g30s pki

Upload: khun-ardi-pati

Post on 16-Oct-2015

114 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Anton-D: Yohanes Sulaiman dan Wibawa Dokumentasi CIA

Pembaca: 5587(Dilengkapi Lampiran jawaban YS) Sejarah yang hanya mengungkapkan fakta evenementiel kiranya kurang memadai. Karena itu dibutuhkan pelacakan pola-pola, sistem, strukturserta kecenderungan, dan pelbagai jenis generalisasi, sehingga dapat dipakai sebagai landasan untuk memproyeksikan masa depan.Sartono Kartodirdjo, Sejarawan Indonesia)

Sengaja saya ambil cuplikan basis penelitian sejarah SartonoKartodirdjo yang dimuat dalam kata pengantar Buku Satu (dari tigabuku) Nusa Jawa: Silang Budaya karya Dennys Lombard- dalammelakukan riset sejarah dimana beliau sendiri menganggap sangatkurang bermanfaat bila sejarah ditarik dengan cara konvensional.Begitu juga dengan Dennys Lombard sarjana besar bidang sejarahPerancis yang berminat pada studi tentang Jawa. Ia menekankan padaaliran yang dikenal sebagai `aliran Annelies' sebuah mazhab sejarahyang menekankan pada `kecenderungan' studi jenis ini akanmenghasilkan studi sejarah kritis ketimbang studi sejarahkonvensional apalagi studi dokumen yang cuman beber-beber dokumentanpa jelas pelacakannya juga tanpa melihat situasi yangmelingkupinya. Yah, kalau kita berbicara tentang sumber, semua orangpun berpendapat bahwa proyek sejarah amat tergantung padatersedianya sumber itu. Apalagi mencakup kejadian sejarah yang amatkontroversial dimana puncak dari misteri dari G 30 S itu justruterjadi pada 1 Oktober 1965, namun tidak berarti kemudian sumber itumenjadi paling sakral sendiri apalagi sumber keluaran CIA yang jugaperlu dipelajari kritis, apa itu opini atau fakta objektif yangmengandung makna-makna sejarah.

Tanggal 1 Oktober 1965 dimulai dengan matinya para Jenderal dimanakematian enam Jenderal itu tidak sesuai rencana penangkapan. Siapadan atas dasar apa gerakan itu membunuhi para Jenderal, apa sudahada dalam briffing pra G 30 S terhadap pembunuhan para Jenderal?Kejadian ini merembet sampai pengambilalihan kekuasaan di AngkatanDarat oleh Suharto dimana perintah Sukarno sendiri sudah diabaikanoleh Suharto untuk memanggil Mayjen Pranoto dan Mayjen UmarWirahadikusumah ke Halim, pada titik inilah kekuasaan Sukarnosebagai Panglima tertinggi Angkatan Bersenjata sudah hilang danberarti beliau tidak lagi secara esensial menjadi Presiden RI yangharus mengalami insubordinasi dari perwira tingginya : MayorJenderal Suharto dimana kemudian membawa Sukarno pada situasi yangtidak dimengerti sampai pada kematiannya tanggal 21 Juni 1970.

Disini kiranya apa yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965merupakan titik temu dari seluruh masa lalu Demokrasi Terpimpin danseluruh sejarah Orde Baru dimasa depan. Jadi 1 Oktober 1965 adalahhub/centraal dari masa lalu dan masa depan. Namun ada perbedaanantara proloog dan epiloog dari 1 Oktober 1965. Proloog sampai saatini belum jelas. Satu-satunya yang bisa diambil kesimpulannyasementara justru adalah dari kata-kata dua orang pelaku sejarahsendiri : Pertama, Suharto dan kedua Sukarno. Suharto adalah orangyang paling pertama menyebutkan bahwa aksi penculikan itu dilakukanoleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Ucapan ini diakuinya dalambiografi resmi Suharto "Pikiran, Ucapan dan Tindakan yang disusunoleh G Dwipayana dan semua buku sejarah yang keluar dari berbagaimacam mainstream. Ucapan ini dikatakan pada pagi hari (Suhartosendiri mengaku setelah mendengar siaran berita RRI jam 7.00 saatLetkol Untung membacakan gerakan revolusinya) kepada beberapaperwiranya di markas Kostrad dengan mengatakan bahwa : "LetkolUntung sudah lama menjadi binaan PKI" dan Suharto mengatakan jugabahwa dia sudah lama kenal Untung yang memang anak buahnya sendirisejak Suharto menjabat komandan di Solo awal tahun 50-an. Jadi daripola-pola, kecenderungan dan sistem yang dihasilkan dari analisaSuharto pelaku gerakan 30 September 1965 adalah PKI dimana Untungmerupakan bagian dari PKI opini inilah yang kemudian berkembangmenjadi dasar tindakan-tindakan politik berikutnya. Apakahkesimpulan ini sudah dipersiapkan sejak sebelum terjadinyakejadiannya atau spontanitas saja ketika mendengar di RRI bahwaUntung yang melakukan pimpinan Gerakan. Hal ini perlu diselidikioleh Sejarawan lebih jauh.

Kedua, adalah kesimpulan dari Sukarno yang memang harus diakui diamengalami kebingungan terbesar - (sehingga kecerdikan Sukarno yangkesohor itu selalu salah tempat pasca G 30 S) - sejak terjadipembunuhan para Jenderal yang dilancarkan oleh pelaku Gerakan 30September. Sukarno sendiri mengatakan itu merupakan gerakan 1Oktober 1965 (Gestok) namun istilah Gestok tidak populer bagi rezimOrde Baru karena menjadi saling kelindan antara Gerakan Untungdengan Gerakan Suharto. Dimana memang dari sisi formal waktuberlangsung pada hari yang sama arti penting Gerakan Untung terjadipada dini hari 1 Oktober 1965 dan dimulainya Gerakan Suharto padasiang dan sore hari 1 Oktober 1965. Kedua-duanya juga melakukan halyang sama yaitu melawan Sukarno. Pertama, Untung tidak memasukkannama Sukarno dalam susunan Dewan Revolusi-nya walaupun susunan itungawur dan asal main comot saja tapi jelas nama Sukarno sebagaiPresiden sudah tidak ada lagi. Kedua, adalah Suharto secara sepihakmengangkat dirinya menjadi Menpangad menggantikan posisi Yani yangbelum jelas nasibnya. Walaupun hal itu memang sering dilakukanSuharto dalam kondisi normal yang biasanya dipersiapkan secaraprosedural dari pekerjaan sehari-hari dimana Letjen Yani akanberhalangan namun ketika kejadian Penculikan tersebut adalah situasiabnormal dimana keputusan Presiden-lah yang menentukan tapi Suhartoberani ambil tindakan untuk masuk ke ruang komando Menpangad dan inibisa dikatakan Insubordinasi atau pembangkangan antara JenderalSuharto kepada Presidennya. Suharto tanpa memberitahu dulu ataumelapor pada Bung Karno bahwa dia yang akan menjadi Menteri PanglimaAngkatan Darat bukan itu saja. Suharto tidak berusaha mencariSukarno tapi malah menelpon semua kepala Angkatan dari matra yangberbeda (kecuali AU Suharto hanya berhasil menghubungi WattimenaWapangau) : Laut, Udara dan Kepolisian yang intinya agar semua matraAngkatan Bersenjata tidak mengeluarkan pasukan tanpa sepengetahuandirinya. Dititik ini juga berarti Suharto secara esensial sudahberada pada titik tertinggi kekuatan Angkatan Bersenjata dan berartimemiliki posisi diatas Sukarno. Apalagi setelah ajudan-ajudan BungKarno datang ke Kostrad untuk mencari Pandam V/Jaya Mayjen UmarWirahadikusumah yang dipanggil Bung Karno dan Suharto melarangnya.Semua yang berhubungan dengan Angkatan Darat harus melalui dirinya.Insubordinasi Suharto ini menjadi pelengkap pada pidato Sukarno yangdiarahkan pada nomor tiga dari tiga pokok analisisnya : `MemangAdanya Oknum-Oknum Yang Tidak Benar' pada peristiwa yangdibahasakannya sebagai Gestok pada Sidang MPRS 10 Januari 1967 dalampidato pelengkap Nawaksara adalah sebagai berikut :

1. Keblingernya Pemimpin PKI2. Kelihaian Subversi Nekolim3. Memang adanya oknum-oknum yang tidak benar

Tiga pokok analisa Bung Karno inilah yang kemudian mau tidak maumenjadi pusat studi sejarawan dalam meneliti kasus G 30 S mulai darialiran buku putih sampai aliran yang bikin heboh seperti :CornellPaper ataupun Pledoi Latif tahun 1978. Jadi antara analisa Suhartodan analisa Bung Karno yang dipisahkan dalam waktu hampir dua tahunmenyisakan gap yang panjang. Sukarno lebih jelas mengambilkesimpulannya bahkan sampai detik ini paling lengkap untukdijadikan landasan berpikir kenapa G 30 S bisa terjadi Tiga pokokpemikiran Nawaksara itu merupakan titik pertemuan dari semuakepentingan yang kemudian menghasilkan Gerakan 30 September 1965.Bila mengambil analisa singkat tulisan YS di Kompas (sesungguhnyatulisan itu terlalu singkat tapi bagi saya sendiri jelas arahnya)bisa dilihat bahwa YS mengambil jalur nomor dua dari tiga pokokanalisa Bung Karno : Kelihaian Subversi Nekolim, walaupun mungkinini akan dibantah YS yang begitu kagum dengan data CIA tapi biladilihat dari penekanan konfrontasi Indonesia-Malaysia yangmeletakkan PKI sebagai variabel terpenting dalam kekuatan Bung Karnobaik politik sipil maupun militer maka tidak bisa dihindarkan darikemampuan CIA dan tentunya agen Inggris untuk mempermainkan Sukarno-PKI, juga agen-agen dari negara lain yang juga disebut Ikranegaraseperti keterlibatan Jenderal Agayant yang kemudian malah melahirkandokumen Gilchrist. Kasus Jenderal Agayant yang menurut BungIkranegara orang Ceko, tapi juga ada yang bilang dia orang Armeniaberpostur tinggi langsing dan berwajah aristokrat mengenaikewarganegaraannya sangatlah lazim seorang intel membawa banyakdokumen kewarganegaraan. Dokumen Gilchrist adalah dokumen yangdianggap paling bertanggung jawab terhadap munculnya opini DewanDjenderal. Walaupun secara mutu dokumen ini diragukan merupakansebuah hasil kesimpulan objektif intelijen yang mengungkap dengankata-kata terkenalnya : Our Local Friends Army" Dokumen Gilchristini polanya sama dengan Dokumen Ramadi yang heboh sembilan tahunkemudian mengawali penangkapan besar-besaran mahasiswa danintelektual oleh junta militer Orde Baru dalam kasus Malari 1974.

Yang juga perlu diperhatikan dari tiga prinsip Sukarno adalahpertanyaan setelah mengungkap tiga prinsip itu "Kenapa hanya sayadimintai tanggung jawab atas kejadian Gestok itu? Bukankah MenkoHankam juga bertanggung jawab? Dari pertanyaan ini bisa dilanjutkanlagi, lalu Suharto bisa dimintai tanggung jawab karena melaluiradiogram Pangkostrad no. 220 dan no.239 tanggal 21 September 1965menginstruksikan agar Batalyon 530/Para Brigade 3/Brawijayadipersiapkan dalam rangka HUT ABRI yang jatuh pada tanggal 5 Oktober1965 dan pasukan ini digunakan sebagai kekuatan penculikan. Manatanggung jawab Suharto untuk mengendalikan pasukan ini di Jakarta?

Juga banyak disebut pada buku-buku sejarah terutama aliran yangmengambil teori yang berlawanan dengan Sejarawan CIA seperti :kubu Wertheim,Ben Anderson dan Ruth Mc Vey dengan sudut pandangaliran CIA dimana Antonie CA Dake jadi dedengkotnya (belakanganmuncul nama Helen-Louise Simpson Hunter yang juga pegawai CIAkemudian menulis sejarah G 30 S dengan bukunya : Sukarno and TheIndonesian Coup : The Untold Story). Peter Dale Scott juga banyakmengutip dokumen CIA yang dideklasifikasi sekitar tahun 1982. Sayarasa kehadiran tesis YS yang berbau dokumen CIA nanti sama sajadengan ACA Dake atau Hunter tidak ada yang baru dalam menambahperbendaharaan untuk menemukan kesimpulan kecuali melahirkan banyakpertanyaan baru terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada G 30 Satau dengan istilah Ikranegara : "Silahkan bertengkar sampai Tua!"

Untuk kasus konfrontasi Malaysia-Indonesia dalam kaitannya denganagresi Malaysia ke Kalimantan Utara YS terkesan menganggapdirinyalah yang menjadi pendobrak untuk berharap melahirkan teoribaru bahwa konflik Malaysia-Indonesia merupakan titik singgung dankorelasi terpenting dalam G 30 S dan digunakannya kekuatan PKI olehSukarno sebagai bagian dari kepentingan politik itu. Tapi sayangnyakorelasi G 30 S dengan konfrontasi Malaysia lewat sensitivitasnyapaling dalam sudah diungkap lengkap oleh Manaii Sophiaan dalambukunya `kehormatan bagi yang berhak' juga buku-buku lainnyaseperti :

1. De Stille Genocide. De fatalle gebeurtenissen rond de valIndonesische President Sukarno yang disusun oleh Lambert Gibbels,diterbitkan oleh Uitgeverijs Prometheus tahun 2005 dan diterjemahkanoleh PT Grasindo dengan judul Pembantaian Yang Ditutup-tutupi :Peristiwa Fatal Kejatuhan Bung Karno, yang juga dirilis tahun 2005.

2. ANATOMY of the Jakarta Coup : October 1, 1965 : Thecollution with the China which the destroyed the Army Command,President Sukarno and The Communist Party of Indonesia karya VictorM.Fic, diterbitkan oleh Abhinav Publications, 2004.

3. Buku lama `Deception Game' yang ditulis oleh eks Agen KGBLadislav Bittmann kepala Departemen VII Dinas InteligentCekoslowakia yang kemudian disadur oleh Oejeng Soewargana dalamjudul `Permainan Curang' dan diterbitkan oleh Tjandramerta, Jakarta1973. Yang kemudian memunculkan nama Mayor Louda yangmendiskreditkan Bill Palmers dan berakibat diusirnya program `PeaceCorps' dari Indonesia. Juga banyak mengungkap kasus konfrontasiMalaysia. Buku ini banyak mengungkap dari sisi KGB namun juga jangandilupakan bias CIA dalam membaca buku ini.

4. Ruth Mc Vey. `Korespondensi pribadi dengan George Kahin,Benedict Anderson dan Frederick Bunnel.

5. In the Spirit of the Red Banteng : Indonesian Communist andBetween Moscow and Peking, Aksara Karunia, Jakarta Edisi kedua, 2002.

6. Recollections of an Indonesian Diplomat in The Sukarno Era,University of Queensland Press, St. Lucia, Queensland, Australia1977.

7. Indonesia's Hidden History of 1965 : When the Archives bethe Declassified" yang termaktub dalam : Kabar Seberang SulatingMaphilindo,1995.

8. Communism Under Sukarno, karya Rex Mortimer terbitan CornellUniversity Press, Ithaca and London, 1974.

9. Menyingkap Dua Hari Tergelap, karya : James F Luhulima,Penerbit Buku Kompas, September 2006. Dalam buku juga diungkaphubungan Ali Murtopo dengan kontak-kontak di Malaysia dan penyamaranBenny Moerdani sebagai karyawan Garuda Airways.

10. A Preliminary Analysis of The October 1, 1965 Coup InIndonesia, Ithaca, NY, Cornell University Press, 1971. karya BenAnderson dan Ruth Mc Vey.

11. Peter Dale Scott, CIA dan Penggulingan Sukarno, LembagaAnalisis Informasi, Jakarta.

12. Harold Crouch Militer dan Politik di Indonesia, PustakaSinar Harapan, Jakarta 1986.

13. Soebandrio, Kesaksianku Tentang G 30 S, Forum PendukungReformasi Total, Jakarta, 2001

14. M.C Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, Gadjah MadaUniversity Press, Yogyakarta, 1998.

15. What Happened in Indonesia? Letter to the Editors, The NewYork Times, June i1 1978.

Tulisan-tulisan diatas menyinggung korelasi Konfrontasi Malaysiadengan G 30 S dan menjadikan konfrontasi dengan Malaysia sebagaiinterior penting yang disana terletak koridor menuju gerakan G 30 S.Juga sedikit menyinggung Malaysia dicatat tentang buku Oei TjoeTat : `Pembantu Presiden Sukarno' walaupun tidak secara tegasmenyinggung Malaysia namun bisa menggambarkan kondisi yang terjadipada G 30 S bersama buku Soebandrio "Kesaksianku tentang G 30 S.Penting juga diperhatikan dokumen-dokumen CIA yang dibahas olehGabriel Kolko yang membahas Dokumen-Dokumen States Department danCIA mengenai debat peranan Amerika Serikat di Indonesia pada tahun1965, pada tanggal 13 Agustus 1990 dengan mengutip Lyndon B JohnsonLibrary. Juga perlu diperhatikan laporan dari New Yorks Review Books1978 yang mengungkap perkataan cendikiawan Inggris Neville Haxwellyang menemukan sepucuk surat dari seorang duta besar Pakistan yangditujukan pada Menteri Luar Negeri Pakistan Zulfikar Ali Bhutto yangmelaporkan seorang pejabat Belanda di NATO yang mengatakan bahwaIndonesia akan jatuh ke tangan barat seperti apel busuk. Tapi darisemua buku yang mementingkan korelasi antara konflik Malaysia danIndonesia adalah buku : Kehormatan Bagi Yang Berhak : Bung KarnoTidak Terlibat G 30 S/PKI, Yayasan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa,1994. Ini buku bagus yang mengungkap jejak sejarah dari aliran nomordua analisa Bung Karno : Kelihaian agen-agen Nekolim. Sukarnosendiri mengatakan dalam sebuah pidatonya (-walaupun YS mungkinenggan membaca orasi Bung Karno yang dianggapnya tidak ilmiah dandikonsumsi untuk umum namun saya berpendapat apa yang diucapkanseorang Sukarno yang punya watak terbuka harus diperhatikan)- "Saatini semua orang lupa dengan Malaysia semua bicara Gestapu...Gestapu!"

Bila kemudian YS akan mengeluarkan tesis berdasarkan hubungan antaraKonfrontasi Malaysia-Indonesia dengan PKI sebagai variabelterpenting dimana kemudian berujung pada meledaknya G 30 S. Selainjuga akan mengungkap masalah Poros Jakarta-Hanoi-Pyongyang-Pekingbila dilandasi pada laporan CIA kemungkinan besar ya hanya akanmembangun tembok loncatan baru lagi bahwa CIA tidak tahu menahu ataskejadian G 30 S dan tidak ikut campur terhadap pembantaian orang-orang Indonesia akibat tuduhan PKI itu yang selalu didengungkan olehsejarawan berbasis CIA.

Sejarawan-Sejarawan yang bias terhadap Sukarno dan cenderungmenghakimi PKI juga mementingkan peran Suharto dan CIA selalumenggunakan ukuran-ukuran :

1. Meremehkan kemampuan Sukarno dan Kekuatan Militer Indonesiabahkan menjadi separuh ketawaan.

2. Menggambarkan seolah-olah Sukarno stress dengan tidakdianggapnya dia dalam percaturan politik Internasional.

3. Menempatkan Sukarno sebagai orang paling opportunis dalammelakukan taktik politiknya.

4. Mengkarakterkan Sukarno sebagai bagian dari pembunuhanJenderal-Jenderal ;bahkan di buku ACA Dake Sukarno digambarkansengaja menyuruh seorang perwira Tjakrabirawa mencari AH Nasutiondan memerintahkan perwira itu membunuh AH Nasution yang lolos padamalam penyerbuan.

5. CIA sama sekali kaget dengan kemunculan Suharto. Sehinggamemunculkan pertanyaan bego "Siapa Suharto?" apakah tidak diselidikilink antara Suwarto dan Suharto di jaman mereka menjadi guru danmurid di Seskoad Bandung?

6. Menganggap Kedubes Amerika Serikat kekurangan informasi padaG 30 S.

7. Diplomat Amerika merasa tidak mengenal Suharto. Suhartoseakan-akan dijadikan orang out of the blue sky dalam G 30 S atauseperti pepatah bahasa Belanda : "Monyet Jelek Yang Muncul Tiba-Tiba". Tidak dikaji lebih serius hubungan Suharto-Syam-Untung-Latif-Supardjo dan pasukan yang didatangkan dari Diponegoro dimanakekuatannya digunakan sebagai pasukan penculik para Jenderal.

8. Adanya unsur-unsur opini Subyektif dokumen-dokumen CIA yangsering menempatkan negara objek penderita sebagai biang ketololan.

9. Menganggap remeh adanya unsur kekuatan lain di balikkekuatan pro Amerika yaitu : Kekuatan Blok Kiri yang dimana Sukarnomendekat.

Tapi dari semua yang terjadi adalah pengabaian penyelidikanSejarawan aliran CIA tentang hubungan dekat : Suharto-Untung-Syam-Latif-Supardjo dan Suharto-Ali-Yoga dimana Suharto mengerti sekalidua himpunan ini. Tapi saya yakin ahli-ahli pemuja CIA dan pendukungliberalisme yang bias terhadap Nasionalisme Sukarno serta biasterhadap PKI mati-matian akan enggan melihat korelasi Suharto-Untung-Syam-Latif-Supardjo dan Suharto-Ali-Yoga. Padahal dari semua titikmisteri adalah orang yang bernama Syam Kamaruzaman. Selama Syamtidak dijadikan objek paling penting dalam meneliti hubungan-hubungan yang terjadi maka selama itu pula pintu G 30 S masih sangatsempit untuk dilewati dan membongkar apa dan mengapa peristiwa ituterjadi.

Tidak ada bahasan khusus yang murni ilmiah tentang faktor SyamKamaruzaman. Yang muncul adalah tulisan populer seperti yang pernahtermuat di tabloid Detak sekitar tahun 1999. Dan tulisan lama dariAM Hanafi yang menceritakan apa dan siapa Syam serta pengakuanHanafi untuk menjauhkan Syam dari DN Aidit. Tulisan AM Hanafitentang Syam cukup lengkap kronologisnya dimana Syam sebagai agenganda bisa masuk kemana-mana. Syam ini bekas anak buah komisarispolisi Mudigdo yang tewas dalam peristiwa Madiun, kemudian disebut-sebut pernah menolong Aidit saat razia Agustus 1951 yangdiperintahkan PM Sukiman Wirjosandjojo dari Masyumi untuk masuk keSBKA di Priok lalu menyamar dan kemudian kembali lagi ke publiksetelah Bung Karno menjamin keselamatan anggota PKI yang ditangkapakibat sindrom Joseph MacCarthy. Antara tahun-tahun 1950-1960 perludikaji bagaimana hubungan Aidit dengan Syam. Lalu dari sisi Suharto,Syam bukan orang asing ia sama-sama kenal di Pathok sebagai bagiandari kaderisasi pemuda Sosialis dimana Suharto datang sebagaiserdadu muda yang punya pengalaman pendidikan dan pamornya naikkarena berhasil merebut gudang senjata milik Jepang di Kotabarutahun 1946. Tidak tertutup kemungkinan ada hubungan antara Syam danSuharto antara tahun 1950-1965. Sementara semua orang tahu bahwaLatif adalah anak buah Suharto sejak jaman perang kemerdekaan danpernah diselamatkan Suharto dari aksi pembersihan Madiun oleh GatotSubroto. Latif sendiri jadi salah satu komandan batalyon Suhartoyang berjibaku pada pertempuran 1 Maret 1949 dengan peristiwaSuharto makan soto babat yang terkenalnya itu ditengah anak buahnyabertempur. Ini bukan rumor coba dibaca pada buku Pledoi : PengakuanKol. Latif Suharto terlibat dalam G 30 S. Untung sendiri anak buahkesayangan Suharto sejak jaman Panembahan Senopati pada tahun 1950-an awal. Mayor Untung adalah penerima Bintang Sakti bersama LBMoerdani pada perebutan Irian Barat. Dan Suharto sempat marah-marahkarena Untung diambil oleh Istana untuk menjadi perwiraTjakrabirawa. Adakah hubungan Untung-Suharto selama tahun-tahun 1960-1965 selain kunjungan Suharto ke perkawinan Untung di Kebumen?.

Tidak pernah ada diskusi terbesar dan mencekam dari ingatan sejarahpada kasus G 30 S dijaman Orde Baru kecuali pada tahun 1978 dimanaorang sudah mulai pelan-pelan berani bertanya secara kritis tentangkejadian G 30 S sesungguhnya dan ada pledoi dari pengadilan Kol.Latif yang berintikan pertemuannya dua kali dengan Suharto untukmelaporkan gerakan yang dipimpinnya. Ini kemudian menimbulkanpertanyaan di kalangan masyarakat luas dan kaum intelektual bahkanpada tanggal 21 Januari 1978 beberapa surat kabar dilarang terbitoleh Kopkamtib dengan mempertimbangkan keamanan koran yang dibredelitu adalah : Sinar Harapan, Pelita, Merdeka, Indonesian Times danKompas. Ketakutan Orde Baru terhadap eksepsi Latif ini menunjukkanmemang ada yang ditutupi pada proloog G 30 S.

Namun fokus pretext telikungan (meminjam istilah Ikranegara)penculikan pada berlangsungnya kejadian tidak dipilih YS sebagaibahan tesisnya padahal disitulah puncak misterinya kalau kitamemeriksa jauh kebelakang yang ada kita akan terjebak `padaperistiwa apa' bukan `peristiwa kenapa' atau terjebak ke dalamsilang sengketa yang susah melihat keluar kejadian G 30 S, kenapakita tidak mendalami itu. Sesungguhnya James Luhulima dalambukunya `Menyingkap Dua Hari Tergelap' sudah sangat cantik dalamfokus amatan, tapi dia tidak mau masuk ke dalam senyawa peristiwaitu saya maklumi karena tulisannya bersifat jurnalistik. Padahalyang terbaik adalah memfokuskan tokoh-tokohnya membuat rantai relasidi antara tokoh-tokohnya yang kemudian bertemu pada satu titikyaitu : peristiwa G 30 S bila ini dilakukan kita akan menemukanmissing link dimana-mana termasuk bungkemnya Suharto sampai detikini terhadap peristiwa yang paling diketahuinya. Dari semua tokohdialah yang paling mengetahui semua peristiwa bukan karena kitaberspekulasi dia yang merancang peristiwa itu tapi karena dia yangmembangun kekuasaan sehingga dia mengerti akses informasi yang pastimengalir pada dirinya sehingga ia bisa memegang kendali. Pemenangpertarungan adalah dia yang memegang informasi lebih banyak. Begitukata orang.

YS lebih memilih konflik Malaysia-Indonesia sebagai faktor penggerakG 30 S yang ujung-ujungnya bisa saya pastikan hanya menambah deretanpertanyaan yang lebih banyak lagi tentang G 30 S. Karena faktorkonflik Indonesia-Malaysia adalah bagian dari apa yang terlihatbukan apa yang terjadi. Konflik Indonesia Malaysia memang bisamenjadi salah satu alasan terpenting (bagi penganut teori CIA danInggris sebagai konspirator utama). Bagi saya pribadi puncak misteridari kejadian G 30 S tersebut adalah masuknya unsurspontanitas/improvisasi dalam rangkaian gerakan-gerakan PasukanUntung yang semakin jam semakin mendekati kekonyolan hingga gerakanitu sama sekali perbuatan sia-sia dan merupakan gerakan palingkonyol namun tragis bahkan bila dibandingkan dengan rencana serbuanWesterling ke Jakarta tahun 50-an atau konflik 17 Oktober 1952dimana sempat ada pertikaian antar perwira namun berhenti di bawahkaki Sukarno Gerakan Untung-lah yang paling konyol.

Kejadian G 30 S bukan hanya tidak berhenti dibawah kaki Sukarno tapimalah menjerembabkan Sukarno dalam lembah kehinaan ia juga seringdianggap tokoh Gestapu, Bapaknya Gestapu. Banyak aliran yangmenuduhkan Sukarno tahu menahu dalam peristiwa penculikan paraJenderal di malam naas termasuk tudingan Antonie C.A Dake yangmenganggap Sukarno sebagai biang masalah. Bahkan tudingan Dake itusendiri mengatakan bahwa Sukarno dengan liciknya berpura-puramengundang Ahmad Yani makan pagi 1 Oktober 1965 sebagai gurauan yangtak lucu, karena Sukarno tahu pagi 1 Oktober 1965 Yani sudahdipastikan tewas. Atas dasar perintah siapa dan bagaimana lahirnyakronologi perintah Jenderal-Jenderal itu kemudian ditembaki sampaimati. Bagi saya inilah puncak pengungkapan itu untuk membuka bagianterbesar pintu baja G 30 S. Tapi YS memilih konflik Malaysia-Indonesia dimana Sukarno nyetir PKI dan berusaha dengan oportunismemanfaatkan PKI dataran penelitian ini masih sangat luas dan tidakmenyempit ke arah pengungkapan kejadian. Bagi saya faktor PKI hanyasebagian kecil dari rangkaian gerak kerja-kerja misterius yangkemudian tersusun menjadi bentuk penculikan G 30 S dan pembantaianpara Jenderal. Bagi sejarawan aliran CIA faktor lolosnya AHNasution dianggap sebagai faktor utama kegagalan G 30 S dankebingungan Sukarno sehingga dia menjadi panik. Dimana ujungnyaadalah jatuhnya Sukarno. Walaupun peran PKI memang tidak kecil dariruang sejarah tetapi yang menjadi pelajaran sejarah adalah PKIsendiri mengabaikan politik khas Jawa yaitu memusatkan :Keseimbangan. Politik PKI pada waktu itu adalah Politik ganyangsana, ganyang sini sesuai dengan idealisme-nya namun yang terjadiadalah meluaskan daratan konflik serta membuka peluang gerakan-gerakan asing untuk memancing kelompok yang tidak menyukai PKI danBung Karno sebagai orang yang dianggap paling bertanggung jawabmelindungi PKI. Menurut bahasa Sudisman dan Rewangterjebak `subyektivisme' yang kemudian di lakukan tindakan separuhsia-sia yaitu pemikiran : Krotik dan Otokritik terhadap keterlibatanpemimpin-pemimpinnya terhadap Gerakan 30 September.

Untuk tulisan lengkapnya saya akan mencoba memulai dengan menjawabtanggapan YS terhadap tulisan saya : Yohannes Sulaiman, Ikranegaradan Dialektika Sukarno. Begini tanggapan saya terhadap tulisan BungYS :

Sungguh menarik jawaban dari bung Yohanes Sulaiman (YS) ya memangsaya akui saya menjelaskannya dengan panjang lebar atau istilah bungYS meluber kemana-mana, tapi sebagai ahli sejarah profesionaltentunya anda tidak bisa berkeluh kesah seperti ini. Tugas seorangsejarawan adalah merangkai semua pendapat yang bernilai sejarahberdasarkan basis yang ingin ditelitinya, kalau tidak bernilaisejarah ya jangan dimasukkan. Saya pribadi ingin sekali lahir diIndonesia sejarawan generasi baru yang memang di didik dalam lingkupakademis sejarah yang kemudian tidak ikut-ikutan terjebak dalam arusbesar tekanan politik Orde Baru dengan cap ini itu. Selain ituseorang sejarawan harus jujur bahwa dia bekerja hanya untukmengungkap kebenaran, bukan hasil yang didapat malahmendiskreditkan kelompok atau demi kepentingan `siapa yang bayar'(Insya Allah semoga YS terjauh dari sikap yang demikian). Seorangsejarawan harus bekerja mengungkap fakta kemudian mengambilkesimpulan-kesimpulan yang tidak hanya berhenti pada fakta tapi diaharus bisa menyingkap lebih jauh lagi ke dalam interdisiplin ilmukalau hanya menghapal dokumen yang sudah ada katakanlah ditangannyatanpa melakukan penafsiran berdasarkan ruang-ruang disiplin ilmubisa dikhawatirkan akan terjebak pada stigma yang tidak perlu.Cukuplah Orde Baru yang senang ngibulin sejarah, generasi mudasekarang harus lebih berani lagi terus menerus bertanya tentang apayang terjadi di masa lalu tanpa jebakan stigma ini itu. Untukkemudian belajar agar jangan masa lampau terulang lagi hal yangmenyakitkan. Dari sejarahlah kita menengok lalu berpikir untuk apakita melangkah ke masa depan.

Saya catat ada beberapa poin dari silang sengketa disini :

Tanggapan YS kepada Ikranegara :

1. Massa PKI sebagai senjata utama Bung Karno menghadapiMalaysia dan ketakutan BK terhadap besarnya PKI (Sukarno dan PKI)2. Otoriterian Bung Karno dalam Angkatan Bersenjata RepublikIndonesia terutama Angkatan Darat.3. Pribadi Bung Karno yang penuh gelombang4. Kelihaian Sukarno

Tanggapan YS kepada Anton :1. Wibawa dokumen CIA2. Bukti Sejarawan Menghubungkan Korelasi antara PertikaianMalaysia terhadap implikasi G 30 S. Dengan kata lain sensitivitasrangkaian peristiwanya.3. Penempatan pasukan TNI di Kalimantan Utara4. Tertawaan Dialektika historis terhadap penggunaan analisasejarah.

Pertama-tama sebagai sejarawan anda masih menggunakan kata resmiOrde Baru yaitu : G 30 S/PKI. Dan ini mengherankan karena bagibanyak sejarawan senior Indonesia kasus G 30 S terutama bagianproloog belum selesai perdebatannya. Walaupun di tataran pengajaranformal sekolah dengan tekanan politik yang masih paranoid terusmencantumkan sebutan : PKI di belakang G 30 S dan pakai acara bakar-bakar buku sejarah bahkan dihadiri pejabat resmi (Sebuah sikap a-intelektual yang sangat disayangkan). Padahal keterlibatan PKIsebagai institusi diluar biro chusus jalur Aidit-Syam masih sangatdisangsikan. Keterlibatan atau katakanlah informasi adanya gerakan G30 S bagi barisan pimpinan PKI hanya terbatas pada pimpinan puncakyaitu : DN Aidit, Sudisman, Nyoto dan beberapa anggota yangdilibatkan dalam biro chusus, tapi harus dibuktikan lagi sejauh manabiro chusus ini terlibat dalam rencana penculikan dan pasti adatingkatan-tingkatan informasi, sesuai dengan struktur hirarkis,tingkat pengetahuan informasi DN Aidit tentu berbeda denganSudisman, atau Nyoto. Namun keberadaan DN Aidit di Halim bisadiarahkan bahwa dia memang mengerti atau setidak-tidaknya tahu akanada gerakan penculikan. Nilai informasi ini sama saja dengan yangdiketahui Suharto pada dua hari sebelum penculikan ketika Kol.Latief menyambangi rumah Suharto bersama istrinya (ini menunjukkanhubungan Latif-Suharto sebagai kolega dekat). Saat diberitahu Latifakan ada penangkapan-penangkapan terhadap beberapa orang Jenderal,Pak Harto bilang ia sudah diberi informasi itu oleh orang yangbernama Subagyo. Pertemuan kekeluargaan itu terjadi pada tanggal 28September 1965. Lalu pertemuan kedua terjadi di rumah sakit saat ituTommy Suharto tersiram sup panas. Ada dua versi disini, pertamaSuharto dalam wawancara dengan Der Spiegel tahun 1970 mengakumelihat dari dekat Kol. Latif mondar mandir. Kedua pada bukuotobiografinya yang disusun Dwipayana 1988 ia mengaku melihat darijauh kol. Latif dan diakuinya bahwa kol. Itu berniat membunuhnya.Tapi Kol. Latif dalam pledoinya tahun 1978 Kol. Abdul Latif mengaku,pada malam 30 September 1965 ia menemui Mayjen Suharto yang sedangmenunggui anaknya yang sedang dirawat karena tersiram sup panas.Latif dalam pledoi-nya mengatakan bahwa pada malam itu ia memberitahu bahwa ia dan kawan-kawannya akan mengambil paksa Jenderal-Jenderal. Suharto kata Latif hanya mengangguk-angguk. Karena diburuwaktu Latif menganggap Suharto sudah mengerti dan Suharto menyatakansetuju. Informasi ini merupakan paralel dari ketahuan DN Aiditdengan Suharto. Tapi ada lagi kisah yang juga perlu diselidikitentang DN Aidit yang sempat bertanya "Saya akan dibawa kemana?"saat beberapa orang menjemput DN Aidit untuk ditempatkan di HalimPerdanakusuma. Tapi melihat proses Biro Chusus dan keterlibatan SyamKamaruzaman sungguh sulit untuk melepaskan keterpisahan DN Aiditdari gerakan Untung. Tapi yang menjadi pertanyaanbesarnya : "Siapakan yang menyuruh membunuhi para Jenderal?" apa itusudah merupakan bagian dari operasi atau improvisasi ditengahgerakan yang kacau? Kelompok sejarawan yang berpihak pada adanyakonspirasi dan intrik internal Angkatan Darat memusatkan perhatianpada kenapa :

1. Kenapa gerakan ini kacau?

2. Apa sengaja gerakan ini dirancang untuk gagal?

3. Siapa pemegang penuh komandonya DN Aidit, Untung, Syam atauSoepardjo?

4. Kenapa tidak dirancang operasi Plane B bila rencana utamagagal?

5. Apa tujuan gerakan ini? Kalau ingin dihadapkan ke Bung Karnokenapa dibawa ke sebuah desa di dekat Halim? Bukan ke Istana?

6. Kenapa Lubang Buaya yang menjadi lokasi?

7. Kenapa para komandan pasukan benar-benar meremehkan pasukanKostrad yang ada di Merdeka Barat? Kenapa yang datang untukmendukung gerakan sedikit? Kenapa pasukan RPKAD yang ada diTjidjantung ternyata belum berangkat ke front terdepan di Malaysia,karena direncanakan mereka berangkat? Kenapa ini tidak dicek olehSupardjo yang juga Wakil Kolaga Malaysia? Kenapa bisa seceroboh itu?

8. Kenapa Dewan Revolusi berani menantang secara terbuka BungKarno pada pagi hari tanggal 1 Oktober 1965? Dengan tidak memasukkannama Sukarno sebagai Presiden dalam susunan Dewan Revolusi.

Juga ada keanehan lain bila PKI siap dalam pemberontakan itu kenapatidak ada kesiapan militer untuk mempertahankan wilayah atau setidak-tidaknya melakukan perlawanan terhadap kelompok yang inginmelibasnya tapi malah seakan-akan menyerahkan lehernya untuk dibunuh.

Pembantaian-pembantaian 1965-1966 sungguh mengerikan dan menjadiingatan alam bawah sadar manusia Indonesia untuk menutup dalam-dalamdibawah kenangan kolektifnya. Apalagi setelah Orde Baru berkuasasituasi histeris ditambah propaganda yang mengerikan menjadi tekananpsikis bagi orang Indonesia sehingga mereka bergidik bilamembayangkan PKI apa CIA atau AS tidak terlibat dalam aksipropaganda ini. Rasanya aneh bila tidak terlibat di buku ACA Dakededengkot peneliti pro CIA sendiri menyebutkan pada bukunya (SukarnoFiles hal. 356) :

Sebarkan kisah-kisah mengenai kesalahan PKI, sifat pengkhianatannyadan brutalnya (usaha prioritas ini mungkin merupakan bantuan yangpaling diperlukan yang dapat kita berikan pada Angkatan Darat, jikakita mendapatkan cara tanpa mengidentifikasikannya sebagai usaha ASsecara tunggal atau sebagai usaha yang sebagian besar berasal dariAS).

Apakah dengan pencantuman G 30 S/PKI bukan G 30 S memang sdr. YSmengatakan terdakwa utamanya adalah PKI. Posisi anda adalah sebagaisejarawan bukan alat politik dari kelompok tertentu yangdimenangkan situasi saling telikung dan tikam. Jadi netralitas danobjektivitas adalah patokan paling sakral yang tidak bisadikencingi. Atas dasar apa saudara mencantumkan lagi kata-kata PKIdalam G 30 S, padahal kebenaran sejarahnya masih saling berbantahan?Kenapa kita tidak menulis PRRI/Masyumi misalnya karena keterlibatanNatsir dan Sjafrudin Prawiranegara? Atau PRRI/PSI karena ada unsurProf. Soemitro Djojohadikusumo? Tapi pencantuman itu tidak terjadidi jaman Bung Karno. Stempel keji sejarah baru terjadi setelah G 30S berjalan beberapa bulan dan ketika informasi sudah dimonopolipemenang pertarungan yaitu :kubu Suharto baru ada kata : PKI dalamcantuman G 30 S.

Pencantuman itu membawa akibat paling menakutkan dalam sejarahkemanusiaan di Indonesia. Kalaupun di satu waktu nanti, andai memangterbukti secara akurat PKI terlibat dalam G 30 S juga tidak bijakmencantumkan kata-kata PKI dibelakang gerakan itu. Karena kata-kataitu telah terbukti di jaman Orde Baru digunakan secara brutalmerampas hak hidup bukan saja pelakunya tapi orang yang sama sekalitidak tahu menahu. Untuk itulah diperlukan kearifan sejarah, asaljangan maen ketok dan maen menang sendiri seakan-akan dirinya palingbenar lalu meminggirkan kelompok yang ditindas. Ini sama saja jugadengan apa yang dituduhkan pada PKI saat jaya-jayanya yang sukatindas sana tindas sini. Yang kemudian menjadi pertanyaan : Apakahmenindas dan menghinakan kelompok yang berbeda memang jadi sifatdasar manusia Indonesia? Pertanyaan yang perlu direnungkan, bilajawabannya cenderung iya...kita memang bangsa yang sakit jiwa.Janganlah kita melahirkan kebrutalan pemikiran sejarah, tapi darisejarahlah kita harus banyak belajar agar ke depan kita semakinmenghargai kemanusiaan bukan mematikan kemanusiaan.

Baiklah sekarang kita satu-satu menjawab tanggapan YS dimana poin-poinnya sudah saya susun.

Sukarno dan Saingan Politik (1945-1949)

Sebelum memasuki relasi Sukarno-PKI banyak manfaatnya bila kitamelihat dan memahami cara berpolitik Sukarno. Bagaimana Sukarnomenghadapi rivaal-rivaal politiknya. Apakah Sukarno bertipeMachiavellis atau seorang pemimpin bermartabat yang pahamideologinya dan landasan berpikirnya dalam konteks pelaksanaanideologi-ideologinya. Untuk itu mari kita telaah bagaimana hubunganSukarno dengan Amir Sjarifudin, Musso dan Tan Malaka. Tiga tokoh inisecara subjektif menempatkan dirinya paralel dengan Bung Karno.

Pada tulisan Yohanes Sulaiman menekankan kekuatan PKI sebagaikekhawatiran utama Bung Karno, secara tersirat dokumen CIA ini malahmenggambarkan BK ini malah mirip Stalin curiga kemana-mana. Danseperti Saddam Hussein bantai siapa saja yang menentang kekuasaannyasambil memanfaatkan secara maksimal situasi politik yang mendukung.Yang sekarang menjadi pertanyaannya adalah apakah kekuasaan Sukarnoitu hanya untuk kekuasaan atau memang dia punya ideologi tertentu.Saya jelas akan menjawab Sukarno berjuang karena keyakinanideologinya. Sukarno adalah seorang Lenin yang punya dasar landasanideologi jelas, Sukarno adalah seorang Mao yang dasar landasanideologi jelas, Sukarno adalah seorang Ho Chi Minh yang punyalandasan ideologi jelas. Jadi tulisan anda dengan menyebutkan diKompas berdasarkan dokumentasi CIA itu :

Kekhawatiran Soekarno terlihat dalam dokumen CIA yang barudideklasifikasikan setahun lalu, bertanggalkan 13 Januari1965. Dokumen itu menyebutkan, dalam sebuah percakapan santai denganpara pemimpin politik sayap kanan, Soekarno menyatakan tak bisamenoleransi gerakan anti-PKI karena ia butuh dukungan PKI untukmenghadapi Malaysia. Ia menyatakan, namanya sudah "jatuh" di duniainternasional dan Indonesia dianggap negara gila karena keputusannyamembawa Indonesia keluar dari PBB. Namun, Soekarno menekankan, suatuwaktu,giliran PKI akan tiba" dan saat itu gerakan menentang PKI samadengan gerakan untuk menentang Soekarno. Soekarno berkata, "Kamu bisamenjadi teman atau musuh saya. Itu terserah kamu." Soekarnomengakhiri percakapan itu dengan berkata, "Untukku, Malaysia itumusuh nomorsatu. Suatu saat saya akan membereskan PKI, tetapi tidak sekarang."

Bila YS mempercayai dokumen CIA ini dan menjadikannya bahan sejarahyang paling sahih untuk memulai bekerja dalam menilai bagaimanajalan pikiran Bung Karno maka ini sama saja mengantarkan pembaca kealam pikiran : Betapa jahatnya Sukarno, ambil untung kemudian buang.Adalah lucu melihat watak Sukarno sedemikian rupa ini sama lucunyadengan berita burung yang mengabarkan Sukarno menyerah dan mohonampun pada Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan tahun 1980-anRosihan Anwar mengangkat isu ini di Kompas yang kemudian tulisanminta ampun BK dibantah oleh Syafrudin Prawiranegara.

Untuk mendalami kupasan singkatan dokumen CIA dengan membandingkankarakter Bung Karno dari pemanfaatan politiknya mari kita diskusikanapakah Sukarno memang sekeji itu dalam memanfaatkan peluang politikuntuk itu kita tarik dari mulai tahun 1945 setelah ia dilantikmenjadi Presiden RI dan menjadikan posisi Sukarno secara formalpaling tinggi dalam struktur hirarkis kepemimpinan Indonesia. Bilamenilik dari dokumen CIA kebanggaan YS ada pertanyaan besar :Sukarno ini Machiavelis atau seorang Negarawan agung?

Untuk itu mari kita mulai pada persaingan serius antara Sukarno danTokoh-tokoh kiri garis keras (Tan Malaka, Musso dan AmirSjarifudin). Tak ada tokoh yang setara dengan Sukarno di masaRevolusi Kemerdekaan selain Tan Malaka. Dalam tulisannya YSmengatakan Tan Malaka pernah meminta dukungan Sjahrir untukmengangkat dirinya sebagai Presiden menggantikan Sukarno. Sjahrirmenjawab pendek : Kalau kamu sepuluh persen saja lebih populer dariBung Karno kita akan mempertimbangkan kamu menjadi Presiden RI.Yohanes Sulaiman mengatakan ini tulisan dari Rosihan Anwar yangmungkin dengan separuh ejekan menganggap saya naif bahwa RosihanAnwar saya duga sebagai CIA juga (bukan, Pak Ros adalah jurnalissejati tapi memang kadang-kadang sikap ikut anginnya jugaketerlaluan, dia jurnalis terhormat jauh dari pikiran saya dia CIA,lingkar dalam PSI justru orang-orang yang nasionalis dan bermartabatmungkin hanya Mitro yang main dengan PRRI tapi toh dikemudian haridia menjauh dari PSI bahkan oleh Pak Ros disindir memilikid'Artagnan complex, jagoan tua yang selalu ingin jadi nomor satu )- . Pertama, jelas benar itu tulisan Rosihan Anwar, tapi perludiingat Rosihan Anwar itu mengutip George McTurnan Kahindalam `Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia, terbitan SebelasMaret University dan Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1995. hal.185-187 begini tulisan lengkapnya :

Pada awalnya Sjahrir dan kelompoknya tidak mendukung Proklamasikemerdekaan 17 Agustus 1945 dan menolak menghadiri rapat pada malamsebelumnya, yang diselenggarakan di rumah Laksamana Maeda. Merekatidak yakin proklamasi kemerdekaan yang dibacakan Sukarno dan Hattadapat membawa rakyat ke puncak revolusi kemerdekaan untuk melawanJepang. Menurut pendapatnya pemimpin Indonesia harus lebih keras danmenunjukkan sikap anti Jepang agar mendapat simpati dan dukunganSekutu dalam menyikapi kemerdekaan. Kemudian Sjahrir bersamakelompoknya menyingkir dan menolak tawaran Sukarno untuk memegangjabatan penting dalam kabinet yang akan segera dibentuk

Selama dua minggu Sjahrir bersama para pemimpin pemuda melakukanperjalanan keliling Jawa untuk melihat sikap rakyat pada pemerintahSukarno-Hatta. Mereka melihat dukungan rakyat sangat kuat sehinggakembali ke Jakarta mereka mengubah sikapnya, dan walaupun seringbersikap kritis dan kerap kali menentang pemerintah, merekamenyatakan dukungannya kepada Sukarno dan Hatta sebagai pemimpinRepublik.

Melihat Sjahrir yang pada awalnya menolak mendukung Sukarno danHatta, begitu Sjahrir kembali ke Jakarta, Tan Malaka segeramenghubunginya. Ia mengusulkan agar kekuatan mereka digabung untukmenggulingkan Sukarno dan Hatta kalau berhasil, Tan Malaka akanmenjadi Presiden dan Sjahrir akan memimpin kabinet dan memegangkementerian pertahanan, ekonomi, dalam negeri dan luar negeri.Sementara Soebardjo hanya akan diberi kedudukan yang tidak pentingdi dalam kabinet.

Tan Malaka merasa yakin bahwa ia akan mendapat dukungan darikelompok bawah tanah Sukarni, dan kemungkinan besar dari berbagaikesatuan bersenjata yang berada di bawah pengaruh kelompoktersebut. Tan Malaka juga berpendapat kalau Sjahrir bergabung,mereka akan cukup kuat untuk menggulingkan Sukarno. Namun Sjahrirmenolak usul tersebut dan menasihati Tan Malaka kalau inginmenyaingi popularitas Sukarno ia harus melakukan perjalanan sepertidirinya.

(G MT Kahin, Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia hal. 185-187)

Tulisan itu memperlihatkan baik Sjahrir maupun Tan Malaka memangmerasa dirinya bersaing dengan Sukarno. Bahkan oleh Rosihan Anwarpula dicatat sesungguhnya Sjahrir telah bertindak jauh berikutcatatan Rosihan Anwar tentang Dr.Sudarsono yang merupakan bagiandari jaringan bawah tanah Sutan Sjahrir, berikut kutipannya :

Seorang kurir dikirim dari Jakarta ke Cirebon. Ia membawa teksproklamasi kemerdekaan yang telah disusun oleh Sjahrir dan kawan-kawannya.

Maka tanggal 16 Agustus 1945, pada hakikatnya dokter Sudarsono danteman-teman sepaham sudah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Tidak dikira Sukarno tidak begitu segera mempercayai kekekalahanJepang. Sukarno mau mengecek dulu pada pembesar Jepang diGunsenkeibu tentang kebenaran berita tersebut. Oleh karena itu,terjadilah kelambatan. Baru tanggal 17 Agustus 1945 di JakartaSoekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia memproklamasikankemerdekaan.

Dalam pada itu di Cirebon telah bertindak sehari sebelumnya seorangdokter yang bernama Sudarsono dengan perbuatan politik yang sama,yaitu memproklamasikan kemerdekaan. Soal ini sudah barang tentukemudian selesai sendiri. Sebab proklamasi kemerdekaan tanggal 17Agustus 1945 oleh Sukarno-Hatta mendapatkan dukungan semua golongandan lapisan yang mau menegakkan Republik Indonesia.

Bagaimana bunyi teks prokmasi kemerdekaan yang diumumkan oleh DokterSudarsono di Cirebon tidak diketahui lagi. Pemberitaan dalam perstentang peristiwa itu tidak ada. Arsip dokumen ini telah hilang. Iniadalah suatu kasus stranger than fiction, lebih aneh dari fiksi ataurekaan.(Rosihan Anwar, In Memoriam Mengenang yang wafat, Penerbit BukuKompas hal. 89-90)

Dalam tulisan Rosihan Anwar tersebut telah terlihat bagaimanaSjahrir yang selama ini dikatakan menolak adanya kemerdekaan yangterburu-buru dan menurut istilah BK `ngambek' tidak mau mengakuiproklamasi 1945 ternyata bukan karena dia bersikap hati-hatisebagaimana layaknya Bung Karno dan Hatta ketika mereka berduasampai saling omong keras masalah proklamasi kemerdekaan denganWikana cs. Ternyata memang Sjahrir punya agenda lain. Sebagaipolitisi yang lihai ia ternyata sadar tidak mudah melawan Bung Karnopada dataran populis. Dan ini yang tidak akan diungkap oleh RosihanAnwar pengikut setia Sjahrir- sikap selicin belut Sjahrir. Sjahrirtidak pernah terjebak oleh sikap subjektivisme yang merasa dirinyabesar dari Sukarno ini kelebihan beliau dan ini tidak dimiliki padatiga tokoh lainnya : Amir Sjarifudin, Musso dan Tan Malaka. Ketigaorang itu tewas ditembak bangsa sendiri karena terjebaksubyektivisme menganggap Sukarno tak lebih dari anak kecil. Amiradalah seorang tokoh paling berani dalam gerakan bawah tanah dijaman Jepang dia ditangkap oleh Kenpeitai Surabaya. Ia digantungdengan kepala di bawah nyawanya tinggal seujung jari lagi. Tapiberuntung bagi dia Amir berhasil diselamatkan Bung Karno yang pasangbadan untuk membebaskan Amir, namun nasib Amir yang mustinya bisadiselamatkan lagi oleh BK ternyata tidak terjadi pada akhir tahun1948. Bung Karno yang sedang duduk di beranda muka Istana AgungYogyakarta tidak tahu Amir Sjarifudin cs sedang dibawa ke bentengVredenburg di depan persis Istana Yogya. AM Hanafi mengaku sempatmemohon agar BK menyelamatkan Amir tapi ternyata Amir sudah keburudibawa tentara Gatot Subroto dan ditembak mati di Ngaliyan, Boyolali.

Kedua, adalah nasib tragis Musso. Musso yang kenal lama dengan BungKarno sejak era mondok di rumah Pak Tjokro sempat bertemu Sukarno diIstana sepulangnya dari Moskow. Bung Karno bahkan sempatberkelakar "Pak Musso masih jago silat?" namun perkembangan politikpada waktu itu memang condong ke kanan. Hatta yang memimpin kabinetsetelah kegagalan Sjahrir dan Amir memutuskan untuk melakukanpolitik American back up agar perang cepat selesai. Hatta danSjahrir memiliki basis kesamaan intelektual. Mereka tidak memandangpenting arti perang kemerdekaan yang menggelora dan membakarsemangat nasionalis. Terlebih Sjahrir yang dipengaruhi olehsosialisme demokrat, anti fasisme dan pasifis. Ideologi Sjahriradalah Sosialisme bergaya Eropa Barat yang sampai saat ini masihmemiliki kekuatan signifikan di Eropa Barat terutama Perancis,Inggris, Belanda dan Jerman. Sjahrir sangat membenci fasisme dan iajuga sebagaimana kaum Sosdem sejak jaman Rosa Luxemburg, Stalinadalah musuh besar. Dan perang yang berlarut-larut justru akanmenurunkan kabut tujuan kemerdekaan yang lebih rasional. Namun sikapSjahrir ini ditentang oleh kelompok Tan Malaka. Tan Malaka-Sjahriradalah dua seteru yang paling keras sepanjang Revolusi Kemerdekaan1945. Dalam militer Sjahrir yang belakangan di dukung Hatta memilikiperwira cemerlang bernama AH Nasution dan TB Simatupang Di pihak TanMalaka memiliki perwira-perwira yang berasal dari PETA seperti :Jenderal Sudirman. Penolakan Jenderal Sudirman untuk menyerah padaagresi militer kedua juga menunjukkan kebenciannya pada diplomasiSjahrir. Begitulah konstelasi politik yang terjadi pada waktu itu.Dalam pertarungan ini kemudian muncullah Musso tiba-tiba. Menjadiorang ketiga perseteruan Tan Malaka Sjahrir. Sebelum kedatanganMusso sempat mencuat juga nama Suripno yang menjadi tokoh Indonesiadalam pertemuan kongres pemuda Komunis di Moskow, Suripno ini yangmengatur link Moskow-Jogya dengan hasilnya membawa Musso.

Musso akhirnya menyarankan agar seluruh kekuatan sayap kiribergabung dan merevitalisasi PKI. Nama PKI sendiri memang sudahditakdirkan jelek dari dulu, dari jamannya Belanda maka tidak adaPKI dalam pembentukan partai-partai sesuai dengan Maklumat November1945. Para pemimpin PKI selalu bermantelkan Partai Sosialis agartidak menjadi sasaran tembak politisi yang komunistophobi. Wikana,Amir Sjarifudin, Tan Ling Djie, Abdulmadjid dan Setiadjid mengakusudah menjadi Komunis sejak tahun 1935. Pengakuan mereka terang-terangan harus dipertanyakan apa karena mereka merasa sudah adadukungan kekuatan riil dari kelompok bersenjata atau merasa sudahada link dengan Moskow yang bersedia membantu? Kelompok bersenjatayang pro PKI biasanya bukan karena keyakinan ideologi mereka tapikarena memang mereka merasa dirugikan atas aksi potong kekuatan olehHatta-Nasution di tubuh TNI Masyarakat. TNI Masyarakat sendirimerupakan bentukan Amir Sjarifudin saat Amir masih menjabat sebagaiPerdana Menteri. Kemudian apakah benar ada dukungan dari Moskwa?Pada tahun-tahun 1945-1949 Stalin lebih disibukkan pada pemulihanSovyet Uni karena kehancuran saat melawan Hitler dan sedangmemperluas pengaruh di Eropa Timur. Stalin agak kurang peduli denganperkembangan pengaruh Komunisme-Stalinis di Asia. Sikap Stalin samasaja dengan apa yang diomongkannya pada Tan Malaka ketika mendengarada rencana pemberontakan PKI di Hindia Belanda tahun 1926/1927 kata-kata singkat Stalin : "Apa kamu sudah gila?"Tan Malaka sendiri akhirnya bubar jalan untuk mendukung KomunisMoskow, dia merubah haluan politiknya menjadi Komunis Nasionalis danpikiran-pikirannya sangat berpengaruh di kalangan pemuda yang punyapengaruh pada Angkatan Bersenjata baik Chaerul Saleh, Dokter Muwardimaupun Adam Malik. Sementara Musso yang sudah lama tidak tinggal diIndonesia masih menganggap Sukarno cuman anak ingusan yang indekosdi rumah Pak Tjokro. Musso tidak paham bangunan karir Sukarno sudahdipondasi pada tahun 1927. Ini artinya sejak Musso lari ke luarnegeri karena dikejar Intel Hindia Belanda. Sementara Sukarno mulaimenyusun karirnya dan jauh dikenal bangsa Indonesia dibandingkanMusso. Sukarno sejak tahun 1928 sampai kedatangan Jepang adalahpolitisi paling populer. Anak-anak kecil pun tahu tentang Sukarnodan menjadi pahlawan mereka. Bila nama orang sudah merasuk kepikiran anak-akan kecil dan dijadikan idola maka nama itu sudahmeraih puncak popularitasnya. Begitu juga Sukarno di tahun 20-an. Dititik inilah kemudian Musso melakukan blundernya dan menyerangSukarno di depan massa. Kontan ia langsung ditinggalkan banyakdukungan yang tadinya memihak pada dirinya. Karena dalam pandanganrakyat Indonesia yang masih kuat sikap patriakhinya dan tidak mampumembedakan mana negara mana rakyat, maka figur Sukarno adalahseperti Raja Jawa. Negara adalah dirinya. Menyerang Sukarno berartimenyerang negara. Inilah pusat dari kesalahan Musso dalam menghadapiSukarmo. Seandainya ia bisa menahan diri dan terus menjalinkerjasama dengan Sukarno maka ada kemungkinan ia bisa mengurungHatta-Nasution namun Musso terlalu menganggap kecil Sukarno. Lalubagaimana dengan Sovyet kenapa orang yang pro ke mereka. Ketikamereka dibantai tidak ada pembelaan Moskow sama sekali, atau memangkabar dukungan Moskow ke Indonesia adalah imajinasi liar baik dariSuripno ataupun orang yang berseberangan dengannya Hatta. Perludiingat konteks Peristiwa Madiun di kepala Hatta-Nasution adalahberdirinya negara Sovyet di Indonesia. Sementara kejadian sebenarnyahanyalah pergeseran jabatan petinggi walikota saja dan ada pengaruhjuga dari kasus geger Solo dimana pasukan Siliwangi menembak KolonelSutarto. Musso yang telah menggelar pertemuan kekuatan politikmembentuk FDR dan mengkritik peranan PKI sekaligus merevitalisasinyalewat sebuah Resolusi : Djalan Baroe Repoeblik Indonesia". Namungerakan pasukan Siliwangi lebih cepat untuk menghantam Musso apalagisetelah blunder Musso pasukan yang tadinya bersimpati memilihbersikap netral, walaupun diam-diam mereka juga banyak menampungpara perwira yang dimusuhi pasukan Hatta, seperti : Kapten AbdulLatif yang kelak banyak berperan dalam G 30 S ditampung oleh BrigadeSuharto di Yogya atau seperti Mayor CPM S. Parman (yang kemudianmenjadi Mayjen dan diculik oleh gerombolan G 30 S) atau LetnanSudharmono (kelak Sudharmono ini menjadi wapres tapi sebelumnyapencalonannya ditolak oleh Kelompok LB Moerdani karena ditengaraiSudharmono terlibat peristiwa Madiun). Dalam pada itu Mussotertangkap di Ponorogo sedang menyamar menjadi kusir Delman danditembak mati. Sementara pemimpin lain ditangkap tentara dan dibawake Yogya semua pemimpin itu ditembak mati di Ngaliyan Boyolali padatanggal 19 Desember di Ngaliyan, Boyolali.

Sekarang mari kita bicara Tan Malaka yang menurut saya merupakansaingan paling paralel dengan Bung Karno berbeda dengan Hatta danSjahrir yang memilih sebagai bagian dari subordinat dari Sukarnosepanjang 1945-1949 daripada Tan Malaka yang tidak pernah bisamenjadi bawahan Bung Karno. Agaknya kurang sreg bila kita tidakmengetahui Tan Malaka dari sudut pandang `konsepsi kebangsaan' lalukita bandingkan antara pemikiran Tan Malaka dengan Sukarno darisinilah kemudian bisa diambil garis lurus adanya PKI-Aidit 1954dimana orang tidak pernah mengetahuinya. Bagaimanapun secara kasatmata orang-orang Tan Malaka berbeda dengan orang-orang Aidit padakurun waktu sepuluh tahun (1955-1965) bahkan bertentangan tapi padahakikatnya revitalisasi PKI 1954 lebih mirip garis pemikiran TanMalaka ketimbang doktrin Musso yang tertuang dalam resolusi "DjalanBaroe Revolusi Indonesia" perjuangan Komunisme Aidit terlepas daritudingan kedok revolusi Bung Karno merupakan sebuah garis lurusterhadap apa yang disebut "Kemerdekaan 100%" pertemuan antarapemikiran DN Aidit dengan ambisi Sukarno sesungguhnya sudah tertuangdari sikap revolusioner Tan Malaka dalam menjalankan "konsepsiperjuangan 100% Merdeka" dimana isinya lebih keras daripada konsepsiSjahrir dalam buku tipis "perdjoangan kita". Arti penting Tan Malakadalam perjuangan Indonesia sesungguhnya merupakan periode singkattapi esensinya adalah kenangan kuat yang menggores dalam RevolusiKemerdekaan (1945-1949) Memang ada dua kubu dalam Revolusi itu.Pertama kubu elitis yang berada pada jalur Hatta-Sjahrir-Nasutiondan kubu populis Tan Malaka-Amir Sjarifudin-Sudirman. Namun kubupopulis terpecah jadi dua yaitu : nasionalis Komunis dan SovyetKomunis dimana Amir-Musso memilih jalur Sovyet Komunis sembarimenunggu bantuan dari Sovyet Uni. Sukarno dalam hal ini berdiri ditengah-tengah. Dan itu memang watak dasar Sukarno. Di Kanan BerdiriHatta-Sjahrir-Nasution dan di kiri kubu populis. Jadi tripancangpolitik Sukarno sudah dimulai sejak 1945-1949.

Tan Malaka sendiri memulai karir politiknya tahun 1919 dan selamaenam tahun bersekolah di Belanda. Sewaktu muda ia menekuni Marxismedan terutama `filsafat Alamiah' perlu diketahui di bagian EropaBarat yang berkembang pada tahun-tahun 1901-1930 adalah aliranpositivisme sementara filsafat alamiah yang mengedepankan IlmuPengetahuan merupakan studi yang sudah klasik ciri khas abad 19.Tidak diketahui apakah Tan Malaka mengenal teori-teori yang jugaberkembang di Eropa tentang pengaruh filsafat positivisme atauidealisme neo hegelian yang kemudian bermunculan di Inggris setelahperkembangannya di Jerman terhenti dan apakah Tan Malaka jugamengenal Metafisika dalam pengertiannya yang lebih baru dimana mulaimuncul ahli-ahli filsafat yang membongkar realitas menuju alamtransendensi-nya. Karena jika kita mempelajari tulisan-tulisan TanMalaka jujur saja terlalu khas abad 19. Tapi yang jelas tulisan TanMalaka memiliki nilai lebih pada pembongkaran tahyul denganmenggunakan alat rasionalitas walaupun terkadang menjadi pemujaanyang berlebihan untuk Ilmu Pengetahuan. Berbeda dengan pemikiran-pemikirannya yang ketinggalan jaman konsepsi perjuangan Tan Malakajustru paling maju di depan, konsep Kemerdekaan 100% ini yangkemudian menjadi alat koreksi pada tahun-tahun demokrasi terpimpin1960-1965.

Bahkan dibandingkan dengan Sukarno sekalipun. Pemikiran-pemikiranSukarno sendiri atau katakanlah filsafat Sukarno sangat maju dalammenelaah konsep-konsep Pancasila sebagai puncak yang menginjak padadua bahu Marxisme di kiri dan Deklarasi Independen di kanan. Namunsayangnya konsepsi perjuangan Sukarno lebih pada sikap kompromi dantidak jarang meminjam tahyul-tahyul politik seperti pembiarannyapada kepercayaan bahwa di Ratu Adil Jawa. Sulit melepaskan caraberpikir dan bertindak Sukarno dari alam pikiran Jawa. Sukarnosendiri berperan sebagai dalang yang mahir bicara namun kadang-kadang halusinasinya kuat sehingga membuat orang Jawa yang lebihmengenal alam pikiran wayang kerap terpukau. Sukarno adalahimajinasi sementara Tan Malaka adalah rasionalitas disini titikperbedaannya.

Lalu bagaimana Tan Malaka mempengaruhi perjuangan kemerdekaanIndonesia?. Sejauh ini belum ada sejarawan secara detil melakukanstudi tentang pengaruh ideologi Tan Malaka di kalangan tentara.Padahal dari kisah-kisah sejarah peran Tan Malaka justru yang palingmenonjol selama 1945-1949 bersama peran Hatta-Sjahrir. Tan Malakaadalah tokoh utama oposisi yang selalu menolak perjanjian-perjanjiandiplomat Indonesia dengan Belanda. Ia selalu berada di belakanglayar untuk membangun penolakan politik kompromi. Faktor inilah yangkemudian Jenderal Sudirman bersimpati pada Tan Malaka. Musuhterbesar Tan Malaka adalah Sjahrir namun Sjahrir tidak pernahmenanggapi serius Tan Malaka, bahkan Sjahrir pernah menawari TanMalaka jabatan Perdana Menteri tapi ditolak Tan Malaka. Yang menjadipertanyaan sekarang kenapa justru Tan Malaka mendukung Hatta untukmenyerang Amir-Musso. Apa setelah Hatta menang Tan Malaka tinggalmenghadapi Hatta? Disini letak pertanyaan utama tentan taktikmembingungkan Tan Malaka. Namun persaingan dengan BK adalah suatuyang jelas. Tan Malaka sangat disegani BK.

Hal yang paling mengesankan adalah ketika Tan Malaka dimintai BKsebagai pewaris pemimpin RI bila Sukarno-Hatta mengalami sesuatuyang dapat menghalangi jalannya pemerintahan RI. Suatu siang yangpanas awal bulan Oktober 1945 Tan Malaka diundang BK untuk bicarapanjang lebar tentang masa depan Indonesia. Saat itu Achmad Subardjomenunggu diluar. Rupanya Sukarno sangat terkesan dengan alurpemikiran Tan Malaka untuk itu ia meminta Tan Malaka siap untukmenjadi ahli waris kepemimpinan RI bila Sukarno-Hatta berhalangan.Ahmad Subardjo di panggil ke dalam dan dimintai untuk memanggilHatta agar ia juga menyetujui penandatanganan ahli waris itu. NamunHatta yang cerdik justru melihat dari sisi lain, warisan ini akanmengundang konflik terselubung di kemudian hari untuk itu denganpenolakan halus Tan Malaka memveto. Hatta meminta jangan hanya TanMalaka tapi juga Wongsonegoro, Iwa Kusumasumantri dan Sjahrir.Apakah kelak kemudian hari surat ini yang membawa celaka Tan Malaka.Lalu kenapa Tan Malaka tidak merebut pemerintahan pada saat Sukarno-Hatta-Sjahrir ditangkap?

Tan Malaka dieksekusi di Kediri pada tahun 1949 oleh pasukanJenderal Sungkono. Keputusan eksekusi Tan Malaka itu lebihdisebabkan karena agar jangan sampai Tan Malaka mengobarkanperlawanan semesta untuk menolak perundingan-perundingan yangmengarah perundingan puncak yaitu KMB 1949. Ataukah lebih darisekedar kekhawatiran itu ialah : Pengaruh besar Tan Malaka dimiliter pada faksi "The Nasution's Outsider"? Dimana di dalamnyabergabung Jenderal Sudirman dan beberapa perwira TNI Jawa Tengah danTimur yang berlatar belakang PETA.

Yang menjadi pertanyaan juga selain alasan diatas adalah siapa yangperintah eksekusi Amir Sjarifudin, Musso dan Tan Malaka. BilaSukarno mana suratnya? Hal ini membuktikan bahwa pada tahun 1945-1949 Sukarno sama sekali tidak memiliki kekuasaan riil politik,semua dipegang Sjahrir dan Hatta dalam pelaksanaan perintah sehari-hari jadi persaingan Sukarno dan Tan Malaka serta kelompok gariskeras merupakan penajaman dari gerakan Hatta-Sjahrir. Hingga sampaidisini tidak tepat bila Sukarno membunuh kawan seiringanseperjalanan lalu apakah Sukarno kemudian berubah pada tahun 1959-1965? Untuk itu mari kita buka lagi situasi politik Internasional.

Perubahan Watak Imperialisme

Amerika Serikat memang lebih agresif daripada Stalin. Seperti yangsaya ceritakan pada tulisan saya yang terdahulu dalam menanggapiYohanes Sulaiman, AS saat memasuki perang dunia kedua sudahmemikirkan akan memihak mana : Jerman atau Inggris-Sovyet dalammenghadapi tentara Nazi Jerman. Coba saudara YS cari dokumen-dokumenCIA di Universitas anda, apakah memang ada delegasi-delegasi Hitlermengunjungi Amerika untuk membujuk Washington untuk memihak merekaatau setidaknya tidak ikut campur. Tapi takdir sejarahberkata :Amerika harus memihak Inggris-Sovyet. Dengan begini Amerikamengambil langkah dua tahap Hajar Hitler, lalu kurung Stalin.Beruntung bagi AS negara mereka tidak hancur dan perekonomian pulihakibat full employment dan full production buat membiayai perang.Depresi ekonomi 1929 tidak terlihat lagi. Konsentrasi merekasekarang adalah menggantikan hegemoni Inggris di seluruh bekasjajahannya. Termasuk ikut campur pada Vietnam dan Indonesia duanegara terberani di Asia yang merebut kemerdekaan dengan perangbersenjata. Di Indonesia konsentrasi Amerika adalah agar jangan adakekuatan Komunis yang tumbuh signifikan. Disini Amerika lebihrasional ketimbang Belanda yang mencap semua pemimpin Indonesiakomunis. Amerika Serikat melihat Sukarno adalah Nasionalis-tradisionalis dan Hatta-Sjahrir sebagai Nasionalis-Modernis. Keduakubu ini tidak masalah bagi Amerika. Dari sini saja sudah jelasbahwa Sukarno sama sekali bukan pengekor Komunisme Stalin. Sukarnosama seperti tokoh-tokoh pergerakan lainnya terpesona denganMarxisme, namun dalam hal Sosialisme pandangan Sukarno lebihcenderung pada bentuk Nasionalisme ini adalah pengaruh HOSTjokroaminoto. Sementara Sjahrir lebih bersifat Internasionalismebukan dalam pandangan Globalisasi baik sistem Komunisme maupunKapitalisme. Sjahrir adalah Sosialis Humanis pemikiran-pemikirannyalebih cenderung dekat pada alam pemikiran Marx Muda ketimbangRevolusioner gaya Moskow. Jadi bila ditarik garis dari tahun 1948sudah terlihat jelas bahwa Sukarno sama sekali bukan komunis danmenjadikan bandingan Sukarno komunis atau tidak pada peristiwabelakangan yang menguatnya PKI Aidit adalah sama saja memeriksa ekordaripada kepala apalagi memperkuat dengan dokumen CIA yang bergayarahasia hanya sekedar ingin membuktikan Sukarno PKI atau tidak. Yangjadi pertanyaan justru adalah Apakah Sukarno dibawah pengaruh Aiditatau Aidit dibawah pengaruh Sukarno, itu yang penting. Jadi disinikita sudah keluar dari himpunan bahwa Sukarno adalah bagian dariPKI. Dalam struktur politik Sukarno diatas PKI massa PKI-lah yangkemudian banyak dibantai pada peristiwa G 30 S sesungguhnya adalahkaum Nasionalis yang membela Sukarno bukan karena kesadaran ideologiKomunisme-nya, apalah mereka tahu dengan pemikiran Karl Marx. Ingatyang naik panggung politik adalah Sukarno bukan Aidit, bukan Nyotobukan Peris Perdede. Jadi secara alamiah pikiran-pikiran Sukarnojauh merasuk ke dalam ketimbang pemikiran-pemikiran Aidit. Orang PKIlebih kenal tulisan Dibawah Bendera Revolusi daripada MasyarakatIndonesia Revolusi Indonesia (MIRI) tulisan DN Aidit. Coba sebutkandari kosa kata Aidit yang terkenal, paling-paling kosa kata yangmempertentangkan Aidit dengan Pancasila dimana Aidit keselip lidahterhadap omongan DN Aidit yang kemudian dimuat olehharian "Revolusioner" yang menyebutkan : "Pancasila hanya bermanfaatsampai Revolusi selesai" atau pidato arogan Aidit di depan massaCGMI dan Onderbouw PKI lainnya yang dihadiri Sukarno dan J.Leimena : "Kalau tidak berani bubarkan PKI silahkan pakai sarungsaja!"

Jadi bila menarik Sukarno bukan PKI dengan susah payah pakai dokumenCIA yang didesklasifikasikan ini sama saja Tautologi pengertiansejarah : Sebuah ulangan yang tidak punya makna.

Berulang kali dalam tulisan-tulisan saya (dalam konteksImperialisme), saya menyebut tentang Konferensi New Hampshire,Bretton Woods 1944 karena disanalah awal mulai desain tatanan duniabaru dimana Amerika Serikat berperan sebagai otak dari Imperialisme.The New Orde of The Worlds dimana kemudian Bung Karno melawan dengankonsepsi "To build the World anew" dalam pidatonya di PBB. PidatoBung Karno itu merupakan jawaban terhadap konspirasi Bretton Woodstapi dunia tidak pernah memperhatikan ini. Bahkan yang amatdisayangkan pemikiran-pemikiran Bung Karno sering di dangkalkanmenjadi bagian dari dunia Komunis tapi jauh lebih dangkal lagimelihat Sukarno hanya memainkan PKI sebagai badut politiknya. KarenaPKI dan Sukarno tidak bisa dilepaskan dari kesatuan konsepsimasyarakat Indonesia baru. Melihat PKI hanya pion catur Bung Karnodan Malaysia hanya satu-satunya musuh Sukarno sama sajamendangkalkan kronika sejarah Indonesia. Watak Imperialisme baru danperubahan-perubahan konstanta politik yang revolusioner membuatSukarno merasa perlu melakukan reka ulang terhadap Indonesia denganmemasukkan unsur-unsur revolusioner dalam diri bangsa Indonesia.Tujuan utama Revolusi Indonesia (1960-1965) adalah menciptakanmanusia Indonesia yang :1. Memiliki kepribadian Indonesia2. Kuat dalam perjuangan3. Cerdas dan Berpendidikan4. Bersatu

Karakter-karakter dasar Indonesia inilah yang kemudian tercermindalam jargon-jargon politik Sukarno dalam pembentukanRevolusionernya.

Kenapa keempat karakter itu yang kemudian menjadi bahan-bahanbangunan untuk membuat benteng Nasionalisme dan antisipasi terhadapserbuan Nasionalisme? Apa bentuk imperialisme asing itu dalamkapitalisme tahap lanjut?

1. Penguasaan Pasar Produk Final2. Tidak ada lagi sistem politik koloni vulgar khas abad 19.3. Globalisasi budaya populer sebagai pusat akumulasi modal4. Penguasaan total terhadap wilayah-wilayah yang memilikisumber energi dan terletak di wilayah strategis (di Timur Tengahpenempatan Israel sebagai negara boneka Amerika, di Amerika denganmenduduki Panama dan di Afrika Utara dengan menguasai elite-elitepolitik Mesir, di Asia Tenggara menggunakan tangan Singapura-Malaysia-Australia)5. Menciptakan desain raksasa untuk sistem keuanganInternasional dimana negara-negara terkebelakang tapi kaya sumberdaya alam dibuat tergantung kelangsungan hidupnya lewat sistemkeuangan eko-dependensia. Istilah ini ekonomi dependensia dijelaskanoleh Arif Budiman seiring dengan berkembangnya jaringan intelektualNew Left semenjak kerusuhan Paris 1968 dan kedatangan Prof. SidneyHook ke Jakarta pada awal 1970-an.6. Pembentukan negara-negara Junta Militer untuk menandingiKomunisme Stalinis dan Komunisme Maois. Junta Militer adalah sebuahideologi dengan warna fasisme berarti ini merupakan penajaman darinasionalisme fasisme dengan warna berbeda dari Hitler. Junta Militerbentukan Imperialisme bukanlah nasionalis sejati macam orang-orangJerman dengan Nazi-nya tapi merupakan agen penjual negara. Selain diIndonesia terjadi juga keadaan yang mirip di : Filipina, KoreaSelatan, Chile, dan Mexico.7. Mulai meliriknya kekuatan politik agama dalam hal iniMasyumi ke blok Amerika Serikat, bahkan dibawah SukimanWirjosandjojo Indonesia sempat dijadikan orbit Amerika di AsiaTenggara tapi kemudian Sukiman jatuh, Sementara kekuatan Soska,Sosialisme Kanan juga terbuka dengan Amerika Serikat.8. Diperlukan kelompok radikal-pelopor untuk bersikap disiplindan keras terhadap infiltrasi Imperialisme gaya baru.

Dari delapan pokok soal ini kita bisa lebih jauh lagi mendeteksihubungan Sukarno-PKI

Sukarno dan PKI

Hubungan Sukarno dan PKI bila dilihat sepintas adalah hubungan naikturun, namun bila kita melihatnya secara detil hubungan Sukarno danPKI adalah hubungan syarat-menyarat, hubungan timbal balik danhubungan negosiasi untuk memasukkan Komunisme sebagai realitas kedalam bingkai Nasionalisme. Pemikiran politik Sukarno yang palingdominan hanya berpusat pada satu hal : Persatuan Indonesia. Hal iniyang bisa dijadikan landasan dalam menilai hubungan Sukarno denganrivaal-rivaal politiknya ataupun koleganya. Apakah kemudian PKIsetelah revitalisasi 1954 menjadi sebuah bagian dari konspirasiSukarno untuk menggusur partai-partai yang terus menerus menjadilawan politiknya? Ataukah memang PKI beredar pada orbit pemikiranSukarno?

PKI 1951-1965 Komunisme dalam Orbit Sukarno

Inti bentrok Sukarno dengan Amir-Musso adalah konsepsi negara Sovyetdi Madiun. Walaupun ini banyak dibantah bahwa `berita Madiun 1948'hanyalah masalah pergantian pejabat internal walikota dan beberapamiliter dari unsur TNI Masyarakat melakukan pelucutan senjataterhadap kelompok pro Hatta dimana geger Solo menjadi titikpangkalnya namun realita yang terjadi dimana Sukarno mendengar bahwadi Madiun telah berdiri negara Sovyet. Jelas disini Sukarno apapunakan membela keutuhan Republik Indonesia. Yang menjadi pertanyaanlagi apakah dalam `berita Madiun' itu terdapat unsur permainanintelijen CIA? Ini yang belum pernah dibuktikan. Namun yang pastisebelum terjadinya peristiwa Madiun berlansung Konferensi RahasiaSarangan 21 Juli 1948 dimana Hatta, Natsir, Sukiman Wirjosandjojodan Kepala Polisi RI Sukamto bertemu dengan Gerald Hopkins dan MerleCochran sebagai utusan khusus Amerika serta delegasi Amerika untukurusan penyelesaian masalah sengketan Indonesia-Belanda. AwalnyaSukarno ikut dari pertemuan ini kemudian tidak sampai selesaiSukarno keluar. Konferensi ini sangat rahasia, lalu siapa yangmengetahuinya : Sjam Kamaruzaman! Ini membuktikan Sjam adalah polisiIntel dari pihak kanan. Karena konferensi itu membahas penghancurankomunisme di Indonesia dengan bantuan Amerika Serikat besertakonsesi-konsesinya. Konferensi ini tidak pernah dibahas sejarawanmanapun baik Indonesia maupun luar negeri berikut dengan dokumen-dokumennya. Kalau ini diungkap maka akan ada pertanyaan KMB 1949 itukemenangan politik RI total atas Belanda atau perjanjian kontrakkonsesi terselubung antara Amerika Serikat-Republik Indonesia? Risetterhadap konferensi Sarangan jauh lebih penting daripada hanyamengungkap korelasi konflik Malaysia-Indonesia dengan hubunganSukarno-PKI karena hampir semua sejarawan tahu bahwa G 30 S memangberkaitan erat dengan masalah konflik ini selain dua masalah pentinglainnya. Dua masalah itu akan saya bahas belakangan. Sekarang kitamasuk ke dalam pembentukan PKI sebagai Orbit Sukarno. Untukmembuktikan bahwa hubungan Sukarno-PKI bukan hubungan pemanfaatanpicik Sukarno seperti yang saudara Yohanes Sulaiman tulis dalamartikel Kompas.Hubungan Sukarno-PKI lebih tepatnya merupakanhubungan Sukarno untuk membentuk konsepsi Indonesia Raya-nya dalamalam pikiran Sukarno.

Ada dua orang penting di Indonesia yang telah memikirkan konsepIndonesia Raya. Sukarno dan Tan Malaka. Perbedaannya adalah Sukarnomembangun konsepsi Indonesia Raya dengan mencoba membentuk sejarahmasyarakat ia berusaha membangun realitas kemerdekaan berikut pola-pola masyarakatnya berdasarkan Sosialisme. Sementara Tan Malakamerumuskan konsepsi Indonesia Raya berlandaskan Manusia-nya denganprinsip Madilog. Sukarno sama sekali tidak pernah menyinggung secaradetail konsepsi Manusia Indonesia ke depan, tapi Tan Malaka sudah.Begitu juga sebaliknya Tan Malaka tidak pernah secara detailmengenalkan konsepsi susunan masyarakat setelah Indonesia merdekayang ada korelasinya hanyalah konsep kemerdekaan 100% tapi itu hanyamasalah jangka pendek pada pertempuran Belanda-Indonesia bukanpembentukan hukum sejarah masyarakat tapi Tan Malaka adalah orangpaling berjasa dalam mengenalkan mimpi manusia Indonesia masa depan.Di bawah level dua orang itu baru kita bisa sebutkan : Sjahrir,Hatta dan Soedjatmoko namun pengaruh ketiga orang itu kurangmenggema dibandingkan Sukarno dan Tan Malaka. Kemudian Tan Malakahilang, pengganti Tan Malaka dari kubu yang dekat dengan Tan Malakaatau dari Partai Murba sama sekali tidak ada yang sekelas dengan TanMalaka. Ini berarti Sukarno berjalan sendirian di dekade 1950-an.Untuk memahami bagaimana dekade 1950-an secara politik bekerja adatiga pokok soal yang musti diperhatikan :

1. Dominasi politik kanan dan kebangkrutan politik kanan2. Kerja Politik PKI di luar formalitas kabinet3. Pematangan konsep politik Sukarno menuju perjuangan akhir

Dominasi politik kanan

Pada tahun-tahun awal 1950 warna kanan sangat terasa dalam politikIndonesia hal ini merupakan KMB effect. Adalah orang-orang Sjahrir-Natsir-Sukiman-Ali Sastroamidjojo yang begitu kental ke kanan.Walaupun dalam spektrum politik yang berbeda semisal Sjahrir cs yangeuropeesch (sosialisme barat), Natsir yang Islam- Nasionalis namuncondong ke Eropa, Sukiman Wirjosandjojo bisa dikatakan Amerikanistulen, dan Ali Sastro yang bimbang warna Ali juga kental dengan gayapolitik Hardi dan Suwirjo yang birokratis dan kepriyayi-priyayian.Kirinya Ali Sastro baru terbentuk setelah matangnya konsep Nasakom(1962-1965) dan menjadi benteng terakhir pembelaan PNI pada BungKarno yang tersudut dalam pertarungan head to head melawan Sukarnopada babak-babak akhir adegan kudeta merayap.

Yang perlu diperhatikan adalah persaingan Natsir-Sukiman. Jika kitabicara politik parlementer kita hanya bisa memfokuskan pada duapartai PNI dan Masyumi. Namun dari dua partai itu justru Masyumiyang memiliki dinamika kepemimpinan internal yang sampai berpengaruhdi parlemen. Persaingan yang tajam antara Natsir-Sukiman dan tidakberdayanya Natsir berhadapan dengan Sukiman menghasilkan formaturkabinet Sukiman dengan Menteri Luar Negeri Achmad Soebardjo padatahun 1951. Berbeda dengan Natsir yang agak moderat dalam pandanganpolitiknya, Sukiman jelas dalam melakukan realitas politik untukmenghancurkan kelompok kiri (ingat waktu itu PKI sudah hancurakibat `Berita Madiun 1948') namun berusaha bangkit lewat ComiteeCentral yang dibuat dengan sedikit hati-hati dibawah Tan Ling Djie.

Dalam kabinet Sukiman inilah yang kepicikan untuk menghancurkankelompok yang dianggapnya kiri terjadi. Menlu Soebardjo memutuskanuntuk mendekati Amerika Serikat. Dan PM Sukiman menawarkan padaAmerika Serikat penangkapan-penangkapan kelompok kiri sebagai buktibahwa Indonesia setia pada garis McCarthy, garis komunistophobi.Penangkapan Sukiman ini bisa disebut sebagai `Red Drive Proposal II'dimana yang pertama adalah : Konferensi Rahasia Sarangan'. Garispolitik `Asal Kiri Tangkap' mulai dari kirinya Sjahrir sampaikirinya Tjugito(Fraksi PKI.

Razia Sukiman ini main tangkap dengan cap asal kiri, ini persis apayang dilakukan rezim Suharto pada 1965-1967 dan Orde Baru 1967-1998.Dimana seluruh anasir yang digolongkan kiri ditangkapi. Ulah Sukimanini justru ditentang oleh Natsir melalui harian `Abadi' sebuah koranMasyumi yang pro Natsir dan sering dijadikan corong Natsir dalammensosialisasikan ide-ide politiknya. Dari pemikiran ini kecuali ide-ide Natsir yang terjebak dalam konsepsi Negara Islam karena dorongansituasional pada tahun 1955-1957 menunjukkan bahwa Natsir adalahpolitisi Islam-Nasionalis pertama yang mendukung politik bebas aktifjauh dari campur tangan Amerika. Namun Natsir kemudian terseretdalam kasus PRRI. Dalam tulisan Natsir tersebut menyebutkan bahwaDuta Besar Amerika Serikat Allen Griffin melalui berbagai nota-notarahasia yang dikirim ke Washington (Silahkan saudara YS caridokumennya) mendesak agar Indonesia dimasukkan ke dalamprogram `Mutual Security Act'. MSA Affair ini terjadi lewat pintuMenlu Soebardjo hal ini berhasil dibongkar lewat `rumor Natsir' lalupara anggota kabinet yang marah mempertanyakan kebenaran adanyaperjanjian rahasia AS-Indonesia dalam proyek condong kanan denganbahasa khas AS `Membantu dunia bebas'. Para anggota kabinetmempertanyakan apa yang dimaksud dengan `dunia bebas'? Apakah ituberarti memihak pada politik yang berdaulat atau berpihak pada AS.Adalah Sewaka Menteri Pertahanan dari unsur Partai Indonesia Rayayang mendesak agar Soebardjo mengundurkan diri. Dalam hal ini perludiperhatikan anomali politik Soebardjo sebagai orang yang pernahdekat dengan Tan Malaka dan mengenalkan Tan Malaka dari kelompokgerakan muda yang baru tumbuh kemudian terjebak pada politikmemalukan dengan melakukan aksi sepihak untuk `menjual' politikIndonesia pada AS. Soerbardjo memang gagal bahkan Soekimanmengundurkan diri setelah dilipatgandakan serangannya oleh KH WahidHasjim lewat pertanyaan urusan Haji. Soekiman juga dinilai gagaldalam perundingan-perundingan dengan Belanda. Hal yang perludiketahui adalah kegagalan Soekiman karena AS masih memihak danmempercayai Belanda sebagai benteng anti komunis. Adanya Belanda diIrian menjadi `Politics Hedging' terhadap antisipasi kegagalan Hattaatau kaum kanan Indonesia terhadap kekuatan Komunisme. Barulahketika Belanda dinilai oleh AS juga tidak serius dalam politikperang di Asia Tenggara. (Coba anda cek dalam dokumen-dokumen dikampus anda tentang dinamika politik Belanda pada tahun 1960-an yangmulai berusaha menjadi negara-negara Skandinavia yaitu :menarik diridari konflik Internasional dan berkonsentrasi untuk kemakmuran dalamnegeri. Watak Imperialisme Belanda sudah habis hal ini karenamenguatnya barisan Sosialisme dalam tubuh Parlemen Belanda) AmerikaSerikat membutuhkan komprador baru yang realisasinya adalahpenyusupan-penyusupan di tubuh Militer. Dari sinilah kita bisamenganalisa ayuh mengayuh bandul politik Amerika. Dimana pusatayuhannya ada pada titik kekuatan Komunisme.

Tumbuhnya PKI Aidit

Untuk memahami PKI (1951-1965) perlu dianatomi pemimpinnya yaitu :DN Aidit, Njoto, MH Lukman dan Soedisman. Sampai saat ini kita belumbisa membedah secara detil pemikiran-pemikiran mereka karenaketerbatasan referensi akibat penjara politik Orde Baru tapi secaragaris besar bisa dilihat wacana-wacana mereka dari apa yang sudahsering kita lihat pada referensi yang agak terbuka pasca Reformasi1998.

DN Aidit

Dipa Nusantara Aidit adalah seorang otodidak besar politik Indonesiayang tidak pernah tertandingi oleh siapapun sampai saat ini dalammembesarkan partainya. Tidak terkecuali Sukarno. Kelemahan Sukarnodibanding Aidit adalah Bung Karno tidak pernah berpikir dalamlingkup konsentrasi kepartaian yang kuat. Bung Karno sangat lemahdalam melakukan organisasi yang solid. Ini terbukti dengan begitusaja pecah partai PNI setelah penangkapannya di tahun 1928 dankehadiran Hatta yang berantem dengan Mr. Sartono dimana Sukarnomemihak pada Mr.Sartono di Partindo. Jadi secara organisatorisSukarno tidak ada apa-apanya. Namun secara magis politik Sukarnopunya nilai jual paling tinggi untuk itulah kemerdekaan politikIndonesia ada dan diproklamasikan tahun 1945. Aidit berlawanandengan Sjahrir dalam membangun partainya. Sjahrir bermain di atas,Aidit berkoridor di massa. Disini kemudian bertarung antara kaumelite dengan kaum populis dimana Sukarno berhasil memenangkan kedua-duanya.

Lalu siapa Aidit? Aidit tidak dibesarkan dalam lingkungan komunismeotodidak tidak seperti hal-nya tokoh-tokoh utama Komunis jamanpergerakan seperti : Setiadjid, Tan Malaka atau Musso yangberkenalan langsung dengan paham-paham komintern Stalinis serta agakkurang mengenal dimensi lain komunisme yang banyak bermunculan dalampenentangannya terhadap Menara Suar Pemikiran Lenin seperti RosalLuxemburg dan Eduard Bernstein (si ahli revisionis yang menolakrevolusioner kemudian pemikirannya berkembang ke arah sosialismedemokrat). Aidit dibesarkan murni dari pergerakan Indonesia lewatGerindo dimana dia banyak berhubungan dengan orang-orang pergerakantermasuk Hatta. Jadi awal tanam pikiran Aidit adalah pergerakannasionalis bukan internasionalisme seperti yang ada dalam logikaMusso atau Tan Malaka (walaupun kemudian Tan Malaka menyeberang kemurni nasionalis) Bila dilihat dari tulisan-tulisan Aidit hampirsemuanya cenderung mengajukan problem-problem nasionalisme ketimbangproblem-problem komunisme Internasional inilah yang kemudian Aiditmerasa asing dengan Komunisme Sovyet dan dekat dengan komunismeCina. Orang yang mengenalkan Aidit dan mungkin menjadikannyaberjuang di jalan Komunisme kemungkinan terbesar adalah Wikanaseorang inspirator besar kemerdekaan Indonesia Raya yang denganjaringan pemanfaatan perwira Kaigun (Angkatan Laut Jepang). Yangkemudian bergulir menjadi proklamasi 1945. Adalah tugas kaumsejarawan untuk lebih detail lagi mengupas watak Aidit dalampembentukan karakter politiknya terutama periode 1939-1945 dimanaAidit mendapatkan tanaman pelajaran politik penting dari Sukarno,Hatta, AK Gani dan Wikana.

Aidit juga ikut dalam rapat-rapat pembentukan kemerdekaan jadi iatahu benar dari awal bagaimana Indonesia ingin dibentuk danberdasarkan apa. Juga adanya pengaruh pikiran-pikiran Sukarno didalam dirinya. Bila dikatakan Aidit ikut dalam kelompokInternasionalis Musso mungkin argumennya dia masih terlalu muda.Aidit berdiri di dua sisi, Sisi Nasionalisme dan sisi PKI.

Perlu dipelajari juga suasana konsolidasi PKI di era Aidit yaitu :Permusuhannya di kalangan tua. Pada jaman Aidit orang-orang eksDigulis banyak yang tidak menyenangi kepemimpinan baru. Di tataranbawah banyak yang bilang seperti jargon : PKI dulu lain dengan PKIsekarang atau dalam bahasa Aidit sendiri : Bongkar Tan LingDjieisme...Tan Ling Djie di ikonkan Aidit sebagai figur lama yangharus tersungkur dalam hal ini Wikana juga menjadi korban. Apakahini berarti Aidit mengabaikan Internasionalisme kemudian menjadipendukung penuh Sukarno dalam proyek Nasionalismenya. Dalam kritikdan otokritik PKI yang dilakukan oleh sisa-sisa elite PKI yangsempat lolos kejaran tentara pasca G 30 S sempat menyuarakan bahwakegagalan terbesar PKI adalah ikut dibelakang Sukarno dan terlalularut dalam Revolusinya Sukarno sehingga menjadi korban politik darimusuh-musuhnya Sukarno. Bila dilihat dari penolakan kelompok tua PKIdan Kritik dari elite PKI pasca G 30 S kita bisa mengambilpertanyaan. PKI itu komunisme beneran atau kaki politik Sukarno?.

Pertanyaan ini akan mengambil perenungan yang dalam. Dan sayamenjawab PKI era Aidit (1951-1965) adalah kaki politik Sukarno bukanbentukan yang nyambung dengan embanan historisitas komunismeInternasional.

Dua Kegagalan Sukarno

Ada dua kegagalan Sukarno yang terus menerus membayangi dirinyaialah : Kegagalan ikut dalam pembidanan Angkatan Bersenjata danKegagalan dalam melindungi orang-orang kiri karena takut dicapsebagai bagian dari Komunisme sepanjang Revolusi Bersenjata 1945-1949. Kegagalan itu secara bawah sadar membawa Sukarno padakeinginannya untuk menguasai dua kekuatan itu sekaligus.

Sukarno mengalami cap buruk oleh Belanda (yang juga terus menerusmemfitnah Sukarno adalah fasis dan komunis) karena dinilai sebagaikolaborator dan bekerja sama dengan fasisme Jepang dari sinilahkemudian Sukarno mulai agak berjarak dengan kelompok militer.Sukarno melakukan politik naif yaitu :Membentuk Negara tanpaAngkatan Bersenjata. Disinilah kenapa sejarah TNI bukan sejarahmiliter tapi sejarah rakyat bersenjata. Dan namanya BKR, TKRkemudian TNI transformasi nama ini menunjukkan Sukarno takut dicapfasis sehingga menimbulkan kemarahan Inggris. Sesungguhnya tuduhanBelanda itu ngawur mana ada komunisme yang fasis atau fasis yangkomunisme kedua ideologi itu bertentangan satu sama lain. TapiSukarno masih terlalu hati-hati. Pembentukan tentara profesionalbaru terjadi ketika Oerip Soemohardjo membentak di depan elitepemimpin RI dengan kata-kata terkenal "Mana ada Negara zonderTentara?!!!" dari sinilah kemudian lahir BKR kemudian mengalamitransformasi menjadi TKR dan TNI. Sukarno bukanlah bidan tentarajuga bukan Baby Sitter yang mengasuh tentara. Baby Sitter TNI adalahHatta melalui tangan AH Nasution dari sini kemudian Sukarno danNasution membangun kekuatannya masing-masing dan Sukarno mempunyaijembatan tengah yaitu Letjen Ahmad Yani dalam era demokrasiterpimpin.

Kedua, adalah berjaraknya Sukarno dengan kekuatan kiri. Dan inikemudian ditebusnya dengan merangkul dan membesarkan PKI Aidit.Semua tulisan-tulisan Sukarno selalu mengandung kekaguman pada duahal : Sosialisme Marxisme dan Nasionalis bahkan harus diakuiSukarno kagum dengan Hitler dalam menumbuhkan watak nasionalis yangkuat Dari sinilah kita kemudian menarik akar-akar pemikiranSukarno.

Bila dilihat dari wataknya antara Sukarno dan Aidit tidak adabedanya. Sama-sama bergaris keras dalam sikap nasionalisme-nya.Sejak kongres ke IV tahun 1954 diputuskan bahwa PKI tidak boleh lagimelakukan petualangan politik dan ikut pertarungan politik lewatjalur resmi. Disini kemudian Sudisman membesarkan organisasi partailewat struktur administrasi yang brilian dan berhasil melakukanpembentukan sel-sel kekuatan politik yang riil.

Jadi disini terjadi PKI Aidit adalah PKI kaki Sukarno. Kemudian BungKarno berusaha sekuat tenaga membangun pengaruh di militer denganmenyingkirkan Nasution dan menolak Gatot Subroto.

Nyoto

Nyoto adalah pemimpin PKI yang meragukan watak komunisme-nya karenagaya hidupnya yang borjuis dan penikmat musik serta musik Jazz.Nyoto adalah sahabat dekat Jack Lesmana juga orang yang palingdipercaya oleh Bung Karno untuk menuliskan amanat-amanat pidatoSukarno terutama pada saat pidato 17 Agustus 1945. Dari unsur Nyotoinilah PKI menjadi senyawa dengan Sukarno. Penyingkiran Njotosebagai redaktur Harian Rakyat merupakan intrik internal partai daripersaingannya dengan Oloan Hutapea.

MH Lukman

Mohammad Hatta Lukman, ayah MH Lukman adalah sahabat Hatta danmenamai anaknya mirip dengan Muhammad Hatta. Dia adalah orang yangpaling mengenal relasi-relasi di luar partai. Lukman juga merupakanbenteng pembela Aidit di dalam tubuh partai namun di depan Aidit,Lukman sangat lemah.

Sudisman

Menilai Sudisman dengan PKI-nya adalah menilai Sudisman sebagaijenius pembentuk partai juga orang yang paling berani keberanianSudisman ini mengundang kekaguman Soe Hok Gie yang menuliskan watakberani Sudisman dalam catatan hariannya - dan membuktikan dalampledoinya bahwa PKI merupakan bagian yang tak terpisahkan dariSukarno.

Sudisman adalah jebolan Pesindo bersama Supeno ia memimpin LasykarPesindo di Yogya dan menjelang serangan umum 1949 ia bersama denganKapten Latif merencanakan penyerbuan militer pada saat SeranganUmum, perencanaan itu berlangsung di dalam betheng KeratonYogyakarta. Kapten Latif ini adalah Kolonel Latif orang yang palingberperan penting dalam Gerakan 30 September selain Untung danBrigjen Suparjo. Kemudian Sudisman bertemu dengan tiga serangkai :DN Aidit, MH Lukman dan Nyoto lalu dia menduduki jabatan palingrumit yaitu organisatoris Partai. Kemunculan Sudisman di muka publikjustru pada pledoinya di tahun 1968 yang menjadi bukti bahwa PKI diera Aidit (1951-1965) bukan Komunisme bentukan Sovyet atau RRC tapimerupakan murni dari proses sejarah perkembangan masyarakatIndonesia. Pikiran termurni seseorang adalah ketika dia dihadapkanpada kesulitan terbesar dan saat Sudisman menghadapi kematiannyalewat palu pengadilan Mahmilub coba betapa dekat hubungan Sukarnodan PKI dan bagaimana dalam hal ini PKI membela Sukarno, jugaSukarno membela PKI sampai beliau mengalami kematiannya dalamkondisi mengenaskan dan tidak layak diperlakukan selayaknya pemimpinbesar kemerdekaan, berikut pledoi Sudisman tentang Bung Karno :

......... kekuatan militer sekarang supaya mengadakan plebisitdengan tema:1. Bung Karno, ya atau tidak.2. Atau pilih antara Bung Karno dan Jenderal Nasution misalnya.Plebisit tanpa biaya dapat diselenggarakan, yaitu dengan serentak diseluruh Indonesia diadakan pemilihan lurah dengan tema sepertidiatas, Sampai sekarang dalam pemilihan umum lurah, rakjatmembiayainya sendiri dan tidak ada anggaran dari pemerintah untukitu. Ini jika mau menempuh jalan demokratis, jangan dengan jalanseperti sekarang ini.Dengan plebisit saya yakin rakyat akan pilih kembali Bung Karnosebagai Presiden. Sungguh suatu tragedi nasional, Bung Karnodijatuhkan oleh MPRS yang sebagian besar angautanyaadalah 'conflicten regoling' yang mengatur sengketa antara Presidendengan MPR belum ada dan sekarang terang ada konflik. Jalan satu-satunya adalah plebisit. Saja teringat pada zaman penjajahan Belandadu1u kita minta "Volksraad" dan "Rood van Indie" digantidengan "Parlemen" karena baik "Volkraad" maupun "Rood van Indie"tidak dipilih langsung oleh rakjat dan sebagai anggautanya terdiridari anggota-anggota angkatan Gubermur Jenderal. Dimana letaktragedinya? Tragedinya ialah di zaman penjajahan kita berjuang majuke Indonesia Berparlemen, tapi setelah merdeka kita mundur kesemacam "Rood van Indie" bahasa Jawanjy "jo kebangeten"atau "keterlaluan".Saja dan PKI tidak. pernah memberikan gelar ini atau itu kepada BungKarno, tidak pernah memberikan agung ini, atau agung itu, sebabgelar satu-satunya jang tepat adalah "Bung Karno" sehingga nama BungKerno berkembang dari Sukarno (ada kesukaran) ke Bung Karno (artinyabongkar kesukaran). Sebagai sesama orang revolusioner, justru dalamkeadaan sulit separti sekarang inilah saya terus membela danmempertahankan Bung Karno, sebab sesuatu mengatakan bahwa "in denood leert men zijn vrien den kennen" (dalam kesulitan kita mengenalkawan) dan "jo sanak, jo kedang, jen mati aku sing kelangan" kataBung Karno untuk PKI. Sebagai arek Surabaya, saja sambut ulurantangan Bung Karno dengan: "ali-ali nggak ilang, nggak isa lali ambekkancane". (artinya tidak bisa lupa sama kawannya).Kenapa saja bela dan pertahankan Bung Karno? Sebabnya ialahsepanjang sejarahnya Bung Karno konsekwen anti Imperialis sampaiberani menyemboyankan "go to hell with your aid" terhadap imperialisAmerika Serikat; Bung Karno setuju mengikis sisa-sisa feodal denganmengadakan landreform terbatas; dan Bung Karno setia pada persatuantenaga-tenaga revolusioner. Inilah dasar daripada instruksi sayapada anggota-anggota PKI, untuk masuk dan bentuk "Barisan Sukarno".Dalam kesulitan seperti sekarang ini berlakulah pepatah Pavlov bagiBung Karno "a discovery begins where an unsuccessful experimentends" (suatu penemuan mulai pada saat pengalaman yang tidak suksesberhenti).(Sudisman, Pledoi menjelang kematiannya di depan Mahmlub 1968)

Dilihat dari pemikiran Sudisman jelas hubungan PKI- Sukarno bukanhubungan hanya didasarkan pada saling memanfaatkan kekuasaan yangpicik tapi memang dalam rangka membentuk bangunan masyarakatsosialisme sesuai dengan struktur Bung Karno : Nasakom.

Ada ciri ketakutan dari sejarawan-sejarawan juga para intelektualIndonesia akibat imbas buruk propaganda Suharto pada jaman Orde Baruyang begitu mengerikan :

1. Memandang negatif PKI sebagai kekuatan antagonis dalamperkembangan politik Indonesia : Padahal