gambaran bauran pemasaran layanan medical...
TRANSCRIPT
GAMBARAN BAURAN PEMASARAN LAYANAN MEDICAL CHECK UP
(MCU) DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH TAMAN PURING
TAHUN 2017
SKRIPSI
Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)
Oleh :
Ayu Sariyani Harahap
NIM : 1112101000009
PEMINATAN MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/ 2017 M
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
Skripsi, 12 Juni 2017
Ayu Sariyani Harahap, NIM : 1112101000009
GAMBARAN BAURAN PEMASARAN LAYANAN MEDICAL CHECK UP
(MCU) RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH TAMAN PURING TAHUN 2017
xviii + (137) halaman, (4) tabel, (3) bagan, (10) lampiran
ABSTRAK
Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring mengalami penurunan jumlah
kunjungan pasien pada layanan medical check up (MCU) selama 3 tahun terakhir dan
tidak pernah mencapai target. Hal ini disebabkan bauran pemasaran yang belum
optimal seperti, alat dan jenis pemeriksaan yang belum lengkap, tarif yang sudah
lama tidak direvisi, lokasi ruangan yang kurang strategis dan tidak adanya ruang
tunggu khusus layanan MCU dan informasi yang kurang lengkap pada media
promosi layanan MCU.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran bauran pemasaran
Layanan Medical Check Up (MCU) Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Purirng
(RSMTP). Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Maret 2017. Penelitian ini
bersifat deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif dengan melakukan
wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bauran pemasaran product: alat dan jenis
pemeriksaan yang belum lengkap, belum ada ruang tunggu khusus layanan MCU
belum ada produk unggulan dan merek yang berbeda dengan RS lainnya serta
pertugas yang kurang informatif dan teknis pelayanan yang kurang baik. Place:
Lokasi layanan MCU yang kurang strategis. Price: Tarif yang sudah bertahun-tahun
tidak direvisi. Promotion: Kurangnya informasi mengenai layanan MCU pada media
promosi website dan media sosial.
Saran yang diajukan adalah Product : diharapkan pihak RSMTP agar
melengkapi alat dan pemeriksaan yang belum ada, membuat produk unggulan dan
merek layanan MCU yang menarik yang berbeda dengan RS lainnya serta lebih
meningkatkan pelayanan yang baik dan petugas yang lebih informatif. Place : lebih
memudahkan konsumen pada proses pelayanan MCU agar tidak terlalu berpindah-
pindah ruangan dan menyiapkan ruang tunggu khusus layanan MCU dan khususnya
untuk paket eksekutif. Price : melakukan revisi tarif layanan MCU. Promotion :
melengkapi informasi mengenai layanan MCU pada media sosial dan website.
Kata Kunci : Manajemen Pemasaran, Bauran Pemasaran, Medical Check U
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
PUBLIC HEALTH MAJOR
HEALTHCARE MANAGEMENT
Undergraduate Thesis, 12 June 2017
Ayu Sariyani Harahap, NIM : 1112101000009
MARKETING MIX OF MEDICAL CHECK-UP (MCU) CARE IN
MUHAMMADIYAH TAMAN PURING HOSPITAL IN 2017: A
DESCRIPTIVE STUDY
xviii + (137) pages, (4) tables, (3) graphics, (10) appendixes
ABSTRACT
Muhammadiyah Taman Puring Hospital experienced a decline in patient visits
within medical check-up (MCU) care in the last three years and they never achieve
their intended target. This is caused by the inadequate marketing mix like
incompleteness in tools and types of examination, price that is yet to be updated,
room placement that is not strategic, lack of waiting room for patients in MCU care,
and inadequate information within MCU care promotional media.
This research is aimed to describe the marketing mix in Muhammadiyah
Taman Puring Hospital Medical Check-up (MCU) care from February to March
2017. This is a descriptive research using qualitative method with in-depth interview,
document review, and observation.
Results from this research showed that marketing mix of product contains the
following problem: incompleteness in tools and types of examination, lack of waiting
room for patients in MCU care, lack of novelty product compared to other hospital
and uninformative officer with below average service. Problem in places aspect are:
MCU care position that is not strategic. Problem for places aspect are: price that have
yet to be updated for years. Problem for promotion aspect are: inadequate
information for MCU care in promotional website and social media.
It is suggested that, from product aspect, Muhammadiyah Taman Puring
Hospital Medical should complete their missing tools and types of examination,
create a novelty and different brand of MCU product compared to other hospital and
improve their service and employee. For Place aspect, it is suggested to give
consumer an easier time in MCU care so that they don’t have to move so much and
to provide them waiting room for MCU care, especially for the executive package.
There also needs to be an update in price and to complete the information abaout
MCU care in promotional website and social media.
Keyword : Marketing management, Marketing Mix, Medical Check-Up
1.
LEMBAR PERNYATAAN
Skripsi ini merupakan hasil kuya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S-1) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Isiam Negeri Of$ Syarif Hidayatullah lakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jika dikomudian hari terbukti bahwakarya ini bukan hasil karya asti saya atau
merupakan tindakan plagiarisme dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Iknu Kesehatan Universitas Islam
Negeri S yarif Hidayatullah J akarta.
J.
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Jakarta, 21 Juli 2017
Penguji I
~ Riastuti Kusuma Wardani, MKM
NIP. 19800516 2009012 005
Penguji II
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirobbil’alamin, Segala puji bagi Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang atas Rahmat, Karunia dan Ridho-Nya sehingga
akhirnya penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam yang
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat (SKM). Dengan pengetahuan, pengarahan dan bimbingan yang diperoleh
selama perkuliahan dan berlangsungnya penulisan skripsi, sehingga penulis dapat
menyusun skripsi yang berjudul “Gambaran Bauran Pemasaran Layanan Medical
Check UP (MCU) Di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring Tahun 2017”.
Hasil Penelitian ini nantinya diharapkan memberi manfaat baik pada
mahasiswa atau peneliti lain, Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring dan Manajemen
Pemasaran serta layanan Medical Check Up di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman
Puring.
Dalam proses penyususnan skripsi ini, penulis mendapatkan bantuan, berupa
doa, bimbingan, motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat terus menimba ilmu,
mencari pengalaman dan mengabdikan diri kepada masyarakat melalui kegiatan
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat bersyukur dan mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Orang tua tercinta Ayah Eliyan Harahap dan Ibu Roihanah Hasibuan serta
abang dan adik-adikku tersayang yang selalu mendoakan, memberikan
motivasi dan dukungan yang tiada henti
2. Khairul Anam, seseorang spesial yang membuat penulis terus bersemangat
segera menyelesaikan skripsi ini -ASHKA-
3. Prof. Dr. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Ibu Fajar Ariyanti, M. Kes, Ph.D selaku Kepala Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
5. Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini
6. Bapak Dr. M. Farid Hamzens M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis selama proses penyusunan skripsi
7. Segenap bapak/ ibu dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis. Terima kasih
telah memberikan waktu dan tenaga serta ilmu yang bermanfaat
8. dr. Nahari, SPA selaku direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring
9. Mbak Febrina Shinta Perdani, MM. Kepala Unit Manajemen Pemasaran
Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring
10. dr. Hasto selaku Kepala Unit MCU Rumah Sakit Muhammadiyah Taman
Puring
11. Bapak Feri Gustami, MM selaku bagian Manajemen Keuangan Rumah Sakit
Muhammadiyah Taman Puring
12. Teman-teman Prodi Kesehatan Masyarakat angkatan 2012 dan terkhusus
teman- teman seperjuangan peminatan MPK (Manajemen Pelayanan
Kesehatan). Terimakasih banyak atas kebersamaan dan suka duka yang tak
terlupakan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Semoga kita semua sukses dunia akhirat
13. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan skripsi ini.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Hanya Allah yang
dapat membalas segala kebaikan dengan sebaik-baik balasan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan tidak
luput dari kesalahan/ kekurangan baik pada isi maupun penulisan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Juli 2017
Ayu Sariyani Harahap
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
ABSTRACT .................................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... v
LEMBAR PENGUJI ...................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
C. Pertanyaan Penelitian.............................................................................. 7
D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
1. Tujuan Umum ............................................................................... 7
2. Tujuan Khusus............................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
F. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9
A. Rumah Sakit............................................................................................ 9
B. Manajemen Pemasaran ........................................................................... 10
C. Strategi Pemasaran.................................................................................. 11
D. Bauran Pemasaran .................................................................................. 13
1. Product .............................................................................................. 14
2. Place ................................................................................................... 19
3. Price ................................................................................................... 24
4. Promotion ........................................................................................... 27
E. Kerangka Teori ....................................................................................... 29
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH .................... 30
A. Kerangka Konsep ................................................................................... 30
B. Definisi Istilah ........................................................................................ 32
BAB IV METODELOGI PENELITAN ...................................................... 35
A. Desain Penelitian .................................................................................... 35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 35
C. Informan Penelitian ................................................................................ 35
D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 36
E. Sumber Data ........................................................................................... 36
F. Metode pengumpulan data ...................................................................... 37
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 38
H. Penyajian Data ........................................................................................ 38
I. Validitas Data ......................................................................................... 38
BAB V HASILPENELITIAN ....................................................................... 40
A. Gambaran Umum Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring ........... 40
a. Sejarah Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring...................... 40
b. Visi dan Misi Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring ........... 41
c. Produk dan Layanan ........................................................................ 42
B. Manajemen Pemasaran RS Muhammadiyah Taman Puring .................. 43
C. Karakteristik Informan ......................................................................... 47
D. Product ................................................................................................. 48
E. Place ..................................................................................................... 60
F. Price...................................................................................................... 63
G. Promotion ............................................................................................. 67
BAB VIPEMBAHASAN ................................................................................ 70
1. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 70
A. Gambaran Product Unit MCU
Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring ...................................... 71
B. Gambaran PlaceUnit MCU
Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring ...................................... 83
C. Gambaran Price Unit MCU
Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring ...................................... 86
D. Gambaran Promotion Unit MCU
Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring ...................................... 88
BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan dan Saran.............................................................................. 93
B. Daftar Pustaka ...................................................................................... 97
C. Lampiran ................................................................................. 102
Daftar Tabel
Tabel 3.1Definisi Istilah .................................................................................. 34
Tabel 4.1Informan Penelitian ........................................................................... 35
Tabel 5.1Karakteristik Informan Pegawai ....................................................... 35
Tabel 5.2Karakteristik Informan Pasien .......................................................... 41
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana pelayanan kesehatan yang
dapat diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta. Pada dasarnya rumah sakit
merupakan tempat pengobatan orang yang memiliki gangguan kesehatan yang
memerlukan rawat inap, rawat jalan, maupun kontrol kesehatan. Tugas rumah sakit
adalah melaksanakan upaya kesehatan dengan pendekatan promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara menyeluruh dan
berkesinambungan. Rumah sakit juga merupakan tempat konsentrasi berbagai ahli
kesehatan, kedokteran, dan bidang lainnya (Siregar, 2004).
Setelah keluarnya Permenkes No. 147/Menkes/PER/I/2010 yang menyatakan
bahwa badan hukum termasuk perorangan diperkenankan memiliki dan mengelola
rumah sakit dengan sifat profit oriented, membuat rumah sakit sadar untuk
mempunyai misi bisnis yang berorientasi keuntungan karena kemampuan mendanai
kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh pendapatan yang
dihasilkannya.
Dilain hal, perubahan orientasi ini menyebabkan terjadinya persaingan antara
rumah sakit dalam meningkatkan jumlah pemakai jasa rumah sakit. Persaingan ini
menuntut pihak manajemen harus membuat suatu konsep rencana pemasaran yang
berorientasi kepada konsumen sehingga rumah sakit tersebut akan mempunyai suatu
keunggulan yang dapat dipergunakan untuk menghadapi persaingan.
Pada hakikatnya pemasaran adalah proses sosial dimana individu-individu dan
kelompok-kelompok dalam masyarakat berupaya untuk memenuhi kebutuhan dan
apa yang diinginkannya melalui penciptaan, penawaran, tukar-menukar barang dan
jasa secara bebas (Kotler dan Keller, 2009). Oleh sebab itu, adanya perancangan
strategi pemasaran dapat membantu pihak manajemen untuk mengeksplorasi
kebutuhan dan keinginan konsumen (Kotler dan Keller, 2009). Strategi pemasaran
yang paling universal dan telah banyak dikembangkan adalah bauran pemasaran
(marketing mix) (Assauri, 2014). Unsur-unsur bauran pemasaran utama yaitu
product, place, price, promotion (Kotler, 2000).
Setiap kabupaten atau kota di Indonesia, menjamur dan berdiri rumah sakit
baik itu rumah sakit swasta maupun pemerintah. Seiring kebutuhan, sejak tahun 2012
jumlah rumah sakit di Indonesia telah berkembang pesat, baik rumah sakit umum
maupun rumah sakit khusus. Dari tahun 2012 sampai dengan 2014, jumlah rumah
sakit meningkat dari 1721 menjadi 2.406 layanan pada tahun 2014 (Profil Data
Kesehatan Indonesia Tahun 2014, Kementerian Kesehatan RI).
Saat ini diketahui bahwa jumlah rumah sakit di provinsi Banten sebanyak 77
layanan pada tahun 2013 (Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Banten Tahun
2013). Banyaknya rumah sakit pada suatu daerah akan memicu terjadinya
persaingan. Persaingan yang semakin ketat mendorong rumah sakit baik swasta
maupun pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang salah satunya
dengan menerapkan suatu strategi pemasaran (Assauri, 2014).
Peran pemasaran di rumah sakit sangat penting yaitu untuk memperkenalkan
suatu produk yang ada di rumah sakit kepada khalayak luas. Konsumen memiliki hak
untuk memilih apa yang diinginkannya, dilihat dari berbagai kebutuhan konsumen
tersebut dengan adanya pemasaran maka konsumen bisa lebih mengetahui produk
apa saja yang tersedia di rumah sakit.
Semakin kuatnya persaingan dalam menjaring pangsa pasar, rumah sakit
dituntut untuk harus mampu mengetahui apa yang menyebabkan timbul minat dari
konsumen pada produk tertentu. Pimpinan rumah sakit harus peka terhadap
perubahan dan perkembangan perilaku konsumen. Sehingga dapat membuat strategi
pemasaran yang tepat untuk memasarkan produknya sehingga akan memberikan
suatu ketertarikan kepada konsumen dalam memilih produk yang ditawarkan.
Keputusan konsumen dalam memilih produk yang ditawarkan merupakan tujuan
utama rumah sakit dalam memasarkan produknya, sehingga akan memberikan
keuntungan dan meningkatkan jumlah kunjungan serta akan membuat rumah sakit
dapat bertahan dari persaingan yang ada.
Menurut Kotler (2000) proses manajemen pemasaran didahului dengan riset
pasar untuk dapat menentukan segmen pasar. Dimana keberhasilan manajemen
pemasaran tergantung dari organisasi yang merancangnya berdasarkan kebutuhan
dan harapan pasar sasaran, ketepatan dalam penetapan tarif, komunikasi dalam
menginformasikan dan memotivasi, serta penyediaan tempat untuk penyelenggaraan
pelayanan itu kepada pasar sasaran.
Salah satu rumah sakit yang memiliki strategi pemasaran adalah Rumah Sakit
Muhammadiyah Taman Puring (RSMTP). RSMTP merupakan Rumah Sakit swasta
yang terletak di Jalan Gandaria I, No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. RS ini
memiliki visi “Menjadi rumah sakit berkualitas dan terpercaya di Jakarta dengan
unggulan kesehatan reproduksi dan tumbuh kembang anak tahun 2020”.
Berdasarkan data kinerja rawat jalan RSMTP mengalami penurunan selama
tiga tahun terakhir. Tahun 2014 terdapat 56.163 kunjungan. Pada tahun 2015 terjadi
penurunan hingga jumlah kunjungan menjadi 51.501 kunjungan, sedangkan tahun
2016 terjadi penurunan kembali, yaitu 50.800. kunjungan (Rekam Medis RSMTP).
Instalasi rawat jalan RSMTP memiliki 17 layanan. Diantara 17 layanan
tersebut, yang mengalami penurunan setiap tahunnya dan tidak pernah mendekati
target adalah layanan medical check up (MCU). Pada tahun 2014 berjumlah 264
kunjungan, tahun 2015 berjumlah 257 kunjungan, dan pada tahun 2016 berjumlah
171 kunjungan, sedangkan total target berjumlah 1000 kunjungan (Rekam Medis
RSMTP).
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa RSMTP mengalami penurunan
kunjungan pasien layanan MCU setiap tahunnya selama tiga tahun terakhir. Menurut
Hartono (2010) bahwa menurunnya jumlah kunjungan merupakan beberapa tanda
bahwa strategi pemasaran yang bermasalah. Hal ini juga dibenarkan oleh bagian
marketing bahwa strategi pemasaran selama ini belum berjalan optimal. Kemudian,
hal ini juga didukung penelitian sebelumnya yang dilakukan Kafa (2013) bahwa
terdapat pengaruh positif signifikan keputusan pasien dalam memilih jasa rumah
sakit terhadap bauran pemasaran. Kemudian, hasil penelitian Alaika (2014) juga
menyatakan bahwa ada hubungan antara bauran pemasaran dengan minat kunjungan
ulang pasien. Serta penelitian yang dilakukan Akbar, dkk (2012) juga menunjukkan
bahwa ada hubungan bauran pemasaran dengan keputusan memilih layanan
kesehatan.
Akibat dari kurang optimalnya pelaksanaan strategi pemasaran, sehingga
tujuan dari suatu organisasi atau layanan akan susah untuk dicapai karena tujuan
yang bias dan rencana pencapaian yang tidak tepat sasaran (David, 2001). Dengan
demikian rumah sakit perlu mendesain program pemasaran agar produk mendapat
respon dari pasar sasaran. Karena itu perlu alat supaya program tersebut mencapai
sasaran. Alat disini adalah program yang bisa dikontrol oleh organisasi, alat tersebut
disebut sebagai bauran pemasaran. Berdasarkan konsep bauran pemasaran Kotler
(2000) yaitu bauran pemasaran utama terdiri dari 4P yaitu product (produk), price
(harga), place (tempat), promotion (promosi).
Kemampuan rumah sakit untuk menarik dan mempertahankan pasien
merupakan sebuah fungsi yang tidak berasal dari produk atau pelayanan itu sendiri,
namun juga berkaitan dengan bagaimana organisasi tersebut melayani pasien dan
reputasi yang diciptakan oleh rumah sakit, baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
Loyalitas pelanggan adalah suatu kesetiaan yang ditunjukkan dengan perilaku
pembelian teratur yang dalam waktu panjang melalui serangkaian keputusan
pelanggan. Untuk menciptakan loyalitas pelanggan maka perusahaan perlu
melakukan strategi pemasaran (Assauri, 2014).
Berdasarkan wawancara peneliti dengan bagian marketing RSMTP, selama ini
strategi pemasaran yang ada cenderung kurang diaplikasikan secara optimal dan
fokus, karena banyaknya kendala dari faktor internal dan eksternal seperti, alat
pemeriksaan MCU yang belum lengkap, lokasi ruangan MCU yang kurang strategis,
dan informasi yang kurang lengkap pada media promosi sehingga pelaksanaan
bauran pemasaran yang kurang efektif.
Penelitian ini sebelumnya telah mendapatkan persetujuan dari pihak
manajemen RSMTP dan menurut pihak manajemen, penelitian tentang bauran
pemasaran juga belum pernah dilakukan di RSMTP.
Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui Gambaran Bauran
Pemasaran Layanan Medical Check Up (MCU) Di Rumah Sakit Muhammadiyah
Taman Puring Tahun 2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSMTP, ditemukan bahwa terjadi
penurunan jumlah kunjungan selama tiga tahun terakhir. Diketahui dari data kinerja
rawat jalan bahwa kunjungan pasien RSMTP mengalami penurunan semenjak tiga
tahun terakhir. Tahun 2014 terdapat 56.163 kunjungan. Pada tahun 2015 terjadi
penurunan hingga jumlah kunjungan menjadi 51.501 kunjungan, sedangkan tahun
2016 terjadi penurunan kembali, yaitu 50.800. kunjungan.
Instalasi rawat jalan RSMTP memiliki 17 layanan. Diantara 17 layanan
tersebut, yang mengalami penurunan setiap tahunnya dan tidak pernah mendekati
target adalah layanan medical check up (MCU). Jumlah kunjungan layanan MCU
pada tahun 2014 berjumlah 264 kunjungan, tahun 2015 berjumlah 257 kunjungan,
dan pada tahun 2016 berjumlah 171 kunjungan, sedangkan total target berjumlah
1000 kunjungan.
Ketidak sesuaian target MCU merupakan ketidaksesuaian target pemasaran.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa selama ini strategi pemasaran yang
ada di RSMTP cenderung kurang di aplikasikan secara optimal dan fokus, karena
banyaknya kendala dari faktor internal dan eksternal seperti, alat pemeriksaan MCU
yang belum lengkap, lokasi ruangan MCU yang kurang strategis dan informasi yang
kurang lengkap pada media promosi, sehingga pelaksanaan bauran pemasaran yang
kurang efektif.
Berdasarkan kondisi ini, rumah sakit perlu melakukan penelitian untuk
mengetahui bauran pemasaran layanan medical check up RSMTP. Diharapkan
penelitian ini dapat membantu mengembangkan bauran pemasaran untuk periode
selanjutnya dalam meningkatkan jumlah kunjungan pasien layanan MCU.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran bauran pemasaran product di RSMTP?
2. Bagaimana gambaran bauran pemasaran place di RSMTP?
3. Bagaimana gambaran bauran pemasaran price di RSMTP?
4. Bagaimana gambaran bauran pemasaran promotion di RSMTP?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui gambaran bauran pemasaran layanan medical check up di
Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring Tahun 2017
2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran bauran pemasaran product (kualitas,
keunggulan, merek dan jaminan) layanan MCU RSMTP.
2. Diketahuinya gambaran bauran pemasaran price (daftar harga) di
layanan MCU RSMTP.
3. Diketahuinya gambaran bauran pemasaran place (lokasi dan
transportasi) layanan MCU RSMTP.
4. Diketahuinya gambaran bauran pemasaran promotion (penjualan tatap
muka dan promosi penjualan) layanan MCU RSMTP.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai umpan balik bagi pengambilan kebijakan Rumah Sakit terhadap
bauran pemasaran yang perlu dilakukan untuk perbaikan diberbagai bidang
layanan, khususnya peningkatan jumlah kunjungan layanan MCU
RSMTP.
2. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian
gambaran bauran pemasaran layanan MCU di Rumah Sakit
Muhammadiyah Taman Puring Tahun 2017.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian dapat menjadi suatu karya ilmiah umum yang dapat
dijadikan referensi atau pembanding untuk penelitian selanjutnya.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada layanan medical check up RSMTP pada
bulan Februari - Maret 2017. Dengan substansi penelitian mengenai gambaran
bauran pemasaran layanan MCU RSMTP. Penelitian ini bersifat deskriptif
dengan menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara
mendalam, telaah dokumen dan observasi. Informan dalam penelitian ini yaitu
Kepala Bagian Marketing, Kepala Layanan Medical Check Up, Kepala Bagian
Anggaran dan Tarif serta tiga orang pasien. Pengolahan data dilakukan dengan
membuat transkrip kemudian disusun dalam bentuk matriks dan dilakukan
teknik pemeriksaan dengan triangulasi sumber dan triangulasi metode.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan, serta dapat dimanfaatkan untuk tenaga kesehatan dan penelitian
(Permenkes RI Nomor 1596/Men.kes/Per/iI/1998).
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI no 983/Menkes/SK/X1/1992
tentang pedoman organisasi rumah sakit umum, maka fungsi rumah sakit adalah :
a) Menyelenggarakan pelayanan medis
b) Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis
c) Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan
d) Menyelenggarakan pelayanan rujukan
e) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
f) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
Rumah sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang bermutu dan
terjangkau dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Bermutu
berarti rumah sakit dapat memberikan pelayanan yang cepat, akurat dan sesuai
dengan kemajuan teknologi kedokteran, sehingga dapat berfungsi sebagai pusat
rujukan. Terjangkau berarti dapat melayani semua lapisan masyarakat, terutama
masyarakat berpenghasilan rendah, bahkan yang tidak mampu baik dari segi waktu
maupun jarak (Azwar, 1996).
B. Manajemen Pemasaran
1. Manajemen Pemasaran
Pengertian manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar
sasaran dan meraih, mempertahankan serta menumbuhkan pelanggan dengan
menciptakan, menghantarkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang
unggul (Kotler dan Keller, 2012).
2. Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2012) pemasaran adalah suatu proses
kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.
Salah satu definisi pemasaran yang paling ringkas adalah memenuhi
kebutuhan secara menguntungkan. (Kotler dan Keller, 2006). Sedangkan
menurut AMA (Asosiasi Pemasaran Amerika) yang dikutip oleh Kotler dan
Keller (2012) definisi pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan
serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan
nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara
yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa arti pemasaran adalah untuk
mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa
sesuai dengan kebutuhan konsumen. Di mana pemasaran menyalurkan barang
dari produsen kepada konsumen dan akhirnya dapat memenuhi kebutuhan
konsumennya tersebut. Intinya pemasaran bertujuan untuk mencapai sasaran
dengan mengenali kebutuhan dan keinginan konsumen dengan cara yang lebih
efektif yaitu dengan merancang, menentukan harga promosi dan akhirnya bisa
memberikan kepuasan bagi konsumen.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa arti pemasaran adalah untuk
mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa
sesuai dengan kebutuhan konsumen. Di mana pemasaran menyalurkan barang
dari produsen kepada konsumen dan akhirnya dapat memenuhi kebutuhan
konsumennya tersebut. Intinya pemasaran bertujuan untuk mencapai sasaran
dengan mengenali kebutuhan dan keinginan konsumen dengan cara yang lebih
efektif yaitu dengan merancang, menentukan harga promosi dan akhirnya bisa
memberikan kepuasan bagi konsumen.
C. Strategi Pemasaran
Dalam strategi pemasaran rumah sakit memiliki komponen yang terdiri
dari audit pemasaran, penelitian pemasaran, pengembangan pemasaran, strategi
pemasaran, manajemen pemasaran dan peningkatan pemasaran di rumah sakit
(Sabarguna, 2004).
Strategi memberikan upaya dalam rangka mencapai tujuan, strategi dalam
bentuk global yang nantinya harus diterjemahkan dalam program – program
pemasaran yang lebih operasional. Strategi akan memberikan arahan yang
lebih jelas dan terarah dalam rangka pembuatan program yang akan dijalankan.
Di dalam strategi pemasaran terdapat istilah Marketing Mix atau Bauran
Pemasaran yang merupakan sebuah konsep kunci dalam teori pemasaran
modern. Yang dimaksud dengan bauran pemasaran adalah kelompok kiat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu (Kotler,
2002).
Strategi pemasaran adalah langkah-langkah taktis dalam memenuhi situasi
pasar sasaran yang didasarkan pada kemampuan dan situasi organisasi.
Pengertian sederhana ini dapat dipahami dari penjelasan Berry dan Wilson
(2001) dan juga Kotler dan Keller (2006).
Aspek – aspek strategi pemasaran dapat disimpulkan dari apa yang telah
disebutkan oleh Berry dan Wilson (2001), Kotler dan Keller (2006), adalah
sebagai berikut :
1. Misi
2. Tujuan
3. Sasaran Pemasaran dan Sasaan keuangan
4. Target pasar
5. Penentuan Posisi
6. Piramida Strategi
7. Bauran Pemasaran
8. Riset Pemasaran
Perencanaan Strategi adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating),
penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating). Lebih terfokus pada
bagaimana manajemen puncak menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang (Umar,
2001 dan Fred R David 2006)
D. Bauran Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2003), Bauran Pemasaran adalah
perangkat alat pemasaran taktis dan dapat dikendalikan produk, harga,
distribusi, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan
tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran.
Pendekatan pemasaran 4P tradisional (product, place, prices, promotion)
seperti yang di ungkapkan di atas berhasil dengan baik untuk barang, tetapi
elemen-elemen atau variabel-variabel tambahan yang juga diperlukan dalam
pemasaran jasa yaitu, orang (people), bukti fisik (physical evidence), proses
(process), (Kotler, 2005).
Menurut (Kotler, 2000), empat unsur utama bauran pemasaran (marketing
mix) adalah :
1. Product (kualitas, ciri-ciri sifat, pilihan, gaya, merek, kemasan, ukuran,
pelayanan, jaminan)
2. Place (saluran, liputan, lokasi, persediaan, transportasi)
3. Price (daftar harga, potongan, penghargaan, jangka
pembayaran,syarat-syarat kredit)
4. Promotion (periklanan, penjualan tatap muka, promosi penjualan,
publikasi)
Marketing mix yang dijalankan harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi perusahaan. Disamping itu marketing mix merupakan perpaduan dari
faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan untuk mempermudah buying
decision, maka variabel - variabel marketing mix diatas tadi dapat dijelaskan
lebih mendalam sebagai berikut (Kotler, 2000) :
1. Product (produk)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar,
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri
atas barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat, kepemilikan,
organisasi, informasi dan ide (Kotler, 2000)
Menurut Kotler (2000) produk dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok berdasarkan wujudnya :
1. Barang, merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa
dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan,
dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
2. Jasa, merupakan aktivitas, manfaat dan kepuasan yang
ditawarkan untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti
halnya bengkel reparasi, salon kecantikan, hotel dan
sebagainya.
Kotler (2008) menyatakan bahwa atribut produk adalah
pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan
manfaat yang akan diberikan. Berikut 11 atribut produk :
1) Kualitas Produk Jasa
Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk
melakukan fungsi-fungsinya. Bila suatu produk telah dapat
menjalankan fungsi-fungsinya dan memiliki kemampuan
untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/tersirat, dapat
dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik
(Kotler, 2008).
Menurut teori Parasuraman, Zeithaml, dan Berry yang
menyatakan bahwa dalam mengukur faktor pelayanan
diperlukan indikator yang mencakup lima dimensi utama
yang disusun sesuai tingkat kepentingan (Exmawati, 2014),
yaitu :
1) Tampilan fisik (tangibel)
Dimensi tampilan fisik (tangibel) memiliki beberapa
indikator yaitu :
a. Kenyamanan ruang tunggu pelayanan
b. Kenyamanan loket pelayanan
c. Penampilan petugas Pelayanan
2) Kehandalan (reliability)
Dimensi kehandalan (reliability) memiliki beberapa
indikator yaitu :
a. Kehandalan petugas dalam memberikan informasi
pelayanan
b. Kehadalan petugas dalam melancarkan prosedur
pelayanan
c. Kehandalan petugas dalam memudahkan teknis
pelayanan.
3) Daya tanggap (responsiveness)
Dimensi daya tanggap (responsiveness) mempunyai
beberapa indikator dimensi, yaitu :
a. Respon petugas pelayanan terhadap keluhan
konsumen
b. Respon petugas pelayanan terhadap saran konsumen
c. Respon petugas pelayanan terhadap kritikan
konsumen
4) Jaminan (assurance)
Dimensi jaminan (assurance) memiliki beberapa
indikator, yaitu :
a. Kemampuan administrasi petugas pelayanan
b. Kemampuan teknis petugas pelayanan
c. Kemampuan sosial petugas pelayanan
5) Empati (empathy)
Dimesi empati mempunyai beberapa indikator yaitu :
a. Perhatian petugas pelayanan
b. Kepedulian petugas
c. Keramahan petugas pelayanan
2) Keunggulan adalah alat bersaing untuk membedakan produk
rumah sakit dari produk pesaing (Kotler, 2008).
3) Pilihan
Sasaran yang sudah menyukai produk yang ditawarkan belum
tentu memilih pelayanan tersebut untuk dimanfaatkan. Dalam
hal ini rumah sakit harus dapat mengarahkan konsumen agar
memilih produk yang ditawarkan. Rumah sakit harus menarik
minat sasaran dengan mengemukakan tentang mutu , nilai,
kinerja, dan atribut-atribut lain dari produk (Hartono, 2010).
4) Gaya (desain) merupakan rancangan bentuk dari suatu
produk yang dilakukan atas dasar pandangan bahwa bentuk
ditentukan oleh fungsi dimana desain mempunyai kontribusi
terhadap manfaat dan sekaligus menjadi daya tarik produk
karena selalu mempertimbangkan faktor-faktor estetika,
ergonomis, bahan dan lain-lain. Desain atau rancangan yang
baik dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk,
mengurangi biaya produk dan memberi keunggulan bersaing
yang kuat di pasar sasaran. Desain merupakan totalitas
keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi
suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan. Pelayanan,
kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi,
penanganan keluhan yang memuaskan. (Kotler, 2008)
5) Merek (brand)
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau
rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan
untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau
kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing.
Pemberian merek merupakan masalah pokok dalam strategi
produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu,
serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama
merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar
pada produk (Kotler & Armstrong, 2001).
6) Kemasan
Kesadaran akan pentingnya kemasan yang menarik dan baik
semakin meningkat. Karena pentingnya fungsi kemasan
dalam pemasaran dan merupakan atribut yang dilihat
konsumen paling awal. Tidak jarang konsumen bersedia
membayar lebih untuk memudahan penampilan, kehandalan
dan prestise dari kemasan yang lebih baik. Faktor lainnya
adalah makin meluasnya penjualan dengan sistem swalayan
(self service), makin meningkatnya standar kesehatan dan
sanitasi yang dituntut masyarakat. Masalah kemasan
dirumuskan sebagai segala kegiatan merancang dan
memperbaiki kaidah atau bungkus suatu produk (Kotler,
2000)
7) Ukuran
Menunjukan kualitas suatu produk jika perusahaan dapat
melakukan diferensiasi produknya secara efektif, maka
perusahaan dapat menetapkan harga, diatas harga sebenarnya.
Diferensiasi memungkinkan perusahaan memperoleh
keuntungan berdasarkan nilai tambah yang dirasakan dan
diberikan kepada pelanggan (Kotler, 2002)
8) Pelayanan (service)
Keberhasilan suatu pemasaran, juga dipengaruhi oleh
pelayanan yang diberikan untuk produk yang ditawarkan.
Pelayanan adalah sesuatu aktivitas atau manfaat yang dapat
ditawarkan kepada konsumen untuk memenuhi suatu
kebutuhannya (Hartono, 2010)
9) Jaminan
Produk yang ditawarkan kepada konsumen benar-benar telah
melalui proses pengukuran dan pengujian yang cermat dan
rasional, sehingga layak untuk disertai dengan jaminan
(Stanton, 1985). Pelayanan MCU dikatakan terjamin ketika
pemberi pelayanan sudah tersertifikasi, menjalankan
pelayanan sesuai SOP disertai dengan fasilitas yang
memenuhi standar yang telah ditetapkan (Kotler, 2000).
2. Place (Tempat)
Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu
keuntungan bagi perusahaan karena mudah dijangkau oleh konsumen,
namun sekaligus juga menjadikan biaya rental atau investasi tempat
menjadi semakin mahal. Tingginya biaya lokasi tersebut dapat
terkurangi dengan biaya pemasaran. Sedangkan lokasi yang kurang
strategis akan membutuhkan biaya pemasaran lebih mahal untuk
menarik konsumen berkunjung. Dekorasi dan desain juga sering
menjadi daya tarik tersendiri bagi para terget konsumen.
Tempat (saluran distribusi) adalah suatu perangkat organisasi
yang saling bergantung dalam menyediakan suatu produk atau jasa
untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna
bisnis. (Kotler, 1996)
Tujuan Saluran Distribusi Pemasaran adalah sebagai berikut
1) Meningkatkan pelayanan bagi pelanggan
Sistem logistik yang dikelola dengan baik dapat memperbaiki
pelayanan distribusi yang diberikan perusahaan kepada para
konsumennya, khususnya pemesan.
2) Mengurangi biaya distribusi
Banyak cara untuk menurunkan biaya yang dapat
direalisasikan serta dapat diatur secara efektif didalam
kegiatan distribusi perusahaan. Pengendalian didalam
aktivitas distribusi yang dilakukan secara sistematis dapat
menghasilkan penyederhanaan.
3) Meningkatkan volume penjualan
Dalam sitem logistik yang direncanakan secara tepat dan
benar dapat membantu dalam peningkatan volume penjualan.
Sistem yang dilakukan seperti ini akan menghasilkan tingkat
persediaan yang tepat sehingga akan mendorong perputaran
barang yang akan meningkatkan volume penjualan dan
kepuasan bagi para pelanggan. Sistem yang tanggap dapat
mempersingkat waktu antara pesanan dan penerimaan,
sehingga seluruh penghematan ini dapat dilimpahkan kembali
pada para pelanggan dalam bentuk harga yang lebih rendah
sebagai hasil dari efesiensi sistem distribusi.
4) Menstabilkan harga
Manajemen fasilitas pengangkutan dan pergudangan yang
dilakukan secara cermat dapat membantu menstabilkan harga
bagi perusahaan.
Jika suatu saat pasar sedang jenuh dengan produk tertentu,
maka perantara atau produsen dapat menyimpan produk itu
sampai keadaan pasar normal kembali, dimana permintaan
dan penawaran dapat berimbang. Pengangkutan barang
dengan menjalankan kebijaksanaan dari suatu pasar ke pasar
lainnya dapat memungkinkan penjual menghindari pasar
dengan harga yang tertekan, salain itu penjual yang dapat
memanfaatkan pasar yang persediaan terbatas dengan harga
yang lebih tinggi.
5) Penyesuaian pada perbedaan produksi dan konsumsi
Untuk dapat melihat nilai ekonomis penyimpanan didalam
perusahaan adalah dengan fakta terciptanya kegunaan waktu.
Ada saat produk mampu untuk berada di lokasi yang tepat
terhadap pasarnya, akan tetapi pada saat lain yang
memungkinkan tidak adanya permintaan akan produk
tersebut. Dalam hal ini perusahaan harus dapat mengatasi
dengan menambah nilai dari produk tersebut dengan cara
menahan dan menjaga dalam penyimpanan sampai adanya
permintaan. Penyimpanan diperlukan untuk mengoreksi
ketidak-seimbangan dalam produksi dan konsumsi.
6) Mempengaruhi pilihan saluran dan lokasi perantara
Berbagai keputusan dalam perusahaan mengenai
pengendalian persediaan sangat berpengaruh terhadap
pemilihan saluran niaga dan lokasi perantara yang akan
dipergunakan oleh produsen. Dalam hal ini produsen harus
dapat memilih perniagaan dagang besar yang menyediakan
jasa-jasa penyimpanan dan perdagangan, akan tetapi jarang
sekali saluran pemasaran dipilih khusus atas dasar
pertimbangan distribusi karena para produsen memilih yang
mereka anggap lebih efektif dan mudah untuk dijalankan.
Menurut Kotler (2000) ada beberapa komponen place yaitu :
1) Lokasi
Segala hal yang menunjukkan pada berbagai kegiatan yang
dilakukan perusahaan untuk membbuat produk tersedia dan
mudah diperoleh bagi konsumen sasaran. (Kotler, 1994)
Lokasi memiliki beberapa indikator, yaitu :
a. Kemudahan menjangkau lokasi
b. Strategis, dan mudah diliat keberadaannya
c. Kedekatan dengan tempat tinggal dan lokasi lainnya.
2) Saluran
Sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat
dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan
untuk digunakan atau dikonsumsi, kemudian bagaimana
menjalin kerjasama yang baik dengan para penyalur tersebut.
Saluran distribusi merupakan suatu proses penyampaian
barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para
pemakai, sewaktu barang atau jasa diperlukan. (Kotler, 2010)
3) Cakupan (Jangkauan)
Berkaitan dengan jumlah perantara di suatu wilayah.
Perusahaan menempatkan produk barang ataupun jasa di
sebanyak mungkin wilayah, gerai atau outlet yang bisa
dilibatkan. Tujuannya untuk melayani konsumen dengan
biaya yang minimal namun bisa menciptakan citra produk
yang diinginkan. (Kotler, 1997)
4) Persediaan (Penyimpanan)
Persediaan merupakan cadangan perusahaan untuk proses
produksi seperti menentukan letak gudang, jenis peralatan
yang dipakai untuk menangani material maupun peralatan
lainnya dan penjualan pada saat dibutuhkan. (Kotler, 2009
dan Kasmir, 2008)
5) Transportasi
Keputusan tentang pemilihan alat transportasi, penentuan
jadwal pengiriman dan rute yang harus ditempuh.
Pemindahan barang dan atau jasa dari beberapa tempat asal
(sumber) ke beberapa tempat tujuan dengan memecahkan
permasalahan biaya transportasi agar biaya tersebut optimum.
(Kotler, 2009 dan Heizer dan Barry Render, 2005)
3. Harga (price)
Harga adalah jumlah uang yang dibebankan untuk suatu produk
atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah nilai yang konsumen
pertukarkan untuk mendapatkan manfaat karena memiliki atau
menggunakan produk atau jasa”. (Kotler dan Amstrong, 2001)
Menurut (Kotler, 2002) : Harga adalah satu-satunya elemen dalam
bauran pemasaran yang menghsilkan pendapatan dan merupakan satu
dari elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel, dimana ia dapat
diubah dengan cepat.
Menurut Kotler (2002) terdapat enam prosedur langkah untuk
menetap harga sebagai berikut :
1. Memilih tujuan penetapan harga
2. Menentukan permintaan
3. Memperkirakan biaya
4. Menganalisa biaya, harga, dan penawaran pesaing
5. Memilih metode penetapan harga
6. Memilih harga akhir
Dari definisi tersebut kita dapat mengetahui bahwa harga yang
dibayar oleh pembeli itu sudah termasuk pelayanan yang diberikan
oleh penjual.
Penetapan harga harus diarahkan demi tercapainya tujuan.
Sasaran penetapan harga dibagi menjadi tiga (Stanton,2000) :
1. Berorientasi pada laba untuk:
a) Mencapai target laba investasi atau laba penjualan
perusahaan.
b) Memaksimalkan laba
2. Berorientasi pada penjualan untuk:
a) Meningkatkan penjualan.
b) Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.
3. Berorientasi pada status quo untuk:
a) Menstabilkan harga
b) Menangkal persaingan.
Menurut Alma (2002) dalam menentukan kebijaksanaan harga
ada 3 kemungkinan :
1. Penetapan harga diatas harga saingan
Cara ini dapat dilakukan kalau perusahaan dapat meyakinkan
konsumen bahwa barang yang dijual mempunyai kualitas
lebih baik, bentuk yang lebih menarik dan mempunyai
kelebihan lain dari barang yang sejenis yang telah ada
dipasaran.
2. Penetapan harga dibawah harga saingan
Baru diperkenalkan dan belum stabil kedudukannya dipasar.
3. Mengikuti harga saingan
Cara ini dipilih untuk mempertahankan agar langganan tidak
beralih ketempat lain.
Menurut (Kotler, 1992), Harga memiliki komponen-komponen
yang terdiri dari :
1) Daftar harga
Suatu uraian harga yang telah ditetapkan atau dicantumkan
pada label atau produk.
Daftar harga memiliki beberapa indikator, yaitu :
a. Harga yang ditawarkan dibandingkan dengan harga
pesaing
b. Potongan harga
c. Harga terjangkau
2) Diskon (potongan harga) merupakan pengurangan dari harga
menurut daftar (list price) kepada konsumen karena adanya
aktivitas-aktivitas tertentu yang dilakukan konsumen
3) Penghargaan
Hadiah atau potongan harga yang diberikan kepada
konsumen sebagai penghargaan karena aktivitas tertentu atau
menyenangkan yang dilakukan konsumen.
4) Jangka pembayaran
Cicilan sesuai kesepakatan antara penjual dan pembeli
biasanya berhubungan dengan kredit. Menurut Kasmir (2003)
periode pembayaran dibagi kedalan 3 (tiga) bagian, yaitu:
1. Jangka pendek
2. Jangka menengah
3. Jangka panjang
5) Syarat-syarat kredit
Syarat-syarat kredit adalah sesuatu yang harus dipenuhi
konsumen dalam upaya pengambilan kredit.
4. Promosi (promotion)
Promosi adalah bagian dari bauran pemasaran yang besar
peranannya. Promosi merupakan kegiatan-kegiatan yang secara aktif
dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk
yang ditawarkan. Menurut Kotler (2009) menyatakan bahwa promosi
adalah berbagai cara untuk menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung
tentang suatu produk atau brand yang dijual. Kegiatan dalam promosi
ini pada umumnya adalah periklanan, personal selling, peromosi
penjualan, pemasaran langsung, serta hubungan masyarakat dan
publisitas (Fuad, 2006).
Menurut Kotler (2004), promosi terdiri dari 4 (empat) alat utama,
yaitu:
1) Periklanan, segala bentuk presentasi non personal dan
promosi ide, barang atau jasa melalui media tertentu yang
dibayar oleh sponsor tertentu.
2) Promosi Penjualan, terdiri dari kumpulan kiat insentif yang
berbeda beda, kebanyakan berjangka pendek, dirancang
untuk mendorong pembelian yang lebih cepat atau lebih
besar dari suatu produk atau jasa tertentu oleh konsumen atau
perdagangan tersebut.
3) Penjualan Personal, kiat yang paling efektif dalam
menyederhanakan operasional kerja terutama dalam
membentuk preferensi pembeli, keyakinan, dan tindakan.
4) Publikasi, perusahaan tidak hanya harus berhubungan secara
konstruktif dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi
perusahaan juga harus berhubungan dengan kumpulan
kepentingan publik yang besar.
E. Kerangka Teori
Menurut Kotler dan Amstrong (2003), Bauran Pemasaran adalah seperangkat
alat pemasaran taktis dan dapat dikendalikan produk, harga, distribusi, dan promosi
yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan
perusahaan dalam pasar sasaran.
Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari kerangka teori
Kotler (2000), yang menyatakan bahwa unsur utama bauran pemasaran adalah 4P
yaitu product, place, price, promotion serta masing masing sub variabelnya.
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dibuat, disimpulkan kerangka teori
penelitian ini adalah :
Bagan 2.1 Empat Unsur Utama Bauran Pemasaran
Sumber : Philip Kotler (2000)
PROMOTION
- Periklanan - Penjualan
tatap muka - Promosi
penjualan - Publikasi
PRODUCT
- Kualitas - Keistimewaan - Pilihan - Gaya - Merek - Kemasan - Ukuran - Pelayanan - Jaminan
PRICE
- Daftar harga - Potongan - Penghargaan - Jangka
pembayaran - Syarat-syarat
kredit
PLACE
- Saluran - Liputan - Lokasi - Persediaan - Transportasi
BAURAN
PEMASARAN
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH
A. Kerangka Konsep
Untuk mempermudah pemahaman dalam menggambarkan bauran pemasaran
4P di RSMTP maka disusunlah sebuah kerangka konsep. Kerangka konsep ini
mengacu pada teori bauran pemasaran 4P Philip Kotler (2000) yaitu 4P (product,
place, price, promotion) beserta masing-masing sub variabelnya.
Berdasarkan kerangka teori yang telah disebutkan diatas, variabel-variabel
yang diambil merupakan variabel yang dianggap penting dan sesuai serta dapat
dilakukan dalam proses penelitian ini.
Menurut (Kotler, 2000) variabel product mempunyai sub variabel yang terdiri
dari kualitas, keunggulan, pilihan, gaya, merek, kemasan, ukuran, pelayanan, dan
jaminan. Namun, pada penelitian ini sub variabel yang diteliti terdiri dari kualitas,
keunggulan, merek, dan jaminan. Karena berdasarkan hasil wawancara bahwa sub
variabel yang tidak diteliti karena sudah terjelaskan oleh sub variabel yang lain dan
ada juga sub variabel yang tidak dimiliki oleh rumah sakit.
Menurut (Kotler, 2000) variabel place mempunyai sub variabel yang terdiri
dari saluran, liputan, lokasi, persediaan, transportasi. Namun, pada penelitian ini sub
variabel yang diteliti terdiri dari lokasi dan transportasi. Karena berdasarkan hasil
wawancara bahwa sub variabel yang tidak diteliti karena sudah terjelaskan oleh sub
variabel yang lain dan ada juga sub variabel yang tidak dimiliki oleh rumah sakit.
Menurut (Kotler, 2000) variabel price mempunyai sub variabel yang terdiri
dari daftar harga, potongan, penghargaan, jangka pembayaran, syarat-syarat kredit.
Namun, pada penelitian ini sub variabel yang diteliti terdiri dari daftar harga. Karena
berdasarkan hasil wawancara bahwa sub variabel yang tidak diteliti karena sudah
terjelaskan oleh sub variabel yang lain dan ada juga sub variabel yang tidak dimiliki
oleh rumah sakit.
Menurut (Kotler, 2000) variabel promotion mempunyai sub variabel yang
terdiri dari periklanan, penjualan tatap muka, promosi penjualan dan publikasi.
Namun, pada penelitian ini sub variabel yang diteliti terdiri dari promosi penjualan
dan penjualan tatap muka. Karena berdasarkan hasil wawancara bahwa sub variabel
yang tidak diteliti tidak dimiliki oleh rumah sakit.
Berikut kerangka konsep yang dibuat peneliti untuk mempermudah cara
berfikir dan pemaparan hasil penelitian ini:
Bagan 3.1 Kerangka Konsep
PROMOTION
- Penjualan tatap muka
- Promosi penjualan
PRODUCT
- Kualitas - Keunggulan - Merek - Jaminan
PRICE
- Daftar harga
PLACE
- Lokasi - Transportasi
BAURAN
PEMASARAN
B. Definisi Istilah
Tabel 3.1.
Definisi Istilah
No Istilah Definisi
1 Produk
Segala sesuatu yang ditawarkan layanan MCU yang berupa
jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen
yang berupa pemeriksaan yang terdapat dalam paket
eksekutif, paket seleksi pegawai, paket anak-anak, paket
khusus wanita dan paket baby sitter
2 Kualitas Merupakan kemampuan produk layanan MCU RSMTP untuk
melakukan fungsi-fungsinya untuk memenuhi kebutuhan
konsumen yang dinyatakan/tersirat berdasarkan dimensi
kualitas layanan yaitu tampilan fisik, empati, kehandala, daya
tanggap, jaminan, dan empati
3 Keunggulan Merupakan alat bersaing untuk membedakan produk layanan
MCU RSMTP dengan MCU RS pesaing/sejenis
4 Merek Merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau
kombinasi produk layanan MCU RSMTP yang
membedakannya dengan produk RS pesaing
5 Jaminan Merupakan sesuatu yang dimiliki oleh layanan MCU RSMTP
yang telah melalui proses pengukuran dan pengujian, seperti
pemberi pelayanan yang sudah tersertifikasi, menjalankan
pelayanan sesuai SOP disertai dengan fasilitas yang
memenuhi standar yang telah ditetapkan
sehingga layak untuk disertai dengan jaminan.
6 Place Merupakan suatu perangkat yang dimiliki layanan MCU
RSMTP dalam menyediakan suatu produk untuk
digunakan/dikonsumsi oleh konsumen
7 Lokasi Merupakan sesuatu hal yang menunjukkan pada berbagai
kegiatan yang dilakukan layanan MCU RSMTP untuk
membuat produk tersedia dan mudah diperoleh bagi
konsumen seperti kemudahan menjangkau lokasi, strategis
dan mudah diliat keberadaannya dan kedekatan dengan tempat
tinggal dan lokasi lainnya.
8 Transportasi Merupakan alat transportasi yang digunakan layanan MCU
untuk melakukan kegiatan diluar rumah sakit dan pemindahan
barang atau jasa dari layanan MCU RSMTP kebeberapa
tempat tujuan.
10 Price
Jumlah nilai/uang yang dibebankan RSMTP kepada
konsumen yang telah mendapatkan manfaat atau
menggunakan pelayanan di layanan MCU di RSMTP
11 Daftar harga Suatu uraian harga pelayanan di layanan MCU yang telah
ditetapkan atau dicantumkan oleh RSMTP.
12 Promotion Merupakan berbagai cara yang dilakukan RSMTP untuk
menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen
secara langsung maupun tidak langsung untuk
memperkenalkan layanan MCU
13 Penjualan
tatap muka
Merupakan kegiatan memperkenalkan layanan MCU secara
langsung (face to face) yang dilakukan RSMTP didalam RS
atau diluaar RS.
14 Promosi
penjualan
Merupakan kumpulan kiat insentif yang berbeda beda yang
dilakukan RSMTP, untuk memasarkan layanan MCU.
Kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong
pembelian yang lebih cepat atau lebih besar.
BAB IV
METODELOGI PENELITAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa gambaran dan kata-kata tertulis atau lisan dari
informan serta perilaku yang diamati. Peneliti menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan tujuan ingin mendapatkan data yang mendalam mengenai bauran
pemasaran layanan MCU di RSMTP.
B. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan pada layanan MCU di Rumah Sakit Muhammadiyah
Taman Puring yang terletak di Jalan Gandaria I, No. 20, Kebayoran Baru, Jakarta
Selatan. Pengumpulan data mulai dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017.
C. Informan penelitian
Informan dalam penelitian ini diambil secara purposive sampling. Teknik
penentuan sampel secara purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan
tertentu yang dibuat sendiri oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi
yang sudah diketahui sebelumnya (Sugiyono, 2014).
Informan pada wawancara mendalam berjumlah 6 (enam) orang, dimana
jumlah ini diharapkan memberikan informasi yang lengkap dan memadai (adequacy
and appropiateness). Sumber informasi lain didapat dari data sekunder berupa telaah
dokumen. Adapun informan penelitian ini adalah :
Tabel 4.1
Informan Penelitian
Informan Penelitian Jumlah
Informan Kunci Kepala Bagian Pemasaran 1 orang
Informan Utama Kepala Pelayanan Unit Medical Check Up 1 orang
Informan Pendukung Kepala Bagian Anggaran dan Tarif 1 orang
Informan Pendukung Pasien 3 orang
TOTAL 6 orang
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, instrumen utama penelitian adalah penulis itu
sendiri. Namun, penelitian ini juga menggunakan instrumen bantu berupa pedoman
wawancara, pedoman observasi dan telaah dokumen. Selain itu, peneliti juga
menggunakan alat bantu berupa alat tulis, kamera untuk pengambilan gambar dan
perekam suara untuk merekam pembicaraan selama wawancara berlangsung agar
dapat memperkuat akurasi data.
E. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain yaitu:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari informan, dan
didapatkan dengan wawancara mendalam serta observasi lapangan.
2. Data sekunder, yaitu data yang didapatkan dari dokumen yang dimiliki
oleh RSMTP
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian kualitatif ini yaitu :
1. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam merupakan salah satu metode yang digunakan
dalam penelitian ini, dimana peneliti mendapatkan informasi secara
langsung dari informan, serta bertatap muka dengan informan tersebut
(face to face). Wawancara mendalam peneliti lakukan kepada Kepala
Bagian Pemasaran, Kepala Pelayanan Unit MCU, Kepala Bagian
Anggaran dan Tarif dan 3 orang pasien unit MCU.
2. Observasi
Dilakukan dengan menyiapkan pedoman observasi, untuk memudahkan
peneliti mendapatkan gambaran jelas mengenai data yang ingin
dicari/diketahui. Data yang akan dicari dan diketahui peneliti adalah
data yang berhubungan dengan bauran pemasaran unit MCU. Dalam
observasi ini, yang peneliti lakukan adalah melihat kesesuaian hasil
wawancara dengan kondisi di lapangan.
3. Telaah Dokumen
Telaah dokumen yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
pemeriksaan dokumen-dokumen yang dimiliki rumah sakit.
Telaah dokumen juga dilakukan pada data-data yang bermasalah terkait
bauran pemasaran di unit MCU. Hasil observasi dan wawancara peneliti
bandingkan kesesuaiannya menggunakan dokumen-dokumen tersebut.
G. Teknik Analisis Data
Peneliti melakukan analisis terhadap informasi yang diperoleh pada saat
wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen dengan menggunakan bantuan
matriks. Matriks ini digunakan untuk memudahkan penjabaran variabel-variabel
pendukung pada penelitian ini yang terdapat pada kerangka konsep. Matriks dibuat
berdasarkan informasi yang didapatkan peneliti saat melakukan proses turun
lapangan.
H. Penyajian Data
Data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk narasi dan dilengkapi dengan
matriks hasil wawancara, observasi, telaah dokumen yang digabungkan menjadi
matriks tiangulasi data. Penyajian data (display data) dimasudkan agar lebih
mempermudah bagi peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau
bagianbagian tertentu dari data penelitian. Hal ini merupakan pengorganisasian data
kedalam suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih utuh. Data-
data tersebut kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir menurut
kelompoknya dan disusun sesuai dengan katagori yang sejenis untuk ditampilkan
agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan
sementara diperoleh pada waktu data direduksi. Dengan mendisplaykan data, maka
akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.
I. Validitas Data
Penelitian kualitatif ini dilakukan pemeriksaan keabsahan datanya dengan
menggunakan metode triangulasi. Adapun triangulasi yang dilakukan, yaitu :
1. Triangulasi Data
1) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber
(Sugiyono, 2014). Triangulasi sumber dilakukan peneliti dengan
membandingkan dan melakukan pemeriksaan terhadap hasil
wawancara dengan menanyakan pertanyaan yang sama kepada
beberapa informan yang berbeda.
2) Triangulasi Metode
Pada penelitian ini, metode yang digunakan selain wawancara
mendalam, juga dilakukan observasi dan telaah dokumen.
2. Realibilitas Data
Melakukan realibilitas data dengan cara mendengarkan atau memutar
rekaman (audio/video) berulang-ulang, kemudian dicocokkan dengan
transkrip wawancara.
40
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring
a. Sejarah Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring
Sejak jaman disahkanya kepengurusan Persyarikatan Muhammadiyah
Kebayoran Baru oleh pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tahun 1952 telah
terbentuk di dalamnya bagian PKO (Penolong Kesejahteraan Oemat), dan pada
tahun 1962 Djawatan Kesehatan Kota Jakarta memberikan izin penyelenggaraan
Persalinan. Pada tahun 1969 resmilah berdiri Balai Kesehatan Ibu dan Anak
(BKIA) Muhammadiyah di Kebayoran Baru.
Dikarenakan adanya keterbatasan pada saat itu, antara tahun 1986 hingga
1991 Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kebayoran Baru yang dijabat HS.
Prodjokusumo mengadakan kerja sama dalam pengelolaan BKIA ini dengan
Yayasan RS Islam Jakarta (dalam hal ini RS Islam Cempaka Putih). BKIA ini
kemudian berubah menjadi Rumah Bersalin Muhammadiyah (RBM) Taman
Puring.
Seiring perkembangan dengan jumlah dan jenis pelayanan yang semakin
meningkat pada tahun 1999 RBM Taman Puring mendapat ijin operasional
sebagai Rumah Sakit Bersalin (RSB). Rumah Sakit Bersalin Muhammadiyah
Taman Puring terus mengembangkan diri untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang profesional dan Islami, sehingga
pada 2005 RSB Muhammadiyah Taman Puring mampu memperluas lahan dan
membangun gedung 4 tingkat beserta basement.
41
Tekad, ikhtiar dan kerja sama keluarga besar Pimpinan Cabang
Muhammadiyah Kebayoran Baru dalam berkhidmat kepada ummat tidak pernah
berhenti. Dalam bidang kesehatan, melalui Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan
Masyarakat PCM Kebayoran Baru terus mengembangkan Amal Usaha
Muhammadiyah RSB ini sehingga melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI
nomor Y.M.02.04.3.5.972 tertanggal 12 Februari 2007 RSB Muhammadiyah
bermetamorfosis menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Muhammadiyah Taman
Puring. Lalu pada Oktober 2012, RSIA Muhammadiyah Taman Puring telah
berubah menjadi RSU Muhammadiyah Taman Puring. Rumah Sakit
Muhammadiyah Taman Puring berdiri diatas tanah seluas 3000 m2 yang
beralamat di Jalan Gandaria I Nomor 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
b. Visi dan Misi Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring
Visi
Menjadi rumah sakit yang berkualitas dan terpercaya di Jakarta dengan
unggulan kesehatan reproduksi dan tumbuh kembang anak tahun 2015.
Misi
Misi dalam mewujudkan visi yang emban oleh Rumah Sakit
Muhammadiyah Taman Puring , yaitu:
Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan berkualitas dengan
nilai Islam yang berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Menjadikan Sumber Daya Insani yang berkualitas dan kompeten
sebagai pembaharu dan pencerah pelayanan kesehatan.
Menjadikan sarana dan prasarana untuk mendukung pelayanan
unggulan.
42
c. Produk dan Layanan
Untuk memberikan pelayanan yang unggulan kepada masyarakat Rumah
Sakit Muhammdiyah Taman Puring memiliki beberapa produk dan layanan,
diantaranya:
1) Pelayanan 24 Jam
Pelayanan 24 jam yang terdapat di RS. Muhammadiayah Taman Puring
ini terdiri dari pelayanan UGD/ Poli Umum, kamar bersalin, Ambulance,
Kamar Operasi, Laboratorium, dan Farmasi.
2) Fasilitas Poliklinik Spesialis
Terdiri dari Poliklinik Kebidanan dan Kandungan, Poliklinik Anak,
Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Jantung, Poliklinik Saraf, Poliklinik
Bedah Umum, Poliklinik Bedah Orthopedi, Poliklinik Fertilitas, Poliklinik
Tumbuh Kembang, Poliklinik Mata, Poliklinik THT, Poliklinik Kulit &
Estetika, Poliklinik Orthodontist, Poliklinik Gigi dan Mulut.
3) Fasilitas Perawatan
Terdiri dari kelas perawatan VIP (Asy Syifa), VIP B (Marwah), Kelas I
(Al Inayah), Kelas II (Ar Rahmah, Ar Rahimah dan Al Khaeriyah), Kelas
III (Maimunah, Al Karimah dan An Nashr), kamar tindakan (OK, VK),
Kelas Paket Kiriman Bidan (Al Munawaroh), HCU (High Care Layanan)
dan Perinatologi (Nasiah dan Nuraini).
4) Fasilitas Penunjang
Terdiri dari fasilitas Fisiotherapi, ILA (Intratechal Labour Analgesia),
konsultasi gizi, konsultasi laktasi, konsultasi psikologi, senam hamil,
43
senam nifas, senam diabetes, pijat dan spa bayi, Deteksi Dini
Osteoporosis, Konsultasi Keluarga, Bimbingan Rohani, dan Home Care.
5) Fasilitas Diagnosis
Terdiri dari fasilitas Radiologi, Laboratorium, Patologi Anatomi EKG,
HSG, USG Abdominal, USG 2D,3D, dan Colour Dopler, USG
Transvaginal , Colposcopy, Hidrotubasi dan Patologi Klinik
6) MCU (Medical Check Up)
Serangkaian pemeriksaan medis yang dilakukan oleh dokter umum dan
dokter spesialis dengan ditunjang oleh pemeriksaan laboratorium dan
radiologi. Diharapkan dengan melakukan MCU ini beberapa penyakit
dapat terdiagnosis pada stadium awal sehingga dapat dilakukan langkah-
langkah preventif untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
B. Manajemen Pemasaran RS Muhammadiyah Taman Puring
Marketing merupakan suatu fungsi bisnis yang mengidentifikasikan kebutuhan
dan keinginan yang belum terpenuhi dari klien baik internal maupun eksternal serta
perantara pemilik Rumah Sakit dan manajemen agar semua sumber daya dan fasilitas
yang dimiliki Rumah Sakit dapat dimaksimalkan penggunaannya, menentukan pasar
sasaran promosi produk yang paling baik untuk dilayani, serta mewujudkan produk
atau layanan yang sesuai kebutuhan klien, cepat, dan memuaskan.
a. Falsafah
Kecepatan dan ketepatan dalam memberikan informasi produklayanan dan
atau organisasi secara islami.
44
b. Tugas dan Fungsi
1) Maintain dan memproduksi media pemasaran sebagai sarana sosialisasi
dan informasi seperti brosur, pamflet, spanduk, majalah, TV, sosial
media dan alat-alat pemasaran yang lain.
2) Melakukan kegiatan edukasi kesehatan sebagai sarana promosi, update
layanan dan edukatif baik pada klien awam/umum maupun medis
seperti dokter/bidan yang dapat dilakukan dalam bentuk seminar,
healthtalk, round table discussion dan lain-lain.
3) Mencari data dan memetakan pangsa pasar dari Rumah Sakit yang akan
digunakan sebagai target obyek pemasaran atau sosialisasi dengan
dimulai dari sekitar Rumah Sakit dengan jarak radius 1 Km, 2 Km, dan
seterusnya baik itu perusahaan, perkumpulan atau kelompok, klinik,
laboratorium, layanan kesehatan lain dan lain-lain.
4) Mengajukan dengan proaktif tawaran kerjasama baik secara langsung
maupun secara tidak langsung baik untuk layana Rawat Jalan, Rawat
Inap, fasilitas penunjang lainnya maupun Medical Check Up yang dapat
dilakukan onsite maupun inhouse.
5) Mempromosikan & memperkenalkan fasilitas & dokter2 maupun
pelayanan RSMTP ke eksternal (Asuransi/TPA, perusahaan,
RS/klinik/dokter/bidan, komlayananas/perkumpulan lainnya).
6) Mensosialisasikan/mengkomunikasikan alur/flow jika ada kerjasama
RI, RJ & MCU/event lainnya ke internal.
7) Merencanakan jadwal waktu program promosi pemasaran secara
kontinyu dan sekaligus realisasi di lapang sesuai target segmentasi
45
pasar sebagai dasar pembuatan brosur / media publikasi / sosialisasi
program intensif dan program 1 tahun.
8) Menginventarisir dokumen dan semua bentuk dan jenis media publikasi
/ alat pemasaran sebagai dasar koreksi / bahkan pertimbangan /
referensi / acuan selanjutnya.
9) Membuat laporan atas hasil program pemasaran / sosialisasi yang
mencakup segmentasi pasar, jenis dan kuantitas media publikasi, dan
alokasi waktu termasuk didalamnya target anggaran dengan perolehan
peserta secara periodik dan kontinyu.
10) Menindaklanjuti setiap proposal penawaran kerjasama dari berbagai
institusi lain yang telah mendapat ACC berdasarkan kesepakatan ke-2
belah pihak dan tetap menjaga keharmonisan hubungan ke –2 institusi.
11) Membuat rencana anggaran belanja dan pengeluaran (budgeting) yang
akan digunakan pada bagian marketing.
12) Bekerjasama dengan berbagai media baik lokal maupun nasional, cetak
maupun online untuk memperkenalkan dan menginformasikan layanan
dan fasilitas serta keunggulan yang dimiliki oleh Rumah Sakit.
c. Visi dan Misi
Visi
Menciptakan dan meningkatkan revenue dan kunjungan pasien yang
bersaing dan berkesinambungan untuk meningkatkan sustainability RSMTP
secara finansial dan berdasarkan kode etik kesehatan yang berdasarkan pada
nilai-nilai Quran, Sunnah dan norma yang berlaku di masyarakat.
46
Misi
Mengidentifikasi semua potensi yang dapat tingkatkan revenue Rumah
Sakit Muhammadiyah Taman Puring
Menganalisa prioritas sumber revenue yang memberikan impact paling
tinggi
Menyelenggarakan kegiatan pemasaran yang produktif guna
meningkatkan pendapatan rumah sakit.
Menyiapkan materi pemasaran yang informatif dan menarik
d. Struktur Organisasi Marketing
Bagan 5.1
Struktur Organisasi Marketing
e. Fasilitas dan SDI
Fasilitas
Dalam melaksanakan tugasnya bagian marketing dilengkapi dengan
fasilitas sebagai berikut :
DIREKTUR
dr. Nahari Arifin, Sp.A
MANAJER PENGEMBANGAN BISNIS
dr. Ahmad Jamaluddin, M.Kes
MARKETING
Febrina Shinta Perdani, ST., MM
47
1 set personal komputer
1 buah printer yang dipakai bersama dengan bagian manajemen
lainnya
1 line telepon
Sumber Daya Insani
1) 1 orang pendidikan terakhir S1 Teknik Manajemen Industri dan
S2 Marketing
C. Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 (enam) orang yang terdiri dari 1
(satu) kepala bagian marketing, 1 (satu) kepala bagian keuangan dan perencanaan,
kepala bagian layanan Medical Check Up (MCU), 3 (tiga) dari informan lainnya
adalah pasien Medical Check Up (MCU).
Tabel 5.1
Karakteristik Informan Pegawai
Informan Jabatan Jenis
Kelamin Pendidikan
Informan A Kepala Bagian Marketing Perempuan S2 Manajemen
Informan B Kepala Pelayanan Layanan MCU Laki-laki Dokter
Informan C Kepala Bagian Anggaran dan
Tarif
Laki-laki
S2 Manajemen
Keuangan
48
Tabel 5.2
Karakteristik Informan Pasien
\
D. PRODUCT
Produk yang diberikan oleh layanan medical check up (MCU) di RSMTP adalah
serangkaian pemeriksaan medis yang dilakukan oleh dokter umum dan dokter
spesialis dengan ditunjang oleh pemeriksaan laboratorium dan radiologi. Seperti
yang terdapat di daalam brosur yaitu paket eksekutif, paket seleksi pegawai, paket
anak-anak, paket khusus wanita dan paket baby sitter. Paket- paket tersebut berisi
pemeriksaan medical check up yang dimulai dengan tanya jawab dan pemeriksaan
tubuh oleh dokter) atau yang dikenal dengan istilah anamnesa. Kemudian,
dilanjutkan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter umum, dokter gigi, dan dokter
spesialis. Kemudian, dilanjutkan dengan pemeriksaan tambahan berupa laboratorium
(baik pemeriksaan darah, urine dan feces), rontgen dada, EKG, USG abdomen, bagi
wanita ditambah pemeriksaan USG intip dan pap smear. Namun, RSMTP belum
mempunyai alat treadmill jantung dan pemeriksaan mamografi. Hal ini sesuai dengan
yang dikatakan informan berikut :
“Di brosur MCU ada paket seperti paket eksekutif, paket seleksi pegawai, paket
anak-anak, paket khusus wanita, paket baby sitter dan paket pra nikah. Paket-
paket itu berisi pemeriksaan medical check up yang dimulai dengan anamnesa,
Informan Jenis Kelamin Usia
Informan P1 Perempuan 25 Tahun
Informan P2 Perempuan 23 Tahun
Informan P3 Perempuan 22 Tahun
49
pemeriksaan dilakukan oleh dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis.
Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan tambahan berupa laboratorium
(baik pemeriksaan darah, urine dan feces), rontgen dada, EKG, USG abdomen,
dan bagi wanita pemeriksaan ditambah dengan USG intip dan pap smear. Tapi
kita belum punya alat treadmill yang untuk jantung dan pemeriksaan
mamografi.” (Informan B)
Layanan MCU RSMTP juga melayani permintaan yang tidak sesuai dengan
paket, yaitu pelayanan pemeriksaan yang hanya dibutuhkan pasien atau permintaan
dari perusahaan rekanan. Pernyataan ini sesuai dengan yang dikatakan oleh informan
berikut :
“Produk MCU kita selama ini mengikutin paket yang ada di RSMTP, cuma tidak
menutup kemungkinan kalau misalnya klien, atau perusahan rekanan yang
punya permintaan paket sendiri atau pemeriksaan sendiri, kita membuat
harganya terus kita berikan harga penawaran dari RS ke mereka.” (Informan
A)
Hal ini juga didukung dengan hasil observasi bahwa terdapat brosur layanan
MCU yang berisi jenis - jenis paket beserta jenis pemeriksaannya.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti maka dapat
disimpulkan bahwa produk yang ada di layanan MCU yaitu paket – paket yang
erdapat di dalam brosur yaitu paket eksekutif, paket seleksi pegawai, paket anak-
anak, paket khusus wanita dan paket baby sitter. Paket- paket tersebut berisi
serangkaian pemeriksaan yang dimulai dengan anamnesa, kemudian pemeriksaan
dilakukan oleh dokter umum, dokter gigi, dan dokter spesialis seta dilanjutkan
dengan pemeriksaan tambahan berupa laboratorium (pemeriksaan darah, urine dan
feces), rontgen dada, EKG, USG abdomen dan bagi wanita pemeriksaan ditambah
dengan pap smear dan USG intip. Masih perlu adanya penambahan pemeriksaan
mamografi dan alat treadmill jantung. Namun, tidak hanya fokus dengan paket paket
50
yang ada, layanan MCU juga melayani paket yang sesuai dengan permintaan dari
konsumen.
Pada penelitian ini ada beberapa sub variabel produk yang akan dibahas yaitu
kualitas, keunggulan, merek dan jaminan dalam melaksanakan bauran pemasaran di
layanan MCU RSMTP.
1. Kualitas
Kualitas layanan memiliki lima dimensi yang terdiri dari tampilan fisik
(tangibel), empati, kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan
(assurance) dan empati (empathy).
1) Tampilan fisik (tangibel)
Dimensi tampilan fisik (tangibel) memiliki beberapa indikator yaitu :
a. Ruang tunggu pelayanan
b. Loket pelayanan
c. Penampilan Petugas Pelayanan
Bedasarkan penelitian yang dilakukan mengenai dimensi tampilan fisik
(tangible) diketahui bahwa dari hasil wawancara diperoleh bahwa pasien merasa
bahwa ruang tunggu, loket pelayanan sudah cukup baik , nyaman dan penampilan
petugas yang sudah rapi. Namun, belum adanya ruang tunggu khusus layanan MCU.
Seperti pernyataan informan P1 dan P3 berikut :
“Sejauh ini menurut aku bikin nyaman, tapi terkadang kalau pasiennya lagi
banyak memang terganggu ya berisik juga, terus ruang periksa sama kamar
mandinya juga bersih, cuma menurut aku kurang wangi saja” (Informan P1)
“Ruang tunggunya nyaman tapi terkadang terlalu ramai jadi berisik ya, tidak
ada ruang tunggu khusus MCUnya juga, loket pelayanannnya juga sudah bagus
dan petugasnya juga rapi.” (Informan P3)
Hal ini juga didukung oleh hasil observasi yang ditemukan bahwa tersedia ruang
tunggu yang nyaman dilengkapi dengan TV dan AC. Namun, ruang tunggu tersebut
51
digunakan untuk berbagai pelayanan, bukan hanya ruang tunggu khusus layanan
MCU.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan peneliti, jika
disesuaikan dengan indikator diatas maka dapat disimpulkan bahwa kondisi ruang tunggu
MCU sudah nyaman, loket pelayanan sudah bagus dan petugas juga sudah berpenampilan
rapi. Namun perlu adanya ruang tunggu khusus layanan MCU.
2) Kehandalan (reliability)
Dimensi kehandalan (reliability) memiliki beberapa indikator yaitu :
a. Kehandalan petugas dalam memberikan informasi pelayanan
b. Kehadalan petugas dalam melancarkan prosedur pelayanan
c. Kehandalan petugas dalam memudahkan teknis pelayanan.
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa petugas MCU masih kurang
informatif dan komunikatif, kurang sigap dan kurang teliti, karena terjadi kesalahan
informasi saat di kasir serta prosedur dan teknis pelayanan yang kurang lancar
karena dokter yang tidak tepat waktu. Kemudian, kehandalan petugas dalam
memudahkan teknis pelayanan belum maksimal, karena membuat pasien mondar-mandir.
Seperti pernyataan informan P1,P2 dan P3 berikut :
“Ini juga bikin lama nunggu dokter, padahal aku masih ada kerjaan lagi,
lumayan lama nunggu dokternya” (Informan P1)
“Petugasnya kurang informatif dan komunikatif juga, seharusnya kan nursenya
memberi tahu isi paketnya apa saja, pemeriksaannya apa saja, tapi ini tidak ada
dijelasin, atau mungkin karena aku tidak bertanya ya, tapi walaupun tidak
bertanya harusnya juga diberi tahu ya. Kurang memuaskan ya karna ada
kesalahan informasi tarif sewaktu di kasir, dan itu membuat pasien terkejut,
sarannya jangan membuat pasien jadi terkejut ya.” (informan P2)
“Kalau pelayanannya cepat ya, cuma mungkin lebih ditingkatkan lagi, seperti
dokternya lebih tepat waktu. Sejauh ini baik-baik saja, pelayanannya
pemeriksaannya harus dengan seakurat mungkin.” (Informan P3)
52
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, jika disesuaikan dengan indikator
diatas, maka dapat dilihat dari kehandalan petugas bahwa petugas MCU masih kurang
informatif dan komunikatif, kurang sigap dan kurang teliti, dan teknis pelayanan
yang kurang lancar karena pasien merasa terlalu sering mondar-mandir dan dokter
yang tidak datang tepat waktu. Sehingga, kehandalan petugas dalam memberikan
pelayanan MCU masih kurang memuaskan.
3) Daya tanggap (responsiveness)
Dimensi daya tanggap (responsiveness) mempunyai beberapa indikator dimensi,
yaitu :
a. Respon petugas pelayanan terhadap keluhan konsumen
b. Respon petugas pelayanan terhadap saran konsumen, dan
c. Respon petugas pelayanan terhadap kritikan konsumen
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa respon petugas pelayanan terhadap
keluhan, saran dan kritikan konsumen sudah direspon dengan baik, namun petugas
masih kurang profesional saat terjadi kesalahan komunikasi dengan petugas lainnya.
Seperti pernyataan informan P2 dan P3 berikut :
“Lumayan baik respon petugas terhadap keluhan, saran, dan kritik dari konsumen.
Tapi saya merasa petugas kurang profesional, karena saat terjadi kesalahan dikasir,
terjadi adu mulut antara petugas kasir dan dengan petugas layanan MCU didepan
saya.” (Informan P2)
“Petugas manajemen RSMTP merespon dengan baik terhadap keluhan, saran dan
kritik dari konsumen.” (Informan P3)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti, jika disesuaikan dengan
indikator diatas diperoleh bahwa respon petugas pelayanan terhadap keluhan, saran dan
kritikan konsumen sudah cukup baik. Namun, petugas masih terlihat kurang profesional saat
terjadi masalah dengan ptugas lain.
4) Jaminan (assurance)
Dimensi jaminan (assurance) memiliki beberapa indikator, yaitu :
53
a. Kemampuan administrasi petugas pelayanan
b. Kemampuan teknis petugas pelayanan
c. Kemampuan sosial petugas pelayanan
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa kemampuan administratif
petugas pelayanan dan teknis pelayanan petugas kemampuan dan pengetahuannya
sudah cukup baik, serta sosial petugas pelayanan yang sudah sopan dan hormat
terhadap pasien atau konsumen. Berikut kutipan wawancaranya :
“Menurut saya kemampuan petugasnya sudah cukup baik semua ya, petugasnya
juga hormat dan sopan.” (Informan P1)
Berbeda dengan informan P2 dan P3 yang mengatakan bahwa kemampuan
administratif petugas pelayanan dan teknis pelayanan petugas kurang baik, karena
terjadi beberapa kesalahan saat proses pelayanan dan pada saat pembayaran,
dikarenakan kurang komunikasi antara petugas MCU dengan petugas kasir dan dari
sosial petugas masih kurang hormat dan sopan. Berikut kutipan wawancaranya :
“Sewaktu di nurse stastion seharusnya nursenya memberi tahu isi paketnya apa
saja, pemeriksaannya apa saja, tapi ini tidak ada dijelaskan, atau mungkin
karena aku tidak bertanya ya, tapi walaupun tidak bertanya seharusnya juga
diberi tahu ya. Bahkan ada kesalahan informasi sewaktu dikasir.” Kalau ramah
iya, kalau informatif tidak, kurang sopan juga ya. Soalnya sewaktu di nursre
station aku sudah bilang kalau aku paket karyawan, terus sewaktu dikasir aku
dikasih harga yang beda bahkan lebih mahal. Kemudian disana terjadi adu
mulut antara kasir sama petugas MCU. Menurutku petugasnya masih kurang
pengetahuan.” (Informan P2)
“Kemampuan petugasnya masih kurang, banyak yang kurang jelas. Terus
perawatnya juga ada yang kurang sopan dan kurang hormat, saran saya
semoga lebih hormat dan sopan ketika menghadapi pasien ataupun ke yang
bukan pasien MCU.” (Informan P3)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan jika disesuaikan dengan
indikator diatas diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan administrasi petugas masih
banyak kekurangan, karena adanya kesalahan yang terjadi ketika proses administrasi.
54
Pada saat teknis pemeriksaan semua berjalan cukup baik dan dari sosial petugas
konsumen mengatakan bahwa ada petugas yang hormatdan sopan serta adapula yang
tidak.
5) Empati (empathy)
Dimesi empati mempunyai beberapa indikator yaitu :
a. Perhatian petugas pelayanan
b. Kepedulian petuga
c. Keramahan petugas pelayanan
Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari informan P1, bahwa perhatian,
kepedulian dan keramahan petugas pelayanan sudah cukup baik, ramah dan peduli.
Seperti pernyataan informan berikut ini :
“Peduli, ramah ya, perhatian juga, kalau ibu-ibu biasanya diantarkan oleh
petugas.” (Informan P1)
Namun menurut informan P3 bahwa perhatian, kepedulian dan kerahaman
petugas masih sangat kurang dalam melayani konsumen.
“Perawatnya juga ada yang jutek, kurang peduli meskipun berkomunikasi
dengan pasien ataupun kepada yang bukan pasien MCU, ya seharusnya tetap ramah
dan peduli.” (Informan P3)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan jika disesuaikan dengan
indikator empati diatas maka diketahui bahwa petugas sudah memiliki rasa peduli,
perhatian dan ramah. Namun ada juga petugas yang jutek, kurang peduli dan tidak
ramah ketika berkomunikasi dengan pasien maupun yang bukan pasien.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang disesuaikan dengan indikator
dimensi kualitas layanan, maka dapat disimpulkan bahwa dimensi kualitas layanan
yaitu tampilan fisik (tangibel), empati, daya tanggap (responsiveness), jaminan
(assurance) dan empati (empathy) memiliki kualitas yang sudah cukup baik, karena
55
kelengkapan sarana dan prasarana dan kualitas petugas dan pelayanan yang hampir
dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Namun, masih perlu lebih ditingkatkan lagi.
Sedangkan, kualitas layanan pada dimensi kehandalan (reliability) belum dikatakan
berkualitas baik sehingga berdampak pada penurunan jumlah kunjungan layanan
MCU.
d. Keunggulan (Fitur)
Keunggulan merupakan alat bersaing untuk membedakan produk rumah sakit
dari rumah sakit pesaing. Keunggulan produk layanan dapat dilihat dengan
membandingkan produk layanan rumah sakit yang dimiliki dengan rumah sakit lain.
Produk layanan MCU di RS Medistra dan RS Jakarta yang berada disekitar
RSMTP dan tepatnya di Jakarta Selatan yaitu berupa pemeriksaan dilakukan oleh
dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis. Kemudian dilanjutkan dengan
pemeriksaan tambahan berupa laboratorium (baik pemeriksaan darah, urine dan
feces), rontgen dada, USG abdomen, EKG dan treadmill, bagi wanita pemeriksaan
ditambah dengan mamografi, USG payudara dan pap smear.
Jika dibandingkan dengan layanan MCU RSMTP, layanan MCU RSMTP belum
memiliki alat treadmill jantung, USG payudara dan pemeriksaan mamografi.
Demikian juga menurut informan A dan C, untuk saat ini layanan MCU RSMTP
belum memiliki produk yang menjadi unggulan bila dibandingkan dengan rumah
sakit lainnya. Produk layanan yang diberikan seperti biasa pada umumnya yang
diberikan oleh rumah sakit lain. Seperti yang dikatakan oleh informan berikut :
“Standart ya, mungkin dari penamaan bisa sama, tapi dari pemeriksaan bisa
berbeda, dan sebaliknya ya.” (Informan A)
“Belum ada ya yang menjadi unggulan. Disini juga masih kekurangan alat
treadmill dan belum ada pemeriksaan mamografi. Karena tidak terlalu ada
differensiasi, umumnya masih sama dengan RS lainnya ya.” (Informan B)
56
Belum adanya produk unggulan untuk layanan MCU karena layanan MCU
RSMTP saat ini berada pada siklus pertumbuhan atau proses pengembangan.
Kemudian akan ada perencanaan penamaan paket sesional dan penambahan alat
treadmill dan dokter okuvasi. Pernyataan ini sesuai dengan hasil wawancara berikut
ini :
“Apa ya, mungkin pertumbuhan. Paling, mungkin dari perkembangan sarana
dan prasarana, ada rencana penambahan treadmill, dan dokter okuvasi. Nanti
ada rencana kedepannya ingin mengembangkan ke layanan MCU okuvasi,
kalau sekarang masih secara umum ya.” (Informan B)
“Kita membuat paket paket sesional yang menarik perhatian pasien, paket
lebaran, akhir tahun, menjelang liburan, dan lain lain.” (Informan A)
“Kira-kira sih di tahap pertumbuhan ya kendalanya lebih kepada ruangan ya.”
(Informan A)
Selanjutnya, kendala yang dihadapi dalam perencanaan pengembangan produk
MCU adalah persetujuan dari pimpinan RSMTP dan kepala layanan MCU sendiri.
Kepala layanan MCU meyakini bahwa sebenarnya MCU adalah cost yang cukup
menjanjikan dan seharusnya bisa menjadi perioritas dan mengharapkan dukungan
dari pimpinan berupa finansial, SDM, fasilitas, dan sarana prasarana untuk
pengembangan layanan MCU. Pernyataan ini sesuai dengan wawancara berikut ini :
“Kalau dari marketing ya sudah membuat paket-paketnya ya, tinggal
persetujuan saja dari tim MCUnya. Belum kembali lagi ke marketing.”
(Informan A)
“Perlunya dukungan dari pimpinan, ketika memang MCU menjadi sesuatu yang
menjanjikan sebenarnya. Ini sebenarnya cost yang cukup menjanjikan,
seharusnya bisa menjadi perioritas. Dalam arti, ya perhatiannya, dukungan
finansial, SDM, fasilitas, sarana pra sarana.” (Informan B)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan wawancara, maka dapat
disimpulkan bahwa belum adanya produk unggulan di layanan MCU RSMTP jika
dibandingkan dengan RS lain. Karena siklus layanan MCU yang masih berada pada
siklus pertumbuhan dan akan ada perencanaan penambahan alat treadmill dan
57
pembuatan produk unggulan layanan MCU yaitu MCU okuvasi dan pembuatan paket
seaional. Kemudian adanya kendala yang dihadapi dalam pengembangan layanan
MCU adalah persetujuan dari layanan MCU terkait revisi paket dari marketing dan
perlunya dukungan dari pimpinan berupa finansial, SDM, fasilitas, dan sarana
prasarana untuk pengembangan layanan MCU. Dengan demikian, belum adanya
produk unggulan layanan MCU, hal ini berpengaruh pada menurunnya jumlah
kunjungan pasien.
e. Merek
Menurut informan A penamaan merek disesuaikan dengan jenis pemeriksaan
yang ada dan sedang direncanakan bahwa merek atau penamaan paket akan diganti
sesuai dengan musimnya atau yang disebut paket sesional. Penyataan tersebut sesuai
dengan wawancara berikut :
“Mereknya mungkin dari penamaan paketnya saja ya, misalnya kalau nanti
tahun baru kita membuat paket akhir tahun, kalau lebaran membuat paket
lebaran, dll. Sebenarnya itu akal-akalan saja, untuk pemeriksaannya sama saja
semuanya, cuma nama paketnya saja yang diganti. Kalau harganya ya paling
turun naik ya.” (Informan A)
Berdasarkan informasi dari informan C diketahui bahwa proses pembuatan
merek layanan MCU RSMTP dilakukan oleh bagian pemasaran dan tim MCU.
Seperti pernyataan informan berikut :
“Proses pembuatan nama paketnya yang menyusun biasanya pemasaran
dengan tim MCU” (Informan C)
Kemudian, berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan B diketahui
bahwa merek produk MCU hanya pada penamaan paket yang diberikan. Seperti
paket eksekutif, paket seleksi pegawai, paket anak-anak, paket khusus wanita dan
paket baby sitter. Penyataan tersebut sesuai dengan wawancara berikut :
58
“Ada ya, paket eksekutif, paket pra nikah, paket eksekutif, paket seleksi pegawai,
paket anak-anak, paket khusus wanita dan paket baby sitter, ada ya.” (Informan B)
Merek (brand) yang dikatakan baik dan memenuhi kebutuhan konsumen apabila
sudah memenuhi ktiteria berikut ini :
1) Mencerminkan manfaat dan kualitas
2) Singkat dan sederhana
3) Mudah diucapkan, didengar, dibaca, dan diingat
4) Memiliki kesan berbeda dari merek-merek yang sudah ada
5) Mudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing dan tidak mengandung konotasi
negatif dalam bahasa asing
Menurut informan P1, P2 dan P3 bahwa merek yang ada pada layanan MCU
RSMTP sudah mencerimankan kualitas manfaat, singkat dan sederhana, mudah
diucapkan, didengar dan diingat, mudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing dan
tidak mengandung konotasi negatif dalam bahasa asing. Namun merek tidak memiliki
kesan yang berbeda dengan merek layanan MCU di RS lain. Penyataan tersebut sesuai
dengan wawancara berikut :
“Dari nama paketnya sudah tau manfaatnya ya dan cukup berkualitas, singkat
dan sederhana.” (Informan P1)
“Mereknya mudah diucapkan, didengar dan diingat juga ya, mudah
diterjemahkan ke dalam bahasa asing dan tidak mengandung konotasi negatif.”
(Informan P2)
“Kalau dilihat dari merek paketnya biasa saja ya, mirip dengan rumah sakit
lainnya juga.” (Informan P3)
Hal ini didukung dengan hasil observasi yang diketahui bahwa terdapat merek
layanan MCU yang bisa dilihat di dalam brosur layanan MCU.
59
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan peneliti dan
disesuaikan dengan kriteria pada merek, maka dapat disimpulkan bahwa merek yang
dimiliki layanan MCU RSMTP hanya pada penamaan paket yang bisa dilihat di
brosur layanan MCU dan sudah mencerminan kualitas manfaat, singkat dan
sederhana, mudah diucapkan, didengar dan diingat, mudah diterjemahkan ke dalam
bahasa asing dan tidak mengandung konotasi negatif dalam bahasa asing. Namun,
merek tidak memiliki kesan yang berbeda dengan merek layanan MCU di rumah
sakit lain. Karena MCU di rumah sakit lain juga memiliki merek yang hampir sama
secara keseluruhan dengan merek MCU RSMTP. Kendalanya adalah belum adanya
feedback dari layanan MCU kepada bagian marketing terkait persetujuan pembuatan
merek layanan MCU. Hal ini berpengaruh pada menurunnya jumlah kunjungan
pasien.
f. Jaminan
Pelayanan MCU dikatakan terjamin ketika pemberi pelayanan sudah
tersertifikasi, menjalankan pelayanan sesuai SOP disertai dengan fasilitas yang
memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Menurut informan B, produk MCU yang ditawarkan kepada pasien sudah
melalui pengukuran dan pengujian yang cermat. Fasilitas yang digunakan sudah
memenuhi standar pelayanan. Selain itu, dokter yang bertugas juga sudah memiliki
surat kompetensi sebagai dokter dan perawat yang bertugas juga telah memiliki surat
tanda registrasi sehingga sudah memiliki quality control untuk proses
pelayananannya dan peyanan yang sudah sesuai SOP. Kemudian, RSMTP juga
sudah terakreditasi dan dibawah pengawasan dinas kesehatan. Pernyataan diatas
sesuai dengan wawancara berikut :
60
“Kalau untuk alat-alat, laboratorium ada kalibrasinya sudah di tera ya, rekam
jantungnya, radiologinya, dll. sudah tersertifikasi. Dokternya juga sudah
memiliki surat kompetensi sebagai dokter, perawatnya juga memiliki surat tanda
registrasi, sebelum memberikan hasilnya semua diperiksa dulu sama dokter
penyakit dalam, kepala MCU dan doker pemeriksa lainnya.. artinya sudah
memiliki quality kontrol yang cukuplah secara prosesnya ya. RSMTP juga sudah
ada akreditasinya, ada pengawasannya dari dinas kesehatan.” (Informan B)
“Disini pelayanan MCUnya berjalan sesuai SOP RSMTP.” (Informan B)
Hal ini juga didukung oleh hasil observasi diketahui bahwa alur pelayanan
layanan MCU sudah sesuai dengan standar operasional prosedur serta hasil telaah
dokumen yaitu diperolehnya SOP layanan MCU yang sudah ditetapkan sebagai SK
(Surat Keputusan) Direktur RSMTP.
Berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara, observasi dan telaah dokumen
maka dapat disimpulkan bahwa layanan MCU RSMTP sudah layak disertai jaminan
karena petugas yang sudah tersertifikasi, menjalankan pelayanan sesuai SOP dan
dilengkapi dengan fasilitas yang dengan fasilitas yang telah melalui proses
pengukuran dan pengujian yang cermat dan rasional. Hal ini seharusnya bisa menjadi
suatu keunggulan dan nilai tambahan bagi layanan MCU RSMTP agar dapat
meningkatkan jumlah kunjungan RSMTP.
E. PLACE
Pada penelitian ini ada beberapa komponen place yang akan dibahas yaitu lokasi
dan transportasi dalam melaksanakan bauran pemasaran di layanan MCU RSMTP.
1. Lokasi
Lokasi merupakan tempat untuk berhubungan dengan cara penyampaian produk serta
jasa layanan kepada para konsumen. Lokasi memiliki beberapa indikator, yaitu :
a. Kemudahan menjangkau lokasi
b. Strategis, dan mudah diliat keberadaannya
c. Kedekatan dengan tempat tinggal dan lokasi lainnya.
61
Menurut informan A dan B Lokasi RSMTP sudah strategis. Namun, tampilan
rumah sakit bila dilihat dari luar rumah sakit masih kurang menarik. Seperti yang
dikatakan oleh informan berikut :
“Dari letak RSnya strategis, tapi tampilan depan RS sedikit kurang menarik ya,
karena biasanya orang tertarik melihat tampilan luarnya dulu ya baru ke
dalamnnya.” (Informan A)
“Lokasi RS strategis ya, mudah dijangkau” (Informan B)
Respon pasien terhadap lokasi RSMTP juga baik. Berdasarkan hasil wawancara,
keseluruhan pasien mengatakan lokasi RSMTP sudah stategis karena posisinya yang
berada dipinggir jalan raya dan mudah dijangkau dengan kendaraan umum serta
dekat dari lokasi informan. Seperti yang dikatakan informan berikut :
“Strategis, akses ke jalan raya mudah, sudah bagus ya.” (Informan P1)
“Strategis, lokasinya strategis karena kalau dari lokasi saya tinggal di Ciputat
hanya sekali naik bis.” (Informan P2)
“Strategis, lokasinya dekat jalan raya, dan banyak juga kendaraan umum yang
bisa digunakan untuk menuju RS dan keluar dari RS.” (Informan P3)
Untuk lokasi layanan MCU, menurut informan B sudah strategis. Namun,
menurut informan A belum strategis, karena posisi ruangan yang terletak dipojok dan
tidak mempunyai ruang tunggu khusus membuat pasien merasa kurang nyaman.
Seperti yang dikatakan informan berikut :
“Itu yang paling pojok itu layanan MCU, jalannya cuma bisa jalan dari jalan
kecil yang dekat jualan donat, sulit asksesnya” (Informan A)
“Kalau disini sebenarnya cukup strategis ya, pasien MCU itukan orang sehat
ya, berarti akan mempertimbangkan kenyamanan. Aspek kenyamanan itu yang
disini masih belum, ruang tunggu khusus MCU nya tidak ada, lamanya periksa
ini periksa itu, menurut saya belum strategis dari sisi kenyamanan.” (Informan
B)
Hal ini berbeda dengan respon yang disampaikan oleh pasien tentang lokasi
layanan MCU, dimana menurut mereka lokasi layanan MCU tidak strategis karena
62
ruangan yang terlalu sering pindah - pindah dan sempit. Seperti yang dikatakan oleh
informan berikut :
“Muter-muter kalau menurut saya ya, seharusnya kan di dalam lab itu kan ada
dokter MCUnya, ini dari admission ke nurse station terus ke laboratorium, dari
lab ke dokter MCU. Kalau pengalaman sebelumnya di sebelah lab langsung ada
ruang dokter MCUnya, jadi dari admission ke lab terus langsung ke ruang
dokter MCUnya di dekat lab, tidak singgah-singgah ke nurse station lagi, labnya
juga sempit.” (Informan P2)
“Kalau dari yang saya lihat ya ruangan MCU yang paling ujung terlalu jauh ya
dan sulit mutar-mutar begitu melewati ruang rawat inap juga, dan tidak ada
petunjuk arahnya. Kurang strategis ya.” (Informan P3)
Hal ini didukung dengan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti, diketahui
bahwa lokasi RSMTP sudah strategis karena berada di pinggir jalan raya dan mudah
dijangkau dengan berbagai angkutan umum mapun kendaraan pribadi, serta
berdekatan dengan tempat tinggal dan perusahaan - perusahaan lainnya. Sehingga
mudahnya akses menuju ke RSMTP dengan berbagai jenis kendaraan pridbadi
maupun angkutan umum. Berbeda dengan lokasi layanan MCU yang kurang strategis
karena rungan yang berada disudut RS dan sulit untuk dijangkau.
Berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara, observasi dan disesuaikan
dengan indikator place bahwa lokasi RSMTP sudah strategis, mudah dijangkau
dengan angkutan umum maupun kendaraan pribadi dan dekat dengan tempat tinggal
dan berbagai lokasi lainnya. Untuk lokasi layanan MCU menurut sebagian kecil
informan sudah strategis. Namun, menurut sebagian besar informan belum strategis,
karena posisi ruangan yang terletak dipojok dan tidak terdapat petunjuk arah menuju
layanan MCU serta terlalu banyak berpindah - pindah ruangan. Hal ini dapat
berpengaruh terhadap menurunnya jumlah kunjungan layanan MCU.
63
d. Transportasi
Untuk memperlancar proses kegiatan pelayanan MCU di luar rumah sakit,
RSMTP menyediakan prasarana seperti alat transportasi yang digunakan untuk
memindahkan barang atau jasa ke tempat tujuannya. Transportasi yang biasanya
digunakan layanan MCU RSMTP untuk melakukan MCU diluar rumah sakit yaitu
dengan menyewa mobil rontgen. Jika ada kebutuhan lainnya bisa menggunakan
mobil RS dan pesan kendaraan online. Seperti kutipan wawancara dengan informan
A berikut :
“Kalau mau MCU keluar bisa sewa mobil rontgen ya, kalau keperluan lainnya
bisa pakai mobil RS ya, sekarang juga banyak kendaraan online. Kalau untuk
barang-barang yang terlalu banyak atau ukuran besar bisa menyewa jenis
mobil yang dibutuhkan ya. Kalau tidak terlalu banyak dan besar bisa pakai
mobil RS atau pesan kendaraan online.” (Informan A)
Berdasarkan observasi diketahui bahwa layanan MCU belum memiliki mobil
rongten. Namun, RSMTP memiliki alat tranportasi pibadi (mobil) yang bisa
digunakan untuk kepentingan RSMTP. Jika mobil RS sedang tidak bisa digunakan,
maka bisa menyewa kendaraan lain sesuai kebutuhkan atau memesan kendaraan
online.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi maka dapat disimpulkan bahwa
transportasi yang digunakan layanan MCU untuk melakukan MCU diluar RSMTP
yaitu dengan menyewa mobil rontgen dan jika ada keperluan lainnya diluar RSMTP
bisa dengan menyewa mobil, pesan kendaraan online atau pakai mobil milik
RSMTP, disesuaikan dengan kebutuhan layanan MCU.
F. PRICE
Pada penelitian ini ada beberapa komponen price yang akan dibahas yaitu daftar
harga dan potongan (diskon) di layanan MCU RSMTP.
64
1. Daftar Harga
Harga merupakan sesuatu yang harus dibayar oleh konsumen untuk
mengganti/ditukarkan agar memperoleh kepemilikan atau penggunaan suatu barang
dan jasa. Daftar harga memiliki beberapa indikator, yaitu :
a. Harga yang ditawarkan dibandingkan dengan harga pesaing
b. Potongan harga
c. Harga terjangkau
Proses penetapan tarif layanan MCU menurut informan A, dan C, adalah dengan
menentukan terlebih dahulu layanan cost dari masing-masing pemeriksaan MCU.
Untuk layanan paket MCU, hanya menyesuaikan dengan tarif pemeriksaan yang
telah ditentukan oleh kepala layanan MCU bersamaan dengan bagian marketing dan
keuangan serta disahkan oleh direksi. Seperti yang dikatakan oleh informan berikut :
“Tim MCU yang mengajukan, yang pasti ya harus tahu layanan costnya berapa,
terus harga jualnya berapa, kemudian kebagian keuangan, tim MCU duluan.
Kalau marketing membantu untuk membuat permintaan yang ada, nanti disusun
harga penawarannya bersadarkan diskusi dengan tim MCU kemudian ke
keuangan.” (Informan A)
“Awalnya masing masing pemeriksaan sudah ada harganya semua, misalnya
lab, kimia rutin, fungsi hati, itu semua sudah ada harganya. Tarif yang sudah
ada terus diatur kembali mengenai margin masing-masing dari isi kontennya
MCU. Biasanya ada rapat dengan tim, lintas layanan, biasanya petugas MCU
dan marketing yang jadi leader meetingnya. Nanti dari situ dibicarakan
kontennya apa, harganya berapa, marginnya bagaimana, kemudian nanti usulan
itu dibawa ke direksi, kalau misalkan sudah di acc, kita pakai harga itu.”
(Informan C)
Masalah yang sering dihadapi dalam proses penentuan tarif pelayanan MCU
diantaranya adalah perhitungan layanan cost, harga bahan baku yang berubah-ubah
dan keterbatasan mencari harga pesaing. Seperti yang dikatakan oleh informan
berikut :
65
“Maka dari itu, masih kurang bisa bersaing, karena penyusunan tarif dan
perhitungan layanan cost nya yang kita masih belum bisa menemukan formula
dengan paket yang memadai dan kemudian harganya sesuai.” (Informan B)
“Banyak, penghitungan layanan costnya, masalah margin, masalah utama
sebenarnya. Harga bahan baku yang berubah-ubah juga, terus masalah harga
pesaing sulit juga mencarinya ya.” (Informan C)
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian keuangan diperoleh informasi
bahwa pada awal penyusunan harga layanan MCU RSMTP sudah dibandingkan
dengan harga di rumah sakit lain yaitu RS MPH dan RS Gandaria, dan sudah dibuat
dengan harga standar bisa dikatakan murah. Namun, sudah beberapa tahun harganya
tidak direvisi. Seperti yang dikatakan oleh informan berikut :
“Tahap awal dibandingin sama RS MPH dan RS Gandaria, masalah harga
pesaing sulit juga mencarinya ya, kita lihat harga pesaingnya itu kadang-
kadang begini, isi kontennya sama tapi harga mereka bisa lebih murah, ternyata
setelah kita telusuri ternyata pakai alatnya berbeda, akhirnya sampai kita
mengadakan alat yang lebih murah, ada sekarang. Tapi itu sudah lama,
sekarang harganya murah sekali, sudah berapa tahun tidak naik-naik.”
(Informan C)
Hal ini didukung oleh pernyataan informan A, B, dan C yang mengatakan bahwa
tarif layanan MCU termasuk standar sama dengan RS lainnya dan ada yang
mengatakan murah dibanding RS lainnya. Seperti kutipan wawancara berikut ini :
“Menurut saya ya sejauh ini harganya standar.” (Informan A)
“Sepertinya sama ya dengan RS setingkat ya.. tidak berani lebih rendah.”
(Informan B)
“Sudah murah sekali, sudah berapa tahun tidak naik-naik.”
(Informan C)
Hal diatas juga sama dengan yang dikemukakan oleh pasien mengenai tarif yang
berlaku di layanan MCU. Mereka berpendapat bahwa tarif yang diberikan sudah
standar dan dapat dikatakan murah. Karena masih dapat dijangkau dan tidak jauh
66
berbeda dengan tarif MCU yang diberikan oleh rumah sakit lainnya. Seperti yang
dikatakan oleh informan berikut :
“Relatif ya standar.” (Informan P1)
“Tapi ya standar, masih bisa terjangkau, di RS lain juga sekitar segitu
harganya.” (Informan P2)
“Lumayan murah ya.” (Informan P3)
Hasil penelitian dengan telaah dokumen diperoleh bahwa RSMTP memiliki
dokumen daftar harga layanan MCU.
Penetapan diskon di layanan MCU RSMTP menurut informan A, B dan C hanya
berlaku untuk karyawan perusahaan yang telah bekerjasama dengan RSMTP dan
kepada pasien umum berdasarkan permintaan dokter MCU. Seperti pernyataan
informan berikut :
“Beberapa ada yang diberi diskon, apalagi kalau untuk perusahaan ya pasti
ada diskon dari harga normal. Perorangan juga bisa, tapi asal dikordinir
bersamaan.” (Informan A)
“Ada, jadi kalau misalnya kerjasama dengan paket untuk beberapa orang,
tarifnya bukan tarif biasa. Jadi ada beberapa potongan diskon, ada kok.”
(Informan B)
“Kalau kerjasama perusahaan rekanan ada kebijakannya berdasarkan
kesepakatan juga. Tapi kalau untuk pasien yang pribadi kita tidak ada
kebijakannya diskon, kalaupun ada terjadi diskon biasanya dari dokternya,
dokternya minta diskon buat pasien, jadi yang didiskon itu bagian dokternya, itu
terjadi karena biasanya itu saudaranya, karyawan atau orang yang tidak
mampu, itu boleh karena itu yang dikurangi hak dokternya sendiri.” (Informan
C)
Pernyataan diatas didukung oleh hasil wawancara dengan informan P1, P2 dan
P3, bahwa mereka belum pernah mendapatkan diskon untuk pelayanan layanan
MCU, karena ada yang merupakan pasien pribadi dan dan adapuladari perusahaan.
Seperti pernyataan informan berikut :
“Aku tidak tahu, karena aku kantor yang membayar.” (Informan P1)
67
“Belum pernah.” (Informan P2)
“Belum pernah ya.” (Informan P3)
Hasil telaah dokumen diperoleh bahwa terdapat dokumen kerjasama layanan
MCU dengan perusahaan rekanan.
Berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara dan telaah dokumen disesuaikan
dengan indikator daftar harga maka dapat disimpulkan bahwa pada awal penetapan
harga layanan MCU RSMTP sudah dibandingkan dengan harga di rumah sakit lain
yaitu RS MPH dan RS Gandaria dan sudah ditetapkan dengan harga standar yang
bisa dikatakan murah serta terdapat potongan harga (diskon) di layanan MCU hanya
untuk perusahaan rekanan dan tidak ada potongan untuk pasien pribadi terkecuali
untuk beberapa orang yang dikordinir bersama dalam jumlah lebih dari 10 orang.
Menurut semua informan bahwa harga yang ada di layanan MCU standar dan
dikatakan murah. Namun, sudah beberapa tahun harga layanan MCU tidak direvisi
disebabkan belum adanya persetujuan dari direksi sampai saat ini. Hal ini dapat
berpengaruh terhadap penurunan jumlah kunjungan pada layanan MCU.
G. PROMOTION
Pada penelitian ini ada beberapa komponen promotion yang akan dibahas yaitu
penjualan tatap muka dan promosi penjualan, dalam melaksanakan bauran
pemasaran di layanan MCU RSMTP.
1. Promosi Penjualan
Bagian marketing juga melakukan promosi penjualan. Tujuannya untuk
meningkatan pendapatan, jumlah kunjungan pasien, dan pasien mengenali layanan
rumah sakit, baik untuk pelayanan lainnya jika ada rujukan atau konsultasi untuk
pemeriksaan rawat jalan lebih lanjut. Kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan
68
promosi pengiklanan, yaitu : informasi melalui website, media sosial, brosur,
spanduk dan seminar ke perusahaan-perusahaan. Seperti pernyataan informan
berikut:
“Untuk meningkatkan revenue sama kunjungan pasien kesini, mengenalkan
layanan RS juga, kalau dari MCU ya bukan buat pemasukan MCU saja. Pasti
setelah hasil MCU kalau ada beberapa penyakit tertentu harus konsultasi ke
spesialis lainnya untuk rawat jalan lanjutan atau untuk pemeriksaan
penyembuhan.” (Informan A)
“Yang sudah ada ya brosur, website, media sosial, rencananya nanti mau
memasukkan brosur ke apartmen atau hotel-hotel yang sudah kerjasama dengan
kita.” (Informan A)
“Ya, selain memasukkan ke dalam website, medsos, sebarin brosur, memasang
spanduk, terus health talk ke perusahaan, minta bantuan perusahaan juga untuk
menginformasikan kepada kline perusahaan mereka kalau kita ada promosi
begitu.” (Informan A)
“Belum pernah ya dilakukan monitoring dan evaluasi.” (Informan A)
Menurut informan pasien, promosi yang dilakukan RSMTP layanan MCU masih
kurang maksimal. Karena informasi yang ada pada media yang digunakan masih
kurang lengkap dan banyak petugas yang ada di RSMTP tidak mengetahui informasi
terkait MCU. Seperti pernyataan informan berikut :
“Sepertinya sudah efektif kalau dilihat dari website sudah lengkap ya. Dari
website aku lihat lengkap”(Informan P1)
“Promosinya masih kurang ya, karena hanya petugas MCU saja yang
mengetahui terkait MCU, sementara petugas lainnya tidak tahu dan mereka hanya
menebak-nebak saja.” (Informan P2)
“Publikasinya belum terlalu lengkap ya, di website juga masih banyak info
yang kurang lengkap dan beberapa karyawan RS yang tidak terlalu tahu tentang
layanan MCU.” (Informan P3)
Hal ini didukung berdasarakan hasil observasi, diketahui bahwa promosi
penjualan dilakukan dengan cara memberikan informasi terkait layanan MCU
RSMTP melalui website, media sosial, brosur, spanduk dan seminar ke perusahaan -
69
perusahaan rekanan, namun informasi yang diberikan masih kurang lengkap dan
tidak terupdate. Hasil telaah dokumen diperoleh bahwa terdapat dokumen program
kerja pemasaran dan sesuai dengan kegiatan promosi penjualan yang dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara, observasi dan telaah dokumen,
maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi penjualan yang dilakukan untuk
mempromosikan layanan MCU yaitu dengan memasukkan informasi ke website,
media sosial, menyebarkan brosur, memasang spanduk, melakukan health talk ke
perusahaan dan meminta bantuan perusahaan untuk menginformasikan kepada kline
perusahaan mereka terkait adanya promosi layanan MCU di RSMTP serta sedang
melakukan perencanaan untuk memasukkan brosur ke apartemen dan hotel-hotel
rekanan, namun perencanaan ini belum terdapat di dalam dokumen program kerja
pemasaran. Sebagian besar informan mengatakan bahwa promosi yang dilakukan
RSMTP layanan MCU masih kurang maksimal. Karena informasi yang ada pada
media yang digunakan masih kurang lengkap dan banyak petugas yang ada di
RSMTP tidak mengtahui informasi terkait MCU. Kemudian, bagian pemasaran
belum pernah melakukan evaluasi terkait promosi. Hal ini dapat berpengaruh pada
penurunan jumlah kunjungan layanan MCU.
2. Penjualan Tatap Muka
Layanan marketing RSMTP juga melakukan promosi layanan MCU dengan
penjualan tatap muka. Tujuannya adalah menumbuhkan rasa saling percaya antara
rumah sakit dengan konsumen. Kegiatan yang dilakukan berupa health talk ke
perusahaan, seminar kesehatan, untuk internal rumah sakit dapat dilakukan
komunikasi antara customer service dan kasir kepada pasien. Seperti pernyataan
informan berikut :
70
“Karena lebih meyakinkan kalau bisa bertatap muka langsung bertemu,
menumbuhkan rasa saling percaya dahulu kan.” (Informan A)
“Bisa sewaktu lagi ada kegiatan health talk ke perusahaan, atau kerjasama
baru atau penawaran baru ya kita sekalian menginformasikan paket-paket itu ke
mereka. Kalau di dalam RS bisa dilakukan langsung sama CS, pendaftaran atau
kasir, ada seminar juga waktu itu diadakan di hotel, karena aula disini sempit,
sekalian di informasikan langsung dan membawa brosur juga.” (Informan A)
Hal ini didukung oleh hasil telaah dokumen yang diperoleh bahwa terdapat
dokumen program kerja pemasaran terkait penjualan tatap muka.
Berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara dan telaah dokumen, maka
dapat disimpulkan bahwa kegiatan penjualan tatap muka layanan MCU yang
dilakukan yaitu mempromosikan secara langsung apabila ada health talk ke
perusahaan rekanan, atau ketika ada penawaran baru dari perusahaan. Penjualan tatap
muka di dalam RS dilakukan langsung oleh customer service (CS), bagian
pendaftaran atau kasir dan diinformasikan secara langsung. Jika ada seminar yang di
adakan RSMTP bisa dengan memberikan brosur layanan MCU. Kegiatan penjualan
tatap muka juga bisa dilakukan dengan kegiatan sosial kepada masyarakat sekitar
agar dapat meningkatkan jumlah kunjungan layanan MCU RSMTP.
70
BAB VI
PEMBAHASAN
1. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring pada
bulan Februari – Maret 2017. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran
bauran pemasaran 4P di layanan medical check up. Keterbatasan dalam penelitian ini
adalah :
1. Suasana yang kurang kondusif dikarenakan ruang yang digunakan untuk
melakukan wawancara dengan informan yakni di ruang kerja pegawai,
dimana didalamnya terdapat beberapa pegawai lain yang bekerja dan
melakukan interaksi sehingga suasananya sedikit berisik. Biasanya,
kemungkinan yang terjadi adalah kesalahan atau kurang tepatnya informan
menangkap pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti sehingga dapat
mengakibatkan kurang tepatnya jawaban informan.
2. Kunjungan pasien MCU yang sedikit, sehingga menyebabkan peneliti
membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan informasi dari informan
dalam penelitian ini.
71
A. Gambaran Product Layanan MCU Rumah Sakit Muhammadiyah Taman
Puring
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar, untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman,
events, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide (Kotler, 2000)
Produk menurut Kotler dan Amstrong (2001) adalah segala sesuatu yang
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan dan yang dapat
memuaskan keinginan konsumen. Untuk jasa rumah sakit dapat diartikan sebagai
upaya-upaya jasa yang di tawarkan untuk mencapai harapan sembuh pada pasien.
Sehingga semakin baik dan semakin lengkap fasilitas produk suatu rumah sakit,
maka akan semakin banyak pasien yang memutuskan untuk memilih layanan
kesehatan di rumah sakit tersebut.
Perlu diperhatikan bahwa, menurut Assauri (2013) tingkat pertama dalam
sebuah produk adalah manfaat inti (core benefit), yaitu jasa atau manfaat dasar yang
sesungguhnya dibeli pelanggan. Untuk itu analisa paket MCU perlu dilakukan
kembali, apakah paket yang sudah ada sesuai atau tidak dengan kebutuhan
masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa produk yang ada di layanan MCU
yaitu paket yang ada di layanan MCU yaitu :
1. Paket eksekutif
2. Paket seleksi pegawai
3. Paket anak-anak
4. Paket khusus wanita
5. Paket baby sitter
72
6. Paket pra nikah
Paket-paket tersebut didalamnya terdapat serangkaian pemeriksaan yang dimulai
dengan anamnesa, kemudian pemeriksaan dilakukan oleh dokter umum, dokter gigi,
dan dokter spesialis seta dilanjutkan dengan pemeriksaan tambahan berupa
laboratorium (pemeriksaan darah, urine dan feces), rontgen dada, EKG, USG
abdomen dan bagi wanita pemeriksaan ditambah dengan pap smear dan USG intip.
Perlu adanya penambahan pemeriksaan mamografi, dan alat treadmill jantung.
Namun, tidak hanya fokus dengan paket paket yang ada, layanan MCU juga
melayani paket yang sesuai dengan permintaan dari konsumen.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kafa (2013) bahwa produk
berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pasien menggunakan jasa rumah
sakit PKU Muhammadiyah Kotagede. Demikian juga penelitian yang dilakukan
Kuswanti dan Sembiring (2014) bahwa secara parsial variabel produk adalah
variabel yang paling signifikan dalam mempengaruhi keputusan pasien untuk berobat
di rumah sakit Haji Medan.
Kotler (2008) menyatakan bahwa atribut produk adalah pengembangan suatu
produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. Didalam
kondisi persaingan, sangat beresiko jika perusahaan hanya mengandalkan produk
yang ada tanpa usaha tertentu untuk pengembangannya. Maka perlu dilakukan usaha
perbaikan dan perubahan produk yang dihasilkan ke arah yang lebih baik. Oleh sebab
itu diperlukan beberapa atribut produk untuk mendukung dan mengembangkan
produk agar sesuai dengan target pasar sasaran, sehingga dapat memuaskan para
konsumennya dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam
jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan share pasar (Assauri, 2013).
73
Layanan MCU RSMTP juga telah melaksanakan beberapa atribut produk
(kualitas, keunggulan, merek, jaminan). Hal ini berpotensi mengembangkan produk
pelayanan MCU. Berikut adalah penjelasan mengenai atribut produk yang dibahas
dalam penelitian ini :
1. Kualitas
Kualitas produk jasa adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan dalam
memenuhi harapan konsumen (Kotler (2008). Menurut (Zeithaml dkk., 1990)
menilai kualitas jasa dapat dilihat dari seluruh dimensi yang ada pada jasa itu sendiri.
Berikut ini lima dimensi utama yang terdiri dari tampilan fisik (tangibel), kehandalan
(reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) dan empati
(empathy). Menurut teori Parasuraman, Zeithaml, dan Berry yang menyatakan
bahwa dalam mengukur faktor pelayanan diperlukan indikator yang mencakup lima
dimensi utama yang disusun sesuai tingkat kepentingan (Exmawati, 2014), yaitu :
1) Tampilan fisik (tangibel)
Dimensi tampilan fisik (tangibel) memiliki beberapa indikator yaitu :
a. Kenyamanan ruang tunggu pelayanan
b. Kenyamanan loket pelayanan
c. Penampilan petugas Pelayanan
2) Kehandalan (reliability)
Dimensi kehandalan (reliability) memiliki beberapa indikator yaitu :
a. Kehandalan petugas dalam memberikan informasi pelayanan
b. Kehadalan petugas dalam melancarkan prosedur pelayanan
c. Kehandalan petugas dalam memudahkan teknis pelayanan.
74
3) Daya tanggap (responsiveness)
Dimensi daya tanggap (responsiveness) mempunyai beberapa indikator
dimensi, yaitu :
a. Respon petugas pelayanan terhadap keluhan konsumen
b. Respon petugas pelayanan terhadap saran konsumen
c. Respon petugas pelayanan terhadap kritikan konsumen
4) Jaminan (assurance)
Dimensi jaminan (assurance) memiliki beberapa indikator, yaitu :
a. Kemampuan administrasi petugas pelayanan
b. Kemampuan teknis petugas pelayanan
c. Kemampuan sosial petugas pelayanan
5) Empati (empathy)
Dimesi empati mempunyai beberapa indikator yaitu :
a. Perhatian petugas pelayanan
b. Kepedulian petugas
c. Keramahan petugas pelayanan
Welch dalam Kotler (2002) menyatakan bahwa kualitas layanan merupakan
jaminan terbaik untuk menciptakan dan mempertahankan kesetiaan konsumen dan
benteng pertahanan dalam menghadapi persaingan global. Sari (2011) juga
menjelaskan bahwa kualitas jasa dapat dilihat dari dua sisi, yaitu internal dan
eksternal. Kualitas internal lebih bergantung kepada nilai spesifikasi produk dan
kualitas eksternal bergantung pada persepsi mengenai produk.
Penilaian pasien terhadap kualitas ditentukan oleh dua hal, yaitu harapan pasien
terhadap kualitas dan persepsi pasien atas kualitas. Persepsi pasien tentang pelayanan
75
memegang peranan yang sangat penting. Kualitas pelayanan akan terpenuhi apabila
proses penyampaian jasa dari pemberi jasa kepada pasien sesuai dengan apa yang
dipersepsikan oleh pasien. Kualitas layanan berpusat pada upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi
harapan konsumen. (Lupiyoadi, 2005)
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang disesuaikan dengan indikator
dimensi kualitas layanan, maka dapat disimpulkan bahwa dimensi kualitas layanan
yaitu tampilan fisik (tangibel), kehandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance) dan empati (empathy) memiliki kualitas yang
sudah cukup baik, karena kelengkapan sarana dan prasarana dan kualitas petugas dan
pelayanan yang hampir dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Namun, masih perlu
lebih ditingkatkan lagi. Sedangkan, kualitas layanan pada dimensi kehandalan
(reliability) dikatakan belum berkualitas baik.
Hasil penelitian tersebut juga sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Gamrin (2008) yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara ketersediaan
fasilitas/sarana dengan perwujudan mutu pelayanan, memiliki ketersediaan
fasilitas/sarana yang cukup memadai akan mendukung pelayanan yang memberikan
kepuasan kepada pasien. Dampak dari kurangnya fasilitas/sarana pelayanan di rumah
sakit yaitu penurunan kualitas kerja, kecepatan pelayanan dari tenaga kesehatan yang
tentunya akan berdampak pula pada penurunan mutu pelayanan. Hal ini juga
didukung hasil penelitian Kiantini (2003) yang menyatakan bahwa ketidakpuasan
pasien dapat terjadi disebabkan oleh kurangnya fasilitas yang tersedia.
Pentingnya kelengkapan sarana prasarana ini sejalan dengan Depkes (2008)
yang menyatakan bahwa peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang
76
memegang peranan penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Pelayanan Kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan
peralatan yang selalu dalam kondisi lengkap, siap pakai serta dapat difungsikan
dengan baik. Hasil penelitian juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh
Parasuraman et al. (1994) dan Caurana (2002) serta Rifai (2005) yang menemukan
bahwa kualitas layanan mempunyai pengaruh terthadap loyalitas konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Elisa, dkk. (2014) menunjukkan
bahwa hanya variabel reliability (kehandalan) memiliki pengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan pasien. Hal ini juga didukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan Gunawan (2011) yang menyebutkan bahwa kualitas layanan yang terdiri
dari tampilan fisik (tangibles), kehandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (emphaty) berpengaruh secara
simultan terhadap loyalitas pasien. Dimensi kehandalan (reliability) adalah dimensi
yang paling dominan mempengaruhi loyalitas pasien.
Dengan demikian, hal ini berdampak pada penurunan jumlah kunjungan yang
terjadi di layanan MCU RSMTP. Sesuai hasil penelitian yang dilakukan Andayani,
dkk. (2012) bahwa variabel kualitas pelayanan dan variabel kepuasan pasien
berpengaruh signifikan terhadap kunjungan pasien di RSU Wonolangan Probolinggo.
Dalam hal ini peneliti berpendapat bahwa, pihak RSMTP agar lebih
meningkatkan kualitas layanan yang meliputi tampilan fisik (tangibles), kehandalan
(reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati
(emphaty). Sedangkan, dimensi kehandalan (reliability) yang dinilai paling
berpengaruh secara signifikan, untuk itu pihak rumah sakit perlu untuk memberikan
perhatian yang lebih besar pada variabel ini dan perlu dilakukan usaha peningkatan
77
yang lebih intensif, maksimal dan berkesinambungan agar dapat meningkatkan
kunjungan pasien di layanan MCU RSMTP.
2. Keunggulan
Keunggulan produk menurut (Kotler, 2008) adalah suatu alat bersaing untuk
membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. Keunggulan produk
merupakan kemampuan perusahaan dalam memberikan nilai lebih pada produk, baik
manfaat, inovasi kecanggihan teknologi yang diberikan produk kepada pelanggan
yang dapat memberikan kelebihan produk tersebut dari produk pesaing (Mittal, Ross
dan Baldasare, 1998).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum adanya produk yang menjadi
keunggulan di layanan MCU RSMTP, karena siklus layanan MCU yang masih
berada pada siklus pertumbuhan dan bukan merupakan pelayanan yang menjadi
prioritas rumah sakit. Namun, rumah sakit sedang menyusun perencanaan
penambahan alat treadmill dan pembuatan produk unggulan layanan MCU yaitu
MCU okuvasi dan pembuatan paket seasional. Kemudian, adanya kendala yang
dihadapi dalam pengembangan layanan MCU adalah persetujuan dari layanan MCU
terkait revisi paket dari marketing dan perlunya dukungan dari pimpinan berupa
finansial, SDM, fasilitas, dan sarana prasarana untuk pengembangan layanan MCU.
Produk menjadi instrumen vital untuk mencapai kesuksesan dan kemakmuran
pada perusahaan modern. Perkembangan teknologi, peningkatan persaingan global,
serta dinamika kebutuhan dan keinginan pasar, mengharuskan perusahaan melakukan
pengembangan produk terus menerus. Hanya ada 2 pilihan yaitu sukses dalam
pengembangan produk sehingga menghasilkan produk yang unggul, atau gagal
78
dalam pencapaian tujuan bisnisnya karena produk yang tidak mampu bersaing
dipasar (Cooper dan Kleinschmidt, 2000).
Dalam hal ini, peneliti berpendapat bahwa perlu direncanakan produk yang
menjadi keunggulan di layanan MCU, karena dengan adanya produk unggulan maka
konsumen merasa lebih puas dengan pelayanan yang diberikan. Dengan demikian
akan meningkatkan jumlah kunjungan pasien di layanan MCU RSMTP.
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Bayhaqi (2006)
bahwa ada pengaruh positif keunggulan produk terhadap kepuasan pelanggan. Hal
ini didukung hasil penelitian yang dilakukan Evan dan Laskin (1994) menyatakan
bahwa pembeli yang merasa puas terhadap produk atau layanan yang diberikan, akan
menimbulkan kesetiaan pembeli sehingga membuat pembeli melakukan pembelian
ulang (repurchase) di masa yang akan datang. Hasil penelitian Mital, Ross dan
Baldasare (1998) diketahui bahwa keunggulan produk yang negatif pada produk
atribut mempunyai efek negatif pada kepuasan pelanggan keseluruhan. Penelitian
yang dilakukan Andayani, dkk. (2012) juga menunjukkan bahwa variabel
keunggulan produk berpengaruh signifikan terhadap kunjungan pasien.
3. Merek
Menurut (Kotler & Armstrong, 2001) merek (brand) adalah nama, istilah, tanda,
simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi produk atau jasa dari satu atau kelompok penjual dan
membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek merupakan masalah pokok
dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan memakan waktu, serta dapat
membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek yang baik dapat menambah
keberhasilan yang besar pada produk. Brand mengandung janji perusahaan untuk
79
secara konsisten memberikan ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli
(Durianto dkk, 2004).
Merek (brand) yang dikatakan baik dan memenuhi kebutuhan konsumen apabila
sudah memenuhi ktiteria berikut ini :
1) Mencerminkan manfaat dan kualitas
2) Singkat dan sederhana
3) Mudah diucapkan, didengar, dibaca, dan diingat
4) Memiliki kesan berbeda dari merek-merek yang sudah ada
5) Mudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing dan tidak mengandung konotasi
negatif dalam bahasa asing
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa proses pembuatan paket MCU dan
penentuan dilakukan oleh bagian pemasaran dan tim MCU. Merek produk MCU
hanya pada penamaan paket yang bisa dilihat di brosur layanan MCU, seperti paket
eksekutif, paket haji, paket pra nikah, dan lain-lain dan sudah mencerminkan kualitas
manfaat, singkat dan sederhana, mudah diucapkan, didengar dan diingat, mudah
diterjemahkan ke dalam bahasa asing dan tidak mengandung konotasi negatif dalam
bahasa asing. Namun, merek tidak memiliki kesan yang berbeda dengan merek
layanan MCU di rumah sakit lain. Karena MCU di rumah sakit lain juga memiliki
merek yang hampir sama secara keseluruhan dengan merek MCU RSMTP.
Kendalanya adalah belum adanya feedback dari layanan MCU kepada bagian
marketing terkait persetujuan pembuatan merek layanan MCU.
Menurut Undang - Undang RI No. 15 Tahun 2001, pasal 1 dan ayat 1, yang
menyatakan bahwa merek merupakan tanda berupa gambar, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur yang memiliki daya
80
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Dengan
demikian, merek layanan MCU yang tidak memiliki pembeda dengan RS lainnya.
Sehingga belum sesuai dengan UU RI No. 15 Tahun 2001. Penelitian yang dilakukan
Andayani, dkk. (2012) juga menunjukkan bahwa variabel produk berpengaruh
signifikan terhadap kunjungan pasien
Dalam hal ini, peneliti berpendapat bahwa perlunya membedakan merek layanan
MCU RSMTP dengan merek layanan MCU RS lainnya. Hal ini bisa dijadikan salah
satu keunggulan yang dimiliki layanan MCU. Dengan demikian, hal ini juga dapat
menarik perhatian dan minta berkunjung konsumen sehingga akan meningkatkan
jumlah kunjungan pasien layanan MCU RSMTP.
4. Jaminan
Menurut (Stanton, 1985) produk yang ditawarkan kepada konsumen benar-benar
telah melalui proses pengukuran dan pengujian yang cermat dan rasional, sehingga
layak untuk disertai dengan jaminan. Pelayanan MCU dikatakan terjamin ketika
pemberi pelayanan sudah tersertifikasi, menjalankan pelayanan sesuai SOP disertai
dengan fasilitas yang memenuhi standar yang telah ditetapkan (Kotler, 2000).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa layanan MCU RSMTP sudah
mempunyai petugas yang sudah tersertifikasi, menjalankan pelayanan sesuai SOP
dan dilengkapi dengan fasilitas yang telah melalui proses pengukuran dan pengujian
yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Hal ini sesuai dengan UU No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit didalam pasal
13 tentang sumber daya manusia, yaitu :
81
1) Tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran di Rumah Sakit wajib
memiliki Surat Izin Praktik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2) Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di Rumah Sakit wajib memiliki izin
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien.
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja instasi
pemerintah berdasarkan indikatorindikator teknis, administrasif dan prosedural
sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada layanan kerja yang
bersangkutan. Tujuan SOP adalah menciptakan komitmen mengenai apa yang
dikerjakan oleh satuan layanan kerja instansi pemerintahan untuk mewujudkan good
governance (Atmoko, 2010).
Dalam pelaksanaannya petugas layanan MCU memiliki SOP sebagai acuan
petugas dalam melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi dan alat penilaiaan kinerja
instansi pemerintah berdasarkan indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai
dengan tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada layanan krerja yang
bersangkutan. Hal ini dinilai cukup efektif karena dengan adanya acuan standar
prosedur tersebut maka sedikit kemungkinan petugas melakukan kesalahan dalam
melakukan pelayanan layanan MCU. Bedasarkan analisis dokumen peneliti juga
82
mendapatkan bukti fisik bahwa dokumen SOP tersebut sudah ditetapkan sebagai SK
(Surat Keputusan) Direktur RSMTP.
Perlunya SOP juga dijelaskan pada (Permenpan No. 52 Tahun 2011 yang
berisikan tentang perlunya SOP dalam penyelenggaraan seluruh layanan kerja
pemerintah). Pelaksanaan layanan kerja pemerintah dapat terkendali dan dapat
berjalan sesuai dengan baik serta dapat menjadi alat untuk meningkatkan kinerja
penyelenggaraan pemerintahan secara efektif dan efisien. Pemerintah Pusat juga
mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk meningkatkan kinerja instansi pemerintah
dan kualitas pelayanan publik, antara lain kebijakan tentang Penyusunan Sistem dan
Prosedur Kegiatan, Penyusunan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Inpres
No. 7 Tahun 1999), dan Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat
Layanan Pelayanan Instansi Pemerintah (SK Menpan No. KEP/25/M.PAN/2/2004).
Hal tersebut menunjukan bahwa RSMTP ikut berperan dan andil dalam
mewujudkan kinerja pelayanan publik yang berkualitas dan optimal serta menjadikan
SOP sebagai alat untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan secara
efektif dan efisien.
Sarana dan Prasarana cukup penting dalam melaksanakan kegiatan. Sarana
Prasarana sangat diperlukan dalam mendukung pelaksanaan pelayanan layanan
MCU. Oleh karena itu maka perlu tersedia beberapa fasilitas memadai yang dapat
menunjang kegiatan tersebut.
Pedoman tentang peralatan kesehatan yaitu terdapat pedoman peralatan dibidang
kesehatan terdapat dalam peraturan UU No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit
didalam pasal 16, yaitu :
83
1. Persyaratan peralatan medis dan nonmedis harus memenuhi standar
pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan layak pakai.
2. Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diuji dan
dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau
institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang.
3. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan
oleh petugas yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
4. Ketentuan mengenai pengujian dan/atau kalibrasi peralatan medis, standar
yang berkaitan dengan keamanan, mutu, dan manfaat dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal ini, peneliti berpendapat bahwa jaminan layanan MCU sudah terjamin
dengan baik. Karena layanan MCU sudah mempunyai petugas yang sudah
tersertifikasi, menjalankan pelayanan sesuai SOP dan dilengkapi dengan fasilitas
yang telah melalui proses pengukuran dan pengujian yang sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Hal ini seharusnya bisa menjadi suatu keunggulan dan nilai
tambahan bagi layanan MCU RSMTP.
B. Gambaran Place Layanan MCU Rumah Sakit Muhammadiyah Taman
Puring
Tempat (saluran distribusi) adalah suatu perangkat organisasi yang saling
bergantung dalam menyediakan suatu produk atau jasa untuk digunakan atau
dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis (Philip Kotler, 1996). Dalam
penelitian ini, ada dua komponen place yang akan dibahas, yaitu : lokasi dan
transportasi.
1. Lokasi
84
Lokasi menurut (Kotler, 1994) segala hal yang menunjukkan pada berbagai
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk tersedia dan mudah
diperoleh bagi konsumen sasaran. Rumah sakit harus memepertimbangkan pemilihan
tempat di mana jasa pelayanan akan diberikan, seperti lokasi yang strategis,
aksesibilitas, dan kenyamanan (Supriyanto dan Ernawati, 2010). Menurut Tjiptono
(2007), lokasi perusahaan jasa berpengaruh terhadap pemilihan pembeli.
Lokasi merupakan hal yang penting dalam pemasaran dimana lokasi yang
strategis akan menjadi salah satu keuntungan bagi perusahaan karena mudah
terjangkau oleh konsumen. Selain ditinjau dari kemudahan akses, penampilan serta
kenyamanan dan keamanan juga turut berperan. Lokasi harus mudah dijangkau oleh
masyarakat atau dekat ke jalan raya dan tersedia infrastruktur dan fasilitas dengan
mudah, yaitu tersedia transportasi umum, pedestrian, jalur-jalur yang aksesibel untuk
disabel (PMK 24 Tahun 2016 Tentang Bangunan Rumah Sakit).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa lokasi RSMTP sudah strategis,
mudah dijangkau dengan angkutan umum maupun kendaraan pribadi dan dekat
dengan tempat tinggal dan berbagai lokasi lainnya. Untuk lokasi layanan MCU
menurut sebagian kecil informan sudah strategis. Namun, menurut sebagian besar
informan belum strategis, karena posisi ruangan yang terletak dipojok dan tidak
terdapat petunjuk arah menuju layanan MCU serta terlalu banyak berpindah - pindah
ruangan.
Lokasi RSMTP sudah dikatakan strategis, namun berbeda halnya dengan
layanan MCU yang dikatakan tidak strategis. Hal ini tidak sesuai dengan PMK 24
Tahun 2016 Tentang Bangunan RS bahwa letak ruang rawat jalan harus mudah
85
diakses dari pintu masuk utama rumah sakit dan memiliki akses yang mudah ke
ruang rekam medis, ruang farmasi, ruang radiologi, dan ruang laboratorium.
Hal ini juga didukung hasil penelitian Punamasari, dkk. (2011) bahwa ada
hubungan antara Place (lokasi pelayanan) dengan kunjungan pasien. Hal ini berarti
semakin baik place (lokasi pelayanan) maka semakin tinggi kunjungan pasien. Hal
ini sesuai pula dengan penelitian Irham (2010) di RSU 165 Moncongloe Lappara
Kab. Maros memberikan hasil yang sama, yaitu menyatakan bahwa ada pengaruh
place (lokasi pelayanan) terhadap loyalitas pasien memanfaatkan rawat jalan. Hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan Widyaningrum (2015) bahwa variabel plcae
mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap keputusan
konsumen.Penelitian yang dilakukan Andayani, dkk. (2012) juga menunjukkan
bahwa variabel place berpengaruh signifikan terhadap kunjungan pasien
Dalam hal ini peneliti berpendapat bahwa lokasi RSMTP sudah dikatakan
strategis, sedangankan lokasi pleyanan layanan MCU tidak dikatakan strategis. Hal
ini berdampak pada penurunan jumlah kunjungan pasien di layanan MCU RSMTP.
Dengan demikian, sebaiknya RSMTP lebih memperhatikan posisi lokasi layanan
MCU dan dapat mengganti posisi lokasi MCU dengan ruangan lain yang lebih
mudah diakses dari pintu masuk utama rumah sakit dan memiliki akses yang mudah
ke ruang rekam medis, ruang farmasi, ruang radiologi, dan ruang laboratorium.
2. Transportasi
Keputusan tentang pemilihan alat transportasi, penentuan jadwal pengiriman dan
rute yang harus ditempuh. Pemindahan barang dan atau jasa dari beberapa tempat
asal (sumber) ke beberapa tempat tujuan dengan memecahkan permasalahan biaya
transportasi agar biaya tersebut optimum. (Jay Heizer dan Barry Render, 2005)
86
Hasil penelitian diketahui bahwa transportasi yang digunakan layanan MCU
untuk melakukan MCU diluar RSMTP yaitu dengan menyewa mobil rontgen dan
jika ada keperluan lainnya diluar RSMTP bisa dengan menyewa mobil, pesan
kendaraan online atau memakai mobil ambulan atau mobil pribadi milik RSMTP,
disesuaikan dengan kebutuhan layanan MCU.
Berdasarkan dengan UU No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit pada pasal 11
salah satu prasarana yang harus dimiliki rumah Sakit adalah: mobil ambulan.
Prasarana sebagaimana dimaksud harus memenuhi standar pelayanan, keamanan,
serta keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah Sakit dan harus
dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik.
Dalam hal ini peneliti berpendapat bahwa layanan MCU RSMTP sudah
memiliki transportasi dalam melaksanakan pelayanan layanan MCU, yang sudah
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Meskipun masih ada beberapa
kendaraan yang disewa karena tidak dimiliki oleh rumah sakit.
C. Gambaran Price layanan MCU Rumah Sakit Muhammadiyah Taman
Puring
Menurut (Kotler, 2002) harga adalah satu-satunya elemen dalam bauran
pemasaran yang menghsilkan pendapatan dan merupakan satu dari elemen bauran
pemasaran yang paling fleksibel, dimana ia dapat diubah dengan cepat. Dalam
penelitian ini, komponen price yang digunakan terdiri dari daftar harga dan potongan
harga.
1. Daftar Harga
Daftar harga yaitu suatu uraian harga yang telah ditetapkan atau dicantumkan
pada label atau produk (Kotler, 1992). Teori Kotler menyatakan bahwa Keputusan
87
konsumen atau pasien untuk melakukan kunjungan ulang dipengaruhi oleh persepsi
pasien terhadap biaya yang harus dikeluarkan (Kotler, 2000).
Menurut (Lamb et.al, 2001) harga adalah apa yang harus diberikan oleh
konsumen (pembeli) untuk mendapatkan suatu produk. Harga adalah jumlah uang
(ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan
sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya (Swastha, 2010). Menurut
(Kotler, 1992) Potongan harga (diskon) merupakan pengurangan dari harga menurut
daftar (list price) kepada konsumen karena adanya aktivitas-aktivitas tertentu yang
dilakukan konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada awal penetapan harga
layanan MCU RSMTP sudah dibandingkan dengan harga di rumah sakit lain, dan
sudah ditetapkan dengan harga standar yang bisa dikatakan murah dan terdapat
potongan harga (diskon) di layanan MCU hanya untuk perusahaan rekanan dan tidak
ada potongan untuk pasien pribadi terkecuali untuk beberapa orang yang dikordinir
bersama dalam jumlah lebih dari 10 orang. Namun, sudah beberapa tahun harga
layanan MCU tidak direvisi disebabkan oleh belum adanya persetujuan dari direksi
sampai saat ini.
Hal ini sudah sesuai dengan indikator price (Kotler, 2000) yaitu :
a. Harga yang ditawarkan dibandingkan dengan harga pesaing
b. Potongan harga
c. Harga terjangkau
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Suhendro dkk (2010) bahwa
faktor yang berhubungan dengan minat kunjungan ulang pasien Antenatal Care di
Rumah Sakit Islam Sunan Kudus adalah persepsi pasien terhadap biaya. Hasil
88
penelitian Kamaruddin dkk juga menyimpulkan bahwa biaya merupakan salah satu
faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen.
Dalam hal ini peneliti berpendapat bahwa penetapan price layanan MCU sudah
dibandingkan dengan harga RS pesaing yaitu RS MPH dan RS Gandaria dan sudah
memilki potongan harga serta harga yang terjangkau. Namun, perlu dilakukan revisi
tarif layanan MCU, untuk mengetahui perkembangan harga dan informasi
perbandingan harga dengan RS lainnya.
D. Gambaran Promotion layanan MCU Rumah Sakit Muhammadiyah Taman
Puring
Menurut Kotler (2009) menyatakan bahwa promosi adalah berbagai cara untuk
menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung
maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang dijual. Menurut Kotler
(2004), promosi terdiri dari 4 (empat) alat utama, yaitu periklanan, penjualan tatap
muka, promosi penjualan, dan publikasi. Namun, yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu penjualan tatap muka dan promosi penjualan.
1. Promosi Penjualan
Promosi rumah sakit adalah salah satu bentuk dan pemasaran rumah sakit
(Hospital Marketing), dengan cara penyebarluasan informasi tentang jasa pelayanan
rumah sakit serta kondisi rumah sakit itu sendiri secara jujur, mendidik, informatif
dan dapat membuat seseorang memahami tentang pelayanan kesehatan yang akan
didapatkannya (Kotler, 2004). Promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat insentif
yang berbeda beda, kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong
pembelian yang lebih cepat atau lebih besar dari suatu produk atau jasa tertentu oleh
konsumen atau perdagangan tersebut (Kotler, 2004).
89
Berdasarkan Pedoman Etika Rumah Sakit Tahun 2006, media yang digunakan
dalam melakukan promosi adalah sebagai berikut :
1. Promosi dilakukan di dalam ramah sakit untuk masyarakat pengunjung
rumah sakit
a. Brosur / leaflet
b. Bukusaku
c. TV/Home Video
d. Majalah dinding
e. CCTV
f. CD
g. Spanduk
h. Umbul-umbul
i. Seminar untuk awam;
j. Ceramah/pertemuan;
k. Poster;
l. Audiovisual;
m. Majalah rumah sakit;
n. Pameran;
o. Gathering pasien;
p. Kemasan produk (paket melahirkan & mendapatkan tas bayi)
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan promosi penjualan yang
dilakukan untuk mempromosikan layanan MCU yaitu dengan memasukkan
informasi ke website, media sosial, menyebarkan brosur, memasang spanduk,
melakukan health talk ke perusahaan dan meminta bantuan perusahaan untuk
90
menginformasikan kepada kline perusahaan mereka terkait adanya promosi layanan
MCU di RSMTP, serta sedang melakukan perencanaan untuk memasukkan brosur ke
apartemen dan hotel-hotel rekanan, namun perencanaan ini belum terdapat di dalam
dokumen program kerja pemasaran. Sebagian besar informan mengatakan bahwa
promosi yang dilakukan RSMTP layanan MCU masih kurang maksimal. Karena
informasi yang ada pada media yang digunakan masih kurang lengkap dan banyak
petugas yang ada di RSMTP tidak mengtahui informasi terkait MCU. kemudian,
bagian pemasaran belum pernah melakukan evaluasi terkait promosi.
Hasil ini didukung penelitian Purwadi (2008) menyimpulkan bahwa promosi
memiliki pengaruh yang kuat dan positif terhadap kepuasan konsumen. Hasil
penelitian Sengkay dan Tumbuan (2014) juga menunjukkan bahwa promosi
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu
Manado, karena romosi merupakan kegiatan yang bersifat mempengaruhi konsumen
agar tertarik memilih rumah sakit ini. Dan dilihat dari berbagai kebutuhan promosi
yang paling berhasil adalah ketika perusahaan mempromosikan produk barang atau
jasa yang memberi kepuasan bagi konsumen. Penelitian yang dilakukan Andayani,
dkk. (2012) juga menunjukkan bahwa variabel produk berpengaruh signifikan
terhadap kunjungan pasien
Berdasarkan hal ini, peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan promosi yang
dilakukan sudah menggunakan media yang sesuai dengan pedoman etika promosi
rumah sakit. Namun, masih perlu ditingkatkan lagi serta diperlukannya penambahan
media promosi serta dilakukan evaluasi kegiatan promosi agar dapat meningkatkan
jumlah kunjungan pasien layanan MCU.
2. Penjualan Tatap Muka
91
Penjualan tatap muka (personal), kiat yang paling efektif dalam
menyederhanakan operasional kerja terutama dalam membentuk preferensi pembeli,
keyakinan, dan tindakan (Kotler, 2004).
RSMTP juga melakukan promosi layanan MCU dengan penjualan tatap muka.
Tujuannya adalah menumbuhkan rasa saling percaya antara rumah sakit dengan
konsumen. Kegiatan yang dilakukan berupa health talk ke perusahaan, seminar
kesehatan, untuk internal rumah sakit dapat dilakukan komunikasi antara customer
service dan kasir kepada pasien.
Berdasarkan Pedoman Etika Promosi Rumah Sakit Tahun 2006. Media promosi
yang digunakan jika dilakukan diluar rumah sakit adalah :
a. Media cetak
b. Kegiatan sosial
c. Website
d. Pameran perdagangan
e. Press release
f. Advertensi
g. Billboard
h. Telepon, sms, email, direct mail.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan penjualan tatap muka
layanan MCU yang dilakukan yaitu mempromosikan secara langsung apabila ada
health talk ke perusahaan rekanan, atau ketika ada penawaran baru dari perusahaan.
Penjualan tatap muka di dalam RS dilakukan langsung oleh customer service (CS),
bagian pendaftaran atau kasir dan diinformasikan secara langsung. Jika ada seminar
yang di adakan RSMTP bisa dengan memberikan brosur layanan MCU.
92
Hasil ini didukung penelitian Purwadi (2008) menyimpulkan bahwa promosi
memiliki pengaruh yang kuat dan positif terhadap kepuasan konsumen. Hasil
penelitian Sengkay dan Tumbuan (2014) juga menunjukkan bahwa promosi
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen di Rumah Sakit Ibu dan Anak Kasih Ibu
Manado, karena romosi merupakan kegiatan yang bersifat mempengaruhi konsumen
agar tertarik memilih rumah sakit ini. Dan dilihat dari berbagai kebutuhan promosi
yang paling berhasil adalah ketika perusahaan mempromosikan produk barang atau
jasa yang memberi kepuasan bagi konsumen. Penelitian yang dilakukan Andayani,
dkk. (2012) juga menunjukkan bahwa variabel produk berpengaruh signifikan
terhadap kunjungan pasien
Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan penjualan
tatap muka sudah cukup baik dan sudah sesuai dengan media yang ditetapkan dalam
pedoman etika rumah sakit. Namun, perlu adanya penambahan kegiatan penjualan
tatap muka diluar rumah sakit seperti mengadakan kegiatan sosial ke masyarakat atau
ke perusahaan perusahaan disekitar rumah sakit agar dapat meningkatkan jumlah
kunjungan pasien layanan MCU RSMTP.
93
BAB VII
Simpulan dan Saran
A. Simpulan
1. Product
a. Kualitas
Kualitas layanan pada layanan MCU RSMTP belum berkualitas baik
sehingga berdampak pada penurunan jumlah kunjungan layanan MCU
RSMTP.
b. Keunggulan
Belum adanya produk yang menjadi keunggulan di layanan MCU RSMTP,
karena siklus layanan MCU yang masih berada pada siklus pertumbuhan dan
bukan merupakan pelayanan yang menjadi prioritas di rumah sakit.
c. Merek
Merek sudah mencerminkan kualitas manfaat, singkat dan sederhana, mudah
diucapkan, didengar dan diingat, mudah diterjemahkan ke dalam bahasa
asing dan tidak mengandung konotasi negatif dalam bahasa asing. Namun,
merek tidak memiliki kesan yang berbeda dengan merek layanan MCU di
rumah sakit lain.
d. Jaminan
Layanan MCU RSMTP mempunyai petugas pelayanan yang sudah
tersertifikasi, menjalankan pelayanan sesuai SOP dan dilengkapi dengan
fasilitas yang telah melalui proses pengukuran dan pengujian yang sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
94
2. Place
a. Lokasi
Lokasi RSMTP sudah strategis, mudah dijangkau dengan angkutan umum
maupun kendaraan pribadi dan dekat dengan tempat tinggal dan berbagai
lokasi lainnya. Untuk lokasi layanan MCU menurut belum strategis, karena
posisi ruangan yang terletak dipojok dan tidak terdapat petunjuk arah
menuju layanan MCU.
b. Tranportasi
Transportasi yang digunakan layanan MCU untuk melakukan MCU diluar
RSMTP yaitu dengan menyewa mobil rontgen dan jika ada keperluan
lainnya diluar RSMTP bisa dengan menyewa mobil, pesan kendaraan online
atau memakai mobil ambulan atau mobil pribadi milik RSMTP, disesuaikan
dengan kebutuhan layanan MCU.
3. Price
a. Daftar harga
Penetapan harga layanan MCU RSMTP sudah dibandingkan dengan harga di
rumah sakit lain dan harga yang ada di layanan MCU dikatakan murah.
Terdapat potongan harga (diskon) di layanan MCU hanya untuk perusahaan
rekanan dan tidak ada potongan untuk pasien pribadi terkecuali untuk
beberapa orang yang dikordinir bersama dalam jumlah lebih dari 10 orang.
Namun, sudah beberapa tahun harga layanan MCU tidak direvisi disebabkan
oleh belum adanya persetujuan dari direksi.
4. Promotion
a. Promosi penjualan
95
Promosi penjualan yang dilakukan sudah menggunakan media yang sesuai
dengan pedoman etika promosi rumah sakit.
b. Penjualan tatap muka
Pelaksanaan penjualan tatap muka sudah cukup baik dan sudah sesuai
dengan media yang ditetapkan dalam pedoman etika rumah sakit.
B. Saran
1) Product
a. Layanan MCU RSMTP membatasi target pasar sasaran sesuai dengan
pemeriksaan MCU yang dimiliki RSMTP
b. Layanan MCU RSMTP memperhatikan analisis pasar layanan MCU
yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar sasaran
c. RSMTP agar lebih meningkatkan kualitas layanan MCU dengan
menambah alat pemeriksaan yang masih belum lengkap dan memberikan
perhatian yang lebih besar pada dimensi kehandalan dengan melakukan
usaha peningkatan yang lebih intensif, maksimal dan berkesinambungan
seperti petugas yang lebih informatif dan komunikatif, dokter yang tepat
waktu, lebih teliti dalam melayani pasien, agar dapat meningkatkan
kunjungan pasien di layanan MCU RSMTP.
d. RSMTP lebih meningkatkan pelayanan yang baik dan petugas yang lebih
informatif
e. RSMTP agar merencanakan produk yang menjadi keunggulan di layanan
MCU, karena dengan adanya produk unggulan maka konsumen merasa
lebih puas dengan pelayanan yang diberikan. Dengan demikian akan
meningkatkan jumlah kunjungan pasien di layanan MCU RSMTP.
96
f. RSMTP membedakan merek layanan MCU RSMTP dengan merek
layanan MCU RS lainnya seperti pada penamaan paket yang lebih unik
dan menarik yang tidak dimiliki RS lainnya. Hal ini bisa dijadikan salah
satu keunggulan yang dimiliki layanan MCU. Dengan demikian, hal ini
juga dapat menarik perhatian dan minat berkunjung konsumen, sehingga
akan meningkatkan jumlah kunjungan pasien layanan MCU RSMTP.
2) Place
a. RSMTP agar lebih memperhatikan posisi lokasi layanan MCU dan dapat
mengganti posisi lokasi MCU dengan ruangan lain yang lebih mudah
diakses dari pintu masuk utama rumah sakit dan memiliki akses yang
mudah ke ruang rekam medis, ruang farmasi, ruang radiologi, dan ruang
laboratorium.
b. RSMTP agar lebih memudahkan konsumen pada proses pelayanan MCU
agar tidak terlalu berpindah-pindah ruangan pada saaat proses pelayanan
MCU.
c. RSMTP agar menambahkan ruang tunggu khusus layanan MCU dan
khususnya untuk pasien paket eksekutif.
3) Price
a. RSMTP agar melakukan revisi tarif MCU untuk mengetahui
perkembangan harga dan informasi perbandingan harga dengan RS
lainnya.
4) Promotion
b. RSMTP agar lebih meningkatkan promosi layanan MCU melalui website
dan sosial media dengan informasi yang lengkap dan selalu terupdate.
97
g. RSMTP agar melakukan evaluasi kegiatan promosi agar dapat
meningkatkan jumlah kunjungan pasien layanan MCU.
h. RSMTP agar melakukan penambahan kegiatan penjualan tatap muka
diluar rumah sakit seperti mengadakan kegiatan sosial ke masyarakat
atau ke perusahaan perusahaan disekitar rumah sakit agar dapat
meningkatkan jumlah kunjungan pasien layanan MCU RSMTP.
98
Daftar Pustaka
---------, Undang – undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
---------, Laporan Tahunan RSMTP 2014-2016, Jakarta : 2017.
---------, Permenkes RI Nomor 1596/Men.kes/Per/iI/1998
---------, Peraturan Menteri Kesehatan RI no 983/Menkes/SK/X1/1992
---------, Pedoman Etika Promosi Rumah Sakit. Jakarta : 2006
---------, SK Menpan No. KEP/25/M.PAN/2/2004
---------, Inpres No. 7 Tahun 1999
---------, Kepmenkes Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan
Farmasi di Rumah Sakit.
---------, PMK 24 Tahun 2016 Tentang Bangunan Rumah Sakit
---------, Profil Kesehatan Indonesia 2008. - - Jakarta : Departemen Kesehatan RI
2009.
Akbar, dkk (2012) juga menunjukkan bahwa ada hubungan bauran pemasaran
dengan keputusan memilih layanan kesehatan. Universitas Brawijaya
Alaika (2014). Hubungan Bauran Pemasaran dengan Minat Kunjungan Ulang Pasien.
Penelitian Universitas Islam Negeri Jakarta
Andayani. Dkk. 4p Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kunjungan Pasien Dan
Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Intervening Pada RSUWonolangan
Probolinggo. Jurnal Ilmiah Riset Manajemen. Fakultas Ekonomi UNISMA.
Baihaqi, M & Sugiarmin, M. (2006). Memahami dan Membantu Anak ADHD.
Bandung : PT. Refika Aditama. Dennision PE, Dennision GE.
Buchari Alma, 2002. Manajemen dan Pemasaran Jasa, edisi ke 5. Bandung :
Alfabeta.
Armstrong dan Philip Kotler. 2003. Manajemen Pemasaran, Edisi Kesembilan.
Jakarta: PT.Indeks Gramedia
Assauri, Sofjan. (2014). Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep dan Strategi. Depok:
Rajagrafindo Persada.
Azwar, Azrul (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, Penerbit Pustaka Sinar.
Harapan : Jakarta
99
Cooper dan Kleinschmidt, 1987. Journal of product innovation management. Jilid 2 :
2000
Caruana, Albert. 2002. “Service Loyalty: The Effects of Service Quality and the
Mediating Role of Customer Satisfaction”, European Journal of Marketing,
page 811-828.
Chasanah, Siti Uswatun. (2013). Pemasaran Sosial Kesehatan. Yogyakarta:
Deepulish
Evans, Joel R and Laskin, Richard L, 1994,”The Relationship Marketing Process : A
Conceptualization and Application, Industrial Marketing Management”.
Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Banten Tahun 2013.
https://www.google.com/search?q=profil+data+kesehatan+prov+banten+tahu
n+2013+PDF&oq=profil+data+kesehatan+prov+banten+tahun+2013+PDF&
gs_l=serp.3...152852.172669.0.172935.23.23.0.0.0.0.605.3435.0j6j5j2j0j1.14.
0....0...1c.1.64.serp..9.6.1782.QCqcecqe5KM
David, F.R. 2006. Manajemen Strategis. (terjemahan). Penerbit Salemba Empat.
Jakarta
Durianto, Darmadi, dkk. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar. PT. Gramedia. Pustaka
Utama, Jakarta. Gasper, Vincent. 2001
Elisa. Dkk. (2014). Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pasien Medical
Check Up (Mcu) Pada Rumah Sakit Dr. Ak. Gani Palembang. Jurnal Orasi
Bisnis Edisi ke-XI, Mei 2014
Fuad, M. dkk. (2006). Pengantar Bisnis. Jakarta: Gramedia.
Fahmi, Irham.( 2010). Manajemen Kinerja. Bandung: Alfabet. Handoko, T Hani.
(2009). Manajemen. Yogyakarta: BDFF-Yogyakarta.
Gunawan. Kualitas Layanan dan Loyalitas Pasien (Studi pada Rumah Sakit Umum
Swasta di Kota Singaraja–Bali). Bali : Universitas Panji Sakit Singaraja
Hartono, Bambang. (2010). Manajemen Pemasaran Untuk Rumah Sakit. Jakarta:
Rineka Cipta.
100
Kafa, Rifqi. (2013). Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Pasien
Dalam Memilih Jasa Rumah Sakit (Studi Pada Pasien Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Kotagede). EKBISI, Vol. VIII, No. 1, Desember 2013, hal.
105 – 121.
Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta: Rajawali Pers
Kiantini, R. (2003). Analisis Manajemen Penanganan Keluhan peserta pada Program
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (PJPK). Depok: Universitas Indonesia.
Kotler, Philip dan Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid 1. Jakarta: Indeks, 2008.
Kotler dan Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, edisi k-8, Jakarta: Erlangga,
2001.
Kotler Philip dan Gary Armstrong. 2003. Dasar – dasar Pemasaran. PT. Indeks.
Jakarta.
Kotler, Philip, A.B. Susnato, Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan Jilid 1,
Jakarta: Salemba Empat, 1999.
Kotler dan Keller. (2009). Manajemen Pemasaran Edisi 13. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid 2.Jakarta. Bumi Aksara
Kotler P, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium 2. Indeks, Jakarta. 2002
Kotler, Philp, 2008. Principles of Marketing.12 Edition. Pearson Education
Kotler, Philip and Gary Armstrong. 2012. Prinsip-prinsipPemasaran. Edisi. 13. Jilid
1. Jakarta: Erlangga
Kotler, Philip, A.B. Susnato, Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan Jilid 1,
Jakarta: Salemba Empat, 1999
Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: PT
Prenhalindo.
Kotler, P. & Gary Amstrong. 1996. Principles of Marketing, Seventh Edition, New
Jersey: Prentice-Hall.
101
Lupiyoadi, Hamdani. 2005. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua. Jakarta :
Penerbit Salemba Empat
Mittal, William T. Ross, Jr. and Patrick M. Baldasare. Source: Journal of Marketing,
Vol. 62, No. 1 (Jan., 1998), pp. 33-47. Published by: American
Otani, et al. Kualitas Pelayanan Rumah Sakit. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Parasuraman, A., V.A. Zeithaml & L.L. Berry. 1994. “SERVQUAL: Review,
Critique Research Agenda”, Journal of Marketing, page 111-124.
Permenkes.No.147/Menkes/Per/I/2010.http://pelayanan.jakarta.go.id/download/regul
asi/peraturan-menteri-kesehatan-nomor-147-menkes-per-i-2010-tentang-
perizinan-rumah-sakit.pdf
Purnamasari. (2011). Hubungan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Dengan
Kunjungan Pasien Di Layanan Rawat Jalan Rsia Pertiwi Makassar Tahun
2011. Jurnal AKK, Vol 1 No 1, September 2012, hal 1-55.
Purwanto, Iwan. 2008. Manajemen Strategi. Bandung: Yrama Widya.
Rifai, Achmad. 2005. Pengaruh Persepsi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan
Pelayanan Pengobat-an di Puskesmas Binjai Kota Tahun 2004, Tesis tidak
dipublikasikan. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sabarguna, 2004, Quality Assurance Pelayanan Rumah Sakit, Konsorsium. RS
Islam, Jawa Tengah.
Siregar, Charles. (2004). Farmasi Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Stanton, William. 1996. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid Kedua Edisi Ketujuh.
Erlangga: Jakarta.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung :
Penerbit Alfabeta
Supriyanto dan Ernawaty. (2010). Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta:
Andi Offset.
102
Swastha, Bashu. dan Irawan. 2003. Manajemen Pemasaran Modern Edisi kedua
cetakan kesebelas. Yogyakarta: Liberty Offset.
Tjiptono, Fandy. 2007. Strategi Bisnis Pemasaran. Andi: Yogyakarta
Umar, Husein. 1999. Metodologi Penelitian: Aplikasi Dalam Pemasaran. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Umar. 2001. Strategi dan Program Pemasaran. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Welch Hilton Gordon, 2000, Anggaran Perencanan dan Pengendalian Laba; Jakarta:
Salemba Empat
Widyaningrum. (2015). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan
Konsumen Pada Laboratorium Trans Indo Medical Nganjuk. Surabaya :
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 4, Nomor 2, Februari 2015.
Zeithaml, VA. dan MJ. Bitner. 2007. Understanding Customer Expectations
andPerpections Through Marketing Research. 2nd Edition. Irwin McGraw
Hill.
103
Lampiran
103
PEDOMAN WAWANCARA
Kepala Bagian Marketing
“GAMBARAN BAURAN PEMASARAN 4P (PRODUCT, PRICE, PLACE,
PROMOTION)
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH TAMAN PURING TAHUN 2017”
Nama :
Jenis Kelamin :
Hari/Tanggal :
Jabatan :
Product Pertanyaan
Kualitas Apa sajakah produk layanan yang diberikan di poli MCU?
Keunggulan Apakah yang menjadi ciri-ciri atau keistimewaan tambahan dari
poli MCU dengan produk di RS lainnya?
Siklus poli MCU berada di tahap apa?
(Perkenalan, pertumbuhan, kematangan, atau kemunduran)
Merek
Apakah produk RSMTP mempunyai nama, istilah, tanda,
simbol, rancangan atau kombinasi untuk mengidentifikasi
produk atau jasa yang membedakannya dari produk pesaing?
Lokasi Bagaimanakah kemudahan menjangkau lokasi RSMTP?
Apakah lokasi strategis, dan mudah diliatkah keberadaannya?
Bagaimana kedekatan dengan tempat tinggal dan lokasi lainnya?
Bagaimanakah kemudahan menjangkau lokasi unit MCU?
Apakah lokasi strategis, dan mudah diliatkah keberadaannya?
Dan bagaimana kedekatan dengan lokasi didalam RS?
Transportasi Bagaimana pemindahan barang atau jasa dari unit MCU
RSMTP ke beberapa tempat tujuan? Alat transportasi apa yang
digunakan?
Daftar
Harga Apakah ada potongan harga bagi pasien unit MCU RSMTP ?
Promosi
penjualan Kegiatan apa yang dilakukan untuk mempromosikan unit MCU?
Media apa saja yang digunakan?
Apakah dilakukan monitoring dan evaluasi kegiatan promosi
unit MCU?
Penjualan
Tatap muka Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk promosi penjualan tatap
muka? Media apa saja yang digunakan?
104
PEDOMAN WAWANCARA
Kepala Pelayanan Unit MCU
“GAMBARAN BAURAN PEMASARAN 4P (PRODUCT, PRICE, PLACE,
PROMOTION) DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH TAMAN PURING TAHUN
2017”
Nama :
Jenis Kelamin :
Hari/Tanggal :
Jabatan :
Product Pertanyaan
Kualitas Apa sajakah produk layanan yang diberikan di poli MCU?
Keunggulan Apakah yang menjadi ciri-ciri atau keistimewaan tambahan dari
poli MCU dengan produk di RS lainnya?
Siklus poli MCU berada di tahap apa?
(Perkenalan, pertumbuhan, kematangan, atau kemunduran)
Merek
Apakah produk RSMTP mempunyai nama, istilah, tanda, simbol,
rancangan atau kombinasi untuk mengidentifikasi produk atau
jasa yang membedakannya dari produk pesaing?
Jaminan Apakah produk yang ditawarkan kepada konsumen benar-benar
telah melalui proses pengukuran dan pengujian yang cermat dan
rasional, sehingga layak untuk disertai dengan jaminan?
Lokasi Bagaimanakah kemudahan menjangkau lokasi RSMTP?
Apakah lokasi strategis, dan mudah diliatkah keberadaannya?
Bagaimana kedekatan dengan tempat tinggal dan lokasi lainnya?
Bagaimanakah kemudahan menjangkau lokasi unit MCU?
Apakah lokasi strategis, dan mudah diliatkah keberadaannya?
Dan bagaimana kedekatan dengan lokasi didalam RS?
Daftar
Harga Apakah ada potongan harga bagi pasien unit MCU RSMTP ?
105
PEDOMAN WAWANCARA
Kepala Bagian Anggaran dan Tarif
“GAMBARAN BAURAN PEMASARAN 4P (PRODUCT, PRICE, PLACE, PROMOTION)
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH TAMAN PURING TAHUN 2017”
Nama :
Jenis Kelamin :
Hari/Tanggal :
Jabatan :
Price Pertanyaan
Daftar harga
Bagaimana proses penetapan harga di unit MCU RSMTP?
Apakah harga yang ditawarkan unit RSMTP sudah dibandingkan
dengan harga pesaing?
Potongan
Apakah ada potongan harga bagi pasien unit MCU RSMTP ?
106
PEDOMAN WAWANCARA
Pasien Unit MCU
“GAMBARAN BAURAN PEMASARAN 4P (PRODUCT, PLACE, PRICE, PROMOTION)
UNIT MEDICAL CHECK UP di RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH TAMAN PURING
TAHUN 2017”
Nama :
Jenis Kelamin :
Hari/Tanggal :
Waktu wawancara :
Pertanyaan
Product
Kualitas
Bagaimanakah menurut anda kondisi ruang tunggu pelayanan, loket pelayanan,
dan penampilan petugas pelayanan MCU?
Bagaimanakah kehandalan petugas dalam memberikan informasi pelayanan,
melancarkan prosedur pelayanan dan memudahkan teknis pelayanan?
Bagaimanakah respon petugas pelayanan terhadap keluhan dan saran serta
kritikan konsumen?
Bagaimanakah kemampuan administrasi, kemampuan teknis dan kemampuan
sosial petugas pelayanan?
Bagaimanakah perhatian, kepedulian, dan keramahan petugas pelayanan?
Merek
Apakah merek mencerminkan manfaat dan kualitas ? Singkat dan sederhana,
mudah diucapkan, didengar, dibaca, diingat ? dan memiliki kesan berbeda dari
merek-merek yang sudah ada? Serta mudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing
dan tidak mengandung konotasi negatif dalam bahasa asing?
Place
Lokasi
Bagaimanakah kemudahan menjangkau lokasi RSMTP?
Apakah lokasi strategis, dan mudah diliatkah keberadaannya?
Bagaimana kedekatan dengan tempat tinggal dan lokasi lainnya
Bagaimanakah kemudahan menjangkau lokasi unit MCU?
Apakah lokasi strategis, dan mudah diliatkah keberadaannya?
Dan bagaimana kedekatannya dengan lokasi didalam RS?
Price
Daftar Harga
Bagaimana pendapat anda tentang tarif MCU? (Mahal, murah, standar)
Diskon
Apakah anda pernah mendapatkan diskon di pelayanan MCU?
107
Promotion
Promosi Penjualan
Bagaimana menurut anda promosi yang dilakukan RSMTP unit MCU?
108
MATRIKS WAWANCARA
No Domain IA IB IC P1 P2 P3 Kesimpulan
Pertanyaan Jawaban
PRODUCT
- Apa sajakah
produk layanan
yang diberikan
di unit MCU?
Paket yang ada
di brosur
seperti paket
eksekutif, paket
seleksi
pegawai, paket
anak-anak,
paket khusus
wanita, paket
baby sitter dan
paket pra nikah
Paket- paket itu
berisi
pemeriksaan
medical check
up yang
dimulai dengan
anamnesa,
pemeriksaan
dilakukan oleh
dokter umum,
dokter gigi,
dokter spesialis.
Kemudian
dilanjutkan
dengan
pemeriksaan
tambahan
berupa
- Produk MCU
sesuai paket
yang ada di
RSMTP,
namun juga
bisa
disesuaikan
dengan
permintaan
klien, atau
perusahan
rekanan.
- - - Bahwa produk unit MCU adalah
seperti yang terdapat di dalam
brosur yaitu paket eksekutif,
paket seleksi pegawai, paket
anak-anak, paket khusus wanita
dan paket baby sitter. Paket-
paket tersebut berisi berupa
pemeriksaan medical check up
yang dimulai dengan anamnesa,
pemeriksaan dilakukan oleh
dokter umum, dokter gigi,
dokter spesialis. Kemudian
dilanjutkan dengan pemeriksaan
tambahan berupa laboratorium
(pemeriksaan darah, urine dan
feces), rontgen dada, EKG,
USG abdomen dan bagi wanita
pemeriksaan ditambah dengan
USG intip dan pap smear. Tapi
RSMTP belum mepunyai alat
treadmill untuk jantung dan
pemeriksaan mamografi.
109
laboratorium
(pemeriksaan
darah, urine
dan feces),
rontgen dada,
EKG, USG
abdomen dan
bagi wanita
pemeriksaan
ditambah
dengan USG
intip dan pap
smear. Tapi RS
belum
mepunyai alat
treadmill untuk
jantung dan
pemeriksaan
mamografi.
Kualitas
1 Bagaimanakah
menurut anda
kondisi ruang
tunggu
pelayanan, loket
pelayanan, dan
penampilan
petugas
pelayanan
MCU?
- - - Bikin
nyaman, tapi
kalau
pasiennya
lagi banyak
lumayan
terganggu
karena
berisik. Loket
pelayanannya
bagus.
Petugasnya
juga rapi
Ruang
tunggunya
nyaman tapi
terkadang
terlalu rame
jadi berisik.
Tidak ada
ruang tunggu
khusus
MCUnya
juga sih,
loket
pelayanannny
a juga sudah
bagus dan
Ruang
tunggunya
nyaman, tapi
lebih baik
jika ada
ruang tunggu
khusus MCU.
Loket
pelayanannya
bagus,
petugasnya
juga rapi
Semua informan mengatakan
bahwa ruang tunggu sudah
nyaman, namun terkadang
berisik jika pasien sedang
banyak, dan menyarankan agar
ada ruang tunggu khusus unit
MCU.
Loket pelayanan sudah bagus
dan petugas-petugasnya juga
rapi.
110
petugasnya
juga rapi
2 Bagaimanakah
kehandalan
petugas dalam
memberikan
informasi
pelayanan,
melancarkan
prosedur
pelayanan dan
memudahkan
teknis
pelayanan?
- - - Petugasnya
informatif,
dan selalu
mendampingi
pasien, tapi
dokternya
telat jadi
harus
menunggu
lama.
Petugasnya
kurang
informatif
dan
komunikatif,
kurang
memuaskan
pelayanannya
karena terjadi
kesalahan
informasi
tarif sewaktu
dikasir, bikin
pasien kaget
Petugasnya
kurang
informatif,
kurang teliti,
petugasnya
kurang sigap
dan
dokternya
datang telat.
Satu informan mengatakan
bahwa petugas sudah informatif,
namun prosedur dan teknis
pelayanan yang kurang lancar
karena dokter tidak tepat waktu
dan pasien harus menunggu
lama.
Dua informan mengatakan
bahwa petugas kurang
informatif, komunikatif, kurang
sigap dan kurang teliti, serta
terjadi kesalahan informasi saat
di kasir.
3 Bagaimanakah
respon petugas
pelayanan
terhadap
keluhan dan
saran serta
kritikan
konsumen?
- - - Semua
merespon
dengan baik
Lumayan
baik respon
petugas
terhadap
keluhan,
saran, dan
kritik dari
pasien
Petugas
manajemen
RSMTP
merespon
dengan baik
terhadap
keluhan,
saran dan
kritikan
Semua informan mengatakan
bahwa petugas merespon
dengan baik terhadap keluhan
dan saran serta kritikan dari
konsumen.
4 Bagaimanakah
kemampuan
administrasi,
kemampuan
teknis dan
kemampuan
sosial petugas
pelayanan?
- - - Sejauh ini
dilihat dari
administrasi,
teknis semua
tidak ada
masalah,
petugasnya
juga hormat
dan sopan
Petugasnya
kurang teliti
terkait
administrasi
kerena terjadi
kesalalah saat
proses
administrasi,
pada saat
teknis sejauh
Saat
administrasi
petugas
kurang teliti,
dan teknis
sudah cukup
baik, tapi
petugasnya
ada yang
kurang
Satu informan mengatakan
bahwa kemampuan administasi
dan teknis belum ada masalah,
dan petugas juga sudah hormat
dan sopan
Kedua informan mengatakan
bahwa kemampuan administrasi
petugas masih banyak
kekurangan, karena adanya
111
ini baik, tapi
lebih nyaman
jika pada saat
pemeriksaan
dilakukan
oleh sesama
gender.
Petugasnya
baik dan
sopan
hormat,
ketika
menghadapi
pasien
ataupun ke
yang bukan
pasien MCU
kesalahan yang terjadi ketika
proses administrasi. Pada saat
teknis semua berjalan cukup
baik.
Salah satu informan mengatakan
bahwa ada petugas yang kurang
hormat
5 Bagaimanakah
perhatian,
kepedulian, dan
keramahan
petugas
pelayanan?
- - - Peduli, ramah
kok.
Perhatian
juga, kalau
orang tua
biasanya
dibantu
diantarin
Baik, ramah,
perhatian
Petugasnya
ada yang
jutek, kurang
peduli, ketika
komunikasi
dengan
pasien
ataupun ke
yang bukan
pasien MCU
Kedua informan mengatkan
bahwa petugas peduli, perhatian
dan ramah
Satu informan mengatakan
bahwa ada petugas yang jutek,
kurang peduli dan tidak ramah
ketika komunikasi dengan
pasien maupun yang bukan
pasien
Keunggulan (Fitur)
1 Apakah yang
menjadi
keunggulan unit
MCU RSMTP
dengan unit
MCU di RS
lain?
Belum ada,
kalau dari
penamaan bisa
sama, tapi dari
pemeriksaan
bisa beda, dan
sebaliknya
Belum ada
yang menjadi
unggulan.
Disini juga
masih
kekurangan
alat treadmill
dan belum ada
pemeriksaan
mamografi.
- - - - Informan mengatakan bahwa
belum ada produk yang menjadi
keunggulan unit MCU RSMTP
2 Siklus unit
MCU berada di
tahap apa?
Tahap
pertumbuhan
ya, kendalanya
.- Tahap
pertumbuhan.
Ada rencana
- - - Siklus unit MCU berada pada
siklus pertumbuhan dan akan
ada perencanaan penambahan
112
(Pertumbuhan,
kematangan,
atau
kemunduran)
ruangan penambahan
treadmill, dan
dokter okuvasi.
Kalau
sekarang
masih secara
umum ya
alat treadmill dan pembuatan
produk unggulan unit MCU
yaitu MCU okuvasi
3 Kendala apakah
yang dihadapi
dalam
pengembangan
unit MCU?
Persetujuan
dari tim
MCUnya.
Sampai saat ini
belum ada
jawaban dari
tim MCU.
- Perlu
dukungan dari
pimpinan.
MCU menjadi
sesuatu yang
menjanjikan,se
harusnya bisa
menjadi
perioritas
- - - Kendala yang dihadapi dalam
pengembangan unit MCU
adalah persetujuan dari unit
MCU kepada bagian marketing
dan perlunya dukungan dari
pimpinan
Merek (brand)
1 Apakah produk
di unit MCU
mempunyai
nama, istilah,
tanda, simbol,
rancangan atau
kombinasi untuk
mengidentifikas
i produk atau
jasa yang
membedakanny
a dari produk
pesaing?
Mereknya dari
penamaan
paketnya aja.
- Nama
paketnya
seperti paket
eksekutif, haji,
paket pra
nikah, dll.
Merek yang ada di unit MCU
terdapat pada penamaan paket
yang bisa dilihat di brosur
2 Apakah merek
mencerminkan
manfaat dan
- - - Dari nama
paketnya
sudah tau
Merek
paketnya
biasa aja,
Mereknya
mudah
diucapkan,
Merek yang ada pada unit MCU
RSMTP sudah mencerimankan
kualitas manfaat, singkat dan
113
kualitas ?
Singkat dan
sederhana,
mudah
diucapkan,
didengar,
dibaca, diingat ?
dan memiliki
kesan berbeda
dari merek-
merek yang
sudah ada?
Serta mudah
diterjemahkan
ke dalam bahasa
asing dan tidak
mengandung
konotasi negatif
dalam bahasa
asing?
manfaatnya
ya dan cukup
berkualitas.
Namanya
singkat dan
sederhana
mirip dengan
rumah sakit
lainnya.
didengar dan
diingat juga
dan mudah
diterjemahka
n ke dalam
bahasa asing
dan tidak
berkonotasi
negatif
sederhana, mudah diucapkan,
didengar dan diingat, mudah
diterjemahkan ke dalam bahasa
asing dan tidak mengandung
konotasi negatif dalam bahasa
asing. Namun merek tidak
memiliki kesan yang berbeda
dengan merek unit MCU di RS
lain
Jaminan
1 Apakah produk
yang ditawarkan
kepada
konsumen
benar-benar
telah melalui
proses
pengukuran dan
pengujian yang
cermat dan
rasional,
sehingga layak
untuk disertai
- - Kalau untuk
alat sudah
dikalibrasi,
rekam
jantungnya,
radiologinya,
dll sudah
tersertifikasi.
Dokternya
juga sudah
memiliki surat
kompetensi
sebagai dokter,
- - - Unit MCU RSMTP sudah layak
disertai jaminan karena petugas
yang sudah tersertifikasi,
menjalankan pelayanan sesuai
SOP dan dilengkapi dengan
fasilitas yang memenuhi standar
pelayanan
114
dengan
jaminan?
perawatnya
juga memiliki
surat tanda
registrasi,
sebelum
memberikan
hasil
pemeriksaan
MCU dicek
dulu sama
dokter
penyakit
dalam, kepala
MCU dan
doker
pemeriksa
lainnya.
Artinya sudah
memiliki
quality kontrol
yang cukuplah
secara
prosesnya.
RSMTP juga
sudah ada
akreditasinya,
ada
pengawasanny
a dari dinas
kesehatan.
Dan disini
pelayanan
MCUnya
sudah berjalan
sesuai SOP
115
PLACE
Lokasi
1 Bagaimanakah
kemudahan
menjangkau
lokasi RSMTP?
Apakah lokasi
strategis, dan
mudah diliatkah
keberadaannya?
Dan bagaimana
kedekatan
dengan tempat
tinggal dan
lokasi lainnya?
Lokasi cukup
strategis,
namun
tampilan rumah
sakit bila dilihat
dari luar rumah
sakit masih
kurang menarik
- Lokasi
RSMTP
strategis ya,
mudah
dijangkau
Strategis,
akses ke jalan
rayanya
gampang,
sudah bagus
Strategis,
lokasinya
strategis
karena kalau
dari lokasi
saya tinggal
hanya sekali
naik bis
Strategis,
lokasinya
dekat jalan
raya, dan
banyak juga
kendaraan
umum yang
bisa dinaikin
buat menuju
RS dan
keluar dari
RS
Semua informan mengatakan
bahwa lokasi RSMTP sudah
strategis, mudah dijangkau
dengan angkutan umum mapun
kendaraan pribadi dan dekat
dengan tempat tinggal dan
berbagai lokasi lainnya
2 Bagaimanakah
kemudahan
menjangkau
lokasi RSMTP?
Apakah lokasi
strategis, dan
mudah diliatkah
keberadaannya?
Dan bagaimana
kedekatan
dengan tempat
tinggal dan
lokasi lainnya?
Ruangan unit
MCU ada
dipojok, hanya
bisa berjalan
melalui jalan
kecil dekat jual
donat, sulit
aksesnya
- Sudah cukup
strategis.
Aspek
kenyamanan
yang masih
belum disini,
ruang tunggu
khusus MCU
nya tidak ada.
Belum
strategis dari
sisi
kenyamanan
Ruang
periksaan
sudah baik
dan kamar
mandinya
bersih, cuma
kurang wangi
Muter- muter
dan terlalu
banyak
pindah
ruangan,
laboratorium
terlalu
sempit.
Ruangan
MCU yang
paling ujung
terlalu jauh
ya dan ribet
muter muter
gitu
ngelewatin
ruang rawat
inap, kurang
strategis sih
Untuk lokasi unit MCU yang
berada didepan ruang tunggu,
menurut informan C sudah
strategis. Namun menurut
informan A belum strategis,
karena posisi ruangan yang
terletak dipojok dan tidak
mempunyai ruang tunggu
khusus membuat pasien merasa
kurang nyaman.
Respon yang disampaikan oleh
pasien terkait lokasi unit MCU,
bahwa lokasi unit MCU tidak
strategis karena ruangan yang
terlalu sering pindah-pindah dan
sempit.
116
Transfortasi
1 Bagaimana
pemindahan
barang atau jasa
dari unit MCU
RSMTP ke
beberapa tempat
tujuan? Alat
transportasi apa
yang
digunakan?
Kalau mau
MCU keluar
bisa sewa mobil
rontgen, kalau
keperluan
lainnya bisa
pakai mobil
RS, sekarang
juga banyak
kendaraan
online. Kalau
untuk barang
barang yang
terlalu banyak
atau ukuran
besar bisa sewa
jenis mobil
yang
dibutuhkan.
Kalau gak
terlalu banyak
dan besar bisa
pakai mobil RS
atau pesan
kendaraan
online
- - - - - Trnasportasi yang digunakan
unit MCU RSMT yaitu sesuai
dengan kebutuhan. Bisa sewa
mobil, pesan kendaraan online
atau pakai mobil milik RSMTP.
PRICE
Daftar Harga
1 Apakah harga
yang ditawarkan
unit RSMTP
sudah
dibandingkan
dengan harga
Harganya sama
dengan RS
setingkat ya..
gak berani lebih
rendah
Masalah harga
pesaing sulit
juga nyarinya
ya, kita liat
harga
pesaingnya itu
Menurut saya
sih sejauh ini
harganya
standar
- - - Pada awal pembuatan harga unit
MCU RSMTP sudah
dibandingkan dengan harga di
rumah sakit lain, dan sudah
dibuat dengan harga standar bisa
dikatakan murah. Namun, sudah
117
pesaing?
kadang
kadang gini,
isinya
kontennya
sama tapi
harga mereka
bisa lebih
murah,
ternyata
setelah kita
telusurin
ternyata pake
alatnya beda,
akhirnya
sampe kita
ngadain tuh
sekarang alat
yang lebih
murah ada
sekarang. Tapi
itu sudah
lama,
Sekarang
harganya
murah banget,
udah berapa
tahun tidak
naik-naik.
beberapa tahun harganya tidak
direvisi.
2 Apakah ada
potongan harga
bagi pasien unit
MCU RSMTP ?
Beberapa sih
ada yang
dikasih diskon,
apalagi kalau
untuk
perusahaan ya
Kalau
kerjasama
perusahaan
rekanan sih
ada
kebijakannya
Ada, jadi kalau
misalnya
kerjasama
dengan paket
untuk beberapa
orang, tarifnya
- - - Potongan harga (diskon) di unit
MCU hanya untuk perusahaan
rekanan dan tidak ada potongan
untuk pasien pribadi terkecuali
untuk beberapa orang yang
dikordinir barengan dalam
118
pasti ada diskon
dari harga
normal.
Perorangan
juga bisa, tapi
asal dikordinir
barengan ya
lebih dari 10
orang
berdasarkan
kesepakatan
juga. Tapi
kalau untuk
pasien yang
pribadi tidak
ada
kebijakannya
diskon,
kalaupun ada
terjadi diskon
biasanya dari
dokternya,
dokternya
minta diskon
buat pasien
jadi yang
didiskon itu
bagian
dokernya
bukan tarif
biasa. Jadi ada
beberapa
potongan
diskon
jumlah lebih dari 10 orang.
3 Bagaimana
menurut anda
tentang tarif
MCU? (Mahal,
murah, standar)
- - - Relatif sih
standar
Sebenarnya
belum ada
pengalaman
ya, jadi
belum tau
dengan hasil
yang sama
dengan harga
yang beda
mungkin bisa
ditebak. Tapi
yah standar
lah murah, di
RS lain juga
Lumayan lah
murah sih
Menurut pasien, tarif yang ada
di unit MCU saat ini termasuk
standar bisa dikatakan murah
119
sekitar segitu
harganya
4 Apakah anda
pernah
mendapatkan
diskon di
pelayanan
MCU?
- - - Tidak tau,
karena dari
kantor
Belum
pernah
Belum
pernah
Informan pasien pribadi
mengatakan bahwa belum
pernah mendapatkan diskon
untuk pelayanan unit MCU.
PROMOTION
Promosi Penjualan
1 Kegiatan apa
yang dilakukan
untuk
mempromosika
n unit MCU?
Media apa saja
yang
digunakan?
Selain masukin
informasi ke
website,
medsos, sebarin
brosur, pasang
spanduk, terus
health talk ke
perusahaan,
minta bantuan
perusahaan
juga buat
nginfoin ke
kline
perusahaan
mereka kalau
kita ada
promosi unit
MCU
- - - - - Kegiatan promosi penjualan
yang dilakukan untuk
mempromosikan unit MCU
yaitu dengan memasukkan
informasi ke website, media
sosial, sebarin brosur, pasang
spanduk, terus health talk ke
perusahaan dan meminta
bantuan perusahaan untuk
menginformasikan ke kline
perusahaan mereka kalau kita
ada promosi unit MCU. Dan
sedang berencana untuk
memasukkan brosur ke apatmen
dan hotel-hotel rekanan
2 Bagaimana
menurut anda
promosi yang
dilakukan
RSMTP unit
Aku sih
kurang tau,
kayaknya
udah bagus
kalau dari
Promosinya
kurang
efektif.
Karena hanya
petugas MCU
Promosinya
belum terlalu
lengkap ya,
di website
juga masih
Menurut informan pasien,
promosi yang dilakukan
RSMTP unit MCU masih
kurang maksimal. Karena
informasi yang ada pada media
120
MCU? website
sudah
lengkap
saja yang
mengetahui
terkait MCU,
sementara
petugas
lainnya tidak
tau dan
mereka hanya
menebak-
nebak saja.
banyak info
yang kurang
lengkap dan
beberapa
karyawan RS
yang tidak
terlalu tau
tentang unit
MCU
yang digunakan masih kurang
lengkap dan banyak petugas
yang ada di RSMTP tidak
mengetahui informasi terkait
MCU.
3 Apakah
dilakukan
monitoring dan
evaluasi
kegiatan
promosi unit
MCU?
Belum pernah
ya dilakukan
monitoring dan
evaluasi,
mungkin untuk
selanjutnya
akan dijalankan
Evaluasi promosi unit MCU
belum pernah dilakukan
evaluasi, sehingga banyak
informasi yang tidak terupdate
dan kurang lengkap
Penjualan tatap muka
1 Kegiatan apa
saja yang
dilakukan untuk
promosi
penjualan tatap
muka? Media
apa saja yang
digunakan?
Karena lebih
meyakinkan
kalau bisa tatap
muka langsung
ketemu,
menumbuhkan
rasa saling
percaya dulu.
Ketika lagi ada
kegiatan health
talk ke
perusahaan,
atau kerjasama
baru atau
penawaran baru
sekalian
- - - - - Kegiatan penjualan tatap muka
unit MCU yang dilakukan yaitu
mempromosikan secara
langsung apabila ada health talk
ke perusahaan rekanan, atau
ketika ada penawaran baru dari
perusahaan. Kalau di dalam RS
bisa dilakukan langsung oleh
CS, pendaftaran atau kasir dan
diinformasikan secara langsung
jika ada seminar yang di adakan
RSMTP dengan membawa
brosur MCU.
121
mengiinformasi
kan produk unit
MCU ke
mereka. Kalau
di dalam RS
bisa dilakukan
langsung sama
CS, pendaftaran
atau kasir, ada
seminar juga
waktu itu
diadakan di
hotel karena
aula disini
sempit kan,
sekalian di
infoin langsung
dan bawa
brosur juga
122
TABEL CHECKLIST TELAAH DOKUMEN
No Dokumen Ada Tidak Keterangan
1 Program Kerja
Pemasaran Terdapat dokumen Program Kerja Pemasaran
2 Laporan kegiatan
pemasaran
Tidak terdapat dokumen laporan kegiatan
pemasaran
3
Dokumen kerjasama
perusahaan dengan
unit MCU RSMTP
Terdapat dokumen kerjasama unit MCU dengan
perusahaan rekanan
4 Data tarif pelayanan
MCU per paket Terdapat daftar harga pelayanan unit MCU
5 SOP unit MCU Terdapat SOP (standar operasional prosedur) unit
MCU
6 Struktur Organisasi
RSMTP Terdapat struktur organisasi RSMTP
7 Struktur Organisasi
MCU Tidak terdapat struktur organisasi unit MCU
8 Jumlah Kunjungan
Unit MCU Terdapat dokumen data jumlah kunjungan pasien
RSMTP dan unit MCU
9 Profile RSMTP Terdapat profile RSMTP
10 Dokumen evaluasi
promosi unit MCU Tidak terdapat dokumen evaluasi pemasaran
123
TABEL CHECKLIST OBSERVASI
No Pernyataan Ya Tidak Keterangan
1 Ruang tunggu unit MCU
yang bersih dan nyaman Tersedia ruang tungu, namun bukan ruang
tunggu khusus MCU
2 TV di ruang tunggu Tersedia TV di ruang tunggu
3 AC di ruang tunggu Tersedia AC di ruang tunggu
4 Loket pelayanan Tersedia loket pelayanan
5 Toilet bersih dan wangi Tersedia toilet yang bersih namun kurang
wangi
6 Penampilan petugas
pelayanan MCU yang rapi Terlihat penampilan petugas MCU yang
rapi
7 Perhatian, kepedulian, dan
keramahan
Terlihat perhatian, kepedulian, dan
keramahan dari petugas MCU, namun ada
juga yang tidak
8
Lokasi RSMTP mudah
dijangkau melalui berbagai
akses transfortasi dari
berbagai arah
Terlihat lokasi RSMTP yang mudah
dijangkau melalui berbagai akses
transfortasi dari berbagai arah
9 Lokasi RSMTP strategis, dan
mudah dilihat keberadaannya Terlihat lokasi RSMTP strategis, dan
mudah dilihat keberadaannya
10
Letak lokasi unit MCU
strategis dan mudah
dijangkau di dalam RSMTP
Terlihat letak lokasi unit MCU yang tidak
strategis dan tidak mudah dijangkau di
dalam RSMTP
11 Petunjuk arah menuju unit
MCU
Tidak terdapat petunjuk arah menuju unit
MCU
12
Ketersediaan alat medis dan
penunjang medis di unit
MCU
Tersedia alat medis dan penunjang di unit
MCU, namun belum tersedia alat treadmill
jantung
13 Transportasi unit MCU
Tersedia mobil ambulan dan mobil pribadi
yang dimiliki RSMTP, namun bukan
khusus untuk unit MCU
14 Media promosi untuk
pemasaran unit MCU
Terdapat brosur, website, media sosial,
spanduk, banner, poster dan seminar yang
digunakan untuk memasarkan unit MCU
namun masih kurang lengkap
15 Daftar paket MCU di brosur Terdapat daftar paket MCU didalam
brosur unit MCU
124
MATRIKS TRIANGULASI
No Domain Wawancara Observasi Telaah Dokumen Kesimpulan
PRODUCT
1 Apa sajakah
produk layanan
yang diberikan
di unit MCU?
Bahwa produk unit MCU adalah
semua jenis paket yang terdapat di
brosur yaitu berupa pemeriksaan
medical check up yang dimulai
dengan anamnesa, pemeriksaan
dilakukan oleh dokter umum,
dokter gigi, dokter spesialis mata,
THT, dan saraf. Kemudian
dilanjutkan dengan pemeriksaan
tambahan berupa laboratorium
(pemeriksaan darah, urine dan
feces), rontgen dada, EKG, USG
abdomen dan bagi wanita
pemeriksaan ditambah dengan
USG payudara dan pap smear.
Tapi RSMTP belum mepunyai
alat treadmill untuk jantung dan
pemeriksaan mamografi.
Terdapat daftar paket
MCU didalam brosur
unit MCU dan
tersedianya alat medis
dan penunjang medis,
namun belum tersedia
alat treadmill jantung
- Produk yang ada di unit MCU
yaitu serangkaian
pemeriksaanyang dimulai
dengan anamnesa, pemeriksaan
dilakukan oleh dokter umum,
dokter gigi, dokter spesialis
mata, THT, dan saraf. Kemudian
dilanjutkan dengan pemeriksaan
tambahan berupa laboratorium
(pemeriksaan darah, urine dan
feces), rontgen dada, EKG, USG
abdomen dan bagi wanita
pemeriksaan ditambah dengan
USG payudara dan pap smear.
Namun perlu adanya
penambahan pemeriksaan
mamografi dan alat treadmill
jantung
Kualitas
1 Bagaimanakah
menurut anda
kondisi ruang
tunggu
pelayanan, loket
pelayanan, dan
penampilan
petugas
pelayanan
Semua informan mengatakan
bahwa ruang tunggu sudah
nyaman, namun terkadang berisik
jika pasien sedang banyak, dan
menyarankan agar ada ruang
tunggu khusus unit MCU.
Loket pelayanan sudah bagus dan
petugas-petugasnya juga rapi
Tersedia ruang tungu,
namun bukan ruang
tunggu khusus MCU
yang dilengkapi dengan
TV dan AC
- Berdasarkan hasil wawancara
dan observasi yang disesuaikan
dengan indikator dimensi
kualitas layanan, maka dapat
disimpulkan bahwa dimensi
kualitas layanan yaitu tampilan
fisik (tangibel), empati, daya
tanggap (responsiveness), jaminan
(assurance) dan empati
125
MCU?
(empathy) memiliki kualitas
yang sudah cukup baik, karena
kelengkapan sarana dan
prasarana dan kualitas petugas
dan pelayanan yang hampir
dapat memenuhi kebutuhan
konsumen. Namun, masih perlu
lebih ditingkatkan lagi.
Sedangkan, kualitas layanan
pada dimensi kehandalan
(reliability) belum dikatakan
berkualitas baik.
2 Bagaimanakah
kehandalan
petugas dalam
memberikan
informasi
pelayanan,
melancarkan
prosedur
pelayanan dan
memudahkan
teknis
pelayanan?
Satu informan mengatakan
bahkwa petugas sudah informatif,
namun prosedur dan teknis
pelayanan yang kurang lancar
karena dokter tidak tepat waktu
dan pasien harus menunggu lama.
Dua informan mengatakan bahwa
petugas kurang informatif,
komunikatif, kurang sigap dan
kurang teliti, sertaterjadi
kesalahan informasi saat di kasir
- -
3 Bagaimanakah
respon petugas
pelayanan
terhadap
keluhan dan
saran serta
kritikan
konsumen?
Semua informan mengatakan
bahwa petugas merespon dengan
baik terhadap keluhan dan saran
serta kritikan dari konsumen.
- -
4 Bagaimanakah
kemampuan
administrasi,
kemampuan
teknis dan
kemampuan
sosial petugas
pelayanan?
Satu informan mengatakan bahwa
kemampuan administasi dan
teknis belum ada masalah, dan
petugas juga sudah hormat dan
sopan
Kedua informan mengatakan
bahwa kemampuan administrasi
petugas masih banyak
kekurangan, karena adanya
kesalahan yang terjadi ketika
- -
126
proses administrasi. Pada saat
teknis semua berjalan cukup baik.
Salah satu informan mengatakan
bahwa ada petugas yang kurang
hormat
5 Bagaimanakah
perhatian,
kepedulian, dan
keramahan
petugas
pelayanan?
Kedua informan mengatkan
bahwa petugas peduli, perhatian
dan ramah
Satu informan mengatakan bahwa
ada petugas yang jutek, kurang
peduli dan tidak ramah ketika
komunikasi dengan pasien
maupun yang bukan pasien
Terlihat perhatian,
kepedulian, dan
keramahan dari petugas
MCU, namun ada juga
yang tidak demikian
serta penampilan
petugas MCU yang
sudah rapi
-
Keunggulan (Fitur)
1 Apakah yang
menjadi
keunggulan unit
MCU RSMTP
dengan unit
MCU di RS
lain?
Informan mengatakan bahwa
belum ada produk yang menjadi
keunggulan unit MCU RSMTP
- - Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan dengan
wawancara dan disesuaikan
dengan teori yang ada, maka
dapat disimpulkan bahwa belum
adanya produk unggulan di unit
MCU RSMTP jika dibandingkan
dengan RS lain, karena siklus
unit MCU yang masih berada
pada siklus pertumbuhan dan
akan ada perencanaan
penambahan alat treadmill dan
pembuatan produk unggulan unit
MCU yaitu MCU okuvasi dan
pembuatan paket seaional..
Kemudian adanya kendala yang
dihadapi dalam pengembangan
2 Siklus unit
MCU berada di
tahap apa?
(Pertumbuhan,
kematangan,
atau
kemunduran)
Siklus unit MCU berada pada
siklus pertumbuhan dan akan ada
perencanaan penambahan alat
treadmill dan pembuatan produk
unggulan unit MCU yaitu MCU
okuvasi
- -
3 Kendala apakah
yang dihadapi
Kendala yang dihadapi dalam
pengembangan unit MCU adalah
- -
127
dalam
pengembangan
unit MCU?
persetujuan dari unit MCU
kepada bagian marketing dan
perlunya dukungan dari pimpinan
unit MCU adalah persetujuan
dari unit MCU terkait revisi
paket dari marketing dan
perlunya dukungan dari
pimpinan berupa finansial,
SDM, fasilitas, dan sarana
prasarana untuk pengembangan
unit MCU.
Merek (brand)
1 Apakah produk
di unit MCU
mempunyai
nama, istilah,
tanda, simbol,
rancangan atau
kombinasi untuk
mengidentifikas
i produk atau
jasa yang
membedakanny
a dari produk
pesaing?
Merek yang ada di unit MCU
dilihat dari penamaan paket yang
bisa dilihat di brosur
Terdapat merek unit
MCU yang bisa dilihat di
dalam brosur unit MCU
- Berdasarkan hasil wawancara
dan observasi yang telah
dilakukan peneliti dan
disesuaikan dengan kriteria pada
merek, maka dapat disimpulkan
bahwa merek yang dimiliki unit
MCU RSMTP hanya pada
penamaan paket yang bisa
dilihat di brosur unit MCU dan
sudah mencermaikan kualitas
manfaat, singkat dan sederhana,
mudah diucapkan, didengar dan
diingat, mudah diterjemahkan ke
dalam bahasa asing dan tidak
mengandung konotasi negatif
dalam bahasa asing. Namun,
merek tidak memiliki kesan
yang berbeda dengan merek unit
MCU di rumah sakit lain.
Kendalanya adalah belum
adanya feedback dari unit MCU
kepada bagian marketing terkait
2 Apakah merek
mencerminkan
manfaat dan
kualitas ?
Singkat dan
sederhana,
mudah
diucapkan,
didengar,
Merek yang ada pada unit MCU
RSMTP sudah mencerimankan
kualitas manfaat, singkat dan
sederhana, mudah diucapkan,
didengar dan diingat, mudah
diterjemahkan ke dalam bahasa
asing dan tidak mengandung
konotasi negatif dalam bahasa
asing. Namun merek tidak
- -
128
dibaca, diingat ?
dan memiliki
kesan berbeda
dari merek-
merek yang
sudah ada?
Serta mudah
diterjemahkan
ke dalam bahasa
asing dan tidak
mengandung
konotasi negatif
dalam bahasa
asing?
memiliki kesan yang berbeda
dengan merek unit MCU di RS
lain
persetujuan pembuatan merek
unit MCU.
Jaminan
1 Apakah produk
yang ditawarkan
kepada
konsumen
benar-benar
telah melalui
proses
pengukuran dan
pengujian yang
cermat dan
rasional,
sehingga layak
untuk disertai
dengan
jaminan?
Unit MCU RSMTP sudah layak
disertai jaminan karena petugas
yang sudah tersertifikasi,
menjalankan pelayanan sesuai
SOP dan dilengkapi dengan
fasilitas yang memenuhi standar
pelayanan
Diketahui bahwa
pelaksanaan unit MCU
sudah sesuai dengan
SOP unit MCU
Terdapat SOP (standar
operasional prosedur)
unit MCU
Berdasarkan hasil penelitian
dengan wawancara, observasi
dan telaah dokumen maka dapat
disimpulkan bahwa unit MCU
RSMTP sudah layak disertai
jaminan karena petugas yang
sudah tersertifikasi, menjalankan
pelayanan sesuai SOP dan
dilengkapi dengan fasilitas yang
dengan fasilitas yang telah
melalui proses pengukuran dan
pengujian yang cermat dan
rasional.
129
PLACE
Lokasi
1 Bagaimanakah
kemudahan
menjangkau
lokasi RSMTP?
Apakah lokasi
strategis, dan
mudah diliatkah
keberadaannya?
Dan bagaimana
kedekatan
dengan tempat
tinggal dan
lokasi lainnya?
Semua informan mengatakan
bahwa lokasi RSMTP sudah
strategis, mudah dijangkau
dengan angkutan umum mapun
kendaraan pribadi dan dekat
dengan tempat tinggal dan
berbagai lokasi lainnya
Terlihat lokasi RSMTP
yang mudah dijangkau
melalui berbagai akses
transfortasi dari berbagai
arah
- Berdasarkan hasil penelitian
dengan wawancara, observasi
dan disesuaikan dengan
indikator place bahwa lokasi
RSMTP sudah strategis, mudah
dijangkau dengan angkutan
umum mapun kendaraan pribadi
dan dekat dengan tempat tinggal
dan berbagai lokasi lainnya.
Untuk lokasi unit MCU menurut
sebagian kecil informan sudah
strategis. Namun, menurut
sebagian besar informan belum
strategis, karena posisi ruangan
yang terletak dipojok dan tidak
terdapat petunjuk arah menuju
unit MCU serta terlalu banyak
berpindah - pindah ruangan. 2 Bagaimanakah
kemudahan
menjangkau
lokasi unit
MCU?
Apakah lokasi
strategis, dan
mudah diliatkah
keberadaannya?
Dan bagaimana
kedekatan
dengan lokasi
Untuk lokasi unit MCU yang
berada didepan ruang tunggu,
menurut informan C sudah
strategis. Namun menurut
informan A belum strategis,
karena posisi ruangan yang
terletak dipojok dan tidak
mempunyai ruang tunggu khusus
membuat pasien merasa kurang
nyaman.
Respon yang disampaikan oleh
pasien terkait lokasi unit MCU,
bahwa lokasi unit MCU tidak
strategis karena ruangan yang
Terlihat letak lokasi unit
MCU yang tidak
strategis dan tidak
mudah dijangkau dari
dalam RSMTP dan tidak
terdapat petunjuk arah
menuju unit MCU serta
terlalu banyak berpindah
pindah ruangan
-
130
didalam RS? terlalu sering pindah-pindah dan
sempit
Transfortasi
1 Bagaimana
pemindahan
barang atau jasa
dari unit MCU
RSMTP ke
beberapa tempat
tujuan? Alat
transportasi apa
yang
digunakan?
Trnasportasi yang digunakan unit
MCU RSMTP yaitu sesuai
dengan kebutuhan. Bisa dengan
menyewa mobil, pesan kendaraan
online atau pakai mobil milik
RSMTP
Tersedia mobil yang
dimiliki RSMTP, namun
bukan khusus untuk unit
MCU
- Transportasi yang digunakan
unit MCU untuk melakukan
MCU diluar RSMTP yaitu
dengan menyewa mobil rontgen
dan jika ada keperluan lainnya
diluar RSMTP bisa dengan
menyewa mobil, pesan
kendaraan online, memakai
mobil ambulan atau pakai mobil
milik RSMTP, disesuaikan
dengan kebutuhan unit MCU.
PRICE
Daftar Harga
1 Apakah harga
yang ditawarkan
unit RSMTP
sudah
dibandingkan
dengan harga
pesaing?
Pada awal pembuatan harga unit
MCU RSMTP sudah
dibandingkan dengan harga di
rumah sakit lain, dan sudah dibuat
dengan harga standar bisa
dikatakan murah. Namun, sudah
beberapa tahun harganya tidak
direvisi.
- Terdapat daftar harga
pelayanan unit MCU
Pada awal penetapan harga unit
MCU RSMTP sudah
dibandingkan dengan harga di
rumah sakit lain, dan sudah
ditetapkan dengan harga standar
yang bisa dikatakan murah.
Namun, sudah beberapa tahun
harganya tidak direvisi.
Terdapat potongan harga
(diskon) di unit MCU hanya
untuk perusahaan rekanan dan
tidak ada potongan untuk pasien
pribadi terkecuali untuk
beberapa orang yang dikordinir
barengan dalam jumlah lebih
dari 10 orang. Menurut semua
informan bahwa harga yang ada
2 Apakah ada
potongan harga
bagi pasien unit
MCU RSMTP ?
Potongan harga (diskon) di unit
MCU hanya untuk perusahaan
rekanan dan tidak ada potongan
untuk pasien pribadi terkecuali
untuk beberapa orang yang
dikordinir barengan dalam jumlah
lebih dari 10 orang
- Terdapat dokumen
kerjasama unit MCU
dengan perusahaan
rekanan
131
3 Bagaimana
menurut anda
tentang tarif
MCU? (Mahal,
murah, standar)
Menurut pasien, tarif yang ada di
unit MCU saat ini termasuk
standar bisa dikatakan murah
- - di unit MCU standar bisa
dikatakan murah
4 Apakah anda
pernah
mendapatkan
diskon di
pelayanan
MCU?
Belum pernah - - Informan pasien pribadi tidak
mendapatkan diskon untuk
pelayanan unit MCU.
PROMOTION
Promosi Penjualan
1 Kegiatan apa
yang dilakukan
untuk
mempromosika
n unit MCU?
Media apa saja
yang
digunakan?
Kegiatan promosi penjualan yang
dilakukan untuk mempromosikan
unit MCU yaitu dengan
memasukkan informasi ke
website, media sosial, sebarin
brosur, pasang spanduk, terus
health talk ke perusahaan dan
meminta bantuan perusahaan
untuk menginformasikan ke kline
perusahaan mereka kalau kita ada
promosi unit MCU
Terdapat brosur, website,
media sosial yang
digunakan untuk
memasarkan unit MCU
namun masih kurang
lengkap.
Terdapat dokumen
Program Kerja
Pemasaran
Berdasarkan hasil penelitian
dengan wawancara, observasi
dan telaah dokumen, maka dapat
disimpulkan bahwa kegiatan
promosi penjualan yang
dilakukan untuk
mempromosikan unit MCU
yaitu dengan memasukkan
informasi ke website, media
sosial, menyebarkan brosur,
memasang spanduk, melakukan
health talk ke perusahaan dan
meminta bantuan perusahaan
untuk menginformasikan kepada
kline perusahaan mereka terkait
adanya promosi unit MCU di
RSMTP serta sedang melakukan
perencanaan untuk memasukkan
brosur ke apartemen dan hotel-
hotel rekanan, namun
132
perencanaan ini belum terdapat
di dalam dokumen program
kerja pemasaran. Sebagian besar
informan mengatakan bahwa
promosi yang dilakukan RSMTP
unit MCU masih kurang
maksimal. Karena informasi
yang ada pada media yang
digunakan masih kurang lengkap
dan banyak petugas yang ada di
RSMTP tidak mengtahui
informasi terkait MCU.
kemudian, bagian pemasaran
belum pernah melakukan
evaluasi terkait promosi.
2 Bagaimana
menurut anda
promosi yang
dilakukan
RSMTP unit
MCU?
- - - Menurut informan pasien,
promosi yang dilakukan RSMTP
unit MCU masih kurang
maksimal. Karena informasi
yang ada pada media yang
digunakan masih kurang lengkap
dan banyak petugas yang ada di
RSMTP tidak mengetahui
informasi terkait MCU
3 Apakah
dilakukan
monitoring dan
evaluasi
kegiatan
promosi unit
MCU?
- - - Evaluasi promosi unit MCU
belum pernah dilakukan
evaluasi, sehingga banyak
informasi yang tidak terupdate
dan kurang lengkap
Penjualan tatap muka
1 Kegiatan apa
saja yang
Kegiatan penjualan tatap muka
unit MCU yang dilakukan yaitu
- Terdapat dokumen
Program Kerja
Berdasarkan hasil penelitian
dengan wawancara dan telaah
133
dilakukan untuk
promosi
penjualan tatap
muka? Media
apa saja yang
digunakan?
mempromosikan secara langsung
apabila ada health talk ke
perusahaan rekanan, atau ketika
ada penawaran baru dari
perusahaan. Kalau di dalam RS
bisa dilakukan langsung oleh CS,
pendaftaran atau kasir dan
diinformasikan secara langsung
jika ada seminar yang di adakan
RSMTP dengan membawa brosur
MCU.
Pemasaran dokumen, maka dapat
disimpulkan bahwa kegiatan
penjualan tatap muka unit MCU
yang dilakukan yaitu
mempromosikan secara
langsung apabila ada health talk
ke perusahaan rekanan, atau
ketika ada penawaran baru dari
perusahaan. Penjualan tatap
muka di dalam RS dilakukan
langsung oleh customer service
(CS), bagian pendaftaran atau
kasir dan diinformasikan secara
langsung. Jika ada seminar yang
di adakan RSMTP bisa dengan
memberikan brosur unit MCU
134
------------------
Direktur
Dr. Nahari Arifin, SpA
Manajer YanMed&Jang
Dr.Maria, SpPK
Manajer Aset, Keuangan
Saci Mulyaningsih, SE
Manajer Umum & SDI
Dr. Ratu Jelita, SpM
Tim Mutu:
- Patient Safety : dr. Hasto Harso
- K3RS : Novi I
Tim PPI : dr. Indri Kartikasari
Tim Purchasing : Nurdania
Tim Akreditasi : dr. Nurlaili Marlia
Satuan Pengawas Internal : Marliah, SE, MM
Um
um
Dr.
Ded
dy
Cri
zal
Komite Medis : dr. M. Natsir Nugroho, SpOG
Komite Keperawatan :Ns. Kokom Komariah, MKes
Komite Pengendalian Infeksi : dr. Mun’im, SpAn
Dik
lat
Ko
ko
m K
om
aria
h
PCM
SD
I &
Kes
ra
Win
a M
uly
anin
gru
m
Ak
un
tan
si
En
a H
asan
Ben
dah
ara
Sac
i M
uly
anin
gsi
h
An
gg
aran
& T
arif
Fer
i G
ust
ami
Co
stu
mer
Ser
vic
e &
Ad
mis
sio
n
Drg
. L
ukm
an
Inst
Ran
ap
:
Dr.
Lyd
ia K
urn
iasa
ri
Pjs
In
st R
ajal
: d
r. N
url
aili
Inst
VK
, O
K,
:
Dr.
A.
Mun
’im
Sp
.An
Inst
RM
: S
iti
Fat
imah
, D
ipl
IGD
: d
r. N
url
aili
Inst
Giz
i
: F
itri
War
dah
, S
KM
Inst
Far
mas
i
:
Dw
i N
ov
i M
, S
fam
.Ap
t
Inst
Lar
ofi
: D
r. M
aria
, S
pP
K
Kep
eraw
atan
Ns
Yan
ti,
SK
ep
Dewan Pembina
UP
T I
T
So
nn
y
Manajer Pengembangan Bisnis
Dr. Ahmad Jamaluddin, Mkes
IPS
RS
Har
fan
dy
Lit
ban
g
Dr.
Has
to H
arso
no
Mar
ket
ing
Sh
inta
Pjs
dr.
Ah
mad
Jam
alu
dd
in,
Mk
es
Sek Dir & TU: Rina L
134
PELAYANAN MCU INDIVIDUAL
DI RS MUHAMMADIYAH TAMAN PURING
No. Dokumen
No. Revisi
00
Halaman
01
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh:
Direktur
Dr. H. Agus Sunarto, SpOG
PENGERTIAN Melakukan pealayanan MCU individual / perorangan di Rumah
Sakit Muhammadiyah Taman Puring.
TUJUAN Sebagai acuan untuk melakukan pelayanan MCU individual di
Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Pasien MCU melakukan perjanjian dengan pendaftaran
pemeriksaan sesuai paket yang dikehendaki.
2. Petugas pendaftaran melakukan koordinasi dengan perawat
MCU.
3. Pada hari yang telah ditentukan, pasien melakukan
konfirmasi ke bagian pendaftaran, dan menyelesaikan
administrasi.
4. Petugas pendaftaran melakukan koordinasi kembali dengan
perawat MCU.
5. Perawat MCU melakukan koordinasi dengan petugas gizi,
laboratorium, dan radiologi.
6. Perawat MCU mengantar pasien MCU menjalani
pemeriksaan laboratorium dan radiologi.
7. Perawat MCU mengisi data diri pasien, melakukan
pemeriksaan tanda vital dan EKG.
8. Pasien dipersilahkan untuk sarapan bila (bila pasien berpuasa
sebelum pemeriksaan).
135
PELAKSANAAN MCU
DI RSU MUHAMMADIYAH TAMAN PURING
No. Dokumen
No. Revisi
00
Halaman
02
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh:
Direktur
Dr. H. Agus Sunarto, SpOG
PROSEDUR 9. Perawat MCU menghubungi dokter poli umum pagi, untuk
melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik.
10. Perawat MCU menemani pasien menjalani pemeriksaan
oleh dokter spesialis sesuai paket yang dipilih sampai
selesai.
11. Perawat MCU mengarahkan pasien ke kasir untuk
menyelesaikan administrasi dan menjelaskan kepada pasien
mengenai pengambilan hasil pemeriksaan.
12. Perawat MCU Membuat laporan, berkomunikasi dengan
dokter pemeriksa dan dr. Khaira Utia Sp.PD untuk
menyunting kesimpulan, mencetak laporan, dan meminta
tanda tangan persetujuan dokter spesialis.
13. Perawat MCU menyerahkan laporan kepada Customer
Service.
14. Costumer Service memeriksa kembali kesesuaian laporan
dengan jenis paket dan pemeriksaan, kesesuaian biaya
dengan jenis paket dan pemeriksaan kemudian menyerahkan
laporan MCU kepada pasien dan mengarahkan pasien untuk
mendapatkan pelayanan sesuai rekomendasi MCU.
15. Untuk paket MCU dimana pemeriksaannya tidak
memerlukan persiapan sebelumnya, dapat dilakukan tanpa
perjanjian sebelumnya, pada hari Senin – Sabtu pukul 8.00 –
136
12.00.
PELAKSANAAN MCU
DI RSU MUHAMMADIYAH TAMAN PURING
No. Dokumen
No. Revisi
00
Halaman
03
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Tanggal Terbit
Ditetapkan oleh:
Direktur
Dr. H. Agus Sunarto, SpOG
PROSEDUR 16. Bila petugas MCU sedang cuti / berhalangan, kepala
perawatan berhak menunjuk perawat lain untuk
menggantikan tugas tersebut.
UNIT TERKAIT Instalasi Rawat Jalan
Instalasi Gizi
Laboratorium
Radiologi