fase
DESCRIPTION
gTRANSCRIPT
Siklus Menstruasi
Hormon yang Mengontrol Siklus Haid
Pematangan folikel dan ovulasi dikontrol oleh hypothalamus-pituitary-ovarian axis.
Hipotalamus mengontrol siklus, tetapi ia sendiri dapat dipengaruhi oleh senter yang lebih
tinggi di otak, misalnya kecemasan dan stres dapat mempengaruhi siklus. Hipotalamus memacu
kelenjar hipofisis dengan menyekresi gonadotropin-releasing hormone (GnRH) suatu deka-
peptide yang disekresi secara pulsatil oleh hipotalamus.
Pulsasi sekitar setiap 90 menit, menyekresi GnRH melalui pembuluh darah kecil di
sistem portal kelenjar hipofisis ke hipofisis anterior, gonadotropin hipofisis memacu sintesis
dan pelepaszn follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing-hormone (LH). Meskipun ada
dua gonadotropin, ada satu releasing hormon untuk keduanya. FSH adalah hormon glikoprotein
yang memacu pematangan folikel selama fase folikular dari siklus. FSH juga membamu LH
memacu sekresi hormon steroid, terutama estrogen oleh sel granulosa dari folikel matang. LH
juga termasuk glikoprotein. LH ikut dalam steroidogenesis dalam folikel dan berperan penting
dalam ovulasi yang tergantung pada mid-cycle surge dari LH. Produksi progesteron oleh korpus
luteum juga dipengaruhi oleh LH.
FSH dan LH, dan dua hormon glikoprotein lainnya yaitu thyroid-stimulating hormone
(TSH) dan human chorionic gonadotropin (hCG), dibentuk oleh dua subunit protein, rantai alfa
dan beta. Aktivitas siklik dalam ovarium atau siklus ovarium dipertahankan oleh mekanisme
umpan balik yang bekerja antara ovarium, hipotalamus dan hipofisis.
Siklus Ovarium
Fase folikular
Hari ke-1 - 8:
Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan memacu perkembangan 10-20 folikel
dengan satu folikel dominan. Folikel dominan tersebut tampak pada fase mid- follicular, sisa
folikel mengalami atresia. Relatif tingginya kadar FSH dan LH merupakan trigger turunnya
estrogen dan progesteron pada akhir siklus. Selama dan segera setelah haid kadar estrogen relatif
rendah tapi mulai meningkat karena terjadi perkembangan folikel.
Hari ke-9 - 14:
Pada saat ukuran folikel meningkat lokalisasi akumulasi cairan tampak sekitar sel granulosa dan
menjadi konfluen, memberikan peningkatan pengisian cairan di ruang sentral yang disebut antrum
yang merupakan transformasi folikel primer menjadi sebuah. Graafian folikel di mana oosit
menempati posisi eksentrik, dikelilingi oleh 2 sampai 3 lapis sel granulosa yang disebut kumulus
ooforus.
Perubahan hormon: hubungannya dengan pematangan folikel adalah ada kenaikan yang progresif
dalam produksi estrogen (terutama estradiol) oleh sel granujosa dari folikel yang berkembang.
Mencapai puncak 18 jam sebelum ovulasi. Karena kadar estrogen meningkat, pelepasan kedua
gonadotropin ditekan (umpan balik negatif) yang berguna untuk mencegah hiperstimulasi dari
ovarium dan pematangan banyak folikel.
Sel granulosa juga menghasilkan inhibin dan mempunyai implikasi sebagai faktor dalam mencegah
jumlah folikel yang matang.
pembuluh darah
Gambar 10-2. Folikel antral dini dan folikel antral lanjut
Ovulasi
Hari ke-14
Ovulasi adalah pembesaran folikel secara cepat yang diikuti dengan protrusi dari per-mukaan
korteks ovarium dan pecahnya folikel dengan ekstrusinya oosit yang ditempeli oleh kumulus
ooforus. Pada beberapa perempuan saat ovulasi dapat dirasakan dengan adanya nyeri di fosa
iliaka. Pemeriksaan USG menunjukkan adanya rasa sakit yang ter-jadi sebelum folikel pecah.
Perabahan hormon: estrogen meningkatkan sekresi LH (melalui hipotalamus) me-ngakibatkan
meningkatriya produksi androgen dan estrogen (umpan balik positif). Segera sebelum ovulasi
terjadi penurunan kadar estradiol yang cepat dan peningkatan produksi progesteron. Ovulasi
terjadi dalam 8 jam dari mid-cycle surge LH.
Fase Luteal
Hari ke-15 - 28
Sisa folikel tertahan dalam ovarium dipenitrasi oleh kapilar dan fibroblas dari teka. Sel
granulosa mengalami luteinisasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum merupakan
sumber utama hormon steroid seks, estrogen dan progesteron disekresi oleh ovarium
pada fase pasca-ovulasi. Korpus luteum meningkatkan produksi progesteron dan estradiol.
Kedua hormon tersebut diproduksi dari prekursor yang sama. Selama fase luteal kadar
gonadotropin mencapai nadir dan tetap rendah sampai terjadi regresi korpus luteum yang terjadi
pada hari ke-26 - 28. Jika terjadi konsepsi dan im-plantasi, korpus luteum tidak mengalami
regresi karena dipertahankan oleh gonadotropin yang dihasilkan oleh trofoblas. Jika konsepsi
dan implantasi tidak terjadi korpus luteum akan mengalami regresi dan terjadilah haid. Setelah
kadar hormon steroid turun akan diikuti peningkatan kadar gonadotropin untuk inisiasi siklus
berikutnya.
Siklus Uterus
Dengan diproduksinya hormon steroid oleh ovarium secara siklik akan menginduksi
perubahan penting pada uterus, yang melibatkan endometrium dan mukosa serviks.
Endometrium
Endometrium terdiri atas 2 lapis, yaitu lapisan superfisial yang akan mengelupas saat haid dan
lapisan basal yang tidak ikut dalam proses haid, tetapi ikut dalam proses regenerasi lapisan
superfisial untuk siklus berikutnya. Batas antara 2 lapis tersebut ditandai dengan perubahan
dalam karakteristik arteriola yang memasok endometrium. Basal endometrium kuat, tapi karena
pengaruh hormon menjadi berkeluk dan mem-berikan kesempatan a. spiralis berkembang.
Susunan anatomi tersebut sangat penting dalam fisiologi pengelupasan lapisan superfisial
endometrium.
Fase Proliferasi
Selama fase folikular di ov arium, endometrium di bawah pengaruh estrogen. Pada akhir haid
proses regenerasi berjalan dengan cepat. Saat ini disebut fase proliferasi, kelenjar tubular yang
tersusun rapi sejajar dengan sedikit sekresi.
Fase Sekretoris
Setelah ovulasi, produksi progesteron menginduksi perubahan sekresi endometrium. Tampak
Gambar 10-4. Endometrium fase proliferasi (A) Endometrium fase sekresi (B)
sekretori dari vakuole dalam epitel kelenjar di bawah nukleus, sekresi maternal ke dalam lumen
kelenjar dan menjadi berkelok-kelok1.
Fase Haid
Normal fase luteal berlangsung selama 14 hari. Pada akhir fase ini terjadi regresi korpus luteum
yang ada hubungannya dengan menurunnya produksi estrogen dan progesteron ovarium.
Penurunan ini diikuti oleh kontraksi spasmodik yang intens dari bagian arteri spiralis kemudian
endometrium menjadi iskemik dan nekrosis, terjadi pengelupasan lapisan superfisial
endometrium dan terjadilah perdarahan. Vasospasmus terjadi karena adanya produksi lokal
prostaglandin. Prostaglandin juga meningkatkan kontraksi uterus bersamaan dengan aliran darah
haid yang tidak mem-beku karena adanya aktivitas fibrinolitik lokal dalam pembuluh darah
endometrium yang mencapai puncaknya saat haid.
Mukus Seruiks
Pada perempuan ada kontinuitas yang langsung antara alat genital bagian bawah dengan kavum
peritonei. Kontinuitas ini sangat penting untuk akses spermatozoon menuju ke ovum, fertilisasi
terjadi dalam tuba falopii. Ada risiko infeksi yang asendens, tetapi se-cara alami risiko tersebut
dicegah dengan adanya mukus serviks sebagai barier yang permeabilitasnya bervariasi selama
siklus haid.
1. Awal fase folikular mukus serviks viskus dan impermeabel.
2. Akhir fase folikular kadar estrogen meningkat memacu perubahan dan komposisi mukus,
kadar airnya meningkat secara progresif, sebelum ovulasi terjadi mukus serviks banyak
mengandung air dan mudah dipenetrasi oleh spermatozoon. Perubahan ini dikenal dengan
istilah "spinnbarkheit".
3. Setelah ovulasi progesteron diproduksi oleh korpus luteum yang efeknya berlawan-
an dengan estrogen, dan mukus serviks menjadi impermeabel lagi, orifisium uteri
eksternum kontraksi.
Perubahan-perubahan ini dapat dimonitor oleh perempuan sendiri jika ingin terjadi konsepsi
atau dia ingin menggunakan "rhythm method" kontrasepsi. Dalam klinik perubahan ini dapat
dimonitor dengan memeriksa mukus serviks di bawah mikroskop tampak gambaran seperti
daun pakis atau fern-like pattern yang paralel dengan kadar estrogen sirkulasi, maksimum
pada saat sebelum ovulasi, setelah itu perlahan-lahan hilang.