fisiologi nyeri eris

2
FISIOLOGI NYERI a. Transduksi : Pada fase ini, stimulus yang membahayakan memicu pelepasan mediator biokimia yang mensensitifikasi nosireseptor (reseptor yang bertugas merambatkan sensasi nyeri. b. Transmisi : Pada fase Transmisi, nyeri merambat dari serabut saraf perifer ke medulla spinalis ditransmisikan melalui serabut C (akson tidak bermielin) dan serabut A delta menuju ke batang otak dan thalamus melalui jaras spinotalamikus (sistem yang membawa informasi mengenai sifat dan lokasi stimulus ke thalamus). Sinyal tersebut diteruskan ke korteks sensorik somatic tempat yang dipersepsikan. Impuls yang ditransmisikan melalui jaras spinotalamikus mengaktifkan respons otonomi dan limbic. c. Persepsi : Pada fase ini, individu mulai menyadari adanya nyeri. Persepsi nyeri tersebut terjadi di struktur korteks sehingga memungkinkan munculnya berbagai strategi perilaku kognitif untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif nyeri. d. Modulasi : Pada fase ini biasa disebut juga dengan sistem asenden. Neuron dibatang

Upload: eris-onilara-virnanda

Post on 05-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fisiologi nyeri

TRANSCRIPT

Page 1: Fisiologi Nyeri Eris

FISIOLOGI NYERI

a. Transduksi : Pada fase ini, stimulus yang membahayakan memicu pelepasan mediator

biokimia yang mensensitifikasi nosireseptor (reseptor yang bertugas

merambatkan sensasi nyeri.

b. Transmisi : Pada fase Transmisi, nyeri merambat dari serabut saraf perifer ke medulla

spinalis ditransmisikan melalui serabut C (akson tidak bermielin) dan

serabut A delta menuju ke batang otak dan thalamus melalui jaras

spinotalamikus (sistem yang membawa informasi mengenai sifat dan lokasi

stimulus ke thalamus). Sinyal tersebut diteruskan ke korteks sensorik somatic

tempat yang dipersepsikan. Impuls yang ditransmisikan melalui jaras

spinotalamikus mengaktifkan respons otonomi dan limbic.

c. Persepsi : Pada fase ini, individu mulai menyadari adanya nyeri. Persepsi nyeri

tersebut terjadi di struktur korteks sehingga memungkinkan munculnya

berbagai strategi perilaku kognitif untuk mengurangi komponen sensorik dan

afektif nyeri.

d. Modulasi : Pada fase ini biasa disebut juga dengan sistem asenden. Neuron dibatang

otak mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke medulla spinalis. Serabut

desenden tersebut melepaskan substansi seperti opioid (obat penghilang

nyeri) yang akan menghambat impuls asenden yang membahayakan dibagian

dorsal medulla spinalis.

Sumber :

Roper, N (2002) prinsip-prinsip keperawatan, jogjakarta : yayasan essentia medica.

Tarwoto,W (2003) Kebutuhan Dasar Manusia dan proses keperawatan, jakarta :

salemba medica.