fungsi controlling.docx
DESCRIPTION
managment controlingTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya
dengan melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui aktivitas yang
melibatkan individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk mencapai tujuan
organisasi, yang sering dilakukan adalah adanya kesadaran individu sebagai makhluk
juga mempunyai keinginan-keinginan atau tujuan pibadi.Tujuan pribadi seseorang bisa
selaras dengan tujuan organisasi, bisa juga tidak selaras. Ketidakselarasan tujuan
mengakibatkan tujuan organisasi atau tujuan individu tidak tercapai.Untuk itu
diperlukan suatu pengendali kerja sehingga tujuan individu bisa selaras dengan tujuan
organisasi.Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut adalah adanya sistem
pengendalian manajemen yang baik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pentingnya controlling yang sudah disinggung pada latar
belakang di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas rumusan masalah antara
lain:
1. Apa pengertian dan siapa yang melakukan controlling?
2. Mengapa proses controlling diperlukan?
3. Apa saja jenis-jenis controlling?
4. Kapan dan dimana proses controlling berlangsung?
5. Bagaimana cara melakukan controlling?
Bagaimana hakekat Sistem Pengendalian Manajemen yang terdiri atas konsep
dasar dan ruang lingkup sistem pengendalian manajemen?
1
1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dalam mata
kuliah Manajemen Industri, juga agar para pembaca mengetahui dan memahami
hakekat Sistem Pengendalian Manajemen.
1.4 METODE PENGUMPULAN DATA
Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
kepustakaan, yaitu dengan mencari literatur yang berhubungan dengan bahasan
makalah kami.Kemudian dilengkapi dengan metode internet, yaitu mencari informasi
dari internet untuk melengkapi makalah kami.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Controlling atau pengawasan dan pengendalian adalah proses untuk
mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja
yang sudah disusun dan mengadakan koreksi.
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran dari
personal yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan pelaksanaannya
perlu dilakukan pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi
perusahaan. Di dalam manajemen perusahaan yang modern fungsi control ini
biasanya dilakukan oleh divisi audit internal.
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam
suatu organisasi. Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa disertai
fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984)
memberikan rumusan tentang pengawasan sebagai: “the process by which manager
determine wether actual operation are consistent with plans”.
Sementara itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani
Handoko (1995) mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur
esensial proses pengawasan, bahwa: “pengawasan manajemen adalah suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan
perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan
nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan
untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara
paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.”
Dengan demikian, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha
untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
memastikan apakah tujuan organisasi tercapai.Apabila terjadi penyimpangan di mana
letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk
mengatasinya.
3
Selanjutnya dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko bahwa proses
pengawasan memiliki lima tahapan, yaitu:
a. Penetapan standar pelaksanaan;
b. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan;
c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata;
d. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisaan
penyimpangan-penyimpangan; dan
e. Pengambilan tindakan koreksi, bila diperlukan.
2.2 Prinsip Pengawasan
1. Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh staf dan
hasilnya mudah diukur. Misalnya tentang waktu dan tugas-tugas pokok yang
harus diselesaikan oleh staf.
2. Fungsi pengawasan harus difahami pimpinan sebagai suatu kegiatan yang
sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
3. Standar unjuk kerja harus dijelaskan kepada seluruh staf karena kinerja staf
akan terus dinilai oleh pimpinan sebagai pertimbangan untuk memberikan
reward kepada mereka yang dianggap mampu bekerja.
2.3 Manfaat Pengawasan
Bila fungsi wasdal dilaksanakan dengan tepat, organisasi akan memperoleh
manfaat berupa:
1. Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilaukan oleh staf.
2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
3. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi
kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien.
4. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
5. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan
atau diberikan pelatihan lanjutan.
4
2.4 Proses pengawasan
Terdapat tiga langkah penting dalam proses pengawasana manajemen yaitu:
1. Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai oleh staf atau organisasi.
2. Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan tolak ukur.
3. Memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sesuai dengan
faktor-faktor penyebabnya, dan menggunakan faktor tersebut untuk
menetapkan langkah-langkah intervensi.
2.5 Pelaku atau Pelaksana Pengawasan
Pengawasan dan Pengendalian dilakukan oleh :
Pihak manajemen dari masing-masing fungsi organisasi
Pihak luar manajemen (Auditor)
2.6 Obyek Pengawasan
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan manajerial, ada lima jenis obyek
yang perlu dijadikan sasaran pengawasan.
1. Kualitas dan kuantitas sumber daya
2. Material
3. Alat.
5
4. Keuangan
5. Metode.
2.7 Jenis-jenis Pengawasan
1. Pengawasan fungsiomal (struktural). Fungsi pengawasan ini melekat pada
seseorang yang menjabat sebagai pimpinan lembaga.
2. Pengawasan publik. Pengawasan ini dilakukan oleh masyarakat.
3. Pengawasan non fungsional. Pengawasan ini biasanya dilakukan oleh
badan-badan yag diberikan wewenang untuk melakukan pengawasan
seperti DPR, BPK, KPK, dan lain-lain.
2.8 Prinsip Pokok
Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-
pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang
dikehendaki. Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip
pokok, yaitu:
1. Adanya Rencana
2. Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.
Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang
perlunya disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja
bersama.Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan adalah
penting untuk mendapat perhatian.
Pengawasan dan pengendalian (controlling) sebagai fungsi manajemen bila
diikerjakan dengan baik, akan menjamin bahwa semua tujuan dari setiap orang atau
6
kelompok konsisten dengan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini
membantu menyakinkan bahwa tujuan dan hasil tetap konsisten satu sama lain
dengan dalam organisasi. Controlling berperan juga dalam menjaga pemenuhan
(kompliansi) aturan dan kebijakan yang esensial.
Proses pengendalian mulai dengan perencanaan dan pembangunan tujuan
penampilan kerja. Tujuan penampilan didefinisikan dan standar-standar untuk
mengukurnya disusun. Ada 2 tipe standar:
Standar out-put (keluaran): mengukur hasil-hasil tampilan dalam istilah
kuantitas, kualitas, biaya atau waktu.
Standar in-put (masukan): mengukur usaha-usaha kerja yang masuk ke dalam
tugas penampilan.
2.9 Pengukuran Penampilan Aktual
Pengukuran harus cukup akurat untuk menyorot penyimpangan atau variasi.
Tanpa pengukuran, pengendalian yang efektif tidaklah mungkin ada. Pengukuran
dilakukan dengan membandingkan hasil dengan tujuan dan standar. Perbandingan
dari tampilan aktual dengan tampilan yang diharapkan membangun kebutuhan untuk
bertindak.
Cara untuk membuat perbandingan meliputi:
Historis/relatif/rancang-bangun
Benchmarking
2.10 Pengendalian Efektif
Pengendalian terbaik dalam organiasasi adalah berorientasi pada strategi dan
hasil, dapat dipahami, mendorong pengendalian diri (self-control), berorientasi secara
waktu dan eksepsi, bersifat positif, setara dan objektif, fleksibel.
Tipe-tipe pengendalian (awal) preliminary, kadang-kadang disebut kendali
feedforward, hal ini harus dipenuhi sebelum suatu perkerjaan dimulai.Kendali ini
menyakinkan bahwa arah yang tepat telah disusun dan sumber-sumber yang tepat
tersedia untuk memenuhinya.
Tipe-tipe pengendalian (saat ini) concurrent berfokus pada apa yang sedang
terjadi selama proses. Kadang-kadang disebut kendali steering, kendali ini memantau
operasi dan aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang
dikerjakan dengan tepat.
7
Tipe-tipe pengendalian (akhir) post-action kadang-kadang disebut kendali
feedback, kendali ini mengambil tempat setelah suatu tindakan
dilengkapi.pengendalian umpan balik biasanya berfokus pada hasil-hasil akhir sebagai
dasar perbaikan berbagai tindakan masa depan. Metode umpan balik yang dipakai
dalam bisnis meliputi analisis laporan keuangan, pengendalian kualitas, dan evaluasi
kinerja karyawan..
Manajer memiliki dua pilihan luas dengan memperhatikan pengendalian.Mereka
dapat mengandalkan orang-orang untuk melatih pengendalian diri (internal) atas
tingkah lakunya sendiri. Alternatif lain, manajer dapat mengambil tindakan langsung
(external) untuk mengendalikan tingkah laku orang lain.
Pengendalian internal memberikan individu yang termotivasi untuk melatih
pengendalian diri dalam memenuhi harapan pekerjaan.Potensi untuk pengendalian diri
dikembangkan ketika orang yang mampu memiliki tujuan tampilan yang jelas dan
dukungan sumber-sumber yang tepat.
Pengendalian eksternal terjadi melalui supervisi personal dan penggunaan
sistem administrasi formal antara lain sistem penilaian penampilan, sistem kompensasi
dan keuntungan, sistem disiplin kepegawaian, dan management-by-objectives
(manajemen berdasar tujuan).
Kompensasi dan keuntungan dari sistem pengawasan dan pengendalian yang
baik adalah:
Akan menarik orang berbakat dan mempertahankannya di dalam organisasi.
Memotivasi orang untuk menggunakan usaha maksimum dalam pekerjaannya.
Menyadarkan nilai dari kontribusi penampilannya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Controlling atau pengawasan dan pengendalian adalah proses untuk
mengamati secara terus menerus pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kerja
yang sudah disusun dan mengadakan koreksi jika terjadi.
Controlling atau pengawasan adalah fungsi manajemen dimana peran dari
personal yang sudah memiliki tugas, wewenang dan menjalankan pelaksanaannya
perlu dilakukan pengawasan agar supaya berjalan sesuai dengan tujuan, visi dan misi
perusahaan.
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
1. A.A. Gde Manunjaya. 1999. Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC.
2. Azrul Azwar. 1988. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi kedua.
Jakarta: PT. Bina Rupa Aksara.
3. Dee Ann Gillies. 1989. Nursing Management. Philadelphia: WB. Saunders
Company.
4. Eleanor J. Sullivan dan Phillip J. Decker. 1985. Effective Management in
Nursing. California: Addison-Wesley Publishing Company.
5. H. Moh. Isa. 1980. Beberapa Bacaan tentang Dasar-dasar Manajemen.
Jakarta: Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Depkes RI.
6. T. Hani Handoko. 1995. Manajemen. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE.
7. L. Duft Richat. 2007. Manajemen. Edisi enam. Jakarta: Salemba Empat.
10