fix makalah universitas indraprasta pgri ( revisi)

25
Pendidikan Agama Islam KONSEP TAUHID DALAM ISLAM Disusun oleh : Kelompok 1 Abdul Salam Yunus NPM : 201343500594 Jumadi NPM : 201343500614 Adib Ihsanudin NPM : 201343500579 KELAS S1F TEKNIK INFORMATIKA

Upload: abdul-salam-yunus

Post on 25-Oct-2015

129 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

Pendidikan Agama Islam

KONSEP TAUHID DALAM ISLAM

Disusun oleh :

Kelompok 1

Abdul Salam Yunus NPM : 201343500594Jumadi NPM : 201343500614Adib Ihsanudin NPM : 201343500579

KELAS S1F

TEKNIK INFORMATIKAUNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI (UNINDRA)

JAKARTA2013

Page 2: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Atas karunia dan hidayah_nya

kami dapat menyelesaikan tugas kelompok pembuatan Buku makalah bertemakan Konsep

Tauhid Dalam Islam.

Buku makalah ini sengaja di susun untuk keperluan praktek yang menerangkan secara

langsung dari Konsep Tauhid Dalam Islam. Di harapkan  dengan mencoba langsung dan

menerapkannya di dalam kehidupan kita kesehariannya. Para pembaca dan praktikan di

lingkungan Universitas Indraprasta PGRI Jakarta agar bisa memahami betapa pentingnya

peranan Tauhid Dalam Islam untuk membuat  suatu ketenangan dalam kehidupan kita, karena

dengan tauhid segalanya akan lebih mudah.

Semoga Buku Makalah praktikum ini dapat  berguna dan bermanfaat untuk para

mahasiswa di dalam ataupun di luar lingkungan Universitas Indraprasta PGRI Jakarta yang dapat

di terapkan di dalam kehidupan kita kesehariannya.

Akhir kata penyusun mengucapkan Terimakasih, kritik dan saran yang sifatnya

membangun akan kami terima dengan tangan terbuka.

Penyusun

September 2013

2

Page 3: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.………………………………………………………………………………..2

Daftar isi.……………………………………………………………………………………....3

Pengertian Tauhid..……………………………………………………………………………4

A. Tauhid Rububiyah

1. Makna Tauhid Rububiyah…………………………………………………….5

2. Bukti – bukti Tauhid Rububiyah.………………………………………...…...6

3. Kafir dan Musrik dan Tauhid Rububiyah.……………………………...….....6

4. Syirik dalam Tuhid Rububiyah…………………………………………...…..7

B. Tauhid Uluhiyah

1. Makna Tauhid Uluhiyah...……………………………………………………8

2. Tauhid Uluhiyah adalah Ajaran Para Rasul..…………………………………9

3. Manusia Sombong dan Tauhid Ulihiyah..…………………………………...10

4. Tauhid Rububiyah Melahirkan Tauhid Uluhiyah…..……………………….11

5. Syirik Ketuhanan dan Syirik Ibadah………………………………………...12

C. Tauhid Asma wa Sifat

1. Makna Tauhid Asma Wa Sifat………………………………………………13

2. Tauhid Asma Wa Sifat dan Orang Kafir.……………………………………14

3. Sifat–sifat Allah……………………………………………..…………..…...15

4. Syirik dalam Penamaan Allah dan sifat – Nya………………………………16

5. Makna Kalimat Tauhid LAA ILAAHA ILLALLAH…………………………..18

Daftar Pustaka………………………………………………………………………………..18

3

Page 4: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

PENGERTIAN TAUHID

Tauhid (bahasa Arab : merupakan konsep Monoteisme Islam yang mempercayai (توحيد

bahwa Tuhan itu hanya satu. Tauhid ialah asas Aqidah. Dalam bahasa Arab, "Tauhid"

bermaksud "penyatuan", sedangkan dalam Islam, "Tauhid" bermaksud "menegaskan penyatuan

dengan Allah". Lawan untuk Tauhid ialah "mengelak daripada membuat", dan dalam bahasa

Arab bermaksud "pembahagian" dan merujuk kepada "penyembahan berhala".

Tauhid menurut bahasa artinya mengetahui dengan sebenarnya Allah itu Ada lagi Esa.

Menurut istilah, tauhid ialah satu ilmu yang membentangkan tentang wujudullah (adanya Allah)

dengan sifat-Nya yang wajib, mustahil dan jaiz (harus), dan membuktikan kerasulan para rasul-

Nya dengan sifat-sifat mereka yang wajib, mustahil dan jaiz, serta membahas segala hujah

terhadap keimanan yang berhubung dengan perkara-perkara sam’iyat, yaitu perkara yang diambil

dari Al-Quran dan Hadis dengan yakin.

Sebahagian ulama mentakrifkan ilmu tauhid sebagai berikut:

"Ilmu tauhid ilmu yang menerangkan hukum-hukum syarak dalam bidang i’tiqad yang

diperoleh dari dalil-dalil yang qat’i (pasti) yang berdasarkan ketetapan akal, Al-Quran

dan Hadist."

Tauhid sebagai suatu pengetahuan kesaksian, keimanan, dan keyakinan terhadap keesaan

Allah dengan segala kesempurnaan-Nya. Berdasar Al-Qur’an, keesaan Allah itu meliputi tiga

hal, yaitu esa zat-Nya, tidak ada Tuhan lebih dari satu dan tidak ada sekutu bagi Allah esa af’al-

Nya, tidak ada seorang pun yang dapat melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh Allah.

Menurut osman Raliby, kemahaesaan Allah adalah: Allah Maha Esa dalam zat-Nya.

Kemahaesaan Allah dalam zat-Nya dapat dirumuskan dengan kata-kata bahwa zat Allah tidak

sama dan tidak dapat disamakan dengan apapun juga. Zat Allah tidak akan mati, tetapi akan

kekal dan abadi.

        Allah juga bersifat wajibul wujud, artinya hanya Allah yang abadi dan kekal wujud-Nya.

Selain Allah, semuanya bersifat mumkinul wujud, artinya boleh ada dan boleh tidak ada.

Allah berfirman yang artinya : 

“Sedangkan Tuhan kamu ialah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia

Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang” (QS Al-Baqarah:163)

4

Page 5: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

A. Tauhid Rububiyah

1. Makna Tauhid Rububiyah

Rububiyah berasal dari perkataan rabb. Kalimah ini mempunyai beberapa pengertian seperti

pemimpin, pemilik, penguasa dan pemelihara. Namun pengertian rububiyah tidak mencakupi

semua yang di atas, dan sifat yang sempurna hanyalah milik Allah s.w.t. Rububiyah ialah tuhan

yang mengatur segala sesuatu. Maka tauhid rububiyah berkisar mengenai cara-cara seorang

hamba mengesakan Allah sebagai tuhan yang satu dalam konteks Tuhan yang menguruskan

keperluan-keperluannya.

Tauhid Rububiyah bermaksud Allah ialah Tuhan pengatur segala sesuatu, Dia pemiliknya,

Dia pencipta aturannya dan pemberi rezekinya. Sesungguhnya Dia yang menghidupkan, yang

mematikan, yang memberi manfaat, yang mendatangkan hukum mudarat dan Dia menerima doa

terutama dalam kesukaran. Semua perkara adalah bagi-Nya, ditangan-Nya terletak seluruh

kebaikan, Dia berkuasa atas apa sahaja yang Dia kehendaki dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam

hal ini, termasuklah qada’ dan qadar seseorang. Semua hamba-Nya berhajat kepada Allah sahaja.

Allah berfirman 

“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dialah Yang Maha

Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS 35:15)

Namun tauhid ini saja tidak cukup untuk menjamin seseorang hamba bahwa dia ialah seorang

Muslim, tetapi perlu disusuli dengan tauhid uluhiyah yaitu mengesakan Allah dalam ketuhanan-

Nya, kerana orang musyrik juga mempercayai Allah dalam tauhid rububiyah, namun tidak

mengabdikan diri kepada-Nya.

Allah berfirman 

“Tanyakanlah: siapakah yang memberi rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Atau

siapakah yang berkuasa sanggup menciptakan pendengaran dan penglihatan? Siapakah

yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mati dari yang hidup? Dan

siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab: Allah. Maka

katakanlah: Mengapa kamu tidak bertakwa?” (QS 10:31)

Dan firman Allah 

“Dan sesungguhnya jika kamu bertanya kepada mereka: Siapakah yang menciptakan

mereka? Niscaya mereka menjawab: Allah” (QS 43:87)

5

Page 6: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

Allah berfirman lagi 

“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: Siapakah yang menurunkan air

dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya? Tentu mereka akan

menjawab: Allah” (QS 29:63)

Ketiga-tiga ayat diatas merupakan antara ayat-ayat yang menunjukkan bahawa orang musyrik

mengakui kewujudan Allah, namun menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain.

2. Bukti-bukti Tauhid Rububiyah

Bukti-bukti kewujudan Allah amat banyak. Dia adalah Tuhan yang sebenarnya, tiada yang

menyerupai-Nya baik pada zat, sifat maupun perbuatan. Tiada yang terlepas dari kekuasaan

Allah baik dari sekecil-kecil sampai sebesar-besarnya, dan semuanya tunduk mengakui Allah

sebagai Tuhannya. Kerana itu, Dialah Tuhan yang sebenarnya bagi alam semesta. Akal manusia

pasti tidak dapat menerima bahwa alam semesta ini terjadi dengan sendirinya, dan teratur pula,

jika tiada pencipta dan pengaturnya. Mana mungkin sebuah rumah boleh siap hanya dengan air

hujan melekukkan gunung hingga terjadi rumah yang siap cantik dengan bilik-biliknya. Jika

perkara begini tidak dapat diterima akal, apakah alam yang luas ini dapat terjadi dengan sendiri,

lalu mengatur semua hidupan-hidupannya.

Karena itu nyatalah bahwa Allah itu Tuhan yang sebenarnya, dialah yang menciptakan segala

sesuatu. Bukti tentang adanya penciptaan nyata jelas sehingga setiap orang dapat menemuinya

dengan akalnya yang sederhana tanpa perlu panjang fikirnya. Lagipula, sudah menjadi sifat awal

manusia untuk percaya kepada adanya pencipta, baik mereka itu beriman ataupun tidak.

Allah s.w.t berfirman 

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka siapakah yang menciptakan langit dan bumi?

Nescaya mereka akan menjawab semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi

Maha Mengetahui.” (QS 43:9)

3. Kafir dan Musyrik dan Tauhid Rububiyah

Sebenarnya orang-orang kafir dan musyrik pada umumnya percaya bahwa Allah memang

sebagaimana yang diungkap ayat-ayat Quran diatas, namun dengan mempercayai sahaja belum

cukup untuk menjamin mereka sebagai orang Islam.

Allah berfirman:

“Dan sebahagian besar mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan

menyekutukan-Nya.” (QS 12:106)

6

Page 7: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

Mujahid menyatakan ayat ini menceritakan tentang iman mereka kepada Allah hanyalah ucapan

di lidah sahaja: sesungguhnya Allah menciptakan kami, memberi rezeki kepada kami dan

mematikan kami. Namun mereka tetap menyekutukan Allah dalam ibadah mereka. Diriwayatkan

dari ibn Jarir, ibn Abi Hasim dan dari ibn Abbas, Athaa’ dan Dhahhak, amat jelas bahwa orang

kafir itu mengetahui Allah, pengaturan-Nya, kerajaan-Nya dan kekuasaan-Nya. padahal mereka

beribadah pula kepada-Nya seperti ibadah haji, sedekah, korban dan doa diwaktu kesukaran dan

sebagainya. Ada yang mendakwa perbuatan mereka berdasarkan agama Nabi Ibrahim, dan ada

juga yang percaya dengan hisab, qada’ dan qadar. Dua keratan puisi Arab dibawah merupakan

bukti kepercayaan mereka.

"Dia mengakhirkan dan berkehendak diletakkan di dalam kitab. Atau dia segera akan

merasakan siksa pada hari berhisab"

"Hai Abla ke mana anugerah yang sirna

Tuhanku di langit menetapkan qadha"

Seorang yang waras dan sehat akalnya pasti tertanya apa yang mendorong mereka menulis

syair-syair sebegini rupa, dan dari mana mereka memperoleh pengetahuan mengenai hisab dan

sebagainya. Pertanyaan ini mudah dijawab: mereka syirik dalam tauhid ibadah dan mereka

melanggar peng-Esaan Allah dalam beribadah.

4. Syirik dalam Tauhid Rububiyah

Syirik dalam rububiyah ini adalah mempersekutukan Allah dalam pengaturan-Nya terhadap

seluruh makhluk. Terdapat dua jenis syirik rububiyah:

a) Syirik ta’thil

Syirik ta’thil adalah syirik yang menidakkan Allah sebagai Rabbul Alamin. Syirik ini adalah

sejelik-jelik syirik, seperti syiriknya Firaun, kerana Firaun berkata :

"Apa Tuhan pemelihara segenap alam itu?" (QS 26:23)

Ahli falsafah pula menjadi syirik apabila mereka berpendapat seperti yang berikut:

"Alam itu adalah kekal dan qadim, dan bukanlah alam itu berasal dari ketiadaan. Alam

tidak akan berkurang atau hilang lenyap. Kejadian yang baru pula adalah bersebab dan

dapat dicari sebab itu, kerana asal sebab itu adalah akal fikiran dan jiwa."

Begitu juga dengan orang-orang yang menganut atheisme (tidak bertuhan), pantheisme (tuhan

dan makhluk ciptaannya sama) dan politeisme (menyembah banyak tuhan).

7

Page 8: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

b) Syirik bahwa berserta Allah ada Tuhan lain

Syirik ini percaya bahwa disamping adanya Allah ada lagi tuhan yang lain. Inilah ajaran yang

dipegang orang-orang Kristian, Hindu dan Majusi. Kristian menjadi orang musyrik kerana

percaya dengan trinity atau tiga tuhan. Penganut Hindu pula bertuhankan dengan tuhan Trimurti,

juga dengan tiga tuhan. Orang Majusi pula yakin bahawa yang baik itu datang dari cahaya

(terang) manakala perkara buruk dikaitkan dengan kegelapan, sedangkan segala yang baik

maupun yang buruk datang dari Allah jua.

B. Tauhid Uluhiyah

1. Makna Tauhid Uluhiyah

Jika rububiyah berasal dari perkataan rabb yang bermaksud Tuhan yang mengatur alam dan

segala isi-isinya, uluhiyah pula berasal dari perkataan illah yang bermaksud Tuhan yang patut

disembah. Maka dari itu terbitlah pengertian bahwa tauhid uluhiyah ialah mengesakan Allah

sebagai tuhan yang satu dalam konteks ikhlas beribadah kepada-Nya.

Tauhid Uluhiyah adalah peng-Esaan Allah dalam ketuhanan. Ketauhidan ini dibina atas dasar

ikhlas karena Allah semata-mata, bersama rasa cinta, takut, mengharap, tawakal, gemar dan

hormat secara menyeluruh hanya kepada Allah. Tauhid uluhiyah itu mengesakan Allah dalam

ketuhanan, kerana dasar aqidahnya dibangun atas keikhlasan bertuhan. Dan dalam mendapatkan

keikhlasan itu perlu pula kepada cinta yang amat sangat kepada Rabbul Izzah Allah Maha Esa.

Allah berfirman 

“Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami memohon

pertolongan” (QS 1:5)

Dan Allah berfirman 

“Jika mereka berpaling dari keimanan maka katakanlah: Cukuplah Allah bagiku, tidak

ada Tuhan selain Dia, hanya kepada-Nya aku bertawakal, sedang Dia adalah Tuhan

pemilik Arasy yang agung” (QS 9:129)

Sampai kepada firman Allah 

“Dan bertawakallah kepada Allah yang hidup kekal yang tiada mati dan bertasbihlah

memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-Nya” (QS 25:58)

8

Page 9: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

Tauhid uluhiyah juga dipanggil tauhid ubudiyah kerana ubudiyah berasal dari perkataan

abdul yang bermaksud hamba. Oleh kerana illah bermaksud Tuhan yang patut disembah, maka

yang paling sesuai menyembah-Nya pastilah hamba-Nya sendiri. Tauhid ini juga digelar tauhid

iradah atau tauhid kehendak, kerana setiap hamba itu berkehendak kepada beribadah terhadap

tuhan. Sifat ‘berkehendak kepada tuhan’ ini merupakan sifat yang memang semula jadi wujud

dalam diri manusia, dan Maha Bijaksana Allah apabila Dia menurunkan nabi-nabi dan rasul-

rasul untuk menunjukkan manusia cara yang betul untuk beribadah. Pendek kata, tauhid ini

dibina atas rasa ikhlas beramal semata-mata kerana Allah.

Allah berfirman 

“...maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya” (QS 39:2)

Dan Allah berfirman 

“...katakanlah:Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah.

Jika Allah hendak mendatangkan kemudaratan kepadaku, adakah mampu berhala-

berhala kamu menghilangkan mudarat itu? Atau jika Allah mahu menurunkan rahmat-

Nya kepadaku, adakah dapat berhala kamu menahan turunnya rahmat-Nya?...” (QS

39:38)

Sampai kepada firman-Nya 

“Katakanlah: Apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah hai orang-orang

yang tidak berpengetahuan? Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepada kamu dan

kepada nabi-nabi sebelum kamu, jika kamu menyekutukan Allah, nescaya hapuslah

amalmu dan tentulah kamu termasuk golongan yang merugi. Kerana itu maka hendaklah

Allah sahaja yang kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang

bersyukur” (QS 39:64-66)

2. Tauhid Uluhiyah adalah ajakan para Rasul

Tauhid adalah awal dan akhirnya agama serta batin dan lahirnya agama manakala tauhid

uluhiyah ini pula awal ajakan semua rasul termasuk Rasulullah s.a.w dan akhir ajakan mereka

juga, karena mereka mahukan semua umatnya beribadah kepada Allah.

Allah berfirman 

“Dan Kami tidak mengutuskan seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan telah Kami

wahyukan kepadanya bahawasanya tidak ada Tuhan melainkan Allah, maka sembahlah

olehmu sekalian akan Aku” (QS 21:25)

9

Page 10: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

Allah berfirman lagi 

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya. Maka ia berkata: Hai

kaumku! Sembahlah kamu akan Allah (kerana) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain

Dia. Mengapa kamu tidak bertaqwa kepada-Nya?” (QS 23:23)

Dan Allah berfirman 

“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Ad saudara mereka Hud. Ia berkata: Hai

kaumku sembahlah Allah sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Mengapa kamu

tidak bertakwa kepadanya?” (QS 7:65)

Sesungguhnya Al-Quran banyak menyebut tentang tauhid ini. Adakalanya ajakan itu untuk

menyembah Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya dan mengajak meninggalkan segala penyembahan

selain kepada-Nya. Atau adakalanya ayat itu memerintahkan beribadah sesuai dengan

kemampuan tetapi tidak pula melarang keringanan dalam beribadah itu. Jelas terlihat disini

konsep tauhid yang terlibat. Yang pertama berkisar tauhid uluhiyah iaitu peng-Esaan Allah

dalam ketuhanan manakala yang kedua berkisar tauhid ubudiyah iaitu peng-Esaan Allah dalam

pengibadahan.

3. Manusia sombong dan Tauhid Uluhiyah

Rasul adalah seorang lelaki baik-baik yang diutus Allah untuk mengajak dirinya dan umatnya

menyembah Allah melalui wahyu yang disampaikan Jibril. Sejak dari zaman Adam a.s sehingga

Muhammad s.a.w, banyak rasul telah diutuskan. Dalam satu riwayat, dikatakan bilangan rasul

mencapai 313 orang. Namun, sehingga hari ini, tetap ada orang-orang yang membuat kerusakan

di muka bumi ini. Apakah seruan para rasul dari dulu sehingga kini tidak membuahkan hasil apa

- apa ?

Sebenarnya, keingkaran manusia kepada adanya Pencipta hanya kerana kesombongan dan

ketakburan, bukan bererti fitrah manusia menolak adanya Pencipta. Karena itu apabila telah

hilang penutup dan selaput yang menutupi fitrah ini, dan sifat sombong dan takbur telah terkikis,

maka tanpa disedari manusia pada satu masa terpaksa menyerah diri kepada Allah dan meminta

tolong kepada-Nya.

Manusia yang melupakan tuhannya atau belum pernah terlintas dalam ingatannya pada

Tuhannya, pada suatu saat dia pasti, sama ada secara paksa atau rela hati, mengakui adanya Yang

Maha Kuasa, yang kekuasaan-Nya mengatasi kekuasaannya sendiri sehingga dia terpaksa

menyerah diri kepada Tuhannya. Pemikiran seorang yang sedang terlantar sakit terkujur di

tempat pembaringan, seorang doktor dalam bilik operasinya sedang menjalankan pembedahan,

ataupun penumpang kapal terbang yang tahu kendaraannya dalam bahaya hanya tertuju kepada

10

Page 11: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

Tuhan, meminta tolong dan diselamatkan. Kepada Tuhan mereka menghadapkan diri dan

menyerahkan dirinya kepada kehendak Tuhan.

Allah berfirman 

“Apabila mereka dilambung ombak yang besar seperti gunung mereka menyeru Allah

dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. Tetapi tatkala Allah menyelamatkan

mereka sampai didaratan, maka sebahagian mereka saja yang tetap menempuh jalan

yang lurus ” (QS 31 :32)

4. Tauhid Rububiyah Melahirkan Tauhid Uluhiyah

Tauhid rububiyah adalah merupakan keyakinan yang bulat dalam bentuk pengakuan bahwa

Allah adalah sumber penciptaan. Dari keyakinan demikian lahirlah tauhid uluhiyah dalam bentuk

pengakuan bahwa yang wajib disembah hanyalah Allah, kerana Allah sumber penciptaan, dan

ciptaan perlu patuh pada penciptanya. Tidak ada sesuatu yang lain yang berhak disembah

melainkan Allah. Malahan ayat-ayat yang mengingatkan kaum musyrikin tentang tauhid

uluhiyah juga mencakupi peringatan tentang tauhid rububiyah dan sebaliknya.

Allah berfirman 

“Apakah mereka menyekutukan Allah dengan berhala-berhala yang tidak dapat

menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang.” (QS

7:191)

Dan Allah berfirman lagi 

“Apakah Allah yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan apa-

apa? Mengapa kamu tidak mengambil pengajaran?” (QS 16:17)

Sampai kepada firman-Nya 

“Hai manusia! Telah dibuat perumpamaan, maka dengarlah olehmu perumpamaan itu.

Sesungguhnya segala yang kamu seru selain dari Allah sekali-kali tidak dapat

menciptakan walau seekor lalat sekalipun, walaupun mereka bersatu untuk

menciptakannya. Dan jika lalat-lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tidaklah dapat

mereka merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat

lemahlah pula yang disembah.” (QS 22:73)

Dalam ayat ketiga, amat jelas kaitan antara tauhid rububiyah (Allah sebagai satu-satunya

Pencipta) dan tauhid uluhiyah (Allah sebagai satu-satunya sembahan manusia). Ayat-ayat diatas

dengan jelas menerangkan kepada kaum musyrikin bahwa apa yang mereka sembah selain Allah

11

Page 12: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

itu lemah, tidak dapat membuat sesuatu sekalipun lalat, begitu juga kalau hanya seekor lalat

menyerang persembahannya, tidak dapat berhala itu menghindarkan dirinya dari serangan lalat

tadi. Kerana itu akal yang sehat tidak dapat menerima sembahan selain kepada Allah dan tidak

dapat menerima yang lain dari Allah itu disamakan dengan Allah. Allah adalah Pencipta, sedang

yang lainnya adalah ciptaan-Nya yang mempunyai serba-serbi sifat kekurangan.

Al-Quran menunjukkan pengakuan orang-orang musyrik yang mengatakan Allah sebagai

pemilik langit dan bumi, dan Dia juga yang mengaturnya. Karena itu, hendaknya mereka

menyembah Allah dan jangan sekali-kali menyembah selain Allah.

5. Syirik Ketuhanan dan Syirik Ibadah

Jenis syirik ini pada syirik dalam tauhid uluhiyah dan tauhid ibadah. Al-Qurthubi

mengatakan: Asal syirik yang diharamkan adalah kepercayan adanya sekutu bagi Allah dalam

ketuhanan. Dan inilah syirik yang besar. Demikian itulah syirik Jahiliyah.

Dan bersamaan besar syiriknya dalam tingkatan-tingkatan syirik adalah kepercayaan adanya

sekutu bagi Allah dalam perbuatan. Hal ini tergambar pada pendapat orang yang mengatakan

bahawa sebenarnya yang maujud ini, apa-apa selain Allah, adalah bebas merdeka tentang

kejadiannya, perbuatannya dan manfaatnya. Mereka mempercayai kewujudan Tuhan, tetapi

melepaskan diri dari Tuhan. Begitulah pendapat Al-Qurthubi.

1. Syirik bahwa Allah ada tandingan

Syirik ini ialah bahwa Allah itu ada tandingan (taghut, andad) lalu diserunya seperti menyeru

kepada Allah dan meminta syafaat kepadanya seperti memohon kepada Allah. Orang syirik yang

semacam ini mengharap kepada andad itu sebagaimana mengharap kepada Allah. Dia mencintai

seperti mencintai Allah dan ditakuti bagaikan takutnya kepada Allah. Pokoknya dia

memperlakukan Allah itu ada saingan yang disembahnya seperti dia menyembah allah, dan ini

adalah syirik yang amat besar.

Allah berfirman 

“Sembahlah Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu” (QS 4:36)

Dan Allah berfirman 

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul kepada tiap-tiap umat dengan tujuan:

Sembahlah Allah dan jauhilah taghut” (QS 16:36)

12

Page 13: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

2. Syirik kecil (riya’)

Pendapat ini diambil dari ibn Qayim dan lain-lainnya. Syirik kecil ini terjadi apabila

seseorang itu beribadah tidak ikhlas kerana Allah, bahkan beramal untuk kepentingan sendiri,

mencari keuntungan dunia, kedudukan atau pangkat di hadapan manusia. Maka menurut

pengertiannya setiap amal dan ibadahnya perlu ada habuan. Perbuatan begini adalah syirik dan

menyekutukan Allah.

C. Tauhid Asma Wa Sifat

1. Makna Tauhid Asma Wa Sifat

Asma adalah jama’ kepada kata ism. Oleh itu asma bermaksud nama-nama. Tauhid asma

wa sifat (nama-nama dan sifat) adalah pengesaan Allah melalui nama-nama dan sifat-Nya.

Dengan lebih terperinci, tauhid asma wa sifat ialah beriman kepada nama-nama Allah

dan sifat-Nya, sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasul-Nya menurut

apa yang sesuai bagi Allah s.w.t, tanpa ta'wil dan ta'thil(menafikan), tanpa takyif

(mempersoalkan) dan tamtsil (menyerupakan). Boleh juga dikatakan bahawa tauhid ini adalah

beriman bahwa Allah memiliki nama dan sifat baik (asma ul-husna) yang sesuai dengan

keagungan-Nya. Umat Islam mengenal 99 asma ul-husna yang merupakan nama sekaligus sifat

Allah.

Firman Allah 

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar

lagi Maha Melihat.” (QS 42:11)

Allah menafikan jika ada sesuatu yang menyerupai-Nya, dan Dia menetapkan bahwa Dia

Maha Mendengar dan Maha Melihat. Maka Dia diberi nama dan disifati dengan nama dan sifat

yang Dia berikan untuk diri-Nya dan dengan nama dan sifat yang disampaikan oleh Rasul-Nya.

Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam hal ini tidak boleh dilanggar, karena tidak seorang pun yang

lebih mengetahui Allah daripada Allah sendiri, dan tidak ada sesudah Allah orang yang lebih

mengetahui Allah daripada Rasul-Nya.

Maka barangsiapa yang mengingkari nama-nama Allah dan semua maupun sebagian

sifat-Nya atau menamakan Allah dan menyifati-Nya dengan nama-nama dan sifat-sifat makhluk-

Nya, atau menta'wilkan dari maknanya yang benar, maka dia telah berbicara tentang Allah tanpa

ilmu dan berdusta terhadap Allah dan Rasul-Nya.

13

Page 14: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

Allah berfirman lagi 

“Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan

terhadap Allah?” (QS 18:15)

Tauhid asma dan sifat adalah pernyataan ikrar bahwa sesungguhnya Allah Maha Tau

keadaan segala sesuatu, Maha Kuasa, sesungguhnya Dia Maha Hidup, Dia tidak tidur dan tidak

lupa. Dia Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Belas, Maha Kasih, Dia Maha Suci, Maha

Sejahtera, Maha Memelihara dan Maha Perkasa. Maha Suci Allah daripada apa-apa yang

disamakan dengan-Nya.

Tauhid ini belum cukup untuk memastikan seseorang itu menjadi seorang Muslim,

bahkan mesti disertai dengan tauhid rububiyah yaitu peng-Esaan Allah dalam pengaturan dan

tauhid uluhiyah iaitu peng-Esaan Allah dalam ketuhanan.

2. Tauhid Asma Wa Sifat dan Orang Kafir

Orang kafir pada umumnya mengakui tauhid asma dan sifat, walaupun memang ada yang

mengingkarinya, kadang kala kerana kebodohan mereka sendiri, atau memang kerana mereka

golongan yang ingkar. Mereka berdalih dengan mengatakan, “Kami tidak mengetahui Ar-

Rahman selain Rahmanul Yamamah.” Tentang hal ini, telah turun satu ayat.

Allah berfirman 

“Padahal mereka kafir kepada Ar-Rahman (Yang Maha Pemurah)” (QS 13:30)

Ibn Katsir menyatakan, “Pada lahirnya pengingkaran mereka sebenarnya adalah berisi penolakan

dan iri, dalam kekafirannya mereka mengingkari Ar-Rahman.” Perihal pengakuan mereka akan

kewujudan tauhid asma wa sifat jelas dalam syair-syair mereka.

"Apa yang dikehendaki Ar-Rahman mengikat dan mutlak"

"Perhatikan Sibiran Ar-Rahman Tuhanku adalah sumpah"

"Maka bagi Allah tiada tersembunyi apa dalam dirimu

Perkara apa pun yang tersembunyi Allah selalu tahu"

Perkara ini menunjukkan mereka mengetahui kewujudan Allah sebagai Ar-Rahman, namun

mereka masih mengingkari-Nya. Jika mereka tidak menolaknya, pasti dari awal lagi orang kafir

dan musyrik Makkah tidak menolak agama bawaan Nabi Muhammad s.a.w kerana agama Islam

merupakan agama yang diturunkan Allah Ar-Rahman. Ayat-ayat Makkiyah penuh dengan tauhid

ini, kerana ingin memperbetulkan penggunaan dan menyucikan nama-nama Allah dan semua

sifat-Nya.

14

Page 15: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

Allah berfirman 

“Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan yang banyak itu menjadi satu Tuhan saja?

Sungguh ini memang satu kejutan!” (QS 38:5)

3. Sifat-Sifat Allah

Sifat Maksud

Sifat Wajib

Wujud Allah itu Ada

Qidam Allah itu Sedia

Baqa' Allah itu Kekal

Mukhalafatuhu Lilhawadisi Bersalahan Allah dengan yang baru

Qiyamuhu Binafsih Berdri Allah dengan sendiri

Wahdaniyah Allah itu Esa

Qudrah Allah itu Berkuasa

Iradah Allah itu Berkehendak

Ilmu Allah itu Berilmu

Hayyun Allah itu Hidup

Sama' Allah itu Mendengar

Basar Allah itu Melihat

Kalam Allah itu Berkata-kata

Kaunuhu Taala Qadiran Allah keadaan-Nya Berkuasa

Kaunuhu Taala Muridan Allah keadaan-Nya Berkehendak

Kaunuhu Taala Aliman Allah keadaan-Nya Berilmu

Kaunuhu Taala Hayyan Allah keadaan-Nya Hidup

Kaunuhu Taala Sami'an Allah keadaan-Nya Mendengar

Kaunuhu Taala Basiran Allah keadaan-Nya Melihat

Kaunuhu Taala Mutakalliman Allah keadaan-Nya Berkata-kata

Sifat Maksud

Sifat Mustahil

'Adam Tiada

Hudus Baru

Fana Tidak kekal

Mumasaluhu Lilhawadis Bersamaan dengan yang baru

15

Page 16: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

Ihtiyaju Lighairih Tidak berdiri dengan sendiri

Ta'addud Berbilang-bilang

'Ajzun Lemah

Karahiyah Terpaksa

Jahlu Bodoh

Mautu Mati

Shaumu Pekak

'Amaa Buta

Bukmun Bisu

Kaunuhu Taala 'Ajizan (Mustahil) Allah itu keadaan-Nya Lemah

Kaunuhu Taala Mukrahan (Mustahil) Allah itu keadaan-Nya Terpaksa

Kaunuhu Taala Jahilan (Mustahil) Allah itu keadaan-Nya Bodoh

Kaunuhu Taala Mayyitan (Mustahil) Allah itu keadaan-Nya Mati

Kaunuhu Taala 'Ashamma (Mustahil) Allah itu keadaan-Nya Pekak

Kaunuhu Taala 'Amaa (Mustahil) Allah itu keadaan-Nya Buta

Kaunuhu Taala Abkam (Mustahil) Allah itu keadaan-Nya Bisu

Terdapat satu lagi sifat Allah, yaitu sifat jaiz (harus) kepada Allah. Allah bebas berbuat

sekehendak-Nya, yakni jikalau Allah mau, boleh saja Dia membuatkan hari ini hujan sepanjang

hari, atau boleh saja Dia menghalang hujan dari turun. Inilah sifat jaiz bagi Allah.

4. Syirik dalam Penamaan Allah dan Sifat-Nya

Syirik peng-Esaan nama dan peng-Esaan sifat-sifat Allah kurang berat jika dibandingkan

dengan syirik rububiyah atau uluhiyah. Namun, perlulah diingat bahwa semua syirik adalah

sama. Hal ini boleh disamakan dengan tangga. Anak tangga yang dibawah sekali ialah syirik

peng-Esaan nama dan peng-Esaan sifat-sifat Allah manakala anak tangga yang paling tinggi

ialah syirik ta’thil, namun ia tetap merupakan tangga, tidak kira di atas atau di bawah. Syirik ini

juga ada dua jenis:

a) Syirik penyerupaan Khaliq dengan makhluk

Syirik penyerupaan Khaliq dengan makhluk ialah seperti mana seseorang yang menyatakan

pendapatnya bahawa Allah itu mempunyai tangan yang sama dengan tangan manusia, atau deria

dan cara Allah mendengar adalah seperti manusia. Syirik ini ialah syirik golongan Musyabbihat

yang dikenali dengan nama Mujassimah atau Karamiyah.

Pada penghujung abad pertama hijrah, telah muncul fahaman Jahmiyah yang menolak sifat-

sifat Allah yang menyerupai manusia seperti Ilmu dan Hayyun kerana ingin membezakan Allah

16

Page 17: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

dengan manusia, dan fahaman ini dikuatkan oleh fahaman Mu’tazilah yang muncul dizaman

Abbasiyah. Maka Muhammad ibn Karam Abu Abdullah As-Sijistaniy telah muncul untuk

melawan fahaman yang sesat ini. Namun dalam melawan golongan Jahmiyah dan Mu’tazilah,

mereka menetapkan secara berlebih-lebihan sehingga menyerupakan Allah itu berjisim. Maka

mereka yang berpegang dengan hujah ini telah dihukum syirik oleh Ahlu As-Sunnah wa Al-

Jamaah.

b) Syirik penamaan Allah secara batil (salah)

Syirik ini memberikan Allah nama yang batil ataupun menyingkirkan Allah dari nama-nama

yang hak kepada-Nya. Golongan musyrik sering melakukan perkara ini. Mereka merubah Ar-

Rahman kepada Rahmanul Yamamah seperti yang telah disebut di atas. Mereka juga memberi

nama berhala mereka dengan nama-nama Allah yang telah mereka ubah. Ibn Abbas berkata:

"Mereka (orang Jahiliyah) mengumpat Allah pada nama-Nya, mereka menyekutukan-

Nya. Daripada-Nya mereka namakan Latta dari kata Ilah dan Uzza dari kata Aziz."

Hal ini amat dibenci Allah. Dalam Al-Quran, beberapa kali Allah menyentuh tentang perkara ini.

Allah berfirman 

“Dialah Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia. Dia mempunyai asma al-husna (nama-

nama yang baik).” (QS 20:8)

Dan Allah berfirman 

“Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia

mempunyai asma ul-husna, dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam solat dan

janganlah pula kamu rendahkan dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.” (QS

17:110)

Sampai kepada firman Allah 

“Allah mempunyai asma ul-husna, maka bermohonlah kamu kepada-Nya dengan

menyebut asma ul-husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari

kebenaran dalam menyebut nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap

apa yang mereka kerjakan.” (QS 7:180)

Hamka menulis dalam tafsirnya mengenai ayat surah Al-A’raf ayat 180. Menurut beliau, ayat

tersebut bermaksud ‘janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan nama-

17

Page 18: Fix Makalah Universitas Indraprasta PGRI ( REVISI)

nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau memakai asma ul-husna,

tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau menggunakan asma ul-husna untuk selain

Allah’.

5. MAKNA KALIMAT TAUHID LAA ILAAHA ILLALLAH

            Kata ilahmempunyai pengertian luas, yaitu mencakup pengertian rububiyah dan

mulkiyah. Adapun laa ilaaha ilallah mempunyai pengertian sebagai berikut:

·        laa kholiqa iilallah(tidak ada Yang Maha Pencipta, kecuali Allah)

·        laa raaziqa illallah(tidak ada Yang Maha Memberi Rezeki, kecuali Allah)

·        laa hafidza illallah(tidak ada Yang Maha Memelihara, kecuali Allah)

·        laa mudabira illallah(tidak ada Yang Maha Mengelola, kecuali Allah)

·        laa maalika illallah(tidak ada Yang Maha Memiliki Kerajaan, kecuali Allah)

·        laa waliya illallah(tidak ada Yang Maha Memimpin, kecuali Allah)

·        laa haakima illallah(tidak ada Yang Maha Menentukan Aturan, kecuali Allah)

·        laa ghoyata illalllah(tidak ada Yang Maha Menjadi Tujuan, kecuali Allah)

·        laa ma’buuda illallah(tidak ada Yang Maha Disembah, kecuali Allah)

Daftar Pustaka:

http://ms.wikipedia.org/wiki/Tauhid

http://dewa-copas.blogspot.com/2012/09/konsep-tauhid-dalam-islam.html

Abdullah bin Abdul Aziz al-jibrin. (DR.) 2007. Cara Mudah Memahami Aqidah. Edisi

Pertama. Jakarta: Pustaka Al-Tazkia.

18