folding architecture merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam menemukan dan...

Upload: firman-akbar

Post on 09-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Folding architecture

TRANSCRIPT

Folding Architecture merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam menemukan dan menyelesaikan suatu permasalahan arsitektural terutama pada segi bentuk tampilan bangunan. Bentuknya yang atraktif dapat dengan mudah menarik perhatian pengunjung untuk datang dan menikmati kegiatan dan fasilitas yag terdapat pada rancangan arsitektur tersebut. Pendekatan teori folding mulai marak dan muncul kembali akhir-akhir ini, namun bedanya saat ini sang arsitek secara terang-terangan memaparkan landasan desainnya yang berakar dari pendekatan folding.

Pendekatan folding ini memiliki beberapa patokan tersendiri untuk dapat diterapkan ke dalam sebuah bangunan. Folding architecture lebih banyak mengandalkan eksperimen pembuatan model-model bentuk dari sebuah kertas sebagai dasar dalam mendapatkan bentuk yang diinginkan dan sesuai teknik folding dan kaidah-kaidah arsitektural agar dapat diterapkan pada bangunan yang sebenarnya.

Membahas persoalan folding architecture, sangan erat kaitannya dengan sebuah karya seni kertas (origami) dari Jepang yang sudah merambah ke dunia internasional. Di Indonesia seni kertas sudah lama di kenal di kalangan masyarakat terbatas, namun masih belum terdapat wadah arsitektur khusus yang dapat menampung karya-karya sekaligus sebagai media sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat.

Kebutuhan akan diadakannya sebuah wadah arsitektural yaitu sebuah galeri seni kertas kontemporer, untuk menampung kegiatan dan fasilitas yang berhubungan dengan seni kertas dan kertas daur ulang ini. Berjalan seiringan dengan rencana pemerintah kota Surabaya yang akan mengadakan pemenuhan beberapa sektor salah satunya pariwisata seni dan budaya pada Kawasan Kaki Jembatan Suramadu sisi Surabaya.

Surabaya sebagai ibukota propinsi Jawa Timur memiliki peran penting sebagai pusat kegiatan bagi kota-kota disekitarnya. Untuk mendukung dan mewujudkan hal tersebut kini pemerintah kini tengah merencanakan sebuah pengembangan kawasan di timur Surabaya, tepatnya pada Kawasan Kaki Jembatan Suramadu (KKJS), mengingat kota Surabaya merupakan kota pesisir. Berdasarkan RTRW Kota Surabaya tahun 2008, Unit Pengembangan III (UP III) merupakan daerah Tambak Wedi yang terdiri atas Kecamatan Bulak dan Kecamatan Kenjeran yang terletak di wilayah Kota Surabaya Timur. Fungsi utama Unit Pengembangan III ini sebagai kawasan permukiman, perdagangan jasa, rekreasi, dan konservasi.

1

4.7.1 Tahap eksperimen bentuk (D-1) Setelah dilakukan beberapa analisa karakteristik folding architecture melaluieksperimen bentuk folding, dan didapatkan kriteria desain yang akan digunakan, makatahap selanjutnya dilakukan pembentukan model sesuai dengan kriteria

Bentuk 1

Massa bangunan nomor 1 dan 2 terbentuk oleh sebuah bidang menerus (continuity)dengan menggunakan fold-wrap, sama halnya pada massa nomor 3 dan4. Antara massa bangunan 1-2 dan 3-4 kemudian disatukan dengan menumpukansebagian bidang massa 3 di atas massa 2 (hinge), sehingga terbentuk komposisiextension-continuity. Pada alternatif ini dibuat sebuah bentuk penyambut pada satu sisi massanya,yaitu pada bagian yang menjorok ke depan (nomor 1) dengan titik berat bebanberada pada alasnya yang lebar. Untuk massa nomor 2 dibuat membentuk kakipenopang untuk mendukung stabilitas kekakuan bentuk model baik untuk menahanmassa yang ditumpukan (nomor 3) maupun stabilitas massa 1-2 itu sendiri. Perpaduan antara massa 1-2 dan 3-4 menghasilkan sebuah komposisi bentukyang searah dan sejajar. Untuk bentuk pada massa 3-4 dibuat lebih siku agar dapatmengimbangi bentukan massa lainnya yang cederung memiliki sudut yangruncing.

Tahap pemasukkan fungsi (D-2) Setelah menemukan bentuk massa bangunan yang sesuai dengan kriteria foldingarchitecture(D-1), tahap selanjutnya adalah memasukkan blok-blok fungsi diagramatismassa utama ke dalam tiap massa ruang yang tercipta pada model folding.

Desain 1Blok Diagram Fungsi

Gambar 4.43 Proses Desain 2

Dalam prosesnya fungsi tersebut ditempatkan pada bentuk yang cocok dan sesuai dengan kriteria hasil analisa bentuk terhapad fungsi yang telah didapatkan sebelumnya.Hasil dari proses tahap pemasukkan fungsi ini didapatkan beberapa perubahan bentukuntuk sedikit menyesuaikan dengan ruangnya seperti yang telihat dari alternatif berikut:Alternatif fungsi 1

Dari hasil penerapan blok diagram massa ke dalam bentuk folding yang telahdisesuaikan dengan hasil analisa fungsi terhadap bentuk didapatkan bahwa, padamassa 1 dimasukkan fungsi kantor yang sekaligus berfungsi sebagai entrancekarena kesesuaian hirarki dan bentuk. Perubahan pada massa ini terdapat pada sisipelingkup atasnya yang diperpanjang (extension). Pada massa 2 dimasukkan fungsi convention hall karena memiliki level atapmiring, serta volume massa luas dan bersudut lebar. Bentuk folding massa awaldari massa ini tidak mengalami perubahan signifikan. Fungsi galeri-workshop dimasukkan pada massa 3, karena memiliki bentukanyang atraktif dan dinamis, berdimensi atap tinggi, memiliki sisi-sisi bidang yanglebar, dan tidak memerlukan sudut ruang yang lebar. Perubahan dari massa 3 inimeliputi; penimpangan pada massa 2 ditiadakan dengan pertimbangan kebutuhanruang yang luas serta pembebanan volume massa yang ditumpanginya lebih kecildari massa 3 itu sendiri, dengan perlakuan teknik fold-wrap-rotate, yaitu melipatbidang kearah samping dan dilingkupkan hingga kembali ke alas. Untuk fungsi produksi diletakkan pada massa 4 dengan pertimbangan bentukmassa memiliki sudut ruang yang bersudut lebar dengan ketinggian atap yangsedang. Perubahan yang terjadi juga dengan menggunakan teknikfold-wrap-rotate,agar lebih menghasilkan kedekatan tautan dengan massa kantor.