foto udara

10
BAB I HASIL BACAAN Pengertian foto udara Definisi Foto Udara 1) Foto Udara adalah foto yang dibuat dari persepektif pesawat udara atau balon udara. (Sutanto, 1994:6), 2) Foto Udara adalah salah satu jenis citra hasil dari perekaman muka bumi dengan menggunakan wahana pemotretan udara seperti pesawat terbang ataupun wahana darat bergerak.( Geografilover.netau.net) Unsur Pengenalan Foto Udara Pada Penginderaan Jauh Unsur Pengenalan Dalam Foto Udara Unsur dasar pengenalan foto udara terdiri dari rona, tekstur, pola, bentuk, ukuran, letak (site), asosiasi dan bayangan. a. Rona Rona adalah ukuran jumlah relatif cahaya yang terpantul dari suatu obyek dan terekam pada foto hitam-putih (Lattman dan Ray, 1965:163). Rona biasanya dinyatakan dengan cerah abu-abu atau gelap. Batuan yang segar, apabila kandungan silika atau mineral kwarsanya makin banyak ronanya makin cerah (contoh granit dan riolit berona cerah; diorit dan andesit berona abu-abu, gabro dan basalt berona gelap; batupasir kwarsa berona cerah; lempung dan serpih berona abu-abu hingga gelap batugamping, napal dan tuf berona cerah). Rona dapat dihasilkan oleh batuan induk segar, tanah hasil pelapukan batuan, tubuh air, vegetasi, obyek budaya

Upload: hazumra-hardi

Post on 20-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

foto udara

TRANSCRIPT

Page 1: Foto Udara

BAB I

HASIL BACAAN

Pengertian foto udara

Definisi Foto Udara

1) Foto Udara adalah foto yang dibuat dari persepektif pesawat udara atau balon udara. (Sutanto, 1994:6),

2) Foto Udara adalah salah satu jenis citra hasil dari perekaman muka bumi dengan menggunakan wahana pemotretan udara seperti pesawat terbang ataupun wahana darat bergerak.( Geografilover.netau.net)

Unsur Pengenalan Foto Udara Pada Penginderaan Jauh

Unsur Pengenalan Dalam Foto Udara

Unsur dasar pengenalan foto udara terdiri dari rona, tekstur, pola, bentuk, ukuran, letak (site), asosiasi dan bayangan.

a. Rona

Rona adalah ukuran jumlah relatif cahaya yang terpantul dari suatu obyek dan terekam pada foto hitam-putih (Lattman dan Ray, 1965:163). Rona biasanya dinyatakan dengan cerah abu-abu atau gelap.

Batuan yang segar, apabila kandungan silika atau mineral kwarsanya makin banyak ronanya makin cerah (contoh granit dan riolit berona cerah; diorit dan andesit berona abu-abu, gabro dan basalt berona gelap; batupasir kwarsa berona cerah; lempung dan serpih berona abu-abu hingga gelap batugamping, napal dan tuf berona cerah).

Rona dapat dihasilkan oleh batuan induk segar, tanah hasil pelapukan batuan, tubuh air, vegetasi, obyek budaya relief dan kekasaran permukaan. Oleh karena itu untuk wilayah Indonesia yang beriklim tropik basah, rona sebagai unsur dasar pengenalan citra, kurang bermanfaat singkapan batuan segar jarang dijumpai karena tanah cukup tebal, vegetasi lebat dan bentuk lahan budaya banyak.

Way (lihat Soetoto, 1987 : 66) menyebutkan bahwa keseragaman rona dapat dibagi menjadi :

Page 2: Foto Udara

1) uniform 2) mottled 3) banded dan 4) scrabbled

Uniform-tone (rona seragam)

Rona seragam ini ditunjukkan oleh obyek yang mempunyai tingkat kecerahan sama di setiap bagian.

Batuan yang mempunyai rona seragam antara lain endapan aluvial dan batuan sedimen horisontal dan tebal yang mempunyai kandungan air dan tekstur yang seragam.

Mottled-tone

Rona ini tampak berupa rona cerah dan gelap dengan bentuk yang relatif bundar, berubah-ubah dalam jarak yang relatif dekat, yang terlalu kecil untuk didelineasi sendiri-sendiri. Rona ini dapat disebabkan oleh perubahan kandungan air atau tekstur tanah. Rona gelap dapat dise¬babkan oleh daerah depresi basah atau bayangan, sedangkan rona cerah disebabkan oleh timbulan yang kering dan terkena sinar matahari. Rona mottled dapat jumpai pada : batugamping bertopografi Karst, dataran till dataran pantai, gumuk-gumuk pasir, cekungan infiltrasi pada teras dan dataran banjir.

Banded-tone

Rona ini tampak berupa rona cerah dan gelap berselang-seling seperti berkas atau pita yang lurus atau meliuk-liuk.

Rona ini dapat dijumpai pada daerah basah dan kering yang berhubungan dengan meander-scroll di dataran banjir, salur¬an-saluran purba, gelembur gelombang, pematang pantai, bukit pasir linier, gawir pada batuan sedimen berlapis, dan batuan metamorfik berfo¬liasi.

Scrabbled-tone

Rona ini tampak berupa rona gelap dan cerah dengan bentuk tidak menentu dan ukuran bervariasi. Rona ini dapat dijumpai di daerah bertekstur halus tetapi tidak teratur seperti :Daerah kering yang mengandung deposit alkali di permu¬kaan bumi, daerah aliran lava dan lahar serta sawah-sawah basah dan kering.

b. Tekstur

Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra yang dihasilkan oleh sekelompok satuan yang terlalu kecil untuk dibedakan masing-masing secara jelas pada foto (Colwell, lihat Ray, 1950:9).

Page 3: Foto Udara

Avery (1977:24) menyebutkan bahwa tekstur adalah derajat kekasaran, atau kehalusan yang ditunjukkan oleh citra foto. Tekstur berkaitan dengan rona, bentuk, ukuran dan pada. Tekstur biasa dinyatakan dengan halus, sedang dan kasar. Tekstur dapat pula dinyatakan dengan berbintik-bintik, berbutir, linier, blocky, matted dan wooll}.

Tekstur halus bisa dijumpai pada batuan yang homogen berbutir halus seperti batulempung dan tuf halus, sedangkan tekstur kasar biasa dijumpai pada batuan heterogen, berelief tinggi seperti breksi, konglomerat batuan beku dan batugamping. Di daerah yang bervegetasi atau tertutup oleh obyek lain, yang tampak adalah tekstur vegetasi dan obyek lain tersebut, bukan tekstur batuannya. Istilah tekstur sering pula digunakan untuk menyatakan tekstur penyaluran (drainage-texture).

Way (lihat Soetoto, 1987: 68) menyebutkan bahwa tekstur penyaluran dapat dibagi menjadi halus, sedang dan kasar. Apabila tidak ada pengaruh kekar dan atau sesar, maka tekstur halus manunjukkan bahwa batu¬annya tak dapat melewatkan zat cair (impermeable) seperti batulempung, tuf halus dan napal. Di sini air permukaan sempat berkembang. Tekstur kasar menunjukkan bahwa batuannya dapat melewatkan zat cair (permeable) seperti pasir dan tuf kasar. Di sini air permukaan mudah melakukan infiltrasi.

c. Pola

Pola yaitu susunan meruang yang teratur mengenai kenampakan geologi, topografi dan vegetasi (Ray, 1960: 9). Pola garis-garis lurus menunjukkan adanya kekar (joints), sesar (faults), garis lapisan (bedding-lines) dan ketidakselarasan (unconformites). Pola garis-garis melengkung menunjukkan adanya kubah (domes), antiklin menunjam, sinklin menunjam dan batas penyebaran, batuan volkanik Kuarter. Pola penyaluran pada umumnya berkaitan dengan morfologi atau struktur geolog daerah yang bersangkutan.

d. Bentuk

Bentuk adalah variabel kualitatif yang memerikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek (Lo, 1977, 1ihat Sutanto, 1986 : 135). Obyek yang dapat dikenali dari bentuknya antara lain kerucut volkanik, bukit pasir endapan angin dan endapan marin, teras sungai, meander, dolina, ponor dan bukit kerucut pada daerah bertopografi Karst, batuan beku intrusif, lava, lahar, kekar, sesar dan lipatan serta endapan kipas aluvial.

e. Ukuran

Ukuran adalah atribut obyek yang meliputi dimensi panjang, lebar, tinggi, luas, volume dan sudut kemiringan. Ukuran harus dikaitkan dengan skala. Dike, berukuran kecil memanjang, si11 memanjang sejajar jurus lapisan batuan, gawir erosi pada batuan sedimen miring biasanya lebih curam daripada dipslope-nya .

Page 4: Foto Udara

f. Letak

Letak obyek terhadap obyek lain di sekitarnya sering disebut dengan situs (site), atau disebut situasi. Situs pemukiman memanjang pada umumnya pada igir beting pantai, pada tanggul-alam (natural-levee) atau di sepanjang tepi jalan. Lava muda akan terletak pada lereng puncak gunungapi.

g. Asosiasi

Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek lain (Sutanto, 1986:142). Lava akan berasosiasi dengan lahar, breksi volkanik dan aglomerat. Deretan endapan kipas aluvial berasosiasi dengan gawir sesar atau gawir terkontrol sesar dan triangle-facets.

h. Bayangan

Obyek atau gejala yang terletak di daerah bayangan pada umumnya tidak tampak atau tampak samar-samar. Meskipun demikian, bayangan sering merupakan kunci pengenalan bagi obyek pokoknya. Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.

Unsur Dasar Interpretasi Geologi

Unsur dasar interpretasi geologi terdiri dari relief, pola penyaluran, vegetasi dan budaya.

a. Relief

Relief adalah beda tinggi antara puncak tim¬bulan dan dasar lekukan (lembah) serta curam lan¬dainya lereng-lereng yang ada di daerah tersebut. Relief mencerminkan daya tahan batuan terhadap tenaga eksogenik. Batuan yang mempunyai ketahanan tinggi seperti batuan beku intrusif, breksi volkanik, aglomerat, konglomerat, breksi, batupasir, batugamping dan batuan metamorfik akan memiliki relief tinggi, sedangkan batuan yang mempunyai ketahanan rendah seperti batulempung, serpih, napal, batulanau, tuf halus, koluvium dan aluvium mempunyai relief rendah.

Relief dipengaruhi oleh iklim. Batugamping di daerah tropik basah memiliki relief topografi Karst, sedangkan di daerah subtropik, batugamping akan mempunyai bentuk lahan negatif seperti sinkhole dan doline.

Desaunettes (1977:6) membuat klasifikasi relief menjadi beberapa klas, klasifikasi sub-kelas lereng, sedangkan Zuidam dan Zuidam Cancelado (1979 : 12) membuat klasifikasi relief seperti pada Tabel 2 pada bab III sebelumnya.

b. Pola Penyaluran

Page 5: Foto Udara

Pola penyaluran adalah susunan dalam pandangan datar. alami dalam suatu daerah. Pola penyaluran berhubungan dengan sifat dan sejarah geologi lokal daerah tersebut (Bates dan Jackson, 1987:196).

c. Vegetasi

Vegetasi dapat memberikan keterangan keadaan geologi daerah yang bersangkutan, contoh yaitu: a. pohon jati tumbuh subur di gamping,

b. pohon karet dapat tumbuh subur di batuan volkanik,

c. padi biasa ditanam di dataran fluvial, dataran kaki gunungapi dan dapat pula ditanam pada tanah residual (residual-soil) di daerah perbukitan,

d. alang-alang biasa terdapat di batuan napal dan batupasir,

e. hutan lebat berbatang rendah biasa tumbuh di betupasir, sedangkan yang berbatang tinggi tumbuh di tanah hasil pelapukan granit (contoh: Pegunungan Schwaner di Kalimantan).

f. vegetasi berpola sistematik, membentuk garis-¬garis lurus, dan saling berpotongan biasa dijumpai pada jalur-jalur kekar, sedangkan pada sesar polanya tidak harus sistematik,

g. vegetasi berpola sejajar dan melengkung biasa terdapat pada batuan sedimen klastik berstruktur antiklin, sinklin atau kubah.

h. vegetasi dapat pula tumbuh subur di zona kontak antara batuan permeable dan impermeable

d. Budaya

Obyek budaya manusia dapat digunakan untuk interpretasi geologi, sebagai contoh yaitu :

a. sawah biasa diolah di dataran aluvial, dataran kaki gunungapi dan residual-soil,

b. waduk biasa dibangun di batuan kedap air (imper¬meable) dan di daerah yang mempunyai bentuk lahan yang memungkinkan untuk lokasi waduk, misalnya di daerah perbukitan berbentuk tapal kuda.

c. pemukiman biasa berkembang di daerah yang mengandung air cukup, misalnya di tepi-tepi sungai, di daerah yang banyak terdapat mataair dan di daerah berairtanah dangkal,

Page 6: Foto Udara

d. hutan buatan manusia biasanya dijumpai di daerah yang memiliki tanah tebal dengan lereng terjal, karena hutan tersebut dimaksudkan untuk mencegah atau mengurangi proses erosi dan gerakan massa.

BAB II

RANGKUMAN

Foto Udara adalah foto yang dibuat dari persepektif pesawat udara atau balon udara. (Sutanto, 1994:6),

Unsur dasar pengenalan foto udara terdiri dari rona, tekstur, pola, bentuk, ukuran, letak (site), asosiasi dan bayangan

Rona adalah ukuran jumlah relatif cahaya yang terpantul dari suatu obyek dan terekam pada foto hitam-putih (Lattman dan Ray, 1965:163). Rona biasanya dinyatakan dengan cerah abu-abu atau gelap.

Rona dapat dihasilkan oleh batuan induk segar, tanah hasil pelapukan batuan, tubuh air, vegetasi, obyek budaya relief dan kekasaran permukaan.

Way (lihat Soetoto, 1987 : 66) menyebutkan bahwa keseragaman rona dapat dibagi menjadi : uniform, mottled, banded dan scrabbled.

Uniform-tone (rona seragam). Rona seragam ini ditunjukkan oleh obyek yang mempunyai tingkat kecerahan sama di setiap bagian.

Mottled-tone. Rona ini tampak berupa rona cerah dan gelap dengan bentuk yang relatif bundar, berubah-ubah dalam jarak yang relatif dekat, yang terlalu kecil untuk didelineasi sendiri-sendiri.

Banded-tone. Rona ini tampak berupa rona cerah dan gelap berselang-seling seperti berkas atau pita yang lurus atau meliuk-liuk.

Scrabbled-tone. Rona ini tampak berupa rona gelap dan cerah dengan bentuk tidak menentu dan ukuran bervariasi.

Page 7: Foto Udara

Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra yang dihasilkan oleh sekelompok satuan yang terlalu kecil untuk dibedakan masing-masing secara jelas pada foto (Colwell, lihat Ray, 1950:9).

Tekstur biasa dinyatakan dengan halus, sedang dan kasar. Tekstur dapat pula dinyatakan dengan berbintik-bintik, berbutir, linier, blocky, matted dan wooll}.

Avery (1977:24) menyebutkan bahwa tekstur adalah derajat kekasaran, atau kehalusan yang ditunjukkan oleh citra foto. Tekstur berkaitan dengan rona, bentuk, ukuran dan pada. Tekstur biasa dinyatakan dengan halus, sedang dan kasar. Tekstur dapat pula dinyatakan dengan berbintik-bintik, berbutir, linier, blocky, matted dan wooll}.

Pola yaitu susunan meruang yang teratur mengenai kenampakan geologi, topografi dan vegetasi (Ray, 1960: 9). Pola garis-garis lurus menunjukkan adanya kekar (joints), sesar (faults), garis lapisan (bedding-lines) dan ketidakselarasan (unconformites).

Bentuk adalah variabel kualitatif yang memerikan konfigurasi atau kerangka suatu obyek (Lo, 1977, 1ihat Sutanto, 1986 : 135). Obyek yang dapat dikenali dari bentuknya antara lain kerucut volkanik, bukit pasir endapan angin dan endapan marin, teras sungai, meander, dolina, ponor dan bukit kerucut pada daerah bertopografi Karst, batuan beku intrusif, lava, lahar, kekar, sesar dan lipatan serta endapan kipas aluvial.

Ukuran adalah atribut obyek yang meliputi dimensi panjang, lebar, tinggi, luas, volume dan sudut kemiringan.

Letak obyek terhadap obyek lain di sekitarnya sering disebut dengan situs (site), atau disebut situasi. Situs pemukiman memanjang pada umumnya pada igir beting pantai, pada tanggul-alam (natural-levee) atau di sepanjang tepi jalan. Lava muda akan terletak pada lereng puncak gunungapi.

Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara obyek yang satu dengan obyek lain (Sutanto, 1986:142).

Bayangan merupakan obyek atau gejala yang terletak di daerah bayangan pada umumnya tidak tampak atau tampak samar-samar.

Relief adalah beda tinggi antara puncak tim¬bulan dan dasar lekukan (lembah) serta curam lan¬dainya lereng-lereng yang ada di daerah tersebut.

Pola penyaluran adalah susunan dalam pandangan datar. alami dalam suatu daerah. Pola penyaluran berhubungan dengan sifat dan sejarah geologi lokal daerah tersebut (Bates dan Jackson, 1987:196).

Vegetasi dapat memberikan keterangan keadaan geologi daerah yang bersangkutan.

Page 8: Foto Udara

Obyek budaya manusia dapat digunakan untuk interpretasi geologi