fotometer nyala
DESCRIPTION
isengTRANSCRIPT
III. DASAR TEORI
Sebuah fotometer nyala adalah alat yang digunakan dalam analisis kimia anorganik untuk
menentukan konsentrasi ion logam tertentu, di antaranya natrium, kalium, lithium, dan kalsium.
Fotometri nyala adalah suatu metoda analisa yang berdasarkan pada pengukuran besaran emisi sinar
monokromatis spesifik pada panjang gelombang tertentu yang di pancarkan oleh suatu logam alkali
atau alkali tanah pada saat berpijar dalam keadaan nyala dimana besaran ini merupakan fungsi dari
konsentrasi dari komponen logam tersebut.
Misalkan logam natrium menghasilkan pijaran warna kuning, kalium memancarkan warna
ungu seadngkan litium memancarkan sinar merah bila dibakar dalam nyala. Hal inila telah
dimanfaatkan untuk maksud identifikasi unsur alkali tersebut. Besaran intensitas sinar pancaran ini
ternyata sebanding dengan tingkat kandungan unsur dalam larutan, sehingga metoda flame fotometer
digunakan untuk tujuan kuantitatif dengan mengukur intensitasnya secara relatif. Metoda ini
menggunakan foto sel sebagai detektornya dan pada kondisi yang sama digunakan gas propana atau
elpiji sebagai pembakarnya untuk membebaskan air sehingga yang tersisa hanyalah kandungan logam.
Fotometri nyala didasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar unsur akan tereksitasi dalam
suatu nyala pada suhu tertentu serta memancarkan emisi radiasi untuk panjang gelombang tertentu.
Eksitasi terjadi bila lektron dari atom netral keluar dari orbitalnya ke orbital yang klebih tinggi. Dan
bila terjadi eksitasi atom,ion molekul akan kembali ke orbital semula dan akan memancarkan
cahaya pada panjang gelombang tertentu. Prinsip dari fotometri nyala ini adalah pancaran cahaya
elektron yang tereksitasi yng kemudian kembali kekeadaan dasar.
Dipancarkannya warna sinar yang berbeda-beda atau warna yang khas oleh tiap-tiap unsur
adalah disebabkan oleh karena energi kalor dari suatu nyala-nyala elektron dikulit paling luar dari
unsur-unsur tersebut tereksitasi dari tingkat dasar ke tingkat yang lebih tinggi, yang dibolehkan.Pada
waktu elektron-elektron tereksitasi kembali ke tingkat dasar, akan diemisikan foton yang energinya.
Oleh karena tingkat-tingkat energi eksitasi tersebut adalah khas atau spesifik untuk suatu unsur logam
tertentu,maka sinar yang dipancarkan oleh suatu atom unsur logam tersebut adalah khas pula. Dasar
ini digunakan untuk analisa kualitatif unsur-unsur logam secara reaksi nyala.
GANGGUAN – GANGGUAN DALAM FOTOMETRI NYALA
Cara intensitas langsung untuk analisa fotometri langsung akan memberikan hasil yang baik
hanya apabila tidak ada gangguan – gangguan yang dapat mempengaruhi intensitas pancaran
sedemikian rupa sehingga nilai intensitas yang dibaca akan lebih rendah atau lebih tinggi daripada
nilai intensitas yang sesuai dengan konsentrasi unsur.
Apabila terdapat gangguan-gangguan tersebut maka analisa tidak dilakukan secara intensitas
langsung melainkan dengan salah satu cara dari kedua cara yang lain yaitu, cara penambahan standar
atau dengan cara standar dalam. Gangguan-gangguan dalam fotometri sumber dan sifatnya dapat
dibagi dalam beberapa golongan, antara lain :
a) Gangguan spektral
Ialah gangguan yang disebabkan oleh spektrum unsur-unsur lain yang terdapat bersama unsur
yang dicari. Gangguan ini dijumpai terutama kalau dipakai filter untuk memperoleh panjang
gelombang yang akan diukur intensitasnya. Dengan monokromator seperti prisma dsb. Gangguan ini
akan berkurang.
Contoh gangguan spektral ini misalnya : Pita jingga dari CaOh mengganggu pengamatan
intensitas garis Na pada 590 mu gangguan ini sukar diatasi walaupun dengan monokromator bukan
filter karena Sisitin Ca tumpang suh ( overlap) dengan panjang gelombang Na. Suatu keuntungan
adalah bawa kebanyakan garis-garis spektrum yang berguna dalam fotometri nyala terdapat dalam
daerah biru dan ultra lembayung, sedang kebanyakan pita spektrum molekul dan spektrum kontinu
yang mengganggu terdapt didaerah hijau dan daerah merah spektrum tampak.
Gangguan spektral jenis lain disebabkan karena garis unsur pengganggu berimpit dengan garis
spektrum unsur yang akan diselidiki. Kedua garis spektrum dapat berimpit (overlap) sebagian saja atau
keseluruhan. Intensitas yang dibaca adalah intensitas kedua-duanya, Cara mengatasi gangguan spektral
ini dapat dengan memilih panjang gelombang pancaran lain dari unsur lain yang akan dianalisa jika
tidak ada dilakukan pemisahan unsur yang dianalisa dari unsur pengganggu dengan pertolongan cara-
cara pemisahan seperti ekstraksi pelarut, penukaran ion, pengendapan dll. Gangguan spektral jenis lain
adalah intensitas pancaran latar belakang atau background.
b) Gangguan karena variasi karena sifat-sifat fisik larutan
Gangguan gangguan sifat fisik yang dimaksud antara lain adalah
1. viskositas ini mempengaruhi kecepatan larutan atau kabut larutan mencapai nyala. Semakin besar
viskositas larutan semakin lambat larutan mencapai nyala, sehingga intensitas yang dibaca lebih kecil
dari konsentrasi sebenarnya.
2. tekanan uap dan tegangan permukaan larutan mempengaruhi ukuran tekanan kabut larutan.
Terutama pada alat-alat filter fotometer nyala, dimana atomizer (pengabut) tidak menjadi satu dengan
pembakar. Tetesan tetesan kabut yang besar menyebabkan tetesan tetesan kabut tersebut mencapai
nyala, sehingga intensitas yang dibaca lebih kecil daripada intensitas yang sesuai dengan konsentrasi
yang dicari.
3. garam-garam yang ditanmbahkan kedalam larutan yang akan dianalisa secara fotometri akan
memperlambat penguapan pelarut yang akan mengurangi intensitaspancaran sehingga tidak sebanding
lagi dengan konsentrasi unsur.
c) Gangguan ionisasi
Ionisai akan mengurangi jumlah-jumlah atom netral unsur yang dianalisa. Akibatnya
intensitas spektrum atom berkurang sehingga tidak sesuai lagi dengan konsentrasi logam. Gangguan
ionisai ini misalnya dapat terjadi kalau logam alkali dan alkali tanah dianalisa dengan nyala yang
suhunya terlalu tinggi.
d) Gangguan karena absorbsi sendiri
Sinar pancaran yang berasal dari atom-atom unsur yang dianalisa dapat diabsorbsi kembali
oleh atom-atom lain unsur yang sama yang ada dalam nyala, taetapi masih ada dalam keadaan belum
tereksitasi. Dengan sendirinya gangguan ini akan menyebabkan intensitas yang yang dipancarkan oleh
unsur tersebut, dan yang dibaca pada alat akan lebih rendah dengan yang sesuai dengan konsentrasi
unsur ybs. Gejala absorbsi sendiri ini terutama nyata sekali kalu intensitas yang diukur intensitasnya
adalah panjang gelombang yang sesuai dengan perpindahan elektron antara tingkat energi dasar
( ground state) dan tingkat energi tereksitasi pertama diatasnya. Gejala absorbsi sendiri ini dapat
dihindari dengan menggunakan konsentrasi rendah.
e) Gangguan dari amnion
Intensitas pancara logam akan turun (hingga tidak sesuai lagi dengan konsentrasinya) apabila
tercampur dengan asam-asam HNO3, H2SO4, H3PO4 dan atau garam dari asam-asam tersebut dalam
jumlah yang besar.
Bagian-bagian dari fotometer nyala
1.Atomizer
Udara pada tekanan tertentu (atm), masuk ke dalam pembungkan cuvet oleh pipa kecil.
Hisapan oleh udara menyebabkan larutan contoh terhisap ke dalamruangan pengabut dalam bentuk
kabut-kabut yang halus
2.Mixing Chamber
Kabut yang berasal dari atomizer masuk ke dalam ruangan pencampur alat pembakar, disini
akan bertemu dengan gas pembakar yang masuk dengantekanan tertentu
3.Flame
Campuran udara dengan gas pembakar menghasilkan nyala dan ke dalamnyala ini pula kabut
halus dari larutan contoh menguap. Kalor nyalamenyebabkan larutan contoh menguap, sehingga
contoh berubah menjadi butir-butir halus padat (garam). Molekul-molekul garam ini (uap)
selanjutnyaakan terdisosiasi menjadi atom-atom netral. Atom-atom netral ini akanmenyerap energi
kalor dari nyala sehingga tereksitasi dan kemudian memancarkan sinar pancaran yang terdiri dari
berbagai panjang gelombang
4.Reflektor
Sinar pancaran yang keluar dari nyala akan dipantulkan kembali ke nyala.
5.Optical Lens
Lensa pancaran yang bersifat polikromatik akan difokuskan oleh lensa melaluisuatu celah
(diafragma).
6.Filter
Filter akan meneruskan cahaya sinar pancaran dengan panjang gelombangyang khas dan
berintensitas tinggi dari unsur yang dianalisis dan akanmenyerap sinar-sinar lain yang berasal dari
nyala.
7.Photo Tube
Intensitas sinar pancaran tersebut oleh photo tube diubah menjadi arus listrik yang besarnya
berbanding lurus dengan intensitas sinar pancaran tersebut.
8.Amplifier
Arus listrik yang berasal dari photo tube, oleh amplifier akan diperkuat danditeruskan ke
recorder.
9.Recorder
Output dari amplifier dicatat oleh recorder yang skalanya terkalibrasi oleh suatu intensitas.