fungsi buku besar

1
Fungsi Buku Besar Setiap organisasi yang menggunakan pencatatan secara manual dalam laporan keuangannya pasti akan menggunakan buku besar sebagai pembantu dalam membuat laporan keuangan. Hal ini dilakukan agar transaksi yang terjadi dan telah dijurnal dapat diakumulasikan secara terperinci. Setelah transaksi dianalisis dan dicatat ke dalam jurnal, langkah selanjutnya adalah mem-posting (memindahkan-bukukan) setiap saldo akun yang terdapat pada jurnal ke dalam buku besar untuk masing-masing akun. Intinya adalah bahwa setiap saldo akun yang masih “tercerai berai” dalam jurnal akan diakumulasikan ke dalam buku besar sesuai masing-masing akun. Nantinya, buku besar untuk masing-masing akun ini akan memperlihatkan secara terperinci mengenai setiap perubahan (mutasi debet dan mutasi kredit) yang ditimbulkan dari seluruh transaksi yang terjadi selama periode akuntansi. Dengan kata lain, buku besar untuk masing-masing akun merupakan rincian akumulasi saldo akun terkait yang terdapat dalam jurnal. Pemahaman yang mendalam mengenai saldo normal dan makna debet kredit akun sangatlah dibutuhkan dalam proses penyusunan buku besar. Buku besar dibuat dengan urutan akun seperti yang tercantum pada bagan perkiraan, yang dimulai dengan akun neraca (kas, piutang usaha, dan seterusnya). Sebagai contoh: buku besar kas akan memuat secara terperinci saldo awal, mutasi debet, mutasi kredit, dan saldo akhir. Mutasi debet yang terdapat dalam buku besar kas merupakan rincian pemindah-bukuan dari seluruh transaksi penerimaan kas yang telah di catat dalam jurnal, demikian juga mutasi kredit yang terdapat dalam buku besar kas merupakan rincian pemindah-bukuan dari seluruh transaksi pengeluaran kas yang telah di catat dalam jurnal. Buku besar (ledger) dibedakan menjadi dua, yaitu buku besar umum (general ledger) dan buku besar pembantu (subsidiary ledger). Untuk organisasi yang sudah computerized system, proses posting dari jurnal ke buku besar tidak lagi dilakukan secara manual tetapi akan langsung terposting secara otomatis lewat program komputer. Buku besar umum selalu dibuat atas seluruh akun laporan keuangan. Disarikan dari buku: 225 Soal-Jawaban Akuntansi Dasar, penulis: Hery, S.E., M.Si., halaman: 33 – 34.

Upload: okta

Post on 01-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Akuntansi

TRANSCRIPT

Fungsi Buku Besar

Setiap organisasi yang menggunakan pencatatan secara manual dalam laporan keuangannya pasti akan menggunakan buku besar sebagai pembantu dalam membuat laporan keuangan. Hal ini dilakukan agar transaksi yang terjadi dan telah dijurnal dapat diakumulasikan secara terperinci.

Setelah transaksi dianalisis dan dicatat ke dalam jurnal, langkah selanjutnya adalah mem-posting (memindahkan-bukukan) setiap saldo akun yang terdapat pada jurnal ke dalam buku besar untuk masing-masing akun. Intinya adalah bahwa setiap saldo akun yang masih tercerai berai dalam jurnal akan diakumulasikan ke dalam buku besar sesuai masing-masing akun. Nantinya, buku besar untuk masing-masing akun ini akan memperlihatkan secara terperinci mengenai setiap perubahan (mutasi debet dan mutasi kredit) yang ditimbulkan dari seluruh transaksi yang terjadi selama periode akuntansi. Dengan kata lain, buku besar untuk masing-masing akun merupakan rincian akumulasi saldo akun terkait yang terdapat dalam jurnal. Pemahaman yang mendalam mengenai saldo normal dan makna debet kredit akun sangatlah dibutuhkan dalam proses penyusunan buku besar. Buku besar dibuat dengan urutan akun seperti yang tercantum pada bagan perkiraan, yang dimulai dengan akun neraca (kas, piutang usaha, dan seterusnya).

Sebagai contoh: buku besar kas akan memuat secara terperinci saldo awal, mutasi debet, mutasi kredit, dan saldo akhir. Mutasi debet yang terdapat dalam buku besar kas merupakan rincian pemindah-bukuan dari seluruh transaksi penerimaan kas yang telah di catat dalam jurnal, demikian juga mutasi kredit yang terdapat dalam buku besar kas merupakan rincian pemindah-bukuan dari seluruh transaksi pengeluaran kas yang telah di catat dalam jurnal.

Buku besar (ledger) dibedakan menjadi dua, yaitu buku besar umum (general ledger) dan buku besar pembantu (subsidiary ledger). Untuk organisasi yang sudah computerized system, proses posting dari jurnal ke buku besar tidak lagi dilakukan secara manual tetapi akan langsung terposting secara otomatis lewat program komputer. Buku besar umum selalu dibuat atas seluruh akun laporan keuangan.

Disarikan dari buku: 225 Soal-Jawaban Akuntansi Dasar, penulis: Hery, S.E., M.Si., halaman: 33 34.