filsafat diartikan sebagaisuatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh

2
1. filsafat diartikan sebagaisuatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam- dalamnya, filsafat yang sebenarnya bukan mencari pertanyaankita namun mempersoalkan jawaban yang diberikan. Kamajuan manusia dalam berfilsafat bukan saja diukur dari jawaban yang diberikan namun juga dari pertanyaan yang diajukan. Ilmu adalah pengetahuan (memiliki obyek) yang telah tersistematisir dengan metodologi yang teruji kebenarannya serta bersifat universal (terbuka). Batasan ini masih dangkal dan sempit, namun paling tidak dapat dijadikan awal berpijak untuk menelaah lebih lanjut. CA Van Peursen (Belanda, M 1900), pengetahuan akan menjadi ilmu mana kala pembuktian kebenaran terstruktur itu terbuka (pemahaman) untuk diuji dengan bukti lain yang memiliki keterkaitan dengan obyek formalnya dan sifatnya empiris positivistik. Pengetahuan manusia itu diperoleh secara bertahap, tahap ontologis, teleologis dan positifistk Filsafat ilmu, pengembangan rasa ingin tahu manusia setelah mengalami dampak operasional ilmu pengetahuan yang mengalami perubahan-perubahan akibat tuntutan strategis karena tuntutan kepuasan yang meningkat dan kompetisi dalam mewujudkan kebenaran yang sifatnya spekulatip 2. empirisme berpendapat bahwa empirik atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan baik pengalaman yang batiniyah maupun yang lahiriayah. Akal bukan menjadi sumber pengetahuan, akan tetapi akal mendapatkan tugas untuk mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman. Metode yang diterapkan adalah induksi. Semula aliran ini seperti masih menganut semacam realisme yang naif yang menganggap bahwa pengenalan yang diperoleh melalui pengalaman

Upload: begy33318815592

Post on 29-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

TUGAS FILSAFAT ILMU

TRANSCRIPT

Page 1: Filsafat Diartikan Sebagaisuatu Cara Berpikir Yang Radikal Dan Menyeluruh

1. filsafat diartikan sebagaisuatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya, filsafat yang sebenarnya bukan mencari pertanyaankita namun mempersoalkan jawaban yang diberikan. Kamajuan manusia dalam berfilsafat bukan saja diukur dari jawaban yang diberikan namun juga dari pertanyaan yang diajukan.

Ilmu adalah pengetahuan (memiliki obyek) yang telah tersistematisir dengan metodologi yang teruji kebenarannya serta bersifat universal (terbuka). Batasan ini masih dangkal dan sempit, namun paling tidak dapat dijadikan awal berpijak untuk menelaah lebih lanjut. CA Van Peursen (Belanda, M 1900), pengetahuan akan menjadi ilmu mana kala pembuktian kebenaran terstruktur itu terbuka (pemahaman) untuk diuji dengan bukti lain yang memiliki keterkaitan dengan obyek formalnya dan sifatnya empiris positivistik. Pengetahuan manusia itu diperoleh secara bertahap, tahap ontologis, teleologis dan positifistk

Filsafat ilmu, pengembangan rasa ingin tahu manusia setelah mengalami dampak operasional ilmu pengetahuan yang mengalami perubahan-perubahan akibat tuntutan strategis karena tuntutan kepuasan yang meningkat dan kompetisi dalam mewujudkan kebenaran yang sifatnya spekulatip

2. empirisme berpendapat bahwa empirik atau pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan baik pengalaman yang batiniyah maupun yang lahiriayah. Akal bukan menjadi sumber pengetahuan, akan tetapi akal mendapatkan tugas untuk mengolah bahan-bahan yang diperoleh dari pengalaman. Metode yang diterapkan adalah induksi. Semula aliran ini seperti masih menganut semacam realisme yang naif yang menganggap bahwa pengenalan yang diperoleh melalui pengalaman tanpa penyelidikan lebih lanjut telah memiliki nilai yang obyektif. Akan tetapi kemudian nilai pengenalan yang diperoleh memalui pegalaman itu sendiri dijadikan sasaran atau obyek penelitaian.

Rasionalisme adalah sebuth aliran filsafat yang menekankan akal atau rasio sebagai sumber pengetahuan yang memiliki nilai kebenaran dan dapat diuji keilmiahannya. Maka pengetahuan yang diperoleh melalui akal yang memenuhi syarat kebenaran ilmiah secara mutlak. Adapun pengalaman hanya dapat dipakai untuk meneguhkan pengetahuan yang telah diperoleh akal. Akal tidak memerlukan pengalaman karena akal dapat menurunkan kebenaran dari pada dirnya sendiri yaitu atas dasar asas-asas yang pasti. Metode yang diterapkan adalah deduktif dengan pendekatan ilmu pasti.

Page 2: Filsafat Diartikan Sebagaisuatu Cara Berpikir Yang Radikal Dan Menyeluruh