formulasi rasum ayam kampung
TRANSCRIPT
TEKNIK PENYUSUNAN DAN PEMBERIAN RANSUM AYAM KAMPUNG
Pemeliharaan ayam kampung secara tradisional
mengakibatkan pertumbuhan dan produksi telur ayam
kampung rendah, yaitu 30 - 60 butir telur / tahun.
Pemeliharaan secara intensif telah berhasil memperbaiki
produktivitas ayam kampung, hingga 150 butir /ekor
/tahun, bahkan dengan seleksi dapat mencapai 170 - 239
butir /ekor /tahun.
Pada masa awal pertumbuhan ayam lambat,
kemudian berkembang cepat dan akhirnya perlahan lagi
menjelang dewasa tubuh. Pertumbuhan anak ayam
sampai dewasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
pakan, genetik, cara pameliharaan, lingkungan dan
penyakit. Hewan yang sedang tumbuh memerlukan pakan
yang lebih banyak mengandung protein dengan kualitas
yang baik, banyak mengandung gizi yang mudah dicerna
serta cukup mineral Ca, P dan vitamin yang dibutuhkan.
Perlu diketahui bahwa 4 minggu pertama masa hidup
ayam menentukan perkembangan selanjutnya, kalau ayam
telanjur di masa kritis tersebut tidak tumbuh optimal
dipastikan pertumbuhan tidak optimal. Berikan yang
terbaik sesuai kebutuhan ayam untuk tumbuh. Kalau
awalnya sudah ketinggalan, maka selanjutnya bakal terus
ketinggalan.
Biaya pakan dalam usaha peternakan ayam masih
merupakan biaya produksi terbesar, dapat mencapai 70 %
dari total biaya produksi. Oleh sebab itu, para peternak
dituntut untuk mampu menyusun ransum yang ekonomis
dan memenuhi kebutuhan nutrisi. Oleh karena itu agar
usaha peternakan memperoleh keuntungan yang lebih
besar maka peternakan tersebut harus benar-benar
memperhatikan upaya mengefisienkan penggunaan input
pakan, baik jumlah pakan maupun mutu dari pakan
tersebut, yang tentu saja akan memperbaiki pendapatan
peternak.
Untuk ransum ayam lokal diutamakan untuk
memanfaatkan bahan pakan lokal yang harganya relatif
lebih murah, dan bahan baku pakan tertentu mudah
diperoleh pada spesifik lokasi, tidak bersaing dengan
kebutuhan untuk konsumsi manusia serta merupakan hasil
ikutan pertanian dan limbah industri.
Alternatif bahan pakan lokal yang bisa diberikan
dan batasan maksimum (%) dalam ransum meliputi ,
Dedak padi 30-40 %,Dedak gandum 30-40 %,Dedak jagung
30-40 %,Jagung 100 %,Sorgum 60 %, Singkong 20 %,
Onggok 20 %,Sagu 20 %, Ampas tahu 15-20 %, Limbah
sawit 10 %, Limbah sawit fermentasi 15-20 %, Kulit buah
kopi 10 %, Kulit biji coklat 5 %, Tepung kepala udang 20 %,
Tepung bulu ayam 5 %, Tepung bekicot 30 %, Tepung kulit
pisang 5-10 %, Tepung daun 10 %, Limbah restoran 50 %,
Limbah pabrik kecap 10 %, Limbah pabrik roti 20-30 %,
Limbah pabrik supermie 20-30 %, pakan ternak komersial
100 %, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam
menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap
memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu
protein kasar (PK) sebesar 17 % dan energi metabolis (EM)
sebesar 2600 Kkal/kg).
Gizi pakan Umur (Bulan)
0-4 4-7 >22(Dewasa)
Energi (kkal/kg) 2600 2400 2400-2600
Protein kasar (%) 15-17 14 14
Menyusun ransum adalah kegiatan mencampur
bahan-bahan pakan yang tersedia dengan perbandingan
tertentu agar campuran tersebut dapat memenuhi
kebutuhan ayam kampung untuk berproduksi dengan baik.
Metode yang banyak dilakukan orang untuk penyusunan
ransum secara sederhana adalah dengan cara coba-coba.
Cara ini relatif mudah jika bahan pakan yang digunakan
tidak terlalu banyak jenisnya.
Contoh: Misalkan kita akan menyusun ransum
ayam kampung dimana kebutuhan gizinya terdiri dari
protein 17 % dan energi 2600 kkal/kg,Ransum dibuat
sebanyak 100 kg.
Bahan
Kandungan Protein Kasar
Jumlah (Kg)
Sumbangan
Protein Menir/Beras Pecah 10.20% 10 1.02 %
Dedak Padi 11.35% 40 4.54 %
Jagung 9.40% 15 1.41 % Bungkil Kopra/Kelapa 21.60% 5 1.08 %
Tep Kep Udang 35.90% 10 3.59 % Tepung Daun Singkong 24.10% 5 1.20 %
Total 85 12.85 %
Kita sudah mempunyai 85 kg bahan makanan
mengandung protein sejumlah 12,85 %. Campuran bahan
makanan tersebut masih kekurangan protein sebanyak
17% - 12,85% = 4,15%. Kekurangan protein tersebut
dipenuhi dari Tepung Ikan Rucah dan Tepung Keong Emas
sejumlah 15 kg. Untuk menentukan banyaknya Tepung
Ikan Rucah dan Tepung Keong Emas, maka dibuat
perhitungan Bujur Sangkar Pearson seperti berikut ini :
% Protein Porsi
Bahan
Tepung Ikan Rucah = 22,65 31,2
15
Tepung Keong Emas = 46,2 7,65
Jumlah 38,85
Keterangan: Angka 15 adalah jumlah Tepung Ikan
Rucah dan Tepung Keong Emas dalam ransum. Angka 31,2
berasal dari 32,0 dikurangi 15 = 17,0. Angka 7,65 berasal
dari 22,65 dikurangi 15 = 7,65.
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka :
Jumlah Tepung Ikan Rucah dalam ransum
= 17,0 /38,85 x 15 kg = 12,05 kg
Jumlah Tepung Keong Emas dalam ransum
= 7,65 /38,85 x 15 kg = 2,95 kg
Dengan demikian maka susunan bahan makanan
untuk 100 kg ransum dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Susunan Ransum Per 100 kg Bahan Makanan
Bahan Jumlah
(Kg) Protein (%)
Energi (kkal/kg)
Menir/Beras Pecah 15 1.13 % 333.0
Dedak Padi 40 4.8 % 1154.8
Jagung 10 0.86 % 514.5
Bungkil Kopra/Kelapa 5 1.08 % 70.5
Tep Kep Udang 10 4.53 % 200.0 Tepung Daun Singkong 5 1.20 % -
Tep Ikan Rucah 12 2.34 % 355.2 Bekicot 3 1.49 % -
Total 100 16.95 % 2628.0
Berdasarkan susunan ransum diatas, maka
kandungan protein dan energi ransum sudah sesuai
dengan yang diinginkan. Untuk menyediakan sumber
kalsium maka ditambahkan bahan yang mempunyai kadar
kapur yang tinggi seperti tepung kapur, tepung tulang,
tepung kulit kerang atau tepung kulit telur. Penambahan
zat kapur ini tidak merubah kandungan protein maupun
energi dalam susunan ransum tersebut. Selain itu perlu
juga ditambahkan campuran vitamin dan mineral-mineral
mikro (Premix) yang banyak tersedia di toko-toko
makanan ternak. Kebutuhan ransum ayam kampung yang
berumur satu hari sampai empat bulan rata-rata pakan
yang dihabiskan mencapai 3.9 kg per ekor.
Alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan
ransum adalah: Alat Penggiling dan Pengayak, Alat
Penimbang dan Penakar, Alat Pengaduk dan Pencampur,
Alat Pemasak, Alat Pengering dan alat Penyimpan
Tahapan Pembuatan pakan jadi antara lain sebagai
berikut : bahan pakan yang belum halus seperti jagung,
daging keong emas, ikan rucah harus digiling terlebih
dahulu. Penggilingan dilakukan untuk memudahkan dalam
pencampuran dan pembuatan pellet.
Bahan yang siap diolah (bentuk butiran halus atau
tepung) sebagai pakan jadi ditimbang sesuai takaran yang
dibutuhkan. Pencampuran bahan dimulai dari bahan yang
konsentrasinya paling sedikit hingga konsentrasi paling
banyak, lalu diaduk hingga merata. Pencampuran ini dapat
dilakukan dengan menggunakan sekop dan menggunakan
mesin pencampur (mixer) apabila volume bahan relative
banyak.
Pada proses pembuatan pellet terdapat proses
kondisioning dimana campuran bahan pakan dipanaskan
dengan air agar terjadi perlekatan antar partikel bahan
penyusun sehingga penampakan pellet kompak, durasinya
mantap, tekstur dan kekerasannya bagus. Kemudian
bahan ransum dicetak dalam bentuk pellet atau butiran
dengan menggunakan mesin pembuat pellet. Pellet
diperuntukkan bagi pakan ayam berumur 21 hari ke atas,
sedangkan jenis butiran diperuntukkan sebagai pakan
ayam berumur 1-21 hari
Pengeringan dilakukan selama 1-2 hari dengan
menggunakan lemari oven dengan suhu 30-50 oC.
Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari cukup 1
hari apabila intensitas sinar matahari cukup tinggi.
Untuk menjaga kualitas, pakan perlu dikemas
secara baik. Caranya yaitu, pada bagian dalam
menggunakan pembungkus plastik polyethilen dan bagian
luar karung plastik. Tempat penyimpanan diusahakan
bebas dari hama (serangga atau tikus) yakni dengan cara
disemprotkan disinfektan. Kondisi ruangan harus kering
dan tidak lembab.
Oleh : L.M. Gufroni AR, S.Pt., M.P.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Kalimantan Barat
2010