filsafat dakwah

Upload: wianda-khairul-pangeran-tidur

Post on 14-Oct-2015

76 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahan kuliah

TRANSCRIPT

Unsur-Unsur Dakwah Oleh Arif Aji Setiawan (Ka. Bid. Dakwah PC IMM Banyumas 2011/2012)Unsur unsur dakwah yaitu komponen komponen yang harus ada dalam setiap kegiatan dakwah (Munir dkk,2006:21). Tanpa adanya unsur unsur dakwah maka berakibat terhambatnya suksesi dakwah kepada umat. Begitu sangat urgen unsur unsur dakwah sehingga dapat mempengaruhi suksesi dakwah. Unsur unsur dakwah terdiri dari da`i (pelaku dakwah), mad`u (objek/mitra dakwah), maddah (materi dakwah), washilah (media dakwah), thariqah (metode), logistik dan atsar (efek dakwah). Setelah tahu bahwa unsur unsur dakwah terdiri dari da`i (pelaku dakwah), mad`u (objek/mitra dakwah), maddah (materi dakwah), washilah (media dakwah), thariqah (metode), logistik dan atsar (efek dakwah), dll. Maka dari itu perlu dibatasi pembahasannya dalam makalah ini yaitu terfokus pada da`i (pelaku dakwah), mad`u (objek/mitra dakwah) dan maddah (materi dakwah).

Pengertian Da`i, Mad`u dan Maddah1. Da`i Dakwah tidak mungkin akan terselenggara jika unsur ini ditiadakan, walaupun mungkin unsur unsur yang lain tersedia. da`i merupakan kata bahasa Arab yang diambil dari bentuk mashdar yang berubah menjadi fa`il " mempunyai arti yang berdakwah (Munawwir,1997:407). Jadi setiap orang yang berdakwah dapat disebut sebagai da`i.

Da`i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok atau lewat organisasi maupun lembaga (Munir dkk.,2006:21). Dalam hal ini istilah da`i bermakna umum. Namun demikian da`i sering disebut sebagai khatib (yang berkhutbah) dan atau mubaligh (juru penyampai ajaran Islam) dengan pengertian khusus.

Nasaruddin Lathief mendefinisikan da`i sebagai Muslim dan Muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok bagi tugas (penerus) Ulama (Munir, dkk.,2006:22). Pada prinsipnya setiap Muslim dan Muslimat berkewajiban menjadi Da`i amar ma`ruf nahi munkar, lihat kembali Q.S. Ali `Imran/3:104. Walaupun demikian sudah menjadi maklum bila setiap Muslim dan Muslimah dapat berdakwah secara baik dan sempurna karena pengetahuan dan kesanggupan mereka berbeda beda satu dengan yang lainnya. Bagaimanapun juga mereka harus tetap wajib berdakwah menurut ukuran kesanggupan dan pengetahuan yang dimilikinya. Ketika ada di antara mereka yang mempunyai kesanggupan dan pengetahuan yang istimewa atau secara spesialisasi maka ini kemudian disebut sebagai mubaligh. Agar dakwah bukan sekedar seruan dan sampai ke hati (tertancap) serta dapat mengurangi resiko salah terima / salah paham perlu adanya penambahan perlengkapan perlengkapan yang istimewa (Yaqub,1986:37-39) yaitu:a) Mengetahui tentang Al Qur`an dan As Sunah Rasul sebagai pokok Ajaran Agama Islam.b) Memiliki pengetahuan Islam yang berinduk kepada Al Qur`an dan As Sunah seperti: Tafsir, Ilmu Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam dll.c) Memiliki pengetahuan yang menjadi alat kelengkapan dakwah seperti Metode Dakwah, Psikologi, Antropologi, Perbandingan Agama dll.d) Memahami bahasa / retorika Umat akan di ajak ke jalan Allah SWT, sehingga lebih komunikan dan mempunyai nilai pengaruh terhadap mad`u (Munir,2006:159-162). e) Penyantun dan lapang dada.f) Berani berkata benar kepada siapa pun dalam menyatakan, membela dan mempertahankan kebenaran. Allah SWT telah berfirman: ()Artinya: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.(Q.S. Ali `Imran/3:139)

g) Memberi contoh dalam setiap medan kebajikan agar selaras antara kata dan tindakan dan tidak terkena dalil: ()

Artinya: Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan (Q.S. As Shaft/61:3).h) Berakhlak baik sebagai pribadi Muslim seperti: tawadhu`, tidak sombong, pemaaf dan ramah tamah.i) Memiliki ketahanan mental yang kuat dalam hal kesabaran, beretos kerja tinggi, berkemauan tinggi, optimis meski batu rintangan banyak menghadang.j) Berjiwa Mukhlisin, mengharap ridla Allah SWT semata.k) Mencintai tugas da`i / mubaligh dalam mendakwahkan amar ma`ruf nahi munkar serta tidak tertipu dengan keduniaan yang melalaikan namun tidak lupa pula dengan urusan keduniaan.l) Memperhatikan pembendaharaan kata kata yang digunakan oleh mad`u sebelum berdakwah (Munir,2006:175).m) Membaca buku yang baik dan bermutu (Munir,2006:175).n) Mendengar pidato dari para ahli atau orang terkenal (Munir,2006:175).o) Mempelajari kata kata baru lalu mempergunakannya (Munir,2006:175).p) Membaca kamus(Munir,2006:175). Ketika perlengkapan perlengkapan yang bersifat karekter kepribadian ini ada pada sosok da`i maka akan mempermudahkannya dalam mendakwahkan Islam kepada umat dan dalam menghadapi rintangan serta cobaan yang akan selalu menghadang. Da`i mempunyai tugas dan fungsi dalam proses mendakwahkan Islam yaitu dengan jalan :a) Meluruskan i`tiqad (tekad), da`i bertugas meluruskan dan membersihkan kepercayaan masyarakat yang keliru seperti TBC (Tahayul, Bid`ah dan Khurafat) serta mengembalikan umat kepada kepercayaan yang Haq yaitu ajaran tauhid. Allah SWT telah berfirman : ()

Artinya: Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik"(Q.S. Yusuf/12:108).b) Mendorong dan merangsang umat untuk beramal baik. Sesekali da`i harus bisa melakukan indzar yaitu membayangkan kesulitan dan kepahitan bila umat tidak melaksanakan amal kebaikan. Sesekali da`i juga harus memberikan tabsyir yaitu merangsang, membayang bayangkan keberuntungan apa yang akan diperoleh jika umat melakukan amal kebaikan.c) Mencegah kemungkaran, jika umat Islam lemah untuk merubah kemungkaran maka merekalah yang akan turut dihanyutkan oleh kemungkaran itu dan malapetaka umat akan datang sebagaimana Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: . [ ]Artinya:Sesungguhnya manusia jika melihat kedhaliman (kemungkaran), sedangkan dia tidak berusaha mencegahnya, niscaya Allah akan mengumumkan Azab kepada mereka dari sisi-Nya.(HR. Abu Dawud, Turmudzi dan Nasa-i)

Sangat pantaslah kemudian jika seorang da`i digelisahkan oleh kemungkaran dan kemaksiyatan yang meraja - lela di sekitarnya karena didorong keimanan mereka oleh sebab itu mereka berusaha menegurnya. Namun jika ada seorang da`i yang merasa bisa bisa saja dari kondisi kemungkaran yang ada disekitarnya maka itu bertanda keimanannya sudah goyah dan dipertanyakan lagi.d) Membersihkan jiwa, sudah barang tentu seorang da`i harus bisa belajar dan selalu belajar untuk membersihkan jiwanya sebelum menyeru orang lain untuk membersihkan jiwa mereka. Rasulullah SAW bersabda: [ ]Artinya: Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung pada niatnya, dan sungguh setiap orang memperoleh apa yang dia niatkan. ( HR. Bukhari dan Muslim) e) Mengokohkan diri / Pembajaan diri, pada hakikatnya seluruh aspek kehidupan manusia harus dihayati oleh ruh Agama, hal ini berdasarkan firman Allah SWT: ()

Artinya:Katakanlah: "Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.(Q.S. Al An`am/6:162) Para da`i hendaknya mengokohkan atau melakukan pembajaan untuk diri sendiri dan manusia Muslim lainnya agar karakter kepribadian hidupnya betul betul didasarkan pada ajaran Agama Islam. Sehingga dapat menamengi dan memfilterisasi diri dari ajaran Luar Islam yang tidak sesuai dengan Islam.f) Membina persatuan dan persaudaraan, agar dapat membentuk masyarakat yang kokoh dan tidak mudah diserang oleh pihak pihak yang dapat merusak Islam. Allah SWT telah memberikan sinyalemen pada firman-Nya: ()

Artinya:Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat (Q.S. Al Hujurat/49:10).g) Menolak kebudayaan yang merusak, bergaul dengan banyak orang yang beraneka macam ras, suku, bangsa dan agama akan menyebabkan banyaknya budaya budaya yang berkembang kemudian yang membutukan filterisasi/ penyaringan terhadap budaya budaya tersebut. Jika budaya itu adalah baik tidak melanggar aturan Islam maka akan diterima, akan tetapi jika budaya itu melanggar aturan Islam maka harus ditolak.

2. Mad`u Mad`u adalah masyarakat penerima dakwah, sasaran dakwah atau kepada siapa dakwah ditujukan, merupakan kumpulan dari individu di mana benih materi dakwah akan ditabur (Munir,2006:32). Sebelum berdakwah kepada mad`u maka sosok da`i harus mempelajari kondisi dan keadaan dari mad`u. Kegiatan memberikan pengaruh kepada mad`u apalagi dalam ranah dakwah amar ma`ruf nahi munkar bukanlah kegiatan yang mudah jika kita tidak mengetahui keadaan dari mad`u maka sangat memungkinkan akan mengalami kegagalan total (GATOT). Oleh sebab itu Ali bin Abi Thalib Ra. Pernah berkata: , Artinya: Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan tingkat pengetahuan mereka, Apakah engkau suka Allah dan Rasulnya didustakan?(Shahihu Al Bukhari:124 dalam Munir,2006:103).

Dari Atsar Sahabah Ali bin Abi Thalib Ra. dapat menjadi dalil bahwa memperhatikan strata mad`u itu perlu agar tidak menimbulkan kesalahpahaman terhadap Allah dan Rasulnya sebelum berdakwah. Bahkan Rasulullah SAW pernah berkata kepada `Aisyah R.`Anhaa:Wahai `Aisyah, andaikan bukan karena kaummu baru masuk Islam, pasti aku akan merombak Ka`bah, dan aku jadikan dua pintu, pintu untuk masuk dan pintu untuk keluar. (Fathul baari, syarh hadits bukhari No. 123 dalam Munir,2006:105).

Ibnu Hajar al Asqalani menjelaskan hadits di atas bahwa Orang Quraisy waktu itu masih sangat mengagungkan Ka`bah, Rasulullah SAW berencana untuk merubah bangunannya tetapi beliau khawatir disangka nanti akan disangka macam macam oleh penduduk Quraisy yang saat itu terhitung baru masuk Islam, akhirnya beliau mengurungkan rencananya.

Dari beberapa petunjuk di atas kewajiban seorang Da`i pertama kali harus memperhatikan Siapa mad`unya?.

Di awal surat Al Baqarah, mad`u dikelompokan dalam tiga rumpun, yaitu: mukmin, kafir dan munafiq. Imam Mujahid berkata :empat ayat di awal Surat Al Baqarah mendiskripsikan tentang sifat orang mukmin, dua ayat setelahnya mendiskripsikan sifat orang kafir dan tiga belas ayat berikutnya mendiskripsikan sifat orang munafik... Moh. Natsir mengelompokan mad`u menjadi tiga rumpun (Natsir dalam Munir, 2006 : 105) yaitu:a) Kawan yang setia sehidup semati, dari awal sampai akhir.b) Lawan yang selalu memusuhi secara terang terangan dari awal sampai akhir.c) Lawan yang berpura pura menjadi kawan , sambil menunggu saat yang tepat untuk menikam dari belakang. d) Penulis menambahkan, Lawan yang selalu memusuhi secara terang terangan dari awal namun akhirnya menjadi kawan (terinspirasi dari masuknya Umar bin Khatab ke dalam Agama Islam).

M. Bakhri Ghazali mengelompokan mad`u berdasarkan tipologi (Munir,2006:107-108) yaitu:a) Tipe innovator, yaitu masyarakat yang memiliki keinginan keras pada setiap fenomena sosial yang sifatnya membangun, bersifat agresif dan tergolong memiliki kemampuan antisipatif (tanggap) dalam setiap langkah.b) Tipe pelopor, yaitu masyarakat yang selektif dalam menerima pembaharuan dengan pertimbangan tidak semua pembaharuan dapat membawa perubahan positif. Untuk menerima atau menolak ide pembaharuan, mereka mencari pelopor yang mewakili mereka dalam menggapai pembaharuan itu.c) Tipe pengikut dini, yaitu masyarakat sederhana yang kadang kadang kurang siap mengambil resiko dan umumnya lemah mental. Kelompok masyarakat ini umumnya adalah kelompok kelas dua di masyarakatnya, mereka perlu pelopor dalam mengambil tugas kemasyarakatan.d) Tipe pengikut akhir, yaitu masyarakat yang ekstra hati hati sehingga berdampak kepada anggota masyarakat yang skeptic (ragu - ragu) terhadap sikap pembaharuan. Karena faktor kehati hatian yang berlebih, maka setiap gerakan pembaharuan memerlukan waktu dan pendekatan yang sesuai untuk bisa masuk.e) Tipe kolot, ciri cirinya, tidak mau menerima pembaharuan sebelum mereka benar benar terdesak oleh lingkungannya.

Sedangkan mad`u berdasarkan klasifikasinya dapat dibagi menjadi dua pendekatan (Munir,2006:108) yaitu:a) Pendekatan kondisi sosio-budaya, yang terbagi dalam masyarakat kota dan desa.b) Pendekatan tingkat pemikiran, terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok masyarakat maju (industri) dan kelompok masyarakat terbelakang.

Munir menyatakan tidak ada kesepakatan dalam pembagian klasifikasi mad`u sehingga dapat disimpulkan bahwa mad`u dapat dikelompokan dalam lima tinjauan (2006:108 - 109) yaitu:a) Mad`u ditinjau dari segi penerimaan dan penolakan ajaran Islam, ialah Muslim dan non Muslim.b) Mad`u ditinjau dari segi tingkat pengalaman ajaran agamanya, terbagi tiga yaitu dzalimun linafsih, muqtashid dan saabiqun bi alkhairaat.c) Mad`u ditinjau dari tingkat pengetahuan agamanya terbagi tiga ialah Ulama, pembelajar dan awam.d) Mad`u ditinjau dari struktur sosialnya, terbagi tiga yaitu pemerintah (al mala), masyarakat maju (al mufrathin), dan terbelakang (al mustadh`afiin).e) Mad`u ditinjau dari perioritas dakwah dimulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, dst.

3. Maddah Maddah dakwah yaitu isi pesan atau materi atau ideology dakwah yang disampaikan da`i kepada mad`u (Yaqub,1986:29). Maddah dakwah itu berupa Ajaran Islam itu sendiri. Pijakan pokok dari ajaran Islam yaitu Al Qur`an dan As Sunnah Rasulullah Muhammad SAW.

Seorang da`i harus selalu mendalami maddah dakwah dengan melakukan penelitian serta perbandingan dengan keadaan sekitar. Semakin kaya pengetahuan seorang da`i mengenai maddah maka dia akan semakin baik dalam menyampaikan dakwahnya. Ajaran Islam itu dinamis, progressif (berkemajuan), dialektis dan romantis. Oleh karena itu seorang da`i hendaknya mampu menunjukan kehebatan ajaran Islam kepada mad`u yang berwujud masyarakat di sekitarnya melalui dalil dalil atau keterangan keterangan yang mudah dipahami oleh mereka.

Ibarat seorang juru masak yang pandai menghidangkan cita rasa makanan lezat sehingga dinikmati oleh banyak orang yang mengonsumsi masakannya. Maka seorang da`i juga harus bisa mengemukakan maddah dakwah dengan baik dan bijaksana. Maddah dakwah Islam sangat luas hingga meliputi urusan dunia sekaligus akhirat. Pokok - pokok maddah dakwah Islam yaitu:a) Masalah Aqidah (Keimanan).b) Masalah Akhlaq.c) Masalah Syari`ah.d) Masalah Mu`ammalah.

Maddah dakwah yang pokok di atas dapat diperbanyak menjadi tema tema yang memotivasi mad`u agar merasa haus akan kajian Ajaran Islam, di antara tema temanya yaitu:a) Mendakwahkan Tauhid berarti Mewarisi Dakwah Para Rasul Allah SWT.b) Hal hal yang Membatalkan Syahadatain.c) Akhlaq Muda Mudi Islami.d) Larangan Berbuat Kerusakan Kepada Diri dan Orang Lain.e) Kompilasi Hukum Islam di Indonesia.f) Penerapan Ekonomi Syariah di Perbankan Indonesia.g) Membudayakan Zakat agar Hidup Lebih Sehat, Sejahtera dan Selamat.h) Keunggulan Islam Dibandingkan Agama agama lain.

Maddah dakwah harus sesuai dengan kondisi dan keadaan dalam penyampaiannya. Namun bukan berarti bahwa maddah dakwah yang disampaikan pada hari hari kemudian tidak diperlukan justru maddah dakwah Ajaran Islam perlu disebarluaskan secara tahapan (thabaqun `an thabaqin) menurut tempat dan proporsinya masing masing.SISTEM DAN UNSUR-UNSUR DAKWAH1. Sistem dakwahNasrudin mendefinisikan Menurut arti logat sistem adalah suatu kelompok unsur-unsur yang saling berhubungan lalu membentuk satu kesatuan yang kolektif.Sedangkan menurut iskandar wiryakusumo sistem adalah suatu organisasi dari kumpulan komponen yang berhubungan satu sama lain. Kemudian sistem itu dibagi menjadi dua bagian yaitu: Suprasistem, yaitu sistem yang lebih kompleks atau lebih besar yang terdiri dari banyak komponen. Subsistem, yaitu sistem yang kebih kecil yang mungkin merupakan bagian dari sistem.Sistem dakwah terbentuk dari beberapa subsistem yang merupakan komponen-komponen yang lebih kecil yang merupakan bagian dari dakwah. Beberapa subsistem yang menjadi komponen-komponen dari dakwah tersebut adalah unsur-unsur dakwah itu sendiri: Dai(subyek dakwah) Madu(mitra dakwah) Maddah(materi dakwah) Wasilah(media) Metode(thariqah) Atsar(efek dakwah)Semua unsur-unsur dakwah diatas adalah saling berhubungan antara satu sama lain, jika ada satu sistem saja yang terlepas maka akan mengganggu target dakwah.Sistem dapat disebut juga sebagai sistem input-output maksudnya bahwa sistem dakwah dibentuk dari komponen-komponen yang mentransformasikan input menjadi output, sedangkan yang kedua adalah sistem terbuka dan sistem feedback maksudnya bahwa sistem dakwah itu dipengaruhi oleh umpan balik yang datang dari sistem itu sendiri. Meskipun umpan balik itu tidak langsung tetapi output sistem yang diberikan pada lingkungan akan mempengaruhi kondisi lingkungan dengan kadar apapun.

2. Unsur-unsur dakwah Pengertian dari unsur-unsur dakwah itu sendiri adalah komponen yang selalu ada dalam setiap kegiatan dakwah,Beberapa unsur-unsur dakwah diantaranya sebagai berikut:1. Dai (pelaku dakwah)Kata Dai secara umum sering disebut dengan mubaligh(orang yang menyempurnakan ajaran islam) akan tetapi sebenarnya sebutan ini konotasinya sangatlah sempi tkarena masyarakat umum cenderung mengartikan sebagai orang yang manyampaikan ajaran islam melalui lisan seperti halnya penceramah agama, khatib(orang yang berkhutbah). Dari ulasan tadi akan dijelaskan maaksud dai yang sebenarnyaMaksud dari Dai adalah orang yang melaksanakan dakwah bisa dengan lisan,tulisan ataupun perbuatan, baik secara individu ataupun kelompok.Dai harus tau kalau yang disajikan itu adalah tentang allah,alam sesmesta, dan kehidupan serta yang disajikan itu untuk memberi solusi terhadap problematika yang dihadapi masyarakat, serta metode-metode yang digunakan untuk menjadikan agar masyarakat tidak salah dalam penafsiran dan melenceng dari ajaran syariat yang disampaikan.2. Madu (mitra dakwah atau penerima dakwah)Maksud dari Madu adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah, baik sebagai individu ataupun kelompok, baik yang beragama islam dengan tujuan meningkatkan kualitas keimanannya ataupun sasarannya kepada nonmuslim dengan tujuan mengajak mereka mengikuti agama islam,dengan kata lain sasaran dakwah itu manusia keseluruhan.Al-quran mengenal kepada kita beberapa tipe madu, yang mana secara umum madu itu dibagi menjadi tiga, yaitu: mukmin,kafir,dan munafik.dari ketiga klasifikasi diatas tadi, orang mukmin bisa dibagi menjadi tiga, yaitu: dzalim linafsih, muqtashid, dan sabiqun bilkhairat. Sedangkan kafir dibagi menjadi kafir zimmi dan kafir harbi. Madu dibagi menjadi beberapa golongan diantaranya: Dari segi sosiologi. Dari struktur kelembagaan. Dari segi tingkatan usia. Dari segi profesi. Dari segi tingkatan sosial ekonomi. Dari segi kelamin. Dari segi khusus.3. Maddah(materi dakwah)Maksud dari maddah adalah masalah isi pesan atau materi yang disampaikan dai atau madu.Secara garis besar maddah dari dakwah itu dikelompokan sebagai berikut: Akhidah, yang meliputi enam rukun iman. Syariah, yang meliputi ibadah dan muamallah. Akhlak, yang meliputi akhlak terhadap khaliq dan akhlak terhadap makhluk.Ada beberapa materi dakwah yang diisyaratkan dalam al-quran, diantaranya: Dakwah kepada syariat allah. Dakwah agar berinfak fisabilillah. Dakwah untuk berjihat. Dakwah untuk masuk agama islam. Dakwah untuk menerapkan hukum yang terdapat dalam al-quran. Dakwah untuk melaksanakan shalat. Dakwah untuk mengikuti ajaran dai. Dakwah untuk mengingatkan orang yang tidak respon kepada para dai yang menyeru kepada agama allah.4. Wasilah (Media dakwah)Maksud media dakwah disini adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada penerima dakwah.Pada dasarnya dakwah dapat menggunakan beberapawasilah yang dapat merangsang indra-indra manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk menerima dakwah.Akan tetapi menurut hamzah yakub wasilah itu dibagi menjadi lima diantaranya lisan, tulisan, lukisan, audio visual dan akhlak.Dari segi pesan penyampaiannya dakwah dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: The spoken words (bentuk ucapan)Kategori alat yang dapat mengeluarkan bunyi, karena hanya ditangkap oleh telinga. The printed writing (bentuk tulisan)Barang-barang yang tercetak, gambar-gambar yang tercetak, lukisan-lukisan, buku dll. The audio visual (bentuk gambar hidup)Merupakan gabungan keduanya, termasuk disini adalah film, televisi, vidio, dsb.5.Thariqah (metode dakwah)Suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia. Cara yang sistematis dan teratur untuk pelaksanaan suatu atau cara kerja.Metode dakwah dalam al-quran (Qs An nahl:125) ada tiga yakni hikmah, mauidzatul hasanah, mujadalah .Metode dakwah yang dicontohkan oleh rasulullah SAW dalam kitab al-Tisah sebagai berikut: Memberi kabar gembira bukan menakut-nakuti, mempermudah bukan mempersulit madu. Bertahap. Menggunakan sarana baru yang dianggap maslahat. Merusak kejiwaan maduMetode dakwah berdasarkan pada kemampuan (potensi) manusia adalah: Metode bilqolbi Metode billisan Metode bilyaad6. Atsar (efek dakwah)Pengertian dari Atsar itu sendiri adalah sisa, tanda atau keadaan setelah dakwah berlangsung.Pentingnya pemahaman tentang atsar adalah untuk dievalusi, dianalisa yang akan mengacu pada tindakan dakwah berikutnya. Karena yang serinng terjadi adalah pemahaman setelah selesai dakwah maka sudah selesai adalah hal salah. Karena bagaimanapun dalam dakwah pasti ada kesalahan-kesalahan atau kekurangan yang terjadi dan hal ini dapat di perbaiki untuk proses dakwah selanjutnya.Dalam atsar ini ada jalaluddin menjadi beberapa pokok: Efek kognitif Efek afektif Efek behavioral (tindakan nyata)Arifin anwar dalm buku strategi komunikasi memperjelas efek dakwah dalam proses: Proses mengerti (kognitif) Proses menyetujui (objektif) Proses pembuatan (sensumotorik)3. Pendekatan (approach) DakwahPenentuan strategi dan pola dasar serta langkah dakwah yang didalamnya terdapat metode dan teknik untuk mencapai tujuan dakwah.Beberapa pendekatan dakwah adalah sebagai berikut: Pendekatan kebudayaanMasyarakat yang ada adalah kumpulan dari berbagai latar belakang dan etnik yang memiliki budaya sendiri-sendiri maka potensi budaya ini menjadi aset yang dapat dijadikan pendekatan dakwah. Pendekatan pendidikanManusia sebagai homo educadung memiliki kemampuan dasar untuk mengembangkan diri pribadinya sampai titik optimal melalui usaha pendidikan dan sebagai makhluk yang memiliki naluri sosial, Individual, dan moral manusia memiliki kelengkapan-kelengkapan potensi jasmaniah dan kejiwaan yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan masyarakat. Pendekatan psikologis.Karena manusia secara alamiah dibekali oleh potensi kejiwaan yang berlangsung dan berkembang, maka pendekatan ajaran agama islam (dakwah) tidak bisa putus dari keadaan kejiwaan (psikologis) manusia itu sendiri. Oleh karena itu, maka proses batin manusia dalam melaksanakn ajaran islam baru akan mendapatkan bentuk yang aktual dan fungsional apabila proses tersebut berjalan menurut hukum perkembangan psikologi manusia.Beberapa prinsip pendekatan dan metode dakwah adalah sebagai berikut:1. Pendekatan dakwah senantiasa menghargai manusia dan menjauhkan dari hal-hal pemaksaan kehendak.2. Peranan hikmah dan kasih sayang memiliki peran penting dalam penyampaian ide-ide dalam komunikasi dakwah.3. Pendekatan yang bertumpu pada human oriented menghargai keputusan final yang diambil madu, dakwah yang demokratis.4. Pendekatan berdasarkan hikmah dan kasih sayang tapi memakai alat yang benar selama untuk menghargai hak-hak manusia itu sendiri. Dasar-dasar IlmuDakwahBAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDakwah sendiri yang kita ketahui artinya mengajak, menyeru umat untuk ke jalan kebenaran beramal nelaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya agar menjadi masyarakat yang madani.Kegiatan dakwah merupakan kewajiban untuk semua umat muslim di dunia. Kegiatan berdakwah tidak hanya dilakukan melalui ceramah saja. Tapi banyak cara untuk melakukan dakwah, bahkan media elektronik on-line seperti internet sekalipun bisa dijadikan untuk media dakwah bagi kaum muslim sekarang ini. Seiring dengan perkembangan zaman, manusia dari hari ke hari semakin tidak menentu keadaanya baik itu segi moralitas keagamaan maupun kehidupan sosial, ekonomi atau politik. Jadi sudah sepantasnya masyarakat muslim ini untuk banyak melakukan dakwah baik secara lisan, tulisan, melalui media, dan alat yang menunjang untuk berdakwah lainnya. Sehingga dengan dilakukannya dakwah setidaknya dapat memperbaiki keimanan individu, kelompok ataupun masyarakat pada umumnyaBAB IIPEMBAHASAN2.1 Unsur-unsur DakwahDengan merujuk kepada surat al-Nahl ayat 125 sebagaimana disebutkan dalam ayat itu, yaitu :serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang yang mendapat petunjuk, dapat dirumuskan unsur-unsur dakwah[1] yaitu :1. A. DaiDai adalah setiap orang yang hendak menyampaikan, mengajak orang ke jalan Allah[2]. Setiap orang yang menjalankan aktifitas dakwah, hendaknya memilih kepribadian yang baik sebagai seorang dai, menurut Prof. DR. Hamka jayanya atau suksesnya suatu dakwah memang sangat bergantung kepada pribadi atau pembawa dakwah itu sendiri, yang sekarang lebih populer disebut dai. kepribadian disini meliputi kepribadian yang bersifat jasmanai dan rohani meliputi :1. 1. Sifat-sifat Seorang Dai1. iman dan taqwa kepada AllahSyarat kepribadian sorang daI yang terpenting adalah iman dan taqwa kepada Allah. Oleh karena itu didalam membawa misi dakwah diharuskan terlebih dahulu diri-sendiri dapat memerangi hawa nafsunya, sehingga diri pribadi ini lebih taat kepada allah dan Rasulnya dibandingkan dengan sasaran dakwahnya.2. Tulus ikhlas dan tidak mementingkan kepentingan diri pribadiNiat yang lurus tanpa pamrih duniawiyah belaka, salah satu syarat mutlak ang harus dimiliki seorang daI. Sebab dakwah adalah pekerjaan yang bersifat ubudiyah atau terkenal dengan hablullah,yakni amal perbuatan yang berhubungan dengan Allah[3]. Sifat ini sangat menentukan keberhasilan dakwah, misalnya ada dalam hati ketika memberikan ceramah dengan adanya ketidak ikhlasan dalam memberikan ceramah.3. Ramah dan penuh pengertianPropaganda yang dapat diterima orang lain, apabila yang mempropagandakan berlaku ramah, sopan dan rigan tangan untuk melayani sasarannya, karena keramahan, kesopanan dan keringan-tanganannya insya-Allah akan berhasil dakwahnya.4. Tawadlu (rendah diri)Rendah diri hati bukan semata-mata merasa dirinya terhina dibandingkan dengan derajat dan martabat orang lain, akan tetapi seorang daI yang sopan, tidak sombong dan tidak suka menghina dan mencela orang lain.5. Sederhana dan jujurSederhana bukanlah berarti didalam kehidupan sehari-hari selalu ekonomis dalam memenuhi kebutuhannya, akan tetapi sederhana disini tidak bermegah-megahan, angkuh dan sebagainya, sedangkan kejujuran adalah orang yang percaya akan ajakannya dan dapat mengikuti ajakan dirinya.6. Tidak memiliki sifat egoismeEgo adalah watak yang menonjolkan akunya, angkuh dalam pergaulan merasa dirinya terhormat, lebih pandai, dan sebagainya. Sifat inilah yang harus dijauhi betul-betul oleh seorang daI .7. Sifat semangatSemangat berjuang harus dimiliki oleh daI, sebab dengan sifat ini orang akan trerhindar dari rasa putus asa, kecewa, dan sebagainya.8. Sabar dan tawakalDalam melaksanakan dakwah mengalami beberapa hambatan dan cobaan hendaklah sabar dan tawakan kepada Allah.9. Memiliki jiwa toleranDimana tempat daI dapat mengadaptasikan dirinya dalam artian posisi.10. Sifat terbukaApabila ada kritik dan sara hendaknya diterima dengan gembira, mengalami kesulitan yang sanggup memusyawarahkan dan tidak berpegang tangan kepada idenya sendiri.11. Tidak memiliki penyakit hatiSombong, dengki, ujub, dan iri haruslah disingkirkan dalam hati sanubari yang hendak berdakwah.1. 2. Sikap Seorang Dai1. Berakhlak muliaBerbudi pekerti yang baik (akhlaqul karimah) sangat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang daI . Bahkan prof. DR. hamka pernah mengatakan bahwa alat dakwah yang sangat utama ialah akhlak.2. Hing ngarsa asung tuladha, hing madya mangun karsa, tutwuri handayani.Pendapat Ki Hajar Dewantoro Bapak Pendidikan Indonesia itu harus pula dimiliki seorang daI. Hing ngarsa asung tuladha; artinya seorang Dai yang merupakan orang terkemuka di tengah-tengah masyarakat haruslah dapat menjadi tauladan yang baik bagi masyarakat. Hing madya mangun karsa; artinya bila di tengah-tengah massa, hendaknya dapat memberikan semangat, agar mereka senantiasa mengerjakan, mengikuti segala ajakannya. Selanjutnya tutwuri handayani; artinya bila bertempat di belakang, mengikutinya, dengan memberi bimbingan-bimbingan agar lebih meningkatkan amalannya.3. Disiplin dan bijakasanaDisiplin dalam artian luas sangat diperlukan oleh seorang daI dalam mengemban tugasnya sebagai muballigh. Begitupun bijaksana dalam menjalankan tugasnya sangat berperan di dalam mencapai keberhasilan dakwah.4. Wirai dan berwibawaSikap yang wiraI menjauhkan perbuatan-perbuatan yang kurang berguna dan mengindahkan amal shaleh, salah satu hal yang dapat menimbulkan kewibawaan seorang dai. sebab kewibawaan merupakan faktor yang mempengaruhi seseorang akan percaya menerima ajakannya.5. Tanggung jawabTanggung jawab merupakan hal penting yang harus dimiliki seorang daI, tanggung jawab disini maksudnya pesan yang disampaikan daI tersbut dapat di uji kebenarannya.6. Berpandangan luasSeorang daI dalam menentukan starategi dakwahnya sangat memerlukan pandangan yang jauh, tidak fanatik terhadap satu golongan saja dan waspada dalam menjalankan tugasnya.1. 3. Berpengetahuan Yang Cukup.Beberapa pengetahuan, kecakapan, keterampilan tentang dakwah sangat menentukan corak strategi dakwah. Seorang daI dalam kepribadiannya harus pula dilengkapi dengan ilmu pengetahuan, agar pekerjaannya mencapai hasil yang efektif dan efisien.1. B. PesanPesan dakwah ini dalam al-Quran diungkapkan beraneka ragam yang menunjukan fungsi kandungan ajaran-Nya, melalui penyampaian pesan-pesan Islam, manusia akan dibebaskan dari segala macam bentuk kehkufuran dan kemusrikan. Inti agama Islam yang telah disepakati oleh para ulama, sarjana, dan pemeluknya sendiri adalah tauhid[4]. Sehingga sering dikatakan bahwa agama Islam adalah agama tauhid. Dan yang membedakan Islam dengan agama lainnya adalah monoteisme atau tauhid yang murni, yang tidak dapat dicampuri segala bentuk syirik[5]. Dan inilah yang melebihkan agama Islam diatas agama lain.Sumber utama ajaran Islam sebagai pesan dakwah adalah al-Quran itu sendiri, yang memiliki maksud spesifik. Paling tidak terdapat sepuluh maksud pesan al-Quran sebagai sumber utama Islam adalah :1. Menjelaskan hakikat tiga rukun Islam, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan, yang telah didakwahkan oleh Rosul2. Menyempurnakan aspek psikologis manusia secara individu, kelompok dan masyarakat.3. Menjelaskan sesuatu yang belum diketahui manusia tentang hakikat kenabian, risalah, dan tugas para Rosul.4. Mereformasi kehidupan sosial kemasyarakatan dan sosial politik diatas dasar kesatuan nilai kedamaian dan keselamatan dalam agama.5. Mengkokohkan keistimewaan universalitas ajaran Islam dalam pembentukan kepribadian melalui kewajiban dan larangan.6. Menjelaskan hukum Islam tentang kehidupan politik negara.7. Membimbing penggunaan urusan harta.8. Meroformasi sistem peperangan guna mewujudkan kebaikan dan kemaslahatan manusia dan mencegah dehumanisasi.9. Menjamin dan memberikan kedudukan yang layak bagi hak-hak kemanusiaan wanita dalam beragama dan berbudaya.10. Membebaskan perbudakan.1. C. Uslub/MetodeSecara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa yunani, yakni dari kata metodos yang berarti cara atau jalan. Sedangkan pengertian menurut terminologi adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien. Dengan demikian metode dakwah dapat diartikan sebagai suatu cara atau jalan yang ditempuh/ diterapkan oleh seorang daI dalam menjalankan aktivitas dakwahnya agar tercapai apa yang menjadi tujuan dakwahnya dengan efektif dan efisien.Ada beberapa metode dakwah yang dipakai secara umum oleh para daI, diantaranya :1. Metode Ceramah (Rhetorika Dakwah)Ceramah adalah suatu tehnik atau metode dakwah yang banyak diwarnai oleh ciri karakteristik bicara oleh seseorang daI atau mubaligh pada suatu aktivitas dakwah, ceramah dapat pula bersifat propaganda, kampanye, berpidato, khutbah, sambutan, mengajar dan sebagainya.Metode ceramah sebagai salah satu metode atau tehnik berdakwah tidak jarang digunakan oleh para daI atau pun para utusan Allah dalam usaha menyampaikan risalahnya.2. Metode Tanya JawabMetode tanya jawab adalah penyampaian materi dakwah dengan cara mendorong sasarannya (obyek dakwah) untuk menyatakan sesuatu masalah yang dirasa belum dimengerti dan mubaligh atau daI sebagai penjawabnya. Metode ini dimaksudkan untuk melayani masyarakat sesuai kebutuhannya. Sebab dengan bertanya berarti orang ingin mengerti dan dapat mengamalkannya.Metode tanya jawab ini bukan saja cocok pada ruang tanya-jawab, baik di radio maupun media surat kabar dan majalah, akan tetapi cocok pula untuk mengimbangi dan memberi selingan ceramah. Metode ini sering dilakukan Rasulullah S.A.W dengan Jibril AS, demikian juga dengan para sahabat di saat tak dimengerti tentang sesuatu dalam agama (sahabat bertanya kepada Rasulullah).3. Debat (Mujadalah)Mujadalah selain sebagai dasanama (sinonim) dari istilah dakwah, dapat juga sebagai salah satu metode dakwah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat An Nahl ayat 125. berdasarkan firman Allah, berdebat patut dijadikan sebagai metode dakwah. Namun perlu diketahui bahwa debat yang dimaksud di sini adalah debat yang baik, adu argument dan tidaka tegang sampai pada pertengkaran.Debat sebagai metode dakwah pada dasarnya mencari kemenangan, dalam arti menunjukkan kebenaran dan kehebatan Islam. Dengan kata lain debat adalah mempertahankan pendapat dan ideologinya agar pendapat dan idiologinya itu diakui kebenarannya dan kehebatannya oleh musuh (orang lain). Berdebat efektif dilakukan sebagai metode dakwah hanya pada orang-orang (objek dakwah) yang membantah akan kebenaran Islam.4. Percakapan Antar PribadiPercakapan pribadi atau individual conference adalah percakapan bebas antara seseorang daI atau mubaligh dengan individu-individu sebagai sasaran dakwahnya. Percakapan pribadi bertujuan untuk menggunakan kesempatan yang baik di dalam percakapan atau mengobrol untuk aktivitas dakwah.5. Metode DemonstrasiBerdakwah dengan cara memperlihatkan suatu contoh baik berupa benda, peristiwa, perbuatannya dan sebagainya dapat dinamakan bahwa seorang daI yang bersangkutan menggunakan metode demonstrasi. Artinya suatu metode dakwah di mana seorang daI memperlihatkan sesuatu atau mementaskan sesuatu terhadap sasarannya dalam rangka mencapai tujuan dakwah yang ia inginkan.6. Metode Dakwah RasulullahMuhammad saw. seorang daI internasional, pembawa agama Islam dari Allah untuk seluruh alam. Beliau di dalam membawa misi agamanya menggunakan berbagai metode antara lain : Dakwah dibawah tanah Dakwah secara terang-terangan Surat menyurat Politik pemerintah Peperangan7. Pendidikan dan Pengajaran AgamaPendidikan dan pengajaran dapat pula dijadikan sebagai metode dakwah. Sebab dalam definisi dakwah telah disebutkan bahwa dakwah dapat diartikan dengan dengan dua sifat, yakni bersifat pembinaan dan pengembangan.Hakikat pendidikan agama adalah penanaman moral keagamaan kepada objeknya, sedangkan pengajaran agama adalah memberikan pengetahuan-pengetahuan agama kepada orang yang menjadi objeknya.8. Mengunjungi Rumah (Silaturahmi/Home Visit)Metode dakwah semacam ini dirasa efektif juga untuk dilaksanakan dalam rangka mengembangkan maupun membina umat Islam sehingga banyak daI -daI yang menggunakan metode seperti ini.1. D. MediaJika metode merupakan mesian dan pengemudi dari sebuah kendaraan dalam perjalanan dakwah menuju suatu tujuan yang ditetapkan, maka media merupakan kendaraan itu sendiri, tanpa instrument yang dimiliki oleh daI, perjalanan dakwah tidak akan berjalan.Instrumen yang berfungsi sebagai media itu, dalam diri daI adalah seluruh dirinya sendiri. Sedangkan yang diluar diri daI adalah media cetak, elektronik , dan benda lainnya.Baik metode maupun media memiliki pengaruh tersendiri bagi daI dan media yang akan menentukan kelancaran dan kesuksesan proses dakwah itu sendiri. Contoh dakwah di media televisi dan surat kabar adalah :1. Iklan melalui media televisiIklan adalah khotbahnya televisi. Namun, iklan bukan memasarkan suatu produk. Iklan juga memasarkan nilai, sikap, perasaan, dan gaya hidup. Secara sangat dahsyat iklan sanggup mengubah watak dan tabiat masyarakat menjadi konsumen kelas berat. Sudah tentu, sebagai media penyampaian informasi, televisi bersifat netral belaka, tidak baik dan tidak buruk. Atau sekarang sedang tren melalui HP sekalipun dakwah telah bisa dilakukan, misalnya iklan pesawat televisi yang menayangkan sosok Aa Gym yang isinya mengajak untuk bergabung memberikan dakwahnya melalui perantara HP supaya masyarakat mengikuti program tersebut dan tidak susah payah lagi ke majelis talim atau yang lainnya.2. Melalui surat kabarkembali kepada juru dakwah yang mau memanfaatkan yang bernama media pers ini untuk kepentingan dakwah, misalnya, artikel dan opini Aa Gym di koran Pikiran Rakyat setiap hari jumat, ini merupakan dakwah melalui media surat kabar diantaranya.1. E. MaduSalah satu unsur dakwah yangf satu lagi adalah madu, apabila hubungan baik terjalin antara daI dan madu semakin meningkat. Kedekatan hubungan ini boleh terjadi secara alamiah terbentuknya karena bertemunya kedua unsur yang saling membutuhkan dan saling mendukung, tapi bisa juga dari hasil buah kerja dakwah yang efektif.Hubungan baik antara daI dan madu bisa menimbulkan madu yang secara penih mengerti akan pesan yang disampikan oelh daI, ini menunjukan suatu terjalinya hubungan yang baik. Faktor yang menentukannya diantaranya:1. Faktor percayaJika masyarakat percaya terhadap daI dan memandangnya dengan penuh hormat, dipihak lain daI pun percaya bahwa masyarakat berpikir konstruktif. Jika tidak seperti ini, maka akan menimbulkan kesalahnpahaman.2. Sikap saling membantuJika masyarakat dibantu akan kedatangan daI, dan daI pun merasa dibantu oleh madu dalam berekpresi diri dan beramal shaleh mengembangkan karir, maka terjalin hubungan baik mudah terjadi.3. Sikap terbukaSeorang madu harus mempunyai sikap terbuka, agar pesan yang disampaikan daI dapat dicerna atau diterima dengan baik karena adanya perasaan terbuka dan tidak ada perasaan tertutup sedikit pun agar terjalin efek komunikasi yang baik diantara mereka.BAB IIIKESMIPULANUraian-uraian diatas memberikan kita kejelasan bahwa dalam melaksanakan atau mengemban tugas yang mulia ini tidaklah semudah yang kita bayangkan agar dakwah secara maksimal tercapai.Terdapat lima unsur dakwah yang harus dipenuhi yaitu : daI, pesan, metode, media, dan madu. unsur itu jarus dipenuhi karena untuk tercapainya dakwah yang diharapkan oleh kita menjadi tercapai.DAFTAR PUSTAKAAl-Faruqi, Ismail Raji. TAUHID. PUSTAKA. Bandung. 1995Dermawan, Andy. Metodologi Ilmu Dakwah. LESFI. Ypgyakarta. 2002Kusnawan, Aep. Komunikasi Penyiaran Islam. Benag Merah Press. Bandung. 2004Mubarok, Achmad, DR, MA. Psikologi Dakwah. Pustaka Firdaus. Jakarta. 1999Muhyidin, Asep, Prof, H, Drs dan Agus Ahmad Syafe, M.Ag. Metode Pengembangan Dakwah.Pustaka Setia. Bandung. 2002Muis, Abdul. Komunikasi Islam. ROSDA. Bandung.2001Syafei, Agus Ahmad. Memimpin dengan Hati yang Selesai Jejak Langkah dan Pemikiran Baru Dakwah K.H Sukriadi Sambas, M.Si. Pustaka Setia. Bandung. 2003Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Al-Ikhlas. Surabaya. 1983Tasmara, Toto. Komunikasi Dakwah. Gaya Media Pratama.Jakarta.1997Rukun-rukun dakwah 1. Tajuk dakwah (Maudu addawah)2. Pendakwah (Addaie)3. Orang yang di dakwah (Almadu)4. Cara dakwah (Uslubuddawah)

Apa yang di maksud dengan dakwah ialah dakwah kerana Allah. Maksud dakwah kerana Allah itu ialah dakwah kepada agamaNya iaitu Islam. (Susungguhnya agama di sisi Allah (diterimaNya) ialah Islam) yang mana nabi Muhammad saw membawa agama ini daripada Allah swt. Maka Islam ialah Tajuk dakwah (Maudu addawah) dan hakikatnya atau pon kebenarannya. Dan ini ialah rukun (usul) pertama dalam dakwah. Sesungguhnya Rasulullah saw yang mulia ini menyampaikan agama Islam yang bersifat agung dengan sebaik-baik penyampaiannya, menyempurnakannya dan berterusan menyeru kerana Allah sejak Allah memuliakannya dengan mengutuskan Muhammad sebagai rasulNya, sehingga baginda berpindah di sisiNya, yakni wafat. Dan demikianlah Allah mengutuskannya seraya berfirman yang bermaksud: wahai nabi (Muhammad) sesunguhnya kami mengutuskan kamu sebagai pengsaksi, pembawa berita gembira dan orang yang member peringatan dan menjadi pendakwah kerana Allah dengan izinNya". Oleh itu, Rasulullah saw ialah pendakwah pertama yang menyeru kepada Islam. Maka pendakwah (Addaie) adalah rukun yang kedua bagi dakwah.

Golongan yang didakwah atau pon diseru kepada kebaikan oleh Rasulullah saw kepada Islam yang menyampaikan risalah baginda kepada mereka ialah orang-orang arab dan orang lain kerana risalahnya itu ialah umum kepada semua manusia tanpa menghadkan keatas orang arab sahaja sebagaimana firman Allah yang bermaksud: Dan tidak kami utuskan kamu wahai Muhammad, kecuali sebagai orang yang membawa khabar gembira dan pemberi peringatan kepada semua manusia. Maka orang yang diseru kepada Islam, orang yang di dakwah (Almadu), ialah rukun yang ketiga bagi dakwah tersebut.

Sesungguhnya Rasulullah berdiri dengan dakwah itu kepada Islam dengan menggunakan medium-medium, cara-cara dan kaedah-kaedah yang tertentu yang mana Allah mewahyukan cara-cara itu kepada baginda tepat didalam Al-Quran dan sunnah nabi yang mulia. Dan cara-cara yang digunakan baginda untuk berkomunikasi dengan orang arab itu. ie. cara dakwah (Uslubuddawah) ialah rukun yang keempat bagi dakwah.

Sebagaimana yang kita tahu setiap muslim wajib berdakwah kepada ajaran Islam kerana dakwah itu ialah fardu ain yang diwajibkan oleh setiap muslim, lebih-lebih lagi kita hidup sebagai umat nabi Muhammad saw, umat yang terpilih sememangnya perlu menjalankan dakwah untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah perkara mungkar. Sebagaimana yang telah diterangkan didalam kitab Ibnu Taimiah yang bertajuk Amar Maruf dan Nahi Mungkar yang menerangkan firman Allah yang bermaksud:

Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung (berjaya).

Surah Ali-Imran, Ayat 104.

Dan;

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada maruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman tentulah itu yang lebih baik bagi mereka diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Surah Ali-Imran, Ayat 110.

Berdasarkan dua dahlil kuat ini, menunjukkan kepada kita bahawa dakwah ini amatlah penting yang menjadi tuntutan ummah untuk melahirkan generasi- generasi Islam yang mapan aqidah mereka menjalankan dakwah seharian untuk menjadi insan yang bertakwa kepada Allah (Rabuljalil).

Walaubagaimanapon harus diingat bahawa, seorang pendakwah tidak boleh menjalankan ibadah dakwah itu, tanpa mengetahui asas-asas dakwah tersebut atau tidak cukup ilmu agamanya menyebabkan sebahagian umat Islam yang lain tidak boleh menerima hasil dakwah dan teguran mereka. Hal ini demikian kerana para pendakwah pada era globalisasi ini tidak mempunyai asas yang kukuh serta bukti yang nyata untuk menyampaikan risalah yang telah diamanahkan oleh baginda saw kita. Malahan mereka suka berdakwah dan menyampaikan ajaran Islam yang suci ini supaya orang lain mengikuti ajaran tersebut tetapi mereka sendiri tidak mengamalkannya. Sifat ini tidak disukai oleh Rasulullah dan telah ditegur oleh Allah sebagaimana firmannya:

Wahai orang-orang beriman, kenapa kamu berkata sedangkan kamu tidak buat

Sebab itu lah terdapat sebahagian pendakwah atau ulamak yang selalu menyebut didalam ceramah atau pon dakwahnya dan saya berpesan kepada semua orang Islam dan juga diri saya sendiri, ini lah yang dipanggil tazkirah iaitu memberi peringatan kepada orang lain dan juga diri kita sendiri supaya tidak lupa dan alpa akan tujuan dan matlamat kita sebagai seorang pendakwah yang tidak terlepas juga dalam melaksanakan apa yang disampaikan.

Firman Allah swt:

dan berilah peringatan, sesungguhnya memberi peringatan itu bermanfaat kepada orang-orang mukmin

Kesimpulannya, dakwah itu adalah suatu kewajipan bagi setiap muslim dan seharusnya mengingatkan diri sendiri bahawa dakwah yang disampaikan adalah untuk semua orang dan tidak terlepas kepada diri sendiri juga.

wallahua'lam.

Sumber:1. Dr. Abdul Karim Zaidan. Usulubudakwah, Muka surat 5.2. Ibnu Taimiah. Amar Maruf dan Nahi Mungkar.3. Tafsir Al-Quran