file kesetimbangan vle

Upload: nuril-hidayati

Post on 01-Mar-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    1/145

    UNIVERSITAS INDONESIA

    PENYISIHAN AMONIA DARI AIR LIMBAH

    MENGGUNAKAN GABUNGAN PROSES MEMBRAN

    DAN OKSIDASI LANJUT DALAM REAKTOR HIBRIDA

    OZON-PLASMA MENGGUNAKAN LARUTAN PENYERAP

    ASAM SULFAT

    TESIS

    Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknik

    SILVIA RAHMI EKASARI

    1106029805

    UNIVERSITAS INDONESIA

    FAKULTAS TEKNIK

    PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

    DEPOK

    JANUARI 2013

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    2/145

    HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

    Tesis ini adalah hasil karya saya sendiri,

    dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

    telah saya nyatakan dengan benar.

    Nama : Silvia Rahmi Ekasari

    NPM : 1106029805

    Tanda Tangan :

    Tanggal : Januari 2013

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    3/145

    HALAMAN PENGESAHAN

    Tesis ini diajukan oleh

    Nama : Silvia Rahmi EkasariNPM : 1106029805

    Program Studi : Teknik Kimia

    Judul Tesis : Penyisihan Amonia Dari Air Limbah Menggunakan

    Gabungan Proses Membran dan Oksidasi Lanjut

    dalam Reaktor Hibrida Ozon-Plasma Menggunakan

    Larutan Penyerap Asam Sulfat

    Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

    sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelarMagister pada Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas

    Indonesia.

    DEWAN PENGUJI

    Pembimbing I : Prof.Ir.Sutrasno Kartohardjono, MSc.PhD ( )

    Pembimbing II : Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA ( )

    Penguji I : Dr. Ir. Nelson Saksono, M. T. ( )

    Penguji II : Dr. Ing. Donni Adinata, S. T. M. Eng. Sc. ( )

    Penguji III : Ir. Amien Raharjo, M. T. ( )

    Ditetapkan di : Depok

    Tanggal : Januari 2013

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    4/145

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan

    rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul Penyisihan AmoniaDari Air Limbah Menggunakan Gabungan Proses Membran dan Oksidasi Lanjut

    dalam Reaktor Hibrida Ozon-Plasma Menggunakan Larutan Penyerap Asam

    Sulfat. Penulisan tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

    untuk mencapai gelar Master Teknik Jurusan Teknik Kimia pada Fakultas Teknik

    Universitas Indonesia.

    Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

    pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit

    bagi penulis untuk menyelesaikan tesis ini. Oleh karena itu, penilis mengucapkan

    terima kasih kepada :

    (1)

    Bapak Prof. Ir. Sutrasno Kartohardjono, M.Sc. Ph.D dan Prof.Dr. Ir. SetijoBismo, DEA selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu,

    tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan tesis ini;(2) Bapak Ir. Mahmud Sudibandriyo, MSc. PhD selaku dosen pembimbing

    akademik selama masa perkuliahan dan Prof. Dr. Ir. Widodo W.

    Purwanto, DEA selaku Ketua Departemen Teknik Kimia FTUI serta

    Dr.Ir. Nelson Saksono,MT. dan I Dr.Ing. Donni Adinata, ST., M.Eng.,

    Sc. dan Ir. Amien Raharjo, M. T. yang telah memberikan banyak

    masukan;

    (3) Taufan Azwar Zamzami suami tercinta, kedua orang tua Sjaroni,

    MPdI dan Dra. Fasichatus Saniyah serta adik saya M. Hilmi Khoirul

    Umam yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupunmaterial;

    (4) Rekan satu penelitian saya, Fanny Rahmalia teman satu bimbingan

    Samantha Juliana, Hutama Prastika, dan teman-teman S2 Teknik Kimia

    angkatan 2011 yang telah bersedia berdiskusi dan saling mendukung

    satu sama lain selama proses kuliah dan penyelesaian tesis ini;

    (5)

    Mbak Tiwi, Mang Ijal, Kang Jajat, Mas Heri dan Mas Taufik atas

    bantuannya pada saat penulis melakukan penelitian.

    Penulis menyadari bahwa dalam proposal tesis ini masih terdapat banyak

    kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

    membangun sehingga dapat menyempurnakan proposal tesis ini dan

    melaksanakan perbaikan di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat

    bermanfaat bagi para pembaca dan bagi dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.

    Depok, Januari 2013

    Penulis

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    5/145

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Sebagai sivitas akedemik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

    bawah ini:

    Nama : Silvia Rahmi Ekasari

    NPM : 1106029805

    Program Studi : Teknik Kimia

    Departemen : Teknik Kimia

    Fakultas : Teknik

    Jenis Karya : Tesis

    demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepadaUniversitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusif Royalty-

    Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

    Penyisihan Amonia Dari Air Limbah Menggunakan

    Gabungan Proses Membran dan Oksidasi Lanjut

    dalam Reaktor Hibrida Ozon-Plasma Menggunakan

    Larutan Penyerap Asam Sulfat

    Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas RoyaltiNoneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/

    formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan

    memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

    penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Ditetapkan di : Depok

    Tanggal: Januari 2013

    Yang Menyatakan

    (Silvia Rahmi Ekasari)

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    6/145

    ABSTRAK

    Nama : Silvia Rahmi Ekasari

    Program Studi : Teknik KimiaJudul : Penyisihan Amonia Dari Air Limbah Menggunakan

    Gabungan Proses Membran dan Oksidasi Lanjut

    dalam Reaktor Hibrida Ozon-Plasma Menggunakan

    Larutan Penyerap Asam Sulfat

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas penyisihan

    amonia dengan kombinasi proses absorbsi dalam membran dan oksidasi lanjut

    menggunakan reaktor hibridaozon plasma. Serta mengetahui pengaruhpenambahan proses oksidasi lanjut dalam reaktor hibrida ozon plasma terhadap

    proses penyisihan amonia dalam kontaktor membran menggunakan larutan

    penyerap asam sulfat (H2SO4). Variabel proses pada proses penyisihan amonia

    menggunakan membran adalah laju alir umpan (3, 4, 5 LPM), pH larutan umpan

    (10, 11, 12), temperatur umpan (20, 30, 40oC) dan jumlah serat membran (50, 60,

    70 serat). Penambahan proses oksidasi lanjut dalam reaktor hibrida ozon plasma

    dapat meningkatkan jumlah amonia yang akan disisihkan oleh kontaktor

    membran. Konfigurasi gabungan absorbsi dalam membran dan proses oksidasi

    lanjut dalam RHOP dapat meningkatkan penyisihan amonia menjadi 81,3%

    dengan konsentrasi amonia tersisa 149.568 ppm sedangkan pada proses tunggal

    membran yang hanya dapat menyisihkan amonia sebesar 63,9 %. Kodisi operasioptimum dalam penelitian ini diperoleh pada temperatur 400C, pH 11 dan jumlah

    serat membran 70.

    Kata kunci: amonia,larutan penyerap asam sulfat, membran, oksidasi

    lanjut, ozon, danreaktor hibrida ozon-plasma

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    7/145

    ABSTRACT

    Name : Silvia Rahmi Ekasari

    Study Programme : Chemical EngineeringTitle : Ammonia Removal from Wastewater Through a

    Combination of Membrane Process and Advanced

    Oxidation Process in a Ozone-Plasma Hybrid Reactor

    with Sulfuric Acid Solution as Absorbent.

    In this experiment liquid waste ammonia will be removedby combination

    of the absorption process in the membrane and advanced oxidation using RHOP

    (ozone-plasma hybrid reactor). The effect addition of advanced oxidation

    processes in RHOP for ammonia removal process in the membrane contactor

    using absorbent solution of sulfuric acid (H2SO4). Process variables on ammoniaremoval process using membranes is feed flow rate (3, 4, 5 LPM), the pH of feed

    solution (10, 11, 12), feed temperature (20, 30, 40 C) and the amount of fiber

    membrane (50, 60, 70 fibers). The addition of advanced oxidation processes in a

    hybrid ozone plasma reactor can increasing the amount of ammonia that will be

    set aside by the membrane contactor. Configuring the combined absorption in the

    membrane and advanced oxidation processes in RHOP can increase ammonia

    removal to 81.3 % with concentrations149.568 ppm, compared with the single

    membrane process that can only be set aside ammonia by 63,9 %. Optimum

    operation in this study were obtained at a temperature of 400C, pH 11, and the

    number of fibers 70.

    Keywords : absorbent solution of sulfuric acid, amonia, membrane, advanced

    oxidation, ozone, and ozone-plasma hybrid reactor

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    8/145

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL............................................................................................................. iHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................. iii

    KATA PENGANTAR.......................................................................................................... iv

    HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR.. .......... v

    ABSTRAK............................................................................................................................. vi

    DAFTAR ISI......................................................................................................................... viii

    DAFTAR GAMBAR............................................................................................................ xi

    DAFTAR TABEL................................................................................................................. xiii

    BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

    1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3

    1.3

    Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3

    1.4 Batasan Masalah ............................................................................................ 3

    1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................... 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 5

    2.1 Amonia ........................................................................................................... 5

    2.1.1 Sifat Amonia .......................................................................................... 5

    2.1.2 Kesetimbangan Amonia dan Ammonium dalam Air ............................. 7

    2.2 Kontaktor Membran ....................................................................................... 8

    2.2.1 Kontaktor Membran Serat Berongga ..................................................... 9

    2.2.2 Membran Polivinil Klorida .................................................................... 11

    2.2.3 Pelarut Asam Sulfat. 12

    2.2.4 Aplikasi Penggunaan Membran Serat Berongga untuk Penyisihan

    Amonia dengan Pelarut Asam Sulfat.. 13

    2.3 Advanced Oxidation Process.......................................................................... 14

    2.3.1Teknologi Plasma .................................................................................. 15

    2.3.2Ozon ...................................................................................................... 18

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    9/145

    2.3.3Aplikasi Penggunaan Reaktor Hibrida Ozon-Plasma untuk Penyisihan

    Amonia.............. 20

    2.4

    Penelitian yang Sudah Dilakukan ................................................................... 21

    BAB III METODE PENELITIAN..................................................................................... 27

    3.1 Sasaran Penelitian .......................................................................................... 27

    3.2 Tahapan Penelitian ........................................................................................ 27

    3.3 Set upPeralatan dan Bahan Penelitian ........................................................... 28

    3.3.1 Peralatan yang Digunakan ..................................................................... 28

    3.3.2 Bahan yang Digunakan .......................................................................... 29

    3.4 Prosedur Penelitian ......................................................................................... 30

    3.4.1 Uji Plasma dan Ozon ............................................................................. 30

    3.4.1.1 Rangkaian Peralatan Reaktor Hibrida Plasma Ozon ................. 30

    3.4.1.2 Uji Kinerja Reaktor Hibrida Plasma Ozon ................................ 31

    3.4.2 Uji Perpindahan Massa .......................................................................... 33

    3.4.2.1 Proses Membran ........................................................................ 33

    3.4.2.2 Proses Hibrida Plasma dan Ozon............................................... 34

    3.4.2.3 Proses Gabungan Reaktor Hibrida Plasma Ozon dan Membran....... 35

    3.5 Pengolahan dan Analisis Data ........................................................................ 36

    3.5.1 Persen Penyisihan Ammonia (% R) ...................................................... 37

    3.5.2 Menghitung Koefisien Perpindahan Massa ........................................... 37

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 39

    4.1

    Penyisihan Amonia Terlarut dalam Limbah Sitetis ........................................ 39

    4.1.1Proses Penyisihan dalam RHOP......... 39

    4.1.2 Proses Penyisihan dalam RHOP-Ozon .................................................. 41

    4.1.3 Proses Penyisihan dalam Membran ....................................................... 434.1.3.1 Pengaruh Laju Alir Umpan ....................................................... 43

    4.1.3.2 Pengaruh Temperatur Umpan .................................................... 44

    4.1.4 Proses Penyisihan dalam Membran-RHOP dan Gabungan Membran-

    RHOP-Ozon ......................................................................................... 45

    4.1.4.1 Pengaruh Temperatur Umpan .................................................... 45

    4.1.4.2 PengaruhpH Umpan ................................................................. 47

    4.1.4.3 Pengaruh Serat Membran .......................................................... 49

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    10/145

    4.1.5 Perbandingan dengan Referensi ............................................................ 51

    4.2 Studi Perpindahan Massa ............................................................................... 52

    4.2.1 Pengaruh Temperatur Umpan terhadap Perpindahan Massa ................. 53

    4.2.2 PengaruhpH Umpan terhadap Perpindahan Massa .............................. 55

    4.2.3 Pengaruh Laju Alir Umpan dan Jumlah Serat Membran terhadap

    Perpindahan Massa ................................................................................ 58

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN..................................................................................... 63

    DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... xiv

    LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN

    LAMPIRAN 2 PENGOLAHAN DATA

    LAMPIRAN 3 GAMBAR ALAT

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    11/145

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Struktur Kimia Amonia ................................................................................. 6Gambar 2.2 PengaruhpH pada Distribusi Amonia dan Ammonium Dalam Air .............. 7

    Gambar 2.3 Membran Serat Berongga ............................................................................... 10

    Gambar 2.4 Foto SEM Membran Serat Berongga PVC .................................................... 12

    Gambar 2.5 Representasi Skematis dari Transportasi selama Pemisahan NH3dari Air ... 13

    Gambar 2.6 Mekanisme Penyisihan Amonia dalam Membran .......................................... 14

    Gambar 2.7 Transisi Perubahan Fasa ................................................................................. 16

    Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian ..................................................................................... 28

    Gambar 3.2 Rangkaian Alat Peralatan Reaktor Hibrida Plasma Ozon .............................. 31

    Gambar 3.3 Skema Uji Produktivitas Ozonator ................................................................. 32

    Gambar 3.4 Skema Peralatan Proses Membran ................................................................ 34

    Gambar 3.5 Skema Peralatan Proses Plasma .................................................................... 35

    Gambar 3.6 Skema Peralatan Proses Gabungan ReaktorHibridaPlasma Ozon dan Membran.... 35

    Gambar 3.7 Skema Peralatan Proses Membran untuk Penurunan Rumus Koefisien

    Perpindahan Massa. ......................................................................................... 36

    Gambar 4.1 Persen Penyisihan Amonia dengan RHOP ..................................................... 41

    Gambar 4.2 Persen Penyisihan Amonia dengan RHOP-Ozon ............................................ 42

    Gambar 4.3 Persen Penyisihan Amonia dengan Membran Variasi Laju Alir Umpan ....... 43

    Gambar 4.4 Persen Penyisihan Amonia dengan Membran Variasi Temperatur

    Umpan........ 44

    Gambar 4.5 Mekanisme Penyisihan Amonia dalam Membran-RHOP-Ozon .................... 45

    Gambar 4.6 Persen Penyisihan Amonia dengan Membran-RHOP Variasi Temperatur 46

    Gambar 4.7 Persen Penyisihan Amonia dengan Membran-RHOP-Ozon Variasi TemperaturUmpan 47

    Gambar 4.8 Persen Penyisihan Amonia dengan Membran-RHOP VariasipH Umpan 48

    Gambar 4.9 Persen Penyisihan Amonia dengan Membran-RHOP-Ozon VariasipH

    Umpan 48

    Gambar 4.10 Persen Penyisihan Amonia dengan Membran-RHOP Variasi Serat Membran49

    Gambar 4.11 Persen Penyisihan Amonia dengan Membran-RHOP-Ozon Variasi Serat

    Membran 50

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    12/145

    Gambar 4.12 Nilai %R pada berbagai Macam Proses Selama Selang Waktu 2 Jam.50

    Gambar 4.13 Perbandingan Penurunan Konsentrasi Hasil Penelitian dengan Referensi51

    Gambar 4.14 Koefisien Perpindahan Massa Penyisihan Amonia pada Proses Membran..54

    Gambar 4.15 Koefisien Perpindahan Massa Penyisihan Amonia pada Gabungan

    Membran-RHOP Variasi Temperatur. .. 54

    Gambar 4.16 Koefisien Perpindahan Massa Penyisihan Amonia pada Gabungan

    Membran-RHOP-Ozon Variasi Temperatur.. 55

    Gambar 4.17 Koefisien Perpindahan Massa Penyisihan Amonia pada Gabungan

    Membran-RHOP VariasipH.. 57

    Gambar 4.18 Koefisien Perpindahan Massa Penyisihan Amonia pada Gabungan

    Membran-RHOP-Ozon VariasipH 57

    Gambar 4.19 Koefisien Perpindahan Massa Penyisihan Amonia pada Proses Membran..58

    Gambar 4.20 Koefisien Perpindahan Massa Penyisihan Amonia pada Gabungan

    Membran-RHOP Variasi Serat Membran.. 59

    Gambar 4.21 Koefisien Perpindahan Massa Penyisihan Amonia pada Gabungan

    Membran-RHOP-Ozon Variasi Serat Membran.... 60

    Gambar 4.22 Koefisien Perpindahan Massa pada (a) Proses Membran Variasi Laju Alir

    (b)Proses Gabungan Membran-RHOP dan (c)Proses Gabungan Membran-

    RHOP-Ozon Variasi Jumlah Serat. 61

    Gambar 4.23. Perbandingan Konfigurasi Proses Membran, Membran-RHOP dan Membran-

    RHOP-Ozon pada kondisi operasi suhu 300C dan pada kondisi operasi suhu

    400C 62

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    13/145

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Sifat-sifat Fisik Amonia ...................................................................................... 6

    Tabel 2.2 Potensial Oksidasi Oksidan Pengolahan Air ....................................................... 14

    Tabel 2.3 Penelitian yang Telah Dilakukan terkait Penggunaan Membran untuk Proses

    Penyisihan Amonia. 21

    Tabel 2.4 Penelitian yang Telah Dilakukan terkait Proses Oksidasi Lanjut 24

    Tabel 3.1 Rincian Alat yang Digunakan dalam Penelitian29

    Tabel 3.2 Bahan yang Digunakan dalam Penelitian ..29

    Tabel 4.1 Kondisi Operasi antara Hasil Penelitian dan Referensi.51

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    14/145

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Permasalahan yang timbul akibat proses industrialisasi adalah meningkatnya

    limbah pencemar yang berbahaya bagi lingkungan. Salah satu senyawa yang

    dihasilkan proses industri yang dapat menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan

    adalah amonia (El-Bourawi dkk., 2007). Kadar amonia dalam effluent limbah harus

    diminimalisir karena sangat beracun untuk spesies ikan dan oleh lingkungan amonia

    akan dibio-dioksidasi oleh mikroorganisme nitrifikasi menjadi nitrit dan nitrat yang

    berbahaya bagi manusia. Limbah dengan kadar amonia yang tinggi biasanya hadir

    terdapat dalam air limbah industri penyamakan kulit, tekstil, lindi TPA, pupuk

    (Hasanouglu, Romero dkk., 2010), pengolahan minyak bumi, farmasi dan industri

    katalis (Ashrafizadeh dkk., 2010). Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang tepat

    dan efektif untuk pengolahan limbah yang mengandung amonia agar kualitas limbah

    tersebut memenuhi baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan serta tidak berbahaya

    terhadap lingkungan yaitu melalui proses separasi.

    Proses separasi dilakukan untuk memisahkan amonia dari limbah cair yang

    dihasilkan dari suatu produksi. Proses separasi yang selama ini digunakan untuk

    menghilangkan amonia dapat berupa amonia stripping, biological nitrification-

    denitrification, ion exchange, chemical precipitation, breakpoint klorinasi dan

    biological treatment(Li Huang, 2008). Aplikasi proses pemisahan amonia tergantung

    dari beberapa faktor yaitu tingkat kontaminasi, keamanan sistem, ketersediaan sumber

    pemanas dan bahan kimia (Xie, Duong dkk., 2009). Masing-masing teknologi

    konvensional ini memiliki kekurangan dan membutuhkan biaya yang mahal (Bonmati

    dkk., 2003).

    Disamping metode konvensional tersebut, terdapat cara baru yang sedang

    dikembangkan yang memiliki kelebihan dibandingkan cara separasi biasa adalah

    dengan menggunakan teknologi membran, karena dengan menggunakan teknologi

    membran terdapat luas permukaan yang lebih luas untuk kontak antara larutan umpan

    dan larutan penyerap sehingga hanya membutuhkan energi yang lebih kecil untuk

    setiap mol amonia yang terserap (Hasanouglu dkk., 2010). Membran disini berfungsi

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    15/145

    sebagai kontaktor yang merupakan media tempat berkontak antara larutan penyerap

    dengan amonia. Dalam penelitian ini pelarut yang digunakan adalah asam sulfat

    karena asam sulfat merupakan senyawa asam yang bersifat reaktif terhadap amonia

    yang bersifat basa, sehingga diharapkan amonia yang terpisahkan dari selongsong

    akan bereaksi dengan asam sulfat yang berada dalam serat membran membentuk

    ammonium sulfat yang dapat digunakan sebagai pereaksi bahan kimia atau

    penggunaan lainnya. Dalam proses pemisahan amonia dari air melalui membran,

    perbedaan konsentrasi dan tekanan parsial antara kedua fasa cair memberikan gaya

    penggerak untuk perpindahan secara difusi melalui membran tersebut (Gabelman,

    1999).

    Selanjutnya yang menjadi permasalahan dalam penggunaan kontaktor

    membran adalah amonia dalam larutan air limbah berada dalam dua kondisi yaitu

    molekul ammonia yang mudah menguap NH3 dan kation NH4+ (Tan dkk., 2006;

    Hasanouglu dkk., 2010). Hanya molekul amonia yang mudah menguap NH3 yang

    dapat terdifusi dan akan terserap dalam larutan penyerap sehingga harus ditemukan

    metode untuk memperbesar jumlah komponen molekul amonia yang mudah menguap

    (El-Bourawi dkk., 2007).

    Salah satu proses untuk tujuan tersebut adalah menggabungkan dengan proses

    oksidasi lanjut. Proses oksidasi yang selama ini dikembangkan adalah dengan non

    thermal plasma (NTP) menggunakan tegangan tinggi di serat seperti elektroda untuk

    akan menyebabkan ionisasi gas menghasilkan sebuah jet plasma yang dapat

    menghasilkan sinar UV, ozon, dan radikal hidroksil (Locke, 2006). NTP dianggap

    sangat efisien karena sedikit energi yang hilang dalam pemanasan cairan sekitarnya,

    yang memungkinkan energi akan difokuskan pada eksitasi elektron (Gerrity dkk.,

    2009). Proses oksidasi lanjut yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengangabungan teknologi plasma dengan proses ozonasi pada fasa liquid.

    Penambahan proses oksidasi lanjut dalam reaktor hibrida ozon plasma dapat

    menghasilkan ion OH-yang dapat menggeser reaksi kesetimbangan atau menghasilkan

    radikal OH yang dapat membantu proses degradasi amonia. Reaktor hibrida ozon

    plasma yang digunakan untuk proses oksidasi lanjut dirancang untuk menghasilkan

    plasma berbentuk shell and tube yang terbuat dari kaca borosilikat dan diluarnya

    diselubungi dengan elektroda yang terbuat dari stainless steel berbentuk batang dan

    kasa.

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    16/145

    Dari beberapa latar belakang diatas, keunggulan dari perancangan sistem

    pengolahan limbah yang akan dilakukan adalah meningkatkan efektivitas penyisihan

    amonia dalam membran dengan proses oksidasi lanjut menggunakan reaktor hibrida

    ozon plasma, serta mengetahui pengaruh penambahan

    proses oksidasi lanjut dalam

    reaktor hibrida ozon plasma terhadap proses penyisihan amonia dalam kontaktor

    membran. Metode ini belum pernah dilakukan sebelumnya, untuk itu diperlukan

    penelitian lebih lanjut.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana kemampuan pelarut asam sulfat dalam penyisihan amonia dari

    air limbah dengan menggunakan teknologi membran.

    2. Bagaimana pengaruh penambahanproses oksidasi lanjut dalam reaktor

    hibrida ozon plasma terhadap proses penyisihan amonia dalam kontaktor

    membran.

    3. Bagaimana kombinasi teknologi proses absorbsi dalam membran dan proses

    oksidasi lanjut menggunakan reaktor hibrida ozon plasma untuk

    menghilangkan amonia dalam air limbah serta bagaimana efektivitasnya.

    1.3 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan menganalisis

    efektivitas kombinasi proses absorbsi dalam membran dan oksidasi lanjut

    menggunakan reaktor hibrida ozon plasma. Serta mengetahui pengaruh penambahan

    proses oksidasi lanjut dalam reaktor hibrida ozon plasma terhadap proses penyisihan

    amonia dalam kontaktor membran menggunakan larutan penyerap asam sulfat

    (H2SO4).

    1.4 Batasan Masalah

    Penelitian ini merupakan suatu usaha untuk meningkatkan efektivitas penyisihan

    amonia dalam membran dengan penggabungan proses oksidasi lanjut dalam reaktor

    hibrida ozon plasma. Dengan penambahan proses oksidasi lanjut, diharapkan proses

    penyisihan amonia lebih sempurna dan menghasilkan produk yang ramah lingkungan

    dan aman. Dalam penelitian ini, pembahasan dilakukan dengan batasan-batasan

    sebagai berikut:

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    17/145

    1. Air limbah yang digunakan sebagai umpan adalah air limbah sintetik amonia

    800 ppm yang bebas partikel pengotor.

    2.

    Membran yang digunakan adalah membran serat berongga dari polimer

    polivinil chlorida(PVC) yang bersifat hidrofobik.

    3. Larutan penyerap yang digunakan adalah larutan H2SO4.

    4. Reaktor hibrida ozon plasma yang digunakan merupakan hasil rancang bangun

    peneliti di Laboratorium Intensifikasi Proses dengan tegangan 9300 V.

    5. Variabel tetap yang digunakan adalah peralatan yang sama untuk membran,

    plasma, dan ozonator.

    6. Variabel yang divariasikan adalah temperatur, pH larutan umpan, laju alir

    umpan dan jumlah serat membran.

    1.5 Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan tesis ini terdiri dari lima bab, yaitu:

    BAB I PENDAHULUAN

    Menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penulisan, batasan

    masalah

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Bab Tinjauan Pustaka merupakan bagian yang memuat landasan teori dan yang

    menjadi acuan penulis untuk melakukan penelitian dan pembahasan mengenai

    hasil penelitian.

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Menampilkan tahapan penelitian yang akan dilakukan, diagram alir prosedur

    penelitian, skema rangkaian alat, tahapan operasi dan studi perpindahan massa.

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    Berisi analisis dan pembahasan dari hasil penelitian berupa data yang diperoleh.

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    Berisi kesimpulan dari analisis dan pembahasan dari hasil penelitian

    yang dilakukan.

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    18/145

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Pada tinjauan pustaka ini berisi landasan teori umum yang digunakan untuk

    menjelaskan masalah yang akan dibahas penulis untuk melakukan penelitian

    diantaranya, teori tentang amonia meliputi baku mutu limbah amonia serta

    kesetimbangan amonia dalam air, penyisihan amonia dengan teknologi membran,

    pelarut asam sulfat, definisi proses oksidasi lanjut menggunakan plasma dan ozon,

    serta kelebihan teknologi penyisihan amonia dengan menggunakan proses absorbsi

    dalam membran dan proses oksidasi lanjut menggunakan reaktor hibridaplasma-ozon.

    2.1 Amonia

    Amonia (NH3) adalah gas atau cairan tak berwarna yang memiliki bau yang

    berbeda.

    Amonia merupakan kontaminan yang umum di tanah maupun air limbah.

    Konsentrasi NH3-N dapat bervariasi dari 5 sampai 1000mg / L dalam air limbah

    industri kokas, pupuk kimia, gasifikasi batubara, pemurnian minyak bumi, farmasi dan

    industri katalis (AtkinsJr dkk., 1997). Amonia hadir dalam konsentrasi rendah dan

    jumlah debit mungkin rendah. Namun, amonia yang terlarut dalam air limbah tidak

    dapat diuapkan karena gas amonia akan menyebabkan masalah lingkungan yang serius

    (Bhattacharya, 2011).

    2.1.1 Sifat Amonia

    Dalam keadaan terlarut, amonia ada dalam dua bentuk. Salah satunya adalah

    gas beracun amonia (NH3) dan yang lainnya adalah ion amonium kurang berbahaya

    (NH4+). Komposisi tersebut konstituen tergantung pada pH dan temperatur. Amonia

    beracun berbahaya bagi kehidupan air , dalam konsentrasi terendah 0,01 ppm memiliki

    efek negatif pada ikan, sedangkan 0,1 ppm dapat mematikan bagi beberapa spesies

    lain (Bhattacharya, 2011). Gas amonia sedikit lebih ringan dari udara dan amonia

    dalam amonium hidroksida sangat mungkin menjadi udara. Kisaran ambang batas bau

    adalah 5-17 ppm.

    Amonia dalam bentuk cairan atau gas dapat menyebabkan iritasi parah

    dan/atau luka bakar pada mata, hidung, tenggorokan dan kulit. Amonia memiliki

    ambang batas bau dari 5 -17 ppm (yang lebih rendah dari batas eksposur). Amonia

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    19/145

    dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan cedera permanen pada mata, kerusakan

    yang luas pada tenggorokan dan saluran pernapasan bagian atas, dan dapat

    mempengaruhi kerja jantung. Gas amonia anhidrat mudah meledak pada konsentrasi

    16-25 % volume di udara. Selain itu amonia juga bersifat korosif.

    .

    Gambar 2.1Struktur kimia Amonia

    Dari OR-OSHA diketahui Permissible Exposure Limit (PEL) untuk NH3

    adalah 25 ppm selama delapan jam untuk Time Weighted Average(TWA). Sedngkan

    The American Conference of Governmental Industrial Hygienists (ACGIH)

    merekomendasikan delapan jam TWA dengan konsentrasi 25 ppm, batasan ambang

    batas ini untuk mengendalikan potensi bahaya amonia terhadap kesehatan. ACGIH

    juga merekomendasikan Short Term Exposure Limit(STEL) 35 ppm selama rata-rata

    15 menit.

    Tabel 2.1. Sifat-Sifat Amonia (Putri , 2010)

    Sifat Fisika Amonia Nilai

    Massa jenis dan fase

    Kelarutan dalam air

    Titik lebur

    Temperatur autosolutan

    Titik didih

    Keasaman (PKa)

    Kebasaan (PKb)

    0,6942 g/L, gas

    89,9 g/100 ml pada 0C

    -77,73 C (195,42 K)

    651C

    -33,34 C (239,81 K)

    9,25

    4,75

    The National Institute for Occupational Safety and Health(NIOSH) juga telah

    menetapkan Recommended Exposure Limit(REL) 25 ppm dengan waktu paparan 10

    jam selama seminggu (dengan jam kerja 40 jam per minggu). Mereka juga

    menyarankan konsentrasi amonia yang terpapar tidak lebih dari 35 ppm STEL (OR-

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    20/145

    OSHA, 2009). Sedangkan berdasarkan peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

    nomor 19 tahun 2010 adalah sebesar 10 mg/l. Amonia memiliki sifat-sifat seperti yang

    tertera pada tabel 2.1.

    2.1.2 Kesetimbangan Amonia dan Amonium dalam Air

    Amonia tidak terionisasi dan memiliki rumus kimia NH3, sedangkan

    ammonium terionisasi dengan rumus kimia NH4+. Faktor utama untuk menentukan

    perbandingan ammonium dan amonia dalam air adalah pH. Aktivitas amonia dalam air

    dipengaruhi oleh Temperatur dan kekuatan ion. Amonia sangat beracun untuk

    organisme yang hidup didalam air. Sedangkan ammonium tidak terlalu berbahaya.

    Pada suhu dan tekanan yang normal, ion NH4

    + dan NH3 membentuk suatu

    kesetimbangan dengan reaksi sebagai berikut (El-Bourawi, 2007):

    (2.1)

    Distribusi NH3 dan NH4+ dalam air dipengaruhi oleh pH dan temperatur.

    Pengaruh pH dan temperatur pada distribusi NH3 dan NH4+ dalam air ditunjukkan

    pada Gambar 2.2.

    Gambar 2.2. PengaruhpH dan Temperatur pada Distribusi Amonia dan Ammonium dalamAir (Viljoen, 2001)

    Dari gambar 2.2 dapat diketahui persentase gas terlarut akan naik seiring

    dengan bertambahnya pH dan suhu. Dimana suhu dan pH merupakan salah satu faktor

    penting dalam penghilangan amonia.

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    21/145

    2.2 Teknologi Membran

    Sejak tahun 1990-an, proses berbasis membran telah diakui sebagai proses

    separasi yang baik untuk perbedaan konsentrasi sangat tinggi antar-fase dan

    memberikan kemudahan untuk mengontrol kondisi operasi. Studi tentang membran,

    banyak dikembangkan terutama untuk penghapusan komponen volatile dari air atau air

    limbah. Komponen yang ingin dihilangkan dari modul membran dengan cara menyapu

    gas, atau menggunakan beberapa pelarut, yang dapat bereaksi sangat cepat dengan

    komponen yang ingin dihilangkan (Ding dkk.,2006).

    Teknologi membran tidak menawarkan selektivitas untuk spesies tertentu,

    tetapi hanya bertindak sebagai penghalang antara fasa yang terlibat, dengan

    memungkinkan kontak di antara mereka. Dua fasa terpisah oleh membran, dimana

    tidak ada pencampuran dari mereka dan tidak ada fenomena dispersi. Spesies

    ditransfer dari satu fasa ke fasa lain hanya dengan difusi saja. Membran yang

    digunakan biasanya mikroporous dan simetris, baik hidrofobik maupun hidrofilik

    (Drioli dkk., 2006).

    Aplikasi teknologi membran tidak meningkatkan transfer massa melainkan

    meningkatkan luas area per volume seperti dapat ditemukan dalam serat berongga dan

    modulus kapiler, oleh karena itu proses ini menjadi lebih menarik daripada kontaktor

    fasa terdispersi konvensional. Sebagai contohpacked and tray coloumn memiliki luas

    area per volume sekitar 30-300 m2/m3, tetapi dengan kontaktor membran, luas area per

    volumenya dapat mencapai 1600-6600 m2/m3. Pada kontaktor membran G-L satu fasa

    adalah gas atau uap dan fasa lainnya adalah cairan sedangkan pada kontaktor L-L

    kedua fasanya adalah cairan. Kontaktor G-L dapat membagi proses dimana gas atau

    uap yang dipindahkan dari fasa gas ke fasa cair dan uap atau gas yang dipindahkan

    dari fasa cair ke fasa gas (Mulder, 2000).

    Aspek-aspek positif kontaktor membran adalah sebagai berikut antara lain

    daerah interfasial yang tinggi pada volume yang kecil, tidak ada dispersi antara fasa-

    fasa, tidak perlu bekerja dengan cairan yang berbeda densitas, tidak ada flooding,

    loading, dan foaming, laju alir operasi dengan rentang yang luas, temperatur operasi

    yang lebih rendah jika dibandingkan dengan proses distilasi, campuran azeotropik

    dapat lebih mudah dipisahkan daripada dalam unit konvensional, reaksi dan

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    22/145

    pemisahan berlangsung serentak. fleksibel, mudah dalam scale-up, kontrol dan

    otomatisasi.

    Sedangkan aspek-aspek negatif membran kontaktor adalah seperti di bawah ini

    umur hidup membran terbatas, adanya fouling membran sehingga diperlukan

    pretreatment, stabilitas pelarut, umur hidup, dan selektivitas carrier dalam mendukung

    membran cair terbatas (Drioli dkk., 2009).

    Perpindahan massa antar fasa pada kontaktor membran didorong oleh adanya

    perbedaan konsentrasi komponen antar fasa dan penurunan tekanan yang diperlukan

    untuk menahan interfasa antar fluida yang sangat kecil. Pada proses kontak antar

    fluida melalui membran, langkah-langkah yang terjadi adalah (Kartohardjono dkk.,

    2010):

    1. Perpindahan massa komponen dari fluida umpan ke membran.

    2. Difusi massa tersebut melewati membran.

    3.

    Perpindahan massa dari membran ke fluida lainnya.

    2.2.1 Kontaktor Membran Serat Berongga (Hollow Fiber Membrane Contactor-

    HMFC)

    Serat berongga telah digunakan sejak tahun 1960-an dalam berbagai macam

    aplikasi seperti reverse osmosis, ultrafiltrasi, pemisahan gas membran, organ buatan,

    dan tujuan medis lainnya (Khulbe, 2008). Fungsi utama membran dalam kontaktor

    membran serat berongga adalah untuk menciptakan luas permukaan kontak yang

    sangat besar di dalam modul sehingga proses perpindahan massa yang terjadi akan

    lebih efisien. Selain itu membran serat berongga juga digunakan untuk membuat fasa

    kontak gas cair pada pori membran tidak bergerak dengan kombinasi efek tegangan

    permukaan dan perbedaan tekanan pada tiap fasa.

    Perbedaan antara modul kapiler dan modul serat berongga adalah dalam

    masalah dimensi, sedangkan konsep modulnya sama. Modul serat berongga

    berkonfigurasi dengan densitaspackingyang paling tinggi, yang dapat mencapai nilai

    30.000 m2/m3. Modul ini digunakan jika aliran umpan relatif bersih, seperti dalam

    pemisahan gas dan pervaporasi. Selain itu juga digunakan dalam desalinasi air laut,

    dan aliran umpan yang relatif bersih lainnya (Mulder, 2000).

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    23/145

    Gambar 2.3.Membran Serat Berongga (Gabelman and Hwang, 1999)

    Modul serat berongga memiliki karakteristik yang berbeda dari modul tubular,

    diantaranya yaitu:

    Modul serat berongga direkomendasikan untuk beroperasi dengan bilangan

    Reynolds pada rentang 500-3000, kebanyakan berjalan pada wilayah aliran

    laminer, level tekanan rendah dengan nilai maksimum 2,5 bar.

    Karena kombinasi aliran silang dengan laju alir yang rendah dan penurunan

    tekanan rendah, modul serat berongga adalah salah satu modul yang lebih

    ekonomis dalam hal konsumsi energi.

    Modul serat berongga memiliki rasio area permukaan terhadap volume yang

    paling tinggi dibandingkan dengan tiga konfigurasi modul lainnya yaitu modul

    tubular, modul lembaran datar, dan modul spiral.

    Kelemahan modul serat berongga adalah serat tipis mereka rentan untuk

    diblokir oleh umpan dengan partikel besar, jika mereka beroperasi dalam mode

    inside-out. Oleh karena itu pretreatment untuk mengurangi ukuran partikel

    menjadi 100 m biasanya diperlukan untuk modul ini (Cui, 2010).

    Serat berongga juga menghasilkan fleksibilitas dalam desain modulus dan

    alternatif umpan dan geometri aliran produk. Umpan dan permeate dapat mengalir

    dengan mudah dalam orientasi co-current, counter current, atau crossflow

    sebagaimana yang diinginkan untuk aplikasi tertentu

    (Peinemann, 2006).

    2.2.2 Membran Serat Polivinil Klorida

    Polivinil klorida (CH2=CHCl) biasa disingkat menjadi PVC adalah polimer

    termoplastik dimana pada suhu tinggi akan meleleh tetapi akan mengeras kembali jika

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    24/145

    didinginkan. Jika ditinjau dari segi kestabilan, senyawa ini sangat stabil karena

    berbentuk pol ime r seh ingga fasan ya be rben tuk padatan yang ker as sehingga

    hampir tidak berpengaruh (tidak bereaksi) terhadap kehadiran oksidator kuat.

    Dari segi keamanan , senyawa ini hampir tidak berbahaya dan mengganggu

    lingkungan karena tidak berpotensi mencemari udara, air maupun tanah (Irawan,

    2010).

    PVC merupakan bahan membran yang terkemuka karena biaya yang rendah,

    sifat fisik dan kimia serta sifat mekaniknya yang sangat baik (Xu and Xu 2002).

    Gambar struktur membran serat berongga PVC dapat dilihat pada gambar di bawah

    ini:

    (a)

    (b)

    (c) (d)Gambar 2.4 Foto SEM Membran Serat Berongga PVC (a) pembesaran 70X (b) pembesaran

    200 X (c) pembesaran 800X (d) pembesaran 10000X

    PVC dipilih sebagai bahan serat membran karena memiliki struktur asimetris

    ganda, yang berarti bahwa serat berongga memiliki permukaan bagian dalam dan

    luar. Struktur asimetris ganda ini memberikan sebuah stabilitas mekanik yang

    lebih tinggi pada serat dibandingkan dengan membran serat berongga anisotropik

    konvensional. Keunggulan selanjutnya adalah tidak ada resiko penyumbatan pori

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    25/145

    membran ketika dilakukan backwashing dengan tekanan yang lebih tinggi dari sisi

    permeat (Guo 2009). Selain itu PVC juga tahan terhadap asam, basa, dan hampir

    semua bahan kimia anorganik. Meskipun PVC larut dalam hidrokarbon aromatik,

    keton, dan eter siklik, PVC sulit untuk larut dalam pelarut organik lainnya (Vinyl

    dkk., 2012).

    2.2.3 Pelarut Asam Sulfat

    Pelarut yang digunakan dalam proses pemisahan amonia ini adalah asam sulfat

    karena asam sulfat merupakan senyawa asam yang bersifat reaktif terhadap amonia

    yang bersifat basa, sehingga diharapkan amonia yang terpisahkan dari selongsong

    akan bereaksi dengan asam sulfat yang berada dalam serat membran membentuk

    ammonium sulfat yang dapat digunakan sebagai pereaksi bahan kimia atau

    penggunaan lainnya. Di samping itu asam sulfat merupakan asam kuat yang dalam air

    akan terionisasi sempurna sehingga tidak akan melewati membran dan berpindah ke

    selongsong yang mengandung amonia. Di samping itu asam sulfat lebih cocok

    digunakan dengan membran PVC dibandingkan asam lainnya karena tidak bersifat

    oksidator kuat yang dapat merusak membran PVC.

    Pada proses absorbsi pemilihan larutan penyerap akan mempengaruhi proses

    absorbsi. dipengaruhi oleh konsentrasi larutan penyerap asam sulfat yang digunakan

    (Jiahui,dkk., 2008) pada kondisi laju alir dan jumlah serat yang sama, efisiensi pemisahan

    ammonia dapat ditingkatkan dengan meningkatkan konsentrasi larutan penyerap asam

    sulfat yang digunakan.

    2.2.4 Aplikasi Penggunaan Membran Serat Berongga untuk Penyisihan

    Amonia dengan Pelarut Asam Sulfat

    Gambar. 2.5 adalah representasi skematis dari transportasi selama pemisahan

    NH3dari air. Larutan umpan yang mengandung NH 3diasumsikan mengalir melalui

    shellHFMC dan larutan asam sulfat (H2SO4) mengalir secara counter-current di sisi

    lumen dan digunakan sebagai larutan penyerap. Kedua larutan akan disirkulasikan

    kembali ke wadah masing-masing. Seperti digambarkan dalam gambar, molekul NH3

    mendesorpsi dari air di pori antarmuka air dan larut ke dalam matriks polimer. selama

    difusi dalam pori-pori membran, molekul teradsorpsi oleh dinding pori. Selanjutnya,

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    26/145

    mereka mendesorpsi di sisi shell dan terserap dan bereaksi oleh penyerap tersebut

    (Bhattacharya dkk., 2012).

    Gambar 2.5 Representasi Skematis dari Transportasi selama Pemisahan NH3dari Air

    (Bhattacharya dkk., 2012)

    Proses absorbsi amonia dalam membran kontaktor,ditransfer oleh proses

    konveksi dan difusi dari umpan terhadap antarmuka umpan-membran. Pada seratdinding (jari-jari dalam serat berongga), amonia volatile akan melewati pori-pori

    membran yang diisi oleh gas. Amonia kemudian berdifusi pori-pori HFMC, dan

    ditransfer ke dalam larutan penyerap. Pada antarmuka shell-membran, amonia segera

    bereaksi dengan larutan penyerap dan membentuk senyawa nonvolatil. Di sisi lain, air

    tidak dapat melalui serat hidrofobik dari HFMC. Prinsip penyisihan amonia melalui

    HFMC dapat ditunjukkan pada Gambar 2.6. (Ashrafizadeh dkk., 2012)

    Gambar 2.6 Mekanisme Penyisihan Amonia dalam Membran (Ashrafizadeh dkk., 2012)

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    27/145

    2.3 Advance Oxidation Processes(AOPs)

    Proses oksidasi lanjut merupakan suatu proses yang digunakan untuk

    mengoksidasi senyawa organik dalam air. Proses ini dapat digunakan untukmenyisihkan senyawa organik yang berkonsentrasi rendah sampai tinggi dari sumber

    yang beragam seperti air tanah, limbah rumah tangga dan industri, destruksi sludge,

    dan pengendalian senyawa organik yang mudah menguap. (M. B. Ray,2007).

    AOPs dapat dilakukan dalam beberapa kondisi yang berbeda, yaitu ozon/UV,

    ozon/H2O2, ozon/UV/H2O2, H2O2/UV dan ozon pada pH tinggi. Fotolisis UV yang

    dikombinasikan dengan hidrogen peroksida merupakan salah satu teknologi terbaik

    dan yang paling mungkin dilakukan untuk mendegradasi dan menghilangkan organik

    berbahaya dari air, hal ini. Oksidasi terjadi melalui tiga proses, yaitu : (1)Abstraksi

    hidrogen; (2) Transfer elektron; dan (3) Pembentukan radikal (Masten and Davies,

    1994).

    Tabel 2.2.Potensial Oksidasi Oksidan Pengolahan Air (Lukes, 2005)

    Spesi aktif Potensial oksidasi

    OH

    O

    O3

    H2O2

    O2H

    Cl2

    2.80

    2.42

    2.07

    1.78

    1.70

    1.36

    Proses oksidasi pada kondisi ringan oleh spesi reaktif seperti radikal hidroksil

    yang dihasilkan oleh radiasi ultra violet (UV) dalam reaksi antara oksidan yang ada

    yaitu ozon dan hidrogen peroksida, hal ini yang kemudian disebut sebagai Advanced

    Oxidation Processes (AOPs). AOPs merupakan teknologi alternatif yang sangat

    menarik untuk dipelajari dalam penghancuran kontaminan-kontaminan organik yang

    berbahaya (Alnaizy and Akgerman, 2000).

    Banyaknya reaksi fisika dan kimia yang dihasilkan oleh proses oksidasi,

    membuat teknologi ini dapat menjadi solusi beberapa proses yang dibutuhkan dalam

    pengolahan air limbah. Dan yang paling penting dalam proses oksidasi lanjut adalah

    banyak dihasilkan spesies aktif seperti OH , O , H , dan H2O2 yang beberapa

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    28/145

    oksidan kuat yang dapat mengoksidasi berbagai senyawa organik sekaligus

    membunuh bakteri.

    2.3.1

    Teknologi PlasmaPlasma merupakan keadaan gas kompleks suatu zat, terdiri dari radikal bebas,

    elektron, foton, ion, dan lain-lain. Plasma dapat dihasilkan oleh debit listrik yang terus

    menerus baik dalam gas inert atau gas reaktif. Untuk aplikasi membran, plasma dapat

    digunakan untuk meningkatkan karakteristik membran berpori dan polimer film untuk

    pemisahan gas (Peinemann, 2006).

    Teknologi yang kemudian diperkenalkan untuk mengatasi limbah cair setelah

    teknologi ozon adalah teknologi plasma. Sebenarnya ozon itu sendiri dapat dibuat

    dengan menggunakan teknologi plasma. Jadi, secara tidak langsung teknologi ozon

    adalah pemanfaatan dari teknologi plasma itu sendiri.

    Gambar 2.7. Transisi Perubahan Fasa (Rohman, 2009)

    Plasma terbentuk karena adanya ionisasi fluida yang ada di sekitar elektroda dan

    adanya perbedaan tegangan yang sangat tinggi antara kedua elektroda. Mekanisme

    pembentukkan plasma adalah sebagai berikut:

    Atom netral atau molekul dalam media pada perbedaan tegangan yang sangat

    tinggi akan terionisasi menghasilkan ion positif dan elektron bebas.

    Elektroda akan memisahkan dan mencegah penggabungan ion positif dan elektron

    serta menggerakkan elektron menuju elektroda positif.

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    29/145

    Elektron yang mengumpul pada elektroda akan bergerak dengan kecepatan yang

    sangat tinggi dan energi yang sangat besar dan menumbuk atom netral sehingga

    terjadi proses ionisasi, disosiasi, dan eksitasi.

    Elektron dengan energi yang tinggi ini akan menumbuk dengan cara ionisasi,

    disosiasi, dan eksitasi yang kemudian menghasilkan elektron bebas dan akhirnya

    terjadi loncatan elektron (avalanche electron) yang disebut dengan streamer

    discharge. Elektron bebas (avalanche electron) mempunyai energi 10-15 eV (Gaffar

    dkk.,2000)

    Ionisasi didefinisikan sebagai proses terlepasnya elektron suatu atom atau

    molekul dari ikatannya. Energi yang dibutuhkan untuk melepas satu atau lebih

    elektron dari orbitnya pada sebuah atom atau molekul dapat didefinisikan sebagai

    energi ionisasi Ei. Besarnya energi ionisasi dinyatakan dalam satuan elektron-volt

    (eV) (Krane,1992 dalam Nur, 2006).

    Reaksi ionisasi menurut Ghaffar (2000), adalah:

    e-* + O2 O+ + 2e- (2.2)

    Pada proses tumbukan antara elektron dengan partikel-partikel gas tidak hanya

    proses ionisasi yang terjadi melainkan juga menyebabkan peristiwa-peristiwa yang

    lainnya. Diantaranya yaitu proses rekombinasi, dissosiasi dan eksitasi (Chapman, 1990

    dalam Nur, 2006).

    Kebalikan dari proses ionisasi adalah proses rekombinasi. Rekombinasi terjadi

    dengan cara pengikatan elektron oleh ion dan pengikatan antar atom menjadi molekul

    sehingga menjadi spesies netral atau ion negatif yang disertai pemancaran foton

    (Chapman, 1990 dalam Nur, 2006).

    Dissosiasi adalah pemisahan molekul menjadi atom-atom penyusunnya.Partikel gas yang terdissosiasi ini dapat pula terionisasi menjadi ion-ion positif dan

    negatif. Reaksi dissosiasi menurut Ghaffar (2000), adalah:

    e-* + N2 N + N + e- (2.3)

    e-* + O2 O + O + e- (2.4)

    e-* + H2O OH+ H + e- (2.5)

    Eksitasi adalah peristiwa dimana elektron yang berada di tingkat energi yang

    lebih rendah berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi dengan menyerap energi

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    30/145

    tumbukannya dengan elektron. Peristiwa kebalikan dari eksitasi tersebut disebut

    relaksasi atau deeksitasi dan peristiwa ini disertai pemancaran foton. Reaksi eksitasi

    menurut Ghaffar (2000), adalah:

    e-* + N2 N2*+ e- (2.6)

    Deeksitasi memerlukan waktu 10-8 s untuk kembali ke tempat semula yang

    disertai dengan pemancaran foton. Energi foton dipengaruhi oleh besarnya frekuensi

    yang digunakan oleh pembangkit tegangan. Energi foton ini akan menghasilkan

    radiasi berbagai macam sinar seperti sinar kosmik, sinar X, microwaves,infra merah,

    visible, dan sinar uv. Sinar-sinar ini dapat diketahui dari panjang gelombang yang

    dikeluarkan (Beiser dalam Aryanto, 2007).

    Reaksi pembentukan spesies aktif menurut (Munter, 2001), adalah sebagai

    berikut:

    H2O + e OH + H + e (2.7)

    O2+ e O + O + e (2.8)

    H + O3 OH + O2 (2.9)

    O3+ O O

    + O + O2 (2.10)

    H2O2 + hv OH

    + OH

    (2.11)

    H + H2O2 H2O + OH (2.12)

    3 O3 + OH- + H- 2 OH

    + 4 O2 (2.13)

    H2O2 HO2-+ H+ (2.14)

    HO2-+ O3 HO2

    + O3

    (2.15)

    2 O3 + H2O2 2OH

    + 3 O2 (2.16)

    O3+ hv O2+ O(1D) (2.17)

    O(1

    D) + H2O H2O2 2OH

    (2.18)

    Ozon pada pH basa:

    O3+ 2OH- OH

    + O2+ HO2

    Ozon pada pH asam:

    O3+ O2- O3

    -+ O2

    O3- H

    + HO3

    HO3 OH

    + O2

    (2.19)

    (2.20)

    (2.21)

    (2.22)

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    31/145

    Menurut Bismo dkk (2008), Teknologi plasma memiliki beberapa keuntungan

    dalam pengolahan limbah cair. Berikut keuntungan pengolahan limbah cair dengan

    menggunakan teknologi plasma, yaitu :

    a. Teknologi plasma ramah lingkungan.

    b. Teknologi plasma mudah digunakan.

    c. Biaya pengolahan limbah cair dengan teknologi plasma relatif murah.

    d. Teknologi plasma dapat digunakan berulang-ulang.

    e. Waktu yang dibutuhkan relatif singkat.

    2.3.2 Ozon

    Ozon merupakan sebuah molekul gas yang terdiri dari tiga buah atom oksigen.

    Ozon merupakan gas yang hampir tidak larut dalam air (0,03 mg/100 mL) pada suhu

    20 C, berdekomposisi menjadi oksigen dalam waktu singkat, dan efektif dalam

    pendispersian untuk aktivitas anti mikroba. Ozon merupakan disinfektan dan oksidan

    yang kuat, biasanya digunakan oleh industri untuk proses penghilangan warna

    (decoloration), penghilangan bau (deodorizaton), dan untuk memproduksi perubahan

    struktur senyawa organik.

    Ozon terbentuk dari molekul-molekul oksigen yang berada dalam paparan

    medan listrik (di atas 10.000 volt). Ozon ini jah lebih reaktif dan selektif melakukan

    reaksi oksidasi dibandingkan dengan molekul oksigen asalnya (Bismo S. 2010). Ozon

    dapat bereaksi secara langsung maupun tidak langsung dalam air. Reaksi tidak

    langsung oleh ozon akan menghasilkan radikal hidroksil yang dapat bereaksi dengan

    mikropolutan organik maupun anorganik. Di dalam larutan, ozon terdekomposisi

    melalui suatu mekanisme inisiasi yang kompleks, yang akan bereaksi dengan ion

    hidroksil dan diikuti oleh pembentukan spesi radikal pengoksidasi, misal HO, HO2

    dan HO3 (Rodriguez, A. Et al, 2009).

    Dekomposisi ozon dalam air diawali dengan reaksi ozon dengan ion OH -yang

    diikuti pembentukan beberapa spesies radikal lainnya seperti OH, HO2, dan HO3

    (Rodrguez A. 2008). Reaksi perubahan ozon membentuk spesies radikal melalui tiga

    tahap yaitu inisiasi, propagasi, dan terminasi. Reaksinya adalah sebagai berikut:

    Inisiasi :

    O3+ OH- O2

    -+ HO2

    (2.23)

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    32/145

    Propagasi :

    HO2 O2

    - + H+

    O3+ O2-

    O3- +O2

    O3- + H+ HO3

    HO3

    HO +O2

    O3 + HO

    HO4

    HO4

    HO2 + O2

    HO2- + H+ 2 H2O

    HO + H2O2 HO2 + H2O

    HO + HO2-

    HO2 + HO-

    Terminasi :

    HO + O3 O3 + HO-

    HO4 + HO4

    H2O2

    + 2O3

    HO4 + HO3

    H2O2

    + O2 + O3

    (Li Huang, 2008)

    2.3.3 Aplikasi Penggunaan Reaktor Hibrida Ozon-Plasma untuk Penyisihan

    Amonia

    Dalam penelitian ini akan dilakukan kombinasi proses oksidasi lanjut dengan

    mengkombinasikan reaktor plasma dengan ozonasi pada fasa liquid. Pengolahan

    limbah cair dari hasil proses industri yang mengandung polutan organik lain yang

    tidak berbahaya di dalam suatu instalasi pengolahan limbah pada dasarnya dilakukan

    di dalam suatu sistem pemroses yang disebut dengan reaktor.

    Reaktor Hibrida Ozon-Plasma berbentuk tabung gelas yang memiliki lubang

    tempat diinjeksikan udara atau campuran ozon-gas O2ke dalamnya sedemikian rupa

    sehingga akan terjadi kontak langsung dengan aliran limbah di dalamnya. Di harapkan

    aliran limbah dengan debit yang telah ditentukan tersebut akan bercampur homogen

    dengan gas oksigen. Ozonator tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

    menggunakan oksigen sebagai gas reaktan dan sekaligus digunakan pula sebagai

    media pendingin.

    Reaktor Hibrida Ozon-Plasma berbentuk tabung dengan pemasangan

    elektroda, media dielektrik, dan elektroda tegangan tinggi yang disusun berada pada

    satu sumbu dan searah aliran gas reaktan dan limbah hasil. Ozonator tersebut

    (2.24)

    (2.26)

    (2.27)

    (2.28)

    (2.29)

    (2.30)

    (2.31)

    (2.32)

    (2.25)

    (2.33)

    (2.34)

    (2.35)

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    33/145

    dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan gas Oksigen sebagai reaktan

    atau umpan. Aliran umpan melewati ruangan elektroda tegangan tinggi untuk

    selanjutnya berbalik arah melewati bagian dalam media dielektrik dan akan keluar

    pada lubang keluaran (output). Di dalam ruangan elektroda terjadi proses plasmanisasi

    yaitu proses pemaparan gas umpan dalam medan listrik tegangan tinggi yang

    kemudian akan mengalami pembentukan ozon dimana terjadi pembentukan ozon,

    radikal OHdan ion OH-yang akan mendegradasi limbah.

    Dalam suasana asam, ozon akan langsung bereaksi dengan amonia

    membentuk nitrat mengikuti reaksi di bawah ini:

    4O3+ NH3 NO3

    - + H++ H2O + 4O2

    Reaksi NH3/NH4+ dengan ozon berlangsung sangat lambat, diperkirakan

    kostanta kecepatan reaksinya dengan ozon sekitar 20 M-1S-1 dengan t1/2 = 96 jam,

    tingkat penyisihan amonia oleh ozon masih kurang efektif dengan tingkat penyisihan

    paling tinggi adalah 5.86% (Hikmawan,2009) Dari beberapa tahapan reaksi di atas,

    dapat diketahui bahwa selain membentuk radikal OH, dalam kondisi basa

    dekomposisi ozon juga menghasilkan ion hidroksil (OH-). Radikal OH yang

    terbentuk kemudian menyerang amonia berdasarkan reaksi berikut ini:

    HO + NH3 NH2 + H2O

    NH2 + H2O2 NHOH

    + H2O

    NH2 + HO NH2OH

    (Li Huang, 2008)

    (2.21)

    (2.22)

    (2.23)

    (2.20)

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    34/145

    2.4 Penelitian yang Telah Dilakukan

    Beberapa penelitian yang terkait dengan penggunaan membran untuk proses

    penyisihan amonia adalah sebagai berikut

    Tabel 2.3. Penelitian yang Telah Dilakukan Terkait Penggunaan Membran untuk Proses Penyisihan

    Amonia

    Tahun 2006, Xiaoyao Tan dkk melakukan penelitian dalam pemisahan

    kandungan amonia terlarut dari air, dengan menggunakan membran serat berongga

    PVDF (polyvinilidene fluoride). Penelitian tersebut menunjukan bahwa reaksi

    membran dengan ethanol berguna dalam meningkatkan hydrophobility dan efektifitas

    permukaan porositas. Dalam pemindahan amonia menggunakan PVDF

    modul membran serabut berlobang, meningkatnya pH dapat meningkatkan

    perpindahan amonia, tetapi hanya sampai pH 10, setelah yang ini tidak memberikan

    pengaruh. Pemisahan amonia meningkat dengan meningkatkan laju umpan, tetapi

    hanya sampai 0,59 m/s atau Re > 0,32 dan jika kecepatan ditingkatkan tidak akan

    memberikan pengaruh, ini mengindikasikan bahwa efek tahanan lebih dominan (Tan,

    2006).

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    35/145

    M.S. EL-Bourawi dkk., (2007) melakukan penelitian dengan menggunakan

    destilasi membran vakum untuk menghilangkan amonia, konsentrasi dan perbedaan

    suhu merupakan gaya gerak komponen yang berpindah. Dari data penelitian diketahui

    bahwa walaupun daya larut amonia cukup tinggi, amonia dalam larutan mempunyai

    bentuk yang tidak stabil sehingga dapat menyebabkan pemidahan amonia menjadi

    sulit. Penambahan NaOH kepada larutan umpan akan meningkatkan pH larutan,

    sehingga akan meningkatkan amonia yang terbentuk dan efisiensi akan meningkat,

    kecepatan dan tekanan juga akan mempengaruhi efisiensi pemindahan (Bourawi,

    2007).

    Hasanouglu (2010) melakukan penelitian penyisihan amonia dari aliran air

    limbah melalui kontaktor membran: analisis eksperimental dan teoritis parameter

    operasi dan konfigurasi. Dalam penelitian ini digunakan larutan penyerap asam sulfat

    encer menerima untuk mempercepat penyisihan amonia dengan bereaksi menjadi

    amonium sulfat (NH4)2SO 4, yang dapat dipulihkan sebagai produk. Dengan

    menggunakan serat berongga dan konfigurasi operasi yang berbeda, suhu dan kondisi

    hidrodinamik dapat memperoleh persentase ekstraksi amonia sampai dengan 99,83%.

    Konfigurasi sirkulasi larutan sangat berpengaruh pada efisiensi proses. Jadi,

    konfigurasi sirkulasi terbaik dari larutan untuk kontaktor serat berongga adalah dengan

    mengalirkan larutan umpan dalam shellside dan larutan penyerap dalam lumenside

    membrane (Hasanouglu, 2010).

    Ashrafizadeh (2010) melakukan penelitian untuk memisahkan amonia terlarut

    dari air dengan menggunakan membran serat berongga, pada penelitian tersebut

    digunakan asam sulfat sebagai larutan penyerap. Dari penelitian ini diketahui

    membran serat berongga dengan bahan polypropylene ditemukan sangat efektif dalam

    memisahkan amonia dari air limbah, dengan kondisi yang tepat dapat memisahkan

    amonia sebesar 99%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi awal dan

    kecepatan aliran amonia dan larutan asam sulfat merupakan variabel yang berpengaruh

    terhadap pemisahan amonia. Menaikkan pH larutan amonia umpan hingga 10 dapat

    meningkatkan pemisahan amonia secara signifikan sementara dengan meningkatkan

    pH ke nilai yang lebih tinggi dari 10 tidak menghasilkan peningkatan signifikan

    (Ashrafizadeh, 2010).

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    36/145

    Pada tahun 2012 penelitian mengenai penyisihan amonia sudah berkembang

    kearah studi permodelan penyisihan amonia dalam serat berongga. Simulasi dilakukan

    untuk menghilangkan amonia dari air melalui kontaktor membran. Kontaktor terdapat

    larutan NH3 dan penyerap asam sulfat dalam lumen dan sisi shell. Persamaan model

    yang dikembangkan mempertimbangkan difusi radial dan aksial dan konveksi dalam

    lumen. Hasilnya menunjukkan penurunan konsentrasi sepanjang arah radial dan aksial.

    radial difusi dan konveksi di sisi lumen mungkin telah menyebabkan efek ini.Difusi

    aksial ditemukan menjadi diabaikan dibandingkan dengan difusi radial. Kenaikan pH

    hingga 10,5 meningkatkan persen penyisihan secara signifikan, bila pH dinaikkan lagi

    hanya memberikan efek yang tidak signifikan. Radius lumen yang lebih besar,

    panjang, dan jumlah serat membrane juga memberikan persen penyisihan yang lebih

    tinggi (Bhattacharya dkk., 2012).

    Sebuah model matematika 2D dikembangkan untuk mempelajari penghapusan

    amonia dari larutan dengan menggunakan yang membran kontaktor (HFMC). Model

    memprediksi perubahan konsentrasi amonia dalam kontaktor membran serta tangki

    umpan dengan memecahkan persamaan konservasi termasuk kontinuitas dan

    momentum. Model ini dikembangkan dengan mempertimbangkan membran

    hidrofobik yang tidak dibasahi oleh air umpan. Kedua difusi aksial dan radial dalam

    lumen dan membran sangat mempengaruhi. (Ashrafizadeh dkk., 2012).

    Pengaruh parameter efektif pada perpindahan massa dan hidrodinamika dari

    penyisihan amonia telah diteliti oleh Marjani. Hasil simulasi menunjukkan bahwa

    fluks total penurunan amonia terjadi sangat tajam di daerah dekat inlet membran.

    Penyelidikan hidrodinamik juga mengungkapkan bahwa terjadi velocity reached fully

    developed pada jarak yang dekat dengan inlet reaktor. Hasil dari penelitian

    menunjukkan kecepatan pelarut dan kecepatan larutan umpan adalah parameter yang

    paling penting dalam penyisihan amonia (Marjani, 2012).

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    37/145

    Sedangkan penelitian mengenai proses oksidasi lanjut adalah sebagai berikut :

    Tabel 2.4. Penelitian yang Telah Dilakukan Terkait Proses Oksidasi Lanjut

    Locke (2006) melakukan penelitian dengan menggunakan electronic discharge

    dan plasma non thermal untuk pengolahan limbah. Dalam penelitian ini dianalisa

    penggunaan tegangan tinggi untuk proses discharge. Menggabungkan proses

    oksidasi lanjut dengan menggunakan plasma non thermal dengan metode lain seperti

    proses biologi sangat dianjukan untuk proses yang efektif dan murah. Hal ini

    dikarenakan dengan proses oksidasi lanjut dapat mendegradasi atau merubah target

    organik menjadi komponen yang lebih murah untuk diolah. Non thermal plasma

    (NTP) menggunakan tegangan tinggi di serat seperti elektroda untuk akan

    menyebabkan ionisasi gas menghasilkan sebuah jet plasmayang dapat menghasilkan

    sinar UV, ozon, dan radikal hidroksil (Locke, 2006).

    Li Huang (2008) melakukan penelitian penambahan radikal OH untuk

    menghilangkan amonia dalam fasa cair. Pemisahan amonia dengan penambahan

    radikal OH dilakukan air H2O sebagai perkusor. Dari penelitian ini didapatkan dengan

    photolysis H2O dengan menghasilkan ion radikal OH akan mengoksidasi amonia

    menjadi NO. Proses Pemisahan ini sangat dipengaruhi oleh pH dan konsentrasi awal

    amonia dalam air limbah (L i Huang, 2008).

    M Kang (2008) melakukan penelitian penyisihan amonia pada fasa gasnya

    menggunakan sistem hibrid dielectric discharge plasma V-TiO2 fotokatalitik.

    Reaktor yang digunakan bertegangan tinggi 10 kV arus AC. Katalis yang

    digunakan sebanyak 0,5 gram dan konsentrasi NH3 1000 ppm (M Kang dkk., 2008).

    Daniel Gerrity (2009) melakukan penelitian dengan menggunakan plasma non

    thermal untuk mendegradasi komponen organik. Dalam penelitian ini Non Thermal

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    38/145

    Plasma (NTP) digunakan sebagai proses oksidasi lanjut dalam degradasi komponen

    organic dalam limbah industri farmasi. Hasil penelitian menunjukkan NTP merupakan

    alternatif untuk dijadikan alternatif proses untuk oksidasi lanjut karena energi yang

    lebih efisien dan tidak perlu penambahan bahan kimia lain (Gerrity dkk., 2009).

    Penelitian mengenai penyisihan amonia menggunakan membran yang telah

    dilakukan di laboratorium Intensifikasi Proses Departemen Teknik Kimia Universitas

    Indonesia diantara adalah Teguh Hikmawan (2009) melakukan penelitian pengolahan

    air yang mengandung tembaga, timbal, dan amonia dengan proses ozonasi

    gelembung mikro dan filtrasi membran, membran yang digunakan adalah membran

    keramik. Pada penelitian ini penyisihan untuk senyawa amonia (tanpa campuran

    kedua logam lainnya) dengan proses tersebut didapat kesimpulan bahwa persentase

    penyisihan amonia sangat kecil dibandingkan pemisahan kedua logam lainnya, yaitu

    sekitar 17,07%. Hal ini dikarenakan sifat amonia yang kurang reaktif terhadap ozon,

    sehingga masih banyak sekali jumlah amonia yang tersisa, dan proses oksida lanjut

    terhadap senyawa amonia kurang efektif digunakan pada senyawa amonia

    (Hikmawan, 2010).

    Diana Beauty (2010) melakukan penelitian pemisahan amonia dari limbah cair

    dengan menggunakan membran serat berongga dan absorben pelarut bahan alam yaitu

    Air Ciater. Pada penelitian ini, didapat kesimpulan, dengan membandingkan pelarut

    asam sulfat dan pelarut bahan alam, yang memiliki nilai pemisahan yang terbaik

    adalah dengan pelarut bahan alam, yaitu sekitar 35%. Hal ini dimungkinkan karena

    masih terkadungnya ion-ion negatif yang dapat mengurangi tahanan perpindahan

    massa pada fasa larutan penyerap. Dan didapatkan pH absorben optimum untuk

    pemisahan amonia yaitu pada pH 0,7 (Beauty, 2010).

    Milasari Herdiana (2011) melakukan penelitian dengan mengkombinasikan

    proses ozonasi dan membran terhadap penghilangan ammonia dari air limbah. Pada

    penelitian ini diperoleh efektivitas penyisihan amonia dengan proses hibrid tergolong

    baik, bila dibandingkan dengan proses tunggal seperti dengan proses membran atau

    ozonasi saja, proses hibrid mampu menyisihkan amonia sebesar 91% pada pH

    absorben 0,7. Semakin rendah pH absorben, efektivitas penyisihan amonia dari air

    limbah semakin meningkat (Herdiana, 2011).

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    39/145

    Candrika Ajeng (2012) juga melakukan penelitian dengan mengkombinasikan

    proses ozonasi dan membran terhadap penghilangan amonia dari air limbah, dengan

    variasi laju sirkulasi umpan 3, 4, dan 5 Lpm. Proses hibrid mampu menyisihkan

    amonia sebesar 89% dari konsentrasi awal menggunakan kontaktor serat berongga 22

    serat, pada pH absorben 1, pH limbah sintetis 11, dan laju alir umpan 5 Lpm. Semakin

    meningkatnya laju alir maka koefisien perpindahan massa akan semakin meningkat

    karena terjadinya turbulensi aliran (Ajeng, 2012).

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    40/145

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Sasaran Penelitian

    Tujuan proses pemisahan amonia terlarut dari air adalah untuk menurunkan

    kadar amonia dalam air. Penelitian ini dilakukan untuk memisahkan amonia yang

    terkandung dalam air dengan cara kombinasi proses absorbsi dalam membran serat

    berongga dengan fasa cair absorben larutan asam sulfat, dan proses oksidasi lanjut

    menggunakan kombinasi reaktor plasma dan ozonasi. Penelitian yang akan dilakukan

    adalah penelitian kuantitatif dengan melakukan penelitian di laboratorium untukmengetahui efektivitas masing-masing proses serta kombinasi proses membran dan

    reaktor hibridaplasma-ozon.

    Dalam studi ini akan dipelajari perpindahan massa yang terjadi pada membran

    serat berongga dalam kontaktor membran serta efektivitas proses oksidasi lanjut dalam

    reaktor hibridaplasma-ozon. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Intensifikasi

    Proses Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia.

    3.2 Tahapan Penelitian

    Penelitian ini secara garis besar akan dilakukan menjadi enam tahapan yaitu

    studi literatur, set upperalatan, uji perpindahan massa, pengolahan dan analisis data,

    serta penulisan laporan. Penjabaran tahapan yang dilakukan pada penelitian ini dapat

    dilihat pada Gambar 3.1. di bawah ini:

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    41/145

    Gambar 3.1.Bagan Alir Penelitian

    3.3 Set up Peralatan dan Bahan Penelitian

    Set up peralatan dilakukan perancangan dan penyusunan alat yang digunakan

    yaitu kontaktor membran serat berongga, reaktor hibrida plasma-ozon. Bahan yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah pelarut asam sulfat sebagai absorben dan

    limbah amonia sintetis dengan konsentrasi amonia sebesar 800 ppm.

    3.3.1 Peralatan Penelitian

    Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.

    dengan gambar alat yang terdapat pada lampiran 3.

    Tabel 3.1.Rincian Alat yang Digunakan dalam Penelitian

    Peralatan Fungsi

    Kaca Arloji dan TimbanganAlat untuk menimbang massa bahan yangdiperlukan

    Beaker glass

    Peralatan untuk mengukur laju produktivitasozonator

    Statif

    Erlenmeyer

    Buret 50 cc

    Sarung tangan, masker HEPA, dan Peralatan keamanan bekerja di laboratorium

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    42/145

    jas lab

    Stopwatch Alat untuk menghitung waktu tiap pekerjaan

    Membran Serat Berongga Rangkaian alat untuk proses absorbsi amonia

    Reaktor Hibrida Ozon Plasma Rangkaian reaktor untuk proses oksidasi lanjut

    Kompresor Sumber udaraReaktor ozon Sumber ozon

    Thermo-circulator Alat untuk menjaga suhu umpan

    Amoniameter Alat untuk mengukur konsentrasi amonia

    3.3.2 Bahan Penelitian

    Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel

    3.2. berikut ini.

    Tabel 3.2.Bahan yang Digunakan dalam Penelitian

    Nama Bahan Keterangan

    Ammonium sulfat

    ((NH4)2SO4)

    Bahan untuk pembuatan limbah

    sintetik amonia 800 ppm yang bebas

    pengotor.

    Natrium hidroksida

    (NaOH)

    Bahan untuk menyesuaikanpH

    limbah sintetik

    Aquadest (H2O) Pelarut untuk pembuatan limbah

    sintetik dan larutan penyerap asam

    sulfat

    H2SO42 N(Asam Sulfat) Bahan untuk pembuatan larutanpenyerap asam sulfat

    Reagen 1 dan Reagen 2

    Amoniameter

    Bahan untuk mengukur konsentrasi

    amonia

    Larutan KI 0,1 N

    Bahan untuk menguji laju

    produktivitas ozonator

    Na2S2O3.5H2O 0,005

    N

    H2SO42 N

    Indikator kanji

    (amilum)

    3.4 Prosedur Penelitian

    Pada prosedur penelitian, dilakukan uji produktivitas plasma dan ozon, dan

    uji perpindahan massa.

    3.4.1 Uji Reaktor Hibrida Ozon Plasma

    Proses oksidasi lanjut dalam penelitian ini adalah penggabungan teknologi

    hibrida antara teknologi plasma dan ozon dalam reaktor dielectric barrier discharge

    atau DBD cair (Reaktor Hibrida Ozon-Plasma) yang merupakan sistem reaktor hibrida

    Ozon-Plasma hasil rancangan Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    43/145

    Reaktor plasma ini dihubungkan dengan injektor yang memiliki lubang

    tempat diinjeksikan gas oksigen atau ozon kedalamnya yang mana akan terjadi kontak

    langsung dengan aliran limbah yang melaluinya. Diharapkan aliran limbah dengan

    debit yang telah ditentukan tersebut akan bercampur homogen dengan gas oksigen

    atau ozon. Injeksi udara tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

    menggunakan oksigen sebagai gas reaktan dan sekaligus digunakan pula sebagai

    media pendingin.

    Reaktor hibrida ozon plasma berbentuk tabung dengan pemasangan elektroda,

    media dielektrik, dan elektroda tegangan tinggi yang disusun berada pada satu sumbu

    dan searah aliran gas reaktan dan limbah hasil. Aliran umpan melewati ruangan

    elektroda tegangan tinggi untuk selanjutnya berbalik arah melewati bagian dalam

    media dielektrik dan akan keluar pada lubang keluaran (output). Di dalam ruangan

    elektroda terjadi proses plasmanisasi yaitu proses pemaparan gas dan larutan umpan

    dalam medan listrik tegangan tinggi yang kemudian akan mengalami pembentukan

    pembentukan radikal-radikal OH.

    3.4.1.1 Rangkaian Peralatan Reaktor Hibrida Ozon Plasma

    Rangkaian peralatan yang digunakan dalam reaktor hibrida ozon plasma pada

    penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

    Gambar 3.2 Rangkaian Peralatan Reaktor Hibrida Ozon Plasma (Bismo, 2012)

    Tangki Penampung

    PompaRHOP

    Injektor /

    MixerFlowmeter udara

    Kompresor/

    udara

    A

    V

    Flowmeter

    Air

    Power supply

    Transformer

    Step-Up

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    44/145

    3.4.1.2 Uji Kinerja Reaktor Hibrida Plasma-Ozon

    Uji kinerja reaktor hibrida ozon plasma ini menggunakan metode

    iodometri. Metode iodometri ini berdasarkan reaktivitas ozon terhadap larutan KI.

    Penggunaan metode iodometri dilakukan untuk menentukan kadar ozon dalam

    bentuk gas, dimana ion iodida akan teroksidasi menjadi iodium. oleh ozon dalam

    larutan buffer kalium iodida. pH larutan tersebut menjadi 2 dengan dengan pelarut

    asam sulfat dan pembebasan iodium dititrasi dengan natrium tiosulfat. Reaksi

    ozonasi kalium iodida adalah sebagai berikut (Day dan Underwood, 1991):

    O3 + 2I- + H2O I2 + O2 + 2OH

    - (3.1)

    Pembebasan iodium (I

    2) dititrasi dengan natrium tiosulfat:

    I2 + 2Na2S2O3 2NaI + Na2S4O6 (3.2)

    Gambar 3.3. Skema Uji Produktifitas Ozon

    Prosedur untuk melakukan analisa untuk uji produktivitas ozonator dan

    reaktor hibrida ozon plasma adalah sebagai berikut.

    1. Disiapkan 2 buah erlenmeyer 500 mL dan gas washing bubbler

    (bubbler)yang terdiri dari hulu dan hilir. Ditambahkan 200 mL KI 2%

    ke dalam masing-masing erlenmeyer tersebut. Tutup dengan gas

    washing bubbler (bubbler) dan disambungkan dengan selang ke bagian

    ozonator.

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    45/145

    2. Dinyalakan ozonator dan stopwatch, kemudian diamati sampai larutan

    mangasilkan warna kuning baik di hulu maupun hilir.

    3. Apabila sudah terbentuk warna kuning, selanjutnya mematikan ozonator

    dan stopwatch. Catat waktu yang dibutuhkan sampai terjadinya perubahan

    warna menjadi kuning.

    4. Kemudian larutan tersebut ditambahkan dengan H2SO4 2N dan

    dititrasi dengan Na2S2O3 0,005 N. Titrasi dilakukan sampai warna larutan

    kuning menjadi sedikit kuning muda. Kemudian ditambahkan dengan

    indikator amilum sehingga larutan menjadi warna biru, lanjutkan titrasi

    sampai larutan tidak berwarna. Titrasi dilakukan untuk sampel hulu dan hilir.

    5. Dicatat volume titrasi yang diperoleh kemudian lakukan perhitungan.

    3.4.2

    Uji Perpindahan Massa

    Variabel dalam penelitian ini adalah :

    1. Variabel tetap adalah peralatan modul membran ( diameter serat, jenis polimer

    yang digunakan) , peralatan modul plasma dan ozon ( tegangan yang dialirkan,

    jenis elektroda yang digunakan) dan konsentrasi amonia dalam larutan umpan.

    2.

    Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah-pH larutan umpan dengan variasipH 10, 11 dan 12

    -Temperatur umpan 20oC, 30 oC, dan 40 oC

    - Jumlah serat membran berongga dengan variasi 50, 60, dan 70

    -Laju sirkulasi air limbah dengan variasi 3 LPM, 4 LPM, dan 5 LPM.

    3. Variabel terikat adalah konsentrasi amonia yang terdegradasi oleh masing-

    masing proses serta kombinasi proses membran dengan proses oksidasi lanjut

    dalam reaktor hibrida ozon plasma yang menunjukkan efektivitas proses

    terhadap proses degradasi amonia.

    3.4.2.1 Proses Membran

    Pada proses tunggal penyisihan amonia menggunakan membran hal pertama

    yang dilakukan adalah dengan mengalirkan larutan amonia yang ke dalam selongsong

    acrylic. Kemudian langkah selanjutnya adalah mengalirkan larutan absorben (larutan

    asam sulfat) ke dalam serat membran PVC. Membran PVC bersifat hidrofobik dan

    mempunyai pori sehingga dengan adanya perbedaan konsentrasi gas amonia pada

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    46/145

    membran dan selongsong akan menyebabkan gas amonia yang berada di dalam

    selongsong bergerak menuju pori-pori dan masuk ke bagian dalam serat membran

    yang kemudian diserap oleh larutan absorben.. Amonia yang akan digunakan adalah

    dengan konsentrasi inlet 800 ppm. Kemudian amonia ini dipompakan ke dalam shell

    yang laju alirnya diatur menggunakan valve sesuai variabel yang dapat dilihat pada

    alat flowmeter. Larutan amonia yang keluar dari selongsong akan kembali ke dalam

    bak penampung dan kemudian akan dialirkan lagi ke dalam selongsong, proses ini

    terjadi berulang. Larutan amonia yang telah mengalami siklus dan berada pada

    reservoirpenampung, akan diukur konsentrasinya dengan menggunakan amonia meter

    setiap selang waktu 30 menit selama sirkulasi 2 jam.

    Untuk menentukan jumlah amonia terlarut digunakan alat amonia meter. Studi

    perpindahan massa dilakukan dengan menghitung nilai koefisien perpindahan massa

    dengan menggunakan data perubahan konsentrasi amonia.

    Flowmeter

    Air

    Tangki Umpan

    Pompa Valve

    Abs orb en

    (out)Abs orb en

    (in)

    Kontaktor MembranAmonia Meter

    Pompa peristaltik

    Gambar 3.4. Skema Peralatan Proses Membran

    3.4.2.2 Proses Hibrida Plasma dan Ozon

    Pada proses penyisihan amonia dengan proses oksidasi lanjut menggunakan

    Reaktor hibrida ozon plasma , dilakukan dengan mengalirkan limbah sintetik yang

    mengandung ammonia dengan konsentrasi 800 ppm dan pH sesuai varibel yang

    digunakan. Larutan umpan dipompakan menuju plasma dengan mengatur laju alir

    sesuai variabel yang ditentukan dengan menggunakan valve. Sebelumnya tegangan

    regulator diatur sesuai dengan keperluan (+ 175 V). Amonia yang keluar dari plasma

    outlet dari plasma akan dialirkan ke dalam reservoir dan akan diukur kembali

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    47/145

    konsentrasinya dengan menggunakan amonia meter setiap selang waktu 30 menit

    selama sirkulasi 2 jam. Selain itu dalam Reaktor hibrida ozon plasma juga akan

    divariasikan injeksi udara yang diberikan yaitu injeksi dengan ozon atau injeksi udara

    tanpa menggunakan ozon.

    Reaktor

    Hibrida

    Ozon dan

    Plasma

    Tangki Umpan

    Pompa

    Valve

    Flowmeter

    Ai r

    Amo nia Meter

    Ozonator

    Flowmeter

    Udara

    Injektor-

    Mixer

    Kompresor

    Gambar 3.5. Skema Peralatan Proses Plasma

    3.4.2.3Proses Gabungan Reaktor hibrida ozon plasma dan Membran

    Prosedur yang akan dilakukan pada penyisihan amonia dengan gabungan

    Reaktor hibrida ozon plasma dan membran adalah sama dengan proses penyisihan

    amonia dengan Reaktor hibrida ozon plasma saja atau dengan membran saja, namun

    pada proses ini dilakukan penggabungan dua proses tersebut. Larutan amonia yang

    telah keluar dari selongsong kemudian disirkulasikan ke reaktor hibrida, outlet dari

    reaktor hibrida ozon plasma akan dialirkan kembali ke membran dan akan diukur

    kembali konsentrasinya dengan menggunakan amonia meter setiap selang waktu 30

    menit selama waktu sirkulasi selama 2 jam.

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    48/145

    I-1

    Pompa Valve

    FlowmeterAi r

    Abs orb en

    (in)Abs orben

    (out)

    Kontaktor Membran

    Reaktor Hibrida

    Ozon dan PlasmaAmonia

    Meter Injektor-Mixer

    PompaPeristaltik

    E-14E-13 I-3

    P-38

    P-40

    Flowmeter

    Udara KompresorOzonator

    Thermo

    sirkulator

    Gambar 3.6. Skema Peralatan Proses Reaktor Hibrida Ozon Plasma dan Membran

    3.5 Pengolahan dan Analisis Data

    Langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data untuk

    mengetahui efektivitas proses penyisihan amonia yang dapat dilihat dari konversi

    amonia yang dihitung dengan mengukur jumlah amonia yang terkonversi (ppm) dan

    Amonia yang terlarut dalam larutan umpan (ppm) dan studi hidrodinamika.

    Dalam penelitian ini akan dilakukan tiga macam cara untuk menyisihkan

    amonia yaitu penyisihan amonia dengan menggunakan membran serat berongga,

    penyisihan amonia dengan proses tunggal dalam Reaktor hibrida ozon plasma, serta

    penyisihan amonia dengan proses gabungan membran serat berongga dengan

    kombinasi Reaktor hibrida ozon plasma.

    3.5.1 Persen Penyisihan Amonia (% R)

    Efisiensi penyisihan amonia dari limbah dihitung dengan menggunakan

    persamaan berikut ini:

    (3.3)

    dimana:

    C0= Konsentrasi awal amonia (ppm)

    C t= Konsentrasi amonia pada saat t (ppm)

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    49/145

    3.5.2 Menghitung Koefisien Perpindahan Massa

    Gambar di bawah ini adalah skema alir penyisihan amonia melalui kontaktor

    membran serat berongga.

    V-1

    Flowmeter

    Tangki Umpan

    Pompa

    Valve

    Abs orb en (ou t) Abs orb en (in )

    Kontaktor Membran

    VLCL

    QC1

    C2

    L, a, C*Pompa

    Peristaltik

    Gambar 3.7. Skema Peralatan Proses Membran untuk Penurunan Rumus KoefisienPerpindahan Massa

    Perpindahan amonia melewati tiap satuan serat membran dapat ditulis sebagai

    berikut:

    *( )LL L

    dCV K a C C

    dz

    =

    (3.4)

    Tekanan amonia pada fasa gas sama dengan tekanan amonia pada serat

    sehingga konsentrasi amonia pada fasa interface (C*) cenderung konstan, sangat kecil

    dan dapat diabaikan. Pada laju alir gas yang sangat kecil di dalam serat, penurunan

    tekanan sepanjang serat dapat diabaikan dan diasumsikan tekanan konstan. Jika

    pengaruh konsentrasi amonia terlarut (CL) konstan maka batas kondisi CL=C1 pada

    Z=0 dan CL=C2pada Z=L diaplikasikan, dan integrasi persarmaan akan menghasilkan

    persamaan berikut ini:

    2

    1*0 0( )

    L

    L

    C C pada z L z LL

    C C pada z zL L

    dC K adz

    C C V

    = = =

    = = =

    =

    Penyisihan amonia..., Silvia Rahmi Ekasari, FT UI, 2013

  • 7/25/2019 File kesetimbangan VLE

    50/145

    ( )

    ( )

    ( )

    2

    1

    *

    0

    *

    1

    *

    2

    *

    2

    *

    1

    *

    2

    *

    1

    * *

    2 1

    * *

    2 1

    ln

    ln

    ln

    exp

    exp

    exp

    C z L

    LzC

    L

    L

    L

    L

    L

    L

    K a LC C

    V

    C C K a L

    C C V

    C C K a L

    C C V

    C C K a L

    C C V

    K a LC C C C

    V

    K a L

    C C C C V

    =

    =

    =

    =

    =

    =