gambaran perilaku terhadap pencegahan gastritis …

153
GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS PADA PERAWAT RSUD TANJUNG UBAN, KABUPATEN BINTAN, KEPULAUAN RIAU TAHUN 2017 SKRIPSI OLEH: IRA FEBRIANY NIM. 131000492 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS

PADA PERAWAT RSUD TANJUNG UBAN, KABUPATEN BINTAN,

KEPULAUAN RIAU TAHUN 2017

SKRIPSI

OLEH:

IRA FEBRIANY

NIM. 131000492

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS

PADA PERAWAT RSUD TANJUNG UBAN, KABUPATEN BINTAN,

KEPULAUAN RIAU TAHUN 2017

Skripsi ini diajukan sebagai

Salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH:

IRA FEBRIANY

NIM. 131000492

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul

“Gambaran Perilaku terhadap Pencegahan Gastritis pada Perawat RSUD

Tanjung Uban, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau Tahun 2017” ini beserta

seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau

klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Januari 2018

Yang membuat pernyataan

Ira Febriany

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul

GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS

PADA PERAWAT RSUD TANJUNG UBAN, KABUPATEN BINTAN,

KEPULAUAN RIAU TAHUN 2017

Yang disiapkan dan dipertahankan Oleh

IRA FEBRIANY

NIM. 131000492

Disahkan ole

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

iii

ABSTRAK

Gastritis adalah peradangan dari mukosa lambung yang disebabkan faktor

iritasi dan infeksi. Gejala gastritis yaitu nyeri ulu hati, rasa tidak nyaman, nyeri

pada saluran pencernaan, mual, muntah, kembung, lambung terasa penuh dan

sekit kepala. Beberapa hal yang berpengaruh pada timbulnya gastritis adalah

pengeluaran asam lambung yang berlebih, pertahanan dinding lambung yang

lemah, infeksi helicobacter pylori (sejenis bakteri yang hidup di dalam lambung,

dalam jumlah kecil) ketika asam lambung yang dihasilkan banyak kemudian

pertahanan dinding lambung menjadi lemah, bakteri ini bisa bertambah jumlahnya

apalagi disertai kebersihan makanan yang kurang, gangguan gerakan saluran

cerna, stres psikologis

Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan bertujuan untuk

mengetahui gambaran perilaku pencegahan gastritis pada perawat RSUD Tanjung

Uban, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau Tahun 2017. Jumlah populasi adalah

129 orang dan jumlah responden adalah 56 orang. Berdasarkan karakteristik, jenis

kelamin yang diperoleh adalah jumlah responden perempuan sebanyak 37 orang

(66,1%), dan laki-laki sebanyak 19 orang (33,9%). Kategori umur ≤ 30 tahun

sebanyak 44 orang (78,6%). Masa kerja responden terbanyak adalah >1 tahun

yaitu 50 orang (89,3%). Tingkat pendidikan responden mayoritas berasal dari

pendidikan DIII Keperawatan sebanyak 28 orang (50,0%).

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan responden yang baik dan sikap

responden yang mendukung, sedangkan untuk tindakan dikategorikan cukup.

Sebagian besar perawat belum menyadari tindakan upaya pencegahan gastritis

pada dirinya. Hal ini dikarenakan belum adanya keluhan-keluhan yang

mengganggu aktivitas kerja sehari-hari.

Disarankan kepada perawat untuk meningkatkan pola hidup sehat,

memanfaatkan pemerikasaan kesehatan secara berkala yang telah di tetapkan oleh

RSUD Tanjung Uban sehingga dapat melakukan pencegahan dan pengobatan

apabila terjadi gangguan kesehatan seperti gastritis dan penyakit lainnya,

memanfaatkan fasilitas kesehatan penunjang bagi pekerja, dan memanfaatkan

waktu istirahat dengan maksimal.

Kata kunci : Perawat, Gastritis, Pengetahuan, Sikap, Tindakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

iv

ABSTRACT

Gastritis is an inflamation of the gastric mucosa caused by irritation and

infection factors. The symptoms of gastritis are heartburn, discomfort, pain in the

gastrointestinal tract, nause, vomiting, abdominal bloating, gastric fullness

feeling and headache. A few things that affect the incidence of gastritis is

excessive expenditure of stomach acid, gastric wall defenses are weak, infection of

helicobacter pylori (a bacteria that lives in the mucous lining of the stomach, in

small quantities) when the resulting stomach acid a lot of gastric wall defense

becomes weak, this bacteria can increase in number let alone accompanied by

poor food hygiene, gastrointestinal tract disorders, psychological stress.

This is descriptive quantitatives research and aims to describe the

preventive behavior of the nurse at Tanjung Uban Regional Public Hospital,

Bintan Regency, Riau Islands Year 2017. The population is 129 people and the

number of respondents is 56 people. Based on the characteristics, the gender

obtained there is known that the number of female is 37 people (66.1%), and

male is 19 people (33.9%). Age categories ≤ 30 years is 44 people (78.6%). The

period of work > 1 year is 50 people (89.3%). The education level of majority

respondents comes from nursing education is bachelor of nurse is 28 people

(50.0%).

The results is good knowledge and supportive attitude of respondents turns

out in good categorized actions, while for acts are categorized enough. Most

nurses are not aware of the act of prevention of gastritis on theirself. This is

because there are no complaints that interfere with daily work activities.

It is recommend for nurse is increase healthy lifestyle, using periodic

checks that have been established at Tanjung Uban Regional Public Hospital so

as to prevention and treatment in case of health problem such as gastritis and

other disease, utilizing health support facilities for worker, and utilizing rest time.

Keywords: Nurse, Gastritis, Knowledge, Attitude, Action

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Perilaku

terhadap Pencegahan Gastritis pada Perawat RSUD Tanjung Uban,

Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau Tahun 2017 guna memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Ini tidak akan

terlepas dari peran serta dan dukungan orang-orang terdekat saya yang selalu

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya. Selama penyelesaian skripsi mulai

dari awal hingga akhir selesainya skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan,

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan para wakil dekan.

3. Dr. Ir. Gerry Silaban, M.Kes, sebagai Ketua Departemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja Universitas Sumatera Utara.

4. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK, selaku Dosen Pembimbing I skripsi sekaligus

Ketua Penguji, yang telah banyak meluangkan waktu, tulus dan sabar

memberikan masukan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik.

5. Isyatun Mardhiah Syahri, SKM, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing II skripsi

sekaligus Anggota Penguji yang telah banyak meluangkan waktu, tulus dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

vi

sabar memberikan saran, bimbingan serta arahan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

6. dr. Mhd. Makmur Sinaga, MS dan Umi Salmah, SKM., Mkes, selaku

Anggota Penguji yang telah banyak memberikan arahan dan masukan demi

kesempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Dra. Lina Tarigan, Apt., MS, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

memberikan dukungan dan saran-saran serta membimbing selama saya

menjalani pendidikan.

8. Seluruh Dosen dan Staf di FKM USU yang telah memberikan bekal ilmu

selama penulis mengikuti pendidikan.

9. Orang tua tercinta, Azhari Adrian dan Herawati Hutasoit yang telah

membesarkan, membimbing, dan mendidik penulis dengan kasih sayang serta

memberikan motivasi dan material dalam menyelesaikan skripsi.

10. Kakak dan Adik, Syilvia Azhari, SKM dan Julya Revina yang telah

mendukung memberikan motivasi, dan memberikan perhatian serta doa dan

semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini.

11. dr. Kurniakin W.S. Girsang, Sp.PD selaku direktur RSUD Tanjung Uban

yang telah memberikan izin kepada penulis meneliti di RSUD Tanjung Uban.

12. Ibu Arija Naila SKM, dan Ibu Lily Yanti selaku staf Kepegawaian RSUD

Tanjung Uban yang telah membantu penulis dalam memperoleh data dan izin.

13. Seluruh Perawat RSUD Tanjung Uban yang telah meluangkan waktu untuk

membantu dalam pengerjaan skripsi ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

vii

14. Teman-teman seangkatan Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

yang telah banyak membantu dalam pengerjaan, memberikan semangat dan

motivasi untuk menyelesaikan skripsi.

Saya menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran membangun dari semua pihak dalam

rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2018

Penulis,

Ira Febriany

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

ABSTRAK ..................................................................................................... iii

ABSTRACT ..................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 8

2.1 Gastritis ................................................................................................... 8

2.1.1 Definisi Gastritis ......................................................................... 8

2.1.2 Klasifikasi Gastritis..................................................................... 9

2.1.3 Patofisiologi Gastritis................................................................. 11

2.1.4 Gejala Gastritis ........................................................................... 12

2.1.5 Faktor Penyebab Gastritis ........................................................... 13

2.1.6 Pencegahan Gastritis ................................................................... 17

2.2 Perilaku .................................................................................................... 19

2.2.1 Pengetahuan................................................................................ 20

2.2.2 Sikap .......................................................................................... 21

2.1.3 Tindakan ..................................................................................... 22

2.3 Keperawatan ........................................................................................... 24

2.3.1 Definisi Keperawatan.................................................................. 24

2.3.2 Proses Keperawatan .................................................................... 26

2.3.3 Praktik Keperawat ...................................................................... 31

2.3.4 Uraian Tugas Perawat di Rumah Sakit ........................................ 33

2.4 Kerangka Pikir .......................................................................................... 39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

ix

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 40

3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................... 40

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 40

3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................. 40

3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 42

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Opersional .............................................. 43

3.6 Pengolahan dan Analis Data ...................................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 47

4.1 Lokasi Penelitian dan Gambaran Umum RSUD Tanjung Uban ................. 47

4.2 Visi dan Misi RSUD Tanjung Uban .......................................................... 48

4.3 Pelayanan RSUD Tanjung Uban ............................................................... 49

4.4 Kualifikasi Personil RSUD Tanjung Uban................................................. 54

4.5 Struktur Organisasi RSUD Tanjung Uban ................................................. 55

4.6 Shift Kerja Perawat RSUD Tanjung Uban ................................................. 56

4.7 Karakteristik Perawat RSUD Tanjung Uban .............................................. 56

4.8 Perilaku Perawat terhadap Pencegahan Gastritis ........................................ 57

BAB V HASIL PENELITIAN ....................................................................... 65

5.1 Karakteristik Responden............................................................................ 65

5.2 Pengetahuan Responden ............................................................................ 66

5.3 Sikap Responden ....................................................................................... 70

5.4 Tindakan Responden ................................................................................. 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 79

6.1 Kesimpulan ............................................................................................... 79

6.2 Saran ........................................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 81

LAMPIRAN ................................................................................................... 83

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kualifikasi Personil RSUD Tanjung Uban .................................... 54

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden di RSUD Tanjung Uban Tahun

2017 ............................................................................................... 56

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Pengetahuan Perawat

terhadap Pencegahan di RSUD Tanjung Uban Tahun 2017 ............ 58

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Perawat

terhadap Pencegahan Gastritis di RSUD Tanjung Uban Tahun

2017 ............................................................................................... 59

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Sikap Perawat ter-

hadap Pencegahan di RSUD Tanjung Uban Tahun 2017 ................ 60

Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Sikap Perawat terhadap

Pencegahan Gastritis di RSUD Tanjung Uban Tahun 2017 ............ 61

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Tindakan Perawat ter-

hadap Pencegahan di RSUD Tanjung Uban Tahun 2017 ................ 63

Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Tindakan Perawat ter-

hadap Pencegahan Gastritis di RSUD Tanjung Uban Tahun 2017 .. 64

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hispatologi Gastritis Akut ........................................................ 10

Gambar 2.2 Hispatologi Gastritis Kronik ..................................................... 11

Gambar 2.3 Kerangka Pikir ......................................................................... 39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ................................................................. 83

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ................................................................. 87

Lampiran 3 Surat Selesai Penelitian ............................................................ 88

Lampiran 4 Master Data .............................................................................. 89

Lampiran 5 Output Hasil SPSS ................................................................... 121

Lampiran 6 Dokumentas Penelitian ............................................................. 134

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

xiii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Ira Febriany, lahir pada tanggal 19 Februari 1993 di Kota

Padang Sidimpuan. Beragama Islam, bertempat tinggal di Jalan Jawa No 136A,

Kota Tanjung pinang. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara

pasangan Ayahanda Azhari Adrian, dan Ibunda Herawati Hutasoit.

Pendidikan formal penulis di mulai di Taman Kanak-Kanak Kartika Kota

Padang Sidimpuan pada ahun 1997 dan selesai pada tahun 1998, penulis

melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 15/20110 Kota Padang

Sidimpuan pada tahun 1999 dan selesai pada tahun 2005, penulis melanjutkan

pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kota Tanjung Pinang pada

tahun 2005 dan selesai pada tahun 2008, kemudian penulis melanjutkan

pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Kota Tanjung Pinang pada tahun

2008 dan selesai pada tahun 2011. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan

pendidikan Strata 1 di Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kesehatan

Masyarakat dan selesai pada tahun 2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di satu

pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

belum banyak tertangani, di lain pihak telah terjadi peningkatan kasus penyakit

tidak menular (PTM) yang banyak disebabkan oleh gaya hidup karena urbanisasi,

modernisasi, dan globalisasi. Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan

saluran pencernaan yang paling sering terjadi pada masyarakat (Gustin, 2012).

Gastritis adalah kumpulan gejala yang dirasakan sebagai nyeri terutama di

ulu hati, orang yang terserang penyakit ini biasanya sering mual, muntal, rasa

penuh, dan rasa tidak nyaman. Beberapa hal yang berpengaruh pada timbulnya

gastritis adalah pengeluaran asam lambung yang berlebih, pertahanan dinding

lambung yang lemah, infeksi helicobacter pylori (sejenis bakteri yang hidup di

dalam lambung, dalam jumlah kecil) ketika asam lambung yang dihasilkan

banyak kemudian pertahanan dinding lambung menjadi lemah, bakteri ini bisa

bertambah jumlahnya apalagi disertai kebersihan makanan yang kurang, gangguan

gerakan saluran cerna, stres psikologis (Misnadiarly, 2009).

Gastritis dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis

merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan kita. Gastritis

merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari – hari. Gastritis

bisa mengakibatkan kualitas hidup menurun, tidak produktif dan bila tidak

ditangani dengan baik akan berakibat fatal bahkan sampai pada tahap kematian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

2

Gastritis bila tidak diobati akan mengakibatkan sekresi lambung semakin

meningkat dan akhirnya membuat lambung luka – luka (ulkus) yang dikenal

dengan tukak lambung juga dapat menimbulkan peradangan saluran cerna bagian

atas berupa hematemesis (muntah darah), melena, perforasi dan anemia karena

gangguan absorpsi vitamin B12 (anemia pernisiosa) bahkan dapat menimbulkan

kanker lambung (Suratum, 2010).

Badan penelitian kesehatan dunia World Health Organization (WHO)

pada tahun 2012, mengadakan tinjauan terhadap beberapa Negara di dunia dan

mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya

Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di

dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun.

Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah

penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui

endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih

tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik

(Saroinsong, 2014).

Pola makan yang baik dan teratur merupakan salah satu dari

penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan tindakan preventif dalam mencegah

kekambuhan gastritis. Penyembuhan gastritis memerlukan pengaturan makanan

sebagai untuk memperbaiki kondisi pencernaan. Penyakit gastritis yang memiliki

keluhan nyeri di daerah ulu hati, mual, muntah, lemas, perut kembung dan terasa

sesak, nafsu makan menurun, serta selalu bersendawa ini banyak diderita orang -

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

3

orang usia tua di negara maju. Hal ini berbeda dengan di negara berkembang yang

banyak diderita orang - orang usia dini (Wijoyo, 2009).

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011, gastrtitis merupakan

salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah

sakit di Indoneisa dengan jumlah kasus 30.154 kasus. Penelitian daerah- daerah di

Indonesia menunjukkan data yang cukup tinggi terjadinya gastritis seperti di Kota

Surabaya angka kejadian sebesar 31,2%, Denpasar 46%, serta survey yang

dilakukan pada masyarakat Jakarta pada tahun 2010 yang melibatkan 1.645

responden mendapatkan bahwa pasien dengan masalah gastritis mencapai 60 %.

Gastritis merupakan penyakit ke tiga tertinggi setelah Infeksi Saluran Pernapasan

Akut (ISPA) dan hipertensi di Kepulauan Riau, dan merupakan penyakit tertinggi

ke empat di Kabupaten Bintan. (Badan Pusat Statistik Kepri, 2016).

Gastritis dapat menyerang semua tingkat usia maupun jenis kelamin.

Namun gastritis biasanya paling sering menyerang usia produktif. Pada usia

produktif seseorang sangat rentan mengalami gejala gastritis karena tingkat

kesibukan, tingkat stres, serta gaya hidup yang buruk membuat pola makan (jenis

makanan, jadwal makan, frekuensi makan, dan asupan makanan) menjadi tidak

tepat. Kondisi ini tentunya mempengaruhi aktivitas sehari-hari sehingga memiliki

dampak seseorang menjadi lemah, kualitas hidup menurun, dan menjadi tidak

produktif. Salah satu profesi yang memiliki mobilitas tinggi adalah perawat.

Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu

dan kiat keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

4

masyarakat, baik sehat maupun sakit (Undang-undang Nomor 38 tahun 2014

tentang Tenaga Keperawatan).

Dalam menjalankan tugasnya, perawat dapat menderita kelelahan akibat

pekerjaan yang berdiri dan berjalan, shift dan kerja malam, keseluruhan tanggung

jawab, dan faktor psikologi dan organisasi (International Datasheets on

Occupation, 2000).

Penelitian yang dilakukan oleh Widodo Hariyono, Dyah Suryani dan

Yanuk Wulandari (2009), menunjukkan hubungan yang signifikan antara beban

kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di Rumah Sakit Islam Yogyakarta

PDHI dengan taraf signifikan 0,0<0,05. Beban kerja yang tinggi dapat

menyebabkan perawat mengalami kelelahan atau kejenuhan. Hasil penelitian

Widyasari (2010) menjelaskan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

kelelahan kerja dengan stres kerja pada perawat bagian rawat inap Rumah Sakit

Islam Surakarta.

Stres adalah mekanisme pertahanan diri atau mekanisme koping terhadap

masalah. Stres yang berlebihan dapat memicu lambung untuk mengeluarkan asam

lambung secara berlebihan. Reaksi ini dapat mengganggu aktifitas lambung

bahkan dapat memicu kebocoran lambung. Produksi asam lambung akan

meningkat pada keadaan stress, seperti beban kerja yang berlebihan, cemas, takut

atau terburu-buru. Kadar asam lambung yang meningkat akan menimbulkan

ketidaknyamanan pada lambung (Selviana, 2015). Hal tersebut juga dikemukakan

oleh Saroinsong, dkk (2014) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa stres

berhubungan dengan kejadian grastitis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

5

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung Uban merupakan rumah

sakit milik pemerintah Kabupaten Bintan. RSUD Tanjung Uban termasuk

kategori rumah sakit umum kelas C yang memberikan pelayanan kesehatan 24

jam yaitu layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD), Intensive Care Unit (ICU),

haemodialisa, instalasi rawat jalan, dan instalasi rawat inap.

Pelayanan dan perawatan yang disediakan RSUD Tanjung Uban

mencakup perawatan kedokteran spesialis namun terbatas. Sitem kerja RSUD

Tanjung Uban dibagi tiga shift yaitu shift pagi, shift sore, dan sift malam. Shift

pagi bekerja mulai dari pukul 08.00 hingga 14.00 WIB, sift sore bekerja pukul

14.00 WIB hingga 21.00 dan shift malam bekerja mulai dari pukul 21.00 hingga

08.00 WIB.

RSUD Tanjung Uban tidak membagikan makanan kepada perawat,

sehingga seluruh perawat harus membeli makanan atau membawa makanan

sendiri dari rumah. RSUD Tanjung Uban memberi dana sebagai pengganti uang

makan sebesar Rp 30.000,- untuk tenaga kesehatan Pegawai Negeri Sipil (PNS),

dan tenaga kesehatan honorer, dan tidak memberikan dana pengganti uang makan

kepada tenaga kesehatan magang.

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti melalui

wawancara pada perawat 13 orang perawat di RSUD Tanjung Uban, ditemukan

61,5 % (8 orang) memiliki keluhan gastritis seperti mengalami keluhan nyeri pada

lambung, mual, muntah, lemas, kembung, dan terasa sesak, nyeri pada ulu hati.

Beberapa perawat menyatakan bahwa mereka sering mengabaikan gastritis

apabila aktivitas pekerjaan meningkat dan sering lupa makan. Berdasarkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

6

wawancara tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran

perilaku terhadap pencegahan gastritis pada perawat RSUD Tanjung Uban,

Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau tahun 2017.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, yang menjadi perumusah masalah dalam

penelitian ini adalah: bagaimana gambaran perilaku terhadap pencegahan gastritis

pada perawat RSUD Tanjung Uban, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau tahun

2017.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran perilaku terhadap pencegahan gastritis pada

perawat RSUD Tanjung Uban, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Mengetahui gambaran pengetahuan terhadap pencegahan gastritis pada

perawat RSUD Tanjung Uban, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau tahun

2017.

2. Mengetahui gambaran sikap terhadap pencegahan gastritis pada perawat

RSUD Tanjung Uban, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau tahun 2017.

3. Mengetahui gambaran tindakan terhadap pencegahan gastritis pada perawat

RSUD Tanjung Uban, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau tahun 2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

7

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaaat dari penelitian yang dilakukan adalah

1. Memberikan gambaran tentang pengetahuan, sikap dan tindakan pencegahan

pencegahan gastritis pada perawat RSUD Tanjung Uban, Kabupaten Bintan,

Kepulauan Riau

2. Sebagai masukan bagi penelitian sejenisnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gastritis

2.2.1 Definisi gastritis

Gastritis adalah kumpulan gejala yang dirasakan sebagai nyeri terutama di

ulu hati, orang yang terserang penyakit ini biasanya sering mual, muntal, rasa

penuh, dan rasa tidak nyaman. Beberapa hal yang berpengaruh pada timbulnya

gastritis adalah pengeluaran asam lambung yang berlebih, pertahanan dinding

lambung yang lemah, infeksi helicobacter pylori (sejenis bakteri yang hidup di

dalam lambung, dalam jumlah kecil) ketika asam lambung yang dihasilkan

banyak kemudian pertahanan dinding lambung menjadi lemah, bakteri ini bisa

bertambah jumlahnya apalagi disertai kebersihan makanan yang kurang, gangguan

gerakan saluran cerna, stres psikologis (Misnadiarly, 2009).

Kelenjar lambung yang menghasilkan getah lambung terdapat pada bagian

fundus dan korpus gaster. Kelenjarnya terdiri atas empat jenis sel, yaitu sel

parietal, sel zimogen, mucos neck cells, dan sel enteroendokrin. Sel parietal

mengahasilkan HCl dan faktor intrinsik (absorpsi vitamin B12), sel zimogen

menghasilkan pepsin, sel mukus leher menghasilkan mukus, sel enteroendokrin

menghasilkan gastrin, sekretin, dan kolesistokinin.

Gastritis ditimbulkan karena kelebihan HCl. Produksi HCl dipengaruhi

oleh makanan dan minuman, misalnya makanan pedas, alkohol, kopi dan nikotin.

Selain itu juga dapat disebabkan oleh pikiran (stres). HCl yang berlebihan dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

9

mengikis dinding lambung, gejala penyakit ini biasanya nyeri dibagian dada

(Shanty, 2015).

Gastritis secara garis besar dapat dibagi menjadi beberapa macam

berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran yang khas, distribusi anatomi,

kemungkinan patogenesis gastritis, terutama gastritis kronis. Didasarkan pada

manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi gastritis akut dan gastritis kronik.

Gastritis biasanya juga terjadi karena gangguan beberapa hal yaitu gangguan

secara fungsional karena kerja dari lambung yang tidak baik. Hal ini berhubungan

dengan gerakan lambung yang berkaitan dengan sistem syaraf di lambung (secara

psikologis), stress (faktor psikologi) akibat sistem syaraf otak yang berhubungan

dengan lambung mengalami perubahan hormonal dalam tubuh sehigga

merangsang sel-sel dalam lambung untuk memproduksi asam secara berlebihan

(Jusup, 2012).

2.2.2 Klasifikasi gastritis

Berdasarkan manifestasi klinis, gastritis dibagi menjadi dua jenis yaitu :

2.2.2.1 Gastritis Akut

Gastritis akut adalah jenis gastritis yang sering ditemukan dan biasanya

bersifat jinak dan sembuh sempurna. Gastritis akut merupakan peradangan pada

mukosa lambung yang menyebabkan erosi dan pendarahan mukosa lambung dan

setelah terpapar pada zat iritan. Erosi tidak mengenal lapisan otot lambung.

Ditemukan pula mukosa endema, merah, dan terjadi erosi kecil dan pendarahan.

Gastritis akut terdiri dari beberapa tipe, yaitu gastritis stres akut, gastritis erosif

kronis, dan gastritis eosinofilik (Suratun dan Lusianah, 2010).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

10

Gambar 2.1 Hispatologi Gastritis Akut

Sumber:Tambunan, 1994

2.2.2.2 Gastritis Kronik

Gastritis kronik merupakan peradangan bagian mukosa lambung yang

menahun. Penyakit gastritis kronik menimpa kepada orang yang mempunyai

penyakit gastritis yang tidak disembuhkan. Awalnya sudah mempunyai penyakit

gastritis dan tidak disembuhkan, maka penyakit gastritis menjadi kronik dan susah

untuk disembuhkan. Gastritis kronik didefinisikan secara histologi sebagai

peningkatan jumlah limfosit dan sel plasma pada mukosa lambung (Suratum,

2010).

Sebagian besar kasus gastritis kronik merupakan salah satu dari dua tipe,

yaitu tipe A yang merupakan gastritis autoimun. Adanya antibodi terhadap sel

parietal menimbulkan reaksi peradangan yang pada akhirnya menimbulkan

atriopim mukosa lambung.

Perubahan – perubahan histologi terjadi terutama pada korpus dan fundus

lambung bentuk ini jarang dijumpai, sering dihubungkan dengan autoimun dan

berlanjut menjadi anemia pernisiosa, sel paritel yang mengandung kelenjer

mengalami kerusakan sehingga sekresi asam lambung menurun. Pada manusia sel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

11

parietal juga berfungsi menghasilkan faktor intrinsik oleh karena itu menyebabkan

terjadi gangguan absorbsi vitamin B12 yang menyebabkan timbulnya anemia

pernisiosa. Tipe kedua yang sering dijumpai pada kasus gastritis kronik adalah

tipe B. Gastritis kronik tipe B paling sering dijumpai dan mempunyai hubungan

yang erat dengan Helicobacter Pylori sehingga dengan meningkatnya keasaman

lambung menyebabkan pertumbuhan bakteri berlebihan. Selanjutnya terjadi

metaplasia akibat langsung dari trauma oleh bakteri tersebut, kemungkinan

diperparah oleh meningkatnya produksi kompleks nitrat dan N-nitroso (Surya,

2009).

Gambar 2.2 Hispatologi Gastritis Kronik

Sumber: Tambunan, 1994

2.2.3 Patofisiologi Gastritis

Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak

dinding mukosa lambung (gastritis erosif). Mukosa lambung berperan penting

dalam melindungi lambung dari autodigesti oleh HCl dan pepsin. Bila mukosa

lambung rusak maka terjadi difusi HCl ke mukosa dan HCl akan merusak

mukosa. Kehadiran HCl di mukosa lanbung menstimulasi perubahan pepsinogen

menjadi pepsin. Pepsin merangsang pelepasan histamin dari sel mast. Histamin

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

12

akan menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler sehingga terjadi

perpindahan cairan dari intrasel ke ekstrasel dan menyebabkan edema dan

kerusakan kapiler sehingga timbul pendarahan pada lambung. Biasanya lambung

melakukan regenerasi mukosa oleh Karen itu gangguan tersebut menghilang

dengan sendirinya.

Namun bila lambung bila sering terpapar zat iritan maka inflamasi akan

terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin

sehingga lapisan mukosa lambung akan hilang dan terjadi atropi sel mukosa

lambung. Faktor intrinsik yang dihasilkan sel mukosa lambung akan menurun

atau hilang sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat diserap di usus halus.

Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan dan maturasi sel

darah merah. Pada akhirnya klien gastritis dapat mengalami anemia. Selain itu

dinding lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan pendarahan

(Suratun dan Lusiana, 2010).

2.2.4 Gejala Gastritis

Secara umum, gejala gastritis atau maag antara lain: tidak nyaman sampai

nyeri pada saluran pencernaan terutama bagian atas, mual, muntah, nyari ulu hati,

lambung merasa penuh, kembung, bersendawa, cepat kenyang, perut keroncongan

dan sering kentut serta timbulnya luka pada dinding lambung. Gejala ini bisa

menjadi akut, berulang dan kronis. Disebut kronis bila gejala itu berlangsung

lebih dari satu bulan terus-menerus dan gastritis ini dapat ditangani sejak awal

yaitu: mengonsumsi makanan lunak dalam porsi kecil, berhenti mengonsumsi

makanan pedas dan asam, berhenti merokok serta minuman beralkohol dan jika

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

13

memang diperlukan dapat minum antasida sekitar setengah jam sebelum makan

atau sewaktu makan (Misnadiarly, 2009).

Beberapa perbedaan gejala yang terjadi pada gastritis akut dan gastritis

kronik. Pada gastritis terjadi tiba-tiba dan gejalanya lebih terlihat, gejalanya

ditandai dengan mual–mual dan rasa terbakar di lambung serta adanya rasa tidak

enak di lambung bagian atas. Berat gejala tergantung pada jenis dan jumlah bahan

iritan serta lama kontak dengan mukosa lambung.

Pada gastritis kronik gejala yang sering terlihat adalah adanya rasa perih

dan rasa penuh di lambung serta kehilangan nafsu makan sehingga hanya mampu

makan dalam jumlah sedikit. Pada beberapa kasus gastritis akan menyebabkan

lambung berdarah, tetapi tidak parah. Perdarahan lambung dapat dikeluarkan

lewat mulut (muntah darah) ataupun terjadi berak darah. Apabila pertolongan

terlambat dilakukan maka hal fatal akan terjadi (Yuliarti, 2009).

2.2.5 Faktor penyebab grastitis

Beberapa faktor penyebab grastitis berdasarkan kajian teori dan penelitian

terdahulu antara lain adalah :

1. Pola Makan

Salah satu faktor terjadinya gastritis adalah disebabkan oleh pola makan

yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis dan jumlah

makanan sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat. Hal

tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahma (2013) yang

mengemukakan bahwa ada hubungan antara pola makan dengan timbulnya

gastritis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

14

2. Penggunaan Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan seperti asetaminofen (aspirin), steroid

kortisostroid), digitalis. Asetamonofein dan kortisteroid dapat menyebabkan

kerusakan pada mukosa lambung. NSAIDs (Non Steroid Anti Inflammasi Drugs)

dan kortiosteroid menghambas sintesis prostaglandin sehingga sekresi HCL

meningkat dan menyebabkan suasana lambung menjadi sangat asam sehingga

menimbulkan iristasi (Suratun dan Lusiana, 2010).

Obat anti inflamasi non steroid bersifat analgetik, antipiretik, dan anti-

inflamasi. Sebagai analgesik, obat anti inflamasi non steroid hanya efektif

terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang. Sebagai antipiretik, obat

anti inflamasi non steroid akan menurunkan suhu badan hanya dalam keadaan

demam dan sebagai anti inflamasi hanya meringankan gejala nyeri dan inflamasi

yang berkaitan dengan penyakitnya secara simtomatik (Hidayah, 2012).

3. Kopi

Kopi adalah minuman yang terdiri dari berbagai jenis bahan dan senyawa

kimia; termasuk lemak, karbohidrat, asam amino, asam nabati yang disebut

dengan fenol, vitamin dan mineral. Kopi diketahui merangsang lambung untuk

memproduksi asam lambung sehingga menciptakan lingkungan yang lebih asam

dan dapat mengiritasi mukosa lambung. Kafein di dalam kopi bisa mempercepat

proses terbentuknya asam lambung. Hal ini membuat produksi gas dalam

lambung berlebih dan membuat perut terasa kembung.

4. Alkohol

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

15

Alkohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa lambung. Konsumsi

alkohol dalam jumlah sedikit akan merangsang produksi asam lambung berlebih,

nafsu makan berkurang, dan mual. Hal tersebut merupakan gejala dari penyakit

gastritis. Sedangkan dalam jumlah yang banyak, alkohol dapat merusak mukosa

lambung (Rahma, 2010).

5. Terapi Radiasi

Terapi radiasi, refluk empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) menyebabkan

kerusakan mukosa lambung dan menimbulkan edema dan pendarahan (Suratun

dan Lusiana, 2010).

6. Merokok

Caldwell dalam Rahma, (2013) menyatakan bahwa rokok mengandung

±4000 bahan kimia, asap yang terkandung dalam rokok mengandung berbagai

macam zat yang sangat reaktif terhadap lambung. Nikotin dan kadmium adalah

dua zat yang sangat reaktif yang dapat mengakibatkan luka pada lambung. Ketika

seseorang merokok, nikotin akan mengerutkan dan melukai pembuluh darah pada

dinding lambung. Iritasi ini memicu lambung memproduksi asam lebih banyak

dan lebih sering dari biasanya. Nikotin juga memperlambat mekanisme kerja sel

pelindung dalam mengeluarkan sekresi getah yangberguna untuk melindungi

dinding dari serangan asam lambung. Jika sel pelindung tidak mampu lagi

menjalankan fungsinya dengan baik, maka akan timbul gejala dari penyakit

gastritis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

16

7. Infeksi oleh Bakteri Seperti Helicobacter pilori

Helicobacter pilori adalah bakteri yang hidup di dalam lambung manusia

dalam jumlah kecil. Ketika asam lambung yang dihasilkan lebih banyak kemudian

pertahanan dinding lambung menjadi lemah, bakteri ini bisa bertahan dalam

jumlah banyak, apalagi disertai kebersihan yang masih kurang. Pengidap gastritis

Helicobacter pilori tidak berbeda dengan penderita gastritis biasa yaitu mual,

kembung, dan nyeri. Hanya bedanya terjadi berulang kali kekambuhan (kronis).

Hal ini terjadi jika bakteri tidak terdeteksi dan dibiarkan sehingga bakteri akan

terus berkembang biak, meluas membentuk tukak lambung, displasi, adenoma,

hingga kanker lambung (Suratun dan Lusiana, 2010).

8. Riwayat Gastritis Keluarga

Riwayat gastritis keluarga merupakan pengkajian riwayat kesehatan

keluarga inti dan riwayat kesehatan keluarga yang meliputi tahap perkembangan

keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, riwayat

keluarga inti dan riwayat keluarga sebelumnya. Untuk riwayat gastritis keluarga

yang diteliti, riwayat keluarga yang dimaksudkan bukanlah dikarenakan adanya

hubungan secara genetik yang diturunkan dari orang tua responden, melainkan

lebih ke arah kebiasaan dalam keluarga sehingga terdapat anggota keluarga yang

gastritis. Rahma, dkk (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa riwayat

gastritis keluarga merupakan faktor risiko terjadinya gastritis.

9. Stres

Stres adalah mekanisme pertahanan diri atau mekanisme koping terhadap

masalah. Stres yang berlebihan dapat memicu lambung untuk mengeluarkan asam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

17

lambung secara berlebihan. Reaksi ini dapat mengganggu aktifitas lambung

bahkan dapat memicu kebocoran lambung. Stres yang berkepanjangan merupakan

salah satu faktor pemicu karena mengakibatkan peningkatan produksi asam

lambung. Gastritis sering dihubungkan dengan keadaan psikologis seseorang.

Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stres, seperti beban kerja

yang berlebihan, cemas, takut atau terburu-buru. Kadar asam lambung yang

meningkat akan menimbulkan ketidaknyamanan pada lambung (Selviana, 2015).

Keadaan stres yang disebabkan karena pembedahan, luka (trauma), terbakar,

ataupun infeksi penyakit tertentu dapat menyebabkan gastritis akut.

2.2.6 Pencegahan Gastritis

2.2.6.1 Diet gastritis

1. Pola makan dan tidur secara teratur. Usahakan konsumsi makanan dengan

menambah frekuensi makan yaitu setiap 3-4 jam sekali dengan porsi yang

tidak terlalu banyak. Hal ini akan memberikan tekanan ekstra pada katup LES

(Leuver Esophageal Sphincter) yaitu katup yang menghubungkan lambung

dan kerongkongan sehingga makanan yang masuk tidak dicerna secara

berlebihan.

2. Makan secara perlahan dan kunyah dengan baik.

3. Pola makan secara terburu-buru akibat kesibukan-kesibukan kerja perlu

diubah sedikit demi sedikit.

4. Konsumsi makanan seimbang dan kaya akan serat.

5. Makanan yang diasup harus cukup karbohidrat dan protein, dan mengurangi

makanan dengan kandungan lemak jenuh.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

18

6. Minum air putih yang banyak.

7. Dengan meminum banyak air putih akan membantu menertralkan keasaman

di lambung.

2.2.6.2 Olah Raga Teratur

Olah raga aerobik dapat meningkatkan detak jangtung yang dapat

menstimulasi aktivitas otot usus sehingga mendorong isi perut dilepas dengan

lebih cepat. Disarankan aerobik 30 menit setiap harinya. Sebelum menyusun olah

raga sebaiknya meminta nasihat dan saran dokter.

2.2.6.3 Manajemen Stres

Stres akan mengeluarkan salah satu hormon ekdoktrin yang bersifat

merangsang produksi asam lambung. Stres dapat meningkatkan serangan jantung

dan stroke. Kejadian ini akan menekan respon imun dan akan mengakibatkan

ganggguan pada kulit. Selain itu, kejadian ini juga akan meningkatkan produk

asam lambung dan menekan pencernaan. Tingkat stres seseorang berbeda-beda

untuk tiap orang. Untuk menurunkan tingkat stres disarankan banyak

mengonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, berolah raga teratur, serta selalu

menenangkan pikiran. Menenangkan pikiran dapat dilakukan dengan meditasi

atau yoga untuk menurunkan tekanan darah, kelelahan dan rasa letih.

2.2.6.4 Tidak Merokok

Merokok akan merusak lapian pelindung lambung. Oleh karena itu, orang

yang merokok lebih sensitif terhadap gastritis maupun ulser. Merokok juga akan

meningkatkan asam lambung, melambat kesembuhan, dan meningkatkan risiko

kanker lambung.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

19

2.2.6.5 Pemeliharaan Berat Badan

Masalah saluran pencernaan seperti rasa terbakar di lambung, kembung,

dan konstipasi lebih umum terjadi pada orang yang mengalami berat badan

berlebih (obesitas). Oleh karena itu, memelihara berat badan agar tetap ideal dapat

mencegah terjadinya gastritis.

2.2.7 Gastritis pada Usia Produktif

Zaoshen dalam Selviana (2015) menyatakan bahwa gastritis yang terjadi di

negara maju sebagian besar dialami usia tua. Hal ini berbeda dengan negara

berkembang yang banyak dialami usia muda. Stres yang disebabkan oleh berbagai

peristiwa kehidupan yang terjadi dalam jangka waktu tertentu menentukan tingkat

stres seseorang. Stres dapat meningkatkan kadar asam lambung dan menyebabkan

iritasi pada mukosa lambung.

Menurut Diahsari dalam Widyasari (2010), menyatakan stres kerja

diartikan sebagai suatu interaksi antara kondisi kerja dengan sifat-sifat pekerja

yang mengubah fungsi fisik maupun fungsi psikis yang normal. Definisi tersebut

menunjukkan bahwa stres kerja merupakan tuntutan pekerjaan yang tidak dapat

diimbangi oleh kemampuan karyawan. Kelelahan kerja pada perawat dapat

memicu terjadinya stres kerja. Hasil penelitian Widyasari (2010) menjelaskan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara kelelahan kerja dengan stres kerja

pada perawat.

2.2 Perilaku

Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya.

Dari pengertian ini, maka dapat diuraikan bahwa reaksi psikis dapat berbentuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

20

beraneka ragam yang pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yakni dalam

benuk pasif (berupa tindakan tidak nyata atau konkrit) dan aktif (berupa tindakan

nyata atau konkrit) (Notoatmodjo, 2010).

Pada dasarnya bentuk perilaku dapat diamati melalui sikap dan tindakan.

Namun perilaku juga bersifat potensial yakni dalam bentuk pengetahuan, motivasi

dan persepsi. Bloom membedakan menjadi tiga macam bentuk perilaku yaitu

kognitif, afektif, dan psikomotor. Pendapat lainnya menyebutkan bahwa perilaku

terdiri dari unsur knowledge (pengetahuan), attitude (sikap), dan practice

(tindakan). Ki Hajar Dewantara menyebutkan dengan cipta, rasa, dan krasa atau

peri akal, peri rasa, dan peri tindakan (Notoatmodjo, 2010).

2.2.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan ini terjadi

melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2010).

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari oleh

pengetahuan. Penelitian Rogers mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai

berikut (Notoatmodjo, 2010).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

21

1. Awareness, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu stimulus.

2. Interest, dimana orang mulai tertatik terhadap stimulus.

3. Evaluation, menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya.

4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan yang

dikehendaki stimulus.

5. Adoption, dimana subjek telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses

seperti dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, maka

perilaku tersebut akan langgeng. Sebaliknya apabila perilaku itu tidak disadari

oleh pengetahuan dan kesadaran makan tidak akan berlangsung lama.

2.2.2 Sikap

Menurut Notoatmodjo (2003), sikap merupakan reaksi atau respon yang

masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi

sikap itu tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu

dari perilaku yang tertutup. Alport menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3

komponen pokok yaitu:

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

22

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh pengetahuan, keyakinan, dan

emosi memegang peranan penting.

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni:

1. Menerima (receiving) diartikan bahwa orang atau subjek mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan.

2. Merespon (responding) memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan

dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari suatu

sikap, karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan terlepas pekerjaan itu benar atau salah

adalah berarti orang menerima ide tersebut.

3. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala risiko atau merupakan sikap yang paling tinggi.

4. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah.

2.2.3 Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behavior) Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain

adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai beberapa

tingkatan :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

23

1. Persepsi

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

2. Respon terpimpin

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan

contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.

3. Mekanisme

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis

atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik

tingkat tiga.

4. Adopsi

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan

baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran

tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2005).

Pengukuran atau cara mengamati tindakan dapat dilakukan melalui dua

cara, secara langsung, maupun secara tidak langsung. Pengukuran tindakan yang

paling baik adalah secara langsung, yakni dengan pengamatan (observasi), yaitu

mengamati tindakan subjek dalam rangka memelihara kesehatannya, secara tidak

langsung menggunakan metode mengingat kembali (recall). Metode ini dilakukan

melalui pertanyaan–pertanyaan terhadap subjek tentang apa yang telah dilakukan

berhubungan dengan kesehatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

24

2.3 Keperawatan

2.3.1 Definisi Keperawatan

Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana

menentukan tindakannya harus didasari ilmu pengetahuan serta memiliki

keterampilan yang jelas dalam keahliannya, selain itu sebagai profesi keperawatan

mempunyai otonomi dalam kewenangan dan tanggung jawab dalam tindakan serta

adanya kode etik dalam bekerja kemudian juga berorientasi peda pelayanan

dengan melalui pemberian asuhan keperawatan kepada individu, kelompok, atau

masyarakat.

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi keperawatan,

baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Praktik Keperawatan adalah pelayanan

yang diselenggarakan oleh perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan. Asuhan

Keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya

untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam

merawat dirinya.

Bentuk asuhan keperawatan ini sendiri merupakan suatu proses dalam

praktek keperawatan yang langsung diberikan pada klien pada berbagai tatanan

pelayanan kesehatan, dengan menggunakan metodologi proses keperawatan,

berperdoman pada standar keperawatan, dilandasi etik keperawatan dalam lingkup

wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Praktek keperawatan juga

merupakan tindakan mandiri perawat profesional melalui kerjasama berbentuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

25

kolaborasi dengan klien dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan

keperawatan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawab. Keperawatan

dikatakan profesi karena memiliki:

1. Landasan ilmu pengetahuan yang jelas ( scientific nursing).

2. Landasan ilmu pengetahuan yang jelas adalah pertama memiliki cabang ilmu

keperawatan dasar yang terdiri dari cabang ilmu keperawatan, Keperawatan

Profesional, Komunikasi Keperawatan, Kepemimpinan dan Manajemen

Keperawatan, Kebutuhan Dasar Manusia. Kedua cabang Ilmu Keperawatan

Klinik meliputi Keperawatan Anak, Keperawatan Gawat Darurat,

Keperawatan Medikal Bedah, Keperawatan Jiwa, Keperawatan Matenitas.

Ketiga cabang Ilmu Keperawatan Komunitas meliputi Keperawatan

Komunitas, Keperawatan Keluarga, Keperawatan Gerontik, dan keempat

kelompok ilmu cabang penunjang kelompok meliputi: Ilmu Humaniora, Ilmu

Alam Dasar, Ilmu Perilaku, Ilmu Sosial, Ilmu Biomedik, Ilmu Kesehatan

Masyarakat, Ilmu Kedokteran Klinik.

3. Memiliki kode etik profesi.

4. Kode etik keperawatan di tiap negara berbeda-beda akan tetapi pada

prinsipnya sama yaitu berlandaskan etika keperawatan yang dimilikinya, dan

di Negara Indonesia memiliki kode etik keperawatan yang telah ditetapkan

pada musyawarah nasional dengan nama Kode Etik Keperawatan.

5. Memiliki lingkup dan wewenang praktek keperawatan berdasarkan stardar

praktek keperawatan atau standar asuhan keperawatan yang bersifat dinamis.

Lingkup dan wewenang praktek keperawatan ini diatur pada izin praktek

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

26

keperawatan yang berdasarkan peran dan fungsi perawatan dalam

melaksanakan tugas, serta dalam memberikan tindakan berdasarkan asuhan

keperawatan.

6. Memiliki organisasi profesi.

7. Saat ini Indonesia memiliki organisasi profesi keperawatan dengan nama

Perhimpunan Perawan Nasional Indonesia (PPNI) dengan anggaran dasar dan

anggaran dasar rumah tanga, sedangkan organisasi keperawatan dunia dengan

nama Intenasional Council of Nurse (ICN) (Hidayat, 2004).

2.3.2 Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah cara yang sistematis yang dilakukan oleh

perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan

dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan

yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta melakukan evaluasi hasil

asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada klien, berorientasi pada tujuan,

pada setiap tahap seling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan (Hidayat,

2004).

1. Tahap Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan

mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai

permasalahan yang ada. Untuk melakukan langkah ini diperlukan pengetahuan

dan kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat meliputi kemampuan observasi

secara sistematis pada klien, kemampuan berkomunikasi secara verbal atau

nonverbal, kemampuan wawancara, menjadi pendengar yang baik, dapat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

27

dipercaya, dan melakukan pengkajian atau pemeriksaan fisik keperawatan. Dalam

tahap ini juga mengidentifikasi pola atau masalah yang mengalami gangguan yang

ada dimulai dari pengkajian pola fungsi kesehatan sehingga menggambarkan

status kesehatan pasien dan masalah kesehatan yang dialami. Kriteria proses

dalam pengkajian sebagai berikut:

a. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, pemeriksaaan

fisik, dan mempelajari data penunjang klien (pemerikasaan laboratorium,

rekam medis, dan catatan lainnya).

b. Sumber data adalah klien, keluarga atau orang lain terkait, tim kesehatan,

rekam medis.

c. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi:

1. Status kesehatan klien saat ini.

2. Status kesehatan klien masa lalu.

3. Respon terhadap alergi.

4. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal.

5. Masalah-masalah yang mempunyai resiko tinggi (Nursalam, 2009).

2. Tahap Diagnosis Keperawatan

Merupakan keputusan klinis mengenai status kesehatan seseorang,

keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan . Diagnosis

keperawatan dapat memberikan dasar pemilihan intervensi untuk menjadi

tanggung gugat perawat. Formulasi diagnosis keperawatan adalah bagaimana

diagnosis keperawatan digunakan dalam proses pemecahan masalah karena

melalui identifikasi masalah dapat digambarkan berbagai masalah keperawatan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

28

yang membutuhkan asuhan keperawatan. Untuk menyusun diagnosis keperawatan

yang tepat, dibutuhkan beberapa pengetahuan dan keterampilan yang harus

dimiliki di antaranya kemampuan dalam memahami beberapa masalah

keperawatan, faktor yang menyebabkan masalah, batasan karateristiknya,

mekanisme penanganan masalah, berpikir kritis dan membuat kesimpulan dari

masalah. Kriteria proses dalam diagnosis keperawatan sebagai berikut :

a. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data, identifikasi masalah,

dan perumusan diagnosis keperawatan.

b. Komponen diagnosis keperawatan terdiri atas masalah dan penyebab.

c. Bekerja sama dengan klien, dekat dengan klien dan profesi kesehatan lain

untuk memvalidasi diagnosis keperawatan.

d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis berdasarkan data terbaru

(Nursalam, 2009).

3. Tahap Perencanaan

Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan

yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah masalah

klien. Perencanaan akan menentukan jenis intervensi keperawatan. Semakin

kompleks jenis asuhan pasien, perencanaan akan semakin penting. Dalam

melakukan tahap ini diperlukan pengetahuan dan keterampilan diantaranya

pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien,

batasan praktek keperawatan, kemampuan memecahkan masalah, mengambil

keputusan, membuat strategi keperawatan yang aman, menulis instruksi

keperawatan, dan kerja sama dengan tingkat kesehatan lain. Kegiatan dalam tahap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

29

perencanaan meliputi penentuan prioritas diagnosis, penentuan tujuan dan hasil

yang diharapkan dan menentukan rencana tindakan. Kriteria proses dalam

perencanaan keperawatan sebagai berikut :

a. Perencanaan terdiri atas penetapan prioritas masalah, tujuan, dan rencana

asuhan keperawatan.

b. Bekerja sama dengan klien dalam menyusun rencana asuhan keperawatan.

c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan klien.

d. Mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan (Nursalam, 2009).

4. Tahap Pelaksanaan (Implementasi)

Merupakan tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai

strategi keperawaran yang telah direncanakan. Dalam tahap ini perawat harus

mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-bahaya fisik dan perlindungan pada

klien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman

tentang hak-hak dari pasien serta memahami tingkat perkembangan pasien. Dalam

pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua jenis tindakan yaitu tindakan jenis

mandiri atau dikenal dengan tindakan independen dan tindakan kolaborasi atau

tindakan interdependen.

Kriteria proses dalam pelaksanaan sebagai berikut :

a. Bekerjasama dengan klien dalam pelaksanaan implementasi asuhan

keperawatan.

b. Mengolaborasikan asuhan keperawatan dengan profesi kesehatan lain untuk

meningkatkan status kesehatan klien.

c. Melakukan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan klien.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

30

d. Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatannya dan fasilitas-

fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan olehnya.

e. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga mengenai

konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu klien memodifikasi

lingkungan yang akan digunakan.

f. Mengkaji ulang dan merevisi implementasi asuhan keperawatan berdasarkan

respon klien (Nursalam, 2009).

5. Tahap Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dengan cara melakukan

identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Pada

tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan

mengevaluasi selama proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon

klien yang disebut evaluasi proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan

target tujuan yang diharapkan disebut evaluasi hasil. Jika tujuan tidak tercapai,

maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluarnya, kemudian catat

apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan perubahan intervensi

(Wartonah, 2006).

Kriteria Proses :

1. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari implementasi.

2. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan

kearah pencapaian tujuan.

3. Bekerja sama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan

keperawatan, mendokumentasikan hasil evaluasi (Nursalam, 2009).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

31

2.3.3 Praktik Keperawatan

Praktik keperawatan dilaksanakan di Fasilitas Pelayananan Kesehatan dan

tempat lainnya sesuai dengan klien sasarannya. Praktik keperawatan terdiri atas:

praktik keperawatan mandiri dan praktik keperawatan di fasilitas pelayanan

kesehatan. Praktik keperawatan harus didasarkan pada kode etik, standar

pelayanan, standar profesi, dan standar prosedur operasional. Praktik keperawatan

didasarkan pada prinsip kebutuhan pelayanan kesehatan dan/atau keperawatan

masyarakat dalam suatu wilayah. Dalam menjalankan praktiknya keperawatan,

perawat bertugas sebagai:

1. Pemberi asuhan keperawatan.

2. Penyuluh dan konselor bagi klien.

3. Pengelola Pelayanan keperawatan.

4. Peneliti keperawatan.

5. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang.

6. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.

Tugas dapat dilaksanakan secara bersama ataupun sendiri sendiri dan harus

dilaksanakan secara bertanggung jawab dan akuntabel. Dalam menjalankan tugas

sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang upaya kesehatan perorangan.

Perawat berwenang:

1. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik.

2. Menetapkan diagnosis keperawatan.

3. Merencanakan tindakan keperawatan.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

32

5. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.

6. Melakukan rujukan.

7. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi.

8. Memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter.

9. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.

10. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep

tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.

Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang upaya

kesehatan masyarakat, Perawat berwenang:

1. Melakukan pengkajian keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat keluarga

dan kelompok masyarakat.

2. Menetapkan permasalahan keperawatan kesehatan masyarakat.

3. Membantu penemuan kasus penyakit.

4. Merencanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat.

5. Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat.

6. Melakukan rujukan kasus.

7. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesehatan masyarakat.

8. Melakukan pemberdayaan masyarakat.

9. Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat.

10. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat.

11. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.

12. Mengelola kasus.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

33

13. Melakukan penatalaksanaan Keperawatan komplementer dan alternatif

(Undang- undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan).

2.4 Uraian Tugas Perawat di Rumah Sakit

Berdasarkan Depkes RI tahun 1999, Pelayanan keperawatan di rumah sakit

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan. Secara

keseluruhan, bahkan sebagai salah satu faktor penentu bagi mutu pelayanan dan

citra rumah sakit dimata masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka pelayanan

perawatan secara organisatoris, administrasi dan teknis tidak dapat dipisahkan dari

pelayanan rumah sakit pada umumnya.

2.4.1 Uraian Tugas Perawat pelaksana Rawat Jalan

Uraian tugas sebagai berikut:

1 Menyiapkan fasilitas dan lingkungan poliklinik/ rumah sakit untuk kelancaran

pelayanan serta memudahkan pasien dalam menerima pelayanan.

2 Mengkaji kebutuhan pasien dengan cara:

a. Mengamati keadaaan pesien (tanda vital, kesadaran, keadaaan mental) dan

keluhan utama.

b. Melaksanakan anamnesa sesuai batas kemampuan dan kewenangan,

meliputi: alasan kunjungan saat dirasakan timbulnya keluhan, riwayat

keluhan

c. Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium sesuai kebutuhan.

3 Membantu pasien selama pemeriksaan dokter, antara lain: memberikan

penjelasan kepada pasien tentang tindakan pemeriksaan yang dilakukan,

menyiapkan pasien untuk tindakan pemeriksaan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

34

4. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan yang

ditentukan oleh dokter.

5. Memberikan penyuluhan kesehatan secara perorangan/kelompok sesuai

kebutuhan.

6. Merujuk pasien kepada angora tim kesehatan lain sesuai dengan keluhan

untuk pemeriksaan diagnosis, tindakan pengobatan dan perawatan lanjutan.

7. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan sesuai kebutuhan yang

berlaku di rumah sakit.

8. Memelihara peralatan medis keperawatan dalam keadaan siap pakai.

9. Bekerja secara kooperatif dengan anggota tim kesehatan dalam memberikan

pelayanan kepada paseien dengan cara menciptakan dan memelihara

hubungan kerja yang baik antara anggota tim.

10. Menyarakan kunjungan ulang sesuai dengan program pengobatan.

11. Melaporkan adanya temuan penyakit infeksi atau menular kepada

dokter/atasan untuk tindakan selanjutnya.

12. Melaksanakan tugas sore, malam, dan hari libur sacara bergilir apabila

dibutuhkan.

13. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan.

2.4.2 Uraian Tugas Perawat Pelaksana di Ruang Rawat

Uraian tugas sebagai berikut:

1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.

2. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.

3. Memelihara peralatan medis dan keperawatan dalam keadaan siap pakai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

35

4. Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosa keperawatan

sesuai batas kewanangan.

5. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.

6. Melakukan tindakan keperawatan pasien sesuai kebutuhan dan batas

kemampuan.

7. Melatih/membantu pasien untuk melakukan latihan gerak.

8. Melakukan tindakan darurat kepada pasien.

9. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya.

10. Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang tepat

berdasarkan hasil observasi sesuai batas kemampuan.

11. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan

upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.

12. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libut secara bergilir sesuai

jadwal dinas.

13. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang rawat.

14. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan.

15. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan sesuai

Standar Asuhan Keperawatan.

16. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga sesuai

dengan keadaan dan kebutuhan pesien.

17. Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan.

18. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

36

19. Menyiapkan pasien yang akan pulang meliputi : menyediakan formulir untuk

penyelesaian administratif seperti surat izin pulang, surat keterangan istirahat

sakit, petunjuk diet, resep obat di rumah, surat rujukan, dan lain-lain.

2.4.3 Uraian Tugas Perawat pelaksana di Unit Gawat Darurat

Uraian tugas sebagai berikut:

1. Menyiapkan peralatan keperawatan/medis di unit gawat darurat untuk

kelancaran pelayanan kepada pasien.

2. Menerima pasien baru sesuai prosedur ketentuan yang berlaku.

3. Memelihara peralatan perawatan/medis agar selalu dalam keadaan siap pakai

4. Memberikan orientasi kepada pasien tentang gawat darurat dan

lingkungannya, peraturan/tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara

penggunaannya.

5. Melakukan pengkajian dan menentukan diagnosis keperawatan sesuai dengan

kemampuan.

6. Menyusun rencana keperawatan sesuai batas kemampuan.

7. Melaksanakan tindakan keperawatan antara lain: melaksanakan tindakan

pengobatan sesuai program pengobatan, memberikan penyuluhan kepada

pasien dan keluarganya.

8. Melatih/membantu pasien yang melakukan latihan gerak.

9. Membantu merujuk pasien kepada institusi pelayanan kesehatan yang lebih

mampu sesuai instruksi dokter.

10. Melakukan tindakan kedaruratan kepada pasien gawat darurat sesuai Protap

yang berlaku.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

37

11. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuan.

12. Melakukan observasi kondisi pasien, selankutnya melakukan tindakan yang

tepat berdasarkan hasil observasi tersebut sesuai batas kemampuan.

13. Berperan serta membahas kasus dalam upaya meningkatkan mutu asuhan

keperawatan di unit gawat darurat.

14. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam, dan hari libur secara bergilir sesuai

jadwal dinas.

15. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik anatar pasien dan

keluarga sehingga tercipta ketenangan.

16. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan dokter penanggung jawab unit

gawat darurat atau kepala ruangan.

17. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan.

18. Menyiapkan pasien yang akan pulang meliputi : menyediakan formulir untuk

penyelesaian administratif seperti surat izin pulang, surat keterangan istirahat

sakit, petunjuk diet, resep obat di rumah, surat rujukan, dan lain-lain.

2.4.4 Uraian Tugas Perawat Pelaksana di Kamar Bersalin

1. Menyiapkan peralatan keperawatan/medis di unit gawat darurat untuk

kelancaran pelayanan kepada pasien.

2. Menerima pasien yang akan bersalin.

3. Melakukan anamnesa/pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosis

keperawatan sesuai batas kemampuan.

4. Menyusun rencanan keperawatan sesuai batas kemampuan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

38

5. Melakukan tindakan kedaruratan pada pasien gawat sesuai protap antara lain :

penanggulangan kasus, kolaps, pendarahan kehamilan, kejang dan kemudian

melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada dokter.

6. Memberikan bimbingan persalinan sesuai kondisi dan kebutuhan pasien.

7. Memberi pertolongan persalinan normal.

8. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai batas kemampuan.

9. Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan atau institusi pelayanan

kesehatan lain yang lebih mampu untuk menyelesaikan masalah kesehatan

yang tidak dapat ditanggulangi.

10. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuan.

11. Memantau dan menilai keadaan pasien.

12. Merawat dan meneliti bayi lahir, mencatat identitasnya.

13. Memberitahukan kepada ibu/keluarga dengan mempertimbangkan aspek

psikologi, mengenai keadaan bayi, khususnya bila ada kelainan/cacat.

14. Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien/keluarga.

15. Merujuk ibu dan bayi kepada perawat yang menggunakan bersalin.

16. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan.

17. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan sesuai

standar.

18. Melaksanakan serah terima tugas saat pergantian dinas secara tertulis maupun

lisan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

39

2.5 Kerangka Pikir

Gambar 2.3 Kerangka Pikir

Pencegahan Gastritis

Perilaku Perawat:

- Pengetahuan

- Sikap

- Tindakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk

mengetahui gambaran perilaku terhadap pencegahan gastritis pada perawat RSUD

Tanjung uban, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau tahun 2017.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi peniliain adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjung

Uban, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Adapun alasan dilakukannya

penelitian di rumah sakit tersebut adalah: adanya kemudahan dan dukungan dari

pihak rumah sakit untuk melakukan penelitian, belum adanya penelitian yang

mengangkat masalah gambaran perilaku terhadap pencegahan gastritis pada

perawat pada rumah sakit tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli-Oktober

2017.

3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

Populasi disebut juga universe adalah keseluruhan subjek/elemen/unit/item

(misalnya manusia) dari sebuah riset (Murti, 2006). Populasi yang digunakan pada

penelitian ini adalah seluruh perawat berjumlah 129 orang pada RSUD Tanjung

Uban tahun 2016.

3.3.2 Sampel

Sample penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili keseluruhan populasi (Notoatmodjo, 2010).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

41

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random

sampling. Dimana jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan Rumus

Slovin.

Rumus Slovin :

Keterangan:

n = sampel

N = populasi

d = nilai presisi 90% atau sig. = 0,1

Maka besar sampel:

n = N/N(d)2+1

n = 129/129 (0,1)2+1 = 56,33 dibulatkan 56 orang

Dari hasil perhitungan, maka sampel minimal sebanyak 56 orang. Selanjutnya

teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara proporsional random sampling

yaitu yaitu pengambilan sampel berdasarkan proporsi yang sama pada setiap

ruang agar setip bidang memiliki perluang yang sama untuk dijadikan sampel

sehingga mewakili setiap ruang (sugiyono, 2013).

1. Menghitung jumlah sampel pada tiap bidang

2. Menjumlahkan proporsi sampel dengan jumlah populasi pada tiap – tiap

ruang sebagai berikut:

n = N/N(d)2+1

n = jumlah perawat tiap ruang x jumlah sampel secara keseluruhan

jumlah keseluruhan perawat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

42

Tabel 3.1 Proporsi Sampel pada Tiap Ruang

No Ruang Perhitungan sampel Jumlah sampel

1 Rawat Inap Penyakit

Dalam

14 x 56 = 6,1

129

6

2 Rawat Inap Anak 15 x 56 = 6,5

129

7

3 Rawat Inap Bedah 9 x 56 = 3,9

129

4

4 Rawat Inap Perinatologi 12 x 56 = 5,2

129

5

5 Rawat Inap Kebidanan 15 x 56 = 6,5

129

7

6 Rawat Inap Isolasi 10 x 56 = 4,3

129

4

7 ICU 14 x 56 = 6,1

129

6

8 IGD 15 x 56 = 6,5

129

7

9 OK 12 x 56 = 5,2

129

5

10 Hemodialisa 5 x 56 = 2,1

129

2

11 Rawat Jalan 8 x 56 = 3,4

129

3

Jumlah 129 56

3. Selanjutnya dilakukan pengambilan sampel secara acak dan mengisi

kuesioner.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

survei langsung yang dilakukan peneliti kepada perawat RSUD Tanjung Uban

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

43

dengan alat bantu kuesioner yang sudah dimodifikasi dari penelitian Hardiani

Ayu, berjudul Gambaran pengetahuan dan sikap terhadap pencegahan penyakit

gastritis pada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara tahun 2015.

3.4.1 Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh melalui pengisian instrumen

penelitian yaitu kuesioner oleh perawat RSUD Tanjung Uban meliputi :

1. Karakteristik responden seperti nama, umur, jenis kelamin, dan lama kerja.

Data diperoleh melalui keterangan yang ditulis oleh perawat dalam form

kuisioner.

2. Data perilaku (meliputi pengetahuan,sikap, dan tindakan) yang dilakukan

perawat RSUD Tanjung Uban ketika mengalami keluhan gastritis.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan maupun catatan dari RSUD

Tanjung Uban berupa jumlah perawat, jadwal kerja, dan sarana prasarana yang

terdapat di RSUD Tanjung Uban.

3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Perawat adalah tenaga kerja profesi keperawatan yang melaksanakan tugas

asuhan keperawatan.

2. Pengetahuan adalah segala sesatu yang diketahui perawat terhadap

pencegahan gastritis.

3. Sikap adalah dasar anggapan atau persepsi perawat terhadap pencegahan

gastritis.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

44

4. Tindakan adalah segala praktik/ perbuatan perawat terhadap pencegahan

gastritis.

3.6 Metode Pengukuran

Untuk dapat mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan perawat

RSUD Tanjung Uban, dilakukan pengukuran menggunakan kuesioner.

Pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan

dengan skala yaitu: baik ≥75% (Wawan dan Dewi, 2011).

1. Pengetahuan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan diukur dengan penghitungan skor

terhadap seluruh jawaban dari aspek pengetahuan pada kuesioner. Terdapat 10

buah pertanyaan aspek pengetahuan, Adapun penentuan penilaian untuk

pertanyaan adalah sebagai berikut: jawaban benar = 2, jawaban salah = 0.

a. Baik, apabila responden memperoleh skor ≥75% dari total jawaban, jika

responden memiliki skor antara 8-10.

b. Kurang apabila responden memperoleh skor <75% dari total jawaban, jika

responden menjawab <8 pertanyaan.

2. Sikap

Variabel sikap menggunakan skala Guttuman dengan mengukur 7

pernyataan dengan item jawaban sangat setuju dan tidak setuju. Menurut Riyanto

(2011), skala Guttman hanya ada dua interval jawaban. Terdapat 7 buah

pernyataan aspek sikap, dimana untuk setiap pernyataan jika responden menjawab

“setuju” diberi nilai = 1 dan “tidak setuju” diberi nilai = 0. Kategori pengukuran

sikap menurut Berkowitz (Azwar, 2000) sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

45

a. Mendukung, apabila responden memperoleh skor ≥ 75% jika responden

memiliki skor antara 10-14.

b. Tidak Mendukung, apabila responden memperoleh skor <75%, jika

responden memiliki skor antara 0-9.

3. Tindakan

Variabel tindakan menggunakan skala Likert dengan mengukur 10

pernyataan dengan item jawaban sering. Kadang-kadang, tidak pernah. Adapun

penentuan penilaian untuk pertanyaan nomor 1,2,3,6,7,10 sebagai berikut:

a. Sering :3

b. Kadang-kadang :2

c. Tidak pernah :1

Adapun penentuan penilaian untuk pertanyaan nomor 4,5,8,9 sebagai

berikut:

a. Sering :1

b. Kadang-kadang :2

c. Tidak pernah :3

Berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan

sebagai berikut:

a. Baik, apabila responden memperoleh skor >75% dari total jawaban, jika

responden memiliki skor antara 15-20.

b. Cukup apabila responden memperoleh skor 40 – 75% dari total jawaban, jika

responden memiliki skor antara 8-14.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

46

c. Kurang apabila responden memperoleh skor <40% dari total jawaban, jika

responden menjawab <8 pertanyaan.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini yaitu :

1. Analisis univariat

Analisis dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan analisa univariat untuk

mengetahui distribusi frekuensi dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian dan Gambaran Umum RSUD Tanjung Uban

RSUD Tanjung Uban adalah rumah sakit milik Pemerintah Daerah

Provinsi Kepulauan Riau. Rumah sakit ini terletak di Jl. Indunsuri – Simpang

Busung No.1 Tanjung Uban – Bintan Utara Kabupaten Bintan. Lahan RSUD

Tanjung Uban terletak pada ruas jalan utama yang menghubungi Desa Busung

dan Tanjung Uban, dengan luas lahan 2,5 Ha dan luas bangunan 1,5 Ha. Secara

geografis RSUD Tanjung Uban terletak didaerah yang strategis karena sebagian

wilayah Bintan Utara merupakan kawasan wisata Pantai Lagoi yang bertaraf

internasional dengan luas 112,30 km² dan kawasan industri Lobam sebesar 48,05

km².

RSUD Tanjung Uban secara resmi dibuka untuk melayani kesehatan

masyarakat didasarkan pada Instruksi Gubernur Kepulauan Riau melalui Surat

Keputusan Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau No. 356/ND– Dinkes/

VIII/2007 tertanggal 09 Agustus 2007 tentang Soft Opening Rumah Sakit Umum

Provinsi Kepulauan Riau di Tanjung Uban. Hadirnya rumah sakit umum di

wilayah Tanjung Uban ini dibangun dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal melalui penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan.

Pada tahun 2011, RSUD Tanjung Uban telah terakreditasi untuk 5 (lima)

pelayanan dasar yaitu layanan medis, Instalasi Gawat Darurat (IGD), rekam

medik, manajemen, dan keuangan. Pada bulan Mei 2013, RSUD Tanjung Uban

menambah pelayanan unit hemodialisa yaitu unit pelayanan diperuntukkan bagi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

48

penderita gagal ginjal dalam melakukan pencucian darah. Unit pelayanan

Hemodialisa merupakan unit unggulan RSUD Tanjung Uban.

Pada tahun 2014, RSUD Tanjung Uban membuka instalasi pemulasaran

jenazah. Selain meningkatkan fasilitas pelayanan, RSUD Tanjung Uban juga

meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dengan dimilikinya aksesor/

penilai perawat dan bidan yang tersertifikasi. Pada tahun 2014 juga, RSUD

Tanjung Uban telah memiliki fasilitas seperti IGD, Poliklinik: umum, penyakit

dalam, bedah, anak, kebidanan dan kandungan, gizi, fisioterapi, eldelweis,

hemodialisa, labolatorium, radiologi, kamar bedah, dan apotek. Rawat inap yang

terdiri dari 72 tempat tidur.

RSUD meningkatkan pelayanan berupa :

1. Program keselamatan pasien anatara lain pemasangan pintu berkode untuk

setiap ruangan rawat inap, dan pintu berkode 2 lapis untuk ruangan bayi.

2. Program pengendalian infeksi yang telah dilaksanakan yaitu menggalakkan

cuci tangan disetiap pelayanan. Sosialisasi kepada seluruh pengunjung RSUD

Tanjung Uban untuk menuci tangan kepada sebelum dan sesudah bersentuhan

dengan pasien.

3. RSUD Tanjung Uban memansang cairan hand drug pada setiap ruangan rawat

inap sebagai penunjang program ini.

4.2 Visi dan Misi RSUD Tanjung Uban

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit dalam kenyataannya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

49

sudah berkembang menjadi suatu organisasi yang kompleks dengan sumber

pembiayaan yang dinamis. Berdasarkan Keputusan direktur RSUD Tanjung Uban

No.03/SK/RSUD/1/2011, visi RSUD Tanjung Uban Provinsi Kepulauan Riau

adalah “Mewujudkan pelayanan kesehatan prima menuju Kepulauan Riau Sehat”.

Center of excellence dari pelayanan prima adalah rumah sakit dalam

memberikan jasa pelayanan kesehatan akan dilaksakan secara terpadu dan

maksimal meliputi seluruh bagian terkait dimana sesuai standar yang telah

ditetapkan di RSUD Tanjung Uban Provinsi Kepulauan Riau. Kepulauan Riau

sehat adalah suatu kondisi yang merupakan gambaran masyarakat Provinsi

Kepulauan Riau di masa depan, yang ditandai dengan penduduknya yang dapat

menjangkau dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan

berkeadilan, berperilaku hidup bersih dan sehat, hidup dalam lingkungan yang

sehat, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Untuk

mewujudkan visi yang telah ditetapkan tersebut, maka RSUD Tanjung Uban

Provinsi Kepulauan Riau telah menetapkan misinya dalam menjalankan

pelaksanaan pemberian jasa pelayanan kesehatan, yaitu: “memberikan pelayanan

kesehatan yang bermutu dengan biaya terjangkau kepada semua lapisan

masyarakat dan menerapkan manajemen profesional berbasis kinerja serta ikut

memberdayakan masyarakat Kepulauan Riau cara hidup sehat”, dan moto RSUD

Tanjung Uban adalah: “Kami peduli, profesional, dan siap melayani”.

4.3 Pelayanan RSUD Tanjung Uban

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa pada saat ini RSUD

Tanjung Uban diklasifikasikan sebagai rumah sakit Tipe C, untuk melihat jasa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

50

kesehatan yang diberikan oleh RSUD Tanjung Uban dapat dilihat dari jenis

pelayanan medis/paramedis dan sarana/prasarana penunjang medik. Ada 5 jenis

pelayanan yang dilakukan oleh rumah sakit ini yaitu:

1. Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Instalasi Gawat Darurat (IGD) menerima dan melayani pasien emergency

selama 24 jam dilayani oleh dokter umum dibantu para perawat terampil khusus

emergency dan dilengkapi fasilitas DC Shock, EKG monitor, EKG, nebulizer, dan

lain-lain dengan kapasitas 5 (lima) tempat tidur. Instalasi gawat darurat ini

terbagi dalam 6 ruang spesifik, yaitu ruang triage, ruang observasi 24 jam, ruang

tindakan bedah minor, ruang resusitasi, ruang sterilisasi dan ruang administrasi.

2. Instalasi Rawat Inap

Instalasi Rawat Inap memiliki kapasitas 128 tempat tidur sedang dalam

proses penyelesaian, dengan rincian sebagai berikut:

a. Ruangan Rawat Inap Kelas 3 dengan kapasitas 28 tempat tidur.

b. Ruangan Rawat Inap Kelas 2 dengan kapasitas 30 tempat tidur.

c. Ruangan Rawat Inap Kelas 1 dengan kapasitas 31 tempat tidur.

d. Ruangan Rawat Inap Kelas VIP dengan kapasitas 8 tempat tidur.

Ruangan yang dirawat inap memiliki fasilitas sebagai berikut:

− Ruang Perawatan Khusus Anak (Bougenville), dengan fasilitas : Ruang ber-

AC, ruang isolasi, prasarana rawat inap sesuai standar dan inkubator.

− Ruang Perawatan Kelas I (Tulip), dengan fasilitas: 1 tempat tidur pasien

ruang ber-AC, televisi, kamar mandi sendiri, lemari, makan 3 kali plus

snack.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

51

− Ruang Perawatan Kelas II (Aster dan Lavender), dengan fasilitas: 2 tempat

tidur pasien, ruang ber-AC, televisi, kamar mandi sendiri, lemari, makan 3

kali plus snack.

3. Hemodialisa

Unit pelayanan unggul RSUD Tanjung Uban yang diperuntukkan bagi

penderita gagal ginjal dalam melaksanakan cuci darah, kerjasama tim dokter

umum bersertifikat HD, dokter penyakit dalam, dan perawat terampil.

4. Bedah Sentral /OK

Kamar bedah sebagai salah satu syarat mutlak jenis pelayanan yang harus

disediakan oleh Rumah Sakit dan merupakan kegiatan layanan utama dimana

tindakan bedah yang sifatnya invasif dan tentu akan memerlukan ruang yang

tingkat sterilitas tinggi untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Meski

bedah sentral ini bukan bagian dari instalasi gawat darurat, namun mengacu pada

fungsi awalnya, instalasi ini tentu tetap harus siap siaga selama 24 jam setiap

harinya. Fasilitas kamar bedah ini terdiri dari ruang bedah minor, sedang dan

mayor dan bedah khusus kebidanan. Instalasi bedah ini dilengkapi dengan fasilitas

ruang pra medikasi dan ruang recovery yang merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan dari unit bedah sentral.

5. Instalasi Perawatan Intensif (ICU)

Instalasi Perawatan Intensif (ICU) umumnya akan difungsikan sebagai

sarana untuk merawat penderita yang memerlukan perhatian khusus tanpa henti

selama 24 jam yang dilengkapi dengan perawat terlatih, alat-alat ICU standar,

ventilator, dan lain-lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

52

6. Instalasi Rawat Jalan, yang terdiri dari:

Instalasi Rawat Jalan terdiri atas:

a. Klinik umum.

b. Klinik gigi.

c. Klinik dokter spesialis (penyakit dalam, kandungan, bedah dan anak)

Disamping pelayanan kesehatan diatas, juga terdapat 5 sarana dan prasarana

penunjang medik, yaitu:

1. Instalasi Radiologi,

Instalasi Radiologi dilayani oleh radiografer didukung dengan mobile x-ray

100mA dengan bucky stand dan table x-ray serta automatic processing. Melayani

pemeriksaan konvensional lengkap antara lain thorax, vertebrae, abdomen, BNO

– IVP, Sinus paranasal, Ekstremitas, dan lain-lain.

2. Instalasi Laboratorium

Instalasi Laboratorium pelayanan 24 jam yang dilayani oleh analis, laboratorium

ini dilengkapi dengan alat-alat canggih seperti heamato analyzer, urina analyzer,

kimia klinik dan bank darah, sedangkan pemeriksaan yang dilakukan meliputi

pemeriksaan rutin, kimia darah, hingga medical check up yang spesifik.

3. Instalasi Farmasi

Instalasi Farmasi melakukan pelayanan 24 jam dan dilayani oleh apoteker dan

asisten apoteker, didukung oleh obat generik dan non generik hingga obat-obat

paten.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

53

4. Instalasi Gizi

Instalasi Gizi dilayani oleh 5 orang tenaga akademi gizi dalam menyediakan diet

pasien dan melayani konsultasi gizi.

5. Instalasi IPSRS

Instalasi IPSRS (Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit), didukung oleh 3

orang elektromedik, 2 orang sarjana kesehatan lingkungan dan 3 orang ahli madya

kesehatan lingkungan serta 1 orang teknisi kelistrikan yang berpengalaman.

Sebagai standar keamanan kesehatan lingkungan rumah sakit, maka RSUD

Tanjung Uban telah memiliki Fasilitas Pengolahan Limbah Medis. Limbah rumah

sakit yang berasal dari limbah pelayanan medis, limbah apotik, radiologi,

laboratorium dan septic tank adalah limbah yang berbahaya apabila langsung

dibuang kelingkungan. Maka dari itu perlu adanya instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL) dan incenerator agar limbah tersebut dapat diolah terlebih dahulu

sebelum dibuang ke lingkungan. Pengolahan limbah medis terdiri dari:

1. Instalasi Pengolahan Limbah Medis Padat (Incenerator). Limbah medis padat

yang dihasilkan dari proses pelayanan medis diolah menggunakan Icenerator

dengan suhu 1000 ºC sehingga bakteri dan virus yang terkandung dalam

limbah medis akan mati.

2. Instalasi Pengolahan Air Limbah Medis Cair (IPAL).

Limbah cair yang berasal dari limbah pelayanan medis Apotik, Labor, dan

Radiologi diolah melalui IPAL yang didalamnya terjadi proses erasi yang

dapat mematikan bakteri dan virus yang terkandung dalam limbah cair.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

54

4.4 Kualifikasi Personil RSUD Tanjung Uban

Table 4.1 Kualifikasi Personil Pegawai RSUD Tanjung Uban tahun 2017

No Kualifikasi Jumlah

1. Dokter umum 10

2. Dokter Spesialis 10

3. Dokter Gigi 3

4. Dokter gigi spesialis 1

5. Perawat 92

6. Kebidanan 37

7. Farmasi 9

8. Keteknisian Medis 12

9. Kesehatan Masyarakat 3

10. Tenaga Kesehatan lainnya 9

11. Tenaga Kerja non Medis 58

Jumlah 244

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

55

4.5 Struktur Organisasi RSUD Tanjung Uban

Gambar 4.1 Struktur Organisasi RSUD Tanjung Uban

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

56

4.6 Shift Kerja Perawat RSUD Tanjung Uban

RSUD Tanjung Uban memiliki pembagian jadwal kerja yang terbagi atas tiga

shift yaitu :

1. Shift Pagi : Pukul 08.00 - 14.00 WIB

2. Shift Sore : Pukul 14.00 - 21.00 WIB

3. Shift Malam : Pukul 21.00 – 08.00 WIB

4.7 Karateristik Responden

4.7.1 Data-Data Umum Responden

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden di RSUD Tanjung Uban

Tahun 2017

Karakteristik

Responden Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Jenis Kelamin

a. Laki-Laki

b. Perempuan

19

37

33,9

66,1

2. Usia

a. ≤ 30 tahun

b. > 30 tahun

44

12

78,6

24,4

3. Masa Kerja

a. ≤ 1 tahun

b. > 1 tahun

6

50

10,7

89,3

4. Pendidikan Terakhir

a. D3 Keperawatan

b. D3 Kebidanan

c. D4 Keperawatan

d. D4 Kebidanan

e. S1 Keperawatan

f. S1 Keperawatan Ners

g. Ners

28

9

5

1

5

5

3

50,0

16,1

8,9

1,8

8,9

8,9

5,4

Total 56 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

57

4.8 Perilaku Perawat terhadap Pencegahan Gastritis

4.8.1 Pengetahuan

Variabel pengetahuan dalam penelitian ini diketahui dengan menanyakan

10 pertanyaan mengenai pengetahuan responden tentang perilaku perawat

terhadap pencegahan gastritis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pertanyaan tentang pengertian gastritis atau maag, responden yang menjawab

pertanyaan dengan benar sebanyak 42 orang (75,0%). Pada pertanyaan tentang

gejala gastritis, responden yang menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak 55

orang (98,2%). Pada pertanyaan tentang penyebab gastritis, responden yang

menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak 32 orang (57,1%).

Pada pertanyaan tentang faktor risiko gastritis, responden yang menjawab

pertanyaan dengan benar sebanyak 56 orang (100,0%). Pada pertanyaan tentang

helicobacter pilori penyebab gastritis, responden yang menjawab pertanyaan

dengan benar sebanyak 31 orang (55,4%). Pada pertanyaan tentang diet gastritis,

responden yang menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak 31 orang (55,4%).

Pada pertanyaan tentang hubungan gastritis dengan keadaan psikologis responden

yang menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak 43 orang (76,8%).

Pada pertanyaan tentang NSAIDs dan kortiosteroid menjadi salah satu

faktor penyebab gastritis, responden yang menjawab pertanyaan dengan benar

sebanyak 50 orang (89,3%). Pada pertanyaan tentang kandungan apakah yang

terdapat pada kopi dan rokok yang dapat merusak mukosa lambung, responden

yang menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak 56 orang (100,0%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

58

Table 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Pengetahuan

Perawat terhadap Pencegahan Gastritis di RSUD Tanjung Uban

Tahun 2017

No

Pengetahuan Perawat

terhadap Pencegahan

Gastritis

Jawaban

Benar Salah

N % N %

1. Apakah yang dimaksud

gastritis atau maag? 42 75,0 14 25,0

2. Menurut saudara, apa sajakah

gejala gastritis atau maag ? 55 98,2 1 1,8

3. Menurut saudara, apakah

penyebab gastritis atau maag ? 32 57,1 24 42,9

4. Menurut saudara, manakah

yang menjadi faktor risiko

penyebab gastritis?

56 100,0 0

0

5. Mengapa Helicobacter pilori

menjadi salah satu penyebab

gastritis? dikarenakan

31

55,4

25

44,6

6. Menurut pendapat saudara

apakah yang dimaksud diet

gastritis?

31

55,4

25

44,6

7. Menurut saudara, apakah

akibat dari gastritis atau maag

yang tidak diobati atau

pengobatannya tidak dilakukan

secara tuntas ?

47

83,9

9

16,1

8. Mengapa gastritis sering

dihubungkan dengan keadaan

psikologis seseorang (keadaan

stres)? Karena

43

76,8

13 23,2

9. Menurut saudara, mengapa

NSAIDs dan kortiosteroid

menjadi salah satu faktor

penyebab gastritis?

50

89,3

6

10,7

10. Salah satu faktor risiko

penyebab gastritis adalah

konsumsi kopi dan rokok.

Menurut saudara, kandungan

apakah yang terdapat pada

kopi dan rokok yang dapat

merusak mukosa lambung?

56 100,0 0 0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

59

Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada perhitungan tingkat pengetahuan

responden, maka dapat dikategorikan baik, cukup dan kurang baik. Hasil

penelitian dapat dilihat dalam tabel 4. 4.

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan Perawat Terhadap Pencegahan Gastritis Di RSUD

Tanjung Uban Tahun 2017

No

Pengetahuan perawat

terhadap pencegahan

gastritis

Jumlah (orang) Persen

1. Baik 40 71,40

2. Kurang 16 28,60

Total 56 100,00

4.8.2 Sikap

Hasil penelitian untuk variabel sikap dengan menggunakan 7 pertanyaan kepada

responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden setuju sejumlah 56

orang (100%) bahwa makan tepat waktu untuk mencegah gastritis. Responden

setuju sejumlah 32 orang (57,1%) bahwa istirahat yang cukup mencegah gastritis.

responden setuju sejumlah 32 orang (57,1%) bahwa mengurangi makanan pedas

dapat mencegah iritasi lambung.

Responden setuju sejumlah 30 orang (53,5%) bahwa konsumsi makanan

yan mengandung garam berlebihan dapat mencegah iritasi pada lambung.

Responden tidak setuju sejumlah 26 orang (46,4%) bahwa merokok, minum kopi,

dan minum alkohol tidak mengiritasi dinding lambung. Responden tidak setuju

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

60

sejumlah 18 orang (32,1%) bahwa mengkonsumsi makanan berlemak daripada

berserat adalah upaya pencegahan gastritis. Responden setuju sejumlah 56 orang

(100,0%) bahwa manajemen stres yang baik dapat membantu pencegahan terkena

penyakit gastritis.

Table 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Sikap Perawat

terhadap Pencegahan gastritis di RSUD Tanjung Uban tahun

2017

No

Sikap perawat

terhadap pencegahan

gastritis

Jawaban

Setuju Tidak Setuju

N % N %

1. Makan tepat waktu untuk

mencegah gastritis 56 100,0 0 0

2. Istirahat yang cukup

mencegah gastritis

32

57,1 24

42,9

3. Mengurangi makanan pedas

dapat mencegah iritasi

lambung

32

57,1 24

42,9

4. Konsumsi makanan yan

mengandung garam

berlebihan dapat mencegah

iritasi pada lambung

30

53,6

26

46,4

5. Merokok, minum kopi, dan

minum alkohol tidak

mengiritasi dinding

lambung

24

42,9

32

57,1

6. Mengkonsumsi makanan

berlemak daripada berserat

adalah upaya pencegahan

gastritis

38

67,9

18

32,1

7. Manajemen stres yang baik

dapat membantu

pencegahan terkena

penyakit gastritis

49

87,5

7

12,5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

61

Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada perhitungan sikap responden, maka

dapat dikategorikan mendukung dan tidak mendukung. Hasil penelitian dapat

dilihat dalam tabel 4. 6.

Table 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Sikap Perawat

terhadap Pencegahan Gastritis di RSUD Tanjung Uban Tahun

2017

No Sikap perawat terhadap

pencegahan gastritis Jumlah (orang) Persen

1. Mendukung 43 76,70

2. Tidak mendukung 13 23,30

Total 56 100,00

4.8.3 Tindakan

Hasil penelitian untuk tindakan diketahui menggunakan 10 pertanyaan

melalui kuesioner kepada responden. Responden yang sering mengkonsumsi

antasida ketika lambung terasa perih sejumlah 23 orang (41,1%). Responden yang

kadang-kadang mengkonsumsi antasida ketika lambung terasa perih sejumlah 20

orang (35,7%). Responden yang tidak pernah mengkonsumsi antasida ketika

lambung terasa perih sejumlah 13 orang (23,2%).

Responden yang sering makan tepat tiga kali sehari dengan teratur

sejumlah 25 orang (44,6%). Responden kadang-kadang makan tepat waktu tiga

kali sehari dengan teratur sejumlah 31 orang (55,4%). Tidak ada responden yang

tidak pernah makan tepat waktu 3 kali sehari.

Responden yang sering memilih mengkonsumsi air putih daripada kopi

sejumlah 34 orang (60,7%). Responden kadang-kadang memilih mengkonsumsi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

62

air putih daripada kopi sejumlah 22 orang (39,3%). Tidak ada responden yang

tidak pernah memilih mengkonsumsi air putih daripada kopi.

Responden yang sering mengkonsumsi analgetik ketika sakit lambung

sejumlah 15 orang (26,8%). Responden yang kadang-kadang mengkonsumsi

analgetik ketika sakit lambung sejumlah 35 orang (62,5%). Responden yang tidak

pernah mengkonsumsi analgetik ketika sakit lambung sejumlah 6 orang (10,7%).

Responden yang sering memilih konsumsi makanan berlemak daripada

berserat sejumlah 25 orang (44,6%). Responden yang kadang-kadang memilih

konsumsi makanan berlemak daripada berserat sejumlah 22 orang (39,3%).

Responden yang tidak pernah memilih konsumsi makanan berlemak daripada

berserat sejumlah 9 orang (16,1%).

Responden yang sering berpikir positif untuk menghindari stres sejumlah

38 orang (67,9%). Responden kadang-kadang berpikir positif untuk menghindari

stres sejumlah 18 orang (32,1%). Tidak ada responden yang tidak pernah berpikir

positif untuk menghindari stres.

Responden yang sering menghindari sayuran yang berpotensi

menghasilkan gas seperti sawi, kol, bunga kol sejumlah 11 orang (19,4%).

Responden kadang-kadang menghindari sayuran yang berpotensi menghasilkan

gas seperti sawi, kol, bunga kol sejumlah 29 orang (51,8%). Responden yang

tidak pernah menghindari sayuran yang berpotensi menghasilkan gas seperti sawi,

kol, bunga kol sejumlah 16 orang (28,8%).

Responden yang sering mengkonsumsi minuman bersoda untuk mencegah

gas pada lambung sejumlah 8 orang (14,3%). Responden kadang-kadang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

63

mengkonsumsi minuman bersoda untuk mencegah gas pada lambung sejumlah 37

orang (66,1%). Responden tidak pernah mengkonsumsi minuman bersoda untuk

mencegah gas pada lambung sejumlah 8 orang (14,3%).

Responden yang tidak pernah mengkonsumsi alkohol dengan jumlah

sedikit dapat menetralkan asam lambung sejumlah 56 orang (100,0%). Tidak ada

responden yang memilih karang-kadang dan sering mengkonsumsi alkohol

dengan jumlah sedikit dapat menetralkan asam lambung.

Responden yang sering melakukan olah raga secara teratur sejumlah 22

orang (39,3%). Responden kadang-kadang melakukan olahraga secara teratur

sejumlah 26 orang (46,4%). Responden yang tidak pernah melakukan olah raga

secara teratur sejumlah 8 orang (14,3%).

Table 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Indikator tindakan Perawat

terhadap pencegahan gastritis di RSUD Tanjung Uban tahun

2017

No

Tindakan Perawat

terhadap pencegahan

gastritis

Jawaban

S KK TP

N % N % N %

1. Makan tepat waktu

untuk mencegah

gastritis

23

41,1

20

35,7

13

23,2

2. Makan tepat waktu 3x

sehari dengan teratur 25 44,6 31 55,4 0 0

3. Memilih konsumsi air

putih daripada kopi

34

60,7

22

39,3

0

0

4. mengkonsumsi

analgetik ketika sakit

lambung

21 26,8 35

62,5

6 10,7

5. Lebih memilih

konsumsi makanan

25

44,6

22

39,3

9

16,1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

64

berlemak daripada

berserat

6. Selalu berpikir positif

untuk menghindari

stres

38

67,9

18

32,1

0

0

7. Menghindari sayuran

yang berpotensi

menghasilkan gas

seperti sawi, kol, bunga

kol

11

19,4

29

51,8

16

28,8

8. Mengkonsumsi

minuman bersoda

untuk mencegah gas

pada lambung

8

14,30

37

66,1

8

14,3

9. Mengkonsumsi alkohol

dengan jumlah sedikit

dapat menetralkan

asam lambung

0

0

0

0

56

100,0

10. Melakukan olahraga

secara teratur

22

39,3

26

46,4

8

14,3

Berdasarkan perhitungan jumlah skor pada perhitungan tindakan responden, maka

dapat dikategorikan baik, cukup, dan tidak baik. Hasil penelitian dapat dilihat

dalam tabel 4.8.

Table 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan tingkat tindakan Perawat

terhadap pencegahan gastritis di RSUD Tanjung Uban tahun

2017

No

Tindakan perawat

terhadap pencegahan

gastritis

Jumlah (orang) Persen

1. Baik 21 37,5

2. Cukup 35 62,5

3. Tidak baik 0 0

Total 56 100,0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

65

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan karakteristik umur, diketahui bahwa umur responden

bervariasi yaitu antara 22 tahun sampai 48 tahun. Usia responden mewakili semua

kelompok umur. Jumlah responden terbanyak pada kelompok usia ≤ 30tahun yaitu

sebanyak 44 orang (78,6%). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), mereka yang

berada dalam rentang usia 15 sampai dengan 64 tahun adalah usia produktif. Usia

produktif yaitu penduduk yang karena usia, kondisi fisik, dan jenis pekerjaannya

dapat menghasilkan produk dan jasa untuk menjalani kehidupan secara optimal.

Dilihat dari jenis kelamin, diketahui bahwa responden perempuan lebih

banyak dibandingkan responden laki-laki. Berdasarkan tabel 4.2 Distribusi

Karakteristik Responden di RSUD Tanjung Uban Tahun 2017, diketahui bahwa

jumlah responden perempuan sebanyak 37 orang (66,1%), sedangkan responden

laki-laki berjumlah 19 orang (33,9%).

Tingkat pendidikan responden mayoritas berasal dari pendidikan

keperawatan. Jumlah responden terbanyak adalah dengan tingkat pendidikan DIII

Keperawatan sebanyak 28 orang (50,0%). Dalam menjalankan tugas keperawatan,

perawat di RSUD Tanjung Uban dibantu oleh bidan. Bidan dan perawat bekerja

bersama-sama memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

Masa kerja responden terbanyak adalah > 1 tahun yaitu 50 orang (89,3%)

dengan status kepegawaian sebagai pegawai tetap RSUD Tanjung Uban sebanyak

6 orang (10,7%).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

66

5.2 Pengetahuan Responden

Menurut Setiawati dan Dermawan (2008) bahwa pengetahuan adalah hasil

dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, dan pengecap. Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap

individu dalam setiap mengambil keputusan dan berperilaku. Perilaku yang baru

diadopsi oleh individu akan bisa bertahan lama jika individu menerima perilaku

tersebut dengan penuh kesadaran, didasari atas pengetahuan yang jelas dan

keyakinan. Pengetahuan responden dalam penelitian ini terkait dengan

pengetahuan tentang pengertian gastritis, gejala gastritis, penyebab gastritis, risiko

gastritis, dampak gastritis, dan pencegahan gastritis.

Berdasarkan 10 pertanyaan yang diberikan kepada responden mayoritas

pekerja dapat menjawab dengan benar. Diketahui bahwa pengetahuan responden

dalam kategori baik sebanyak 40 orang (71.4%), kurang sebanyak 16 orang

(28,6%), sedangkan tidak ada responden yang memiliki pengetahuan kurang. Hal

ini menggambarkan bahwa pengetahuan perawat RSUD Tanjung Uban terhadap

pencegahan gastritis tergolong baik.

Pada pertanyaan pengertian gastritis responden yang menjawab benar yaitu

gastritis atau maag sebagai peradangan dinding lambung sebanyak 42 orang

(75,0%) dan salah sebanyak 14 orang (25,0%) yaitu menjawab peradangan

lambung. Hal ini dikarenakan perawat memiliki pendidikan di bidang kesehatan.

Sesuai dengan pernyataan Hirlan dalam Suyono (2001) bahwa gastritis adalah

inflamasi (peradangan) pada mukosa dan submukosa lambung.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

67

Pada pertanyaan tentang gejala gastritis sebagian besar responden yaitu

sebanyak 55 orang (98,2%) menjawab nyeri pada epigastrium (ulu hati), mual,

kembung, dan muntah. Dan 1 orang (1,8%) menjawab nyeri pada epigastrum (lu

hati), mual, demam, flu, kembung. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wijoyo

(2009) bahwa gejala gastritis adalah nyeri pada epigastrium (ulu hati), mual, perut

kembung, muntah, terasa sesak, nafsu makan menurun, serta selalu bersendawa.

Pada pertanyaan penyebab penyakit gastritis jumlah responden menjawab benar

yaitu 32 orang (57,1%) menjawab makan tidak teratur, tidur larut malam, makan

pedas dan manis, dan perawat menjawab salah sejumlah 24 orang (42,9%) dengan

menjawab makan tidak teratur, konsumsi obat penghilang rasa nyeri (analgetik),

dan obat anti bakteri.

Pada pertanyaan tentang faktor risiko penyebab gastritis semua responden

menjawab stres dan rokok. Stres adalah mekanisme pertahanan diri atau

mekanisme koping terhadap masalah. Stres yang berlebihan dapat memicu

lambung untuk mengeluarkan asam lambung secara berlebihan. Reaksi inidapat

mengganggu aktifitas lambung bahkan dapat memicu kebocoran lambung. Stres

yang berkepanjangan merupakan salah satu faktor pemicu karena mengakibatkan

peningkatan produksi asam lambung (Hadi, 2002).

Pada pertanyaan tentang helicobacter penyebab gastritis, perawat

menjawab benar sebanyak 31 orang (55,4%) yaitu helicobacter memproduksi

asam berlebih pada lambung. Perawat menjawab salah sebanyak 25 orang

(44,6%) yaitu mengkonsumsi makanan yang kurang bersih. Menurut Suratun dan

Lusiana, 2010 bahwa Helicobacter pilori adalah bakteri yang hidup di dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

68

lambung manusia dalam jumlah kecil. Ketika asam lambung yang dihasilkan lebih

banyak kemudian pertahanan dinding lambung menjadi lemah.

Pada pertanyaan tentang diet gastritis, responden yang menjawab

pertanyaan dengan benar yaitu penatalaksanaan pola makan secara bertahap untuk

mencegah gastritis sebanyak 31 orang (55,4%). Responden yang menjawab salah

sebanyak 25 orang (44,6%) yaitu pengaturan pola makan secara secara teratur

untu mencegah gastritis. diet gastritis adalah penatalaksanaan pola makan secara

bertahap untuk mencegah gastritis, pola makan dan tidur secara teratur (Yuliarti,

2009).

Pada pertanyaan pertanyaan akibat gastritis jika tidak diobati, responden

yang menajwab benar sebanyak 47 orang (83,9%) yaitu menjawab kanker

lambung. Responden yang menjawab salah sebanyak 9 orang (16,1%) yaitu

kanker saluran pencernaan. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Suratum

(2010) bahwa gastritis bila tidak diobati akan mengakibatkan sekresi lambung

semakin meningkat dan akhirnya membuat lambung luka – luka (ulkus) yang

dikenal dengan tukak lambung.

Pada pertanyaan tentang hubungan gastritis dengan keadaan psikologis

responden yang menjawab pertanyaan stres menjadi pemicu meningkatnya asam

lambung seseorang yaitu sebanyak 43 orang (76,8%). Responden yang menjawab

salah sebanyak 13 orang (23,2%). Menurut Yuliarti (2009) salah satu cara untuk

mencegah gastritis adalah makan teratur dan tepat waktu selain itu manajemen

stres. Stres dapat meningkatkan produksi asam lambung dan menekan pencernaan.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Uripi (2001) bahwa stres dapat merangsang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

69

peningkatan produksi asam lambung dan gerakan peristaltik lambung. Stres juga

akan mendorong gesekan antara makanan dan dinding lambung menjadi

bertambah kuat. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya peradangan di lambung.

Pada pertanyaan tentang NSAIDs dan kortiosteroid menjadi salah satu

faktor penyebab gastritis, responden yang menjawab benar sebanyak 50 orang

(89,3%) yaitu karena meningkatkan produksi HCL pada lambung. Responden

yang menjawab salah sebanyak 6 orang (10,7%). NSAIDs (non steroid anti

inflammasi drugs) dan kortiosteroid menghambat sitesis prostaglandin sehingga

sekresi HCL meningkat dan menyebabkan suasana lambung menjadi sangat asam

sehingga menimbulkan iristasi (Suratun dan Lusiana, 2010).

Pada pertanyaan tentang kandungan yang terdapat pada kopi dan rokok

yang dapat merusak mukosa lambung, semua responden yang menjawab

pertanyaan dengan benar sebanyak 56 orang (100,0%) yaitu kafein, nikotin, dan

cadmium. Menurut Caldwell dalam Rahma, dkk (2013) menyatakan bahwa rokok

mengandung ±4000 bahan kimia, asap yang terkandung dalam rokok mengandung

berbagai macam zat yang sangat reaktif terhadap lambung. Nikotin dan kadmium

adalah dua zat yang sangat reaktif yang dapat mengakibatkan luka pada lambung.

Menurut hasil penelitian Anggita (2012) menyatakan ada hubungan tingkat

pengetahuan dengan gangguan lambung. Dengan meningkatkan pengetahuan akan

menurunkan risiko terkena gangguan lambung. Pengetahuan responden

berhubungan dengan tindakannya dalam pencegahan gastritis, hal ini sesuai

dengan pendapat Green dan Kreuter (2005) bahwa perilaku dipengaruhi oleh

faktor predisposisi antara lain pengetahuan yang sejalan dengan pendapat Bloom

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

70

dikutip oleh Notoatmodjo (2003) pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku nyata (tindakan) seseorang.

Pengetahuan adalah bentuk tahu individu yang diperolehnya dengan penalaran,

perasaan dan akal pikiran tentang segala sesuatu yang dihadapinya. Ketika

individu sudah tahu memahami kemudian melakukan tindakan. Pengetahuan

merupakan hasil dari tahu setelah proses penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Pengetahuan itu sendiri sebahagian besar diperoleh dari pendengaran dan

penglihatan.

5.3 Sikap Responden

Menurut Notoadmodjo (2003) sikap adalah pandangan-pandangan atau

perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak. Komponen sikap terdiri

dari tiga, yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan psikomotorik. Namun

ketiga komponen tersebut tidak selalu saling berinteraksi untuk membentuk sikap

yang utuh (total attitude) dan sikap biasanya didasarkan atas pengetahuannya. Jika

individu hanya mempunyai satu atau dua komponen saja, maka sikap untuk

menghasilkan perilaku yang diharapkan belum tentu terbentuk.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap responden dalam kategori

mendukung sebanyak 43 orang (76,7%), dan dalam kategori cukup sebanyak 13

orang (23,3%). Hal ini menggambarkan bahwa sikap perawat RSUD Tanjung

Uban terhadap pencegahan gastritis tergolong mendukung.

Pada penelitian ini ada 7 pernyataan yang berkaitan dengan sikap

responden terhadap pencegahan gastritis. Pernyataan pertama tentang sikap

responden terhadap makan tepat waktu untuk mencegah penyakit gastritis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 86: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

71

sebagian semua responden yaitu 56 orang (100,0%) setuju. Menurut Ikawati

(2010) orang yang memiliki pola makan tidak teratur contohnya makan tidak tepat

waktu mudah terserang penyakit gastritis. Sedangkan pada pernyataan jadwal

makan harus 3 kali sehari sebagian besar responden yaitu 32 orang (57,1%)

setuju. Responden yang menjawab tidak setuju sebayak 24 orang (42,9%).

Menurut hasil penelitian Angkow (2014) bahwa ada hubungan yang berakna

antara frekuensi makan dengan kejadian gastritis. Dimana responden dengan

frekuensi makan beresiko (< 3 kali sehari) lebih banyak menderita gastritis

dibandingkan dengan responden tidak beresiko.

Pada pernyataan mengurangi makanan pedas dapat mencegah iritasi

lambung, responden yang mendukung sikap pencegahan gastritis sebanyak 32

orang (57,1%) yaitu setuju. Responden yang menjawab tidak setuju sebayak 24

orang (42,9%). Menurut Sediaoetama (2004) mengkonsumsi makanan pedas

secara berlebihan akan merangsang sistem pencernaan, terutama lambung dan

usus. Bila kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas lebih dari 1 kali dalam

seminggu selama minimal 6 bulan dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan

iritasi pada lambung yang disebut dengan gastritis.

Pada pernyataan konsumsi makanan yang mengandung garam

berlebihan dapat mencegah iritasi pada lambung, responden yang menjawab

dengan benar yaitu tidak setuju sebanyak 26 orang (46,4%), dan responden yang

menjawab salah yaitu setuju sebanyak 30 orang (53,6%). Ada banyak faktor yang

dapat menyebabkan penyakit naiknya asam lambung. Salah satunya adalah

konsumsi garam yang terlalu banyak. Selain meminum alkohol, kafein, dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 87: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

72

merokok yang semua dapat menambah risiko naiknya asam lambung, ternyata

garam dapat menyebabkan dan memperburuk penyakit tersebut. Temuan ini

sesuai dengan penelitian para peneliti dari Swedia. Mereka menemukan dari gaya

hidup orang-orang yang dijadikan sampel, konsumsi garam meja yang berlebih

dapat meningkatkan risiko mengalami penyakit naiknya asam lambung hingga

70%. Hal ini mengkhawatirkan karena sudah tersirat bahwa konsumsi garam meja

berlebih lebih berbahaya daripada alkohol dan kafein. Sebuah studi terkait yang

dilakukan oleh Roshini Rajapaksa tahun 2009 dari New York University Medical

Center membuktikan hasil yang sama mengenai risiko terlalu banyaknya

konsumsi garam meja, selain itu penyakit lambung diyakini dipicu oleh stres dan

gaya hidup. Tetapi setelah dilakukan penelitian menyebutkan bahwa luka pada

lambung dan radang usus terutama disebabkan oleh serangan bakteri bernama

Helicobacter pylori (Marshall dalam Sebayang, 2011).

Pada peryataan bahwa merokok, minum kopi, dan minum alkohol tidak

mengiritasi dinding lambung, responden yang menjawab dengan benar yaitu tidak

setuju sebanyak 32 orang (57,1%) dan responden yang menjawab setuju sebanyak

24 orang (42,9%). Kebiasaan merokok menambah sekresi asam lambung, yang

mengakibatkan bagi perokok menderita penyakit lambung (gastritis) sampai tukak

lambung. Penyembuhan berbagai penyakit di saluran cerna juga lebih sulit selama

orang tersebut tidak berhenti merokok (Nurminda, 2010). Kopi diketahui

merangsang lambung untuk memproduksi asam lambung sehingga menciptakan

lingkungan yang lebih asam dan dapat mengiritasi mukosa lambung. Kafein di

dalam kopi bisa mempercepat proses terbentuknya asam lambung. Hal ini

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 88: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

73

membuat produksi gas dalam lambung berlebih dan membuat perut terasa

kembung. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa lambung (Suratun dan

Lusiana, 2010).

Pada pernyataan mengkonsumsi makanan berlemak daripada berserat

adalah upaya pencegahan gastritis, responden yang menjawab dengan benar yaitu

tidak setuju sejumlah 18 orang (32,1%). Responden yang menjawab tidak benar

yaitu setuju sebanyak 38 orang (67,0%). Konsumsi makanan seimbang dan kaya

akan serat adalalah salah satu upaya pencegahan gastritis.

Pada pernyataan manajemen stres yang baik dapat membantu pencegahan

terkena penyakit gastritis sebagian besar responden yaitu 49 orang (87,5%) setuju

dan responden yang tidak mendukung menjawab tidak setuju sebanyak 7 orang

(12,5%) Menurut Murjayanah (2010) dalam penelitiannya mengatakan bahwa ada

hubungan antara riwayat stres psikis dengan kejadian penyakit gastritis. Hal ini

terlihat dari jumlah penderita gastritis yang stres sebanyak 64,3% (18 orang),

sedangkan jumlah penderita gastritis yang tidak stres sebanyak 35,7% (15 orang).

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007), bahwa sikap merupakan faktor

penentu perubahan perilaku, sikap menggambarkan suka atau tidak suka

seseorang terhadap objek dan struktur sikap seseorang merupakan komponen yang

saling menunjang, yaitu komponen kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun

ketiga komponen tersebut tidak selalu saling berinteraksi untuk membentuk sikap

yang utuh (total attitude) dan sikap biasanya didasarkan atas pengetahuannya. Jika

individu hanya mempunyai satu atau dua komponen saja, maka sikap untuk

menghasilkan perilaku yang diharapkan belum tentu terbentuk.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 89: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

74

5.4 Tindakan Responden

Menurut Notoadmodjo (2003) setelah seseorang mengetahui stimulus atau

objek kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang

diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau

mempratekkan apa yang diketahui dan disikapinya. Tindakan responden adalah

tindakan yang dilakukan responden dalam pencegahan gastritis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan responden dalam

kategori baik sebanyak 21 orang (37,5%), dan dalam kategori cukup sebanyak 35

orang (62,5%). Hal ini menggambarkan bahwa tindakan perawat RSUD Tanjung

Uban terhadap pencegahan gastritis tergolong cukup.

Pada pernyataan mengkonsumsi antasida ketika lambung terasa perih,

diketahui bahwa responden yang sering melakukannya sejumlah 23 orang

(41,1%). Respoden yang kadang-kadang mengkonsumsi antasida sebanyak 20

orang (35,7%), dan responden yang tidak pernah mengkonsumsi antasida

sebanyak 13 orang (23,2%). Hal ini dikarenakan responden yang tidak mengalami

gangguan atau rasa perih pada lambung tidak mengkonsumsi antasida. Sesuai

dengan pernyataan Tan, 2002 mengatakan bahwa Antasida (senyawa magnesium,

alumunium, bismuth, hidrostalsit, kalsium bikarbonat, Na-bikarbonat) adalah

basa-basa lemah yang digunakan untuk mengikat secara kimiawi dan menetralkan

asaml lambung. Efeknya adalah peningkatan pH lambung dan mampu

mengurangi rasa nyeri di lambung dengan cepat.

Pada pernyataan bahwa responden yang sering menerapkan makan tepat

waktu tiga kali sehari dengan teratur, sejumlah 25 orang (44,6%). Responden yag

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 90: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

75

kadang-kadang makan tepat waktu sebanyak 31 orang, dan tidak ada responden

yang tidak pernah makan tepat waktu. Hal ini dikarenakan responden memiliki

kebiasaan jadwal makan dan jadwal kerja yang berbeda-beda dan tidak

tersedianya makanan di tempat terdekat. Gastritis diawali dengan pola makan

yang tidak teratur sehingga asam lambung meningkat, produksi HCL yang

berlebihan dapat menyebabkan gesekan pada dinding lambung dan usus halus

sehingga dapat menimbulkan nyeri pada epigastrum. Pola makan yang terdiri dari

jenis makan, jadwal makan, dan frekuensi makan, salah satu diantaranya adalah

makan tiga kali sehari secara teratur. Menurut hasil penelitian Angkow (2014)

bahwa ada hubungan yang berakna antara frekuensi makan dengan kejadian

gastritis. Dimana responden dengan frekuensi makan beresiko (<3 kali sehari)

lebih banyak menderita gastritis dibandingkan dengan responden tidak beresiko.

Pada pernyataan bahwa responden yang sering memilih mengkonsumsi air

putih daripada kopi sejumlah 34 orang (60,7%), dan responden yang kadang-

kadang lebih memilih konsumsi air putih sebanyak 22 orang (39,3%). Dengan

meminum banyak air putih akan membantu menertralkan keasaman di lambung.

Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi, monosakarida, asam

amino, lemak, vitamin, dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan tubuh

seperti oksigen, dan hormon-hormon (Yuniastuti, 2008).

Pada pernyataan bahwa responden yang sering mengkonsumsi analgetik

ketika sakit lambung sejumlah 15 orang (26,8%), kadang-kadang sejumlah 35

orang (62,5%) dan tidak pernah 6 orang (10,7%). Analgetik dapat digunakan

untuk mengurangi rasa nyeri tetapi dikonsumsi secara berlebihan dapat mengikis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 91: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

76

dinding lambung (Yuliarti, 2009). Sesuai dengan pernyataan Brunner & Suddarth

dalam Pratiwi (2013) bahwa penyebab gastritis tidak hanya makan tidak teratur

tapi ada beberapa hal lain yang dapat menyebabkan terkena gastritis yaitu

konsumsi obat obatan penghilang rasa nyeri (analgetik), terapi radiasi, kondisi

stres, infeksi bakteri, dan jamur.

Pada pernyataan bahwa responden yang sering lebih memilih konsumsi

makanan berlemak daripada berserat sejumlah 25 orang (44,6%), perawat yang

memilih kadang-kadang sejumlah 22 orang (39,3%). Hal ini dikarenakan

kebiasaan perawat membeli makanan di luar. Konsumsi makanan seimbang dan

kaya akan serat adalalah salah satu upaya pencegahan gastritis. Pada lambung,

kondisi lipase lingual dalam jumlah terbatas memulai hidrolisis trigliserida dan

asam lemak. Lipase lambung menghidrolisis lemak dalam jumlah terbatas.

Menurut penelitian Sherwood (2001) makanan asam, makanan yang digoreng,

makanan berlemak, dan makanan yang menggunakan bahan penyedap terbukti

berhubungan dengan kejadian gastritis.

Pada pernyataan bahwa Responden yang sering berpikir positif untuk

menghindari stres sejumlah 38 orang (67,9%), dan responden memilih kadang-

kadang sebanyak 18 orang (32,1%). Hal ini dikarenakan tuntuan pekerjaan yang

selalu siap ketika ada pasien. Berpikir positif adalah salah satu bentuk manajemen

stres yang dapat membantu pencegahan terkena penyakit gastritis sebagian besar

responden yaitu 38 orang (67,9%) setuju. Menurut Murjayanah (2010) dalam

penelitiannya mengatakan bahwa ada hubungan antara riwayat stres psikis dengan

kejadian penyakit gastritis. Hal ini terlihat dari jumlah penderita gastritis yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 92: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

77

stres sebanyak 64,3% (18 orang), sedangkan jumlah penderita gastritis yang tidak

stres sebanyak 35,7% (15 orang).

Pada pernyataan bahwa responden yang sering menghindari sayuran yang

berpotensi menghasilkan gas seperti sawi, kol, bunga kol sejumlah 11 orang

(19,4%). Pada pernyataan bahwa responden yang menjawab tidak pernah

mengkonsumsi minuman bersoda untuk mencegah gas pada lambung sejumlah 8

orang (14,3%), responden yang menjawab kadang-kadang sebanyak 37 orang

(66,1%), dan responden yang menjawab sering sebanyak 8 orang (14,3%).

Minuman bersoda bersifat asam sehingga mengakibatkan lambung bersuasana

asam sehingga menciptakan kondisi tidak nyaman (Yuliarti, 2009)

Pada pernyataan bahwa Responden yang tidak pernah mengkonsumsi

alkohol dengan jumlah sedikit dapat menetralkan asam lambung sejumlah 56

orang (100,0%). Alkohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa lambung

(Suratun dan Lusiana, 2010). Konsumsi alkohol dalam jumlah sedikit akan

merangsang produksi asam lambung berlebih, nafsu makan berkurang, dan mual.

Hal tersebut merupakan gejala dari penyakit gastritis. Sedangkan dalam jumlah

yang banyak, alkohol dapat merusak mukosa lambung (Rahma, 2010).

Pada pernyataan bahwa Responden yang menjawab sering melakukan olah

raga secara teratur sejumlah 22 orang (39,3%), responden yang menjawab

kadang-kadang melakukan olah raga teratur sebanyak 26 orang (46,4%), dan

responden yang tidak pernah melakukan olah raga teratur sebanyak 8 orang

(14,3%). Olah raga teratur dapat meningkatkan detak jangtung yang dapat

menstimulasi aktivitas otot usus sehingga mendorong isi perut dilepas dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 93: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

78

lebih cepat. Disarankan aerobik dilakukan setidaknya 30 menit setiap harinya

(Yuliarti, 2009).

Dari keseluruhan, tindakan, terdapat lebih dari 50% responden yang tidak

melakukan pencegahan gastritis. Hal ini dikarenakan belum terdapat kesadaran

baik itu dikarenakan belum ada gangguan kesehatan pada lambung atau belum

perahnya tingkat kesakitan pada responden yang dapat mengganggu aktivitas

kegiatan asuhan keperawatan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 94: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

79

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap responden di RSUD

Tanjung Uban tahun 2017, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan karakteristiknya adalah jenis kelamin responden mayoritas

perempuan, usia responden paling banyak pada kelompok usia ≤30 tahun

tahun, tingkat pendidikan responden paling banyak pada kategori DIII

Keperawatan, masa kerja responden paling banyak pada kategori lebih dari 1

tahun.

2. Pengetahuan responden paling banyak pada kategori baik karena mayoritas

responden memiliki tingkat pendidikan keperawatan.

3. Sikap responden paling banyak pada kategori mendukung karena mayoritas

responden memiliki tingkat pendidikan dibidang kesehatan sehingga memicu

terbentuknya sikap mendukung.

4. Tindakan seluruh responden pada kategori cukup karena kurangnya kesadaran

terhadap pencegahan gastritis, kebiasaan yang tidak mendukung pencegahan

gastritis, seperti konsumsi rokok, minum kopi, mengkonsumsi makanan

berlemak dan tinggi garam.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan, saran yang dapat diberikan

adalah sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 95: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

80

1. Bagi perawat, diharapkan lebih meningkatkan pola hidup sehat, memanfaatkan

pemeriksaan kesehatan periodik yang telah ditetapkan RSUD Tanjung Uban

sehingga dapat melakukan pencegahan dan pengobatan sedini mungkin apabila

terjadi gangguan kesehatan, seperti gastritis, maupun penyakit lainnya,

memanfaatkan fasilitas kesehatan penunjang bagi pekerja, menafaat waktu

istirahat secara maksimal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 96: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

81

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, H. 2015. Gambaran Pengetahuan dan Sikap terhadap Pencegahan Penyakit

Gastritis pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara Tahun 2015. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kepulauan Riau. 2016. Kepulauan Riau dalam

Angka. https//Kepri.bps.go.id. (Diakese pada 10 Mei 2017).

Hadi, S. 2002. Gastroenterologi. Bandung: PT Alumni.

Hidayat, A. A. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Jusup, L. 2012. Masakan Sehat dan Lezat untuk Penderita Gastritis (Tukak

Lambung/ Maag). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna : Gastritis (Dispepsia atau

Maag), infeksi Mycobacteria pada ulcer gastroinstestial. Jakarta: Yayasan

Pustaka Obor Indonesia.

Murthi, B. 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip-prinsip Dasar,

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

______________ 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

Nursalam. 2009. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Rahma, M. 2013. Faktor Risiko Kejadian Gastritis di Wilayah Kerja Puskesmas

Kampili Kabupaten Gowa. Jurnal. Universitas Hasanuddin, Makassar.

http://www.respository.unhas.ac.id/ (diakses 11 Juli 2016).

RSUD Tanjung Uban. 2017. Pelayanan Kesehatan RSUD Tanjung Uban.

http://www.rsudtanjunguban.org (diakes 25 Mei 2017).

Shanty, M. 2015. Penyakit saluran pencernaan: Pedoman Menjaga & Merawat

Kesehatan Pencernaan. Jogjakarta: Katahati.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 97: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

82

Saroinsong M. 2014. Hubungan Stres dengan Kejadian Gastritis pada Remaja

Kelas XI IPA di SMA Negeri 9 Manado Tahun 2014. Manado:

Universitas Sam Ratulangi.

http://www.ejournal.unstrat.ac.id/index.php/jkp/article (diakses 3 Juni

2016).

Sebayang, E. N. 2015. Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Pencegahan gastritis

pada mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Medan: Fakultas Keperawatan USU.

http://www.respository.usu.ac.id/handle/123456789/2463 (diakses 11

Juli 2016).

Selviana, Y. S. 2015. Effect of Coffe and Stres with the Incidence of Gastritis.

Jurnal vol 4 No 2. Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

http://juke.kedokteran.unila.ac.id/indexphp/majority/article/view/518

(diakses 10 Mei 2017).

Suratun, L. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal.

Jakarta:Trans Info Media.

Surya, B. 2009. Penatalaksanaan Bedah Terkini dari Karsinoma Lambung.

Skripsi. Medan : Fakultas Kedokteran USU.

http://www.respository.usu.ac.id/handle/123456789/694 (diakses 11 Juli

2016).

Tambayong, J. 2001. Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Tambunan, G. 1994. Patologi Gastroestologi. Jakarta: EGC.

Tan, H. J. 2002. Obat-obat Penting dan Efek Sampingnya. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Undang- undang RI No 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Undang-undang RI Nomor 38 tahun 2014 Tentang Keperawatan.

Widyasari, J. K. 2010. Hubungan antara Kelelahan Kerja dengan Stres Kerja pada

Perawat di Rumah Sakit Islam Yarsis Surakarta. Skripsi.Fakultas

Kedokteran Universitas Surakarta,

Surakarta.http://www.eprints.uns.ac.id/eprint6316 (diakses 11 Juli 2016).

Yuliarti, N. 2009. Maag Kenali, Hindari, dan Obati. Yogyakarta : Penerbit Andi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 98: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN

GASTRITIS PADA PERAWAT RSUD TANJUNG UBAN,

KABUPATEN BINTAN, KEPULAUAN RIAU TAHUN 2017

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Lama Kerja :

I. KUESINER PENGETAHUAN, SIKAP TINDAKAN TERHADAP

PENCEGAHAN GASTRITIS

A. Pengetahuan

1. Menurut saudara apakah yang dimaksud gastritis atau maag ?

a. Peradangan dinding lambung

b. Peradangan lambung

c. Peradangan dinding pankreas

2. Menurut saudara, apa sajakah gejala gastritis atau maag ?

a. Nyeri dan panas pada tenggorokan, serta demam

b. Nyeri pada epigastrium (ulu hati), mual, kembung, muntah

c. Nyeri pada epigastrium (ulu hati), demam, flu, kembung

3. Menurut saudara, apakah penyebab gastritis atau maag ?

a. Makan tidak teratur, konsumsi obat penghilang rasa nyeri (analgetik) , dan

obat anti bakteri

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 99: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

b. Makan tidak teratur, tidur larut malam, konsumsi makan pedas dan manis

c. Tidak sarapan, bakteri, terpapar radiasi, dan tidur larut malam

4. Menurut saudara, manakah yang menjadi faktor risiko penyebab gastritis?

a. Stress dan konsumsi rokok

b. konsumsi rokok dan berolahraga

c berolahraga dan tidak konsumsi rokok

5. Mengapa Helicobacter pilori menjadi salah satu penyebab gastritis?

dikarenakan…

a. Mengkonsumsi makanan yang kurang bersih

b. Menyebabkan produksi asam berlebih pada lambung

c. Bakteri yang memang hidup di lambung

6. Menurut pendapat saudara apakah yang dimaksud diet gastritis?

a. pengaturan pola makan secara secara teratur untu mencegah gastritis

b. penatalaksanaan pola makan secara bertahap untu mencegah gastritis

c. pengaturan pola makan hanya untuk penderita gastritis

7. Menurut saudara, apakah akibat dari gastritis atau maag yang tidak diobati

atau pengobatannya tidak dilakukan secara tuntas ?

a. Kanker lambung

b. Kanker saluran pencernaan

c. Gagal ginjal

8. Mengapa gastritis sering dihubungkan dengan keadaan psikologis seseorang

(keadaan stress)? Karena..

a. Stress menjadi pemicu meningkatnya asam lambung seseorang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 100: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

b. Stress menyebabkan kerusakan mukosa lambung

c. Stress menyebabkan mengiritasi lambung

9. Menurut saudara, mengapa NSAIDs (non steroid anti inflammasi drugs) dan

kortiosteroid menjadi salah satu faktor penyebab gastritis? karena..

a. Menurunkan produksi HCL pada lambung

b. Meningkatkan produksi HCL pada lambung

c. Hanya dapat meringankan gejala nyeri pada lambung

10. Salah satu faktor risiko penyebab gastritis adalah konsumsi kopi dan rokok.

Menurut saudara, kandungan apakah yang terdapat pada kopi dan rokok yang

dapat merusak mukosa lambung?

a. Tar dan kafein

b. Kafein, nikotin dan cadmium

c. Tar dan nikotin

B. Sikap

Petunjuk : pernyataan – pernyataan berikut berhubungan dengan sikap

perawat terhadap pencegahan penyakit gastritis,

jawablah dengan member tanda (√) pada kotak pilihan anda. Keterangan

pilihan jawaban :

1. S = setuju

2. TS = tidak setuju

NO DAFTAR PERTANYAAN S TS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 101: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

1. Makan tepat waktu untuk mencegah gastritis

2. Istirahat yang cukup mencegah gastritis

3 Mengurangi makanan pedas dapat mencegah iritasi

lambung

4 Konsumsi makanan yan mengandung garam berlebihan

dapat mencegah iritasi pada lambung

5 Merokok, minum kopi, dan minum alkohol tidak

mengiritasi dinding lambung

6 Mengkonsumsi makanan berlemak daripada berserat

adalah upaya pencegahan gastritis

7 Manajemen stress yang baik dapat membantu pencegahan

terkena penyakit gastritis

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 102: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

C. Tindakan

Petunjuk : pernyataan – pernyataan berikut berhubungan dengan tindakana

perawat terhadap pencegahan penyakit gastritis,

jawablah dengan member tanda (√) pada kotak pilihan anda. Keterangan

pilihan jawaban :

1. S = sering

2. KK = Kadang-kadang

3. TP = Tidak Pernah

NO DAFTAR PERTANYAAN S KK TP

1. Mengkonsumsi antasida ketika lambung terasa

perih

2. Makan tepat waktu 3x sehari dengan teratur

3 Memilih mengkonsumsi air putih daripada kopi

4 mengkonsumsi analgesik ketika sakit lambung

5 Lebih memilih konsumsi makanan berlemak

daripada berserat

6 selalu berpikir positif untuk menghindari stress

7 Menghindari sayuran yang berpotensi

menghasilkan gas seperti sawi, kol, bunga kol

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 103: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

8 Mengkonsumsi minuman bersoda untuk mencegah

gas pada lambung

9 mengkonsumsi alkohol dengan jumlah sedikit dapat

menetralkan asam lambung

10 Melakukan olahraga secara teratur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 104: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Lampiran 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 105: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Lampiran 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 106: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Lampiran 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 107: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Lampiran 4 Master Data

RESPONDEN JK USIA USIAK LAMA KERJA PENDIDIKAN

1 2 32 2 10 1

2 2 48 2 8 4

3 2 24 1 3 7

4 2 24 1 1 4

5 1 26 1 3 4

6 1 27 1 4 2

7 1 25 1 4 4

8 2 24 1 4 4

9 2 28 1 4 4

10 2 28 1 3 4

11 2 22 1 1 4

12 2 25 1 2 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 108: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

13 2 25 1 1 7

14 2 27 1 5 7

15 2 29 1 5 4

16 1 28 1 3 4

17 1 29 1 2 4

18 1 29 1 8 1

19 2 24 1 2 4

20 2 26 1 0,8 3

21 2 24 1 2 3

22 2 30 1 7 8

23 1 31 2 7 4

24 2 29 1 8 3

25 1 28 1 9 3

26 1 37 2 9 4

27 1 40 2 8 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 109: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

28 2 27 1 3 2

29 1 28 1 4 1

30 2 30 1 4 1

31 1 25 1 2 4

32 2 29 1 2 4

33 1 26 1 8 4

34 1 25 1 7 2

35 1 29 1 2 9

36 2 28 1 5 4

37 1 37 2 9 8

38 2 36 2 10 2

39 2 31 2 9 3

40 2 25 1 5 4

41 2 27 1 2,5 7

42 2 32 2 9 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 110: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

43 2 27 1 2 4

44 2 30 1 4 3

45 2 28 1 0,7 3

46 2 22 1 1 3

47 1 29 1 3,5 3

48 2 30 1 5 4

49 1 35 2 3 8

50 1 28 1 2 4

51 2 29 1 5 7

52 2 30 1 6 4

53 2 32 2 8 4

54 2 35 2 10 4

55 2 35 2 10 1

56 2 30 2 10 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 111: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Keterangan:

Jenis Kelamin Usia Masa Kerja Pendidikan Terakhir

Laki-laki = 1 ≤ 30 tahun = 1 < 1 tahun = 1 Pendidikan Terakhir = 1

Perempuan =2 > 30 tahun = 2 ≥ 1 tahun = 2 S1 Keperawatan Ners = 2

S1 Keperawatan = 3

DIII Keperawatan = 4

DIII Kebidanan = 5

SPK / SMA

DIV Keperawatan

Ners

DIV Kebidanan

= 6

= 8

= 9

= 10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 112: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Pengetahuan Responden

RESPONDEN P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

2 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1

3 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

4 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1

5 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1

6 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

7 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1

8 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1

9 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1

10 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

11 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1

12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 113: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

14 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1

15 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1

16 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1

17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1

18 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1

19 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1

20 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1

21 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

22 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

23 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1

24 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

25 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

26 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1

27 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 114: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

28 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1

29 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

30 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

31 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

32 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1

33 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1

34 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1

35 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

36 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1

37 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1

38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

39 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1

40 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1

41 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

42 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 115: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

44 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1

45 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1

46 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

47 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

48 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1

49 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1

50 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1

51 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1

52 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1

53 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1

54 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1

55 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

56 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 116: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Sikap Responden

RESPONDEN S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7

1 2 2 2 2 2 1 2

2 2 1 2 2 2 1 2

3 2 1 2 1 1 1 2

4 2 1 1 1 2 1 2

5 2 1 2 1 1 1 2

6 2 1 2 1 1 1 2

7 2 1 1 2 2 1 2

8 2 1 2 2 2 1 2

9 2 2 2 1 1 1 2

10 2 2 2 1 1 1 2

11 2 1 2 1 1 1 2

12 2 1 1 2 1 1 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 117: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

13 2 2 1 2 2 2 2

14 2 2 1 1 2 1 2

15 2 2 2 1 2 2 2

16 2 2 2 1 2 1 2

17 2 1 2 1 1 1 2

18 2 2 2 2 1 1 2

19 2 2 1 2 2 2 2

20 2 2 1 1 2 1 2

21 2 1 2 1 1 1 2

22 2 1 1 2 1 2 2

23 2 2 2 2 1 2 2

24 2 1 1 2 2 1 2

25 2 1 2 2 2 1 1

26 2 2 1 1 1 2 1

27 2 1 1 2 1 2 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 118: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

28 2 2 1 1 1 1 2

29 2 2 2 1 1 2 2

30 2 1 2 1 2 1 1

31 2 1 2 2 1 2 2

32 2 2 1 2 1 1 2

33 2 1 2 2 1 1 2

34 2 2 2 1 1 2 2

35 2 1 1 1 2 1 2

36 2 2 2 1 2 1 2

37 2 1 1 2 2 2 2

38 2 2 2 2 1 2 2

39 2 2 1 1 2 2 2

40 2 2 1 1 1 2 2

41 2 2 1 2 2 1 1

42 2 2 1 2 2 1 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 119: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

43 2 2 1 2 1 1 2

44 2 2 1 2 1 1 2

45 2 2 2 1 2 1 2

46 2 2 2 1 1 2 2

47 2 1 2 2 1 2 1

48 2 1 2 2 1 1 2

49 2 1 2 2 1 2 1

50 2 2 2 2 1 2 2

51 2 2 2 2 2 1 2

52 2 2 2 2 1 1 2

53 2 2 1 2 1 1 2

54 2 1 1 1 2 1 2

55 2 2 1 2 1 1 2

56 2 2 2 1 2 1 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 120: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Tindakan

RESPONDEN T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10

1 2 2 3 3 2 3 1 2 3 2

2 2 3 3 2 1 3 2 2 3 3

3 2 3 3 3 2 3 2 1 3 1

4 1 2 3 2 3 3 1 2 3 3

5 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2

6 3 3 3 2 1 3 2 2 3 2

7 2 2 3 2 3 3 1 2 3 1

8 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3

9 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3

10 2 3 3 1 2 3 3 2 3 2

11 1 2 3 3 1 3 2 2 3 3

12 2 2 3 3 1 2 2 2 3 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 121: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

13 1 2 3 3 2 3 1 2 3 3

14 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2

15 2 2 3 3 3 2 2 2 3 1

16 2 2 2 1 3 3 2 3 3 2

17 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2

18 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2

19 3 2 3 1 2 3 2 2 3 2

20 2 3 3 2 3 3 2 1 3 1

21 1 2 2 3 3 2 2 2 3 3

22 1 2 3 2 3 2 3 2 3 2

23 2 3 3 1 1 3 3 2 3 2

24 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2

25 3 2 3 2 3 2 1 2 3 2

26 2 3 3 2 2 3 1 1 3 3

27 1 2 3 2 2 3 2 2 3 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 122: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

28 1 2 3 1 2 3 2 2 3 2

29 1 2 3 1 3 2 1 2 3 3

30 2 3 2 1 3 2 2 2 3 1

31 3 2 3 2 2 3 2 1 3 2

32 3 2 3 2 2 2 2 1 3 2

33 3 2 3 2 2 3 1 1 3 3

34 3 2 2 3 2 3 1 1 3 3

35 3 2 2 3 2 3 2 1 3 2

36 3 3 2 2 3 2 1 1 3 3

37 3 3 2 3 3 2 1 2 3 1

38 1 3 3 2 1 3 1 3 3 3

39 1 3 2 2 3 2 3 3 3 2

40 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2

41 3 3 2 2 2 3 1 2 3 2

42 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 123: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

43 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2

44 3 3 2 2 3 3 1 3 3 2

45 3 3 2 2 2 3 1 3 3 1

46 2 2 2 3 2 3 2 1 3 3

47 1 2 3 3 3 2 2 2 3 2

48 1 3 2 3 2 3 1 2 3 3

49 2 3 2 2 1 3 2 2 3 3

50 3 2 2 2 3 2 2 1 3 3

51 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2

52 2 3 2 2 1 2 3 2 3 3

53 3 2 3 3 3 2 3 2 3 1

54 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2

55 1 2 3 3 1 3 2 2 3 3

56 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 124: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 125: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

81

Lampiran 5 Output Analisa SPSS

Statistics

Usia

Perawat

Masa

Kerja

N Valid 56 56

Missing 0 0

Mean 28.89 4.920

Median 28 4.000

Karakteristik Umum

Statistics

Jenis

Kelamin

Usia

Perawat

Masa

Kerja

Pendidikan

Terakhir

N Valid 56 56 56 56

Missing 0 0 0 0

Jenis Kelamin

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 24 18.6 18.6 18.6

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 126: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Perempuan 105 81.4 81.4 100.0

Total 129 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 127: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 22 2 3.6 3.6 3.6

24 5 8.9 8.9 12.5

25 6 10.7 10.7 23.2

26 3 5.4 5.4 28.6

27 5 8.9 8.9 37.5

28 8 14.3 14.3 51.8

29 9 16.1 16.1 67.9

30 6 10.7 10.7 78.6

31 2 3.6 3.6 82.1

32 3 5.4 5.4 87.5

35 2 3.6 3.6 91.1

36 1 1.8 1.8 92.9

37 2 3.6 3.6 96.4

40 1 1.8 1.8 98.2

48 1 1.8 1.8 100.0

Total 56 100.0 100.0

Usia Kelompok

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 128: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid ≤ 30 tahun 44 78.6 78.6 78.6

> 30 tahun 12 24.4 24.4 100.0

Total 56 100.0 100.0

Masa Kerja

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid ≤ 1 tahun 6 10.7 10.7 10.7

> 1 tahun 50 89.3 89.3 100.0

Total 56 100.0 100.0

Pendidikan

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid SKep Ners 5 8.9 8.9 8.9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 129: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

SKep 5 8.9 8.9 17.9

D3 Kebidanan 9 16.1 16.1 33.9

D3 Keperawatan 28 50.0 50.0 83.9

D4 Keperawatan 5 8.9 8.9 92.9

Ners 3 5.4 5.4 98.2

D4 Kebidanan 1 1.8 1.8 100.0

Total 56 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 130: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 131: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Indikator Pengetahuan

Frequency Table

Pengertian Gastritis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Peradangan

lambung 14 25,0 25,0 75,0

Peradangan

dinding

lambung

Peradangan

Pancreas

42

0

75,0

0

75,0

0

100.0

0

Total 56 100.0 100.0

Gejala Gastritis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pengaturan

pola makan 1 1.8 1.8 1.8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 132: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Penatalaksa

naan pola

makan

Pegaturan

pola makan

Penderita

gastritis

5

0

98.2

0

98.2

0

100.0

Total 56 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 133: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Penyebab Gastritis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid teratur,

analgetik,

anti bakteri

Makan

tidak

24 32.6 42,9 32.6

teratur,

analgesic,

pedas,

manis

tidak

sarapan,

bakteri,

radiasi

32

0

32.6

0

32.6

0

100.0

0

Total 56 100.0 100.0

Faktor Risiko

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Stress &

rokok

Rokok &

56

100.0

100.0

100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 134: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Olahraga

Olahraga

& stress

total

0

0

56

0

0

56

0

0

56

Helicobacter Pilori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Bakteri

yang hidup

di

lambung

11 8.5 8.5 8.5

konsumsi

makanan 14 41.9 41.9 50.4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 135: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

kurang

bersih

Produksi

asam

berlebih

pada

lambung

31 55,4 55,4 100.0

Total 56 100.0 100.0

Diet Gastritis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid pengaturan

pola makan

penderita

gastritis

3 8.5 8.5 8.5

pengaturan

pola makan

teratur

mencegah

gastritis

10 41.9 41.9 50.4

penatalaksa

naan pola

makan

bertahap

mencegah

31 55,4 55,4 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 136: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

gastritis

Total 56 100.0 100.0

Akibat Dari Gastritis Atau Maag Yang Tidak Diobati Atau Pengobatannya

Tidak Dilakukan Secara Tuntas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kanker

lambung

47 83,9 83,9 83,9

Kanker

saluran

perncernaan

Gagal

ginjal

9

0

16,1

0

16,1

0

16,1

Total 56 100.0 100.0

Gastritis Yang Dihubungkan Dengan Psiokologis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 137: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Valid Stres

mengiritasi

lambung

9 7.0 7.0 7.0

Stres pemicu

meningkanya

asam

lambung

seseorang

43 76.8 76.8 76.8

Stres

menyebab

kan

kerusakan

mucosa

lambung

13 10.1 10.1 100.0

Total 56 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 138: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

NSAIDs (non steroid anti inflammasi drugs) dan kortiosteroid menjadi salah

satu faktor penyebab gastritis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Hanya

meringank

an gejala

nyeri pada

lambung

3 8.5 8.5 8.5

Meningkat

kan

produksi

HCL pada

lambung

50

3

89.3

8.5

89.3

8.5

100.0

8.5

Total

56

100.0

100.0

Kandungan yang terdapat pada kopi dan rokok yang dapat merusak mukosa

lambung

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Kafein,

nikotin dan

cadmium

Tar, kafein

56

0

100.0

0

100.0

0

100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 139: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Tar, nikotin

total

0

56

0

56

0

56

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 140: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Indikator sikap

Frequency Table

Makan tepat waktu untuk mencegah gastritis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju

Tidak

setuju

total

0

56

56

0

100.0

100.0

0

100.0

100.0

100.0

Istirahat yang cukup mencegah gastritis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid setuju 32 40.3 40.3 40.3

tidak setuju 24 59.7 59.7 100.0

Total 56 100.0 100.0

Mengurangi makanan pedas dapat mencegah iritasi lambung

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 141: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid setuju 32 40.3 40.3 40.3

tidak setuju 24 59.7 59.7 100.0

Total 56 100.0 100.0

Konsumsi makanan yang mengandung garam berlebihan dapat mencegah

iritasi pada lambung

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid setuju 30 53.5 53.5 53.5

tidak setuju 26 46.5 46.5 100.0

Total 56 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 142: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Merokok, minum kopi, dan minum alkohol tidak mengiritasi dinding

lambung

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 24 42.6 42.6 42.6

Tidak

Setuju 32 57.4 57.4 100.0

Total 56 100.0 100.0

Mengkonsumsi makanan berlemak daripada berserat adalah upaya

pencegahan gastritis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Setuju 38 67.9 67.9 67.9

Tidak

Setuju 18 32.1 32.1 100.0

Total 56 100.0 100.0

Manajemen stress yang baik dapat membantu pencegahan terkena penyakit

gastritis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 143: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Valid Setuju 49 87.5 87.5 87.5

Tidak

setuju 7 12.5 12.5 100.0

Total 56 100.0 100.0

Indikator Tindakan

Frequency Table

Mengkonsumsi antasida ketika lambung terasa perih

Frequency Percent Valid Cumulative

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 144: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Percent Percent

Valid tidak pernah 13 23.3 23.3 23.3

kadang-kadang 20 35.7 35.7 35.7

sering 23 41.1 41.1 100.0

Total 56 100.0 100.0

Makan tepat waktu 3x sehari dengan teratur

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 0 0 0 0

kadang-kadang 31 55.4 55.4 55.4

sering 25 44.6 44.6 100.0

Total 56 100.0 100.0

Memilih mengkonsumsi air putih daripada kopi

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 0 0 0 0

kadang-kadang 22 39.3 39.3 39.3

sering 34 60.7 60.7 100.0

Total 56 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 145: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

mengkonsumsi analgetik ketika sakit lambung

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 6 10.7 10.7 62.5

kadang-kadang 35 62.5 62.5 26.8

sering 34 26.8 26.8 100.0

Total

56

100.0

100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 146: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Lebih memilih konsumsi makanan berlemak daripada berserat

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid sering 25 44.6 44.6 39.3

kadang-kadang 22 39.3 39.3 16.1

tidak pernah 0 16.1 16.1 100.0

Total 56 100.0 100.0

Selalu Berpikir Positif Untuk Menghindari stress

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 0 0 0 32.1

kadang-kadang 18 32.1 32.1 44.6

sering 38 44.6 44.6 100.0

Total 56 100.0 100.0

Menghindari sayuran yang berpotensi menghasilkan gas seperti sawi, kol,

bunga kol

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 16 28.8 28.8 51.8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 147: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

kadang-kadang 29 51.8 51.8 19.4

sering 11 19.4 19.4 100.0

Total 56 100.0 100.0

Mengkonsumsi minuman bersoda untuk mencegah gas pada lambung

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid sering 8 14.3 14.3 66.1

kadang-kadang 37 66.1 66.1 14.3

tidak pernah 8 14.3 14.3 100.0

Total 56 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 148: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Mengkonsumsi Alkohol Dengan Jumlah Sedikit Dapat Menetralkan

Asam Lambung

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Sering

kadang-kadang

0

0

0

0

0

0

0

100.0

tidak pernah 56 100.0 100.0 100.0

Total 56 100.0 100.0

Melakukan olahraga secara teratur

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak pernah 8 14.3 14.3 46.4

kadang-kadang 26 46.4 46.4 39.3

sering 22 39.3 39.3 100.0

Total 56 100.0 100.0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 149: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. RSUD Tanjung Uban

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 150: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Gambar 2. Ruangan RSUD Tanjung Uban

Gambar 3. Ruangan RSUD Tanjung Uban

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 151: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Gambar 4. Ruang Rawat inap RSUD Tanjung Uban

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 152: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

Gambar 5. Perawat sedang bertugas jaga

Gambar 6. Perawat bertugas jaga di pos perawat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 153: GAMBARAN PERILAKU TERHADAP PENCEGAHAN GASTRITIS …

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA