fismat ketik
TRANSCRIPT
Bab 7
INTEGRAL LIPAT
1. Pengertian Integral Lipat
Tinjau persoalan fiiska menghitung massa total M suatu pelat berhingga (2 D)
dengan distribusi massa tak seragam (non uniform). Misalnya geometrinya berupa
daerah terbatas D dalam bidang Kartesis xy, dengan rapat massa (massa per luas),
pada setiap titik (x,y) adalah ρ = (x, y) seperti gambar.
GAMBAR
Untuk menghitung nilai hampiran bagi massa total (M), daerah pelat D kita
bagi atas n-buah elemen daerah kecil (σ 1, σ 2, σ 3, ... σ n). Selanjutnya pilih sebuah titik
wakil (xi, yi) di dalam daerah ( i = 1, 2, 3, ... n ). Maka massa setiap elemen daerah
dihampiri oleh:
∆ m1 = f (xi, yi) ׀σ1 ׀
Dan M = ∑i=1
n
∆m=∑i=1
n
f ¿¿¿ xi, yi) ׀σ
׀ 1
Keterangan : ׀ σ1׀ = luas daerah σ 1
M = Massa total pelat D
Bila ׀σ1 0 → ׀ dan n → ∞ maka:
M = limn→∞
∑i=1
n
f ( xi , yi ∆׀( xi :∆ yi ,׀ ∆ xi→0 ,∆ yi→0¿¿
Limit pada ruas kanan, jika ada dilambangkan dengan:
∬D
❑
f ( x , y )dxdy
Disebut integral lipat dua (double integral).
2. Sifat Integral Lipat Dua
Sifat-sifat dari integral lipat dua dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jika f = f (x, y) dan g = (x, y), dua fungsi terdefinisikan pada daerah D, maka:
∬D
❑
( f ± g )dxdy=∬D
❑
f dxdy ±∬D
❑
gdxdy
2. Jika c sebuah tetapan, maka:
∬D
❑
(cf )dxdy=c∬D
❑
f dxdy
3. Jika D merupakan gabungan daerah D1 dan D2, atau D = D1 ∪D = C, sebuah kurva
batas, maka:
∬D
❑
f dxdy=∬D2
❑
f dxdy+∬D2
❑
f dxdy
3. Cara Dasar Integral Lipat
Untuk dapat menghitung Integral ( Integral lipat 2), akan digunakan prosedur yang
mengalihkan perhitungan integral lipat kr integral berulang.
Suatu daerah D disebut normal terhadap:
a. Sumbu-x, jika setiap garis tegak lurus sumbu-x hanya memotong dua kurva batas D
yang fungsi koordinatnya y = y1 (x), dan y = y2 (x) tak berubah bentuk.
GAMBAR
b. Sumbu-y, jika setiap garis tegak lurus sumbu-y hanya memotong dua kurva batas D
yang fungsi koordinatnya x = x1 (y), dan x = x2 (y) tak berubah bentuk.
GAMBAR
Suatu daerah D dapat terjadi tidak normal terhadap sumbu x maupun sumbu y,
dalam kasus itu daerah D di bagi ke dalam beberapa sub-daerah normal.
GAMBAR
Selanjutnya tinjaulah pelat D yang normal terhadap sumbu-x, seperti pada
gambar 7.2a dengan tepi-tepi, tepi bawah dibatasi oleh kurva y = y1 (x) dan tepi atas
oleh y = y2 (x), sedangkan tepi kiri dan kanannya masing-masing oleh garis tegak x =
a, dan x = b ( b > a, bilangan tetap).
Secara ringkas:
D = ( x , y a<x<b׀( ; y 1 (x )< y< y2(x )
Jika rapat massa pelat D adalah f( x, y), maka integral lipat dua:
I = ∬D
❑
f ( x , y )dxdy
Yang menyatakan massa totalnya dihitung secara bertahap, melalui definisi
sebagai berikut:
a. Ambil sembarang titik (xi, 0) pada sumbu-x, dengan a ≤ xi ≤b.
b. Tarik garis x = x1, kemudian tinjau sebuah lempeng tegak dengan
sumbu x = x1, dan tebal ∆ x1, dalam daerah D, yang disebut lempeng ke-i.
c. Hitung hampiran massa tiap petak (i, j), pada koordinat (Xb, yj) dalam
lempeng ke-i,
d. Hitung massa total lempeng ke-i, sebagai limit jumlah seluruh petak di
dalamnya: