fisika atom 03
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
1/18
Sifat Gelombang dari Partikel dan Postulat de Broglie
Eksperimen yang dilakukan oleh Compton menjadi dasar bagi de Broglie
untuk mengajukan hipotesis sifat gelombang dari suatu partikel pada tahun
1924.Dalam hipotesisnya de Broglie menyatakan bahwa sifat gelombang dari suatu
partikel ekialen dengan sifat partikel dari foton dalam radiasi
elektromagnetik.!ipotesis ini menunjukkan sifat simetri dari gelombang dan partikel sebagai
entitas penyusun alam semesta."ebih lanjut de Broglie menyatakan bahwa materi dan gelombang akan
memiliki total energi E# yang terkait dengan frekuensi yang dimilikinya
berdasarkan persamaan
E = h
Dan akan memiliki momentum p# yang terkait dengan panjang gelombang
menurut persamaan
p = h/
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
2/18
$ersamaan hubungan antarapdandisebut sebagai persamaan de Broglie
dan persamaan ini menyatukan aspek dari materi# yaitu p dan aspek dari
gelombang yaitudalam satu persamaan.!al menarik yang penting untuk dikemukakan adalah ketidakmampuan
eksperimen optik klasik untuk mengungkapkan sifat partikel dari suatu
gelombang.$ada eksperimen optika geometri# ukuran dimensi alat%alat yang digunakan
jauh lebih besar daripada panjang gelombang foton.
!al yang sama juga terjadi pada eksperimen mekanika klasik yang tidakmampu memun&ulkan sifat gelombang dari partikel.
Eksperimen optika geometri terjadi untuk suatu kondisi
= /a
dimana adalah sudut antar pola difraksi#adalah panjang gelombang &ahaya
monokromatis yang digunakan dan a adalah lebar &elah difraksi. 'ika a
maka/a0# dan efek difraksi akan sulit teramati karena 0.
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
3/18
(ntuk membuat efek difraksi mun&ul# maka perlu disusun suatu kondisi
dimana a . )ondisi ini disebut sebagai daerah geometri fisik.$ada suatu kondisi dimana/a 1# maka sudut difraksi = /amenjadi &ukup
besar sehingga efek difraksi dapat dengan mudah diamati# dan perilaku
gelombang dapat terlihat.Dengan menga&u pada kondisi terbentuknya efek difraksi# maka untuk
memun&ulkan pola difraksi dari suatu partikel *atau sifat gelombangnya+ maka
diperlukan suatu &elah difraksi yang ukurannya sebanding dengan panjang
gelombang dari partikel yang digunakan.
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
4/18
Daisson dan ,ermer menunjukkan sifat gelombang dari suatu elektron dengan
menggunakan peralatan sebagaimana ditunjukkan pada ,ambar -.1 berikut ini
Gambar 3.1
Elektron dalam eksperimen Daisson berasal dari suatu filamen yang dipanaskan#
dan kemudian elektron ini diper&epat oleh suatu beda potensial sebesar # dan
keluar dari elektron gun, dengan energi kinetik sebesar e. Berkas elektron ini
akan menumbuk suatu kristal penghambur dari bahan nikel C# dengan sudut
normal terhadap permukaan C. /uatu detektor D dipersiapkan untuk mengukur
intensitas berkas hamburan elektron pada berbagai ma&am sudut.
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
5/18
,ambar -.2 berikut ini menunjukkan hasil eksperimen yang didapatkan.
Gambar 3.2
$ada ,ambar -.2 ditunjukkan bahwa berkas elektron hambur akan memiliki
intensitas tertinggi pada sudut hambur = 50odan V = 54 V.)eberadaan pun&ak ini menunjukkan adanya pola interferensi konstruktif dari
suatu gelombang karena adanya atom%atom yang tersusun se&ara periodik
dalam bentuk bidang kristal.!asil eksperimen Daisson%,ermer ini memiliki analogi yang sama dengan
eksperimen dari Bragg yang menggunakan sinar%0 untuk membangkitkan pola
yang sama pada bidang%bidang kristal.
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
6/18
!asil eksperimen Daisson%,ermer hanya dapat dipahami dengan
mengandaikan elektron berperilaku sebagai gelombang. $ola interferensi ini dibangkitkan oleh elektron yang terhambur dari berbagai
bidang kristal# dan membangkitkan pola konstruktif yang teramati.
"ebih lanjut# dapat pula dibuktikan bahwa pola interferensi yang sama dapatdihasilkan dengan menurunkan intensitas berkas elektron mula%mula. !asil
ini menunjukkan bahwa pola konstruktif tadi tidak dibentuk oleh sekumpulan
elektron yang saling berinteraksi bersama%sama# namun dibentuk oleh
elektron tunggal yang terhambur berkali%kali sepanjang gerakannya dalam
bidang kristal.
,ambar -.- berikut ini menunjukkan bagaimana suatu berkas gelombangdipantulkan membentuk pola hamburan yang teramati dalam eksperimen
Bragg.
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
7/18
Gambar 3.3
!ubungan antara panjang gelombang# sudut hambur dan jarak antar bidang
kristal# ddapat dinyatakan dalam persamaan Bragg berikut ini
n = 2 d !n
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
8/18
$ada tahun 192 ,.$. hompson menggunakan thin film untuk bahan
penghambur berkas elektron dan kembali mendapatkan pola diffraksinya
sekaligus membuktikan relasi de Broglie = h/p.
Eksperimen lain yang dilakukan Debye%!ull%/&herrer dengan menggunakan
serbuk kristal *powder diffra&tion+ memberikan hasil yang sama denganeksperimen yang dilakukan oleh ,.$. hompson. /usunan alat eksperimen dan
hasil eksperimen dari Debye%!ull%/&herrer diperlihatkan pada ,ambar -.4
berikut ini.
$ada eksperimen Debye%!ull%/&herrer# berkas elektron ditransmisikan melalui
agregat yang terbentuk dari kumpulan kristal%kristal dengn orientasi a&ak.
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
9/18
Gambar 3.4
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
10/18
Eksperimen lebih lanjut dengan metode diffraksi kristal menunjukkan bahwa
tidak hanya elektron# namun juga partikel%partikel lain juga dapat
menunjukkan efek yang serupa.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua partikel# baik netral
ataupun bermuatan dapat juga menimbulkan pola difraksi."aue dalam hasil eksperimennya yang ditunjukkan pada ,ambar -.3
membuktikan bahwa pila difraksi dapat dihasilkan baik dari partikel yang
bermuatan maupun partikel yang tidak bermuatan.
/e&ara umum dapat disimpulkan bahwa untuk membangkitkan pola difraksi
diperlukan panjang gelombang yang kompatibel dengan ukuran bidang kristal
yang digunakan. tau dengan kata lain# karena panjang gelombang dari suatupartikel ditentukan oleh massa partikel yang bersangkutan * sesuai dengan
relasi de Broglie+# maka pola difraksi hanya akan mun&ul jika dipilih kisi
difraksi yang sesuai dengan panjang gelombang yang akan diamati.
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
11/18
Gambar 3.5
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
12/18
/ifat partikel dan sifat gelombang dari suatu gelombang dan partikel se&ara
bersama%sama menunjukkan dua aspek perilaku fisis yang terkait dengan
peristiwa absorpsi *atau emisi+ radiasi dan peristiwa pergerakan dalam suatu
sistem yang dipelajari.
$erilaku partikel dari suatu gelombang menjadi aspek utama yang akandipelajari jika fokus utama ditujukan untuk menyelidiki peristiwa absorpsi atau
emisi radiasi# sedangkan perilaku gelombang dari suatu partikel menjadi
semakin signifikan untuk diamati jika partikel itu bergerak dalam suatu
medium. )edua sifat ini *sifat partikel dan sifat gelombang+ dihubungkan dengan suatu
konstanta# yaitu konstanta $lan&k.5ilai dari konstanta $lan&k yang sangat ke&il * h 6 7#7 8 1%-4 's+
menyebabkan dalam suatu sistem makroskopis efek dualisme ini menjadi
tidak teramati. )etika tersedia intrumen untuk pengamatan pada skala mikro
atau untuk membangkitkan efek%efek dualsime# maka peristiwa dualsime ini
akan teramati.
!al lain yang juga perlu mendapat &atatan adalah sistem dimana peristiwadualisme ini teramati. /emua eksperimen dimana efek dualisme mun&ul
hanya terjadi dalam skala atomik. :ni menunjukkan bahwa efek tersebut
kompatibel dengan skala atomik# seperti analogi peristiwa fisis dalam
mekanika klasik yang mun&ul pada skala makroskopik sebagaimana yang
dapat diamati dalam kehidupan sehari%hari.
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
13/18
Asas Ketidakpastian Heisenberg$eristiwa%peristiwa fisika yang dirumuskan dalam hukum%hukum fisika klasik
menerapkan suatu prinsip dasar bahwa semua peristiwa fisika bersifat pasti
*deterministi& iew+ sehingga semua peristiwa tersebut dapat dirumuskan ke
dalam suatu hukum fisika yang bersifat pasti.Dalam kasus%kasus tertentu hukum%hukum statistik masih dipergunakan
dalam kaitannya dengan analisis untuk sistem yang terdiri dari banyak
komponen dan berperilaku kompleks.Contoh penggunaaan statistika di dalam masalah mekanika klasik misalnya
untuk menganalisis distribusi energi pada gas# yang kemudian menghasilkan
teori kinetika gas.Dalam hal ini sistem gas dipandang sebagai suatu sistem yang kompleks
karena melibatkan partikel%partikel gas dalam jumlah besar. )endatipun
demikian perilaku untuk satu partikel gas bersifat tertentu sehingga dapat
dipastikan posisi# energi# dan momentumnya setiap saat. /ifat kompleks ini
mun&ul karena adanya interaksi bersama partikel%partikel gas.
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
14/18
/aat eksperimen pada skala mikroskopis dilakukan# maka akan mun&ul
fenomena yang selama ini tidak teramati pada skala makroskopis./alah satu efek ini adalah prinsip ketidakpastian yang dirumuskan oleh
!eisenberg./e&ara prinsip# jika pengukuran dilakukan untuk mengetahui nilai dua
besaran se&ara simultan# maka akan terdapat batasan untuk mendapatkan
hasil yang sesuai dengan dengan ketelitian yang diinginkan.Batasan ini menurut !eisenberg tidak berasal dari keterbatasan atau
ketelitian alat ukur# melainkan merupakan suatu kaidah fundamental dalam
proses pengukuran besaran fisis.;as ketidakpastian dapat dirumuskan dalam dua bentuk persamaan
sebagai berikut
"p#"# $/2
"E"t $/2
Dimana $ % h/2&
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
15/18
Dua konsep ketidakpastian diatas dapat dijelaskan dengan menggunakan
periment+ yang diajukan oleh 5iels Bohr dalam
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Einstein tentang aliditas asas
ketidakpastian !eisenberg. Bohr menujukkan ide eksperimen pikiran dalam
suatu perangkat eksperimen hipotetis seperti pada ,ambar -.7
Gambar 3.
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
16/18
?isalkan foton dari suatu sumber &ahaya akan digunakan untuk mengamati
sebuah elektron. ?aka pengamatan dilakukan dengan menyinari elektron
dengan menggunakan foton.$ada saat foton menumbuk elektron# maka elektron akan terhambur#
sehingga posisinya akan berubah.Disini terlihat bahwa setiap proses pengukuran akan menimbulkan gangguan
pada sistem yang diukur dan menyebabkan ketidakpastian dalam
pengukuran. )etidakpastian ini dapat dihilangkan hanya jika interaksi antara
foton dan elektron tidak terjadi.5amun jika interaksi ini tidak terjadi# maka elektron tidak dapat diamati.
Dengan demikian dapat dsimpulkan bahwa setiap proses pengukuran akan
mengganggu sistem yang akan diukur# dan setiap gangguan akan
menimbulkan ketidakpastian dalam hasil pengukuran.)etidakpastian ini# seperti yang terlihat dari analisis di atas# tidak berasal dari
ketelitian alat ukur# melainkan berasal dari sifat dasar proses pengukuran ini.
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
17/18
)etelitian pengukuran posisi elektron dapat ditingkatkan dengan hanya
menggunakan satu foton saja# sehingga kemungkinan foton terhambur adalah
terletak pada daerah dengan sudut angular sebesar 2'.
)emungkinan nilai momentum foton yang terhambur adalah (p !n 'sampai)
p !n '. Dengan demikian ketidakpastian dalam momentum foton yang
terhambur adalah
"p#= 2p !n ' = * 2h / + !n '
(ntuk mengurangi nilai"p#, maka dapat digunakan foton dengan @ yang besar
atau mikroskop dengan sudut Ayang ke&il.
"okasi elektron dapat ditentukan dengan mengasumsikan bahwa keakuratan
mikroskop ditentukan oleh resoling powernya. Dalam hal ini resoling power
dari mikroskop diberikan oleh persamaan
"# = / !n '
Dengan demikian produk dari"p#dan"# adalah
hh
xpx 2sin
sin2
'
' =
=
-
7/21/2019 Fisika Atom 03
18/18
Elektron yang bergerak sepanjang sumbu%> akan memiliki energi E
sebesarp2#/2-.
'ika p# memiliki ketidakpastian sebesar "p# # maka E akan memiliki
ketidakpastian sebesar"E, dimana"E =* p#/-+"p#= .#"p#
'ika pengukuran dilakukan pada selang waktu "t, maka didapatkan"t =
"#/.#. Dengan demikian produk dari"E dan"t adalah
"E "t 6"p#"# = 2h $/2