fisika praktikum kisi difraksi
DESCRIPTION
Tugas praktikum kisi difraksi contohTRANSCRIPT
Laporan Praktikum
Kisi Difraksi
Disusun Oleh :
Ridho Pasopati (XI aksel 1 / 21)
SMA NEGERI 1 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Laporan Resmi
Kisi Difraksi
A. Tujuan Percobaan
Menentukan merah, kuning, dan biru.
B. Alat dan Bahan
1. Power Supply
2. Lampu 12 Volt
3. Kisi
4. Layar
5. Lensa
6. Mistar
C. Konsep Fisis
Saat Power Supply dalam keadaan off (1), lampu tidak menyala. Saat Power Supply
dalam keadaan on (0), lampu menyala. Saat lensa dijauhkan dari layar, titik fokus pada layar
menjadi besar. Sebaliknya jika lensa didekatkan ke layar, maka titik fokus mengecil dari
ukuran semula. Jika kisi didekatkan ke layar, maka bayangan hasil dispersi tidak terlihat.
Sebaliknya jika kisi didekatkan ke lensa, maka bayangan hasil dispersi terlihat besar.
D. Landasan Teori
Suatu sifat gelombang yang menarik adalah bahwa gelombang dapat dibelokkan oleh
rintangan. Salah satu gelombang adalah cahaya. Cahaya adalah energi berbentuk gelombang
elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang
fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata
maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi
tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut dualisme
gelombang partikel. Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual
oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika,
merupakan area riset yang penting pada fisika modern.
Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik yang mempelajari
besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang gelombang, polarisasi dan fase cahaya.
Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar dilakukan dengan pendekatan paraksial
geometris seperti refleksi dan refraksi, dan pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi,
difraksi, dispersi, polarisasi. Masing-masing studi optika klasik ini disebut dengan optika
geometris (en:geometrical optics) dan optika fisis (en:physical optics).
Salah satu studi optik fisis yang paling menarik adalah difraksi. Difraksi ialah
penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya halangan. Semakin kecil halangan,
penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens. Pada
animasi pada gambar sebelah kanan atas terlihat adanya pola gelap dan terang, hal itu
disebabkan wavelet-wavelet baru yang terbentuk di dalam celah sempit tersebut saling
berinterferensi satu sama lain. Secara makroskopis, difraksi dikenal sebagai gejala penyebaran
arah yang dialami seberkas gelombang ketika menjalar melalui suatu celah sempit atau tepi
tajam sebuah benda. Gejala ini juga dianggap sebagai salah satu ciri khas gelombang yang
tidak memiliki partikel, karena sebuah partikel yang bergerak bebas melalui suatu celah tidak
akan mengalami perubahan arah.
Kisi difraksi merupakan suatu piranti untuk menganalisis sumber cahaya. Alat ini terdiri
dari sejumlah besar slit-slit paralel yang berjarak sama. Suatu kisi dapat dibuat dengan cara
memotong garis-garis paralel di atas permukaan plat kaca dengan mesin terukur berpresisi
tinggi. Celah di antara goresan-goresan adalah transparan terhadap cahaya dan area itu
bertindak sebagai celah-celah yang terpisah. Sebuah kisi dapat mempunyai ribuan garis per
sentimeter. Dari data banyaknya garis per sentimeter kita dapat menentukan jarak antar celah
atau yang disebut dengan tetapan kisi (d), jika terdapat N garis per satuan panjang, maka
tetapan kisi d adalah kebalikan dari N, yaitu :
d= 1N
Difraksi adalah penyebaran atau pelenturan gelombang yang disebabkan olehadanya
penghalang berupa celah. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombangsemakin besar. Hal
ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens, tiap bagian celah berlaku sebagai sebuah sumber
gelombang. Dengan demikian cahaya dari satu bagian celah dapat berinterferensi dengan
cahaya dari bagian yang lain dan intensitas resultannya pada layar bergantung pada arah θ. Bila
cahaya yang dijatuhkan polikromatik (cahaya putih atau banyak warna), selain akan
mengalami peristiwa difraksi, juga akan terjadi peristiwa interferensi, hasil interferensi
menghasilkan pola warna pelangi.
Hal yang paling tidak kalah dari interferensi dan difraksi adalah kisi. Kisi adalah celah
sempit sejajar yang jumlahnya sangat banyak. Sekali sebuah gelombang seperti cahaya
terpancar dan masuk kisi, cahaya akan terurai menjadi warna pelangi yang mana peristiwa ini
disebut difraksi. Konstanta kisi (d) adalah jarak antara dua celah yang berdekatan.
d . pl
=m
d = Konstanta kisi
p = Jarak titik terang pusat
l = Jarak kisi ke layar
m = Orde
= Panjang gelombang cahaya
E. Cara Kerja
1. Menyusun alat dan bahan disesuaikan seperti pada gambar.
2. Menyalakan power supply agar lampu dapat hidup dan cahaya dapat mengenai layar.
3. Mengatur lensa dengan menggeser ke kiri ataupun ke kanan agar mendapat titik fokus
yang besar sehingga dapat mempermudah pengamatan.
4. Menentukan kisi yang akan digunakan sesuai bahan yang ada.
5. Mengatur posisi lensa dan kisi dengan menggeser ke kiri atau kanan sehingga pada layar
terjadi pola garis terang-gelap.
6. Mengukur jarak kisi ke layar untuk diambil datanya (l).
7. Mengukur jarak salah satu warna terang ke terang pusat (p).
8. Menentukan konstanta kisi (d) dengan melihat spesifikasi kisi yang digunakan.
9. Mengisi hasil pengataman pada tabel hasil pengamatan.
Power SupplyLayar
LensaLampu
Kisi
Dengan :d : lebar celahm : ordep : jarak titik ke terang pusat : Panjang gelombang cahayal : Jarak kisi ke layarN : banyak celah/cm
F. Hasil Pengamatan
No.Kisi yang
digunakan
Warna
Cahayal(m) m p (m) d(m) (m)
1100
celah/mm
Merah 2,97 x 10-1 1 2 x 10-2 1,000 x 10-5 6,734 x 10-7
Kuning 2,97 x 10-1 1 1,8 x 10-2 1,000 x 10-5 6,061 x 10-7
Biru 2,97 x 10-1 1 1,4 x 10-2 1,000 x 10-5 4,714 x 10-7
2300
celah/mm
Merah 1,30 x 10-1 1 2,8 x 10-2 0,333 x 10-5 7,179 x 10-7
Kuning 1,30 x 10-1 1 2,3 x 10-2 0,333 x 10-5 5,897 x 10-7
Biru 1,30 x 10-1 1 1,8 x 10-2 0,333 x 10-5 4,615 x 10-7
3600
celah/mm
Merah 8,00 x 10-2 1 3,3 x 10-2 0,167 x 10-5 6,875 x 10-7
Kuning 8,00 x 10-2 1 2,7 x 10-2 0,167 x 10-5 5,625 x 10-7
Biru 8,00 x 10-2 1 2,2 x 10-2 0,167 x 10-5 4,583 x 10-7
G. Analisis data
Rumus umum : d . p
l=m
¿ d . pl . m
Rumus untuk menemukan d : d= 1N
Jadi, bisa disimpulkan untuk mencari nilai tiap warna menggunakan rumus berikut :
❑mera h=pmera h→ pusat
N . l . m
❑kuning=pkuning → pusat
N . l .m
❑biru=pbiru→ pusat
N .l .m
Pelaporan hasil percobaan : ❑mera h±❑mera h ;❑kuning ±❑kuning ;dan❑biru ±❑biru
Untuk mencari : ¿1N √ N∑❑2−¿¿¿¿¿
Pada percobaan I dengan menggunakan kisi 100 celah/mm :
Nilai ❑mera h=d . pmera h → pusat
l . m=1,000 × 10−5 .2 ×10−2
2,97 ×10−1 . 1≈ 6,734 ×10−7
meter.
Nilai ❑kuning=d . pkuning→ pusat
l .m=1,000× 10−5 .1,8 × 10−2
2,97 ×10−1 . 1≈ 6,061 ×10−7
meter.
Nilai ❑biru=d . pbiru→ pusat
l . m=1,000 ×10−5 . 1,4 × 10−2
2,97 ×10−1 . 1≈ 4,714 ×10−7
meter.
Pada percobaan II dengan menggunakan kisi 300 celah/mm :
Nilai ❑mera h=d . pmera h → pusat
l . m=0,333× 10−5 . 2,8× 10−2
1,30 ×10−1 .1≈ 7,179 ×10−7
meter.
Nilai ❑kuning=d . pkuning→ pusat
l .m=0,333 ×10−5 .2,3 ×10−2
1,30 ×10−1 . 1≈5,897 × 10−7
meter.
Nilai ❑biru=d . pbiru→ pusat
l . m=0,333 ×10−5 .1,8 ×10−2
1,30× 10−1 .1≈ 4,615 ×10−7
meter.
Pada percobaan III dengan menggunakan kisi 600 celah/mm :
Nilai ❑mera h=d . pmera h → pusat
l . m=0,167 ×10−5 . 3,3× 10−2
8,00×10−1 .1≈ 6,875 × 10−7
meter.
Nilai ❑kuning=d . pkuning→ pusat
l .m=0,167 ×10−5 .2,7 ×10−2
8,00 ×10−1 . 1≈ 5,625× 10−7
meter.
Nilai ❑biru=d . pbiru→ pusat
l . m=0,167 × 10−5 .2,2 ×10−2
8,00× 10−1 .1≈ 4,583 ×10−7
meter.
Untuk mencari nilai dan kesalahan relatif, cari dengan menggunakan tabel.
Rumus :
¿ 1N √ N∑❑2−¿¿¿¿¿
kesala h an relatif =❑❑
×100 %
Nilai ❑mera h=1N √ N∑❑2−¿¿¿¿¿
Nilai ❑kuning=1N √N ∑❑2−¿¿¿¿¿
Nilai ❑biru=1N √ N∑❑2−¿¿¿¿¿
Kesalahan relatif ❑mera h=❑mera h
❑mera h
×100%=0,131×10−7
6,929×10−7 ×100%≈ 1,897%
Kesalahan relatif ❑kuning=❑kuning
❑kuning
×100 %=0,127 × 10−7
5,861 ×10−7 × 100 %≈ 2,168 %
Kesalahan relatif ❑biru=❑biru
❑biru
×100%=0,039×10−7
4,638×10−7 ×100% ≈ 0,846%
Pelaporan hasil perhitungan :
❑mera h±❑mera h=6,93× 10−7 ± 0,131×10−7 meter
❑kuning ±❑kuning=5,86× 10−7 ± 0,127 ×10−7 meter
❑biru ±❑biru=4,683× 10−7 ± 0,03925× 10−7 meter
H. Jawab Pertanyaan
1. Warna apa yang paling dekat dengan terang pusat ?
Merah
2. Sebutkan urutan panjang gelombang warna cahaya dari yang paling besar !
Merah, Kuning, Biru
I. Kesimpulan
1. Hasil Laporan
❑mera h±❑mera h=6,93× 10−7 ± 0,131×10−7 meter
❑kuning ±❑kuning=5,86× 10−7 ± 0,127 ×10−7 meter
❑biru ±❑biru=4,683× 10−7 ± 0,03925× 10−7 meter
2. Perbandingan ukuran
Setelah dihitung dengan teliti dan hasilnya dibandingkan dengan referensi yang
ada, dapat ditarik kesimpulan bahwa merah, kuning, dan biru hampir mendekati
dari besar merah, kuning, dan biru menurut referensi dan ketetapannya, yaitu besar
merah = 6 x 10-7 m, kuning = 5 x 10-7 m, dan biru = 4 x 10-7 m. Pengukuran ini
terdapat beberapa kesalahan, diantaranya :
Mata pengamat tidak sesuai dengan cara mengukur dengan tepat.
Kurangnya pengalaman yang dilakukan oleh pengamat sehingga menghambat
percobaan.
Ketidaktelitian dalam perhitungan.
Ketidaktepatan dalam pengukuran.