filsafat nuklir

12
KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke Hadirat Ilahi Rabbi ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan. Tidak sedikit hambatan yang ditemukan selama pengerjaan tugas makalah ini, walaupun begitu kiranya masih banyak kekurangan yang terdapat dalam tugas makalah ini. Sehingga peran serta semua pihak dalam hal kritik dan saran membangun sangatlah kami butuhkan untuk bisa membuat tugas makalah yang lebih baik di waktu mendatang. Besar harapan kami apabila tugas makalah ini dapat berguna bagi setiap pihak dan kalangan yang membaca serta mempelajarinya. Makassar, 01 Mei 2011 Penyusun

Upload: siapa-saja

Post on 23-Oct-2015

73 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rtyrd6y ru r5u u

TRANSCRIPT

Page 1: FILSAFAT NUKLIR

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke Hadirat Ilahi Rabbi ALLAH SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan. Tidak

sedikit hambatan yang ditemukan selama pengerjaan tugas makalah ini, walaupun begitu kiranya

masih banyak kekurangan yang terdapat dalam tugas makalah ini. Sehingga peran serta semua

pihak dalam hal kritik dan saran membangun sangatlah kami butuhkan untuk bisa membuat

tugas makalah yang lebih baik di waktu mendatang. Besar harapan kami apabila tugas makalah

ini dapat berguna bagi setiap pihak dan kalangan yang membaca serta mempelajarinya.

Makassar, 01 Mei 2011

Penyusun

Page 2: FILSAFAT NUKLIR

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1

A. Latar belakang……………………………………………………… 1

B. Dasar Pemikiran…………………………………………………... 1

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….. 3

A. Tinjauan Filsafat Nuklir .........

1. a. Ontology Nuklir

2. a. Epistimology Nuklir

3. a. Axiology Nuklir

B. Nuklir dan perkembangannya di

Indonesia.......................................................................

C. Mahasiswa dalam pengertian pendidikan budaya dan karakter bangsa..

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………

B. Saran…………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA

BAB I 

PENDAHULUAN 

A. Latar belakang 

Ilmu Kimia merupakan bagian dari Ilmu-ilmu Eksakta, yang

dikenal dengan ilmu pengetahuan Alam (science). Dalam ilmu Kimia

kita mempelajari unsur dan senyawa yang terdapat di alam, reaksi-

reaksi / proses-proses kimia, baik proses/reaksi yang alami

maupun yang sintetis atau buatan, juga mempelajari mineral-

Page 3: FILSAFAT NUKLIR

mineral dalam alam. Ilmu Kimia sebenarnya sangat dekat dengan

kehidpan manusia. Bagi sebagian masyarakat jika mendengarkan kata

kimia, langsung berpikir yang negative. Misalnya Kimia itu adalah

suatu zat yang bisa merusak, menghancurkan serta segala sesuatu

yang berbahaya. 

Ilmu Kimia itu sendiri terbagi menjadi beberapa bagian,

diantaranya adalah Kimia Oganik, Kimia Anorganik, Biokimia, Kimia

Fisika, Kimia Nuklir (inti), Kimia terapan yang mencakup banyak

ilmu-ilmu terapan, misalnya Kimia Polimer, Kimia Bahan Alam,

Kimia Medisinal, dan lain-lain. Ilmu Kimia sebenarnya adalah

pusat dari ilmu-ilmu alam, mengapa demikian? 

Pada bagian Ilmu Kimia Organik adalah ilmu yang

mempelajari segala suatu yang berkaitan dengan organ, organ hanya

dimilki mahluk hidup. Jadi ilmu Kimia Oganik adalah ilmu yang

berkaitan dengan kehidupan/mahluk hidup. Misalnya manusia, hewan

dan tumbuhan dapat dikatakan adalah senyawa Kimia Organik, karena

materi penyusun pada manusia, hewan dan tumbuhan adalah senyawa-

senyawa organik. Seperti unsur Karbon, Hidrogen dan Oksigen

adalah unsur-unsur terbesar sebagai penyusun materi pada tubuh

mahluk hidup. Sedangkan Kimia Anorganik adalah yang non hidup,

misalnya logam dan yang lain. Biokimia adalah pelajaran antara

hubungan ilmu kimia dengan ilmu Biologi; Kimia Fisika, hubungan

ilmu Kimia dengan ilmu Fisika, misalnya elektron. Dan Kimia

Nuklir (inti) adalah yang mempelajari tentang inti atom, dimana

atom adalah partikel penyusun materi terkecil dari semua materi

yang ada di dalam alam. 

B. Dasar pemikiran 

Page 4: FILSAFAT NUKLIR

Kimia Nuklir (Nuclear) berasal dari kata Nucleon, yang

artinya inti. Jika mendengar kata Nuklir, otomatis di kepala

membayangkan segala sesuatu yang membahayakan. Oleh sebab itulah

mengapa penulis mengangkat tema ini sebagai pembahasan dalam

tinjauan ilmu Filsafat. 

Nuklir, berbahaya? Pada masa Perang Dunia II untuk

menaklukkan Negara Jepang maka negara sekutu yang dipelopori oleh

Amerika sebagai Negara adikuasa menjatuhkan bom atom di Hirosyima

dan Nagasaki, yang radiasi unsur radioaktifnya mencapai ribuan

kilometer. Saat itu penduduk kedua kota tersebut sebagian besar

meninggal dunia karena terkena radiasi zat radioaktif yang

mematikan. Bertolak dari peristiwa tersebut yang selalu merupakan

sorotan bagi masyarakat adalah bahayanya suatu ilmu yang disebut

Nuklir. Di dalam masyarakat awam jikakalau ditanyakan kepada

mereka tentang apa yang diketahui atau pendapatnya tentang

atom/nuklir? Pasti jawaban yang muncul adalah Bom Atom/Bom

Nuklir, karena dampak bahayanya yang sangat besar dan menimbulkan

kerusakan di muka bumi. 

Di Indonesia, paradigm tentang ilmu nuklir yang sebenarnya

belum memasyarakat. Paradigma lama yang menyatakan bahwa dampak

nuklir dapat merusak dan membahayakan kehidupan manusia itu masih

belum bisa lepas dari pemikiran masyarakat awam. Padahal kalau

mereka mau melihatnya dalam kacamata perspektif ilmu, maka

pemikiran lama akan luntur secara drastis. 

Pada hakekatnya ilmu Nuklir justru dapat sangat bermanfaat

bagi kehidupan manusia, dan dapat dikembangkan untuk kemaslahatan

umat manusia, serta dapat bersahabat dengan alam. Tergantung juga

pada manusianya, manusia yang mana yang menggunakan nuklir

tersebut. Oleh sebab itulah penulis mengangkat tema tentang

bagaimana tinjauan ilmu Nuklir dalam pandangan filsafat secara

Ontology, Epistemology, dan axiology.

Page 5: FILSAFAT NUKLIR

 BAB II

 TINJAUAN FILSAFAT NUKLIR

 2.1. Kimia Nuklir dalam tinjauan Ontology 

Ontology berasal dari bahasa Yunani , yaitu on (ada)

danontos (berada). Secara bahasa Ontology adalah Ilmu Filsafat

dengan melihat bagaimana cara pandang suatu ilmu terhadap suatu

objek materi, menurut paham Barat. Sedangkan ontology menurut

paham Islam adalah Pengetahuan manusia yang hakekatnya dari Allah

SWT. Yang didapati dari beberapa aliran. Aliran ini pun masih

terkait erat dengan paham manusia tentang wujud (ada). 

Paham wujud dalam pandangan Islam memberikan pemahaman

bahwa aliran ilmu terdiri dari : Pertama, panca indera eksternal,

yang meliputi peraba (touch), perasa (taste), pencium (smell),

pendengaran (hearing), dan penglihatan (sight); Kedua, panca

indera internal, yakni indera bersama (common sense atau al-hiss

al-musytarak), representasi (representaion atau al-khayaliyyah),

estimasi (estimation atau al-wahmiyyah), rekoleksi

(retention/recollection atau al-hafizah/al-dhakirah), imaginasi

(imagination atau al-khayal/al-mutakhalliyyah). Oleh sebab itu

dalam Islam ilmu akan disebut sains kalau ia mempunyai tujuan

positif secara fisika dan metafisika, inilah yang disebut

maqaashid syari’ah. 

Page 6: FILSAFAT NUKLIR

Kaitannya dengan kaidah moral bahwa dalam menetapkan objek

penelaahan, kegiatan keilmuan tidak boleh melakukan upaya yang

bersifat mengubah kodrat manusia, merendahkan martabat manusia,

dan mencampuri masalah kehidupan. Disamping itu ilmu bersifat

netral terhadap nilai-nilai yang bersifat dogmatis dalam

menafsirkan hakikat realistis, sebab ilmu merupakan upaya manusia

untuk mempelajari alam sebagaimana asalnya. 

Pada masa Perang Dunia ke II Nuklir digunakan sebagai

mesin pembunuh dan pengrusak kehidupan manusia serta penghancur

kelestarian alam. Ini yang melanggar paham ontologi dari keilmuan

itu sendiri. Arogansi beberapa Negara menyebabkan pelanggaran

terhadap hak hidup manusia yang tidak berdosa, martabat dan

kodrat sebagai manusia terabaikan. Peristiwa ini yang membuka

mata dunia betapa banyaknya pelanggaran yang diciptakan atas ilmu

yang dikembangkan.

Objek telaah Kimia Nuklir adalah bahwa, Nuklir yang di

hasilkan berasal dari inti atom (Nucleon) yang mengalami

pembelahan sehingga menghasilkan atom-atom atau unsur-unsur yang

baru. Ditinjau dari ontology bahwa atom adalah partikel tekecil

penyusun suatu materi yang ada di alam. Nuklir adalah suatu

reaksi atau proses pembelahan inti atom yang membentuk inti atom

baru dengan menghasilkan energi yang sangat besar. Ada juga

reaksi Nuklir yang dihasilkan karena adanya penggabungan dua inti

atom yang menghasilkan energi yang lebih dasyat, proses inilah

yang terjadi pada Matahari. 

Didalam wahyu pun telah diajarkan kepada kita bahwa inti

dari penyusun materi paling kecil yang ada di dalam alam adalah

atom yang diterjemahkan sebagai biji sawi. Seperti yang tertulis dalam Qs. Luqman ayat 16, Yang artinya :

(Lukman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu

perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di

Page 7: FILSAFAT NUKLIR

langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya

(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha

Mengetahui."

Wujud nyata Nuklir dalam kehidupan sehari-hari adalah

bahwa matahari yang menjadi sumber enegi, cahaya dan kehidupan

adalah objek yang dapat dapat diamati secara fisika dan

metafisik. Sebagaimana dijelaskan dalam Qs. Ar Ra’d ayat 2, Yang

artinya :“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang

(sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas

Arasy, dan menundukkanmatahari dan bulan. Masing-masing beredar

hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-

Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu

meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.”

Ini menjelaskan kepada kita bahwa ilmu yang dapat

dikembangkan oleh manusia memiliki batasan-batasan dalam

pemikiran. Dalam ilmu metafisika mempelajari tentang hakikat,

yang tersimpul di belakang dunia fenomenal dengan batasan indera

yang menjadi objek pemikirannya dalam segala aspeknya, termasuk

pengalaman yang dapat ditangkap oleh indra. 

Sebagai contoh, Iran adalah Negara yang sangat

memperhatikan masyarakatnya dengan membangun Pembangkit Tenaga

Nuklir. Ketika kemudian hari Iran dituduh membangun pembangkit

senjata Kimia, itu hanyalah ketakutan dari Negara lain yang tidak

ingin melihat Negara tersebut berkembanng. Pandangan yang

menyatakan bahwa Iran adalah Negara Islam yang maju ingin

dilunturkan oleh Negara yang tidak ingin melihatnya berkembang.

Jika dilihat dari tinjau ontology ilmu yang dikembangkan oleh

Negara Iran bisa diterima karena tidak membawa kehancuran untuk

umat manusia pada umumnya dan masyarakat setempat pada khususnya. 

Penciptaan nuklir merupakan perkembangan ilmu pengetahuan

yang dilandasi dengan pemahaman konsep teori dan dibatasi oleh

norma-norma kehidupan. 

Page 8: FILSAFAT NUKLIR

2.2. Nuklir dalam tinjauan Epistemology 

Epistemology berasal dari bahasa Yunani episteme dan logos.

Episteme biasa diartikan pengetahuan atau kebenaran, dan Logos

diartikan pikiran, kata atau teori. Epistimologi secara etimologi

dapat diartikan teori pengatahuan yang benar dan lazimnya hanya

disebut teori pengetahuan yang dalam bahasa inggrisnya

menjaditheory of knowledge. Epistemologi juga dapat di artikan

adalah suatu cabang dari filsafat yang mengkaji dan membahas

tentang batasan, dasar dan pondasi, alat, tolok ukur, keabsahan,

validitas, dan kebenaran ilmu, makrifat, dan pengetahuan manusia. 

Reaksi Nuklir terbagi dua macam, Reaksi Fisi dan Reaksi

Fusi. Reaksi Fisi adalah reaksi Pembelahan inti atom seperti yang

dituliskan sebelumnya, sedangkan reaksi Fusi adalah Reaksi

penggabungan inti atom. 

Sebagai contoh reaksi Fisi adalah, Pembelahan Inti

Uranium, yang digunakan sebagai bahan Pembangkit Listrik Tenaga

Nuklir, menjadi inti atom Barium dan inti atom Kripton. Pada saat

reaksi tersebut berlangsung menghasilkan energi yang sangat

besar.Ditandai pula dengan hasil sampingan berupa partikel-

partikel nukleotida(n) yang merupakan partikel radioaktif.

Sedangkan contoh reaksi Fusi adalah penggabungan inti

berat Deutrium (2H) dengan Triterium (3H) akan menghasilkan atom

Helium (He), Energi yang dihasilkan lebih dasyat lagi. Reaksi

Fusi ini terjadi pada matahari. Energi yang besar dari hasil

reaksi fusi tersebut menyebabkan matahari berpijar. 

Ditinjau dari epistemology Matahari adalah objek telaah

dalam kajian metafisika karena tidak ada satu orang pun yang bisa

menghitung berapa besar energi yang dihasilkan oleh matahari,

tetapi matahari ada secara fisik, karena sebagai pusat dari tata

surya. Dan di yakini bahwa bumi beredar mengelilingi matahari.

Helium yang dihasilkan membuat matahari berpijar dasyat sehingga

Page 9: FILSAFAT NUKLIR

dapat menerangi bumi pada siang hari. Kita mengenal ada cahaya

infra merah dan ultra violet berasal dari matahari, itu berasal

dari pijaran Helium. 

Contoh lain, bom atom yang dijatuhkan Negara sekutu di

Jepang pada PD II adalah bom dengan kekuatan inti Plutonium. Saat

bom dengan berat ribuan kilo tersebut menyentuh tanah maka

terjadilah reaksi pembelahan inti. Yang berbahaya dalam hal ini

adalah radiasinya bukan inti atom Plutonium yang terkandung. Saat

terjadi pembelahan inti (reaksi fisi), reaksi akan menghasilkan

partikel radioaktif (Nukleotida), seperti Alpha (α) atau Helium,

Beta (β), Gamma(γ), dan lain-lainnya. Radiasi partikel-partikel

tersebutlah yang berbahaya. Seperti contoh, penemu inti uranium

sebagai unsur radioaktif adalah Merry Curry, yang akhir hayatnya

pun dikarenakan radiasi dari partikel radioaktif itu sendiri. 

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang sekarang sedang

digalakkan, merupakan perluasan dari Kimia Nuklir. Energi yang

dihasilkan saat pemecahan inti dapat ditangkap dalam suatu

reaktor yang dinamakan reaktor nuklir. Dengan pengembangan

pengetahuan dibuatlah suatu pembangkit yang bisa menampung ribuan

elektron Volt (eV) energi. Sebagian besar orang Indonesia

berpikir bahwa PLTN adalah berbahaya dan bermanfaat

bagi kehidupan khalayak banyak. Pada dasarnya ketakutan tersebut

tidak beralasan, karena yang dibayangkan hanyalah yang negatifnya

saja. Andai sebagian besar bangsa ini mau belajar dan mengubah

paradigm tentang nukli pasti kita bisa menuju Negara maju, tidak

hanya behenti pada tingkatan Negara berkembang. 

Dengan kamajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini,

Gregory Bateson menilai kemajuan ini cenderung memperbudak

manusia akibat dari kesalahan epistemologi barat dan ini harus

diluruskan. Upaya pelurusan kekeliruan epistemologi barat dapat

dilakukan dengan memanfaatkan aksiologi.

2.3. Nuklir dalam tinjauan Axiology

Page 10: FILSAFAT NUKLIR

 Aksiologi mempunyai banyak definisi, salah satu diantaranya

dikemukakan oleh Bramel bahwa aksiologi terdiri dari tiga bagian

yaitu moral conduct, esthetic expression dan sosio-political

life. Aksiologi harus membatasi kenetralan tanpa batas terhadap

ilmu pengetahuan, dalam arti bahwa kenetralan ilmu pngetahuan

hanya sebatas metafisik keilmuan, sedangkan dalam penggunaannya

haruslah berlandaskan pada nilai-nilai moral. 

Aksiology adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari

tentang nilai secara umum. Ilmu pada dasarnya harus digunakan dan

dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia pada umumnya. Dalam hal

ini, ilmu dapat digunaka sebagai sarana atau alat dalam

meningkatkan taraf hidup manusia dengan memperhatikan kodrat

manusia, martabat manusia, dan kelestarian atau keseimbangan

alam.

2.3.1. Nuklir dan perkembangannya di Indonesia 

Seperti contoh yang dikemukan sebelumnya bahwa PLTN adalah

kembangan ilmu pengetahuan yang membawa kepada kemaslahatan umat

dan kelestarian alam sehingga dapat meningkatkan taraf hidup

khalayak banyak. Di negara-negara maju dapat terlihat ketika

mereka mendirikan satu pembangkit nuklir, pendapatan perkapita

langsung naik secara drastis. Akhirnya mereka menambahkan

reaktor-reaktor nuklir kembali untuk terus meningkatkan taraf

hidup masyarakatnya. Secara logika, dengan penyediaan energi yang

begitu besar dari PLTN kita dapat menyediakan penerangan tanpa

ada gelap. Dunia bisnis jadi lebih meningkat dan tidak ada

gangguan operasional pada pekerjaan apapun, terutama dunia

produksi. 

Nuklir selain dimanfaatkan untuk PLTN, juga di gunakan untuk

pengembangan dalam bidang makanan serta ternak. Contoh pada padi,

padi hasil reaksi nuklir sudah banyak yang kita makan dengan

kualitas yang terjamin. Dokter-dokter ilmu juga nuklir sudah

Page 11: FILSAFAT NUKLIR

dikembangkan dan tidak kalah bersaing dengan dokter-dokter di

Negara Singapore yang terkenal dengan kehebatan dokternya.

Kesimpulannya, sesungguhnya Nuklir disini merupakan nilai positif

jika kita melihat dari pandangan ilmu pengetahuan yang positif

dan dapat dipertanggung jawabkan. 

Sistem pengamanan Pembangkit Nuklir tersebut dapat dilihat

pada gambar disamping. Sistem pengamanan yang berlapis

menunjukkan bahwa tingkat keamanan dalam PLTN sangat berlapis.

Dalam lingkungan sangat bersahabat, karena adiasi yang timbulkan

sangat kecil, Karena etiap unsur yang ada di alam pun sebenarnya

memberikan radiasi terhadap kehidupan. Sedangkan untuk tingkat

pencemaran pun lebih rendah dari pembangkit listrik manapun,

serta limbah yang dihasilkan tidak begitu banyak seperti yang

dihasilkan oleh PLTU dan yang tak kalah penting aman dalam

penyimpanan. Sehingga limbah nuklir tidak akan bersentuhan dengan

alam. 

Berbeda dengan Bom Nuklir pada PD II tersebut, dampak yang

ditimbulkan sangat besar. Merusak kelestarian alam, keseimbangan

ekosistem terganggu, menghancurkan kehidupan manusia, bahkan

pembunuhan masal. Nah contoh kasus ini memberikan nilai yang

negatip, karena ilmu pengetahuan dijadikan ajang untuk unjuk

kekuatan yang tidak membawa kemaslahatan bagi umat manusia,

bahkan justru menghancurkan.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

· Kimia Nuklir adalah kembangan ilmu pengetahuan dapat membawa

kemaslahan bagi umat manusia.

Page 12: FILSAFAT NUKLIR

· Nuklir merupakan pespektif ilmu yang harus dibatasi dengan norma-

norma sosial dan kehidupan manusia.

· Paradigma tentang ilmu Nuklir di Indonesia masih belum meluas,

karena masih dibayang-bayangi oleh ketakutan pada pengalaman masa

lampau.  

. Pandangan terhadap suatu perkembangan ilmu sebaiknya dilihat

dengan kacamata perspektif keilmuan.