folikulitis

12
REFLEKSI KASUS III FOLIKULITIS Oleh : GLADYS HARYANTO (N 101 10 029) Pembimbing Klinik : dr. SENIWATY ISMAIL, Sp.KK KEPANITERAAN KLINIK

Upload: windy-mentarii

Post on 08-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

FOLIULITIS

TRANSCRIPT

REFLEKSI KASUS III

FOLIKULITIS

Oleh :GLADYS HARYANTO(N 101 10 029)

Pembimbing Klinik :dr. SENIWATY ISMAIL, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMINRSUD UNDATA PALU DAN UNIVERSITAS TADULAKO2014STATUS PASIENBAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMINRSUD UNDATA PALU

I. IDENTITAS PASIEN1) Nama Pasien: An. MS2) Umur: 3 tahun3) Jenis Kelamin: Laki-laki4) Alamat: Jl. Merpati 5) Agama: Islam 6) Berat badan : 11 kg7) Tanggal pemeriksaan: 14 November 2014

II. ANAMNESIS1) Keluhan utama : bintil kemerahan disertai rasa gatal2) Riwayat penyakit sekarang :Seorang anak laki-laki umur 3 tahun datang ke poliklinik kesehatan kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan bintil-bintil kemerahan disertai rasa gatal pada bagian kepala yang dialami sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya bintil kemerahan timbul pada bagian mulut yang kemudian menyebar pada daerah kepala. Bintil tersebut kemudian berisi cairan kekuningan dan terasa gatal sehingga pasien menggaruknya.Tidak ada riwayat demam, pasien memiliki riwayat alergi mie dan tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya.3) Riwayat penyakit dahulu :Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.4) Riwayat penyakit keluarga :Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama.III. PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis 1. Keadaan Umum : Sakit Ringan2. Status Gizi: Baik3. Kesadaran : Kompos Mentis4. Berat badan: 11 kg

Status Dermatologis Ujud Kelainan Kulit : pustul eritematous dan krusta

Lokalisasi : 1. Kepala : pustul eritematous2. Wajah : pustul eritematous dan krusta 3. Leher : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)4. Dada : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)5. Punggung : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)6. Perut : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)7. Genitalia : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)8. Bokong : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)9. Ekstremitas Atas : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)10. Ekstremitas Bawah : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit (UKK)

IV. GAMBAR

V. RESUMESeorang anak laki-laki umur 3 tahun dengan keluhan bintil-bintil kemerahan disertai rasa gatal pada bagian kepala yang dialami sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya bintil kemerahan timbul pada bagian mulut yang kemudian menyebar pada daerah kepala. Bintil tersebut kemudian berisi cairan kekuningan dan terasa gatal sehingga pasien menggaruknya. Terdapat riwayat alergi terhadap mie.

Hasil pemeriksaan fisik : Pustul eritematous dan krusta pada daerah kepala, lipatan mata, hidung dan dagu.

VI. DIAGNOSIS BANDING 1. Folikulitis2. Furunkel3. Impetigo vesikobulosa

VII. ANJURAN PEMERIKSAAN1. Pewarnaan gram2. Histopatologi

VIII. DIAGNOSIS KERJAFolikulitis

IX. PENATALAKSANAAN Non medikamentosa Menghindari garukan pada daerah kulit yang luka Menghindari gesekan pada kulit yang luka Menjaga kebersihan kulit

Medikamentosa :a. Pengobatan topikal Mupirosin kalsium 2%b. Pengobatan sistemik Cefadroxil 125 mg/5 ml (sirup kering) Cetirizin Hcl sir. 5mg/5 ml Parasetamol 120 mg/5 ml (jika demam)

X. Prognosis : Qua ad vitam : ad bonamQua ad fungtionam : ad bonamQua ad sanationam : ad bonamQua ad cosmetikam : ad bonam

PEMBAHASANSeorang anak laki-laki umur 3 tahun datang ke poliklinik kesehatan kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan bintil-bintil kemerahan disertai rasa gatal pada bagian kepala yang dialami sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya bintil kemerahan timbul pada bagian mulut yang kemudian menyebar pada daerah kepala. Bintil tersebut kemudian berisi cairan kekuningan dan terasa gatal sehingga pasien menggaruknya. Tidak ada riwayat demam, pasien memiliki riwayat alergi mie dan tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan ujud kelainan kulit berupa papul eritematous dan krusta pada daerah kepala, lipatan mata, hidung dan dagu.Folikulitis adalah pyoderma pada awal folikel rambut dengan karakteristik folikularpustul, pustul, erosi atau krusta pada infundibulum. Paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri S. Aureus. Selain Staphylococcus Aureus, follikulitis dapat disebabkan oleh virus, jamur. Follikulitis diklasifikasikan menjadi follikulitis seperfisial terbatas pada epidermis dan follikulitis profunda mencapai pada subkutan.Folikulitis superfisial juga disebut sebagau follikular atau impetigo Bockhat. Pustul kecil, fragil dan berbentuk kubah terjadi pada infundibulum folikel rambut, seringkali dijumpai pada kulit kepala anak-anak dan area janggut, axilla, ekstremitas dan bokong pada orang dewasa. Periporitis staphylogenes merujuk pada infeksi sekunder dari miliar pada neonatus yang disebabkan oleh S. aureus. Blefaritis Staphylococcus merupakan infeksi S. aureus pada lipatan mata, ditunjukkan dengan krusta pada batas lipatan mata, seringkali berhubungan dengan konjungtivitis. Sedangkan, follikulitis profunda disebabkan oleh sycosis barbae dengan inflamasi perifollicular yang terjadi pada area janggut di wajah dan di atas bibir. Jika tidak diobati, lesi dapat menjadi lebih dalam dan kronik.Etipatogenesis follikulitis adalah setiap rambut tumbuh dari folikel, yang merupakan suatu kantung kecil di bawah kulit. Selait menutupi seluruh kulit kepala, folikel juga terdapat pada seluruh tubuh kecuali pada telapak tangan, tangan kaki dan membran mukosa bibir. Folikulitis bisa disebabkan oleh karena minyak ataupun pelumas dan keringat berlebihan yang menutupi dan menyumbat saluran folikel rambut. Bisa juga di sebabkan oleh gesekan saat bercukur atau gesekan pakaian pada folikel rambut maupun trauma atau luka pada kulit. Hal ini merupakan port de entry dari berbagai mikroorganisme terutama Staphylococcus Aureus sebagai penyebab folikulitis. Kebersihan yang kurang dan higiene yang buruk menjadi faktor pemicu dari timbulnya folikulitis, sedangkan keadaan lelah, kurang gizi dan diabetes melitus merupakan faktor yang mempercepat atau memperberat folikulitis ini.Pada pemeriksaan fisik didapatkan lesi kulit : papul atau pustul di ostium folikel rambut biasa disertai halo erytematous, ruptur dari pustul membentuk krusta, erosi, dan ekskoriasi. Infeksi superfisial tidak meninggalkan sikatrik tapi orang berkulit hitam dapat terjadi hipo dan hiperpigmentasi. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pewarnaan gram. Pemeriksaan tersebut akan menunjukkan hasil sekelompok kokus berwarna ungu (gram positif), bergerombol seperti anggur, dan tidak bergerak. Dapat pula dilakukan pemeriksaan histologik yang menunjukkan hasil tampak edematosa dengan sebukan sel radang pada folikel rambut. Penatalaksanaan dilakukan pencegahan dengan menghindari faktor predisposisi, kontak dengan minyak mineral, produk tar, luka akibat fisik atau bahan kimia, dan menjaga kebersihan. Untuk medikamentosa dapat diberikan antibiotik sistemik atau topikal, dicuci dengan sabun antibiotik. Antibiotik topikal dapat diberikan mupirosin 2%, mupirosin efektif menghambat bakteri aerobik bakteri gram positif, termasuk S. Aureus. Cliquinol juga merupakan antibiotik topikal yang dapat diberikan pada folikulitis.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. Farmakologi dan Terapi Ed.5. Jakarta : Badan Penerbit FKUI; 2012.Djuanda, A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Fakultas Kedokteran Jakarta : Universitas Indonesia; 2008.Siregar, RS. Atlas Berwarna, Saripati Penyakit Kulit, Edisi 2. Jakarta : EGC; 2005.Wolff, Klaus and Johnson, Allen Richard. Fitzpatricks Color Atlasand Synopsis of Clinical Dermatology. New York : McGraw Hill; 2009.