fotoi
DESCRIPTION
textTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM MULTIPLEX
GD-355 FOTOGRAMETRI I
Disusun oleh :
ZEIN K
(Kelompok – E)
Jurusan Teknik Geodesi
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Bandung
2000
BAB I
PENDAHULUAN
Permukaan tanah merupakan objek fisik 3 dimensi yang bila dipotret dari udara
akan menghasilkan foto/gambar dalam bentuk rekaman 2 dimensi. Restitusi dapat
diartikan sebagai pengembalian sesuatu yang hilang, atau rekonstruksi model 3D dari
pasangan foto 2D.
Untuk dapat melakukan proses rekonstruksi model stereoskopik dari pasangan
foto udara perlu diketahui sifat pergerakan obyek/bayangan dari masing-masing foto
sebagai akibat dari perubahan elemen orientasi proyektor. Setiap elemen orientasi
memberikan pola pergerakan titik yang berbeda. Hal ini perlu diperhatikan sebagai
dasar dalam pemilihan kombinasi elemen orientasi yang digunakan dalam proses
orientasi relatif. Gambar berikut ini memperlihatkan pergerakan bayangan di sembilan
titik pada foto akibat perubahan enam elemen orientasi proyektor (, , , bx, by, bz).
.
bx by bz
.
Pembentukan model 3D dari pasangan foto dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Orientasi dalam (inner orientation)
2. Orientasi relatif (relative orientation)
3. Orientasi absolut (absolute orientation)
Orientasi dalam
Pada hakekatnya adalah rekonstruksi berkas sinar dari foto udara seperti pada saat foto
tersebut diambil oleh kamera. Berkas sinar yang berpasangan tersebut disimulasikan
dengan memroyeksikan pasangan foto positifnya menggunakan proyektor. Proyektor
yang digunakan diset sesuai dengan karakteristik kamera yang digunakan dalam
pemotretan.
Orientasi relatif
Orientasi relatif bertujuan untuk menghilangkan paralaks y (Py) di 6 titik standard
(minimal 5 titik + 1 titik checking) menggunakan pengaturan kombinasi lima elemen
orientasi. Hasil model 3D yang terbentuk masih mempunyai kedudukan relatif dengan
sistem koordinat sebarang. Oleh sebab itu proses ini disebut sebagai orientasi relatif.
Orientasi absolut
Dalam orientasi absolut, model 3D relatif yang masih dalam sistem koordinat
instrumen (sebarang) ditransformasikan ke dalam sistem definitif. Pada tahap ini
diperlukan minimal 3 titik kontrol model yang ditentukan sebelumnya. Tujuan
akhirnya adalah untuk menghilangkan paralaks x (Px).
Sesuai dengan perkembangan fotogrametri, peralatannya mengalami penyempurnaan
demikian pula dengan alat restitusi foto stereo. Umumnya yang digunakan saat ini
adalah generasi softcopy. Contoh generasi alat restitusi :
Optik, seperti : Multipleks
Optik-Mekanik, contoh : Zeiss-C8
Mekanik, contoh : Wild A9,A8.dll
BAB II
ISI
2.1 Pergeseran Bayangan
2.1.1 Perolehan Data Praktikum
Prosedur Praktikum
1. Proyektor diletakkan kira-kira dalam posisi nol (disentring dahulu).
2. Dibawah proyektor diletakkan karton putih.
3. Diberi tanda pada kertas gambar, kedudukan dari bayangan titik-titik 1, 2, 3, 4,
5, 6, 7, 8, dan 9.
4. Salah satu unsur orientasi digerakkan sedemikian rupa, hingga garis-garis
silang bergeser sekitar 20 mm dari kedudukan semula.
5. Posisi titik yang baru diberi tanda dan dihubungkan dengan titik semula dan
diberi tanda panah sesuai arah pergeseran tersebut.
6. Selanjutnya unsur orientasi diputar ke posisi semula (nol). Cara ini dilakukan
untuk semua unsur orientasi yang ada.
7. Diukur perubahan yang terjadi : panjang pergeseran, sudut rotasi.
Perolehan Praktikum
Unsur orientasi (kappa)
No titik a (°) D ukuran
(mm)
D gambar
(mm)
Pergeseran
arah x
Pergeseran
arah y
1 176 20 5.0 0.4 5.0
2 0 0 0.0 0.0 0.0
3 223 34 8.5 5.8 6.2
4 270 20 5.0 5.0 0.0
5 133 30 7.5 5.5 5.1
6 90 20 5.0 5.0 0.0
7 355 20 5.0 0.4 5.0
8 310 35 8.8 6.7 4.3
9 40 32 10.0 6.4 7.7
Unsur orientasi (phi)
No titik a (°) D ukuran
(mm)
D gambar
(mm)
Pergeseran
arah x
Pergeseran
arah y
1 91 27 6.8 6.8 0.1
2 90 20 5.0 5.0 0.0
3 104 27 6.8 6.6 1.7
4 90 20 5.0 5.0 0.0
5 74 27 6.8 6.5 1.9
6 94 20 5.0 5.0 0.3
7 90 28 6.8 6.8 0.0
8 74 30 7.5 7.2 2.1
9 105 30 7.5 7.2 2.0
Unsur orientasi (omega)
No titik a (°) D ukuran
(mm)
D gambar
(mm)
Pergeseran
arah x
Pergeseran
arah y
1 184 20 5.0 0.3 5.0
2 180 20 5.0 0.0 5.0
3 168 27 6.8 1.4 6.7
4 184 26 6.7 0.5 6.7
5 195 31 6.8 2.0 7.5
6 178 30 7.5 0.3 7.5
7 178 20 5.0 0.1 5.0
8 195 27 6.8 1.8 6.6
9 161 30 7.5 2.4 7.1
Unsur orientasi bx
No titik a (°) D ukuran
(mm)
D gambar
(mm)
Pergeseran
arah x
Pergeseran
arah y
1 270 20 5.0 5.0 0.0
2 270 20 5.0 5.0 0.0
3 270 20 5.0 5.0 0.0
4 270 20 5.0 5.0 0.0
5 270 20 5.0 5.0 0.0
6 270 20 5.0 5.0 0.0
7 270 20 5.0 5.0 0.0
8 270 20 5.0 5.0 0.0
9 270 20 5.0 5.0 0.0
Unsur orientasi by
No titik a (°) D ukuran
(mm)
D gambar
(mm)
Pergeseran
arah x
Pergeseran
arah y
1 0 20 5.0 0.0 5.0
2 0 20 5.0 0.0 5.0
3 0 20 5.0 0.0 5.0
4 0 20 5.0 0.0 5.0
5 0 20 5.0 0.0 5.0
6 0 20 5.0 0.0 5.0
7 0 20 5.0 0.0 5.0
8 0 20 5.0 0.0 5.0
9 0 20 5.0 0.0 5.0
Unsur orientasi bz
No titik a (°) D ukuran
(mm)
D gambar
(mm)
Pergeseran
arah x
Pergeseran
arah y
1 93 20 5.0 5.0 0.2
2 0 0 0.0 0.0 0.0
3 137 30 7.5 5.1 5.5
4 186 20 5.0 5.4 5.0
5 47 29 7.5 5.5 5.1
6 5 20 5.0 0.3 5.0
7 276 20 5.0 5.0 0.0
8 227 30 7.5 5.5 5.1
9 321 30 7.5 4.7 5.8
2.1.2 Pertanyaan dan Jawaban dari Modul Praktikum
Sehubungan dengan gerakkan unsur orientasi bx.
1. Apakah ke 9 titik tersebut bergeser dengan pergeseran yang sama panjangnya ?
Jawab : Sama
Sehubungan dengan gerakan unsur orientasi by.
1. Apakah ke 9 titik tersebut bergeser dengan pergeseran yang sama panjangnya ?
Jawab : Sama
Sehubungan dengan gerakan unsur orientasi bz.
a. Apakah dengan menggerakkan bz pada sebuah proyektor mengakibatkan
berubahnya skala ? Mengapa?
Jawab :
Ya. Karena ketinggian terang menjadi berubah. Skala dinyatakan dalam f/Hr.
(f=fokus kamera udara, Hr = tinggi terbang rata-rata)
b. Titik-titik mana sajakah yang mempunyai pergeseran dengan arah dan besar
yang sama, bila bz digerakkan naik dan bagaimana bila bz turun ?
Jawab :
bila bz naik, titik yang berubah titik 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
bila bz turun, titik yang berubah titik 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Sehubungan dengan gerakan unsur orientasi kappa.
a. Apakah titik 6 bergerak hanya pada arah x saja ?
Jawab : Benar
b. Jika elemen kappa dari suatu proyektor diputar, berapa perbandingan
pergeseran antara titik-titik 3 dan 4 (perhatikan gambar pada hal.1), dengan
anggapan bahwa sisi-sisi segi empat 1234 adalah sama dengan 1.
Jawab :
Dari data : titik 3 mengalami pergeseran 34 mm
Titik 4 mengalami pergeseran 20 mm
Asumsi sisi-sisi segiempat 1234 adalah 1 maka perbandingan antara titik 3 dan
4 adalah : 34:20 =1,7 :1
c. Di sekitar titik manakah yang menjadi pusat perputaran dari ke seluruh titik ?
Mengapa?
Jawab :
Titik 2. Karena titik 2 merupakan pusat rotasi, sehingga tidak mengalami
rotasi.
Sehubungan dengan gerakan unsur orientasi (omega).
a. Titik-titik manakah yang mempunyai pergeseran ke arah x yang sama besar ?
Jawab : 1 dan 6 sebesar 0.3 mm
b. Titik-titik manakah yang mempunyai pergeseran ke arah y yang sama besar ?
Jawab :
1=2=7 = 5.0 mm
3=4=6 = 6.7 mm
c. Apakah titik-titik 1 dan 7 hanya bergerak pada arah x ?
Jawab : Titik 1 dan 7 hanya bergerak pada arah sb Y.
d. Apakah titik-titik 4 dan 6 bergerak dengan kecepatan yang sama ? Mengapa ?
Jawab : Benar. Karena dari data pergeseran kedua titik tersebut juga sama.
Sehubungan dengan unsur orientasi (phi).
a. Titik-titik manakah yamg mempunyai pergeseran dengan arah dan besar yang
sama ke arah x ?
Jawab : 2=4=6 ; 1=7
b. Titik manakah yang mempunyai pergeseran dengan arah dan besar yang sama
ke arah y ?
Jawab : 3=5 ; 8=9
c. Apakah titik-titik 4 dan 6 hanya bergerak pada arah x saja ?
Jawab : Benar
Gambaran pattern dari 9 titik untuk gerakan-gerakan 6 orientasi terlihat pada lampiran
termasuk paralaks x dan paralaks y.
Andaikata kita mempunyai pattern dari 6 titik seperti pada gambar di bawah, di mana
titik 1 adalah proyeksi dari titik central proyeksi-proyeksi kiri dan titik 2 adalah
proyeksi dari titik central proyeksi-proyeksi proyektor kanan. Gambaran pattern dari
ke 6 titik tersebut terlihat pada lampiran.
2.2 Orientasi Dalam
2.2.1 Perolehan Data Praktikum
Iterasi I :
Z1 = 260 mm B = 157 mm
Z2 = 258 mm D = 150 mm
ZR = 259 mm
Py5 = -3 mm
Koreksi = +3 mm
FKL = 0.990689
KL = 2.97 mm
Total Koreksi = 5.97 mm
Speed Ratio = 4.47 mm
Iterasi II :
Z1 = 260 mm B = 151 mm
Z2 = 260 mm D = 147 mm
ZR = 260 mm
Py5 = -1 mm
Koreksi = +1 mm
FKL = 1.064163
KL = 1.06 mm
Total Koreksi = 2.06 mm
Speed Ratio = 1.56 mm
Iterasi III
Z1 = 257 mm B = 146 mm
Z2 = 254 mm D = 148 mm
ZR = 255.5 mm
Py5 = 0 mm
Koreksi = 0 mm
FKL = 0.990144
KL = 0 mm
Total Koreksi = 0 mm
Speed Ratio = 0 mm
2.2.2 Pertanyaan dan Jawaban dari Modul Praktikum
a. Sebelum Saudara melakukan orientasi relatif, maka orientasi dalam harus
sudah dilakukan terlebih dahulu. Apa tujuan dari orientasi dalam ?
Jawab :
Orientasi dalam pada hakekatnya adalah rekonstruksi berkas sinar dari foto
udara seperti pada saat foto tersebut diambil oleh kamera. Berkas sinar yang
berpasangan tersebut disimulasikan dengan memproyeksikan pasangan foto
positifnya menggunakan proyektor. Proyektor yang digunakan diset sesuai
dengan karakteristik kamera yang dipakai dalam pemotretan.
b. Adakah perbedaan jika kita gunakan ’ atau ’’ ?
Jawab :
’ digunakan untuk menghilangkan paralaks pada titik 1
’’digunakan untuk menghilangkan paralaks pada titik 2
c. Untuk keperluan orientasi relatif yang umum sebenarnya hanya membutuhkan
5 buah titik, mengapa umumnya kita menggunakan 6 titik ?
Jawab :
Karena ada 6 titik pertampalan proyektor kiri dan kanan.
d. Apakah yang dimaksud dengan Z dan D pada faktor koreksi lebih. Bagaimana
saudara mendapatkan harga-harga Z dan D ini .
Jawab :
Z : tinggi terbang rata-rata
Diperoleh dari pengukuran jarak antara bidang penghilangan paralaks
dengan titik fokus pengamatan.
D : 0.5 x ukuran foto metrik
Diperoleh dari pengukuran jarak datar titik 1 ke titik 3
e. Berapakah besar speed ratio antara titik 1 dan titik 3 pada pergerakan omega ?
Jawab :
SR = (Z/(Z+D)) x Total Koreksi
f. Jika harga D dan Z tidak diberikan, bagaimana saudara menghitung faktor
koreksi, andaikata data-data yang ada hanya c dan ukuran dari foto ?
Jawab :
D : 0.5 x ukuran foto
BAB III
MAKSUD dan TUJUAN
Praktikum multipleks ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat dan mampu mengetahui
dan mempraktekkan bagaimana proses penghilangan paralaks pada foto udara melalui
orientasi dalam, orientasi relatif, dan orientasi absolut.
Praktikum bertujuan untuk menghilangkan paralaks x dan y pada foto udara hasil
pemotretan.
BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN
Pembentukan model 3D dari pasangan foto dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut:
4. Orientasi dalam (inner orientation)
5. Orientasi relatif (relative orientation)
6. Orientasi absolut (absolute orientation)
Orientasi dalam
Pada hakekatnya adalah rekonstruksi berkas sinar dari foto udara seperti pada saat foto
tersebut diambil oleh kamera. Berkas sinar yang berpasangan tersebut disimulasikan
dengan memroyeksikan pasangan foto positifnya menggunakan proyektor. Proyektor
yang digunakan diset sesuai dengan karakteristik kamera yang digunakan dalam
pemotretan.
Orientasi relatif
Orientasi relatif bertujuan untuk menghilangkan paralaks y (Py) di 6 titik standard
(minimal 5 titik + 1 titik checking) menggunakan pengaturan kombinasi lima elemen
orientasi. Hasil model 3D yang terbentuk masih mempunyai kedudukan relatif dengan
sistem koordinat sebarang. Oleh sebab itu proses ini disebut sebagai orientasi relatif.
Orientasi absolut
Dalam orientasi absolut, model 3D relatif yang masih dalam sistem koordinat
instrumen (sebarang) ditransformasikan ke dalam sistem definitif. Pada tahap ini
diperlukan minimal 3 titik kontrol model yang ditentukan sebelumnya. Tujuan
akhirnya adalah untuk menghilangkan paralaks x (Px).
Saran : Waktu praktikum multipleks sebaiknya ditambah menjadi 3 sesi karena ada
materi praktikum yang tidak terlaksana
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Pergerakan bayangan disebabkan oleh kedudukan pesawat yang bertranslasi atau
berotasi saat exposur.
2. Perubahan kedudukan pesawat yang berupa translasi ada tiga macam, yaitu :
a. bx, adalah perubahan kedudukan pesawat yang searah dengan sumbu-x
b. by, adalah perubahan kedudukan pesawat yang searah dengan sumbu-y
c. bz, adalah perubahan kedudukan pesawat yang searah dengan sumbu-z
3. Perubahan kedudukan pesawat yang berupa rotasi ada tiga macam, yaitu :
a. (tilt) adalah perubahan kedudukan pesawat yang berputar pada sumbu-x
b. (tip) adalah perubahan kedudukan pesawat yang berputar pada sumbu-y
c. (swing) adalah perubahan kedudukan pesawat yang berputar pada sumbu-z
4. Perubahan kedudukan pesawat yang searah dengan sumbu-z (bz) dapat
menyebabkan terjadinya perubahan pada faktor skala.
5. Pada orientasi relatif, Py, dapat dihilangkan dengan cara mengatur kombinasi lima
elemen orientasi dari proyektor kiri dan kanan di enam titik standar (satu titik
sebagai cek).
PENUTUP
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, karena atas ijin dan
rahmatnyalah kami dapat menyelesaikan praktikum miltiplex, sehingga ilmu dan
pengetahuan kami sedikit bertambah. Namun kami merasa hasil dari praktikum ini
kurang optimal. Maka dengan ini kami hanya dapat menyumbang beberapa saran
sebagai berikut:
- perketat peraturan, agar praktikan tidak datang terlambat sehingga waktu yang
tersedia bisa dimanfaatkan secara efisien.
- kepada praktikan supaya terlebih dahulu membaca teori ataupun memehaminya.
- Kepada praktikan diharapkan membawa alat-alat yang diperlukan secara lengkap
seperti (kalkulatao, dan alat tulis).