fisiologi bentuk gigi
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
1/35
Fisiologi Bentuk Gigi
4 Pokok Fungsi
- Mastikasi
- Fonetik
- Estetik
- Pelindung jaringan penyangga
1 Definisi Kesehatan Gigi
a. Gigi adalah untuk mengunyah, atau mastikasi (Patricia A Potter : 2006)
b. Kesehatan gigi akan sempurna apabila dengan susunan gigi yang teratur rapi, putih, bersih,
dan senyum yang menawan akan membuat penampilan seseorang menjadi lebih sempurna
dan percaya diri. (Rina J. Suryanegara : 2000).
2 Jenis Gigi
a. Menurut bentuknya, gigi terbagi menjadi dua jenis yaitu Homodontal dan Heterodontal.
Homodontal merupakan bentuk gigi geligi yang sama dalam satu rongga mulut. Bentuk
tersebut terdapat pada makhluk hidup seperti ikan dan burung. Sedangkan gigi geligi manusia
termasuk jenis Heterodontal. Karena memiliki gigi geligi dengan berbagai bentuk dan
fungsi. (Donna Pratiwi : 2009)
b. Menurut jenisnya gigi manusia dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
Gigi Insisif disebut juga gigi seri. Berfungsi memotong / mengiris makanan. Gigi seri
terletak dibagian depan, berjumlah empat buah ditulang rahang atas, dan empat buah di
tulang rahang bawah.
Gigi Kanimus disebut juga gigi taring. Permukaan gigi berujung tajam dan berfungsi
merobek makanan. Terletak di samping gigi seri. Dua buah gigi taring di tulang rahang atas
dan dua buah di tulang rahang bawah masing-masing satu buah di kanan dan di kiri
Gigi Premolar disebut juga gigi geraham kecil, berfungsi merobek dan membantu
menggiling dan menghaluskan makanan. Gigi ini terletak di gigi taring. Empat buah gerahamkecil di tulang rahang atas dan empat buah geraham kecil di tulang rahang bawah.
Gigi Molardisebut juga gigi geraham besar. Permukaan gigi lebar dengan tonjolan dan
ceruk yang berfungsi untuk mengunyah dan menggiling makanan. Terletak di belakang gigi
geraham kecil. Enam buah geraham besar di tulang rahang atas dan bawah masing-masing 3
buah dikanan dan dikiri. (Agus Susanto : 2007)
Gigi seri dan gigi taring memiliki empat permukaan, sementara gigi geraham besar dan
kecil memiliki lima permukaan. Masing-masing permukaan gigi berbeda, maka berbeda pula
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
2/35
bentuk anatomisnya. Sehingga hal ini menjadi ciri khas masing-masing gigi. (Donna Pratiwi :
2009)
3 Stuktur Gigi
Gigi terdiri dari dua bagian besar, yaitu mahkota dan akar. Mahkota gigi adalah bagian
gigi yang berada di atas area perlekatan gusi, sementara secara anatomis atau sesungguhnya
batas mahkota gigi masih diteruskan berada dibawah area perlekatan gusi. Mahkota gigi
diselubungi lapisan email, sementara bagian akar diselubungi lapisan sementum. (Donna
Pratiwi : 2009)
4 Lapisan yang Menyusun Gigi.
a. Emailberasal dari jaringan ectoderm yang membuat email sebagai lapisan terluar pada
mahkota gigi. Kandungannya sarat dengan garam kalsium. Email merupakan jaringan paling
keras dan kuat dengan kandungan an organic 96%. Karena itu, email merupakan pelindung
gigi dari sensitivitas panas atau dingin dan nyeri saat mengunyah. Email tidak memiliki
kemampuan regenerasi untuk mengganti bagian-bagian yang rusak. Sehingga bila terjadi
kerusakan perlu dirawat dengan cara penambalan.
b. Dentinberasal dari jaringan mesoderm, yaitu susunan dan asal yang sama dengan jaringan
tulang. Dentin mempunyai kemampuan untuk regenerasi. Dentin terletak dibawah email dan
mahkota gigi, dan dibawah sementum pada akar gigi. Didalam dentin terdapat pembuluh
yang halus (tubula dentin) yang mengandung serabut dan kelanjutan dari sel odontoblast yang
berfungsi menyalurkan rangsangan dari dentin ke sel-sel saraf, seperti rangsangan termis
(panas / dingin), rangsangan khemis (asam / manis), dan rangsangan mekanis (benda keras).
Rangsangan ini mula-mula diterima email diteruskan ke dentin. Melalui tubula dentin,
dengan serabut-serabutnya diteruskan ke sel-sel saraf dalam rongga pulpa.
c. Sementum merupakan lapisan terluar pada lapisan akar gigi yang membatasi gigi dengan
jaringan pendukungnya. Sementum berasal dari jaringan mesoderm. Fungsi sementum selain
sebagai pelindung gigi pada akar, juga sebagai penyangga gigi terhadap jaringan pendukung
disekitar gigi. Selain itu, berfungsi memberikan nutrisi utama gigi yaitu fosfor pada gigi yang
sudah tua dengan kondisi rongga pulpa ketika sudah menyempit.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
3/35
d. Pulpa adalah struktur gigi terdalam (di bawah dentin) berupa rongga yang berisi jaringan
pulpa. Jaringan pulpa sarat dengan sel saraf yang sensitive terhadap rangsangan mekanis-
termis-kimia, jaringan limfa (cairan getah bening), jaringan ikat dan pembuluh darah arteri
dan vena.
Pulpa terdiri dari :
Tanduk pulpa (pulp horn).
Ruang pulpa (pulp chamber) yang berada di bagian tengah mahkota gigi.
Saluran pulpa (pulp canal) yang berada dibagian akarnya.
Foramen apical merupakan tempat masuknya jaringan pulpa kerongga pulpa berupa
lubang di daerah ujung akar / apeks gigi.
Supplementary canal, yaitu percabangan saluran pulpa berjumlah dua atau lebih yang
berada dekat apical (ujung akar)
Orifice yaitu pintu masuk yang menghubungkan ruang pulpa dengan salurannya.
Umumnya, garis luar pulpa mengikuti garis luar bentuk gigi. Pulpa berasal dari jaringan
masenkim dan berfungsi sebagai pemberi nutrisi gigi yang mengandung sel-sel saraf. Sistem
sensorisnya berfungsi mengontrol peredaran darah dan sensasi nyeri. (Donna Pratiwi : 2009)
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
4/35
5 Jaringan Pendukung Gigi
a. Gingiva dikenal dengan istilah gusi (isit). Jaringan gingiva berjalan melapisi tonjolan
alveolar dan berakhir pada leher gigi. Gingiva yang menggelilingi leher gigi direkatkan oleh
cincin yang disebut junctional epithelium. Gingiva yang sehat biasanya berwarna merah
muda, tergantung etnis individu. Makin gelap kulit seseorang, makin gelap pula warna merah
gingivanya. Konsistensinya padat dan melekat pada tulang alveolar dibawahnya.
b. Tulang Alveolarmerupakan penyangga gigi yang utama. Ketebalan dan ketinggian tulang
alveolar bervariasi tergantung dari ada tidaknya gigi yang disangga. (Donna Pratiwi : 2009)
c. Ligamentum Periodontal atau membrane menempati sela antara sementum dan kantong
tulang alveolar. Struktur ini merupakan jaringan ikat fibrosa yang tampak selular dan
vascular. Peran utamanya adalah mendukung dan merupakan bantalan gigi pada rongga
tulang tetapi ia juga memberi mekanisme rangsangan (proprioseptif) yang efisien, dan
mempunyai fungsi nutritive dan homeostatis. (Abraham M Rudolph : 2007)
6 Susunan Gigi
Perkembangan gigi terbagi menjadi tiga tahap yaitu :
a. Gigi susu
Gigi susu adalah gigi yang tumbuh dalam rongga mulut sejak lahir sampai masa anak-
anak (usia prasekolah). Jumlah gigi susu 20 buah dan tumbuh lengkap pada usia 2,5 3
tahun.
b. Gigi campuran
Gigi campuran adalah tumbuhnya gigi susu bersama-sama dengan tumbuhnya gigi
tetap. Tumbuhnya gigi tetap dimulai pada akhir masa anak-anak (usia sekolah dasar).
c. Gigi tetapGigi tetap adalah gigi yang tumbuh mengantikan gigi susu. Pertumbuhan gigi tetap
bervariasi, yaitu saat seseorang menjelang remaja sampai dewasa. Jumlah gigi tetap 32 buah.
Apabila gigi tetap seseorang tanggal tidak akan digantikan oleh gigi lainnya dan yang
bersangkutan akan ompong. Gigi tetap yang terakhir tumbuh adalah gigi bungsu, yang
terletak di bagian belakang rongga mulut. Masa pertumbuhan gigi bungsu untuk setiap orang
bervariasi, yaitu antara 17-25 tahun. (Rina J. Suryanegara : 2000).
7 Proses Pertumbuhan Gigi
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
5/35
Saat anak berusia sekitar 6-7 tahun, gigi susunya tanggal secara bertahap dan digantikan
oleh gigi tetap. Gigi tetap jika tanggal tidak akan digantikan oleh gigi baru seperti halnya
pada gigi susu. Pada umumnya gigi tetap yang muncul pertama kali yaitu gigi seri pada
rahang bawah. Selanjutnya, terjadi pergantian gigi seri pada rahang atas dan bawah secara
bertahap atau dapat juga terjadi penggantian dua gigi seri sekaligus.
Pada usia 10-12 tahun terjadi penggantian gigi taring dan gigi geraham kecil secara
bergantian. Geraham besar ke 1 tumbuh pada usia kurang lebih 6 tahun. Geraham besar ke 2
tumbuh pada usia 10 tahun ke atas. Gigi tetap yang paling akhir tumbuh yaitu gigi geraham
besar ke 3 yang tumbuh pada usia lebih dari 19 tahun. Jumlah gigi tetap seluruhnya sebanyak
32 buah. (Agus Susanto : 2007)
8 Masalah Gigi
a. Gigi Tidak Teratur
Gigi yang tidak teratur, misalnya letaknya yang berjejal-jejal atau terlalu jarang menyebabkan
penampilan kita kurang menarik. Bahkan bisa menyebabkan perasaan rendah diri. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
Kebiasaan buruk misal menghisap ibu jari saat bayi dan kebiasaan bernafas dengan mulut
yang terbuka.
pertumbuhan gigi permanen sebelum gigi susu tanggal
faktor keturunan, misal gigi yang berukuran lebih kecil maupun yang lebih besar dari
ukuran normal umumnya diturunkan dari orang tua. (Agus Susanto : 2007)
b. Gigi Berwarna
Masalah gigi berwarna yang paling sering muncul adalah fluorosis dan tetrasiklin.
Penyebab fluorosis :
Dental flourosis muncul saat tumbuh kembang gigi antara usia 6 bulan sampai 5
tahun. Terjadi flourosis karena karena intake flour yang berlebihan. Pada konsentrasi yang
tinggi fluorapatit dapat menyebabkan gigi menjadi kekuningan, timbul bintik-bintik putih dan
bercak-bercak pada email. Hal ini akan menyebabkan gigi terlihat buruk akibat bercaak-
bercak yang tidak merata.
Gejala fluorosis :
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
6/35
Gejalanya sangat mudah terlihat, awalnya akan tampak bintik atau bercak putih atau
lubang kecil seperti pori-pori pada email. Kemusian warnanya berubah menjadi kecoklatan.
Fluorosis biasanya timbul pada daerah yang menambahkan fluor pada air minumnya lebih
dari satu PPM (Part Per Million) dan pada anak yang kekurangan kalsium. Gejala flourosis
biasanya mengenai gigi tetap, tetapi terkadang terjadi pada gigi susu. (Donna Pratiwi : 2009)
c. Gigi Berlubang (Karies Gigi)
Gigi berlubang di sebut juga karies gigi. Karies akan mengakibatkan kerusakan
truktur gigi sehingga terbentuk lubang. Tanda awal karies gigi adalah berupa munculnya spot
putih seperti kapur pada permukaan gigi.
Gejala umum :
gigi terasa sakit, gigi menjadi sensitive setelah makan atau minum manis, asam, panas,
atau dingin.
terlihat atau terasa adanya lubang pada gigi
bau mulut (halitosis)
Penyebab karies :
Menurut statistik, karies gigi adalah penyakit yang paling sering terjadi pada manusia,
setelah demam flu. Karies dapat terjadi pada siapa saja, walaupun umumnya sering muncul
pada usia anak atau dewasa muda. Karies inilah yang merupakan penyebab utama kehilangan
gigi pada usia muda.
Penyebab karies adalah bakteri streptococuss mutans dan lactobacilli. Bakteri
spesifik inilah yang mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui
proses fermentasi. Asam terus diproduksi oleh bakteri dan akhirnya merusak stuktur gigi
sedikit demi sedikit. Kemudian plak dan bakteri mulai bekerja 20 menit setelah makan
(Donna Pratiwi : 2009)
d. Karang Gigi
Karang gigi (kalkulus) adalah plak yang telah mengalami pengerasan, kalsifikasi atau
remineralisasi.
Gejala karang gigi :
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
7/35
Karang gigi yang melekat dipermukaan mahkota gigi biasanya berwarna kekuningan
sampai kecoklatan yang dapat terlihat mata. Karang gigi yang tidak terlihat biasanya tumbuh
dibawah gusi mengakibatkan gusi infeksi dan mudah berdarah. Karang gigi biasanya
dapatmenyebabkan bau mulut.
Penyebab karang gigi :
Bakteri aktif penyebab karang gigi golongan streptococcus dan an aerob. Bakteri
tersebut mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses
fermentasi. Asam akan terus diproduksi oleh bakteri tersebut. Kombinasi bakteri, asam, sisa
makanan, dan air liur dalam mulut membentuk suatu substansi berwarna kekuningan yang
melekat pada permukaan gigi yang disebut plak. Plak dan bakteri mulai bekerja 20 menit
setelah makan. Jika tidak dibersihkan, akan terbentuk lubang gigi hingga gigi tanggal.
(Donna Pratiwi : 2009)
e. Gusi Berdarah
gejala :
saat dan setelah meyikat gigi ada noda darah yang tertinggal pada bulu sikat gigi.
saat meludah, ada darah di dalam air liur.
gusi dapat dipisahkan dari gigi dengan menggunakan tusuk gigi.
warna gusi mengkilap dan bengkak, kadang-kadang berdarah saat disentuh
tidak selalu disertai rasa sakit.
terdapat akumulasi plak atau karang gigi di sekitar leher gigi.
Penyebab gusi berdarah :
Karang gigi dan plak merupakan faktor penyebab utama. Banyaknya jumlah karang
gigi, plak dan sisa makanan yang melekat dileher gigi menunjukkan tingkat kebersihan mulut
yang buruk. Hal ini disebabkan posisi gigi yang menyulitkan untuk dibersihkan. Dan
menyikat gigi yang tidak benar akan membuat gigi kurang bersih dan bahkan melukai gusi.
(Donna Pratiwi : 2009)
f. Bau Mulut
Bau mulut (halitosis) bersumber dari daerah hidung dan mulut. Kondisi halitosis yang
kronis tidak dapat dihilangkan hanya dengan tindakan pembersihan biasa seperti dengan sikat
gigi dan flossing.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
8/35
Gejala bau mulut :
sering merasa tidak enak dalam mulut
orang lain berkomentar mengenai bau nafas anda
orang lain tidak mau berdekatan saat berbicara dengan anda
anda merasakan mulut kering atau kondisi air liur lebih kental daripada biasanya.
Penyebab bau mulut berdasarkan kondisi kesehatan :
Secara umum :
infeksi atau abnormalitas bentuk sinus
infeksi tonsil
kelainan darah
diabetes
menstruasi
makanan tertentu,
dll.
Secara local :
lubang gigi yang besar dan dalam jumlah banyak
gangguan periodontal atau gusi
infeksi atau bengkak dalam mulut
alergi
perkembangan kuman an aerob tipe gram negative (Donna Pratiwi : 2009)
9 Perawatan Gigi
a. Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Kesehatan Gigi
1. Makanan yang dikonsumsi
- Kurangi makanan serba manis
Permen dan coklat merupakan contoh makanan penyebab kerusakan gigi karena bersifat
manis dan lengket. Contoh lainnya, roti yang diberi selai. Kandungan gula pada makanan
tersebut sangat tinggi karena bakteri akan menggubah sisa makanan yang mengandung gula
menjadi asam. Akhirnya berubah menjadi kerusakan gigi. Namun hal ini dapat di cegah
dengan berkumur menggunakan air putih karena dapat mengurangi sisa makanan yang
lengket pada permukaan gigi. Selain itu, makan buah-buahan berair dan mengandung serat
tinggi baik untuk kesehatan gigi.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
9/35
- Hindari makanan yang terlalu asam
Asam dapat merusak gigi, demikian juga dengan makanan yang serba asam. Jenis-jenis
makanan yang mengandung asam dapat menyebabkan karies gigi. Namun gangguan ini dapat
dicegah dengan cara menggosok gigi.
- Hindari makanan keras, terlalu panas, dan terlalu dingin
Gigi juga dapat rusak karena makanan yang keras, terlalu panas atau terlalu dingin. Selain
lapisan email, saraf juga dapat rusak karena makanan tersebut. Gigi yang rusak ditandai rasa
ngilu ketika menyantap makanan yang terlalu manis, panas atau dingin.
- Hindari makanan yang mengandung fluor tinggi
Umumnya diderita oleh anak-anak yang gigi tetapnya belum tumbuh. Anak-anak yang
berfluor tinggi akan mengalami gangguan berupa gigi berwarna abu-abu kusam dan kadang-
kadang terdapat bercak-bercak fluorosis.
2. Minuman yang dikonsumsi
Minuman kopi dan teh juga kurang baik untuk kesehatan gigi. Terlalu banyak minum kopi
dan teh dapat menimbulkan plak berwarna cokelat pada permukaan gigi. Minuman soft drink
(minuman bersoda) dpat menyebabkan karies gigi karena mengandung banyak gula. Jika
terpaksa harus minum soft drink usahakan untuk segera membersihkan sisa gula pada gigi.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
10/35
3. Rokok
Dalam rokok terdapat berbagai bahan kimia yang biasa disebut tar. Sebelum masuk kedalam
saluran pernafasan, nikotin melalui rongga mulut dan sebagian diantaranya menempel di
permukaan gigi. Jika tidak di bersihkan, timbunan tar pada permukaan gigi menjadi coklat
kehitaman dan menimbulkan bau mulut yang tidak sedap. (Agus Susanto : 2007)
4. Menggosok Gigi
- Memilih sikat gigi
Dalam memilih dan menggunakan sikat gigi sebaiknya yang berkualitas. Kualitas sikat gigi
yang tidak baik akan menyebabkan sakit atau goresan pada gusi dan gigi. Ini akan terasa
setelah beberapa bulan berlalu ketika kita menemukan bercak darah pada sikat.
Ciri-ciri sikat gigi yang baik :
- Pilih bulu sikat yang halus sehingga tidak merusak email dan gusi.
- Pilih kepala sikat yang ramping atau bersudut, sehingga mempermudah pencapaian sikat di
daerah mulut bagian belakang yang sulit dijangkau
Sikat gigi sebaiknya diganti saat kondisi bulu sikat mulai mekar atau menyebar. Kondisi bulu
sikat seperti ini tidak dapat menyikat gigi dengan efektif. Selain itu sikat gigi sebaiknya
diganti setelah tiga bulan pemakaian. Satu hal yang perlu diperhatikan, tiap orang sebaiknya
memiliki sikat gigi pribadi, jangan dipakai bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya.
(Donna Pratiwi : 2009)
Gunakan pasta gigi sesuai dengan usia
Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan
mulut dengan cara mengangkat plak dan sisa makanan. Termasuk menghilangkan atau
mengurangi bau mulut. Pasta gigi juga dapat membantu menguatkan struktur gigi dengan
kandungan fluor. (Donna Pratiwi : 2009)
Pada umumnya, pasta gigi mengandung sodium monofluorofosfat. Kandungan bahan
tersebut dalam pasta gigi anak-anak dengan pasta gigi orang dewasa berbeda. Pasta gigi anak-
anak biasanya mengandung sodium monofluorofosfat yang lebih rendah dibandingkan pasta
gigi orang dewasa. (Agus Susanto : 2007)
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
11/35
Berkumur
Ketika gosok gigi, kadang-kadang kita sulit membersihkan bakteri yang ada disela-sela
gigi. Cara yang tepat untuk membasminya dengan berkumur menggunakan obat kumur.
(Agus Susanto : 2007)
Obat kumur biasanya bersifat antiseptic yang dapat membunuh kuman sebagai timbulnya
plak, radang gusi dan bau mulut. (Donna Pratiwi : 2009)
5. Bentuk gigi
6. Adanya bakteri atau kuman
7. Tingkat kebersihan gigi dan mulut
8. Adanya penyakit yang diderita
9. Sikap dan perilaku terhadap pemeliharaan kesehatan. (Agus Susanto : 2007)
Fisiologi Pengunyahan, Penelanan, dan Bicara
Filed under: Uncategorized2 Comments
October 30, 2010
I. Mekanisme Mastikasi
Pergerakan yg terkontrol dari mandibula dipergunakan dalam mengigit, mengunyah, dan
menelan makanan dan cairan, serta dalam berbicara. Aktivitas yang terintegrasi dari otot
rahang dalam merespon aktivitas dari neuron eferen pada saraf motorik di pergerakan
mandibular yang mengontrol hubungan antara gigi rahang atas dan bawah. Pergerakan rahang
adalah suatu pergerakan yang terintegrasi dari lidah dan otot lain yang mengontrol area
perioral, faring, dan laring.
Pergerakan otot rahang, terhubung pada midline. Pengontrolan otot rahang bukan secara
resiprokal seperti pergerakan limb, tapi terorganisir secara bilateral. Jadi, dapat disimpulkanbahwa pembukaan dan penutupan rahang selama penguyahan yang secara relatif merupakan
http://luv2dentisha.wordpress.com/category/uncategorized/http://luv2dentisha.wordpress.com/2010/10/30/fisiologi-pengunyahan-penelanan-dan-bicara/#commentshttp://luv2dentisha.wordpress.com/2010/10/30/fisiologi-pengunyahan-penelanan-dan-bicara/#commentshttp://luv2dentisha.wordpress.com/category/uncategorized/ -
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
12/35
pergerakan sederhana dengan pengaturan pada limb sebagai penggerak. Bagaimanapun,
pergerakan dalam mastikasi adalah suatu yang kompleks dan tidak hanya berupa mekanisme
pergerakan menggerinda simple yang mana merupakan pengurangan ukuran makanan.
Selama mastikasi, makanan dikurangi ukurannya dan dicampur dengan saliva sebagai tahap
awal dari proses digesti.
I.1 Pergerakan Pengunyahan
Pemahaman mengenai pola pergerakan rahang telah menjadi topic yang menarik dalam hal
klinis di kedokteran gigi, terutama dalam bidang orthodonti dan prostodonti. Salah satu
tujuan memugar bentuk oklusal adalah untuk memastikan kontak gigi terintegrasi dengan
pola pergerakan rahang. Oleh karena itu, beberapa penelitian dimaksudkan untuk
menjelaskan bagian mandibula selama pengunyahan dan untuk mengidentifikasikan posisi
mandibula setelahnya. Dokter gigi mencari posisi stabil mandibula untuk menfasilitasi
penelitian tentang rahang pada alat yang bernama simulator atau artikulator.
Seluruh otot rahang bekerja bersamaan menutup mulut dengan kekuatan di gigi incidor
sebesar 55 pounds dan gigi molar sebesar 200 pounds. Gigi dirancang untuk mengunyah, gigi
anterior (incisors) berperan untuk memotong dan gigi posterior ( molar) berperan untuk
menggiling makanan.
Sebagian besar otot mastikasi diinervasi oleh cabang nerevus cranial ke lima dan proses
pengunyahan dikontrol saraf di batang otak. Stimulasi dari area spesifik retikular di batang
otak pusat rasa akan menyebabkan pergerakan pengunyahan secara ritmik, juga stimulasi area
di hipotalamus, amyglada dan di korteks cerebral dekat dengan area dengan area sensori
untuk pengecapan dan penciuman dapat menyebabkan pengunyahan.
Kebanyakan proses mengunyah dikarenakan oleh refleks mengunyah, yang dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. kehadiran bolus dari makanan di mulut pertama kali menginsiasi refleks penghambatdari otot mastikasi yang membuat rahang bawah turun.
2. penurunan rahang ini selanjutnya menginisiasi reflaks melonggarkan otot rahangmemimpin untuk mengembalikan kontraksi.
3. secara otomatis mengangkat rahang untuk menutup gigi, tetapi juga menekan boluslagi, melawan lining mulut, yang menghambat otot rahang sekali lagi, membuatrahang turun dan mengganjal (rebound) di lain waktu. Hal ini berulang terus menerus.
4. pengunyahan merupakan hal yang penting untuk mencerna semua makanan,khususnya untuk kebanyakan buah dan sayuran berserat karena mereka memiliki
membrane selulosa yang tidak tercerna di sekeliling porsi nutrisi mereka yang harus
dihancurkan sebelum makanan dapat dicerna.
Pengunyahan juga membantu proses pencernaan makanan dengan alasan sebagai berikut:
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
13/35
- enzim pencernaan bekerja hanya di permukaan partikel makanan, sehingga tingkat
pencernaan bergantung pada area permukaan keseluruhan yang dibongkar oleh sekresi
pencernaan.
- Penghalusan makanan dalam konsistensi yang baik mencegah penolakan dari
gastrointestinal tract dan meningkatkan kemudahan untuk mengosongkan makanan darilambung ke usus kecil, kemudian berturut-turut ke dalam semua segmen usus.
I.1.1 Pergerakan
Selama pengunyahan rahang akan bergerak berirama, membuka dan menutup. Tingkat dan
pola pergerakan rahang dan aktivitas otot rahang telah diteliti pada hewan dan juga manusia.
Pola pergerakan rahang pada beberapa hewan berbeda tergantung jenisnya. Pengulangan
pergerakan pengunyahan berisikan jumlah kunyahan dan penelanan. Selama mastikasi
karakteristik pengunyahan seseorang sangat bergantung pada tingkatan penghancuranmakanan. Urutan kunyah dapat dibagi menjadi tiga periode. Pada tahap awal, makanan
ditransportasikan ke bagian posterior gigi dimana ini merupakan penghancuran dalam periode
reduksi. Selanjutnya bolus akan dibentuk selama final periode yaitu sebelum penelanan.
Pergerakan rahang pada ketiga periode ini dapat berbeda tergantung pada bentuk makanan
dan spesiesnya. Selama periode reduksi terdapat fase opening, fast-openingdan slow-opening. Pada periode sebelum penelanan terdapat tiga fase selama rahang membuka dan dua
fase selama rahang menutup.
Selama penelanan lidah memainkan peran yang penting di dalam mengontrol pergerakan
makanan dan pembentukan menjadi bolus. Untuk makanan yang dihancurkan, diposisikan
oleh lidah pada konjugasi dengan otot buccinators pada pipi diantara oklusal permukaan gigi.
Makanan yang padat dan cair ditransportasikan di dalam rongga mulut oleh lidah. Selama
faseslow-openingpada pengunyahan, lidah bergerak ke depan dan memperluas permukaan
makanan. Tulang hyoid dan badan lidah kembali tertarik selama fasefast-openingdanfase-
closing, membuat gelombang yang dapat memindahkan makanan ke bagian posterior pada
rongga mulut. Ketika makanan sudah mencapai bagian posterior rongga mulut, akan
berpindah ke belakang di bawahsoft palate oleh aksi menekan dari lidah. Lidah amat penting
dalam pengumpulan dan penyortiran makanan yang bias ditelan, sementara mengembalikan
lagi makanan yang masih dalam potongan besar ke bagian oklusal untuk pereduksian lebih
lanjut. Sedikit yang mengetahui mengenai mekanisme mendasar mengenai pengontrolan
lidah selama terjadinya aktivitas ini.
I.1.2 Aktivitas Otot
Kontraksi otot yang mengontrol rahang selama proses mastikasi terdiri dari aktivitas pola
asynchronous dengan variabilitas yang luas pada waktu permulaan, waktu puncak, tingkat
dimana mencapai puncak, dan tingkat penurunan aktivitas. Pola aktivitas ditentukan oleh
factor-faktor seperti spesies, tipe makanan, tingkat penghancuran makanan, dan faktor
individu. Otot penutupan biasanya tidak aktif selama rahang terbuka, ketika otot pembuka
rahang sangat aktif. Aktivitas pada penutupan rahang dimulai pada awal rahang menutup.Aktivitas dari otot penutup rahang meningkat secara lambat seiring dengan bertemunya
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
14/35
makanan di antara gigi. Otot penutupan pada sebelah sisi dimana makanan akan dihancurkan,
lebih aktif daripada otot penutupan rahang kontralateral.
I.2 Struktur batang otak dalam control mastikasi
Pergerakan-pergerakan yang terlibat dalam mastikasi membutuhkan gabungan aktivitas
beberapa otot, yaitu trigeminal, hypoglossal, fasial, dan nuclei motorik lain yang
memungkinkan dari batang otak. Struktur batang otak lain seperti formasi reticular juga
terlibat.
I.2.1 Nukleus Trigeminal Sensorik
Nukleus trigeminal sensorik merupakan kolom neuron yang berada di sepanjang batas lateralbatang otak, dari pons sampai spinal cord. Porsi rostral paling banyak dari nucleus ini disebut
nucleus sensorik principal (kadang lebih sering sering disebut nucleus sensorik utama) dan
sisanya adalah nucleus spinal trigeminal. Nukleus spinal dibagi lagi dari rostral ke kaudal
menjadi subnukleus oralis, interpolaris, dan kaudalis.
Inervasi perifer dari kolom sel ini muncul dari nervus trigeminus. Cabang utama akan
bercabang menjadi limb ascending dan descending, atau secara sederhana turun memasuki
batang otak untuk membentuk traktus trigeminal menutupi sekeliling aspek lateral dari
nucleus sensori utama, sementara secara kaudal limb descending membentuk traktus spinal
trigeminal di sepanjang aspek lateral nucleus spinal. Cabang akson kolateral meninggalkan
traktus trigeminal dan memasuki nucleus sensori untuk membentuk sumbu terminal pada
beberapa nucleus dengan tingkat yang berbeda. Akson yang menginervasi rostral mulut dan
wajah berakhir di medial dan akson yang menyuplai wajah kaudal berakhir lebih lateral.
Nukleus terdiri dari kelas-kelas neuron yang berbeda. Sirkuit neuron local mempunyai akson
yang dibatasi area batang otak; proyeksi neuron akan mengirimkan akson ke rostral nuclei
batang otak yang lain; dan interneuron termasuk ke interkoneksi dalam nucleus sensorik.
Berdasarkan pada perbedaan morfologi neuron dan pola proyeksi, subnukleus oralis terdiri
dari 3 subdivisi utama: ventrolateral, dorsomedial, dan garis batas. Divisi ventrolateral terdiri
dari interneuron dan 2 populasi neuron proyeksi (satu yang memproyeksi spinal cord, dan
satu lagi yang mengirimkan akson ke tanduk dorsal medular). Di dalam subdivisidorsomedial, terdapat seri neuron proyeksi korteks cerebral. Sedangkan grup neuron pada
garis batas memproyeksi cerebellum dan tanduk dorsal medullar.
Nukleus sensori utama berada pada tingkat nucleus trigeminal motorik, dan dikelilingi oleh
akar trigeminal motorik di medial, serta oleh akar trigeminal sensorik di lateral. Nukleus
sensori utama dapat dibedakan dengan nukleus spinal dari kepadatan neuronnya yang lebih
rendah, dan rendahnya populasi neuron besar dengan dendrit primer yang tebal, panjang, dan
lurus. Perbedaan lain antara nucleus spinal dan nucleus utama adalah adanya sejumlah
gelondong akson bermyelin pada nucleus spinal. Pemeriksaan dengan mikroskop cahaya dan
electron menunjukkan adanya neuron berbentuk fusiform, triangular, dan multipolar pada
nucleus sensori utama. Pada cabang dendritnya pun relative sederhana. Dendrit primer
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
15/35
berasal dari sedikit perpanjangan badan sel atau secara langsung dari badan sel. Dendrit
sekunder lebih panjang, tapi terlihat tidak melebihi batas nucleus.
I.2.2 Nukleus Trigeminal Mesencefalic
Badan sel dari serabut aferen yang menginervasi gelondong otot penutup rahang dan badan
sel dari ligament periodontal, gingival, dan mekanoreseptor palatal berlokasi di dalam
nucleus mesencefalic. Penyusunannya unik di dalam sistem saraf pusat. Nukleus neuron
mesencefalic berupa unipolar; akson tunggal yang bercabang 2 menjadi cabang perifer dan
sentral. Cabang sentral mengeluarkan sejumlah cabang kolateral yang berakhir di nucleus
motorik, spinal cord, dan area lain dari batang otak. Badan sel neuron yang menginervasi
gelondong otot, ditemukan di sepanjang nucleus, dan badan sel yang berasal dari reseptor
ligament periodontal dibatasi setengah kaudalnya.
I.2.3 Nukleus Tigeminal Motorik
Motoneuron yang mengatur otot-otot mastikasi terdapat pada nucleus trigeminal motorik.
Analisis distribusi ukuran soma motoneuron menandakan bahwa nucleus trigeminal motorik
terdiri dari motoneuron gamma dan alfa. Sejumlah studi pembuktian neural
mendemostrasikan bahwa motoneuron gamma yang menginervasi otot-otot mastikasi
dipisahkan secara anatomi di dalam nucleus; Motoneuron penutup rahang berlokasi di
dorsolateral, sedangkan motoneuron pembuka rahang berlokasi di divisi ventromedial
nucleus. Pengamatan intraselular dan ekstraselular terhadap motoneuron mastikasi
menunjukkan bahwa input sinaps untuk motoneuron pembuka dan penutup rahang berbeda.
Contohnya adalah aktivitas yang memulai gelondong otot untuk menutup rahang tidak
mempengaruhi motoneuron pembuka rahang, tapi aktivitas neural yang memulai
mekanoreseptor pada regio oral dan fasial akan menghambat otot penutup rahang dan
meningkatkan aktivitas otot pembuka rahang.
Dendrit dari motoneuron trigeminal ekstensif dan kompleks. Dendrit dari semua grup
motoneuron yang berbeda, memperpanjang di luar batas nucleus motorik, tapi di sini terdapat
sedikit tumpang tindih antara dendrite motoneuron di region dorsolateral dan ventromedial
nucleus motorik. Teknik ini menghasilkan gambaran yang lebih rinci dari struktur mikro
nucleus trigeminal motorik, dan penting untuk memahami mekanisme reflek mastikasi.
I.2.4 Nukleus Hipoglosal Motorik
Nukleus hipoglosal motorik yang mengatur otot lidah lebih homogen daripada nucleus
trigeminal motorik. Ia terbentuk dari motoneuron yang besar dan multipolar dan sebuah
populasi dari interneuron-interneuron kecil. Dendrit-dendrit motoneuron besar melintasi garis
tengah ke nucleus hipoglosal kontralateral atau berseberangan dalam formasi reticular.
Interneuron-interneuron kecil memiliki hanya satu atau dua dendrite yang terdiri oleh nucleus
secara total.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
16/35
I.2.5 Nukleus Fasial Motorik
Nukleus fasial motorik terdiri atas tiga kolom longitudinal motoneuron. Kolom-kolom medial
dan lateral yang lebih besar terpisah oleh kolom intermediet yang lebih kecil. Studipembuktan neural menunjukkan bahwa otot fasial direpresentasikan secara topografi di dalam
nucleus. Otot yang mengontrol bibir atas dan nares mempunyai motoneuron sendiri pada
bagian ventral dan dorsal kolom sel lateral. Otot bibir bawah disuplai oleh motoneuron pada
kolom sel intermediet. Otot-otot yang berhubungan dengan telinga dikontrol oleh
motoneuron pada kolom sel medial. Terdapat perbedaan utama pada pola dendrit antara
motoneuron di 3 kolom sel. Dendrit pada motoneuron fasial secara luas berada di subdivisi
yang sama yang mengandung soma, tapi terkadang meluas di luar batas nucleus fasial
motorik.
I.2.6 Kontrol Mastikasi
Nuclei sensori dan motorik yang terdapat pada brain stem memiliki peranan yang yang
sangat penting dalam proses pengontrolan mastikasi. Pola dasaroscillatory pergerakan
mastikasi berawal dari generator neural yang terdapat di brain stem. Input sensori afferent
yang terjadi pada nuclei ini juga merupakan faktor yang tak kalah pentingnya dalam
pembentukan proses mastikasi. Dan faktor yang berpengaruh besar lagi adalah pusat otak
akan mempengaruhi system koordinasi brain stem mastikatori. Setelah sekian banyak
penelitian dilakukan, tiga hal inilah yang merupakan faktor utama yang berpengaruh besar
terhadap pengontrolan proses mastikasi.
I.3 Aktivitas brain stem selama mastikasi
Gerakan dasar mastikasi dapat terjadi tanpa adanya input sensori dalam kavitas oral, fakta
menunjukkan bahwa gerakan mandibula ke atas dan bawah berasal dari dalam brain stem.
Hasil percobaan juga membuktikan bahwa faktor-faktor pemicu gerakan mastikasi adalah
adanya hubungan dari sirkuit neural yang membentuk jaringan neural oscillatory yang
mampu merangsang terjadinya pola gerakan mastikasi. Neural oscillator ini disebut sebagai
generator pola mastikasi atau pusat mastikasi. Selain mastikasi, brain stem juga bertanggungjawab dalam proses respiratori dan proses penelanan. Selain adanya neural generator,
mastikasi juga terjadi karena aktivitas gerak reflex otot yang diinisiasi oleh stimulasi dari
strukur orofacial.
Gerak refleks yang timbul dari area orofacial bermacam-macam, termasuk juga gerak lidah,
facial, dan berbagai gerak rahang. Dalam gerak refleks orofacial ini terdapat sekurang-
kurangnya satu motor nucleus dan beberapa sinaps, dan prosesnya termasuk sederhana bila
dibandingkan dengan refleks-refleks lain yang lebih kompleks (sebagai contohnya proses
penelanan).
Gerak refleks orofacial yang paling sering diteliti adalah gerak refleks padajaw-closingdanrefleksjaw-jerk, yang dapat terjadi dengan mengetuk ujung dagu. Saat mengetuk ujung dagu
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
17/35
ini, muscle spindle pada otot-ototjaw-closingtertarik dan menhasilkan input sensori yang
akan menginisiasi gerak refleks. Setelah waktu yang singkat (sekitar 6 detik)
electromyography (EMG) menunjukkan adanya aktivitas yang terjadi pada otot masseter dan
temporalis. EMG juga menunjukkan output berupa gerak motorik pada otot yang akan
menutup rahang. Karena waktu terjadinya yang sangat singkat, gerak refleks ini sama dengan
gerakknee-jerkrefleks dimana hanya satu sinaps yang bekerja (refleks monosynaptic). Inputrefleksjaw-closingselain muscle spindle adalah stimulasi ligament periodontal, TMJ, dll
dapat menimbulkan refleksjaw-closingdalam waktu singkat. Hal ini dibuktikan dengan
percobaan anestesi yang diaplikasikan pada gigi dan rahang bawah menurunkan input tapi
tidak menghentikan refleks.
Prosesjaw-openingdiinisiasi oleh stimuli mekanik dari ligament periodontal dan
mekanoreseptor pada mukosa. Stimuli ini menghasilkan eksitasi ototjaw-openingdan
inhibisi pada ototjaw-closing. Proses ini tidak termasuk refleks monosynaptic dan sekurang-
kurangnya satu interneuron bekerja.
Proses mastikasi diinisiasi oleh stimuli elektrik dari cortex yang menyokong ototjaw-closingdanjaw-opening. Begitu kompleks proses terjadinya gerak mastikasi, pada intinya ritme
mastikasi dihasilkan dari generator pada brain stem yang diaktivasi oleh pusat dibantu
dengan input peripheral yang pada akhirnya menghasilkan output ritmikal dengan frekuensi
yang sesuai dengan input yang terjadi.
Aktivitas motoneuron trigeminal saat proses pengunyahan diteliti menggunakan aktivitas
itrasel dari motoneuron yang mengontrol otot masseter (jaw-closing) dan digastrics (jaw-
opening). Motoneuron masseter depolarisasi saat fase closingdan hiperpolarisasi (inhibisi)
saat fase opening. Motoneuron digastrics depolarisasi saat opening, akan tetapi tidak
hiperpolarisasi saat closing.
II Penelanan
Menurut kamus deglutasi atau deglutition diterjemahkan sebagai proses memasukkan
makanan kedalam tubuh melalui mulut the process of taking food into the body through the
mouth.
Proses menelan merupakan suatu proses yang kompleks, yang memerlukan setiap organ yang
berperan harus bekerja secara terintegrasi dan berkesinambungan. Dalam proses menelan ini
diperlukan kerjasama yang baik dari 6 syaraf cranial, 4 syaraf servikal dan lebih dari 30
pasang otot menelan.
Pada proses menelan terjadi pemindahan bolus makanan dari rongga mulut ke dalam
lambung. Secara klinis terjadinya gangguan pada deglutasi disebut disfagia yaitu terjadi
kegagalan memindahkan bolus makanan dari rongga mulut sampai ke lambung.
II.1 Neurofisiologi menelan
Proses menelan dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase oral, fase faringeal dan fase
esophageal.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
18/35
II.1.1 Fase oral
Pada fase oral ini akan terjadi proses pembentukan bolus makanan yang dilaksanakan oleh
gigi geligi, lidah, palatum mole, otot-otot pipi dan saliva untuk menggiling dan membentukbolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan. Proses ini berlangsung secara
disadari. Proses ini bertahan kira-kira 0.5 detik
Peranan saraf kranial pada pembentukan bolus fase oral.
ORGAN AFFEREN (sensorik) EFFEREN (motorik)
Mandibula
Bibir
Mulut & pipi
Lidah
n. V.2 (maksilaris)
n. V.2 (maksilaris)
n.V.2 (maksilaris)
n.V.3 (lingualis)
N.V : m. Temporalis, m. maseter, m.
pterigoid
n. VII : m.orbikularis oris, m.
zigomatikum, m.levator labius oris,
m.depresor labius oris, m. levator anguli
oris, m. depressor anguli oris
n.VII: m. mentalis, m. risorius,m.businator
n.XII : m. hioglosus, m. mioglosus
Pada fase oral ini perpindahan bolus dari rongga mulut ke faring segera terjadi, setelah otot-
otot bibir dan pipi berkontraksi meletekkan bolus diatas lidah. Otot intrinsik lidah
berkontraksi menyebabkan lidah terangkat mulai dari bagian anterior ke posterior. Bagian
anterior lidah menekan palatum durum sehingga bolus terdorong ke faring.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
19/35
Bolus menyentuh bagian arkus faring anterior, uvula dan dinding posterior faring sehingga
menimbulkan refleks faring. Arkus faring terangkat ke atas akibat kontraksi m. palato
faringeus (n. IX, n.X dan n.XII)
Peranan saraf kranial fase oral
ORGAN AFFEREN (sensorik) EFFEREN (motorik)
Bibir
Mulut & pipi
Lidah
Uvula
n. V.2 (mandibularis), n.V.3
(lingualis)
n. V.2 (mandibularis)
n.V.3 (lingualis)
n.V.2 (mandibularis)
n. VII : m.orbikularis oris, m.levator
labius oris, m. depressor labius,
m.mentalis
n.VII: m.zigomatikus,levator anguli oris,
m.depressor anguli oris, m.risorius.
m.businator
n.IX,X,XI : m.palatoglosus
n.IX,X,XI : m.uvulae,m.palatofaring
Jadi pada fase oral ini secara garis besar bekerja saraf karanial n.V2 dan nV.3 sebagai serabut
afferen (sensorik) dan n.V, nVII, n.IX, n.X, n.XI, n.XII sebagai serabut efferen (motorik).
II.1.2 Fase Faringeal
Fase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior (arkus palatoglosus)
dan refleks menelan segera timbul. Pada fase faringeal ini terjadi :
1. m. Tensor veli palatini (n.V) dan m. Levator veli palatini (n.IX, n.X dan n.XI)berkontraksi menyebabkan palatum mole terangkat, kemudian uvula tertarik keatas
dan ke posterior sehingga menutup daerah nasofaring.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
20/35
2. m.genioglosus (n.XII, servikal 1), m ariepiglotika (n.IX,nX) m.krikoaritenoid lateralis(n.IX,n.X) berkontraksi menyebabkan aduksi pita suara sehingga laring tertutup.
3. Laring dan tulang hioid terangkat keatas ke arah dasar lidah karena kontraksim.stilohioid, (n.VII), m. Geniohioid, m.tirohioid (n.XII dan n.servikal I).
4. Kontraksi m.konstriktor faring superior (n.IX, n.X, n.XI), m. Konstriktor faringinermedius (n.IX, n.X, n.XI) dan m.konstriktor faring inferior (n.X, n.XI)menyebabkan faring tertekan kebawah yang diikuti oleh relaksasi m. Kriko faring
(n.X)
5. Pergerakan laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitus esofagus dan doronganotot-otot faring ke inferior menyebabkan bolus makanan turun ke bawah dan masuk
ke dalam servikal esofagus. Proses ini hanya berlangsung sekitar satu detik untuk
menelan cairan dan lebih lama bila menelan makanan padat.
Peranan saraf kranial pada fase faringeal
Organ Afferen Efferen
Lidah
Palatum
Hyoid
Nasofaring
Faring
n.V.3
n.V.2, n.V.3
n.Laringeus superior cab
internus (n.X)
n.X
n.X
n.V :m.milohyoid, m.digastrikus
n.VII : m.stilohyoid
n.XII,nC1 :m.geniohyoid, m.tirohyoid
n.XII :m.stiloglosus
n.IX, n.X, n.XI :m.levator veli palatini
n.V :m.tensor veli palatini
n.V : m.milohyoid, m. Digastrikus
n.VII : m. Stilohioid
n.XII, n.C.1 :m.geniohioid, m.tirohioid
n.IX, n.X, n.XI : n.salfingofaringeus
n.IX, n.X, n.XI : m. Palatofaring, m.konstriktor
faring sup, m.konstriktor ffaring med.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
21/35
Laring
Esofagus
n.rekuren (n.X)
n.X
n.X,n.XI : m.konstriktor faring inf.
n.IX :m.stilofaring
n.X : m.krikofaring
Pada fase faringeal ini saraf yang bekerja saraf karanial n.V.2, n.V.3 dan n.X sebagai serabut
afferen dan n.V, n.VII, n.IX, n.X, n.XI dan n.XII sebagai serabut efferen.
Bolus dengan viskositas yang tinggi akan memperlambat fase faringeal, meningkatkan waktu
gelombang peristaltik dan memperpanjang waktu pembukaan sfingter esofagus bagian atas.
Bertambahnya volume bolus menyebabkan lebih cepatnya waktu pergerakan pangkal lidah,
pergerakan palatum mole dan pergerakan laring serta pembukaan sfingter esofagus bagianatas. WaktuPharyngeal transitjuga bertambah sesuai dengan umur.
Kecepatan gelombang peristaltik faring rata-rata 12 cm/detik. Mc.Connel dalam
penelitiannya melihat adanya 2 sistem pompa yang bekerja yaitu :
1. Oropharyngeal propulsion pomp (OOP) adalah tekanan yang ditimbulkan tenaga lidah2/3 depan yang mendorong bolus ke orofaring yang disertai tenaga kontraksi dari
m.konstriktor faring.
2. Hypopharyngeal suction pomp (HSP) adalah merupakan tekanan negatif akibatterangkatnya laring ke atas menjauhi dinding posterior faring, sehingga bolus terisap
ke arah sfingter esofagus bagian atas. Sfingter esofagus bagian atas dibentuk oleh
m.konstriktor faring inferior, m.krikofaring dan serabut otot longitudinal esofagus
bagian superior.
II.1.3 Fase Esofageal
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
22/35
Pada fase esofageal proses menelan berlangsung tanpa disadari. Bolus makanan turun lebih
lambat dari fase faringeal yaitu 3-4 cm/ detik.
Fase ini terdiri dari beberapa tahapan :
1. Dimulai dengan terjadinya relaksasi m.kriko faring. Gelombang peristaltik primer
terjadi akibat kontraksi otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus bagian proksimal.
Gelombang peristaltik pertama ini akan diikuti oleh gelombang peristaltik kedua yang
merupakan respons akibat regangan dinding esofagus.
2. Gerakan peristaltik tengah esofagus dipengaruhi oleh serabut saraf pleksus mienterikus
yang terletak diantara otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus dan gelombang ini
bergerak seterusnya secara teratur menuju ke distal esofagus.
Cairan biasanya turun akibat gaya berat dan makanan padat turun karena gerak peristaltik dan
berlangsung selama 8-20 detik.Esophagal transit time bertambah pada lansia akibat dari
berkurangnya tonus otot-otot rongga mulut untuk merangsang gelombang peristaltik primer.
II.1.4 Peranan sistem saraf dalam proses menelan
Proses menelan diatur oleh sistem saraf yang dibagi dalam 3 tahap :
1. Tahap afferen/sensoris dimana begitu ada makanan masuk ke dalam orofaringlangsung akan berespons dan menyampaikan perintah.
2. Perintah diterima oleh pusat penelanan di Medula oblongata/batang otak (kedua sisi)pada trunkus solitarius di bag. Dorsal (berfungsi utuk mengatur fungsi motorik proses
menelan) dan nukleus ambigius yg berfungsi mengatur distribusi impuls motorik ke
motor neuron otot yg berhubungan dgn proses menelan.3. Tahap efferen/motorik yang menjalankan perintah
II.2 Gangguan deglutasi/ menelan
Secara medis gangguan pada peristiwa deglutasi disebut disfagia atau sulit menelan, yang
merupakan masalah yang sering dikeluhkan baik oleh pasien dewasa, lansia ataupun anak-
anak.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
23/35
Menurut catatan rata-rata manusia dalam sehari menelan sebanyak kurang lebih 2000 kali,
sehingga masalah disfagia merupakan masalah yang sangat menggangu kualitas hidup
seseorang.
Disfagia merupakan gejala kegagalan memindahkan bolus makanan dari rongga mulut
sampai ke lambung.
Kegagalan dapat terjedi pada kelainan neuromuskular, sumbatan mekanik sepanjang saluran
mulai dari rongga mulut sampai lambung serta gangguan emosi. Disfagia dapat disertai
dengan rasa nyeri yang disebut odinofagia.
Berdasarkan difinisi menurut para pakar (Mettew, Scott Brown dan Boeis) disfagia dibagi
berdasarkan letak kelainannya yaitu di rongga mulut, orofaring, esofagus atau berdasarkan
mekanismenya yaitu dapat menelan tetapi enggan, memang dapat menelan atau tidak dapat
menelan sama sekali, atau baru dapat menelan jika minum segelas air, atau kelainannya
hanya dilihat dari gangguan di esofagusnya.
III Berbicara
Percakapan digunakan untuk berkomunikasi antar individu Untuk menyempurnakan proses
percakapan ini, diperlukan aktivitas otot. Bagian penting dalam percakapan dan bahasa
adalah cerebral cortex yang berkembang sejak lahir dan memperlihatkan perbedaan pada
orang dewasa. Perbedaan ini memperlihatkan bahwa pengalaman phonetic bukan hal yang
perlu untuk perkembangan area pusat saraf dalam sistem percakapan.
Otot-otot yang mengkomando organ bicara diatur oleh motor nuclei di otak, dengan produksi
suara diatur oleh control pusat di bagian rostral otak.
Respirasi. Proses bicara diawali oleh sifat energi dalam aliran dari udara. Pada bicara yang
normal, aparatus pernapasan selama ekshalasi menyediakan aliran berkesinambungan dari
udara dengan volume yang cukup dan tekanan (di bawah kontrol volunteer adekuat) untuk
phonasi. Aliran dari udara dimodifikasi dalam fungsinya dari paru-paru oleh fasial dan
struktur oral dan memberikan peningkatan terhadap simbol suara yang dikenal sebagai bicara
III.1 Struktur fungsional organ pengucapan
III.1.1 Laring
Laring merupakan penghubung antara faring dan trakea, didisain untuk memproduksi suara
(fonasi). Laring ini terdiri dari 9 kartilago, 3 kartilago yang berpasangan dan 3 yang tidak
berpasangan. Organ ini terletak pada midline didepan cervikal vertebra ke 3 sampai c 6.
Organ ini dibagi ke dalam 3 regio:
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
24/35
* Vestibule
* Ventricle
* Infraglotitic
Vocal fold (true cord) dan vestibular fold (false cord) terletak pada regio ventricle.
Didalam faring ini terdapat pita suara yang dapat menghasilkan gelombang suara yang
nantinya akan di modifikasi oleh resonator dan articulator yang kemudian dihasilkan suara
yang seperti kita ucapkan sehari-hari. Pergerakan pita suara (abduksi, adduksi dan tension)
dipengaruhi oleh otot-otot yang terdapat disekitar laring, dimana fungsi otot-otot tersebut
adalah:
M. Cricothyroideu menegangkan pita suara M. Tyroarytenoideus (vocalis) relaksasi pita suara M. Cricoarytenoideus lateralis adduksi pita suara M. Cricoarytenoideus posterior abduksi pita suara M. Arytenoideus transversus menutup bagian posterior rima glotidis
III.1.2 Vocal Tract
Vocal tract pada manusia merupakan acoustic tube dari cross section dengan panjang sekitar
17 cm dari vocal fold hingga bibir. Area cross section ini bervariasi dari 0-20 cm2 dengan
penempatan bibir, rahang, lidah, dan velum(soft palate). Perangkap (trap-door action) yang
dibuat sepasang velum pada vocal tract membuat secondary cavity yang berpartisipasi dalam
speech production- nasal tract. Nasal cavity memiliki panjang sekitar 12 cm dan luas 60 cm 3.
Untuk bunyi suara, sumber rangsang adalah velocity volume dari udara yang melewati vocal
cords. Vocal tract bertindak pada sumber ini sebagai filter dengan frekuensi yang diinginkan,
berkorespondensi dengan resonansi akustik dari vocal tract
III.1.3 Voiced Sounds (Suara)
Suara, contohnya huruf vokal (a,i,u,e,o), diproduksi dengan meningkatkan tekanan udara di
paru-paru dan menekan udara untuk bergerak ke glottis (lubang antara vocal cords), sehingga
vocal cords bergetar.
Getaran tersebut mengganggu aliran udara dan menyebabkan getaran broad spectrum quasi-
periodic yang berada di vocal tract. Ligament yang bergetar dari vocal cords memiliki
panjang 18 mm dan glottal yang secara khusus bervariasi dalam area dari 0-20 mm2. Otot
laryngeal yang mengatur vocal folds dibagi menjadi tensors, abductors, dan adductors. Naik
dan turunnya pitch dari suara dikontrol oleh aksi dari tensorcrico-thyroid dan otot vocalis.
Variasi dalam tekanan subglottal juga penting untuk mengatur derajat getaran laryngeal.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
25/35
III.1.4 Artikulasi dan Resonansi
Ketika suara dasar dihasilkan oleh vocal tract, suara tersebut dimodifikasi untuk
menghasilkan suara yang jelas dengan proses resonansi dan artikulasi
Dengan kegunaan sifat-sifat resonant dari vocal tract, bunyi suara dasar disaring. Kualitas
akhir dari suara tergantung dari ukuran dan bentuk berbagai cavitas yang berhubungan
dengan mulut dan hidung. Bentuk dari beberapa cavitas ini bisa diubah oleh berbagai macam
aktivitas bagian yang dapat bergerak dari pharynx dan cavitas oral.
Cavitas yang berhubungan dengan dengan hidung adalah cavitas nasal, sinus, dan
nasopharynx. Nasopharynx dengan cepat berubah-ubah dan variasi ini dihasilkan oleh
kontraksi otot-otot pharyngeal dan gerakan dari palatum lunak.
Cavitas yang berhubungan dengan mulut adalah cavitas oral dan oropharynx. Kedua cavitas
ini bisa diubah-ubah oleh kontraksi dari otot-otot. Semua cavitas ini mengambil dan
memperkuat suara fundamental yang dihasilkan oleh getaran dari vocal cords. Fungsi ini
dikenal dengan sebutan resonansi. Pergerakan dari palatum lunak, laring, dan pharynx
membuat manusia dapat mencapai keseimbangan yang baik antara resonansi oral dan nasal
yang akhirnya menjadi karakteristik dari suara tiap-tiap individu.
Artikulasi adalah proses penghasilan suara dalam berbicara oleh pergerakan bibir, mandibula,
lidah, dan mekanisme palatopharyngeal dalam kordinasi dengan respirasi dan phonasi
Fungsi dari mekanisme pengucapan adalah untuk mengubah bentuk dari tonsil laryngeal dan
untuk membuat suara dalam rongga mulut. Suara yang penting terbentuk adalah pengucapan
konsonan, yang ditekankan sebagai iringan suara oleh gesekan bunyi. Konsonan dibentuk
dari gelombang udara yang berkontak dari arah yang berlawanan. Misalnya pada kontak
antara dua bibir saat pengucapan huruf p dan b. Contoh lainnya juga pada lidah yang
menyentuh gigi dan palatum saat pengucapan huruf t dan d.
Tanpa kemampuan (kapasitas) pengucapan, suara yang dihasilkan hanya berupa faktor
kekuatan, volume, dan kekuatan, seperti suara yang hanya dihasilkan oleh huruf vocal. Hal
ini terbukti secara klinis ketika kemampuan berbicara seseorang hilang pada penderitaparalytic stroke. Kemampuan berbicaranya hanya seperti pengucapan huruf vocal saja dengan
sedikit konsonan.
Disamping menyuarakan suara-suara, sistem vokal dapat menghasilkan dua macam suara-
suara yang tak terdengar: fricative sounds dan plosive sounds.
Fricative sounds dicontohkan oleh konsonan s,sh, f, dan th, yang dihasilkan ketika traktus
vokal setengah tertutup pada beberapa titik dan udara tertekan melewati konstriksi pada
kecepatan yang cukup tinggi untuk menghasilkan turbulensi. Konsonan fricative
membutuhkan sangat sedikit penyesuaian pada artikulator, dan sering terdengar tidak
sempurna pada kasus maloklusi atau penggunaan denture.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
26/35
Plosive sounds, konsonan p, t, dan k, diproduksi ketika traktus vokal tertutup seluruhnya (
biasanya dengan bibir atau lidah), membiarkan tekanan udara meningkat saat menutup, dan
kemudian membuka dengan tiba-tiba. Untuk beberapa suara, seperti fricative consonant v dan
z yang terdengar, adanya kombinasi dari dua sumber suara.
Pembentukan pada pergerakan untuk kemampuan bicara berkaitan dengan fungsi kontinyudari sensorik informasi dari reseptor otot dan mechanoreceptor cutaneous yang
didistribusikan sepanjang respiratosy, laringeal, dan sistem orofacial.
III.2 Vokalisasi
Laring khususnya berperan sebagai penggetar (vibrator). Elemen yang bergetar adalah pita
suara. Pita suara menonjol dari dinding lateral laring ke arah tengah dari glotis. pita suara inidiregangkan dan diatur posisinya oleh beberapa otot spesifik pada laring itu sendiri.
Gambar 37-10B menggambarkan pita suara. Selama pernapasan normal, pita akan terbuka
lebar agar aliran udara mudah lewat. Selama fonasi, pita menutup bersama-sama sehingga
aliran udara diantara mereka akan menghasilkan getaran (vibrasi). Kuatnya getaran terutama
ditentukan oleh derajat peregangan pita, juga oleh bagaimana kerapatan pita satu sama lain
dan oleh massa pada tepinya.
Gambar 37-10A memperlihatkan irisan pita suara setelah mengangkat tepi mukosanya. Tepat
di sebelah dalam setiap pita terdapat ligamen elastik yang kuat dan disebut ligamen vokalis.
Ligamen ini melekat pada anterior dari kartilago tiroidyang besar, yaitu kartilago yangmenonjol dari permukaan anterior leher dan (Adams Apple). Di posterior, ligamen vokalis
terlekat padaprosessus vokalis dari kedua kartilago aritenoid. Kartilago tiroid dan kartilago
aritenoid ini kemudian berartikulasi pada bagian bawah dengan kartilago lain, yaitu kartilago
krikoid.
Pita suara dapat diregangkan oleh rotasi kartilago tiroid ke depan atau oleh rotasi posterior
dari kartilago aritenoid, yang diaktivasi oleh otot-otot dari kartilago tiroid dan kartilago
aritenoid menuju kartilago krikoid. Otot-otot yang terletak di dalam pita suara di sebelah
lateral ligamen vokalis, yaitu otot tiroaritenoid, dapat mendorong kartilago aritenoid ke arah
kartilago tiroid dan, oleh karena itu, melonggarkan pita suara. Pemisahan otot-otot ini juga
dapat mengubah bentuk dan massa pada tepi pita suara, menajamkannya untuk menghasilkanbunyi dengan nada tinggi dan menumpulkannya untuk suara yang lebih rendah (bass).
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
27/35
Akhirnya, masih terdapat beberapa rangkaian lain dari otot laringeal kecil yang terletak di
antara kartilago aritenoid dan kartilago krikoid, yang dapat merotasikan kartilago ini ke arah
dalam atau ke arah luar atau mendorong dasarnya bersama-sama atau memisahkannya, untuk
menghasilkan berbagai konfigurasi pita suara.
IV Basis neural bahasa
Salah satu perbedaan terpenting antara manusia dan binatang rendah adalah adanya fasilitas
pada manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Selanjutnya, karena tes neurologic
dapat dengan mudah menaksir seberapa besar kemampuan seseorang untuk berkomunikasi
satu sama lain, maka kita dapat mengetahui lebih banyak tentang sistem sensorik dan motorik
yang berkaitan dengan proses komunikasi daripada mengenai fungsi segmen kortikal
lainnya.
Terdapat dua aspek untuk dapat berkomunikasi, yaitu: aspek sensorik (input bahasa),melibatkan telinga dan mata, dan kedua, aspek motorik (output bahasa) yang melibatkan
vokalisasi dan pengaturannya.\
IV.1 Aspek Sensorik pada Komunikasi
Pada korteks bagian area asosiasi auditorikdan area asosiasi visual, bila mengalami
kerusakan, maka dapat menimbulkan ketidakmampuan untuk mengerti kata-kata yang
diucapkan dan kata-kata yang tertulis. Efek ini secara berturut-turut disebut sebagai afasia
reseptif auditorikdan afasia reseptif visualatau lebih umum, tuli kata-kata dan buta kata-kata
(disleksia). Studi dari afasia ini mempunyai peran penting pada pemahaman neural basis dari
bahasa. Penyebab paling sering ialah trauma kepala (head trauma). Penyebab selanjutnya
ialah stroke: 40% major vascular events pada hemisfer cerebral yang mengakibatkan
language disorders.
Afasia anomik (Anomic aphasia)
Pada afasia ini, satu-satunya gangguan ialah pada kemampuan untuk menemukan kata-kata
yang benar. Ini merupakan bentuk afasia yang tidak biasa. Akan tetapi, biasanya merupakan
lesi pada aspek posterior dari lobus temporal inferior kiri, dekat dengan garis temporal-occipital.
Afasia Wernicke dan Afasia Global
Beberapa orang mampu mengerti kata-kata yang diucapkan ataupun kata-kata yang dituliskan
namun tak mampu menginterpretasikan pikiran yang diekspresikan walaupun saat mendengar
music atau suara nonverbal akan normal. Biasanya pasien berbicara sangat cepat baik ritme,
grammar, dan artikulasi. Apabila tidak benar-benar didengarkan, akan terdengar hampir
normal. Keadaan ini sering terjadi bila area Wernicke yang terdapat di bagian posterior
hemisfer dominan girus temporalis superior mengalami kerusakan. Oleh karena itu, tipe
afasia ini disebut afasia Wernicke.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
28/35
Bila lesi pada are Wernicke ini meluas dan menyebar (1) ke belakang ke region girus angular,
(2) ke inferior ke area bawah lobus temporalis, (3) ke superior ke tepi superior fisura sylvian
dari hemisfer kiri, maka penderita tampak seperti benar-benar terbelakang secara total (totally
demented) untuk mengerti bahasa atau berkomunikasi, dan karena itu dikatakan menderita
afasia global.
Transcortical sensory aphasia
Merupakan pemutusan area Wernicke dari posterior parietal temporal association area. Hal
ini menyebabkanfluent aphasia dengan kurangnya pemahaman dan juga kecacatan saat
berpikir ataupun mengingat arti dari suatu tanda atau kata-kata. Pasien tidak dapat membaca,
menulis dan juga ditandai dengan kesusahannya mendapat kata-kata, tetapi dapat mengulang
apa yang telah dibicarakan dengan mudah dan fasih.
IV.2 Aspek Motorik Komunikasi
Proses bicara melibatkan dua stadium utama aktivitas mental:
1. Membentuk buah pikiran untuk diekspresikan dan memilih kata-kata yang akandigunakan, kemudian
2. mengatur motorik vokalisasi dan kerja yang nyata dari vokalisasi itu sendiri.Pembentukan buah pikiran dan bahkan pemilihan kata-kata merupakan fungsi area asosiasi
sensorik otak. Sekali lagi, area Wernicke pada bagian posterior girus temporalis superior
merupakan hal yang penting untuk kemampuan ini. Oleh karena itu, penderita yang
mengalami afasia Wernicke atau afasia global tak mampu memformulasikan pikirannya
untuk dikomunikasikan. Atau bila lesinya tak begitu parah, maka penderita masih mampu
memformulasikan pikirannya namun tak mampu menyusun kata-kata yang sesuai secara
berurutan dan bersama-sama untuk mengekspresikan pikirannya. Seringkali, penderita fasih
berkata-kata namun kata-kata yang dikeluarkannya tidak berurutan.
Afasia Motorik akibat Hilangnya Area Broca.
Kadang-kadang, penderita mampu menentukan apa yang ingin dikatakannya, dan mampu
bervokalisasi, namun tak dapat mengatur sistem vokalnya untuk menghasilkan kata-kata
selain suara ribut. Efek ini, disebut afasia motorik, disebabkan oleh kerusakan pada areabicara Broca, terletak di regio prefrontal dan fasial premotorik korteks (kira-kira 95%
kelainannya di hemisfer kiri). Oleh karena itu, pola keterampilan motorik yang dipakai untuk
mengatur laring, bibir, mulut, sistem respirasi, dan otot-otot lainnya yang dipakai untuk
bicara dimulai dari daerah ini.
Artikulasi
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
29/35
Berarti gerakan otot-otot mulut, lidah, laring, pita suara, dan sebagainya, yang bertanggung
jawab untuk intonasi, waktu, dan perubahan intensitas yang cepat dari urutan suara. Regio
fasial dan laryngeal korteks motorik mengaktifkan otot-otot ini, dan serebelum, ganglia
basalis, dan korteks sensorik semuanya membantu mengatur urutan dan intensitas kontraksi
otot, dengan mekanisme umpan balik serebelar dan fungsi ganglia basalis. Kerusakan setiap
regio ini dapat menyebabkan ketidakmampuan parsial atatu total untuk berbicara denganjelas.
Lesi yang tidak mempengaruhi cerebral cortex, khususnya lesi vascular pada basal ganglia
dan thalamus, dapat juga menyebabkan afasia yang disebut afasia subcortical.
Lesi kecil pada otak dapat merusak kemampuan untuk membaca dan/atau menulis, tanpa
menganggu bicara ataupun fungsi kognitif lainnya. Alexia (ketidakmampuan untuk
membaca) dengan agraphia (ketidakmampuan menulis) berhubungan dengan lesi kortex pada
lobus parietal kiri, dibelakang cortex area auditorik. Alexia tanpa agraphia berhubungan
dengan lobus occipital kiri.
IV.3 Lokalisasi pusat kontrol bahasa
Vokalisasi mamalia membutuhkan koordinasi pergerakan pernapasan, laryngeal artikulatori
(supralaryngeal). Moto neuron bertanggung jawab untuk pergerakan respiratori yang berada
dalam corda spinalis lumbar atas, toraxic dan servikal. Kontrolkontrol ditemukan dalamnucleus ambiguus. Neuron yang bertanggung jawab untuk kontrol pergerakan artikulator
terlokalisasi dalam nukleus motorik trigeminal, nukleus facial, rostal nucleus ambiguus,
nucleus hipoglosal, dan corda spinalis servical atas. Demikian, bahkan pada tingkat kontrol
efferen kontrksi otot (jalur final) yang umum, vokalisasi melibatkan suatu satuan ekstensive
pada motoneuron yang bersambung dari pons ke corda spinalis.
Transeksi pusat otak diatas nucleus motorik trigeminal pada hewan mengakibatkan hewan
ini bisu. Karena itu, pertukaran informasi sraf antara nuclei motor cranial, motoneuron
respiratorius spinalis, dan informasi somato sensorik yang memasuki batang otak bawah dan
corda spinalis tidak cukup u8ntuk menginisiai vokalisasi. Input koordinasi dari pusat cerebral
yang lebih tinggi diperlukan. Dengan beberapa penelitian behavioral yang hati pada
produksi bahasa, para neurologis telah mendeskripsikan beberapa aphasia yang biasanya
terlibat dalam area berbeda di hemisver otak. Salah satu aphasia yang paling awal, wernickes
aphasia, yang mana pasien dapat berbicara sangat cepat, tanpa peduli irama, pola kalimat,
dan artikulasi. Kata, jika tidak didengarkan secara baik, dapat terdenga hampir normal.
Pasien gagal menggunakan kata yang benar dan justur menggunakan frase circumlacutory.Karakteristik lain parafrasia, yang mana satu kata atau frase disubsitusi untuk yang lain,
terkadang pada makasud yang terkait, ataupun tidak terkait. Pasien ini dapat memiliki
kehilangan percakapan yang parah walaupun pendengaran suara non verbal dan musik bisa
jadi sepenuhnya normal. Lesi saraf ini berhubungan dengan gangguan linguistik asosiasi
seperti ketidak mampuan membaca (aleksia) dan ketidak mampuan menulis (agrafia).
Pada Brocas apasia , kata-kata terjadi secara perlahan, artikulasi tidak rapi, dan kata
gramatikal kecil dan akhiran huruf mati dan kata kerja bersambung jadi kata-kata diucapkan
memiliki gaya telegrafik. Lesi ini terlokalisasi dalam zona bahasa anterior, dan bukan lesi
kombinasi.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
30/35
Conduction aphasia, menyerupai Wernickes aphasia pada keberadaan kata yang
kebanyakan normal dan lancar tapi repetisi yang buruk, juga kompensasi auditori yang baik.
Lesi ini mengkompromisasi struktur yang cecara normal mentransfer informasi auditori ke
sistem motor, langkah fisiologis diperlukan untuk tindakan mengulangi kalimat.
Pasien dengan global aphasia tidak dapat berbicara atau memahami bahasa. Mereka tidakdapat membaca, menulis, mengulangi, atau menyebutkan nama barang-barang. Lesi ini
ektensive dan yang secara esensial di suplai oleh cabang cortical pada arteri tengah otak
mengarahnkan semua perisylvian territory pada hemisver kiri.
Pada anomic aphasia, satu-satunya gangguan adalah dalam menemukan kata yang tepat. Ini
adalah bentuk aphasia yang tidak biasa yang secara khas mengikuti lesi di aspek posterior
lobus temporalis inferior kiri, dekat border temporal-occipital.
Transcortical motor aphasia dihasilkan dari lesi yang memutuskan hubungan area brocas
dari cortex motori suplementer. Pasien akan melakukan percakapan tapi hanya dapat
mengucapkan sedikit syllables.
Transcortical sensory mengikuti diskoneksi dari Wernickes area pada area asosiasi temporal
parietal posterior. Ini menyebabkan aphasia lancar dengan pemahaman yang defektif, dan
defek dalam berfikir atau mengingat maksud sinyal dan tanda-tanda.
Pasien tidak bisa membaca dan menulis dan juga memiliki kesulitan dalam menemukan kata-
kata tapi dapat mengulangi kata-kata verbal secara mudah dan lancar.
Lesi yang tidak mempengaruhi cortex cerebral, biasanya lesi vaskuler dalam ganglia basalis
dan talamus, dapat juga dihasilkan dalam aphasia yang biasanya disebut subcortical aphasia.
IV.4 Dominasi Cerebral
Kerusakan di area korespondensi di sisi lain otak meninggalkan kemampuan berbahasa yang
utuh. Hanya sedikit keruskan di hemisfer kanan otak menyebabkan kerusakan bahasa. 97%
dari mereka memiliki kerusakan di hemisver kiri otaknya. Kontrol unilateral pada fungsi
tertentu disebut dominasi cerebral.
Tanda bahasa juga menyediakan pengertian untuk produksi bahasa. Tidak seperti kata-kata,
penandaan terdiri atas serangkaian bahasa tubuh yang di interpretasikan oleh sistem visual
daripada sistem auditorial. Pengertian tanda juga dilokalisasi dihemisver kiri. Lesi pada otak
kiri menyebabkan individu tuli menjadi aphasic pada bahasa tanda.
IV.5 Teori pemrosesan bahasa
Berdasarkan pembelajaran ekstensive pada kelainan berbahasa dan lesi anatomis terasosiasi,dibuatlah model aktivitas otak selama produksi bahasa. Teori para connectionist menjelaskan
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
31/35
bahwa ketika sebuah kata terdengar, output dari area auditorial primer pada cortex diterima
oleh Wernickes area. Jika kata-kata tersebut adalah untuk diucapkan, polanya ditranmisikan
dari Wernickes area ke Brocas area dimana bentuk artikulatori dibangun dan dikirim ke
area motorik yang mengontrol pergerakan otot-otot berbicara. Jika kata-kata yang digunakan
dieja, pola auditorial dikirim ke cortex agranular, dimana ia mendapatkan pola visualnya.
Saat sebuah kata dieja, output dari area visual primer melewati gyrus anguler, yang padagilirannya membangkitkan bentuk auditori korespondensi pada kata dalam Wernicks area.
Bahasa mengandung banyak tipe informasi linguistik termasuk informasi yang mengenali
struktur suara dari ungkapan (fonologi), informasi tentang bentuk tata kalimat (sintaksis), dan
informasi yang mengenali maksud ungkapan (semantik). Bukti-bukti tekah menujukkan
bahwa area cortical yang terlibat dengan bahasa tidaklah bekerja sendiri, tapi kemungkinan
dibagi-bagi menjadi area terpisah untuk menangani bahasa yang berbeda, karena ada lesi-lesi
pada orang-orang multilingual yang meninggalkan hanya satu keutuhan. Area-area terpisah
ini juga dijelaskan sebagai yang memegang taspek-aspek tata bahasa berbeda. Berdasarkan
penelitian ini yang lainnya, teori para connectionist telah digantikan oleh teori moduler
dimana bahasa diproses secara paralel dengan banyak area berbeda yang bertanggung jawabuntuk tugas-tugas kognitif yang berbeda.
A. Definisi dan Fungsi MastikasiDefinisi mastikasi adalah suatu kompleksitas dari neuromuskular dengan bantuan
seluruh fungsi rahang atas, rahang bawah, bersama-sama dengan temporomandibular,
lidah, Sircumoral muskular, otot-otot mastikasi, dan gigi.
Pemakaian kata fungsi mastikasi yang tepat dalam literatur-literatur sangat kurang
bahkan fungsi mastikasi sering digantikan dengan kata kemampuan mengunyah,
efisiensi mengunyah, atau performans mengunyah. Carlson mendefinisikan
kemampuan mengunyah sebagai suatu kemampuan individu itu sendiri dalam menilai
fungsi mastikasi mereka. Bates et al mendefinisikan performans mastikasi sebagai
suatu ukuran partikel distribusi makanan pada saat dikunyah.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
32/35
Adapun fungsi mastikasi adalah memotong dan menggiling makanan, membantu
mencerna sellulosa, memperluas permukaan, merangsang sekresi saliva, mencampurmakanansaliva, melindungi mukosa, dan mempengaruhi pertumbuhan jaringan
mulut.
Anatomi gigi, Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan
pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu
aktivitas sehari-hari. Gigi memiliki tiga fungsi yaitu: berfungsi sebagai alat pengunyahan
(mastikasi), proses pengucapan (fonetik), dan berperan terhadap penampilan (estetik).
Sekarang ini masalah yang sering terjadi pada mulut khususnya pada gigi adalah terjadinyakaries, terutama pada individu yang kurang menjaga kebersihan mulut. Adapun beberapa
contoh yang bisa kita temui sehari-hari yaitu, tidak menyikat gigi dengan teratur, selain itu
tidak memperhatikan makanan atau minuman yang dikonsumsi, seperti halnya makanan atau
minuman yang bersifat asam.
Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada gigi
dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu aktivitas
sehari-hari. Gigi memiliki tiga fungsi yaitu: berfungsi sebagai alat pengunyahan (mastikasi),
proses pengucapan (fonetik), dan berperan terhadap penampilan (estetik).
Selain itu, masih ada fungsi lain dari gigi, yaitu:
Untuk memotong dan memperkecil bahan-bahan makanan pada waktu pengunyahan. Untuk mempertahankan jaringan penyanggah, supaya tetap dalam kondisi yang baik,
dan terkait dengan erat dalam lengkung gigi serta membantu dalam perkembangan
dan perlindungan dari jaringan-jaringan yang menyanggahnya.
Untuk memproduksi dan mempertahankan suara/bunyi. Untuk estetik Untuk melindungi jaringan penyanggah.
Gigi mempunyai beberapa bagian, yaitu:
Bagian akar gigi, adalah bagian dari gigi yang tertanam di dalam tulang rahangdikelilingi (dilindungi) oleh jaringan periodontal.
Mahkota gigi adalah bagian dari gigi yang dapat dilihat. Cusp adalah tonjolan runcing atau tumpul yang terdapat pada mahkota.
Gigi permanen yang pertama erupsi dalam rongga mulut ialah gigi Molar pertama,yang
letaknya distal dari gigi Molar kedua, erupsi pada usia 6 tahun dan sering disebut six year
molar.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
33/35
Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/dentistry-oral-medicine/2300423-
anatomi-gigi/#ixzz2Hqq06QxK
*http://www.pdgi-
online.com/v2/index.php?option=com_content&task=view&id=455&Itemid=1*
Masa Lalu Fungsi Gigi dan Mulut HanyaPengunyahanMenengok pada masa lalu, fungsi gigi dan mulut
sangatlah sederhana yaitu hanya untuk pengunyahan. Karena itu teori tentang munculnya tonjol gigi manusia
dari Osborn (1967)mendukung bahwa gigi mempunyai tugas pokok sebagai alat pengunyah, sebab adanya
tonjolgigi maka makanan mudah dilembutkan.''Sejauh ini fungsi gigi dan mulut membantu untuk bertutur
masih dalam penelitian yangmendalam,'' ujar Dekan Fakultas Kedokteran Gigi UGM Yogyakarta, Prof Dr
drg MunakhirMudjosemedi SU SpRKG, ketika menyampaikan pidato pengukuhannya sebagai guru
besarpada Fakultas Kedokteran Gigi UGM.Menurut Prof Munakhir, berbagai penyakit pada wilayah ini dapatdisebutkan sepertiberkurangnya cairan mulut akibat terganggunya kelenjar ludah, yang berakibat
berkurangnyasuatu elemen dalam air ludah.Implikasinya antara lain terganggunya keseimbangan flora mulut,
halitosis, sulit menelanmakanan, serta kurang lancarnya dalam olah berbicara. Bila cairan berlebih juga akan
banyak berpengaruh pada rasa kepercayaan diri karena terganggunya aktivitas seseorang.Dahulu masyarakat
pedesaan dalam merawat kesehatan gigi dan mulutnya sangat sederhanayakni hanya dengan berkumur dan
menggosok gigi dengan abu sekam, batu bata merah yangdihaluskan dan di berbagai tempat dengan cara
menginang dapat juga membantumembersihkan mulut.Tetapi kebiasaan menginang yang umumnya
dilakukan oleh wanita kini mulai ditinggalkan.Masyarakat pedesaan bila mempunyai gigi berlubang
umumnya minta dicabut saja, karenatakut akan sakit gigi lagi dan gigi yang berlubang cukup diisi dengan
kertas timah, gambirbahkan diisi dengan bubuk ragi.Dikatakan oleh Prof Munakhir, penyakit pada jaringan
lunak dan keras seperti stomatitis,luka pada gusi, lidah yang seperti terbakar, luka pada sudut bibir, bibirsumbing dan padalangit-langit bercelah, tumor pada tulang rahang masih kurang mendapatkan
perhatian.Archer (1966) melaporkan bahwa satu dari 1.200 kelahiran terdapat kasus bibir sumbing,sedangkan
laporan terbaru jauh lebih tinggi lagi yakni satu dari 600 kelahiran. Beberapalaporan menyebutkan bahwa
insidensi bibir sumbing di Indonesia seperti di NTT danKalimantan cukup besar.Penyakit lainnya adalah
penyakit jaringan periodontal yang mempunyai frekuensi masihcukup tinggi di Indonesia. Diperkirakan
dengan adanya mutasi berbagai bakteri yang ada diair ludah maka penyakit periodontal akan semakin
muncul.Dan juga merawat gigi yang tumbuhnya tidak teratur bari beberapa tahun belakangan inimulai
populer. Fenomena itu disebabkan perubahan paradigma bahwa gigi mempunyai peranganda dari fungsi
utamanya, tetapi belakangan lebih menonjol sebagai fungsi estetis dari pada
pengunyahan.Fenomena itu perlu mendapat perhatian para dokter gigi, sebab implikasi dari perubahantersebut
akan menyebabkan esensi fungsi gigi untuk membantu proses penghalusan makananakan semakin
berkurang.( bambang ujianto/Cn07 )
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/dentistry-oral-medicine/2300423-anatomi-gigi/#ixzz2Hqq06QxKhttp://id.shvoong.com/medicine-and-health/dentistry-oral-medicine/2300423-anatomi-gigi/#ixzz2Hqq06QxKhttp://id.shvoong.com/medicine-and-health/dentistry-oral-medicine/2300423-anatomi-gigi/#ixzz2Hqq06QxKhttp://id.shvoong.com/medicine-and-health/dentistry-oral-medicine/2300423-anatomi-gigi/#ixzz2Hqq06QxK -
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
34/35
Kali ini penulis ingin membahas beberapa fungsi gigi secara keseluruhan. Dengan demikian,kita akan bisa dapatkan hubungan yang sangat berkaitan.
Adapun fungsi gigi secara umum meliputi :
1. Gigi depan/gigi seri (Incisivus) untuk menggigit, sedang gigi taring (Caninus) untuk
merobek makanan dan gigi geraham yang letaknya di samping serta di belakang(paramolar/molar) adalah untuk mengunyah makanan.
2. Untuk membantu berbicara mengucapkan beberapa huruf tertentu.
3. Untuk estetik atau penampilan supaya cantik atau enak dipandang dan keserasian wajah.
4. Perlindungan dan pengendalian dari debu, binatang kecil lainnya bahkan kuman serta
benda luar yang masuk ke dalam mulut melalui bibir.
Gigi-gigi ini tidak berdiri sendiri dalam mulut, tetapi dikelilingi oleh rongga mulut dan
jaringan sekitarnya. Di antaranya: bibir bagian luar, bibir bagian dalam (mucosa labial), gusi
(ginggiva), pipi bagian dalam (mucosa buccal), dasar mulut, lidah (tongue), langit-langit
(palatinal), tenggorokan (oropharyng) serta ada kelenjar air liur (glandula salivary).
Dilihat dari fungsi yangpertama, maka fungsi gigi berguna untukmenghaluskan makanan,
kemudian diproses di usus dan hasil akhir dari makanan tersebut menjadi energi. Energi ini
sangat berguna untuk melaksanakan aktivtas sehari-hari yang kita lakukan.
Bila kita kehilangan banyak gigi sehingga berakibat susah makan, maka asupan nutrisi akanberkurang. Ini bisa memengaruhi kesehatan. Terutama pada anak yang masih membutuhkan
kalori banyak untuk pertumbuhan badan dan nutrisi untuk otak.
Sedang fungsi kedua yaitu berbicara. Bila kita berbicara akan mengucapkan beberapa
kalimat dan kalimat terdiri dari beberapa kata, sedang kata terdiri dari beberapa huruf. Jika
seorang kehilangan beberapa gigi depan, maka akan kesulitan mengucapkan beberapa huruf,
antara lain huruf S, T, R, dan lain lain. Akibatnya bicara kita jadi pelo atau tidak jelas.
Pada fungsi ketiga ialah estetikatau kecantikan atau keserasian wajah. Arti estetik di sini
sangat luas dan amat penting bagi kita. Kebanyakan yang dimaksud berfungsi kecantikan
adalah geligi depan (anterior), baik pada rahang atas maupun rahang bawah.
Misalnya geligi depan letaknya berdesakan (crowded) atau mrongos (protrusif) bahkan
renggang (diastema). Ini menyebabkan kurangnya nilai estetik gigi seseorang. Atau mungkin
kehilangan beberapa geligi depan akan menyebabkan seseorang ompong. Sering kali hal ini
akan berakibat mengurangi kepercayaan diri seseorang.
Apalagi bagi yang berprofesi sebagai publik figur seperti penyiar TV, guru, dokter atau
pemasaran, yang harus menghadapi banyak orang dalam profesinya. Bisa juga sebagai ibu ru
dalam kamus besar Bahasa Indonesia Gigi adalah tulang keras dan kecil-kecil berwarna putih
yg tumbuh tersusun berakar di dl gusi dan kegunaannya untuk mengunyah atau menggigit.
-
7/28/2019 Fisiologi Bentuk Gigi
35/35
Gigi merupakan satu kesatuan dengan mempertahankan jaringan penyanggah, supaya tetap
dalam kondisi yang baik, dan terkait dengan erat dalam lengkung gigi serta membantu dalam
perkembangan dan perlindungan dari jaringan-jaringan yang menyanggahnya. (3) Untuk
memproduksi dan mempertahankan suara/bunyi. (4) Untuk melindungi jaringan penyanggah.
Bagian-bagian gigi terbagi atas, sebagai berikut: (1) Corona dentis yaitu mahkota
gigi. (2) Radix dentis yaitu akar gigi. (3) Apex radicis dentis. (4) Dentinum (dentine) =
dentin. (5) Emailum (email) = email. (6) Cementum. (7) Cuspis dentis (dental cusp). (8)
Apex cuspidis. (9) Cingulum. (10) Fissura pertumbuhan (developmental groove). anggota
tubuh kita yang lain. Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh
lainnya, sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Gigi memiliki tiga fungsi yaitu:
berfungsi sebagai alat pengunyahan (mastikasi), proses pengucapan (fonetik), dan berperan
terhadap penampilan (estetik). Selain itu, masih ada fungsi lain dari gigi, yaitu:(1) Untuk
memotong dan memperkecil bahan-bahan makanan pada waktu pengunyahan. (2) Untuk
(11) Fissura tambahan (supplemental groove). (12) Fossa(e). (13) Crista (crest = ridge) =
galengan = pematang.
Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalammulutdari banyakvertebrata. Mereka
memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak
tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyahmakanandan pada
beberapa hewan, terutamakarnivora, sebagai senjata. Akar dari gigi tertutup olehgusi. Gigi
memiliki struktur pelindung yang disebutemail gigi, yang membantu mencegah lubang di
gigi.Pulpdalam gigi menciut dandentinterdeposit di tempatnya.
Fisiologi atau ilmu faal (dibacafa-al) adalah salah satu daricabang-cabang biologiyang mempelajari
berlangsungnya sistemkehidupan. Istilah "fisiologi" dipinjam dari bahasa Belanda, physiologie, yang
dibentuk dari dua kataYunaniKuna: ,physis, berarti "asal-usul" atau "hakikat" dan ,
logia, yang berarti "kajian". Istilah "faal" diambil daribahasa Arab, berarti "pertanda", "fungsi",
"kerja".
http://id.wikipedia.org/wiki/Muluthttp://id.wikipedia.org/wiki/Muluthttp://id.wikipedia.org/wiki/Muluthttp://id.wikipedia.org/wiki/Vertebratahttp://id.wikipedia.org/wiki/Vertebratahttp://id.wikipedia.org/wiki/Vertebratahttp://id.wikipedia.org/wiki/Makananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Makananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Makananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karnivorahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karnivorahttp://id.wikipedia.org/wiki/Karnivorahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gusihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gusihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gusihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Email_gigi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Email_gigi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Email_gigi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pulp_%28gigi%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pulp_%28gigi%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pulp_%28gigi%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Dentinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dentinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dentinhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cabang-cabang_biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Cabang-cabang_biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Cabang-cabang_biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kehidupanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kehidupanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kehidupanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arabhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arabhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arabhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arabhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kehidupanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Cabang-cabang_biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Dentinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pulp_%28gigi%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Email_gigi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Gusihttp://id.wikipedia.org/wiki/Karnivorahttp://id.wikipedia.org/wiki/Makananhttp://id.wikipedia.org/wiki/Vertebratahttp://id.wikipedia.org/wiki/Mulut