fixseminar therapeutics protein

5
SEMINAR THERAPEUTICS PROTEIN Seminar ini diadakan pada tanggal 2 september 2014 yang dimulai pada pukul 08.00 – 17.00 WIB. Materi I mengenai “Desain dan Perkembangan Protein Terapetik di Indonesia” oleh Ibu Debbie S. Retnoningrum, Dra. Ph D.Apt. Pada materi ini Beliau menjelaskan mengenai biofarmasetika, dimana biofarmasetika ini meliputi bahan farmasi hasil rekayasa genetika salah satunya adalah antibody monoclonal yang termasuk protein juga. Menurut Beliau protein terapetik sekarang jumlahnya kurang lebih 300. Suatu protein itu dapat berbeda-beda tergantung pada struktur asam aminonya.beliau juga menjelaskan mengenai struktur protein secara sekilas yaitu ada helix alfa bila protein dalam keadaan normal, dan lembar beta bila dalam terkena pengaruh lingkungan. Beliau .juga menjelaskan mengenai klasifikasi protein, dan 3 syarat protein terapetik yaitu kualitas baik, aman dan khasiat yang baik. Beliau juga menjelaskan mengenai glycosylation, dimana alat pembuatannya adalah RE dan badan golgi. Sehingga, dapat dikatakan bahwa glikosilasi ini harus ditambahkan sel eukariotik dalam pembuatannya. Kemudian Beliau menjelaskan mengenai biosimilar. Biosimilar ini adalah tiruan dari protein terapetik yang telah dipatenkan. Sehingga kita bisa saja menirunya hanya saja banyak factor yang membuat hasil jiplakan yang ingin kita buat tidak persis sempurna dengan aslinya. Beliau pula menjelaskan mengenai proses dari biosimilar itu sendiri.

Upload: shandra-cewe-buali

Post on 18-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teks

TRANSCRIPT

SEMINAR THERAPEUTICS PROTEINSeminar ini diadakan pada tanggal 2 september 2014 yang dimulai pada pukul 08.00 17.00 WIB. Materi I mengenai Desain dan Perkembangan Protein Terapetik di Indonesia oleh Ibu Debbie S. Retnoningrum, Dra. Ph D.Apt. Pada materi ini Beliau menjelaskan mengenai biofarmasetika, dimana biofarmasetika ini meliputi bahan farmasi hasil rekayasa genetika salah satunya adalah antibody monoclonal yang termasuk protein juga. Menurut Beliau protein terapetik sekarang jumlahnya kurang lebih 300. Suatu protein itu dapat berbeda-beda tergantung pada struktur asam aminonya.beliau juga menjelaskan mengenai struktur protein secara sekilas yaitu ada helix alfa bila protein dalam keadaan normal, dan lembar beta bila dalam terkena pengaruh lingkungan. Beliau .juga menjelaskan mengenai klasifikasi protein, dan 3 syarat protein terapetik yaitu kualitas baik, aman dan khasiat yang baik. Beliau juga menjelaskan mengenai glycosylation, dimana alat pembuatannya adalah RE dan badan golgi. Sehingga, dapat dikatakan bahwa glikosilasi ini harus ditambahkan sel eukariotik dalam pembuatannya. Kemudian Beliau menjelaskan mengenai biosimilar. Biosimilar ini adalah tiruan dari protein terapetik yang telah dipatenkan. Sehingga kita bisa saja menirunya hanya saja banyak factor yang membuat hasil jiplakan yang ingin kita buat tidak persis sempurna dengan aslinya. Beliau pula menjelaskan mengenai proses dari biosimilar itu sendiri. Setelah materi I, dilanjutkan dengan materi yang kedua yaitu Desain Peptide Terapeutik Berbasis Metode in Silico. Materi II dengan pembicara yaitu Widodo Ph D. Med Sc. Pada materi ini Beliau menjelaskan mengenai kinerja dari bioinformatika. Mengenai bagaimana cara kita untuk mencari senyawa yang kita inginkan dalam membuat obat dalam suatu bahan hanya dengan menggunakan sistem komputerisasi dengan database. Jadi, dengan menggunakan sistem ini, kita tidak perlu untuk melakukan eksperimen kembali dalam membuat obat yang kita inginkan hanya dengan menggunakan database yang telah diprogramkan tentunya. Acara selanjutnya yaitu materi III mengenai Protein Rekombinan dalam Deteksi Kanker yang dijelaskan oleh pembicara yaitu Dra. Diana Lyrawati, MS. Ph D.Apt. kemudian acara selanjutnya adalah presentasi dari ITS Science. Pada acara ini, perusahaan yang disebut dengan ITS menjelaskan mengenai perusahaan mereka yang menyediakan alat-alat kesehatan yang dibutuhkan di laboratorium seperti digital imaging Vevo 2100, automated Laboratory Glassware Washing Machine, dll. Kemudian acara selanjutnya yaitu materi IV mengenai Vaksin Berbasis Protein Adhesin Bakteri dengan pembicara yaitu Dr. Sri Winarsih. MS.Dra.Apt. beliau disini menjelaskan bagaimana vaksin adhesin yang sedang beliau teliti bersama dengan tim kesehatan yang lain. Beliau disini menjelaskan mengenai kelebihan dari vaksin adhesin ini yaitu tidak memberikan efek samping, bisa dikembangkan untuk vaksin mukosa mencegah awal infeksi (hambat perlekatan). Secara mengkhusus dari bermacam-macam jenis vaksin adhesin yang sedang diteliti oleh Beliau beserta timnya di laboratorium yaitu vaksin UPEC, cholera, meningitis, shigellosis, gastritis dan demam tifoid. Namun, secara mengkhusus beliau menjelaskan mengenai vaksin demam tifoid. Pada pembuatan vaksin ini, perlu dilakukan beberapa pengujian, yaitu uji hemaglutasi, uji adhesi, uji imunogenisitas dan uji protektivitas. Selanjutnya dilakukan workshop yang membahas studi kasus mengenai beberapa artikel. Namun, kelompok saya mendapatkan kasus mengenai penyakit polio. Artikel tersebut menjelaskan bahwa di republic of congo banyak yang terkena penyakit polio sementara vaksin polio telah dilakukan. menurut kesimpulan yang didapat dari kelompok kami adalah akibat sanitasi yang kurang baik, vaksin yang diberikan mungkin saja belum sesuai dengan jenis polio yang diderita oleh warga sekitar, sebab kita juga belum mengetahui sistem vaksin ini apakan accelular atau whole cell. Acara selanjutnya adalah materi V yaitu Aplikasi protein terapetik pada penyakit GIT dengan pembicara yaitu dr. Syifa Mustika, SpPD. Beliau menjelaskan mengenai epidemologi mengenai hepatitis C, natural history mengenai HCV infection. Beliau juga menyebutkan bahwa penggunaan alcohol, obesitas, diabetes mellitus, co-infection oleh HIV atau HBV dapat mempengaruhi hepatitis C. Beliau juga menjelaskan mengenai diagnosis hepatitis C yaitu bila seseorang menderita hepatitis C, maka yang harus diperiksa adalah HCV RNA. Bila HCV RNA bernilai positif, maka orang tersebut menderita hepatitis. Untuk pengobatannya dengan melihat anti HCV-nya. Bila anti HCV negative maka seseorang dikatakan sembuh dari hepatitis C. Selanjutnya adalah acara workshop studi kasus mengenai aplikasi protein terapetik pada penyakit GIT. Pada diskusi ini membahas tentang cara mendeteksi apakah seseorang terkena hepatitis C atau tidak dan cara membaca perubahan yang terjadi pada seseorang apakah pengobatan yang diberikan memberikan efek positif atau memberikan efek samping berbahaya yang menyebabkan pengobatan harus dihentikan.

SEMINAR THERAPEUTICS PROTEIN

Oleh :Made Shandra Dwi Desyana135070501111012

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA2014