fertilitas

26
I. Konsep dan Definisi Fertilitas 1. Fertilitas dan Fekunditas Fertilitas adalah kemampuan seorang wanita untuk melahirkan hidup seorang anak. Fekunditas adalah potensi seorang wanita untuk melahirkan disebut fekunditas. 2. Jumlah Kelahiran Jumlah kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup yang terjadi pada waktu tertentu di wilayah tertentu.

Upload: soni-fariski

Post on 02-Jul-2015

2.823 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fertilitas

I. Konsep dan Definisi Fertilitas

1. Fertilitas dan Fekunditas

Fertilitas adalah kemampuan seorang wanita untuk melahirkan hidup seorang anak.

Fekunditas adalah potensi seorang wanita untuk melahirkan disebut fekunditas.

2. Jumlah Kelahiran

Jumlah kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup yang terjadi pada waktu tertentu di wilayah tertentu.

Page 2: Fertilitas

3. Anak Lahir hidup (ALH-Children Ever Born)Suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan dimana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal: bernafas, ada denyut jantungnya atau denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot (live birth).

Lahir mati: kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan (still birth).

Page 3: Fertilitas

4. Anak Masih Hidup (AMH-Children Still Living)Jumlah anak yang masih hidup yang dimiliki seorang wanita sampai saat wawancara dilakukan.

5.Abortus Kematian janin dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu.+ disengaja (induced)+ tidak disengaja (spontaneous)

6.Masa reproduksi (childbearing age)Masa dimana perempuan mampu melahirkan dimulai dari saat menarche hingga memasuki masa menapouse, yang disebut juga usia subur (15-49 tahun).

Page 4: Fertilitas

III. Ukuran Fertilitas

Terdapat 2 macam pendekatan ukuran fertilitas:

a. Ukuran yang sifatnya “penampang lintang (cross sectional) dalam satu tahunan (yearly performance), sering disebut sebagai current fertility. Ukuran ini mencerminkan tingkat fertilitas dari suatu kelompok penduduk atau wanita pada jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.

b. Ukuran longitudinal yang sifatnya mencerminkan riwayat kelahiran atau riwayat reproduksi (reproductive history).

Page 5: Fertilitas

CBR: sifatnya sederhana karena tidak mempertimbangkan potensi penduduk yang mampu melahirkan (WUS), yang menjadi penimbang adalah semua penduduk (laki-laki, perempuan, anak-anak, dan penduduk lanjut usia).

Contoh:

Jumlah kelahiran di Jakarta pada tahun 1970 adalah 182.880 orang bayi. Banyaknya penduduk Jakarta pada pertengahan tahun sebesar 4.546.942 orang. Maka:

182.880CBR = ------------------- x 1000 = 40,2 per 1000 penduduk

4.546.942

Artinya, pada tahun 1970 terdapat 40 kelahiran per 1000 penduduk di Jakarta.

Page 6: Fertilitas

2. GFR (General Fertility Rate (Angka Kelahiran Umum)):

banyaknya kelahiran pada suatu periode per 1000 penduduk perempuan usia 15-49 tahun atau 15-44 tahun pada pertengahan periode yang sama.

B Rumus: GFR = ------------ x k

Pf15-49

B atau GFR = ------------ x k

Pf15-44

dimana: Pf15-49 = jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun Pf15-44 = jumlah penduduk perempuan umur 15-44 tahun.

Page 7: Fertilitas

Ukuran ini lebih cermat karena populasi yang dipertimbangkan adalah penduduk yang berpotensi melahirkan (WUS).

Kelemahan:

yaitu belum mempertimbangkan potensi melahirkan yang berbeda antar kelompok umur. Kesuburan wanita meningkat sejalan dengan meningkatnya umur dan menurun kembali kira-kira pada usia 35 tahun (U terbalik).

Page 8: Fertilitas

Contoh:

Misal jumlah penduduk perempuan umur 15-49 tahun di DKI Jakarta pada tahun 1970 adalah 1.168.680 orang maka

182.880GFR = ------------------ x 1000 = 156,9 per 1000 perempuan umur 15-49 tahun

1.168.680

Artinya, pada tahun 1970 terdapat 157 kelahiran per 1000 penduduk usia 15-49 tahun di Jakarta

Page 9: Fertilitas

c. ASFR (Age-Specific Fertility Rate (Angka Fertilitas Umur Tertentu):

banyaknya kelahiran pada perempuan kelompok umur tertentu pada suatu periode per 1000 penduduk perempuan pada kelompok umur yang sama pada pertengahan periode yang sama.

bi

Rumus: ASFRi = ---------------- x k (i=1, 2, …, 7) Pfi

dimana:bi = banyaknya kelahiran pada perempuan kelompok umur i pada suatu periode

i=1 untuk kelompok umur 15-19i=2 untuk kelompok umur 20-24i=7 untuk kelompok umur 45-49

Pfi = jumlah penduduk perempuan pada kelompok umur i

Page 10: Fertilitas

Kebaikan ASFR:

Ukuran ASFR lebih cermat daripada GFR karena memperhitungkan jumlah wanita menurut tingkat kesuburannya

Ukuran ASFR memungkinkan dilakukan studi fertilitas menurut kohort atau umur tertentu

ASFR merupakan dasar perhitungan ukuran fertilitas yang selanjutnya (TFR, GRR dan NRR).

Kelemahan ASFR:

Diperlukan data rinci akan jumlah kelahiran menurut kelompok umur wanita, data ini kadang tidak tersedia, terutama untuk negara berkembang dimana kualitas sumber datanya belum baik.

Page 11: Fertilitas

Tabel 1. Jumlah perempuan usia 15-49 tahun, jumlah kelahiran dan ASFR, DKI Jakarta, 1970.---------------------------------------------------------------------------------------Umur perempuan Pfi bi ASFRi

(1) (2) (3) (4) = 1000 x (3)/(2)-------------------------------------------------------------------------------------- 15-19 264.960 15.840 60 20-24 208.080 41.040 197 25-29 200.880 50.400 251 30-34 163.440 49.680 304 35-39 151.200 18.000 119 40-44 110.660 7.200 65 45-49 66.960 720 11---------------------------------------------------------------------------------------

ASFR untuk perempuan umur 25-29 tahun adalah 251. Artinya, pada tahun 1970 terdapat 252 kelahiran per 1000 penduduk perempuan usia 25-29 tahun di DKI Jakarta.

Page 12: Fertilitas

Age Specific Fertility Rate (ASFR), Indonesia, Data SP 2000

44

114122

95

56

2612

0

20

40

60

80

100

120

140

15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49

Page 13: Fertilitas

d. TFR (Total Fertility Rate/Angka Fertilitas Total):

rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang ibu pada akhir masa reproduksinya jika ibu tersebut mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung.

Rumus: TFR = 5 x (ASFR1 + ASFR2 + ASFR3 + …. + ASFR7)

Misal:

Dari tabel di atas: TFR = 5 x (60 + 197 + 251 + 304 + 119 + 65 + 11) = 5035 per 1000 perempuan = 5,035 per ibu

Page 14: Fertilitas

Artinya: setiap wanita Jakarta yang mampu menyelesaikan masa reproduksinya (15-49 tahun) secara rata-rata akan mempunyai lima anak.

Kebaikan TFR:

Dapat dijadikan ukuran kelahiran untuk seluruh wanita usia respoduksi (15-49 tahun), yang telah memperhitungakn tingkat kesuburan wanita masing-masing kelompok usia.

Page 15: Fertilitas

B. Reproductive History (cumulative fertility)

Cumulative fertility: data kelahiran yang dikumpulkan merupakan data kelahiran dari awal masa reproduksi sampai saat wawancara dilakukan (retrospektif).

1.CEB (children ever born (jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup (ALH))

Mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok atau beberapa kelompok perempuan selama masa reproduksinya (disebut juga paritas).

CEBi

Rumus: Rata-rata ALH = ----------------Pfi

dimana: CEBi = banyaknya anak yang dilahirkan hidup oleh perempuan kelompok umur i.

Page 16: Fertilitas

Kelebihan ALH:

Mudah mendapatkan data (dari sensus/survei)

Tidak ada referensi waktu, karena menyetakan jumlah ALH sejak wanita tersebut mulai masa rerpoduksinya sampai saat wawancara terjadi.

Kelemahan ALH:

Tidak akurat karena sering terjadi salah pelaporan, terutama umur ibu.

Bersifat retrospektif, sehingga ada faktor/kecenderungan dalam melaporkan jumlah kelahiran terutama pada wanita berusia lebih tua.

Kelahiran mati ikut dilaporkan dalam ALH , karena tidak tau apakah kelahiran yang dilaporkan adalah kelahiran mati atau kelahiran hidup.

Page 17: Fertilitas

2. CWR (Child Woman Ratio): rasio antara jumlah anak berusia dibawah lima tahun (0-4 tahun) dengan jumlah penduduk perempuan usia reproduksi.

P0-4

Rumus: CWR = ------------ x k Pf15-49

P0-4

atau CWR = ------------ x k Pf15-44

dimana P0-4 = jumlah penduduk usia 0-4 tahun.

Page 18: Fertilitas

Kelebihan CWR:

Data mudah diperoleh, karena publikasi sensus/survei umumnya dalam bentuk kelompok umur.

Rasio ini berguna untuk indikasi fertilitas pada luas area yang kecil.

Kelemahan CWR:

Kualitas pelaporannya dipengaruhi oleh keakuratan pelaporan baik mengenai jumlah anak umur 0-4 tahun maupun umur ibu.

Dipengaruhi oleh tingkat mortalitas wanita dan kematian anak. Perlu diingat bahwa tingkat mortalitas anak lebih tinggi dibandingkan tingkat mortalitas dewasa.

Tidak memperhitungkan distribusi umur dari penduduk wanita.

Page 19: Fertilitas

Beberapa Angka Fertilitas Indonesia menurut SDKI 2002-2003:

TFR = 2.6 per 1000 perempuan

GFR = 89 per 1000 perempuan

CBR = 21,9 per 1000 penduduk

Page 20: Fertilitas

Permasalahan dalam Pengukuran Fertilitas:

1. Tidak seluruh penduduk mempunyai resiko melahirkan.

2. Kelahiran melibatkan orang tuanya, namun informasi yang dikumpulkan biasanya hanya berhubungan dengan si ibu sehingga, pengukuran fertilitas ini berdasarkan sifat si-ibu saja.

3. Penentuan jumlah penduduk yang terpapar resiko melahirkan (exposed to risk) dalam pengukuran fertilitas sukar. Idak semua wanita berumur 15-49 tahun menanggung resiko melahirkan.

4. Sulit membedakan lahir hidup dan lahir mati.

5. Melahirkan lebih dari satu kali merupakan pilihan, yang tergantung pada pendidikan, jumlah anak yang sudah dimiliki dll.

Page 21: Fertilitas

c.Ukuran-ukuran reproduksi

Angka reproduksi: ukuran yang berkenaan dengan kemampuan suatu penduduk untuk menggantikan dirinya. Oleh karenanya yang dihitung hanyalah bayi perempuan saja.

1. GRR (Gross Reproduction Rate (Angka Reproduksi Kotor)): banyaknya perempuan yang dilahirkan oleh suatu kohor perempuan.

1a. Melalui perhitungan TFR

Jika diasumsikan bahwa rasio jenis kelamin pada saat dilahirkan oleh setiap kelompok umur perempuan misal: 103 (103 bayi laki-laki dibandingkan 100 bayi perempuan) maka:

100Rumus: GRR = ---------- x TFR

203

Page 22: Fertilitas

Contoh:

GRR DKI Jakarta pada tahun 1970 jika RJKo = 103 adalah:

100GRR = --------- x 5035 = 2480,3 per 1000 perempuan umur 15-49 tahun

203

GRR=2480 per 1000 perempuan atau terdapat 2,4 anak perempuan per perempuan. Artinya tanpa memperhatikan kematian yang mungkin dialami anak sesudah kelahiran, akan terdapat 2 anak perempuan ayang akan menggantikan ibunya melahirkan.

Page 23: Fertilitas

1b.GRR melalui perhitungan ASFR

Apabila diketahui jumlah bayi perempuan yang lahir pada setiap kelompok umur perempuan (bfi) maka:

Rumus: GRR = 5 x (ASFRf1 + ASFRf2 + ASFRf3 + …. + ASFRf7)

dimana

ASFRfi = banyaknya bayi perempuan dari perempuan pada kelompok umur i per 1000 perempuan kelompok umur i.

Page 24: Fertilitas

GRR = 5(496)x1000 wanita = 2480 per 1000 wanita atau 2,4 per wanita

Artinya:

setiap wanita akan digantikan oleh 2,4 orang anak perempuan yang akan menggantikan ibunya melahirkan, tanpa memperhitungkan kenyataan bahwa banyak bayi lahir ada yang meninggal dan tidak sempat mengalami usia reproduksi.

Kelemahan: tidak memperhitungkan kemungkinan meninggal dari bayi perempuan sebelum masa reproduksinya.

Page 25: Fertilitas

2. NRR (Net Reproduction Rate (Angka Reproduksi Bersih)):

Angka ini memperhitungkan kemungkinan si bayi perempuan meninggal sebelum masa reproduksinya.

Asumsi: bayi perempuan mengikuti pola fertilitas dan pola mortalitas ibunya.

Page 26: Fertilitas

Perhitungan:

NRR = 5 x (1,558 + 53,192 + 95,686 + …. + 0,074) = 1006,23 per 1000 perempuan = 1,00623 per ibu

Artinya: rata-rata banyaknya anak perempuan yang dimiliki oleh suatu kohor perempuan yang akan tetap hidup hingga masa reproduksinya adalah antara satu dan dua orang.