implementasi fiqh muamalah di bmt
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI FIQH MUAMALAH DI BANK SYARIAH
MUHAMMAD HASANUDDIN, S.Ag., M.AgEmail: [email protected]/[email protected] / HP. 085315607555,
Bandung, Hotel New Naripan, 22-23 November 2013
DINAS KOPERASI PROVINSI JAWA BARAT
Implementasi FM di Bank Syariah
Aplikasi FM di BS
Fiqh Funding
Wadiah
Giro
Mudharabah
Deposito
Mudharabah-Wadiah
Tabungan
Fiqih Financing
Jual Beli
Murabahah
Salam
Istishna
Sewa
Ijarah
Ijarah Mumtahiya
bi Tamlik
Bagi hasil
Musyarakah
Muzara’ah
Musaqah
Mukharabah
Fiqh Service
Wakalah
Rahn
Hawalah
Kafalah
Rahn
MUSYARAKAH
Definisi FiqhMusyarakah terambil dari kata syaaraka, yusyaariku,
musyaarakaatan, berarti saling bekerjasama. Secara etimologis Syirkah berarti ikhtilath
(percampuran), yakni bercampurnya suatu harta (modal) dengan harta (modal) lain.
Menurut Sayyid Syabiq, “akad antara orang-orang yang berserikat dalam hal modal dan keuntungan”. (Fiqh Sunnah, Jilid 13 hal 174)
BAGI HASIL
• Bagi Hasil adalah Keuntungan / Hasil yang diperoleh dari pengelolaan dana baik investasi maupun transaksi jual beli yang diberikan kepada Nasabah dengan persyaratan :– Perhitungan Bagi Hasil disepakati menggunakan
pendekatan/pola:• Revenue Sharing atau• Profit & Loss Sharing• Gross Profit / Net Revenue
– Pada saat akad terjadi wajib disepakati sistem bagi hasil yang digunakan, apakah RS, PLS atau Gross Profit.Kalau tidak disepakti akad itu menjadi gharar.
– Waktu dibagikannya bagi hasil harus disepakati oleh kedua belah pihak, misalnya setiap bulan atau waktu yang telah disepakati
– Pembagian bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati di awal dan tercantum dalam akad
Fatwa MUI (DSN)No 15/2000
Ketentuan Umum :1. Pada dasarnya, LKS boleh menggunakan prinsip Bagi Hasil
(NetRevenue Sharing) maupun Bagi Untung (Profit Sharing) dalam pembagian hasil usaha dengan mitra (nasabah)-nya.
2. Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), saat ini, pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip Bagi Hasil (Revenue Sharing).
3. Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus disepakati dalam akad.
Dasar Hukum MusyarakahLuqman : 34
• م�اف�ي �م� �عل و�ي ث� غ�ي ال ل� �ز� �ن و�ي اع�ة� الس� م� ل ع� ع�ند�ه� الله� �ن� إ � ح�ام ر
� أل ب� ا ت�ك�س� اذ�ا م� ن�ف�س� ات�د�ر�ي و�م��يم$ غ�د�ا ع�ل الله� �ن� إ �م�وت� ت رض(
� أ ي�� �أ ب �فس$ ن �در�ي و�م�ات
�ير$ ب خ�• Sesungguhnya Allah, hanya pada sisiNyalah pengetahuan
tentang hari kiamat,dan Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang di dalam rahim, Dan Tiada seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa (berapa) hasil usahanya besok dan tiada seorangpun mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengaeui lagi maha Mengenal.
MUSYARAKAH (Lanjutan)
Aspek Peraturan BINo.7/46/PBI/2005
Fatwa No. 08/DSN-MUI/IV/2000
Keterangan
Definisi Musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik dana/modal untuk mencampurkan dan/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pemabgian keuntungan berdasarkan nisbah yg telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pemilik dana/modal masing-masing.
Musyarakah adalah pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kondtribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditinggung bersama sesuai dengan kesepakatan
SKEMA MUSYARAKAH
Pihak I Pihak II
Dana X + Kerja Dana X + Kerja
Usaha
Laba/Rugi
`Bagi Hasil
Akad Musyarakah
Skema Musyarakah Mufawadhah
SKEMA MUSYARAKAH
Pihak I Pihak II
Dana X + Kerja Dana Y + Kerja
Usaha
Laba/Rugi
`Bagi Hasil
Akad Musyarakah
Skema Musyarakah Inan
SKEMA MUSYARAKAH
Pihak I Pihak II
Dana / UsahaReputasi / Kredibilitas
Usaha
Laba/Rugi
`Bagi Hasil
Akad Musyarakah
Skema Musyarakah Wujuh
SKEMA MUSYARAKAHSkema Musyarakah Abdan
Pihak I Pihak II
Profesionalitas Profesionalitas
Usaha
Laba/Rugi
`Bagi Hasil
Akad Musyarakah
• Mudharabah atau qiradh termasuk dalam kategori syirkah.
• Dalam bahasa Iraq (penduduk Iraq) digunakan kata mudharabah, sedangkan penduduk Hijaz menyebutnya qiradh.
MUDHARABAH
“Adalah akad kerjasama antara Shahibul Mal (pemilik modal) dengan mudharib (yang
mempunyai keahlian atau keterampilan) untuk mengelola suatu usaha yang produktif dan
halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi bersama berdasarkan nisbah
yang disepakati, jika terjadi kerugian ditanggung shahibul mal”.
MUDHARABAH
SKEMA MUDHARABAH
Pembagian KeuntunganDengan Nisbah
70:30, 80:20, 85:15dll
Proyek Usaha
Modal 100%
Bagi Hasil+Modal
Pemilik Modal
MudharibBank al-Amwal
IJARAH
• Secara etimologi ijarah berarti : upah, jasa imbalan, sewa.
• Ijarah adalah akad pemindahan hak atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah /sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang/jasa itu sendiri.
Dalil Al-qur’an tentang Ijarah
“Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Baqarah:233)
�اح� . ن � ج� �م ف�ال �د�ك وال� ض�ع�وا أ �ر ت �س �ن ت �م أ دت ر�
� �ن أ و�إ�ق�وا ، و�ات وف� م�عر� �ال �م ب ت �ي �م م�اآت �مت ل �ذ�ا س� �م إ ك �ي ع�ل
ر$ �ص�ي �ون� ب �عم�ل �م�ات �ن� الله� ب �م�وا أ .الله�، و�اعل
Landasan Hukum Mudharabah
• Hadis riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:
ه�. �جر� �مه� أ �عل ي ا ف�ل Gر ي ج�� ج�ر� أ
�أ ت م�ن� اس
“Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.
Lanjutan
Rukun Ijarah
Objek sewa (makjur)
Pemberi Sewa (Mu’ajjir)
Ijab qabul Manfaat
Harga/Upah (Ujrah )
Mustakhrij (penyewa)
RUKUN IJARAH
• Manfaat dapat diketahui secara rinci• Manfaat dapat disediakan secara nyata• Manfaat yang disewa dibolehkan syariah• Manfaat yang disewa harus dapat dinilai harganya• Barang disewa tidak cacat yang mencegah pemanfaatannya
SYARAT MANFAAT OBJEK SEWA
1. Kewajiban Bank sebagai pemberi sewa:a. Menyediakan aset yang disewakan.b. Menanggung biaya pemeliharaan aset, kecuali yang kecilc. Menjamin bila terdapat cacat pada aset yang disewakan.2. Kewajiban nasabah sebagai penyewa:a. Membayar sewa dan bertanggung jawab untuk menjaga
keutuhan aset yang disewa serta menggunakannya sesuai kontrak.
b. Menanggung biaya pemeliharaan aset yang sifatnya ringan (tidak materiil).
c. Jika aset yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak penyewa dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.
Kewajiban Para Pihak
Jika Objek Cacat
Penyewa berhak menolak ijarah karena cacat barang (khiyar ‘aib)
dan Muajjir bertangung jawab untukMenjamin (mengganti) barang/orang ijarah yang cacat
Objek Cacat
• Menyewakan barang kepada pihak ketiga, hukumnya dibolehkan, apabila pemilik barang mengizinkannya. Apabila pemilik asset tidak mengizinkannya, maka penyewaan kepada pihak ketiga tidak dibolehkan
• Nasabah membutuhkan kontrakan rumah, apartemen, atau rumah toko, atau gedung kantor, sedangkan mereka tidak mampu (tidak mau) membayar ujrahnya di muka sekaligus, tetapi secara cicilan perbulan mereka mampu. Nasabah tersebut dapat menghubungi Bank syariah untuk mendapatkan pembiayaan sewa rumah tersebut.
Sub-Lease = Ijarah Muwaziyah
2. Bank Menyewakan ruko tsb kpd nasabah
Nasabah membayar sewa secara bulanandengan jaminan/agunan tertentu
1. Bank Menyewa ruko kepada Pemilik yang ditunjuk nasabah
Skema Ijarah Muwaziyah
• Ijarah Muntahiyah bit Tamlik (IMBT) disebut juga ijarah wal iqtina, ijarah tsummal bay’.
• IMBT ialah akad ijarah yang berakhir dengan kepemilikan asset.
IJARAH AL-MUNTAHIYAH BI AL-TAMLIK
• Pihak yang melakukan al-Ijarah al-Muntahiah bi al-Tamlik harus melaksanakan akad Ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian, hanya dapat dilakukan setelah masa Ijarah selesai.
• Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad Ijarah adalah wa'd (الوعد), yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan, maka harus ada akad pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah masa Ijarah selesai.
• Teks berwarna merah, sebenarnya sangat berbahaya,Baca konsep wa’ad dalam buku Fiqh Muamalah Mu’ashirah, Qal’ah Jey dan mazhab-mazhab Fuqaha)
Fatwa MUI tentang IMBT No 27/2002Ketentuan tentang al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik
Suatu akad untuk pengadaaan barang berdasarkan prinsip jual beli, dimana Bank membelikan kebutuhan barang nasabah (investasi/modal kerja) dan Bank menjual kembali kepada
nasabah ditambah dengan keuntungan yang disepakati
Murabahah
Skema Murabahah
Bank MembeliMotor ke ShowRoom/Dealer
Banks menjual motor tsb kepadaNasabah
2
3
4Nasabah membayarSecara cicilan
Harga Motor:Harga Beli BankT+labanya
Nasabah ingin motor
Negosiasi dgn Bank1
BMT AL-AMWAL
Skema Murabahah Bil Wakalah
Bank MembeliMotor ke ShowRoom/Dealer
Bank mewakilkan kepada nasabahUntuk membeli motor tsb
2
3
4Nasabah membayarSecara cicilan
Harga Motor:Harga Beli Bank+labanya
Nasabah ingin motor
Negosiasi dgn Bank1
BS AL-AMWAL
ASPEK Peraturan BINo. 7/46/PBI/2005
Fatwa DSN-MUINo.04/IV/2000
Keterangan
Definisi Murabahah adalah jual beli barang sebesar harga pokok barang ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati
Murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba
Pelaku Bank menyediakan dana pembiayaan berdasarkan perjanjian jual beli barang
•Bank membeli barang yang diperlukan Nasabah atas nama BMT/Bank sendiri dan pembelian ini harus sah serta bebas riba•Bank menjual barang tersebut dengan harga barang tersebut dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya
Mekanisme pembelian barang dapat diwakalahkan kepada nasabah
Murabahah
Murabahah (lanjutan)
Akad Akad adalah perjanjian tertulis yang memuat ijab (penawaran) dan Qabul (penerimaan) antara bank dengan pihak lain yang berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
Jika BMT hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang barang secara prinsip menjadi milik Bank.
Proses akad dapat dibedakan:1. Barang langsung dibeli
bank dari supplier2. Barang tidak langsung
dibeli oleh bank (akad wakalah bari diikuti akad murabahah
Yang dimaksud secara prinsip barang milik BMT/bank dalam wakalah pada akad murabahah adalah adanya aliran dana yang ditujukan kepada pemasok barang atau dibuktikan dengan kuitansi pembelian
Jika Bank menerima permohonan tersebut, ia harus membeli terlebih dahulu aset yang dipesannya secara sah dengan pedagang. Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah harus menerimanya sesuai perjanjian yang disepakati, karena secara hukum perjanjian tersebut mengikat; kemudian kedua belah pihaj harus membuat kontrak jual beli.
Murabahah (Lanjutan)
Akad Akad adalah perjanjian tertulis yang memuat ijab (penawaran) dan Qabul (penerimaan) antara bank dengan pihak lain yang berisi hak dan kewajiban masing-masing pihak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
Jika BMT hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang barang secara prinsip menjadi milik Bank.
Proses akad dapat dibedakan:1. Barang langsung dibeli
bank dari supplier2. Barang tidak langsung
dibeli oleh bank (akad wakalah bari diikuti akad murabahah
Uang Muka
Bank dapat meminta nasabah untuk membayar UM atau urbun saat menandatangani kesepakatan awal pemesanan barang oleh nasabahDalam hal UM, jika nasabah menolak untuk membeli barang setelah uang muka
Musyarakah Mutanaqisah
Adalah syirkah antara dua pihak pada aset tertentu (baik barang konsumsi ataupun usaha).
Kedua pihak sepakat, bahwa salah satu pihak membeli bagian pihak lainnya secara bertahap dengan akad yang terpisah dari akad syirkah.
Dapat pula, nasabah menyewa asset tersebut secara bertahap atau disewakan kepada orang lain, nisbah keuntungan dibagi berdasarkan kontribusi porsi masing-masing.
Alur Akad Musyarakah Mutanaqisah
Bank Syariah Nasabah
Developer
1
2
33
445
6
1. Negosiasi dan sewa2. Akad/kontrak
kerjasama3. Beli Rusun ke developer4. Mendapat Berkas dan
dokumen dari developer
5. Nasabah menyewa secara bertahap
6. Bank Syariah menyerahkan hak kepemilikan nya setelah sempurna, harga pembelian semua aset
No 5, Asset yang disewa nasabah, dapat pula disewakan kepada pihak ketiga hasilnya dibagi hasilkan