gambar 1elib.unikom.ac.id/files/disk1/404/jbptunikompp-gdl... · web viewtools) analisis yang...
TRANSCRIPT
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Sistem
Definisi sistem menurut Al Bahra bin Ladjamudin dalam buku ”Analisis dan
Desain Sistem Informasi” adalah : ”Sistem adalah suatu urutan kegiatan yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu”.
Definisi sistem menurut Mulyadi dalam buku ”Sistem Akuntansi” adalah :
”Suatu sistem pada dasarnya adalah kelompok unsur yang erat
berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama
untuk mencapai tujuan tertentu”.
Definsi menurut James Hall dalam buku ”Sistem Informasi Akuntansi”
adalah : ”Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen
yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk
mencapai tujuan yang sama”.
Berdasarkan definisi-definisi di atas penyusun dapat memberikan
kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan dari komponen-komponen yang
terbentuk dari unsur-unsur yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan.
SISTEM
7
2.1.1. Ciri-ciri Sistem
Tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai
suatu sistem. Batas dari suatu sistem merupakan garis abstraksi yang
memisahkan antara sistem dan lingkungannya. Subsistem merupakan
komponen atau bagian dari suatu sistem, subsistem ini bisa phisik ataupun
abstrak.
Hubungan sistem adalah hubungan yang terjadi antar subsistem dengan
subsistem lainnya yang setingkat atau antara subsistem dengan yang lebih
besar.
Model umum sebuah sistem terdiri dari masukan , pengolah dan
keluaran. Ini tentu saja disederhanakan karena sebuah sistem memilki beberapa
maasukan dan keluaran. Sifat yang menentukan dan membatasi sebuah sistem
membentuk “ sempadan “-nya (boundary). Sistem berada di dalam sempadan
tersebut.
Masukan Keluaran
Gambar 1.1Model Sistem sederhana
Sumber : www.ilmu komputer.com
Pada setiap sistem terdiri dari beberapa subsistem, dan pada subsistem
terdiri atas beberapa sub-sub sistem.
4
8
Sebuah sistem harus berada dibawah pengendalian manusia hal ini
dapat dijalankan dengan mengatur unsur – unsurnya atau dalam aturan – aturan
operasi sistem namun pembatasan ini tidak diberlakukan pada sistem fisik
misalnya alam hewan dan lain – lain yang tidak berada di bawah kendali
manusia.
2.1.2. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu :
a. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi
membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa
suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem yang mempunyai sifat-sifat
dari sistem untuk menjalankan suatu fugsi tertentu dan mempengaruhi
proses sistem secara keseluruhan.
b. Batas Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan daerah yag membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya, yang menunjukan
ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem (Environtments)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem
yang mempengaruhi operasi sistem, dapat bersifat menguntungkan dan
dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
d. Penghubung Sistem (Interface)
9
Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan
subsistem yang lainnya. Dengan penghubung satu subsistem dapat
berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
e. Masukan Sistem (Input)
Masukan adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem.
f. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran adalah hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
g. Pengolah Sistem (Process)
Pengolah merupakan bagian yang merubah masukan menjadi keluaran.
h. Sasaran Sistem (Objectives) atau Tujuan (Goal)
Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan
sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
2.1.4. Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :
a. Sistem Abstrak (Abstract Sistem) dan Sistem Fisik (Physical Sistem)
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang
tidak tampak secara fisik. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara
fisik.
b. Sistem Alamiah (Natural Sistem) dan Sistem Buatan Manusia (Human
Made Sistem)
10
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak
dibuat manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh
manusia.
c. Sistem Tertentu ( Deterministic Sistem) dan Sistem Tak Tentu
(Probabilistic Sistem)
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat
diprediksi. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya
tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
d. Sistem Tertutup (Closed Sistem) dan Sistem Terbuka (Open Sistem)
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara
otomatis tanpa adanya turut campur dari pihak diluarnya. Sistem terbuka
adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan
luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk
lingkungan luar atau subsistem yang lainnya.
2.2. Pengertian Informasi
Definisi informasi menurut James Hall dalam bukunya yang berjudul
”Sistem Informasi Akuntansi”, adalah sebagai berikut: ”Informasi adalah data
diproses sehingga memiliki arti dan berguna bagi pemakai”.
Definisi informasi menurut Jogiyanto HM dalam bukunya yang berjudul
”Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer”, yaitu : ”Informasi adalah
11
data yang diolah menjadi bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
memakainya”.
Dari uraian di atas penyusun dapat mengambil kesimpulan bahwa informasi
adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan
keputusan tertentu agar dapat menghasilkan sesuatu yang lebih berguna bagi
pemakainya dan dapat dijadikan sebagai pengambilan keputusan.
2.3. Pengertian Sistem Informasi
Definisi sistem informasi menurut James Hall dalam bukunya yang berjudul
”Sistem Informasi Akuntansi” adalah : ”Sistem Informasi adalah sebuah
rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi
informasi, dan didistribusikan kepada para pemakai”.
Definisi sistem informasi menurut Azhar Susanto dalam bukunya yang
berjudul ”Sistem Informasi Akuntansi” adalah :
“Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik phisik
maupun non phisik yang berhubungan satu sama lain dan bekerjasama
secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data
menjadi informasi yang berarti dan berguna”.
Berdasarkan definisi-definisi di atas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa sistem informasi adalah perancangan dari rangkaian-rangkaian prosedur
12
yang saling berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan informasi yang dapat
digunakan oleh para pemakai.
2.4. Metode Analisis dan Perancangan Terstruktur
2.4.1. Flow Map
Simbol Flowmap
Sumber : www.ilmukomputer.com
2.4.2. Diagram Kontek
Diagram kontek merupakan kejadian tersendiri dari suatu diagram alir
data. Dimana satu lingkaran merepresentasikan seluruh sistem. Diagram
kontek ini harus berupa suatu pandangan, yang mencakup masukan-masukan
dasar, sistem-sistem dan keluaran.
Diagram kontek merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram aliran
data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan sistem secara keseluruhan.
13
Proses tersebut diberi nomor nol. Semua entitas eksternal yang ditunjukkan
pada diagram konteks berikut aliran data-aliran data utama menuju dan dari
sistem. Diagram tersebut tidak memuat penyimpanan data dan tampak
sederhana untuk diciptakan, begitu entitas-entitas eksternal serta aliran data-
aliran daa menuju dan dari sistem diketahui penganalisis dari wawancara
dengan user dan sebagai hasil analisis dokumen. Diagram kontek
menggarisbawahi sejumlah karakteristik penting dari suatu sistem:
Kelompok pemakai, organisasi, atau sistem lain dimana sistem kita
melakukan komunikasi yang disebut juga sebagai terminator. 53
Data dimana sistem kita menerima dari lingkungan dan harus diproses
dengan cara tertentu.
Data yang dihasilkan sistem kita dan diberikan ke dunia luar.
Penyimpanan data yang digunakan secara bersama antara sistem kita
dengan terminator. Data ini dibuat oleh sistem dan digunakan oleh
lingkungan atau sebaliknya,, dibuat oleh lingkungan dan digunakan oleh
sistem kita.
Batasan antara sistem kita dan lingkungan.
Diagram kontek dimulai dengan penggambaran terminator, aliran data,
aliran kontrol penyimpanan, dasn proses tunggal yang menunjukkan
keseluruhan sistem. Bagian termudah adalah menetapkan proses (yang hanya
terdiri dari satu lingkaran) dan diberi nama yang mewakili sistem. Nama
dalam hal ini dapat menjelaskan proses atau pekerjaan atau dalam kasus
14
ekstrim berupa nama perusahaan yang dalam hal ini mewakili proses yang
dilakukan keseluruhan organisasi.
Terminator ditunjukkan dalam bentuk persegi panjang dan
berkomunikasi langsung dengan sistem melalui aliran data atau penyimpanan
eksternal Antar terminator tidak diperbolehkan komunikasi langsung. Pada
kenyataannya hubungan antar terminator dilakukan, tetapi secara definitif
karena terminator adalah bagian dari lingkungan, maka tidak relevan jika
dibahas dalam Diagram kontek.
Diagram kontek memiliki aturan sebagai berikut:
a. Jika terdapat banyak terminator yang mempunyai banyak masukan dan
keluaran diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu kali sehingga
mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan ditandai secara
khusus untuk menjelaskan bahwa terminator yang dimaksud adalah
identik. Tanda tersebut dapat berupa asterik (*) atau pagar (#).
b. Jika terminator mewakili individu sebaiknya diwakili oleh peran yang
dimainkan personil tersebut. Alasan pertama adalah personil yang
berfungsi untuk melakukan itu dapat berganti sedang Diagram kontek
harus tetap akurat walaupun personil berganti. Alasan kedua adalah
seorang personil dapat memainkan lebih dari satu peran.
Karena fokus uitama adalah mengembangkan model, maka penting
untuk membedakan sumber (resource) dan pelaku (handler)., pelaku adalah
mekanisme, perangkat atau media fisik yang mentransportasikan data ke/dari
sistem, karena pelaku seringkali familier dengan pemakai dalam
15
implementasi sistem berjalan, maka sering menonjol sebagai sesuatu yang
harus digambarkan lebih dari sumber data itu sendiri. Sedangkan sistem baru
dengan konsep pengembangan teknologinya membuat pelaku menjadi sesuatu
yang tidak perlu digambarkan.
2.4.3. Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) merupakan perangkat (tools) analisis yang
menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada
saat data bergerak dari input menjadi output yang berhubungan satu sama lain
dengan aliran dan penyimpanan data. DFD level 0 atau disebut juga konteks
diagram adalah diagram alir data yang menggambarkan seluruh elemen
sistem sebagai sebuah proses tunggal dengan data masukan dan data keluaran
yang ditunjukan dengan anak panah yang masuk dan keluar secara berurutan.
(Pressman,1997:365). DFD level 0 merupakan diagram alir data yang
pertama kali dibentuk karena menggambarkan proses secara keseluruhan
yang terjadi didalam perangkat lunak. Beberapa simbol yang digunakan
dalam DFD adalah sebagai berikut :
a. Proses, adalah suatu kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin
atau komputer. Berfungsi untuk mengolah suatu aliran data yang masuk
dan menghasilkan suatu output yang diinginkan.
b. Data flow (aliran data), menunjukan arus dari data yang bisa berupa
masukan untuk sistem atau hasil dari proses. Aliran data direpresentasikan
dengan menggunakan anak panah yang menuju ke/dari proses.
16
c. Data store (penyimpanan data), merupakan simpanan data dari hasil
proses berupa suatu file atau database pada sistem komputer, arsip atau
catatan manual.
d. Entitas Eksternal/Terminator, merupakan batasan sistem yang
memisahkan kesatuan di lingkungan luar sistem bisa berupa orang,
organisasi, atau sistem lain yang dapat memberikan input atau menerima
output dari luar sistem.
2.5. Pengertian Pembelian
Pengertian pembelian menurut La Midjan dan Azhar Susanto dalam
bukunya yang berjudul ”Sistem Informasi Akuntansi” adalah sebagai berikut :
”Pembelian adalah suatu tahap penting didalam pengadaan bahan baku ke
dalam pabrik agar persediaan tidak terjadi penumpukan bahan baku di
gudang”.
Pengertian pembelian menurut Soemarso SR dalam bukunya yang berjudul
”Akuntansi Suatu Pengantar” adalah sebagai berikut :
”Pembelian adalah proses transaksi antara pihak yang membutuhkan
atau mengolah aktiva produktif, barang dagangan, dan barang jasa
lainnya dengan pihak supplier, dimana transaksi tersebut dapat
dilakukan tunai maupun kredit dengan atau tanpa syarat”.
Dari definisi-definisi di atas penulis dapat menyimpulkan pembelian
merupakan sistem yang sangat penting dalam perusahaan untuk mecapai tujuan
17
dan pembelian merupakan suatu fungsi yang dibebani tanggungjawab untuk
mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan baku yang baik.
2.5.1. Jenis – jenis Pembeliaan
Jenis-jenis pembelian menurut La Midjan dan Azhar Susanto dalam
bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi“ adalah sebagai berikut :
“1. Pembelian secara kontan
Yaitu pembelian dilaksanakan secara cash dan carry.
2. Pembelian secara kredit
Pembelian yang mendapat fasilitas pembayaran yang lebih dari satu bulan.
3. Pembelian secra tender
Pembelian yang dilaksanakan apabila menyangkut nilai yang cukup besar.
4. Pembelian dengan cara impor
Pembelain yang menggunakan prosedur impor dengan memanfaatkan L/C
(Letter Of Credit).
5. Pembelian di pasar berjangka
Pembelian untuk barang-barang yang telah memiliki standar kualitas yang
ditawarkan di pasar berjangka, selain telah terjamin juga menutup
kemungkinan kerugian adanya kenaikan harga (hegding).
18
6. Pembelian secar komisi
Pembelian barang bersifat titipan atas barang-barang yang terjual yang
kemudian dibayar.
7. Pembelian secra cicilan (Leasing)
Suatu cara pembelian dimana harga atas barang dibayar secara mencicil
setelah diperhitungkan bunga bank.
8. Pembelian kontrak
Suatu pembelian dengan menggunakan prosedur kontrak yang memuat
hak-hak dan kewajiban masing-masing pihak.
9. Pembelian melalui perantara
Suatu jenis pembelian yang menggunakan komisioner atau makelar
sebagai perantara dalam pembelian dan untuk jasa yang mereka berikan
kepada penerima komisi/provisi”. [9]
Sedangkan menurut Mulyadi, dalam bukunya yang berjudul “Sistem
Akuntansi“ jenis-jenis pembelian itu dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
“Pembelian Lokal dan Pembelian Impor
Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri, sedangkan
pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri”.[10]
19
2.5.2. Fungsi – Fungsi Yg Terkait Dalam Pembelian
Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul ”Sistem Akuntansi”
fungsi yang terkait dalam pembelian adalah sebagai berikut :
”1. Fungsi Gudang bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan
pengadaan material sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang
dan unutk menghimpun barang yang telah diterima oleh fungsi
penerimaan.
2. Fungsi Pembelian atau pengadaan bertanggungjawab untuk memperoleh
informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih
dalam pengadaan barang dan mengekuarkan order pembelian kepada
pemasok yang terkait.
3. Fungsi Penerimaan bertanggungjawab untuk menerima barang dengan
terlebih dahulu mengecek mutu dan jumlah barang yang dipesan oleh
fungsi pembelian.
4. Fungsi Akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah
pencatatan utang dan fungsi pencatatan persediaan”.
Menurut Cushing dalam bukunya yang berjudul ”Sistem Informasi
Akuntansi dan Organisasi Perusahaan” menjelaskan bahwa : ”Fungsi Pembelian
adalah fungsi manajemen utama dalam sistem manajemen pembelian dan
persediaan”.
20
Menurut definisi di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi yang terkait
dalam pembelian adalah fungsi gudang, fungsi pembelian, fungsi penerimaan dan
fungsi akuntansi.
2.5.3. Prosedur Pembeliaan
Suatu perusahaan akan berjalan dengan baik apabila mempunyai prosedur
pembelian yang efektif dan efisien. Prosedur pembelian menurut Mulyadi dalam
bukunya yang berjudul ”Sistem Akuntansi” secara garis besar prosedur dalam
sistem akuntansi pembelian terdiri dari 6 prosedur yang meliputi :
“1. Prosedur Permintaan Pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian
dalam formulir surat permintaan pembelian. Jika barang tidak disimpan di
gudang, misalnya untuk barang-barang yang langsung pakai, fungsi yang
memakai barang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi
pembelian dengan meggunakan surat permintaan pembelian.
2. Prosedur Permintaan Penawaran Harga dan Pemilihan Pemasok
Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat permintaan
penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk
memungkinkan pemilihan pemasok barang yang diperlukan oleh
perusahaan.
21
3. Prosedur Order Pembelian
Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimkan surat order pembelian
kepada pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit
organisasi lain dalam perusahaan.
4. Prosedur Penerimaan Barang
Dalam prosedur ini, penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis,
kuantitas dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian
membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan
barang dari pemasok tersebut.
5. Prosedur Pencatatan
Dalam prosedur ini, fugsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang
berhubungan dengan pembelian (surat order pembelian, laporan
penerimaan barang, dan faktur dari pemasok).
6. Prosedur Distribusi Pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debet dari transaksi
pembelian untuk kepentingan pembuatan laporan manajemen”.[10]
Sedangkan prosedur pembelian menurut Zaki Baridwan yang bukunya
berjudul “Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode” adalah sebagai
berikut :
22
“Prosedur pembelian merupakan cara dalam melakukan semua pembelian
baik barang maupun jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan. Prosedur ini
mulai dari adanya kebutuhan atas suatu barang atau jasa yang dibeli dan
diterima”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur pembelian
merupakan prosedur yang harus dilakukan dalam pembelian baik barang maupun
jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan, melalui jaringan prosedur yang
membentuk sistem akuntansi pembelian yaitu :
1. Prosedur permintaan pembelian.
2. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok.
3. Prosedur order pembelian.
4. Prosedur penerimaan barang.
5. Prosedur pencatatan.
6. Prosedur distribusi pembelian.
2.5.4. Dokumen Pembeliaan
Dokumen merupakan bukti-bukti untuk pencatatan transaksi pembelian dan
sebagai dasar pembuatan laporan. Dokumen-dokumen yang penting dalam fungsi
pembelian menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul ”Sistem Akuntansi”
adalah sebagai berikut :
23
”1. Surat Permintaan Pembelian
Merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau pengguna untuk
meminta melakukan pembelian barang. Surat permintaan pembelian
dibuat dalam rangkap dua untuk setiap permintaan. Satu lembar untuk
fungsi pembelian dan tembusannya untuk arsip gudang atau pengguna.
2. Surat Permintaan Penawaran Harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga barang yang
pengadaannya tidak berulang kali, yang menyangkut jumlah rupiah
pembelian besar.
3. Surat Order Pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada supplier yang
dipilih. Dokumen ini terdiri dari berbagai tembusan dengan fungsi
sebagai berikut:
a. Surat Order Pembelian
Dokumen ini merupakan tembusan surat order pembelian yang dikirim
kepada pemasok order resmi.
b. Tembusan Pengakuan Untuk Pemasok
Dikirim kepada pemasok kemudian diminta tanda tangan dari pemasok
tersebut dan dikirim kembali ke perusahaan sebagai bukti telah
diterima dan disetujui order pembelian dan kesanggupan pemasok
24
memenuhi janji pengiriman barang sesuai yang tercantu dalam
dokumen.
c. Tembusan Bagian Unit Permintaan
Dikirim pada fungsi yang meminta atau pengguna bahwa barang yang
diminta telah dipesan.
d. Arsip Tanggal Penerimaan
Disimpan dalam pembelian yang memuat tanggal penerimaan barang
yang diharapkan.
e. ArsipPemasok
Disimpan oleh fungsi pembelian menurut nama pemasok.
f. Tembusan Fungsi Penerimaan
Dikirim ke fungsi penerimaan sebagai otoritas untuk menerima barang
yang spesifikasi sama dengan dokumen tersebut.
g. Tembusan Fungsi Akuntansi
Dikirim kepada fungsi akuntansi sebagai mencatat kewajiban yang
timbul.
4. Laporan Penerimaan Barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa
barang yang diterima sudah sesuai dalam surat order pembelian.
25
5. Surat Perubahan Order
Jika terjadi perubahan, misalnya kuantitas, jadwal penyerahan,
spesifikasi atau penggantian hal lain.
6. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi sebagai dasar pencatatan
selain itu berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas dan untuk
membayar utang”.
Sedangkan menurut La Midzan dan Azhar Susanto dalam bukunya yang
berjudul ”Sistem Informasi Akuntansi” ada beberapa dokumen yang biasanya
terdapat dalam suatu transaksi pembelian antara lain :
”1. Surat permintaan pembelian
2. Permintaan pembelian yang berjalan
3. Permintaan penawaran dari supplier
4. Surat pesanan pembelian
5. Laporan penerimaan barang
6. Faktur pembelian
7. Jurnal pembelian
8. Daftar harga”.
26
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dokumen pembelian
merupakan dokumen yang penting untuk pencatatan transaksi pembelian sebagai
dasar pembuatan laporan, yang terdiri dari dokumen :
1. Surat penerimaan pembelian.
2. Surat permintaan penawaran harga.
3. Surat order pembelian.
4. Laporan penerimaan barang.
5. Faktur pembelian.
6. Bukti kas keluar.
2.5.5. Pencatatan pembelian
Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian,
menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul ”Sistem Akuntansi” adalah
sebagai berikut :
”1. Register fungsi kas keluar
Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan voucher payable
procedure. Jurnal yang digunakan untuk pencatatan transaksi pembelian
adalah register bukti kas keluar.
27
2. Jurnal Pembelian
Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan account payable
procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
adalah jurnal pembelian.
3. Kartu Utang
Jika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan account payable
procedure, buku pembantu yang digunakan untuk mencatat uang kepada
pemasok adalah kartu utang.
4. Kartu Persediaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, kartu pesediaan ini digunakan untuk
mencatat harga pokok persediaan yang dibeli”.
Sedangkan menurut Horngren, Harrison, Robinson yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia oleh Secokusumo dalam bukunya yang berjudul
”Akuntansi di Indonesia” adalah sebagai berikut :
1. Periodical Inventory System
Metode ini sangat tepat untuk barang-barang yang bernilai rendah atau
secara teknis susah untuk dicatat pemakaian dan pengeluarannya.
a. Pembelian tanpa potongan
Dr. Pembelian
Cr. Kas
28
b. Pembelian dengan potongan
Dr. Pembelian
Cr. Kas
Potongan pembelian
c. Retur Pembelian
Dr. Kas
Cr. Retur pembelian
2. Perpetual Inventory System
Metode ini menerangkan bahwa pencatatan transaksinya dilaksanakan
setiap waktu. Sistem ini dilaksanakan terutama untuk barang-barang yang
bernilai tinggi atau untuk barang-barang yang mudah untuk dicatat
terutama pemakaian dan pengeluaran dari gudang.
a.Pembelian tanpa potongan
Dr. Persediaan barang dagangan
Cr. Kas
b. Pembelian dengan potongan
Dr. Persediaan barang dagangan
Cr. Kas
Potongan pembelian
29
c.Retur pembelian
Dr. Kas
Cr. Persediaan barang dagangan”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pencatatan pembelian
merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk transaksi pembelian
mencakup sebagai berikut :
1. Register fungsi kas keluar.
2. Jurnal pembelian.
3. Kartu utang.
4. Kartu persediaan.
Sedangkan untuk sistem pencatatan transaksinya yaitu :
1. Periodical inventory system.
2. Perpetual inventory system.
2.5.6.Pelaporan pembelian
Pelaporan merupakan suatu alat yang diajukan kepada pimpinan, untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang diberikan. Sistem pelaporan
menurut La Midjan dan Azhar Susanto dalam bukunya yang berjudul ”Sistem
Informasi Akuntansi”adalah sebagai berikut :
30
1. Laporan perkembangan harga atas barang-barang yang penting bagi
perusahaan
Laporan ini memuat berbagai barang atau persediaan yang penting dan
menentukan berikut harganya.
2. Laporan analisis bonofiditas supplier
Berisi laporan mengenai berbagai supplier berikut kondisi atas
bonofiditas antara lain pernah tidak melaksanakan berbagai
kewajibannya.
3. Laporan barang-barang yang dibutuhkan berikut posisi persediaannya
Berisi laporan posisi persediaan atas barang-barang yang diperlihatkan
pada setiap periode dengan menyebutkan jenis, tipe dan jumlah barang.
4. Laporan atas order pembelian yang telah dibuat tetapi barang belum
diterima
Laporan ini memuat order pembelian yang telah dibuka dan dikirim
kepada supplier tetapi barang belum diterima, laporan harus
menunjukkan tanggal barang harus diterima.
5. Laporan analisis atas kualitas barang yang dibeli
Memuat laporan barang-barang yang dibeli dan diterima berikut hasil
analisa, bagian penerima atas barang tersebut.
6. Laporan atas kontrak-kontrak pembelian yang telah dibuat berikut
penerimaan barang
31
Berisi laporan kontrak-kontrak pembelian yang telah dibuat dengan
menyebutkan nomor kontrak dan jumlah barang yang telah diterima”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaporan pembelian
merupakan laporan yang diberikan oleh bagian pembelian khususnya mengenai
aktivitas pembelian, dapat memberikan informasi-informasi yang memudahkan
bagi manajemen untuk mengambil tindakan cepat dan tepat untuk mengefektifkan
aktivitas pembelian. Laporan yang terkait dengan pembelian barang adalah :
1. Laporan perkembangan harga atas barang-barang.
2. Laporan analisis bonafiditas supplier.
3. Laporan barang-barang yang dibutuhkan berikut posisi persediaannya.
4. Laporan atas order pembelian.
5. Laporan analisis atas kualitas barang yang dibeli.
6. Laporan atas kontrak-kontrak pembelian.
2.5.7.Pengertian Material
Adalah sistem informasi berbasis computer yang didesain untuk mengatasi
masalah pesanan dan scheduling dari permintaan sediaan yang bersifat
dependent. Sistem ini disesain untuk menjawab: what, how much, dan when its
needed.
Sistem MRP (Material Requitments Planing) dalam manajemen sediaan
pertama kali berkembang pada tahun 1940an – 1950an. Sistem ini menggunakan
komputer dari bill of material pada barang akhir kedalam proses produksi dan
rencana pembelian berbagai komponen. MRP selanjutnya berkembang dengan
32
mencakup informasi dimana setip personal produksi dapat merubah dan
memperbaharui input data dalam sistem yang dibutuhkan, disebut MRP II.
Generasi MRP II ini juga berhubungan dengan aspek marketing, finance,
accounting, engineering, and human resources dalam proses perencanaan.
Kaitan bahasan MRP adalah ERP yang menggunakan teknologi komputer untuk
menghubungkan berbagai area fungsi entitas bisnis.
Tujuan penerapan sistem MRP secara simultan adalah sebagai berikut;
Menjamin bahwa material dan produk dapat digunakan untuk proses
produksi dan sampai ke konsumen.
Meminimalkan level sediaan serendeah mungkin
Perencanaan aktivitas manufaktur, delivery schedules dan aktivitas
pembelian
MRP digunakan banyak diguakan oleh banyak organisasi untuk
memecahkan berbagai masalah mengenai pertanyaan WHAT items are required,
HOW MANY are required dan WHEN are they required by. Penerapan item
tersebut pada akhirnya menjadi sangat komplek karena terdapat dalam berbagai
sub-subassemblies yang telah berkembang sedemikian komplek.