fatorahman kata

Upload: redho-doank

Post on 17-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Fatorahman KATA

    1/8

    FatorahmanKATA"logika" sering terdengar dalam percakapan sehari-hari,

    biasanya dalam arti "menurut akal", seperti kalau orang berkata:

    "Langkah yang diambilnya itu logis", atau: "Menurut logikanya ia

    harus marah". tetapi logika sebagai istilah berarti suatu metoda

    atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran.

    Maka untuk memahami apakah logika itu, orang harus

    mempunyai pengertian yang elas tentang penalaran. !enalaran

    adalah suatu bentuk pemikiran. Adapun bentuk-bentuk pemikiran

    yang lain, mulai dari yang paling sederhana ialah: pengertian atau

    konsep conceptus# concept$, proposisi atau pernyataan

    propositio# statement$, dan penalaran ratiocinium# reasoning$.

    Tidak ada proposisi tanpa pengertian dan tidak ada penalaran

    tanpa proposisi. Maka untuk memahami penalaran, ketiga bentuk

    pemikiran harus dipahami bersama-sama.

    A. !engertian

    Kita mulai, misalhya, dengan pengalaman indera atau obser%asi

    empirik: mata melihat aning, melihat &arna hitam, telinga

    mendengar suara menggonggong. 'ersamaan dengan akti%itas

    indera itu teradilah akti%itas pikiran, yaitu pembentukan

    pengertian. (alam hal ini yang terbentuk ialah pengertian

    "aning", "hitam", dan "menggonggong". Tepat tidaknya

    pengertian itu tergantung dari tepat tidaknya cara melakukan

    obser%asi dan ini adalah masalah )isik, masalah indera, bukanmasalah pikiran. *ekali indera mengobser%asi, terbentuklah

    pengertian yang bagi pikiran merupakan data dalam proses

    ber)ikir lebih lanut, Karena berasal dari pengalaman empirik,

    pengertian itu uga disebut data empirik. +uga disebut data

    psikologik, karena terbentuk melalui proses psikologik, yaitu

    pengamatan indera.

    !engertian adalah sesuatu yang abstrak. Kalau kita hendak

    menunuknya, pengertian itu harus diganti dengan lambang.

    Lambangnya yang paling laim ialah bahasa. Lambang, di sini

    bahasa, memiliki si)at-si)at sendiri yang lain daripada si)at-si)atdari apa yang dilambangkan, yaitu pengertian. arus diperhatikan

    agar angan sampai si)at lambang dianggap sebagai si)at dari apa

    yang dilambangkan. Kekurangan perhatian dalam hal ini akan

    menyesatkan alannya pikiran. (i dalam. bahasa, pengertian itu

    lambangnya berupa kata. Kata sebagai )ungsi dari pengertian

    disebut term. 'erhubung dengan perbedaan si)at lambang dan

  • 7/23/2019 Fatorahman KATA

    2/8

    yang dilambangkan, yang terutama harus diperhatikan ialah

    perbandingan umlah kata dengan umlah pengertian.

    '. !roposisi

    'ersamaan dengan teradinya obser%asi empirik, di dalam pikiran

    tidak hanya terbentuk pengertian, tetapi uga teradi perangkaian

    dari term-term itu. Tidak pernah ada pengertian yang berdiri

    sendiri di dalam pikiran. angkaian pengertian itulah yang disebut

    proposisi dan pengertian hanya terdapat dalam proposisi. (alam

    proses pembentukan proposisi itu teradi dua hal.

    !ertama: proses pembentukan proposisi teradi begitu rupa,

    sehingga ada pengertian yang menerangkan tentang pengertian

    yang lain, atau ada pengertian yang diingkari tentang pengertian

    yang lain. (engan menggunakan contoh tentang aning di atas,

    proses perangkaian itu menghasilkan, misalnya, proposisi sebagaiberikut: "Aning hitam itu menggonggong".

    "Menggonggong" menerangkan tentang "aning hitam".

    !engertian yang menerangkan itu disebut predikat, sedang

    pengertian yang diterangkan disebut subyek. Kalau predikat itu

    disingkat menadi ! dan subyek menadi *, sedang kata /itu/ atau

    )ungsi menerangkan itu diberi tanda 0, maka pola proposisi itu

    dapat ditulis: 1 0 !.

    Kalau dalam proses perangkaian itu teradi pengingkaran, maka

    proposisi yang terbentuk menadi:

    "Aning hitam itu tidak menggonggong".

    Kalau )ungsi pengingkaran itu diganti dengan tanda 2 , maka pola

    proposisi ingkar itu menadi: * 0 !.

    Kedua: dalam proses pembentukan proposisi itu sekaligus teradi

    pengakuan bah&a aning hitam itu memang menggonggong, atau

    bah&a aning hitam itu memang tidak menggonggong. Artinya,

    proposisi /itu menyatakan bah&a memang benar aning hitam itu

    menggonggong atau tidak menggonggong, kebalikannya adalah

    salah. (ari sini elaslah, bah&a proposisi itu mengandung si)at

    benar atau salah. *ebaliknya pengertian tidak ada hubungannyadengan benar atau salah, pengertian tidak benar tidak salah.

    Apa yang dinyatakan di dalam proposisi seperti di atas adalah

    )akta, yaitu obser%asi yang dapat di%eri)ikasi atau diui

    kecocokannya secara empirik, dengan menggunakan indera, an

    empirically %eri)iable obser%ation$. 'agi pikiran )akta merupakan

    data empirik yang tinggal untuk diterima. 'etul-tidaknya )akta

  • 7/23/2019 Fatorahman KATA

    3/8

    tergantung kepada tepat-tidaknya cara dan alat untuk mengadakan

    obser%asi. (an seperti dikatakan di atas dalam hal pengertian, ini

    semua bukan masalah untuk pikiran. Karena proposisi seperti

    contoh di atas itu didasarkan atas obser%asi empirik, maka disebut

    proposisi empirik. *emua proposisi empirik secara langsung atau

    tidak langsung kembali kepada dasar empirik. !roposisi yang

    langsung kembali kepada obser%asi empirik disebut proposisi

    dasar basic statement$. Tidak semua proposisi merupakan

    proposisi empirik. +adi tidak dapat dicocokkan dengan obser%asi

    indera. Akan tetapi si)at kebenaran atau kesalahannya langsung

    nampak kepada pikiran dan oleh karenanya harus diterima.

    !roposisi yang demikian itu disebut proposisi mutlak necessary

    statement$. !roposisi mutlak itu elas dengan sendirinya sel)

    e%ident$. Misalnya: "+anda adalah &anita yang pernah ka&in".

    *etiap orang tahu bah&a proposisi ini benar, meskipun mungkinbelum pernah dan uga tidak akan pernah ada anda. Tanpa dasar

    obser%asi, orang tahu bah&a "*egala sesuatu itu mempunyai

    sebab", bah&a "'agian itu lebih kecil dari yang dibagi".

    !roposisi lain yang uga dengan sendirinya elas benar, misalnya:

    kesatuan itu sama dengan umlah bagian-bagiannya. 'erdasarkan

    aas ini dapatlah, misalnya, diketahui bah&a 34.444.444 bagian$

    2 5.555.555 bagian$ 0 35.555.555 kesatuan$, tanpa harus

    sungguh-sungguh menghitung terlebih dahulu, suatu pekeraan

    yang uga tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik. Tetapi

    %eri)ikasi empirik secara demikian itu uga tidak diperlukan.

    (alam proposisi, predikat dihubungkan dengan subyek. Kalau

    hubungan itu bergantung kepada syarat /yang harus dipenuhi,

    proposisinya disebut proposisi hipotetik. Kalau kaitan di antara

    subyek dan predikat itu tanpa syarat, proposisinya disebut

    proposisi kategorik.

    !roposisi itu lambangnya dalam bahasa berupa kalimat berita.

    anya kalimat beritalah merupakan suatu pernyataan yang dapat

    benar atau salah. Kalimat tanya dan kalimat perintah bukan

    lambang proposisi. Kalimat tanya masih mencari apakah adahubungan di antara subyek dan predikat. Kalimat perintah ustru

    menuntut adanya hubungan di antara subyek dan predikat, yang

    belum ada. Kedua macam kalimat itu tidak menyatakan adanya

    suatu kaitan di antara subyek dan predikat, padahal itulah yang

    merupakan inti dari proposisi.

  • 7/23/2019 Fatorahman KATA

    4/8

    6. !enalaran

    Kita mulai pembahasan proses ber)ikir dengan bertolak dari

    pengamatan indera atau obser%asi empirik. !roses itu di dalam

    pikiran menghasilkan seumlah pengertian dan proposisi

    sekaligus. 'erdasarkan pengamatan-pengamatan indera yang

    seenis, pikiran menyusun proposisi-proposisi yang seenis pula.

    Misalnya: logam 3 dipanasi dan memuai, logam 7 dipanasi dan

    memuai, logam 8 dipanasi dan memuai, dan seterusnya, katakan,

    sampai 34 logam, Kalau orang yang mengamati itu sadar akan

    kesamaan di antara kesepuluh /proposisi itu, ia akan

    mengharapkan, bah&a logam-logam lain pun kalau dipanasi uga

    akan memuai.

    Apa yang teradi dalam proses di atas ialah, bah&a berdasarkan

    seumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang

    menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidakdiketahui. !roses inilah yang disebut penalaran. Kalau disusun

    secara )ormal bentuk penalaran itu menadi sebagai berikut:

    Logam 3 dipanasi dan memuai.

    Logam 7 dipanasi dan memuai.

    Logam 8 ...

    Logam 34 dipanasi dan memuai.

    +adi: Logam-logam lain9semua logam yang dipanasi memuai.

    (alam penalaran itu proposisi-proposisi yang menadi dasar

    penyimpulan disebut antesedens atau premis, sedang

    kesimpulannya disebut konklusi sering uga konsekuens. (i antara

    premis dan konklusi ada hubungan tertentu. ubungan itu disebut

    konsekuensi.

    Kalau penalaran di atas kita perhatikan, elaslah bah&a

    konklusinya lebih luas dari premisnya. ang diketahui di dalam

    premis hanya 34 logam yang memuai, sedang konklusinya

    mengenai semua logam. (i sini teradilah suatu generalisasi#

    konklusinya itu suatu proposisi umum, suatu proposisi uni%ersal,

    yang berlaku secara umum untuk segala benda.

    !enalaran yang konklusinya lebih luas daripada premisnya itudisebut penalaran indukti) atau induksi. Tidak semua induksi

    konklusinya mesti suatu generalisasi, akan tetapi mesti lebih luas

    daripada premisnya.

    (i samping induksi ada penalaran dedukti) atau deduksi. (i sini

    konklusinya tidak lebih luas daripada premisnya. (i dalam

    deduksi dalam premisnya mesti harus ada proposisi uni%ersal.

  • 7/23/2019 Fatorahman KATA

    5/8

    !roposisi uni%ersal itu misalnya proposisi: "*emua benda yang

    dipanasi memuai" di atas. Kalau kemudian saya mengetahui ban

    mobil sesudah peralanan itu panas,/ maka saya tahu atau

    menyimpulkan bah&a ban mobil itu telah memuai. ;ni suatu

    penalaran dedukti), yang kalau disusun dalam bentuk )ormal

    menadi sebagai berikut:

    *emua benda yang dipanasi memuai.

    'an mobil itu dipanasi dalam peralanan$.

    +adi: 'an mobil itu memuai.

    (alam penalaran-penalaran di atas premisnya terdiri atas lebih

    dari satu proposisi. Ada pula penalaran yang premisnya hanya

    sebuah proposisi dan langsung disusul dengan proposisi lain

    sebagai kesimpulannya. !enalaran ini ialah penalaran langsung.

    *emua bintang )ilm memakai sabun Lu

  • 7/23/2019 Fatorahman KATA

    6/8

    konklusi yang benar dan berhubungan dengan pemilihan proposisi

    dalam akti%itas penalaran.

    Akti%itas penalaran uga meliputi penyusunan proposisi-proposisi

    itu menadi premis yang diadikan dasar penyimpulan. Kalau

    susunan premis tidak tepat, tidak dapat diadikan pangkal untuk

    menarik kesimpulan yang benar, seperti terbukti dari contoh

    berikut:

    *emua pega&ai negeri adalah penerima gai. '>?A$ *emua

    pega&ai s&asta adalah penerima gai. '>?A$ +adi: !ega&ai

    negeri adalah pega&ai s&asta. *ALA$

    6ontoh susunan penalaran yang tepat adalah sebagai berikut:

    *emua pencuri adalah penahat. '>?A$

    @atotkaca adalah pencuri. '>?A$ +adi: @atotkaca adalah

    penahat. '>?A$

    'ah&a susunan di atas tepat, dapat diketahui berdasarkankonklusinya yang benar, sedang premisnya uga benar. Kalau

    penalaran yang tepat di atas dikosongkan dari isi atau maknanya

    dengan menghapus pengertian-pengertian di dalamnya dan

    menggantinya dengan tanda-tanda huru) terdapatlah pola

    penyusunan itu sebagai berikut:

    *emua a. adalah c

    b adalah a

    +adi: b adalah c

    !ola susunan penalaran itu disebut bentuk penalaran. !enalaran

    dengan bentuk yang tepat disebut penalaran yang tepat, yang sahih

    %alid$. *emua penalaran, apapun isi atau maknanya, asal

    bentuknya tepat, dapat dipastikan konklusinya tentu benar. +adi

    tanda-tanda a, b, c itu dapat diganti dengan pengertian apa saa,

    asal premisnya benar kesimpulannya uga tentu benar. Misalnya,

    bentuk di atas dapat diadikan penalaran berikut:

    *emua puteri *ala itu &anita yang lu&es.

    .*. Ani itu puteri *ala. +adi: .*. Ani itu &anita yang lu&es.

    Menentukan bentuk-bentuk penalaran yang bagaimaaakah yang

    tepat dan syarat-syarat apakah yang harus dipenuhi, itulah yangmenadi tugas logika.

    'entuk penalaran itu tidak hanya mengenai soal susun-menyusun

    proposisl menadi premis, akan tetapi uga mengenai bentuk atau

    struktur proposisinya. Meskipun pola susunannya sama, akan

    tetapi kalau struktur proposisinya di dalam premis berubah,

    mungkin penalarannya menadi tidak tepat, bentuknya tidak sahih.

  • 7/23/2019 Fatorahman KATA

    7/8

    Kalau dalam contoh terakhir di atas, /*emua puteri *ala/ diganti

    dengan /Ada puteri *ala/, maka struktur proposisi pertama berubah

    dan penalarannya menadi:

    Ada puteri *ala yang &anita lu&es.

    .*. Ani adalah puteri *ala.

    +adi: .*. Ani adalah &anita lu&es.

    +elaslah bah&a kesimpulan di atas tidak dapat diturunkan dari

    premisnya. +adi bentuk penalaran itu tidak tepat dan penalarannya

    tidak sahih. !enalaran di atas kedua proposisi premisnya benar,

    akan tetapi konklusinya salah, Kesesatan penalaran yang menarik

    konklusi yang salah dari premis yang benar itu disebut kesesatan

    non seuitur, lengkapnya: /?on seuitur conclusio premisses/,

    konklusinya tidak menurut premis-premisnya.

    (ari uraian-uraian di atas elaslah agaknya apa yang ditulis dalam

    >ncyclopedia 'ritannica 35B7,$ mengenai logika:"Logika ialah studi sistematik tentang struktur proposisi dan

    syarat-syarat umum mengenai penalaran yang sahih dengan

    menggunakan metodcCyang mengesampingkan isi atau bahan

    proposisi dan hanya membahas bentuk logisnya saa. !erbedaan

    antara bentuk dan bahan ini diadakan apabila kita membedakan

    ketepatan logik LD@;6AL*D=?(?>**$ atau kesahihan

    EAL;(;T$ sebuah penalaran dengan - kebenaran premis-

    premisnya, yang menadi pangkal tolaknya, .........."

    Logika seperti diuraikan di atas hanya membahas bentuk

    penalaran dan oleh karenanya dahulu disebut logika )orma, untuk

    membedakannya dengan logika material, yaitu logika yang

    membahas penalaran dari segi isi atau bahannya. (alam

    konsensus sekarang, yang disebut logika itu ialah logika )ormal,

    kecuali kalau elas-elas yang dimaksud lain.

    *ebagai penutup bab tentang penalaran dapatlah secara eksplisit

    dicatat apa yang secara implisit telah dielaskan di atas, bah&a

    /benar/ itu tidak sama dengan /logis/. ang benar adalah proposisidan berarti ada kesesuaian antara subyek dan predikat: proposisi

    itu konsisten. ang logis adalah penalaran dan berarti penalaran

    itu mempunyai bentuk yang tepat: penalaran itu sahih.

    >. ukum !enyimpulan

    !enalaran adalah proses ber)ikir, yang berdasarkan premis yang

  • 7/23/2019 Fatorahman KATA

    8/8