gabrielle r. marzani-nissen, md, university of virginia...

25
Gangguan Bipolar : Sebuah Ulasan Amy L. Price, MD, Eastern Virginia Medical School, Norfolk, Virginia Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia School Of Medicine, Charlottesville, Virginia American Family Physician, Vol 85 Number 5, Maret 2012 Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering dijumpai, menimbulkan disabilitas dan dapat terjadi secara berulang dengan derajat keparahan yang berbeda-beda. Onset gangguan tersebut paling sering terjadi pada tahap akhir anak atau remaja awal. Jumlah pasien dengan gangguan bipolar diketahui lebih tinggi dibandingkan gangguan kesehatan mental dan kondisi medis umum lainnya. Deteksi dini dan penanganan gangguan bipolar akan meningkatkan prognosisnya. Penanganan episode mood tergantung pada gejala yang fase gejala yang tampak: mania, hipomania, stadium campuran, depresi, atau tahap pemeliharaan. Psikoterapi dan mood stabilizers, seperti litium, antikonvulsan, dan antipsikotik diberikan sebagai terapi first-line yang selanjutnya dapat diteruskan untuk menghindari kemungkinan terjadinya risiko relaps. Terapi tunggal dengan antidepresan dikontraindikasikan pada stadium campuran, episode manik, dan gangguan bipolar I. Terapi pemeliharaan melibatkan skrining terhadap adanya kemungkinan keinginan untuk bunuh diri atau penyalahgunaan obat, mengevaluasi kepatuhan terhadap pengobatan, dan mengenali komplikasi metabolik dari farmakoterapi. Manajemen aktif dari berat badan dapat menurunkan komplikasi dan meningkatkan kontrol terhadap lemak. Pasien dan pihak yang ikut mendukung mereka harus diberikan edukasi mengenai kambuhnya mood, keinginan bunuh diri, dan keefektifan intervensi segera dalam menurunkan komplikasi. (Am Fam Physician. 2012;85(5):483-493. Copyright © 2012 American Academy of Family Physicians). Gangguan bipolar diketahui sering terdiagnosis pertama kali pada masa remaja atau awal dewasa setelah gejala sudah muncul selama beberapa tahun. Gejala yang tampak meliputi periode mania, hipomania, psikosis, atau depresi yang diselingi periode normal relatif. Gejala klinis yang tampak pada gangguan bipolar sangat bervariasi. Pasien jarang hanya memiliki episode tunggal, dan

Upload: vuonghuong

Post on 05-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

Gangguan Bipolar : Sebuah Ulasan

Amy L. Price, MD, Eastern Virginia Medical School, Norfolk, Virginia

Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia School Of Medicine,

Charlottesville, Virginia

American Family Physician, Vol 85 Number 5, Maret 2012

Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

dijumpai, menimbulkan disabilitas dan dapat terjadi secara berulang dengan

derajat keparahan yang berbeda-beda. Onset gangguan tersebut paling sering

terjadi pada tahap akhir anak atau remaja awal. Jumlah pasien dengan gangguan

bipolar diketahui lebih tinggi dibandingkan gangguan kesehatan mental dan

kondisi medis umum lainnya. Deteksi dini dan penanganan gangguan bipolar akan

meningkatkan prognosisnya. Penanganan episode mood tergantung pada gejala

yang fase gejala yang tampak: mania, hipomania, stadium campuran, depresi, atau

tahap pemeliharaan. Psikoterapi dan mood stabilizers, seperti litium,

antikonvulsan, dan antipsikotik diberikan sebagai terapi first-line yang selanjutnya

dapat diteruskan untuk menghindari kemungkinan terjadinya risiko relaps. Terapi

tunggal dengan antidepresan dikontraindikasikan pada stadium campuran, episode

manik, dan gangguan bipolar I. Terapi pemeliharaan melibatkan skrining terhadap

adanya kemungkinan keinginan untuk bunuh diri atau penyalahgunaan obat,

mengevaluasi kepatuhan terhadap pengobatan, dan mengenali komplikasi

metabolik dari farmakoterapi. Manajemen aktif dari berat badan dapat

menurunkan komplikasi dan meningkatkan kontrol terhadap lemak. Pasien dan

pihak yang ikut mendukung mereka harus diberikan edukasi mengenai

kambuhnya mood, keinginan bunuh diri, dan keefektifan intervensi segera dalam

menurunkan komplikasi. (Am Fam Physician. 2012;85(5):483-493. Copyright ©

2012 American Academy of Family Physicians).

Gangguan bipolar diketahui sering terdiagnosis pertama kali pada masa

remaja atau awal dewasa setelah gejala sudah muncul selama beberapa tahun.

Gejala yang tampak meliputi periode mania, hipomania, psikosis, atau depresi

yang diselingi periode normal relatif. Gejala klinis yang tampak pada gangguan

bipolar sangat bervariasi. Pasien jarang hanya memiliki episode tunggal, dan

Page 2: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

tingkat kekambuhannya lebih dari 70 persen dalam lima tahun. Walaupun gejala

bipolar ditandai dengan adanya gejala manik atau hipomanik, kebanyakan pasien

umumnya selalu mengalami depresi, sehingga menjadi penyebab utama disabilitas

pada pasien.

Gangguan bipolar dibagi menjadi beberapa subtipe, yaitu: bipolar I,

bipolar II, siklotimia, dan gangguan bipolar yang tidak spesifik (Tabel 1). Kriteria

episode mood yang digunakan untuk penentuan diagnosis gangguan bipolar

disampaikan pada Tabel 2. Masing-masing subtipe dapat dibagi lagi berdasarkan

deskripsi kondisi pasien atau episode yang paling sering muncul. Penggolongan

cepat dapat digunakan pada gangguan bipolar I atau bipolar II apabila pasien

memiliki setidaknya empat episode mood dalam 12 bulan terakhir, dan episode

yang terjadi dipisahkan oleh remisi sebagian atau penuh setidaknya dua bulan atau

adanya perubahan episode yang berlawanan (misal: episode depresi mayor

menjadi episode manik).

Tabel 1. Definisi Gangguan Bipolar

Gangguan Definisi

Bipolar I Episode manik atau campuran dengan

atau tanpa gejala psikotik dan/atau

depresi mayor

Bipolar II Episode manik hipomanik dengan

depresi mayor; tidak ada riwayat

episode manik atau campuran*

Siklotimia Gejala hipomanik dan depresi yang

tidak sesuai dengan kriteria bipolar II;

tidak ada episode depresi mayor

Gangguan bipolar yang tidak spesifik Tidak memenuhi kriteria depresi

mayor, bipolar I, bipolar II maupun

siklitimia (misal: manik tanpa gejala

psikosis kurang dari satu minggu atau

tanpa perawatan di rumah sakit)

Catatan: Kriteria episode mood yang digunakan untuk penentuan diagnosis

gangguan bipolar disampaikan pada Tabel 2.

* Episode campuran dijadikan sebagai ciri diagnosis gangguan bipolar II

berdasarkan Diagnosis and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th ed.

Page 3: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

Tabel 2. Kriteria DSM-IV untuk Episode Mood untuk diagnosis Gangguan

Bipolar

Episode depresi mayor

A. Lima gejala (atau lebih) berikut yang terjadi dalam waktu 2 minggu dan terlihat

adanya perubahan dari kondisi sebelumnya; adanya minimal satu dari gejala

berikut (1) mood depresi atau (2) hilangnya keinginan atau kesenangan

Catatan: tidak diperbolehkan memasukkan gejala yang sudah jelas didapatkan

sebagai akibat dari kondisi medis umum, atau delusi atau halusinasi-tak sejenis

mood

1. Mood depresi yang terjadi sepanjang hari, hampir setiap hari, yang

diketahui dari pengakuan subyektif (misal: rasa sedih atau kosong) atau

pihak lain (misal: keluar air mata). Catatan: pada anak dan remaja, dapat

pula irritable mood

2. Hilangnya keinginan atau kesenangan yang sangat tampak pada hampir

semua aktivitas sepanjang hari, hampir setiap hari (bisa didapatkan dari

pengakuan subyektif atau pihak lain)

3. Berat badan yang turun secara signifikan padahal tidak dalam program diet

(misal: perubahan lebih dari 5% berat badan dalam sebulan), atau

penurunan atau peningkatan nafsu makan hampir setiap hari.

4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari

5. Agitasi psikomotor atau retardasi hampir setiap hari

6. Merasa lelah atau kurang berenergi hampir setiap hari

7. Merasa tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan (yang mungkin

berupa delusi) hampir setiap hari

8. Hilangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau keraguan,

hampir setiap hari

9. Berulang kali berpikiran tentang kematian, keinginan bunuh diri berulang

tanpa rencana, atau keinginan bunuh diri yang terencana

B. Gejala tidak termasuk dalam kriteria episode campuran

C. Gejala menyebabkan penderitaan atau gangguan pada kehidupan sosial,

pekerjaan, atau kondisi lainnya

D. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya:

penyalahgunaan obat, atau pengobatan tertentu) atau kondisi medis umum

(misalnya: hipotiroidisme)

E. Gejala seperti dukacita, misalnya setelah kehilangan orang yang dicintai, gejala

tersebut menetap lebih dari 2 bulan atau ditemukan adanya gangguan

fungsional, preokupasi morbid dengan merasa tidak berharga, ide bunuh diri,

gejala psikotik, atau retardasi psikomotor

Episode Manik

A. Adanya periode mood yang abnormal dan meningkat persisten, ekspansif, atau

iritatif, yang berlangsung setidaknya 1 minggu (atau durasi apapun yang

membutuhkan rawat inap)

B. Selama periode gangguan mood, tiga (atau lebih) gejala berikut muncul (empat

gejala jika mood hanya irritable):

1. Meningkatnya harga diri atau kebesaran

Page 4: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

2. Penurunan keinginan untuk tidur (misal: merasa sudah cukup beristirahat

walau tidur hanya 3 jam)

3. Lebih banyak bicara daripada biasanya atau memaksa untuk terus berbicara

4. Flight of ideas atau perasaan racing thoughts

5. Distraktibilitas (perhatian terlalu mudah tertarik pada rangsangan eksternal

yang tidak terlalu penting atau tidak relevan)

6. Meningkatnya aktivitas yang goal-directed (baik dalam kehidupan sosial,

di tempat kerja atau sekolah, atau seksual) atau agitasi psikomotor

7. Keterlibatan yang berlebihan dalam aktivitas yang berakibat merugikan

(misal: gila berbelanja, sexual indiscretions)

C. Gejala tidak termasuk dalam kriteria episode campuran

D. Gangguan mood yang dapat menyebabkan gangguan yang nyata pada

pekerjaan atau kehidupan sosial normal atau hubungan dengan orang lain, atau

memerlukan rawat inap untuk mencegah bahaya bagi diri sendiri atau orang

lain, atau ada fitur psikotik

E. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya:

penyalahgunaan obat, atau pengobatan tertentu) atau kondisi medis umum

(misalnya: hipotiroidisme)

Catatan: Episode manik yang sudah jelas disebabkan karena pemberian terapi

antidepresan somatik (misal: terapi ECT, terapi cahaya) tidak dapat dimasukkan

sebagai diagnosis gangguan bipolar I

Episode Campuran

A. Kriteria terpenuhi baik untuk Episode Manik dan Episode Depresi Mayor

(kecuali untuk durasi) hampir setiap hari setidaknya dalam periode 1 minggu

B. Gangguan mood yang dapat menyebabkan gangguan yang nyata pada

pekerjaan atau kehidupan sosial normal atau hubungan dengan orang lain, atau

memerlukan rawat inap untuk mencegah bahaya bagi diri sendiri atau orang

lain, atau ada fitur psikotik

C. Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya:

penyalahgunaan obat, atau pengobatan tertentu) atau kondisi medis umum

(misalnya: hipotiroidisme)

Catatan: Episode manik yang sudah jelas disebabkan karena pemberian terapi

antidepresan somatik (misal: terapi ECT, terapi cahaya) tidak dapat dimasukkan

sebagai diagnosis gangguan bipolar I

Page 5: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

Epidemiologi

Pada tahun 2004, World Health Organization (WHO) menempatkan

gangguan bipolar urutan ke-12 untuk kasus yang sering terjadi, dengan kondisi

yang sedang hingga berat, dalam kelompok usia tertentu, dengan prevalensi

Hipomanik

A. Periode terpisah mood yang secara persisten meningkat, ekspansif, atau

irritabel, berlangsung hingga setidaknya empat hari, yang secara nyata,

berbeda dari mood non depresi yang biasa

B. Selama periode gangguan mood, tiga (atau lebih) gejala berikut telah ada

(empat gejala jika mood hanya iritabel) dan signifikan:

1. Harga diri yang membumbung atau rasa kebesaran

2. Berkurangnya kebutuhan tidur (misalnya merasa telah beristirahat

setelah tidur hanya 3 jam)

3. Lebih banyak berbicara daripada biasanya atau ada tekanan untuk terus

berbicara

4. Flight of ideas atau pengalaman subjektif bahwa pikiranya saling

berlomba

5. Perhatian mudah teralih (yaitu perhatian terlalu mudah ditarik ke

stimulus eksternal yang tidak penting dan tidak relevan)

6. Meningkatnya aktivitas yang berorientasi tujuan (baik secara sosial,

ditempat kerja atau sekolah, atau secara seksual) atau agitasi

psikomotor

7. Keterlibatan yang berlebihan di dalam aktivitas yang menyenangkan

dan berpotensi tinggi memiliki akibat menyakitkan (contoh terlibat

dalam kegiatan berbelanja yang tidak bisa ditahan, tindakan seksual

yang tidak bijaksana, atau investasi bisnis yang bodoh)

C. Episode ini disertai perubahan jelas fungsi yang tidak khas pada orang

tersebut ketika tidak bergejala

D. Gangguan mood dan perubahan fungsi dapat diamati orang lain

E. Episode ini tidak cukup berat untuk menimbulkan hendaya nyata fungsi

pekerjaan dan sosial, atau memerlukan rawat inap, dan tanpa ciri psikotik

F. Gejala tidak disebabkan pengaruh fisiologis langsung suatu zat (contoh

obat yang disalahgunakan, obat atau terapi lain) atau kondisi medis umum

(contoh hipertiroidisme)

Catatan: Episode menyerupai hipomanik yang secara nyata disebabkan terapi

antidepresan somatik (contoh obat, terapi elektrokonvulsiv, terapi cahaya)

sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam diagnosis gangguan bipolar II.

Dari American Psychiatric Association. Diagnostic and Stastical Manual of

Mental Disorder.4th

ed. (DSM-IV) , text rev. Washington, DC: American

Psychiatric Association; 2000:356,362, 365, 368

Page 6: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

seumur hidup sebesar 4% di United States. Gangguan bipolar tidak memiliki

kecenderungan terhadap ras, seks, ataupun etnis tertentu. Walaupun dapat terjadi

pada semua usia, gangguan bipolar sering terjadi pada usia dibawah 25 tahun.

Timbulnya gejala rata-rata terjadi usia 18 tahun pada gangguan bipolar I dan 22

tahun pada gangguan bipolar II.

Gangguan bipolar sering ditemukan pada penanganan kesehatan primer.

Diantara pasien yang menunjukkan depresi atau cemas, 21-26% akan didapatkan

kriteria gangguan bipolar dari wawancara yang terstruktur. Pasien dengan

gangguan bipolar sering disertai dengan kondisi kesehatan jiwa lainnya, yang

paling sering berupa gangguan cemas, pengendalian impuls dan defisit

perhatian/gangguan hiperaktivitas, dan penyalahgunaan zat, yang berhubungan

dengan akibat yang lebih buruk. Kondisi kesehatan umum, termasuk diabetes

mellitus, obesitas, dan penyakit kardiovaskuler, sering terjadi pada pasien dengan

gangguan bipolar dibandingkan dengan usia-menurut metode kohort, dan resiko

kardiovaskuler lebih tinggi pada gangguan bipolar daripada kondisi kesehatan

jiwa lainnya. Walaupun dalam pengobatan menggunakan obat-obatan yang dapat

meningkatkan kemungkinan terjadinya sindrom metabolik, pasien dengan

gangguan bipolar yang tidak diobati lebih signifikan terjadinya kematian karena

penyebab kardiovaskuler. Prevalensi bunuh diri 20 kali lebih tinggi pada pasien

dengan gangguan bipolar daripada masyarakat umum. 1 dari 3 pasien dengan

gangguan bipolar melakukan percobaan bunuh diri, menempatkan kejadian paling

tinggi dari beberapa diagnosis psikiatri.

Etiologi

Anak dengan orangtua yang mengalami gangguan bipolar memiliki resiko

4-15% mengalami hal yang sama, dibandingkan anak dengan orangtua tanpa

gangguan bipolar yang hanya memiliki resiko 0-2%. Faktor lingkungan berperan

besar dalam pola keturunan. Faktor ini termasuk stres yang dialami selama hidup,

terutama bunuh diri yang dilakukan oleh anggota keluarga, gangguan pada siklus

tidur, dan anggota keluarga atau orang terdekat dengan emosional yang meluap-

luap, sebuah cara komunikasi didefinisikan sebagai keterlibatan emosional,

Page 7: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

permusuhan, dan kritis. Penelitian menunjukkan bahwa gangguan bipolar,

skizofrenia, dan gangguan depresif mayor memiliki kecenderungan biologis dan

dan pola keturunan. Data terbaru bahwa menunjukkan gen dan locus mungkin

berhubungan dengan gangguan bipolar, termasuk glikogen sintesis kinase-3β.

Manifestasi Klinis

Pasien dengan gangguan bipolar sering datang untuk pengobatan disertai

dengan depresi atau kondisi campuran (yaitu mood depresi kombinasi dengan

energi yang meningkat, kegelisahan, dan pikiran yang kacau). Diagnosis mungkin

tertunda karena serangkaian episode depresi mungkin terjadi sebelum kondisi

campuran, manik, atau manifestasi episode hipomanik. Dokter perlu menanyakan

semua pasien depresi jika mereka telah memiliki gejala manik atau hipomanik

(misalnya perubahan energi, pikiran yang kacau, penurunan kebutuhan tidur, atau

mood yang berbeda lebih baik dari biasanya untuk jangka waktu yang singkat di

masa lalu). Data historis yang menunjukkan waham pada gangguan bipolar

dicantumkan di Tabel.3. Kondisi campuran juga merupakan perhatian yang

penting karena peningkatan energi meningkatkan resiko bunuh diri.

Tabel 3. Petunjuk Diagnosis Gangguan Bipolar

Gejala

Kekurangan kebutuhan untuk tidur selama beberapa hari tanpa perasaan lelah

Gangguan tidur (misalnya shift kerja, mengasuh anak, perjalanan, perubahan

waktu, perubahan musim, khususnya musim semi dan gugur) pencetus manik

atau hipomanik

Depresi atipikal: hipersomnia, nafsu makan meningkat, psikosis, kesalahan

patologik, mood labil

Pikiran cepat yang mencegah permulaan tidur

Iritabilitas, impulsif, ketidakrasionalan

Riwayat keluarga

Berhubungan dengan gangguan bipolar

Hubungan multipel dengan salah satu dari berikut: depresi, gangguan obsesif

kompulsif, kekurangan perhatian/gangguan hiperaktivitas, ansietas, gangguan

panik

Riwayat keluarga dengan berbagai percobaan bunuh diri, pengurungan,

penyalahgunaan obat atau alkohol

Riwayat kepribadian

Perceraian

Episode utama dari depresi, khususnya dengan onset awal (usia 13 tahun atau

Page 8: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

lebih muda) atau perubahan keadaan

Tidak respon terhadap tiga atau lebih antidepresan

Masalah hukum atau finansial

Penyalahgunaan obat atau alkohol

Kehilangan pekerjaan

Intoleran terhadap antidepresan, steroid, atau obat lainnya, khususnya jika itu

menyebabkan agitasi atau manik

Episode utama dari manik atau hipomanik

Informasi dari sumber 18.

Evaluasi

Skrining untuk gangguan depresif direkomendasikan untuk pasien yang

berusia 12-18 tahun di pelayanan kesehatan dengan sistem di lakukan di tempat

untuk mendukung diagnosis yang akurat, psikoterapi, dan tindak lanjut sesuai

usia. Dengan sebuah nilai prediksi negatif yang tinggi, kantor-berbasis alat,

termasuk Bipolar Spectrum Diagnostic Scale, ceklis My Mood Monitor (M-3),

dan kuesioner gangguan mood, dapat digunakan untuk menyingkirkan gangguan

bipolar, tapi hal ini tidak cukup untuk memastikan diagnosis.

Evaluasi medis pasien yang diduga mengalami gangguan bipolar dilakukan

dengan menyingkirkan penyebab lainnya dari gejala pasien (Tabel.4) dan hal ini

dapat membantu dalam memilih pengobatan. Manik kedua dapat menjadi

pertimbangan lebih kuat pada pasien yang datang dengan episode pertama dalam

masa prepubertas atau setelah berusia 40 tahun. Evaluasi yang tepat untuk

diabetes dan abnormalitas lipid, yang berhubungan dengan gangguan dan

pengobatan, juga dibutuhkan. Tabel. 5 termasuk uji yang dapat dipertimbangkan

dalam evaluasi pasien yang diduga mengalami gangguan bipolar.

Page 9: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

Tabel 4. Penyebab Manik Kedua

Penyalahgunaan obat

Alkohol, amfetamin, kokain, halusinogen, opiat

Obat-obatan

Kardiovaskuler: captopril, hydralazin

Endokrin: bromokriptin (Parlodel), kortikosteroid

Agen neurologis: levodopa

Psikiatrik: antidepresan, disulfiram (Antabus), metilphenidat (Ritalin), monoamin

oksidase inhibitor

Agen lain: baclofen (Lioresal), cimetidin (Tagamet), isoniazid

Penyakit

Penyakit kolagen vaskuler: systemic lupus erithematous

Penyakit endokrin: penyakit Cushing, hiper/hipotiroid

Penyakit infeksi: herpes encephalitis, human immunodeficiency virus

encephalitis, influensa, neurosyphilis

Penyakit neurologis: kejang parsial kompleks, Huntington chorea, migrain,

multipel sklerosis, neoplasma, stroke, cedera trauma kepala, penyakit Wilson

Kekurangan vitamin: B12, folat, niasin, tiamin

Diambil dengan izin dari Family Practice Notebook. Penyebab Manik Kedua.

http:www.fpnotebook.com/Psych/Bipolar/MnScndryCs.htm.Diakses pada 14

September 2011.

Page 10: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

Tabel 5. Tes Medis Untuk Pertimbangan Dalam Evaluasi Pasien Suspek

Gangguan Bipolar 25

Jenis Tes Alasan

Tes fungsi metabolik, informasi

detail terhadap disfungsi renal

(pada pasien dengan riwayat

gangguan ginjal)

Pemeriksaan kadar sodium dan fungsi renal

pada pasien yang mendapat pengobatan

antipsikotik, litium, antikonvulsan dan

antidepresan

Pemeriksaan darah rutin Menyingkirkan diagnosa anemia pernisiosa,

pemeriksaan pada pasien dengan pengobatan

antikonvulsan

Pemeriksaan fisik menyeluruh,

termasuk pemeriksaan neurologis

Dapat membantu menyingkirkan penyakit

sistemik, pengukuran indeks massa tubuh

(IMT), tekanan darah, lingkar lengan,

dipantau pada pasien dengan terapi

maintenance dari gangguan bipolar;

pemeriksaan rutin termasuk monitoring efek

samping, seperti efek ekstrapiramidal

Elektrokardiografi (pada pasien

lebih dari 40 tahun, atau yang

terindikasi)

Diperiksa pada pasien dengan pengobatan

litium, antipsikotik, ataupun pengobatan

yang dapat memanjangkan interval QT

(obat-obatan nonpsikiatrik seperti PPI,

carbamazepine dan prochlorperazine)

Gula darah puasa, profil lipid Menyingkirkan diabetes mellitus,

hiperlipidemia dan Cushing syndrome, serta

pengukuran dasar pada pasien dengan

pengobatan yang dapat menyebabkan

kenaikan berat badan atau pun hiperglikemia

Liver function test, PT, APTT (jika

direncanakan ECT)

Menyingkirkan kemungkinan hepatitis;

dilakukan pada pasien dengan pengobatan

dengan antikonvulsan dan antipsikotik

Tes kehamilan Mencegah penggunaan obat-obat

teratogenik pada kehamilan

Level prolaktin Diukur pada pasien dengan pengobatan

antipsikotik, di mana menimbulkan

kenaikan kadar prolaktin

Level Thyroid Stimulating

Hormone

Menyingkirkan penyakit tiroid primer dan

sekunder, diperiksa pada pasien dengan

pengobatan litium

Urinalisa Menyingkirkan kemungkinan infeksi pada

pasien usia lanjut

Screening toksikologi urin Menyingkirkan gangguan mood dan pikiran

akibat penyalahgunaan zat

Tes tambahan untuk pasien dengan

psikosis onset akut

Menyingkirkan occult seizure disorders,

massa intrakranial dan penyebab lain dari

psikosis sekunder. Electroencephalography

Page 11: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

Penatalaksanaan

Diagnosis dini dan penatalaksanaan episode gangguan mood akut akan

meningkatkan prognosis dengan cara mengurangi risiko kekambuhan dan

menggandakan tingkat respon terhadap pengobatan26

. Pemilihan pengobatan

(Tabel 6 6,7,27-30

) bergantung pada tahapan penyakit dan derajat keparahan.

Pengobatan harus dilakukan secara kontinu tanpa batas karena risiko kambuh,

yang terjadi pada sepertiga dari pasien pada tahun pertama dari onset dan terjadi

pada lebih dari 70 persen pasien dalam waktu lima tahun1. Komanajemen dengan

psikiater sering diperlukan karena sering terjadi kambuh, resistensi pada

pengobatan, faktor komorbid, dan risiko pasien untuk membahayakan diri sendiri

atau orang lain. Wanita yang masih dalam usia produktif harus mendapat edukasi

tentang efek teratogenik dari obat-obatan mood stabilizer dan pentingnya

penggunaan kontrasepsi yang reliabel saat menjalani pengobatan. Monoterapi

dengan antidepresan merupakan kontraindikasi pada pasien dalam fase campuran

(mixed states), episode manik, atau gangguan bipolar I.

Electroconvulsive therapy (ECT) dapat digunakan karena efektif untuk

pasien dengan mania dan depresi dengan gejala psikotik 27

. Terapi perilaku

(misalnya, terapi kognitif, dukungan dari pengasuh, psikoedukasi mengenai tanda-

tanda peringatan dini kekambuhan gangguan mood) dianggap sebagai terapi

tambahan lini pertama disamping terapi farmakologis untuk meningkatkan fungsi

sosial dan mengurangi kebutuhan akan obat, jumlah rawat inap, dan angka

kekambuhan 7,31-33

. Tanda-tanda peringatan dini dari gangguan mood termasuk

gangguan tidur, agitasi, peningkatan goal orientation, dan gangguan pada rutinitas

sehari-hari. Risiko bunuh diri dapat turun seiring dengan peningkatan kepuasan

(EEG)

MRI atan CT Scan

Diindikasikan berdasarkan

kecurigaan klinik: toksikologi

urin dan skreening logam

berat, urine porphyrins,

hepatitis C dan sifilis

Page 12: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

akan keperawatan, terapi lithium, dan pengobatan terhadap penyalahgunaan

alkohol dan tembakau7, 9,34

.

Manik Akut

Pasien dengan mania akut perlu dirawat di rumah sakit karena mereka bisa

membahayakan diri sendiri atau pun orang lain. Tujuan pengobatan awal adalah

berupa tidur yang adekuat dan pengurangan gejala psikotik. Suatu bukti

berkualitas tinggi mendukung penggunaan mood stabilizer lithium dan valproate

dan antipsikotik7,28,35-37

. Lithium merupakan drug of choice untuk mania euforik

klasik38

. Obat ini sering digabungkan penggunannya dengan antipsikotik dan

benzodiazepine dalam fase akut6, karena lithium membutuhkan beberapa hari

untuk mencapai fase tenang (steady state). Kombinasi terapi dengan lithium atau

valproate ditambah antipsikotik lebih unggul dibandingkan penggunaan agen

tersebut secara tunggal dalam mencapai tahap resolusi mania38

. Pasien dengan

hipomania akut harus dinilai dalam hal kapasitas pengambilan keputusan dan

kemampuan pasien untuk mematuhi pengobatan. Episode depresi berat berulang

adalah sumber utama morbiditas pada pasien dengan hipomania.

Tabel 6. Terapi Obat pada Pasien dengan Gangguan Bipolar

Medikasi

Indikasi

Keterangan Manik

Akut

Maintenance Depresi

Bipolar

Antipsikotik atipikal Antipsikotik plus litium atau

antikonvulsan lebih unggul

dibanding monoterapi untuk

manik akut

Aripiprazole

(Abilify)

Ya Tdk Tdk

Olanzepine

(Zyprexa)

Ya Ya Ya(plus

SSRI)

Olanzapine dan aripripazole

efektif untuk mencegah relaps

manik

Quetiapine

(Seroquel)

Ya Ya Ya Quetiapine plus litium atau

valproat lebih unggul daripada

monoterapi sebagai

maintenance

Risperidone

(Risperdal)

Ya Ya Tdk

Ziprasidone

(Geodon)

Ya Tdk Tdk

Page 13: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

Antipsikotik tipikal Tidak didapatkan perbedaan

response rate antara

haloperidol, risperidone,

olanzapine, carbamazepine,

dan valproat untuk manik akut

Haloperidol

lactate

(Haldol)

Ya Tdk Tdk

Benzodiazepine

Lorazepam

(Ativan)

Ya Tdk Tdk Digunakan sebagai kombinasi

pada pasien dengan manik

akut untuk mengurangi agitasi

Carbamazepine

(tegretol)

Ya Ya Ya Bukti untuk carbamazepine

tidak sekuat penggunaan

litium dan valproat

Divalproex

(Depakote),

valproic acid

(Depakene)

Ya Ya Ya Valproat lebih efektif

dibanding litium pada fase

campuran (mixed state)

Lamotrigine

(Lamictal)

Tdk Ya Y a Dapat digunakan pada

kehamilan; berhubungan

dengan penurunan berat badan

pada pasien obese dengan

gangguan bipolar I

Lithium Ya Ya Ya Lithium menurunkan resiko

bunuh diri dibandingkan

valproat dan carbamazepine

Lithium dikenal protektif

terhadap demensia

Penambahan SRRI atau

bupropiun (Wellbutrin) tidak

memperbaiki gejala depresif

SSRI : Serotonine selective reuptake inhibitor

Sumber pustaka : 6,7, 27-30

Fase Campuran (Mixed State)

Lithium tidak memberikan manfaat pada pasien ketika diberikan dalam

keadaan campuran. Valproate sering digunakan Karena dapat dititrasi secara cepat

dan dapat efektif pada keadaan campuran. Meskipun antikonvulsan lain

digunakan, tetapi tidak ditemukan bukti yang mendukung hal tersebut

Depresi Akut

Pasien dengan depresi akut sebaiknya diwaspadai untuk ide-ide bunuh diri

atau pembunuhan, serta membutuhkan kesabaran dalam pengobatan. Obat-obat

Page 14: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

yang direkomendasikan sebagian berdasarkan pada waktu titrasi yang digunakan

untuk berobat. Beberapa agen efektif untuk depresi akut, termasuk didalamnya

adalah lithium, lamotrigine (lamictal) yang juga efektif, tetapi memiliki waktu

titrasi minimal 6 minggu untuk mengurangi risiko dari steven jhonson syndrome.

Pasien yang memiliki respon yang tinggi pada quetiapine (seroquel), 1 minggu

setelah penggunaan dapat mengalami efek samping seperti penambahan berat

badan dan efek ekstrapiramidal.

Tidak ada bukti-bukti yang mendukung terapi kombinasi atau penambahan

antidepresan pada fase akut dari depresi. Penelitian pada pasien dengan gangguan

bipolar II, penambahan paroxethine (Paxill) atau Bupropiaon (wellbutrin) tidak

lebih efektif daripada penggunaan lithium/valproat tunggal. Jika dosis terapi dari

mood stabilizer tidak menyembuhkan gejala dan pasien tidak dalam keadaan

campuran, maka antidepressan dapat ditambahkan. Pasien mungkin juga

diuntungkan dengan penambahan mood stabilizer atau antipsikotik jika

antidepresan dikontraindikasikan. Pasien yang selektif dengan pengobatan

sebaiknya diberikan serotonin re uptake inhibitor atau bupropion untuk terapi

tambahan ketika diindikasikan, karena terapi-terapi tersebut sedikit berpengaruh

pada gejala manic dibandingkan dengan antidepressant trisiklik atau pengobatan

dengan keuntungan ganda seperti venlafaxine (effexor). Ketika pengobatan

gangguan tidur pada pasien depresi, dokter sebaiknya menghindari peresepan

trazodone, karena dapat menimbulkan terjadinya manic.

Terapi Maintenance

Bukti yang berkualitas tinggi mendukung penggunaan lithium,

lamotigrine, valproate, quetriapine dan olanzapine (Zyprexa) untuk terapi

manitening pada pasien dengan gangguan bipolar, meskipun masing-masing

memiliki keuntungan dan kerugiaan spesifik. Quetiapine dikombinasikan dengan

lithium atau valproate lebih efektif daripada lithium atau valproate tunggal.

Penambahan pada peresepan obat yang standar, asam lemak omega-3

memiliki risiko efek yang merugikan yang rendah dan dapat mengurangi gejala

depresi pada pasien dengan gangguan disorder. Sebuah study randomisasi

Page 15: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

terkontrol dari pasien dengan pengguna olanzapine memperlihatkan bahwa

managemen berat badan dan latihan fisik dapat meningkatkan pengurangan berat

badan dan profil lipid melebihi karakteristik baseline dibandingkan dengan grup

control.

Monitoring

Pada fase maintenance, pasien dengan gangguan bipolar sebaiknya

mendapatkan pemeriksaan fisik secara rutin dengan berfokus pada depresi, manic,

sleep symptoms, risiko bunuh diri, kondisi komorbid dan kesehatan medis umum,

penyalahgunaan zat-zat kimia. Pasien dengan pengobatan antipsikotik memiliki

risiko tinggi terjadinya komplikasi metabolic dan efek-efek merugikan. Efek

extrapiramidal sering bermanifestasi lebih awal dan dapat termasuk akathisia

(perasaan subjektif berupa gerakan-gerakan yang resah gelisah), parkinsonism

(cogwheel rigidity dari tendon, muka topeng, kekakuan dari otot), dan gangguan

pergerakan lainnya, seperti distonia dan diskinesia. Tardive diskinesia merupakan

gangguan pergerakan yang irreversible dan dapat terjadi dalam beberapa bulan

dari pertama pemberian terapi antipsikotik pada pasien lanjut usia, dimana juga

berisiko mengalami stroke dan gangguan kardiovaskuler lainnya, dan pada pasien

neurologic dengan daya tahan tubuh rendah (seperti pada pendrita HIV atau

penyakit susunan saraf pusat). Pasien yang mendapatkan antipsikotik sebaiknya

dievaluasi menggunakan Skala Gerakan Involunter Abnormal pada setiap

kunjungan follow up.

Pengurangan dosis sebaiknya dilakukan secara teratur pada pasien yang

mendapatkan pengobatan antipsikotik. Dosis yang lebih rendah diperlukan pada

anak-anak atau pasien lanjut usia, pasien dengan penyakit kronik, dan pasien

dengan berat badan rendah (underweight). Dosis yang lebih tinggi diberikan pada

pasien dengan gejala psikosis yang parah. Tabel 7 merangkung dosis dan

rekomendasi monitoring untuk farmakoterapi, dan pertimbangan spresifik

terhadap agen-agen individual.

Masalah Keluarga dan Psikososial

Page 16: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

Tekanan psikosossial dikenal sebagai pemicu gejala manic dan depresi.

Meskipun masih terbatas dan beragamnya data yang mendukung intervensi

keluarga pada gangguan bipolar, pasien yang mendapatkan dukungan social

dikenali pada gejala peringatan yang lebih awal dan memiliki risiko rendah untuk

mengalami kekambuhan serta memiliki fungsi yang lebih baik. Pasien yang

mendapatkan psikoterapi yang intensive atau kelompok terapi yang memiliki

kekambuhan ynag lebih sedikit dan periode yang lebih panjang dari kesembuhan

dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan terapi yang singkat. Pasien

dengan frekuensi episode mania mendapatkan keuntungan dari strategi ketegasan

pengobatan yang teratur, di mana dengan lebih banyak gejala depresi keuntungan

dari penanganan ini difokuskan pada strategi penanggulangan dan terapi perilaku

kognitif. Pasien, keluarga, dan pengasuh harus menyusun sebuah rencana untuk

mengatasi dan melaporkan adanya ide bunuh diri atau pembunuhan dengan cepat

sejak ide itu mulai terlihat.

Tabel 7. Dosis dan Monitoring Pengobatan pada Gangguan Bipolar

Obat Info dosis Efek Tambahan

Antipsikotik, tipikal

Aripipirazole (Abilify)

Olanzapine (Zyprexa)

Risperidone (Risperidal)

Ziprasidone (Geodon)

Varies Somnolen, mulut kering,

hipotensi ortostatik, efek

extkapiramidal, akathisis,

tardive dyskinesia,

peningkatan berat badan,

hiperglikemia, neuroleptic

malignant syndrome,

hyperprolactinemia,

seksual disfunction

Antipsikotik, tipikal

Haloperidol lactate

(Haldol)

2-5 mg intramuskuler

untuk episeode yang

akut, dapat diulang setiap

jam jika diperlukan

sehingga gejala dapat

terkontrol, pemberian

secara oral dapat

diberikan sesegara

mungkin. Dosis pertama

didasarkan pada usia

pasien dan keparahan

gejala, dosis sebaiknya

Insomnia, keresahan,

kecemasan, sedasi,

cephalgia, kejang,

penambahan berat badan,

psikosis, hipotensi, tardive

dikinesia, efek

extrapiramidal, depresi,

pemanjangan QT,

neuroleptic malignant

syndrome, pneumonia,

blood dyscrasia,

hiperprolactinemia

Page 17: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

tidak melebihi 100mg

dalam 24 jam. Tidak

direkomendasikan

digunakan setelah

episode akut.

Benzodiazepines

Lorazepam (Ativan)

0,5-2 mg oral atau

intramuskuler, hingga 4

mg perhari, pengurangan

dosis hingga 50 persen

pada pasien usia lanjut

dan yang telah

mengalami kelemahan,

pasien mendapatkan

valproate, dan pasien

dengan penyakit ginjal

atau hepar.

Sedasi, nual, blood

dyscrasia, efek

ekstrapiramidal, agitasi,

amnesia anterograde,

penurunan cognitive,

depresi respirasi,

hiponatremia, sindrom

karena ketidakseimbangan

hormone diuretic.

Carbamazepine

(Tegretol)

200-1600 mg oral per

hari

Mulai dengan 200mg dua

kali sehari, pengaturan

setiap hari dengan

200mg jika ditoleransi

Titrasi hingga serum

level 4-12 mcg per mL

Cephalgia, kelelahan,

nistagmus, ataxia, ruam,

steven Johnson syndrome

dan nekrolisis epidermal

toksik, leucopenia,

hiponatremia

Divalproex (depakote),

asam valproat

(Depakene)

Dosis target : 1000-3000

mg oral per hari, 15-

20mg/kg BB pasien

dengan mania akut, dapat

dimulai dari 500-750mg

per hari dalam dosis

terbagi dan disesuaikan

setiap dua hingga tiga

hari jika ditoleransi.

Titrasi hingga serum

level 50-125mcg per mL

Tremor, sedasi,

penambahan berat badan,

mual, diare, rambut

rontok, leucopenia,

trombositopenia,

peningkatan enzim

transaminase hati,

gangguan liver,

pancreatitis,syndrome

polikistik ovarium

Lamotrigine (Lamictal) 200mg oral per hari,

dimulai dengan 25 mg

per hari, dan titrasi

melebihi enam minggu,

titrasi dan penyesuaian

dosis berbeda pada

mereka yang

mendapatkan asam

valproic, karbamazipine,

phenytoin (Dilantin),

fenobarbital, primidone

Pusing, tremor, somnolen,

cephalgia, mulut kering,

mual, bercak-bercak,

termasuk didalamnya

steven jhonson syndrome

dan nekrolisis epidermal

toksik, leucopenia,

trombositopenia,

pansitopenia, meningitis

aseptic

Page 18: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

(mysoline), rifampin, dan

kontrasepsi oral

Lithium 900-1800 mg oral per

hari

Dimulai dengan 300mg

dua kali sehari, dan dosis

disesuaikan setiap dua

atau tiga hari sesuai

dengan toleransi, titrasi

hingga serum level 0,6

hingga 1,5 mEq per L

Haus, poliuri, efek

kognitif, sedasi, tremor,

penambahan berat badan,

diare, mual,

hipotiroidisme, diabetes

insipidus.

CBC = complete blood count

*-- U.S Food dan Drug Administration boxed warning’

--- Thyroid stimulating hormone, thyroxin total, thyroxin uptake

Rekomendasi pengawasan Keterangan

Profil lipid, glukosa darah puasa,

lingkar pinggang, berat badan, dan

CBC pada pasien dengan klinis

sebelumnya leukopeni; ukur pada garis

terbawah, setiap bulan pada 3 bulan

pertama terapi, kemudian setiap tiga

bulan sekali.

Quetiapine, risperidone, dan ziprasidone

meningkatkan risiko sindrom ekstra

pyramidal

Aripiprazole merupakan satu-satunya

antipsikotik tipikal yang tidak

berhubungan dengan dislipidemia, tetapi

berhubungan dengan akathisia

Perhatian khusus ketika menurunkan

dosis karena kemungkinan munculnya

rebound anxiety dan psikosis.

Peningkatan risiko kematian pada

pasien lansia dengan demensia

CBC (pada pasien dengan klinis

sebelumnya leukopenia) pada garis

terbawah dan di cek setiap bulan pada

3 bulan pertama terapi

Kadar prolaktin (ada indikasi klinis)

Awasi efek ekstrapiramidal, diskinesia

lambat, dan sindrom neuroleptik

maligna

Peningkatan risio kematian pada pasien

lansia dengan demensia

Kemungkinan Torsades de pointes, jika

lebih dari dosis yang direkomendasikan

CBC periodik dan tes fungsi hepar

pada pasien dengan terapi jangka

Dikontraindikasikan pada pasien dengan

myestenia gravis atau glukoma akut

Page 19: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

panjang

Hindari pada pasien dengan

penyalahgunaan zat

Penggunaan terus menerus dalam

jangka panjang tidak direkomendasikan

Reaksi paradox lebih sering terjadi pada

anak-anak dan lansia; risiko kejang

setelah penghentian lebih sering pada

pasien yang memiliki sakit kejang

sebelumnya dan pasien yang

mengonsumsi antidepresan

Kadar serum karbamazepin setiap satu

sampai dua minggu pertama, kemudian

setiap 3 sampai 6 bulan atau sebelum

dan sesudah pergantian dosis

CBC dan tes fungsi hepar setiap bulan

selama 2 bulan pertama, kemudian

setiap 3 sampai 12 bulan kemudian

Skrining HLA-B1502 pada pasien ras

Asia; pasien dengan hasil skrining

positif harus menghindari

karbamazapin karena risiko sindrom

stevens-johnson dan nekrolisis toksik

epidermal

Titrasi lebih lambat mengurangi efek

merugikan

Hiponatremia terjadi pada lebih dari

40% pasien

Kadar serum valproat setiap satu

sampai dua minggu pertama, kemudian

setiap tiga sampai enam bulan atau

sebelum dan sesudah pergantian dosis.

CBC dan tes fungsi liver setiap bulan

pada 2 bulan pertama, kemudian setiap

3 sampai 12 bulan selanjutnya

Sindrom polikistik ovarium biasa terjadi

pada wanita yang memulai terapi

sebelum usia 20 tahun

Teratogenik

CBC dan tes fungsi liver setiap bulan

pada 2 bulan pertama, kemudian setiap

3 sampai 12 bulan selanjutnya

Insidensi ruam kulit dikurangi dengan

pemberian secara titrasi lambat dan

dengan tidak melebihi dosis yang

direkomendasikan

Insidensi ruam kulit yang parah pada

orang dewasa sebesar 0,08 % pemberian

Page 20: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

secara monoterapi

Kadar serum litihium setiap satu

sampai dua minggu pertama, kemudian

setiap 3 sampai 6 bulan atau sebelum

dan sesudah pergantian dosis

Tes fungsi tiroid dan ginjal setiap 2

atau 3 bulan dalam 6 bulan pertama

terapi, kemudian setiap 6 sampai 12

bulan berikutnya.

Toksisitas tergantung dosis. Overdosis

dapat berakibat fatal.

Insidensi hipotiroidisme lebih tinggi

pada wanita dan meningkat sesuai usia.

Tinggi Kemungkinan untuk putus obat

dengan valproat dan lamotrigine saat

terapi pemeliharaan

Tabel 8. Rekomendasi pada Praktek

Rekomendasi klinis Penilaian

bukti Referensi Komentar

Pasien usia 12 sampai 18 tahun

harus diskrining untuk gangguan

depresi dalam set praktis, dengan

sistem yang mendukung diagnosis

akurat, psikoterapi, dan follow up

B 20 Systematic review,

RCT, mengenai

penanganan secara

umum dan untuk

skrining

Litihium, valproat, dan beberapa

antipsikotik merupakan

penanganan yang efektif untuk

gangguan manik akut pada

gangguan bipolar

A 7, 27 Meta-analysis dan

randomized studies

Lithium , valproat, lamotrigin

(Lamictal), dan beberapa

antipsikotik merupakan

penanganan yang efektif untuk

depresi akut pada gangguan bipolar

A 27, 40 Meta analysis,

systematic review, dan

randomized studies

Lithium, valproat, lamotrigin, dan

beberapa atipikal antipsikotik

merupakan penanganan efektif

untuk terapi pemeliharaan pada

gangguan bipolar

A 27,43,44 Meta analysis,

systematic review, dan

randomized studies

Dukungan sosial dalam deteksi dini

tanda awal kekambuhan mood

dapat meningkatkan perbaikan

hasil pada pasien dengan gangguan

bipolar

A 33 Systematic review,

randomized studies.

Page 21: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

REFERENSI

1. Gitlin MJ, Swendsen J, Heller TL, Hammen C. Relapse and impairment in

bipolar disorder. Am J Psychiatry. 1995;152(11):1635-1640.

2. Judd LL, Akiskal HS, Schettler PJ, et al. Psychosocial disability in the

course of bipolar I and II disorders: a prospective, comparative, longitu-

dinal study. Arch Gen Psychiatry. 2005;62(12):1322-1330.

3. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of

Mental Disorders. 4th ed., text revision. Washington, DC: American Psy-

chiatric Association; 2000.

4. World Health Organization. The global burden of disease: 2004 update.

Part 3: disease incidence, prevalence and disability.

http://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/2004_report_update

/en/. Accessed May 19, 2011.

5. Merikangas KR, Akiskal HS, Angst J, et al. Lifetime and 12-month prev-

alence of bipolar spectrum disorder in the National Comorbidity Survey

replication [published correction appears in Arch Gen Psychiatry.

2007;64(9):1039]. Arch Gen Psychiatry. 2007;64(5):543-552.

6. American Psychiatric Association. Practice guideline for the treatment of

patients with bipolar disorder (revision). Am J Psychiatry. 2002;159(4

suppl):1-50.

7. Parikh SV, LeBlanc SR, Ovanessian MM. Advancing bipolar disorder:

key lessons from the Systematic Treatment Enhancement Program for

Bipolar Disorder (STEP-BD). Can J Psychiatry. 2010;55(3):136-143.

8. Fiedorowicz JG, Solomon DA, Endicott J, et al. Manic/hypomanic symp-

tom burden and cardiovascular mortality in bipolar disorder. Psychosom

Med. 2009;71(6):598-606.

9. Novick DM, Swartz HA, Frank E. Suicide attempts in bipolar I and bipo-

lar II disorder: a review and meta-analysis of the evidence. Bipolar Dis-

ord. 2010;12(1):1-9.

10. Cassidy F. Risk factors of attempted suicide in bipolar disorder. Suicide

Life Threat Behav. 2011;41(1):6-11.

11. Barnett JH, Smoller JW. The genetics of bipolar disorder. Neuroscience.

2009;164(1):331-343.

12. Goldstein BI, Shamseddeen W, Axelson DA, et al. Clinical, demographic,

and familial correlates of bipolar spectrum disorders among offspring of

parents with bipolar disorder. J Am Acad Child Adolesc Psychiatry.

2010;49(4):388-396.

13. Proudfoot J, Doran J, Manicavasagar V, Parker G. The precipitants of

manic/hypomanic episodes in the context of bipolar disorder: a review. J

Affect Disord. 2010.

Page 22: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0165032710006804

(subscription required). Accessed September 14, 2011.

14. Van Snellenberg JX, de Candia T. Meta-analytic evidence for familial

coaggregation of schizophrenia and bipolar disorder. Arch Gen Psychiatry.

2009;66(7):748-755.

15. McGuffin P, Rijsdijk F, Andrew M, Sham P, Katz R, Cardno A. The

heritability of bipolar affective disorder and the genetic relationship to

unipolar depression. Arch Gen Psychiatry. 2003;60(5):497-502.

16. Luykx JJ, Boks MP, Terwindt AP, Bakker S, Kahn RS, Ophoff RA. The

involvement of GSK3beta in bipolar disorder: integrating evidence from

multiple types of genetic studies. Eur Neuropsychopharmacol.

2010;20(6):357-368.

17. Judd LL, Akiskal HS, Schettler PJ, et al. The long-term natural history of

the weekly symptomatic status of bipolar I disorder. Arch Gen Psychiatry.

2002;59(6):530-537.

18. Manning JS. Tools to improve differential diagnosis of bipolar disorder in

primary care. Primary Care Companion J Clin Psychiatry. 2010;12(suppl

1):17-22.

19. Goldberg JF, McElroy SL. Bipolar mixed episodes: characteristics and

comorbidities. J Clin Psychiatry. 2007;68(10):e25.

20. U.S. Preventive Services Task Force. Screening and treatment for major

depressive disorder in children and adolescents. March 2009.

http://www.uspreventiveservicestaskforce.org/uspstf09/depression/chdeprr

s.htm. Accessed September 14, 2011.

21. Zimmerman M, Galione JN, Chelminski I, Young D, Ruggero CJ. Perfor-

mance of the Bipolar Spectrum Diagnostic Scale in psychiatric outpatients.

Bipolar Disord. 2010;12(5):528-538.

22. Gaynes BN, DeVeaugh-Geiss J, Weir S, et al. Feasibility and diagnostic

validity of the M-3 checklist: a brief, self-rated screen for depressive,

bipolar, anxiety, and post-traumatic stress disorders in primary care. Ann

Fam Med. 2010;8(2):160-169.

23. Zimmerman M, Galione JN, Ruggero CJ, et al. Performance of the mood

disorders questionnaire in a psychiatric outpatient setting. Bipolar Disord.

2009;11(7):759-765.

24. Family Practice Notebook. Mania secondary causes.

http://www.fpnotebook.com/Psych/Bipolar/MnScndryCs.htm. Accessed

September 14, 2011.

25. Family Practice Notebook. Bipolar disorder.

http://www.fpnotebook.com/Psych/Bipolar/BplrDsrdr.htm. Accessed

September 14, 2011.

Page 23: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

26. Berk M, Brnabic A, Dodd S, et al. Does stage of illness impact treatment

response in bipolar disorder? Empirical treatment data and their

implication for the staging model and early intervention. Bipolar Disord.

2011;13(1):87-98.

27. Yatham LN, Kennedy SH, Schaffer A, et al.; Canadian Network for Mood

and Anxiety Treatments (CANMAT) and International Society for Bipolar

Disorders (ISBD) collaborative update of CANMAT guidelines for the

management of patients with bipolar disorder: update 2009. Bipolar

Disord. 2009;11(3):225-255.

28. Macritchie K, Geddes JR, Scott J, Haslam D, de Lima M, Goodwin G.

Valproate for acute mood episodes in bipolar disorder. Cochrane

Database Syst Rev. 2003;(1):CD004052.

29. Bowden CL, Calabrese JR, Ketter TA, Sachs GS, White RL, Thompson

TR. Impact of lamotrigine and lithium on weight in obese and nonobese

patients with bipolar I disorder. Am J Psychiatry. 2006;163(7):1199-1201.

30. Kessing LV, Forman JL, Andersen PK. Does lithium protect against

dementia? Bipolar Disord. 2010;12(1):87-94.

31. Castle D, White C, Chamberlain J, et al. Group-based psychosocial inter-

vention for bipolar disorder: randomised controlled trial. Br J Psychiatry.

2010;196(5):383-388.

32. Sullivan AE, Miklowitz DJ. Family functioning among adolescents with

bipolar disorder. J Fam Psychol. 2010;24(1):60-67.

33. Morriss RK, Faizal MA, Jones AP, Williamson PR, Bolton C, McCarthy

JP. Interventions for helping people recognise early signs of recurrence in

bipolar disorder. Cochrane Database Syst Rev. 2007;(1):CD004854.

34. Ostacher MJ, Lebeau RT, Perlis RH, et al. Cigarette smoking is associated

with suicidality in bipolar disorder. Bipolar Disord. 2009;11(7):766-771.

35. Cipriani A, Rendell JM, Geddes JR. Haloperidol alone or in combination

for acute mania. Cochrane Database Syst Rev. 2006;(3):CD004362.

36. Rendell JM, Gijsman HJ, Keck P, Goodwin GM, Geddes JR. Olanzapine

alone or in combination for acute mania. Cochrane Database Syst Rev.

2003;(3):CD004040.

37. Rendell JM, Gijsman HJ, Bauer MS, Goodwin GM, Geddes GR. Risperi-

done alone or in combination for acute mania. Cochrane Database Syst

Rev. 2006;(1):CD004043.

38. Scherk H, Pajonk FG, Leucht S. Second-generation antipsychotic agents in

the treatment of acute mania: a systematic review and meta-analysis of

randomized controlled trials. Arch Gen Psychiatry. 2007;64(4):442-455.

Page 24: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

39. Calabrese JR, Keck PE Jr, Macfadden W, et al. A randomized, double-

blind, placebo-controlled trial of quetiapine in the treatment of bipolar Ior

II depression. Am J Psychiatry. 2005;162(7):1351-1360.

40. Van Lieshout RJ, MacQueen GM. Efficacy and acceptability of mood

stabilisers in the treatment of acute bipolar depression: systematic review.

Br J Psychiatry. 2010;196(4):266-273.

41. Post RM, Altshuler LL, Leverich GS, et al. Mood switch in bipolar depres-

sion: comparison of adjunctive venlafaxine, bupropion and sertraline

[published correction appears in Br J Psychiatry. 2006;189:569]. Br J

Psychiatry. 2006;189:124-131.

42. Zmitek A. Trazodone-induced mania. Br J Psychiatry. 1987;151:274-275.

43. Burgess S, Geddes J, Hawton K, Townsend E, Jamison K, Goodwin G.

Lithium for maintenance treatment of mood disorders. Cochrane Database

Syst Rev. 2001;(3):CD003013.

44. Cipriani A, Rendell JM, Geddes J. Olanzapine in long-term treatment for

bipolar disorder. Cochrane Database Syst Rev. 2009;(1):CD004367.

45. Stoll AL, Severus WE, Freeman MP, et al. Omega 3 fatty acids in bipolar

disorder: a preliminary double-blind, placebo-controlled trial. Arch Gen

Psychiatry. 1999;56(5):407-412.

46. Milano W, Grillo F, Del Mastro A, et al. Appropriate intervention strate-

gies for weight gain induced by olanzapine: a randomized controlled

study. Adv Ther. 2007;24(1):123-134.

47. Gardner DM, Murphy AL, O’Donnell H, Centorrino F, Baldessarini RJ.

International consensus study of antipsychotic dosing. Am J Psychiatry.

2010;167(6):686-693.

48. Lamictal (lamotrigine) [package insert]. Durham, N.C.: GlaxoSmithKline;

2010. http://us.gsk.com/products/assets/us_lamictal.pdf. Accessed

September 16, 2010.

49. Zyprexa (olanzepine) [package insert]. Indianapolis, Ind.: Eli Lilly; 2011.

http://www.zyprexa.com/Pages/index.aspx. Accessed September 16, 2010.

50. Ativan (lorazepam) [package insert]. Kirkland, Quebec, Canada: Pfizer;

2010. http://www.pfizer.ca/en/our_products/products/monograph/279.

Accessed September 16, 2010.

51. Tegretol (carbamazepine) [package insert]. East Hanover, N.J.: Novartis;

2011. http://www.pharma.us.novartis.com/product/pi/pdf/tegretol.pdf.

Accessed September 14, 2011.

52. Van Amelsvoort T, Bakshi R, Devaux CB, Schwabe S. Hyponatremia

associated with carbamazepine and oxcarbazepine therapy: a review.

Epilepsia. 1994;35(1):181-188.

Page 25: Gabrielle R. Marzani-Nissen, MD, University Of Virginia ...docshare01.docshare.tips/files/16928/169283362.pdf · Gangguan bipolar merupakan sebuah kondisi gangguan mental yang sering

53. Depakote (divalproex sodium) [package insert]. Chicago, Ill.: Abbott

Laboratories; 2009. http://www.depakoteer.com/prescribing-informa-

tion.cfm. Accessed September 14, 2011.

54. Kirov G, Tredget J, John R, Owen MJ, Lazarus JH. A cross-sectional and

a prospective study of thyroid disorders in lithium-treated patients. J Affect

Disord. 2005;87(2-3):313-317.

55. Justo LP, Soares BG, Calil HM. Family interventions for bipolar disorder.

Cochrane Database Syst Rev. 2007;(4):CD005167.

56. Miklowitz DJ. Adjunctive psychotherapy for bipolar disorder: state of the

evidence. Am J Psychiatry. 2008;165(11):1408-1419.