filsafat nuklir
DESCRIPTION
rtyrd6y ru r5u uTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke Hadirat Ilahi Rabbi ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan. Tidak
sedikit hambatan yang ditemukan selama pengerjaan tugas makalah ini, walaupun begitu kiranya
masih banyak kekurangan yang terdapat dalam tugas makalah ini. Sehingga peran serta semua
pihak dalam hal kritik dan saran membangun sangatlah kami butuhkan untuk bisa membuat
tugas makalah yang lebih baik di waktu mendatang. Besar harapan kami apabila tugas makalah
ini dapat berguna bagi setiap pihak dan kalangan yang membaca serta mempelajarinya.
Makassar, 01 Mei 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
A. Latar belakang……………………………………………………… 1
B. Dasar Pemikiran…………………………………………………... 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….. 3
A. Tinjauan Filsafat Nuklir .........
1. a. Ontology Nuklir
2. a. Epistimology Nuklir
3. a. Axiology Nuklir
B. Nuklir dan perkembangannya di
Indonesia.......................................................................
C. Mahasiswa dalam pengertian pendidikan budaya dan karakter bangsa..
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ilmu Kimia merupakan bagian dari Ilmu-ilmu Eksakta, yang
dikenal dengan ilmu pengetahuan Alam (science). Dalam ilmu Kimia
kita mempelajari unsur dan senyawa yang terdapat di alam, reaksi-
reaksi / proses-proses kimia, baik proses/reaksi yang alami
maupun yang sintetis atau buatan, juga mempelajari mineral-
mineral dalam alam. Ilmu Kimia sebenarnya sangat dekat dengan
kehidpan manusia. Bagi sebagian masyarakat jika mendengarkan kata
kimia, langsung berpikir yang negative. Misalnya Kimia itu adalah
suatu zat yang bisa merusak, menghancurkan serta segala sesuatu
yang berbahaya.
Ilmu Kimia itu sendiri terbagi menjadi beberapa bagian,
diantaranya adalah Kimia Oganik, Kimia Anorganik, Biokimia, Kimia
Fisika, Kimia Nuklir (inti), Kimia terapan yang mencakup banyak
ilmu-ilmu terapan, misalnya Kimia Polimer, Kimia Bahan Alam,
Kimia Medisinal, dan lain-lain. Ilmu Kimia sebenarnya adalah
pusat dari ilmu-ilmu alam, mengapa demikian?
Pada bagian Ilmu Kimia Organik adalah ilmu yang
mempelajari segala suatu yang berkaitan dengan organ, organ hanya
dimilki mahluk hidup. Jadi ilmu Kimia Oganik adalah ilmu yang
berkaitan dengan kehidupan/mahluk hidup. Misalnya manusia, hewan
dan tumbuhan dapat dikatakan adalah senyawa Kimia Organik, karena
materi penyusun pada manusia, hewan dan tumbuhan adalah senyawa-
senyawa organik. Seperti unsur Karbon, Hidrogen dan Oksigen
adalah unsur-unsur terbesar sebagai penyusun materi pada tubuh
mahluk hidup. Sedangkan Kimia Anorganik adalah yang non hidup,
misalnya logam dan yang lain. Biokimia adalah pelajaran antara
hubungan ilmu kimia dengan ilmu Biologi; Kimia Fisika, hubungan
ilmu Kimia dengan ilmu Fisika, misalnya elektron. Dan Kimia
Nuklir (inti) adalah yang mempelajari tentang inti atom, dimana
atom adalah partikel penyusun materi terkecil dari semua materi
yang ada di dalam alam.
B. Dasar pemikiran
Kimia Nuklir (Nuclear) berasal dari kata Nucleon, yang
artinya inti. Jika mendengar kata Nuklir, otomatis di kepala
membayangkan segala sesuatu yang membahayakan. Oleh sebab itulah
mengapa penulis mengangkat tema ini sebagai pembahasan dalam
tinjauan ilmu Filsafat.
Nuklir, berbahaya? Pada masa Perang Dunia II untuk
menaklukkan Negara Jepang maka negara sekutu yang dipelopori oleh
Amerika sebagai Negara adikuasa menjatuhkan bom atom di Hirosyima
dan Nagasaki, yang radiasi unsur radioaktifnya mencapai ribuan
kilometer. Saat itu penduduk kedua kota tersebut sebagian besar
meninggal dunia karena terkena radiasi zat radioaktif yang
mematikan. Bertolak dari peristiwa tersebut yang selalu merupakan
sorotan bagi masyarakat adalah bahayanya suatu ilmu yang disebut
Nuklir. Di dalam masyarakat awam jikakalau ditanyakan kepada
mereka tentang apa yang diketahui atau pendapatnya tentang
atom/nuklir? Pasti jawaban yang muncul adalah Bom Atom/Bom
Nuklir, karena dampak bahayanya yang sangat besar dan menimbulkan
kerusakan di muka bumi.
Di Indonesia, paradigm tentang ilmu nuklir yang sebenarnya
belum memasyarakat. Paradigma lama yang menyatakan bahwa dampak
nuklir dapat merusak dan membahayakan kehidupan manusia itu masih
belum bisa lepas dari pemikiran masyarakat awam. Padahal kalau
mereka mau melihatnya dalam kacamata perspektif ilmu, maka
pemikiran lama akan luntur secara drastis.
Pada hakekatnya ilmu Nuklir justru dapat sangat bermanfaat
bagi kehidupan manusia, dan dapat dikembangkan untuk kemaslahatan
umat manusia, serta dapat bersahabat dengan alam. Tergantung juga
pada manusianya, manusia yang mana yang menggunakan nuklir
tersebut. Oleh sebab itulah penulis mengangkat tema tentang
bagaimana tinjauan ilmu Nuklir dalam pandangan filsafat secara
Ontology, Epistemology, dan axiology.
BAB II
TINJAUAN FILSAFAT NUKLIR
2.1. Kimia Nuklir dalam tinjauan Ontology
Ontology berasal dari bahasa Yunani , yaitu on (ada)
danontos (berada). Secara bahasa Ontology adalah Ilmu Filsafat
dengan melihat bagaimana cara pandang suatu ilmu terhadap suatu
objek materi, menurut paham Barat. Sedangkan ontology menurut
paham Islam adalah Pengetahuan manusia yang hakekatnya dari Allah
SWT. Yang didapati dari beberapa aliran. Aliran ini pun masih
terkait erat dengan paham manusia tentang wujud (ada).
Paham wujud dalam pandangan Islam memberikan pemahaman
bahwa aliran ilmu terdiri dari : Pertama, panca indera eksternal,
yang meliputi peraba (touch), perasa (taste), pencium (smell),
pendengaran (hearing), dan penglihatan (sight); Kedua, panca
indera internal, yakni indera bersama (common sense atau al-hiss
al-musytarak), representasi (representaion atau al-khayaliyyah),
estimasi (estimation atau al-wahmiyyah), rekoleksi
(retention/recollection atau al-hafizah/al-dhakirah), imaginasi
(imagination atau al-khayal/al-mutakhalliyyah). Oleh sebab itu
dalam Islam ilmu akan disebut sains kalau ia mempunyai tujuan
positif secara fisika dan metafisika, inilah yang disebut
maqaashid syari’ah.
Kaitannya dengan kaidah moral bahwa dalam menetapkan objek
penelaahan, kegiatan keilmuan tidak boleh melakukan upaya yang
bersifat mengubah kodrat manusia, merendahkan martabat manusia,
dan mencampuri masalah kehidupan. Disamping itu ilmu bersifat
netral terhadap nilai-nilai yang bersifat dogmatis dalam
menafsirkan hakikat realistis, sebab ilmu merupakan upaya manusia
untuk mempelajari alam sebagaimana asalnya.
Pada masa Perang Dunia ke II Nuklir digunakan sebagai
mesin pembunuh dan pengrusak kehidupan manusia serta penghancur
kelestarian alam. Ini yang melanggar paham ontologi dari keilmuan
itu sendiri. Arogansi beberapa Negara menyebabkan pelanggaran
terhadap hak hidup manusia yang tidak berdosa, martabat dan
kodrat sebagai manusia terabaikan. Peristiwa ini yang membuka
mata dunia betapa banyaknya pelanggaran yang diciptakan atas ilmu
yang dikembangkan.
Objek telaah Kimia Nuklir adalah bahwa, Nuklir yang di
hasilkan berasal dari inti atom (Nucleon) yang mengalami
pembelahan sehingga menghasilkan atom-atom atau unsur-unsur yang
baru. Ditinjau dari ontology bahwa atom adalah partikel tekecil
penyusun suatu materi yang ada di alam. Nuklir adalah suatu
reaksi atau proses pembelahan inti atom yang membentuk inti atom
baru dengan menghasilkan energi yang sangat besar. Ada juga
reaksi Nuklir yang dihasilkan karena adanya penggabungan dua inti
atom yang menghasilkan energi yang lebih dasyat, proses inilah
yang terjadi pada Matahari.
Didalam wahyu pun telah diajarkan kepada kita bahwa inti
dari penyusun materi paling kecil yang ada di dalam alam adalah
atom yang diterjemahkan sebagai biji sawi. Seperti yang tertulis dalam Qs. Luqman ayat 16, Yang artinya :
(Lukman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di
langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui."
Wujud nyata Nuklir dalam kehidupan sehari-hari adalah
bahwa matahari yang menjadi sumber enegi, cahaya dan kehidupan
adalah objek yang dapat dapat diamati secara fisika dan
metafisik. Sebagaimana dijelaskan dalam Qs. Ar Ra’d ayat 2, Yang
artinya :“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang
(sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas
Arasy, dan menundukkanmatahari dan bulan. Masing-masing beredar
hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-
Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu
meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.”
Ini menjelaskan kepada kita bahwa ilmu yang dapat
dikembangkan oleh manusia memiliki batasan-batasan dalam
pemikiran. Dalam ilmu metafisika mempelajari tentang hakikat,
yang tersimpul di belakang dunia fenomenal dengan batasan indera
yang menjadi objek pemikirannya dalam segala aspeknya, termasuk
pengalaman yang dapat ditangkap oleh indra.
Sebagai contoh, Iran adalah Negara yang sangat
memperhatikan masyarakatnya dengan membangun Pembangkit Tenaga
Nuklir. Ketika kemudian hari Iran dituduh membangun pembangkit
senjata Kimia, itu hanyalah ketakutan dari Negara lain yang tidak
ingin melihat Negara tersebut berkembanng. Pandangan yang
menyatakan bahwa Iran adalah Negara Islam yang maju ingin
dilunturkan oleh Negara yang tidak ingin melihatnya berkembang.
Jika dilihat dari tinjau ontology ilmu yang dikembangkan oleh
Negara Iran bisa diterima karena tidak membawa kehancuran untuk
umat manusia pada umumnya dan masyarakat setempat pada khususnya.
Penciptaan nuklir merupakan perkembangan ilmu pengetahuan
yang dilandasi dengan pemahaman konsep teori dan dibatasi oleh
norma-norma kehidupan.
2.2. Nuklir dalam tinjauan Epistemology
Epistemology berasal dari bahasa Yunani episteme dan logos.
Episteme biasa diartikan pengetahuan atau kebenaran, dan Logos
diartikan pikiran, kata atau teori. Epistimologi secara etimologi
dapat diartikan teori pengatahuan yang benar dan lazimnya hanya
disebut teori pengetahuan yang dalam bahasa inggrisnya
menjaditheory of knowledge. Epistemologi juga dapat di artikan
adalah suatu cabang dari filsafat yang mengkaji dan membahas
tentang batasan, dasar dan pondasi, alat, tolok ukur, keabsahan,
validitas, dan kebenaran ilmu, makrifat, dan pengetahuan manusia.
Reaksi Nuklir terbagi dua macam, Reaksi Fisi dan Reaksi
Fusi. Reaksi Fisi adalah reaksi Pembelahan inti atom seperti yang
dituliskan sebelumnya, sedangkan reaksi Fusi adalah Reaksi
penggabungan inti atom.
Sebagai contoh reaksi Fisi adalah, Pembelahan Inti
Uranium, yang digunakan sebagai bahan Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir, menjadi inti atom Barium dan inti atom Kripton. Pada saat
reaksi tersebut berlangsung menghasilkan energi yang sangat
besar.Ditandai pula dengan hasil sampingan berupa partikel-
partikel nukleotida(n) yang merupakan partikel radioaktif.
Sedangkan contoh reaksi Fusi adalah penggabungan inti
berat Deutrium (2H) dengan Triterium (3H) akan menghasilkan atom
Helium (He), Energi yang dihasilkan lebih dasyat lagi. Reaksi
Fusi ini terjadi pada matahari. Energi yang besar dari hasil
reaksi fusi tersebut menyebabkan matahari berpijar.
Ditinjau dari epistemology Matahari adalah objek telaah
dalam kajian metafisika karena tidak ada satu orang pun yang bisa
menghitung berapa besar energi yang dihasilkan oleh matahari,
tetapi matahari ada secara fisik, karena sebagai pusat dari tata
surya. Dan di yakini bahwa bumi beredar mengelilingi matahari.
Helium yang dihasilkan membuat matahari berpijar dasyat sehingga
dapat menerangi bumi pada siang hari. Kita mengenal ada cahaya
infra merah dan ultra violet berasal dari matahari, itu berasal
dari pijaran Helium.
Contoh lain, bom atom yang dijatuhkan Negara sekutu di
Jepang pada PD II adalah bom dengan kekuatan inti Plutonium. Saat
bom dengan berat ribuan kilo tersebut menyentuh tanah maka
terjadilah reaksi pembelahan inti. Yang berbahaya dalam hal ini
adalah radiasinya bukan inti atom Plutonium yang terkandung. Saat
terjadi pembelahan inti (reaksi fisi), reaksi akan menghasilkan
partikel radioaktif (Nukleotida), seperti Alpha (α) atau Helium,
Beta (β), Gamma(γ), dan lain-lainnya. Radiasi partikel-partikel
tersebutlah yang berbahaya. Seperti contoh, penemu inti uranium
sebagai unsur radioaktif adalah Merry Curry, yang akhir hayatnya
pun dikarenakan radiasi dari partikel radioaktif itu sendiri.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang sekarang sedang
digalakkan, merupakan perluasan dari Kimia Nuklir. Energi yang
dihasilkan saat pemecahan inti dapat ditangkap dalam suatu
reaktor yang dinamakan reaktor nuklir. Dengan pengembangan
pengetahuan dibuatlah suatu pembangkit yang bisa menampung ribuan
elektron Volt (eV) energi. Sebagian besar orang Indonesia
berpikir bahwa PLTN adalah berbahaya dan bermanfaat
bagi kehidupan khalayak banyak. Pada dasarnya ketakutan tersebut
tidak beralasan, karena yang dibayangkan hanyalah yang negatifnya
saja. Andai sebagian besar bangsa ini mau belajar dan mengubah
paradigm tentang nukli pasti kita bisa menuju Negara maju, tidak
hanya behenti pada tingkatan Negara berkembang.
Dengan kamajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini,
Gregory Bateson menilai kemajuan ini cenderung memperbudak
manusia akibat dari kesalahan epistemologi barat dan ini harus
diluruskan. Upaya pelurusan kekeliruan epistemologi barat dapat
dilakukan dengan memanfaatkan aksiologi.
2.3. Nuklir dalam tinjauan Axiology
Aksiologi mempunyai banyak definisi, salah satu diantaranya
dikemukakan oleh Bramel bahwa aksiologi terdiri dari tiga bagian
yaitu moral conduct, esthetic expression dan sosio-political
life. Aksiologi harus membatasi kenetralan tanpa batas terhadap
ilmu pengetahuan, dalam arti bahwa kenetralan ilmu pngetahuan
hanya sebatas metafisik keilmuan, sedangkan dalam penggunaannya
haruslah berlandaskan pada nilai-nilai moral.
Aksiology adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari
tentang nilai secara umum. Ilmu pada dasarnya harus digunakan dan
dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia pada umumnya. Dalam hal
ini, ilmu dapat digunaka sebagai sarana atau alat dalam
meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat
manusia, martabat manusia, dan kelestarian atau keseimbangan
alam.
2.3.1. Nuklir dan perkembangannya di Indonesia
Seperti contoh yang dikemukan sebelumnya bahwa PLTN adalah
kembangan ilmu pengetahuan yang membawa kepada kemaslahatan umat
dan kelestarian alam sehingga dapat meningkatkan taraf hidup
khalayak banyak. Di negara-negara maju dapat terlihat ketika
mereka mendirikan satu pembangkit nuklir, pendapatan perkapita
langsung naik secara drastis. Akhirnya mereka menambahkan
reaktor-reaktor nuklir kembali untuk terus meningkatkan taraf
hidup masyarakatnya. Secara logika, dengan penyediaan energi yang
begitu besar dari PLTN kita dapat menyediakan penerangan tanpa
ada gelap. Dunia bisnis jadi lebih meningkat dan tidak ada
gangguan operasional pada pekerjaan apapun, terutama dunia
produksi.
Nuklir selain dimanfaatkan untuk PLTN, juga di gunakan untuk
pengembangan dalam bidang makanan serta ternak. Contoh pada padi,
padi hasil reaksi nuklir sudah banyak yang kita makan dengan
kualitas yang terjamin. Dokter-dokter ilmu juga nuklir sudah
dikembangkan dan tidak kalah bersaing dengan dokter-dokter di
Negara Singapore yang terkenal dengan kehebatan dokternya.
Kesimpulannya, sesungguhnya Nuklir disini merupakan nilai positif
jika kita melihat dari pandangan ilmu pengetahuan yang positif
dan dapat dipertanggung jawabkan.
Sistem pengamanan Pembangkit Nuklir tersebut dapat dilihat
pada gambar disamping. Sistem pengamanan yang berlapis
menunjukkan bahwa tingkat keamanan dalam PLTN sangat berlapis.
Dalam lingkungan sangat bersahabat, karena adiasi yang timbulkan
sangat kecil, Karena etiap unsur yang ada di alam pun sebenarnya
memberikan radiasi terhadap kehidupan. Sedangkan untuk tingkat
pencemaran pun lebih rendah dari pembangkit listrik manapun,
serta limbah yang dihasilkan tidak begitu banyak seperti yang
dihasilkan oleh PLTU dan yang tak kalah penting aman dalam
penyimpanan. Sehingga limbah nuklir tidak akan bersentuhan dengan
alam.
Berbeda dengan Bom Nuklir pada PD II tersebut, dampak yang
ditimbulkan sangat besar. Merusak kelestarian alam, keseimbangan
ekosistem terganggu, menghancurkan kehidupan manusia, bahkan
pembunuhan masal. Nah contoh kasus ini memberikan nilai yang
negatip, karena ilmu pengetahuan dijadikan ajang untuk unjuk
kekuatan yang tidak membawa kemaslahatan bagi umat manusia,
bahkan justru menghancurkan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
· Kimia Nuklir adalah kembangan ilmu pengetahuan dapat membawa
kemaslahan bagi umat manusia.
· Nuklir merupakan pespektif ilmu yang harus dibatasi dengan norma-
norma sosial dan kehidupan manusia.
· Paradigma tentang ilmu Nuklir di Indonesia masih belum meluas,
karena masih dibayang-bayangi oleh ketakutan pada pengalaman masa
lampau.
. Pandangan terhadap suatu perkembangan ilmu sebaiknya dilihat
dengan kacamata perspektif keilmuan.