gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

72
Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GTZ) GmbH German Technical Cooperation GTZ Sustainable Urban Transport Project Kantor Bappeda Surabaya, Ruang Prambanan, Jl. Pacar No.8 Surabaya 60272, Indonesia Tel 62-31-5353770; alt. 9982484 Fax 62-31 5353770; Alt. 5319287 [email protected]; http://www.sutp.org Proyek Percontohan Peningkatan Kondisi Bagi Angkutan Tak Bermotor Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan 27 Maret 2001, Surabaya

Upload: lydang

Post on 13-Jan-2017

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

Deutsche Gesellschaft fürTechnische Zusammenarbeit (GTZ) GmbHGerman Technical Cooperation

GTZ Sustainable Urban Transport ProjectKantor Bappeda Surabaya, Ruang Prambanan,

Jl. Pacar No.8 Surabaya 60272, Indonesia Tel 62-31-5353770; alt. 9982484 Fax 62-31 5353770; Alt. 5319287

[email protected]; http://www.sutp.org

Proyek Percontohan Peningkatan Kondisi Bagi Angkutan Tak Bermotor

Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

27 Maret 2001, Surabaya

Page 2: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

Proyek Transportasi Kota yang Berkelanjutan (SUTP) GTZ di Surabaya bertujuan bekerjasama dengan instansi-instansi terkait dan masyarakat Surabaya untuk menyusun dan melaksanakan kebijakan-

kebijakan yang dapat menciptakan suatu sistem transportasi yang berkelanjutan.

Akibatnya terasa dalam berbagai keuntungan “lokal” secara ekonomi, sosial dan lingkungan, dan juga ikut menstabilisasi emisi-emisi

“global” karbon dioksida dari sektor transportasi Surabaya. Proyek ini diharapkan menjadi pola bagaimana menurunkan emisi tersebut di

kota-kota besar di negara berkembang.

SUTP GTZ telah memulai dengan program yang beraneka segi, termasuk pengembangan kebijakan-kebijakan transportasi yang

berkelanjutan melalui pembahasan intensif dengan instansi dan mitra terkait, perancangan dan pelaksanaan suatu kampanye penyadaran

masyarakat mengenai transportasi yang berkelanjutan, langkah-langkah teknis guna mengurangi emisi kendaraan, peningkatan

kapasitas pengelolaan kualitas udara, penerapan instrumen-instrumen fi skal yang sesuai, peningkatan kondisi untuk kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki, promosi penggunaan BBG, suatu

proyek percontohan perbaikan angkutan umum, dan penyediaan dan penyebaran informasi mengenai pengalaman internasional.

SUTP GTZ dimulai di Surabaya pada tahun 1998.

Page 3: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

GTZ Sustainable Urban Transport ProjectKantor Bappeda Surabaya, Ruang Prambanan,

Jl. Pacar No.8 Surabaya 60272, Indonesia Tel 62-31-5353770; alt. 9982484

Fax 62-31 5353770 [email protected]; http://www.sutp.org

Proyek Percontohan Peningkatan Kondisi Bagi Angkutan Tak Bermotor

Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

27 Maret 2001, Surabaya

The fi ndings, interpretations and conclusions expressed in this report are based on information gathered by GTZ SUTP and its consultants from reliable sources. GTZ does not, however, guarantee the accuracy or completeness of information in this report, and GTZ cannot be held

responsible for any errors, omissions or losses which emerge from the use of this information.

For further information:

Page 4: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

3

DAFTAR ISI

1 LOKASI: KORIDOR ATB DARI JEMUR SARI SAMPAI WONOKROMO 4

1.1 RUTE ATB ANTARA JL. JEMUR SARI DAN PASAR/STASIUN WONOKROMO 4

1.1.1 PENJELASAN 4

1.1.2 Gambar-gambar 7

1.1.3 PERKIRAAN BIAYA 16

1.1.4 Schedule 17

1.2 LOKASI: PERSIMPANGAN WONOKROMO 19

1.2.1 PENJELASAN 19

1.2.2 Gambar-gambar 21

1.2.3 Perkiraan biaya 32

1.2.4 Schedule 33

2 LOKASI 2: JALAN DI DEPAN TUNJUNGAN PLAZA 35

2.1.1 PENJELASAN 35

2.1.2 Gambar-gambar 37

2.1.3 Perkiraan Biaya 43

2.1.4 Schedule 45

3 LOKASI 3: PERSIMPANGAN JL. PEMUDA / JL. YOS SUDARSO 46

3.1.1 PENJELASAN 46

3.1.2 Drawings: Pedestrian Refuge 55

3.1.3 Perkiraan biaya: Crossing Facilities at the Intersection 57

3.1.4 Schedule: Crossing Facilities at the Intersection 58

3.1.5 Cost Estimation: Pedestrian Refuge in front of DPRD 59

3.1.6 Schedule: Pedestrian Refuge in front of DPRD 60

4 SEKSI: JL. EMBONG MALANG � JL. KEDUNGDORO 61

4.1.1 PENJELASAN 61

4.1.2 Gambar-gambar 63

5 Seksi: Koridor angkutan tak bermotor Jl. Pandegiling - Basuki Rachmat 69

Page 5: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

4

1 LOKASI: KORIDOR ATB DARI JEMUR SARI SAMPAI WONOKROMO

1.1 RUTE ATB ANTARA JL. JEMUR SARI DAN PASAR/STASIUN WONOKROMO

1.1.1 PENJELASAN Berdasarkan pembahasan sebelumnya, angka ATB (Angkutan Tak Bermotor) terhitung tinggi di sepanjang rute Jl. Jemur Sari di Selatan dan daerah pasar Wonokromo di Utara.1 Untuk memfasilitaskan arus ATB maka jalur khusus ATB menyediakan jalur langsung antara dua daerah dibutuhkan. Keuntungan lain dari pembangunan jalur ATB ini untuk mendorong jumlah ATB dan untuk mewujudkan akses ke daerah pemukiman penduduk secara langsung.

Jalur ATB terdiri dari 3 hal:

• Jalur ABT menghubungkan Jl. Jemur Sari dan Jl. Bendul Merisi

• Lajur bersama untuk KTB (Kendaraan Tak Bermotor) dan pengendara bermotor di Jl. Bendul Merisi menghubungkan jalur ATB dengan Jl. Ahmad Yani, dan

• Lajur khusus ATB (dua arah, terpisah dari jalan bermotor) menghubungkan Jl. Bendul Merisi dan pasar/stasiun Wonokromo melalui Jl. A. Yani.

Jalur ATB direncanakan menjadi dua arah sepanjang Jl. A. Yani di bagian Timur rel kereta api. Beberapa segmen dari arah ini sudah ada sebagai akses umum ke daerah pemukiman penduduk; segmen-segmen baru lain perlu dibangun (lihat gambar overview 10). Segmen-segmen baru menghubungkan jalur yang telah ada, jadi akan ada arah ATB bersambung yang menghubungkan dua daerah. Jalur ATB dimulai dari Jl. Jemur Sari di Selatan dan berakhir di Jl. Bendul Merisi di Utara. Jalan ATB akan mempunyai panjang total 2,338 m, yang terdiri 951 m segmen yg ada dan 1387 m segmen baru. Tabel berikut menunjukkan gambaran lokasi dan panjang setiap segmen.

Lebar standar dari jalur ATB yang direncanakan adalah 2.4 m. Lebar standar ini dipertahankan sepanjang panjang jalur, kecuali di daerah-daerah dimana terdapat gangguan jalan. Pada lokasi tertentu dimana terdapat palang-palang kereta api, jalur harus dibuat dalam lebar yang dipersempit 1,2 m. Struktur jalur terencana ATB secara luas dikenal struktur standar untuk paving blocks (lihat gambar 3 untuk detilnya). Struktur ini terdiri 6 cm lapisan paving blocks diatas 3 cm pasir padat, dibawah yang terdapat 10 cm compressed base (aggregate). Seluruh struktur harus dibangun diatas compressed earth (sub-grade). Struktur ini memadai untuk mendukung muatan standar as roda KTB. Kedua sisi arah dilindungi oleh standard curb (pinggiran jalan standar) yang digunakan untuk trotoar di beberapa jalan di Surabaya (lihat gambar lintas-melintang 3 untuk detilnya). Struktur sederhana ini mempunyai keuntungan fleksibelitas (mudah dipindah) dan mudah dibangun. Sehingga sangat cocok untuk proyek percobaan.

1 Untuk lebih detilnya, lihat laporan �Improving conditions for Non-Motorized Transport in Surabaya� (Pembangunan untuk ATB di Surabaya), SUTP-GTZ 12 September 2000, Surabaya.

Page 6: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

5

Tanah kosong dan tak terpakai dimana jalur segmen baru direncanakan adalah milik perusahaan kereta api nasional P.T Kereta Api Nasional (PT. KAI). Ijin dari PT. KAI (kurang lebih dari Dirjen Perhubungan Darat pada Departemen Perhubungan di Jakarta) akan dibutuhkan oleh kotamadya Surabaya menggunakan tanah untuk pembangunan jalur ATB. Dalam mengajukan ijin, Kotamadya Surabaya diwakili oleh DLLAJ Surabaya. Selama proses mendesain jalur ATB, kepala PT. KAI di Surabaya (Daerah operasional DAOP VIII) dihubungi dan diminta umpan balik.(lihat lampiran the minutes of the meetings/pertemuan). Konsep desain dipresentasikan oleh Bapak Suwito dan Bapak Ponimin (Wakil kepala dan staf dari bagian Tanah dan Gedung), Bapak Sugiono (Kepala bagian Signalisasi dan Perhubungan) dan Bapak Sudarsono (Kepala bagian Jembatan dan Gedung). Seluruh staf PT. KAI ini menunjukkan ketidak keberatannya akan rencana justru menunjukkan kesetujuan. Untuk informasi lebih detil mengenai proses pengajuan dapat dilihat pada the minutes of the meetings (pertemuan) yang terlampir pada apendik laporan ini.

Bagian selanjutnya jalur ATB adalah segmen dari Jl. Bendul Merisi (30m) yang digunakan sebagai Lajur Bersama untuk KTB (sepeda, becak, gerobak dan lain-lain) dan pengendara bermotor menghubungkan rencana jalur TBK dengan Jl. A. Yani. Walaupun ini tidak memberikan perubahan terhadap pola lalu lintas yang fungsional di Jl. Bendul Merisi, memperbaiki ulang jalan (memberi rambu-rambu baru), seperti yang terlihat pada detil gambar 12, akan membantu arus lalu-lintas dan keamanan, sehingga berdampak mendorong ATB (pengendara sepeda pemula) untuk menggunakan rute ini.

Bagian terakhir dari rute ATB terdiri lajur khusus dua arah dengan pemisah fisik (lihat lintas-melintang gambar 1 dan detil gambar 3). Segmen ini berlokasi di bagian Timur Jl. A. Yani dengan lebar 2,4 m dan panjang 2000 m.Tujuan utamanya adalah menghubungkan Jl. Bendul Merisi penyebrangan pejalan kaki di persimpangan Wonokromo, dimana pasar dan stasiun kereta api dapat dijangkau langsung. Untuk mewujudkan akses ke pasar dan stasiun kereta api dari persimpangan, lajur dua arah ATB juga diusulkan kedua sisi Jl. Stasiun Wonokromo dengan panjang total 200 m Timur persimpangan (untuk desain detilnya, lihat gambar detil 11). Perwujudan lainnya untuk fasilitas-fasilitas penyebrangan juga diusulkan (seperti yang dijelaskan secara detil dalam bagian 1.1.2 laporan ini), dan ini membantu ATB untuk menyeberang persimpangan dari sudut manapun ke tujuan manapun dengan cara yang lebih aman dan nyaman.

Pemisah lajur ATB diperlukan untuk meyakinkan bahwa pengendara motor tidak dapat menggunakan porsi jalan yang sudah disediakan untuk ATB. Semua jalur ATB (kecuali daerah tepat persimpangan) dilengkapi pemisah fisik untuk melindungi dari pengendara bermotor berbahaya. Struktur ini sederhana dan hanya terdiri pinggiran-pinggiran jalan yang dibangun dengan semen campuran (lihat detil gambar 3). Pemisah fisik juga menjaga ATB untuk tetap pada lajur-lajur ATB dan mencegah mereka menggunakan porsi jalan yang telah disediakan bagi pengendara bermotor. Sebelum membuat pemisah fisik (dikarenakan terbatasnya lebar jalan Jl. A. Yani) disarankan melakukan fase tes untuk meneliti apakah instalasi permanen pemisah ini sudah benar, mengetahui di Surabaya lajur ATB terpisah tidak pernah digunakan sebelumnya.

Page 7: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

7

TABLE: Overview of the old/new segments of the NMT path along Jl. A. Yani on the east side of the railroad track.

1.1.2 GAMBAR-GAMBAR Cross section 1-1 Jl. A. Yani

Page 8: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

8

Cross section 4-4 Jl. A. Yani

Page 9: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

9

Detail cross -section of NMT lane divider and NMT path (LIHAT LAMPIRAN UNTUK GAMBAR JELAS)

Page 10: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

10

NMT path overview layout 1 of 3 (LIHAT LAMPIRAN UNTUK GAMBAR JELAS)

Page 11: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

11

NMT path overview layout 2 of 3 (LIHAT LAMPIRAN UNTUK GAMBAR JELAS)

Page 12: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

12

NMT path overview layout 3 of 3 (LIHAT LAMPIRAN UNTUK GAMBAR JELAS)

Page 13: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

13

NMT path detail layout 1 to 6 (LIHAT LAMPIRAN UNTUK GAMBAR JELAS)

Page 14: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

14

NMT path detail layout 7 to 12 (LIHAT LAMPIRAN UNTUK GAMBAR JELAS)

Page 15: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

15

NMT path detail layout 1 to 6 (LIHAT LAMPIRAN UNTUK GAMBAR JELAS)

Page 16: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

16

1.1.3 PERKIRAAN BIAYA Perincian perkiraan dana untuk pembangunan rute ATB Jl. Jemur Sari sampai pasar dan stasiun kereta api Wonokromo ditunjukkan pada tabel berikut. Perhitungan laporan ini berdasarkan versi terbaru �Himpunan Standar Harga Upah dan Bahan Sebagai Pedoman Pelaksanaan Belanja Daerah Kota Surabaya Tahun Anggaran 2000). Walaupun Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Lalu-Lintas Daerah Kotamadya Surabaya (DLLAJ Surabaya) masih menggunakan harga-harga ini, dan walaupun pemberlakukan harga ini juga dikonfirmasikan oleh staf DLLAJ Surabaya (Contoh: Bapak Djoko dan Bapak Endry), kemungkinan terjadi kenaikan pada pelaksanaan tahun 2001 sebagai akibat jatuhnya mata uang lokal. Sejak harga berubah-ubah setiap minggu, penghitungan tidak termasuk faktor penyesuaian.2 Harga yang sebenarnya hanya dapat didapat melalui proses tawar-menawar. COST ESTIMATIONProject: NMT route Jl. Jemursari - Wonokromo incl. NMT Path with overall length 1.300 m

UNIT COST (SUB-)TOTAL(Rp) (Rp)

A CONSTRUCTION OF NMT PATH1 Earth digging (incl. compacting subgrade) 665.616 m3 24,300 16,174,469

2Aggregate / stabilized base Class C (10 cm, compacted) 332.88 m3 92,885 30,919,559

3 Installing curb on both sides 2774 m 2,285 6,338,590

4Laying paving blocks (6 cm thickness) on 3 cm of compacted sand layer) 3328 m2 36,175 120,390,400

5 Earth digging for rain water catchment ditch 1020.5 m3 19,300 19,695,650 Sub-Total 193,518,668

B Wooden bridge

1Modificating the bridge fondation (with cement & bricks) 1 m3 - 2,000,000

2 Simple wooden bridge (width 3 m, length 5 m) 1 piece - 2,000,000 Sub-Total 4,000,000

CPAVEMENT MARKINGS / STRIPING (thermoplastic paint= Rp56.600/m2)

1 Through arrow 0 piece 62,150 - 2 Left or right turning arrow 0 piece 67,800 - 3 Through/left or through/right arrow 0 piece 81,925 - 4 Through arrow NMT 0 piece 31,075 - 5 Left or right turning arrow NMT 1 piece 33,900 33,900 6 Through/left or through/right arrow NMT 9 piece 40,963 368,663 7 Painted bicycle and becak symbol 10 piece 60,000 600,000 8 Lane line 300x12 0 piece 20,340 - 9 Stop line 300 x 50 0 piece 84,750 -

10 Stop line 275 x 50 0 piece 77,688 - 11 Center line for NMT path/lane 560 piece 1,695 949,200 12 Zebra Cross 500x30 0 piece 84,750 -

Sub-Total 1,951,763

D NMT LANE DIVIDER1 cutting and breaking up existing roadway paveme 60 m3 50,000 3,000,000 2 Curb installation K.225 (standard length 60cm) 600 m2 32,281 19,368,600

Sub-Total 22,368,600

TOTAL 221,839,030

WORK DESCRIPTIONNO. VOLUME UNIT

2 Irvan (DLLAJ Surabaya) menyarankan faktor penyesuaian paling sedikit 30% untuk mengantisipasi kenaikan harga.

Page 17: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

17

1.1.4 SCHEDULE

Work ScheduleProject: NMT Path, overall length 1.300 m

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12A CONSTRUCTION OF NMT PATH

1 Earth digging (incl. compacting subgrade)

2Aggregate / stabilized base Class C (10 cm, compacted)

3 Installing curb on both sides

4Laying paving blocks (6 cm thickness) on 3 cm of compacted sand layer)

5 Earth digging for rain water catchment ditch

B Wooden bridge

1Modificating the bridge fondation (with cement & bricks)

2 Simple wooden bridge (width 3 m, length 5 m)

CPAVEMENT MARKINGS / STRIPING (thermoplastic paint= Rp56.600/m2)

1 Through arrow2 Left or right turning arrow3 Through/left or through/right arrow4 Through arrow NMT5 Left or right turning arrow NMT6 Through/left or through/right arrow NMT7 Painted bicycle and becak symbol 8 Lane line 300x129 Stop line 300 x 50

10 Stop line 275 x 5011 Center line for NMT path/lane12 Zebra Cross 500x30

D NMT LANE DIVIDER1 Cutting and breaking up roadway pavement 2 Curb installation K.225 (standard length 60cm)

WeekWORK DESCRIPTIONNO.

Page 18: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

19

1.2 LOKASI: PERSIMPANGAN WONOKROMO

1.2.1 PENJELASAN Perwujudan persimpangan Wonokromo diperlukan tidak hanya untuk menyediakan hubungan antara jalur ATB dan daerah daya tarik utama (pasar dan stasiun kereta api Wonokromo), namun juga penting untuk kelanjutan Utara-Selatan-ATB-Koridor sebagai keseluruhan.Usulan perwujudan untuk daerah ini terdiri sebagai berikut: (lihat gambar 10,11 dan 12):

• Fasilitas penyebrangan pejalan kaki (dilengkapi baru (dilengkapi lampu �red-on-demand� � pejalan kaki hanya menekan tombol untuk mengaktifkan lampu merah) di Jl. Raya Wonokromo (lihat detil gambar 11) dengan maksud menghubungkan pulau tengah (taman kecil) dan pasar di sisi Barat Jl. Raya Wonokromo. Di bagian Timur Jl. Raya Wonokromo, perlu ditambahkan lampu lalu lintas untuk penyebrangan pejalan kaki (lampu lalu lintas saat ini hanya berfungsi mengontrol arus lalu lintas Selatan). Ini dapat dilakukan tanpa memasang tiang lampu tambahan. Di bagian Barat Jl. Wonokromo, lampu-lampu penyebrangan (lampu sinyal untuk pejalan kaki dan pengendara bermotor) diperlukan. Ini diinginkan untuk mengkoordinasi operasi lampu penyebrangan baru dengan sisa lampu lalu lintas di persimpangan. Karena saat ini jumlah lalu-lintas bermotor relatif kecil (mulai Utara di Barat Jl. Raya Wonokromo) dimana masih dapat dilancarkan oleh lajur-lajur yang sudah ada, lampu penyebrangan baru dapat dioperasikan secara independen dari lampu lalu lintas lainnya di persimpangan. Namun, apabila nantinya lalu lintas meningkat, dibutuhkan penghubung lampu penyebrangan baru dengan sisa sistem lampu lalu lintas. Dengan kondisi seperti ini, akan lebih baik apabila menginvestasi langsung lampu-lampu lalu lintas yang terhubungkan sistem yang sudah ada. Juga diinginkan dipasang lampu penyebrang jalan dengan sinyal suara sehingga dapat mengetahui dimana dan kemana orang buta akan menyebrang.

• Fasilitas penyebrangan ini juga didesain untuk pemakai kursi roda dan KTB (sepeda, becak, gerobak dan lain-lain) untuk menyebrang Jl. Raya Wonokromo. Sehingga perlu menyediakan curb cuts (potongan pinggiran jalan) / curb ramps (landai pinggiran jalan) di kedua sisi setiap penyebrangan, seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya dalam laporan ini. Curb cuts (potongan pinggiran jalan) akan memberikan kenyamanan bagi penyebrang jalan, dan seharusnya dibangun di bagian tengah-tengah pulau di persimpangan. Usul lokasi-lokasi curb cut (pemotong pinggiran jalan) ditunjukkan pada gambar 11. Spesifikasi struktur curb cut (pemotong pinggiran jalan) dapat dilihat pada detil gambar 16,17 dan 18. Dengan penggunaan penyebrangan ini, KTB dapat menyebrang persimpangan dari sudut manapun di arah manapun. Ini sangat berguna bagi arus KTB Timur-Selatan dan Timur-Utara.

• Konstruksi lajur-lajur ATB di setiap jalan terhubung ke persimpangan: A 200 m segmen lajur ATB di bagian Timur Jl. A. Yani (untuk menghubungkan Jl. Bendul Merisi dan Jl. Stasiun Wonokromo, seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya di laporan ini), total 400 m lajur ATB di kedua sisi Jl. Stasiun Wonokromo, total 200 m segmen lajur ATB di Jl. Raya Wonokromo, dan 200 m segmen lajur ATB di bagian Utara Jl. Stasiun Wonokromo depan �Rumah Sakit Islam� (Barat daerah persimpangan). Beberapa lajur-lajur ATB ini seharusnya dua arah dan beberapa dapat dibuat lajur-lajur satu arah (dengan rambu-rambu jelas, lihat gambar 10 dan 11).

Page 19: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

20

• Disarankan mengganti ulang tanda-tanda dan rambu-rambu di daerah persimpangan untuk menambah keamanan dan arus lalu lintas. Rambu-rambu jelas lajur-lajur ATB yang ditunjukkan pada gambar 11 juga perlu, khususnya pada penyebrangan kereta api Jl. A. Yani dan di junction (tempat bertemunya jalan kereta api).

Seperti yang dijelaskan pada bahasan sebelumnya di laporan ini (mengenai Jl. A. Yani), semua lajur-lajur ATB dilengkapi pemisah fisik untuk melindungi dari pengendara bermotor berbahaya. Struktur ini sederhana dan hanya terdiri pinggiran-pinggiran jalan yang dibangun dengan semen campuran (lihat detil gambar 3). Pemisah fisik juga menjaga ATB untuk tetap pada lajur-lajur ATB dan mencegah mereka menggunakan porsi jalan yang telah disediakan bagi pengendara bermotor. Secara umum, sebelum membuat pemisah fisik disarankan melakukan fase tes untuk meneliti apakah instalasi permanen pemisah ini sudah benar, mengetahui di Surabaya lajur ATB terpisah tidak pernah digunakan sebelumnya.

Page 20: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

21

1.2.2 GAMBAR-GAMBAR Sekitar Persimpangan Wonokromo (LIHAT GAMBAR JELAS TERLAMPIR)

Page 21: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

22

Wonokromo Intersecton Area, Detail Drawing A (LIHAT GAMBAR JELAS TERLAMPIR)

Page 22: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

23

NMT path and it's connection to Jl. A. Yani through Jl. Bendul Merisi, Detail Drawing B (LIHAT GAMBAR JELAS TERLAMPIR)

Page 23: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

25

Cross-section 2-2, Jl. Raya Wonokromo

Page 24: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

26

Cross-section 3-3, Jl. Stasiun Wonokromo

Page 25: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

27

Cross-section 5-5, Jl. Wonokromo

Page 26: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

29

A. Curb cuts (Curb ramps)

Page 27: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

30

B. Cross-sectional Drawings Curb cuts (Curb ramps)

CROSS SECTION, DETAIL B-B

CURB RAMPS

CROSS SECTION, DETAIL C-C

CURB RAMPS

Page 28: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

31

C. Detail Curb cuts (Curb ramps)

GROOVING DETAIL FOR WARNING BAND

DETAIL C-C CURB RAMPS

Page 29: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

32

1.2.3 PERKIRAAN BIAYA

COST ESTIMATIONProject: Improvement of Pedestrians and NMVs facilities in the Wonokromo intersection area

UNIT COST (SUB-)TOTAL(Rp) (Rp)

A NMT LANE DIVIDER1 cutting and breaking up existing roadway pavement 86 m3 50,000 4,300,000 2 Curb installation K.225 (standard length 60cm) 860 m2 32,281 27,761,660

Sub-Total 32,061,660

BPAVEMENT MARKINGS / STRIPING (thermoplastic paint= Rp56.600/m2)

1 Through arrow 17 piece 62,150 1,056,550 2 Left or right turning arrow 16 piece 67,800 1,084,800 3 Through/left or through/right arrow 1 piece 81,925 81,925 4 Through arrow NMT 15 piece 31,075 466,125 5 Left or right turning arrow NMT 1 piece 33,900 33,900 6 Through/left or through/right arrow NMT 2 piece 40,963 81,925 7 Painted bicycle and becak symbol 10 piece 60,000 600,000 8 Lane line 300x12 25.14 m2 20,340 511,348 9 Stop line 300 x 50 1.14 m2 84,750 96,615

10 Center line for NMT path/lane 1.74 m2 1,695 2,949 11 Zebra Cross 500x30 5.4 m2 84,750 457,650

Sub-Total 4,473,787

C CURB RAMPS1 Breaking up existing curb and cement structure 15 m3 50,000 750,000 2 Building in curb ramps 7.5 m3 75,000 562,500

Sub-Total 1,312,500

D TRAFFIC LIGHTS INSTALLATION1 Curved pole (octagonal) 0 piece 4,500,000 - 2 Short pole 2 piece 3,500,000 7,000,000 3 Lamp box 10 piece 800,000 8,000,000 4 8-Group local controller 0 piece 50,000,000 - 5 2-Group local controller 1 piece 30,000,000 30,000,000

Sub-Total 45,000,000 TOTAL 82,847,947

VOLUME UNITNO. WORK DESCRIPTION

Page 30: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

33

1.2.4 SCHEDULE Work ScheduleProject: Improvement of Pedestrians and NMVs facilities in the Wonokromo intersection area

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12A NMT LANE DIVIDER

1 Cutting and breaking up roadway pavement 2 Curb installation K.225 (standard length 60cm)

BPAVEMENT MARKINGS / STRIPING (thermoplastic paint= Rp56.600/m2)

1 Through arrow2 Left or right turning arrow3 Through/left or through/right arrow4 Through arrow NMT5 Left or right turning arrow NMT6 Through/left or through/right arrow NMT7 Painted bicycle and becak symbol 8 Lane line 300x129 Stop line 300 x 50

10 Center line for NMT path/lane11 Zebra Cross 500x30

C CURB RAMPS1 Breaking up existing curb and cement structure2 Building in curb ramps

D TRAFFIC LIGHTS INSTALLATION and TESTING

NO. WORK DESCRIPTION Week

Page 31: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

35

2 LOKASI 2: JALAN DI DEPAN TUNJUNGAN PLAZA

2.1.1 PENJELASAN Usul pembangunan jalan di depan Tunjungan Plaza bertujuan menyediakan penyebrangan langsung dan nyaman bagi pejalan kaki, dan menyediakan lajur-lajur baru untuk memperbaiki arus lalu-lintas. Karena pada kenyataannya sangat sedikit pejalan kaki yang menggunakan jembatan penyebrangan yang sudah ada untuk ke stasiun bis dari Tunjungan Plaza (atau ke arah lain), lalu-lintas di depan Tunjungan Plaza seringkali diblok oleh penyebrang pejalan kaki. Kenyataan ini dibuat lebih buruk oleh konflik antara KTB dan pengendara bermotor dan taksi-taksi yang menunggu atau menurunkan penumpang. Akibatnya adalah kemacetan padat khususnya pada jam sibuk.

Untuk membangun ini, berikut perhitungan-perhitungan yang diajukan:

• Tiga penyebrangan baru (setiapnya dilengkapi lampu �red-on-demand� � pejalan kaki hanya menekan tombol untuk mengaktifkan lampu merah) di Jl. Basuki Rahmat, Jl. Tunjungan dan tikungan belokan kanan dari Jl. Basuki Rahmat menuju Jl. Pemuda. Lokasi tepatnya lalu lintas terdapat di gambar 20. Seperti yang diteliti pada pembahasan sebelumnya oleh LPIST/GTZ, lalu-lintas pejalan kaki sangat tinggi dan terus-menerus antara pukul 8.30 sampai 22.00, oleh karena itu disarankan untuk memasang lampu lalu-lintas dengan cara tahap periodik selama jam tersebut. Diluar jam tersebut, volume pejalan kaki rendah dan lampu lalu-lintas dapat disetel cara �red-on-demand� (langsung merah!), khususnya jam sibuk bagi pengendara bermotor yaitu pukul 06.00 � 8.30.

• Lampu lalu-lintas baru ini dapat dioperasikan secara independen dari lampu yang satunya karena lampu ini mengontrol tiga arus lalu-lintas independen dalam lajur-lajurnya sendiri.3 Juga diinginkan untuk memasang lampu lalu-lintas dengan sinyal suara yang dapat mengetahui kearah aman orang buta menyeberang.

• Mirip dengan persimpangan Wonokromo, penyebrangan-penyebrangan di daerah Tunjungan Plaza didesain untuk pemakai kursi roda dan KTB (sepeda, becak, gerobak dan lain-lain). Sehingga perlu menyediakan curb cuts (potongan pinggiran jalan) / curb ramps (landai pinggiran jalan) di kedua sisi setiap penyebrangan, seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya dalam laporan ini. Curb cuts (potongan pinggiran jalan) akan memberikan kenyamanan bagi penyebrang jalan, dan seharusnya dibangun di bagian tengah-tengah jalan di persimpangan. Usul lokasi-lokasi curb cuts (pemotong pinggiran jalan) ditunjukkan pada gambar 19 dan 20. Spesifikasi struktur curb cuts (pemotong pinggiran jalan) dapat dilihat pada detil gambar 16,17 dan 18. Dengan penggunaan penyebrangan ini, KTB dapat menyebrang persimpangan dari sudut manapun di arah manapun. Ini sangat berguna bagi arus KTB Utara-Selatan dan Timur-Utara.

• Konstruksi 300 m segmen lajur ATB pada bagian Barat Jl. Basuki Rahmat (untuk menghubungkan ke Jl. Embong Malang), dan segmen 500 m lajur ATB merentang pada sisi Timur Jl. Tunjungan hingga sisi Timur/Utara Jl. Pemuda (di

3 Disini diusulkan tidak ada pengurangan lajur, walaupun nampaknya aktif berdasarkan perhitungan kasar (berdasarkan data SITNP). Pengurangan lajur membutuhkan survei lebih jauh tentang penghitungan lalu-lintas dan pembelajaran-pembelajaran yang tidak dapat dijalankan dikarenakan terbatasnya sumber. DLLAJ Surabaya juga menentang adanya pengukuran pengurangan lajur.

Page 32: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

36

depan stasiun bis samping hotel Simpang-Natour). Lajur-lajur ATB ini seharusnya semua dua arah untuk melancarkan permintaan lalu-lintas tinggi pada kedua arah (lihat gambar 19).

• Disarankan mengganti ulang tanda-tanda dan rambu-rambu di daerah persimpangan untuk menambah keamanan dan arus lalu lintas. Rambu-rambu jelas lajur-lajur ATB yang ditunjukkan pada gambar 20 juga perlu.

Seluruh lajur ATB (kecuali di daerah tepat persimpangan) dilengkapi pemisah fisik untuk melindungi melindungi mereka dari pengendara bermotor yang berbahaya. Struktur ini sederhana dan hanya terdiri pinggiran-pinggiran jalan yang dibangun dengan semen campuran (lihat gambar 21,22 dan 23). Pemisah fisik juga menjaga ATB untuk tetap pada lajur-lajur ATB dan mencegah mereka menggunakan jalan yang telah disediakan untuk pengendara bermotor. Secara umum, sebelum membuat pemisah fisik disarankan melakukan fase tes untuk meneliti apakah instalasi permanen pemisah ini sudah benar, mengetahui di Surabaya lajur ATB terpisah tidak pernah digunakan sebelumnya.

Page 33: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

37

2.1.2 GAMBAR-GAMBAR Overview Tunjungan Plaza Intersection Area (LIHAT GAMBAR JELAS TERLAMPIR)

Page 34: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

38

Detail Crossing Area (LIHAT GAMBAR JELAS TERLAMPIR)

Page 35: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

39

Cross-section A-A, Jl. Basuki Rachmat

Page 36: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

40

Cross-section C-C, Jl. Tunjungan

Page 37: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

41

Cross-section

Page 38: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

43

2.1.3 PERKIRAAN BIAYA COST ESTIMATIONImprovement of pedestrian crossing in front of Tunjungan Plaza and basic facilities for NMVs

UNIT COST (SUB-)TOTAL(Rp) (Rp)

APAVEMENT MARKINGS / STRIPING (thermoplastic paint= Rp56.600/m2)

1 Through arrow 11 piece 62,150 683,650 2 Left or right turning arrow 4 piece 67,800 271,200 3 Through/left or through/right arrow 0 piece 81,925 - 4 Through arrow NMT 18 piece 31,075 559,350 5 Left or right turning arrow NMT 0 piece 33,900 - 6 Through/left or through/right arrow NMT 4 piece 40,963 163,850 7 Painted bicycle and becak symbol 22 piece 60,000 1,320,000 8 Lane line 300x12 138.24 m2 20,340 2,811,802 9 Stop line 300 x 50 1.04 m2 84,750 88,140

10 Center line for NMT path/lane 12.46 m2 1,695 21,120 11 Zebra Cross 500x30 16.8 m2 84,750 1,423,800

Sub-Total 7,342,911

B TRAFFIC LIGHTS INSTALLATION1 Curved pole (octagonal) 2 piece 4,500,000 9,000,000 2 Short pole 5 piece 3,500,000 17,500,000 3 Lamp box 36 piece 800,000 28,800,000 4 8-Group local controller 1 piece 50,000,000 50,000,000 5 2-Group local controller 0 piece 30,000,000 -

Sub-Total 105,300,000

C CURB RAMPS1 Breaking up existing curb and cement structure 3.9 m3 100,000 390,000 2 Building in curb ramps 13 m2 75,000 975,000

Sub-Total 1,365,000

TOTAL 114,007,911

VOLUME UNITNO. WORK DESCRIPTION

Page 39: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

45

2.1.4 SCHEDULE Work ScheduleImprovement of pedestrian crossing in front of Tunjungan Plaza and basic facilities for NMVs

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

APAVEMENT MARKINGS / STRIPING (thermoplastic paint= Rp56.600/m2)

1 Through arrow2 Left or right turning arrow3 Through/left or through/right arrow4 Through arrow NMT5 Left or right turning arrow NMT6 Through/left or through/right arrow NMT7 Painted bicycle and becak symbol 8 Lane line 300x129 Stop line 300 x 50

10 Center line for NMT path/lane11 Zebra Cross 500x30

B TRAFFIC LIGHTS INSTALLATION and TESTING

C CURB RAMPS1 Breaking up existing curb and cement structure2 Building in curb ramps

NO. WORK DESCRIPTION Week

Page 40: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

46

3 LOKASI 3: PERSIMPANGAN JL. PEMUDA / JL. YOS SUDARSO

3.1.1 PENJELASAN Usul pembangunan untuk persimpangan Jl. Pemuda dan Yos Sudarso bertujuan menyediakan penyebrangan langsung dan nyaman bagi pejalan kaki, dan menyediakan lajur-lajur baru untuk memperbaiki arus lalu-lintas. Pada kenyataannya persimpangan ini berlokasi sentral dan dikelilingi oleh gedung-gedung pemerintahan penting (DPRD dan Kotamadya), hotel-hotel besar (Surabaya Mall, Tunjungan Mall, dan lain-lain), sebenarnya banyak pejalan kaki yang perlu menyebrang persimpangan ini. Saat ini pejalan kaki harus menyebrang arus bersambung 4-6 lajur pengendara bermotor tanpa bantuan apapun. Situasi ini tidak dapat diterima karena sangat tidak nyaman bagi pejalan kaki dan tinggi resiko terjadinya kecelakaan.

Untuk membangun ini, berikut perhitungan-perhitungan yang diajukan:

• Empat penyebrangan baru (setiapnya dilengkapi lampu �red-on-demand� � pejalan kaki hanya menekan tombol untuk mengaktifkan lampu merah) menggunakan bagian di tengah-tengah jalan sebagai tempat berteduh pejalan kaki. Lampu-lampu penyebrangan untuk mengontrol arus lalu-lintas dari kedua sisi Jl. Pemuda hingga Utara Jl. Yos Sudarso dan sampai Selatan Jl. Jendral Sudirman. Lampu penyebrangan baru ini dapat dioperasikan secara independen dari lampu yang satunya karena lampu ini mengontrol empat arus lalu-lintas pada setiap cabang jalan dalam lajur-lajurnya sendiri. Juga diinginkan dipasang lampu penyebrang jalan dengan sinyal suara sehingga dapat mengetahui dimana dan kemana orang buta akan menyebrang.

• Penyebrangan ini didesain untuk pemakai kursi roda dan KTB (sepeda, becak, gerobak dan lain-lain) untuk menyebrang Jl. Raya Wonokromo Sehingga perlu menyediakan potongan pinggiran jalan di kedua sisi setiap penyebrangan. Potongan pinggiran jalan akan memberikan kenyamanan bagi penyebrang jalan, dan seharusnya dibangun di bagian tengah-tengah jalan di persimpangan. Usul lokasi-lokasi pemotong pinggiran jalan ditunjukkan pada gambar 24 dan 25. Spesifikasi struktur pemotong pinggiran jalan dapat dilihat pada detil gambar 16,17 dan 18. Dengan penggunaan penyebrangan ini, KTB dapat menyebrang persimpangan dari sudut manapun di arah manapun. Ini sangat berguna bagi arus KTB Utara-Selatan dan Timur-Utara.

• Konstruksi 200 m segmen lajur ATB di sisi Utara Jl. Pemuda-Barat yang menghubungkan 200 m segmen lajur ATB sisi Barat Jl. Yos Sudarso (depan gedung DPRD), dan 200 m segmen di sisi Utara Jl. Pemuda-Timur. Lajur-lajur ATB ini seharusnya dibuat dua arah untuk melancarkan lalu-lintas padat di kedua arah. (lihat gambar 24 dan 25). Segmen lainnya, 200 m lajur ATB satu arah seharusnya dibangun di Jl. Jend Sudirman untuk melancarkan ATB Selatan.

• Disarankan mengganti ulang tanda-tanda dan rambu-rambu di daerah persimpangan untuk menambah keamanan dan arus lalu lintas. Rambu-rambu jelas lajur-lajur ATB yang ditunjukkan pada gambar 25 juga perlu.

• Pembangunan tempat berteduh/pemberhentian penyebrangan untuk pejalan kaki di Jl. Yos Sudarso (seperti yang diminta DPRD, Bapak Samuel). Penyebrangan ini juga dapat digunakan oleh KTB untuk menyebrang jalan, melengkapi

Page 41: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

47

penyebrangan di persimpangan. Untuk kebanyakan pejalan kaki yang berjalan sepanjang Sungai Brantas, fasilitas ini memberikan penyebrangan aman dan nyaman di lalu-lintas ramai Jl. Yos Sudarso, membantu mereka meneruskan jalan mereka di sepanjang sungai menuju Tunjungan Plaza. Sejak pulau penyebrangan ini dimaksudkan untuk membantu pejalan kaki pada jam makan siang (saat jumlah pejalan kaki dilaporkan tinggi), maka perlu menentukan lokasi terbaik untuk pulau pejalan kaki berdasarkan survei �desire-line� (garis keinginan).4

�Desire line� (garis keinginan) mempunyai tujuan dalam pemusatan mengenali lokasi-lokasi penyebrangan pejalan kaki dengan mengamati daerah survei dan catatan grafik garis penyebrangan (titik pangkal, rute dan titik akhir) pejalan kaki di peta. Untuk daerah ini, survei mudah diselesaikan oleh 5 orang dalam langkah berikut dibawah:

• Siapkan bahan dan peralatan survei: Fotokopi peta-peta area survei (lebih baik diatas kertas transparan), beberapa pensil dan penghapus, dan clipboard (jepitan kertas). Peta-peta dapat mudah difotokopi dari Auto Cad.

• Tentukan area observasi dalam 4 hal: 3 segmen yang sama jauh di Jl. Yos Sudarso (antara persimpangan dan jembatan), dan persimpangan itu sendiri. Tugaskan 4 orang untuk mengobservasi 4 hal yang berbeda. Karena pekerjaan ini snagat melelahkan untuk peninjau, orang kelima dapat berfungsi sebagai �jumper� (peloncat) yang menggantikan keempat peninjau lainnya satu-persatu (khususnya saat jam makan siang). Keempat hal harus digambar diatas peta sehingga peninjau tahu area mereka.

• Pilih hari survei yang cocok. Biasanya Selasa atau Rabu saat lalu-lintas ramai. Hindari musim penghujan, karena akan berdampak bagi lalu-lintas pejalan kaki dan dan hasil survei tidak akan cocok.

• Atur waktu seluruh survei (contoh: 07.00 � 19.00) dan ganti jam sibuk lalu-lintas pejalan kaki. Atur juga interval waktu (30 menit) periode survei. Catatan: Peta baru seharusnya digunakan untuk setiap periode survei untuk mencatat perubahan pola pejalan kaki sepanjang hari. Ada 2 alasan untuk ini. Satu, untuk menghindari peta menjadi tidak terbaca dikarenakan angka besar dari garis-garis di peta. Kedua, untuk mengawasi pola-pola lalu-lintas pejalan kaki pada waktu berbeda dalam hari.

• Buatlah pertemuan informal peninjau dengan pelatihan. Selama persiapan, kelima orang ini diatur untuk menjelaskan bagaimana cara kerja survei. Pertemuan ini memakan waktu 1-2 jam dan harus diselesaikan sebelum hari survei (tidak pada saat hari survei). Kunjungan area sangat tepat untuk meyakinkan setiap peninjau telah menemukan titik tepat/lokasi dari dimana mereka mempunyai gambaran bagus terhadap area observasi. Pelatihan sangat membantu untuk membuat mereka lebih paham.

• Pelaksanaan survei.

• Lembaran-lembaran survei (peta-peta dengan garis-garis penyebrangan pejalan kaki) dapat disusun dan dievaluasi di kemudian hari. Sebaiknya melakukan

4 Desain pekerjaan diselesaikan selama bulan puasa (Desember 2000), survei tidak dapat diselesaikan karena hasilnya tidak mencerminkan pola tetap lalu-lintas pejalan kaki. Desain detil telah digambar dan sekali digunakan untuk implementasi survei �desire line� (garis keinginan) telah selesai dan lokasi tepat telah ditentukan.

Page 42: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

48

penyusunan dengan para peninjau semenjak memahami lembar kerja mereka dengan baik.

• Artikan hasil survei dan tentukan lokasi terbaik untuk pengungsi pejalan kaki dengan bermusyawarah terlebih dahulu dengan relevant stakeholder (pemegang kepentingan yang bersangkutan � DLLAJ, MPR dan lain-lain).

Bagian pulau/pengungsi pejalan kaki pemasangan rambu arah ganda perlu (lihat gambar dibawah berikut). Tanda ini umumnya digunakan sebagai tanda gangguan jalan dimana lalu-lintas dibolehkan melewati sisi lainnya. Tanda ini biasanya dipasang mendekati akhir pulau pejalan kaki. (lihat detil lintas-melintang A-A)

Double-Arrow-Sign

Seluruh lajur ATB (kecuali di daerah tepat persimpangan) dilengkapi pemisah fisik untuk melindungi melindungi mereka dari pengendara bermotor yang berbahaya (lihat gambar 26). Struktur ini sederhana dan hanya terdiri pinggiran-pinggiran jalan yang dibangun dengan semen campuran. Pemisah fisik juga menjaga ATB tetap pada lajur-lajur ATB dan mencegah mereka menggunakan jalan yang telah disediakan untuk pengendara bermotor. Secara umum, sebelum membuat pemisah fisik disarankan melakukan fase tes untuk meneliti apakah instalasi permanen pemisah ini sudah benar, mengetahui di Surabaya lajur ATB terpisah tidak pernah digunakan sebelumnya.

Page 43: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

49

Overview Intersection Area Jl. Pemuda/Jl. Yos Sudarso (LIHAT GAMBAR JELAS TERLAMPIR)

Page 44: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

51

Detail Intersection Area Jl. Pemuda/Jl. Yos Sudarso (GAMBAR TERLAMPIR)

Page 45: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

53

Cross-section Jl. Yos Sudarso

Page 46: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

55

3.1.2 DRAWINGS: PEDESTRIAN REFUGE Detail Layout (LIHAT GAMBAR JELAS TERLAMPIR)

Page 47: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

56

Detail Dross-section (LIHAT GAMBAR JELAS TERLAMPIR)

Page 48: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

57

3.1.3 PERKIRAAN BIAYA: CROSSING FACILITIES AT THE INTERSECTION COST ESTIMATION Pedestrian crossing fasilities at the intersection Jl. Pemuda - Jl. Yos Sudarso (incl. removal of the existing traffic lights and their reinstallation in another location)

NO. WORK DESCRIPTION VOLUME UNIT UNIT COST

(Rp) SUB-TOTAL

(Rp) A PAVEMENT MARKINGS/STRIPING (thermoplastic paint = Rp. 56.600/m2 1 Through arrow 16 piece 62,150 994,400 2 Left or right turning arrow 16 piece 67,800 1,084,800 3 Through/Left or through/right arrow 0 piece 81,925 - 4 Through arrow NMT 8 piece 31,075 248,600 5 Left or right turning arrow NMT 2 piece 33,900 67,800 6 Through/Left or through/right arrow NMT 4 piece 40,963 163,850 7 Painted bicycle and becak simbol 14 piece 60,000 840,000 8 Lane line 300x12 38.88 m2 20,340 790,819 9 Stop line 300x50 10.8 m2 84,750 915,300 10 Center line for NMT path/lane 3.7 m2 1,695 6,272 11 Zebra Cross 500x30 18.9 m2 84,750 1,601,775 Sub-Total 6,713,616 B TRAFFIC LIGHTS INSTALLATION Removal of the existing traffic lights and 1 their reinstallation in another location 25,000,000 25,000,000 2 Curved pole (octagonal) 0 piece 4,500,000 - 3 Short Pole 0 piece 3,500,000 - 4 Lamp box 0 piece 800,000 - 5 8-Group local controller 1 piece 50,000,000 50,000,000 6 2-Group local controller 0 piece 30,000,000 - Sub-Total 75,000,000

TOTAL 81,713,616

Page 49: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

58

3.1.4 SCHEDULE: CROSSING FACILITIES AT THE INTERSECTION Work SchedulePedestrian crossing facilities at the intersection Jl. Pemuda - Jl. Yos Sudarso(incl. removal of the existing traffic lights and their reinstallation in another location)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

APAVEMENT MARKINGS / STRIPING (thermoplastic paint= Rp56.600/m2)

1 Through arrow2 Left or right turning arrow3 Through/left or through/right arrow4 Through arrow NMT5 Left or right turning arrow NMT6 Through/left or through/right arrow NMT7 Painted bicycle and becak symbol 8 Lane line 300x129 Stop line 300 x 50

10 Center line for NMT path/lane11 Zebra Cross 500x30

B TRAFFIC LIGHTS INSTALLATION

NO. WORK DESCRIPTION Week

Page 50: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

59

3.1.5 COST ESTIMATION: PEDESTRIAN REFUGE IN FRONT OF DPRD COST ESTIMATION Pedestrian refuge (width 2m, length 6 m)

NO. WORK DESCRIPTION VOLUME UNIT UNIT COST

(Rp) SUB-TOTAL

(Rp) A MOUNTING MEDIAN

Cutting and breaking up existing roadway

1 Pavement 0.942 m3 50,000 47,100

2 Laying and compressing sand layer (3 cm) 1.182 m3 51,255 60,583

3 Laying paving bricks (red, 8 cm thick) 11.14 m2 46,075 513,276

4 Installing curb K.225 (standard length 60 cm) 7.46 m2 32,281 240,816

Sub-Total 861,775 B PAVEMENT MARKINGS / STRIPING (thermoplastic paint = Rp. 56.600/m2) 1 Through arrow 0 piece 62,150 0 2 Left or right turning arrow 0 piece 67,800 0 3 Through/Left or through/right arrow 0 piece 81,925 0 4 Through arrow NMT 0 piece 31,075 0 5 Left or right turning arrow NMT 0 piece 33,900 0

6 Through/Left or through/right arrow NMT 0 piece 40,963 0

7 Painted bicycle and becak simbol 0 piece 60,000 0 8 Lane line 300x12 12 piece 20,340 244,080 9 Stop line 300x50 0 piece 84,750 0 10 Center line for NMT path/lane 6 piece 1,695 10,170 11 Zebra Cross 500x30 25.5 piece 84,750 2,161,125 Sub-Total 2,415,375 C Road sign Installation 1 Double arrow sign 1 piece 500,000 500,000

TOTAL 3,777,150

Page 51: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

60

3.1.6 SCHEDULE: PEDESTRIAN REFUGE IN FRONT OF DPRD Work SchedulePedestrian refuge (width 2 m, length 6 m)

1 2 3 4A MOUNTING MEDIAN

1cutting and breaking up existing roadway pavement

2 Laying and compressing sand layer (3 cm)3 Laying paving bricks (red, 8 cm thick)4 Installing curb K.225 (standard length 60cm)

BPAVEMENT MARKINGS / STRIPING (thermoplastic paint= Rp56.600/m2)

1 Through arrow2 Left or right turning arrow3 Through/left or through/right arrow4 Through arrow NMT5 Left or right turning arrow NMT6 Through/left or through/right arrow NMT7 Painted bicycle and becak symbol 8 Lane line 300x129 Stop line 300 x 50

11 Center line for NMT path/lane12 Zebra Cross 500x30

C Road sign Istallation1 Double arrow sign

NO. WORK DESCRIPTION Week

Page 52: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

61

4 SEKSI: JL. EMBONG MALANG � JL. KEDUNGDORO

4.1.1 PENJELASAN Usul pembangunan untuk persimpangan Jl. Embong Malang � Jl. Kedungdoro bertujuan menyediakan penyebrangan langsung, pintas dan nyaman bagi pejalan kaki, dan menyediakan lajur-lajur baru untuk memperbaiki arus lalu-lintas. Persimpangan ini cukup lebar dan volume lalu-lintasnya tinggi sehingga sulit untuk menyebrang, saat ini belum ada pejalan kaki yang menyebrangi.

Untuk membangun ini, berikut perhitungan-perhitungan yang diajukan:

• Perubahan geometri persimpangan, membuat persimpangan lebih kecil, namun tanpa mengurangi lajur-lajur yang tersedia untuk pengendara bermotor (seperti yang terlihat di gambar 29 dan setil gambar 30). Lampu-lampu lalu-lintas harus dipindah sesuai dengan itu.

• Empat penyebrangan baru (setiapnya dilengkapi lampu �red-on-demand� � pejalan kaki hanya menekan tombol untuk mengaktifkan lampu merah) di setiap sisi persimpangan. Lampu penyebrangan baru ini dapat dioperasikan secara independen dari lampu yang satunya karena lampu ini mengontrol tiga arus lalu-lintas independen pada lajur-lajurnya sendiri.5 Juga diinginkan dipasang lampu penyebrang jalan dengan sinyal suara sehingga dapat mengetahui dimana dan kemana orang buta akan menyebrang.

• Mirip dengan persimpangan yang dibicarakan dalam laporan ini, penyebrangan-penyebrangan di daerah ini didesain untuk pemakai kursi roda dan KTB (sepeda, becak, gerobak dan lain-lain). Sehingga perlu menyediakan curb cuts (potongan pinggiran jalan)/curb ramps (landai pinggiran jalan) di kedua sisi setiap penyebrangan, seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya dalam laporan ini. Curb cuts (potongan pinggiran jalan) akan memberikan kenyamanan bagi penyebrang jalan, dan seharusnya dibangun di bagian tengah-tengah jalan di persimpangan. Usul lokasi-lokasi pemotong pinggiran jalan ditunjukkan pada gambar 30. Spesifikasi struktur curb cut (pemotong pinggiran jalan) dapat dilihat pada detil gambar 16,17 dan 18. Dengan penggunaan penyebrangan ini, KTB dapat menyebrang persimpangan dari sudut manapun di arah manapun. Ini sangat berguna bagi arus KTB Selatan-Timur dan Selatan-Barat.

• Lajur-lajur pembangunan ATB di setiap segmen jalan terhubung ke persimpangan. Beberapa lajur-lajur ATB ini seharusnya dua arah untuk melancarkan ramainya lalu-lintas di kedua sisi (lihat gambar 29)

• Disarankan mengganti ulang tanda-tanda dan rambu-rambu di daerah persimpangan untuk menertibkan arus dan keamanan arus lalu lintas.

Seluruh lajur ATB (kecuali di daerah tepat persimpangan) dilengkapi pemisah fisik untuk melindungi melindungi mereka dari pengendara bermotor yang berbahaya (lihat gambar 31, 32, 33 dan 34). Struktur ini sederhana dan hanya terdiri pinggiran-pinggiran jalan yang dibangun dengan semen campuran. Pemisah fisik juga menjaga

5 Disini diusulkan tidak ada pengurangan lajur, walaupun nampaknya aktif berdasarkan perhitungan kasar (berdasarkan data SITNP). Pengurangan lajur membutuhkan survei lebih jauh tentang penghitungan lalu-lintas dan pembelajaran-pembelajaran yang tidak dapat dijalankan dikarenakan terbatasnya sumber. DLLAJ Surabaya juga menentang adanya pengukuran pengurangan lajur.

Page 53: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

62

ATB tetap pada lajur-lajur ATB dan mencegah mereka menggunakan jalan yang telah disediakan untuk pengendara bermotor. Secara umum, sebelum membuat pemisah fisik disarankan melakukan fase tes untuk meneliti apakah instalasi permanen pemisah ini sudah benar, mengetahui di Surabaya lajur ATB terpisah tidak pernah digunakan sebelumnya.

Page 54: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

63

4.1.2 GAMBAR-GAMBAR

Page 55: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

64

Page 56: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

65

Page 57: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

66

Page 58: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

67

Page 59: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

68

Page 60: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

69

5 SEKSI: KORIDOR ANGKUTAN TAK BERMOTOR JL. PANDEGILING - BASUKI RACHMAT

Gambar-gambar: Intersection Jl. Raya Darmo/Jl. Pandegiling (TERLAMPIR)

Page 61: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

70

Page 62: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

71

Page 63: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

72

Page 64: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

73

Page 65: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

74

Page 66: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

75

Drawings: Intersection Jl. Yos Sudarso/Jl. Urip Sumoarjo (TERLAMPIR)

Page 67: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

76

Page 68: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

77

Drawings: Intersection Jl. M Durat/ Jl. Basuki Rachmat (TERLAMPIR)

Page 69: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

78

6 APPENDIX Minutes of meeting with Mr. Suwito and Mr. Ponimin, (Vice Head and Staff of the Land and Buildings Section, regional Surabaya office of the Indonesian Railway Company PT. KAI).

Date:

4 December 2000

Paticipants:

• Suwito (PT. KAI),

• Ponimin (PT. KAI),

• Darmaningtyas (LPIST),

• Dino Teddyputra (GTZ Consultant).

The appointment was originally planned with Mr. Hertoto (the head of the Land and Buildings Section of the Indonesian Railway Company PT. KAI, Operational Area 8, Headquarters Surabaya). As he was unable to attend, we instead met his deputy Mr. Suwito and his staff Mr. Ponimin. The purpose of this meeting was to seek information about the status of the empty and unused land along the railroad track on the east side of Jl. A. Yani and the prospect of using the land for an NMT path. The total length of the land that is owned by PT. KAI that will be needed to construct the NMT path measures 1300 m with a width of 2,4 m. The results of the meeting are:

• The land alongside the railroad track is owned by the railroad company (PT. KAI) and is not subject to property and building tax.

• On the east side of the railroad track, where the NMT path is planned, the width of PT. KAI land varies. At the widest point (in the north) the width is 52 meters from the centerline of the railroad track to the border with neighboring property. At the narrowest point (in the south) the width is only 10 m. However this width sufficient for the planned NMT path.

• There is a possibility for the City of Surabaya to use part of this land as an NMT path if the proper license is obtained from PT. KAI Headquarters in Bandung or the Department of Communication (Directorate General of Land Transportation) in Jakarta. First, the City of Surabaya must submit the plan documents of the NMT path with an application letter to the local office of PT. KAI, operational area VIII (DAOP VIII) that is based in Surabaya. The application must be addressed to the Head of PT. KAI's DAOP VIII, Mr. Sudi. This can be submitted by DLLAJ 2 on behalf of the City's Mayor. The office DAOP VIII will conduct a technical review of the plan and pass it on with their recommendations to the national PT. KAI headquarters in Bandung, which has the authority to issue the license. It is expected that this procedure will take approximately one year! However a faster way to accomplish this would be to apply directly to the PT. KAI headquarters in Bandung. This would shorten the process by approximately 6 moths. Occasionally for larger construction projects, the PT. KAI headquarters in Bandung needs to consult the Department of Communication (Directorate General of Land Transportation) in Jakarta. However it is not expected that this would be necessary in the case of this project because of its smaller scale.

Page 70: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

79

• PT. KAI has a long term plan to expand their railway capacity to lay a second track alongside the existing one between Surabaya and Malang, which includes this segment. However this plan won't be realized anytime in the foreseeable future and the DAOP VIII office has no knowledge of any concrete plan documents.

• Once the license to use the PT. KAI land for the NMT path is obtained, there is a possibility that the city may need to rent the land from the the railway company. Such a contract between the city and the railway company already exists in the Wonokromo area where a piece of PT. KAI land is being used as a rice market. On the other hand it is also possible that the city may not need to pay any compensation to the railway company.

• We presented the two alternatives for the NMT path that ends in to Jl. Bendul Merisi to connect to the Wonokromo Station and Wonokromo Market. Either the path could cut across two sets of railroad tracks (requiring new crossings) as proposed initially by Walter Hook, or the NMT traffic could follow Jl. Bendul Merisi and cross the tracks at the existing crossings on Jl. A. Yani. If the city wants to construct the NMT path cutting across two sets of railroad tracks, they will need a special permit for new railroad crossings. Such permits can only be issued by the Department of Communication (Directorate General of Land Transportation) in Jakarta. The review process will be conducted by the local PT. KAI DAOP VIII Office and it is unlikely that they would give a positive recommendation in light of the existing safety problems and additional safety hazards associated with the new crossings. Mr. Ponimin and Mr. Suwito also proposed two additional alternatives: constructing an overpass or an underpass for the NMT path. This will be taken into consideration as we finalize the NMT path plans.

• Overall Mr. Mr. Ponimin and Mr. Suwito were supportive of the plan to construct the NMT path on the empty and unused land of PT. KAI, and they even suggested extending the path further south to Jl. Juanda Airport.

__________________________________________________________________ Minutes of meeting with Mr. Sugiono (the Head of the Signalization and Communication Section, regional surabaya office of the Indonesian Railway Company PT. KAI) Date: 7 December 2000 Paticipants: • Sugiono (PT. KAI, Tel: 5947331, 5947573), • Darmaningtyas (LPIST), • Dino Teddyputra (GTZ Consultant) In the meeting with Mr. Sugiono the following information was obtained: • The Signal and Telecommunication Section is responsible for the

accessories of the railroad track system including signals at the crossings. • PT. KAI has a long-term plan to lay a second track along the existing one

between Wonokromo - Tarik (Mojokerto) and between Wonokromo - Bangil. However, Mr. Sugiono has no knowledge of any concrete plan. This would be necessary in order to expand the existing capacity, which is already fully utilized by the existing traffic. There are currently 47 trains passing the

Page 71: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

80

Wonokromo Station in the north-south direction and 70 trains passing in the east-west direction every day.

• The proposal to extend the NMT path from Jl. Bendul Merisi to cut across the two sets of railroad tracks is considered as not acceptable to PT. KAI, though it is technically possible. The new crossings cannot be controlled by the existing gatehouse, and would need another 4 crossing guards and crossing control facilities. Although the least expensive control facilities would only cost Rp 15 million, the salary for the crossing guards alone would reach Rp 330.000 per month, and that is unaffordable for PT. KAI. Another factor is additional risk for PT. KAI associated with the new gates. Recently a lot of accidents have occurred and PT. KAI has always found guilty by the court, and has had to pay for the losses. Each of these cases has cost PT. KAI at least Rp. 15 million.

• Mr. Sugiono agrees that the best possibility is to lead the NMT traffic from the planned NMT path on to the existing roadways through Jl. Bendul Merisi as is being proposed by the GTZ consultants (Dino Teddyputra and Darmaningtyas).

__________________________________________________________________ Minutes of meeting with Mr. Sudarsono (the Head of the Section for Bridges and Buildings , regional surabaya office of the Indonesian Railway Company PT. KAI) Date: 7 December 2000 Paticipants: • Sudarsono (PT. KAI, Tel: 0811-371963), • Darmaningtyas (LPIST), • Dino Teddyputra (GTZ Consultant) As recommended by Mr. Sugiono, we met Mr. Sudarsono, who is the Head of the Section for Bridges and Buildings. His section is responsible for the main crossing infrastructure (not including the accessories). The results of this meeting regarding new crossings are not much different than the meeting with Mr. Sugiono, but some more detailed information was obtained: • It is recommended to contact PT. KAI headquarters in Bandung before

submitting the application for the license to use the PT. KAI land. Mr. Sudarsono recommends that SUTP and City of Surabaya contact his colleague Mr. Cahyono, who is the head of the Sub-directorate for Land and Buildings at the PT. KAI headquarters, since his section will likely be responsible for reviewing the NMT path plans. The regional office DAOP VIII in Surabaya cannot issue the license and only can give recommendations to the headquarters. Unfortunately, Mr. Sudarsono didn't give his collegue's contact telephone number at that time.

• The building of new one-level-crossings won't be permitted (for the same reasons given in previous meetings with PT. KAI staff). Instead, Mr. Sudarsono also proposed an underpass or overpass. For example, in the Mojokerto underpass-project, the construction of an underpass of 3 m wide, 2,5 m high and 4 m long cost approximately Rp. 150 million. The construction of a new underpass in Wonokromo would cost significantly

Page 72: Gambar-gambar teknis, perincian biaya, dan skedul pelaksanaan

81

more, because the new underpass would need to be built longer and wider. If a new overpass were constructed, it should have a clearance of at least 4,5 m. In light of the long-term plan for railroad electrification, the minimum clearance of 6,5 m should be considered. If the city wanted to construct an overpass over a railroad track, PT. KAI would contribute the bridge-part of the overpass. The rest (the foundation, the ramps and the supports) must be contributed by the city. For PT. KAI this would be less expensive than providing new one-level crossing facilities including a new gatehouse and 4 new gate staff.