fisika isi 27

Upload: afra-putra-banten

Post on 06-Jul-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Fisika Isi 27

    1/16

    Fluida statis

    a. Teori fuida statis

    9.1 Tekanan hidrostatika

    Dalam fluida, konsep tekanan memegang peranan yang penting. Gaya ke

    atas yang timbul pada benda yang tercelup disebabkan adanya tekanan dalam

    fluida. Demikian pula, fluida akan bergerak atau mengalir karena adanya

    perbedaan tekanan pada dua bagian yang berbeda dalam fluida.

     Tekanan didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Jika gaya sebesar F

     bekerja secara merata dan tegak lurus pada suatu permukaan yang luasnya A,

    maka tekanan P pada permukaan itu dirumuskan sebagai :

     P= F 

     A

    Keterangan : P = tekanan (N/m2 atau Pa)

    F = gaya pada permukaan (N)

     A = luas permukaan (m2)

    Untuk kepentingan praktis, satuan tekanan biasanya dinyatakan dalam atmosfer

    (atm), cmHg, atau bar.

    1 atm = 76 cmHg = 1,013 x 105 Pa = 1,013 bar

     Tekanan di dalam zat cair disebabkan oleh adanya gaya gravitasi yang

     bekerja pada tiap bagian zat cair, besar tekanan itu bergantung pada kedalaman,

    semakin dalam letak suatu bagian zat cair akan semakin besar tekanan pada bagian itu. Tekanan di dalam fluida dinamis yang diakibatkan oleh adanya gaya

    gravitasi itulah yang disebut tekanan hidrostatika.

     Ph=  berat silinder

    luas alas silinder=

     ρ . A . h . g

     A  = ρ . g . h

    Keterangan : Ph  = tekanan hidrostatika (N/m2 atau Pa)

    g = percepatan gravitasi (m/s2)

    h = kedalaman pada fluida (m)

  • 8/17/2019 Fisika Isi 27

    2/16

     ρ = massa jenis (kg/m3)

     A = luas penampang (m2)

    Hukum pokok hidrostatika berbunyi, “ Semua titik yang terletak pada

    suatu bidang datar di dalam zat cair yang sejenis memiliki tekanan yang sama.”

    9.2 Hukum pascal

    Blaise Pascal, seorang ilmuwan Prancis, menyatakan bahwa ketika

    perubahan tekanan diberikan pada suatu fluida pada ruang tertutup, perubahan

    tersebut akan diteruskan sama besar ke segala arah. Pernyataan ini kemudian

    dikenal sebagai hukum pascal.

     Jika suatu fluida diberi tekan sebesar P, maka setiap bagian dari fluida

    dan dinding bejana mengalami tekanan sebesar P. Jadi, hukum pascal dapat

    dinyatakan sebagai berikut, “ Tekanan yang diadakan dari luar kepada fluida yang

    ada di dalam ruangan tertutup akan diteruskan oleh fluida tersebut ke segala arah

    dengan sama rata.”

    P1 = P2

     F 1

     A1=

     F 2

     A2

    Contoh alat yang prinsip kerjanya berdasarkan hukum pascal adalah

    dongkrak hidrolik, pompa hidrolik, mesin hidrolik pengangkut mobil, alatpengepres hidrolik, dan rem hidrolik pada motor atau mobil.

    9.3 Hukum Archimedes

    Fa = ρ.g.V

    Keterangan : Fa  = Gaya apung (N)

     ρ = massa jenis (kg/m3)

    g = percepatan gravitasi (m/s2)

     V = volume fluida yang dipindahkan oleh benda (m3)

     ρ .g.V = m.g adalah berat fluida yang dipindahkan oleh benda.

    Persamaan di atas dapat diartikan sebagai gaya ke atas sama dengan berat fluida

     yang dipindahkan.

    Suatu benda bisa saja tercelup sepenuhnya atau hanya sebagian saja.

    Dalam hal benda tercelup sebagian pun persamaan di atas tetap bisa digunakan,

    asalkan V diartikan sebagai volume fluida yang dipindahkan oleh benda bukan

  • 8/17/2019 Fisika Isi 27

    3/16

     volume benda. Kenyataan ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan

     Yunani yang bernama Archimedes, sehingga dikenal sebagai hukum Archimedes.

    Secara umum, hukum Archimedes dapat dinyatakan sebagi berikut, “

    Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida akan

    mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida yangdipindahkan.”

     Ada tiga keadaan benda yang tercelup ke dalam fluida, yaitu terapung,

    tenggelam, dan melayang. Berdasarkan hukum I Newton dan hukum Archimedes,

    kita dapat menentukan syarat sebuah benda untuk terapung, tenggelam, atau pun

    melayang di dalam suatu fluida.

     

     Terapung

    Pada saat terapung, besarnya gatya apung, Fa, sama dengan berat

     benda, w = m.g. Hanya sebagian volume benda yang tercelup di dalam

    fluida sehingga volume fluida yang dipindahkan lebih kecil dari volume

    total benda yang mengapung. Karena Vt (volume benda yang tercelup) lebih

    kecil daripada V b (volume benda total), maka syarat benda mengapung

    adalah

     ρ b<

     ρf

     Artinya, massa jenis benda harus lebih kecil daripada massa jenis fluida.

      Melayang

    Pada saat melayang, besarnya gaya apung, Fa, sama dengan berat benda, w = m.g. Volume fluida yang dipindahkan (volume benda yang

    tercelup) sama dengan vulome total benda yang melayang. Karena Vf

    (volume benda yang tercelup) sama dengan Vb (volume benda total), maka

    syarat benda melayang adalah

     ρ b=

     ρf

     Artinya, massa jenis benda harus sama dengan massa jenis fluida.

     

     TenggelamPada saat tenggelam, besarnya gaya apung, Fa, lebih kecil daripada

     berat benda, w = m.g. Volume benda yang tercelup di dalam fluida sama

    dengan volume total benda yang mengapung, namun benda bertumpu

    pada dasar bejana, sehingga ada gaya normal dasar bejana pada benda

    sebesar N. Karena Vt (volume benda yang tercelup) sama dengan V b (volume

     benda total), maka syarat benda tenggelam adalah

     ρ b>

     ρf

     Artinya, massa jenis benda harus lebih besar daripada massa jenis fluida.

  • 8/17/2019 Fisika Isi 27

    4/16

     Aplikasi hukum Archimedes dapat kita jumpai dalam berbagai peralatan

    dari yang sedarhana sampai yang canggih, seperti hidrometer, kapal laut, kapal

    selam, galangan kapal, balon udara, dan jembatan ponton.

    b. Contoh soal fuida Statis

    1.Suatu tempat di dasar danau memiliki kedalaman 20 m. Jika massa jenis

    air danau 1 gr/cm3, percepatan gravitasi 10 m/s2, dan tekanan di atas

    permukaan air sebesar 1 atm, maka tentukanlaha.tekanan hidrostatika di temat tersebut,

     b.tekanan total di tempat tersebut.

     Jawab :

    Besaran yang diketahui

    h = 20 m  ρ

    a = 1 gr/cm3 = 1000 kg/m3

    g = 10 m/s2  Po = 1 atm = 1,013 x 105 Pa

    a.Tekanan Hidrostatika

    Ph  = ρ

    a.g.h

    = (1000).(10).(20)= 2 x 105 Pa

     b.Tekanan total adalah jumlah tekanan hidrostatika dan tekanan

    atmosfer

    P = Po + Ph

    = 1,013 x 105 + 2 x 105

    = 3,013 x 105 Pa

    2.Dongkrak hidrolik memiliki penampang masing – masing berdiameter 2

    mm dan 100 mm. Berapa gaya minimum yang harus dikerjakan pada

    penampang kecil untuk mengangkat mobil yang beratnya 6000 N ? Jawab :

  • 8/17/2019 Fisika Isi 27

    5/16

    Besaran yang diketahui

    d1 = 2 mm d2  = 100 mm

    F2 = 6000 N

    Gaya minimum yang harus diberikan pada penampang kecil F1 dapat

    dihitung dengan rumus

    F1 / A1 = F2 / A2

    Karena A = ¼π .d2, maka

    F1 / d12  = F2 / d2

    2

    F1  = (d1 / d2)2 F2

    = (2 / 100)2 (6000)

    = 2,4 N

    3.Jembatan ponton dibuat dari drum yang terapung di atas permukaan air.

    Setiap drum terisi udara sehingga secara keseluruhan bermassa 20 kg dan

     volume rata – rata 2 m3

    . Tentukan berat beban maksimum yang dapatditahan oleh drum tersebut.

     Jawab :

    Besaran yang diketahui

    m = 20 kg V = 2 m3

     ρ  = m / v

    = 20 / 2

    = 10 kg/m3

    ∑F y  = 0

    Fa – w = 0 w = Fa =

     ρa.g.h

    = (1000).(10).(2) = 2 x 104 N

    Fluida dinamis

    a. Teori fuida dinamis

    10.1 Fluida deal

    Ciri – ciri umum fluida ideal adalah sebagai berikut :

    1. Tak termampatkan (tidak kompresibel), artinya bahwa fluida ideal tidak

    akan mengalami perubahan volume atau massa jenis ketika mendapatkan

    pengaruh tekanan.

    2. Tidak kental (non-viskos), artinya fluida ideal tidak akan mengalami

    gesekan antara lapisan fluida satu dengan lapisan yang lain maupun

    dengan dinding saluran akibat gejala viskositas.

  • 8/17/2019 Fisika Isi 27

    6/16

    3. Alirannya tidak bergolak (turbulen), artinya fluida ideal memiliki aliran

    garis-arus (streamline) sehingga tidak ada elemen fluida yang memiliki

    kecepatan sudut tertentu.

    4. Alirannya tidak tergantung waktu (tunak), artinya kecepatan fluida ideal

    di setiap titik tertentu adalah konstan, namun kecepatan fluida pada dua

    titik yang berbeda boleh saja tidak sama. Pada aliran tunak, garis-arus

    (lintasan yang dilalui oleh aliran fluida) dalam suatu penampang aliran

    tampak berlapis – lapis, sehingga aliran tunak juga disebut aliran laminer

    (berlapis).

    10.2 persamaan kontinuitas

     Apabila suatu fluida ideal bergerak atau mengalir di dalam suatu pipa,

    maka massa fluida yang masuk ke dalam pipa akan sama dengan yang keluar dari

    pipa selama selang waktu tertentu. Jika tidak demikian, maka akan terjadi

    penambahan atau pengurangan massa pada bagian tertentu di dalam pipa.

    Debit merupakan volume fluida yang mengalir per satuan waktu. Jadi,

    debit Q dapat dirumuskan sebagai berikut :

    Q = V / t

    Keterangan : Q = debit (m3/s)

     V = volume (m3)

    t = waktu (s)

    Untuk suatu pipa berbentuk silinder (penampang berbentuk lingkaran

    dengan luas A =π .r2 = ¼

    π .d2, maka dapat ditulis persamaan sebagai

     berikut :

     v1.r12 = v2.r2

    2 atau v1.d12 = v2.d2

    2

    10.3 !ersamaan "ernoulli

    Daniel Bernoulli telah membuktikan hubungan antara tekanan dan

    kecepatan di dalam fluida bahwa semakin besar kecepatan fluida maka akansemikin kecil pula tekanannya dan begitu pula sebaliknya semakin kecil kecepatan

    fluida maka akan semakin besar pula tekanannya. Pernyataan ini selanjutnya

    dikenal dengan asas Bernoulli. Dan persamaan Bernoulli dikenal sebagai berikut :

    P1 + ρ.g.h1 + ½

     ρ.v1

    2 = P2 + ρ.g.h2 + ½

     ρ.v2

    2

    Keterangan : P = tekanan (N/m2 atau Pa)

     ρ= massa jenis (kg/m3)

    g = percepatan gravitasi (m/s2)

  • 8/17/2019 Fisika Isi 27

    7/16

    h = ketinggian (m)

     v = kecepatan (m/s)

    Dalam kehidupan sehari – hari, cukup banyak peristiwa yang melibatkan

    asa Bernoulli ini. Sebagai contoh, ketika kita sedang mengendarai sepeda motor,kemudian tiba – tiba ada sebuah mobil menyalip dengan posisi yang sangat

     berdekatan, kita akan merasakan suatu tarikan ke samping ke arah mobil

    tersebut. Hal ini terjadi karena ruang antara sepeda motor dengan mobil cukup

    sempit sehingga kecepatan udara menjadi lebih cepat dibanding pada tempat lain

    dan tekanan pada ruang ini menjadi lebih rendah dibandinh pada tempat lain.

    Oleh karena itu, kita mendapat tekanan yang lebih besar dar sisi luar sepeda

    motor dan mobil.

     Ada dua keadaan istimewa untuk persamaan Bernoulli, yaitu :

      Fluida tak bergerakOleh karena kecepatan v1 = v2 = 0, maka

    P1 – P2 = ρ.g (h2 – h1)

    • Fluida mengalir di dalam pipa horizontal (tidak ada perbedaan

    ketinggian di antara bagian – bagian fluida)

    Oleh karena ketinggian h1 = h2 = 0, maka

    P1 – P2 = ½ ρ (v2

    2

     = v12

    )

    Persamaan di atas menyatakan jika v2 > v1, maka P1 > P2 yang berarti

     bahwa di tempat yang kelajuan alirnya besar, maka tekanannya kecil, dan

     berlaku sebaliknya.

    10.# Aplikasi Asas "ernoulli

    1.Tangki berlubang

    Suatu penerapan sederhana dari persamaan Bernoulli adalah pada

    tangki berlubang, terutama untuk menentukan kecepatan semburan airdari lubang.

    v=√ 2. g . h

    2.Alat penyemprot

    Ketika kita menekan batang pengisap, udara dipaksa keluar dari

    tabung pompa melalui lubang sempit pada ujungnya. Semburan udara

     yang bergerak dengan cepat mampu menurunkan tekanan pada bagian

    atas tabung tandon yang berisi cairan racun dan menyebabkan tekanan

    atmosfer pada permukaan cairan memaksa cairan naik ke atas tabung.

  • 8/17/2019 Fisika Isi 27

    8/16

    Semburan udara berkelajuan tinggi meniup cairan sehingga cairan

    dikeluarkan sebagai semburan kabut halus.

    3.Karburator

     Adalah alat yang berfungsi untuk menghasilkan campuran bahan

     bakar dengan udara, sehingga campuran ini memasuki silinder mesin

    untuk tujuan pembakaran.

    4.Venturimeter

     Tabung venturi adalah dasar venturimeter, yaitu alat yang dipasang

    pada suatu pipa aliran untuk mengukur kelajuan zat cair. Ada dua jenis

     venturimeter, yaitu :

    • Venturimeter tanpa manometer

    v1=

    √  2.

    g . h

    ( A

    1

     A2

    )2

    −1

    • Venturimeter dengan manometer

     A1

     A2¿¿

    ¿ ρu¿

    2. ρr . g . h

    ¿v1=√ ¿

    5.Tabung pitot

     Adalah alat ukur yang dapat kita gunakan untuk megukur kelajuan gas.

    v=

    √2. ρr . g . h ρu

    6.Gaya angkat sayap pesawat terbang

    Pesawat terbang dapat terangkat ke udara karena kelajuan udara

     yang melalui sayap pesawt, tidak seperti roket yang terangkat ke atas

    karena aksi – reaksi antara gas yang disemburkan roket dengan roket itu

    sendiri. Roket menyemburkan gas ke belakang, dan sebagai reaksinya gas

    mendorong roket maju. Jadi, roket dapat terangkat ke atas walaupun tidak

    ada udara, tetapi pesawat terbang tidak dapat terangkat jika tidak adaudara.

  • 8/17/2019 Fisika Isi 27

    9/16

    Pesawat terbang dapat terangkat ke atas jika gaya angkat lebih besar

    daripada berat pesawat. Jadi, apakah suatu pesawat dapat terbang atau

    tidak tergantung dari berat pesawat,kelajuan pesawat, dan ukuran

    sayapnya. Semakin besar kecepatan pesawat, semakin besar kecepatan

    udara, dan ini berarti gaya angkat sayap pesawat semakin besar. Demikian

    pula, semakin besar ukuran sayap, semakin besar pula gadari berat

    pesawat, kelajuan pesawat, dan ukuran sayapnya. Semakin besar

    kecepatan pesawat, semakin besar kecepatan udara, dan ini berarti gaya

    angkat sayap pesawat semakin besar. Demikian pula, semakin besar

    ukuran sayap, semakin besar pula gaya angkatnya.

    F1 – F2 = ½ ρ (v2

    2 – v12) A

    Supaya pesawt dapat terangkat, gaya angkat harus lebih besar

    daripada berat pesawat (F1 – F2 > m.g). Jika pesawat telah berada padaketinggian tertentudan pilot ingin mempertahankan

    ketinggiannya(melayang di udara), maka kelajuan pesawat harus diatur

    sedemikian rupa sehingga gaya angkat pesawat sama dengan berat

    pesawat (F1 – F2 = m.g).

  • 8/17/2019 Fisika Isi 27

    10/16

    b. Contoh soal fuida dinamis

    1. Air yang mengalir melalui sebuah pipa yang berjari – jari 2 cm dan keluarmelalui sebuah keran yang memiliki jari – jari ½ cm. Jika kecepatan air

    dalam pipa 1 cm/s, tentukanlah kecepatan air yang keluar dari keran.

     Jawab :

    Besaran yang diketahui

    r1 = 2 cm r2 = ½ cm

     v1 = 1 cm/s

    Kecepatan air yang keluar melalui keran dapat dihitung dengan persamaan

    kontinuitas

     v1 r12 = v2 r22

     v2  = (r1 / r2)2 v1

    = (2 /1/2)2 (1)

    = 16 cm/s

    2.Sebuah pipa mendatar memiliki dua bagian diameter yang berbeda

    masing-masing 6 cm dan 3 cm. Jika pada diameter besar, air memiliki

    kecepatan 1 m/s dan tekanan 150 kPa, hitunglah kecepatan dan tekanan

    air pada diameter kecil.

     Jawab :

    Besaran yang diketahuid1 = 6 cm d2 = 3 cm

     v1 = 1 m/s P1 = 150 kPa = 1,5 x 105 Pa

     ρ  = 1000 kg/m3

    Kecepatan fluida pada diameter besar dapat dihitung dengan persamaan

    kontinuitas

     v1 d12 = v2 d2

    2

     v2 = (d1 / d2)2 v1

    = (6 / 3)2 (1)

    = 4 m/s

  • 8/17/2019 Fisika Isi 27

    11/16

     Tekanan fluida pada diameter kecil dapat dihitung dengan persamaan

    Bernoulli dengan memasukkan h1 = h2

    P1 + ½ ρ.v1

    2 = P2 + ½ ρ.v2

    2

    P2 = P1 + ½ ρ (v1

    2 – v22)

    = 1,5 x 105 + ½ (1000).(12 – 42)

    = 0,75 x 105 Pa = 75 kPa

    3.Air mengalir dalam suatu sistem pipa tertutup. Pada suatu titik, kecepatan

    air 3 m/s, sedangkan pada titik yang terletak 1 m di atasnya memiliki

    kecepatan 4 m/s. Tentukanlah tekanan pada titik yang lebih tinggi, jika

    tekanan pada titik yang lebih rendah 20 kPa ? (g = 10 m/s2)

     Jawab :

    Besaran yang diketahui

     v1 = 3 m/s v2 = 4 m/s

    h1 = 0 h2 = 1 m ρ  = 1000 kg/m3 g = 10 m/s2

    P1 = 20 kPa = 2 x 104 Pa

     Tekanan pada titik yang lebih tinggi P2,

    P1 + ½ ρ.v1

    2 + ρ.g.h1  = P2 + ½

     ρ.v2

    2 + ρ.g.h2

    P2  = P1 + ½ ( ρ.v1

    2 – ρ.v2

    2) – ρ.g.h2

    = 2 x 104 + ½ (1000).(32 – 42) – (1000).(10).(1)

    = 0,65 x 104 Pa = 6,5 kPa

    $alor % hukum i termodinamika

    a. Teori kalor % hukum i termodinamika

    11.1 $alor

    11.1.1 !en&ertian $alor

    Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah karena

    adanya perbedaan suhu. Kalor mengalir (berpindah) dari benda yang bersuhu

    tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Jika suatu benda menerima kalor, maka

    suhunya akan naik. Jika suatu benda melepaskan kalor, suhunya akan turun.

    Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan suhu 10C

    air murni sebanyak 1 gr didefinisikan sebagai 1 kalori (1 kal).1 kalori = 4,2

     Joule.

    11.1.2 Hubun&an $alor dan perubahan suhu

  • 8/17/2019 Fisika Isi 27

    12/16

     Jumlah kalor yang diserap suatu benda sebanding dengan massa dan

    kenaikan suhunya, yaitu :

    Q = m.c.∆ T

    Keterangan : Q = kalor yang diserap (Kal)

    m = massa benda (kg)

    c = kalor jenis benda (bergantung jenis benda)

    ∆ T= perubahan suhu

     Jika C = m.c, maka Q = C.∆ T, dimana C = kapasitas kalor.

    11.1.3 !ertukaran $alorDua buah zat atau lebih yang dicampur menjadi satu, zat yang bersuhu

    tinggi akan melepaskan kalor dan zat yang bersuhu rendah akan menyerap kalor

    sehingga tercapai kesetimbangan. Menurut Black (asas Black) jumlah kalor yang

    diserap sama dengan jumlah kalor yang dilepaskan. Kalor yang diserap suatu zat

    dipergunakan untuk menaikkan suhu zat, kemudian untuk mengubah wujudnya.

    Saat terjadi perubahan wujud zat tidak terjadi kenaikkan suhu. Jumlah kalor yang

    diperlukan untuk mengubah wujud zat adalah

    Q = m.L

    Dimana L = kalor laten (kalor lebur, kalor beku, kalor penguapan, atau kalor

    pengembunan).

    11.1.# 'ambatan $alor

    • Konduksi (hantaran) adalah proses rambatan kalor yang tidak disertai

    perpindahan massa zat (terjadi dalam zat padat, terutama logam).

     H = K . A .∆ T 

     L

    Keterangan : H = jumlah kalor yang merambat tiap sekon

    K = koefisien konduksi

     A = luas penampang

    L = panjang penghantar∆T 

    = perubahan suhu

    • Konveksi (aliran) adalah proses rambatan kalor dengan disertai

    perpindahan zat (fluida).

  • 8/17/2019 Fisika Isi 27

    13/16

    H = h.A.∆T 

    Dimana h adalah koefisien konveksi.

    • Radiasi (pancaran) adalah perpindahan (pancaran) kalor tanpa melaluimedium (ruang hampa).

     I =e . σ . T  4

    Keterangan : I = intensitas pancaran (Watt/m2)

    e = koefisien radiasi (0 < e < 1)σ 

    = tetapan Stefan-Boltzman

     (5,67 x 10-8 Watt/m2 K4)

     T = suhu mutlak (OK)

    11.2 Hukum i termodinamika

    Hukum I termodinamika menyatakan bahwa, “Untuk setiap proses, apabila

    kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem melakukan usaha W, maka akan

    terjadi perubahan energi dalam∆U = Q – W.”

    Pernyataan ini dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut.

    ∆ U = Q – W atauQ = ∆ U + W

    Q = m.c∆ p.∆ T

      ∆U = m.c v.

    ∆ T W = P.

    ∆ Vcp /c v =

    γ  >1

    Keterangan : cp = kalor jenis gas pada tekanan tetap

    cv = kalor jenis gas pada volume tetap

    ∆ T= perubahan suhu gas

    ∆ V= perubahan volume gas

    γ = tetapan Laplace

    • Pada tekanan gas tetap(proses isobarik dimana∆P = 0) berlaku:

    Q =∆U + W. Berdasarkan persamaan gas ideal dengan rumus V / T =

    tetap.

  • 8/17/2019 Fisika Isi 27

    14/16

    • Pada volume gas tetap(proses isokhorik dimana∆ V = 0) berlaku:

    Q =∆U. Dalam hal ini,

    ∆Q = m.c v.(T2 – T1). Berdasarkan persamaan

    gas ideal diperoleh rumus sebagai berikut P / T = tetap.

    •Pada suhu gas tetap(proses isothermal dimana

    ∆ T = 0) berlaku: W =

    0sehingga P.∆ V = 0. Berdasarkan persamaan gas ideal diperoleh rumus

    P.V = tetap (hukum Boyle)

    • Jika∆ Q = 0 (proses adaibatik) berlaku rumus: P.V = tetap.

  • 8/17/2019 Fisika Isi 27

    15/16

    b. Contoh soal kalor % hukum i termodinamika

    1.460 gr campuran es dan air yang bersuhu 0OC dimasukkan dalam bejana

     yang kapasitas kalornya dapat diabaikan. Jika ke dalam bejana

    dmasukkan 80 gr uap air bersuhu 100OC, diketahui kalor lebur es 80

    kal/gr, kalor penguapan air 540 kal/gr, dan temperatur akhirnya 80OC,

    maka banyaknya air semula adalah . . .

     Jawab :

    Misalkan banyaknya air a gr, maka banyaknya es = (460 – a) gr

    Berdasarkan asas Black, panas yang dilepaskan = panas yang diserap,

    maka

    (80 x 540) + (100 – 80) x = (460 – a) x 80 + (460 x 80)

    43200 + 1600 = 36800 – 80a + 36800

    80a = 28800

    a = 360 gr

    2.Suatu gas pada tekanan konstan 8,1 x 104 Pa dimampatkan dari 9 lt

    menjadi 2 lt. Dalam proses tersebut gas melepas kalor sebesar 400 Joule.

     Tentukanlaha.usaha yang dilakukan oleh gas,

     b.perubahan energi dalam.

     Jawab :

    Besaran yang diketahui

    P = 8,1 x 104 Pa V1 = 9 lt = 9 x 10-3 m3

    Q = - 400 Joule V2 = 2 lt = 2 x 10-3 m3

    a.usaha pada proses isobarik

     W = P.∆ V = P (V2 – V1)

    = 8,1 x 10

    4

     (2 x 10

    -3

     – 9 x 10

    -3

    )= - 567 Joule

     b.perubahan energi dalam dapat ditentukan dari hukum I

    termodinamika∆ U = Q – W

    = (- 400) – (- 567) = 167 Joule

    3.Sejumlah 2 mol gas ideal monoatomik suhunya dinaikkan dari 27OC

    menjadi 127OC pada tekanan tetap. Jika konstanta gas umum R = 8,31

     J/molOK, tentukanlah

    a.perubahan energi dalam b.usaha yang dilakukan oleh gas

  • 8/17/2019 Fisika Isi 27

    16/16

    c.kalor yang diperlukan

     Jawab :

    Besaran yang diketahui

    n = 2 mol T1 = 27 + 273 = 300OK

    R = 8,31 J/molOK T2 = 127 + 273 = 400OK

    a.Perubahan energi dalam∆ U = 3/2 n.R.(T2 – T1)

    = 3/2 (2).(8,31).(400 – 300) = 2493 Joule

     b.Usaha yang dilkukan oleh gas

     W = P (V2 – V1) = n.R.(T2-T1)

    = (2).(8,31).(400 – 300) = 1662 Joule

    c.Kalor yang diperlukan oleh gas

    Q =∆U + W

    = 2493 + 1662 = 4155 Joule