formulasi rasum ayam kampung

2
TEKNIK PENYUSUNAN DAN PEMBERIAN RANSUM AYAM KAMPUNG Pemeliharaan ayam kampung secara tradisional mengakibatkan pertumbuhan dan produksi telur ayam kampung rendah, yaitu 30 - 60 butir telur / tahun. Pemeliharaan secara intensif telah berhasil memperbaiki produktivitas ayam kampung, hingga 150 butir /ekor /tahun, bahkan dengan seleksi dapat mencapai 170 - 239 butir /ekor /tahun. Pada masa awal pertumbuhan ayam lambat, kemudian berkembang cepat dan akhirnya perlahan lagi menjelang dewasa tubuh. Pertumbuhan anak ayam sampai dewasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pakan, genetik, cara pameliharaan, lingkungan dan penyakit. Hewan yang sedang tumbuh memerlukan pakan yang lebih banyak mengandung protein dengan kualitas yang baik, banyak mengandung gizi yang mudah dicerna serta cukup mineral Ca, P dan vitamin yang dibutuhkan. Perlu diketahui bahwa 4 minggu pertama masa hidup ayam menentukan perkembangan selanjutnya, kalau ayam telanjur di masa kritis tersebut tidak tumbuh optimal dipastikan pertumbuhan tidak optimal. Berikan yang terbaik sesuai kebutuhan ayam untuk tumbuh. Kalau awalnya sudah ketinggalan, maka selanjutnya bakal terus ketinggalan. Biaya pakan dalam usaha peternakan ayam masih merupakan biaya produksi terbesar, dapat mencapai 70 % dari total biaya produksi. Oleh sebab itu, para peternak dituntut untuk mampu menyusun ransum yang ekonomis dan memenuhi kebutuhan nutrisi. Oleh karena itu agar usaha peternakan memperoleh keuntungan yang lebih besar maka peternakan tersebut harus benar-benar memperhatikan upaya mengefisienkan penggunaan input pakan, baik jumlah pakan maupun mutu dari pakan tersebut, yang tentu saja akan memperbaiki pendapatan peternak. Untuk ransum ayam lokal diutamakan untuk memanfaatkan bahan pakan lokal yang harganya relatif lebih murah, dan bahan baku pakan tertentu mudah diperoleh pada spesifik lokasi, tidak bersaing dengan kebutuhan untuk konsumsi manusia serta merupakan hasil ikutan pertanian dan limbah industri. Alternatif bahan pakan lokal yang bisa diberikan dan batasan maksimum (%) dalam ransum meliputi , Dedak padi 30-40 %,Dedak gandum 30-40 %,Dedak jagung 30-40 %,Jagung 100 %,Sorgum 60 %, Singkong 20 %, Onggok 20 %,Sagu 20 %, Ampas tahu 15-20 %, Limbah sawit 10 %, Limbah sawit fermentasi 15-20 %, Kulit buah kopi 10 %, Kulit biji coklat 5 %, Tepung kepala udang 20 %, Tepung bulu ayam 5 %, Tepung bekicot 30 %, Tepung kulit pisang 5-10 %, Tepung daun 10 %, Limbah restoran 50 %, Limbah pabrik kecap 10 %, Limbah pabrik roti 20-30 %, Limbah pabrik supermie 20-30 %, pakan ternak komersial 100 %, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 17 % dan energi metabolis (EM) sebesar 2600 Kkal/kg). Gizi pakan Umur (Bulan) 0-4 4-7 >22(Dewasa) Energi (kkal/kg) 2600 2400 2400-2600 Protein kasar (%) 15-17 14 14 Menyusun ransum adalah kegiatan mencampur bahan-bahan pakan yang tersedia dengan perbandingan tertentu agar campuran tersebut dapat memenuhi kebutuhan ayam kampung untuk berproduksi dengan baik. Metode yang banyak dilakukan orang untuk penyusunan ransum secara sederhana adalah dengan cara coba-coba. Cara ini relatif mudah jika bahan pakan yang digunakan tidak terlalu banyak jenisnya. Contoh: Misalkan kita akan menyusun ransum ayam kampung dimana kebutuhan gizinya terdiri dari protein 17 % dan energi 2600 kkal/kg,Ransum dibuat sebanyak 100 kg. Bahan Kandungan Protein Kasar Jumlah (Kg) Sumbang an Protein Menir/Beras Pecah 10.20% 10 1.02 % Dedak Padi 11.35% 40 4.54 % Jagung 9.40% 15 1.41 % Bungkil Kopra/Kelapa 21.60% 5 1.08 % Tep Kep Udang 35.90% 10 3.59 % Tepung Daun Singkong 24.10% 5 1.20 % Total 85 12.85 % Kita sudah mempunyai 85 kg bahan makanan mengandung protein sejumlah 12,85 %. Campuran bahan makanan tersebut masih kekurangan protein sebanyak 17% - 12,85% = 4,15%. Kekurangan protein tersebut dipenuhi dari Tepung Ikan Rucah dan Tepung Keong Emas sejumlah 15 kg. Untuk menentukan banyaknya Tepung Ikan Rucah dan Tepung Keong Emas, maka dibuat perhitungan Bujur Sangkar Pearson seperti berikut ini :

Upload: gufroni-arsjad-lalu-muhammad

Post on 30-Jun-2015

40.097 views

Category:

Technology


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Formulasi Rasum Ayam Kampung

TEKNIK PENYUSUNAN DAN PEMBERIAN RANSUM AYAM KAMPUNG

Pemeliharaan ayam kampung secara tradisional

mengakibatkan pertumbuhan dan produksi telur ayam

kampung rendah, yaitu 30 - 60 butir telur / tahun.

Pemeliharaan secara intensif telah berhasil memperbaiki

produktivitas ayam kampung, hingga 150 butir /ekor

/tahun, bahkan dengan seleksi dapat mencapai 170 - 239

butir /ekor /tahun.

Pada masa awal pertumbuhan ayam lambat,

kemudian berkembang cepat dan akhirnya perlahan lagi

menjelang dewasa tubuh. Pertumbuhan anak ayam

sampai dewasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

pakan, genetik, cara pameliharaan, lingkungan dan

penyakit. Hewan yang sedang tumbuh memerlukan pakan

yang lebih banyak mengandung protein dengan kualitas

yang baik, banyak mengandung gizi yang mudah dicerna

serta cukup mineral Ca, P dan vitamin yang dibutuhkan.

Perlu diketahui bahwa 4 minggu pertama masa hidup

ayam menentukan perkembangan selanjutnya, kalau ayam

telanjur di masa kritis tersebut tidak tumbuh optimal

dipastikan pertumbuhan tidak optimal. Berikan yang

terbaik sesuai kebutuhan ayam untuk tumbuh. Kalau

awalnya sudah ketinggalan, maka selanjutnya bakal terus

ketinggalan.

Biaya pakan dalam usaha peternakan ayam masih

merupakan biaya produksi terbesar, dapat mencapai 70 %

dari total biaya produksi. Oleh sebab itu, para peternak

dituntut untuk mampu menyusun ransum yang ekonomis

dan memenuhi kebutuhan nutrisi. Oleh karena itu agar

usaha peternakan memperoleh keuntungan yang lebih

besar maka peternakan tersebut harus benar-benar

memperhatikan upaya mengefisienkan penggunaan input

pakan, baik jumlah pakan maupun mutu dari pakan

tersebut, yang tentu saja akan memperbaiki pendapatan

peternak.

Untuk ransum ayam lokal diutamakan untuk

memanfaatkan bahan pakan lokal yang harganya relatif

lebih murah, dan bahan baku pakan tertentu mudah

diperoleh pada spesifik lokasi, tidak bersaing dengan

kebutuhan untuk konsumsi manusia serta merupakan hasil

ikutan pertanian dan limbah industri.

Alternatif bahan pakan lokal yang bisa diberikan

dan batasan maksimum (%) dalam ransum meliputi ,

Dedak padi 30-40 %,Dedak gandum 30-40 %,Dedak jagung

30-40 %,Jagung 100 %,Sorgum 60 %, Singkong 20 %,

Onggok 20 %,Sagu 20 %, Ampas tahu 15-20 %, Limbah

sawit 10 %, Limbah sawit fermentasi 15-20 %, Kulit buah

kopi 10 %, Kulit biji coklat 5 %, Tepung kepala udang 20 %,

Tepung bulu ayam 5 %, Tepung bekicot 30 %, Tepung kulit

pisang 5-10 %, Tepung daun 10 %, Limbah restoran 50 %,

Limbah pabrik kecap 10 %, Limbah pabrik roti 20-30 %,

Limbah pabrik supermie 20-30 %, pakan ternak komersial

100 %, dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam

menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap

memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu

protein kasar (PK) sebesar 17 % dan energi metabolis (EM)

sebesar 2600 Kkal/kg).

Gizi pakan Umur (Bulan)

0-4 4-7 >22(Dewasa)

Energi (kkal/kg) 2600 2400 2400-2600

Protein kasar (%) 15-17 14 14

Menyusun ransum adalah kegiatan mencampur

bahan-bahan pakan yang tersedia dengan perbandingan

tertentu agar campuran tersebut dapat memenuhi

kebutuhan ayam kampung untuk berproduksi dengan baik.

Metode yang banyak dilakukan orang untuk penyusunan

ransum secara sederhana adalah dengan cara coba-coba.

Cara ini relatif mudah jika bahan pakan yang digunakan

tidak terlalu banyak jenisnya.

Contoh: Misalkan kita akan menyusun ransum

ayam kampung dimana kebutuhan gizinya terdiri dari

protein 17 % dan energi 2600 kkal/kg,Ransum dibuat

sebanyak 100 kg.

Bahan

Kandungan Protein Kasar

Jumlah (Kg)

Sumbangan

Protein Menir/Beras Pecah 10.20% 10 1.02 %

Dedak Padi 11.35% 40 4.54 %

Jagung 9.40% 15 1.41 % Bungkil Kopra/Kelapa 21.60% 5 1.08 %

Tep Kep Udang 35.90% 10 3.59 % Tepung Daun Singkong 24.10% 5 1.20 %

Total 85 12.85 %

Kita sudah mempunyai 85 kg bahan makanan

mengandung protein sejumlah 12,85 %. Campuran bahan

makanan tersebut masih kekurangan protein sebanyak

17% - 12,85% = 4,15%. Kekurangan protein tersebut

dipenuhi dari Tepung Ikan Rucah dan Tepung Keong Emas

sejumlah 15 kg. Untuk menentukan banyaknya Tepung

Ikan Rucah dan Tepung Keong Emas, maka dibuat

perhitungan Bujur Sangkar Pearson seperti berikut ini :

Page 2: Formulasi Rasum Ayam Kampung

% Protein Porsi

Bahan

Tepung Ikan Rucah = 22,65 31,2

15

Tepung Keong Emas = 46,2 7,65

Jumlah 38,85

Keterangan: Angka 15 adalah jumlah Tepung Ikan

Rucah dan Tepung Keong Emas dalam ransum. Angka 31,2

berasal dari 32,0 dikurangi 15 = 17,0. Angka 7,65 berasal

dari 22,65 dikurangi 15 = 7,65.

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka :

Jumlah Tepung Ikan Rucah dalam ransum

= 17,0 /38,85 x 15 kg = 12,05 kg

Jumlah Tepung Keong Emas dalam ransum

= 7,65 /38,85 x 15 kg = 2,95 kg

Dengan demikian maka susunan bahan makanan

untuk 100 kg ransum dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Susunan Ransum Per 100 kg Bahan Makanan

Bahan Jumlah

(Kg) Protein (%)

Energi (kkal/kg)

Menir/Beras Pecah 15 1.13 % 333.0

Dedak Padi 40 4.8 % 1154.8

Jagung 10 0.86 % 514.5

Bungkil Kopra/Kelapa 5 1.08 % 70.5

Tep Kep Udang 10 4.53 % 200.0 Tepung Daun Singkong 5 1.20 % -

Tep Ikan Rucah 12 2.34 % 355.2 Bekicot 3 1.49 % -

Total 100 16.95 % 2628.0

Berdasarkan susunan ransum diatas, maka

kandungan protein dan energi ransum sudah sesuai

dengan yang diinginkan. Untuk menyediakan sumber

kalsium maka ditambahkan bahan yang mempunyai kadar

kapur yang tinggi seperti tepung kapur, tepung tulang,

tepung kulit kerang atau tepung kulit telur. Penambahan

zat kapur ini tidak merubah kandungan protein maupun

energi dalam susunan ransum tersebut. Selain itu perlu

juga ditambahkan campuran vitamin dan mineral-mineral

mikro (Premix) yang banyak tersedia di toko-toko

makanan ternak. Kebutuhan ransum ayam kampung yang

berumur satu hari sampai empat bulan rata-rata pakan

yang dihabiskan mencapai 3.9 kg per ekor.

Alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan

ransum adalah: Alat Penggiling dan Pengayak, Alat

Penimbang dan Penakar, Alat Pengaduk dan Pencampur,

Alat Pemasak, Alat Pengering dan alat Penyimpan

Tahapan Pembuatan pakan jadi antara lain sebagai

berikut : bahan pakan yang belum halus seperti jagung,

daging keong emas, ikan rucah harus digiling terlebih

dahulu. Penggilingan dilakukan untuk memudahkan dalam

pencampuran dan pembuatan pellet.

Bahan yang siap diolah (bentuk butiran halus atau

tepung) sebagai pakan jadi ditimbang sesuai takaran yang

dibutuhkan. Pencampuran bahan dimulai dari bahan yang

konsentrasinya paling sedikit hingga konsentrasi paling

banyak, lalu diaduk hingga merata. Pencampuran ini dapat

dilakukan dengan menggunakan sekop dan menggunakan

mesin pencampur (mixer) apabila volume bahan relative

banyak.

Pada proses pembuatan pellet terdapat proses

kondisioning dimana campuran bahan pakan dipanaskan

dengan air agar terjadi perlekatan antar partikel bahan

penyusun sehingga penampakan pellet kompak, durasinya

mantap, tekstur dan kekerasannya bagus. Kemudian

bahan ransum dicetak dalam bentuk pellet atau butiran

dengan menggunakan mesin pembuat pellet. Pellet

diperuntukkan bagi pakan ayam berumur 21 hari ke atas,

sedangkan jenis butiran diperuntukkan sebagai pakan

ayam berumur 1-21 hari

Pengeringan dilakukan selama 1-2 hari dengan

menggunakan lemari oven dengan suhu 30-50 oC.

Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari cukup 1

hari apabila intensitas sinar matahari cukup tinggi.

Untuk menjaga kualitas, pakan perlu dikemas

secara baik. Caranya yaitu, pada bagian dalam

menggunakan pembungkus plastik polyethilen dan bagian

luar karung plastik. Tempat penyimpanan diusahakan

bebas dari hama (serangga atau tikus) yakni dengan cara

disemprotkan disinfektan. Kondisi ruangan harus kering

dan tidak lembab.

Oleh : L.M. Gufroni AR, S.Pt., M.P.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Kalimantan Barat

2010