fismektan aye

12
Encep Farokhi A 240110130069 Pada praktikum fisika-mekanika tanah berlangsung dilahan praktikum FTIP yang langsung dibimbing oleh Prof. Dr. Ade Moetangad Kramadibrata, Beliau menjelaskan tentang identifikasi lapangan, klasifikasi lapangan menurut konstruksi dan pertanian, struktur, dan tekstur tanah, plastik limit, pH yang layak untuk tanaman serta hama dan penyakit pada tanaman. 1. Identifikasi Lapangan Sebagian besar sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan untuk tujuan rekayasa didasarkan pada sifat-sifat indeks tanah yang sederhana seperti distribusi ukuran butir dan plastisitas. Klasifikasi tanah diperlukan antara lain untuk hal- hal berikut ini : o Perkiraan standart kemiringan lereng dari penggalian tanah atau tebing o Perkiraan pemilihan bahan o Pemilihan jenis konstruksi dan peralatan untuk konstruksi (pemilihan cara penggalian dan rancangan penggalian) o Perkiraan kemampuan peralatan untuk konstruksi o Rencana pekerjaan/ pembuatan lereng dan tembok penahan tanah.

Upload: encep-farokhi

Post on 21-Sep-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

xxx

TRANSCRIPT

Encep Farokhi A

240110130069

Pada praktikum fisika-mekanika tanah berlangsung dilahan praktikum FTIP yang langsung dibimbing oleh Prof. Dr. Ade Moetangad Kramadibrata, Beliau menjelaskan tentang identifikasi lapangan, klasifikasi lapangan menurut konstruksi dan pertanian, struktur, dan tekstur tanah, plastik limit, pH yang layak untuk tanaman serta hama dan penyakit pada tanaman.

1. Identifikasi Lapangan

Sebagian besar sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan untuk tujuan rekayasa didasarkan pada sifat-sifat indeks tanah yang sederhana seperti distribusi ukuran butir dan plastisitas.

Klasifikasi tanah diperlukan antara lain untuk hal-hal berikut ini :

Perkiraan standart kemiringan lereng dari penggalian tanah atau tebing

Perkiraan pemilihan bahan

Pemilihan jenis konstruksi dan peralatan untuk konstruksi (pemilihan cara penggalian dan rancangan penggalian)

Perkiraan kemampuan peralatan untuk konstruksi

Rencana pekerjaan/ pembuatan lereng dan tembok penahan tanah.

Adapun beberapa metode klasifikasi tanah yang ada antara lain : klasifikasi tanah Unfied System yang paling banyak dipakai untuk pekerjaan teknik pondasi seperti untuk bendungan, bangunan dan konstruksi yang sejenis, klasifikasi tanah yang biasa untuk pekerjaan kontruksi yaitu AASHTO, dan klasifikasi tanah untuk bidang pertanian yaitu USDA.

Gambar 1. Klasifikasi berdasarkan tekstur oleh USDA

(Sumber: http://eprints.undip.ac.id/33889/5/1830_CHAPTER_II.pdf)

Salah satu contoh klasifikasi tanah pertanian yaitu tanah Aluvial (Entisol, Inceptisol) lebih sesuai untuk sawah (ketersediaan air). Podsolik Merah Kuning (Ultisol) untuk tanaman perkebunan karet dan kelapa sawit. Mediteran (Alfisol) untuk perkebunan kakao, kopi, hutan jati. Latosol (Inceptisol) untuk tanaman pangan lahan kering dan buah-buahan, sedang Andosol (Andisol) untuk tanaman hortikultura dataran tinggi.

Tanah gambut (Organosol, Histosol) dangkal 200 cm sebaiknya untuk kawasan hutan konservasi atau hutan lindung.

2. Unsur, Struktur dan Tekstur Tanah

Didalam tanah, terdapat unsur hara yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, unsur tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu unsur hara makro (diperlukan dalam jumlah besar) dan unsur hara mikro (diperlukan dalam jumlah sedikit). Yang termasuk dalam unsur hara makro yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), Oksigen (O2), Hidrogen (H) dan Kalium (K). Sedangkan unsur hara mikro antara lain Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B) dan Klor (Cl).

Struktur tanah adalah gumpalan-gumpalan kecil dari butiran-butiran tanah. Gumpalan ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh perekat seperti bahan organik dan oksida besi. Struktur tanah terdiri dari beberapa macam yaitu :

1. Struktur Tanah Granular, biasa disebut dengan struktur tanah berbutir karena memiliki gumpalan kecil yang membulat. Diameter gumpalan yang ada di tanah ini tidak lebih dari 2 cm.

2. Struktur Tanah Bloky, disebut sebagai struktur dari tanah kubus karena gumpalan kecil yang ada di dalam tanahnya berbentuk seperti kubus. Ukuran struktur ini dapat mencapai 10 cm.

3. Platy, atau disebut dengan lempeng. Biasanya struktur seperti ini terjadi pada tanah liat yang baru terjadi dan mempunyai bentuk gumpalan seperti lempengan pipih.

4. Prisma, bentuk tanah ini memiliki sumbu vertikal yang lebih panjang dibandingkan dengan sumbu horizontalnya. Struktur ini memiliki diameter sebesar 16 cm.

Sedangkan tekstur tanah merupakan satu sifat fisik tanah yang secara praktis dapat dipakai sebagai alat evaluasi atau jugging (pertimbangan) dalam suatu potensi penggunaan tanah. Tekstur tanah menunjukkan perbandingan relatifantaraPasir (sand) berukuran 2 mm 50 mikron, debu (silt) berukuran 50 2 mikron dan liat (clay) berukuran < 2 mikron.

3. Batas plastik (PL)

Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air dinyatakan dalam persen di mana tanah apabila digulung sampai dengan diameter 1/8 inch (3,2 mm) menjadi retak-retak. Batas plastis merupakan batas terrendah dari tingkat keplastisan suatu tanah. Cara pengujiannya adalah sangat sederhana, yaitu dengan menggulung massa tanah berukuran elipsoida dengan telapak tangan di atas kaca datar.

4. Indeks Plastisitas

Indeks plastisitas (PI) adalah ukuran plastisitas tanah a.Indeks plastisitas adalah ukuran rentang kadar air di mana tanah menunjukkan sifat plastik.IP adalah perbedaan antara batas cair dan batas plastis dirumuskan dengan:

IP = LL-PL..(1)

Tanah dengan IP tinggi cenderung liat, mereka yang memiliki PI lebih rendah cenderung lumpur, dan mereka yang memiliki PI sebesar 0 (non-plastik) cenderung memiliki sedikit atau tidak ada lumpur atau tanah liat.

Tabel 1. Indeks Plastisitas

Indeks Plastisitas

Karakteristik Tanah

Tipe tanah

Sifat Kohesif

0

Tidak plastis

Pasir

Tidak kohesif

< 7

Plastisitas rendah

Debu

Sebagian kohesif

7 17

Plastisitas sedang

Liat berdebu

kohesif

> 17

Plastisitas tinggi

Liat

kohesif

(Sumber: http://www.ilmusipil.com/tes-batas-plastis-plastic-limit-tanah)

Gambar 2. Plasticity Chart

(Sumber: http://www.ilmusipil.com/tes-batas-plastis-plastic-limit-tanah)

5. pH untuk Tanaman

pH tanah adalah suatu ukuran aktivitas ion hydrogen dalam larutan air tanah dan dipakai sebagai ukuran keasaman tanah. Sebetulnya keasaman dan kebasaan tanah merupakan pencerminan kadar, baik ion H+ maupun ion OH-. Menurut Notohadiprawiro, (1985) tanah dapat dipilahkan berdasarkan reaksi tanah atau pH sebagai berikut:

Tabel 2. Hubungan Reaksi pada Tanah dengan pH

Reaksi Tanah

pH

Luar biasa asam

10

(Sumber: http://kebundirumah.wordpress.com/ph-meter-dan-tanaman/)

Menurut Hardjawigeno, (1995) pentingnya mengetahui pH adalah :

1. Menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. Pada umumnya unsur hara mudah diserap tanaman pada pH sekitar 7 atau pH netral. Karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air.

2. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur - unsur beracun.

Pada reaksi tanah asam, unsur-unsur juga menjadi mudah larut, sehingga ditemukan unsur mikro dalam jumlah yang banyak. Sedangkan kebutuhan tanaman akan unsur mikro sangatlah sedikit.

Tanah yang terlalu basa juga sering mengandung banyak garam-garam yang terlalau tinggi, yang juga dapat menjadi racun bagi tanaman.

3. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme

Bakteri berkembang baik pada pH 5,5 atau lebih, sedangkan pada pH kurang dari 5,5 perkembangannya sangat terhambat.

Dimana dapat disimpulkan secara umum bahwa beberapa jenis tanaman, menyukai kondisi pH media tanam pada tingkat cukup ekstrim sebagai tempat tumbuhnya. Akan tetapi, mayoritas dari tanaman menyukai kondisi pH pada tingkat 6,5 7.

6. Hama dan Penyakit pada Tanaman

Penyakit-penyakit pada tanaman khususnya pada daun seperti bercak daun, perubahan warna daun, karat daun, daun berlubang, layu, daun terbakar dan sebagainya, dapat disebabkan oleh hewan, jamur, bakteri dan kekurangan unsur hara. Oleh hewan seperti tikus, wereng, dan ulat daun yang dapat membuat daun berlubang. Oleh jamur seperti pada karat daun yang disebabkan oleh jamur hemileia vastatrix dan jamur Fusarium sp yang menyebabkan daun layu.

Selain itu, kekurangan unsur Nitrogen (N) dapat menyebabkan daun berwarna kuning, kekurangan Fosfor (P) menyebabkan daun berwarna keunguan, kekurangan Kalium (K) menyebabkan daun menjadi keriting dan bernoda merah kecokelatan serta bila terjadi terus-menerus maka daun akan rontok, kekurangan Kalsium (Ca) menyebabkan daun menjadi keriput, kekurangan Magnesium (Mg) menyebabkan daun berwarna kekuningan dan bernoda merah kecokelatan, sedangkan kekurangan Sulfur (S) akan menyebabkan daun berwarna kekuningan.

Selanjutnya adalah melakukan pengukuran jarak dan penentuan slope menggunakan metode jari, dimana dibutuhkan empat orang sebagai patokan, lalu dibuat peta kontur dari hasil pengukuran tersebut, Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain seperti planet, satelit alami (bulan dan sebagainya), dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal(Ilmu Pengetahuan Sosial). Topografi umumnya menyuguhkan relief permukaan, model tiga dimensi, dan identifikasi jenis lahan. Objek dari topografi adalah mengenai posisi suatu bagian dan secara umum menunjuk pada koordinat secara horizontal seperti garis lintang dan garis bujur, dan secara vertikal yaitu ketinggian. Mengidentifikasi jenis lahan juga termasuk bagian dari objek studi ini. Studi topografi dilakukan dengan berbagai alasan, diantaranya perencanaan militer dan eksplorasi geologi. Untuk kebutuhkan konstruksi sipil, pekerjaan umum, dan proyek reklamasi membutuhkan studi topografi yang lebih detail.

Peta Kontur

Peta kontur adalah peta yang menggambarkan ketinggian tempat dengan menggunakan garis kontur. Garis kontur adalah garis pada peta yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama.

Sifat dan ketentuan garis kontur:

a)Semakin rapat garis kontur lereng semakin curam, dan begitu juga sebaliknya

b) Garis kontur tidak bercabang

c) Garis kontur yang berimpit menunjukkan lereng yang tegak

d) Perbedaan tinggi antara 2 garis ketinggian adalah setengah angka ribuan skala dinyatakan dalam meter

e) Garis ketinggian yang pertama adalah setengah dari ribuan skala dinyatakan dalam meter

f)Jika yang digambar gunung yang mempunyai kawah maka posisi kawah cukup diberi titik dan ditandai ketinggian

g)Peta kontur adalah bagian dari peta topografi atau RBI sehingga mempunyai skala yang besar, wilayah yang tergambar tidak luas

h) Kontur tertutup, terbuka, lembah, igir.

Garis Kontur

Garis Kontur merupakan garis yang digambarkan dalam peta yang menunjukan titik-titik yang sama tingginya dari suatu bidang refersnsi tertentu, umumnya bidang yang dipake adalah permukaan air laut. Yang diukur dari suatu bidang pembanding tertentu. Bidang pembanding ini yang dipakai umumnya adalah tinggi muka air laut rata-rata, dan ini diambil dan disepakati sebagai titik dengan ketinggian nol.

Sifat-sifat Garis Kontur

- Garis yang tertutup

- Tidak berpotongan

- Berhimpit pada tempat lereng tegak

- Kondisi normal ketinggiannya semakin naik

- Meruncing kearah hulu

Macam Macam Garis Kontur

1.-Garis kontur biasa

2.Garis kontur indek

3.Garis kontur depresi

Pembuatan Peta Kontur

peta memerlukan kerangka agar suatu peta dapat terwujud dengan ketentuan yang tepat.Tujuan dari kerangka itu sendiri adalah untuk menegakkan peta agar peta tersebut dapat terbentuk, termasuk hubungan geodetis setiap titik wilayah yang dipetakan dapat diperoleh.

Untuk mengikatkan titik detail yang ada dan yang harus dipetakan sehingga titik detail tersebut dapat di gambarkan di atas peta,Untuk mendapatkan hasil peta dengan ketelitian sesuai dengan keinginan dan direncanakan. Untuk keperluan pemetaan dan penggunaan petakerangka peta yang dibuat harus harus dapat diidentifikasikan sama baik pada peta maupun di lapangan. Agar permukaan dapat terwujud dalam bentuk peta, setelah semua data lapangan dihitung, meliputi hitungan koordinat (X,Y), titik-titik kerangka pemetaan (poligon), perhitungan ketinggian titik-titik poligon dari pengukuran sipat datar (Z), sudut arah dan jarak titik-titik detil serta ketinggiannya (takhimetri), langkah selanjutnya adalah plotting atau penggambaran.