fakultas psikologi universitas kristen satya …...penelitian ini bertujuan untuk memberikan...

30
GAMBARAN MUSIC PERFORMANCE ANXIETY PADA MAHASISWA YANG MENGIKUTI UJIAN VOKAL DI FSP OLEH YULAN PATEH ADRIAN 80 2012 044 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Upload: others

Post on 09-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

GAMBARAN MUSIC PERFORMANCE ANXIETY PADA MAHASISWA YANG

MENGIKUTI UJIAN VOKAL DI FSP

OLEH

YULAN PATEH ADRIAN

80 2012 044

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)
Page 3: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)
Page 4: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

i

Page 5: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

i

Page 6: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

i

Page 7: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

i

GAMBARAN MUSIC PERFORMANCE ANXIETY PADA MAHASISWA YANG

MENGIKUTI UJIAN VOKAL DI FSP

Yulan Pateh Adrian

Rudangta Arianti Sembiring

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 8: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi

musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) Universitas Kristen Satya Wacana.

Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa FSP angkatan 2012-2014 yang mengikuti ujian

akhir semester vokal. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling (n = 15). Data

Music Performance Anxiety dikumpulkan menggunakan alat ukur Music Performance

Anxiety Inventory for Adolescent (MPAI-A) yang disusun oleh Osborne & Kenny (2005)

dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Metode Penelitian yang digunakan adalah

teknik deskriptif kemudian dilanjutkan dengan uji komparasi menggunakan t-test for paired

sample dengan hasil t = 0,001 (sig.1,000). Hasil penelitian menggambarkan tingkat

kecemasan mahasiswa FSP UKSW dari setiap angkatan berada dalam kategori sedang.

Sedangkan dilihat berdasarkan jenis kelamin wanita berada dalam kategori sedang dan pria

berada dalam kategori rendah. Penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut adalah tidak

terdapat perbedaan yang signifikan music performance anxiety pada mahasiswa Fakultas

Seni Pertunjukan yang melakukan performansi secara solo dan group .

Kata Kunci : Music Performance Anxiety, performansi solo dan group, Mahasiswa

FSP

Page 9: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

ii

Abstract

The aim of this research is to descript music performance anxiety among students of

performing art faculty from satya wacana Christian university. Subjects were students from

the year 2012-2014 intake who performed for their vocal final exam. The sample was taken

with purposive sampling. Music Performance Anxiety data were also collected using the

Music Performance Anxiety Inventory for Adolescent (MPAI-A) written by Osborne &

Kenny (2005) which has been translated into Indonesian language. The method used for

this research is descriptive followed by comparison test using t-test for paired sample with

result t = 0,001 (sig.1,000). Result of research describe the anxiety level of student FSP

Satya Wacana Christian University of each class in middle category. While the view of the

female gender in the category of low and men are in the low category. Futher explanation

on the matter is there are no significant differences of music performance anxiety in

students of Performance Art Faculty those performed in solo and group performance.

Keywords : Music Performance Anxiety, performed in front of the lecturer and

public, student of Performance Art Faculty.

Page 10: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

1

PENDAHULUAN

Pada era ini musik menjadi salah satu hal yang digemari masyarakat di berbagai

penjuru dunia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia musik adalah ilmu atau seni yang

menyusun nada atau suara diurutkan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk

menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan nada atau

suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan

terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi. Musik dapat

menghasilkan bunyi apabila ada orang yang memainkannya.

Untuk menjadi seorang pemain musik bukanlah hal yang mudah. Banyak proses

yang harus dilakukan agar bisa memainkan musik dengan baik. Salah satunya dengan

menempuh pendidikan formal.

Dalam pendidikan formal, para pemain musik pasti akan melakukan performansi.

Menurut Sloboda (1994), yang disebut dengan performansi musik adalah suatu situasi

dimana seorang performer (orang yang menampilkan permainan musik) atau sekelompok

performer secara sadar dan sengaja menampilkan musik kepada penonton. Para pemain

musik yang menempuh pendidikan formal di Fakultas Seni Petunjukan Universitas Kristen

Satya Wacana akan melakukan performansi sebagai bentuk ujian.

Peneliti bertanya kepada 5 orang mahasiswa FSP UKSW pada bulan Juni 2015, tiga

orang adalah pemain gitar, satu orang pemain piano, satu orang lagi adalah pemain

saxsofon. Seringkali mereka melakukan performansi musik. Dari hasil wawancara didapati

bahwa setiap akan melakukan performansi dan sedang melakukan performansi mereka

mengalami kecemasan. Kelima narasumber menginformasikan bahwa sebagai mahasiswa

FSP seringkali tampil di depan umum dan di depan dosen. Empat dari lima narasumber

Page 11: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

2

menyatakan bahwa mereka lebih cemas ketika tampil di depan dosen sedangkan yang

seorang merasa lebih cemas ketika tampil di depan umum.

Berdasarkan wawancara tersebut juga didapati bahwa performansi yang dilakukan

tidak selalu berjalan mulus. Salah satunya adalah karena besarnya kecemasan yang

dirasakan oleh para mahasiswa FSP UKSW. Hal tersebut memengaruhi kualitas

performansi yang dilakukan.

Dalam menjelaskan kecemasan, Sigmund Freud (Feist and Feist, 2010) menjelaskan

bahwa kecemasan merupakan situasi afektif yang dirasa tidak menyenangkan yang diikuti

oleh sensasi fisik yang memperingatkan seseorang akan bahaya yang mengancam.

Kecemasan yang terjadi disebabkan karena kekhawatiran para mahasiswa untuk

menghadapi sebuah performansi terutama ketika melakukan ujian di depan dosen.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Semiun (2006) yang mengatakan bahwa simtom

kognitif dalam gangguan-gangguan kecemasan menunjukkan kekhawatiran dan

keprihatinan mengenai bencana yang diantisipasi oleh individu. Menurut Buklew dalam

Sudarjo (2003) tanda-tanda kecemasan bisa dilihat dari dua sisi, yaitu tingkat psikologis

seperti tegang, bingung, khawatir, sulit berkonsentrasi, dan tingkat fisiologis, yaitu

kecemasan yang sudah mempengaruhi fisik, terutama fungsi sistem syaraf seperti sukar

tidur, jantung berdebar, keringat berlebihan, sering gemetar dan perut mual.

Kecemasan secara umum akan menimbulkan respons melawan atau menghindar

yang pada situasi mengancam dapat membantu seseorang untuk mengatasi situasi tersebut.

Tetapi dalam kecemasan performa musikal, respons ini dapat sangat mengganggu karena

performa musik membutuhkan keterampilan dan penggunaan otot-otot halus (Rink, 2002).

Page 12: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

3

Pada penelitian ini peneliti berfokus pada kecemasan performansi dalam bidang musik

yang disebut dengan kecemasan performansi musik ( Music Performance Anxiety)

Menurut Kenny (2011) Music Performance Anxiety (MPA) adalah keadaan

kecemasan yang terjadi secara terus-menerus, berhubungan dengan suatu pertunjukan

musik yang muncul didasari oleh latar belakang genetika dan pengalaman-pengalaman

sebelumnya dan diwujudkan melalui aspek kognitif, somatik, afeksi, dan behavior. Ada 3

aspek yang disusun oleh Osborne & Kenny dalam Abhiyoga (2015) guna melihat fenomena

music performance anxiety yang dialami oleh musisi-musisi remaja. Aspek yang pertama

adalah aspek somatic dan kognitif, aspek ini mendeskripsikan mengenai keadaan fisik dan

kognisi pada individu akan hadirnya music performance anxiety. Yang kedua adalah aspek

performance context, aspek ini mendeskripsikan tentang bagaimana situasi audience dan

konteks performansi (pertunjukan tunggal vs pertunjukan kelompok). Yang ketiga adalah

performance evaluation, aspek ini mendeskripsikan tentang bagaimana persepsi pemain

musik terhadap audience-nya, persepsi yang dimaksud adalah kecemasan yang dialami

individu disebabkan karena adanya perasaan takut untuk dievaluasi oleh audience.

Ketika seseorang mengalami kecemasan saat akan tampil dalam sebuah

pertunjukan, kecemasan tersebut dapat mengganggu kelancaran sebuah penampilan,

dimana seharusnya dibutuhkan ketenangan pikiran dan suara serta gerakan tangan yang

stabil (Parncutt dan McPherson, 2002). Kecemasan performansi musik berbeda dengan

kecemasan performansi dalam bidang olahraga, dimana kecemasan sangat ditekankan pada

segi kompetisi. Selain adanya kompetisi, hal lain yang dapat memengaruhi kecemasan

adalah situasi performa, yaitu jumlah penonton, ada atau tidaknya penilaian, dan jumlah

pemain (Tambunan dalam Paramita, 2013).

Page 13: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

4

Salah satu faktor yang dapat meningkatkan kecemasan pada situasi prestasi adalah

adanya gangguan pada rutin yang telah dilatih. Oleh karena itu, bagaimana sebuah

performa akan ditampilkan sudah ditentukan dan dilatih sejak awal sehingga setiap

performa dari sebuah komposisi akan selalu terdengar sama. Hal ini membuat para

performer harus dapat melakukan performansi tanpa melakukan kesalahan yang dapat

mengacaukan rutin yang telah dilatih (Endler dalam Paramitha, 2013).

Berdasarkan wawancara, faktor-faktor kecemasan yang dialami subjek ketika

melakukan performansi antara lain karena kurangnya persiapan, daftar lagu yang akan

ditampilkan memiliki taraf yang sulit, pikiran-pikiran negatif sebelum melakukan

performansi, pernah mendapatkan respons yang buruk, kurang percaya diri, reaksi fisik

yang disebabkan karena perasaan gugup, masalah teknis yang seringkali mengganggu

kualitas performansi. Hal ini sesuai dengan beberapa faktor kecemasan performansi musik

yang dikemukakan oleh Kenny (2011) yaitu kurangnya persiapan untuk melakukan

performansi, daftar lagu yang sulit, pengalaman performansi yang buruk, konsentrasi

kepada reaksi penonton, respons yang buruk, kesalahan teknis, pikiran negatif mengenai

performansi, tidak mengetahui cara mengontrol reaksi fisik, kurang percaya diri, dan

tekanan dari guru.

Dari fenomena yang ada, mahasiswa FSP UKSW mengatakan kalau kecemasan

seringkali muncul sebagai hal yang melemahkan performansi yang dilakukan oleh

mahasiswa FSP UKSW. Kecemasan yang dialami membuat mereka pernah terhenti di

tengah pertunjukan karena kehilangan konsentrasi. Wolman dan Stricker dalam Paramitha

2013 mengatakan bahwa kecemasan dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk

Page 14: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

5

melakukan suatu tindakan, dan memengaruhi kemampuan intelektual seseorang terutama

dalam hal memori dan kemampuan mengekspresikan diri.

Tekanan dari luar maupun dari dalam diri, dapat menimbulkan kecemasan pada

diri pemain musik. Untuk mengatasinya, diperlukan lebih banyak riset di bidang ini. Akan

tetapi penelitian mengenai kecemasan performansi musik di Indonesia dapat dikatakan

masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tingkat kecemasan

performansi musik Mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan Universitas Kristen Satya

Wacana yang mengikuti ujian vokal.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk

menganalisis data yang diperoleh dari sampel populasi sesuai dengan metode statistik

yang digunakan. Dalam penelitian ini, penelitian deskriptif kuantitatif digunakan untuk

mendapatkan gambaran mengenai tingkat kecemasan mahasiswa FSP UKSW yang

mengikuti ujian vokal.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan teknik pengambilan sampel secara purposif (purposive sampling) yaitu

Page 15: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

6

pengambilan sampel berdasarkan penilaian subjektif peneliti berdasarkan pada karakteristik

tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah

diketahui sebelumnya dengan pertimbangan tertentu ( Sugiono dalam Temaluru 2013).

Sampel yang diambil dari populasi memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) Universitas Kristen Satya Wacana

(UKSW) angakatan 2012 - 2014.

2. Mahasiswa FSP UKSW yang mengikuti ujian akhir semester vokal pada Desember

2015.

3. Bersedia menjadi partisipan dengan menandatangani surat persetujuan (inform consent).

4. Melakukan pertunjukan.

Dalam penelitian ini, sampel diambil dalam 1 angkatan untuk mempermudah

dengan pertimbangan mereka sudah melalui beberapa tahapan yang sama dan cukup

memiliki pengalaman dalam melakukan performansi. Mereka diminta untuk mengisi

kuesioner setelah melakukan performansi. Kelompok pertama melakukan performansi

pada minggu ke 4 bulan November 2015. Ujian dilakukan secara bergantian dan satu-

persatu masuk ke dalam ruangan untuk melakukan ujian hanya bersama dosen. Peneliti

bekerja sama dengan pihak Fakultas Seni Pertunjukan untuk meminta ijin dan pengaturan

jadwal ujian praktek. Kelompok kedua melaksanakan performansi pada minggu pertama

bulan Desember 2015 pada saat ibadah hari minggu. Beberapa saat setelah mereka

melakukan performansi, peneliti membagikan angket. Pertimbangan peneliti membagikan

angket setelah mereka melakukan performansi adalah karena mereka masih mengingat

situasi dan kondisi pada saat mereka melakukan performansi sehingga angket yang

dibagikan dapat diisi dengan mudah oleh subjek.

Page 16: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

7

Pengukuran

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian

ini adalah Music Performance Anxiety Inventory for Adolescent (MPAI-A) yang

diterjemahkan Abhiyoga 2015 ke dalam Bahasa Indonesia. Alat ukur ini terdiri dari 3 aspek

yang disusun oleh Osborne & Kenny (2005) guna melihat fenomena music performance

anxiety yang dialami oleh musisi-musisi remaja. Aspek yang pertama adalah aspek somatic

dan kognitif yang terdiri dari 8 item pernyataan, aspek ini mendeskripsikan mengenai

keadaan fisik dan kognisi pada individu akan hadirnya music performance anxiety. Yang

kedua adalah aspek performance context yang terdiri dari 3 item pernyataan, aspek ini

mendeskripsikan tentang bagaimana situasi audience dan konteks performansi (pertunjukan

tunggal vs pertunjukan kelompok). Yang ketiga adalah performance evaluation yang terdiri

dari 4 item pernyataan, aspek ini mendeskripsikan tentang bagaimana persepsi pemain

musik terhadap audience-nya, persepsi yang dimaksud adalah kecemasan yang dialami

individu disebabkan karena adanya perasaan takut untuk dievaluasi oleh audience. Adapun

alasan peneliti mengadaptasi dan menggunakan alat instrumen ini karena beberapa

karakterisitk instrumen MPAI-A dapat diaplikasikan dalam fenomena music performance

anxiety yang sedang diteliti oleh peneliti saat ini.

Peneliti telah melakukan uji coba sebelumnya untuk menguji tingkat validitas dan

reliabilitas pada alat instrumen ini. Instrument MPAI-A telah diadaptasikan dan

diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia melalui bentuk angket dengan model skala likert

dan diujicobakan kepada 104 pemain gitar yang berada di wilayah Kota Salatiga dengan

karakteristik sampel yaitu pemain gitar, berjenis kelamin laki-laki, dan masih aktif

memainkan musik di panggung hiburan. Dari analisis item yang sudah dilakukan,

Page 17: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

8

didapatkan hasil koefisien korelasi item total di atas 0,25 terkecuali untuk item nomor 10.

Azwar (2012) menyatakan bahwa jika item belum memenuhi batas koefisien korelasi ≥ 0,3

maka batas kriteria dapat diturunkan menjadi ≥ 0,25. Untuk item nomor 10 didapatkan

koefisien korelasi sebesar 0,202 hal tersebut belum mencapai batas kriteria koefisien

korelasi yang disebutkan Azwar, maka peneliti menggunakan tabel koefisien korelasi VA

sebagai standart batas koefisien korelasi item dengan rumus df : N-1. Setelah diketahui

hasil koefisien korelasi sebesar 0,202 hal tersebut melebihi standar korelasi dari tabel VA

sebesar 0,195 yang mengindikasikan bahwa item nomor 10 masih memenuhi standar

koefisien korelasi.

Pada penelitian ini, peneliti juga melakukan uji reliabilitas alpha cronbach dengan

menggunakan bantuan program SPSS 16 for Windows pada instrumen Music Performance

Anxiety Inventory for Adolescent (MPAI-A). Azwar (1997) menyatakan bahwa secara

teoritik besarnya koefisien reliabilitas berkisar mulai dari 0,0–1,0. Dari uji reliabilitas yang

sudah dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil koefisien reliabilitas sebesar 0,799 dari hasil

tersebut dapat disimpulkan bahwa alat instrumen MPAI-A sudah reliabel dan dapat

digunakan untuk mengukur permasalahan yang akan diteliti.

Pada penelitian ini, peneliti juga melakukan uji reliabilitas alpha cronbach dengan

menggunakan bantuan program SPSS 16 for Windows pada instrumen Music Performance

Anxiety Inventory for Adolescent (MPAI-A). Azwar (1997) menyatakan bahwa secara

teoritik besarnya koefisien reliabilitas berkisar mulai dari 0,0–1,0. Selanjutnya Azwar

(1997) menyatakan jika didapatkan nilai koefisien reliabilitas rxx:1,0 hal tersebut berarti

terdapat konsistensi sempurna pada hasil ukur, namun konsistensi yang sempurna seperti

itu tidak dapat terjadi dalam pengukuran aspek aspek psikologis dan sosial yang

Page 18: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

9

menggunakan manusia sebagai subjeknya dikarenakan terdapat berbagai sumber eror dalam

diri manusia. Dari uji reliabilitas yang sudah dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil

koefisien reliabilitas sebesar 0,799 dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa alat

instrumen MPAI-A sudah reliabel dan dapat digunakan untuk mengukur permasalahan

yang akan diteliti (Abhiyoga, 2015).

HASIL PENELITIAN

yang diterapkan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah uji

Independent Sample t-test atau uji-t. Metode ini digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian yaitu dengan cara membandingkan dua kelompok subjek dengan mencari

perbedaan mean antara sifat keadaan atau tingkah laku dalam dua kelompok tersebut

(Hadi,1997). Program yang digunakan untuk menganalisis adalah program SPSS for

windows version 15.

Uji Normalitas

H0 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

Kriteria pengujian berdasarkan nilai signifikansinya adalah jika nilai signifikansi > 0,05

maka H0 diterima

Page 19: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

10

Tabel 1.

Uji Normalitas

Uji normalitas pada bagian ini menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Hasil dari

uji normalitas berdasarkan Tabel Test of Normality didapatkan bahwa nilai signifikansi dari

data tingkat kecemasan ketika mahasiswa tampil di depan umum dan di depan dosen

adalah sama, yaitu 0,200. Hal ini menunjukkan bahwa Sig > 0.05, sehingga H0 diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi

normal.

Uji Homogenitas

H0 : Data memiliki variansi yang sama atau homogen.

H1 : Data tidak memiliki variansi yang sama atau tidak homogen.

Kriteria pengujian berdasarkan nilai signifikansinya adalah jika nilai signifikansi > 0,05

maka H0 diterima.

Page 20: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

11

Tabel 2.

Uji Homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.426 1 28 .242

Uji homogenitas pada bagian ini menggunakan metode Levene. Dari Tabel Test of

Homogenity of Variancies dapat dilihat bahwa nilai signifikansi 0,242 > 0,05. Hal ini

berarti H0 diterima sehingga dapat disimpulkan kedua kelompok memiliki variansi yang

sama atau homogen

Analisis Deskriptif

Untuk menentukan kategori tingkat kecemasan maka digunakan kategorisasi

jenjang ordinal. Azwar (2012) menyatakan bahwa tujuan kategorisasi ini adalah

menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang posisinya berjenjang menurut

suatu kontinum berdasar suatu atribut yang diukur. Skala Music Performance Anxiety

terdiri dari 15 item yang masing masing itemnya diberi skor 1 untuk jawaban STS, 2

untuk jawaban TS, 3 untuk jawaban S, 4 untuk jawaban SS. Rentang minimum dan

maksimumnya adalah X = 15, diperoleh dari 15 x 1 dan skor terbesar adalah X = 60,

diperoleh dari 15x4. Luas jarak sebarannya menggunakan rumus X maks – X min, 60 - 15

= 45. Dengan demikian setiap satuan deviasi standartnya bernilai (σ) = 45/6 = 7,5, dan

mean teoritiknya adalah (μ) = 15 x 3 = 45.

Page 21: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

12

Tabel 3.

Kategorisasi jenjang ordinal

Rumus Interval Kategori

X < (45 - 1,0 x 7,5)

(45 -1,0 x 7,5) ≤ X< (45 +1,0 x 7,5)

(45 +1,0 x 7,5) ≤ X

X < 37, 5

37, 5 ≤ X < 52, 5

52,5 ≤ X

Rendah

Sedang

Tinggi

Tabel 4.

Kategorisasi skor music performance anxiety yang dilakukan di depan dosen dan di

depan umum

No Interval Kategori Performansi

solo % Mean

Performansi

group % Mean

1. X < 37, 5 Rendah 6 40%

37,67

8 53,3 %

37,67 2. 37, 5 ≤ X < 52, 5 Sedang 9 60% 7 46,7 %

3. 52,5 ≤ X Tinggi 0 0% 0 0%

Total 15 100% 15 100%

Page 22: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

13

Tabel 5.

Nilai rata-rata MPA

MUSIC PERFORMANCE ANXIETY

ANGKATAN JENIS KELAMIN

2012 2013 2014 PRIA WANITA

39,67 37 38 38,7 36,75

Hasil yang diperoleh dari perhitungan rata-rata berdasarkan angkatan menunjukkan

bahwa setiap angkatan memiliki tingkat kecemasan dalam kategori sedang ketika

melakukan performansi. Sedangkan hasil yang diperoleh dari perhitungan rata-rata

berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa pria memiliki tingkat kecemasan dalam

kategori sedang dan wanita memiliki kecemasan dalam kategori rendah.

Uji t sampel berpasangan (paired sample)

H0 : Tidak ada perbedaan tingkat kecemasan mahasiswa FSP yang melakukan performansi

solo dan group

H1 : Ada perbedaan tingkat kecemasan mahasiswa FSP yang melakukan performansi solo

dan group

Kriteria pengujian berdasarkan nilai signifikansinya :

Page 23: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

14

a. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

b. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak

Tabel 6.

Paired Samples Test

Berdasarkan tabel Paired Samples Test didapati bahwa nilai sig. adalah 1,000 > 0,05.

Dengan demikian H0 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan antara tingkat kecemasan mahasiswa FSP yang melakukan performansi secara

solo dan group.

PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh dari perhitungan rata-rata berdasarkan angkatan menunjukkan

bahwa setiap angkatan memiliki tingkat kecemasan dalam kategori sedang ketika

melakukan performansi sehingga tidak terdapat perbedaan kecemasan yang signifikan antar

angakatan. Selain itu hal yang perlu diperhatikan adalah tingkat kecemasan berdasarkan

jenis kelamin. Perhitungan rata-ratayang diperoleh berdasarkan jenis kelamin menunjukkan

Page 24: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

15

bahwa pria memiliki tingkat kecemasan dalam kategori sedang dan wanita memiliki

kecemasan dalam kategori rendah. Berdasarkan perhitungan tersebut pria memiliki tingkat

kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan wanita pada mahasiswa FSP UKSW yang

mengikuti ujian vokal.

Berdasarkan hasil analisis dan penelitian mengenai perbedaan tingkat kecemasan

performansi musik Mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan yang melakukan performansi di

depan umum dan di depan dosen diperoleh hasil perhitungan menggunakan Paired Samples

Test dengan nilai t sebesar 0,001 dan nilai signifikansi sebesar 1,000 ( P > 0,05) dengan

kata lain tidak ada perbedaan tingkat kecemasan performansi musik yang dilakukan secara

solo dan group. Nilai mean yang didapatkan dari kedua kelompok adalah 37,67. Secara

umum kedua kelompok dikategorikan mengalami kecemasan pada tingkat sedang. Hal ini

sesuai dengan penelitian sebelumnya dalam Paramitha 2013 yang mengatakan bahwa tidak

ada perbedaan yang signifikan dalam hal tingkat kecemasan performansi musik antara

pemain musik yang tampil secara solo, duo, dan trio atau lebih.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil wawancara kepada 5 narasumber

yang dilakukan pada waktu selesai melakukan performansi di depan dosen. Subjek

mengatakan bahwa ketika melakukan performansi solo yang dilakukan di kampus jauh

lebih cemas dibandingkan ketika mereka tampil group. Hal tersebut disebabkan karena

mereka menganggap dosen jauh lebih tahu mengenai kesalahan yang mereka lakukan

dibandingkan orang awam.

Pertunjukan yang dilakukan dalam kedua situasi tersebut berada dibawah

pengawasan dosen sebagai bentuk ujian. Supriyantini (2010) mengatakan bahwa ujian

Page 25: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

16

merupakan suatu proses pemeriksaan mengenai pengetahuan, keahlian atau kecerdasan

siswa sebagai akibat dari suatu proses belajarnya selama menjalani pendidikan. Sebelum

menjadi seniman profesional, para mahasiswa harus lulus kuliah terlebih dahulu oleh

karena itu penilaian dosen membuat mereka begitu cemas karena kelulusan mereka

ditentukan oleh dosen. Kenny (2011) mengatakan bahwa salah satu faktor yang

memengaruhi MPA adalah Pressure from teacher atau tekanan dari guru. Salah satu hal

yang sangat berpengaruh dalam pertunjukan baik solo maupun group adalah penonton. Dari

hasil wawancara mereka mengatakan bahwa pada akhirnya tujuan mereka belajar di

perkuliahan adalah tampil di depan umum dan itulah ujian yang sebenarnya. Kecemasan

yang dialami ketika melakukan performansi di depan umum disebabkan karena respons dan

kualitas performansi mempengaruhi status mereka yang disebut sebagai pemain musik.

Kenny (2011) mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi MPA adalah

concern about audience reactions atau fokus kepada reaksi penonton.

Dari penelitian ini diperoleh hasil pada kelompok performansi yang dilakukan

secara group, skor item tertinggi terletak pada nomor 5 dengan perolehan skor 46.

Sedangkan pada kelompok performansi yang dilakukan solo diperoleh skor tertinggi pada

item nomor 5 dengan perolehan skor 46. Pada item nomor 5 yang ditulis demikian “ketika

saya melakukan performansi musik di depan penonton, saya takut untuk membuat

kesalahan. Item termasuk dalam aspek kognitif. Kenny (2011) mengatakan bahwa

kecemasan ini diindikasikan dengan adanya ketakutan untuk melakukan kesalahan pada

alat musik yang dimainkan. Oltmans & Emery mengatakan bahwa kognitif memainkan

peran penting sebagai mediator antara pengalaman dan respons. Persepsi, ingatan, dan

atensi semuanya memengaruhi cara kita bereaksi terhadap kejadian di lingkungan kita.

Page 26: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

17

Dari pengambilan data diperoleh hasil dari kedua kelompok sama-sama memiliki

skor terendah pada item nomor 11. Item tersebut termasuk dalam aspek performance

context dengan indikasi menunjukkan perilaku menghindar untuk melakukan performansi

musik. Pada item nomor 11 ditulis “saya cenderung menghindar untuk melakukan

performansi musik di panggung hiburan”. Mengingat skor di item tersebut rendah, hal ini

dapat mengindikasikan bahwa para mahasiswa FSP tidak memiliki kecenderungan

menghindari performansi di panggung hiburan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan

Lazarus (dalam Anwar, 2009) yang menyatakan bahwa kecemasan sebagai intervening

variable, yaitu kecemasan lebih mempunyai arti sebagai motivating solution, artinya situasi

kecemasan tersebut mendorong individu agar dapat mengatasi masalah. Hal senada juga

diungkapkan Halgin dan Whitbourne (2009) menyatakan bahwa pengalaman-pengalaman

kecemasan yang ada pada diri individu dapat dikembangkan menjadi cara yang efektif

untuk menenangkan individu yang nantinya akan berguna saat individu diharuskan

menghadapi situasi-situasi tertentu, atau kecemasan tersebut bisa digunakan sebagai

penyemangat untuk mengatasi rintangan-rintangan sehingga individu dapat tampil secara

efektif. Hasil penelitian tersebut memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang terdapat

dalam Abhiyoga (2015) dengan menggunakan kuesioner yang sama diadopsi dari Kenny

(2011) dimana perolehan skor tertinggi adalah dari item nomor 5 dan perolehan skor

terendah adalah dari item nomor 11. Pengambilan data ini dilakukan dalam waktu yang

berbeda dan subjek yang berbeda namun memiliki hasil yang sama.

Dari hasil tersebut peneliti menyimpulkan bahwa dalam penelitian ini kecemasan

yang dialami oleh mahasiswa FSP bersifat positif. Hal tersebut berarti bahwa kecemasan

yang dialami bukan menjadi suatu hal yang melemahkan individu, namun kecemasan

Page 27: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

18

tersebut adalah kecemasan yang memotivasi para mahasiswa agar lebih mempersiapkan

diri untuk melakukan performansi. Dari hasil yang sudah didapatkan melalui pengambilan

data dapat disimpulkan bahwa tingkat MPA tidak dipengaruhi oleh situasi yang dihadapi

saja. Banyak faktor yang memengaruhi MPA namun tidak menjadi penghambat karena

performansi yang dilakukan sebagai mahasiswa FSP menjadi sarana dalam mempersiapkan

diri untuk menjadi seorang pemain musik yang profesional. Hal tersebut sesuai dengan

penelitian terdahulu yang diungkapkan dalam Abhiyoga (2015) yang mengatakan bahwa

kecemasan yang dialami bukan menjadi suatu hal yang melemahkan keberfungsian, namun

kecemasan tersebut adalah kecemasan yang memotivasi para pemain gitar untuk melakukan

performansi musik dengan lebih baik.

Terdapat beberapa hal yang menjadi kelemahan dalam penelitian ini. Situasi

performansi yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan serangkaian jadwal ujian yang

didapatkan dari fakultas. Pada situasi performansi yang dilakukan secara group, peneliti

tidak dapat memastikan apakah performansi ini mendapatkan penilaian dari dosen atau

tidak karena dosen hanya menjelaskan bahwa performansi tersebut berupa pelayanan dan

tidak memberikan penjelasan lebih lanjut sehingga peneliti tidak dapat menjabarkan lebih

lanjut pada performansi yang dilakukan secara group mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan penilaian dosen.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat perbedaan music performance anxiety yang signifikan dari pertunjukan yang

dilakukan secara group maupun solo. Setiap angkatan memiliki tingkat kecemasan yang

sama yaitu berada pada kategori sedang. Sedangkan tingkat kecemasan berdasarkan jenis

Page 28: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

19

kelamin memiliki perbedaan dimana wanita memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah

dibandingkan pria. Hasil tersebut memberikan gambaran mengenai tingkat kecemasan yang

dialami oleh mahasiswa FSP UKSW yang melakukan ujian vokal. Dari hasil pembahasan,

kecemasan yang dialami bukan menjadi suatu hal yang melemahkan individu, namun

kecemasan tersebut adalah kecemasan yang memotivasi para mahasiswa agar lebih

mempersiapkan diri untuk melakukan performansi.

Berdasarkan hasil yang didapat, saran yang diajukan dalam penelitian ini mencakup

saran untuk penelitian selanjutnya. Saran untuk penelitian selanjutnya yakni untuk meneliti

kecemasan performansi musik pada pemain musik dapat lebih menambah jumlah sampel

agar memperoleh data yang lebih akurat. Selain itu juga sampel bisa dibuat lebih spesifik

misalnya memilih sampel yang berada dalam kelompok trait kecemasan tinggi, atau hanya

mengambil sampel dengan tingkat pengalaman tertentu. Saran penelitian yang diajukan

adalah untuk memperketat kontrol pada saat pengambilan sampel karena kontrol yang

dilakukan sangat mempengaruhi hasil penelitian.

Page 29: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

20

DAFTAR PUSTAKA

Abhiyoga, J.A. (2015). Perbedaan music performance anxiety pada pemain gitar ditinjau

dari latar belakang pendidikan musik. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas

Kristen Satya Wacana.

Anwar, A. I. D. (2009). Hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan berbicara di

depan umum pada mahasiswa Psikologi Universitas Sumatera Utara. Skripsi.

Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara

Azwar,S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Feist & Feist (2010). Teori Kepribadian. Jakarta : Salemba Humanika

Halgin, R. P., & Whitbourne, S. K. (2010). Psikologi Abnormal: Perspektif klinis pada

gangguan psikologis. Jakarta: Salemba Humanika.

Kartini, T. (2007). Penggunaan metode role playing untuk meningkatkan minat siswa

dalam pembelajaran pengetahuan sosial di kelas V SDN Cileunyi I Kecamatan

Cileunyi Kabupaten Bandung. Jurnal Pendidikan Dasar. 8

Kenny, D. T. (2011). The psychology of music performance anxiety. New York: Oxford

University.

Oldmans, T.F., & Robert, E. (2013). Psikologi Abnormal edisi 7. Yogyakarta : Pustaka

Belajar.

Paramita, K.D. (2013). Perbedaan tingkat kecemasan performa musikal antara pemain

musik klasik yang tampil secara solo, duo, dan trio atau Lebih. Skripsi. Diunduh

pada tanggal 17 mei 2016, dari http://lib.ui.ac.id.

Parncutt, R., & McPherson, G.E. (2002). The science & psychology of music performance.

New York: Oxford University Press

Rink, J. (2002). Musical Performance : A Guide to understanding. Cambridge : Cambridge

University Press.

Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta : Kanisius

Siska, S. & Purnamaningsih, E.P. (2003). Kepercayaan diri dan kecemasan komunikasi

interpersonal pada mahasiswa. Skripsi. Diunduh pada tanggal 18 mei 2016, dari

http://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7025/5477.

Sugiyono, (2012). Statistika untuk penelitan. Bandung : Alfa Beta

Page 30: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA …...Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kecemasan performansi musik mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

21

Supriyantini, S. (2010). Perbedaan kecemasan dalam menghadapi ujian antara siswa

program regular dengan siswa program akselerasi. Skripsi. Diunduh pada

tanggal 7 April 2016, dari http://repository.usu.ac.id.

Temaluru, J.A (2013). Perbedaan tingkat kepercayaan diri antara mahasiswa yang tinggal

dengan orangtua dan yang tidak tinggal dengan orangtua. Skripsi. Fakultas

Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana.