fiqh muamalah kontekstual

17
Fiqh Muamalah Kontekstual A. Pegertian fikih Muamalah fikih secara bahasa berarti “pengetahuan”, ‘pemahaman’, dan ‘kecakapan’ tentang sesuatu. Secara istilah fikih berarti “pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ yang berkenaan dgn amal peerbuatan manusia beserta dalil-dalilnya yang terperinci.” Secara harfiah muamalah berarti “pergaulan” atau hubungan antar manusia, atau dengan kata lain muamalah secara harfiah yang bersifat umum ini adalah perbuatan atau pergaulan manusia diluar ibadah. dengan begitu fikih muamalah adalah fikih yang mengatur hubungan antar individu dalam sebuah masyarakat

Upload: ailif-el-pardianzyah

Post on 27-Oct-2015

131 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fiqh Muamalah Kontekstual

Fiqh Muamalah Kontekstual

A. Pegertian fikih Muamalah fikih secara bahasa berarti “pengetahuan”,

‘pemahaman’, dan ‘kecakapan’ tentang sesuatu. Secara istilah fikih berarti “pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ yang berkenaan dgn amal peerbuatan manusia beserta dalil-dalilnya yang terperinci.”

Secara harfiah muamalah berarti “pergaulan” atau hubungan antar manusia, atau dengan kata lain muamalah secara harfiah yang bersifat umum ini adalah perbuatan atau pergaulan manusia diluar ibadah.

dengan begitu fikih muamalah adalah fikih yang mengatur hubungan antar individu dalam sebuah masyarakat

Page 2: Fiqh Muamalah Kontekstual

Pengertian fikih muamalah secara khusus sebagai mana disampaikan oleh musthofa ahmad az-zarqa adalah “hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia dan hubungan sesama manusia dalam urusan kebendaan, hak-hak kebendaan, serta penyelesaian perselisihan diantara mereka.”

Dengan begitu fikih muamalah dapat dipahami sebagai hukum perdata islam tetapi terbatas pada hukum kebendaan & hukum perikatan saja.

Page 3: Fiqh Muamalah Kontekstual

B. Ruang Lingkup fikih Muamalah

Fikih muamalah

Aneka Macam Akad Khusus

Jual-beli, sewa-menyewa, utang-piutang, kafalah/penganggungan, gadai/rahn, bagi hasil,

persekutuan, pinjam-meminjam/ ‘ariyah, dll.

Konsep Umum AkadHukum Benda

Konsep Hak Milik (al-milkiyah)

Konsep hak ( al-huquq)

Konsep harta(al-maal)

Page 4: Fiqh Muamalah Kontekstual

Bentuk Akad

Tabarru/falah oriented

Zakat, infak, shadaqah, wakaf, wadi’ah, rahn, dan

qordul hasan.

Tijarah/profit oriented

Jual-beli

murabahah

Sharf/ juall-beli mata uang

tauliyah

musawamah

ististna Istisna pararel

salam Salam pararel

Kerjasama/bagi hasil

bisnis

mudharabah

musyarokah

pertanian

Mujaro’ah

musyaqqoh

mukhabarah

jasa

Ju’alah

ijarah

wakalah

kafalah

hiwalah

Page 5: Fiqh Muamalah Kontekstual

C. Fikih Muamalah dalam Sistem Ekonomi Islam“ekonomi” secara umum diartikan sebagai perilaku manusia dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumber-sumber produktif yang langka untuk memproduksi barang-barang atau jasa serta mendistribusikannya untuk keperluan konsumsi.(monzer kahf)

Objek kajian Ekonomi

Produksi Distribusi Konsumsi

Page 6: Fiqh Muamalah Kontekstual

Agama pada esensinya baik islam maupun non-Isla merupakan panduan atau bimbingan moral/ nilai-nilai ideal bagi perilaku manusia, dalam islam panduan moral bertumpu pada 3 garis pokok yaitu: akidah, Syari’ah(aturah hukum), akhlakul karimah(budi pekerti luhur).

islam

Akidah Syaari’ah/aturan hukum

Akhlak/ budi pekerti

Page 7: Fiqh Muamalah Kontekstual

ISLAM

AQIDAH SHARIAH AKHLAQ

MUAMALAH IBADAH MAHDLAH

SPECIAL RIGHTS PUBLIC RIGHTS

CIVIL LAWS CRIMINAL LAWS INTERIOR AFFAIRS EXTERIOR AFFAIRS

INT RELATION

POLITICS

FINANCE

SOCIAL

LEASING INSURANCE BANKING MORTGAGE VENTURE CAPITAL

ISLAM PANDANGAN HIDUP KOMPREHENSIF

ECONOMICS CULTURE ETC

Page 8: Fiqh Muamalah Kontekstual

walaupun pada dasarnya antara agama dan ekonomi ada kesinggungan objek, tetapi dalam kaitan keduanya islam berperan sebagai “panduan moral terhadap pungsi produksi, distribusi, dan konsumsi.”

Signifikansi islam dalam kegiatan ekonomi adalah sama halnya dengan signifikansi moral dalam kehidupan manusia, justru “moral” inilah yang membedakan antara manusia dengan mahluk lainnya….

Dengan demikian secara normatif “ekonomi islam adalah sebuah sistem ekonomi yang dibangun berdasarkan tuntunan ajaran islam.”

Page 9: Fiqh Muamalah Kontekstual

Signifikansi islam dalam kegiatan ekonomi adalah sama halnya dengan signifikansi moral dalam kehidupan manusia, justru “moral” inilah yang membedakan antara manusia dengan mahluk lainnya. Dengan demikian secara normatif “ekonomi islam adalah sebuah sistem ekonomi yang dibangun berdasarkan tuntunan ajaran islam.”

Ekonomi islam normatif maksudnya adalah sistem ekonomi yang dihasilkan dari kajian teoritis terhadap sumber ajaran islam (al-Qur’an dan Hadits), kajian seperti ini telah banyak dilakukan. Sedangkan sistem ekonomi islam yang dirumuskan dari perilaku ekonomi masyarakatmuslim sehari-hari masih langka, padahal hal tersebut sangat menunjang bagi pengembangan ilmu ekonomi islam

Page 10: Fiqh Muamalah Kontekstual

Untuk menjawab tantangan zaman, tampaklah perlu pembahasan secara kritis terhadap aturan-aturan normatif fikih muamalah. Pengajaran fikih muamalah tidak cukup secara apriori bersandar/merujuk teks pada kitab-kitab klasik,melainkan teks-teks kitab kelasik tersebut perlu diapresiasi secara kritis sesuai dengan konteksnya, kemudian dikembangkan sesuai dengan konteks yang baru. Karena bagaimanapun kitab2 fikih sesungguhnya sebagian besar merupakan hasil ijtihad para ulama dalam upaya meerumuskan ajaran2 prinsip yang terkandung dalam al-Qur’an dan Hadits, tentunya formulasi fikih mereka dipengaruhi atau diwarnai oleh kondisi sosial ekonomi yang ada pada saat itu.

Page 11: Fiqh Muamalah Kontekstual

BAB IKonsep Harta (Al-Mal)

HARTA YANG DIMILIKI

BAGAIMANA CARA MENDAPATKAN

DIGUNAKAN UNTUK APA

a. HARAM ZATNYA

b. HARAM BUKAN ZATNYA

c. TIDAK SYAH AKADNYA

a. ZISb. BAYAR

KEWAJIBANc. INVESTASI/

TABUNGANd. KONSUMSI

Proses pengelolaan Harta

Page 12: Fiqh Muamalah Kontekstual

Konsep Harta

Segi manfaat/ syah tidaknya

menurut syara’

Mal Mutaqawim &

Ghair Mutaqawim

Segi perpindahan

/harta tetap dan bergerak

Mal al-’Uqar & Ghairu ‘Uqar

Segi padanan/ kesamaan

Mal Mistly & Qimiy

Segi pemanfaatan

Mal Isti’mali & Istikhlaki

Segi status hartanya

Mamluk,Mahjur, &Mubah

Segi harta asal & harta furu’

Mal Ashl & mal Tsamarah

segi Harta yg dapat dibagi dan

tidak

Malul Qismah & Ghairu Qismah

Segi sifat peruntukannya

Malul Khas & Malul ‘Am

Page 13: Fiqh Muamalah Kontekstual

1. Harta mutaqawim adalah harta yang halal dimanfaatkan dan harta ghairu mutaqawim adalah harta yang tidak halal untuk dimanfaatkan

Konsekuensi hukum nya adalah a) Pada prinsipnya harta ghairu muaqawim tidak

sah di jadikan objek transaksi, tetapi prinsip ini bersifat tidak mutlak.

b) Perusakan atas harta ghairu mutaqawim tidak mengakibatkan hak menuntut ganti rugi, tetapi ulama hanafiyah mengharuskan untuk mengganti dengan alasan syariat islam melindungi pemilikan ahlul dzimmah terhadap harta ghairu mutaqawim. Syafi’I dan hambali berpendapat org yg merusakan tidak wajib membayar ganti rugi baik yang merusakan adlah muslim atau dzimmi.

Page 14: Fiqh Muamalah Kontekstual

2. Mal al-’uqar dan ghairu ‘uqarMal al-’uqar adalah benda atau harta yang tidak bergerak atau harta tetap. Dan mal ghairu al-’uqar adalah harta bergerak dan harta tidak tetap

Konsekuensi hukumnyaa) Hubungan ketetanggan mal ‘uqar

menimbulkan hak syuf’ah atau hak perioritas tetangga untuk membeli harta ‘uqar.

b) Mal ‘uqar dapt dijadikan objek wakaf tanpa ada perselisihan di kalangan fuqaha, sedang mal ghairu ‘uqar ulama hanafiyah mempersyratkan sifat yg tdk dpt dipisahkan dr harta tidak bergerak.

Page 15: Fiqh Muamalah Kontekstual

b) Seorang Washi (yg diberi wasiat) mengurus harta anak kecil tidak diperkenankan menjual harta tidak bergerak/harta tetap milik anak kecil tersbt kecuali dlm keadaan terdesak. Berkebalikan dengan menjual harta ghairu ‘uqar

c) Dlm hal ghasab, menurtut abu hanifah dan abu yusuf ghasab tidak mungkin dilakukan terhadap mal ghairu ‘uqar, karena ghasab harus dikuasai dan dipindahkan, selain itu menurut mereka manfaat bukanlah termasuk unsur harta, pendapat ini berbeda dgn jumhur ulama.

d) Dalam transaksi jual beli, menurt abu hanifah dan abu yusuf, pembeli harta tidak bergerak berhak memanfaatkannya meskipun blm ada kekuasaan atasnya karena blm dilakukan penyerahan. Sedang mal ghairu ‘uqar fuqaha sepakat pembeli tidak berhak memanfaatkan sblm terjadi serah terima.

Page 16: Fiqh Muamalah Kontekstual

e) Dlm kasus taflis/bangkrut, penjualan secara lelang harus dilakukan pada harta bergerak dulu jika tidak mencukupi baru boleh melelang harta tidak bergerak/tetap tentunya.

f) Hak irtifak hanya berlaku pada harta tetap/tidak bergerak.

Page 17: Fiqh Muamalah Kontekstual

3. Mal Mistly dan mal QimiyKonsekuensi hukumnya adalah :

Riba fadhal

1.Tidak mungkin terjadi pada harta qimiy

2. memungkinkan terjadi pada harta mistly

Dalam kasus perserikatan

Pada harta mistly boleh mengambil bagiannya ktk mitra

sekutu ghaib, pd harta qimiy sebaliknya.

Dalam kasus perusakan

1.Pada harta mistliy boleh menuntut dngn barng sejenis

2. Barabng qimiy ganti rugi diakukan dngn perhitungan harganya.