flora norma(1)

17
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2 FLORA NORMAL, FAKTORPERTUMBUHAN DAN ANTISEPTIK Kelompok : B6 LYDIA ANNISA PUTRI AYU 1102014150 MAULANA IBRAHIM 1102014152 NABILA 1102014178 NABILA SARI ANNISA 1102014183 PUPUT AURELIA HERJANTO 1102014210 RAUDATUL JANNAH 1102014222 RIVAN TRISATRIO 1102014230 RIZKY AULIA 1102013256 SENDRI SEGADI 1102014242 YUNI IRIANI SARBINI 1102011300 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510 Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21. 424457

Upload: rivantrisatrio

Post on 22-Dec-2015

273 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ee

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 2 FLORA NORMAL, FAKTORPERTUMBUHAN DAN ANTISEPTIK

Kelompok : B6

LYDIA ANNISA PUTRI AYU 1102014150

MAULANA IBRAHIM 1102014152

NABILA 1102014178

NABILA SARI ANNISA 1102014183

PUPUT AURELIA HERJANTO 1102014210

RAUDATUL JANNAH 1102014222

RIVAN TRISATRIO 1102014230

RIZKY AULIA 1102013256

SENDRI SEGADI 1102014242

YUNI IRIANI SARBINI 1102011300

FLORA NORMA, FAKTOR PERTUMBUHAN DAN ANTISEPTIK

Percobaan1 : Flora Normal Mulut

Tujuan:

Untuk mengetahui kuman yang terdapat didalam mulut

Dasar teori:

Kuman terdapat dimana saja di alam ini, yaitu di air ,tanah , udara dan juga di permukaan tubuh

serta beberapa alat / organ tubuh. Pada umum nya kuman-kuman tersebut merupakan flora normal.

Tempat atau lokasi tempat hidup kuman disebut sebagai habitat.

Bahan yang disediakan:

1. Tusuk gigi steril.

2. Zat warna untuk perwarnaan sederhana atau gram.

3. Lempeng agar darah.

4. Larutan Nacl

5. Zatwarna UKK/fukhsin

Cara Kerja:

Flora normal mulut :

1. Ambil satu sengkelit air garam faal steril, letakkan pada gelas alas.

2. Ambil sedikit kotoran gigi dan campur dengan air garam faal pada gelas alas, buat sediaan

dan rekatkan

3. Warnai sediaan dengan ungu Kristal karbol atau pewarnaan Gram.

4. Catat / gambar hasilnya dan ban dingkan dengan pertunjukan

1

Hasil praktikum :

1. Flora Normal Mulut

Kotoran gigi¿>¿pewarnaansederhana

Gambar1: Bakteri pada mulut

Keterangan :

Bulat bergerombol meyerupai buah anggur, warna ungu, bersifat gram (+)

2. Flora Normal Udara(Koridor Lantai 3)

Adanya bakteri dengan jumlah titiknya sebanyak 12, dan terdiri dari beberapa warna yaitu,

kuning dan putih keruh, hemolysis γ (gamma), tidak ada zona hemolysis disekitar koloni.

2

Gambar 2: Flora normal udara (koridor lantai 3) pada agar darah plate

3

Percobaan 2: Sterilisasi

Tujuan :

Untuk mengetahui flora normal pada jari telunjuk dan flora normal pada percobaan anti septik

Dasar teori:

Pertumbuhan kuman dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suhu, pH, tekanan osmosis, sinar

matahari, logam dan sebagainya.

Suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan kuman karena kuman memerlukan suhu optimum

untuk dapat tumbuh dengan baik. Suhu juga dapat mempengaruhi pembentukan pigmen pada

beberapa jenis kuman, sehingga untuk pigmennya kuman harus ditanam dan dieram pada suhu

tertentu yang optimum.

Sinar matahari, terutama sinar ultra ungu (panjang 250-265 nano-meter) dan juga sinar

lainnya yang mempunyai gelombang pendek, dapat menghambat pertumbuhan kuman atau

mematikan kuman. Bakteri yang aktif melakukan pembelahan lebih mudah dipengaruhi oleh sinar

ultraviolet.

Beberapa jenis logam berat, seperti tembaga dan air raksa, mempunyai daya penghambat

pertumbuhan beberapa jenis kuman; daya hambat logam terhadap perumbuhan kuman ini disebut

daya oligo dinamik. Hal ini dapat diterangkan dengan ion-ion

logamtersebutmempunyaiafinitasdengan protein selkuman yang

mengakibatkanpengumpulansejumlahbesar ion-ion mengakibatkan denaturasi protein selkuman.

Bahan kimia, berbagai jenis bahan kimia dapat menghambat pertumbuhan kuman, misalnya

kadar gula yang tinggi, zatwarna, desinfektan, antbiotika. Bahan kimia ini dapat menghambat

pertumbuhan kuman, disebut efek bakteriostatik, atau dapat membunuh kuman, disebut efek

bakterisid. Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk sanitasi, disinfeksi, antisepsis, dan

tukun membunuh kuman.

Antibiotika sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit infeksi bakterial. Antibitoka

dapat bersif atbakteriostatik dan juga dapat bersifat bakterisid. Dalam pelaksanaan terapi dengan

menggunakan antibiotika guna penanggulangan peyakit infeksi bakterial, kadang diperlukan

pemerikasaan kepekaan ( tessensivitas ) kuman terhadap antibiotik yang tersedia, karena pada

masa kini telah banyak ditemukan kuman yang resisten terhadap antibiotika.

4

Pemeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotika antara lain dapat dilakukan dengan:

1. CARA CAKRAM (DISC METHOD), yaitu dengan menggunakan cakram kertas saring

yang mengandung antibitoika/bahan kimia lain dengan kadar tertentu yang kemudian

diletakan diatas lempeng agar yang ditanami kuman yang akan diperiksa, kemudian dieram.

Apabila tampak adanya zona hambatan pertumbuhan kuman di sekeliling cakram antibiotika,

maka kuman yang diperiksa sensitive terhadap antibitoka tersebut. Cara ini disebut juga cara

difusi agar, cara yang lazim dilakukan adalah cara Kirby-Bauer.

I. Percobaan (I) : Flora normal jari telunjuk

Bahan :

Agar darah plate

Spidol

Cara kerja :

1. Bagi agar darah plate sejumlah anggota kelompok dengan menggunakan spidol

2. Sentuhkan ujung telunjuk masing-masing anggota kelompok ke agar darah palte

3. Letakkan kedalam lemari bersuhu 370 C

4. Amati 24 jam kemudian apa yang terjadi

5

Hasil praktikum:

ADP ¿>¿dibagi sesuai dengan jumlah anggota kelompok¿>¿ sentuhkan ujung telunjuk

Table 1: Hasil praktikum ∑Kuman pada media agar darah plate

Bentuk koloni :

Pada kulit jari telunjuk II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX menghasilkan koloni smooth

kecuali pada jari telunjuk I menghasilkan koloni rough.

Diameter :

Koloniterbanyakterdapat di IX dengan diameter 7mm, sedangkan sisanya tidak

memiliki diameter (jarak menyebar berjauahan)

Warna koloni :

Kulit pada jari telunjuk I-X berwarna putih keruh

Zona Hemolisis:

Kulit pada jari telunjuk I-X menghasilkan zona hemolysis γ (gamma), tidak ada zona

hemolysis disekitar koloni

6

No ∑ Kuman (dalamtitik)

I. 15

II. 10

III. 17

IV. 14

V. 2

VI. 7

VII. 9

VIII. 2

IX. 35

X. 16

Gambar3 : Flora normal kulit jari telunjuk pada agar darah plate

II. Percobaan (II) : Antiseptik

Bahan :

1. Lempeng agar darah

2. Kaldu 2cc

3. Usap kapas steril

4. Antisepsis :

a. Antiseptik (C)

b. Tincurajodii 3% ataubetadine

c. Alcohol 70%

7

Cara kerja:

Antisepsis kulit:

1. Bagi bagian bawah lempeng agar darah dibagi menjadi 4 bagian dengan menggunakan spidol

2. Usapkan pansteril dibasihi dengan kaldu steril, kemudian diusapkan pada telapak tangan,

selanjutnya dioleskan pada salah satu bagian lempeng agar darah

3. Cuci tangan dengan menggunakan antiseptic (C) selama 2 menit, kemudian lakukan kembali

cara ke-2, dengan menggunakan usap kapas steril yang dibasahi dengan kaldu steril, oleskan

pada agar darah bagian kedua.

4. Ambil sebuah usap kapas steril, basahi dengan kaldu steril, oles kan pada lengan bawah

bagian voler, kemudian oleskan pada agar darah bagian ketiga

5. Olesi lengan bawah bagian voler tersebut dengan tincture jodii 3%, biarkan kering, kemudian

olesi dengan alcohol 70%. Selanjutnya ambil sebuah usap kapas steril dan dibasahi dengan

kaldu steril kemudian dioleskan pada agar bagian keempat.

6. Eram lempeng agar darah ini pada 37° C selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya

1. Antisepsis

I. Kaldu¿>¿Telapak tangan tanpa perlakuan

Koloni smooth dan koloni mukoid, hemolysis γ (gamma), warna putih keruh,

pinggiran tidak rata, koloni menggerombol pada daerah I.

II. Kaldu¿>¿ Cuci tangan antiseptic C

Koloni mukoid, terdapat bakteri dengan jumlah 4 titik, hemolysis γ (gamma),

warna putih keruh, pinggiran tidak rata, koloni menggerombol pada daerah II.

III. Kaldu¿>¿ Voller tanpa perlakuan

Koloni smooth dan kolod imukoid, hemolysis γ (gamma), warna putih keruh,

pinggiran tidak rata, koloni menggrombol pada dareah III

IV. Kaldu¿>¿ Voller tanpa perlakuan dengan menggunakan tinctura jodii 3% +

alkohol 70%

Koloni smooth dan koloni bersilam, terdapat bakteri sebanyak 5 titik, hemolysis γ

(gamma), pinggiran tidak rata, koloni menyebar diseluruh permukaan daerah IV.

8

Gambar4 :Koloni percobaan anti septic pada agar darah plate

9

III. RESISTENSI

Untukpemeriksaankepekaan/sensivitaskumanterhadapantiobiotika:

Bahan :

1. Lempeng agar Mueller Hinton

2. Kaldu BHI 1 cc

3. Usap kapas steril

4. Cakram antibiotika (5macam)

5. Biakankuman : Staphylococcus aureus atauEscherichia coli

Cara kerja:

1. Ambil kuman yang telah disediakan dengan sengke litsteril, buat suspense dalam tabung

berisi kaldu BHI steril 1 cc, sesuaikan dengan standart McFarland 0,5

Suspense kuman yang digunakan adalah Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

2. Celupkan usap kapas steril kedalam suspense kumah yang telah dibuat

3. Oleskan usap kapas yang telah mengandung kuman pada permukaan media agar secara

merata (seluruh permukaan agar)

4. Letakkan cakram antibiotika yang disediakan pada permukaan agar dengan jarak cukup antara

cakram satu dengan cakram lain

5. Eram pada lemari pengeram 37°C , selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya

Hasil praktikum:

Di kapas¿>¿ suspense bakteri¿>¿ ratakan ¿>¿ cakram anti biotik

Table Standar normal Staphlycoccus aureus :

Antibiotic Resistent Intermediet Susceptible

Ciprofloxacin (CIP) ≤ 16 16-20 ≥ 21

Erythromysin (E) ≤ 13 14-22 ≥ 23

Cefotaxcime (CTX) ≤ 22 23-26 ≥ 26

Penicillin (P) ≤ 14 - ≥ 15

Amoxcycillin (AML) ≤ 13 14-17 ≥ 18

10

Antibiotic Diameter

Ciprofloxacin (CIP.5) 22 mm

Erythromysin (E.15) 3 mm

Cefotaxcime (CTX.30) 10 mm

Penicillin (P.10) -

Amoxcycillin (AML. 25) -

Table 3: Hasil praktikum diameter Staphylococcus aureus pada media mullerhinton 1

Gambar5: percobaanresistensiStaphylococcus aureuspada media mullerhinton 1

Keterangan :

Staphylococcus aureusbersifat gram (+)

Bulat bergerombol seperti buah anggur warna ungu

Pada percobaan resistensi Staphylococcus aureus, semua antibakiotik yang berada

didalam memiliki sifat susceptible terhadap bakteri, dikarenakan diameternya yang

lebih dari 30.

11

Table Standar antibiotik pada bakteri Escherichia Coli:

Antibiotic Resistent Intermediet Susceptible

Ciprofloxacin (CIP) ≤ 15 16-20 ≥ 21

Erythromysin (E) ≤ 13 14-22 ≥ 23

Cefotaxcime (CTX) ≤ 14 15-22 ≥ 23

Penicillin (P) ≤ 28 - ≥ 29

Amoxcycillin (AML) ≤ 13 14-17 ≥ 18

Antibiotic Diameter

Ciprofloxacin (CIP.5) 22 mm

Erythromysin (E.15) -

Cefotaxcime (CTX.30) -

Penicillin (P.10) -

Amoxcycillin (AML. 25) -

Table 5: HasilpraktikumEscherichia Colipada media mullerhinton 2

Gambar6: percobaanresistensi Escherichia Coli pada media mullerhinton 2

12

Keterangan :

Escherichia coli, batang pendek berwarna merah, bersifat gram (-)

Diameter pada Escherichia coli yang ditunjukkan pada antibiotik Ciprofloxacin (CIP.5) 12mm,

Erythromysin (E.15) 12mm, Cefotaxcime (CTX.30) 12mm menunjukkan bahwa antibiotik ini

mampu membunuh bakteri, sedangkan pada antibiotik Penicillin (P.10), dan Amoxcycillin

(AML. 25) tidak terdapat diameter yang menunjukkan bahwa antibiotik ini resistant terhadap

bakteri.

13