gambaran penyelenggaraan makanan di rumah sakit …repository.poltekkes-kdi.ac.id/765/1/kti...
TRANSCRIPT
i
GAMBARAN PENYELENGGARAAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT
UMUM BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Karya Tulis Ilmiah
Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan D-III Gizi
OLEH :
SRINAWATI
NIM.P00331015.024
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN GIZI
2018
iv
GAMBARAN PENYELENGGARAAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT
UMUM BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
RINGKASAN
SRINAWATI
Di bawah bimbingan Hariani dan Evi Kusumawati
Latar Belakang : Penyelenggaraan makanan di rumah sakit dilaksanakan untuk
menyediakan makanan yang berkualitas, jumlah sesuai kebutuhan serta pelayanan yang
layak dan memadai bagi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
penyelenggaraan makanan di rumah sakit umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan survey dan
dilaksanakan pada bulan Agustus 2018. Populasi penelitian ini adalah tenaga gizi di
RSU. Bahteramas sebanyak 13 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
yaitu Total sampling. Data dianalisis secara deskriptif.
Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa penyusunan standar bahan makanan telah
dilaksanakan, Perencanaan menu telah terlaksana dengan membentuk tim kerja,
menetapkan macam menu, siklus menu, pola menu, besar porsi, dan mengumpulkan
macam hidangan, format menu, penilaian menu dan merevisi menu, pengadaan bahan
makanan dan pemesanan serta pembelian dan penerimaan bahan makanan telah
terlaksana yakni bahan makanan diperiksa sesuai pesanan dan spesifikasi bahan
makanan, persiapan dan pemasakan bahan makanan juga telah terlaksana yakni
tersedianya menu, pedoman menu dan siklus menu, tersedia bahan makanan yang akan
dimasak. Pemasakan yang dilakukan dengan menggunakan panci, tersedia aturan dalam
menilai hasil pemasakan. Distribusi bahan makanan menerapkan sistem sentralisasi.
Kesimpulan : Penyelenggaraan makanan di RSU. Bahteramas mulai dari perencanaan
hingga pendistribusian telah dilaksanakan. Saran bagi pihak RSU. Bahteramas agar
menetapkan kebijakan terkait sistem pembelian bahan makanan dan teknik pemasakan
serta memberikan pelatihan bagi tenaga gizi. Bagi tenaga gizi di agar mematuhi
ketentuan yang ditetapkan dan bagi peneliti selanjutnya agar menganalisis faktor-faktor
yang berhubungan dengan penyelenggaraan makanan di RSU. Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara.
Kata Kunci : Penyelenggaraan Makanan, Rumah Sakit Bahteramas
Daftar Bacaan : 30 (2006-2017)
v
ABSTRACT
DESCRIPTION OF FOOD SERVICE IN THE GENERAL HOSPITAL OF
BAHTERAMAS, SOUTHEAST SULAWESI PROVINCE
SRINAWATI
Supervised by Hariani and Evi Kusumawati
Background: The organization of food at the hospital is carried out to provide quality
food, appropriate amounts of needs and adequate and adequate services for patients.
This study aims to find out the description of food administration in the Bahteramas
public hospital in Southeast Sulawesi Province.
Method: This study was a descriptive study with a survey design and carried out in
August 2018. The population of this research was 13 nutrition staffs at the RSU.
Bahteramas. The sampling technique used was total sampling. Data were analyzed
descriptively.
Results: This study shows that the preparation of food standards has been carried out,
menu planning has been carried out by forming a work team, setting menu types, menu
cycles, menu patterns, large portions, and collecting dishes, menu format, menu
assessment and revising menus, procurement food ingredients and ordering and
purchase and recipe of food ingredients have been carried out namely food ingredients
checked according to order and food material specifications, preparation and cooking
of food ingredients have also been carried out namely the availability of menus, menu
guidelines and menu cycles, available food to be cooked. Cooking is done by using a
pan, there are rules in assessing cooking results. Food material distribution applies a
centralized system.
Conclusion: Organizing food at the RSU. Bahteramas from planning to distributing has
been carried out. Suggestions for RSU. Bahteramas has to establish policies related to
the purchase system of food ingredients and cooking techniques and provide training
for nutrition workers. For nutrition workers in order to comply with the stipulated
provisions and for further researchers to analyze the factors related to food
administration at the RSU. Bahteramas, Southeast Sulawesi Province..
Keywords : Food Service, Bahteramas Hospital
References : 30 (2006-2017)
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
segala limpahan berkah dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan dan
merampungkan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Gambaran penyelenggaraan makanan
di Rumah Sakit Umum Bahteramas Kota Kendari”.
Pada kesempatan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang teristimewa dan
penuh rasa hormat kepada Ayahanda ”Achkam” dan Ibunda ”Marlina W” yang telah
memberikan kasih sayang, doa, dukungan moril dan materil serta segala pengorbanan
yang tidak dapat ternilai dalam mendidik sejak kecil hingga menyelesaikan pendidikan.
Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis dihadapkan dengan berbagai
hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak maka hambatan
tersebut dapat teratasi. Olehnya itu dengan segala kerendahan hati penulis
menganturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari.
2. Ibu Sri Yunancy V.G, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari.
3. Ibu Hariani, S.ST, M.PH selaku pembimbing I yang dengan penuh keikhlasan
memberi motivasi dan membimbing dalam proses penyusunan hasil penelitian ini.
4. Ibu Evi Kusumawati, S.ST, M.Si, Med selaku Pembimbing II yang dengan penuh
keikhlasan memberi motivasi dan membimbing dalam proses penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
vii
5. Ibu Kameriah Gani, SKM, M.Kes selaku penguji I, ibu Euis Nurlela, S.Gz, M.Kes
selaku penguji II dan Neni Pangesti, S.Gz, M.PH selaku penguji III yang telah
memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kendari, yang
selama ini telah banyak memberikan pengetahuan selama penulis mengikuti
pendidikan.
7. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sultra yang telah memberikan izin
penelitian
8. Kepala RSU. Bahteramas Provinsi Sultra dan Staf Instalasi Gizi serta pengolah
makanan yang telah memberikan izin penelitian.
9. Rekan-rekan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari khususnya jurusan Gizi yang
dengan segala kekurangan serta kelebihannya telah membantu peneliti dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
10. Saudara-saudaraku ”Assayuti, Awal Mekou AMK, Ikhwan Hasana, SH, Sumliati
AMF, Sadia S.Pd”.
11. Sahabat-sahabatku ”Sri Asnita, Sri Kasriani Ni Luh Dewi Suryani, Febrianti Rahim,
Nur Jamilah, Misda Nayanti dan Gita Suci Sakul Bahar”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, olehnya itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan
setiap koreksi. Kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya
Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
menambah khasanah ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Kendari, Agustus 2018
Penyusun
Srinawati
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
RINGKASAN ....................................................................................................... iv
ABSTRACT .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6
A. Telaah Pustaka ................................................................................. 6
1. Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) ........................................... 6
2. Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit...................................... 8
B. Dasar Pemikiran dan Kerangka Konsep ........................................... 18
BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................... 20
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 20
B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 20
C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 20
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data .................................................... 21
E. Pengolahan dan Analisis Data .......................................................... 21
F. Penyajian Data ................................................................................. 21
G. Batasan Istilah ................................................................................... 22
ix
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 23
A. Hasil ................................................................................................. 23
B. Pembahasan ..................................................................................... 33
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 42
A. Kesimpulan ...................................................................................... 42
B. Saran ................................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Karakteristik Sampel Penelitian............................................................. 29
2 Pemesanan dan Pembelian dalam Sistem Penyelenggaraan Makanan di
Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2018……………………………………………………………………
31
3 Pemasakan Bahan Makanan dalam Sistem Penyelenggaraan Makanan
di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2018..............................................................................................
33
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka Teori..………………………………………………………. 18
2 Kerangka Konsep................................................................................... 19
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuisioner penelitian
2 Master Tabel Penelitian
3 Dokumentasi Penelitian
4 Struktur Organisasi Instalasi Gizi
5 Daftar Pesanan Bahan Makanan
6 Spesifikasi Bahan Makanan
7 Siklus Menu
8 Jadwal Pemberian Makan Pasien
9 Tim Kelayakan Etik Penelitian
10 Izin Penelitian dari Badan Balitbang ke RSU. Bahteramas
11 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
12 Surat Keterangan Bebas Pustaka
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan Gizi di Rumah sakit (PGRS) yaitu bagian integral dari pelayanan
kesehatan paripurna di rumah sakit dengan beberapa kegiatan, antara lain pelayanan gizi
rawat inap yang merupakan serangkaian kegiatan untuk memenuhi kebutuhan gizi
pasien melalui makanan sesuai penyakit yang dideritanya. Pelaksanaan Pelayanan Gizi
di Rumah Sakit disesuaikan dengan pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)
tahun 2013 (Kemenkes RI, 2013). Adapun pelayanan gizi rawat inap yang paling umum
yaitu penyelenggaraan makanan bagi pasien yang dirawat (Almatsier, 2010).
Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada pasien. Kegiatan
penyelenggaraan makanan merupakan bagian dari kegiatan instalasi Gizi Rumah Sakit
untuk memenuhi asupan zat gizi pada pasien (Ratna, 2012).
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk
menyediakan makanan yang kualitasnya baik, jumlah sesuai kebutuhan serta pelayanan
yang layak dan memadai bagi pasien yang membutuhkan. Mutu pelayanan gizi yang
baik akan mempengaruhi indicator mutu pelayanan Rumah Sakit. Semakin baik kualitas
pelayanan gizi rumah sakit semakin tinggi tingkat kesembuhan pasien, semakin pendek
lama rawat inap dan semakin kecil biaya perawatan rumah sakit (Depkes 2007 dalam
Uyami, dkk., 2012).
Keberhasilan suatu pelayanan gizi antara lain dikaitkan dengan daya terima pasien
terhadap makanan yang disajikan, sehingga merupakan salah satu cara penentuan dari
2
evaluasi yang sederhana dan dapat dipakai sebagai indikator keberhasilan pelayanan
gizi (Susetyowati, dkk., 2010). Penerimaan diet makanan oleh pasien rumah sakit dapat
dilihat dari jumlah sisa makanan di rumah sakit. Salah satu faktor yang menentukan sisa
makanan pasien adalah variasi menu yang disediakan dari rumah sakit, variasi menu
makanan pokok, lauk hewani, nabati, sayuran dan buah-buahan dapat meningkatkan
keinginan makan pasien dan dapat memicu daya terima makanan sehingga pasien tidak
mengonsumsi makanan tambahan diluar rumah sakit, Beberapa faktor yang
mempengaruhi daya terima makanan pasien adalah citarasa makanan yang kurang enak,
tingkat adaptasi terhadap lingkungan rumah sakit yang berbeda dengan lingkungan
rumah sehingga mempengaruhi motivasi untuk makanan (Soegianto, 2013).
Rendahnya daya terima makanan pasien ini akan berdampak buruk bagi status gizi
dan kesembuhan pasien. Selain itu daya terima pasien terhadap makanan juga
dipengaruhi oleh keadaan fisik/klinis pasien itu sendiri. Sehingga risiko kurang gizi
akan muncul secara klinis pada periode rawat inap di rumah sakit berkaitan dengan
penyakit yang mendasarinya (Djamaludin, 2012).
Berdasarkan penelitian di Rumah Sakit Islam Samarinda dari 35 responden 30,4%
tidak dapat menerima makanan biasa yang disajikan, padahal bila makanan yang
disajikan tidak dihabiskan dan berlangsung dalam waktu lama akan menyebabkan
pasien mengalami defisiensi zat-zat gizi dan ini berarti pelayanan gizi tidak tercapai
(Rijadi, 2013). Sedangkan hasil penelitian di Rumah Sakit Sarjito Yogyakarta diperoleh
sisa makanan banyak dijumpai pada waktu makan pagi dengan rata-rata 23,41%,
terdapat pada sayuran sebesar 25,33%, nasi 23,1% dan lauk nabati 21,8% (Djamaluddin,
2012). Brdasarkan penelitian yang dilakukan Uyami, dkk (2012) di Instalasi gizi RSUD
Sunan Kalijaga Demak pada tahun 2012 menunjukkan daya terima pada kelompok
3
menu pilihan memiliki kategori mayoritas sangat baik, sedangkan daya terima pada
kelompok menu standar memiliki kategori mayoritas baik. Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa ada perbedaan sisa makanan dan asupan energi dan protein pada
pasien dengan menu pilihan dan menu standar.
Penelitian yang dilakukan oleh Irfani, dkk (2011) menunjukkan bahwa sebagai
besar responden tidak menghabiskan makanan pokok, lauk nabati dan sayuran. Rata-
rata responden menghabiskan lauk hewani, hidangan penutup dan makanan selingan.
Alasan terbanyak responden tidak menghabiskan makanan adalah porsi terlalu banyak,
kenyang dan malas makan, tidak suka dan rasa kurang enak. Alasan terbanyak
responden menghabiskan makanan adalah lapar, porsi cukup, rasa enak dan ingin cepat
semnbuh. Responden yang menilai variasi menu, penampilan menu dan panduan rasa
makanan baik rata-rata 30% dan belum semua tahapan dalam sistem penyelenggaranan
makanan dilakukan dengan baik. Penelitian yang dilakukan tahun 2013 pada pasien
rawat inap di beberapa fasilitas kesehatan (RS umum, RS pemerintah, dan RS ibu dan
anak) menunjukkan hasil bahwa pasta, nasi dan menu sayuran termasuk kategori
makanan yang kurang diminati sehingga kurang dapat diterima oleh pasien rawat inap
(Proverawati, dkk, 2010).
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin mengetahui gambaran
penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut : bagaimana gambaran penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara?
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penyusunan standar bahan makanan di Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
b. Untuk mengetahui perencanaan menu di Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara.
c. Untuk mengetahui pengadaan bahan makanan di Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
d. Untuk mengetahui pemesanan dan pembelian bahan makanan di Rumah Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
e. Untuk mengetahui penerimaan bahan makanan di Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
f. Untuk mengetahui persiapan bahan makanan di Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
g. Untuk mengetahui pemasakan bahan makanan di Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
h. Untuk mengetahui distribusi bahan makanan di Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan bagi pihak Rumah Sakit untuk pengambilan
kebijakan dalam hal penyelenggaraan makanan di rumah sakit.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk memberikan informasi tentang gambaran penyelenggaraan makanan
di rumah sakit.
3. Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan tentang gambaran penyelenggaraan makanan
di rumah sakit.
6
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)
a. Definisi
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan
disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan
status metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses
penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan penyakit dapat
berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien yang
semakin buruk karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk perbaikan
organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih memburuk dengan
adanya penyakit dan kekurangan gizi. Selain itu masalah gizi lebih dan obesitas
erat hubungannya dengan penyakit degeneratif, seperti Diabetes Mellitus,
penyakit Jantung Koroner, Hipertensi, dan penyakit Kanker, memerlukan terapi
gizi untuk membantu penyembuhannya (Manullang, 2014).
Terapi gizi atau terapi diet adalah bagian dari perawatan penyakit atau
kondisi klinis yang harus diperhatikan agar pemberiannya tidak melebihi
kemampuan organ tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme. Terapi gizi
harus selalu disesuaikan dengan perubahan fungsi organ. Pemberian diet pasien
harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan
hasil pemeriksaan laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di dalam maupun
7
di luar rumah sakit, merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan
terutama tenaga gizi (Kemenkes RI, 2013).
b. Tujuan PGRS
1) Tujuan Umum
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna sebagai
bagian dari pelayanan kesehatan di rumah sakit
2) Tujuan Khusus
a) Menyelenggarakan Asuhan Gizi terstandar pada pelayanan gizi rawat
jalan dan rawat inap.
b) Menyelenggarakan Makanan sesuai standar kebutuhan gizi dan aman
dikonsumsi.
c) Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling gizi pada klien/pasien dan
keluarganya.
d) Menyelenggarakan penelitian aplikasi di bidang gizi dan dietetik sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Kegiatan PGRS
Berdasarkan pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) tahun 2013,
pengorganisasian Pelayanan Gizi Rumah Sakit mengacu pada SK Menkes
nomor 983 Tahun 1998 tentang organisasi rumah sakit dan Peraturan Menkes
nomor 1045/MENKES /PER/XI/2006 tentang pedoman organisasi rumah sakit
di lingkungan departemen kesehatan. Kegiatan Pelayanan Gizi Rumah Sakit
(PGRS) meliputi :
1) Asuhan Gizi Rawat Jalan
2) Asuhan Gizi Rawat Inap
8
3) Penyelenggaraan Makanan
4) Penelitian dan Pengembangan (Kemenkes RI, 2013)
2. Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
a. Definisi
Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah rangkaian kegiatan
perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan
anggaran belanja, penggadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan,
pemasakan bahan makanan, distribusi dan pencatatan serta pelaporan dan evaluasi
(Kemenkes RI, 2013).
Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada
pasien. Hal ini termasuk pencatatan dan evaluasi dalam rangka pencapaian status
kesehatan yang optimal melalui pemberian diit yang tepat.
Sasaran penyelenggaraan makanan dirumah sakit adalah pasien. Sesuai
dengan kondisi Rumah Sakit dapat juga dilakukan penyelenggaraan bagi
pengunjung (pasien rawat jalan atau keluarga pasien). Pemberian makanan yang
memenuhi gizi seimbang serta habis termakan merupakan salah satu cara untuk
mempercepat penyembuhan dan memperpendek hari rawat inap. (PGRS, 2013).
b. Tujuan
Menyediakan makanan berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman dan
dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi optimal (Arisman,
2013).
c. Alur Penyelenggaraan Makanan
Alur penyelenggaraan makanan rumah sakit diuraikan sebagai berikut :
9
Gambar 2. Alur Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit
d Penetapan Peraturan Pemberian Makanan Rumah Sakit
1) Pengertian
Peraturan Pemberian Makanan Rumah Sakit (PPMRS) adalah suatu
pedoman yang ditetapkan pimpinan rumah sakit sebagai acuan dalam
memberikan pelayanan makanan pada pasien dan karyawan yang sekurang-
kurangnya mencakup :
(a) Ketentuan macam konsumen yang dilayani
(b) Kandungan gizi
(c) Pola menu dan frekuensi makan sehari
(d) Jenis menu
2) Tujuan
Tersedianya ketentuan tentang macam konsumen, standar pemberian
makanan, macam dan jumlah makanan konsumen sebagai acuan yang berlaku
dalam penyelenggaraan makanan rumah sakit. Penyusunan penentuan
pemberian makanan rumah sakit berdasarkan :
(a) Kebijakan rumah sakit setempat
(b) Macam konsumen yang dilayani
Perencanaan
Menu
Pengadaan
Bahan
Penerimaan &
Penyimpanan
Persiapan &
Pengolahan
Distribusi
Makanan Penyajian
Makanan
Pelayanan
Makanan
Pasien
10
(c) Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang mutakhir dan kebutuhan gizi untuk
diet khusus
(d) Standar makanan sehari untuk makanan biasa dan diet khusus
(e) Penentuan menu dan pola makan
(f) Penetapan kelas perawatan
(g) Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit yang berlaku
(Kemenkes RI, 2013).
e. Kegiatan Penyelenggaraan Makanan
1) Penyusunan Standar Bahan Makanan Rumah Sakit
a) Pengertian
Standar bahan makanan sehari adalah acuan/patokan macam dan
jumlah bahan makanan (berat kotor) seorang sehari, disusun berdasarkan
kecukupan gizi pasien yang tercantum dalam Penuntun Diet dan
disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit.
b) Tujuan
Tersedianya acuan macam dan jumlah bahan makanan seorang
sehari sebagai alat untuk merancang kebutuhan macam dan jumlah bahan
makanan dalam penyelenggaraan makanan.
c) Langkah Penyusunan Standar Bahan Makanan Seorang Sehari
(1) Menetapkan kecukupan gizi atau standar gizi pasien di rumah sakit
dengan memperhitungkan ketersediaan dana di rumah sakit.
(2) Terjemahkan standar gizi menjadi item bahan makanan dalam berat
kotor.
11
2) Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
a) Pengertian
Serangkaian kegiatan menetapkan macam, jumlah dan mutu bahan
makanan yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu.
b) Tujuan
Tersedianya taksiran macam dan jumlah bahan makanan dengan
spesifikasi yang ditetapkan, dalam kurun waktu tertentu.
c) Langkah-langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah :
(1) Susun macam bahan makanan yang diperlukan, lalu golongkan bahan
makanan apakah termasuk dalam bahan makanan segar atau bahan
makanan kering
(2) Hitung kebutuhan semua bahan makanan satu persatu dengan cara :
(a) Tetapkan jumlah konsumen rata-rata yang dilayani
(b) Hitung macam dan kebutuhan bahan makanan dalam 1 siklus
menu (misalnya siklus 5 hari, 7 hari atau 10 hari).
(c) Tetapkan kurun waktu kebutuhan bahan makanan (1 bulan, 3
bulan, 6 bulan atau 1 tahun)
(d) Hitung berapa siklus dalam 1 periode yang telah ditetapkan
dengan menggunakan kalender. Contoh apabila menu yang
digunakan adalah 10 hari, maka dalam 1 bulan (30 hari) berlaku 3
kali siklus. Apabila 1 bulan adalah 31 hari, maka belaku 3 kali
siklus ditambah 1 menu untuk tanggal 31.
(e) Hitung kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan untuk kurun
waktu yang ditetapkan (1 bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun)
12
(f) Masukkan dalam formulir kebutuhan bahan makanan yang telah
dilengkapi dengan spesifikasinya.
3) Pengandaan Bahan Makanan
Kegiatan pengadaan bahan makanan meliputi penetapan spesifikasi
bahan makanan, perhitungan harga makanan, pemesanan, pembelian bahan
makanan dan melakukan survei pasar.
Pemesanan adalah penyusunan permintaan (order), bahan makanan
berdasarkan menu atau pedoman menu dan rata-rata, jumlah konsumen atau
pasien yang dilayani. Tujuannya adalah: Tersedianya daftar pesanan bahan
makanan sesuai standar atau spesifikasi yang ditetapkan.
Pembelian bahan makanan merupakan salah satu kewajiban bagi
pengelola penyelenggaraan makanan. Pemelian bahan makanan juga
merupakan langkah penting yang perlu dipertimbangkan dalam pengawasan
harga makanan secara keseluruhan. Pada proses pembelian bahan makanan
termasuk semua kegiatan transaksi bahan makanan mentah sampai ke
konsumen melalui penjual eceran maupun pedagang besar. Pembelian bahan
makanan harus melalui ketetapan yang berlaku semua pemesanan, penerimaan
dan pengeluaran bahan dan harus dicatat dengan cermat, teratur dan berkala.
Terdapat beberapa macam proses pembelian bahan makanan yang dapat
diterapkan yaitu:
a) Pembelian langsung ke pasar (the open market of buying)
Pembelian ini digolongkan sebagai pembelian setengah resmi, karena
banyak hal-hal yang merupakan kesepakatan antara pembeli dan penjual,
yang tidak dapat dikendalikan secara pasti.
13
b) Pembeliaan dengan pelelangan (the formal competitive of bid)
Pembelian bahan makanan dengan pelelangan adalah cara pembelian
yang resmi dan mengikuti prosedur pembelian yang telah ditetapkan.
c) Pembelian dengan musyawarah (the negosation of buying)
Cara pembelian ini termasuk pembelian setengah resmi pembelian ini
hanya dilakukan untuk bahan makanan yang hanya tersedia pada waktu-
waktut tertentu, jumlahnya terbatas dan merupakan bahan makanan yang
dibutuhkan klien.
d) Pembelian yang akan datang (future contract).
Pembelian ini dirancang untuk bahan makanan yang telah terjamin
pasti, terpercaya mutu, keadaan dan harganya karena produk bahan
makanan yang dibatasi, maka pembeli berjanji membeli bahan makanan
tersebut dengan kesepakatan harga saat ini tetapi bahan makanan dipesan
sesuai dengan waktu dan kebutuhan pembeli dan institusi.
e) Kontrak tanpa tanda tangan (unsign contanc = quction)
(1) Firm at the opening of price (FOP).
Dimana harga bahan makanan ditetapkan menurut harga saat ini.
(2) Subject approval of price (SAOP)
Dimana harga bahan makanan ditetapkan pada transaksi
berlangsung (Mukrie, 1990).
4) Penerimaan dan Penyimpanan
Penerimaan adalah suatu kegiatan memeriksa, meneliti, mencatat,
memutuskan dan melaporkan tentang macam dan jumlah bahan makanan
sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang telah ditetapkan serta waktu
14
penerimaannya. Penerimaan bahan makanan merupakan kelanjutan dari proses
pembelian bahan makanan. Dalam pelaksanaan penerimaan bergantung pada
besar kecilnya institusi. Oleh karena itu fungsi unit penerimaan dapat
digolongkan sebagai salah satu pengawasan yang kegiatannya dilakukan pada
awal pelaksanaan penyelenggaraan makanan di suami institusi. Ada beberapa
tugas dari unit penerimaan antara lain:
a) Pengecekan bahan makanan
Cek bahan makanan segera setelah bahan makanan datang. Bahan
makanan segera harus didahulukan dalam pengecekan penerimaan bahan
makanan. Pengecekan meliputi pemeriksaan faktur penerimaan, tanggal
pengiriman, jumlah, berat, tanggal kadaluarsa, satuan dan ukuran.
b) Cek bahan makanan baik segar atau kering dengan tandan agar bahan
makanan mudah diketahui bahwa bahan makanan tersebut sudah diperiksa
dan tanggal bahan makanan diterima, sehingga memudahkan dalam
penggunaan sistem FIFO (First in First Out).
c) Menandatangani faktur pembelian bahan makanan sesuai dengan yang
diterima.
d) Mengisi formulir penerimaan, dan membuat laporan penerimaan harian
dan membuat berita acara penerimaan bahan makanan secara tertulis.
e) Membuat laporan bahan makanan yang didiskualifikasi kepada atasan
yang bersangkutan.
f) Melakukan pencatatan semua bahan makanan yang diterima
g) Jika tidak langsung dipergunakan segera menyimpan bahan makanan
yang diterima ke bagian penyimpanan kering dan segar
15
Penyimpanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara
jumlah, kualitas dan keamanan bahan makanan kering, dan segar digudang
bahan makanan kering, dingin/beku. Tujuannya adalah tersedianya bahan
makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan
perencanaan (PGRS, 2013).
5) Persiapan dan Pengolahan Bahan Makanan
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam
mempersiapkan bahan makanan yang siap diolah (Mencuci, memotong,
menyiangi, dan sebagainya) sesuai dengan menu, standar resep, standar porsi,
standar bumbu dan jumlah pasien yang dilayani.
Tujuannya adalah mempersiapkan bahan-bahan makanan, serta bumbu-
bumbu sebelum dilakukan kegiatan pemasakan. Pada proses produksi yang
perlu diperhatikan untuk menjaga keamanan makanan adalah proses persiapan,
pada proses persiapan merupakan tahap awal atau titik awal dari proses untuk
mendapatkan makanan jadi, untuk itu pada tahap ini perlu sekali dilakukan
pengamanan bahan makanan. Pengamanan makanan meliputi pengamanan
untuk mempertahankan zat gizi pada makanan dan pengamanan makanan
terhadap bahaya pathogen.
Pengolahan (pemasakan) merupakan kegiatan mengubah bahan makanan
mentah menjadi bahan makanan yang siap dimakan, berkualitas dan aman
dikonsumsi. Tujuannya adalah:
a) Mengurangi risiko kekurangan zat-zat gizi bahan makanan.
b) Meningkatkan nilai gizi
16
c) Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan
penampilan warna.
d) Bebas dari organisme dan zat berbahaya untuk tubuh.
e) Pada proses pengolahan hal yang penting harus diperhatikan untuk
menghindari terjadinya kontaminasi adalah penjamah makanan, cara
pengolahan makanan dan tempat pengolahan makanan.
6) Distribusi Makanan
Serangkan kegiatan proses penyampaian makanan sesuai dengan jenis
makanan dan jumlah porsi konsumen atau pasien yang dilayani (Kemenkes RI,
2013).
Tujuan : konsumen mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku.
Di rumah sakit terdapat 3 sistem penyaluran makanan yang biasa dilaksanakan di
rumah sakit yaitu sistem yang dipusatkan (sentralisasi) sitem yang tidak dipusatkan
(desenteralisasi) dan kombinasi antara sentralisasi dan desentralisasi. Keuntungan
dari sentralisasi adalah:
a) Tenaga lebih hemat, sehingga lebih menghemat biaya dan pengawasan.
b) Pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan diteliti.
c) Makanan dapat disampaikan langsung ke pasien dengan sedikit kemungkinan
kesalahan pemberian.
d) Ruangan pasien terhindar dari keributan pada waktu pembagian makanan serta
bau masakan.
e) Pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat.
17
Kelemahan dari sentralisiasi adalah:
a) Memerlukan tempat, peralatan dan perlengkapan makanan yang lebih banyak
(tempat harus luas, kereta pemanas mempunyai rak).
b) Adanya tambahan biaya untuk peralatan, perlengkapan serta pemeliharaan.
c) Makanan sampai ke pasien sudah agak dingin,
d) Makanan mungkin sudah tercampur serta kurang menarik, akibat perjalanan
dari dapur utama ke dapur ruangan.
Keuntungan cara desentraliasi
a) Tidak memerlukan tempat yang luas, peralatan makan yang ada di dapur
ruangan tidak banyak.
b) Makanan dapat dihangatkan kembali sebelum dihidangkan ke pasien.
c) Makanan dapat disajikan lebih rapi dan baik serta dengan porsi yang sesuai
dengan kebutuhan pasien.
Kelemahan desentralisasi
a) Memerlukan tenaga lebih banyak di ruangan dan pengawasan secara
menyeluruh agak sulit.
b) Makanan dapat rusak bila petugas lupa untuk menghangatkan kembali
c) Besar porsi sukar di awasi khususnya bagi pasien yang menjalankan diet.
d) Pengawasan harus lebih banyak dilakukan
e) Ruangan pasien dapat terganggu oleh keributan pembagian makanan
serta bau makanan.
f. Sasaran dan Ruang Lingkup
18
Sasaran penyelenggaraan makanan di rumah sakit terutama pasien rawat
inap dan ruang lingkup penyelenggaraan makanan rumah sakit meliputi
produksi dan distribusi makanan (Kemenkes RI, 2013).
B. Dasar Pemikiran dan Kerangka Konsep
1. Dasar Pemikiran
Pelayanan gizi merupakan suatu pelayanan yang bertujuan membantu
masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun dalam keadaan sakit untuk
memperoleh makanan yang sesuai guna mencapai status gizi yang sebaik-
baiknya. Kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit meliputi pelayanan gizi
rawat jalan, pelayanan gizi di ruang rawat inap, konsultasi dan penyuluhan gizi
serta penelitian dan pengembangan bidang terapan (Kemenkes RI, 2013).
Komponen pelayanan gizi dalam PGRS digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Teori
Komponen Indikator PGRS Menurut KemenKes RI (2013)
PELAYANAN
GIZI RUMAH
SAKIT (PGRS)
Pelayanan Gizi
Rawat Jalan
Pelayanan Gizi
Rawat Inap
Penelitian dan
pengembangan Gizi
Terapan
Penyelenggaraan
makanan
Penyusunan standar bahan
makanan
Perencanaan menu
Pengadaan Bahan Makanan
Pemesanan dan Pembelian
Bahan Makanan
Penerimaan Bahan Makanan
Persiapan Bahan Makanan
Pemasakan Bahan Makanan
Distribusi
19
2. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Hubungan variabel yang diteliti
Gambar 2. Kerangka Konsep
Penyelenggaraan
Makanan
Rumah Sakit
Penyusunan standar bahan
makanan
Perencanaan menu
Pengadaan Bahan Makanan
Pemesanan dan Pembelian
Bahan Makanan
Penerimaan Bahan Makanan
Persiapan Bahan Makanan
Pemasakan Bahan Makanan
Distribusi Bahan Makanan
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian
survei. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sesuatu, Penelitian
deskriptif memiliki pernyataan yang jelas mengenai permasalahan yang dihadapi
dan informasi detail yang dibutuhkan, sedangkan rancangan survei bertujuan
untuk meninjau secara langsung permasalah yang terdapat dilapangan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Juli tahun 2018 di Rumah
Sakit Umum Bahteramas Kota Kendari Sulawesi Tenggara.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga pengolah makanan di rumah
sakit umm Bahteramas Kota Kendari yang merupakan objek dari penelitian ini
sebanyak 13 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah petugas gizi di rumah sakit umum
Bahteramas sebanyak 13 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan
total sampling yakni seluruh populasi dijadikan sampel penelitian.
D. Jenis dan cara pengumpulan data
1. Data penyusunan standar bahan makanan, perencanaan menu, pengadaan bahan
makanan, pemesanan dan pembelian bahan makanan, penerimaan bahan
21
makanan, persiapan bahan makanan, pemasakan bahan makanan, dan distribusi
bahan makanan diperoleh dengan cara wawancara kepada petugas gizi dan juga
mengamati langsung pada proses penerimaan bahan makanan di rumah sakit
Bahteramas.
2. Data Sekunder dalam penelitian ini adalah data profil rumah sakit seperti letak
wilayah, ketenagaan, sarana dan prasarana yang diperoleh dari dokumentasi di
Rumah Sakit Umum Bahteramas.
E. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara deskriptif untuk memaparkan gambaran
pelayanan gizi di Rumah Sakit Umum Bahteramas yaitu sistem penyelenggaraan
makanan.
2. Analisis Data
Data dianalisis secara univariat atau deskriptif yang dinyatakan dengan
kata-kata atau simbol, data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan
tehnik pengumpulan data yang bermacam-macam.
F. Penyajian Data
Data yang telah diperoleh dan diolah disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi yang kemudian dinarasikan.
G. Batasan Istilah
1. Penyusunan Standar bahan makanan adalah acuan macam dan jumlah bahan
makanan seorang dalam sehari yang disusun berdasarkan kecukupan gizi pasien
yang tercantum dalam penuntun diet dan disesuaikan dengan kebijakan rumah
sakit.
22
2. Perencanaan menu adalah kegiatan menetapkan macam menu, siklus menu),
besar porsi dan mengumpulkan macam hidangan
3. Pengadaan bahan makanan meliputi penetapan spesifikasi bahan makanan,
perhitungan harga makanan, pemesanan, pembelian bahan makanan dan
melakukan survei pasar.
4. Pemesanan dan pembelian adalah proses memesan dan membeli makanan yang
diterapkan di rumah sakit Bahteramas.
5. Penerimaan adalah suatu kegiatan memeriksa, meneliti, mencatat, memutuskan
dan melaporkan tentang macam dan jumlah bahan makanan sesuai dengan
pesanan dan spesifikasi yang telah ditetapkan serta waktu penerimaannya.
6. Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam mempersiapkan
bahan makanan yang siap diolah (Mencuci, memotong, menyiangi, dan
sebagainya) sesuai dengan menu, standar resep, standar porsi, standar bumbu
dan jumlah pasien yang dilayani.
7. Pemasakan merupakan kegiatan mengubah bahan makanan mentah menjadi
bahan makanan yang siap dimakan, berkualitas dan aman dikonsumsi.
8. Distribusi makanan adalah serangkan kegiatan proses penyampaian makanan
sesuai dengan jenis makanan dan jumlah porsi konsumen atau pasien yang
dilayani.
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara (BLUD. RSU. Bahteramas) sejak tanggal 21
November 2012 pindah lokasi dari jalan Dr. Ratulanggi No. 115 Kelurahan
Kemaraya Kecamatan Mandonga ke jalan Kapt. Piere Tendean No. 40
Baruga. Lokasi ini sangat strategis karena mudah dijangkau dengan
kendaraan umum dengan batas-batas sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : Jalan Kapten Piere Tendean
2) Sebelah Timur : BTN PNS Kendari
3) Sebelah Selatan : Polsek Baruga
4) Sebelah Barat : Balai Pertanian Provinsi
b. Lingkungan Fisik
Badan Layanan Umum Daerah RSU. Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara berdiri di atas tanah selus 17,5 Ha. Luas seluruh seluruh
bangunan adalah 53,269 m2, luas bangunan yang terealisasi sampai dengan
akhir tahun 2012 adalah 35,410 m2. Bangunan yang ada mempunyai tingkat
aktivitas yang sangat tinggi. Pengelompokan ruangan berdasarkan
fungsinya sehingga menjadi empat kelompok kegiatan pelayanan rumah
24
sakit, kelompok kegiatan penunjang medis, kelompok kegiatan penunjang
non medis dan kelompok kegiatan administrasi.
c. Status Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi Tenggara dibangun secara
bertahap tahun 1969/1970 dengan sebutan “Perluasan Rumah Sakit Kendari”
adalah milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan klasifikasi type C
berdasarkan SK Menkes No.51/Menkes/II/1979 tanggal 22 Februari 1979.
Susunan struktur organisasi berdasarkan SK Gubernur Provinsi Sulawesi
Tenggara No.77 tahun 1983 tanggal 28 Maret 1984.
Pada tanggal 28 Desember 1998, Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi
Tenggara meningkat klasifikasinya menjadi type B (Non pendidikan) sesuai
dengan SK Menkes No. 1482/Menkes/SK/XII/1998, yang ditetapkan dengan
perda No. 3 Tahun 1999 tanggal 8 Mei 1999. Kedudukan rumah sakit secara
teknis berada dibawah Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara dan secara
operasional berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur, sesuai
dengan kebutuhan pendidikan medis di Sulawesi Tenggara maka sejak tahun
2011 Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sultra telah teakreditasi menjadi
RS type B pendidikan.
Pada tanggal 18 Januari 2005, RSU Provinsi Sulawesi Tenggara telah
terakreditasi untuk 5 pelayanan yaitu Administrasi Manajemen, Pelayanan
Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan dan Rekam Medik
sesuai dengan SK Dirjen Yanmed No. HK. 00.07.4.5.139. Selanjutnya
Akreditasi 12 pelayanan sesuai dengan SK Dirjen Yanmed No. HK.
00.07.4.5.139 tanggal 31 Desember 2010, yang meliputi pelayanan Administrasi
25
dan Manajemen, Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan
Keperawatan, Pelayanan Rekam Medik, Pelayanan Radiologi, Pelayanan
Laboratorium, Pelayanan Farmasi, Pelayanan Peristi, Pelayanan Kamar Operasi,
Pelayanan pencegahan infeksi, Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Sesuai dengan Undang-Undang Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009 dan
untuk meningkatkan mutu pelayanan, maka BLUD RSU Bahteramas Prov.
Sultra telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang ditetapkan melalui
Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor : 653 Tahun 2010
tangganl 15 Oktober 2010. Pada tanggal 21 November 2012 RSU Prov. Sultra
telah pindah lokasi dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara (Rumah Sakit Umum Bahteramas Prov. Sultra)
yang diresmikan pengguanaannya oleh Menteri Koordinator Bidang Ekonomi
dan Keuangan RI Ir. H. Hatta Rajasa dan Gubernur Sulawesi Tenggara H. Nur
Alam, SE
d. Sarana dan Prasarana
1) Bangunan Fisik
Rumah Sakit Umum Bahteramas memiliki sarana dan prasarana yang
terdiri dari bangunan fisik seluas 35,410 m2.
2) Prasarana
a) Listrik dari PLN tersedia 1400 KVA dibantu dengan 2 unit genset (2x250
KVA).
b) Air yang digunakan di BLUD RSU Bahtermas berasal dari sumur dalam,
sumur bor dan PDAM.
c) Sarana komunikasi berupa jaringan internet.
26
d) Sistem alarm Kebakaran, Hidrant dan Tabung Pemadam Kebakaran di
semua gedung.
e) Pembuangan Limbah yaitu : Limbah padat adalah insenator dan limbah
cair adalah IPAL.
f) Sebuah masjid yang masih dalam pembangunan.
e. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Sampai dengan akhir tahun 2012 fasilitas/sarana pelayanan kesehatan
yang ada di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara adalah :
1) Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
Rawat jalan Badan Layaan Umum Daerah Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari Instalasi Gawat Darurat
(IGD), Instalasi Rawat Jalan yang terdiri dari Poliklinik Kebidanan dan
Penyakit Kandungan, Poliklinik Kesehatan Anak, Polikinik Penyakit Dalam,
Poliklinik Bedah, Poliklinik Neurologi, Poliklinik Penyakit Jantung dan
Pembuluh Darah, Poliklinik Mata, Poliklinik THT, Poliklinik Gigi dan
Mulut, Poliklinik Kulit dan Kelamin, Poliklinik Orthopedy, Poliklinik Gizi,
Poliklinik Jiwa, Poliklinik Terpadu (Klinik VCT) dan Intalasi Rehabilitasi
Medik yang terdiri dari Fisioterapi dan Akupuntur.
2) Pelayanan Kesehatan Rawat Inap
Pelayanan rawat inap di Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara terdiri dari Instalasi Rawat
Inap Intensif (ICU, PICU, ICCU), Instalasi Kamar Operasi, Instalasi Kamar
Bersalin dan Inslasi Rawat Inap : Ruang Asoka (Kelas III), Ruang Anggrek
27
(VIP dan Kelas I), Ruang Mawar Lantai I (Ruang Kelas II) dan Ruang
Mawar Lantai II (Ruang Perawatan Anak) serta Ruang Perawatan Bayi
(termasuk PICU/NICU).
3) Perawatan Penunjang Medik
Pelayanan Penunjang yang ada di Badan Layanan Umum Daerah
Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu Patologi
Klinik, Patologi Anatomi, Radiologi dan Farmasi/Apotik.
4) Pelayanan Lain
Pelayanan lain yang ada yaitu Dapur Gizi, Binatu, Perawatan dan
Pengantaran Jenazah, Ambulance.
f. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) Badan Layanan Umum Daerah Rumah
Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara sampai dengan akhir
tahun 2012 berjumlah 517 orang PNS, terdiri dari tenaga medis, paramedik dan
non medis sedangkan tenaga kontrak sebanyak 69 orang.
g. Visi dan Misi
Visi Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara adalah Terwujudnya Rumah Sakit Unggulan di
Sulawesi Tenggara Tahun 2014. Sedangkan Misi sebagai berikut :
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan prima berlandaskan etika profesi.
2) Menyelenggarakan pendidikan profesi dokter, pendidikan kesehatan lainnya
serta pelatihan dan penelitian.
3) Meningkatkan kesejahteraan karyawan.
28
h. Instalasi Gizi
a. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia di instalasi gizi di RSUD Bahteramas adalah tenaga
gizi ruangan 13 orang, staff 10 orang, juru masak 13 orang, pramusaji 18 orang
dan kepala instalasi gizi 1 orang.
b. Fasilitas
Instalasi gizi memiliki fasilitas yang terdiri dari:
1) Ruang penerimaan dan penyimpanan bahan makanan yang digunakan
sebagai penerimaan bahan makanan yang didalamnya memiliki fasilitas
seperti chiless, lemari bahan kering dan kulkas pendingin.
2) Ruang persiapan bahan makanan, digunakan sebagai tempat persiapan
bahan makanan, pengolahan, pencucian bahan makanan yang didalamnya
memiliki fasilitas seperti meja distribusi, meja cuci ganda, lemari makan
gantung, lemari alat-alat, kertas makan, panci, wajan, alat pengaduk dan
penggoreng, alat makan (piring, gelas, sendok, mangkuk, dll), blender, oven
listrik, tempat sampah.
3) Ruang fasilitas pegawai digunakan untuk tempat ganti pakaian, istrahat,
ruang makan, kamar mandi, dan kamar kecil yang didalamnya memiliki
fasilitas seperti lemari pakaian, meja dan kursi makan serta matras tidur.
4) Ruang pegawai di perlukan untuk pegawai atau kepala unit untuk melakukan
kegiatannya yang didalamnya memiliki fasilitas seperti meja dan kursi kerja,
komputer, kipas angin dan telepon.
29
2. Karakteristik Sampel Penelitian
Karakteristik sampel dalam penelitian ini terdiri dari umur dan lama
kerja. Sampel yang terpilih sebesar 13 orang. Adapun distribusi sampel menurut
karakteristik dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
Tabel 1
Karakteristik Sampel Penelitian
Karakteristik n %
Umur (Tahun)
26-35 7 53,8
36-45 5 38,5
46-55 1 7,7
Jumlah 13 100
Lama Kerja
< 5 Tahun
≥ 5 Tahun
1
12
7,7
92,3
Jumlah 13 100
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa dari 13 sampel menunjukan
distribusi karakteristik sampel berdasarkan umur, sebagian besar yaitu 7 orang
(53,8 %) pada kategori umur 26-35 tahun dan sebagian kecil yaitu 1 orang
(7,7%) pada kategori umur 46-55 tahun.
Distribusi karaakteristik sampel berdasarkan lama kerja menunjukan
bahwa dari 13 sampel, sebagian besar yaitu 12 orang (92,3%) bekerja ≥ 5 tahun,
selebihnya yaitu 1 orang (7,7%) bekerja < 5 tahun.
2. Analisis Variabel Penelitian
a. Sistem Penyelenggaraan Makanan
Sistem penyelenggaraan makanan di RSUD Kota Kendari di uraikan
sebagai berikut :
30
1) Penyusunan Standar Bahan Makanan Rumah Sakit
Hasil penilaian terhadap penyusunan standar bahan makanan rumah sakit,
menunjukkan dari 13 sampel, menyatakan bahwa penyusunan standar bahan
makanan telah terlaksana yakni disesuaikan dengan kebutuhan dan spesifikasi bahan
makanan yang dibutuhkan oleh pasien.
2) Perencanaan Menu
Hasil penilaian terhadap perencanaan menu, dapat diketahui bahwa dari 13
sampel terdapat 100% menyatakan kegiatan perencanaan menu terlaksana secara.
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan menu berupa membentuk tim kerja,
menetapkan macam menu, siklus menu, pola menu, besar porsi, dan mengumpulkan
macam hidangan, format menu, penilaian menu, merevisi menu dan melakukan test
awal menu. Siklus menu yang diterapkan di Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara adalah siklus menu 10 hari.
3) Pengadaan bahan makanan
Hasil penilaian terhadap pengadaan bahan makanan, dapat diketahui bahwa
dari 13 sampel terdapat 100% menyatakan kegiatan pengadaan bahan makanan
berupa spesifikasi bahan makanan dan survei pasar dilaksanakan dengan baik.
4) Pemesanan dan pembelian bahan makanan
Hasil penilaian terhadap pemesanan dan pembelian, dapat dilihat pada tabel
berikut :
31
Tabel 2
Pemesanan dan Pembelian dalam Sistem Penyelenggaraan Makanan
di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2018
Pemesanan dan Pembelian Terlaksana
Tidak
Terlaksana
n % n %
1. Menentukan frekuensi pemesanan
bahan makanan segar dan kering 13 100 0 0
2. Rekapitulasi kebutuhan bahan
makanan dengan cara mengalikan
standar porsi dengan jumlah
pasien kali kurun waktu
pemesanan
13 100 0 0
3. Pembelian langsung ke pasar 2 15,4 13 84,6
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 13 sampel terdapat
84,6% menyatakan bahwa kegiatan pembelian bahan makanan tidak
dilaksanakan secara langsung ke pasar.
5) Penerimaan bahan makanan
Hasil penilaian terhadap penerimaan bahan makanan, dapat diketahui
bahwa dari 13 sampel terdapat 100% menyatakan kegiatan penerimaan telah
terlaksana yakni bahan makanan diperiksa sesuai pesanan dan spesifikasi
bahan makanan, lalu bahan makanan dikirim ke gudang penyimpanan sesuai
jenis barang basah maupun bahan makanan kering.
6) Persiapan bahan makanan
Hasil penilaian terhadap persiapan bahan makanan, dapat diketahui
bahwa dari 13 sampel terdapat 100% menyatakan persiapan bahan makan
telah terlaksana yakni tersedianya bahan makanan, tersedia tempat dan
peralatan masak, tersedia prosedur persiapan, tersedia standar porsi, standar
bumbu, standar resep, jadwal persiapan dan jadwal pemasakan.
32
7) Pemasakan bahan makanan
Hasil penilaian terhadap pemasakan bahan makanan, dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3
Pemasakan Bahan Makanan dalam Sistem Penyelenggaraan Makanan
di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2018
Pemasakan Bahan Makanan Terlaksana
Tidak
Terlaksana
n % n %
1. Tersedianya menu, pedoman
menu dan siklus menu 13 100 0 100
2. Tersedianya bahan makanan
yang akan dimasak 13 100 0 100
3. Tersedianya pemasakan bahan
makanan 13 100 0 100
4. Tersedianya aturan dalam
menilai hasil pemasakan 13 100 0 100
5. Tersedianya prosedur tetap
pemasakan 12 92,3 1 7,7
6. Tersedianya peraturan
penggunaan bahan tambahan
pangan (BTP)
12 92,3 1 7,7
7. Pemasakan dengan medium
udara 5 38,5 8 61,5
8. Pemasakan dengan
elektromagnetik 11 84,6 2 15,4
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 13 sampel terdapat
100% menyatakan pemasakan bahan makanan telah terlaksana yakni
tersedianya menu, pedoman menu dan siklus menu, tersedia bahan
makanan yang akan dimasak. Kemudian 92,3% menyatakan bahwa
tersedia peraturan bahan tambahan makanan dan 7,7% menyatakan tidak
tersedia peraturan bahan tambahan makanan, kemudian 38,5% menyatakan
pemasakan dengan medium udara, dan 61,5% menyatakan bahwa tidak
dilaksanakan pemasakan menggunakan medium udara. Selanjutnya 84,6%
33
menyatakan bahwa melakukan pemasakan menggunakan medium
elektromagnetik dan 15,4% menyatakan bahwa melakukan pemasakan
menggunakan medium elektromagnetik.
11) Distribusi makanan
Hasil penilaian terhadap distribusi makanan, dapat diketahui bahwa
distribusi makanan di RSUD Kota Kendari telah terlaksana, yakni tersedia
peraturan pemberian makanan rumah sakit, tersedia standar porsi, adanya
aturan pengambilan makanan, adanya daftar permintaan makan pasien.
Sistem pendistribusian makanan yang diterapkan adalah sistem
sentralisasi yakni sistem pendistribusian yang dipusatkan langsung kepada
pasien sedangkan distribusi makanan kombinasi belum dilaksanakan
secara maksimal, hal ini karena terdapat 61,5% menyatakan bahwa tidak
dilaksanakan distribusi makanan kombinasi dan 38,5% yang menyatakan
dilaksanakan distribusi makanan kombinasi.
B. Pembahasan
Penyelenggaraan makanan merupakan salah satu kegiatan pokok pelayanan
gizi di Rumah Sakit. Kegiatan ini akan membantu upaya untuk penyembuhan
dan pemulihan pasien. Proses penyembuhan pasien dapat dibantu dengan
adanya makanan yang memenuhi syarat, baik dari segi kualitas maupun
kuantitas, sehingga dibutuhkan pelayanan yang maksimal guna memberikan
kepuasan pasien (Arisman, 2013)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem penyelenggaraan makanan di
Rumah Sakit Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara telah diterapkan dengan baik,
hal ini didasarkan pada indikator sistem penyelenggaraan makanan di RSU.
34
Bahteramas sebagian besar terlaksana, untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai
berikut :
1. Penyusunan Standar Bahan Makanan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan standar bahan
makanan telah terlaksana yakni disesuaikan dengan kebutuhan dan spesifikasi
bahan makanan yang dibutuhkan oleh pasien. Penyusunan standar bahan
makanan rumah sakit yang merupakan acuan macam dan jumlah bahan
makanan seorang dalam sehari yang disusun berdasarkan kecukupan gizi
pasien yang tercantum dalam penuntun diet dan disesuaikan dengan kebijakan
rumah sakit.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan standar bahan
makanan adalah menetapkan kecukupan gizi atau standar gizi pasien dengan
memperhitungkan keersediaan dana di rumah sakit dan menerjemahkan standar
gizi menjadi item bahan makanan dalam berat kotor. Penyusunan standar
bahan makan yang diterapkan tersebut telah sesuai dengan pedoman Pelayanan
Gizi Rumah Sakit (PGRS).
Standar bahan makanan sehari adalah acuan/patokan macam dan jumlah
bahan makanan (berat kotor) seorang sehari, disusun berdasarkan kecukupan
gizi pasien yang tercantum dalam Penuntun Diet dan disesuaikan dengan
kebijakan rumah sakit. Tujuannya adalah tersedianya acuan macam dan jumlah
bahan makanan seorang sehari sebagai alat untuk merancang kebutuhan macam
dan jumlah bahan makanan dalam penyelenggaraan makanan (PGRS, 2013).
35
2. Perencanaan Menu
Kegiatan perencanaan menu terlaksana secara maksimal. Kegiatan yang
dilakukan dalam perencanaan menu berupa membentuk tim kerja, menetapkan
macam menu, siklus menu, pola menu, besar porsi, dan mengumpulkan macam
hidangan, format menu, penilaian menu, merevisi menu dan melakukan test
awal menu. Siklus menu yang diterapkan di Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara adalah siklus menu 10 hari.
Menurut PGRS (2013), perencanaan kebutuhan bahan makanan
merupakan serangkaian kegiatan menetapkan macam, jumlah dan mutu bahan
makanan yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu dalam rangka
mempersiapkan penyelenggaraan makanan rumah sakit, Perencanaan
Anggaran Bahan Makanan.
3. Pengadaan Bahan Makanan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pengadaan bahan
makanan berupa spesifikasi bahan makanan dan survei pasar dilaksanakan
dengan baik. Spesifikasi bahan makanan dilakukan dengan cara menyeleksi
bahan makanan yang layak ataupun tidak layak digunakan, selanjutnya untuk
pemesanan pada umumnya pihak rumah sakit melakukan pemesanan dan
pembelian makanan secara langsung dipasar, sehingga tidak menentukan
frekuensi pemesanan bahan makanan segar dan kering. kegiatan pengadaan
bahan makanan berupa spesifikasi bahan makanan dan survei pasar
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ketetapan tentang spesifikasi bahan
makanan yang dibutuhkan.
36
Kegiatan pengadaan bahan makanan meliputi penetapan spesifikasi
bahan makanan, perhitungan harga makanan, pemesanan, pembelian bahan
makanan dan melakukan survei pasar. Pemesanan adalah penyusunan
permintaan (order), bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu
dan rata-rata, jumlah konsumen atau pasien yang dilayani. Tujuannya adalah:
Tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai standar atau spesifikasi
yang ditetapkan.
4. Pemesanan dan Pembelian
Pemesanan dan pembelian bahan makanan telah terlaksana yakni 100%
menyatakan adanya frekuensi pemesanan bahan makanan segar maupun
kering, dan melakukan rekapitulasi kebutuhan bahan makanan, kemudian
terdapat 84,6% menyatakan bahwa kegiatan pembelian bahan makanan tidak
dilaksanakan secara langsung ke pasar, 100% menyatakan bahwa pembelian
tidak dilakukan dengan musyawarah, 100% menyatakan tidak adanya sistem
pembelian yang akan datang serta 100% menyatakan tidak diterapkan
pembelian tanpa tanda tangan
Kegiatan pengadaan bahan makanan meliputi penetapan spesifikasi
bahan makanan, perhitungan harga makanan, pemesanan, pembelian bahan
makanan dan melakukan survei pasar. Pemesanan adalah penyusunan
permintaan (order), bahan makanan berdasarkan menu atau pedoman menu
dan rata-rata, jumlah konsumen atau pasien yang dilayani. Tujuannya adalah:
Tersedianya daftar pesanan bahan makanan sesuai standar atau spesifikasi
yang ditetapkan. Pembelian bahan makanan merupakan salah satu kewajiban
bagi pengelola penyelenggaraan makanan. Pemelian bahan makanan juga
37
merupakan langkah penting yang perlu dipertimbangkan dalam pengawasan
harga makanan secara keseluruhan. Pada proses pembelian bahan makanan
termasuk semua kegiatan transaksi bahan makanan mentah sampai ke
konsumen melalui penjual eceran maupun pedagang besar. Pembelian bahan
makanan harus melalui ketetapan yang berlaku semua pemesanan, penerimaan
dan pengeluaran bahan dan harus dicatat dengan cermat, teratur dan berkala.
Terdapat beberapa macam proses pembelian bahan makanan yang dapat
diterapkan yaitu:
5. Penerimaan bahan makanan
Kegiatan penerimaan bahan makanan telah terlaksana yakni bahan
makanan diperiksa sesuai pesanan dan spesifikasi bahan makanan, lalu bahan
makanan dikirim ke gudang penyimpanan sesuai jenis barang basah maupun
bahan makanan kering, proses penerimaan yang diterapkan adalah bahan
makanan diperiksa sesuai pesanan dan ketentuan spesifikasi bahan makanan
yang dipesan kemudian bahan makanan di kirim ke gudang penyimpanan
sesuai dengan jenis brang atau dapat langsung ke tempat pengolahan bahan
makanan, hal ini sesuai dengan pedoman PGRS (2013) yang mengemukakan
bahwa penerimaan adalah suatu kegiatan memeriksa, meneliti, mencatat,
memutuskan dan melaporkan tentang macam dan jumlah bahan makanan
sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang telah ditetapkan serta waktu
penerimaannya.
Proses penyimpanan juga telah terlaksana sesuai indikator yang
diharapkan yakni bahan makanan disimpan di gedung dan ruang pendingin
untuk bahan makanan basah dan jika bahan makanan langsung akan
38
digunakan, maka setelah ditimbang dan diperiksa oleh bagian bahan makanan
setempat langsung dibawa ke ruang persiapan bahan makanan. Kegiatan
penyimpanan dan penyaluran yang dilakukan di instalasi gizi RSUD Kota
Kendari adalah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, segera dibawa
ke ruang penyimpanan seperti gudang atau ruang pendingin dan apabila bahan
makanan langsung akan digunakan, setelah ditimbang dan diperiksa oleh
bagian bahan makanan setempat dan selanjutnya dibawa ke ruang persiapan
bahan makanan.
Kegiatan penyimpanan dan penyaluran tersebut sejalan dengan PGRS
(2013) bahwa dalam kegiatan penyimpanan adalah suatu tata cata menata,
menyimpan, memelihara jumlah, kualitas dan keamanan bahan makanan
kering, dan segar di gudang bahan makanan kering dan bahan makanan basah
disimpan di mesin pendingin (kulkas/freeser).
6. Persiapan bahan makanan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persiapan bahan makan telah
terlaksana yakni tersedianya bahan makanan, tersedia tempat dan peralatan
masak, tersedia prosedur persiapan, tersedia standar porsi, standar bumbu,
standar resep, jadwal persiapan dan jadwal pemasakan.
Kegiatan persiapan dan pemasakan yang dilakukan di RSU. Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara telah sejalan dengan pedoman PGRS yakni
sebelum memasak, telah tersedia bahan makanan, tempat dan peralatan,
prosedur tetap pemasakan, standar porsi, standar bumbu, standar resep, jadwal
persiapan dan jadwal pemasakan.
39
Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam
mempersiapkan bahan makanan yang siap diolah (Mencuci, memotong,
menyiangi, dan sebagainya) sesuai dengan menu, standar resep, standar porsi,
standar bumbu dan jumlah pasien yang dilayani. Tujuannya persiapan bahan
makanan adalah mempersiapkan bahan-bahan makanan, serta bumbu-bumbu
sebelum dilakukan kegiatan pemasakan. Pada proses produksi yang perlu
diperhatikan untuk menjaga keamanan makanan adalah proses persiapan, pada
proses persiapan merupakan tahap awal atau titik awal dari proses untuk
mendapatkan makanan jadi, untuk itu pada tahap ini perlu sekali dilakukan
pengamanan bahan makanan. Pengamanan makanan meliputi pengamanan
untuk mempertahankan zat gizi pada makanan dan pengamanan makanan
terhadap bahaya pathogen.
7. Pemasakan
Pemasakan bahan makan di RSU. Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara telah terlaksana yakni tersedianya menu, pedoman menu dan siklus
menu namun tidak diterapkan sesuai pedoman menu dan siklus menu yang
telah ditetapkan, tersedia bahan makanan yang akan dimasak. Pemasakan yang
dilakukan dengan menggunakan panci dengan prosedur tetap pemasakan,
kemudian hasil penelitian juga menunjukkan bahwa 92,3% menyatakan bahwa
tersedia peraturan bahan tambahan makanan dan 7,7% menyatakan tidak
tersedia peraturan bahan tambahan makanan. Teknik pemasakan yang
dilakukan di instalasi gizi Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara adalah pemasakan dengan medium air, medium lemak,
menggunakan dinding pancik, kombinasi dan elektromagnetik
40
Hasil penelitian juga menunjukan bahwa pada proses pemasakan bahan
makan terdapat kegiatan yang terlaksanan yaitu tersedianya peraturan tentang
penilaian hasil masakan namun tidak adanya aturan penggunaan bahan
tambahan pangan (BTP). Hal ini karena kurangnya informasi petugas gizi dan
tidak adanya ketegasan tentang pentingnya aturan tersebut dalam sistem
penyelenggaraan makanan. Pada umumnya proses pemasakan menggunakan
medium air melalui dinding panci untuk pemasakan langsung dan juga
melakukan pemasakan dengan elektromagnetik.
8. Distribusi makanan
Distribusi makanan di RSU. Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
telah terlaksana, yakni tersedia peraturan pemberian makanan rumah sakit,
tersedia standar porsi, adanya aturan pengambilan makanan, adanya daftar
permintaan makan pasien, sistem pendistribusian makanan yang ditetapkan
terkadang tidak sesuai waktu yang ditetapkan dan sistem pendistribusian
makanan yang diterapkan adalah sistem sentralisasi yakni sistem
pendistribusian yang dipusatkan langsung kepada pasien.
Penelitian yang dilakukan oleh Ernalia (2014), menunjukkan bahwa
ada hubungan yang bermakna antara ketepatan waktu distribusi makanan,
variasi menu, cita rasa makanan, kebersihan alat dan penampilan makanan
terhadap kepuasan pasien di ruang penyakit dalam dan ruang bersalin RSUD
Mandau Duri.
Penerapan sistem penyelenggaraan makanan yang sesuai PGRS dapat
menjadi landasan pemberian pelayanan berkualitas guna meningkatkan
kepuasan pasien khususnya kepuasan dalam pelayanan gizi di rumah sakit.
41
Pelayanan makanan pada suatu rumah sakit merupakan hal yang sangat
penting, karena dengan adanya pelayanan makanan maka diharapkan para
pasien merasa puas. Pasien yang puas tentunya akan kembali memilih rumah
sakit yang sama jika menderita sakit lagi dan merekomendasikannya ke
teman atau keluarganya.
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Penyusunan standar bahan makanan di Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara telah dilaksanakan sesuai kebutuhan dan spesifikasi
bahan makanan yang dibutuhkan oleh pasien
2. Perencanaan menu telah terlaksana yakni membentuk tim kerja, menetapkan
macam menu, siklus menu, pola menu, besar porsi, dan mengumpulkan macam
hidangan, format menu, penilaian menu, merevisi menu dan melakukan test
awal menu.
3. Pengadaan bahan makanan telah terlaksana berupa penerapan spesifikasi bahan
makanan dan survei pasar.
4. Pemesanan dan pembelian bahan makanan telah terlaksana yakni adanya
frekuensi pemesanan bahan makanan segar maupun kering, dan melakukan
rekapitulasi kebutuhan bahan makanan, namun kegiatan pembelian bahan
makanan tidak dilaksanakan secara langsung ke pasar.
5. Penerimaan bahan makanan telah terlaksana yakni bahan makanan diperiksa
sesuai pesanan dan spesifikasi bahan makanan, lalu bahan makanan dikirim ke
gudang penyimpanan sesuai jenis barang basah maupun bahan makanan kering.
6. Persiapan bahan makanan telah terlaksana yakni tersedianya bahan makanan,
tersedia tempat dan peralatan masak, tersedia prosedur persiapan, tersedia
standar porsi, standar bumbu, standar resep, jadwal persiapan dan jadwal
pemasakan
43
7. Pemasakan bahan makanan telah terlaksana yakni tersedianya menu, pedoman
menu dan siklus menu, tersedia bahan makanan yang akan dimasak. Pemasakan
yang dilakukan dengan menggunakan panci, tersedia aturan dalam menilai hasil
pemasakan, pemasakan dilakukan secara langsung melalui udara dan melakukan
pemasakan dengan elektromagnetik.
8. Distribusi bahan makanan di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara telah terlaksana, yakni sistem pendistribusian makanan yang
diterapkan adalah sistem sentralisasi yakni sistem pendistribusian yang
dipusatkan langsung kepada pasien
B. Saran
1. Bagi pihak RSU. Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara agar dapat
menetapkan kebijakan terkait sistem pembelian bahan makanan dan juga teknik
pemasakan yang digunakan dalam penyelenggaraan makanan di rumah sakit dan
memberikan pelatihan bagi tenaga gizi sehingga dapat meningkatkan kualitas
pelayanan gizi di RSUD Kota Kendari.
2. Bagi tenaga gizi di RSUD Kota Kendari agar mematuhi segala ketentuan yang
telah ditetapkan dari pihak rumah sakit.
44
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S., 2010. Penuntun Diet. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Arisman, 2013. Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan. Rineka Cipta : Jakarta.
Aroni, H., 2014. Hasan Hubungan Kualitas Makanan Lunak dengan Daya Terima
Pasien Rawat Inap Kelas III di Rumah Sakit. Malang Nutrition Research.
Chanzul, R., 2002. Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya sisa makanan
pasien rawat inap. http://www.fkmundip.or.id.
Dawu N., 2014. Tinjauan Penyajian Makanan Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di
Ruang Rawat Inap Kelas III BLUD. Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi
Sulawesi Tenggara.
DepKes RI. 2003. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS). Direktorat Jenderal
Bina Kesehatan Masyarakat. Departemen Kesehatan: Jakarta.
DepKes RI. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik. Departemen Kesehatan : Jakarta.
DepKes RI. 2009. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005-
2025. Departemen Kesehatan RI : Jakarta, (www.depkes.go.id/downloads
RPJPK %202005_2025.pdf).
Djamaluddin, M. 2012. Analisis Zat Gizi dan Biaya Sisa Makanan pada Pasien dengan
Makanan Biasa di RS. Dr. Sardjito Yogyakarta. Tesis Program Pascasarjana
UGM : Yogyakarta.
Evawati D., 2008. Efektivitas Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan Pasien
Post Operasi di Ruang Flamboyan RSUD Gambiran Kediri. Wahana Vol 51
No. 2, November 2008, (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/5120
85459.pdf).
Instalasi Gizi RSCM dan Asosiasi Dietisien Indonesia, 2008. Penuntun Diet, Jakarta.
Irfani, Tiara P., Harsini H., 2011. Gambaran Sisa Makanan Pasien di Rumah Sakit
Jember Jawa Barat. Cover. http:cover.co.id.
Kasmawati, 2014. Hubungan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III di Rumah Sakit
Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Skripsi.
Kemenkes RI, 2009. Undang-Undang RI No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Kementerian Kesehatan RI Jakarta.
45
, 2010. Pusat Sarana dan Prasarana dan Peralatan Kesehatan. Sesi
Perencanaan. Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Kelas B.
Kementerian Kesehatan RI Jakarta.
, 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS). Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta.
, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Manullang, M., 2014. Dasar-Dasar Manajemen. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Moehyi, S., 1992. Pengaturan Makanan pada Pasien. Agung Sentosa : Jakarta.
Pedoman Penulisan KTI, 2018. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kendari.
Proverawati, Anis, Iriani D., 2010. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan.
Edisi Pertama. Penerbit Nuha Medika : Yogyakarta.
Ratna, 2012. Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit. Agung Sentosa : Jakarta.
Soegianto B., 2008. Pelayanan Gizi Rumah Sakit. (www.fk.uwks.ac.id/elib/arsip/
departemen/il mu%20gizi/Advokasi).
Susetyowati, Putra P., Sutrisna D., 2010. Status gizi awal berdasarkan Patient Generated
Subjective Global Assessment (PG-SGA) berhubungan dengan asupan zat gizi
dan perubahan berat badan pada penderita kanker rawat inap di RSUP DR.
Mohammad Hoesin Palembang. Jurnal Gizi klinik Indonesia Vol.7(2) Tahun
2010 :80-84. (http://digilib.unnes.ac.id /gsdl// collect/ archiver /HASH
OIDF/82f1e1ed).
Uyami, Amara L., Jarsa P., 2012. Perbedaan Daya Terima, Sisa dan Asupan Makanan
pada Pasien Dengan Menu Pilihan Dan Menu Standar di RSUD Sunan Kalijaga
Demak. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
46
Lampiran 1
KUESIONER
GAMBARAN PENYELENGGARAAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT
UMUM BAHTERAMAS KOTA KENDARI
Nama :
Inisial :
Umur :
Lama kerja :
Sistem Penyelenggaraan Makanan
No Indikator
Standar Rumah Sakit
Bahteramas Keterangan
Terlaksana Tidak
Terlaksana
1 Penyusunan Standar Bahan Makanan
di Rumah Sakit
2 Perencanaan Menu
a. Membentuk Tim Kerja
b. Menetapkan macam menu
c. Menetapkan siklus menu
d. Menetapkan pola menu
e. Menetapkan besar porsi
f. Mengumpulkan macam hidangan
untuk pagi, siang, malam pada satu
putaran menu
g. Merancang format menu
h. Melakukan penilaian menu dan
merevisi menu
i. Melakukan test awal menu
3 Pengadaan Bahan Makanan
a. Spesifikasi bahan makanan
b. Survey pasar
4 Pemesanan dan Pembelian Bahan
Makanan
a. Menentukan frekuensi pemesanan
bahan makanan segar dan kering
47
b. Rekapitulasi kebutuhan bahan
makanan dengan cara mengalikan
standar porsi dengan jumlah
pasien kali kurun waktu
pemesanan
c. Pembelian langsung ke pasar
d. Pembelian dengan musyawarah
e. Pembelian yang akan datang
f. Pembelian tanpa tanda tangan
5 Penerimaan Bahan Makanan
H. Bahan makanan diperiksa sesuai
pesanan dan ketentuan spesifikasi
bahan makanan yang dipesan
I. Bahan makanan dikirim ke gudang
penyimpanan sesuai dengan jenis
barang atau dapat langsung
ketempat pengolahan bahan
makanan
J. Setelah bahan makanan yang
memenuhi syarat diterima, segera
dibawa keruang penyimpanan,
gudang atau ruang pendingin
K. Apabila bahan makanan langsung
akan digunakan, setelah ditimbang
dan diperiksan oleh bagian bahan
makanan setempat dibawa keruang
persiapan bahan makanan
6 Persiapan Bahan Makanan
a. Tersedianya bahan makanan yang
akan dipersiapkan
b. Tersedianya tempat dan peralatan
pemasakan
c. Tersedianya prosedur tetap
persiapan
d. Tersedianya standar porsi, standar
bumbu, standar resep, jadwal
persiapan dan jadwal pemasakan
7 Pemasakan Bahan Makanan
a. Tersedianya menu, pedoman menu
dan siklus menu.
b. Tersedianya bahan makanan yang
akan dimasak
48
c. Tersedianya pemsakan bahan
makanan
d. Tersedianya aturan dalam menilai
hasil pemasakan
e. Tersedianya prosedur tetap
pemasakan
f. Tersedianya peraturan penggunaan
bahan tambahan pangan (BTP)
g. Pemasakan dengan medium udara
h. Pemasakan dengan medium air
i. Pemasakan dengan menggunakan
lemak
j. Pemasakan langsung melalui
dinding panci
k. Pemasakan dengan kombinasi
l. Pemasakan dengan
elektromagnetik
8 Distribusi Makanan
a. Tersedianya peraturan pemberian
makanan rumah sakit
b. Tersedianya standar porsi yang
ditetapkan dirumah sakit
c. Adanya peraturan pengambilan
makanan
d. Adanya daftar permintaan
makanan pasien
e. Tersedianya peralatan untuk
distribusi makan dan peralatan
makan
f. Adanya jadwal pendistribusian
makanan yang ditetapkan
g. Distribusi makanan yang
dipusatkan (sentralisasi)
h. Distribusi makanan yang tidak
dipusatkan (desentralisasi)
i. Distribusi makanan kombinasi
Sumber : PGRS, 2013
1
MASTER TABEL PENELITIAN
GAMBARAN PENYELENGGARAAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA
N
o
In
isi
al
Um
ur
(Ta
hun
)
Lama
Kerja
(T
ahun)
Sistem Penyelenggaraan Makanan
1 2 3 4 5 6 7 8
a b c d e f g h i a b a b c d e f a b c d a b c d a b c d e f g h i j k l a b c d e f g h i
1
S
m
r
40 5 T T T T T T T T T TT T T T T T
T
T
T
T
T
T
T T T T T T T T T T T T T T T
T
T T T T T T T T T T T T T T
T
T
2 Yl 33 13 T T T T T T T T T T T T T T T
T
T
T
T
T
T
T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T
3 Fr
r 45 21 T T T T T T T T T T T T T T
T
T
T
T
T
T
T
T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T
T
T T T T T T T T T T
4 N
e 35 8 T T T T T T T T T T T T T T T
T
T
T
T
T
T T T T T T T T T T T T T T T
T
T T T T T T T T T T T T T T
T
T
5 S 35 9 T T T T T T T T T T T T T T T T
T
T
T
T
T T T T T T T T T T T T T
T
T
T
T T T T T T T T T T T T T T T T
6 H
rl 50 25 T T T T T T T T T TT T T T T
T
T
T
T
T
T
T
T T T T T T T T T T T T T T T
T
T T T T T T T T T T T T T T
T
T
7 H 37 7 T T T T T T T T T T T T T T T
T
T
T
T
T T T T T T T T T T T T T T T T T T
T
T T T T T T T T T T T T T
8
H
r
w
44 25 T T T T T T T T T TT T T T T T
T
T
T
T
T
T
T T T T T T T T T T T T T T T
T
T T T T T T T T T T T T T T
T
T
9 L
na 34 13 T T T T T T T T T TT T T T T
T
T
T
T
T
T
T
T T T T T T T T T T T T T T T
T
T T T T T T T T T T T T T T
T
T
10 W 30 8 T T T T T T T T T TT T T T T T
T
T
T
T
T
T
T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T
T
T T T T T T T T T T
11 W
ln 29 6 T T T T T T T T T TT T T T T
T
T
T
T
T
T
T
T T T T T T T T T T T T T T T
T
T T T T T T T T T T T T T T
T
T
12 Fr
a 34 7 T T T T T T T T T TT T T T T
T
T
T
T
T
T
T
T T T T T T T T T T T T T T T
T
T T T T T T T T T T T T T T
T
T
13 Sa
b 40 9 T T T T T T T T T TT T T T T
T
T
T
T
T
T
T
T T T T T T T T T T T T T T T
T
T T T T T T T T T T T T T T
T
T
1
Keterangan
: T : Terlaksana
TT : Tidak terlaksana
1 : Penyusunan Standar Bahan Makanan
2 : Perencanaan Menu
3 : Pengadaan Bahan Makanan
4 : Pemesanan dan Pembelian Bahan Makanan
5 : Penerimaan Bahan Makanan
6 : Persiapan Bahan Makanan
7 : Pemasakan Bahan Makanan
8 : Distribusi Makanan
1
Lampiran 3
DOKUMENTASI PENELITIAN
Wawancara Responden
Proses Penerimaan (penimbangan) Bahan Makanan