gagal ginjal kronik - website staff ui...

22
MOTIVASI MENULIS dr. Ahmad Aulia Jusuf, PhD Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia PENDAHULUAN “Manusia adalah zoon politicon (mahluk sosial yang hidup bermasyarakat)” demikian kata Aristoteles. Dalam kehidupannya manusia senantiasa berkomunikasi satu dengan lainnya. Tidak ada satupun kegiatan sehari-hari yang terlepas dari interaksi dan komunikasi antar seorang dengan lainnya. Kegiatan berkomunikasi ini telah berlangsung sejak dahulu kala, baik pada suku-suku atau bangsa-bangsa yang telah maju hingga ke masyarakat yang paling primitif. Dalam khasanah ilmu komunikasi, selain ketrampilan berbicara, ketrampilan mengemukaan ide, gagasan atau pikiran secara tertulis akan menentukan keberhasilan kita dalam berkomunikasi, apapun profesi kita. Menulis merupakan bagian dari komunikasi non verbal. Seorang anak sejak lahir telah mempunyai naluri untuk menulis. Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya membuat ”coret-coretan” walau tanpa makna. Kemampuannya kian meningkat sesuai dengan peningkatan usia dan stimulus (rangsang) untuk menuangkan ide, pikiran dan perasaannya. Ia tidak peduli dengan media yang tersedia, mulai dari kertas, majalah, tembok, ubin dan sebagainya. Seorang yang akan meninggalpun sering tak lupa menulis “surat wasiat” yang merupakan karya tulisnya yang terakhir. Kegiatan tulis menulis ini senantiasa dilakukan oleh _____________________________________________________________________________________Disampaikana pada Workshop Penulisan Makalah Ilmiah 2005, Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uinversitas Indonesia (FSI-SMFKUI), Ruang Anatomi FKUI Sabtu 17 September 2005 1

Upload: duongduong

Post on 24-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAGAL GINJAL KRONIK - Website Staff UI |staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/... · Web viewSering ide yang melintas dalam benak kita begitu banyaknya, sehingga

MOTIVASI MENULISdr. Ahmad Aulia Jusuf, PhD

Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

PENDAHULUAN

“Manusia adalah zoon politicon (mahluk sosial yang hidup bermasyarakat)” demikian kata

Aristoteles. Dalam kehidupannya manusia senantiasa berkomunikasi satu dengan lainnya. Tidak

ada satupun kegiatan sehari-hari yang terlepas dari interaksi dan komunikasi antar seorang

dengan lainnya. Kegiatan berkomunikasi ini telah berlangsung sejak dahulu kala, baik pada suku-

suku atau bangsa-bangsa yang telah maju hingga ke masyarakat yang paling primitif.

Dalam khasanah ilmu komunikasi, selain ketrampilan berbicara, ketrampilan

mengemukaan ide, gagasan atau pikiran secara tertulis akan menentukan keberhasilan kita dalam

berkomunikasi, apapun profesi kita. Menulis merupakan bagian dari komunikasi non verbal.

Seorang anak sejak lahir telah mempunyai naluri untuk menulis. Hal ini dibuktikan dengan

kemampuannya membuat ”coret-coretan” walau tanpa makna. Kemampuannya kian meningkat

sesuai dengan peningkatan usia dan stimulus (rangsang) untuk menuangkan ide, pikiran dan

perasaannya. Ia tidak peduli dengan media yang tersedia, mulai dari kertas, majalah, tembok, ubin

dan sebagainya. Seorang yang akan meninggalpun sering tak lupa menulis “surat wasiat” yang

merupakan karya tulisnya yang terakhir. Kegiatan tulis menulis ini senantiasa dilakukan oleh

siapapun, apapun profesinya, mulai dari ibu rumah tangga, anak sekolah, guru/dosen, peneliti,

dokter, pegawai, hingga presiden.

Seorang penulis produktif yang juga seorang muballigh yakni KH. Isa Anshary dalam

bukunya “Mujahid Dakwah” (1995) melukiskan betapa hebatnya pengaruh tulisan. Ia

mengatakan bahwa revolusi-revolusi besar di dunia, selalu didahului oleh jejak pena dari seorang

penulis. Revolusi Perancis bergerak di bawah cahaya pikiran dan cetusan pandangan yang dirintis

oleh JJ. Rousseu dan Montesquieu. Revolusi Amerika dibimbing oleh Declaration of

Independence. Nazi Jerman bergerak dibawah petunjuk buku Mein Kamft buah tangan Adolf

Hitler. Kemerdekaan Indonesia juga didahului oleh pemikiran-pemikiran revolusioner dari Bung

Karno, Hatta, Syahril dll.

Dalam agama Islam kemampuan untuk membaca dan menulis telah diperintahkan oleh

Allah SWT sejak awal wahyu diturunkan kepada baginda Rasul Muhammad SAW, sebagaimana

_____________________________________________________________________________________Disampaikana pada Workshop Penulisan Makalah Ilmiah 2005, Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uinversitas Indonesia (FSI-SMFKUI), Ruang Anatomi FKUI Sabtu 17 September 2005

1

Page 2: GAGAL GINJAL KRONIK - Website Staff UI |staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/... · Web viewSering ide yang melintas dalam benak kita begitu banyaknya, sehingga

yang tertulis di dalam surat Al ‘Alaq (96) ayat 1-5: “ Bacalah dengan nama Tuhanmu yang

menciptakan kamu ……” Islam tersebar luas diseluruh dunia, selain dari bimbingan dan

keteladanan Rasullah SAW, juga didukung oleh adanya Mushaf Al-qur’an dan kitab-kitab Hadist

serta karya tulis yang menerangkan tentang Islam yang dilakukan oleh para Sahabat, Tabiin,

Imam-imam besar, Ahli Hadist dan para ulama lainnya. Umar Ibnu Khattab r.a merupakan

sahabat yang pertama kali mencetuskan ide untuk mengumpulkan dan menulis kembali semua

tulisan ayat-ayat Al-Qur’an yang tersebar di pelepah daun korma, tulang-tulang, dan lain-lainnya

ke dalam satu buku yang dikenal sebagai Mushaf. Beliau mengemukakan hal ini kepada Khalifah

Abu Bakar As-shiddiq r.a berkaitan dengan banyaknya sahabat yang gugur dalam peperangan

mempertahankan agama Islam ketika itu. Setelah melewati diskusi yang panjang dan atas

petunjuk Allah SWT akhirnya ide tersebut disetujui oleh khalifah. Mushaf ini baru selesai

dikerjakan setelah Khalifah Umar meninggal dunia yaitu pada zaman khalifah Ustman bin Affan

r.a.

Pentingnya kegiatan menulis inipun kian dirasakan pada saat ini, pada saat kita memasuki

peradaban yang dikenal dengan masyarakat informasi. Istilah yang dikemukan oleh Alvin

Toeffler dan John Naisbitt ini bertujuan untuk menggambarkan wujud peradaban manusia yang

berbasis pada teknologi informasi dan komunikasi, yang merupakan kelanjutan dari peradaban

masyarakat industri. Salah satu contohnya adalah kehadiran internet.

Menurut Naisbitt selain ditandai dengan makin besarnya peranan teknologi komunikasi dan

informasi di berbagai bidang kehidupan manusia, masyarakat informasi yang merupakan

perkembangan dari masyarakat industri itu ditandai dengan budaya masyarakat yang lebih

intensif dengan kegiatan membaca dan menulis. Kedua kebiasaan inilah yang mencirikan tingkat

kemajuan sekaligus berperanan besar sebagai pendorong kemajuan suatu bangsa, seperti yang

dicontohkan oleh Jepang.

Tulisan di bawah ini menguraikan seluk beluk motivasi untuk menulis, kiat agar produktif

menulis, darimana kita harus menulis, pemanasan sebelum menulis dan sebab-sebab kegagalan

menulis.

APA ITU MENULIS ?

Secara sederhana menulis dapat dikatakan sebagai suatu proses penuangan hasil pemikiran,

hasil penelitian, dokumentasi peristiwa, informasi dan perasaan dalam bentuk tulisan guna

mencapai tujuan tertentu. Tulisan adalah media komunikasi yang banyak digunakan untuk

_____________________________________________________________________________________Disampaikana pada Workshop Penulisan Makalah Ilmiah 2005, Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uinversitas Indonesia (FSI-SMFKUI), Ruang Anatomi FKUI Sabtu 17 September 2005

2

Page 3: GAGAL GINJAL KRONIK - Website Staff UI |staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/... · Web viewSering ide yang melintas dalam benak kita begitu banyaknya, sehingga

berhubungan dengan khalayak massa yang besar jumlahnya dan tersebar di mana-mana. Media

merupakan perpanjangan lidah sang komunikator kepada masyarakat pembaca.

Disamping hal-hal tersebut di atas tulisan ibarat sebuah “Bank Memori” yang berguna

untuk mengatasi kelemahan daya ingat seseorang, terutama untuk mengingat peristiwa yang

terjadi di masa lampau maupun gagasan dan ide yang pernah dilontarkan tentang pemecahan

suatu masalah.

MENGAPA KITA HARUS MENULIS ?

Kebiasaan menulis bisa diartikan secara sederhana yaitu sekedar menuangkan informasi

atau pesan dari bahasa lisan ke bahasa tertulis. Namun bisa juga diartikan secara luas kalau kita

melihat dari sudut pandang komunikasi, bahwa apa yang kita tuangkan dalam bentuk tulisan

pastilah mempunyai maksud atau motivasi tertentu. Secara garis besar tujuan menulis dapat

dibagi menjadi 4 macam yaitu

1. Menginformasikan

2. Mendidik

3. Membujuk

4. Menghibur

Tujuan yang pertama dan paling utama dari menulis adalah menginformasikan segala

sesuatu baik berupa fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan pandangan terhadap

fakta, data dan peristiwa tersebut agar kalangan pembaca memperoleh pengetahuan dan

pemahaman baru tentang hal yang terdapat maupun yang terjadi. Kesadaran manusia untuk

menginformasikan berbagai fakta dan peristiwa telah menjadi bagian penting sejarah peradaban

manusia. Kita dapat mengetahui peristiwa atau hal –hal yang terjadi dimasa lalu karena adanya

prasasti-prasasti yang ditinggalkan sebagai jejak sejarah. Dalam peradaban modern, pengetahuan

maupun penemuan baru selalu diketahui masyarakat melalui bermacam-macam publikasi baik

berupa jurnal ilmiah maupun majalah dan surat kabar. Selain itu hal-hal tersebut juga bisa ketahui

lewat pemberitaan media massa cetak atau tulisan-tulisan di jaringan internet.

Mendidik merupakan salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Lewat tulisan

pengetahuan dan wawasan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada

akhirnya diharapkan akan terjadi perubahan perilaku pada orang tersebut. Perilaku seseorang

sangat ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan sikap mental seseorang. Hal ini tidak cukup

hanya diperoleh melalui sekolah-sekolah formal ataupun kursus-kursus. Tidak pula cukup hanya

diperoleh dari pergaulan sosial, baik dilingkungan keluarga maupun lingkungan sosial yang lebih

_____________________________________________________________________________________Disampaikana pada Workshop Penulisan Makalah Ilmiah 2005, Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uinversitas Indonesia (FSI-SMFKUI), Ruang Anatomi FKUI Sabtu 17 September 2005

3

Page 4: GAGAL GINJAL KRONIK - Website Staff UI |staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/... · Web viewSering ide yang melintas dalam benak kita begitu banyaknya, sehingga

luas. Tulisan biasanya didukung dengan data-data dan informasi yang telah teruji kebenarannya,

sehingga orang akan lebih percaya informasi yang tertulis dibandingkan informasi yang

disampaikan secara lisan.

Menulis tidak hanya bertujuan untuk menginformasikan dan mendidik saja, tetapi ia juga

mengharapkan pembaca dapat menentukan sikap, apakah menyetujui atau mendukung hal-hal

yang ditulis atau diuraikan. Sebelum sampai pada tujuan tersebut seorang penulis harus mampu

membujuk dan menyakinkan pembaca akan ide-ide atau gagasan yang dikemukakannya dengan

menggunakan bahasa yang persuasif dan tidak agitatif. Fungsi persuasi akan dapat berhasil bila

penulis mampu menyajikannya dengan gaya bahasa yang menarik, akrab, bersahabat, dan mudah

dicerna.

Fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi bukan hanya monopoli media massa radio

dan televisi saja, namun media cetak dapat pula berperan menghibur pembacanya. Tulisan-tulisan

atau bacaan yang kaya akan anekdot, cerita dan pengalaman yang lucu dapat menjadi pelipur lara

atau pelepas ketegangan sesat setelah penat bekerja seharian. Bagi seorang penulis yang piawai,

walaupun persoalan yang dikemukan dalam tulisannya menyangkut hal-hal yang pelik dan

sensitif tetapi ia masih mempunyai celah dan cara bagaimana agar penyajiannya tetap

menyejukkan kalbu dan perasaan pembaca, bukan sebaliknya malah membakar emosi pembaca.

TUJUH HAL PENGGAIRAH DALAM MENULIS

Sepotong kalimat puitis, sebaris kata bijak, sepenggal cerita, sealinea biografi, atau sedikit

keuntungan rupiah dapat menjadi penggairah untuk menulis. Dalam menulis diperlukan adanya

ketekunan. Para penulis senior biasanya membeberkan banyak keuntungan yang bisa diraih dari

olah tulisnya. Gairah menulis harus terus dipompa, proses kreativitas harus tetap menyala dan

goresan pena harus terus diasah. The Liang Gie memaparkan ada 6 nilai manfaat yang diperoleh

oleh penulis yaitu

1. nilai kecerdasan

2. nilai kependidikan

3. nilai kejiwaan

4. nilai kemasyarakatan

5. nilai keuangan

6. nilai kefilsafatan.

Ada 7 upaya agar semangat mengolah tulisan makin bergairah yaitu

_____________________________________________________________________________________Disampaikana pada Workshop Penulisan Makalah Ilmiah 2005, Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uinversitas Indonesia (FSI-SMFKUI), Ruang Anatomi FKUI Sabtu 17 September 2005

4

Page 5: GAGAL GINJAL KRONIK - Website Staff UI |staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/... · Web viewSering ide yang melintas dalam benak kita begitu banyaknya, sehingga

1. Membaca karya penulis besar

“Di belakang tiap kata berdiri suatu dunia, tiap orang yang menggunakan kata harus

menyadari bahwa ia menggoyang dunia” demikian Heinrich Boll menulis. Membaca karya-karya

penulis besar merupakan salah satu yang dapat meningkatkan gairah menulis. Untuk itu

kegemaran membaca harus ditingkatkan. Membaca merupakan bagian yang sangat penting untuk

meningkatkan pengetahuan dan penalaran serta dapat merubah perilaku dan menambah semangat

seseorang untuk melakukan sesuatu. Bukankah seorang anak kecil yang selesai membaca kisah

tentang seorang jagoan yang membela kebenaran akan berusaha untuk menirunya?

Islam menyuruh umatnya untuk senantiasa mau dan gemar membaca, seperti yang tertera

dalam firman Allah SWT dalam surat Al’Alaq ayat 1: “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang

menciptakan”. Banyak kejadian-kejadian besar di dunia ini berawal dari tulisan penulis besar,

seperti revolusi Perancis yang bergerak di bawah pemikiran pandangan yang dirintis oleh JJ.

Rousseu dan Montesquieu, revolusi Amerika yang dibimbing oleh oleh Declaration of

Independece, Nazi yang bergerak dibawah petunjuk buku Mein Kamft buah tangan Adolf Hitler

hingga kemerdekaan Indonesia yang juga didahului oleh pemikiran-pemikiran revolusioner dari

Bung Karno, Hatta, Syahril dll.

2. Menulis merupakan bagian dari proses penyembuhan

Dalam tulisan seorang penulis dapat mengemukakan gagasan-gagasan atau ide-idenya

untuk merubah sesuatu yang menurutnya tidak baik menjadi lebih baik. Lewat goresan penanya

banyak penulis ikut berperan dalam setiap perubahan yang terjadi diseluruh dunia. Penulis bebas

menuangkan gagasan atau ide-idenya dalam tulisan asalkan sesuai dengan tata krama penulisan.

Dengan menuangkan dalam tulisan seorang penulis menjadi “lega” perasaannya karena hal yang

disimpannya dapat dikemukakan kepada para pembaca.

3. Honor

Tak dapat dipungkiri bahwa honor merupakan salah satu faktor penggairah untuk menulis.

Tetapi harus diingat bahwa honor bukanlah segalanya. Jangan putus asa dan marah bila honor

yang kita terima dari suatu tulisan tidak sesuai dengan harapan kita. Tetapi jadikanlah honor itu

sebagai salah satu faktor pendorong untuk terus berkarya. Masih banyak faktor lainnya yang

dapat meningkatkan kepuasan menjadi penulis seperti popularitas dan sebagainya. Seperti kata

orang Betawi “Biar tekor asal kesohor”.

_____________________________________________________________________________________Disampaikana pada Workshop Penulisan Makalah Ilmiah 2005, Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uinversitas Indonesia (FSI-SMFKUI), Ruang Anatomi FKUI Sabtu 17 September 2005

5

Page 6: GAGAL GINJAL KRONIK - Website Staff UI |staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/... · Web viewSering ide yang melintas dalam benak kita begitu banyaknya, sehingga

Meskipun honor penulis di Indonesia relatif kecil dibandingkan dengan diluar negeri, tetapi

Insya Allah di tahun mendatang akan kian meningkat seiring dengan makin pesat dan maraknya

usaha penerbitan di Indonesia.

4. Shadaqoh Ilmu

Budayawan Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) dalam “Tadarrus Budaya”nya

mengatakan begini, seorang faqih bisa mendekati Allah dengan amal ibadah legal formalnya,

seorang seniman bisa mendekati Allah dengan karya seninya dan seorang sastrawan bisa

mendekati Allah dengan karya sastranya.

Seorang penulis bisa menularkan ilmunya yang berguna bagi kemaslahatan umat lewat

tulisannya. Ilmu yang bermanfaat merupakan amal jariah yang tak akan putus pahalanya

walaupun sang penulis sudah meninggal dunia, sebagaimana Hadist Rasullah SAW yang

mengatakan bahwa ada 3 amalan yang tak putus pahalanya walaupun seseorang tersebut telah

meninggal dunia yaitu harta yang dijariahkan, ilmu yang bermanfaat dan doa anak yang sholeh.

Di lain Hadist Rasullah SAW menyatakan “Sampaikanlah kebenaran itu walaupun pahit”.

Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a. mengatakan “Perhatikan olehmu apa yang dikatakan oleh

seseorang dan jangan perhatikan siapa yang berkata”.

Allah memberikan pahala-Nya kepada orang yang berbuat kebajikan. Semakin banyak ilmu

yang kita sebarkan, Insya Alah makin tambah banyaklah manfaat yang diperoleh pembaca dan

tentu makin banyak juga pahala yang kita terima. Renungkanlah !

5. Sebagai Warisan yang membanggakan

“Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading” begitulah kata

pepatah. Bagi seorang penulis tiada ada hal yang paling memuaskan selain dapat meninggalkan

warisan tulisan yang tak lekang dimakan zaman dan tak usang ditelan masa. Bukankah hal ini

jauh lebih baik daripada warisan tanah, rumah atau mobil yang akan hilang bila sang ahli waris

tak pandai menjaganya? Apa yang kita tulis hari ini akan menjadi prasasti untuk keturunan kita di

kemudian hari.

Warisan dalam tulisan punya nilai yang sangat membanggakan dan dapat membantu

anak-anak dan generasi setelah kita untuk mempertahankan sejumlah nilai-nilai luhur yang telah

kita kerjakan, sekaligus sebagai bahan untuk menggali potensi yang ada.

6. Menyadari bahwa manusia itu mahluk penulis

_____________________________________________________________________________________Disampaikana pada Workshop Penulisan Makalah Ilmiah 2005, Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uinversitas Indonesia (FSI-SMFKUI), Ruang Anatomi FKUI Sabtu 17 September 2005

6

Page 7: GAGAL GINJAL KRONIK - Website Staff UI |staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/... · Web viewSering ide yang melintas dalam benak kita begitu banyaknya, sehingga

Menurut Emerson “Manusia pada hakikatnya adalah penulis, apa yang ia lihat atau alami,

ia jadikan pola. Ia percaya apa yang dapat dipikir akan dapat pula ditulis. Lambat atau cepat.

Dalam tiap pembicaraan, dalam tiap bencana, dalam tiap peristiwa, dalam tiap perjalanan, ia

dapatkan bahan baru untuk tulisannya atau karangannya.” Perkataan ini mampu mendorong kita

untuk mulai menulis. Menulislah dari apa yang kita rasakan, harapkan dan renungkan, bukan

mengadalkan sesuatu yang berada diluar diri kita. Setelah kita mulai menulis, barulah kita

lengkapi tulisan itu dengan data-data atau fakta dan lain sebagainya.

7. Setiap gaya tulisan ada penggemarnya

Sesuai dengan kata pepatah “ Apa yang jatuh dibumi ini pasti ada yang memungutnya”,

demikian juga dengan tulisan, apapun yang kita tulis, pasti ada saja orang yang ingin

membacanya. Oleh karena itu jangan ragu-ragu dalam menulis. Tidak usah kita meniru gaya

tulisan orang lain, mulailah dengan gaya kita sendiri. Kita dapat belajar dari gaya tulisan orang

lain tetapi kita harus mempunyai pola atau gaya tulisan kita sendiri.

TUJUH KIAT AGAR PRODUKTIF MENULIS

Penulis yang produktif adalah penulis yang menghasilkan tulisan terus menerus hingga

menghasilkan banyak tulisan, lepas dari apakah tulisan tersebut sudah dimuat atau belum. “ Pisau

akan tajam bila diasah terus menerus”, “lancar kaji karena diulang, lancar jalan karena di turut”

begitulah peribahasa menasehati kita. Untuk menjadi penulis yang produktif ada beberapa hal

yang dapat digunakan

1. Waktu khusus

Seorang penulis harus mempunyai waktu khusus untuk menulis. Ia harus meluangkan

waktu untuk membaca, bercengkerama dengan ide-ide yang telah ditemukan dan berupaya

menggali ide-ide baru. Tanpa ini mustahil kita dapat menulis dengan baik. Jangan menulis dalam

kondisi tergesa-gesa karena hasilnya tidak akan maksimal.

Setiap penulis mempunyai waktu tertentu yang paling menyenangkan untuk dirinya untuk

menulis. Ada yang suka menulis di pagi hari seperti cerpenis Eudora Welty, Yusuf Abdullah Puar

dan sebagainya. Norah Lofsah, seorang penulis roman sejarah biasanya menulis setiap jam 09.00-

13.00. Taylor Caldwell pengarang belasan novel biasa membuat tulisannnya ditengah malam

hingga dini hari. Demikianlah setiap penulis mempunyai waktu “favorit” nya masing-masing

untuk menulis.

_____________________________________________________________________________________Disampaikana pada Workshop Penulisan Makalah Ilmiah 2005, Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uinversitas Indonesia (FSI-SMFKUI), Ruang Anatomi FKUI Sabtu 17 September 2005

7

Page 8: GAGAL GINJAL KRONIK - Website Staff UI |staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/... · Web viewSering ide yang melintas dalam benak kita begitu banyaknya, sehingga

2. Jangan dengar omongan asbun

Jangan dengar komentar orang yang berbicara miring tentang tulisan kita, tetapi ambilah

sebagai masukan untuk meningkatkan mutu tulisan kita selanjutnya. Jadikanlah kritikan dan

omongan miring tersebut sebagai cambuk bagi kita untuk terus menulis.

Jangan pendam ide-ide atau gagasan yang kita dapatkan di dalam laci memori kita,

walaupun ide yang kita dapatkan itu bertentangan dengan pendapat orang pada masanya.

Bukankah banyak ide, gagasan atau teori yang dinyatakan tidak benar atau salah pada satu masa,

ternyata dipakai pada masa berikutnya? Pendapat bahwa bumi bundar dan janin berasal dari

pertemuan ovum dan sperma yang ditentang pada permulaan abad masehi ternyata benar dan

dipakai beberapa abad kemudian, membuktikan bahwa tidak ada yang kebenaran yang absolut

pada ide atau gagasan manusia. Kebenaran yang absolut hanyalah milik Allah SWT. Sepanjang

pendapat atau ide itu tidak bertentangan dengan ajaran agama, kita bebas mengemukakannya.

3. Terus memotivasi diri

“Motivasi tidak boleh mati, selagi hidup masih diberi”, demikian kata orang bijak. Jangan

sampai keinginan dan semangat untuk menulis hanya muncul pada saat mengikuti training

tentang penulisan, tetapi kemudian menjadi surut setelah training usai.

Banyak penulis besar merangkak dari bawah untuk menuju kesuksesan. Benar harus kita

akui bahwa dengan adanya bakat alami, suatu pekerjaan akan lebih cepat selesai, tetapi yakinlah

modal semangat tinggi dapat melahirkan puluhan bakat dan melahirkan karya. Thomas Alfa

Edison menguraikan kesuksesan diraih dari 1% inspirasi dan sisanya 99% merupakan hasil

perasan keringat. Kemauan untuk kerja keras dan pantang menyerah harus terus digelorakan, bila

kita ingin maju.

4. Sebagai Ibadah

Setiap amalan baik yang kita lakukan dapat bernilai ibadah asalkan pekerjaan itu kita

niatkan karena Allah dan pekerjaan itu bukan pekerjaan yang dilarang oleh Alah SWT. Menulis

merupakan proses untuk menularkan dan menyebarkan ilmu yang bermanfaat yang kita miliki

kepada masyarakat luas. Dengan cara ini kita ikut menunjang proses pembelajaran dalam

masyarakat. Bukankah menuntut ilmu disuruh dalam agama? Bukankah memberikan ilmu yang

bermanfaat itu merupakan amalan yang pahalanya tidak dibatasi oleh dinding kematian?

_____________________________________________________________________________________Disampaikana pada Workshop Penulisan Makalah Ilmiah 2005, Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uinversitas Indonesia (FSI-SMFKUI), Ruang Anatomi FKUI Sabtu 17 September 2005

8

Page 9: GAGAL GINJAL KRONIK - Website Staff UI |staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/... · Web viewSering ide yang melintas dalam benak kita begitu banyaknya, sehingga

Dengan keyakinan tersebut Insya Allah semangat kita akan terus terpompa untuk membuat

banyak tulisan yang bermanfaat bagi masyarakat banyak.

5. Bank Ide

Sering ide yang melintas dalam benak kita begitu banyaknya, sehingga kita tidak sanggup

untuk menulis semuanya dalam waktu yang bersamaan. Untuk itu perlu kita buat “Bank Ide”

yang menampung ide-ide yang kita temukan dalam sebuah buku. Ide-ide yang terdapat dalam

bank ide tersebut kelak dapat kita pakai manakala kita hendak menulis lagi atau pada saat kita

kekeringan ide. Yang perlu diperhatikan adalah menjaga agar ide itu tidak “expired”. Ide-ide

yang berkaitan dengan masalah yang sedang “Hot” sebaiknya kita dahulukan penulisannya.

6. Temukan banyak gaya menulis

Bermacam-macam gaya tulisan dapat kita gunakan agar tidak “bosan”, walaupun ada gaya

“favorit” yang menjadi kekhasan tulisan kita. Tentulah gaya yang kita pakai harus disesuaikan

dengan tema Tulsan yang kita tuangkan. Bermacam-macam gaya menulis yang dapat dipakai

antara lain adalah gaya humoris, romantis, religius, puitis, garang, ilmiah dan sebagainya.

Untuk memperluas wawasan tentang gaya tulisan tentulah kita harus banyak membaca

buku-buku, jurnal, tulisan dan sebagainya. Gaya tulisan kita yang terbentuk sering dipengaruhi

oleh apa yang kita baca. Stephen Krashen (2003) aktivis peneliti bahasa memaparkan “kekhasan

atau kebiasaan menulis bukan dibentuk oleh aktivitas menulis, melainkan oleh aktivitas

membaca”.

7. Berusaha professional dalam menulis

Menulis harus dilakukan secara professional artinya dikerjakan dengan sungguh-sungguh

dan berusaha melakukan yang terbaik, dilakukan secara kontinu dan tidak ditunda-tunda. Dalam

menulis juga harus dibuat tahapan dan target yang hendak dicapai.

TUJUH KIAT PEMANASAN SEBELUM MENULIS

Ketika kita hendak membuat suatu tulisan sering mengalami kemandegan, padahal

keinginan untuk menulis telah menggebu-gebu. Ibarat sebuah mobil, sebelum dijalankan ia

membutuhkan suatu pemanasan. Sering kali kita memerlukan adanya suatu pemanasan sebelum

menulis. Hal ini seringkali dialami oleh penulis pemula. Kadang-kadang kita kurang percaya diri

_____________________________________________________________________________________Disampaikana pada Workshop Penulisan Makalah Ilmiah 2005, Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uinversitas Indonesia (FSI-SMFKUI), Ruang Anatomi FKUI Sabtu 17 September 2005

9

Page 10: GAGAL GINJAL KRONIK - Website Staff UI |staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/... · Web viewSering ide yang melintas dalam benak kita begitu banyaknya, sehingga

dalam menulis. Untuk mengatasi hambatan ini ada 7 kiat yang dapat dilakukan sebagai

“pemanasan” sebelum menulis

1. Membaca buku biografi

Dalam riwayat tokoh-tokoh besar yang karya atau tulisannya diakui dunia kita dapat

menemukan banyak kisah sebagai obat untuk menghilangkan kemalasan dan memacu semangat

untuk menulis. Dengan tambahan semangat ini kemauan untuk menulis semakin tinggi sehingga

diharapkan kita dapat mulai menuliskan dengan lebih “lepas” dan lancar. Membaca buku biografi

dapat memompa semangat dari luar diri kita

2. Membuka buku harian

Jika membaca buku biografi dapat memompa semangat dari luar maka membaca catatan

harian dapat memompa semangat dari dalam diri kita. Banyak hal yang tertulis di dalam buku

harian baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Dari catatan harian kita bisa

mendapatkan hikmah bahwa kerja keras amat diperlukan untuk mencapai suatu cita-cita.

3. Pergi ketempat sunyi

Dalam suasana yang hening dan sunyi, biasanya manusia dapat berpikir lebih jernih dan

realistis. Selain itu keheningan juga dapat menstimulus timbulnya ide atau gagasan yang akan

ditulis. Selain itu tinggal dalam suasan yang hening dan santai juga akan meningkatkan

konsentrasi kita dalam menulis, tanpa terganggu oleh hal-hal yang lain atau rutinitas. Banyak

penulis besar menyelesaikan tulisannya dalam kesuasana yang santai di suatu tempat yang sunyi.

4. Shalat

Kebuntuan dalam menulis merupakan hantu yang paling menakutkan bagi penulis. Jangan

hanya mengandalkan syariat (usaha lahiriah) saja, tetapi doa sangat diperlukan untuk suksesnya

suatu rencana, demikian ungkap Aa Gym (KH. Abdullah Gymnastiar).

Kemampuan manusia sangat terbatas, termasuk juga dalam urusan menulis. Jangan segan-

segan untuk senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan dalam menulis dan

menuangkan ide-ide atau gagasan. Kita dapat melakukan shalat hajat yaitu sholat untuk memohon

petunjuk dan bimbingan Allah SWT dalam menulis. Imam Bukhari, penulis kitab Hadist Al-

Djami’us Shahih atau Shahih Bukhari yang masyhur itu senantiasa melakukan sholat sebelum

beliau menuliskan hadist-hadist yang beliau kumpulkan dan dapatkan.

_____________________________________________________________________________________Disampaikana pada Workshop Penulisan Makalah Ilmiah 2005, Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uinversitas Indonesia (FSI-SMFKUI), Ruang Anatomi FKUI Sabtu 17 September 2005

10

Page 11: GAGAL GINJAL KRONIK - Website Staff UI |staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/... · Web viewSering ide yang melintas dalam benak kita begitu banyaknya, sehingga

5. Ngobrol seperlunya

Ide bisa datang dari siapa saja. Ketika hendak menulis kita dapat menggali ide dengan cara

berbincang-bincang dengan orang yang dapat diajak bicara mengenai masalah yang hendak kita

tulis. Kita dapat bertanya dari mereka itu dari berbagai sudut pandang sehingga akan didapatkan

banyak masukan yang sangat berguna sebagai bahan untuk tulisan kita. Masukan-masukan yang

kita dapatkan sebaiknya ditulis sehingga dapat menjadi bahan penguat atau menambah tulisan

kita. Manfaatkan pengalaman orang yang kita ajak berbincang-bincang. Percakapan bisa

dilakukan lewat tatap muka secara langsung, lewat telepon atau lewat internet.

6. Membayangkan ketika tulisan dimuat

Sebelum kita mulai menulis boleh juga kita membayangkan saat-saat tulisan kita dimuat.

Kita dapat membayangkan suatu kepuasan dan kesenangan tersendiri saat tulisan kita dimuat.

Dengan mengkhayal ini diharapkan semangat kita untuk menulis dapat meningkat dan sumbatan

yang ada dalam menulis dapat dicairkan. Tetapi khayalan yang indah itu harus dibarengi dengan

kerja keras, sehingga khayalan dapat diwujudkan secara nyata dan buka hanya tinggal dalam

angan-angan belaka.

7. Membaca tulisan yang tertunda

Membaca tulisan yang belum rampung dapat merupakan bagian jembatan penghubung

dengan alinea-alinea berikutnyayang justru belum terbayangkan sebelumnya.

Membaca ulang tulisan yang tertunda dapat menguatkan dan mempertajam analisa.

Disamping itu membaca ulang juga dapat meningkatkan semangat untuk meneruskan membuat

tulisan tersebut.

DARI MANA KITA MENULIS ?

Sering kita merasa bingung, darimanakah saya harus mulai tulisan ini? Untuk menjawab

pertanyaan ini ada beberapa hal yang dapat kita pertimbangkan yaitu

1. Ide atau gagasan menulis

Keluhan yang biasanya terlontar oleh setiap orang yang ingin mulai menulis adalah

darimanakah saya harus memulai tulisan ini? Kesulitan untuk mulai menulis akan sedikit bisa

teratasi manakala kita sudah memiliki ide berupa gagasan awal yang biasanya terlintas dalam

pikiran kita. Ide memang bisa muncul begitu saja seolah tanpa sebab, tetapi umumnya ide untuk

_____________________________________________________________________________________Disampaikana pada Workshop Penulisan Makalah Ilmiah 2005, Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uinversitas Indonesia (FSI-SMFKUI), Ruang Anatomi FKUI Sabtu 17 September 2005

11

Page 12: GAGAL GINJAL KRONIK - Website Staff UI |staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/... · Web viewSering ide yang melintas dalam benak kita begitu banyaknya, sehingga

menulis bisa timbul karena adanya “stimuli informasi” yang kita terima melalui panca indera.

Bagi seorang penulis yang kreatif ide harus terus di gali secara aktif, bukan secara pasif

menunggu sampai datangnya semacam “wangsit”. Stimuli informasi dapat kita peroleh dari mana

saja seperti media elektronik, media massa, buku, tulisan orang lain atau melihat atau mendengar

secara langsung. Ide yang akan kita tuangkan dalam bentuk tulisan seyogyanya telah lulus

“sensor” yaitu telah melalui pemikiran yang kritis tentang pantas tidaknya ide tersebut dituangkan

dalam bentuk tulisan.

2. Daya tarik tulisan

Minat seseorang untuk membaca tulisan kita terletak pada daya tarik yang ditampilkan oleh

tulisan yang bersangkutan, bukan kepada siapa yang menulis. Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a

pernah berkata “Perhatikan olehmu apa yang dikatakan seseorang, dan jangan engkau perhatikan

siapa yang berkata”. Ada beberapa unsur yang dapat dijadikan daya tarik suatu tulisan yaitu

apakah yang disampaikan itu merupakan hal yang baru, aneh atau ganjil, sedang menjadi topik

yang “hot” dan ramai dibicarakan orang serta hal-hal yang luar biasa.

3. Manfaat bagi pembaca

Tulisan bukan hanya tergantung pada dayatariknya, tetapi harus juga memberikan manfaat

bagi pembacanya. Ada 6 manfaat yang dapat dipetik dari suatu tulisan yaitu menambah

pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memecahkan masalah yang dihadapi, menghibur,

menggugah rasa estetika dan menyentuh kepekaan etis.

TUJUH SEBAB KEGAGALAN DALAM MENULIS

Kegagalan merupakan hal yang tidak enak dalam bidang apapun. Ada 7 sebab kegagalan

menjadi penulis yaitu

1. Belajar teori saja

Aa gym sering mengingatkan “satu langkah bukti nyata, lebih baik dari seribu teori”. Kita

tidak akan dapat mengukir suatu karya bila hanya berhenti sampai tingkat teori saja. Banyak

jebolan perguruan tinggi dan alumnus kursus-kursus pelatihan menulis atau mengarang tetapi

tidak pernah mampu menyelesaikan barang satu judulpun tulisan. Ada sebuah pernyataan dari

pusat pendidikan di Amerika Serikat yang mengatakan bahwa “semua ilmuwan adalah sama,

sampai satu diantara mereka menulis buku”.

_____________________________________________________________________________________Disampaikana pada Workshop Penulisan Makalah Ilmiah 2005, Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uinversitas Indonesia (FSI-SMFKUI), Ruang Anatomi FKUI Sabtu 17 September 2005

12

Page 13: GAGAL GINJAL KRONIK - Website Staff UI |staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/... · Web viewSering ide yang melintas dalam benak kita begitu banyaknya, sehingga

Oleh karena itu walaupun pengetahuan kita tentang teori menulis sangat minim tidakalah

menjadi hambatan untuk mulai menulis. Sambil meningkatkan pengetahuan kita tentang dunia

tulis menulis, kita terus membuat tulisan, kita praktekkan apa yang kita telah peroleh, sehingga

pengetahuan menulis yang kita dapatkan akan dapat kita hayati dan mendarah daging, tidak cuma

terhenti hanya di tataran teori saja. Ada perkataan ulama yang mengatakan “Ilmu yang tidak

diamalkan ibarat pohon yang tiada berbuah”.

2. Ide sebatas ide

Ide yang telah kita peroleh sebaiknya secepatnya kita tuangkan dalam bentuk tulisan dan

tidak hanya sekedar ide saja. Sangat disayangkan bila kita mempunyai ide yang brillian tetapi kita

lambat untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan, sehingga ide itu akhirnya di dapatkan oleh

orang lain yang dengan cepat menuangkannya dalam bentuk tulisan. Jangan sampai ide hanya

tinggal bunga-bunga khayalan saja.

3. Menulis yang tidak disukai

Apa yang kita hendak tulis sebaiknya merupakan masalah yang kita pahami dan tekuni.

Jangan sampai cuma karena ingin gagah –gagahan kita membuat satu tulisan yang sebenarnya

tidak kita kuasai, akibatnya kita membuat tulisan tersebut secara asal-asalan.

4. Cepat puas

Sudah menjadi tabiat manusia untuk menjadi cepat puas manakala ia mendapat kesuksesan.

Rasa cepat puas ini harus disingkirkan jauh-jauh bila kita ingin menjadi penulis yang produktif.

Tulisan yang berhasil dipublikasikan sebaiknya lebih memacu semangat kita untuk terus berkarya

dan menulis sebanyak-banyaknya dengan mutu yang makin baik.

5. Ingin cepat popular

Ingin cepat menjadi popular merupakan penyakit yang berbahaya untuk penulis. Menulis

bukanlah jalan pintas untuk menjadi popular. Tujuan untuk cepat menjadi popular harus kita

singkirkan, karena akan menjadikan diri kita menjadi tertekan, yang pada gilirannya justru akan

menghambat proses penyelesaian tulisan itu sendiri. Untuk meraih popularitas perlu waktu

panjang. Penulis yang tidak tahan proses, jelas akan gagal.

6. Macet terjebak honor

_____________________________________________________________________________________Disampaikana pada Workshop Penulisan Makalah Ilmiah 2005, Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uinversitas Indonesia (FSI-SMFKUI), Ruang Anatomi FKUI Sabtu 17 September 2005

13

Page 14: GAGAL GINJAL KRONIK - Website Staff UI |staff.ui.ac.id/system/files/users/ahmad.aulia/material/... · Web viewSering ide yang melintas dalam benak kita begitu banyaknya, sehingga

Jangan sebab tulisan kita dihargai rendah dan amplop yang diterima tipis kita lalu menjadi

mogok untuk menulis. Hal ini biasanya merupakan hal yang dialami oleh banyak penulis

pemula. Banyak penulis besar yang memulai usahanya dari nol dan dihargai murah tetapi lama-

lama ia berhasil dan akhirnya mendapatkan bayaran yang ia inginkan. Harus diingat bahwa honor

bukanlah tujuan akhir kita menulis.

7. Bangga dengan kelemahan sendiri

Banyak orang yang bangga akan kelemahannya hingga tidak punya rasa percaya diri dalam

menulis. Kita harus yakin sejelek apapun tulisan kita pastilah akan ada yang mau membacanya.

PENUTUP

Sebagai akhir dari makalah ini marilah kita merenungi ucapan salah satu Sahabat Rasulullah

SAW yaitu Ibnu Mas’ud r.a yang mengatakan “Bekerjalah kamu untuk duniamu seakan-akan

engakau akan hidup selamanya, tetapi bekerjalah kamu untuk akhirat kamu seolah-olah engkau

akan mati esok pagi”. Pada akhirnya kita harus menyadari bahwa “tulisan bukanlah goresan pena

semata, tetapi ia merupakan pembuka jendela dunia”. Menulis bukanlah suatu hal yang luar biasa

tetapi ia dapat menjadi media bagi kita menggapai dunia.

RUJUKAN

1. Al-Qur’an dan Terjemahan, Departemen Agama RI

2. Ebo AK. Menulis Enggak Perlu Bakat. 2005 Mandar Utama Tiga, Jakarta

3. Hadiyanto, 2001. Membudayakan Kebiasaan Menulis, PT Fikahati Aneksa, Jakarta

4. Hamidy Z dan Thaha N, 1969. Terjemah Shahih Bukhari, Widjaya Jakarta

5. Sumuranje L.N., 2005. Rahasia Sukses Penulis Sukses, Mujahid Press Bandung

6. Sudiati V., dan Widyamarta, 2005 Pustaka Widyatama, Jogyakarta

7. Tartono St. 2005. Menulis di Media Massa Gampang! Pustaka Nusatama

_____________________________________________________________________________________Disampaikana pada Workshop Penulisan Makalah Ilmiah 2005, Forum Studi Islam Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uinversitas Indonesia (FSI-SMFKUI), Ruang Anatomi FKUI Sabtu 17 September 2005

14