fatorahman kata
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 Fatorahman KATA
1/8
FatorahmanKATA"logika" sering terdengar dalam percakapan sehari-hari,
biasanya dalam arti "menurut akal", seperti kalau orang berkata:
"Langkah yang diambilnya itu logis", atau: "Menurut logikanya ia
harus marah". tetapi logika sebagai istilah berarti suatu metoda
atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran.
Maka untuk memahami apakah logika itu, orang harus
mempunyai pengertian yang elas tentang penalaran. !enalaran
adalah suatu bentuk pemikiran. Adapun bentuk-bentuk pemikiran
yang lain, mulai dari yang paling sederhana ialah: pengertian atau
konsep conceptus# concept$, proposisi atau pernyataan
propositio# statement$, dan penalaran ratiocinium# reasoning$.
Tidak ada proposisi tanpa pengertian dan tidak ada penalaran
tanpa proposisi. Maka untuk memahami penalaran, ketiga bentuk
pemikiran harus dipahami bersama-sama.
A. !engertian
Kita mulai, misalhya, dengan pengalaman indera atau obser%asi
empirik: mata melihat aning, melihat &arna hitam, telinga
mendengar suara menggonggong. 'ersamaan dengan akti%itas
indera itu teradilah akti%itas pikiran, yaitu pembentukan
pengertian. (alam hal ini yang terbentuk ialah pengertian
"aning", "hitam", dan "menggonggong". Tepat tidaknya
pengertian itu tergantung dari tepat tidaknya cara melakukan
obser%asi dan ini adalah masalah )isik, masalah indera, bukanmasalah pikiran. *ekali indera mengobser%asi, terbentuklah
pengertian yang bagi pikiran merupakan data dalam proses
ber)ikir lebih lanut, Karena berasal dari pengalaman empirik,
pengertian itu uga disebut data empirik. +uga disebut data
psikologik, karena terbentuk melalui proses psikologik, yaitu
pengamatan indera.
!engertian adalah sesuatu yang abstrak. Kalau kita hendak
menunuknya, pengertian itu harus diganti dengan lambang.
Lambangnya yang paling laim ialah bahasa. Lambang, di sini
bahasa, memiliki si)at-si)at sendiri yang lain daripada si)at-si)atdari apa yang dilambangkan, yaitu pengertian. arus diperhatikan
agar angan sampai si)at lambang dianggap sebagai si)at dari apa
yang dilambangkan. Kekurangan perhatian dalam hal ini akan
menyesatkan alannya pikiran. (i dalam. bahasa, pengertian itu
lambangnya berupa kata. Kata sebagai )ungsi dari pengertian
disebut term. 'erhubung dengan perbedaan si)at lambang dan
-
7/23/2019 Fatorahman KATA
2/8
yang dilambangkan, yang terutama harus diperhatikan ialah
perbandingan umlah kata dengan umlah pengertian.
'. !roposisi
'ersamaan dengan teradinya obser%asi empirik, di dalam pikiran
tidak hanya terbentuk pengertian, tetapi uga teradi perangkaian
dari term-term itu. Tidak pernah ada pengertian yang berdiri
sendiri di dalam pikiran. angkaian pengertian itulah yang disebut
proposisi dan pengertian hanya terdapat dalam proposisi. (alam
proses pembentukan proposisi itu teradi dua hal.
!ertama: proses pembentukan proposisi teradi begitu rupa,
sehingga ada pengertian yang menerangkan tentang pengertian
yang lain, atau ada pengertian yang diingkari tentang pengertian
yang lain. (engan menggunakan contoh tentang aning di atas,
proses perangkaian itu menghasilkan, misalnya, proposisi sebagaiberikut: "Aning hitam itu menggonggong".
"Menggonggong" menerangkan tentang "aning hitam".
!engertian yang menerangkan itu disebut predikat, sedang
pengertian yang diterangkan disebut subyek. Kalau predikat itu
disingkat menadi ! dan subyek menadi *, sedang kata /itu/ atau
)ungsi menerangkan itu diberi tanda 0, maka pola proposisi itu
dapat ditulis: 1 0 !.
Kalau dalam proses perangkaian itu teradi pengingkaran, maka
proposisi yang terbentuk menadi:
"Aning hitam itu tidak menggonggong".
Kalau )ungsi pengingkaran itu diganti dengan tanda 2 , maka pola
proposisi ingkar itu menadi: * 0 !.
Kedua: dalam proses pembentukan proposisi itu sekaligus teradi
pengakuan bah&a aning hitam itu memang menggonggong, atau
bah&a aning hitam itu memang tidak menggonggong. Artinya,
proposisi /itu menyatakan bah&a memang benar aning hitam itu
menggonggong atau tidak menggonggong, kebalikannya adalah
salah. (ari sini elaslah, bah&a proposisi itu mengandung si)at
benar atau salah. *ebaliknya pengertian tidak ada hubungannyadengan benar atau salah, pengertian tidak benar tidak salah.
Apa yang dinyatakan di dalam proposisi seperti di atas adalah
)akta, yaitu obser%asi yang dapat di%eri)ikasi atau diui
kecocokannya secara empirik, dengan menggunakan indera, an
empirically %eri)iable obser%ation$. 'agi pikiran )akta merupakan
data empirik yang tinggal untuk diterima. 'etul-tidaknya )akta
-
7/23/2019 Fatorahman KATA
3/8
tergantung kepada tepat-tidaknya cara dan alat untuk mengadakan
obser%asi. (an seperti dikatakan di atas dalam hal pengertian, ini
semua bukan masalah untuk pikiran. Karena proposisi seperti
contoh di atas itu didasarkan atas obser%asi empirik, maka disebut
proposisi empirik. *emua proposisi empirik secara langsung atau
tidak langsung kembali kepada dasar empirik. !roposisi yang
langsung kembali kepada obser%asi empirik disebut proposisi
dasar basic statement$. Tidak semua proposisi merupakan
proposisi empirik. +adi tidak dapat dicocokkan dengan obser%asi
indera. Akan tetapi si)at kebenaran atau kesalahannya langsung
nampak kepada pikiran dan oleh karenanya harus diterima.
!roposisi yang demikian itu disebut proposisi mutlak necessary
statement$. !roposisi mutlak itu elas dengan sendirinya sel)
e%ident$. Misalnya: "+anda adalah &anita yang pernah ka&in".
*etiap orang tahu bah&a proposisi ini benar, meskipun mungkinbelum pernah dan uga tidak akan pernah ada anda. Tanpa dasar
obser%asi, orang tahu bah&a "*egala sesuatu itu mempunyai
sebab", bah&a "'agian itu lebih kecil dari yang dibagi".
!roposisi lain yang uga dengan sendirinya elas benar, misalnya:
kesatuan itu sama dengan umlah bagian-bagiannya. 'erdasarkan
aas ini dapatlah, misalnya, diketahui bah&a 34.444.444 bagian$
2 5.555.555 bagian$ 0 35.555.555 kesatuan$, tanpa harus
sungguh-sungguh menghitung terlebih dahulu, suatu pekeraan
yang uga tidak akan dapat dilaksanakan dengan baik. Tetapi
%eri)ikasi empirik secara demikian itu uga tidak diperlukan.
(alam proposisi, predikat dihubungkan dengan subyek. Kalau
hubungan itu bergantung kepada syarat /yang harus dipenuhi,
proposisinya disebut proposisi hipotetik. Kalau kaitan di antara
subyek dan predikat itu tanpa syarat, proposisinya disebut
proposisi kategorik.
!roposisi itu lambangnya dalam bahasa berupa kalimat berita.
anya kalimat beritalah merupakan suatu pernyataan yang dapat
benar atau salah. Kalimat tanya dan kalimat perintah bukan
lambang proposisi. Kalimat tanya masih mencari apakah adahubungan di antara subyek dan predikat. Kalimat perintah ustru
menuntut adanya hubungan di antara subyek dan predikat, yang
belum ada. Kedua macam kalimat itu tidak menyatakan adanya
suatu kaitan di antara subyek dan predikat, padahal itulah yang
merupakan inti dari proposisi.
-
7/23/2019 Fatorahman KATA
4/8
6. !enalaran
Kita mulai pembahasan proses ber)ikir dengan bertolak dari
pengamatan indera atau obser%asi empirik. !roses itu di dalam
pikiran menghasilkan seumlah pengertian dan proposisi
sekaligus. 'erdasarkan pengamatan-pengamatan indera yang
seenis, pikiran menyusun proposisi-proposisi yang seenis pula.
Misalnya: logam 3 dipanasi dan memuai, logam 7 dipanasi dan
memuai, logam 8 dipanasi dan memuai, dan seterusnya, katakan,
sampai 34 logam, Kalau orang yang mengamati itu sadar akan
kesamaan di antara kesepuluh /proposisi itu, ia akan
mengharapkan, bah&a logam-logam lain pun kalau dipanasi uga
akan memuai.
Apa yang teradi dalam proses di atas ialah, bah&a berdasarkan
seumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidakdiketahui. !roses inilah yang disebut penalaran. Kalau disusun
secara )ormal bentuk penalaran itu menadi sebagai berikut:
Logam 3 dipanasi dan memuai.
Logam 7 dipanasi dan memuai.
Logam 8 ...
Logam 34 dipanasi dan memuai.
+adi: Logam-logam lain9semua logam yang dipanasi memuai.
(alam penalaran itu proposisi-proposisi yang menadi dasar
penyimpulan disebut antesedens atau premis, sedang
kesimpulannya disebut konklusi sering uga konsekuens. (i antara
premis dan konklusi ada hubungan tertentu. ubungan itu disebut
konsekuensi.
Kalau penalaran di atas kita perhatikan, elaslah bah&a
konklusinya lebih luas dari premisnya. ang diketahui di dalam
premis hanya 34 logam yang memuai, sedang konklusinya
mengenai semua logam. (i sini teradilah suatu generalisasi#
konklusinya itu suatu proposisi umum, suatu proposisi uni%ersal,
yang berlaku secara umum untuk segala benda.
!enalaran yang konklusinya lebih luas daripada premisnya itudisebut penalaran indukti) atau induksi. Tidak semua induksi
konklusinya mesti suatu generalisasi, akan tetapi mesti lebih luas
daripada premisnya.
(i samping induksi ada penalaran dedukti) atau deduksi. (i sini
konklusinya tidak lebih luas daripada premisnya. (i dalam
deduksi dalam premisnya mesti harus ada proposisi uni%ersal.
-
7/23/2019 Fatorahman KATA
5/8
!roposisi uni%ersal itu misalnya proposisi: "*emua benda yang
dipanasi memuai" di atas. Kalau kemudian saya mengetahui ban
mobil sesudah peralanan itu panas,/ maka saya tahu atau
menyimpulkan bah&a ban mobil itu telah memuai. ;ni suatu
penalaran dedukti), yang kalau disusun dalam bentuk )ormal
menadi sebagai berikut:
*emua benda yang dipanasi memuai.
'an mobil itu dipanasi dalam peralanan$.
+adi: 'an mobil itu memuai.
(alam penalaran-penalaran di atas premisnya terdiri atas lebih
dari satu proposisi. Ada pula penalaran yang premisnya hanya
sebuah proposisi dan langsung disusul dengan proposisi lain
sebagai kesimpulannya. !enalaran ini ialah penalaran langsung.
*emua bintang )ilm memakai sabun Lu
-
7/23/2019 Fatorahman KATA
6/8
konklusi yang benar dan berhubungan dengan pemilihan proposisi
dalam akti%itas penalaran.
Akti%itas penalaran uga meliputi penyusunan proposisi-proposisi
itu menadi premis yang diadikan dasar penyimpulan. Kalau
susunan premis tidak tepat, tidak dapat diadikan pangkal untuk
menarik kesimpulan yang benar, seperti terbukti dari contoh
berikut:
*emua pega&ai negeri adalah penerima gai. '>?A$ *emua
pega&ai s&asta adalah penerima gai. '>?A$ +adi: !ega&ai
negeri adalah pega&ai s&asta. *ALA$
6ontoh susunan penalaran yang tepat adalah sebagai berikut:
*emua pencuri adalah penahat. '>?A$
@atotkaca adalah pencuri. '>?A$ +adi: @atotkaca adalah
penahat. '>?A$
'ah&a susunan di atas tepat, dapat diketahui berdasarkankonklusinya yang benar, sedang premisnya uga benar. Kalau
penalaran yang tepat di atas dikosongkan dari isi atau maknanya
dengan menghapus pengertian-pengertian di dalamnya dan
menggantinya dengan tanda-tanda huru) terdapatlah pola
penyusunan itu sebagai berikut:
*emua a. adalah c
b adalah a
+adi: b adalah c
!ola susunan penalaran itu disebut bentuk penalaran. !enalaran
dengan bentuk yang tepat disebut penalaran yang tepat, yang sahih
%alid$. *emua penalaran, apapun isi atau maknanya, asal
bentuknya tepat, dapat dipastikan konklusinya tentu benar. +adi
tanda-tanda a, b, c itu dapat diganti dengan pengertian apa saa,
asal premisnya benar kesimpulannya uga tentu benar. Misalnya,
bentuk di atas dapat diadikan penalaran berikut:
*emua puteri *ala itu &anita yang lu&es.
.*. Ani itu puteri *ala. +adi: .*. Ani itu &anita yang lu&es.
Menentukan bentuk-bentuk penalaran yang bagaimaaakah yang
tepat dan syarat-syarat apakah yang harus dipenuhi, itulah yangmenadi tugas logika.
'entuk penalaran itu tidak hanya mengenai soal susun-menyusun
proposisl menadi premis, akan tetapi uga mengenai bentuk atau
struktur proposisinya. Meskipun pola susunannya sama, akan
tetapi kalau struktur proposisinya di dalam premis berubah,
mungkin penalarannya menadi tidak tepat, bentuknya tidak sahih.
-
7/23/2019 Fatorahman KATA
7/8
Kalau dalam contoh terakhir di atas, /*emua puteri *ala/ diganti
dengan /Ada puteri *ala/, maka struktur proposisi pertama berubah
dan penalarannya menadi:
Ada puteri *ala yang &anita lu&es.
.*. Ani adalah puteri *ala.
+adi: .*. Ani adalah &anita lu&es.
+elaslah bah&a kesimpulan di atas tidak dapat diturunkan dari
premisnya. +adi bentuk penalaran itu tidak tepat dan penalarannya
tidak sahih. !enalaran di atas kedua proposisi premisnya benar,
akan tetapi konklusinya salah, Kesesatan penalaran yang menarik
konklusi yang salah dari premis yang benar itu disebut kesesatan
non seuitur, lengkapnya: /?on seuitur conclusio premisses/,
konklusinya tidak menurut premis-premisnya.
(ari uraian-uraian di atas elaslah agaknya apa yang ditulis dalam
>ncyclopedia 'ritannica 35B7,$ mengenai logika:"Logika ialah studi sistematik tentang struktur proposisi dan
syarat-syarat umum mengenai penalaran yang sahih dengan
menggunakan metodcCyang mengesampingkan isi atau bahan
proposisi dan hanya membahas bentuk logisnya saa. !erbedaan
antara bentuk dan bahan ini diadakan apabila kita membedakan
ketepatan logik LD@;6AL*D=?(?>**$ atau kesahihan
EAL;(;T$ sebuah penalaran dengan - kebenaran premis-
premisnya, yang menadi pangkal tolaknya, .........."
Logika seperti diuraikan di atas hanya membahas bentuk
penalaran dan oleh karenanya dahulu disebut logika )orma, untuk
membedakannya dengan logika material, yaitu logika yang
membahas penalaran dari segi isi atau bahannya. (alam
konsensus sekarang, yang disebut logika itu ialah logika )ormal,
kecuali kalau elas-elas yang dimaksud lain.
*ebagai penutup bab tentang penalaran dapatlah secara eksplisit
dicatat apa yang secara implisit telah dielaskan di atas, bah&a
/benar/ itu tidak sama dengan /logis/. ang benar adalah proposisidan berarti ada kesesuaian antara subyek dan predikat: proposisi
itu konsisten. ang logis adalah penalaran dan berarti penalaran
itu mempunyai bentuk yang tepat: penalaran itu sahih.
>. ukum !enyimpulan
!enalaran adalah proses ber)ikir, yang berdasarkan premis yang
-
7/23/2019 Fatorahman KATA
8/8