gagal hepatic fluminan
DESCRIPTION
gagal hepaticTRANSCRIPT
![Page 1: Gagal Hepatic Fluminan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081807/577c808f1a28abe054a93355/html5/thumbnails/1.jpg)
GAGAL HEPATIC FLUMINAN
Definisi:
Suatu jenis klinis hepatitis yang jarang terjadi, dimana perjalanan penyakitnya
berkembang dengan cepat, terjadi ikterus yang semakin berat, kuning seluruh tubuh, timbul
gejala neurologi atau ensefalopati hepatic, kemudian masuk kedalam keadaan koma dan gagal
hati akut.
Patofisiologi:
Perubahan morfologi pada hati
Edema
Nyeri
Kekacauan susunan Hepotaselular
Cedera dan Nekrosis sel Hati
Peradangan Periportal
Gagal hati fulminan ( Kematian )
![Page 2: Gagal Hepatic Fluminan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081807/577c808f1a28abe054a93355/html5/thumbnails/2.jpg)
Etiologi:
Virus Hepatitis A = Cara penularannya melalui jalur fekal oral sanitasi yang jelek, kontak
antar manusia dan dibawa oleh air dan makanan.
Virus Hepatitis B = Cara penularannya melalui parenteral kontak denga karier atau
penderita infeksi akut, kontak seksual, penularan perintal dari ibu kepada bayi dan
ancaman kesehatan kerja yang penting bagi petugas kesehatan.
Virus Hepatitis C = Cara penularannya melalu trnsfusi darah, terkena darah yang
terkontaminasi lewat peralatan atau parafenalia obat.
Virus Hepatitis D = Cara penularannya melalui hubungan seksual dan jarum suntik.
Virus Hepatitis E = Cara penularannya melalui fecal oral, kontak antar manusia dan
melalui air yang terkontaminasi denganfeces.
Virus Hepatitis G = ( jenis baru dari hepatitis yang telah terdeteksi ) Cara penularannya
melalui transfusi darah dan jarum suntik.
Adapun virus lain yang dapat menyebabkan Hepatitis :
Virus Mumps
Virus Rubella
Virus Cytomegalovirus
Virus Epstein-Barr
Virus Herpes.
Gejala klinis:
Penyakit ini berawal dari hepatitis akut ikterik yang lazim dijumpai dan dimulai dengan
keluhan prodromal. Gejala-gejala yang membahayakan adalah muntah berulang, fetor hepatik,
![Page 3: Gagal Hepatic Fluminan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081807/577c808f1a28abe054a93355/html5/thumbnails/3.jpg)
bingung, mengantuk, flapping tremor secara spintas, peningkatan suhu dan pengecilan hati.
Pasien menninggal dalam waktu 10 hari. Mungkin ditemukan tanda-tanda perdarahan yang
luas.Untuk menentukan jenis penyebabnya dapat diambil pegangan perbedaan klinis yang
terjadi. Pada hepatitis A paling sering didapatkan peningkatan suhu badan. Pada hepatitis B
didapatkan waktu protrombin memanjang. Sedangkan pada Hepatitis C, lama penyakit sebelum
tercapai ensefalopati lebih panjang.
Pemeriksaan fungsi hepar abnormal
· Peningkatan bilirubin serum
· Peningkatan kadar ammonia darah
2. hepar dapat memastikan diagnosis bila pemeriksaan serum dan radiologi tidak dapat
menyimpulkan
3. Ultrasound, scan CT atau MRI di lakukan untuk mengkaji ukuran hepar, derajat obstruksi
dan aliran darah hepatic
4. Elektrolit serum menunjukan hipokalemia, alkalosis dan hiponetrimia
5. JDl menunjukan penurunan, hemoglobin, hematosit, dan trombosit
Pemeriksaan Penunjang:
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan leukositosis, dan secara biokimiawi terdapat
gambaran gagal hati akut berupa tingginya bilirubin dan transaminase serum menurun. Koagulasi
darah terganggu.
Komplikasi:
Edema serebral, perdarahan saluran cerna, gagal ginjal, gangguan elektrolit, gangguan
pernapasan, hipoglikemia, sepsis, gelisah, koagulasi intavaskular diseminata, hipotensi dan
kematian.
Tanda-tanda edma serebral adalah kenaikan tekanan intracranial dengan gejala dini
transpirasi, hiperventilasi, hiperrefleksi, opistotonus, kejang-kejang, kelainan kedua pupil yang
berakhir dengan reflex negative terhadap cahaya. Hilangnya refleks okulovestibular
menunjukkan prognosis fatal.
![Page 4: Gagal Hepatic Fluminan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081807/577c808f1a28abe054a93355/html5/thumbnails/4.jpg)
Penatalaksanaan:
Pasien harus dirawat ruang rawat intensif. Pengobatan yang spesifik tidak ada, hanya
bersifat supportif.
Edema serebral diobati dengan manitol iv 1 g/kg 4-6 jam dengan observasi
osmolaritas serum yang cermat. Bila mencapai 320 mOsmol/L harus dihentikan dan diulang
kembali bila telah kembali normal. Perdarahan saluran cerna diturunkan dengan pemberian
simetidin 300mg/ 6 jam atau perinfus dengan dosis 50 mg/jam.
Laktulosa diberikan untuk mengendalikan hiperamonia denagn dosis disesuaikan agar
dosis tidak terjadi diare 2-3kali/sehari. Gangguan elektrolit berupa hiponatremia akibat
pemakaian laktulosa yang berlebihan.
Hipoglikemia diobati secara agresif dengan larutan dekstrosa 10-25%. Packed
Red Cell hanya diberikan pada pasien dengan perdarahan aktif atau jika akan dilakukan
tindakan invasive seperti intubasi atau kanulasi vena sentral.
Berikan diazepam bila pasien gelisah. Tirah baring selama stadium akut dan diet
yang akseptebel dan bergizi
Nutrisi yang adekuat harus di pertahankan, asupan protein di batasi bila kemampuan hati
untuk memetabolisasi produk sampingan protein terganggu sebagaimana di perlihatkan
oleh gejalanya
Upaya kuratif untuk mengendalikan gejala dyspepsia
Untuk asites
· Diet pembatasan natrium
· Diuretika
· Parasentesis abdominal ( Pembedahan)
Dianjurkan pe,mberian kortikosteroid dosis tinggi yaitu 800mg/hari atau 400mg/hari.
Transplantasi tidak praktis karena waktu terbatas dan donor tidak mudah didapat.
![Page 5: Gagal Hepatic Fluminan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081807/577c808f1a28abe054a93355/html5/thumbnails/5.jpg)
Prognosis:
Peningkatan α feto protein (AFP) darah pada awal koma, dapat mencerminkan kapisitas
regenerasi hati yang baik dan harapan hidup lebuh besar.