gama hospita edisi 5

36
1 GamaHospita | Edisi 5 th | November - Desember 2014 GamaHospita Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat Menangkal Generasi “Ababil” Artikel Profil Klaster Bedah Terpadu Ed.5 November - Desember 2014 Fiendly and Caring Hospital Referensi Program Rehabilitasi Medik RS UGM Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada Siap Melayani Pasien JKN

Upload: rsa-ugm

Post on 06-Apr-2016

273 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Gama Hospita, majalah dari Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada Yogyakarta edisi ke-5

TRANSCRIPT

Page 1: Gama Hospita edisi 5

1

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

GamaHospitaPendidikan Keterampilan

Hidup Sehat Menangkal Generasi “Ababil”

Artikel Profi lKlaster Bedah

Terpadu

Ed.5 November - Desember 2014

GamaHospitaFiendly and Caring Hospital

ReferensiProgram Rehabilitasi Medik

RS UGM

Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada Siap Melayani Pasien JKN

Page 2: Gama Hospita edisi 5

2

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

SAMBUTAN Direktur Utama

Page 3: Gama Hospita edisi 5

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

3

Assalamualaikum wr. wb. Salam sejahtera,

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, berkat karuniaNya Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada telah menunjukkan eksistensinya melalui kemajuan dan pengembangan dalam pelayanan kesehatan secara kuanti tati f dan kualitati f. Semua itu ti dak terlepas dari parti sipasi seluruh civitas hospitalia dan dukungan stake holder terutama Universitas Gadjah Mada.

Ada beberapa momen yang sangat perlu dicatat dan merupakan langkah-langkah penti ng dalam perjalanan Rumah Sakit: 1) Penetapan Kelas RS oleh Kementerian Kesehatan, menyatakan RS Akademik UGM sebagai Rumah Sakit Kelas B (11 Agustus 2014); 2) Kerjasama dengan Pengelola BPJS Cabang Utama Yogyakarta untuk pelayanan pasien pemegang kartu BPJS (6 Oktober 2014); 3) Perubahan nama Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada menjadi Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada (Keputusan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 749/P/SK/HT/2014 tanggal 20 Oktober 2014).

Keti ga hal diatas diharapkan lebih memberikan kesempatan kepada Rumah Sakit supaya lebih leluasa melalukan berbagai inovasi positi f dalam peran dan fungsinya sebagai Rumah Sakit yang mengemban tugas pelayanan kesehatan perorangan dan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Penetapan Kelas Rumah Sakit dan Pelayanan Pasien BPJS merupakan langkah strategis yang akan memberikan peluang yang sangat besar dalam rangka meningkatkan jangkauan layanan kesehatan ti dak saja bersifat kurati f, tetapi juga memberi ruang promoti f, preventi f dan rehabilitati ve. Pada situasi masyarakat kita saat ini, dukungan anggaran pemerintah untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat ti dak mampu dan hampir miskin amatlah penti ng sebagai upaya nyata untuk meningkatkan derajad kesehatan rakyat Indonesia.

Sebagai bagian dari kebijakan manajemen Rumah Sakit, GamaHospita telah memperlihatkan peran penti ngnya sebagai media informasi kepada masyarakat, instansi pemerintah, dan semua pihak yang memerlukan informasi aktual pelayanan dan pengembangan rumah sakit. Pimpinan Rumah Sakit menempatkan GamaHospita sebagai media komunikasi yang efekti f yag dapat memberikan akses kepada semua pihak apabila ingin mengetahui jenis pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit dan kemampuan dan kekuatan RS dalamlayanan kesehatan, karena dinamika dan perubahan dapat berlangsung seti ap saat.

Semoga GamaHospita tetap berperan sebagai bagian penti ng dari manajemen RS yang dapat menjembatani antara RS UGM dengan seluruh Masyarakat dan stake holder. GAMAHOSPITA TETAP JAYA!

Wabillahi taufi q wal hidayah.

Wassalamu ‘alaikum ww.

Direktur Utama Rumah Sakit Akademik,

Prof. dr. Arif Faisal, Sp.Rad(K), DHSM.

Tim RedaksiSAMBUTAN

Direktur Utama

Pelindung

• Direktur Utama

Dewan Penasehat • Direktur Pelayanan Medis, Penunjang Medis dan

Keperawatan

• Direktur Umum, SDM, Akademik dan Riset

• Direktur Keuangan dan Asset

Pemimpin Redaksi • Nenggih Wahyuni, SIP, MA

Editor• dr. R.A. Kusparwati Ika Pristi anti , Sp.F

Redaksi Ahli

• dr. Nurwestu R., M.Kes., Sp.KK

• dr. Ristanti o, M.Kes., Sp.A

• dr. Adam Moeldjono, Sp.OT

• dr. Ade Febrina Lestari, MSc., Sp.A

• drg. Didit Istadi, Sp.BM

• dr. Farida Niken Astari Nugroho Hati , M.Sc, Sp.S

Staf Redaksi • drg. Arif Pramono, MDSc

• Muhammad Saefuddin, S.Pd

• Nika Widyasari, S.Kep., Ners

• Adeta Stafianti Isnoor, S.Kep., Ners

Redaksi GamaHospita menerima tulisan dari prakti si atau peminat di Bidang Kesehatan untuk kepenti ngan edukasi. Majalah GamaHospita dengan senang hati menerima kriti k dan masukan dari pembaca.

Wabillahi taufi q wal hidayah.

Wassalamu ‘alaikum ww.

Direktur Utama Rumah Sakit Akademik,

Page 4: Gama Hospita edisi 5

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

4

Cover. Afnan (Tim PPKD)GamaHospita| Edisi 5 | November - Desember 2014

DAFTAR TOPIKSambutan Direktur Utama h. 3Daftar Isi h. 4Topik

Testimoni

h. 5

h. 7

Mendorong Lahirnya pelayanan JKN yang PARIPURNA di Indonesia

Klaster Bedah Terpadu h. 18

Referensih. 22Program rehabilitasi medik RS UGM

Health and Lifestyle

Profi l

Anak gemuk = Anak Sehat?h. 23

Liputan

Perilaku Hidup Sehat

h. 28

h. 32

h. 33

05Sejak 1 Januari 2014, Bapak Presiden RI telah mencanangkan

dimulainya JKN. Cakupan JKN akan diperluas secara bertahap sehingga pada tahun 2019 akan tercapai jaminan kesehatan semesta atau universal health care.

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS GADJAH MADA SIAP MELAYANI PASIEN JKN

08Seorang remaja putri, 18 tahun, datang ke klinik remaja den-

gan keluhan sulit ti dur, ti dak bisa konsentrasi saat belajar, sering merasa sedih, dan memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup. Be-berapa minggu sebelumnya ia putus hubungan dengan kekasihnya. Sejak usia 15 tahun menjadi remaja seksual akti f dengan kekasihn-ya. Tampak bekas sayatan-sayatan di kedua lengan bawahnya.

Seorang remaja putra, 18 tahun, dibawa oleh polisi ke instalasi gawat darurat dalam keadaan tak sadarkan diri, Terdapat luka robek di bagian tengah bibir atasnya, luka memar di tangan dan kakinya. Hasil pemeriksaan laboratorium urin positi f terdapat zat adikti f benzodiazepin dan alkohol.

PENDIDIKAN KETERAMPILAN HIDUP SEHAT MENANGKAL GENERASI ‘ABABIL’

18Klaster Bedah Terpadu saat ini memiliki 5 pelayanan bedah dengan

tenaga medis yang handal, yaitu dr. Agung Widianto, Sp. B (Bedah Umum Digesti f), Bedah Urologi (Saluran Kemih) oleh dr. Wikan Kurniawan, Sp. U; Bedah Mulut oleh dr. Didit Isti adi, Sp. BM; Bedah Telinga Hidung Tenggorokan (THT) oleh dr. Mahatma Sotya Bawono, Sp. THT-KL, M.Sc; Bedah Ortopedi oleh dr. Adam Moeljono, Sp. OT dan dr. Luthfi Hidayat, Sp. OT.

Klaster Bedah Terpadu

Artikelh. 8

Roadshow civitas kampus UGM

Apakah kakiku bisa disambung

Cegah infeksi dengan cuci tangan yuk

Rumah Sakit UGMalamat :

Jl. Kabupaten (Lingkar Utara), Kronggahan, Trihanngo, Gamping, Sleman, Yogyakarta 55291

Telp. 0274 4530404, Fax 0274 4530606Website : rsa.ugm.ac.id

Pendidikan keterampilan Hidup Sehat menangkal Generasi “Ababil”

Konsultasi Dokter

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama RS UGM dengan BPJS Cabang Yogyakarta

GamaHospitaPendidikan Keterampilan

Hidup Sehat Menangkal Generasi “Ababil”

Artikel Profi lKlaster Bedah

Terpadu

Ed.5 November - Desember 2014

GamaHospitaGamaHospitaFiendly and Caring Hospital

ReferensiProgram Rehabilitasi Medik

RS UGM

Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada Siap Melayani Pasien JKN

Page 5: Gama Hospita edisi 5

5

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

Topik

Sejak 1 Januari 2014, Bapak Presiden RI telah mencanangkan dimulainya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Cakupan JKN akan diperluas secara

bertahap sehingga pada tahun 2019 akan tercapai jaminan kesehatan semesta atau universal health care. Selain dimaksudkan untuk menghapuskan hambatan fi nansial bagi masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu, JKN juga dimaksudkan untuk: 1) mewujudkan kendali mutu dan kendali biaya dalam pelayanan kesehatan; 2) memperkuat layanan kesehatan primer dan sistem rujukannya; 3) mengutamakan upaya promoti f-preventi f dalam pelayanan kesehatan untuk menekan kejadian penyakit, sehingga orang yang berobat berkurang, dan pembia yaan kesehatan menjadi lebih efi sien.

Sesuai dengan amanah Presiden bahwa fasilitas kesehatan diharapkan mendukung dalam melaksanakan program jaminan kesehatan . Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada (RS UGM) menilai bahwa amanah itu merupakan peluang Rumah Sakit dalam eksistensinya sebagai pemberi layanan kesehatan pada masyarakat. Sehingga, secara resmi RS UGM telah menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan, pada Senin 6 Oktober 2014 dengan dilaksanakannya penandatanganan kerjasama antara UGM dan BPJS Kesehatan Cabang Yogyakarta.

Banyak hal yang telah disiapkan rumah sakit untuk mempersiapkan pelayanan pasien BPJS antara lain dengan

kesehatan berjalan sesuai standar yang ditetapkan, serta pemantauan terhadap proses klaim. Dengan di ketuai oleh dr. R.A. Kusparwati Ika Pristanti , Sp.F, dr. Farida Niken Astari Nugroho Hati , M.Sc, Sp.S sebagai wakil ketua, Renni Pusposari, A.Md.Kep sebagai sekretaris, dengan anggota terdiri dari Ketua Komite Medik; Kepala Bagian Pelayanan Medis; Kepala Bagian Keuangan; Kepala Instalasi Rekam Medis; Kepala Instalasi Farmasi dan Sterilisasi; Kepala Instalasi Layanan Asuransi Kesehatan; dan Kepala Instalasi Sistem Informasi dan Telekomunikasi, Tim Pengendali Jaminan Kesehatan menjadi Tim yang solid untuk terus mendukung terlaksananya pelayanan bagi pasien jaminan khususnya Pasien Jaminan Kesehatan Nasional di RS UGM.

Program Pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia dalam hal ini dengan sistem jaminan kesehatan nasional perlu didukung oleh seluruh pihak. Karena manfaatnya sangat terasa khususnya bagi masyarakat SADIKIN, sakit sedikit jatuh miskin. Karena mereka ti dak mempunyai biaya berobat apalagi menanggung biaya operasi yang mahal. Sungguh memberatkan. Padahal, semua Warga Indonesia dapat terhindar dari musibah ini. Nah mau tahu caranya ? Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mempunyai multi manfaat, secara medis dan maupun non medis. Ia mempunyai manfaat secara komprehensive; yakni pelayanan yang diberikan bersifat paripurna mulai dari preventif, promotif,

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS GADJAH MADA SIAP MELAYANI PASIEN JKN

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama RS UGM dengan BPJS Cabang Yogyakarta

pelati han, workshop, studi banding ke rumah sakit lain untuk belajar bagaimana sehingga RS UGM mampu melayani pasien JKN dengan baik.

Untuk meningkatkan pelayanan pada pasien, RS UGM telah membentuk Tim Pengendali Jaminan Kesehatan dengan tugas menyelenggarakan pengendalian mutu pelayanan dan biaya, dalam rangka penerapan sistem pelayanan jaminan kesehatan dilakukan secara menyeluruh meliputi pemenuhan standar mutu pelayanan kesehatan, memasti kan proses pelayanan

Page 6: Gama Hospita edisi 5

6

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4Topik

kuratif dan rehabilitatif. Seluruh pelayanan tersebut tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya iuran bagi peserta. Promotif dan preventif yang diberikan bagi upaya kesehatan perorangan (personal care).

“JKN menjangkau semua penduduk, artinya seluruh penduduk,termasuk warga asing harus membayar iuran dengan prosentase atau nominal tertentu, kecuali bagi masyarakat miskin dan tidak

mampu, iurannya dibayar oleh pemerintah.” Peserta yang terakhir ini disebut sebagai penerima bantuan iuran. Harapannya semua penduduk

Indonesia sudah menjadi peserta JKN pada tahun 2019. JKN akan dimulai per 1 Januari 2014. Jaminan

kesehatan ini merupakan bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari sistem jaminan sosial nasional yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory).

Hal ini berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. MANFAAT JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) Ada 2 (dua) manfaat Jaminan Kesehatan, yakni berupa pelayanan kesehatan dan Manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan. Paket manfaat yang diterima dalam program JKN ini adalah komprehensive sesuai kebutuhan medis. Dengan demikian pelayanan yang diberikan bersifat paripurna (preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif) tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya premi bagi peserta.

Promotif dan preventif yang diberikan dalam konteks upaya kesehatan perorangan (personal care). Meskipun manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komprehensif namun masih ada yang dibatasi, yaitu kaca mata, alat bantu dengar (hearing aid), alat bantu gerak (tongkat penyangga, kursi roda dan korset). Sedangkan yang tidak dijamin meliputi: Tidak sesuai prosedur Pelayanan diluar Faskes Yg bekerjasama dng BPJS Pelayanan bertujuan kosmetik General check up, pengobatan alternatif Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, Pengobatan Impotensi

Pelayanan Kesehatan Pada Saat Bencana Pasien Bunuh Diri /Penyakit Yg Timbul Akibat Kesengajaan Untuk Menyiksa Diri Sendiri/ Bunuh Diri/Narkoba JAMINAN KESEHATAN NASIONAL(JKN) Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip asuransi sosial sesuai dengan amanat UU SJSN, yaitu; Nirlaba, wajib membayar iuran, gotong royong, portabilitas, equalitas dan transparan akuntabel, effektif effisien serta dana yang dikelola sepenuhnya digunakan untuk manfaat sebesar-besarnya bagi peserta JKN. Kepesertaan bersifat wajib, artinya semua penduduk termasuk warga negara asing yang bekerja dan tinggal lebih dari 6 (enam) bulan harus ikut menjadi peserta JKN.

Seluruh peserta harus membayar iuran dengan prosentase atau nominal tertentu, kecuali bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Mereka iurannya dibayar oleh pemerintah. Peserta yang terakhir ini disebut sebagai penerima bantuan iuran (PBI). Perubahan data PBI akan di upadte setiap 6 (enam) bulan sekali. Untuk menjadi peserta JKN, masyarakat dapat mendaftarkan diri melalui pemberi kerja dan pekerjanya kepada Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) atau PT Askes terdekat. Sedangkan bagi peserta PBI, pendaftaran peserta dilakukan oleh pemerintah. JKN di Indonesia, penerapannya melalui mekanisme asuransi sosial dengan prinsip kendali biaya dan mutu. Yakni integrasinya pelayanan kesehatan yang bermutu dengan biaya yang terkendali. Keuntungan memiliki asuransi kesehatan sosial selain premi yang terjangkau dengan manfaat komprehensif, kepastian pembiayaan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan (sustainabilitas) dan dapat dilayani di seluruh wilayah Indonesia (portabilitas). (tim dan pengendali jaminan kesehatan)

Page 7: Gama Hospita edisi 5

7

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

Ubi (panggilan Aubrey) periksa ke RS UGM sekitar 3-4 bulan sekali. Seringnya ke RS UGM untuk fi sioterapi, kadang perika ke dokter THT, dokter anak, bahkan ke dokter kulit juga kesini. Kemarin sempat rawat inap

disini. Sebenarnya agak jauh dari rumah (Maguwoharjo), tapi kami sudah percaya sama dokter-dokternya, jadi mendingan kesini aja. Awalnya Ubi pasien diklinik pribadi Prof. Sunarti ni, dan ternyata beliau praktek disini juga malah merupakan salah satu orang yang membesarkan rumah sakit ini, jadi makin mantep priksa ke RS UGM. Selain itu, perawatnya ramah-ramah. Mereka kalau liat Ubi udah sayang gitu lho. Seti ap kesini juga enggak kaya ke rumah sakit, tapi kaya main biasa gitu. Setelah BPJS ini RS UGM makin ramai. Harapan saya

semoga kualitas pelayanannya tetap dijaga, jangan sampai numplek gitu. Saran saya SDM nya juga harus ditambah biar antrian yang panjang ti dak mengular jadi ti dak mengganggu kenyamanan. Saya juga berharap RS UGM semakin meningkatkan kepeduliannya kepada komunitas kesehatan. Kebetulan saya Ketua Rumah Ramah Rubella. Apalagi saya dengar RS UGM akan menjadi Rumah Sakit yang ramah difable dan Rumah Sakit Ramah Anak. Harapannya RS UGM lebih akti f lagi mengajak komunitas berjejaring karena komunitas seperti ini butuh support lebih.

Testimoni

Grace Melisa (25 tahun) Ibu Aubrey Naiym Kayacinta (2 tahun 5 bulan)

Saya cuci darah di RS UGM sudah 1,5 tahun. Kenapa saya milih RS UGM? Awalnya saya lihat alat-alat yang digunakan, liat spesifi kasi alat dan mesinnya, tempat

pencucian, dan kebersihannya. Selain itu, saya tanya-tanya bagaimana ti m dokter dan pelayanan disini. Ternyata apa yang dijelaskan seperti yang saya inginkan. Saat pertama cuci darah ternyata pelayanan yang saya dapatkan ya seperti yang sudah dijelaskan. Jadi saya memutuskan untuk cuci darah ruti n di RS UGM. Rumah saya lumayanlah jaraknya sekitar 13 kilo. Alamatnya di Dusun Terung, Wedomartani, Ngemplak, Sleman. Jadwal cuci darah seminggu 3 kali yaitu hari Senin, Rabu dan Sabtu. Sekali cuci darah 4 jam. Standarnya 12-15 jam seminggu. Biar kebersihan darahnya bagus tho. Jadwal saya biasanya pagi, tapi saya siap tukeran jadwal sama pasien lain kalau ada yang membutuhkan, seperti sekarang ini saya cucinya sore karena tukeran jadwal. Disini sudah seperti keluarga. Sama dokternya juga sama perawatnya. Apalagi sama pasien cuci darah yang lain. Kita kan ada peguyubannya. Paguyuban HD (hedodialisis) RS UGM. Seti ap dua bulan sekali ketemuan. Kadang perawatnya datang ikut sharing-sharing. Yang pasti pasien HD memberi apresiasi bagus terhadap pelayanan RS UGM.

Muhammad Muchti Arto (45 tahun)

Page 8: Gama Hospita edisi 5

8

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4Artikel

A BABIL istilah yang sering digunakan remaja yaitu ‘ABG (Anak Baru Gede) Labil’. Istilah itu memberikan gambaran adanya

ketidakstabilan emosi yang dirasakan remaja, suka berubah-ubah, tidak konsisten, tidak tetap pada pendirian, atau mudah tergoyah pendirianya. Pada sebagian remaja ketidakstabilan emosi kerap kali melahirkan perilaku negatif.

Ditinjau dari umur, berbagai literatur menetapkan batasan umur yang disebut remaja. Menurut Dirjen Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi BKKBN, batas usia remaja adalah 10 – 21 tahun. Sementara itu, Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan umur 10 -19 tahun untuk pelayanan kesehatan remaja. Dalam rentang waktu yang cukup panjang ini, seorang anak yang memasuki masa remaja akan mengalami banyak perubahan yang tidak semua dia pahami dengan benar. Bahkan mungkin, dia sering tidak menyadari bahwa sesuatu tengah terjadi pada dirinya.

Remaja adalah masa peralihan masa kanak-kanak menuju dewasa, dalam masa tersebut terjadi proses pematangan fisik dan psikologis akibat dari perkembangan fisik, kognitif, sosial, kepribadian dan moral.

Masa remaja mengalami perkembangan fisik yang dramatis. Pada umumnya tinggi dan berat badan bertambah dengan cepat, bentuk tubuh

pun berubah. Perkembangan kemampuan berpikir remaja pun berubah, saat remaja akan mampu berpikir logis, memiliki nalar secara ilmiah, kemampuan berintrospeksi diri, mengadaptasi informasi yang diterima dengan pemikirannya sendiri. Sementara perkembangan emosi remaja adalah masa angin ribut, badai pasang dan surut tiada pasti. Kadang merasa sedih sekali, bersikap melankolis, minder, dan merasa tidak yakin. Di saat yang lain, sangat antusias, gembira dan penuh semangat. Perkembangan sosial pun berubah, saat masa kanak-kanak hubungan sosial terbatas dengan orang-orang terdekat seperti keluarga dan sekolah. Saat memasuki usia remaja, kehidupan sosial menjadi makin kompleks. Selain keluarga dan lingkungan terdekat, remaja pun berinteraksi dengan lingkup lebih besar, teman-teman di media sosial bahkan masyarakat. Kebutuhan pengakuan teman sebaya menjadi prioritas saat masa remaja. Proses pencarian identitas saat masa remaja menjadi hal yang penting, tidak mau diakui masih kekanak-kanakan tapi juga tidak mau dikatakan telah dewasa yang harus memiliki tanggung jawab yang lebih besar.

Ketidaksiapan remaja saat mengalami perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dapat menyebabkan ketidaknyaman emosi yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan emosi dengan menunjukkan perilaku negatif, antara lain

dr. Tika Prasetiawati, Sp. KJDokter Spesialis Kesehatan Jiwa RS UGM

PENDIDIKAN KETERAMPILAN HIDUP SEHAT MENANGKAL GENERASI ‘ABABIL’

Seorang remaja putri, 18 tahun, datang ke klinik

remaja dengan keluhan sulit ti dur, ti dak bisa konsentrasi

saat belajar, sering merasa sedih, dan memiliki pikiran

untuk mengakhiri hidup. Beberapa minggu sebelumnya

ia putus hubungan dengan kekasihnya. Sejak usia 15

tahun menjadi remaja seksual akti f dengan kekasihnya.

Tampak bekas sayatan-sayatan di kedua lengan bawahnya.

Seorang remaja putra, 18 tahun, dibawa oleh polisi

ke instalasi gawat darurat dalam keadaan tak sadarkan diri,

Terdapat luka robek di bagian tengah bibir atasnya, luka memar

di tangan dan kakinya. Hasil pemeriksaan laboratorium

urin positi f terdapat zat adikti f benzodiazepin dan alkohol.

Page 9: Gama Hospita edisi 5

9

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

sebagai berikut :

1. Agresif (melawan, keras kepala, berkelahi, suka mengangggu, membangkang dan lain-lain).

2. Regresif atau lari dari kenyataan (suka melamun, pendiam, senang menyendiri, dan mengkonsumsi obat penenang, minuman beralkohol, atau obat terlarang).

3. Temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih dan murung).

Bila keadaan tersebut dibiarkan tidak menutup kemungkinan remaja akan mengalami gangguan perilaku dan gangguan mental. Remaja yang mengalami gangguan dalam masa perkembangannya akan terganggu sehingga pada akhirnya tidak dapat mencapai masa dewasa yang matang secara fisik dan mental.

Remaja harus memiliki kematangan emosional untuk menghindari perilaku negatif. Remaja harus memiliki keterampilan hidup sehat untuk mencapai kematangan emosional. Oleh karena itu remaja perlu mendapatkan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS). PKHS merupakan adaptasi dari Life Skills Education yaitu kemampuan psikososial seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari secara efektif. Keterampilan ini memegang peran penting dalam kesehatan fisik, mental dan sosial. Keterampilan psikososial memberi kontribusi dalam mengatasi masalah perilaku yang berkaitan dengan ketidakmampuan mengatasi stress dan tekanan dalam hidup.

PKHS sebenarnya telah masuk dalam kurikulum pendidikan sekolah menengah di Indonesia. Modul PKHS dikembangkan oleh BKKBN. Hanya saja implementasi modul tersebut masih terbatas, belum menjadi mata pelajaran wajib bagi siswa sekolah menengah. Kompetensi pembelajaran PKHS seharusnya diberikan oleh para guru bimbingan konseling (BK). Sementara belum semua sekolah menengah di Indonesia memiliki guru BK. Selain itu materi PKHS tidak masuk dalam mata pelajaran wajib yang diterima olah para siswa.

Rumah Sakit UGM, sebagai pemberi pelayanan kesehatan (PPK) tingkat II berupaya untuk terus mendukung kesehatan remaja dengan membuka unit Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). PKPR di RS UGM ditangani secara komprehensif oleh

Artikeltim yang terintegrasi terdiri dari dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis kulit dan kelamin, dokter spesialis anak, dokter spseialis kedokteran jiwa, psikologis klini, dokter penyakit dalam, perawat dan ahli nutrisi.

RS UGM memiliki moto ‘friendly and caring hospital’ berkomitmen untuk menjadi rumah sakit ramah dan peduli remaja di Yogyakarta. Salah satu layanan yang disediakan adalah melakukan promosi kesehatan dengan menyelenggarakan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat pada remaja. PKHS dapat diberikan secara berkelompok di mana saja, di klinik, sekolah, sanggar, rumah singgah dan sebagainya. Salah satu aplikasi dari keterampilan ini di kehidupan sehari-hari adalah menolak ajakan atau tekanan teman sebaya untuk melakukan perbuatan beresiko seperti merokok, minum minuman beralkohol, penggunaan zat adiktif serta hubungan seksual di luar nikah. Remaja diharapkan memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan segera untuk menolak, merasa yakin akan keputusan tersebut, berpikir kreatif untuk mencari cara penolakan agar tidak menyakiti hati teman, memiliki kemampuan berkomunikasi efektif dan mengendalikan emosi tanpa menimbulkan stres.

Kemampuan hidup sehat akan berdampak kematangan emosional pada remaja, ketidakstabilan emosi pun dapat dihindari sehingga tidak menjadi ABABIL (ABG Labil). Generasi penerus bangsa yang sehat baik fisik dan mental merupakan aset kelangsungan hidup bangsa kita.

Remaja harus memiliki kematangan emosional untuk menghindari perilaku negatif.

Remaja harus memiliki keterampilan hidup sehat

untuk mencapai kematangan emosional. Oleh karena itu remaja perlu mendapatkan

Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS).

Page 10: Gama Hospita edisi 5

10

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4Artikel

P ertumbuhan dan perkembangan anak sangatlah penting dikenali oleh orang tua. Seringkali permasalahan tentang tumbuh

kembang anak ini tidak dikenali oleh orang tua terutama bagi mereka yang baru pertama kali mempunyai anak. Adalah salah besar bila orang tua hanya datang ke dokter spesialis anak atau tenaga medis lainnya hanya untuk mendapatkan imunisasi (sayangnya hal ini sering ditemukan). Yang seharusnya diketahui oleh orang tua adalah apa yang dibutuhkan oleh seorang anak agar bisa terpenuhi kebutuhan dasar hidupnya sehingga bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal sesuai usianya. Hak dasar anak meliputi mendapatkan secara penuh ASIH ASUH dan ASAH tanpa pandang bulu dan deskriminasi. Hak untuk mendapatkan kasih sayang, cinta, nutrisi yang baik yaitu ASI eksklusif selama 6 bulan, mendapatkan sandang, pangan dan papan yang layak dan cukup, pelayanan kesehatan yang baik, hak untuk mendapatkan imunisasi lengkap agar terhindar dari penyakit yang dapat menimbulkan kematian dan kesakitan yang tinggi, dan pendidikan yang sesuai dengan anak baik itu di sekolah maupun di keluarga dan l ingkungan.

Semakin canggihnya dunia kedokteran, bayi premature, bayi dengan berat badan lahir rendah, sangat rendah maupun ekstrem rendah (< 1000 g) semakin tinggi harapan hidupnya. Begitu juga Infeksi pada otak, trauma atau perdarahan otak, infeksi congenital (TORCH) dan sepsis berat. Semakin tinggi harapan hidup pasien dengan risiko

tinggi tersebut diatas juga menimbulkan semakin tingginya sekuel atau gejala sisa di kemudian hari. Risiko terjadinya ROP (retinopaty of prematurity) atau kebutaan pada bayi premature , gangguan pendengaran pada infeksi otak, cerebral palsy akibat gangguan pada otak selama masa pertumbuhan otak di 3 tahun pertama kehidupan semakin sering kita temukan. Kurang nya pengetahuan orang tua tentang risiko tinggi gangguan tumbuh kembang anak maupun kurangnya informasi yang didapat dapat menyebabkan keterlambatan penegakkan diagnosis dan intervensi dini. Akibatnya adalah prognosis untuk anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai kemampuan genetiknya dapat terganggu. Maka apa yang harus kita lakukan? Apa yang harus orang tua tahu dan lakukan bila ternyata putra tercinta mereka adalah anak-anak yang mempunyai kebutuhan “khusus “. Apa yang harus saya lakukan bila ternyata anak saya adalah anak dengan berkebutuhan khusus?

Oleh dr. Ade Febrina Lestari Msc. SpA(Dokter spesialis anak RS UGM

Kepala Instalasi Rawat jalan RS UGM)

OPTIMALISASI PERTUMBUHANDAN PERKEMBANGAN

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

“Dibutuhkan penanganan secara khusus. Jika anak berkebutuhan khusus mendapatkan pelayanan yang tepat, khususnya keterampilan hidup (Life Skill) sesuai minat dan potensinya, maka anak akan lebih mandiri. Namun, jika tidak ditangani secara tepat, maka perkembangan kemampuan anak mengalami hambatan dan menjadi beban orang tua, keluarga, masyarakat dan Negara.”

Page 11: Gama Hospita edisi 5

11

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

ArtikelBerdasarkan data yang ada di Indonesia tahun 2011 (Susenas Triwulan 1 Maret 2011), jumlah anak

berkebutuhan khusus dalam kategori penyandang disabilitas adalah 9.957.600 dari total 82.980.000 populasi anak Indonesia (12%). Sedangkan jumlah anak dengan kecerdasan istimewa dan berbakat istimewa adalah sebesar 2.2% dari populasi anak usia sekolah (4-18 tahun). Tingginya angka riil anak berkebutuhan khusus ini menjadi tugas bagi seluruh tenaga kesehatan, mulai dari unit kesehatan terkecil puskesmas, hingga RS dan kementrian kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan perempuan untuk bisa melakukan upaya-upaya penanganan sebagai salah satu langkah untuk memenuhi kebutuhan dasar anak untuk hidup, hak tumbuh dan berkembang secara optimal, dan bisa berbaur dan diterima oleh masyarakat tanpa stigma, bebas dari tindakan kekerasan, diskriminasi, penelantaran dan mempunyai akses pekerjaan kelak dikemudian hari.

Apa itu anak berkebutuhan khusus? Adalah anak yang mengalami keterbatasan atau keluarbiasaan, baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional, yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusianya.

1. Anak disabilitas penglihatan adalah anak yang mengalami gangguan daya penglihatan berupa kebutaan menyeluruh (total) atau sebagian ( low vision)

2. Anak disabilitas pendengaran adalah anak yang mengalami gangguan pendengaran, baik sebagian ataupun menyeluruh, dan biasanya memiliki hambatan dalam berbahasa dan berbicara

3. Anak disabilitas intelektual adalah anak yang memiliki intelegensia yang signifikan berada dibawah rata-rata seusianya dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku, yang muncul dalam masa perkembangan.

4. Anak disabilitas fisik adalah anak yang mengalami gangguan gerak akibat kelumpuhan, tidak lengkap anggota badan, kelainan bentuk dan fungsi tubuh atau anggota gerak.

5. Anak disabilitas sosial adalah anak yang memiliki masalah atau hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial, serta berperilaku menyimpang.

6. Anak dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD) adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan yang ditandai dengan sekumpulan masalah berupa gangguan pengendalian diri masalah rentang atensi atau perhatian, hiperaktivitas dan impulsivitas yang menyebabkan kesulitan berperilaku, berfikir dan mengendalikan emosi.

7. Anak dengan gangguan spectrum autism atau autism spectrum disorders (ASD)

JENIS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

adalah anak yang mengalami gangguan dalam tiga area dengan tingkatan berbeda-beda yaitu kemampuan komunikasi dan interaksi sosial, serta pola-pola perilaku yang repetitive dan stereotipi (berulang dan sama)

8. Anak dengan gangguan ganda adalah anak yang memiliki dua atau lebih gangguan sehingga diperlukan pendampingan, layanan, pendidikan khusus, dan alat bantu belajar yang khusus.

9. Anak lamban belajar atau slow learner adalah anak yang memiliki potensi intelektual sedikit dibawah rata-rata tetapi belum termasuk gangguan mental. Mereka butuh waktu lama dan berulang-ulang untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik.

10. Anak dengan kesulitan belajar khusus atau specific learning disabilities adalah anak yang mengalami hambatan atau penyimpangan pada satu atau lebih proses psikologis dasar berupa ketidakmampuuan mendengar, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja dan berhitung.

11. Anak dengan gangguan kemampuan komunikasi adalah anak yang mengalami penyimpangan dalam bidang perkembangan bahasa wicara, suara, irama, dan kelancaran dari usia rata-rata yang disebabkan oleh faktor fisik, psikologis dan lingkungan baik reseptif maupun ekspresif.

12. Anak dengan potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa adalah anak yang memiliki skor intelegensi yang tinggi (gifted ) atau mereka yang unggul dalam bidang-bidang khusus (talented) seperti musik, seni, olah raga dan kepemimpinan.

Page 12: Gama Hospita edisi 5

12

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4Artikel

Secara Umum :

• Bagi orang tua maupun keluarga bisa

menerima dan ikhlas, bahwa setiap anak

adalah titipan dan amanah Tuhan YME.

Sehingga orang tua tidak kecewa maupun

membanding-bandingkan dengan anak

lainnya, tidak menelantarkan hingga

menyembunyikannya.

• Orang tua maupun keluarga harus memenuhi

semua hak anak berkebutuhan khusus yang

sama dengan anak tanpa berkebutuhan

khusus. Hak anak adalah sama, mempunyai

hak untuk mendapatkan kasih sayang,cinta

, perlindungan, nutrisi yang baik, sandang

pangan dan papan yang cukup, mendapatkan

imunisasi dan pelayanan kesehatan, hak

untuk bersosialisasi dan membaur dengan

masyarakat

• Bagi masyarakat hendaknya secara dini

mulai menghilangkan stigma yang tidak

baik tentang anak berkebutuhan khusus,

memberikan kesempatan anak berkebutuhan

khusus agar bisa membaur dan bersosialisasi,

serta mendapatkan pendidikan yang sesuai

• Bagi pemerintah hendaknya pendataan

anak berkebutuhan khusus dilakukan secara

nasional sehingga bantuan kepada keluarga

baik itu bantuan materi, alat bantu, maupun

pendidikan dapat diperoleh secara mudah.

Bervariasinya tipe anak berkebutuhan khusus dan masing-masing jenis tersebut mempunyai permasalahan yang berbeda maka dibutuhkan penanganan khusus baik itu dari keluarga, lingkungan, sekolah maupun intervensi medis maupun rehabilitasi medik, pendampingan psikologi anak bila diperlukan demi tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Beberapa hal yang harus kita laksanakan agar hak anak berkebutuhan khusus tercapai pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal adalah

Daftar pustaka 1. Deputi Bidang Perlindungan Anak (2011). Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Republik Indonesia, Nomor 10 tahun 2011 tentang Kebijakan Penanganan Anak berkebutuhan Khusus. Jakarta: Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia

2. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta; EGC. 1995

3. Panduan penanganan Anak Berkebutuhan Khusus bagi pendamping (orang tua, keluarga,dan masyarakat). 2013. Jakarta. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.

Sebagai penutup, anak berkebutuhan khusus membutuhkan penanganan khusus, agar bisa tumbuh dan berkembang secara opti mal. Tidak hanya medis, justru mulai dari cara pandang masyarakat, orang tua, keluarga dan lingkunganlah yang dapat mendukung tumbuh kembang anak secara opti mal. Diperlukan keyakinan luar biasa, moti vasi dan support dari berbagai pihak. agar hak anak berkebutuhan khusus dapat terpenuhi. Dengan tercapainya tumbuh kembang opti mal, maka diharapkan anak dapat hidup mandiri, mempunyai ketrampilan pendukung yang bisa meningkatkan kualitas hidup anak di kemudian hari. Amiin.

Secara Khusus :

• Orang tua harus rutin setidaknya

berkonsultasi dengan tim tenaga medis

terdekat yang mempunyai kompetensi

dalam menangani kasus anak berkebutuhan

khusus secara integrasi ( dokter spesialis

anak atau dokter sub spesialis tumbuh

kembang/neurologi anak, dokter spesialis

rehabilitasi medis dan tim rehabilitasi

medis (fisioterapi – terapi wicara – terapi

okupasi –prostetik/ortotik), psikologi,

dan spesialis lainnya (mata, THT, jiwa,

bedah orthopedik, atau spesialis lain)

sesuai jenisnya. Konsultasi ini sebaiknya

terjadwal dan dengan perencanaan yang

baik sehingga orang tua tidak mengalami

kebingungan maupun kendala waktu dan

biaya dapat diatasi.

• Selalu menindaklanjuti saran dan petunjuk

dari tim tenaga medis

• Melakukan stimulasi dan intervensi di

rumah sesuai petunjuk dokter anak dan

timnya sesuai dengan jenis dan kebutuhan

anak (setiap jenis anak berkebutuhan

khusus akan mempunyai jenis stimulasi

dan intervensi yang berbeda sesuai

kebutuhannya)

• Memasukkan anak ke sekolah yang sesuai

dan mengembangkan potensi yang dimiliki

oleh anak sehingga anak secara perlahan

dapat hidup mandiri dan mempunyai

ketrampilan tertentu sesuai potensinya.

Page 13: Gama Hospita edisi 5

13

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

Artikel

O steoarthritis (OA) adalah sebuah kondisi dimana terjadi kerusakan yang progresif dari sendi. Kerusakan ini terjadi pada

permukaan tulang rawan (cartilage) yang melapisi tepi tulang di dalam persendian. Dengan adanya permukaan cartilage ini tulang dapat bergerak dengan mudah tanpa gesekan. Namun bila terjadi kerusakan pada permukaan tersebut maka pergerakan sendi menjadi tidak licin dan dapat menimbulkan nyeri.

Osteoarthritis berkembang selama bertahun-tahun, umumnya dimulai pada usia 45 tahun, namun juga dapat terjadi pada penderita dengan usia lebih muda. Faktor resiko diantaranya adalah berat badan berlebih, adanya riwayat cedera sendi, serta riwayat keluarga. Osteoarthritis dapat mengenai sendi mana saja dari tubuh dengan gejala bervariasi dari ringan sampai sangat berat hingga membuat penderita tidak dapat beraktivitas. Gejala awal umumnya adalah kekakuan dan nyeri di pagi

hari (morning stiffness) yang berangsur-angsur berkurang dengan beraktivitas. Sendi dirasakan kaku dan lama-kelamaan bentuknya menjadi berubah, dapat ditemukannya adanya benjolan-benjolan tulang disekitar sendi. Sendi menjadi kaku gerakan menjadi terbatas yang mnyebabkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu.

Dalam menegakkan diagnosis biasanya dokter akan menanyakan riwayat penyakit, dilanjutkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologis (Rontgen). Kadang kala akan diperlukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan ini diperlukan untuk menegakkan diagnosis dengan tepat dan menghindari kesalahan dalam menegakkan diagnosis pada gangguan sendi lain yang menyerupai osteoarthritis.

Umumnya osteoarthritis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan tambahan berupa gambar rontgen. Gambar rontgen tulang ini dapat

dr. Luthfi Hidayat, Sp.OTDokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi RS UGM

Klaster Bedah Terpadu

Osteoarthritis

Page 14: Gama Hospita edisi 5

14

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4Artikel

menunjukkan tingkat kerusakan pada permukaan sendi, penyempitan rongga sendi, timbulnya tonjolan-tonjolan tulang (bone spur) dan bahkan dapat memperlihatkan adanya kelainan bentuk yang mungkin timbul pada kelainan yang lebih berat.

Hingga saat ini Osteoarthrits masih belum dapat disembuhkan, namun deteksi dini dan terapi yang tepat dapat memperlambat progesifitasnya. Terapi untuk osteoarthritis tidak selalu berupa operasi/pembedahan. Terapi OA selalu dimulai dengan non operatif dan dimulai dengan yang paling sederhana. Terapi yang sederhana bila dilakukan sesegera mungkin dapat memberikan efek yang sangat efektif.

Terapi non pembedahan untuk OA terdiri dari kombinasi modifikasi gaya hidup, terapi fisik dan medikasi (obat-obatan). Modifikasi gaya hidup dapat berupa penurunan berat badan pada pasien obesitas, modifikasi aktivitas berupa mengurangi high impact sport (lari, lompat, olahraga kompetitif) dengan olah raga yang low impact (berenang, jalan, bersepeda, senam). Modifikasi juga dapat dilakukan dalam lingkungan kerja. Obat-obatan yang digunakan berupa penghilang rasa sakit (analgetik atau anti inflamasi). Medikasi ini bermanfaat untuk mengurangi peradangan dan mengurangi nyeri. Jenis yang tersedia dipasaran sangat banyak namun penggunaanya harus diperhatikan dengan baik agar tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya karena umumnya obat-obatan ini diperlukan untuk jangka yang lama. Terapi obat ini juga dapat disuntikan ke dalam sendi dengan tujuan yang sama yaitu mengurangi peradangan dan mengurangi nyeri. Terapi fisik dilakukan dengan tujuan agar dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan kelenturan sendi, kekuatan otot sehingga dapat mengurangi nyeri. Kadang juga diperlukan penggunaan alat bantu berupa, brace, splint, dan atau kruk) untuk mengurangi timbulnya nyeri.

Terapi operatif/pembedahan diperlukan bila terapi non opertif sudah tidak efektif lagi untuk mengurangi nyeri. Perlu tidaknya sebuah tindakan pembedahan dilandasi dari tingkat keparahan penyakit, usia penderita, dan ada tidaknya kelainan bentuk akibat OA. Modalitas terapi pembedahan beragam mulai dari arthroscopic debridement, osteotomy, fusi sendi dan penggantian sendi.

Arthroscopy debridement merupakan tindakan minimal invasif dimana sayatan sangat kecil (hanya 2 sayatan selebar kurang lebih 1 cm) yang dilakukan untuk mengeluarkan/membersihkan kantung sendi dari fragmen tulang/komponen sendi serta memperbaiki kondisi tulang rawan. Terapi ini dapat dilakukan pada fase awal OA dimana kerudakan sendi masih minimal dan kadang permukaan sendi masih dapat diperbaiki.

Osteotomy dilakukan untuk memperbaiki bentuk sendi yang berubah (bengkok) sehingga pembagian beban pada sendi menjadi lebih baik dan dapat mencegah kerusakan sendi lebih lanjut.

Pada stadium akhir OA, dimana telah terjadi kerusakan sendi yang berat bahkan disertai bentuk sendi yang berubah, maka dapat dilakukan pembedahan untuk penggantian sendi. Operasi ini memilik tingkat kesuksesan yang baik dalam mengurangi nyeri dan mengembalikan fungsi gerak sendi yang sebelumnya sangat terbatas.

OA merupakan gangguan sendi yang sering dijumpai di masyarakat dan untuk penangannya diperlukan terapi secara holistik tidak hanya mengobati gangguan sendi tapi juga memerlukan adanya modifikasi gaya hidup untuk mencegah progresifitas penyakit tersebut.

Di RS UGM kini dapat melayani pasien OA secara menyeluruh/paripurna. Dengan adanya dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi terapi OA dapat dilakukan hingga paripurna (dari non operatif hingga pembedahan penggantian sendi) di RS UGM. Dengan didampingi tim Rehabilitasi Medik yang terdiri dari dokter Spesialis Rehabilitasi Medik dan fisioterapis penangan terhadap kasus OA bisa memberikan hasil yang maksimal.

“Hingga saat ini Osteoarthrits

masih belum dapat disembuhkan, namun

deteksi dini dan terapi yang tepat

dapat memperlambat progesifitasnya”

Page 15: Gama Hospita edisi 5

15

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

Artikel

Pendahuluan

A nak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk pula anak yang masih didalam kandungan

dan remaja (UU no. 23/2002) Tumbuh kembang anak yang optimal merupakan salah satu hak anak yang hakiki yang melekat pada diri setiap anak. Masa remaja merupakan masa transisi dari kehidupan anak menjadi orang dewasa. Kesehatan remaja sangat dipengaruhi oleh pola asuh, pola bermain, pola pergaulan dan gaya hidup Tidak pernah kita lupakan semboyan “Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”, sehingga untuk mendapatkan remaja yang sehat lahir batin diperlukan pula gaya hidup sehat (Healthy Life style).

Prof. dr. Sunartini, Sp.A (K), Ph.DRumah Sakit Universitas Gadjah Mada

UPAYA KESEHATAN REMAJA TERPADU DENGANINTERPROFESSIONAL COLLABORTIVE PRACTICE

Banyak prestasi yang luar biasa yang telah ditunjukkan remaja berprestasi. Namun masih banyak pula remaja yang hidup dalam kemiskinan, yang tidak dipenuhi hak-haknya, terjerat dalam berbagai kasus kriminal, narkoba dan kenakalan serta hilangnya perasaan kemanusiaan Hal ini merupakan tantangan yang tidak kalah pentingnya dalam kesehatan remaja. Hak anak antara lain termuat dalam UU no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan UU no. 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan yang memuat hak anak yang menjadi kewajiban orang tua, masyarakat dan pemerintah.

Strategi upaya komprehensif dalam prevensi dan promosi Kesehatan remaja

Sebagian pasal dan ayat pada UU no. 36 tahun 2009 memuat strategi upaya komprehensif dalam prevensi dan promosi Kesehatan remaja Menurut Greenspan dan Wieder (2006) upaya prevensi dan intervensi dini untuk remaja harus dilakukan oleh berbagai profesional dengan melibatkan seluruh anggota keluarga secara komprehensif berdasar model perkembangan biopsikososial dengan tahapan yang jelas dan berbeda pada setiap anak dan keluarganya. Layanan Kesehatan bagi remaja sakit harus diperlakukan dalam 2 aspek yaitu perlakuan bahwa mereka masih anak dengan hak yang melekat pada dirinya, dan beberapa hak yang mulai ke kedewasaan seperti ijin mengendarai sepedamotor pada usia 16 tahun, mengendarai mobil usia 17 tahun dan yang paling penting boleh mempunyai KTP sendiri pada usia 17 tahun. Karena itu remaja yang menikah dapat dikategorikan pernikahan anak yang kemudian berdampak perlakuan anak sebagai orang dewasa.

Upaya pelayanan kesehatan remaja terpadu Setiap kegiatan upaya layanan kesehatan remaja sebaiknya dilakukan secara terpadu dan inklusif oleh

berbagai profesional. Interprofessional collaboratoe practice merupakan suatu bentuk tim kerjasama yang dianjurkan oleh WHO (2010) untuk penguatan tenaga profesional kesehatan di negara-negara sedang berkembang agar pelayanan kesehatan lebih optimal, berkualitas tinggi dan terjaminnya keselamatan pasien. Upaya yang dilakukan oleh tim profesional bersama keluarga dan masyarakat meliputi:

A. Pencegahan:

Page 16: Gama Hospita edisi 5

16

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4Artikel

B. Promosi / Edukas i

Promosi kesehatan remaja merupakan kegiatan yang sangat penting:

• Pemberdayaan remaja

• Pemberdayaan orang tua yang mempunyai anak remaja

• Pemberdayaan guru

• Promosi kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit untuk peningkatan layanan kesehatan remaja.

• Peningkatan fungsi UKS untuk kesehatan remaja, konsultasi dan bimbingan kesehatan remaja, pendidikan seks dan persiapan perkawinan sehat serta pencegahan penyakit seksual menular pada remaja.

C. Pengobatan dan penyembuhan

Penanganan penyakit pada remaja agak berbeda dengan melibatkan banyak profesional kesehatan. Penanganan kesehatan terpadu antar dan lintas profesi penting untuk diterapkan agar penanganannya lebih manusiawi. Tim terpadu meliputi berbagai profesional kesehatan seperti dokter keluarga dan dokter spesialis ( Anak, Jiwa, Obstetri ginekologi, Penyakit Dalam, Kulit dan Kelamin, Syaraf, Mata, Ortopedi dll.), dokter gigi dan dokter gigi spesialis, perawat, bidan, psikologi perkembangan/klinik, dietitisen maupun non kesehatan seperti pekerja sosial dan lain. Kerja tim interprofesional berbeda dengan kerja masing-masing profesi secara terpisah-pisah. Tim akan selalu menetapkan masalah kesehatan pada setiap klien remaja secara bersama (yang terlibat langsung), kemudian bersama-sama membuat rencana (plan) apa yang harus dilakukan baik untuk diagnostik maupun untuk terapi, tindakan dan evaluasinya sesuai kompetensi masing-masing secara terpadu saling mengingatkan dan menguatkan demi keselamatan pasien. Evaluasi juga dilakukan secara terpadu oleh berbagai profesi sampai diagnosis akhir dan pengelolaan selanjutnya.

Masalah kesehatan remaja yang harus ditangani meliputi :

1. Gizi : termasuk kurang gizi maupun obesitas

2. Penyakit kronik: Tuberkulosis (TBC), Diabetes Melitus, Hipertensi, Sindroma nefrotik dan gagal ginjal, Penyakit seksual menular, Gastritis, Epilepsi dan lain-lain

3. Penyakit Akut: Cedera kepala, Cedera yang lain, Infeksi Saluran Kemih, Stroke. Korban kekerasan, Abortus, histeria, depresi, percobaan bunuh diri, dan lain-lain

4. Kehamilan diluar nikah dan penyimpangan perilaku seksual

5. Penyalahgunaan Narkoba dan minuman keras

6. Disabilitas baik fisik, mental dan beda kemampuan lainnya (difable) maupun masalah perilaku sosial

1. Pemantauan kesehatan umum melalui: UKS (profesional kesehatan, guru UKS), kader/siswa terlatih Palang Merah Remaja (PMR), Pemeriksaan rutin secara periodik dilakukan oleh tim UKS yang telah dilatih secara khusus. Tim UKS diharapkan dapat melakukan deteksi dini secara sederhana dan dapat mengambil langkah-langkah penting pemecahan masalah dan tindak lanjut. Tim UKS diharapkan mampu memberikan pertolongan pertama pada kejadian-kejadian khusus seperti kejang, pingsan, kecelakaan dan cedera kepala serta evakuasi bila terjadi bencana. Karena itu penting pemberdayaan siswa dalam menghadapi bencana dan kegiatan UKS lainnya. Pemantauan rutin kesehatan remaja merupakan kegiatan deteksi dini yang meliputi a). Skrining (penemuan faktor risiko) b). Penemuan kasus baik skrining maupun penemuan kasus harus diikuti tindak lanjut sesegera mungkin yang diutarakan sebagai Intervensi dini

2. Immunisasi bagi remaja

3. Kegiatan hidup sehat (Olah raga, musik, kriya, aeromodeling dan lain-lain)

4. Kegiatan sosial dan kemanusiaan, dengan kesadaran untuk tidak diskriminatif

A. Pencegahan

Page 17: Gama Hospita edisi 5

17

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

Artikel

D. Rehabilitasi dan pemulihan :

Klinik rehabilitasi bagi remaja meliputi semua aspek dan sebaiknya juga ditangani secara terpadu inter dan lintas profesi. Pendekatannya juga harus berbeda dengan anak yang masih Balita. Pemberdayaan remaja dan keluarga dalam kegiatan rehabilitasi medis dapat dilakukan melalui berbagai cara termasuk camping seperti Diabetic camp, outbond bagi remaja cerebral Palsy, perkumpulan remaja tuli dan berbagai kegiatan kebugaran bagi remaja pada umumnya. Kegiatan dilakukan dengan melibatkan remaja potensial dibidang kesehatan. Berbagai kegiatan oleh raga baik yang bersifat individual maupun masal seperti senam asma, yoga dan berbagai permainan tim dan lain-lain sangat bermanfaat baik untuk pemeliharaan kesehatan maupun untuk penyembuhan dan pemulihan. Karena itu diperlukan dokter-dokter yang senang dan mempunyai perhatian dibidang keolahragaan dan kebugaran Kegiatan-kegiatan yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kesehatan remaja antara lain :

• Pemberdayaan orang tua dan masyarakat melalui pemberian pelatihan bagi orang tua, keluarga dan guru untuk melakukan program intensif dalam peningkatan kesehatan remaja yang komprehensif di sekolah menengah.

• Gangguan kecemasan dan depresi dapat dicegah melalui intervensi berdasar individu dan keluarga dengan kelompok “yang terdapat resiko”.

• Depresi, keputusasaan, kejadian bunuh diri dapat dicegah melalui program pencegahan komprehensif melalui program berdasarkan kegembiraan (resilience) yang dibangun di sekolah.

• Cedera kepala dan cedera lain dapat dicegah melalui UU lalu lintas.

• Pemberdayaan remaja melalui pencerahan agar terjadi pemahaman yang benar terhadap immunisasi dan berbagai upaya pencegahan penyalahgunaan nafza serta pendidikan seks dan persiapan menghadapi kehidupan dewasa sehat

dan pesiapan pernikahan yang sehat pula

Penutup Layanan kesehatan bagi remaja sangat kompleks

dan melibatkan banyak professional kesehatan maupun non kesehatan. Penanganan yang salah atau kurang tepat akan berakibat yang kurang menyenangkan bahkan dapat berakibat buruk bagi kesehatan remaja. Karena itu layanan kesehatan remaja harus dilakukan baik di institusi layanan kesehatan maupun di keluarga dan masyarakat serta diupayakan untuk dilaksanakan secara terpadu antar dan lintas profesi antara lain melalui model Interprofessional Collaborative Practice sehingga dapat lebih tepat sasaran, tepat metoda dan tepat guna.

Daftar pustaka:

• UU no. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

• UU no. 36 tahun 2010 Tentang Kesehatan

• Greenspan,SI dan Wieder,S. 2006 Infant and Early Childhood Mental Health. A Comprehensive Developmental Approach to Assessment and Intervention,

• Am Psych Publ, Washington pp. 333-363

• IDAI 20 Buku ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja

• WHO 2010 Intreprofessional Education and Interprofessional Collaborative practice

• WHA 2011 Strengthening Health Care system

Page 18: Gama Hospita edisi 5

18

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4Profi l

Klaster Bedah Terpadu saat ini memiliki 5 pelayanan bedah dengan tenaga medis yang handal. Meliputi spesialis bedah digesti f oleh dr. Agung Widianto,

Sp. B KBD Bedah Urologi (Saluran Kemih) oleh dr. Wikan Kurniawan, Sp.U; Bedah Mulut oleh dr. Didit Isti adi, Sp. BM; Bedah spesialis Telinga Hidung Tenggorokan kepala leher oleh dr. Mahatma Sotya Bawono, Sp. -THT-KL, -M.Sc; Bedah Ortopedi dan traumatologi oleh dr. Adam Moeljono, Sp. OT dan dr. Luthfi Hidayat, Sp. OT.

Pelayanan terus diti ngkatkan selaras dengan peningkatan penggunaan fasilitas alat-alat medis yang canggih. Salah satu keunggulan pelayanan bedah di RS UGM ini, telah digunakannya penyembuhan batu ginjal dengan menggunakan Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). ESWL merupakan metode pemecahan batu ginjal tanpa operasi pada saluran kemih. Dengan alat ini, batu ginjal akan dikonsentrasikan menggunakan gelombang kejut dari luar tubuh. Gelombang yang dipakai berupa ultrasonic, elektrohidrolik atau sinar laser akan

memecah batu menjadi ukuran yang lebih kecil. Sehingga, batu ginjal dapat keluar sendiri bersamaan dengan air kemih. Di Yogyakarta metode ini belum banyak digunakan.

Fasilitas canggih dan terbaru lainnya yaitu, alat X-Ray C-Arm. Ini merupakan alat radiologi yang digunakan untuk melihat gambar rontgen dari pasien yang akan dilihat langsung dengan bantuan layar monitor C-arm yang dirancang untuk kebutuhan khusus di Ortopedi /bedah tulang dengan kemampuan menembus anatomi padat di lumbal dan pinggul pasien. Tingkat presisinya ti nggi dan hanya membutuhkan waktu yang sebentar untuk sekali rontgen.Bentuk pelayanan ti dak hanya berhenti disitu saja.

Bedah laparoskopi berbeda dengan bedah konvensional karena pada bedah laparoskopi hanya membutuhkan akses minimal ke tubuh pasien sedangkan ada bedah

KLASTER BEDAH TERPADU

Menurut dr. Agung Widianto, Sp.B. KBD

ke depannya Klaster Bedah Terpadu akan

mempersiapkan pelayanan bedah laparoskopi.

Metode bedah ini memiliki banyak keuntungan

dibandingkan bedah konvensional. Bedah

laparoskopi adalah suatu tehnik pembedahan

dimana operasi pada perut dilakukan melalui

sayatan kecil, biasanya 0,5 – 1,5 cm

Page 19: Gama Hospita edisi 5

19

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4Menurut dr. Agung Widianto, Sp.B. KBD

ke depannya Klaster Bedah Terpadu akan

mempersiapkan pelayanan bedah laparoskopi.

Metode bedah ini memiliki banyak keuntungan

dibandingkan bedah konvensional. Bedah

laparoskopi adalah suatu tehnik pembedahan

dimana operasi pada perut dilakukan melalui

sayatan kecil, biasanya 0,5 – 1,5 cm

Profi lkonvensional, sayatan di perut bisa sepanjang belasan senti meter. Salah satu prosedur bedah laparoskopi yang paling sering dilakukan adalah laparoskopi kolesistektomi, pengangkatan kantong empedu pada penyakit batu empedu. Kelainan di lambung seperti tumor jinak maupun ganas, morbid obessity (kegemukan) dapat dilakukan bedah laparoskopi. Penyakit seperti tumor hati , abses hati , batu pada saluran empedu, bahkan tumor pada pankreas dapat dilakukan pembedahannya. Demikian juga kelainan pada usus halus maupun usus besar, seperti radang usus buntu, tumor pada usus besar, diverti kel usus dan lain-lain dapat dilakukan bedah laparoskopi.

Siap Melayani Pasien BPJSBadan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) memilik

sejarah yang panjang. Diawali dengan Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2000, dimana Presiden Abdurrahman Wahid menyatakan tentang Pengembangan Konsep SJSN. Pernyataan Presiden tersebut direalisasikan melalui upaya penyusunan konsep tentang Undang-Undang Jaminan Sosial (UU JS) oleh Kantor Menko Kesra (Kep. Menko Kesra dan Taskin No. 25KEP/MENKO/KESRA/VIII/2000, tanggal 3 Agustus 2000, tentang Pembentukan Tim Penyempurnaan Sistem Jaminan Sosial Nasional). Sejalan dengan pernyataan Presiden, DPA RI melalui Perti mbangan DPA RI No. 30/DPA/2000, tanggal 11 Oktober 2000, menyatakan perlu segera dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera.

Dalam Laporan Pelaksanaan Putusan MPR RI oleh Lembaga Tinggi Negara pada Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2001 (Ketetapan MPR RI No. X/ MPR-RI Tahun 2001 buti r 5.E.2) dihasilkan Putusan Pembahasan MPR RI yang menugaskan Presiden RI “Membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional dalam rangka memberikan perlindungan

sosial yang lebih menyeluruh dan terpadu”. Pada tahun 2001, Wakil Presiden RI Megawati Soekarnoputri mengarahkan Sekretaris Wakil Presiden RI membentuk Kelompok Kerja Sistem Jaminan Sosial Nasional (Pokja SJSN)

Sejak 10 oktober, RS. UGM resmi menerima pasien

BPJS tersebut. Hal ini berdampak langsung pada klaster bedah yang mengalami peningkatan pasien 20% dari biasanya. RS. UGM, Klaster Bedah Terpadu secara khusus siap melayani pasien BPJS. “Harapannya semoga nanti kerjasamanya bisa baik dan langgeng,“ ungkap dr. Agung Widianto Sp.B. KBD. Kenaikan jumlah pasien ti dak dianggap sebuah beban, melainkan semangat melayani.

Ke depannya, Klaster Bedah Terpadu selain menambah fasilitas dan pelayanan juga mentargetkan RS. UGM bisa menjadi pusat rujukan trauma (kecelakaan). Lokasi rumah sakit yang bertepatan di pinggir Ringroad, menjadikan akses melayani korban kecelakaan semakin mudah. Klaster Bedah Terpadu akan sangat dibutuhkan pada bidang ortopedi serta digesti f, lantaran kecelakaan sering melibatkan cidera tulang & abdomen (otot perut).

Selain itu, harapannya RS. UGM bisa menjadi rumah sakit pendidikan yang bermutu. Arti nya, RS. UGM dapat dipakai untuk mendidik para ko-as dan para dokter yang tengah mengambil spesialisasi. Sehingga pelayanan dan pendidikan dapat berjalan selaras. Tidak hanya sukses di pelayanan, namun bidang pendidikan dapat berkontribusi. Sebagai rumah sakit pemerintah, RS. UGM akan terus melayani secara memuaskan yang tak kalah dengan rumah sakit swasta. Tenaga medis mulai dari dokter hingga perawat yang handal akan terus diti ngkatkan baik secara kuanti tas maupun kualitasnya.

Dokter-dokter spesialis Klaster bedah terpadu RS UGM

Page 20: Gama Hospita edisi 5

20

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4Referensi

One pati ent one therapist (Satu pasien satu terapis). Prinsip inilah yang dijadikan acuan dalam pelayanan Rehabilitasi Medik RS. UGM.

Berkaca pada pelayanan terapi yang lain, dimana seti ap kali pasien mendaft ar akan menghadapi antrian panjang. Misalnya, terapi yang seharusnya berlangsung hanya 30 menit harus dilalui dengan menunggu antrian hingga 2-3 jam lebih. Belum lagi terapis yang menanganinya ti dak tetap, terkadang berganti -ganti .

Untuk itulah sistem di rehabilitasi medik menggunakan konsep satu pasien satu pula terapisnya. Seti ap pasien yang menjalani terapi akan ditemani oleh satu terapis yang tetap, ti dak berganti , yang akan terus mendampinginya dalam seti ap terapi. “Hal ini memudahkan terapis melakukan controling,” ujar Ekoyunia Nurcahyaningsih, SST. Selain sebagai sistem kontrol, relasi antara terapis dan pasien yang menjadi akrab menjadikan psikologis pasien semakin positi f.

Saat ini Rehabilitasi Medik memiliki 4 program terapi. Pertama fi sioterapi, metode penyembuhan yang paling banyak digunakan dalam berbagai penanganan masalah saraf, otot dan sendi, rehabilitasi pasca stroke, Parkinson, struktur tulang yang ti dak benar,

keterlambatan pertumbuhan pada anak-anak, rehabilitasi pasca operasi, Asma dan berbagai gangguan lainnya.

Kedua terapi Okupasi, layanan kesehatan kepada pasien yang mengalami gangguan fi sik dan atau mental dengan menggunakan akti vitas bermakna (okupasi) untuk meningkatkan kemandirian individu pada area akti vitas kehidupan sehari-hari, produkti vitas dan pemanfaatan waktu luang. Tujuan utama dari Okupasi Terapi adalah memungkinkan individu untuk berperan serta dalam akti vitas keseharian.

Keti ga Terapi Wicara terapi pada penderita gangguan

perilaku komunikasi, yaitu kelainan kemampuan bahasa, bicara, suara, irama/kelancaran, sehingga penderita mampu berinteraksi dengan lingkungan secara wajar. Melayani pula penyembuhan penyakit stroke, trauma kepala, anak dengan kebutuhan khusus yang mengalami gangguan bicara atau keterlambatan bicara, seperti ADHD, Auti sme, Cerebral Palsy, dll. Keempat Ortoti k Prosteti k, pelayanan pengukuran, pembuatan, pengepasan alat

bantu dan alat ganti anggota gerak tubuh manusia yang hilang atau disabilitas. Untuk alatnya adalah alat bantu (ortosa) dan alat ganti (protesa).

Fasilitas dan pelayanan dari

Rehabilitasi Medik akan terus mengalami peningkatan. Baik dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) maupun Alat-alatnya. Ke depannya, Rehabilitasi Medik akan menambah layanan terapi khusus senam ibu hamil. Layanan ini diperuntukkan bagi ibu hamil sebagai bentuk pelati han mental dan fi sik untuk mempermudah prosesi persalinan. Dengan tenaga medis yang ramah dan bersahabat, Rehabilitasi Medik siap menyongsong peningkatan jumlah pasien JKN.

Program Rehabilitasi Medik RS UGM

TERAPI MANDIRI UNTUK ANAK CEREBRAL PALSY:TERAPI MOTORIK KASAR DAN HALUS

Terapis RS. UGM

Page 21: Gama Hospita edisi 5

21

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

Referensi

Ekoyunia Nurcahyaningsih, S.S.TFisioterapis - Klinik Rehabilitasi Medik RS UGM

Ciri-ciri anak cerebral palsy antara lain perkembangan motorik kasar dan motorik halus yang lambat, gangguan pendengaran, gangguan bicara, gangguan

oral motor (menghisap, mengunyah dan menelan), dll. Untuk mengopti malkan perkembangan motorik kasar dan halus perlu dilakukan terapi secara ruti n. Terapi tersebut cukup mudah dan aman dilakukan mandiri oleh orangtua dirumah.

TERAPI MANDIRI UNTUK ANAK CEREBRAL PALSY:TERAPI MOTORIK KASAR DAN HALUS

1. Rileksasi pada punggung Posisi anak terlentang punggung dilengkungkan, kemudian putar pinggang dan kaki kesamping kanan dan kiri

2. Lati han miring dan tengkurap Posisi anak terlentang, salah satu kaki ditekuk secara berlahan bawa kaki menyilang kesamping biarkan anak berusaha untuk miring dan

3. Lati han mengangkat kepala a. Posisi anak tengkurap, letakkan tangan anda di punggung atas anak kemudian putar-putar tanpa tekanan untuk sti mulasi anak mengangkat kepala

b. Posisi anak terlentang, pegang kedua tangan anak berikan kesempatan anak untuk mengangkat kepalanya kedepan.

4. Lati han penguatan tangan Posisi anak tengkurap, kedua tangan anak menapak dilantai, tekan bahu anak kebawah kemudian lepas

5. Lati han koordinasi mata dan tangan Posisi anak tengkurap, lati h anak meraih dan memegang mainan

Nov

embe

r - D

esem

ber 2

014

6. Lati han mengangkat bahu Posisi anak tengkurap, dada anak diatas paha anda, secara berlahan pindahkan paha anda kesamping sehingga lengan anak diatas paha anda.

5th |

Nov

embe

r - D

esem

ber 2

014

7. Penguluran pada punggung Posisi anak duduk, putar tubuh anak kekanan dan kiri

21

Gam

aHos

pita

8. Lati han duduk a. Posisi anak duduk tegak, letakkan tangan anda dibahu anak, kemudian tekan kebawah dan lepas

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

1. R

2. L

3. La. pala

b. Po

1. R

2. L

3. La. pala

b. Po

1. R

2. L

3. La. pala

b. Po

1. R

2. L

3. La. pala

b. Po

1. R

2. L

3. La. pala

b. Po

Page 22: Gama Hospita edisi 5

22

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4Referensi

b. Lati han duduk dari posisi terlentang Posisi anak ti dur terlentang, pegang tangan anak kemudian beri kesempatan anak untuk duduk dengan menarik tangan anda

c. Lati han duduk dari posisi miring Posisi anak miring dan berusaha untuk duduk dengan tumpuan tangan

d. Duduk dari posisi tengurap Posisi anak tengkurap, letakkan kedua tangan anda dipinggang anak, kemudian tarik kebelakang, beri kesempatan anak untuk menegakkan tubuhnya

9. Lati han penguatan tangan dan punggung Posisi anak tengkurap dengan kedua tangan menumpu, jika tubuh anak terkulai gosoklah perut anak sehingga otot-otot akan meluruskan tubuhnya

Nov

embe

r - D

esem

ber 2

014

10. Lati han merangkak Letakkan tangan anda dipinggang anak, posisi anak merangkak. Dorong salah satu pantat anak sehingga kaki dan tangan melangkah kedepan

Gam

aHos

pita

11. Lati han berlutut (untuk persiapan berdiri) Posisi anak berlutut, pindahkan berat badan anak kesalah satu sisi, beri kesempatan anak untuk mengangkat kaki yang lain ke depan. (bila anak belum bisa, bantu anak membawa kakinya kedepan)

12. Lati han berdiri Posisi anak duduk di paha anda, letakkan tangan anda dilutut anak kemudian tekan dan lepaskan. Secara perlahan dorong badan anak ke depan, kemudian mintalah anak untuk berdiri. Jika anak belum mampu berdiri, bantulah anak berdiri dengan mengangkat badannya.

13. Lati han melangkah Bantu anak berdiri didepan tangga kecil, pegang pinggangnya, perlahan pindahkan berat badan anak pada salah satu sisi dan bantulah anak untuk melangkah naik dengan kaki yang lain. Berat badan anak berpindah pada kaki yang lurus.berdiri, bantulah anak berdiri dengan mengangkat badannya.

14. Lati han jalan Posisi anak berdiri, bantu anak untuk memindahkan berat badan untuk melangkah kedepan (tangan anda bias diletakkan di bahu atau di pinggang anak)

15. Lati han naik tangga Posisi anak berdiri, letakkan tangan anda dipinggang anak dan bantu anak untuk melengkahkan kaki kedepan dan mengangkat kaki.

1. Lati han ini bisa dilakukan seti ap hari (pagi dan sore) dengan dosis terapi 8-10 kali/sesi

2. Lati han disesuaikan dengan kondisi atau kemampuan yang dimiliki anak dan berikan lati han satu ti ngkat diatas kemampuan anak. (contoh anak sudah bisa berdiri, lati han ditambah berjalan)

Sebelum anda mencoba mandiri di rumah, kami sarankan konsultasikan dahulu dengan terapis putra/putri anda, atau silahkan konsultasi dengan fi sioterapis kami di klinik rehabilitasi medis RS UGM. (EY)

CATATAN:

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

Page 23: Gama Hospita edisi 5

23

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

Anak Gemuk = Anak Sehat?

“Wah…putranya gendut ya.. Lucunya…”

Seperti nya ungkapan-ungkapan seperti itu masih sering terdengar di sekitar kita. Anggapan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat, lucu, atau menggemaskan menjadikan kita para orangtua selalu bangga

apabila memiliki anak yang gemuk. Tapi tahukah anda bahwa kegemukan atau obesitas pada anak dapat membahayakan kesehatan buah hati kita di masa dewasanya kelak?

Menurut WHO, obesitas sudah merupakan epidemi global dan menjadi problem kesehatan yang harus segera diatasi. Prevalensi obesitas pada anak meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 menunjukkan prevalensi kegemukan dan obesitas pada anak sekolah (6-12 tahun) sebesar 9,2%. Di Indonesia, perubahan gaya hidup yang menjurus ke pola hidup kebarat-baratan mengakibatkan perubahan pola makan masyarakat yang merujuk pada pola makan ti nggi kalori, lemak dan kolesterol, sehingga berdampak meningkatkan resiko obesitas.

Kapan Anak Disebut Obesitas?Untuk menentukan anak termasuk kriteria obesitas

atau ti dak, dilakukan dengan pengukuran berat badan dan ti nggi badan yang kemudian dibandingkan dengan standar

baku rujukan. Anak disebut obesitas apabila:1. Pengukuran berat badan dibandingkan ti nggi badan

(BB/TB) > persenti le ke 95 atau Z-score ≥ + 2 SD2. Indeks Massa Tubuh (IMT) > persenti l ke 95

Apa Penyebab Obesitas Pada Anak?1. Bayi yang ti dak mendapat ASI eksklusif di 6 bulan

pertama kehidupannya, tetapi menggunakan susu formula

2. Bayi yang mendapat makanan padat di usia kurang dari 6 bulan

3. Asupan makanan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan, minuman soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji (burger, pizza, hot dog)

4. Rendahnya asupan buah dan sayuran5. Kurangnya akti vitas fi sik

Apa Dampak Obesitas Pada Anak?1. 26,5% bayi dan anak yang obesitas akan tetap obesitas

di masa dewasanya, dan 80% remaja yang obesitas akan menjadi dewasa yang obesitas

2. Faktor resiko penyakit kardiovaskuler, yaitu peningkatan kadar trigliserida, peningkatan kadar kolesterol LDL, peningkatan tekanan darah, serta penurunan kadar kolesterol HDL.

3. Peningkatan resiko terkena penyakit diabetes mellitus4. Terbatasnya pergerakan anak sehingga menghambat

dalam bermain dan berinteraksi dengan lingkungannya

5. Faktor sosial: anak yang mengalami obesitas biasanya cenderung menjadi bahan gurauan sehingga tumbuh menjadi pribadi yang minder

Tatalaksana Obesitas Pada AnakDalam penanganan anak yang obesitas, selain

melibatkan tenaga kesehatan (dokter, ahli gizi), juga harus mengikut sertakan keluarga dalam proses terapi. Prinsip dari tatalaksana obesitas adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi, dengan cara pengaturan diet, peningkatan akti vitas fi sik, dan mengubah/modifi kasi pola hidup

Health and Life Style

Prati wi Dinia Sari, S.GzInstalasi Gizi RS UGM

Page 24: Gama Hospita edisi 5

24

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

1. Pengaturan diet Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet

seimbang karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Untuk penurunan berat badan ditetapkan berdasarkan: umur anak, derajat obesitas, dan ada ti daknya penyakit penyerta/komplikasi. Target penurunan berat badan yang dianjurkan sebesar 0,5 - 2 kg per bulan sampai mencapai berat badan ideal. Pengaturan diet sebaiknya dilakukan dengan berkonsultasi pada ahli gizi.

2. Pengaturan akti vitas fi sik Peningkatan akti vitas fi sik mempunyai pengaruh

terhadap laju metabolisme. Lati han fi sik yang diberikan disesuaikan dengan ti ngkat perkembangan motorik, kemampuan fi sik dan umur anak. Akti vitas fi sik yang dianjurkan adalah selama 20-30 menit per hari, minimal 3 kali seminggu.

3. Mengubah pola hidup/perilaku Untuk perubahan perilaku ini diperlukan peran serta

orang tua, dengan cara:• Pengawasan sendiri terhadap: berat badan,

asupan makanan sesuai petunjuk ahli gizi, dan akti vitas fi sik serta mencatat perkembangannya.

• Mengontrol rangsangan untuk makan. Orang tua diharapkan dapat menyingkirkan rangsangan di sekitar anak yang dapat memicu keinginan untuk makan.

• Mengubah perilaku makan dengan mengontrol porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi,

mengurangi makanan camilan, dan memberi contoh pola makan sehat.

• Memberikan penghargaan dan hukuman.Tidak dianjurkan konsumsi obat-obatan untuk terapi obesitas pada anak, karena efek jangka panjang yang masih belum jelas. (Dini)

Pola Hidup Sehat Untuk Mencegah Obesitas Pada Anak

1. Konsumsi buah dan sayur minimal 5 porsi per hari2. Menonton TV, bermain komputer, bermain game

maksimal 2 jam/hari3. Tidak menyediakan TV di kamar anak4. Mengurangi makanan dan minuman manis5. Mengurangi makanan berlemak dan gorengan6. Kurangi makan di luar7. Biasakan makan pagi dan membawa makanan

bekal ke sekolah8. Biasakan makan bersama keluarga minimal 1 kali

sehari9. Makanlah makanan sesuai dengan waktunya10. Tingkatkan akti vitas fi sik, seperti bermain di luar

rumah, bersepeda, bermain bola, berenang, dll11. Melibatkan keluarga dalam perbaikan gaya hidup

untuk pencegahan kelebihan gizi12. Target penurunan berat badan yang sehat

Health and Life Style

TIPS MEMILIH MAKANAN YANG SEHAT UNTUK DIABETES

Page 25: Gama Hospita edisi 5

25

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

Sedentary life style yang terjadi saat ini memunculkan peningkatan jumlah penderita penyakit-penyakit degenerati f dan kardiovaskuler. Menurut federasi diabetes jumlah

pengidap diabetes saat ini adalah 8,4 persen dari populasi dewasa dan naik dari 371 juta kasus pada 2012. Pada 2035, organisasi ini memperkirakan jumlah kasus akan melonjak 55 persen menjadi 592 juta. Di Indonesia DM menempati urutan 7 dunia, dengan jumlah penderita mencapai 8,5 juta orang. di posisi teratas, ada Cina (98,4 juta jiwa), India (65,1 juta jiwa), dan Amerika (24,4 juta jiwa).

Diabetes adalah suatu penyakit dimana tubuh ti dak dapat menghasilkan insulin (hormon pengatur gula darah) atau insulin yang dihasilkan ti dak mencukupi atau insulin ti dak bekerja dengan baik. Oleh karena itu akan menyebabkan gula darah meningkat saat diperiksa. Pentalogi penatalaksanaan pengobatan saat ini terdiri dari : pengaturan makanan/diet, lati han fi sik, edukasi, obat anti diabetes/ insulin, dan cangkok pancreas. Pentalogi pengobatan diabetes bertujuan : Mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah

menjadi normal atau mendekati normal Menjaga berat badan tetap ideal Mencegah ti mbulnya komplikasi diabetes Meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes dengan

gaya hidup sehatDiet memegang peranan penti ng dalam mengatur gula darah.

Ada beberapa hal yang perlu diperhati kan agar makanan yang dikonsumsi membawa pengaruh positi f pada kadar gula darah.

Berikut adalah ti ps memilih makanan sehat untuk diabetes :1. Perhati kan Prinsip 3 J

Pola makan sehat diabetes hendaknya mengikuti prinsip 3 J (Jumlah, Jadwal, Jenis), arti nya J1 : Jumlah kalori yang diberikan harus habis.

Diabetesi harus mengikuti aturan jumlah kalori yang telah dihitung oleh dieti sien sehingga makanan yang dikonsumsi sesuai dengan kebutuhannya, karena kondisi masing-masing individu berbeda baik terkait dengan kehamilan, masa pertumbuhan anak-anak, manula atau individu dengan komplikasi penyakit lain.

Health and Life Style

TIPS MEMILIH MAKANAN YANG SEHAT UNTUK DIABETES

Yusmiyati , S.GzKepala Instalasi Gizi RS UGM

J2 : Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan intervalnya, yaitu 3 jam dengan pengaturan makan utama dan snack seperti contoh berikut :

a. Pukul 06.30 makan pagib. Pukul 09.30 makanan kecil atau buahc. Pukul 12.30 makan siangd. Pukul 15.30 makanan kecil atau buah

J3 : Jenis makanan yang manis harus dihindari, termasuk pantang buah golongan A antara lain mangga, nangka masak, rambutan, sawo, sirsak, nanas, anggur, duku, durian, durian, jeruk manis, pisang raja, pisang emas, pisang tanduk.

2. Pilih makanan dengan indeks glikemik rendah dan kaya seratIndeks glikemik adalah seberapa besar efek suatu makanan yang mengandung karbohidrat dalam meningkatkan kadar gula darah setelah dimakan dibandingkan dengan glukosa.Jenis makanan dengan indeks glikemik rendah dan kaya serat antara lain : Buah-buahan kecuali buah golongan A Sayur-sayuran Biji- bijian utuh dan sedikit diproses Kacang-kacangan

Recomendasi konsumsi serat sehari adalah 14 gram/ 1000 kkal

3. Batasi makanan yang banyak mengandung purin antara lain jeroan, sarden, burung dara, unggas, kaldu, emping. Karena purin dapat menimbulkan hiperurisemia dengan efek samping mudah terjadi agregasi trobosit (penggumpalan darah).

4. Cegah dislipidemia dengan menghindari makanan berlemak secara berlebihan, batasi telur, keju, kepiti ng, udang, kerang, cumi, santan, susu full cream atau makanan dengan lemak jenuh ti nggi.

5. Dalam mengkonsumsi makanan perhati kan pula bumbu dan teknik pengolahan makanan, hati -hati dengan bumbu yang mengandung gula, pewarna dan pengawet serta batasi tehnik pengolahan dengan menggoreng/ menambahkan lemak jenuh dalam makanan.

6. Batasi konsumsi garam natrium yang berlebihan. Garam yang dimaksud bukan sebatas garam dapur/natrium klorida tetapi makanan dengan kandungan natrium bikarbonat, natrium benzoate, natrium nitrit dan mono sodium glutamate yang terkandung dalam keju, margarin, mentega, kecap, sayuran kaleng, dan makanan awetan. Selain pola makan hal yang sangat penti ng untuk meningkatkan kualitas kesehatan diabetesi adalah akti fi tas fi sik dengan olahraga secara teratur sesuai kemampuan dan regular check up minimal 1 bulan sekali. (Yus) 25

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

Page 26: Gama Hospita edisi 5

26

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4Pendidikan

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama baik di negara maju dan negara berkembang, yang mengakibatkan jutaan anak dan orang dewasa yang

terinfeksi dan meninggal dunia seti ap tahunnya. Epidemi yang meluas terutama mengenai negara dengan sumber daya yang terbatas, menyebabkan peningkatan kebutuhan pendidikan dan peneliti an pada masalah ini. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, kasus baru HIV/AIDS di Indonesia meningkat secara tajam dari 7.184 kasus di tahun 2006 menjadi 29.037 di tahun 2013, dengan total jumlah kasus baru sampai dengan Juni 2014 sebanyak 142.950 kasus. Data pada tahun

2014, Yogyakarta menduduki peringkat ke-8 propinsi dengan jumlah kumulati f kasus HIV/AIDS secara nasional. Dari data tersebut, dapat ditemukan fakta bahwa kelompok umur remaja dan dewasa muda (20-29 tahun) merupakan kelompok orang dengan HIV-AIDS (ODHA) terbanyak. Selain itu, berdasarkan data Riskesdas 2010 didapatkan fakta bahwa usia hubungan seksual pranikah pertama kali paling banyak ditemukan pada kelompok umur 17 – 20 tahun (>10% masing-masing umur), yang merupakan salah faktor resiko IMS. Berdasarkan data di atas, kelompok remaja memerlukan perhati an khusus dalam penanganan HIV/AIDS dan IMS serta kesehatan reproduksi secara komprehensif.

PENDIDIKAN INTERPROFESI DAN KOLABORASI MULTIPROFESI, SEBUAH CATATAN DARI “GLOBAL INTENSIVE PROFESSIONAL PROGRAM IN HIV” DI THE UNIVERSITY OF

SYDNEY, AUSTRALIA

Oleh : Nurwestu Ruseti yanti (Penulis adalah Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin

di RS UGM)

Australia memiliki program pencegahan dan tatalaksana HIV/AIDS berdasarkan bukti , serta merupakan salah satu negara di dunia dengan prevalensi terendah serta ODHA dengan harapan hidup paling panjang. Mendapat kesempatan mengikuti “Global Intesive Professional Program in HIV (GIPPH)” di University of Sydney Australia selama 3 bulan pada bulan Agustus-November 2013 yang dibiayai oleh AusAID melalui program Australian Award Fellowship (AAF). Pada pelati han tersebut memberi saya cara pandang baru dalam menangani masalah kesehatan secara umum dan HIV-AIDS serta IMS secara khusus.

Pada pelati han tersebut, saya bertemu dengan teman-teman dari berbagai negara dengan disiplin ilmu yang berbeda, sehingga menambah wawasan dan saling tukar menukar pengalaman dalam penanganan HIV/AIDS serta IMS. Pada pelati han kali ini, peserta berasal dari Indonesia,

Myanmar, Tanzania, Zimbabwe dan Nigeria dengan berbagai latar belakang profesi diantaranya dokter, perawat, pekerja sosial, manajer program, dosen, peneliti , LSM, serta unsur pengambil kebijakan di pemerintahan. Hal ini menggambarkan bahwa dalam menangani suatu masalah kesehatan secara terpadu dan efekti f dibutuhkan kerjasama berbagai pihak dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan profesi..

Satu hal yang menarik untuk dipelajari dalam pelati han tersebut adalah topik mengenai Social Marketi ng atau pemasaran sosial yang mengajarkan tentang aplikasi teknik pemasaran komersial untuk mengatasi permasalahan sosial, yang bertujuan untuk meyakinkan masyarakat untuk merubah perilaku mereka. Dimana salah satu contoh aplikasi untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat supaya lebih mengenal dan memahami HIV/AIDS dan IMS menggunakan cara-cara

kreati f, mudah dipahami dan efekti f adalah menggunakan media audio visual seperti fi lm pendek ataupun video. Yang perlu diperhati kan dalam pemasaran sosial untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat adalah membangun kesadaran dan minat, merubah ti ngkah laku dan kondisi yang mempengaruhi, memoti vasi masyarakat untuk merubah perilaku, serta mendukung masyarakat untuk melakukan aksinya secara berkesinambungan. Metode ini bisa mengajak suatu kelompok masyarakat tertentu untuk akti f berperan dalam penanganan HIV/AIDS dan IMS. Seperti kelompok remaja yang berperan sebagai pendukung rekan sebaya sebagai salah satu bentuk masyarakat peduli HIV/AIDS. Dengan melibatkan remaja yang bekerjasama dengan berbagai profesi dan insti tusi diharapkan dapat memberi efek jangka panjang untuk mencegah penularan HIV/AIDS dan IMS terutama di kalangan remaja.

Page 27: Gama Hospita edisi 5

27

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

Artikel

Tidak pernah disangka oleh Pak Mahatma (40 tahun) bahwa penyakit usus buntu atau apendisiti s yang dideritanya sudah menahun sehingga menghambat akti vitas yang beliau lakukan.

Semenjak divonis memiliki penyakit usus buntu, dosen teknik salah satu universitas ini, menganggap bahwa penyakit ini ti dak terlalu berbahaya dan bisa diobati tanpa harus melakukan operasi. Selama kurang lebih 4 bulan, bapak dari ti ga anak ini, kerap mengalami gejala-gejala yang sangat mengganggu. Seringnya mengalami kelelahan terus-menerus, demam dan sering mual. Hal ini sangat mempengaruhi kualitas hidupnya, karena apabila gejala-gejala ini muncul, bisa dipasti kan Pak Mahatma ti dak dapat menjalani akti vitasnya sebagai seorang dosen pengajar dan pembicara di seminar-seminar penti ng.

Untuk mengobati gejala-gejala yang muncul, Pak Mahatma pergi berobat ke dokter umum dan melakukan kontrol kesehatan sesekali. Awalnya, ini sangat membantu tapi hanya untuk sementara. Setelah meminum obat, kondisi menjadi lebih enak, ti dur pun lebih nyenyak. Namun hal ini ti daklah cukup, karena ternyata penyakit yang diderita Pak Mahatma cukup berat dan membutuhkan operasi.

Ditemui seminggu setelah melakukan operasi, Pak Mahatma beserta istri merasa bersyukur atas kesuksesan operasi apendektomi yang dilakukan yang telah membantunya untuk mendapatkan kembali kualitas hidup yang lebih baik.

Dari ilustrasi kasus tersebut diatas menunjukkan, pasien apendisiti s atau usus buntu kerap memiliki gangguan kualitas hidup. Beruntung pasien dapat berhasil dilakukan ti ndakan operasi apendektomi untuk mendapatkan kembali kualitas hidup yang baik.

Selanjutnya mungkin anda ingin tahu bagaimana langkah yang sebaiknya pasien lakukan saat masih di Rumah Sakit untuk mempercepat proses pemulihan pasien pascaoperasi khususnya laparotomi.

Tindakan medis yang sering menimbulkan nyeri adalah pembedahan. Salah satu pembedahan yang mempunyai angka prevalensi yang cukup ti nggi adalah laparatomi. Laparatomi merupakan ti ndakan pembedahan dengan mengiris pada dinding perut. Komplikasi pada pasien pasca laparatomi adalah nyeri yang hebat, perdarahan, bahkan kemati an.

Pasca operasi laparatomi yang ti dak mendapatkan perawatan maksimal dapat memperlambat penyembuhan dan menimbulkan komplikasi. Pasien pasca laparatomi memerlukan perawatan yang maksimal untuk mempercepat pengembalian fungsi tubuh. Hal ini dilakukan segera setelah operasi dengan lati han napas dan batuk efekti f serta mobilisasi dini. Nyeri yang hebat merupakan gejala sisa yang diakibatkan oleh operasi pada regio intraabdomen (perut bagian dalam). Sekitar 60% pasien menderita nyeri yang hebat, 25% nyeri sedang dan 15% nyeri ringan.

Intervensi atau ti ndakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengembalian fungsi tubuh dan mengurangi nyeri, pasien dianjurkan melakukan mobilisasi dini, yaitu lati han gerak sendi, gaya berjalan, toleransi akti vitas sesuai kemampuan dan kesejajaran tubuh. Ambulasi dini pasca laparatomi dapat dilakukan sejak di ruang pulih sadar (recovery room) dengan miring kanan/kiri dan memberikan ti ndakan rentang gerak secara pasif. Menurut peneliti an mobilisasi dini pasca operasi laparatomi dapat dilakukan secara bertahap, setelah operasi, pada 6 jam pertama pasien harus ti rah baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot beti s serta menekuk dan menggeser kaki. Setelah 6-10 jam, pasien diharuskan untuk dapat miring ke kiri dan ke kanan untuk mencegah thrombosis (pembekuan darah didalam pembuluh darah) dan jendalan darah atau tromboemboli. Setelah 24 jam pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar duduk. Setelah pasien dapat duduk, dianjurkan untuk belajar berjalan.

Lati han ambulasi dini dapat meningkatkan sirkulasi darah yang akan memicu penurunan nyeri dan penyembuhan

dr Agung Widianto, SpB-KBD

Klaster Bedah Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada

Pemulihan dan Peningkatan Kualitas Hidup Pasca Operasi

Page 28: Gama Hospita edisi 5

28

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4Ga

maH

ospi

ta

Gam

aHos

pita

Ga

maH

ospi

ta|

Edi

si5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4Artikel

luka lebih cepat. Terapi lati han dan mobilisasi merupakan modalitas yang tepat untuk memulihkan fungsi tubuh bukan saja pada bagian yang mengalami cedera tetapi juga pada keseluruhan anggota tubuh. Terapi lati han dapat berupa lati han pasif dan akti f, terapi lati han juga dapat berupa miring kanan kiri, duduk dan berjalan sedini mungkin untuk meningkatkan kemampuan akti vitas mandiri.

Beberapa tujuan dari mobilisasi menurut peneliti an antara lain: mempertahankan fungsi tubuh, memperlancar perdaran darah, membantu pernafasan menjadi lebih baik, mempertahankan tonus otot, memperlancar eliminasi alvi (buang air besar) dan urin, mengembalikan akti vitas tertentu sehingga pasien dapat kembali normal atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian, memberi kesempatan perawat dan pasien untuk berinteraksi atau komunikasi.

Pergerakan akan mencegah kekakuan otot dan sendi sehingga juga mengurangi nyeri, menjamin kelancaran

peredaran darah, memperbaiki pengaturan metabolisme tubuh, mengembalikan kerja fi siologis organ-organ vital yang pada akhirnya justru akan mempercepat penyembuhan pasien. Menggerakkan badan atau melati h kembali otot-otot dan sendi pascaoperasi di sisi lain akan memperbugar pikiran dan mengurangi dampak negati f dari beban psikologis yang tentu saja berpengaruh baik juga terhadap pemulihan fi sik. Keberhasilan mobilisasi dini dalam mempercepat pemulihan pasca pembedahan telah dibukti kan dalam peneliti an terhadap pemulihan peristalti k usus pada pasien pasca pembedahan. Dimana hasil peneliti annya mengatakan bahwa mobilisasi diperlukan bagi pasien pasca pembedahan untuk membantu mempercepat pemulihan usus dan mempercepat penyembuhan dan pemulihan pasien. Semoga menambah pengetahuan anda. (AW)

Masyarakat masih memberikan sti gma negati f kepada penyandang epilepsi atau yang lebih sering disebut ayan atau sawan. Ada yang beranggapan bahwa epilepsi adalah penyakit kutukan, kemasukan roh jahat, ti dak bisa mengikuti pelajaran dan menyusahkan jika ti ba-ti ba kambuh. Padahal sebenarnya penyandang epilepsi dapat hidup seperti biasa, menjadi sarjana, bekerja dan berkeluarga.

Sapa saja yang bisa terkena epilepsi? Epilepsi merupakan salah satu penyakit yang dapat terjadi pada siapa saja tanpa batasan usia, ras, gender, sosial dan ekonomi. Prevalensi epilepsi di negara berkembang lebih ti nggi dibandingka negara maju. Berdasarkan data peneliti an yang dilakukan oleh kelompok studi epilepsi PEROSSI yang melibatkan 18 RS se-Indonesia, didapatkan kasus baru sebesar 487 dari 2228 subyek peneliti an rerata usia kasus baru adalah 25 tahun.

Pengerti an epilepsi adalah kelainan otak yang ditandai dengan kecenderungan untuk menimbulkan bangkitan epilepti k yang terus menerus, dengan konsekuensi neurobiologis, kogniti f, psikologis dan sosial. Bangkitan epilepti k adalah terjadinya tanda/gejala yang bersifat sesaat akibat akti vitas neuronal yang abnormal dan berlebihan di

otak. Dikatakan seseorang menderita epilepsi jika minimal terdapat 2 bangkitan tanpa provokasi/bangkitan refl eks. Yang dimaksud bangkitan refl eks adalah bangkitan yang muncul akibat induksi oleh faktor pencetus spesifi k seperti sti mulasi visual, auditorik, somatosensiti f dan somatomotor.

Jika dilihat dari defi nisi di atas, ada suatu kelainan otak yang menyebabkan epilepsi. Pada umumnya penyebab kelainan otak sehingga menyebabkan epilepsi dibagi menjadi 3, yaitu: 1) Idiopati k, dimana ti idak terdapat lesi struktural di otak atau defi sit neurologis. Diperkirakan mempunyai predisposisi geneti k dan umumnya berhubungan dengan usia; 2) Kriptogenik, penyebab pasti belum diketahui; 3)Simtomati s, Ada kelainan struktural pada otak, misalnya cedera kepala, infeksi sistem saraf pusat, kelainan kongenital, proses desak ruang, stroke.

Gejala epilepsi bisa bermacam-macam, ti dak harus kejet-kejet seluruh tubuh dengan mulut berbusa akan tetapi bisa juga gerakan sebagian anggota tubuh maupun bengong saja. Menurut ILAE (Internati onal League Against Epilepsi) epilepsi dibagi menjadi 3 ti pe, yaitu bangkitan parsial/fokal, bangkitan umum dan bangkitan tak tergolongkan. Dengan berbagai ti pe bangkitan, kita harus cermat jika keluarga/

dr. Farida niken Astari N.H., MSc, , Sp.SD okter Spesialis Syaraf RS Akademik UGM

EPILEPSI

28

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

Page 29: Gama Hospita edisi 5

29

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

Artikelteman kita menunjukkan gerakan yang muncul sesaat dan berulang tanpa provokasi.

Jika kita curiga ada keluarga/teman menderita eplepsi sebaiknya segera segera dibawa ke dokter.Dokter akan menggali riwayat penyakit sekarang, dahulu dan keluarga serta melakukan pemeriksaan fi sik. Jika diperlukan akan dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu rekam otak (Elektroensefalografi ) dan/atau CT Scan kepala. Penegakkan diagnosis yang tepat akan menentukan pemilihan jenis terapi sehingga bangkitan bisa dikontrol sehingga penyandang epilepsi dapat hidup normal dan tercapainya

kualitas hidup opti mal sesuai dengan perjalanan penyakit dan disabilitas fi sik maupun psikis yang dimilikinya.

Masalah epilepsi ti dak hanya masalah medis saja, tetapi memiliki pengaruh besar terhadap psikologis penderita dan masalah sosial di masyarakat, sehingga diharapkan peranan masyarakat untuk penanganan epilepsi yang opti mal. Masyarakat yang peduli terhadap epilepsi membentuk Yayasan Epilepsi Indonesia (YEI) yang berusaha menghilangkan sti gma negati f dengan cara memberikan informasi dan penyuluhan kepada masyarakat luas tentang epilepsi (www.ina-epsy.org).

PERTOLONGAN PERTAMA JIKA TERJADI KEJANG

1. Jangan pindahkan penderita kecuali dia

dalam bahaya

2. Jangan masukkan apapun ke dalam

mulut

3. Longgarkan baju dan lepas kacamata

4. Atur penderita pada posisi pemulihan

secepatnya

5. Jangan beri makan atau minum sebelum

sadar penuh

6. Jangan panik, tetap tenang

7. Singkirkan barang-barang yang

berbahaya

8. Taruh bantal di bawah kepala

9. Tetap di samping penderita sampai dia

sadar, dan tenangkan dia

10. Tidak perlu mencegahnya untuk bergerak

11. Tidak perlu lari, ini ti dak menular

12. Jangan buru-buru dibawa ke RS kecuali:

Bangkitan ti mbul selama 5 menit

Jika ti dak sadar lebih dari 15

menit

Jika beberapa bangkitan muncul

berturut-turut

Jika penderita terluka parah

Page 30: Gama Hospita edisi 5

30

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4Liputan

PELAYANAN TIM MEDISSelain memberikan pelayanan paripurna di dalam Rumah Sakit, RS UGM turut andil dalam mendukung berbagai kegiatan yang dilaksanakan di luar rumah sakit. Pelayanan yang dimaksud antara lain yaitu menjadi Tim Medis dalam kegiatan Kejuaraan Sepatu Roda Nasional di Sirkuit Mandala Krida (30-31 Mei s.d 1 Juni 2014), Tim Medis dalam kegiatan Kejuaraan Nasional Pencak Silat Mahasiswa di GOR Pancasila, UGM (25-30 September 2014), Tim Medis dalam kegiatan Kejuaraan Nasional Urban Downmall di Jogja City Mall ( 5-6 September 2014) dan kegiatan lain yang bertaraf lokal maupun nasional.

PELAYANAN MEDICAL CHECK UPSebagai bentuk pelayanan preventi f yang dilakukan RS UGM adalah dengan menyediakan pelayanan medical check up. Pada tanggal 27-30 Agustus 2014 di RS UGM telah diselenggarakan medical check up bagi 448 mahasiswa baru Fakultas Kedokteran UGM. Pemeriksaan yang di lakukan meliputi Tes MMPI, pemeriksaan fi sik, pemeriksaan darah dan rontgen thorak di Klaster Diagnosti c Terpadu.

PENDIDIKAN DAN PENELITIANSejak Januari 2014, Bagian Akademik dan Riset telah disibukkan dengan berbagai kegiatan yaitu adanya kunjungan pendidikan dari instansi pendidikan baik di lingkup UGM maupun diluar UGM bahkan universitas dari luar negeri (21 kunjungan), praktek klinik mahasiswa (3 kegiatan), peneliti an yang dilakukan di lingkungan RS UGM maupun yang melibatkan staf rumah sakit (21 judul peneliti an), mahasiswa magang di rumah sakit (9 kegiatan), dan termasuk menerima studi banding dari instansi atau rumah sakit lain (3 instansi).

Seperti yang diamanahkan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi dan sebagaimana tertuang dalam Visi RS UGM yaitu menjadi rumah sakit yang melaksanakan pelayanan, pendidikan dan riset yang unggul, berkelas dunia, mandiri, bermartabat dan mengabdi kepada kepentingan masyarakat maka banyak kegiatan yang telah dilaksanakan baik di dalam maupun di luar rumah sakit. Yuk kita tengok apa aja?

Tim Medis Kegiatan Kejuaraan Sepatu Roda Nasional bersama GKR Bendoro

Tim Medis dalam Kejurnas Pencak Silat Mahasiswa

Kunjungan Mahasiswa FK Kagoshima University & FK UGM

Page 31: Gama Hospita edisi 5

31

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

LiputanPELATIHANUntuk meningkatkan kualitas SDM RS UGM baik pengetahuan dan keterampilan yang mana akan mendukung proses pelayanan maka dilakukan in house training , workshop dan seminar ilmiah. Khususnya untuk mempersiapkan pelayanan pada pasein JKN, RS UGM secara intensif melakukan beberapa kali pelati han yang melibatkan unsur manajemen, dokter, perawat dan petugas penunjang dalam pelaksanaan sistem JKN. Tak terlewat anggota Tim Pengendali Jaminan Kesehatan secara khusus mendapat sosialisasi dari BPJS Cabang Yogyakarta dalam pelaksanaan pelayanan pasien JKN.

PENGABDIAN MASYARAKATpengabdian masyarakat yang dilaksanakan RS UGM meliputi bakti sosial (penyerahan bantuan obat-obatan kepada korban Gunung Kelut-10/01/2014), pemeriksaan kesehatan grati s (dalam rangka Toegoe Jogja Festi val-Maret s.d Juni 2014 dan di Dusun Warak, Mlati , Sleman – 20/07/2014), penyuluhan kesehatan di lingkungan rumah sakit dan termasuk roadshow civitas akademia UGM. Roadshow dilaksanakan di FEB UGM (26 Juni 2014), di MM UGM (17 Agustus 2014), di FK UGM (11 September 2014), di FISIPOL UGM (26 September 2014), di Fakultas Psikologi UGM (30 September 2014), Sekolah Vokasi (11 November 2014) dan di UGM EXPO 2014 (Grha Sabha Pramana, 21 November 2014). Kegiatan ini dilaksanakan mandiri oleh RS UGM maupun bekerjasama dengan stakeholder.

Penyerahan Bantuan Obat-obatan kepada Korban Gunung Kelut – 10 Januari 2014

Roadshow di FK UGM – 11 September 2014

Pemeriksaan Kesehatan Grati s – Dusun Warak, Mlati , Sleman – 20 Juli 2014

Roadshow di FEB UGM – 26 Juni 2014

Page 32: Gama Hospita edisi 5

32

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

Apakah kakiku bisa disambung? dr. Adam Moeljono, Sp.OTDokter Spesialis Bedah Orthopedi

TANYA: dokter, kaki kiri saya telah di amputasi 1 tahun yang lalu. saya ingin menanyakanapakah kaki kiri saya bisa disambung lagi,dok?by: Corint ([email protected]).

JAWAB: Terimakasih Corint atas pertanyaannya. Untuk ekstermitas bawah/anggota gerak bawah (kaki) yang sudah diamputasi menurut ilmu kedokteran orthopedi saat ini belum bisa disambung dengan donor/kaki. Tetapi dunia kedokteran sudah mengembangkan protesa atau kaki palsu yang didesain menyerupai dengan aslinya. Setelah dipasang perlu waktu untuk lati han berjalan dan penyesuaian. Jika sudah terbiasa, maka dapat berjalan seperti orang normal sehingga ti dak terlihat kalau menggunakan kaki palsu.Untuk informasi lebih lengkap, dapat konsultasi langsung dengan kami, dokter spesialis bedah orthopedi, di Klinik Klaster Bedah Terpadu RS Akademik UGM.

MINUM JAMU AMAN NGGAK DOK?dr. Fredie Irijanto, Ph.D., Sp.PD,K-GHDokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi

TANYA: Selamat pagi, sy Aya(27th). Mohon sekiranya sy diinfo terkait bahaya mengkonsumsi jamu. Apa betul jika dikonsumsi secara terus2an orang tersebut bisa gagal ginjal? Sy ruti n 2 hari sekali minum beras kencur & kunir asam. Seminggu sekali minum galian singset.sy tunggu jawabannya. Terimakasih.(0878xxxxxxxx)

JAWAB:Mengenai jamu-jamu, tergantung jenis jamu yang dikonsumsi, sepengetahuan saya, beras kencur/kunir asam masih aman dikonsumsi asalkan frekuensi ti dak terlalu sering. Untuk galian singset, saya ti dak tahu persis kandungan/isi jamu galian singset tersebut. Tetapi, sebaiknya ti dak dikonsumsi bila kandungan jamu tersebut ti dak diketahui. Semoga bermanfaat.

KONSULTASI DOKTER

Konsultasi Dokter

Konsultasi Dokter merupakan media layanan konsultasi yang dapat disampaikan melalui web : www.rsaugm.ac.id

Email Rumah Sakit : [email protected]

*)Rubrik konsultasi tidak dapat menjadi penegakan diagnosa, hanya menjawab atas ketidaktahuan pelanggan RS UGM seputar kesehatan

Page 33: Gama Hospita edisi 5

33

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

CEGAH INFEKSI DENGAN

CUCI TANGAN YUK…!

dr. Novi Zain Alfajri

Jalan masuk penyakit infeksi kedalam tubuh salah satunya melalui tangan. Keti ka

anda menyentuh orang, permukaan dan benda-benda sepanjang hari, anda menumpuk kuman di tangan anda. Pada gilirannya, anda dapat menginfeksi diri sendiri dengan kuman ini dengan menyentuh mata, hidung atau mulut.

Meskipun ti dak mungkin untuk menjaga tangan anda bebas kuman, tetapi dengan sering mencuci tangan anda dapat membantu membatasi perpindahan bakteri, virus dan mikroba lainnya.

Begitu penti ngnya mencuci tangan bagi kesehatan, sehingga World Health Organizati on (WHO) telah menetapkan mencuci tangan 6 langkah dengan menggunakan air mengalir dan sabun yang harus menjadi budaya bagi kita semua. Badan Dunia PBB juga telah menetapkan seti ap tanggal 15 Oktober sebagai Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia.

Jika cuci tangan 6 langkah sesuai Pedoman WHO dijadikan budaya, maka mata rantai penyakit infeksi yang masuk melalui tangan akan putus. Sarana mencuci tangan yang disarankan adalah menggunakan sabun cair dan anti septi c berbasis akohol (hand saniti zer).

Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir adalah cara terbaik untuk mengurangi jumlah mikroba dalam berbagai situasi. Jika sabun dan air ti dak tersedia, bisa menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol yang mengandung seti daknya 60% alkohol. Pembersih tangan berbasis alkohol atau saniti zer dapat dengan cepat mengurangi jumlah mikroba pada tangan dalam beberapa situasi, tetapi saniti zer ti dak menghilangkan semua jenis kuman. Saniti zer juga ti dak efekti f keti ka tangan terlihat kotor atau berminyak

KAPAN SEBAIKNYA MENCUCI TANGAN ANDA? Sebelum, selama, dan setelah menyiapkan

makanan, terutama daging mentah atau unggas

Sebelum dan sesudah makan makanan

Sebelum dan sesudah menyusui atau memerah ASI bagi ibu menyusui

Sebelum memasang kontak lensa mata

Setelah menggunakan toilet

Setelah mengganti popok atau membersihkan seorang anak yang telah menggunakan toilet

Setelah menyentuh binatang atau hewan mainan, kalung anjing atau limbah

Setelah membuang ingus, batuk atau bersin ke tangan Anda

Sebelum dan sesudah merawat seseorang yang sakit, memberikan obat atau mengobati luka

Setelah menangani sampah, rumah tangga, bahan kimia, taman atau apa pun yang bisa terkontaminasi - seperti kain pembersih atau sepatu kotor

Setelah berjabat tangan dengan orang lain

Selain itu, mencuci tangan seti ap kali tangan terlihat kotor.

Perilaku Hidup Sehat

Page 34: Gama Hospita edisi 5

34

Gam

aHos

pita

| E

disi

5th

| N

ovem

ber -

Des

embe

r 201

4

Bagaimana Cara Mencuci Tangan Yang Baik?

Perilaku Hidup Sehat

Page 35: Gama Hospita edisi 5

www.rsa.ugm.ac.idhttps://www.facebook.com/pages/Rumah-Sakit-Akademik-UGM/565190343547509 hhttps://twitter.com/RSA_UGM

Jl. Kabupaten (Ring Road Utara), Kronggahan, Trihanggo, Gamping, Sleman,Yogyakarta 55291 Indonesia, Telp. (0274) 4530404, Fax. (0274) 4530606,

FISIOTERAPI

Ekoyunia Nurcahyaningsih, SSTEvi Nurhidayati, SST

Ristini, A.Md. FisIqbal Ardiansyah, SSt., FT

REHABILITASI TERPADU

SPESIALIS REHABILITASI MEDIK

dr. Guritno Adistyawan, Sp. KFR

TERAPI OKUPASI

Nunuk Wulansari, A.Md. OT

TERAPI WICARA

Ersya Muslih Anshori, A.Md. TW

ORTHOTIK PROSTETIK

Eko Kurniawan, A.Md. OP

AKUPUNKTUR

dr. Noviana Nugrohowati

KESEHATAN IBU DAN REPRODUKSI (OBSGYN)

dr. Esti Utami Risanto, Sp.OG

dr. Widya Dwi Astuti, Sp. OG

dr. Nurwestu Rusetiyanti, M.Kes, Sp.KK

dr. Husna Raisa, M.Sc.,Sp.KK

SPESIALIS KULIT DAN KELAMIN

dr. Eva Revana, Sp.M., M.Sc

SPESIALIS MATA

SPESIALIS THT

SPESIALIS SARAF

dr. Farida Niken. A. N. H, M.Sc., Sp.SSPESIALIS BEDAH ORTHOPEDI

dr. Adam Moeljono, Sp.OT

dr. Luthfi Hidayat, Sp.OT

LAYANAN PERAWATAN LUKA

BEDAH TERPADU

dr. Agung Widianto, Sp.B - KBD

SPESIALIS BEDAH DIGESTIF

SPESIALIS BEDAH UMUM

dr. Ngurah Swagata, Sp.B

SPESIALIS BEDAH UROLOGI

dr. Wikan Kurniawan, Sp.U

( Senin, Rabu, Jumat )

( Selasa, Kamis, Sabtu )

Rabu & Sabtu 09.00-12.00 (dengan perjanjian)

SPESIALIS BEDAH MULUT

drg. Didit Istadi, Sp.BM

SPESIALIS KESEHATAN JIWA

dr. Tika Prasetiawati, Sp. KJ

JAM PELAYANANSENIN s/d KAMIS 08.30-15.00JUMAT 08.30-14.30SABTU 08.30-13.00

PENDAFTARANSENIN s/d KAMIS 07.00-12.00JUMAT s/d SABTU 07.00-11.00

SPESIALIS ANAK

dr. Ristantio, M.Kes., Sp.Adr. Ade Febrina Lestari. M.Sc., Sp.A

KESEHATAN ANAK TERPADU

KONSULTASI NEUROLOGI ANAK

KONSULTASI TUMBUH KEMBANG ANAK

KAMIS & SABTU

Sabtu 08.00 -10.00 (dengan perjanjian)

PENYAKIT DALAM DAN METABOLISME

dr. Diana Rinawati, Sp.PDdr. Mohamad Eko Cahyanto, Sp.PD

dr. Putu Kusumarini, Sp.PD, MPHSenin, Jumat & Sabtu ( dengan perjanjian )

dr. Fredie Irijanto, Sp.PD., KGH., Ph.DSelasa & Kamis ( dengan perjanjian )

LAYANAN:Medical Check-Up, Hemodialisis,

MCT Scan 128 Slice, USG 4D,

ESWL (Pemecah Batu Ginjal),

EKG (Elektrokardiografi),

EEG with Brainmapping

ASURANSI YANG TELAHBEKERJA SAMA:- BPJS- Jamkesda Kab. Sleman- Jamkesda Kota Yogyakarta- Jamkesos DIY- Jamkesda Kab. Kepulauan Anambas Riau- GMC Health Center (UGM)- PT. Indomarco Prismatama- PT. Astra International Daihatsu- PT. Toyota Nasmoco Mlati

KETERANGAN: Jadwal kemungkinan dapat berubah, informasi selanjutny

( 0274-4530404 )

SPESIALIS ORTHODONTIS

drg. Andi Triawan, Sp.Ort

AHLI GIZI

Yusmiyati, S.GzPratiwi Dinia Sari, S.Gz

SPESIALIS PATOLOGI KLINIS

dr. Riswan Hadi Kusuma, Sp.PKdr. Titien Budhiaty, M.Sc., Sp.PK

PSIKOLOGI KLINIS

Melina Dian. K, S.Psi., Psikolog, MA

SPESIALIS RADIOLOGI

Prof. dr. Arif Faisal, Sp.Rad(K)., DHSM

dr. Maya Buwana Asdie, Sp.Raddr. Damar Andriyani, Sp.Rad

( Senin & Kamis )

Pendaftaran Pasien Rawat Jalan

( 0274-4530404 )

POLI REMAJA (Sabtu, 09.00-12.00)POLI UMUMPOLI GIGI

LAYANAN HEMODIALISIS ( dengan perjanjian )Pagi: Senin s/d Kamis 07.00 - 14.30

Jumat s/d Sabtu 07.00 - 14.00 Siang: Senin s/d Jumat 13.00 - 20.30

Page 36: Gama Hospita edisi 5

RUMAH SAKIT UGMMenjadi Jl. Kabupaten (Lingkar Utara), Kronggahan,

Trihanggo, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

0274 - 4530303 (IGD) 0274 - 45304040274 - 4530606 (Faximile)Website : rsa.ugm.ac.id

LAYANAN IGD 24 JAM

POLIKLINIK

- KLINIK UMUM DAN GIGI

- KLINIK SPESIALIS

- KLINIK SUB SPESIALIS

- KONSULTASI GIZI

- KONSULTASI PSIKOLOGI

- MEDICAL CHECK UP

RAWAT INAP

ICU, PICU, NICU

HEMODIALISIS

FARMASI / APOTEK

LABORATORIUM

RADIOLOGI

KAMAR BERSALIN

KAMAR OPERASI

LAYANAN DIAGNOSTIK MCT Scan 128 Slices (Pertama di Yogyakarta)

USG 4 DIMENSI

ESWL (Pemecah Batu Ginjal)

EEG With Brainmapping

BMD (Bone Mass Densitometri)

C-Arm Radiografi dan Fluroscopy (3D)