fisiologi pendengaran

22
Fisiologi Pendengaran Telinga merupakan salah satu dari bagian panca indera manusia yaitu indera pendengar. Fungsi ini didukung penuh oleh sruktur dan anatomi yang sempurna. Telinga yang terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam, selain berfungsi sebagai indera pendengar juga berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh. Bagian luar dan tengah menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan, untuk memperkuat energi suara dalam proses tersebut. Telinga dalam berisi dua system sensorik yang berbeda; koklea yang mengandung reseptor-reseptor untuk mengubah gelombang suara menjadi impuls-impuls saraf, sehingga kita dapat mendengar, dan apparatus vestibularis, yang penting untuk sensasi keseimbangan. Gelombang suara terdiri dari daerah-daerah pemampatan dan penjarangan molekul udara yang berlangsung secara bergantian. Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suara adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi karena kompresi (pemampatan) molekul-molekul udara yang

Upload: raden-adjeng-palupi

Post on 14-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

sdf

TRANSCRIPT

Page 1: Fisiologi Pendengaran

Fisiologi Pendengaran

Telinga merupakan salah satu dari bagian panca indera manusia yaitu indera

pendengar. Fungsi ini didukung penuh oleh sruktur dan anatomi yang sempurna.

Telinga yang terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga

dalam, selain berfungsi sebagai indera pendengar juga berfungsi sebagai pengatur

keseimbangan tubuh. Bagian luar dan tengah menyalurkan gelombang suara dari

udara ke telinga dalam yang berisi cairan, untuk memperkuat energi suara dalam

proses tersebut. Telinga dalam berisi dua system sensorik yang berbeda; koklea yang

mengandung reseptor-reseptor untuk mengubah gelombang suara menjadi impuls-

impuls saraf, sehingga kita dapat mendengar, dan apparatus vestibularis, yang

penting untuk sensasi keseimbangan.

Gelombang suara terdiri dari daerah-daerah pemampatan dan penjarangan

molekul udara yang berlangsung secara bergantian.

Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Gelombang suara

adalah getaran udara yang merambat dan terdiri dari daerah-daerah bertekanan tinggi

karena kompresi (pemampatan) molekul-molekul udara yang berselang-seling dengan

daerah-daerah bertekanan rendah (rarefraction) molekul tersebut. Setiap alat yang

mampu menghasilkan pola gangguan molekul udara seperti itu adalah sumber suara.

Suatu contoh sederhana adalah garpu tala. Sewaktu dipukulkan, gigi garpu tala

tersebut bergetar. Ketika gigi garpu tala bergerak ke satu arah, molekul-molekul

udara di depannya terdorong bersama, atau tertekan, sehingga terjadi peningkatan

tekanan di daerah ini. Secara bersamaan, molekul-molekul udara di belakang gigi

garpu tala menyebar atau mengalami penjarangan sewaktu gigi bergerak ke depan,

sehingga terjadi penurunan tekanan di daerah ini. Pada saat gigi garpu tala bergerak

ke arah yang berlawanan, tercipta gelombang pemampatan dan penjarangan yang

berlawanan. Walaupun setiap molekul udara bergerak hanya dalam jarak pendek

sesuai getaran gigi garpu, gelombang pamampatan penjarangan yang berganti-gantian

Page 2: Fisiologi Pendengaran

tersebut menyebar dalam jarak yang cukup jauh seperti riak air. Molekul-molekul

udara yang terganggu akan mengganggu molekul-molekul lain di dekatnya, sehingga

tercipta daerah baru penekanan dan pengembangan, demikian seterusnya. Energi

suara secara berangsur-angsur mereda ketika gelombang suara bergerak menjauhi

sumber suara semula. Intensitas gelombang suara berkurang, sampai akhirnya lenyap

ketika gelombang suara terakhir terlalu lemah untuk menimbulkan gangguan pada

molekul-molekul udara di sekitarnya.

Gelombang suara juga dapat berjalan melalui medium selain udara,

misalnya air. Namun, perjalanan gelombang suara dalam media tersebut kurang

efisien; diperlukan tekanan yang lebih besar untuk menimbulkan pergerakan cairan

daripada pergerakan udara karena insersia (resistensi terhadap perubahan) cairan yang

lebih besar.

Suara ditandai oleh nada (tone, tinggi-rendahnya suara), intensitas

(kekuatan, kepekaan, loudness) dan timbre (kualitas, warnanada):

Nada suatu suara (misalnya, apakah itu not C atau G) ditentukan oleh

frekuensi getaran. Semakin tinggi frekuensi getaran, semakin tinggi

nada. Telinga manusia dapat mendeteksi gelombang suara dengan

frekuensi dari 20 sampai 20.000 siklus per detik, tetapi paling peka

terhadap frekuensi antara 1000 dan 4000 siklus per detik.

Intensitas atau kepekaan (kekuatan) suatu suara bergantung pada

amplitudo gelombang suara, atau perbedaan tekanan antara daerah

pemampatan yang bertekanan tinggi dan daerah penjarangan yang

bertekanan rendah. Dalam pendengaran, semakin besar amplitudo,

semakin keras (pekak) suara. Kepekaan dinyatakan dalam desibel

(dB), yaitu ukuran logaritmik intensitas dibandingkan dengan suara

teredam (terhalus) yang dapat terdengar-ambang pendengaran.

Page 3: Fisiologi Pendengaran

Kualitas suara atau warna nada (timbre) bergantung pada nada

tambahan (overtone) yaitu frekuensi tambahan yang menimpa nada

dasar. Nada-nada tambahan juga merupakan penyebab perbedaan khas

suara manusia.

Telinga luar dan telinga tengah mengubah gelombang suara dari

hantaran udara menjadi getaran cairan di telinga dalam.

Reseptor-reseptor khusus untuk suara terletak di telinga dalam berisi cairan.

Dengan demikian, gelombang suara hantaran udara harus disalurkan ke arah dan

dipindahkan ke telinga dalam, dan prosesnya melakukan kompensasi terhadap

berkurangnya energi suara yang terjadi sewaktu gelombang suara berpindah dari

udara ke air. Fungís ini dilakukan oleh telinga luar dan telinga tengah.

Telinga luar terdiri dari pinna (bagian telinga, auricula), meatus auditorius

eksternus (saluran telinga), dan membrana timpani (gendang telinga). Pinna, suatu

lempeng tulang rawan terbungkus kulit, mengumpulkan gelombang suara dan

menyalurkannya kedalam ke saluran telinga luar. Karena bentuknya, daun telinga

secara parcial menahan gelombang suara yang mendekati telinga dari arah belakang

dan depan, dengan demikian, membantu seseorang membedakan apakah suara datang

dari arah depan atau belakang.

Lokalisasi suara untuk menentukan apakah suara datang dari kanan atau kiri

ditentukan berdasarkan dua petunjuk. Pertama, gelombang suara mencapai telinga

yang terletak lebih dekat ke sumber suara sedikit lebih cepat daripada gelombang

tersebut mencapai telinga satunya. Kedua, suara terdengar kurang kuat sewaktu

mencapai telinga yang lebih jauh, karena kepala berfungsi sebagai sawar suara yang

secara partial mengganggu perambatan gelombang suara. Korteks pendengaran

mengintegrasikan semua petunjuk tersebut untuk menentukan lokasi sumber suara.

Page 4: Fisiologi Pendengaran

Pintu masuk ke dalam kanalis telinga (saluran telinga) dijaga oleh rambut-

rambut halus. Kulit yang melapisi saluran telinga mengandung kelenjar-kelenjar

keringat termodifikasi yang menghasilkan serumen (kotoran telinga), suatu reaksi

lengket yang menangkap partikel-pertikel asing yang halus. Rambut halus dan

serumen tersebut membantu mecegah partikel-partikel lain dari udara masuk ke

bagian dalam saluran telinga, tempat mereka menumpuk dan mencederai membrane

timpani dan mengganggu pendengaran.

Membran timpani, yang teregang menutupi pinna masuk ke telinga tengah,

bergetar sewaktu terkena gelombang suara. Daerah-daerah gelombang suara yang

bertekanan tunggi dan rendah berselang-seling menyebabkan gendang telinga yang

sangat peka tersebut menekuk keluar-masuk seirama dengan frekuensi gelombang

suara.

Tekanan udara istirahat di kedua sisi membran timpani harus setara agar

membran dapat bergerak bebas sewaktu gelombang suara mengenainya. Bagian luar

gendang telinga terpajan ke tekanan atmosfer yang mencapainya melalui saluran

telinga. Bagian dalam gendang telinga yang berhadapan dengan rongga telinga tengah

juga terpajan ke tekanan atmosfer melalui tuba Eustachius (auditoria), yang

menghubungkan telinga tengah ke faring (bagian belakang tenggorokan). Tuba

eustachius dalam keadaan normal tertutup, tetapi dapat dibuka dengan gerakan

menguap, mengunyah, atau menelan. Pembukaan tersebut memungkinkan tekanan

udara di dalam telinga tengah menyamakan diri dengan tekanan atmosfer,sehingga

tekanan di kedua sisi membran setara. Selama perubahan eksternal yang berlangsung

cepat (sebagai contoh, sewaktu pesawat lepas landas), kedua gendang telinga

menonjol keluar dan menimbulkan nyeri karena tekanan di luar telinga berubah

sedangkan tekanan di telinga tengah tidak berubah. Membuka tuba eustachius dengan

menguap memungkinkan tekanan di kedua sisi membran timpani seimbang, sehingga

menghilangkan distorsi tekanan dan gendang telinga kembali ke posisinya semula.

Infeksi yang berasal dari tenggorokan kadang-kadang menyebar melalui tuba

Page 5: Fisiologi Pendengaran

eustachius ke telinga tengah. Penimbunan cairan yang terjadi di telinga tengah tidak

saja menimbulkan nyeri tetapi juga mengganggu hantaran suara melintasi telinga

tengah.

Telinga tengah memindahkan gerakan bergetar membrana timpani ke cairan

telinga dalam. Pemindahan ini dipermudah oleh adanya rantai yang terdiri dari tiga

tulang yang dapat bergerak atau osikula (maleus, inkus dan stapes) yang berjalan

melintasi telinga tengah. Tulang pertama, maleus, melekat ke membrana timpani, dan

tulang terahir stapes, melekat ke jendela oval, pintu masuk ke koklea yang berisi

cairan. Ketika membrana timpani bergetar sebagi respon terhadap gelombang suara,

rantai tulang-tulang tersebut juga bergerak dengan frekuensi sama, memindahkan

frekuensi gerakan tersebut dari membrana timpani ke jendela oval. Tekanan di

jendela oval akibat setiap getaran yang dihasilkan menimbulkan gerakan seperti

gelombang pada cairan telinga dalam dengan frekuensi yang sama dengan frekuensi

gelombang suara semula. Namun, seperti dinyatakan sebelumnya, diperlukan tekanan

yang lebih besar untuk menggerakkan cairan. Terdapat dua mekanisme yang erkaitan

dengan sistem osikuler yang memperkuat tekanan gelombang suara dari udara untuk

menggetarkan cairan di koklea. Pertama, karena luas permukaan membran timpani

jauh lebih besar daripada luas permukaan jendela oval, terjadi peningkatan tekanan

ketika gaya yang bekerja di membran timpani disalurkan ke jendela oval ( tekanan =

gaya/satuan luas ). Kedua, efek pengungkit tulang-tulang pendengaran menghasilkan

keuntungan mekanis tambahan. Kedua mekanisme ini bersama-sama meningkatkan

gaya yang timbul pada jendela oval sebesar dua puluh kali lipat dari gelombang suara

yang langsung mengenai jendela oval. Tekanan tambahan ini cukup untuk

menyebabkan pergerakan cairan koklea.

Beberapa otot halus di telinga tengah berkontraksi secara refleks sebagai

respons terhadap suara keras (lebih dari 70 dB), menyebabkan membrana timpani

menegang dan pergerakan tulang-tulang di telinga tengah dibatasi. Pengurangan

pergerakan stuktur-struktur telinga tengah ini menghilangkan transmisi gelombang

Page 6: Fisiologi Pendengaran

suara keras ke telinga dala untuk melindungi perangkat sensorik yang sanagt peka

dari kerusakan. Namun, respons refleks ini relaif lambat, timbul paling sedikit 40

mdet setelah pajanan suara keras. Dengan demikian, refleks ini hanya memberikan

perlindungan terhadap suara keras berkepanjangan, bukan terhadap suara keras yang

timbul mendadak, misalnya suara ledakan.

Sel rambut di organ Corti mengubah gerakan cairan menjadi sinyal

saraf.

Bagian koklearis telinga dalam yang berbentuk seperti siput adalah suatu

sistem tubulus bergelung yang terletak di dalam tulang temporalis. Di seluruh

panjangnya, koklea dibagi menjadi tiga kompartemen longitudinal yang berisi cairan.

Duktus koklearis yang buntu, yang juga dikenal sebagai skala media, membentuk

kompartemen tengah. Saluran ini berjalan sepanjang bagian tengah koklea, hampir

mencapai ujungnya. Kompartemen atas, yakni skala vestibuli, mengikuti kontur

bagian dalam spiral, dan skala timpani, kompartemen bawah, mengukuti kontur luar

spiral. Cairan di dalam duktus koklearis disebut endolimfe. Skala vestibuli dan skala

timpani keduanya mengandung cairan yang sedikit berbeda, yaitu perilimfe. Daerah

di luar ujung duktus koklearis tempat cairan di kompartemen atas dan bawah

berhubungan dengan helikotrema. Skala vestibuli disekat dari rongga telinga tengah

oleh jendela oval, tempat melekatnya stapes. Lubang kecil berlapis membran lainya,

yakni jendela bundar, menyekat skala timpani dari telinga tengah. Membran

vistibularis yang tipis memisahkan duktus koklearis dari skala vestibuli. Membran

basilaris membentuk lantai duktus koklearis, memisahkannya dari skala timpani.

Membrana basilaris sangat penting karena mengandung organ Corti, organ untuk

indera pendengar.

Organ Corti, yang terletak di atas membrana basilaris, di seluruh panjangnya

mengandung sel-sel rambut yang merupakan reseptor untuk suara. Sel-sel rambut

yang menghasilkan sinyal saraf jika rambut di permukaannya secara mekanis

Page 7: Fisiologi Pendengaran

mengalami perubahan bentuk berkiatan dengan gerakan cairan di telinga dalam.

Rambut-rambut ini secara mekanis terbenam di dalam membran tektorial, suatu

tonjolan mirip tenda-rumah yang menggantung sepanjang organ Corti.

Gerakan stapes yang menyerupai piston terhadap jendela oval menyebabkan

timbulnya gelombang tekanan di kompartemen atas. Karena cairan tidak dapat

ditekan, tekanan dihamburkan melalui dua cara sewaktu stapes menyebabkan jendela

oval menonjol ke dalam,yaitu:

1. perubahan posisi jendela bundar

2. defleksi membrana basilaris

Pada jalur pertama, gelombang tekanan mendorong perilimfe ke depan di

kompartemen atas, kemudian mengelilingi helikotrema, dan ke kompartemen bawah,

tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar ke dalam

rongga telinga tengah untuk mengkompensasi peningkatan tekanan. Ketika stapes

bergerak mundur dan menarik jendela oval ke luar ke arah telinga tengah, perilimfe

mengalir dalam arah yang berlawanan, mengubah posisi jendela bundar ke dalam.

Jalur ini tidak menyebabkan timbulnya persepsi suara, tetapi hanya menghamburkan

tekanan.

Gelombang tekanan frekuensi yang berkaitan dengan penerimaan suara

mengambil “jalan pintas”. Gelombang tekanan di kompartemen atas dipindahkan

melalui membrana vestibularis yang tipis, ke dalam duktus koklearis dan kemudian

melalui membrana basilaris ke kompartemen bawah, tempat gelombang tersebut

menyebabkan jendela bundar menonjol ke luar-masuk bergantian. Perbedaan utama

pada jalur ini adalah bahwa transmisi gelombang tekanan melalui membrana basilaris

menyebabkan membran ini bergerak ka atas dan ke bawah, atau bergetar, secara

sinkron dengan gelombang tekanan. Karena organ Corti menumpang pada membrana

basilaris, sel-sel rambut juga bergerak naik turun sewaktu membrana basilaris

bergetar. Karena rambut-rambut dari sel reseptor terbenam di dalam membrana

tektorial yang kaku dan stasioner, rambut-rambut tersebut akan membengkok ke

Page 8: Fisiologi Pendengaran

depan dan belakang sewaktu membrana basilaris menggeser posisinya terhadap

membrana tektorial. Perubahan bentuk mekanis rambut yang maju mundur ini

menyebabkan saluran-saluran ion gerbang-mekanis di sel-sel rambut terbuka dan

tertutup secara bergantian. Hal ini menyebabkan perubahan potensial depolatisai dan

hiperpolarisasi yang bergantian-pontensial reseptor-dengan frekuensi yang sama

dengan rangsangan suara semula.

Sel-sel rambut adalah sel reseptor khusus yang berkomunikasi melalui

sinaps kimiawi dengan ujung-ujung serat saraf aferen yang membentuk saraf

auditorius (koklearis). Depolarisasi sel-sel rambut (sewaktu membrana basilaris

bergeser ke atas) meningkatkan kecepatan pengeluaran zat perantara mereka, yang

menaikkan kecepatan potensial aksi di serat-serat aferen. Sebaliknya, kecepatan

pembentukan potensial aksi berkurang ketika sel-sel rambut mengeluarkan sedikit zat

perantara karena mengalami hiperpolarisasi (sewaktu membrana basilaris bergerak ke

bawah).

Dengan demikian, telinga mengubah gelombang suara di udara menjadi

gerakan-gerakan berosilasi membrana basilaris yang membengkokkan pergerakan

maju-mundur rambut-rambut di sel reseptor. Perubahan bentuk mekanis rambut-

rambut tersebut menyebabkan pembukaan dan penutupan (secara bergantian) saluran

di sel reseptor, yang menimbulkan perubahan potensial berjenjang di reseptor,

sehingga mengakibatkan perubahan kecepatan pembentukan potensial aksi yang

merambat ke otak. Dengan cara ini, gelombang suara di terjemahkan menjadi sinyal

saraf yang dapat dipersepsikan oleh otak sebagai sensasi suara.

Diskriminasi nada bergantung pada daerah membrana basilaris yang

bergetar, diskriminasi kepekaan suara bergantung pada amlpitudo getaran.

Diskriminasi nada (yaitu, kemampuan membedakan berbagai frekuensi

gelombang suara yang datang) bergantung pada bentuk dan sifat membrana basilaris,

Page 9: Fisiologi Pendengaran

yang menyempit dan kaku di ujung jendela ovalnya dan lebar serta lentur di ujung

helikotremanya. Berbagai daerah di membrana basilaris secara alamiah bergetar

secara maksimum pada frekuensi yang berbeda, yaitu, setiap frekuensi

memperlihatkan getaran puncak di titik-titik tertentu di sepanjang membrana. Ujung

sempit paling dekat jendela oval bergetar maksimum pada nada-nada tinggi,

sedangkan ujung lebar paling dekat dengan helikotrema bergetar maksimum pada

nada-nada rendah. Nada-nada antara berada di sepanjang membrana basilaris dari

frekuensi tinggi ke rendah. Ketika gelombang suara dengan frekuensi tertentu

terbentuk di koklea oleh getaran stapes, gelombang akan berjalan ke daerah di

membrana basilaris yang secara alamiah berrespons maksimum terhadap gelombang

suara tersebut. Energi tekanan akan dihamburkan oleh getaran membrana yang kuat,

sehingga gelombang suara lenyap di daerah yang mengalami getaran maksimum.

Sel-sel rambut di puncak getaran membrana basilaris (daerah yang paling

banyak bergetar) mengalami paling banyak perubahan bentuk mekanis dan, dengan

demikian, merupakan sel-sel yang paling tereksitasi. Informasi ini diteruskan ke SSP,

yang menginterpretasikan pola stimulasi sel rambut sebagai suatu suara dengan

frekuensi tertentu. Teknik-teknik modern telah dapat menentukan bahwa membrana

basilaris disetel sedemikian rupa, sehingga respons membran puncak terhadap suatu

nada mungkin tidak melebihi lebar beberapa sel rambut saja.

Nada-nada tambahan dengan berbagai frekuensi menyebabkan banyak titik

di sepanjang membran basilaris ikut bergetar secara simultan, tetapi dengan intensitas

yang lebih rendah daripada nada dasar, sehingga SSP mampu membedakan warna

nada.

Diskriminasi intensitas (kepekaan) bergantung pada amplitudo getaran.

Sewaktu gelombang suara yang berasal dari sumber suara yang lebih keras mengenai

gendang telinga, getaran di gendang telinga lebih kuat lagi (yaitu, gendang menonjol

dan mencekung lebih luas), tetapi pada frekuensi yang sama dengan suara yang lebih

Page 10: Fisiologi Pendengaran

pelan dan bernada sama. Defleksi membrana timpani yang lebih luas ini diubah

menjadi amplitudo pergerakan membrana basilaris besar di daerah puncak yang

berespons. SSP menginterpretasikan getaran membrana basilaris yang lebih kuat

sebagai suara yang lebih keras.

Sistem pendengaran sangat peka dan dapat mendeteksi suara-suara yang

sedemikian halus, sehingga jarak defleksi membrana basilaris hanya dapat

dibandingkan dengan fraksi garis tengah sebuah atom hidrogen terkecil. Tidaklah

mengherankan bahwa suara yang sangat keras, yang tidak dapat diperlembut secara

adekuat oleh refleks-refleks protektif telinga tengah (misalnya, suara konser rock),

dapat menyebabkan getaran membrana basilaris sangat hebat, sehingga sel-sel rambut

yang tidak dapat digantikan itu terlepas atau rusak secara permanen dan menimbulkan

gangguan pendengaran parsial.

Korteks pendengaran dipetakan berdasarkan nada.

Seperti bagian-bagian membrana basilaris yang dibagi menurut nada

tertentu, korteks pendengaran juga tersusun secara topografi tonus. Setiap daerah di

membrana basilaris berhubungan dengan daerah tertentu di korteks pendengaran

dalam lobus temporalis. Dengan demikian, setiap neuron korteks hanya diaktifkan

oleh nada-nada tertentu, setiap daerah di korteks pendengaran tereksitasi hanya

sebagai respons terhadap nada tertentu yang dideteksi oleh bagian tertentu membrana

basilaris.

Neuron-neuron aferen yang menangkap sinyal auditorius dari sel-sel rambut

keluar dari koklea melalui saraf auditorius. Jalur saraf antara organ Corti dan korteks

pendengaran melibatkan beberapa sinaps dalam perjalanannya, terutama adalah

sinaps di batang otak dan nukleus genikulatus medialis talamus. Batang otak

menggunakan masukan pendengaran untuk kewaspadaan dan aurosal. Talamus

menyortir dan memancarkan sinyal ke atas. Tidak seperti jalur penglihatan, sinyal

Page 11: Fisiologi Pendengaran

pendengaran dari kedua telinga disalurkan ke kedua lobus temporalis karena serat-

seratnya bersilangan secara parsial di batang otak. Karena itu, gangguan di jalur

pendengaran pada salah satu sisi melewati batang otak tidak mengganggu

pendengaran di kedua telinga.

Seperti bagian lain korteks, korteks pendengaran primer tersusun dalam

kolom-kolom. Namun, berbeda dengan sistem penglihatan, belum diidentifikasi

adanya hierarki sel-sel di dalam kolom yang berespons terhadap sinyal pendengaran

yang semakin rumit. Korteks pendengaran primer tampaknya mempersepsikan suara-

suara diskret, sementara korteks pendengaran yang lebih tinggi di sekitarnya

mengintegrasikan suara-suara yang berbeda menjadi pola yang koheren dan berarti.

Jadi proses mendengar itu diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh

daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke

koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga

tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang mengamplifikasi getaran melalui

daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani

dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke

stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfe pada skala vestibuli

bergerak. Getaran diteruskan melalui membrana Reissner yang mendorong

endolimfe, sehingga menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan

membran tektorial. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan

terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi

penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses

depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinaps yang

akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus

auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.

Page 12: Fisiologi Pendengaran

Anatomi Alat-Alat Sistem Vestibular

Aparatus vestibularis merupakan bagian dari telinga dalam. Aparatus

vestibularis terdiri dari dua set struktur yang terletak di dalam tulang temporalis di

dekat koklea yaitu kanalis semisirkularis dan organ otolit yaitu utrikulus, dan sakulus.

Aparatus vestibularis mendeteksi perubahan pada posisi dan gerakan kepala.

Seperti di koklea, semua kompartemen aparatus vestibularis mengandung endolimfe

dan dikelilingi oleh perilimfe. Juga serupa dengan organ Corti, komponen vestibular

masing-masing mengandung sel rambut yang berespons terhadap perubahan mekanis

yang dicetuskan oleh gerakan-gerakan spesifik endolimfe. Seperti sel-sel rambut

auditorius, reseptor vestibular juga dapat mengalami depolarisasi atau hiperpolarisasi,

bergantung pada gerakan cairan. Namun, tidak seperti sistem pendengaran, sebagaian

besar informasi dihasilkan oleh sistem vestibular tidak mencapai tingkat kesadaran.

Kanalis semisirkularis terdiri dari tiga saluran semisirkularis yang tersusun

tiga dimensi dalam bidang-bidang yang tegak lurus satu sama lain di dekat koklea

jauh di dalam tulang temporalis. Sel-sel rambut reseptif di setiap kanlis semisirkularis

terletak di atas suatu bubungan (ridge) yang terletak di ampula, suatu pembesaran di

pangkal kanalis. Rambut-rambut terbenam dalam suatu lapisan galatinosa seperti topi

di atasnya, yaitu kupula, yang menonjol ke dalam endolimfe di dalam ampula.

Kupula bergoyang sesuai arah gerakan cairan, seperti ganggang laut yang mengikuti

arah gelombang laut.

Sementara kanalis semisirkularis memberikan informasi mengenai

perubahan rasional gerakan kepala kepada SSP, organ otolit memberikan informasi

mengenai posisi kepala relatif terhadap gaya gravitasi dan juga mendeteksi perubahan

dalam kecepatan gerakan linier (bergerak dalam garis lurus tanpa memandang arah).

Page 13: Fisiologi Pendengaran

Utrikulus dan sakulus merupakan struktur seperti kantong di rongga

bertulang antara koklea dan kanalis semisirkularis. Rambut-rambut pada sel-sel

rambut reseptif di organ-organ ini juga menonjol ke dalam suatu lembar galatinosa di

atasnya, yang gerakannya menyebabkan perubahan posisi rambut serta menimbulkan

perubahan potensial di sel rambut. Terdapat banyak kristal halus kalsium karbonat-

otolit-yang terbenam di dalam lapisan galatinosa, sehingga lapisan tersebut terlihat

lebih berat dan lebih lembam (inert) daripada cairan di sekitarnya.

Page 14: Fisiologi Pendengaran

Daftar Pustaka

Higler, Adams Boies. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. EGC: Jakarta

Prof. DR. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp. THT (K),dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan,Kepala dan Leher. FKUI: Jakarta

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC:

Jakarta