fluid fix
DESCRIPTION
niceTRANSCRIPT
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
BAB IFLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
1.1 Dasar Teori
1.1.1 Definisi Fluida
Fluida adalah zat yang terdefomasi secara terus-menerus (continue) akibat terkena
tegangan geser (shear stress). Hal ini menunjukkan terdapat tegangan geser ketika
fluida mengalir.
Dimana:
τ = Tegangan geser fluida (N/m2)
μ = Viskositas fluida (kg/ms)
dvdx
= Gradien kecepatan (m/s)
1.1.2 Macam-macam Fluida
A. Berdasarkan laju deformasi dan tegangan geser:
1. Newtonian Fluid
Fluida newtonian adalah fluida yang tegangan geser dan regangan
gesernya linier. Hal ini berarti bahwa fluida newtonian memiliki viskositas
dinamis yang tidak akan berubah karena pengaruh gaya-gaya yang bekerja
padanya.Viskositas fluida newtonian hanya bergantung pada temperatur dan
tekanan.
Gambar 1.1 Variasi linier dari tegangan geser terhadap laju regangan geser fluidaSumber: Mekanika Fluida, Bruce R. Munson Hal :20
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
2. Non-Newtonian Fluid
Fluida non-newtonian adalah fluida yang tegangan gesernya tidak
berhubungan secara linier terhadap laju regangan geser. Fluida jenis ini memiliki
viskositas dinamis yang dapat berubah-ubah ketika terdapat gaya yang bekerja
pada fluida tersebut dan waktu. Contoh fluida non-newtonian adalah plastik.
Gambar 1.2 Variasi linier dari tegangan geser terhadap laju regangan geser beberapa fluida termasuk fluida non-Newtonian
Sumber: Mekanika Fluida, Bruce R. Munson Hal :20
B. Berdasarkan mampu mampat:
1. Compressible Fluid
Compressible fluid ialah fluida yang memiliki massa jenis yang berubah
pada setiap alirannya. Dengan kata lain, massa jenis fluida ini tidak sama pada
setiap titik yang dialirinya. Hal ini disebabkan volume fluida ini yang berubah-
ubah, dapat membesar atau mengecil pada setiap penampang yang dialirinya.
Compressible fluid memiliki bilangan Mach lebih besar dari 0,3. Bilangan
Mach yaitu perbandingan antara kecepatan fluida per kecepatan suara.
Seperti pada persamaan dibawah ini.
Dimana:
V = Kecepatan fluida (m/s2)
a = Kecepatan suara (m/s2)Ma = Bilangan mach
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
2. Incompressible Fluid
Incompressible fluid ialah fluida yang memiliki volume dan massa jenis
tetap pada setiap alirannya. Dengan kata lain massa jenis fluida ini sama pada
setiap titik yang dialirinya. Incompressible fluid memiliki bilangan mach lebih
kecil dari 0,3.
Pembagian kecepatan berdasarkan bilangan mach :
Subsonik (Mach < 1,0)
Sonik (Mach = 1.0)
Transonik ( 0,8 < Mach < 1.3)
Supersonik (Mach > 1.0)
Hypersonik (mach > 5.0)
C. Berdasarkan sifat alirannya:
1. Fluida dengan Aliran Laminer
Fluida dengan aliran laminer adalah fluida yang alirannya memiliki lintasan
lapisan batas yang panjang, sehingga seperti berapis-lapis. Aliran ini mempunyai
bilangan Re kurang dari 2300.
Gambar 1.3 Aliran laminarSumber: Anonymous 1, 2015
2. Turbulen
Fluida dengan aliran turbulen adalah fluida yang alirannya mengalami
pergolakan (berputar-putar) dan mempunyai bilangan Re lebih dari 4000. Ciri-ciri
aliran ini tidak memiliki keteraturan dalam lintasa fluida, kecepatan fluida tinggi.
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
.
Gambar 1.4 Aliran turbulenSumber: Anonymous 2, 2015
3. Aliran Transisi
Fluida dengan aliran transisi adalah fluida yang alirannya merupakan aliran
peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. Aliran ini memiliki bilangan Re
antara 2300-4000.
Gambar 1.5 Aliran transisiSumber: Anonymous 3, 2015
Menurut hasil percobaan oleh Reynold, apabila bilangan Reynold kurang
daripada 2300, aliran biasanya merupakan aliran laminer. Apabila bilangan
Reynold lebih besar daripada 4000, aliran biasanya adalah turbulen. Sedang antara
2300 dan 4000 aliran dapat laminer ke turbulen tergantung pada faktor-faktor lain
yang mempengaruhi.
D. Berdasarkan bentuk aliran
1. Fluida Statis
Fluida statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam)
atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tidak terdapat perubahan kecepatan.
Fluida statis diasumsikan tidak memiliki gaya geser.
2. Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida yang mengalir dengan kecepatan yang tidak
seragam. Biasanya fluida ini mengalir dari luas penampang tertentu ke luas
penampang yang berbeda.
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
1.1.3 Hukum Bernoulli
Hukum ini diterapkan pada zat cair yang mengalir dengan kecepatan berbeda
dalam suatu pipa. Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya
merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah
energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah
energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Syarat hukum Bernoulli adalah:
1. Steady state
2. Densitasnya relatif konstan
3. Gesekan diabaikan
4. Diacu pada titik yang terletak di 1 streamline
Secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli, yang pertama berlaku
untuk aliran tak termampatkan (incompressible flow) dan yang lain untuk fluida
termampatkan (compressible flow).
a) Aliran tak Termampatkan
Aliran tak termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contohnya: air, minyak, emulsi, dll.
Asal mula Bernoulli
P P
Gambar 1.6 Prinsip BernoulliSumber: Anonymous 4, 2015
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Besarnya tekanan akibat gerakan fluida dapat dihitung dengan menggunakan
konsep kekelan energi atau prinsip usaha-energi.
Energi Potensial + Energi Kinetik + Energi Tekanan = Konstan
mgh + ½ mv2 + PV = Konstan
Diasumsikan volume pada fluida konstan:
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Dimana:
v = Kecepatan fluida (m/s)
V = Volume fluida (m3)g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2)h = Ketinggian relative terhadap suatu referensi (m)P = Tekanan fluida (Pa) = Massa jenis fluida (kg/ m3 )= Berat jenis fluida (N/ m3)
b) Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya
besaran kerapatan masa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contohnya
udara, gas alam, dll.
c) Aplikasi Hukum Bernoulli
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan aplikasi hukum Bernoulli
yang sudah banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan
manusia masa kini. Berikut ini beberapa contoh aplikasi hukum Bernoulli tersebut:
1. Hukum Bernoulli digunakan untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan
badan pesawat terbang sehingga diperoleh ukuran presisi yang sesuai.
2. Hukum Bernoulli digunakan untuk mesin karburator yang berfungsi untuk
mengalirkan bahan bakar dan mencampurnya dengan aliran udara yang masuk.
Salah satu pemakaian karburator adalah dalam kendaraan bermotor, seperti mobil.
3. Hukum Bernoulli berlaku pada aliran air melalui pipa dari tangki penampung
menuju bak-bak penampung. Biasanya digunakan di rumah-rumah pemukiman.
4. Hukum Bernoulli juga digunakan pada mesin yang mempercepat laju kapal layar.
1.1.4 Bilangan Reynold
Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskos yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran
tertentu. Bilangan Reynold digunakan untuk membedakan aliran apakah turbulen atau
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
laminer, terdapat suatu angka tidak bersatuan yang disebut Angka Reynold (Reynolds
Number). Angka ini dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Dimana:
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
L = Panjang aliran dalam pipa (ft atau m)
v = Viskositas kinematis, v = µ / ρ (ft2/s) atau (m2/s)1.1.5 Head
Head adalah energi per satuan berat, yang disediakan untuk mengalirkan sejumlah
zat cair untuk dikonversikan menjadi bentuk lain. Head mempunyai satuan meter (m).
Menurut Bernoulli ada 3 macam head fluida yaitu :
1. Head Tekanan
Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat
cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair pada
sisi isap.
Dimana: Py
= Head tekanan (m)
Pdy
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi tekan (m)
Psy
= Head tekanan pada permukaan zat cair pada sisi isap (m)
2. Head kinetik
Head kinetik adalah head yang diperlukan untuk menggerakkan suatu zat dari
keadaan diam sampai tempat dan ke cepatan tertentu.
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Dimana:
hk = Head kecepatan atau head kinetik(m) = Kecepatan zat cair pada saluran tekan(m)
= Kecepatan zat cair pada saluran isap(m)
3. Head potensial
Didasarkan pada ketinggian fluida di atas bidang banding (datum plane). Jadi
suatu kolom air setinggi Z mengandung sejumlah energi yang disebabkan oleh
posisinya atau disebut fluida mempunyai head sebesar Z kolom air.
Dimana:Z = Head statis total atau head potensial (m)
Zd = Head statis pada sisi tekan (m)
Zs = Head statis pada sisi isap (m)
1.1.6 Losses
Kerugian energi atau istilah umumnya dalam mekanika fluida kerugian head
(head losses) tergantung pada :
1. Bentuk, ukuran dan kekasaran saluran.
2. Kecepatan fluida.
3. Kekentalan.
Losses umumnya digolongkan sebagai berikut:
a) Minor Losses
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Minor losses disebabkan oleh alat-alat pelengkap lokal atau yang diberi istilah
tahanan hidrolis seperti misalnya, perubahan bentuk saluran atau perubahan
ukurannya. Contoh dari beberapa alat-alat pelengkap-lokal adalah sebagai berikut:
Gambar 1.7 Minor losses (a) gate, (b) orifice, (c) elbow dan (d) valveSumber: Anonymous 5, 2015
Dimana:
h = Kerugian aliran akibat valve, elbow, orifice, dan perubahan penampang (m)
k = Koefisien hambatan valve, elbow, orifice, dan perubahan penampang
v = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)
b) Major Losses
Major losses adalah suatu kerugian yang dialami oleh aliran fluida dalam pipa
yang disebabkan oleh koefisien gesekan pipa yang besarnya tergantung kekasaran
pipa, diameter pipa dan bilangan Reynold. Koefisien gesek dipengaruhi juga oleh
kecepatan, karena distribusi kecepatan pada aliran laminar dan aliran turbulen
berbeda. Secara matematik dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Dimana:
hf = Major losses (m)
f = Koefisien gesekan
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
V = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)
Gambar 1.8 Moody DiagramSumber: Anonymous 6, 2015
Untuk mendapatkan harga f dapat digunakan grafik Moody (Moody Diagram).
Misalnya akan mencari koefisien gesekan dari suatu pipa, harga bilangan Reynold
dapat dicari terlebih dahulu dengan menggunakan:
Dimana:
Re = Angka Reynold
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
L = Panjang aliran dalam pipa (ft atau m)v = Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)
Kemudian angka kekasaran (ε) dibagi dengan diameter pipa didapat
suatu harga ε/d. Dari bilangan Reynold ditarik garis keatas sampai pada garis
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
ε/d. Kemudian ditarik ke kiri sejajar garis bilangan Reynold, maka akan didapat harga
f.
1.1.7 Viskositas
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya
gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin sulit suatu
fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut.
Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut
koefisien viskositas. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau
pascal sekon (Pa.s). Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas yaitu viskometer.
Rumus
viskositas adalah sebagai berikut :
Dimana :
τ = Tegangan geser (N/m)
µ = Viskositas dinamik (Ns.m-2)
= Perubahan sudut atau kecepatan sudut dari garis (m/s)
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Dimana :
v = Viskositas kinematik (m2/s)
µ = Viskositas dinamik (Ns.m-2 atau kg m/s)𝜌 = Densitas atau massa jenis (kg/m)
Macam-macam viskositas
1. Viskositas dinamik, yaitu rasio antara shear, stress, dan shear rate.
Viskositas dinamik disebut juga koefisien viskositas
Grafik 1.9 Viskositas DinamikSumber: Frank M White Mekanika Fluida, 1991 : 310
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
2. Viskositas kinematik, yaitu viskositas dinamik dibagi dengan
densitasnya.Viskositas ini dinyatakan dalam satuan stoke (St) pada cgs dan
m²/s pada SI.
Grafik 1.10 Viskositas kinematikSumber: Frank M White Mekanika Fluida, 1991 : 310
Viskositas suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
a) Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka
viskositas akan turun, dan begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan karena
adanya gerakan partikel- partikel cairan yang semakin cepat apabila suhu
ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
Tabel 1.1 Kerapatan dan kekentalan udara pada 1 atm
Sumber: Frank M White, Mekanika Fluida, 1991 : 313
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Tabel 1.2 Kerapatan dan kekentalan air pada 1 atm
Sumber: Frank M White, Mekanika Fluida, 1991 : 312
b) Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan
volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semakin
tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
c) Tekanan
Viskositas berbanding lurus dengan tekanan, karena semakin besar
tekanannya, cairan akan semakin sulit mengalir akibat dari beban yang
dikenakannya.
1.1.8 Macam-macam Katup
Katup adalah sebuah alat untuk mengatur aliran suatu fluida dengan menutup,
membuka atau menghambat sebagian dari jalannya aliran. Beberapa macam katup yang
sering digunakan, yaitu
a) Gate Valve
Bentuk penyekat adalah piringan, atau sering disebut wedge, yang
digerakkan ke atas bawah untuk membuka dan menutup. Biasanya digunakan untuk
posisi buka atau tutup sempurna dan tidak disarankan untuk posisi sebagian terbuka.
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Gambar 1.11 Gate ValveSumber : Anonymous 7, 2015
b) Globe Valve
Digunakan untuk mengatur banyaknya aliran fluida.
Gambar 1.12 Globe ValveSumber : Anonymous 8, 2015
c) Butterfly Valve
Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu putar di
tengahnya. Menurut desainnya, dapat dibagi menjadi concentric dan eccentric.
Eccentrik memliki desain yang lebih sulit tetapi memiliki fungsi yang lebih
baik dari concentric. Bentuknya yang sederhana membuat lebih ringan
dibandingkan valve lainnya.
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Gambar 1.13 Butterfly ValveSumber : Anonymous 9, 2015
d) Ball Valve
Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang mempunyai lubang menerobos ditengahnya.
Gambar 1.14 Ball ValveSumber : Anonymous 10, 2015
e) Plug Valve
Seperti ball valve, tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola,
melainkan silinder. Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan valve,
maka cocok untuk fluida yang berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur.
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Gambar 1.15 Plug ValveSumber : Anonymous 11, 2015
1.1.9 Jenis-jenis Flowmeter
Flowmeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur debit fluida, ada 4
jenis Flow meter yaitu :
a) Rotameter
Alat yan digunakan untuk mengukur tingkat aliran fluida dalam tabung
tertutup. Tersusun dari tabung dengan pelampung didalamnya yang kemudian
didorong oleh aliran lalu ditarik ke bawah oleh gravitasi.
Gambar 1.16 RotameterSumber: R.K. Rajput, A Textbook Of Fluid Mechanics,2008 : 308
b) Venturi
Alat yang digunakan untuk mengetahui beda tekanan. Efek venturi terjadi
ketika fluida tersebut bergerak melalui pipa yang menyempit.
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Gambar 1.17 VenturiSumber: Anonymous 12, 2015
c) Nozzle
Alat yang digunakan untuk mengetahui laju aliran,kecepatan sutu fluida.
Gambar 1.18 NozzleSumber: Faith A. Morrison, An Introduction of Fluid Mechanic , 2012 : 14
d) Orifice
Alat untuk mengukur besar arus aliran. Terdapat 3 jenis orifice, yaitu :
1. Concentric orifice
Digunakan untuk semua jenis fluida yang tidak mengandung partikel padat
Gambar 1.19 Concentric orificeSumber: Anonymous 13, 2015
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
2. Eccentric orifice
Digunakan untuk fluida yang mengandung partikel padat.
Gambar 1.20 Eccentric orificeSumber: Anonymous 14, 2015
3. Segmental orifice
Digunakan untuk fluida khusus.
Gambar 1.21 Segmental orificeSumber: Anonymous 15,2015
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
1.2 Tujuan Pengujian
1. Mengetahui pengaruh factor gesekan aliran dalam berbagai bagian pipa pada bilangan
reynold tertentu.
2. Mengetahui pengaruh koefisien head dalam belokan 900, reducer used pipe, sudden
enlargement & contraction pipe, glove valve, gate valve dan cock pada bilangan
reynold tertentu.
3. Mengetahui koefisien aliran untuk orifice, nozzle dan pipa venturi.
1.3 Spesifikasi Alat
Gambar 1.22 Fluid Circuit Friction ApparatusSumber: Laboratorium Fenomena Dasar Mesin Universitas Brawijaya
MODEL : FLEA-2000AL
Pompa air
Laju aliran x head : 73 liter/menit x 15 m
Motor Penggerak
Daya : 0,75 kW
Tangki penyimpanan air
Kapasitas : 50 – 100 liter
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Pengaturan kerugian gesek
Jaringan pipa, nominal (in) : ½ B, ¾ B, 1 B, 1 1/4 B,
Perubahan penampang : Pembesaran dan pengecilan langsung, pembesaran dan
pengecilan secara berangsur-angsur.
Peralatan pipa : Katup pintu air (gerbang), katup bola, dan kran.
Belokan : 900 – radius kecil dengan penghubung ulir (sekrup) dan radius besar yang
disambung dengan las.
Peralatan
Flow meter : Orifice meter, nozzle, venturimeter, rota meter.
Manometer pipa U (air raksa) : 550 mm (air raksa tidak disuplai)
Manometer pipa U terbalik (air) : 550 mm
Penunjuk tekanan : 32 point
Kebutuhan Pendukung
1. Listrik 3 fase 220/380 v, 50/60 Hz
2. Suplai air dingin pada tekanan utama (mains ) dan kering.
Dimensi dan Berat
- Panjang : 3200 mm
- Lebar : 700 mm
- Tinggi : 1700 mm
- Volume : 8 m3
- Berat : 800 kg
1.4 Cara Pengambilan Data
A. EKSPERIMEN UNTUK MENGUKUR KERUGIAN GESEK PADA PIPA
1. TUJUAN
Untuk mengetauhi kebiasaan atau prilaku (behavior) fluida incompressible pada
jaringan saluran (piping), khususnya kerugian gesekan fluida. Tekanan diferensial (h1/2,
h3/4, h1, h11/4) yang berhubungan dengan laju aliran (Q), pada berbagai atau diameter
pipa (1/2B, 3/4B, 1B, 11/4B) diukur dan dihitung untuk mendapatkan factor gesekan (λ1/2,
λ3/4, λ1, λ11/4) yang berhubungan dengan gesekan pada bilangan Reynold.
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
2. Peralatan eksperimen
Gambar terlampir (gambar 4-1)
3. Pelaksanaa percobaan
o Persiapan
1. Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection dan
katup pembuangan (kontrol aliran).
2. Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate valve),
drank ram (cock) agar air dapat mengalir.
3. Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.
4. Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan
udara dari jaringan pipa.
o Pengukuran
1. Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang
diinginkan, debit aliran dapat dilihat pada Rotameter.
2. Buka katup water inverse U-TUBE manometer (L dan R).
3. Buka katup ventilasi manometer air.
4. Buka katup pada pressure tapping selection untuk mengetahui perbedaan
tekanan antara dua titik (hanya dua katup yang terbuka); apabila ingin
mengetahui perbedaan tekanan dititik yang lain, tutup katup dan buka pada
katup yang diinginkan dan seterusnya.
5. Amati perbedaan tekanan yang terjadi pada manometer air.
B. EKSPERIMEN UNTUK MENGUKUR KERUGIAN HEAD PADA PERALATAN
PIPA
1. Tujuan
Untuk mengetahui kebiasaan atau perilaku (behavior) fluida incompressible
pada jaringan pipa, khususnya kerugian head fluida pada peralatan pipa. Tekanan
diferensial, yang berhubungan dengan laju aliran pada peralatan pipa, seperti glove
valve, gate valve, cock, perubahan penampang pipa (reducer used pipe, sudden
enlargement & contraction pipe) dan perubahan aliran (smooth 900 bend, radius besar
dan kecil), diukur dan dihitung untuk mendapatkan koefisien kerugian head yang
berhubungan dengan kerugian gesekan pada bilangan reynold.
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
2. Peralatan eksperimen
Gambar terlampir (Gambar 4-1)
3. Pelaksanaan Pengujian
o PERSIAPAN
1. Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection dan katup
pembuangan (kontrol aliran).
2. Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate valve),
drank ram (cock) agar air dapat mengalir.
3. Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.
4. Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan udara
dari jaringan pipa.
o PENGUKURAN
1. Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang diinginkan,
debit aliran dapat dilihat dari Rotameter.
2. Buka katup (gate valve, glove valve, dan cock) dalam keadaan bukaan penuh.
3. Buka katup water inverse U-TUBE manometer (L dan R).
4. Buka katup ventilasi manometer air.
5. Buka katup pada pressure tapping selection untuk mengetahui perbedaan
tekanan antara dua titik (hanya dua katup yang terbuka); apabila ingin
mengetahui perbedaan tekanan dititik yang lain, tutup katup dan buka pada
katup yang yang diinginkan dan seterusnya.
6. Amati perbedaan tekanan yang terjadi pada manometer air.
7. Akhir dari pengujian, tutup semua katup dan matikan power switch (OFF).
C. EKSPERIMEN UNTUK PENGUKURAN DENGAN ORIFICE, NOZZLE, DAN
TABUNG VENTURI
1. Tujuan
Untuk mengetahui kebiasaan atau perilaku (behavior) fluida incompressible
pada jaringan pipa khususnya pengukuran laju aliran dan teorinya. Tekanan differensial
(ho, hn, hv) yang berhubungan dengan laju aliran pada Orifice, Nozzle, dan pipa
Venturi, diukur dan digunakan untuk menghitung koefisien (Co, Cn, Cv) untuk
menentukan hubungan laju aliran pada pipa dengan bilangan reynold.
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
2. Peralatan Eksperimen
Gambarnya terlampir (Gambar 4-1)
3. Pelaksanaan Percobaan
o PERSIAPAN
1. Tutup semua katup ventilasi udara, katup pressure tapping selection dan katup
pembuangan (kontrol aliran).
2. Buka semua katup pengatur aliran, katup bola, katup gerbang (gate valve), drank
ram (cock) agar air dapat mengalir.
3. Tekan switch motor penggerak pada posisi ON agar pompa dapat bekerja
mensirkulasi air.
4. Buka katup ventilasi udara (katup VA-1 dan VA-2) untuk mengeluarkan udara
dari jaringan pipa.
o PENGUKURAN
1. Putar katup kontrol aliran (VF-1) untuk mengubah debit aliran yang diinginkan,
debit aliran dapat dilihat dari Rotameter.
2. Buka katup water inverse U-TUBE manometer (L dan R).
3. Buka katup ventilasi manometer air.
4. Buka katup pada pressure tapping selection untuk mengetahui perbedaan tekanan
antara dua titik (hanya dua katup yang terbuka); apabila ingin mengetahui
perbedaan tekanan dititik yang lain, tutup katup dan buka pada katup yang yang
diinginkan dan seterusnya.
5. Amati perbedaan tekanan yang terjadi pada manometer air.
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
1.5 Hasil Pengujian
1.5.1 Data Hasil Pengujian
Data Tekanan katup 21-22 pipa Lurus
No QKatup 21-22
H kiri 1 H kanan 1 ∆H
1 0,6 120 115 5
2 0,8 165 150 15
3 1 210 190 20
4 1,2 270 235 35
5 1,4 320 275 55
6 1,6 365 305 60
7 1,8 405 335 70
8 2 455 360 85
9 2,2 495 380 115
12,6 2805 2345 460
Data Tekanan Katup 11-12 sudden enlargement and contraction pipe
No QKatup 11-12
H kiri 1 H kanan 1 ∆H
1 0,6 334 332 2
2 0,8 360 355 5
3 1 400 390 10
4 1,2 440 425 15
5 1,4 475 455 20
6 1,6 515 490 25
7 1,8 540 510 30
8 2 565 525 40
9 2,2 590 543 47
12,6 4219 4025 194
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Data Tekanan katup 15-16 katup venturi
No QKatup 15-16
H kiri 1 H kanan 1 ∆H
1 0,6 410 280 0,13
2 0,8 490 225 0,265
3 1 590 218 0,372
4 1,2 245 287 0,042
5 1,4 237 296 0,059
6 1,6 228 305 0,077
7 1,8 218 316 0,098
8 2 208 326 0,118
9 2,2 195 339 0,144
12,6 2821 2592 1,305
1.5.2 Contoh Perhitungan
1. Kerugian Gesekan Pipa pada Katup 21-22 pipa Lurus
Diameter Pipa d 1B = 0.0276 m
a. Laju Aliran Per Detik Q1 (m3/s)
Qı= Q3600
Dimana Q = 0.6
Qı= 0.63600
Qı=0.000166667 m ³ /s
b. Kecepatan Air dalam Pipa V (m/s)
V= Q1π4
d ²
V=0.0001666673.14
40.0276²
V=¿0,278715m /s
c. Faktor Gesekan untuk Air dalam Pipa (λ)
λ=2 gΔhdV ² l
l = panjang pipa = 2 m
λ=2 x 9.81 x 0,0050,278715 ² x 2
λ=¿0,017427145
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
d. Bilangan Reynold untuk Air dalam Pipa (Red)
Red=d x Vv
Red=0.0267 x0,2787150,0000008488
Red=¿9062,846826
2. Kerugian Head (ζ) pada Katup 11-12 sudden enlargement and contraction pipe
Diameter Pipa d 1¼ B = 0.0357 m
Viskositas Kinematik (v) pada suhu 27°C = 0,0000008488 m2/s
a. Laju Aliran Per Detik Q1 (m3/s)
Qı= Q3600
Dimana Q = 0.6
Qı= 0.63600
Qı=¿0,000166667 m ³ /s
b. Kecepatan Air dalam Pipa V (m/s)
V= Q1π4
d ²
V=0,0001666673.14
40.0357²
V=¿0,166587596 m /s
c. Koefisien Kerugian Head pada sudden enlargement and contraction pipe (ζ)
ζ = ΔhV ² /2 g
ζ = 0,0020,166587596 ²
2 x 9.8
ζ =¿ 1,413981337
d. Bilangan Reynold (Red)
Red=d x Vv
Red=0.0357 x0,1665875960,0000008488
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Red=¿ 7006,570655
3. Experimen untuk pengukuran tabung venturi katup (15-16) katup venturi
Diameter pipa 1 ¼ B = 0.0357 m
Diameter venturi dv = 0.0114 m
Viskositas kinematik pada suhu 270 C = 0,0000008488 m3/s
a. Laju aliran per detik
Q1 = Q
3.6 x 10-3
Q1 = 0.63.6
x 10-3
Q1 = 0,000166667 m3/s
b. Laju aliran teoritis pada pipa venturi
Qv = Π4
x dv2 √ 2ghv
Dv = diameter venturi (0.0114 m)
g = 9.8 m/s2
hv = perbedaan tekanan antara tingkat yang atas dan bawah pada pipa venturi
(mH2O )
Qv = 3.14
4 x (0.0114)2 √ 2x 9.8 x 0,13
Qv = 0,000396626 m3/s
c. Koefisien aliran pada venturi
Cv = Q1Qv
Cv = 0,0001666670,000396626
Cv = 0,420211315
d. Kecepatan air dalam pipa
V = 4Q1/Πd2
V = 4. 0,0001666673.14 x 0.0357
V = 0,166587596 m/s
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
e. Bilangan Reynold untuk aliran dalam pipa
Red = d x V
v
Red = 0.0357 x0,166587596
0,0000008488 = 7006,570655
Hubungan Antara Bilangan Reynold Dengan Koefisien Gesek (λ) pada katup
21-22. Keterangan : X = Red(I), Y = λ
No
X Y XY X² X³ X4 X²Y(Y-y)²
(Y-a-bX)^2
(Yi-jX-
kX^2)^2
19062,
847
0,0174
3157,940
82135192,593
744378669502,112
6746189862302720,000
1431381,883
0,000108
6
0,00000578
99062,
847
21208
3,796
0,0294
1355,364
146018120,165
1764453142523,520
21321291416660500,000
4294145,650
0,000002
4
0,00002673
312083
,796
31510
4,745
0,0251
0379,055
228153312,759
3446197543991,260
52053934122706200,000
5725527,533
0,000007
6
0,00000631
815104
,745
41812
5,694
0,0305
0552,788
328540770,372
5955029356016,890
107939037796844000,000
10019673,183
0,000007
0
0,00000030
518125
,694
52114
6,643
0,0352
1744,572
447180493,007
9456366060712,010
199970393325788000,000
15745200,716
0,000054
2
0,00001569
321146
,643
62416
7,592
0,0294
1710,728
584072480,662
14115625140188,200
341140662666568000,000
17176582,599
0,000002
4
0,00000444
824167
,592
72718
8,540
0,0271
1737,051
739216733,338
20098224076557,000
546441378846521000,000
20039346,366
0,000000
5
0,00001327
527188
,540
83020
9,489
0,0266
6805,492
912613251,034
27569580351930,100
832862945963300000,000
24333492,015
0,000001
4
0,00000524
330209
,489
93323
0,438
0,0298
1990,712
1104262033,75
136695111448418,900
1219394639184870000,00
032921783,315
0,000003
9
0,00001363
933230
,438
∑
190319,78
3
0,2506
3
5433,70
1
4572192387,68
2
119844965789840,00
0
3327870473185560000,00
0
131687133,25
9
0,000188
1190319,783
0,00009144
3
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Contoh perhitungan statistik :
y= Σ Yn
=0,2506329
=¿0,027848011
Regresi Polinomial ( Y = i - jX - kX2 )
Σ Y=¿+ j Σ X+k Σ X2=9i+190319,783+4572192387,682 (i)
Σ XY=i Σ X+ j Σ X2 +k Σ X3=190319,783 i+4572192387,682+7,44379E+11k (ii)
Σ X2Y =i Σ X2+ j Σ X3+k Σ X 4
¿4572192387,682 i+119844965789840,000 j+3327870473185560000,000 k(iii)
dari persamaan i, ii dan iii diperoleh harga:
i = 0,000415; j = 2,656E-06; k = -5,66487E-11
Y = 0,000415-2,656E-06+-5,66487E-11
r2=Σ(Y − y)2−Σ(Y −i− jX−kX )2
Σ(Y − y )2=0,0001881−0,000091229
0,0001881=¿ 0,513788989
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Hubungan Antara Bilangan Reynold Dengan Kerugian Head (ξ ) pada katup 11-12
Keterangan : X = Red(Ii), Y = ξ
No
X Y XY X² X³ X⁴ X²Y(Y-y)²
(Y-i-jX-
Kx²)²
1 7006,571
1,41254
9897,061
49092032,350
343966793280,195
2410027640249970,000
69344457,907
0,8546843
0,036317599
2 9342,094
1,98638
18556,990
87274724,178
815328695182,685
7616877480296210,000
173361144,769
0,1229533
0,000104989
3 11677,618
2,54257
29691,183
136366756,528
1592438857778,680
18595892285879400,000
346722289,537
0,0422469
0,075407641
4 14013,141
2,64851
37113,979
196368129,400
2751734346241,560
38560442243999600,000
520083434,306
0,0970205
0,028870141
5 16348,665
2,59446
42415,976
267278842,794
4369652225744,700
71437979805434400,000
693444579,074
0,0662701
0,000184289
6 18684,188
2,48298
46392,474
349098896,711
6522629561461,480
121870039684739000,000
866805723,843
0,0213011
0,030031372
7 21019,712
2,35423
49485,306
441828291,150
9287103418565,270
195212238860248000,000
1040166868,611
0,0002959
0,072407083
8 23355,236
2,54257
59382,367
545467026,111
12739510862229,500
297534276574071000,000
1386889158,148
0,0422469
0,001116014
9 25690,759
2,46903
63431,164
660015101,594
16956288957627,400
435619934332097000,000
1629594760,824
0,0174227
0,024090686
∑ 147137,984
21,03328
356366,500
2732789800,815
55378653718111,400
1188857708907010000,000
6726412417,020
1,2644418
0,269
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Contoh perhitungan statistik :
y= Σ Yn
=21,033289
=¿2,33703
Regresi Polinomial ( Y = i - jX - kX2 )
Σ Y=¿+ j Σ X+k Σ X2=9i+¿147137,984+¿2732789800,815 (i)
Σ XY=i Σ X+ j Σ X2 +k Σ X3=¿147137,984i+¿2732789800,815 j+¿55378653718111,400k (ii)Σ X2Y =i Σ X2+ j Σ X3+k Σ X 4
¿2732789800,815i+¿55378653718111,400 j+¿1188857708907010000,000k(iii)
dari persamaan i, ii dan iii diperoleh harga:
i = -0,00315; j = 0,0002814; k = -7,44286E-09
Y = -0,00315 - 0,0002814X + 7,44286E-09 X2
r2=Σ(Y − y)2−Σ(Y −i− jX−kX )2
Σ(Y − y )2=1,2644418 – 0,269
1,2644418=¿ 0,787629765
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Hubungan Antara Bilangan Reynold Dengan Koefisien Aliran Pada Venturi (Cv)
pada katup 15-16 Keterangan : X = Red(III), Y = Cv
X YXX²
X³
X⁴
X²Y
(
(Y-i-jX-Kx²)²
7 0 2
49092032,350
343966793280,
195
241002764024997
0,000
20629027,476 0
0,058201410
9 0 2 87
81
76
19
0 0,
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
274724,178
5328695182,
685
1687748029621
0,000
264876,537
001280490
1 0 1
136366756,528
1592438857778,
680
1859589228587940
0,000
20324866,895 0
0,001046272
1 0 1 196368129,400
2751734346241,
560
3856044224399960
0,0
19682774,945
0 0,004629390
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
00
1 0 1
267278842,794
4369652225744,
700
7143797980543440
0,000
19374555,867 0
0,005345371
1 0 1
349098896,711
6522629561461,
480
12187003968473900
0,000
19382256,917 0
0,003346684
2 0 9 441828291,15
928710341856
195212238860
19328101,301
0 0,000775141
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
0
5,
270
24800
0,000
2 0 8
545467026,111
12739510862229,
500
29753427657407100
0,000
19571256,909 0
0,000244373
2 0 7
660015101,594
16956288957627,
400
43561993433209700
0,000
19488174,543 0
0,004924468
1 1 1 2
73
553
118
177
0 0,0
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
2789800,815
78653718111,
400
885770890701000
0,000
045891,388
80
Contoh perhitungan statistik :
y= Σ Yn
=1,127399
=¿0,12527
Regresi Polinomial ( Y = i - jX - kX2 )
Σ Y=¿+ j Σ X+k Σ X2=9i+¿147137,984+¿2732789800,815 (i)
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Σ XY=i Σ X+ j Σ X2 +k Σ X3=¿147137,984i+¿2732789800,815 j+¿55378653718111,400k (ii)Σ X2Y =i Σ X2+ j Σ X3+k Σ X 4
¿2732789800,815i+¿55378653718111,400 j+¿ 1188857708907010000,000 k (iii)
dari persamaan i, ii dan iii diperoleh harga:
i = 0,103651; j = 1,689E-05; k = -8,75892E-10
Y = 0,103651- 1,689E-05X + 8,75892E-10X2
r2=Σ(Y − y)2−Σ(Y −i− jX−kX )2
Σ(Y − y )2=0,1287511 – 0,080
0,1287511=¿ 0,380249123
1.5.3 Grafik Dan Pembahasan
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
5000 10000 15000 20000 25000 30000 350000
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
Hubungan Antara Bilangan Reynold dan Koe-fisien Gesek (λ)
Katup 25-26Polynomial (Katup 25-26)
Bilangan Reynold
Koefi
sien
Keru
gian
Ges
ek (
λ )
pembahasan grafik:
Bilangan Reynold (Re) adalah bilangan yang menentukan jenis aliran dari
fluida,yaitu jenis aliran laminer atau turbulen. Aliran Fluida diikatakan laminer apabila
memiliki bilangan Reynold (Re) ≤ 2300 dan dikatakan aliran turbulen apabila memilik
bilangan reynold (Re) ≥ 4000, sedangkan apabila bilangan Reynoldnya diantara 2300 –
4000, maka aliran itu dikatakan aliran transisi. Kerugian gesek merupakan kerugian yang
terjadi akibat gesekan yang terjadi antara fluida dengan dinding pipa, kerugian ini terjadi
di sepanjang pipa, biasa disebut juga Losses Mayor.
Jika ditinjau berdasarkan rumus persamaan antara bilangan Reynold dengan koef.
Gesek, yaitu adalah :
ℜ=d . Vv
λ=2 g . h .d
V 2. l
dimana Red = bilangan reynold
d = diameter pipa [m]
V = kecepatan aliran fluida [m/s]
v = viskositas kinematis fluida [m/s2]
λ = faktor gesekan
g = percepatan gravitasi [m/s2]
h =tekanan diferensial pipa [mH2O]
Katup 21-22
Poly. (Katup 21-22)
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
l = panjang pipa [m]
Dari rumus juga dapat dilihat bahwa Bilangan Reynold berbanding lurus dengan
kecepatan aliran fluida dan kerugian gesek berbanding terbalik dengan kecepatan aliran
fluida, sehingga apabila bilangan reynold-nya meningkat maka kerugian geseknya akan
semakin kecil, dan akan begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan grafik hubungan antara Bilangan Reynold (Re) dengan kerugian
gesek (λ) pada katup 21-22 (l = 2m, d =1B) diatas terdapat penyimpangan, dari grafik
tersebut terlihat bahwa pada bilangan reynold 9062,846826 koefisien geseknya sama
dengan 0,0174271 kemudian pada bilangan reynold 12083,79577 koefisien geseknya
meningkat menjadi 0,0294083 dan selanjutnya. Dari dua contoh percobaan tersebut
menunjukkan kenaikan bilangan reynold berbanding lurus dengan kenaikan koefisien
gesek, hal itu dikarenakan rumus kita asumsikan bahwa semakin besar reynoldnya maka
koefisien geseknya semakin kecil karna kecepatannya (v) berbanding terbalik, sedangkan
dari grafik kita dapat melihat bahwa semakin besar angka reynoldnya maka koefisien
geseknya semakin besar, hal ini dikarenakan pada rumus koefisien gesek sebagai berikut :
λ=2 g . h. d
V 2 L
Pada rumus ini terdapat koefisien gesek yang berbanding terbalik dengan
kecepatan, hanya saja pada percobaan kali ini semakin besar kecepatannya maka nilai
perbadaan tekanannya juga semakin tinggi, hal ini dikarenakan rumus kecepatan yang
ditentukan oleh debit air sebagai berikut:
V= 4Q/πd2
Dari rumus tersebut kita dapat melihat bahwa kecepatan berbanding lurus dengan
debit air dan debit air pada praktikum kali ini berbanding lurus dengan tekanan hal ini
dapat dilihat dari data percobaan berikut di laboratorium fenomena dasar mesin :
Q 0
.6
0.8 1 1,
2
1,4 1
,6
1,8 2 2,2
∆
H
5 15 20 35 55 60 70 85 115
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai ∆H mengalami peningkatan secara teratur,
hal ini yang mempengaruhi nilai koefisien gesek dan bilangan Reynold.Dimana tekanan
berbanding lurus dengan koefisien gesek sehingga semakin tinggi tekanannya maka
koefisien geseknya akan semakin tinggi juga, sehingga untuk mengetahui harga koefisien
gesek berbanding terbalik dengan reynold bisa dilihat dari perbandingan antara tekanan
dan kecepatan kuadrat pada koefisien gesek, karena pada reynold sendiri tidak
dipengaruhi oleh tekanan.
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
5000 10000 15000 20000 25000 3000002468
1012141618202224
Hubungan Antara Bilangan Reynold dan Koe-fisien Kerugian Head (ζ)
Gate Valve (Katup 7-8)
Polynomial (Gate Valve (Katup 7-8))
Glove Valve (Katup 9-10)
Polynomial (Glove Valve (Katup 9-10))
Cock Valve (Katup 11-12)
Polynomial (Cock Valve (Katup 11-12))
Bilangan Reynold
Koefi
sien
Keru
gian
Hea
d (ζ
)
pembahasan grafik:
Bilangan Reynold (Re) adalah bilangan yang menentukan jenis aliran daari
fluida,yaitu jenis aliran laminer atau turbulen. Aliran Fluida diikatakan laminer apabila
memiliki bilangan Reynold (Re) ≤ 2300 dan dikatakan aliran turbulen apabila memilik
bilangan reynold (Re) ≥ 4000, sedangkan apabila bilangan Reynoldnya diantara 2300 –
4000, maka aliran itu dikatakan aliran transisi. Kerugian Head (Head Losses) adalah
merupakan peristiwa kerugian atau hilangnya tekanan, kerugian ini dapat terjadi karena
adanya perubahan luas penampang, maupun perubahan kecepatan dari aliran fluida.
Berdasarkan grafik hubungan antara bilangan Reynold dengan kerugian Head pada
katup 11-12 (d 2B=0.0529m, d 11/4B=0,0357m)dapat dilihat bahwa semakin tinggi nilai
bilangan Reynold, maka kerugian head-nya juga akan semakin rendah. Hal ini disebabkan
karena pada katup 11-12 terjadi perubahan luas penampang pipa secara mendadak dari
luas penampang kecil menuju luas penampang besar (sudden enlargement), ketika
bilangan Reynoldnya semakin tinggi, maka kecepatan aliran fluidanya juga akan semakin
cepat dan alirannya turbulen.
Pada saat aliran turbulen memasuki daerah pipa yang luas penampangnya besar,
maka akan ada aliran fluida yang menabrak dinding pipa yang luas penampangnya lebih
besar serta akan ada aliran yang menabrak dinding perbesaran pipa,sehingga kecepatan
alirannya akan berkurang akibatnya, kenaikan tekanan differensial yang tinggi (h) tidak
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
diikuti pula dengan naiknya nilai kecepatan aliran yang tinggi pula. Visualisasi gambar
fenomena yang terjadi adalah sebagai berikut :
Secara teoritis kita mempunyai persamaan yaitu
Re d=d .Vυ ,
ζ =h29−30
(V )2 /2 gdimana Red = bilangan reynold
d = diameter pipa [m]
V = kecepatan aliran fluida [m/s]
v = viskositas kinematis fluida [m/s2]
g = percepatan gravitasi [m/s2]
h = tekanan diferensial pipa [mH2O]
l = panjang pipa [m]
ζ = kerugian head dalam pipa
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
5000 10000 15000 20000 25000 300000
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
Hubungan Antara Bilangan Reynold dengan Koefisien Aliran pada Nozzle, Venturi dan Ori-
fice
Nozzle (Katup 13-14)Polynomial (Nozzle (Katup 13-14))Venturi Tube (Katup 15-16)Polynomial (Venturi Tube (Katup 15-16))Orifice (Katup 17-18)Polynomial (Orifice (Katup 17-18))
Bilangan Reynold
Koefi
sien
Alira
n
pembahasan grafik:
Bilangan Reynold (Re) adalah bilangan yang menentukan jenis aliran daari
fluida,yaitu jenis aliran laminer atau turbulen. Aliran Fluida diikatakan laminer apabila
memiliki bilangan Reynold (Re) ≤ 2300 dan dikatakan aliran turbulen apabila memilik
bilangan reynold (Re) ≥ 4000, sedangkan apabila bilangan Reynoldnya diantara 2300 –
4000, maka aliran itu dikatakan aliran transisi.
Dari grafik diatas kita dapat melihat bahwa semakin besar bilangan reynodlnya
maka koefisien aliran venturinya semakin besar. Koefisien aliran pada venturi sendiri
adalah suatu nilai tak berdimensi yang merupakan perbandingan antara debit yang masuk
ke dalam sistem dengan yang masuk ke dalam venturi. Dalam percobaanya ternyata ada
suatu fenomena dimana debit yang masuk ke dalam sistem lebih besar daripada debit yang
masuk ke dalam venturi, sesuai dengan rumus berikut :
Cv=Q1
Qv ; Re d=d .V
υ
Hal ini mengalami penyimpangan dimana debit yang masuk ke dalam sistem dan
debit yang masuk dalam venturi berbeda. Padahal seharusnya debit yang masuk dalam
sistem dan dalam venturi adalah sama. Oleh karena itu, koefisien aliran dalam venturi ini
berguna sebagai pembanding debit yang masuk dalam venturi supaya hasilnya sama
dengan debit yang masuk dalam sistem. Jika dibandingkan dengan bilangan reynold,
maka
FLUID CIRCUIT FRICTION EXPERIMENTAL APPARATUS
LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015
nilai koefisien aliran pada venturi sebanding peningkatannya dengan naiknya bilangan
reynold. Namun peningkatan keduanya memiliki kecenderungan perbandingan yang tetap.
Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya bilangan reynold, maka nilai
kecepatannya akan meningkat pula yang menyebabkan nilai debit masuk dalam sistem
juga naik. Selain itu, karena meningkatnya kecepatan maka beda tekanan yang terukur
cenderung meningkat. Hal ini menyebabkan nilai debit masuk ke venturi meningkat.