gambaran faktor penyebab rendahnya pemberian …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/kti...

64
i GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAKAOKILI KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA Karya Tulis Ilmiah Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III Gizi OLEH: WIANI P003310181.14 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN GIZI PRODI D-III KELAS RPL 2019

Upload: others

Post on 19-Mar-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

i

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN ASIEKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAKAOKILI KABUPATEN

BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Pada ProgramStudi Diploma III Gizi

OLEH:

WIANI

P003310181.14

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN GIZI PRODI D-IIIKELAS RPL

2019

Page 2: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

ii

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN ASIEKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAKAOKILI KABUPATEN

BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

RINGKASAN

WIANI

dibawah bimbingan Rita Irma, SST, MPH dan Rasmaniar, SKM, M.Kes

Latar Belakang : Berdasarkan data Dinkes Sultra 2015 cakupan pemberian ASI Eksklusif di

Kabupaten Buton pada tahun 2015 sebesar 57,77%. Sedangkan data yang diperoleh dari

puskesmas Wakaokili , cakupan capaian ASI Eksklusif di Puskesmas Wakaokili memiliki

pencapaian ASI Eksklusif terendah dari wilayah lain dengan capaian program ASI Eksklusif

tahun 2018 mencapai 25%.

Metode : Penelitian ini termaksuk jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross sectional

study yaitu suatu subjek penelitian hanya observasi sekali saja dan dilakukan sekaligus pada

suatu saat yang sama. Dan telah dlaksanakan pada tanggal 9 Juli sampai 17 Juli 2019 bertempat

wilayah kerja puskesmas Wakaokili. Sampel yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah

bayi usia 7-11 bulan. Tehnik pengambilan sampel adalah Total Sampling.

Hasil : Hasil Penelitian menunjukan bahwa Tingkat pengetahuan ibu diwilayah kerja

puskesmas Wakaokili sebagian besar kurang sebanyak 58,6%. Tingkat pendidikan ibu di

wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebgaian besar adalah berpendidikan rendah sebanyak

65,5%. Ibu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

payudara ibu atau yang mengalami hambatan dalam menyusui di wilayah kerja puskesmas

sebanyak 72,41% dengan masalah terbanyak puting lecet dan puting tidak menonjol. Keluarga

yang tidak mendukung dalam pelaksanaan ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas

Wakaokili sebesar 62,1%.

Penelitian ini menyarankan bagi ibu hamil dan ibu menyusui agar dapat lebih

ditingkatkan pengetahuan, pemahaman dan perilaku dalam menyusui terutama dalam

menghadapi berbagai hambatan dan masalah dalam menyusui.

Kata Kunci : Pengetahuan, Umur, Pendidikan, Kondisi Payudara, ASI Eksklusif

Daftar bacaan : 24 (2006-2018)

Page 3: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

iii

Page 4: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

iv

Page 5: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul

“Gambaran Faktor Penyebab Rendahnya Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah

Kerja Puskesmas Wakaokili Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara”

sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikam Diploma III Bidang Gizi.

Proses penyusuanan Karya Tulis Ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang

dalam penyusunannya yang tentunya tidak lepas bantuan moril dam materil dari pihak

lain. Karena itu sudah sepatutnya penulis dengan segala kerendahan dan keiklasan hati

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Askrening, SKM., M.Kes., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.

2. Ibu Sri Yunanci, VG., SST., MPH, selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes

Kemenkes Kendari.

3. Ibu Rita Irma, SST, MPH selaku pembimbing utama yang senantiasa memberi

masukan dan bimbingan guna kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah.

4. Ibu Rasmaniar SKM., M.kes selaku pembimbing pendamping yang senantiasa

memberikan waktunya untuk memberikan saran-saran dalam penulisan Karya

Tulis Ilmiah.

5. Bapak/Ibu Dosen Pengajar dan Staf Jurusan Gizi Poltekes Kemenkes Kendari.

6. Ucapan terima kasih yang teristimewa dan tidak ternilai harganya penulis

persembahkan kepada kedua orang tua tercinta karena telah menjadi orang

terhebat, yang selalu memberikan motivasi, nasehat, cinta perhatian, dan kasih

sayang serta doa sehingga penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini,

Page 6: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

vi

untuk suami tercinta dan anak-anak tercinta penulis Sarah dan Zalfa yang

senantiasa memberikan doa yang tulus dan terima kasih, Kepada teman-teman

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu namanya karena telah menjadi bagian

yang luar biasa dalam hidup penulis.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat

kekurangan dan kekeliruan, karena itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif

sangat penulis harapakan. Demikian Karya Tulis Ilmiah ini disusun, semoga

bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Kendari Juli 2019

Penulis

Page 7: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5C. Tujuan .................................................................................................................... 5D. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................

A. Telaah Pustaka ........................................................................................................ 7B. Landasan Teori........................................................................................................ 20C. Kerangka Konsep .................................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................................

A. Jenis Penelitian........................................................................................................ 23B. Waktu dan Jenis Penelitian ..................................................................................... 23C. Populasi dan Sampel ............................................................................................... 23D. Variabel Penelitian .................................................................................................. 23E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data.......................................................................... 24F. Pengolahan dan Analisis Data................................................................................. 24G. Definisi Oprasional dan Kriteria Obyetif ................................................................ 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................

A. Hasil ........................................................................................................................ 27B. Pembahsan ............................................................................................................. 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 36B. Saran........................................................................................................................ 36

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 37

Lampiran .............................................................................................................................

Page 8: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

viii

Daftar Tabel

Halaman

Tabel 1 Distribusi Sampel Menurut Umur Ibu ................................................................... 28

Tabel 2 distribusi Sampel Menurut Pendidikan Ibu............................................................ 28

Tabel 3 Distribusi Sampel Menurut Pekerjaan Ibu ............................................................. 29

Tabel 4 Distribusi Sampel Menurut Pengetahuan Ibu ........................................................ 29

Tabel 5 Distribusi Sampel Menurut Pemberian ASI Eksklusif .......................................... 30

Tabel 6 Distribusi Berdasarkan Kondisi payudara Ibu ....................................................... 30

Tabel 7 Jenis Hambatan Menyusui ..................................................................................... 30

Tabel 8 Distribusi Sampel Menurut Dukungan Keluarga Pemberian ASI Eksklusif ......... 31

Page 9: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan bayi usia 0-6 bulan sangat pesat namun sistem pencernaan

bayi belum berfungsi dengan sempurna sehingga belum mampu mencerna

makanan selain Air Susu Ibu. Air susu ibu atau yang sering disingkat dengan

ASI merupakan satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki

komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Melihat manfaat yang besar, maka pemberian ASI Eksklusif sangat dianjurkan

(Sariati 2017).

Menurut WHO (2011), ASI Eksklusif adalah memberikan hanya ASI

saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir

sampai berusia 6 bulan, kecuali obat atau vitamin. Namun bukan berarti setelah

pemberian ASI Eksklusif pemberian ASI dihentikan, akan tetapi tetap diberikan

kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun.

ASI Eksklusif yang dianjurkan berupa pemberian ASI selama 6 bulan

tanpa makanan tambahan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air

putih dan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi,

dan tim sejak lahir hingga bayi umur 6 bulan. Pemerintah Indonesia sendiri

telah mengatur pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan pertama dalam

berbagai peraturan diantaranya Keputusan Menteri Kesehatan no 450/

MENKES/ SK/ IV/ 2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu secara Eksklusif, PP

no. 33 tahun 2012 tentang ASI Eksklusif, Permenkes RI no 15 tahun 2013

tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Menyusui dan/atau Memerah Air Susu,

serta UU RI no 36 tahun 2009 pasal 128, 129 dan 200. Kesuksesan pemberian

Page 10: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

2

ASI Eksklusif membutuhkan dukungan pemerintah pusat, pemerintah daerah

dan seluruh lapisan masyarakat.

Manfaat pemberian ASI Eksklusif sesuai dengan salah satu tujuan dari

Millenium Development Goals (MDG) yaitu mengurangi tingkat kematian anak

dan meningkatkan kesehatan Ibu. WHO (2011) menyatakan sekitar 15% dari

total kasus kematian anak di bawah usia lima tahun di negara berkembang

disebabkan oleh pemberian ASI secara tidak Eksklusif. Berbagai masalah gizi

kurang maupun gizi lebih juga timbul akibat dari pemberian makanan sebelum

bayi berusia 6 bulan Ariani (2008) dalam Tiyas (2016).

Hasil Riskesdas 2013 menggambarkan bahwa persentase cakupan

pemberian ASI Eksklusif di Indonesia adalah sebesar 54% . Target 80%

cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih sangat jauh dari kenyataan

(Depkes, 2007). Pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Sulawesi

Tenggara cenderung naik turun, peningkatan signifikan dilaporkan pada tahun

2011 dengan cakupan 63,8%, atau naik sebesar 49,7% dari tahun sebelumnya,

namun angka tersebut terus menurun pada tiga tahun berikutnya hingga

mencapai 32,9% pada tahun 2014, dan di tahun 2015 kembali naik menjadi

54,15%. (Dinkes Sultra 2015)

Berdasarkan data Dinkes Sultra 2015 cakupan pemberian ASI Eksklusif

di Kabupaten Buton pada tahun 2015 sebesar 57,77%. Sedangkan data yang

diperoleh dari puskesmas Wakaokili , cakupan capaian ASI Eksklusif di

Puskesmas Wakaokili memiliki pencapaian ASI Eksklusif terendah dari wilayah

lain dengan capaian program ASI Eksklusif tahun 2018 mencapai 25%.

Page 11: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

3

Salah satu faktor rendahnya pemberian ASI Eksklusif adalah pemberian

makanan pendamping ASI (MP-ASI) seperti penelitian yang dilakukan oleh

beberapa peneliti sebelumnya menyebutkan faktor yang mempengaruhi ibu

dalam pemberian MP-ASI adalah pengetahuan ibu, sosial budaya, promosi susu

formula umur, pendidikan, paritas sikap ibu, ibu yang bekerja diluar rumah,

dukungan keluarga, dan keterpaparan media (Wahyu, 2007).

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pemberian ASI Eksklusif. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Pengetahuan

akan mempengaruhi sikap terhadap perilaku hidup sehat dan dalam

menaggulangi masalah yang kurang mengerti tentang manfaat pemberian ASI

Eksklusif tersebut. Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari banyak ibu-ibu

yang mempunyai sikap dan kebiasaan yang dilakukan tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukannya baik atau tidak dalam pemberian ASI (Notoatmodjo,

2003 dalam Khairy 2018)

Pendidikan merupakan proses seseorang mengembangkan kemampuan,

sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya didalam masyarakat tempat ia

hidup. Pendidikan ibu dalam hal ini adalah latar belakang pendidikan ibu.

Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam

pemberian ASI, karena dengan pendidikan baik makan orang tua dapat

menerima segala informasi dari luar terutama tentang pemberian ASI yang baik,

cara pengasuhan anak yang baik, menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya,

dan sebagainnya (Soetjiningsih, 1998 dalam Aminah 2012).

Page 12: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

4

Usia dapat mempengaruhi cara berfikir, bertindak, dan emosi seseorang.

Usia yang lebih dewasa umumnya memiliki emosi yang lebih stabil

dibandingkan usia yang lebih muda. Banyak bayi yang tidak mendapatkan ASI

Eksklusif kemungkinan disebabkan oleh karakteristik ibu tersebut, diantaranya

usia ibu yang masih terlalu muda sehingga tidak mengerti akan kebutuhan bayi,

pendidikan yang tidak memadai, pertama kali melahirkan sehingga tidak tahu

pentingnya ASI Eksklusif, pekerjaan, mementingkan keindahan tubuh pasca

persalinan atau juga bisa disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu,

disebabkan ibu tidak mendapatkan informasi dari pihak kesehatan, keluarga dan

masyarakat (Soetjiningsih, 2007 dalam Khairy 2018). Penelitian yang dilakukan

di Desa Cibanteng Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor menyatakan dari 38

ibu remaja berusia ≤ 19 Tahun, hanya 7,9% yang memberikan ASI Eksklusif

kepada bayi dan semuanya berusia 19 tahun.

Faktor perawatan payudara sangat penting dalam dalam kelancaran ASI,

apabila seorang ibu melakukan perawatan payudara dengan benar dan teratur

dapat merangsang produksi ASI. Masalah fisiologis yang biasa ditemui dalam

praktik pemberian ASI pada ibu-ibu, yaitu puting datar atau terpendam, puting

lecet, puting bengkak, saluran ASI tersumbat, radang payudara dan bayi bingung

puting hal ini meyebabkan kebutuahn ASI bayi tidak dapat tercukupi (Yeni

2009). Melihat begitu pentingnya ASI bagi bayi diperlukan usaha-usaha atau

pengelolaan yang benar, agar setiap ibu dapat menyusui sendiri bayinya,

menyusui merupakan proses alami, tetapi banyak kesulitan yang ditemui

seorang ibu dalam pelaksanaannya (Astari, 2009)

Page 13: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

5

Hasil penelitian Abdul (2010) membuktikan bahwa dukungan keluarga

berpengaruh terhadap pemberian ASI Eksklusif oleh ibu secara emosional.

Dukungan merupakan bagian dari membangun kepercayaan. Selain meningkatan

kepercayaan diri, dukungan juga meningkatkan kepercayaan atas hubungan

diantara pasangan. Karakterisitik ibu juga menentukan keberhasilan ASI

Eksklusif. Umur ibu, pekerjaan dan pendidikan menjadi tiga faktor strategis

yang mendukung pemberian ASI Eksklusif (Yuliandarin, 2009 dalam Hanulan,

2017).

Berdasarkan uraian diatas diperoleh pemikiran bahwa rendahnya

pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu, pendidikan

ibu, dan pekerjaan ibu. Selain itu rendahnya cakupan ASI Eksklusif diwilayah

kerja puskesmas Wakaokili maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai “Gambaran faktor penyebab rendahnya pemberian ASI Eksklusif

diwilayah kerja puskesmas Wakaokili”

B. Rumusan Masalah

Apakah gambaran faktor penyebab rendahnya pemberian ASI Eksklusif

diwilayah kerja Puskesmas Wakaokili Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi

Tenggara?

Page 14: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

6

C. Tujuan Penelitin

a. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran faktor penyebab rendahnya ASI Eksklusif

diwilayah kerja puskesmas Wakaokili Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi

Tenggara.

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu di wilayah kerja puskesmas

Wakaokili.

2. Mengetahui tingkat pendidikan ibu di wilayah kerja puskesmas

Wakaokili.

3. Mengetahui pekerjaan ibu di wilayah kerja puskesmas Wakaokili.

4. Mengetahui kondisi payudara ibu di wilayah kerja puskesmas

Wakaokili.

5. Mengetahui dukungan keluarga di wilayah kerja puskesmas Wakaokili.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi puskesmas yaitu memberikan data kepada puskesmas mengenai

pemberian ASI Eksklusif diwilayah kerjanya sehingga dapat disusun

program untuk mengatasi permasalahan berkaitan dengan pemberian ASI

Eksklusif.

2. Bagi ibu menyusui yaitu dapat dijadikan sebagai informasi tambahan

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pemberian ASI

Eksklusif wilayah kerja Puskesmas Wakaokili

Page 15: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

7

3. Bagi peneliti yaitu dapat menambah pengetahuan dan memperluas

wawasan penelitian dalam bidang kesehatan khususnya gizi masyarakat,

serta dapat dijadikan informasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

4. Penelitian selanjutnya yaitu sebagai dasar atau data penunjang bagi

penelitian yang terkait dalam pemberian ASI Eksklusif.

Page 16: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

8

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Air Susu Ibu (ASI)

a. Pengertian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif adalah memberikan ASI saja kepada bayi selama

enam bulan pertama kehidupan tanpa memberikan cairan lain, makanan

padat, atau air kecuali vitamin, meinera, dan suplemen obat yang diizinkan.

ASI Eksklusif diberikan untuk mebcapai kesehatan dan tumbuh kembang

optimal (WHO, 2010).

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI secara Eksklusif pada bayi

sejak lahir sampai dengan bayi berumur enam bulan dan dianjurkan

dilanjutkan sampai anak berusia dua tahun dengan pemberian makanan

tambahan yang sesuai (Depkes,2004). Sedangkan menurut Roesli (2000)

dalam Zakiyah (2012) ASI Eksklusif adalah hanya memberikan ASI saja

kepada bayi tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,

air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padar seperti pisang, pepaya,

bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim selama 6 bulan.

ASI Eksklusif didefinisikan sebagai pemberian ASI sedini mungkin

setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak ada makanan tambahan.

ASI merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lakstosa, dan

garam-garam orgsnik yang dikeluarkan oleh kelenjar mamari manusia.

Sebgai satu-satunya makanan alami yang berasal dari ibu, ASI menjadi

makanan terbaik dan sempurna untuk bayi karena mengandung zat gizi

sesuai kebutuan pertumbuhan dan perkembangan bayi (siregar,2004).

Page 17: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

9

b. Stadium Laktasi

ASI dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi enam bulan karena

kandungan gizinya yang sesuai. Kapasitas lambung bayi baru lahir hanya

dapat menampung caira sebanyak 10-20 ml. (2-4 sendok teh). ASI memiliki

kandungan gizi yang sesuai serta volume yang tepat sesuai dengan kapasitas

lambung bayi yang masih terbatas (Depkes, 2009).

ASI memiliki berbagai kebaikan untuk bayi kerena kandungan

nutrisi yang terdapat pada ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bati.

Komposisi ASI berbeda-beda sesuai dengan stadium laktasi, waktu, nutrisi

ibu, dan masa gestasi janis saat lahir. Berdasarkan faktor yang telah

disebutkan, ASI dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kolostrum, ASI transisi

(transtional milk), dan ASI matang (mature milk).

1) Kolostrum

Kolostrum merupakan susu yang pertama kelaur yang berbentuk

cairan kekuning-kuningan yang lebih kental dari ASI matang.

Kolostrum mengantuk protein, vitamin yang larut dalam lemak, dan

mineral yang lebih banyak dari ASI matang. Kolostrum sangat penting

diberikan karena selain tinggi akan iminoglobulin A (IgA) sebagai

sumber imun pasif bagi bayi, kolostrum juga berfungsi sebagai pencahar

untuk membersihkan saluran pencernaan bayi baru lahir. Produksi

kolosteum dimulai pada masa kehamilan sampai beberaoa hari setelah

kelahiran. Namun pada umumnya kolostrum digantikan oleh ASI

transisi dan dua sampai empat hari setelah kelahiran bayi (Roesli, 2004).

2) ASI Transisi

Page 18: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

10

ASI transisi diproduksi mulai dari berhentinya produksi kolostrum

sampai kurang lebih dua minggu setelah melahirkan. Kandungan

protein dalam ASI transisi semakin menurun, namun kandungan lemak,

laktosa, vitamin larut air semakin meningkat. Volume ASI transisi

semakin meningkat seiring dengan lama menyusi dan digantikan

dengan ASI matang.

3) ASI Matang

ASI matang merupakan mengandung dua komponen yang berbeda

berdasarkan waktu pemberian yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk

merupakan ASI yang keluar pada awal bayi menyusu, sedangkan

hindmilk keluar setelah permulaan let-down. Foremilk mengandung

protein, vitamin, dan tinggi akan air. Hindmilk mengadung empat

sampai lima kali lebih banyak dari foremilk (Roesli, 2004).

c. Komposisi ASI

1) Lemak

Lemak ASI merupakan lemak yang tepat untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi karena mengadung jumlah lemak yang sehat dan

tepat secara proporsional. Enzim lipase menyebakan lemak pada ASI

mudah dicerna dan diserap oleh bayi. Lemak utama ASI adalah lemak

ikatan panjang yang mengandung omega-3, omega-6, DHA, ARA.

Lemak berikatan panjang tersebut penting untuk pertumbuhan syaraf

dan pertumbuhan otak. Lemak pada ASI juga mengandung kolestrol

yang berguna untuk meningkatkan pertumbuhan otak bayi. Pada saat

pertumbuhan otak yang cepat diperlukan kadar kolestrol yang itnggi.

Page 19: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

11

Kolestrol dalam ASI juga berfungsi dalam pembentukan enzim untuk

metabolosme kolestrol yang berfunsi untuk membentuk enzim

metabolisme kolestrol sehingga dapat mencegah serangan jantung dan

arteriosclerosis pada usia muda (Roesli, 2000) dalam (Zakiyah, 2012).

2) Karbohidrat

Laktosa merupakan karbohidrat utama dalam ASI. 100 ml ASI

mengandung 7 gr laktosa atau 20-30% lebih banyak daripada susu sapi.

Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan otak, makin tinggi kadar laktosa

pada susu mamalia, maka makin besar juga ukuran otaknya. ASI

mengadung kadar laktosa yang paling tinggi dibandingkan susu

mamalia lain (Riordan, 2004) dalam (Zakiyah 2012).

Karbohidrat dalam ASI juga dapat mencegah infeksi lewat

peningkatan pertumbuhan bakteri baik usus, lactobacillus bifidus dan

menghabat bakteri berbahaya dengan cara fermentasi laksota menjadi

asam laktat sehingga menyebabkan suasana lambung menjadi asam dan

menghambat pertumbuhan bakteri berbahaya.

3) Protein

ASI memiliki kandungan protein yang berbeda dari susu mamalia

lainnya, baik secara kualitas maupun kuantitas. ASI mengandung asam

amino seimbang yang cocok untuk bayi. Dalam 100 ml ASI terdapat

0,9 gr protein, jumlah ini lebih sedikit dibandingkan protein pada

mamalia lainnya. Kelebihan protein dapat menyebabkan kerusakan

pada ginjal bayi (WHO, 2009). ASI mengandung protein khhsus yang

dirancang untuk tumbuh kembang bayi manusia.

Page 20: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

12

ASI mengandung protein whey dan casein. Whey adalah protein

halus, lembut dan mudah dicerna sedangkan caseim adalah protein yang

bentuknya kasar, menggumpal dan susah dicerna. Perbandingan antara

whey dan caseim dalam ASI adalah 60:40 sedangkan pada susu sapi

20:80. ASI mengandung alfa lactalbumin sedangkan susu sapi

mengandung beta lactoglobulin yang sering menyababkan alergi

(WHO, 2010).

Selain alfa lactalbumin, protein unik yang dimiliki ASI dan tidak

terdapat dalam susu formula adalah taurin, lactoferin dan lysosom.

Taurin diperlakukan untuk perkembangan otak, susunan saraf dan

pertumbuhan retina. Selain taurin, protein unuk yang ada dalam ASI

adalah lactoferin. Lactoferin membiarkan bakteri usus baik yang

menghasilkan vitamin untuk tumbuh dan menghancurkan bakteri yang

jahat. Lisosom merupakan antibiotik alami dalam ASI yang dapat

menghancurkan bakteri berbahaya (Roesli, 2000) dalam (Zakiyah

2012).

4) Vitamin dan Mineral

ASI mengandung vitamin yang cukup untuk bayi. Walaupun ibunya

mengalami defisiensi vitamin. Mineral berupa besi (fe) dan Zinc

terdapat di ASI dalam jumlah yang sedikit. Tetapi dengan biovailinilitas

dan penyerapan tinggi.

5) Faktor Pelindung dalam ASI

Faktor pelindung dalam ASI adalah sel darah putih dan

imunoglobulin. Sel darah putih sel ini berguna untuk kekebalan tubuh

Page 21: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

13

bayi dan membentuk tubuh bayi dan membentuk antibody yang proteltif

dalam jumlah yang cukup banyak. Jumlah sel ini secara berangsur-

angsur berkurang setelah bayi memiliki sistem kekebalan bayi yang

cukup. Selain itu sel-sel ini juga mampu menyalurkan dan menyimpan

zat-zat yang penting seperti enzim, faktor pertumbuhan dan

immunoglobulin (WHO, 2010).

Immunoglobulin adalah protein ysng beredar dan bertugas

memerangi infeksi yang masuk dalam tubuh bayi. Saat antibodi dari ibu

turun, antibodi dari ASI akan meneruskan tugas melindungi bayi sampai

sistem antibodi bayi matang (WHO,2010)

d. Manfaat ASI

Adapun manfaat ASI Eksklusif menurut (Astutik, 2014) :

1) Manfaat ASI Bagi Bayi

a) Mempunyai komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi yang

dilahirkan.

b) Jumlah kalori yang terdapat dalam ASI dapat memenuhi

kebutuhan bayi sampai usia enam bulan.

c) ASI mengandung zat pelindung/ antibodi yang melindungi

terhadap penyakit. Menurut WHO (2000), bayi yang diberi susu

selain ASI, mempunyai risiko 17 kali lebih tinggi untuk

mengalami diare dan tiga sampai empat kali lebih besar

kemungkinan terkena ISPA dibandingkan dengan bayi yang

mendapat bayi ASI (Depkes RI,2005).

2) Manfaat ASI Bagi Ibu

Page 22: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

14

a) Mencegah perdarahan pasca persalinan Hormon oksitosin yang

merangsang kontraksi uterus sehingga menjepit pembuluh darah

yang bisa mencegah terjadinya perdarahan.

b) Mempercepat involusi uterus dengan dikeluarkanya hormon

oksitosin, maka akan merangsang kontraksi uterus sehingga

proses involusi uterus dapat berlansung secara maksimal.

c) Mengurangi risiko terjadinya anemia, hal disebabkan karena

pada ibu yang menyusui kontraksi uterus berjalan baik sehingga

tidak terjadi perdarahan yang mencegah risiko anemia.

3) Manfaat ASI Bagi Keluarga

a) Mudah pemberiannya Pemberian ASI tidak merepotkan seperti

susu formula yang harus mencuci botol dan menterilkan sebelum

digunakan, sedangkan ASI tidak perlu disterilkan karena sudah

steril.

b) Menghemat biaya ASI tidak dibeli, karena bisa diproduksi oleh ibu

sendiri sehingga keungan keluarga tidak banyak berkurang dengan

adanya bayi.

c) Bayi sehat dan jarang sakit sehingga menghemat pengeluaran

keluarga dikarenakan tidak perlu sering membawa ke sarana

kesehatan.

4) Manfaat ASI Untuk Negara

a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.Seperti yang

dijelaskan diatas, ASI mengandung zat-zat kekebalan yang

Page 23: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

15

bisa melindungi bayi dari penyakit sehingga risiko kematian dan

kesakitan akan menurun.

b) Mengurangi subsidi rumah sakit.Hal ini disebabkan karena bayi

jarang sakit sehingga menurunkan angka kunjungan ke rumah sakit

yang tentunya memerlukan biaya untuk perawatan.

e. Faktor- Faktor Yang Mempegaruhi Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI pada bayi dapat mengeratkan ikaitannya dengan

keputusan yang dibuat oleh ibu. Selama ini ibu merupakan figure utama

dalam keputusan untuk memberikan ASI atau tidak pada bayinya.

Pengambilan keputusan ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari

dalam maupun dari faktor dari luar dari ibu (Widiastuti, 2006).

1) Faktor Internal

a) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Sebagai besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingga

(Notoatmodjo,2003). Seorang ibu sering kurang mengetahui dan

memahami tata laksana laktasi yang benar seperti, pentingnya

memberikan ASI, bagaimana ASI keluar, bagaimana posisi menyusui,

dan perletakan yang baik dan benar (Mustofa, 2010).

b) Pendidikan

Page 24: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

16

Tingkat pendidikan dan akses ibu terhadap media masa juga

mempengaruhi pengambilan keputusan, dimana semakin tinggi

pendidikan semakin besar peluang untuk memberikan ASI

Eksklusif. Sebaliknya akses terhadap media berpengaruh negative

terhadap pemberian ASI, dimana semakin tinggi peluang untuk tidak

memberikan ASI Eksklusif .(Abdullah, 2004).

c) Pekerjaan

Pekerjaan adalah aktivitas sehari-hari yang dilakukan seorng ibu

diluar rumah selain pekerjaan rutin sebagai ibu rumah tangga yang

bertujuan mencari nafkah untuk membantu suaminya.Ini menjadi

alasan yang paling sering dikemukakan bila seorang ibu tidak

menyusui adalah karena harus bekerja. Wanita selalu bekerja,

terutama pada usia subur, sehingga selalu menjadi masalah untuk

mencari cara merawat bayi. Bekerja bukan hanya berarti pekerjaan

yang dibayar dan dilakukan dikantor, tepi bisa juga berarti bekerja di

ladang, bagi masyarakat di perdesaan (King, 2005).

d) Umur

Ibu yang umurnya lebih muda lebih banyak memproduksi ASI

dibandingkan dengan ibu-ibu yang sudah tua. Hal ini terjadi karena

adanya pembesaran payudara pada setiap siklus ovulasi mulai dari

permulaan tahun menstruasi sampai umur 30 tahun (Suraatmadja,

1997) dalam (Yuyum, 2012). Diatas umur 30 tahun terjadi degenerasi

payudara dan kelenjar alveoli secara keseluruhan, sehingga ASI yang

Page 25: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

17

di produksi berkurang karena alveoli merupakan kelenjar penghasil

ASI.

e) Pengalaman Menyusui

Pengalaman seorang ibu dalam memberikan ASI pada bayinya di

pengaruhi oleh jumlah persalinan yang pernah dialami ibu. Masalah

yang paling sering terjadi pada ibudengan 1-2 anak adalah masalah

puting susu yang lecet akibat kurangnya pengalaman yang dimiliki

atau belum siap menyusui secara fisologis. Kaneko (2006) dalam

Yuyum (2012) dalam penelitianya menyatakan bahwa prevalensi

menyusui Eksklusif menigkata dengan bertambahnya jumlah anak

dimana prrevalensi anak ketiga atau lebi, lebih banyak yang disusui

ekslusif dibandingkan dengan anak kedua dan pertama.

f) Sosial Ekonomi

Status sosial ekonimi keluarga dapat mempengaruhi kemampuah

keluarga untuk memproduksi atau membeli penangan ibu-ibu dari

keluarga berpendapatan rendah kebanyakan adalah berpendidikan

lebih rendah dan memiliki akses terhadap informasi kesehatan lebih

terbatas dibandingkan ibu-ibu dari keluarga berpendapatan tinggi,

sehingga mereka untuk membeli ASI secara Eksklusif pada bayi

menjadi rendah (Suyatno, 2000).

2) Faktor Eksternal

a) Dukungan Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan mempunyai peranan yang istimewa dalam

menujang pemberian ASI. Hal ini didukung oleh pernyataan

Page 26: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

18

Soetiningsih (1993) dalam Yuyum (2012) bahwa faktor yang

menyebabkan rendahnya kecendrungan ibu-ibu untuk memberikan

ASI Eksklusif kepada bayinya salah satunya disebabkan oleh

terbatasnya pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan.

Kondisi ini diakibatkan karena kurangnya pengetahuan yang

diberikan sewaktu para petugas kesehatan tersebut dalam pendidikan,

sehingga hal ini mengakibatkan para petugas kesehatan kurang

mendungkung upaya peningkatan dan pemberian ASI Eksklusif.

Ketidakpedulian petugas kesehatan serta program instansi

pemerintah yang tidak terarah dan tidak mendukung adalah salah satu

penyabab utama masih rendahnya penggunaan ASI Eksklusif. Depkes

(2003) juga mengatakan hal demikian kuragnya pengertian dan

keterampilan petugas kesehatan kurang mendukung upaya

peningkatan pemberian ASI Eksklusif dan terpengaruh olrh promosi

susu formula yang sering dinyatakan sebagai pengganti ASI (PASI).

Jika hal ini terus terjadi akibat semakin banyak ibu yang tidak

menyususi bayinya secara Eksklusif.

b) Dukungan Suami

Dukungan keluarga sangat mendukung keberhasilan pemberian

ASI Eksklusif (Yulianti, 2010) dalam (Yuyum, 2012) mengatakan

bahwa suami dapat berperan dalam mendukung pemberian ASI.

Ketika istirnya harus menyusui suami dapat mengambil alih tugas-

tugas domestik ibu. Dari hasil penelitian oleh Ariani (2002) dalam

(Yuyunm, 2012) di Rumah Sakit Islam Jakarta di dapatkan bahwa

Page 27: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

19

ibu yang mendapatkan dukungan keluarga memberikan ASI Eksklusif

sebanyak 35,7% sedangkan pada ibu yang tidak mendapat dukungan

dari keluarga hanya memberikan ASI Eksklusif sebanyak 25%.

c) Dukungan Orang Tua

Ibu yang sedang menyusui sangat membutuhkan dukungan baik

dari suami, orang tua, dan kerbata dekatnya. Peranan keluarga

terhadap berhasil atau tidaknya seorang ibu memberikan ASI

Eksklusif sangat besar. Hasil pengamatan menunjukan bahwa ibu

menyusui yang tinggal serumah dengan orang tuanya (nenek)

mempunyai peluang sangat besar untuk memberikan makanan

pendamping (MP-ASI) secara dini pada bayi. Hal tersebut berkaitan

dengan budaya yang dianut sebagian besar masyarakat jaman dahulu.

Kebiasaan dan praktek yang sering ditemukan penelitian Afifah

(2007) adalah pemberian prelaktal berupa madu dan susu formula

dengan menggunakan dot pada bayi yang baru lahir serta memberikan

MP-ASI terlalu dini pada bayi.

B. Landasan Teori

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 33 Tahun 2012

tentang Pemberian ASI Eksklusif, ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan

kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan tanpa menambahkan dan atau

mengganti dengan makanan atau minuman lain. Hal ini dikarenakan ASI

Eksklusif merupakan makanan terbaik pada anak usia tersebut dengan komposisi

yang tepat dan mutu gizi yang baik. Pemberian ASI Eksklusif dapat mencegah

Page 28: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

20

bayi dari berbagai penyakit infeksi dan risiko penyakit lainnya karena ASI

mengandung zat kekebalan tubuh. Mendapatkan ASI merupakan hak seorang

anak sedangkan memberikan ASI merupakan kewajiban seorang ibu.

Keputusan ibu untuk menyusui ASI diduga secara langsung dipengaruhi

oleh pengetahuan dan sikap ibu terhadap ASI. Di sisi lain, pengetahuan dan

sikap merupakan dua faktor yang secara sinergis mempengaruhi praktik

pemberian ASI. Pengetahuan dan sikap dapat secara bersama-sama atau sendiri-

sendiri mempengaruhi praktik pemberian ASI. Sementara itu pengetahuan dan

sikap ibu dipengaruhi oleh karakteristik ibu dan informasi mengenai ASI dan

MPASI (makanan pendamping air susu ibu) dari berbagai sumber media, seperti

media cetak, media elektronik, teman, keluarga, ataupun tenaga kesehatan.

Kesehatan ibu akan mempengaruhi keputusan ibu dalam memberikan

ASI, terutama jika ibu sakit sehingga memutuskan untuk tidak menyusui atau

berhenti menyusui, baik atas anjuran dokter maupun inisiatif sendiri. Tingkat

morbiditas, infeksi, serta riwayat penyakit ibu juga turut mempengaruhi

kesehatan ibu yang akan berdampak pada keputusan pemberian ASI. Tetapi hal

tersebut tidak diteliti.

Praktik pemberian ASI juga dipengaruhi langsung oleh tingkat

pendapatan keluarga dan dukungan keluarga, baik secara emosi maupun psikis,

terutama dari suami dan orang-orang yang terdekat dengan ibu. Pemberian ASI

khususnya ASI Eksklusif tidak hanya melibatkan ibu dan bayi. Keluarga dengan

pendapatan tinggi terdapat kecenderungan bahwa ibu beralih ke susu formula

karena daya beli dan alasan praktis. Akan tetapi, keluarga dengan tingkat

Page 29: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

21

ekonomi atas memiliki kesempatan dan fasilitas yang lebih baik dalam

mengakses informasi tentang ASI.

Page 30: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

22

C. Kerangka Konsep

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Ket :

:Variebel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 1 : Kerangka Konsep Penelitian (Yuyum, 2012)

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Pengetahuan

Presepsi

Kondisi Payudara

Petugas Kesehatan

Kesehatan ibu

Dukungan Keluarga

Pemberian ASI

Eksklusif

Page 31: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

23

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termaksuk jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan

Cross sectional study yaitu suatu subjek penelitian hanya observasi sekali saja

dan dilakukan sekaligus pada suatu saat yang sama.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 9 sampai 17 Juli 2019

2. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wakaokili Kecamatan Pasar

Wajo Kabupaten Buton.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang ada diwilayah

kerja Puskesmas Wakaokili berjumlah 29.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang berusia 7– 11

bulan yang ada di wilayah kerja puskesmas Wakaokili yang berjumlah 29

ibu (Total sampling).

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah rendahnya pemberian ASI Eksklusif

Page 32: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

24

E. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data primer

1) Data karskteristik sampel meliputi umur, pendidikan, pekerjaan

agama, umur bayi.

2) Data faktor rendahnya pemberian ASI Eksklusif meliputi:

pengetahuan ibu, kondisi payudara ibu, dukungan keluarga.

b. Data sekunder

1) Data mengenai gambaran umum lokasi penelitian

2) Data mengenai jumlah ibu menyusui yang memiliki anak usia 7-11

bulan

2. Cara Pengumpulan Data

a. Data karakteristik sampel diperoleh melaui wawancara menggunakan

kuesioner.

b. Data faktor rendahnya pemberian ASI Eksklusif diperoleh melalui

wawancara menggunakan kuesioner.

c. Data mengenai gambaran lokasi umum penelitian diperoleh dari hasil

dokumentasi puskesmas Wakaokili.

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Data karateristik sampel diperoleh berdasarkan jawaban responden

tentang karakteristik masyarakat meliputi :

Umur, pendidikan, pekerjaan, setelah data terkumpul kemudian

dipresentasikan dan dibandingkan dengan kriteria obyektif.

Page 33: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

25

b. Melakukan pengecekan kuesioner dengan memastikan kejelasan dan

relevansi jawaban responden.

2. Data disajikan dalam bentuk tabulasi dan narasi.

G. Definisi operasional dan kriteria obyektif

1. Tingkat pendidikan ibu adalah banyaknya tingkatan pendidikan yang

telah diperoleh responden. Dengan kriteria

Tinggi :≥ SMA

Rendah : < SMA

( Khoirudin, 2007 Anggrita, 2009)

2. Pekerjaan ibu adalah status pekerjaan yang dimiliki oleh responden

dengan kriteria:

Bekerja : bila memiliki pekerjaan/aktivitas rutin yang dapat

mengganggu pemberian ASI.

Tidak bekerja : bila tidak memiliki pekerjaan diluar yang dapat

mengganggu pemberian ASI (Aminah, 2012)

3. Tingkat pengetahuan ibu adalah kemampuan responden untuk

menjawab pertanyaan seputar ASI Eksklusif. Dengan kriteria:

Cukup : Bila menjawab ≥ 60% dari total skor

Kurang : bila menjawab < 60% dari total skor

( Arikunto, 2005 dalam Aminah 2012)

4. Umur ibu adalah usia yang dimiliki ibu saat melahirkan seorang anak.

Dengan kriteria:

Page 34: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

26

Dewasa : Bila umur ibu ≥ 20 tahun

Muda : Bila umur ibu < 20 tahun

(WHO, 2005 dalam Aminah, 2012)

5. Pemberian ASI Eksklusif adalah status pemberian ASI yang diterima

oleh bayi 0-6 bulan. Dengan kriteria:

ASI Eksklusif : Bila ASI diberikan selama 0-6 bulan

ASI non Eksklusif : Bila ASI diberikan < 6 bulan

(Aminah, 2012)

6. Bayi adalah seorang anak yang berusia 0-11 bulan, yang digunakan

dalam penelitian ini adalah bayi berumur 7 – 11 bulan.

7. Kondisi Payudara masalah fisiologis yang biasa ditemui dalam praktik

pemberian ASI yaitu: puting datar atau terpendam, puting lecet, puting

bengkak, saluran ASI tersumbat, radang payudara (Yeni 2009)

8. Dukungan Keluarga, keputusan untuk memberikan ASI sering

dipengaruhi oleh keluarga terutama suami dan orang tua daripada

pengetahuan ibu. Dukungan keduanya telah terbukti berpengaruh

terhdapa pemberian ASI Eksklusif (Iledwig, 2000 dalam Pratiwi 2012).

Page 35: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Keadaan Wilayah dan Letak Geografis

Luas wilayah kerja Puskesmas Wakaokili adalah 212 km2 dengan

batas-batas adaministrasi sebagai berikut:

1) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sorawolio Kota Baubau

2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecematan Pasarwajo

3) Sebelah Utara berbatasan dengan Kecematan Lasalinu

4) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecematan Sampolawa,

Kaabupaten Buton selatan.

Wilayah kerja puskesmas Wakaokili terdiri atas 2 Desa yaitu, Desa

Kaongkeongkea dan Desa Waanguangu.

b. Demografi/Kependudukan

Berdasarkan data PIS – PK Tahun 2018, wilayah kerja

puskesmas Wakaokili berpenduduk 1.811 jiwa dimana desa

Kaongkeongkea 776 jiwa dan desa Wanguangu 1.035 jiwa, serta jumlah

Kepala Keluarga sebanyak 459.

Page 36: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

28

2. Karakteristik Responden

Karakteristik dalam penelitian meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan

yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel 1Karakterisitk responden Di Puksesmas Wakaokili Kabupaten Buton

Provinsi Sulawesi Tenggara

Idikator n %

Umur IbuDewasa (≥ 20 tahun)Muda (< 20 tahun)

263

89,710.3

Total 29 100Pendidikan Tinggi

Rendah1019

34,565,5

Total 29 100Pekerjaan Bekerja

Tidak bekerja425

13,286,2

Total 29 100

Tabel 1 menunjukan bahwa dari 29 sampel sebagian besar 89,7%

umur ibu menyusui berada dalam usia dewasa, sebagian besar responden

yang mempunyai pendidikan rendah sebanyak 65,4% < SMA, Sebagian

besar responden tidak bekerja 86,2% atau berada dirumah tanpa

melakukan pekerjaan di luar rumah.

3. Gambaran Pengetahuan Ibu, Kondisi Payudara dan Dukungan

Keluarga

a. Pengetahuan Ibu

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan ibu seperti terlihat

pada tabel di bawah:

Tabel 2Distribusi Sampel Menurut Pengetahuan Ibu

Pengetahuan Ibu n %CukupKurang

1217

41,458,6

Jumlah 29 100

Page 37: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

29

Tabel 2 menunjukan bahawa sebagian besar 58,6% (n=17)

pengetahuan Ibu menyusui berada dalam kategori kurang.

b. ASI Ekslusif

Distribusi responden berdasarkan pemberian ASI Eksklusif

seperti terlihat pada tabel di bawah:

Tabel 3Distribusi Sampel Menurut Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI Eksluasif n %Ekslusif

Non Ekslusif1316

44,8255,18

Jumlah 29 100

Tabel 3 menunjukan bahwa sebagian besar 55,18% sampel

berada pada kategori non-Eksklusif.

c. Kondisi Payudara

Tabel 4Distribusi Berdasarkan Kondisi payudara Ibu

Hambatan Menyusui n %Ada

Tidak218

72,4127,6

Jumlah 29 100

Tabel 7 menunjukan bahwa sebagian besar 72,41% kondisi

payudara ibu mengalami hambatan dalam menyusui.

Tabel 5Kondisi Payudara

Hambatan Menyusui n %Puting Lecet

Payudara BengkakPuting tidak Menonjol

ASI Sedikit

6564

28,6%23,8%28,6%19%

Jumlah 21 100

Page 38: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

30

Tabel 5 menunjukan bahwa jenis hambatan menyusi yang

dialami ibu paling sering adalah puting lecet dan puting tidak menonjol

28,6%

d. Dukungan Keluarga

Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga seperti

terlihat pada tabel di bawah:

Tabel 6Distribusi Sampel Menurut Dukungan Keluarga Pemberian

ASI EkslusifDukungan Keluarga n %

DukungTidak Dukung

1118

37,962,1

Jumlah 29 100

Tabel 6 menunjukan bahawa responden dengan keluarga yang

mendukung memberikan ASI sebanyak 11 orang (37,9%) sedangkan

responden yang tidak mendukung dalam memberikan ASI Ekslusif

sebanya 18 orang (62,1%).

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden

Hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar responden ibu menyusui

yang memiliki balita 7-11 bulan memiliki umur dewasa sebesar 89,7%

dibandingkan dengan ibu yang berumur muda, akan tetapi tidak sejalan

dengan pemberian ASI Eksklusif yang masih rendah. Hasil penelitian ini

memberikan informasi bahwa usia tidak berpengaruh pada pemberian ASI

Page 39: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

31

Eksklusif. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan yang dikatakan Roesli

(2000) dalam Yuyum (2012), bahwa usia 20-30 tahun merupakan rentang

usia yang aman untuk bereproduksi dan pada umumnya ibu pada usia

tersebut memiliki kemampuan laktasi yang lebih baik daripada yang

berumur 30 tahun. Dengan demikian bahwa ibu yang berusia 20-30 tahun

memiliki peluang yang lebih besar untuk memberikan ASI secara ekslusif

kepada bayinya.

Pendidikan responden sebagian besar berada pada kategori rendah (<

SMA) (65,5%) hal tersebut disebabkan karena ibu-ibu di Wilayah kerja

puskesmas Wakaokili menikah pada usia muda sehingga tidak mempunyai

kesempatan untuk melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi. Hal

tersebut menyebabkan dengan pendidikan yang rendah, maka mempengaruhi

pengetahuan, sehingga sebagian besar (58,6%) pengetahuan ibu menyusui

juga berada pada kategori kurang.

Tingkat pendidikan Ibu sebagian besar rendah dan cakupan ASI

Eksklusif dalam penelitian ini masih rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian

Nurjannah (2007) yang menunjukan adanya hubungan yang bermakna antara

tingkat pendidikan dan pemberian ASI Eksklusif. Tingkat pendidikan ibu

yang hanya rendah menyebabkan angka pemberian ASI Eksklusif rendah.

Berdasarkan pekerjaan, menunjukan bahwa sebagian besar responden

(86,2%) tidak memiliki pekerjaan dan 13,2% adalah responden yang

bekerja. Hal ini berkaitan dengan tingkat pendidikan ibu, yaitu sebagian

besar ibu memiliki tingkat pendidikan rendah, sehingga banyak ibu yang

tidak bekerja/ibu rumah tangga.

Page 40: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

32

Penelitian ini mendapatkan sebagian besar ibu tidak bekerja. Ibu yang

tidak bekerja/berada dirumah memiliki kemungkinan besar untuk

memberikan ASI secara Eksklusif, namun pada penelitian ini angka

pemberian ASI Eksklusif masih rendah. Hal ini tidak sesuai dengan

penelitian Subrata (2004) dalam Pertiwi (2012) yang menemukan proporsi

ibu bekerja memiliki peluang 7,9 kali besar untuk tidak menyusui bayinya

secara Eksklusif.

2. Pengetahuan Ibu Menyusui

Pengetahuan merupakan hasil tau, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

perasa, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan ibu yang memadai

mengenai ASI Eksklusif. Ibu yang berpengetahuan baik mengetahui lama

pemberian ASI tanpa makanan apapun, manfaat pemberian ASI,

pengetahuan mengenai kolostrum, frekuensi menyusui dan tanda bayi cukup

ASI (Notoatmodjo 2007).

Hasil peneltian ini menunjukan bahwa sebagian besar ibu menyusui

masih memiliki pengetahuan yang kurang. Hal ini dapat dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan ibu yang sebagian besar juga masih kurang. Disamping

juga dapat dipahami oleh peran petugas kesehatan dalam membrikan edukasi

tentang pentingnya ASI dan menyusui.

Page 41: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

33

Pengetahuan ibu tentang ASI merupakan salah satu faktor yang penting

dalam kesuksesan proses menyusui. Thaib et al dalam Abdulah et al (2004)

dalam Rohana (2005) menyatakan bahwa tingkat pengetahuan, pendidikan,

status kerja ibu, dan jumlah anak dalam keluarga berpengaruh positif pada

frekuensi dan pola pemberian ASI.

Dalam pemberian ASI terutama ASI Eksklusif, masalah yang prinsipil

adalah bahwa ibu-ibu membuthkan bantuan informasi yang mendukung

sehingga menambah pengetahuan ibu serta keyakinan ibu bahwa mereka

dappat menyusui bayinya secara Eksklusif (Harianja, 2002 dalam Rohani

2007).

Hal ini sesuai dengan penelitian di Wilayah Puskesmas Kotabaru Bekasi

Barat yang menunjukan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan

dengan pemberian ASI Eksklusif. Ibu yang memiliki pengetahuan baik akan

memberikan ASI Eksklusif 5,47 kali dibandingan ibu yang berpengetahuan

kurang (Yuliandarin, 2009). Senada dengan hal tersebut penelitian di

Puskesmas Garuda Kota Pekanbaru yang dilakukan oleh Husna (2006)

mengatakan bahwa 46.9% ibu yang berpengetahuan baik memberikan ASI

Eksklusif kepada bayinya.

3. Kondisi Payudara Ibu

Hasil peneltian ini menunjukan bahwa sebagian besar ibu menyusui di

wilayh kerja puskesmas Wakaokili memiliki masalah atau hambatan pada

payudara, seperti puting lecet, payudara bengkak, puting yang tidak

menonjol dan ASI yang keluar hanya sedikit. Hal inilah yang kemungkinan

Page 42: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

34

besar menjadi penyebab rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif pada

ibu menyusui diwilayah kerja puskesmas Wakaokili.

Masalah fisiologis yang biasa ditemui dalam praktik pemberian ASI pada

ibu-ibu, yaitu puting datar atau terpendam, puting lecet, puting bengkak,

saluran ASI tersumbat, radang payudara dan bayi bingung puting hal ini

meyebabkan kebutuahn ASI bayi tidak dapat tercukupi (Yeni 2009). Melihat

begitu pentingnya ASI bagi bayi diperlukan usaha-usaha atau pengelolaan

yang benar, agar setiap ibu dapat menyusui sendiri bayinya, menyusui

merupakan proses alami, tetapi banyak kesulitan yang ditemui seorang ibu

dalam pelaksanaannya (Astari, 2009)

Dalam hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan, masalah

utama dalam hal kesehatan payudara adalah masalah puting lecet sebagian

besar reponden mengalaminya, kemudian masalah selanjutnya adalah puting

tidak menonjol sehingga menyebabkan ibu mengalami kesulitan dalam

memberikan ASI kepada bayinya. Hal ini seusai dengan yang dikemukakan

oleh Neil (1996) dalam Ramadani (2009) yang menyatakan bahwa masalah

yang paling sering terjadi pada ibu menyusui adalah puting susu yang lecet

akibat kurangnya pengalaman yang dimiliki atau belum siap menyusui

secara fisiologis.

Dalam membantu ibu menyusui untuk mengatasi masalah/hambatan

pada payudara dibutuhkan faktor reinforcing (pendorong) yang salah satunya

adalah tenaga kesehatan yang menjadi konselor ASI yang lebih kompeten

dalam membantu ibu menyusui mengatasi hambatan tersebut.

Page 43: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

35

4. Dukungan Keluarga

Dalam kehidupan rumah tangga di Indonesia keikutsertaan pengambilan

keputusan dalam rumah tangga dalam berbagai hal tidak saja melibatkan

suami dan istri saja tetapi kadag juga melibatkan pendapat dari masing-

masing keluarga besar istri dan suami, salah satunya adalah mertua. Ibu

mertua yang dianggap sudah berpengalaman dalam mendidik dan

memberikan ASI sehingga hal tersebut dijadikan ibu sebagai pedoman dan

informasi penting (Ida, 2012). Dukungan dan bimbingan praktis mengenai

kesehatan anak biasa diberikan ibu mertua sesaat setelah ibu melahirkan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Yuliandarin (2009) yang menunjukan

ibuvj yang diberikan dukungan oleh suami memiliki peluang 12,98 kali lebih

besar untuk menyusui secara ekslusif dibandungkan ibu yang tidak mendapat

dukungan.

Page 44: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

36

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Tingkat pengetahuan ibu diwilayah kerja puskesmas Wakaokili sebagian

besar yakni kurang sebanyak 17 responden (58,6%) .

2. Tingkat pendidikan ibu di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebgaian

besar adalah berpendidikan rendah sebanyak 19 responden( 65,5%) dan Ibu

yang berpendidikan tinggi sebanyak 10 responden (34,5%).

3. Ibu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 25

(86,2%) sedangkan yang bekerja sebanyak 4 (13,2%).

4. Kondisi payudara ibu atau yang mengalami hambatan dalam menyusui di

wilayah kerja puskesmas sebanyak 21 responden atau sebesar 72,41%

dengan masalah terbanyak puting lecet dan puting tidak menonjol.

5. Keluarga yang mendukung dalam pelaksanaan ASI ekslusif di wilayah kerja

puskesmas Wakaokili sebesar 11 responden (37,9%) sedangkan yang tidak

mendukung sebesar 18 responden (62,1).

B. SARAN

1. Bagi ibu hamil dan ibu menyusui agar dapat lebih ditingkatkan pengetahuan,

pemahaman dan perilaku dalam menyusui terutama dalam menghadapi

berbagai hambatan dan masalah dalam menyusui.

2. Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti variabel lain dalam kaitannya

dengan pemberian ASI Eksklusif.

Page 45: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

37

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, DN. 2007. Faktor yang Berperan dalam Kegagalan Praktik Pemberian ASIEksklusif. Universitas Diponegoro. Semarang. Tesis

Aminah, 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemberian ASIEksklusif Dikeluarahan Lora Kecamatan Lora Kabupaten Bombana. KTI

Astutik, Reni Yuli,(2014). Payudara Dan Laktasi, Salemba Medika. Jakarta

Depkes. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450/Menkes/SK/IV/ 2004. TentangPemberian ASI Eksklusif. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Departemen RepublikIndonesia. Jakarta

Depkes RI. (2011). Target MDG’s Bidang Kesehatan.http : //www.1456-depkestarget-mdgs-bidangkesehatan.html. Diakses 20 Desember 2018

Dinkes Provinsi Sultra 2015. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Kendari

Hanulan. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI EksklusifOleh Ibu Menyusui yang Bekerja Sebagai Tenaga Kesehatan.Jurnal IlmuKesehatan. Edisi Desember 2017 Vol 2 Hal 161

Husna, Asmau’l. 2006. Pengaruh Karakteristik Pengetahuan dan Sikap Ibu TerhadapPemberian ASI Ekslusif di Puskesmas Garuda Kecamatan Maipoyah DamaiPekanbaru Tahun 2006. Tesis. FKM USU Medan

Ida. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif 6 BulanDiWilayah Kerja Puskesmas Kemiri Depo Tahun 2011. Depok. FKM UI. Skripsi

Khairy, 2017. Analisis Faktor Yang Memengaruhi Pemberian ASI Eksklusif DiWilayah Kerja Puskesmas Medan Helvetia Tahun 2017. Medan.Skripsi

King, F.S.(2005), Menolong Ibu Menyusui, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal.131-139

Mariastuti, 2010. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Ibu DalamPemberian MakananPendamping ASI (MP-ASI) PadaBayi Umur 3 – 6 Bulan Di Wilayah Upt.PuskesmasAbiansemal I Kecamatan abiansemal Kabupaten Badung. Skripsi

Mustofa, Hayu. (2010). Pemberian ASI Eksklusif dan Problematika Ibu Menyusui.Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 5 No.2 Desember 2010.

Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni. Renika Cipta. Jakarta

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Jakarta : Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan. Republik Indonesia

Roesli, Utami. 2005. Mengenal ASI Eksklusif..Pustaka Bunda.Jakarta

Page 46: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

38

Rohani. 2007. Pengaruh Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI EksklusifDI Wilayah Kerja Puskesmas Teluk Kecamatan Secanggang Kabupaten LangkaTahun 2007. Skripsi. Fakultas Kedoteran Univeristas Sumatera Utara.

Tiyas. 2016. Gambaran Faktor-Faktor Ibu Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif DiDesacepokosawit Kabupaten Boyolali.Skripsi

Yuyum. 2012. Gambaran Pemebrian ASI Ekslusif Di Puskesmas Jati Rahayu Bekasi.Fakultas Ilmu Keperawatan Depok.Skripsi

Yaziz, Abdul (2010). Analisis Pemanfaatan Bidan Desa Oleh Ibu Hamil dan IbuBersalin di Kecamatan Peudada Kabupaten Bireuen Tahun 2008.FakultasKesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.Tesis

Zakiyah. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Tentang Pemberian ASI Ekslusif DiKelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat Tahun 2012.Skripsi

Word Health Organization (WHO). 2010, Pengertian ASI Eksklusif, Jakarta

..............................2018. Laporan Tahunan Puskesmas Wakokili. Kecamatan PasarWajo Kabupaten Buton

Page 47: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

39

LAMPIRAN

Page 48: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

40

Page 49: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

41

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

A. Identitas responden :

Kode Responden :

Nama ibu :

Usia ibu :

Agama ibu :

Pekerjaan suami :

Jumlah anak yang dimiliki :

Nama Bayi :

Umur Bayi :

Jenis Kelamin Bayi :

Masih menyusui : ya/tidak

Page 50: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

42

B. Pendidikan Ibu

Berilah tanda check lis t( √) pada jawaban yang sesuai

a. Tidak sekolah (.....)

b. Tidak tamat SD (.....)

c. Tamat SD (.....)

d. Tamat SMP/Sederajat (.....)

e. Tamat SMA/Sederajat (.....)

f. Tamat akademik/Perguruan Tinggi (.....)

g. Lainnya (disebutkan) (.....)

C. Pekerjaan Ibu

1. Apakah ibu bekerja?

a. Ya (1)

b. Tidak (0)

2. Jika “ Ibu bekerja” apakah pekerjaan ibu dapat mengganggu/mengurangi

jadwal pemberian ASI pada bayi ibu:

a. Ya (1)

b. Tidak (0)

Page 51: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

43

D. Pengetahuan ibu (Total Skor 62)

1. Apakah ibu pernah mendengar istilah ASI Ekslusif?

a. Ya (2)

b. Tidak (0)

2. Apa yang ibu ketahui tentang ASI Ekslusif?

a. Pemberian ASI saja pada bayi umur 0-6 bulan (4)

b. Pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun (3)

c. Pemberian ASI dan makanan lain (2)

d. Lainnya (1) sebutkan...........

e. Tidak tahu(0)

3. Menurut ibu apa manfaat ASI?

a. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak (4)

b. Untuk kecerdasan otak pada anak (3)

c. Mengandung antibodi (2)

d. Lainnya (1) sebutkan..........

e. Tidak tahu (0)

4. Apakah anda pernah memperoleh pendidikan/pengajaran mengenai ASI dan

menyusui?

a. Ya (2)

b. Tidak (0)

5. Tahukan anda pada usia 0-6 bulan sebaiknya bayi hanya mengkonsumsi

ASI?

a. Ya (2)

Page 52: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

44

b. Tidak (0) (jika responden menjawab “tidak” makan langsung ke no

7)

6. Jika “ya” mengapa pada usia 0-6 bulan sebaiknya bayi hanya mengkonsumsi

ASI?

a. Karena dengan ASI sudah mengcukupi kebutuhan gizi bayi, selain

itu ASI mempunyai banyak fungsi lain bagi bayi (4)

b. ASI lebih mudah diberikan dan lebih hemat (3)

c. ASI dapat meningkatkan IQ bayi (2)

d. ASI dapat memperat kasing sayang ibu kepada bayinya (1)

e. Tidak tahu (0)

7. Menurut ibu apa manfaat menyusui?

a. Dapat mengurangi pendarahan pasca melahirkan, hemat biaya, dapat

memberikan kepuasan batin bagi ibu, dapat lebih melindungi bayi (4)

b. Lebih ekonomis, aman bagi bayi (3)

c. Lebih sehat, dapat mempererat hubungan antara ibu dengan anak (2)

d. Mudah/praktis (1)

8. Menurut anda apakah susu formula masa kini dapat menyamai komposisi

dan keunggulan ASI?

a. Ya (2)

b. Tidak (0) (jika tesponden menjawab “tidak” maka langsung ke no

10)

9. Jika “ya” mengapa?

a. ASI lebih muda dicerna dibandingkan dengan susu formula, zat gizi

ASI lebih sesuai dengan untuk bayi (4)

Page 53: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

45

b. ASI lebih murah (3)

c. ASI lebih praktis diberikan (1)

d. Tidak tahu (0)

10. Apakah yang ibu ketahui tentang susu formula (jawabannya dapat lebih dari

satu)

a. Susu sapi (1)

b. Susu yang dibuat dari susu sapi yang telah diubah konposisinya (1)

c. Susu yang dijual bebas dipasaran (1)

d. Tidak tahu (0)

11. Apakah ibu pernah mendengar istilah Colostrum?

a. Ya (2)

b. Tidak tahu (0) langsung ke no 15

12. Apa yang ibu ketahui tentang kolostrum?

a. ASI yang pertama keluar, kental dan berwarna kekuning-kuningan

(3)

b. Pemberian ASI dan makanan lain

c. Pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun (1)

d. Lainnya sebutkan............(1)

e. Tidak tahu (0)

13. Apakah ibu memberikan kolostrum kepada anak ibu?

a. Ya (2)

b. Tidak (0)

14. Alasan ibu tidak memberikan kolostrum (ASI yang pertama keluar) ?

a. Ibu sakit (1)

Page 54: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

46

b. Anak disimpan pada tabung kaca (1)

c. ASI tidak keluar (1)

d. Anak belum menetek (1)

15. Apakah saat ini ibu menyusui anak?

a. Ya

b. Tidak (0) (langsung ke no 17)

16. Bila “ya” berapa kali ibu menyusui dalam sehari?

a. Setiap kali anak menangis/minta (3)\

b. Sebanyak-banyaknya (2)

c. 1-3 kali (1)

d. 4-7 kali (1)

17. Jika sekarang sudah tidak menyusui, mulai umur berapa anak tidak diberikan

ASI?

a. Diatas 6 bulan (3)

b. 6 bulan (2)

c. Dibawah 6 bulan (1)

d. Lupa (0)

18. Menurut ibu, makanan yang baik untuk ibu menyusui adalah?

a. Makanan yang dapat memperbanyak ASI (3)

b. Makanan bergizi baik (2)

c. Tidak tahu (0)

19. Menurut ibu, porsi makan untuk ibu menyusi adalah?

a. Lebih banyak dari biasanya (2)

b. Sama seperti biasanya (1)

Page 55: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

47

c. Kurang dari biasanya (0)

d. Tidak tahu (0)

20. Apakah ibu mengetahui sayuran yang dapat menambah/memperbanyak ASI?

a. Ya (2)

b. Tidak (0)

21. Jika “ya” sayuran apa yang dapat menambah/memperbanyak ASI?

a. Daun kelor, daun pepaya, daun singkong, bayam, wortel dan daun

katuk (Responden cukup menyebut salah satu BM) (3)

b. Tomat, ketemun, pepaya (2)

c. Tidak tahu (0)

E. Kesehatan dan Payudara ibu

1. Ketika ibu menyusui pernah mengalami gangguan/hambatan?

a. Ya (2)

b. Tidak (0) ( jika jawaban tidak langkahi soal no 2)

2. Jika ya hambatan apa yang ibu miliki? (jawaban boleh lebih dari satu)

a. Puting lecet (1)

b. Payudara bengkak (1)

c. Puting tidak menonjol (1)

d. Ibu meresa ASI sedikit (1)

3. Jika payudara bengkak apa yang akan ibu lakukan?

a. Tetap menyusui dan melakukan perawatan payudara (3)

b. Berhenti menyusui (1)

c. Tidak tahu (0)

F. Dukungan Keluarga

Page 56: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

48

1. Apakah ketika bayi belum mencapai 6 bulan suami ibu menganjurkan ibu

memberi pisang, susu formula, air putih, kopi dll?

a. Pernah (0)

b. Tidak pernah (2)

2. Apakah ketika bayi belum mencapai 6 bulan 0rang tua/mertua ibu

menganjurkan ibu memberi pisang, susu formula,air putih, kopi dll?

a. Pernah (0)

b. Tidak pernah (2)

Page 57: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

49

Lampiran 3

MASTER TABEL HASIL PENGUMPULAN DATAGAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DIWILAYAH KERJA

PUSKESMAS WAKAOKILI KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWEIS TENGGARA

No Bayi Umur(BLN)

Umur Ibu Pendidikan Ibu Pekerjaan Pengetahuan Kondisi Payudara DukunganKeluarga

ASI

Umur Kategori PnddKategori

Skor T.Skor

% Kat Alami Kondisi DukungNon Eksklusif

1N 11 23 dewasa

SD Rendahtidak 15

6224,2 kurang Ya payudara

bengkakTidakdukung Eksklusif

2Z 7 22 dewasa

SI Tinggiya 57

6291,9 cukup Ya puting tidak

menonjolDukung

Non Eksklusif

3NR 8 32 dewasa

SD Rendahtidak 27

6243,5 kurang Ya puting tidak

menonjolDukung

Non Eksklusif

4Ni 9 28 dewasa

SD Rendahtidak 35

6256,4 kurang Ya ibu merasa

ASI sedikitDukung

Non Eksklusif

5DS 8 28 dewasa

SD Rendahtidak 20

6232,2 kurang Ya puting lecet Tidak

dukung Eksklusif

6I 8 31 dewasa

SMP Rendahtidak 23

6237,1 kurang Ya puting tidak

menonjolTidakdukung Eksklusif

7AR 9 30 dewasa

SMA Tinggitidak 32

6251,6 kurang Ya puting lecet Dukung

Non Eksklusif

8IR 9 20 muda

SMP Rendah

tidak 26

62

41,9 kurang Ya payudarabengkak

Tidakdukung

Non Eksklusif

9G 10 25 dewasa

SMA Tinggitidak 24

6238,7 kurang Ya puting tidak

menonjolDukung

Non Eksklusif

10DSR 11 20 muda

SMP Rendahtidak 33

6253,2 kurang Tidak 0 Tidak

dukung Eksklusif

11ZL 11 23 dewasa

SMP Rendahtidak 45

6272,5 cukup Ya payudara

bengkakDukung

Non Eksklusif

12FS 9 24 dewasa

SMA Tinggitidak 33

6253,2 kurang Tidak 0 Dukung

Non EksklusifR 8 27 dewasa SD Rendah tidak 23 62 37,1 kurang Tidak 0 Tidak Non Eksklusif

Page 58: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

50

13 dukung

14RE 9 32 dewasa

SD Rendahtidak 46

6274,2 cukup Ya ibu merasa

ASI sedikitTidakdukung Non Eksklusif

15AR 11 27 dewasa

SD Rendahtidak 17

6227,4 kurang Tidak 0 Dukung

Non Eksklusif

16P 9 24 dewasa

SD Rendahtidak 34

6254,8 kurang Ya puting lecet Tidak

dukung Non Eksklusif

17A 10 30 dewasa

SD Rendahtidak 25

6240,3 kurang Ya puting lecet Tidak

dukung Non Eksklusif

18L 9 35 dewasa

SD Rendahtidak 30

6248,4 kurang Ya puting lecet Dukung

Eksklusif

19AA 8 30 dewasa

S1 Tinggiya 54

6287,1 cukup Ya puting tidak

menonjolTidakdukung Eksklusif

20N 10 29 dewasa

SMA Tinggitidak 48

6277,4 cukup Tidak 0 Tidak

dukung Eksklusif

21F 11 24 dewasa

S1 Tinggiya 54

6287,1 cukup Ya payudara

bengkakTidakdukung Eksklusif

22Y 3 32 dewasa

SMA Tinggitidak 56

6290,3 cukup Ya puting lecet Dukung

Eksklusif

23B 7 35 dewasa

SMP Rendahtidak 58

6293,5 cukup Ya ibu merasa

ASI sedikitTidakdukung Eksklusif

24AZ 8 23 dewasa

SMA Tinggitidak 51

6282,3 cukup Tidak 0 Dukung

Eksklusif

25RY 9 20 muda

SMP Rendahtidak 57

6291,9 cukup Tidak 0 Tidak

dukung Non Eksklusif

26A 8 28 dewasa

SMP Rendahtidak 45

6272,5 cukup Ya puting tidak

menonjolTidakdukung Eksklusif

27JY 10 30 dewasa

SMP Rendahtidak 49

6279 cukup Ya ibu merasa

ASI sedikitTidakdukung Eksklusif

28F 10 33 dewasa

S1 Tinggiya 57

6291,9 cukup Ya payudara

bengkakTidakdukung Non Eksklusif

29K 7 37 dewasa

SMP Rendahtidak 23

6237,1 kurang Tidak 0 Dukung Non Eksklusif

Page 59: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

51

Lampiran 4

HASIL ANALISIS STATISTIK

kategori usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

muda 3 10,3 10,3 10,3

dewasa 26 89,7 89,7 100,0

Total 29 100,0 100,0

kategori pendidikan ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

>= SMA 10 34,5 34,5 34,5

< SMA 19 65,5 65,5 100,0

Total 29 100,0 100,0

asi ekslusif

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Bila ASI diberikan selama 0-

6 bulan13 44,8 44,8 44,8

Bila ASI diberikan < 6 bulan 16 55,18 55,18 100,0

Total 29 100,0 100,0

kategori pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

cukup 12 41,4 42,9 42,9

kurang 17 58,6 57,1 100,0

100,0

Total 29 100,0

Page 60: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

52

Apakah ketika bayi belum mecapai 6 bulan orang tua/mertua ibu menganjurkan

ibu memberi pisang, susu formula, air putih, kopi dll?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Tidak Pernah 10 37,9 37,9 37,9

Pernah 18 62,1 62,1 100,0

Total 29 100,0 100,0

Apakah ketika bayi belum mencapai 6 bulan suami ibu menganjurkan ibu

memberi pisang, susu formula, air putih, kopi dll?

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

tidak pernah 11 37,9 37,9 37,9

pernah 18 62,1 62,1 100,0

Total 29 100,0 100,0

Page 61: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

53

Page 62: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

54

Page 63: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

55

Page 64: GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PEMBERIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/1447/1/KTI WIANI.pdfIbu yang tidak bekerja di wilayah kerja puskesmas Wakaokili sebanyak 86,2%. Kondisi

56