fisiologi tekanan intrakranial
TRANSCRIPT
Fisiologi Tekanan Intrakranial
Tekanan Intrakranial menuju pada tekanan cairan serebrospinal (CSF) di dalam
rongga kranium. Selama CSF mengalir dalam sumbu kraniospinal, tidak tersumbat
tekanan CSF selalu konstan.
Variasi TIK tergantung pada:
1. Diameter CSF
2. Sirkulasi serebral
3. abnormalitas intrakranial
Sirkulasi Serebral
Otak mendapat 15 % curah jantung
Aliran darah serebral secara global volume darah per menit per 100 gram jaringan
otak.
Kety dan Schmidt CBF 53 ml/menit/100 gr otak pada individu muda normal
Obrist CBF 74,5 ml/menit/100 gr otak
Gray matter 24,8 ml/menit/100 gr otak.
Volume darah serebral sebesar 2 % dari volume intrakranial (teknik beku pada
hewan)
Volume darah serebral 7% dari volume intrakranial (invivo pada manusia)
Jika taksiran ini benar, pengembangan massa di kepala bisa mencapai ukuran sedang
tanpa meningkatkan TIK dengan menggeser darah dari rongga kepala.
Sirkulasi serebral dan TIK menunjukkan efek yang bertolak belakang.
TIK meningkat mengakibatkan vasospasme dan penurunan CBF. Bila TIK mendekati MAP
sirkulasi serebral berhenti.
Vasodilatasi serebral volume darah serebral meningkat TIK meningkat
Vasodilatasi :
- Fisiologis
- Patologis
Pembuluh darah serebral mengembang sebagai respon terhadap hiperaktifitas fisiologis
dalam otak.
Vasodilatasi ini bersifat fokal dan tidak berarti terhadap CBV.
Relaksasi lebih luas terjadi pada hiperkapnea.
CO2 menurunkan resistensi vaskular CBV meningkat.
Pada PCO2 30-60 mmHg bebas dari faktor-faktor yang mempengaruhi autoregulasi.
Perubahan 1 mmHg dari PaCO2 2,5% perubahan pada aliran darah serebral (CBF).
PaCO2 tidak lagi mempengaruhi CBF saat mencapai 80 mmHg atau < 15 mmHg.
Selama hipotensi sistemik yang parah
Saat autoregulasi menghilang
Efek CO2 menurun / menghilang
Kenaikan PCO2 5-7% menaikkan CBF 75%
(peningkatan tekanan arteri sistemik yang disebabkan oleh vasokonstriksi perifer)
Reaksi pembuluh darah perifer paradoks terhadap hiperkapnea, terjadi karena pelepasan
katekolamin dalam jumlah besar ke dalam darah.
Hipokapnea akibat hiperventilasi aktif atau pasif menurunkan CBF sepertiga nilai dasar
(efek ini bebas dari pH arteri)
Penurunan CBF menghilangkan CBV dan TIK
Penurunan TIK tidak sampai semenit setelah hiperventilasi buatan
Jika hiperventilasi dipertahankan dalam jangka panjang TIK pelan-pelan akan meningkat
walaupun tetap lebih rendah (butuh waktu 2 – 5 jam).
Hipokapnea (< 20 mmHg) tidak berarti secara klinis, karena dihubungkan dengan hipoksia
jaringan (saat kurva disosiasi bergeser ke kiri).
Hipoksia yang berat vasodilatasi dan peningkatan CBF.
Hiperkapnea + hipoksia yang parah melumpuhkan pembuluh darah dan berakibat
hilangnya autoregulasi (CBV meningkat dan peningkatan TIK).
AURA
Aura
Umumnya gejala aura dirasakan mendahului serangan migren. Secara visual, aura dinyatakan
dalam bentuk positif atau negatif. Penderita migren dapat mengalami kedua jenis aura secara
bersamaan. Aura positif tampak seperti cahaya berkilauan, seperti suatu bentuk berpendar
yang menutupi tepi lapangan pengelihatan. Fenomena ini disebut juga sebagai scintillating
scotoma (scotoma = defek lapang pandang). Skotoma ini dapat membesar dan akhirnya
menutupi seluruh lapang pandang. Aura positif dapat pula berbentuk seperti garis-garis zig
zag, atau bintang-bintang.
Aura negatif tampak seperti lubang gelap/hitam atau bintik-bintik hitam yang menutupi
lapangan pengelihatannya. Dapat pula berbentuk seperti tunnel vision; dimana lapang
pandang daerah kedua sisi menjadi gelap atau tertutup, sehingga lapang pandang terfokus
hanya pada bagian tengah (seolah-seolah melihat melalui lorong).
Price, Sylvia dan Lorraine M.Wilson.Nyeri. Huriawati,dkk.Patofisiologi edisi
6.Jakarta : EGC.2003
Patestas, Maria A. dan Leslie P.Gartner. Cerebrum. A Textbook of Neuroanatomy.
United Kingdom: Blackwell.2006.69-70.
Sherwood, laura.Susunan Saraf Pusat.Beatricia I.Santoso.Fisiologi Manusia dari Sel
ke Sistem. Jakarta : EGC.2001