bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1...

24
18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Permintaan Pada umumnya kebutuhan manusia mempunyai sifat yang tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan itu sifatnya terbatas. Jadi tidak semua kebutuhan akan terpenuhi. Kebutuhan seseorang dikatakan terpenuhi apabila ia dapat mengkonsumsi barang/jasa yang ia butuhkan. Sementara itu, yang dimaksud dengan kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan mengkonsumsikan barang dan jasa. Yang dimaksud dengan permintaan adalah jumlah barang yang diminta konsumen pada suatu waktu, yang didukung oleh daya beli. Yang dimaksud daya beli adalah kemampuan konsumen untuk membeli sejumlah barang yang diinginkan, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk uang. Namun demikian daya beli tersebut juga relatif terbatas seperti halnya sumber-sumber ekonomi lainnya. Selain itu Tati Suhartati dan Joesron Fathurrozi (2002) juga memaparkan pengertian permintaan dari kacamata ilmu ekonomi yaitu berbagai jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Definisi ini menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga, artinya dalam berbagai tingkat harga terdapat sejumlah barang yang diminta. Universitas Sumatera Utara

Upload: truongbao

Post on 05-Mar-2018

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Permintaan

Pada umumnya kebutuhan manusia mempunyai sifat yang tidak terbatas,

sedangkan alat pemuas kebutuhan itu sifatnya terbatas. Jadi tidak semua kebutuhan

akan terpenuhi. Kebutuhan seseorang dikatakan terpenuhi apabila ia dapat

mengkonsumsi barang/jasa yang ia butuhkan. Sementara itu, yang dimaksud dengan

kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan

mengkonsumsikan barang dan jasa.

Yang dimaksud dengan permintaan adalah jumlah barang yang diminta

konsumen pada suatu waktu, yang didukung oleh daya beli. Yang dimaksud daya beli

adalah kemampuan konsumen untuk membeli sejumlah barang yang diinginkan, yang

biasanya dinyatakan dalam bentuk uang. Namun demikian daya beli tersebut juga

relatif terbatas seperti halnya sumber-sumber ekonomi lainnya.

Selain itu Tati Suhartati dan Joesron Fathurrozi (2002) juga memaparkan

pengertian permintaan dari kacamata ilmu ekonomi yaitu berbagai jumlah barang dan

jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Definisi ini

menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga,

artinya dalam berbagai tingkat harga terdapat sejumlah barang yang diminta.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

19

Lincolin Arsyad (1991) menyatakan permintaan adalah suatu skedul atau

kurva yang menggambarkan hubungan antara berbagai kuantitas suatu barang yang

diminta konsumen pada berbagai tingkat harga, cateris paribus. Sepanjang suatu

kurva permintaan atau skedul permintaan hanya harga dan kuantitas yang berubah-

ubah.

Berdasarkan definisi ini kiranya dapat dimengerti bahwa kata permintaan

disini berbeda dengan kata permintaan yang sering kita pergunakan sehari-hari.

Definisi di atas menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai

tingkat harga, artinya dalam berbagai tingkat harga terdapat sejumlah barang yang

diminta, sehingga hubungan antara tingkat harga dan jumlah barang yang diminta ini

dapat disajikan dalam kurva permintaan.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Permintaan seseorang atau suatu masyarakat terhadap suatu produk di pasaran

ditentukan oleh banyak faktor. Menurut Prathama Rahardja dan Mandala Manurung

(2004) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang,

yaitu:

1. Harga Barang Itu Sendiri

Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan konsumen terhadap

barang itu akan bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika harga suatu barang semakin

mahal, maka permintaan konsumen terhadap barang itu akan menurun. Hal ini

membawa kita ke hukum permintaan, yang menyatakan “Bila harga suatu barang

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

20

naik, cateris paribus, maka jumlah barang yang diminta akan berkurang, dan

sebaliknya”.

2. Harga Barang Lain Yang Terkait

Harga barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, tetapi

kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam

barang dapat bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (pelengkap).

3. Tingkat Pendapatan Per Kapita

Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi

tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang

meningkat.

4. Selera atau Kebiasaan Konsumen

Selera atau kebiasaan konsumen juga dapat mempengaruhi permintaan suatu

barang. Selera konsumen dapat disebabkan oleh perubahan umur, perubahan

pendapatan, perubahan lingkungan, dan sebagainya.

5. Jumlah Penduduk

Permintaan suatu barang berhubungan positif dengan jumlah penduduk.

Semakin banyak jumlah penduduk, maka kebutuhan akan bertambah, sehingga

permintaan terhadap barang akan meningkat.

6. Perkiraan Harga di Masa Mendatang

Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik di masa

mendatang, maka sebaiknya kita membeli barang itu sekarang, sehingga mendorong

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

21

orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa

mendatang.

7. Distribusi Pendapatan

Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah,

sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.

8. Usaha-Usaha Produsen Meningkatkan Penjualan

Dalam perekonomian yang modern, bujukan para penjual untuk membeli

barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Seperti halnya

iklan, memungkinkan masyarakat untuk mengenal suatu barang baru atau

menimbulkan permintaan terhadap barang tersebut. Untuk barang-barang yang sudah

lama, pengiklanan akan mengingatkan orang tentang adanya barang tersebut dan

menarik minat untuk membeli. Promosi penjualan lainnya, seperti pemberian hadiah

kepada pembeli dan potongan harga apabila membeli suatu barang.

2.1.3 Hukum Permintaan

Hukum permintaan menjelaskan sifat perkaitan diantara permintaan sesuatu

barang dengan harganya. Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan suatu

hipotesa yang menyatakan bahwa semakin rendah harga sesuatu barang, maka

semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi

harga sesuatu barang, maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut

(Sadono Sukirno, 1995:76).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

22

Lincolin Arsyad (1991) secara sederhana menyatakan hukum permintaan

adalah hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta adalah berbanding terbalik.

Jika harga naik, kuantitas yang diminta turun, seperti yang dilukiskan dalam gambar

2.1.

Gambar 2.1

Kurva Permintaan

Hubungan yang terbalik antara harga dan kuantitas yang diminta tersebut

dapat dijelaskan dengan cara sebagai berikut: pertama, jika harga suatu barang

mengalami kenaikan, maka konsumen akan mencari barang pengganti (substitusi);

barang-barang pengganti tersebut akan dibeli jika barang-barang tersebut

memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi daripada barang yang pertama.

Kedua, jika harga naik, pendapatan akan membatasi pembelian lebih lanjut.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

23

2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan

Menurut Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo (2006) skedul

permintaan adalah suatu cara untuk menunjukkan hubungan antara jumlah barang

yang diminta pada berbagai tingkat harga, yang ditunjukkan dengan tabulasi angka-

angka harga maupun jumlah permintaan.

Disamping dapat diungkapkan dalam bentuk tabel, permintaan akan suatu

barang dari seorang konsumen dapat pula diungkapkan dalam bentuk grafik atau

dalam bentuk persamaan matematik. Kalau sebuah permintaan diungkapkan dalam

bentuk grafik tepatnya disebut kurva permintaan, atau garis permintaan apabila

permintaan tersebut bentuknya dalam grafik merupakan garis lurus. Sedangkan

apabila permintaan diungkapkan dalam bentuk persamaan matematik maka dapat

disebut sebagai fungsi permintaan.

Katakanlah permintaan terhadap suatu barang X hanya dipengaruhi oleh

harganya. Dengan mengubah-ubah harga, sementara pendapatan perorangan, selera,

harga barang-barang lain dianggap tetap (cateris paribus), maka diperoleh skedul

permintaan perorangan terhadap barang tersebut. Penyajian kombinasi-kombinasi

harga dan kuantitas yang dipilih konsumen dapat disajikan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

24

Tabel 2.1

Skedul Permintaan Barang X

Titik Harga per unit (Rupiah) Jumlah yang diminta (unit)

A 12000 20

B 10000 40

C 8000 60

D 6000 80

E 4000 100

F 2000 120

Sedangkan kurva permintaan menunjukkan hubungan fungsional antara harga

dan jumlah barang yang diminta adalah cateris paribus (faktor-faktor lain

diasumsikan tetap). Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun

dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva yang bersifat demikian disebabkan adanya

keterkaitan diantara harga dan jumlah yang diminta, dimana kurva permintaan

tersebut mempunyai sifat hubungan yang terbalik. Kalau yang satunya naik (misalnya

harga) maka yang lainnya turun (misalnya jumlah yang diminta) (Sadono Sukirno,

1986:80). Dengan menggunakan data-data numerik pada tabel 2.1 skedul permintaan

di atas maka dapat digambarkan kurva permintaannya sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

25

Gambar 2.2

Kurva Permintaan Barang X

Kurva permintaan merupakan tempat titik-titik yang masing-masing

menggambarkan tingkat maksimum pembelian pada harga tertentu, cateris paribus.

Segala sesuatu di bawah kurva itu mungkin terjadi dan segala sesuatu di atas garis itu

tidak mungkin terjadi jika kondisi permintaan diketahui, maksudnya bahwa di bawah

kurva harga dan jumlah barang yang diminta merupakan titik-titik dari kepuasan

pembeli sedangkan di atas kurva bukan merupakan permintaan pokok lagi.

2.1.5 Elastisitas Permintaan

Elastisitas adalah derajat kepekaan kuantitas yang diminta atau ditawarkan

terhadap salah satu faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan atau penawaran

(Lincolin Arsyad, 1991:47).

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

26

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang

yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya

(cateris paribus).

Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas

harga (price elasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga

barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan

pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity) (Prathama Rahardja dan

Mandala Manurung, 2004:55).

2.1.6 Jenis-Jenis Elastisitas

A. Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)

Elastisitas harga (Ep) adalah persentase perubahan kuantitas yang diminta

yang disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut sebesar 1 (satu) persen.

Atau

Ep = p

Q

%

% =

)/(

)/(

PP

QQ

= P

Q

Q

P

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

27

Angka elastisitas harga (Eh)

1. Permintaan Elastis (Ed > 1)

Permintaan dikatakan elastis apabila persentase perubahan jumlah barang yang

diminta lebih besar dari persentase perubahan harganya.

Gambar 2.3

Permintaan Elastis

2. Permintaan In-Elastis (Ed < 1)

Permintaan in-elastis ini dapat terjadi apabila persentase permintaan lebih kecil

dari persentase perubahan harga.

Gambar 2.4

Permintaan In-Elastis

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

28

3. Permintaan Elastisitas Kesatuan (Unitary Elasticity) (Ed = 1)

Permintaan elastisitas kesatuan terjadi apabila persentase perubahan permintaan

sama dengan persentase perubahan harga.

Gambar 2.5

Permintaan Elastisitas Kesatuan

4. Permintaan Elastis Sempurna (Ed = ~)

Permintaan elastis sempurna terjadi apabila pada harga jumlah barang yang

diminta tidak terbatas atau dengan kata lain pada harga berapa pun, banyaknya

suatu barang akan habis dibeli (terjual).

Gambar 2.6

Permintaan Elastis Sempurna

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

29

5. Permintaan In-Elastis Sempurna (Ed = 0)

Pada keadaan ini orang/ konsumen tidak akan merubah permintaannya pada

tingkat harga berapa pun.

Gambar 2.7

Permintaan In-Elastis Sempurna

B. Elastisitas Silang (Cross Elasticity)

Elastisitas silang (Ec) adalah persentase perubahan jumlah barang yang

diminta, sebagai akibat adanya perubahan harga barang lain (yang memiliki

hubungan baik saling melengkapi ataupun saling menggantikan) sebesar 1%.

Atau

Ec = Py

Qx

%

%

= )/(

)/(

PyPy

QxQx

= Py

Qx

Qx

Py

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

30

Nilai Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y. Bila Ec > 0, X

merupakan substitusi Y. Kenaikan harga Y menyebabkan harga relatif X lebih murah,

sehingga permintaan terhadap X meningkat. Jika nilai Ec < 0 menunjukkan hubungan

X dan Y adalah komplementer. X hanya bisa digunakan bersama-sama Y. Kenaikan

harga Y menyebabkan permintaan terhadap Y menurun, yang menyebabkan

permintaan terhadap X ikut menurun.

C. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)

Elastisitas pendapatan adalah persentase perubahan jumlah barang yang

diminta sebagai akibat adanya perubahan pendapatan (income) riil konsumen sebesar

1%.

Atau

Ei = I

Q

%

%

= )/(

)/(

II

QQ

= I

Q

Q

I

Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan

meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatannya makin

besar. Barang dengan Ei > 0 merupakan barang normal. Bila nilai Ei antara 0 sampai

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

31

1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok. Barang dengan nilai Ei > 1

merupakan barang mewah. Ada barang dengan Ei < 0. Permintaan terhadap barang

tersebut justru menurun pada saat pendapatan nyata meningkat. Barang ini disebut

barang inferior.

2.1.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan

Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas

permintaan berbagai barang, yang terpenting adalah (Sadono Sukirno, 1995:109):

Banyaknya barang pengganti yang tersedia

Didalam suatu perekonomian terdapat banyak barang yang dapat

digantikan dengan barang-barang lain yang sejenis dengannya. Tetapi ada pula

yang sukar mencari penggantinya. Perbedaan ini menimbulkan perbedaan

elastisitas diantara berbagai barang. Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak

barang pengganti permintaannya cenderung untuk bersifat elastis, yaitu

perubahan harga yang kecil akan menimbulkan perubahan yang besar terhadap

permintaan.

Presentasi pendapatan yang dibelanjakan

Besarnya bagian dari pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu

barang dapat mempengaruhi elastisitas perminta terhadap barang tersebut.

Semakin besar bagian pendapatan yang di perlukan untuk membeli suatu barang

maka semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

32

2.2 Tarif Dasar Listrik

Penetapan tarif dasar listrik bertujuan untuk:

Memenuhi sebagian kebutuhan pendanaan untuk investasi yang menjamin

tersedianya tenaga listrik secara efisien dan berkelanjutan.

Menjamin keadaan keuangan Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan

secara wajar.

Menyempurnakan penggolongan tarif, sehingga tarif tenaga listrik untuk

masing-masing golongan tarif semakin mendekati nilai ekonominya.

Golongan tarif dasar listrik, terdiri atas 8 (delapan) kelompok golongan, yaitu:

Kelompok golongan tarif untuk pelayanan sosial.

Kelompok golongan tarif untuk keperluan rumah tangga.

Kelompok golongan tarif untuk keperluan bisnis.

Kelompok golongan tarif untuk keperluan industri.

Kelompok golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah.

Kelompok golongan tarif untuk traksi di peruntukkan bagi PT. Kereta Api

Indonesia.

Kelompok golongan tarif untuk keperluan penjualan secara curah (bulk)

kepada pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk kepentingan umum.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

33

Kelompok golongan tarif multiguna, di peruntukkan hanya bagi pengguna

listrik yang memerlukan pelayanan dengan kualitas khusus dan yang berbagai

hal tidak termasuk dalam ketentuan golongan tarif S, R, B, I dan P.

2.3 Biaya dan Tagihan Bulanan

Biaya

Untuk menjadi pelanggan PT. PLN (Persero), calon pelanggan di bebani

beberapa biaya, dimana untuk saat ini akan terjadi kenaikan sesuai dengan kebijakan

tarif baru listrik yaitu:

Biaya Penyambungan tenaga listrik adalah seragam, sekalipun untuk

penyambungan itu di perlukan perluasan jaringan atau pembangunan gardu.

Besarnya biaya, daya tersambung di kalikan dengan harga satuan biaya

penyambungan tenaga listrik sesuai daya sambung terakhir.

Uang Jaminan Langganan

Kepada setiap pemohon tenaga listrik, baik itu penyambungan baru maupun

penambahan daya akan di kenakan UJL, yang pada dasarnya adalah milik

pelanggan.

Tagihan Bulanan Tenaga Listrik

Rekening listrik merupakan biaya yang wajib di bayar pelanggan setiap bulan,

yang terdiri atas:

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

34

Biaya Beban, yaitu biaya yang besarnya tetap, dihitung berdasarkan daya

tersambung.

Biaya Pemakaian, yaitu biaya pemakaian energi, besarnya di hitung

berdasarkan jumlah pemakaian energi yang di ukur dalam kWh.

Biaya kelebihan pemakaian kVARh, hal ini berlaku untuk pelanggan

tertentu.

PPj, yang di hitung berdasarkan peraturan daerah yang berlaku 3 – 10%

dan di tagih melalui kompensasi.

Tagihan Yang Di tumpangkan Dalam Rekening Listrik

Retribusi Penerangan jalan umum besarnya di tetapkan dengan Peraturan

Daerah Tingkat II setempat berdasarkan golongan tarif atau berdasarkan pemakaian

kWh atau di presentasekan dari biaya beban dan biaya pemakaian.

Untuk kepraktisan pemungutan retribusi tersebut, pemerintah daerah meminta

bantuan PLN untuk menagihnya dan di tumpangkan ke dalan rekening listrik.

Selanjutnya setiap bulan PT.PLN (Persero) menyetorkan ke kas Pemda setempat

sebagai Pendapatan Asli Daerah.

2.4 Proses Menjadi Pelanggan

Masyarakat yang membutuhkan tenaga listrik, harus mengajukan permintaan

tenaga listrik ke PLN, yaitu sebagai permintaan penyambungan tenaga listrik baru.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

35

Untuk mendapatkan penyambungan baru, calon pelanggan harus memenuhi

persyaratan, yaitu :

a. Persyaratan Administrasi:

- Syarat Pengajuan permintaan (KTP, Sket gambar lokasi bangunan).

- Syarat membayar biaya penyambungan dan biaya lain yang berkaitan dengan

permintaan tenaga listrik.

b. Persyaratan Teknik:

Pada bangunan yang akan di beriakan sambungan tenaga listrik harus di pasang

instalasi listrik yang sesuai dengan tenaga listrik yang di minta, dan instalasi

listrik tersebut harus di pasang oleh instalatir yang sudah terdaftar di PLN.

Instalasi listrik tersebut harus mendapatkan jaminan dari pihak instalatir yang

memasangnya.

Masyarakat yang telah mendapatkan sambungan listrik baru dari PLN, semua

data sehubungan dengan sambungan listriknya di catat oleh PLN dalam formulir TUL

I, 11 Perbahan Data Pelanggan (PDL).

Jadi, menjadi pelanggan PLN secara resmi, apabila :

1. Sambungan listriknya terdaftar di PLN dengan yang bersangkutan di beri nomor

Pelanggan. Nomor pelanggan ini merupakan identitas pelanggan.

2. Mereka mempunyai data pelanggan yang di catat oleh PLN, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

36

Data Administrasi (Nama, Alamat, Daya dan Taruf Listrik, Nomor Kwitansi

BP dan UJL dan nilai rupiahnya)

Data Teknik (Letak APP, Tanggal, Merk, Tahun APP dipasang, Stand Meter

Pertama, Nomor Gardu, Nomor Tiang, Letak Sambungan Listrik, Fasa dan

lain-lain). Kesemua data ini di sebut Data Induk Pelanggan, yang di singkat

DIL.

2.5 Proses Berhenti Sebagai Pelanggan

Atas Dasar Permintaan pelanggan

Berhenti sebagai pelanggan atas permintaan pelanggan adalah bahwa

pelanggan yang bersangkutan ( Nama pelanggan yang tertera dalam rekening listrik )

mengajukan permintaan berhenti sebagai pelanggan atau dengan surat kuasa pabila

yang mengajukan permintaan bukan pelanggan yang bersangkutan.

KEWAJIBAN PELANGGAN :

Pelanggan harus mengajukan permintaan kepada PLN.

Pelanggan harus membayar biaya mutasi, menerima kembali UJL dan

membayar tunggakan rekening listrik (apabila ada).

Surat perjanjian jual beli listrik di batalkan.

KEWAJIBAN PLN :

PLN membongkar sambungan listrik di bangunan pelanggan.

Data-data pelanggan di mutasikan keluar dari DIL

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

37

2.6 Proses Pembuatan Rekening Listrik

Proses rekening listrik, terdapat 4 (empat ) tahapan, yaitu :

Proses pembacaan meter sampai dengan perhitungan pemakaian kWh

Proses Perhitungan Rekening Listrik.

Proses Pencetakan Rekening Listrik.

Penagihan Rekening Listrik

Pola Proses rekening listrik di PLN adalah Pelanggan di beri kesempatan

memakai tenaga listrik lebih dahulu sebulan kemudian di catat kWh nya, di hitung

rekeningnya, di cetak rekeningnya pada bulan ke 2, dan pada bulan ke 3 rekeningnya

baru di tagihkan kepada pelanggan.

Pembuatan rekening listrik pada umumnya sudah tidak lagi menggunakan

cara manual. Semuanya sudah menggunakan sistem komputer, dengan menggunakan

sumber data :

1. Data Induk Pelanggan (DIL)

2. Daftar Pembacaan Meter (DPM)

3. Daftar Pemakaian kWh (DPK)

4. Tarif Dasar Tenaga Listrik (TDL)

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

38

Cara menghitung rekening listrik :

Rekening listrik, berisikan jumlah tagihan atas pemakaian tenaga listrik dalam

periode 1 (satu ) bulan.

Unsur dalam rekening listrik :

1. Biaya Beban, rumusnya : Daya ( VA ) x Tarif Biaya Beban

1000

2. Biaya Pemakaian, rumusnya :

a. Pelanggan Tarif Tunggal (Angka kedudukan akhir-angka kedudukan

lalu) x Factor meter x tarif biaya pemakaian( Rp/kWh)

b. Pelanggan Tarif Ganda :

LWBP : ( Angka kedudukan akhir – angka kedudukan lalu) x Factor

meter x Tarif Pemakaian (Rp/kWh) Luar waktu beban Puncak

(LWBP)

WBP: (Angka kedudukan akhir – angka kedudukan lalu) x Factor

meter x Tarif Biaya Pemakaian (Rp / kWh) WBP.

c. Restibusi / Pajak Penerangan Jalan, Tarif PPj ini di tetapkan sesuai

ketentuan PEMDA setempat.

d. Materai

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

39

2.7 Riset Terdahulu

Dalam penelitian sebelumnya oleh Melda Megawati Siahaan (2001), hasil

penelitiannya menyimpulkan bahwa ”pendapatan konsumen merupakan faktor yang

paling mempengaruhi permintaan kWh listrik rumah tangga”

2.8 Kerangka Konseptual

Pada penulisan skripsi ini, penulis menjelaskan variabel – variabel yang saling

mempengaruhi dalam bentuk kerangka konseptual.

Dalam konsep ini permintaan kWh listrik rumah tangga merupakan variabel Y

yang di sebut sebagai variabel dependent atau variabel terikat. Pendapatan konsumen

sebagai variabel X1, Jumlah titik lampu sebagai variabel X2, Jumlah alat yang

menggunakan listrik sebagai variabel X3, Jumlah ruangan/kamar yang dimiliki

sebagai variabel X4, yang ke empat variabel ini (X1,X2,X3,X4) merupakan variabel

independent atau variabel bebas.

Dimana variabel independent atau variabel bebas (X1,X2,X3,X4)

mempengaruhi variabel dependent atau variabel terikat (Y).

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

40

Gambar 2.8

Kerangka Konseptual

Keterangan:

Bahwa dari kerangka konseptual ini, kita dapat melihat dan mengetahui bahwa

variabel independent ( X1,X2,X3,X4)mempengaruhi faktor dependent (Y).

Pendapatan Konsumen

Jumlah Titik Lampu

Permintaan kWh Listrik rumah tangga Jumlah Alat Yang

Menggunakan Listrik

Jumlah ruangan/kamar yang dimiliki

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27582/4/Chapter II.pdf · 2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... terhadap salah satu faktor

41

2.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang kebenarannya

harus di uji. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka hipotesa yang di buat oleh

penulis adalah:

1. Pendapatan konsumen merupakan faktor dominan yang mempengaruhi

permintaan kWh listrik rumah tangga.

2. Jumlah titik lampu berpengaruh positif terhadap permintaan kWh listrik rumah

tangga.

3. Jumlah alat yang menggunakan listrik berpengaruh positif terhadap permintaan

kWh listrik rumah tangga.

4. Jumlah ruangan/kamar yang dimiliki berpengaruh positif terhadap permintaan

kWh listrik rumah tangga.

Universitas Sumatera Utara