898 20
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
score_
total
P1 Pearson
Correlation
1 .648*
*
.466*
*
.355 .348 .163 -.007 .221 .107 .144 .094 .113 .083 .040 .280 .209 .185 .210 .121 .012 .409*
Sig. (2-
tailed)
.000 .009 .054 .059 .390 .972 .241 .574 .449 .620 .553 .662 .834 .134 .267 .327 .265 .523 .949 .025
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P2 Pearson
Correlation
.648*
*
1 .841*
*
.462* .658
*
*
.275 .399* .289 .275 .209 .430
* .176 .214 .404
* .394
* .309 .272 .436
* .223 .408
* .701
**
Sig. (2-
tailed)
.000
.000 .010 .000 .141 .029 .121 .141 .267 .018 .352 .255 .027 .031 .096 .145 .016 .237 .025 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P3 Pearson
Correlation
.466*
*
.841*
*
1 .729*
*
.710*
*
.204 .388* .174 .204 .227 .414
* .216 .316 .415
* .198 .186 .120 .477
*
*
.242 .383* .662
**
Sig. (2-
tailed)
.009 .000
.000 .000 .279 .034 .359 .279 .228 .023 .252 .089 .022 .294 .326 .527 .008 .197 .037 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P4 Pearson
Correlation
.355 .462* .729
*
*
1 .631*
*
.153 .185 .077 .027 .072 .192 .029 .155 .278 .043 .070 .073 .304 .056 .146 .414*
Sig. (2-
tailed)
.054 .010 .000
.000 .420 .328 .685 .886 .705 .309 .880 .414 .137 .823 .712 .700 .103 .770 .440 .023
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P5 Pearson
Correlation
.348 .658*
*
.710*
*
.631*
*
1 .090 .320 .190 .090 .112 .382* -.029 .000 .286 .212 .166 .116 .405
* .071 .315 .499
**
Sig. (2-
tailed)
.059 .000 .000 .000
.638 .085 .314 .638 .554 .037 .880 1.00
0
.125 .262 .380 .541 .026 .709 .090 .005
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P6 Pearson
Correlation
.163 .275 .204 .153 .090 1 .380* .425
* .578
*
*
.396* .234 -.002 .234 .430
* .824
*
*
.545*
*
.927*
*
.251 -.108 .292 .620**
Sig. (2-
tailed)
.390 .141 .279 .420 .638
.038 .019 .001 .030 .214 .992 .213 .018 .000 .002 .000 .181 .570 .117 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P7 Pearson
Correlation
-.007 .399* .388
* .185 .320 .380
* 1 .286 .317 .338 .859
*
*
.200 .409* .898
*
*
.346 .137 .333 .825*
*
.134 .911*
*
.709**
Sig. (2-
tailed)
.972 .029 .034 .328 .085 .038
.125 .088 .068 .000 .289 .025 .000 .061 .470 .072 .000 .479 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P8 Pearson
Correlation
.221 .289 .174 .077 .190 .425* .286 1 .425
* .305 .246 .117 .279 .303 .540
*
*
.318 .418* .328 .143 .238 .533
**
Sig. (2-
tailed)
.241 .121 .359 .685 .314 .019 .125
.019 .102 .190 .537 .136 .103 .002 .087 .021 .077 .452 .205 .002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P9 Pearson
Correlation
.107 .275 .204 .027 .090 .578*
*
.317 .425* 1 .279 .166 -.058 .130 .242 .585
*
*
.449* .547
*
*
.251 -.020 .407* .514
**
Sig. (2-
tailed)
.574 .141 .279 .886 .638 .001 .088 .019
.135 .381 .762 .494 .198 .001 .013 .002 .181 .915 .025 .004
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P1
0
Pearson
Correlation
.144 .209 .227 .072 .112 .396* .338 .305 .279 1 .305 .419
* .549
*
*
.213 .438* .296 .390
* .374
* .376
* .286 .577
**
Sig. (2-
tailed)
.449 .267 .228 .705 .554 .030 .068 .102 .135
.101 .021 .002 .258 .016 .112 .033 .041 .040 .125 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P1
1
Pearson
Correlation
.094 .430* .414
* .192 .382
* .234 .859
*
*
.246 .166 .305 1 .319 .302 .787*
*
.278 .386* .290 .887
*
*
.400* .829
*
*
.730**
Sig. (2-
tailed)
.620 .018 .023 .309 .037 .214 .000 .190 .381 .101
.086 .104 .000 .138 .035 .120 .000 .029 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P1
2
Pearson
Correlation
.113 .176 .216 .029 -.029 -.002 .200 .117 -.058 .419* .319 1 .852
*
*
.057 .050 .221 .061 .265 .905*
*
.187 .457*
Sig. (2-
tailed)
.553 .352 .252 .880 .880 .992 .289 .537 .762 .021 .086
.000 .763 .791 .240 .748 .157 .000 .323 .011
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P1
3
Pearson
Correlation
.083 .214 .316 .155 .000 .234 .409* .279 .130 .549
*
*
.302 .852*
*
1 .309 .177 .024 .161 .365* .648
*
*
.341 .566**
Sig. (2-
tailed)
.662 .255 .089 .414 1.00
0
.213 .025 .136 .494 .002 .104 .000
.097 .351 .901 .396 .047 .000 .065 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P1
4
Pearson
Correlation
.040 .404* .415
* .278 .286 .430
* .898
*
*
.303 .242 .213 .787*
*
.057 .309 1 .298 .027 .340 .751*
*
-.045 .771*
*
.631**
Sig. (2-
tailed)
.834 .027 .022 .137 .125 .018 .000 .103 .198 .258 .000 .763 .097
.110 .889 .066 .000 .813 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P1
5
Pearson
Correlation
.280 .394* .198 .043 .212 .824
*
*
.346 .540*
*
.585*
*
.438* .278 .050 .177 .298 1 .662
*
*
.886*
*
.307 .060 .287 .673**
Sig. (2-
tailed)
.134 .031 .294 .823 .262 .000 .061 .002 .001 .016 .138 .791 .351 .110
.000 .000 .099 .755 .124 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P1
6
Pearson
Correlation
.209 .309 .186 .070 .166 .545*
*
.137 .318 .449* .296 .386
* .221 .024 .027 .662
*
*
1 .704*
*
.295 .443* .224 .588
**
Sig. (2-
tailed)
.267 .096 .326 .712 .380 .002 .470 .087 .013 .112 .035 .240 .901 .889 .000
.000 .113 .014 .235 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P1
7
Pearson
Correlation
.185 .272 .120 .073 .116 .927*
*
.333 .418* .547
*
*
.390* .290 .061 .161 .340 .886
*
*
.704*
*
1 .246 .042 .230 .631**
Sig. (2-
tailed)
.327 .145 .527 .700 .541 .000 .072 .021 .002 .033 .120 .748 .396 .066 .000 .000
.191 .825 .222 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P1
8
Pearson
Correlation
.210 .436* .477
*
*
.304 .405* .251 .825
*
*
.328 .251 .374* .887
*
*
.265 .365* .751
*
*
.307 .295 .246 1 .304 .800*
*
.750**
Sig. (2-
tailed)
.265 .016 .008 .103 .026 .181 .000 .077 .181 .041 .000 .157 .047 .000 .099 .113 .191
.102 .000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P1
9
Pearson
Correlation
.121 .223 .242 .056 .071 -.108 .134 .143 -.020 .376* .400
* .905
*
*
.648*
*
-.045 .060 .443* .042 .304 1 .188 .467
**
Sig. (2-
tailed)
.523 .237 .197 .770 .709 .570 .479 .452 .915 .040 .029 .000 .000 .813 .755 .014 .825 .102
.319 .009
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
P2
0
Pearson
Correlation
.012 .408* .383
* .146 .315 .292 .911
*
*
.238 .407* .286 .829
*
*
.187 .341 .771*
*
.287 .224 .230 .800*
*
.188 1 .680**
Sig. (2-
tailed)
.949 .025 .037 .440 .090 .117 .000 .205 .025 .125 .000 .323 .065 .000 .124 .235 .222 .000 .319
.000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
sc
or
Pearson
Correlation
.409* .701
*
*
.662*
*
.414* .499
*
*
.620*
*
.709*
*
.533*
*
.514*
*
.577*
*
.730*
*
.457* .566
*
*
.631*
*
.673*
*
.588*
*
.631*
*
.750*
*
.467*
*
.680*
*
1
e_t
or
al
Sig. (2-
tailed)
.025 .000 .000 .023 .005 .000 .000 .002 .004 .001 .000 .011 .001 .000 .000 .001 .000 .000 .009 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).