fase

10
Siklus Menstruasi Hormon yang Mengontrol Siklus Haid Pematangan folikel dan ovulasi dikontrol oleh hypothalamus- pituitary-ovarian axis. Hipotalamus mengontrol siklus, tetapi ia sendiri dapat dipengaruhi oleh senter yang lebih tinggi di otak, misalnya kecemasan dan stres dapat mempengaruhi siklus. Hipotalamus memacu kelenjar hipofisis dengan menyekresi gonadotropin-releasing hormone (GnRH) suatu deka-peptide yang disekresi secara pulsatil oleh hipotalamus. Pulsasi sekitar setiap 90 menit, menyekresi GnRH melalui pembuluh darah kecil di sistem portal kelenjar hipofisis ke hipofisis anterior, gonadotropin hipofisis memacu sintesis dan pelepaszn follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing-hormone (LH). Meskipun ada dua gonadotropin, ada satu releasing hormon untuk keduanya. FSH adalah hormon glikoprotein yang memacu pematangan folikel selama fase folikular dari siklus. FSH juga membamu LH memacu sekresi hormon steroid, terutama estrogen oleh sel granulosa dari folikel matang. LH juga termasuk glikoprotein. LH ikut dalam steroidogenesis dalam folikel dan berperan penting dalam ovulasi yang tergantung pada mid-cycle surge dari LH. Produksi progesteron oleh korpus luteum juga dipengaruhi oleh LH. FSH dan LH, dan dua hormon glikoprotein lainnya yaitu thyroid- stimulating hormone (TSH) dan human chorionic gonadotropin (hCG), dibentuk oleh dua subunit protein, rantai alfa dan beta. Aktivitas siklik

Upload: linapratiwi825

Post on 23-Oct-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

g

TRANSCRIPT

Page 1: Fase

Siklus Menstruasi

Hormon yang Mengontrol Siklus Haid

Pematangan folikel dan ovulasi dikontrol oleh hypothalamus-pituitary-ovarian axis.

Hipotalamus mengontrol siklus, tetapi ia sendiri dapat dipengaruhi oleh senter yang lebih

tinggi di otak, misalnya kecemasan dan stres dapat mempengaruhi siklus. Hipotalamus memacu

kelenjar hipofisis dengan menyekresi gonadotropin-releasing hormone (GnRH) suatu deka-

peptide yang disekresi secara pulsatil oleh hipotalamus.

Pulsasi sekitar setiap 90 menit, menyekresi GnRH melalui pembuluh darah kecil di

sistem portal kelenjar hipofisis ke hipofisis anterior, gonadotropin hipofisis memacu sintesis

dan pelepaszn follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing-hormone (LH). Meskipun ada

dua gonadotropin, ada satu releasing hormon untuk keduanya. FSH adalah hormon glikoprotein

yang memacu pematangan folikel selama fase folikular dari siklus. FSH juga membamu LH

memacu sekresi hormon steroid, terutama estrogen oleh sel granulosa dari folikel matang. LH

juga termasuk glikoprotein. LH ikut dalam steroidogenesis dalam folikel dan berperan penting

dalam ovulasi yang tergantung pada mid-cycle surge dari LH. Produksi progesteron oleh korpus

luteum juga dipengaruhi oleh LH.

FSH dan LH, dan dua hormon glikoprotein lainnya yaitu thyroid-stimulating hormone

(TSH) dan human chorionic gonadotropin (hCG), dibentuk oleh dua subunit protein, rantai alfa

dan beta. Aktivitas siklik dalam ovarium atau siklus ovarium dipertahankan oleh mekanisme

umpan balik yang bekerja antara ovarium, hipotalamus dan hipofisis.

Siklus Ovarium

Fase folikular

Hari ke-1 - 8:

Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan memacu perkembangan 10-20 folikel

dengan satu folikel dominan. Folikel dominan tersebut tampak pada fase mid- follicular, sisa

folikel mengalami atresia. Relatif tingginya kadar FSH dan LH merupakan trigger turunnya

Page 2: Fase

estrogen dan progesteron pada akhir siklus. Selama dan segera setelah haid kadar estrogen relatif

rendah tapi mulai meningkat karena terjadi perkembangan folikel.

Hari ke-9 - 14:

Pada saat ukuran folikel meningkat lokalisasi akumulasi cairan tampak sekitar sel granulosa dan

menjadi konfluen, memberikan peningkatan pengisian cairan di ruang sentral yang disebut antrum

yang merupakan transformasi folikel primer menjadi sebuah. Graafian folikel di mana oosit

menempati posisi eksentrik, dikelilingi oleh 2 sampai 3 lapis sel granulosa yang disebut kumulus

ooforus.

Perubahan hormon: hubungannya dengan pematangan folikel adalah ada kenaikan yang progresif

dalam produksi estrogen (terutama estradiol) oleh sel granujosa dari folikel yang berkembang.

Mencapai puncak 18 jam sebelum ovulasi. Karena kadar estrogen meningkat, pelepasan kedua

gonadotropin ditekan (umpan balik negatif) yang berguna untuk mencegah hiperstimulasi dari

ovarium dan pematangan banyak folikel.

Sel granulosa juga menghasilkan inhibin dan mempunyai implikasi sebagai faktor dalam mencegah

jumlah folikel yang matang.

pembuluh darah

Page 3: Fase

Gambar 10-2. Folikel antral dini dan folikel antral lanjut

Ovulasi

Hari ke-14

Ovulasi adalah pembesaran folikel secara cepat yang diikuti dengan protrusi dari per-mukaan

korteks ovarium dan pecahnya folikel dengan ekstrusinya oosit yang ditempeli oleh kumulus

ooforus. Pada beberapa perempuan saat ovulasi dapat dirasakan dengan adanya nyeri di fosa

iliaka. Pemeriksaan USG menunjukkan adanya rasa sakit yang ter-jadi sebelum folikel pecah.

Perabahan hormon: estrogen meningkatkan sekresi LH (melalui hipotalamus) me-ngakibatkan

meningkatriya produksi androgen dan estrogen (umpan balik positif). Segera sebelum ovulasi

terjadi penurunan kadar estradiol yang cepat dan peningkatan produksi progesteron. Ovulasi

terjadi dalam 8 jam dari mid-cycle surge LH.

Fase Luteal

Hari ke-15 - 28

Sisa folikel tertahan dalam ovarium dipenitrasi oleh kapilar dan fibroblas dari teka. Sel

granulosa mengalami luteinisasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum merupakan

sumber utama hormon steroid seks, estrogen dan progesteron disekresi oleh ovarium

pada fase pasca-ovulasi. Korpus luteum meningkatkan produksi progesteron dan estradiol.

Kedua hormon tersebut diproduksi dari prekursor yang sama. Selama fase luteal kadar

gonadotropin mencapai nadir dan tetap rendah sampai terjadi regresi korpus luteum yang terjadi

Page 4: Fase

pada hari ke-26 - 28. Jika terjadi konsepsi dan im-plantasi, korpus luteum tidak mengalami

regresi karena dipertahankan oleh gonadotropin yang dihasilkan oleh trofoblas. Jika konsepsi

dan implantasi tidak terjadi korpus luteum akan mengalami regresi dan terjadilah haid. Setelah

kadar hormon steroid turun akan diikuti peningkatan kadar gonadotropin untuk inisiasi siklus

berikutnya.

Siklus Uterus

Dengan diproduksinya hormon steroid oleh ovarium secara siklik akan menginduksi

perubahan penting pada uterus, yang melibatkan endometrium dan mukosa serviks.

Endometrium

Endometrium terdiri atas 2 lapis, yaitu lapisan superfisial yang akan mengelupas saat haid dan

lapisan basal yang tidak ikut dalam proses haid, tetapi ikut dalam proses regenerasi lapisan

superfisial untuk siklus berikutnya. Batas antara 2 lapis tersebut ditandai dengan perubahan

dalam karakteristik arteriola yang memasok endometrium. Basal endometrium kuat, tapi karena

pengaruh hormon menjadi berkeluk dan mem-berikan kesempatan a. spiralis berkembang.

Susunan anatomi tersebut sangat penting dalam fisiologi pengelupasan lapisan superfisial

endometrium.

Fase Proliferasi

Selama fase folikular di ov arium, endometrium di bawah pengaruh estrogen. Pada akhir haid

proses regenerasi berjalan dengan cepat. Saat ini disebut fase proliferasi, kelenjar tubular yang

tersusun rapi sejajar dengan sedikit sekresi.

Fase Sekretoris

Setelah ovulasi, produksi progesteron menginduksi perubahan sekresi endometrium. Tampak

Gambar 10-4. Endometrium fase proliferasi (A) Endometrium fase sekresi (B)

Page 5: Fase

sekretori dari vakuole dalam epitel kelenjar di bawah nukleus, sekresi maternal ke dalam lumen

kelenjar dan menjadi berkelok-kelok1.

Fase Haid

Normal fase luteal berlangsung selama 14 hari. Pada akhir fase ini terjadi regresi korpus luteum

yang ada hubungannya dengan menurunnya produksi estrogen dan progesteron ovarium.

Penurunan ini diikuti oleh kontraksi spasmodik yang intens dari bagian arteri spiralis kemudian

endometrium menjadi iskemik dan nekrosis, terjadi pengelupasan lapisan superfisial

endometrium dan terjadilah perdarahan. Vasospasmus terjadi karena adanya produksi lokal

prostaglandin. Prostaglandin juga meningkatkan kontraksi uterus bersamaan dengan aliran darah

haid yang tidak mem-beku karena adanya aktivitas fibrinolitik lokal dalam pembuluh darah

endometrium yang mencapai puncaknya saat haid.

Mukus Seruiks

Pada perempuan ada kontinuitas yang langsung antara alat genital bagian bawah dengan kavum

peritonei. Kontinuitas ini sangat penting untuk akses spermatozoon menuju ke ovum, fertilisasi

terjadi dalam tuba falopii. Ada risiko infeksi yang asendens, tetapi se-cara alami risiko tersebut

dicegah dengan adanya mukus serviks sebagai barier yang permeabilitasnya bervariasi selama

siklus haid.

1. Awal fase folikular mukus serviks viskus dan impermeabel.

2. Akhir fase folikular kadar estrogen meningkat memacu perubahan dan komposisi mukus,

kadar airnya meningkat secara progresif, sebelum ovulasi terjadi mukus serviks banyak

mengandung air dan mudah dipenetrasi oleh spermatozoon. Perubahan ini dikenal dengan

istilah "spinnbarkheit".

3. Setelah ovulasi progesteron diproduksi oleh korpus luteum yang efeknya berlawan-

an dengan estrogen, dan mukus serviks menjadi impermeabel lagi, orifisium uteri

eksternum kontraksi.

Perubahan-perubahan ini dapat dimonitor oleh perempuan sendiri jika ingin terjadi konsepsi

Page 6: Fase

atau dia ingin menggunakan "rhythm method" kontrasepsi. Dalam klinik perubahan ini dapat

dimonitor dengan memeriksa mukus serviks di bawah mikroskop tampak gambaran seperti

daun pakis atau fern-like pattern yang paralel dengan kadar estrogen sirkulasi, maksimum

pada saat sebelum ovulasi, setelah itu perlahan-lahan hilang.

Page 7: Fase