fakultas keguruan dan ilmu pendidikan … filepeningkatan prestasi belajar ilmu pengetahuan alam...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAMPOKOK BAHASAN KEADAAN CUACA MELALUI MEDIA SLIDE
PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS XDI SLB C SETYA DARMA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
Rully Anjar Arifianto
K5108076
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Rully Anjar Arifianto
NIM : K5108076
Jurusan/ Program Studi : P.I.P/ Pendidikan Luar Biasa
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM POKOK BAHASAN KEADAAN
CUACA MELALUI MEDIA SLIDE PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN
KELAS X DI SLB C SETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN
2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber
informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Rully Anjar Arifianto
K5108076
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM
POKOK BAHASAN KEADAAN CUACA MELALUI MEDIA SLIDE PADA
ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS X DI SLB C SETYA DARMA
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh :
Rully Anjar Arifianto
K5108076
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Luar Biasa
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vvv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Jangan melihat seseorang dari kekurangannya,
karena dibalik kekurangannya terdapat jutaan potensi yang dapat
digali dan dikembangkan
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Seiring syukurku pada-Mu YA ALLAH, ku persembahkan karya ini untuk:
Ibu dan Bapak tercinta
Beliau yang telah memberi semangat, motivasi, kepercayaan, mendoakanku tanpa
henti dan memberikan kasih sayang tiada batas untuk kesuksesanku
Adik-Adikku tersayang Dek O dan Dek Imel
Canda tawa dan doa kalian menjadi penyemangat dalam hidupku
Pemberi motivasi dan inspirasi saya, Mimi
Kesabaran dan semangat senantiasa kau berikan di saat suka dan duka
Sahabat-sahabatku Luthfi, Nia, Epik, Runi, Manda, Faiz, dan Mbak Pita
Keceriaan yang kalian berikan selalu menjadikan semangat saat suka dan duka
Rekan-rekan GERKATIN Solo
Keterbatasan yang tak membuat kalian berhenti berkarya telah memotivasiku untuk
lebih semangat dalam setiap kesempatan
Rekan-rekan PPL di SLBC Setya Darma Surakarta
Teman-teman PLB angkatan 2008
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Almamater
ABSTRAK
Rully Anjar Arifianto.PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ILMUPENGETAHUAN ALAM POKOK BAHASAN KEADAAN CUACA MELALUIMEDIA SLIDE PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS X DI SLB CSETYA DARMA SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi.Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas MaretSurakarta, Juni 2012.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan prestasi belajar ilmu pengetahuanalam pada pokok bahasan keadaan cuaca melalui media slide pada anak tunagrahitaringan kelas X di SLB C Setya Darma Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
Pendekatan penelitian ini adalah menggunakan pendekatan PenelitianTindakan Kelas (Classroom Action Research). Subyek dalam penelitian ini adalahanak kelas X tunagrahita SLB C Stya Darma Surakarta yang berjumlah empat siswa.Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, observasi dan tes. Teknikanalisis data menggunakan deskriptif komparatif.
Penelitian ini diadakan dalam dua siklus dengan indikator keberhasilan adalahsemua siswa dapat memenuhi nilai KKM, yaitu 60. Hasil penelitian ini adalahmeningkatnyaprestasi belajarIPA melalui pembelajaran menggunakan media slidepada pokok bahasan keadaan cuacapada anak tunagrahita kelas X SLB C SetyaDarma Surakarta. Nilai tes prestasi belajarIPAsemua siswa mengalami peningkatanpada setiap siklus. Prosentase kenaikan siklus I ke siklus II yaitu 20%. Selain itu,siswa menjadi lebih fokus dalam pembelajaran dan lebih aktif dalam menjawabpertanyaan sehingga kegiatan pembelajaran terasa menyenangkan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkanpenggunaan media slide dapatmeningkatkan prestasi belajar IPA pokok bahasan keadaan cuaca pada anaktunagrahita ringan kelas X SLB C Setya Darma Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
Kata Kunci: Prestasi Belajar IPA, Media Slide, Tunagrahita.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT
Rully Anjar Arifianto. THE INCREASING OF SCIENCES LEARNINGACHIEVEMENT ON WEATHER CONDITION THROUGH SLIDE MEDIATO MILD MENTAL RETARDATION CHILDREN ON 10th CLASS OF SLB CSETYA DARMA SURAKARTA OF 2011/2012 SCHOOL YEAR. Thesis.Surakarta: Teacher Training and Education Faculty, Sebelas Maret UniversitySurakarta, June 2012.
The aim of this study is to increase the sciences learning achievement onweather condition material through slide media to mild mental retardation childen10th class of SLB C Setya Darma Surakarta of 2011/2012 school year.
The research approach used in this study is Classroom Action Research. Thesubject of this study is 10thclassmental retardation students of SLB CSetya DarmaSurakarta, which consists of four students. The data collecting technique used in thisstudy are documentation, observation and testing. The data analysis technique used iscomparative descriptive.
This study is administered in two cycles with a success indicator that everystudent is able to fulfill the Minimum Passing Criteria (KKM), which is 60. Theresult of this study is the increasing of sciences learning achievement through alearning that uses slide media on weather condition material on 10th grade mentalretardation students of SLB C Setya Darma Surakarta. The testing marks of scienceslearning achievement for each student increases on every cycle. The raise percentagefrom Cycle I to Cycle II is 20%. Besides that, the students become more focus inlearning amd more active on answer the questions so can make enjoyable learningactivity.
Based on the result of this study, it can be concluded that the using of slidemedia can improve the learning achievement on sciences on the weather conditionmaterial on mild mental retardation children 10thclass of SLB C Setya DarmaSurakarta on 2011/ 2012 school year.
Keyword: Sciences Learning Achievement, Slide Media, Mental Retardation
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan berkah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi
sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-
kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya,
disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin
penelitian guna menyusun skripsi ini
2. Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si, Pembantu Dekan 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin
penelitian guna menyusun skripsi ini
3. Drs. Amir Fuady, M.Hum, Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin
penelitian guna menyusun skripsi ini.
4. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS
Surakarta, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.
5. Drs. Hermawan, M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Luar BiasaFKIP UNS
yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi
6. Priyono, S.Pd, M.Si, Sekretaris Studi Pendidikan Luar BiasaFKIP UNS yang telah
memberikan ijin untuk menyusun skripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
7. Drs. Maryadi, M.Ag, Pembimbing I yang dengan sabar telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan dorongan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
8. Sugini, M.Pd, Pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan bimbingan,
pengarahan dan dorongan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Sutarno, S.Pd, Kepala SLB C Setya Darma Surakarta yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
10. Kasno, S.Pd, selaku Guru Keterampilan yang telah membantu dalam kelancaran
izn penelitian.
11. Johar Rochayati, S.Pd, selaku Guru kelas X SLB C Setya Darma Surakarta yang
selalu meluangkan waktu guna terselesaikannya penelitian.
12. Siswa-siswi kelas X SLB C Setya DarmaSurakarta yang telah membantu
pelaksanaan penelitian dan menerima penulis dengan senang hati.
13. Segenap Bapak/ Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Luar Biasayang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
14. Berbagai pihak yang telah membantu penulis demi lancarnya penulisan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penyusunan skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin, namun
penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan
penulis. Dengan segala rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan juga dunia pragmatika.
Surakarta, Juni2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERNYATAAN.......................................................................... .... ii
HALAMAN PENGAJUAN.................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK....................................................................................... vi
HALAMAN ABSTRACT........................................................................ ............ vii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... ix
KATA PENGANTAR .......................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xv
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Anak Tunagrahita
a. Pengertian Anak Tunagrahita............................................ 6
b. Karakteristik Anak Tunagrahita........................................ 7
c. Klasifikasi Anak Tunagrahita ........................................... 10
d. Penyebab Anak Tunagrahita ............................................. 12
2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar ................................................ 14
b. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar...................... 15
c. Fungsi Prestasi Belajar ....................................................... 18
3. Tinjauan Tentang IPA
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ......................... 19
b. Tujuan Pembelajaran IPA................................................... 21
c. Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA................................. 22
d. Ruang Lingkup Pengajaran IPA (sains............................... 23
4. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran ......................................... 24
b. Jenis Media Pembelajaran .................................................. 25
c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran .......................... 27
d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran............................. 29
e. Pengertian Slide .................................................................. 32
f. Kelebihan Slide................................................................... 33
g. Pembuatan Slide ................................................................. 34
h. Cara Pengoperasian ............................................................ 37
i. Media Slide dalam Pembelajaran IPA untuk Anak
Tunagrahita Ringan ............................................................ 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
B. Kerangka Berfikir ............................................................................ 38
C. Hipotesis Tindakan .......................................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian ............................................................................. 41
B. Subjek Penelitian ……………………………………….. .............. 42
C. Pendekatan Penelitian ………………………………….. ............... 43
D. Data dan Sumber Data ………………………………… ................ 44
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 45
F. Validitas Data ................................................................................. 47
G. Analisis Data ................................................................................... 48
H. Indikator Kinerja.............................................................................. 48
I. Prosedur Penelitian .......................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan ...................................................................... 53
B. Deskripsi Hasil Tindakan
1. Siklus I................................................................................... .... 57
2. Siklus II................................................................................. ..... 62
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus....................................... 65
D. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 67
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 72
B. Implikasi ......................................................................................... 72
C. Saran ............................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 74
LAMPIRAN.......................................................................................................... 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penyebab Anak Tunagrahita…………………………………….... ..... 14
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan dan Waktu Penelitian........................................... .... 41
Tabel3.2 Daftar Subjek Penelitian................................................................... ..... 42
Tabel3.3 Indikator kerja.................................................................................. ...... 48
Tabel 4.1 Nilai Tes Kondisi Awal......................................................................... 55
Tabel 4.2 Nilai Tes Siklus I................................................................................... 65
Tabel 4.3 Nilai Tes Siklus II............................................................................. .... 66
Tabel 4.4 Perbandingan Nilai Prestasi Belajar IPA Siswa pada Tes awal, Siklus I
dan Siklus II.......................................................................................... 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Prosedur Pengembangan Multimedia Presentasi PowerPoint…....... 35
Gambar2.2Alur kerangka berfikir................................................................. ........ 39
Skema 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas.............................................. ..... 44
Grafik 4.1 Nilai Tes Kondisi Awal........................................................................ 56
Grafik 4.2 Nilai Tes Siklus I............................................................................ ..... 66
Grafik 4.3 Nilai Tes Siklus II................................................................................ 67
Grafik 4.4 Perbandingan Nilai Prestasi Belajar IPApada Tes awal, Siklus I dan Siklus
II........................................................................................................... 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kisi-kisi Penyusunan Soal. ............................................................................ 79
2. Soal Tes.......................................................................................................... 80
3. Instrumen Observasi Siswa............................................................................ 82
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................................. 84
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II................................................ 95
6. Foto Pembelajaran Pratindakan ..................................................................... 106
7. Foto Pembelajaran Siklus I ............................................................................ 107
8. Foto Pembelajaran Siklus II........................................................................... 108
9. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi .................................................. 109
10. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ................... 110
11. Surat Permohonan Izin Penelitian.................................................................. 111
12. Surat Keterangan Mengadakan Penelitian ..................................................... 113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Amanat hak atas pendidikan bagi anak-anak berkelainan ditetapkan dalam
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 32
disebutkan bahwa: “Pendidikan khusus (pendidikan luar biasa) merupakan
pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial”. Ketetapan
dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tersebut bagi anak-anak berkelainan
sangat berarti karena memberi landasan yang kuat bahwa anak-anak berkelainan
perlu mendapatkan kesempatan yang sama dalam pendidikan dan pengajaran
sebagaimana anak normal.
Pendidikan luar biasa, sebagai salah satu bentuk pendidikan yang khusus
mengenai anak-anak berkelainan dari berbagai jenis kelainan termasuk anak-anak
tunagrahita terus berupaya meningkatkan pelayanan dengan sebaik-baiknya.
Menurut American Association of Mental Retardation (AAMR) (Ainsworth,
Patricia and Baker, Pamela (2004: 66), “Mental retardation as substantial
limitation in present functioning. It is characterized by significantly subaverage
intellectual functioning existing concurrenly with related limitation in to or more
of the following applicable adaptive skill areas. Mental retardation manifest
before age 18”. Dari pengertian tersebut kurang lebih dapat didefinisikan bahwa
tunagrahita sebagai seseorang yang memiliki banyak keterbatasan dalam berbagai
fungsi. Karakteristiknya adalah dengan signifikan fungsi kecerdasan otak yang di
bawah rata-rata muncul bersamaan dengan keterbatasan yang berkaitanan satu
atau lebih dari cakupan keterampilan beradaptsi. Tunagrahita terjadi sebelum usia
18 tahun.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumaryanti, Kushartanti, dan
Ambardini (2009) menyatakan bahwa kemampuan kognitif anak tunagrahita
berada dalam kategori kurang. Hasil penelitian tersebut dikuatkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Abdurahman dan Sudjadi (1994: 26) yang menyatakan bahwa “Retardasi mental
ringan (mild mental retardation) memiliki IQ 55-66 pada skala Wechler”. Tingkat
IQ mempengaruhi kemampuan kognitif anak, fungsi kognitif adalah kemampuan
seseorang untuk mengenal atau memperoleh pengetahuan (Efendi, 2006: 96).
Pengetahuan diperoleh melalui beberapa proses hingga anak tunagrahita
dapat mengerti apa yang disampaikan oleh guru. Messen, Conger, dan Kagan
dalam Somantri (2007:110) mengungkapkan bahwa “Kognisi paling sedikit terdiri
dari lima proses, yaitu: (1) persepsi, (2) memori, (3) pemunculan ide-ide, (4)
evaluasi, (5) penalaran”. Dampak dari ketunagrahitaan seperti lemahnya daya
ingat dan daya persepsi ini membuat anak mengalami kesulitan dalam proses
pembuatan konsep secara utuh. Hal ini menjadikan anak mendapat kesulitan
belajar, mengingat, berimajinasi, dan kesulitan memahami ilmu pengetahuan yang
ada di sekolah termasuk Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Kemampuan dalam
persepsi, konsep, dan memori sangat dibutuhkan dalam penguasaan IPA yang
dalam pengajarannya membutuhkan penalaran siswa. Sebagaimana dalam
kurikulum KTSP, tujuan mata pelajaran IPA diantaranya untuk mengembangkan
pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, serta mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap
positif (Mulyasa, 2007: 111). Siswa akan memiliki kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat, serta mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
Selama ini pembelajaran IPA yang diajarkan kurang mengakomodasi
kesulitan anak tunagrahita yang mengalami kelemahan dalam membentuk konsep
dan daya memori. Sehingga menjadikan prestasi belajar IPA anak tunagrahita
rendah. Berdasarkan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) yang
dilakukan penulis, proses pembelajaran IPA di SLB C Setya Darma Surakarta
menggunakan metode ceramah yang membuat anak tunagrahita merasa bosan.
Penyampaian materi secara verbal tidak hanya menghambat proses belajar anak
tunagrahita, tetapi siswa normal juga mengalaminya. Seperti yang disampaikan
oleh Wibawa dan Mukti (2001: 2) “Di antara faktor-faktor yang dianggap turut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
menghambat proses belajar siswa di kelas berasal dari verbalisme, kekacauan
makna, kegemaran berangan-angan, atau persepsi yang tidak tepat”. Semiawan
(2004: 104) menambahkan “…bahwa sains tidak bisa diajarkan semata dengan
ceramah… .”. Kedua pendapat tersebut menjelaskan bahwa penyampaian materi
yang didominasi oleh verbalisme dapat menghambat proses belajar siswa. Dalam
penyampaian materi mengenai keadaan cuaca, tidak bisa hanya dengan
menggunakan metode ceramah. Perlu adanya gambar nyata dalam pengajaran
agar materi mengenai keadaan cuaca dapat diterima oleh anak tunagrahita. Oleh
karena itu diperlukan suatu media yang dapat memaksimalkan prestasi belajar
anak tunagrahita dalam pelajaran IPA.
Anak tunagrahita memiliki kelemahan dalam proses pembuatan konsep
secara utuh, sehingga anak harus dibantu dengan media sebagai perantaranya.
Media pembelajaran menurut Corte adalah “Suatu sarana nonpersonal (bukan
manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar, yang memegang
peranan dalam proses belajar mengajar, untuk mencapai tujuan intruksional”
(Winkel, 2004: 318). Oleh karena itu, agar materi pelajaran yang disampaikan
mudah diterima siswa, guru membutuhkan suatu media dalam proses belajar
mengajar. Guru harus dapat memilih media yang tepat bagi anak tunagrahita
sesuai dengan keterbatasan dan potensi yang ada pada diri anak tunagrahita.
Media slide merupakan salah satu media yang sesuai dengan karakteristik
anak tunagrahita. Media ini memanfaatkan program komputer Microsoft
Powerpoint dan bersifat visual sehingga anak tunagrahita tidak memahami materi
secara abstrak. Duffy dalam Anitah (2008: 80) menyatakan bahwa “…
komponen-komponen visual yang dapat mendatangkan respon dari pengamat,
seperti, menyenangkan, takjub, humor, dsb”. Melalui media slide ini gambar-
gambar peristiwa yang terjadi di dunia nyata dapat ditampilkan sehingga anak
lebih memahami materi dan berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA.
Hasil penelitian Sunanto, Sadja’ah, dan Suherman (2006) menunjukkan
bahwa pemanfaatan media dengan teknologi adaptif dapat meningkatkan
kemampuan anak tunagrahita. Hasil penelitian tersebut memperkuat pendapat
bahwa media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dapat memperkuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
prestasi belajar anak tunagrahita dan anak tidak merasa bosan. Media slide yang
digunakan ini memenuhi kriteria seperti dalam penelitian itu, yaitu menggunakan
teknologi dan tampilannya menarik.
Bertumpu dari permasalahan di atas, maka penulis mengadakan penelitian
yang berjudul: “Peningkatan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Pokok
Bahasan Keadaan Cuaca Melalui Media Slide Pada Anak Tunagrahita
Ringan Kelas X di SLB C Setya Darma Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang dapat dirumuskan
adalah Apakah dengan media slide dapat meningkatkan prestasi belajar ilmu
pengetahuan alam pada pokok bahasan keadaan cuaca pada anak tunagrahita
ringan kelas X di SLB C Setya Darma Surakarta tahun ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar
ilmu pengetahuan alam pada pokok bahasan keadaan cuaca melalui media slide
pada anak tunagrahita ringan kelas X di SLB C Setya Darma Surakarta tahun
ajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian upaya meningkatkan prestasi belajar ilmu pengetahuan
alam pokok bahasan keadaan cuaca melalui media slide, diharapkan mampu
memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Dapat mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi, termasuk dalam
menerapkan media slide pada pokok bahasan keadaan cuaca.
b. Dapat memberikan alternatif pemilihan media serta cara menggunakannya
sesuai dengan kondisi peserta didik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. BagiSiswa
a. Siswa lebih tertarik karena pembelajaran tersebut dikemas sesuai dengan
karakteristik siswa yang bersangkutan.
b. Dengan penelitian ini memberikan manfaat bagi siswa yaitu siswa
mendapat pelayanan pendidikan yang efektif, aktif dan menyenangkan
sesuai dengan konsep PAIKEM dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul penelitian ini,
maka penulis akan mengemukakan teori beberapa ahli tentang definisi beberapa
istilah yang erat kaitannya dengan masalah yang akan diteliti.
1. Tinjauan Tentang Anak Tunagrahita
a. Pengertian Anak Tunagrahita
Tunagrahita adalah kata lain dari retardasi mental (mental
retardation). Anak tunagrahita merupakan salah satu golongan anak
berkelainan mental yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah
rata-rata dan memiliki keterbatasan dalam berpikir abstrak, serta
memusatkan perhatian, daya ingatnya lemah, sukar berpikir abstrak, serta
kurang mampu berpikir logis. Hal ini senada dengan pendapat Amin
(1995), yang mengemukakan:
Anak Tunagrahita adalah mereka yang kecerdasannya berada dibawah rata-rata, disamping itu mereka mengalami keterbelakangandalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Mereka kurangcakap dalam memikirkan hal-hal yang abstrak,yang sulit-sulit danberbelit-belit. Mereka kurang atau terbelakang atau tidak berhasilbukan hanya dalam satu hal tetapi hampir dalam segala-galanya,lebih-lebih dalam pelajaran seperti: mengarang, menyimpulkan isibacaan, menggunakan simbol-simbol, berhitung dan dalam semuapelajaran yang bersifat teoritis. Dan juga mereka kurang atauterhambat dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan (hlm. 11).
Pendapat lain menyatakan bahwa Mental retardation is a syndrome
of delayed or disordered brain development evident before age 18 years
that results in difficulty learning information and skills needed to adapt
quickly and adequately to environmental changes. (Ainsworth & Baker,
2004: 3). Kurang lebih dapat diartikan retardasi mental adalah sindrom
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
keterlambatan atau ketidakmampuan berkembangnya otak sebelum usia 18
tahun yang mengalami hambatan dalam penyerapan informasi dan
kemampuan beradaptasi secara cepat dan tepat terhadap perubahan
lingkungan.
Somantri (2007) menyatakan bahwa tunagrahita merupakan
“Kondisi dimana perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan
sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal”(hlm. 105).
Ada karakteristik umum anak tunagrahita diantaranya ialah keterbatasan
intelegensi, keterbatasan sosial dan keterbatasan fungsi-fungsi mental yang
lain.
Seseorang dikategorikan berkelainan mental subnormal atau
tunagrahita, jika ia memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal,
sehingga untuk meneliti tugas perkembangannya memerlukan layanan
secara spesifik, termasuk dalam pendidikan (Efendi, 2006: 88 mengutip
Bratanata, 1979)
Seperti yang dikemukakan pendapat-pendapat di atas, hal senada
dikemukakan olehJapan League for the Mentally Retarded dalam
Abdurrachman dan Sudjadi (1994: 20)mengenai tunagrahita, yaitu:
1) Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 ke bawah berdasarkan tes
inteligensi baku.
2) Kekurangan dalam perilaku adaptif, dan
3) Terjadi pada masa perkembangan, yaitu antara masa konsepsi hingga
usia 18 tahun.
Pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tunagrahita
adalah seseorang berumur di bawah 18 tahun yang memiliki keterbatasan
dalam tingkat intelegensi sehingga menyebabkan hambatan dalam berpikir
abstrak, beradaptasi terhadap perubahan lingkungan serta hambatan dalam
kehidupan sosial.
b. Karakteristik Anak Tunagrahita
Dapat diketahui secara fisik bahwa anak tunagrahita tidak berbeda
dengan anak normal pada umumya, tetapi secara psikis ada perbedaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
dengan anak normal. Secara umum karakteristik anak tunagrahita menurut
Somantri (2007: 105) dijabarkan sebagai berikut:
1) Keterbatasan Intelegensi
Intelegensi merupakan fungsi yang kompleks yang dapat diartikan
sebagai kemampuan untuk mempelajari informasi dan keterampilan-
keterampilan menyesuaikan diri dengan masalah-masalah dan situasi-
situasi kehidupan baru, belajar dari pengalaman masa lalu dan berpikir
abstrak. Anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk mempelajari
situasi baru (Hildayani, dkk., 2007: 6) sehingga mereka mudah
menyerah terhadap apa yang dipelajari.
2) Keterbatasan Sosial
Anak tunagrahita cenderung berteman dengan anak yang lebih muda
usianya, ketergantungan terhadap orang tua sangat besar, tidak mampu
memikul tanggung jawab sosial dengan bijaksana, mudah dipengaruhi
dan cenderung melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya.
Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki anak tunagrahita ini yang
membuat mereka sulit bersosialisasi dalam masyarakat.
3) Keterbatasan Fungsi-fungsi Mental Lainnya
Anak tunagrahita tidak bisa menyelesaikan suatu tugas dalam waktu
yang bersamaan dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk
menyelesaikan tugas tersebut. Diperlukan suatu contoh yang konkret
jika menjelaskan kata-kata yang belum pernah didengarnya, karena
mereka memiliki perbendaraan kata yang terbatas.
Selain melihat dari keterbatasan-keterbatasan dalam diri dan
kehidupannya, karakteristik anak tunagrahita dapat dilihat dari
tingkatannya. Amin (1995: 37) membagi menjadi beberapa tingkatan
tunagrahita, yaitu:
1) Anak Tunagrahita Ringan
Anak tunagrahita ringan adalah anak tunagrahita yang lancar berbicara
tetapi kurang perbendaharaan kata-katanya, mengalami kesukaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
bepikir abstrak. Tetapi masih dapat mengikuti pelajaran akademik di
sekolah luar biasa atau sekolah khusus.
2) Anak Tunagrahita sedang
Anak tunagrahita sedang hampir tidak bisa mempelajari pelajaran
akdemik. Mereka pada umumnya belajar secara membeo.
Perkembangan bahasanya lebih terbatas dari pada anak tunagrahita
ringan. Mereka mempunyai potensi untuk belajar memelihara diri dan
menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan dapat mempelajari
beberapa pekerjaan yang mempunyai arti ekonomi.
3) Anak Tunagrahita Berat dan Sangat Berat
Anak tunagrahita berat dan sangat berat sepanjang hidupnya akan
selalu tergantung pada pertolongan dan bantuan orang lain. Mereka
tidak memelihara diri sendiri (makan,berpakaian, ke WC dan
sebagainya harus dibantu). Pembedaharaan kata-kata yang dimilikinya
sangat sedehana dan kesulitan dalam menyesuiakan diri dengan
lingkungan sehingga tidak mampu bersosialisai.
Keterbatasan kognitif menimbulkan masalah besar dalam
perkembangan anak tunagrahita. Beberapa hambatan dan juga sebagai
karakteristik anak tunagrahita dikemukakan oleh Efendi (2006:98) sebagai
berikut:
1) Cenderung memiliki kemampuan berpikir konkret dan sukar berpikir.
2) Mengalami kesulitan dalam konsentrasi.
3) Kemampuan sosialisasinya terbatas.
4) Tidak mampu menyimpan instruksi yang sulit.
5) Kurang mampu menganalisis dan menilai kejadian yang dihadapi.
6) Pada anak tunagrahita mampu didik, prestasi tertinggi bidang baca,
tulis, hitung tidak lebih dari anak normal setingkat kelas III-IV SD.
Karakteristik tunagrahita yang lain ditambahkan oleh AAMD yang
dikutip oleh Kirk & Gallagher dalam Abdurrachman dan Sudjadi
(1994:36-37), yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
1) Mampu mengetahui situasi, benda-benda dan orang di sekitarnya
namun mereka tidak mampu memahami keberadaan dirinya.
2) Mereka berkesulitan untuk memecahkan masalah, tidak mampu
membuat suatu rencana bagi dirinya, sulit untuk memilih alternatif
pilihan yang berbeda.
3) Mereka sulit untuk menuliskan simbol angka, secara umum mereka
memiliki kesulitan dalam bidang membaca, menulis, dan berhitung.
4) Kemampuan belajar terbatas. Mereka merasakan ketidakmampuan
dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang diberikan
kepadanya.
Dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
karakteristik anak tunagrahita adalah:
1) Memiliki keterbatasan intelegensi
2) Tidak mampu mengerjakan instruksi yang sulit
3) Memiliki kesulitan dalam berkonsentrasi
4) Memiliki kesulitan dalam hal menulis, membaca, dan berhitung
5) Kemampuan sosialisasi yang terbatas
c. Klasifikasi Anak Tunagrahita
Beberapa pendapat mengklasifikasikan tunagrahita berdasarkan
profesinya. Misalnya seorang pekerja sosial dalam mengklasifikasikan
anak tunagrahita didasarkan pada derajat tingkat penyesuaian diri. Namun,
Somantri (2007: 106) mengklasifikasikan tunagrahita berdasarkan tingkat
intelegensinya yang diukur dengan tes Stanford Binet dan Skala Weschler
(WISC), yaitu:
1) Tunagrahita Ringan
Kelompok ini memiliki IQ antara 68-52 menurut Binet, sedangkan
menurut Skala Weschler (WISC) memiliki IQ 69-55. Mereka masih
dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2) Tunagrahita Sedang
Kelompok ini memiliki IQ 51-36 pada skala Binet dan 54-40 pada
skala Weschler (WISC). Anak tunagrahita sedang sangat sulit bahkan
tidak dapat belajar secara akademik seperti belajar menulis, membaca,
dan berhitung walaupun mereka masih dapat menulis secara sosial
misalnya menulis namanya sendiri, alamat rumahnya, dan lain-lain.
3) Tunagrahita Berat
Kelompok ini dapat dibedakan lagi menjadi anak tunagrahita berat dan
sangat berat. Tunagrahita berat (severe) memiliki IQ antara 32-20
menurut skala Binet dan antara 39-25 menurut skala Weschler
(WISC). Tunagrahita sangat berat (profound) memiliki IQ di bawah 19
pada skala Binet dan IQ di bawah 24 menurut skala Weschler (WISC).
Kemampuan mental atau MA maksimal yang dapat dicapai kurang dari
3 tahun. Anak tunagrahita berat memerlukan bantuan secara total
dalam hal berpakaian, mandi, makan, dan lain-lain. Bahkan mereka
memerlukan perlindungan dari bahaya sepanjang hidupnya.
Efendi (2006: 90) tidak melihat tunagrahita berdasarkan tingkat
intelegensinya, tapi melihat dari kemandirian dalam aktivitas sehari-hari.
Klasifikasi tunagrahita tersebut adalah sebagai berikut:
1) Anak tunagrahita mampu didik
Merupakan anak tunagrahita yang tidak mampu mengikuti pada
program sekolah biasa, tetapi ia masih memiliki kemampuan yang
dapat dikembangkan melalui pendidikan walaupun hasilnya tidak
maksimal. Anak tunagrahita mampu didik yaitu anak tunagrahita yang
dapat dididik secara minimal dalam bidang-bidang akademis, sosial,
dan pekerjaan.
2) Anak tunagrahita mampu latih
Adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan sedemikian
rendahnya sehingga tidak mungkin untuk mengikuti program yang
diperuntukkan bagi anak tunagrahita mampu didik. Anak tunagrahita
mampu latih hanya dapat dilatih untuk mengurus diri sendiri melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
aktifitas kehidupan sehari-hari (activity day living), serta melakukan
fungsi sosial kemasyarakatan menurut kemampuannya.
3) Anak tunagrahita mampu rawat
Adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan sangat rendah
sehingga ia tidak mampu mengurus diri sendiri atau sosialisasi. Untuk
mengurus kebutuhan diri sendiri sangat membutuhkan orang lain.
Anak tunagrahita mampu rawat membutuhkan perawatan sepenuhnya
sepanjang hidupnya, karena ia tidak mampu terus hidup tanpa bantuan
orang lain.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
klasifikasi tunagrahita dapat dibedakan berdasarkan tingkat intelegensinya
maupun dari kemampuannya dalam aktivitas sehari-hari. Klasifikasinya
yaitu:
1) Tunagrahita ringan
2) Tunagrahita sedang
3) Tunagrahita berat
4) Tunagrahita sangat berat
d. Penyebab Anak Tunagrahita
Ketunagrahitaan menurut Kirk dan Johnson (1951) dapat terjadi
karena “1) radang otak, 2) gangguan fisiologis, 3) gangguan hereditas, dan
4) pengaruh kebudayaan” (Efendi, 2006: 92). Empat faktor tersebut dapat
menyebabkan tunagrahita, namun Rochyadi dan Alimin (2005: 22)
mengemukakan penyebab ketunagrahitaan adalah “1) keturunan, 2)
kerusakan pada waktu lahir, 3) penyakit, luka-luka pada masa kanak, dan
4) faktor lingkungan”.
Faktor lingkungan dapat menyebabkan ketunagrahitaan, hal ini
dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan Kiare (2006). Penelitian tersebut
menyatakan faktor lingkungan merupakan faktor yang paling banyak
menyebabkan ketunagrahitaan, seperti kurangnya stimulus otak pada awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
perkembangan, kesehatan yang kurang mencukupi, lingkungan tempat
tinggal, dan masalah nutrisi.
Cara lain yang sering digunakan dalam pengelompokan faktor
penyebab ketunagrahitaan adalah berdasarkan waktu terjadinya, yaitu
faktor yang terjadi sebelum lahir (prenatal), saat kelahiran (natal), dan
setelah lahir (postnatal).
Menurut Abdurrachman dan Sudjadi (1994:30) tunagrahita dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu:
1) Faktor genetik
a) Kerusakan/ kelainan biokimiawi
b) Abnormalitas kromosomal
2) Sebab-sebab pada masa prenatal
a) Infeksi Rubella (cacar)
b) Faktor Rhesus (Rh)
3) Sebab-sebab pada masa perinatal
a) Luka saat kelahiran
b) Sesak napas
c) Prematuritas
4) Sebab-sebab pada masa postnatal
a) Infeksi
b) Encephalitis
c) Meningitis
d) Malnutrisi
e) Kekurangan nutrisi
5) Faktor-faktor sosio-kultural
Faktor umum yang menyebabkan anak menjadi tunagrahita
ditambahkan oleh Ainsworth and Baker (2004: 3) dengan memberikan
contoh-contoh penyakit atau virus, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Tabel 2.1 Penyebab Anak Tunagrahita
Unknown Largest Category
Brain InjuryPrenatal and Postnatal; ex. Cerebralhemorrhage, hypoxia, severe headinjury
Infectious
Congenital and postnatal; ex. Rubella,meningitis, encephalitis, congenitalcytomegalovirus, congenitaltoxoplasmosis, HIV
Cromosomal Abnormalities
Ex. Errors in number of chromosomesor placement of genes onchromosomes other defects inchromosomes
Gene Abnormalities andinherited metabolic disorders
Ex. Galactosemia, Tay-Sach disease,phenylketonuria, Lesch-Nyhansyndrome, Rett syndrome, tuberoussclerosis
MetabolicEx. Reye’s syndrome, congenitalhypothyroidism, hypoglycemia
ToxicEx. Intraurine exposure to alcohol,cocaine, amphetamines, other drugs,methylmercury, lead
Nutritional Ex. Malnutrition
EnvironmentalEx. Poverty, low socioeconomicstatus
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa penyebab anak tunagrahita adalah saat prenatal, perinatal, serta
postnatal. Faktor lingkungan dan nutrisi juga sangat berpengaruh.
2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Setiap melakukan sesuatu pasti akan memperoleh hasil. Begitu
juga dalam belajar. Siswa ingin mendapatkan prestasi belajar yang baik.
Istilah prestasi belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar
(learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan
aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan
watak peserta didik (Arifin, 2011: 12).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Prestasi belajar menurutTirtonegoro (2001: 43) adalah “Hasil
pengukuran serta penilaian usaha belajar. Prestasi belajar di sini
merupakan tingkat keberhasilan tertinggi yang telah dicapai”. Sementara
itu, menurut Hamdani (2011: 138) “Prestasi belajar merupakan tingkat
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai
informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar”.
Prestasi belajar seseorang dinyatakan dalam bentuk nilai setelah
mengalami proses belajar mengajar. Nilai yang dimaksud yaitu bisa
berupa angka maupun huruf.
Menurut Sukardi (1990: 30), “Prestasi belajar adalah suatu hasil
maksimal yang diperoleh seseorang dalam usahanya, dalam rangka
mengaktualisasikan diri lewat belajar”. Winkel (1996) menambahkan
bahwa prestasi belajar merupakan “Bukti keberhasilan yang telah dicapai
seseorang (Hamdani, 2011: 138). Dengan demikian prestasi belajar
merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh sesorang setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar”.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa prestasi belajar merupakan hasil proses belajar mengajar atau hasil
usaha belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai, baik itu angka
maupun huruf.
b. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Dalam mencapai prestasi belajar, banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab terbentuknya prestasi belajar,
sepanjang proses belajar itu berlangsung. Nasution (2005: 9-13)
menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara
lain:
1) Faktor dari dalam diri siswa meliputi:
a) Faktor fisiologis
Faktor ini berhubungan dengan fisik atau jasmani dari siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b) Faktor psikologis
Faktor ini berkaitan dengan kejiwaan siswa yang merupakan factor
yang cukup kuat pengaruhnya terhadap proses belajar siswa.
Faktor-faktor ini meliputi :
(1) Intelegensi
(2) Motivasi belajar
(3) Minat belajar
(4) Ambisi dalam belajar
(5) Ingatan
(6) Kepercayaan diri
(7) Kedisiplinan diri
(8) Bakat
2) Faktor yang berasal dari luar diri siswa yaitu :
a) Faktor lingkungan yang terdiri dari:
(1) Lingkungan alami, yaitu keadaan di lingkungan siswa yang
sedang belajar
(2) Lingkungan sosial, yaitu seperti suasana rumah atau tempat
tinggal
b) Faktor instrumental, yang terdiri dari :
(1) Kurikulum
(2) Program pengajaran
(3) Sarana dan prasarana
(4) Guru atau pendidik
Secara umum, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
berasal dari faktor internal dan eksternal. Namun dalam menjabarkan
kedua faktor tersebut masing-masing pendapat memiliki pandangan lain.
Menurut Hamdani (2011: 139) prestasi belajar dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri siswa, antara
lain sebagai berikut:
a) Kecerdasan (intelegensi)
Kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat
menentukan berhasil-tidaknya studi seseorang. Jika murid
mempunyai kecerdasan normal atau di atas normal, secara potensi
ia dapat mencapai prestasi yang tinggi.
b) Motivasi
Motivasi merupakan faktor penting karena hal tersebut merupakan
keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk belajar. Dalam
kegiatan belajar, seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai
motivasi untuk belajar.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri atas dua macam, yaitu lingkungan sosial dan
lingkungan nonsosial. Yang termasuk lingkungan sosial adalah guru,
kepala sekolah, staf administrasi, teman-teman sekelas, rumah tinggal
siswa, alat-alat belajar, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam
lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah, tempat tinggal, dan
waktu belajar.
Menurut Semiawan (2008: 11) faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar tidak dibedakan menjadi dua faktor, internal dan eksternal, tapi
menjabarkannya tiga, yaitu:
1) Pemenuhan Kebutuhan Psikologis
Pemenuhan kebutuhanpsikologis ini mencakup kebutuhan primer,
pangan, sandang dan perumahan. Serta kasih sayang, perhatian,
penghargaan terhadap dirinya dan peluang mengaktualisasikan dirinya.
2) Intelegensi, Emosi, dan Motivasi
Prestasi belajar bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan intelektual
yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
nonkognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian serta berbagai
pengaruh lingkungan.
3) Pengembangan Kreativitas
Pembelajaran yang mengendalikan berfungsinya kedua belahan otak
secara harmonis akan banyak membantu anak untuk meningkatkan
prestasi belajar sehingga mencapai kemandirian dan mampu
mengahadapi berbagai tantangan.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:
1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri meliputi
fisik, psikis, intelegensi, bakat, minat, kreatifitas maupun motivasi.
2) Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang
meliputi lingkungan dan sarana prasarana belajar.
c. FungsiPrestasi Belajar
Prestasi belajar mempunyai banyak fungsi. Salah satunya adalah
sebagai bukti konkret mengenai kemampuan belajar yang dilakukan oleh
seseorang. Fungsi prestasi belajar yang dikemukakan oleh Arifin (2011:
12-13) antara lain:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
yang telah dikuasai peserta didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang hasrat ingin tahu.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap
(kecerdasan) peserta didik.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Cronbachbahwa fungsi
prestasi belajar banyak ragamnya, tergantung dari ahli masing-masing,
diantaranya untuk:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
1) Umpan balik bagi pendidik dalam mengajar
2) Keperluan diagnosis
3) Bimbingan dan penyuluhan
4) Seleksi
5) Keperluan penempatan atau penjurusan
6) Menentukan isi kurikulum
7) Menentukan kebijakan sekolah (Ahmad, 2012: 1)
Dari pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
fungsi prestasi belajar adalah sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan siswa, lambang keingintahuan siswa, indikator intern dan
ekstern institusi pendidikan, keperluan diagnosis, menentukan isi
kurikulum, menentukan kebijakan sekolah, serta keperluan penempatan
atau penjurusan.
3. Tinjauan Tentang IPA
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kata IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam yang
merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa Inggris yaitu natural
science. Secara singkat disebut science atau dalam bahasa Indonesia
disebut sains. Jadi ilmu pengetahuan (IPA) atau science dapat disebut
sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa
yang yang terjadi di alam ini (Samatowa, 2010: 3). Di bawah ini akan
diuraikan mengenai pengertian ilmu pengetahuan alam.
Pembelajaran IPA memiliki tiga aspek yaitu Biologi, Fisika, dan
Kimia yang dirangkum dalam satu mata pelajaran. IPA yang umumnya
memiliki peran peting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di
dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia yang
mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu
di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan IPA dan
teknologi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Pengertian IPA dapat ditinjau dari istilah dan dari sisi dimensi IPA.
Dari istilah, IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar
beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di
alam, peristiwa dan gejala-gejala yang muncul di alam. Sedangkan dari
dimensi IPA maka ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang
bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah menurut Darmodjo dan Kaligis
(1993:3) IPA adalah suatu pengetahuan yang bersifat obyektif tentang
alam sekitar beserta isinya.
Wonorahardjo (2010) mengatakan sains adalah
Sekumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui metode tertentu.Proses pencairan ini telah diuji kebenarannya secara bersama-samaoleh beberapa ahli sains dan pemirsanya. Sains berusahamenjelaskan apa saja yang termasuk bidang kajiannya dan untukitu diperlukan objektivitas dan kejelasan metode. Selain itu sainsberusaha menguasai alam dan memanfaatkan alam untukkesejahteraan manusia, meningkatkan taraf hidup, efisiensi, danefektifitas kerja (hlm. 12).
Sains memanfaatkan alam untuk kesejahteraan manusia, maka dari
itu Sagan (1997: xv) menambahkan “Sains merupakan proses yang
berlanjut yang tidak akan pernah berakhir” (Sumintono, 2007:
1).Widyastantyo (2011: 1) menyatakan “IPA merupakan salah satu
kumpulan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam semesta, baik ilmu
pengetahuan yang mempelajari alam semesta yang bernyawa ataupun yang
tak bernyawa dengan jalan mengamati berbagai jenis dan perangkat
lingkungan alam serta lingkungan alam buatan”.
Webster’s, New Collegiate Dictionary dalam menyatakan “ natural
science is knowledge concerned with the physical worldand its
phenomena”, yang artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan
tentang alam dan gejala gejalanya (Iskandar, 2001: 2).
Pembelajaran di SLB tidak hanya mempelajari Matematika dan
Bahasa Indonesia. IPA merupakan salah satu pelajaran yang dipelajari
oleh anak tunagrahita. Menurut Rahayu (2003: 1-7) IPA memiliki
beberapa definisi yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1) IPA adalah sekumpulan pengetahuan yang telah disusun
2) IPA adalah ilmu pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan
berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan terutama didasarkan
atas pengamatan dan induksi.
3) IPA adalah suatu pengetahuan tentang fakta dan hukum-hukum yang
didasarkan atas pengamatan dan disusun dalam suatu sistem yang
teratur.
4) IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematik yang di dalam terlintas pada gejala alam.
Dari pendapat yang telah dikemukakan mengenai pengertian IPA,
dapat ditarik kesimpulan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan
suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari fakta, konsep dan hukum
tentang alam semesta dan peristiwa-peristiwa/gejala-gejala yang terjadi di
alam berdasarkan pengamatan secara sistematis.
b. Tujuan Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang membahas alam
sekitar dan gejala-gejalanya serta manusia. Melalui pelajaran IPA, dapat
mengetahui tentang fenomena alam dan manusia. Tujuan pemberian mata
pelajaran IPA menurut Sumaji, dkk (1998:35) adalah “Agar siswa mampu
memahami dan menguasai konsep-konsep IPA serta keterkaitan dengan
kehidupan nyata. Siswa juga mampu menggunakan metode ilmiah untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga lebih menyadari dan
mencintai kebesaran serta kekuasaan Penciptanya”.
Anak tunagrahita yang memiliki keterbatasan kognitif perlu
diajarkan mengenai alam dan sekitarnya. Wonorahardjo (2010)
mengemukakan fungsi sains “Dapat menjelaskan gejala alam serta
hubungan satu sama lain antargejala alam”(hlm. 13). Karena manusia
hidupnya tidak bisa lepas dari gejala alam. Pembelajaran sains ini
bertujuan untuk menjelaskan gejala alam, seperti perubahan cuaca. Anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
tunagrahita diharapkan mampu lebih memahami gejala-gejala alam yang
tampak dari perubahan cuaca itu.
Tujuan pendidikan sains ditambahkan Yager yang menguraikannya
menjadi empat tujuan, yaitu:
1) sains untuk mempertemukan kebutuhan personal
2) sains untuk pemecahan masalah-masalah sosial
3) sains untuk kesadaran karir, dan
4) sains untuk persiapan studi selanjutnya (Parwoto, 2007: 215)
Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran IPA di sekolah adalah:
1) Memahami konsep-konsep IPA serta keterkaitannya dalam kehidupan
nyata
2) Menyadari dan mensyukuri kebesaran Tuhan
3) Mampu menerapkan konsep untuk mejelaskan gejala alam dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari
c. FungsiIlmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu pengetahuan alam atau sains dapat ditinjau menurut fungsi-
fungsinya. Fungsi-fungsi sains yang dikemukakan oleh Wonorahardjo
(2010: 12-14) yaitu:
1) Sains membantu manusia berpikir dalam pola sistematis.
2) Sains dapat menjelaskan gejala alam serta hubungan satu sama lain
antar gejala alam.
3) Sains dapat digunakan untuk meramalkan gejala alam yang akan
terjadi berdasarkan pola gejala alam yang dipelajari.
4) Sains digunakan untuk menguasai alam dan mengendalikannya demi
kepentingan manusia.
5) Sains digunakan untuk melestarikan alam karena sumbangan ilmunya
mengenai alam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Matapelajaran IPA berdasarkan Kurikulum Pendidikan Dasar
(Depdikbud 1993/1994: 97-98)yang mengutip dariWidyastantyo (2011: 1)
berfungsi untuk:
1) Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai
lingkungan alam dan lingkungan buatan yang berkaiatan dengan
pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
2) Mengembangkan keterampilan proses.
3) Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi
siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
4) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan
yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi
dengan keadaan lingkungan di sekitarnya dan pemanfaatannya
bagi kehidupan sehari-hari.
5) Mengembangkan kemajuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), serta keterampilan yang berguna dalam
kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya
ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Dapat disimpulkan bahwa fungsi IPA adalah untuk
mengembangkan wawasan, kesadaran, keterampilan mengenai keadaan
lingkungan serta untuk melestarikan lingkungan. Fungsi-fungsi ini sangat
berguna bagi anak tunagrahita agar dapat mengenal lingkungan sekitar dan
dapat melestarikan lingkungan.
d. Ruang Lingkup PengajaranIPA (Sains)
Mata pelajaran IPA yang mempelajari mengenai alam dan manusia
memiliki ruang lingkup yang luas. Aly dan Rahma (1998: 34-75)
menyebutkan ruang lingkup pengajaran IPA adalah :
1) Alam Semesta dan Tata Surya
a) Teori terbentuknya alam semesta
b) Teori terbentuknya galaksi dan tata surya
c) Sistem tata surya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2) Bumi
a) Hipotesis kejadian bumi
b) Susunan lapisan bumi
c) Atmosfer, Hidrosfer, dan Lithosfer
d) Cuaca
3) Asal Mula Kehidupan di Bumi
a) Berbagai pendapat tentang asal mula kehidupan
b) Sejarah perkembangan makhluk hidup
c) Perbedaan makhluk hidup dengan benda mati
d) Polusi atau pencemaran
Parwoto (2007) menyatakan “Pendidikan sains di sekolah sangat
baik untuk mengekspresikan perhatian siswa dengan memasukkan subject
matter ke dalam tiga bidang : 1) ilmu hayat (living science) yang meliputi
biologi, ilmu hewan, ilmu tumbuh-tumbuhan, ekologi. 2) ilmu eksakta
(non living science) meliputi ilmu kimia dan ilmu fisika, dan 3) ilmu bumi
(earth science)” (hlm. 216).
Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup
IPA meliputi alam semesta dan tata surya, bumi, ilmu hewan, ilmu
tumbuh-tubuhan, ilmu kimia, ilmu fisika, dan ilmu bumi.
4. Tinjauan tentang Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media dalam pembelajaran dapat meningkatkan interaksi antara
guru dan murid serta dapat membuat pembelajaran lebih menarik. Media
berasal dari kata “medius” yang artinya tengah, perantara atau pengatar.
Bovee (1997) berpendapat bahwa media adalah sebuah alat yang
mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Rusman, dkk, 2011: 60).
Sedangkan pembelajaran menurut Rusman, dkk (2011: 60) adalah
“Sebuah proses komunikasi antara peserta didik, guru, dan bahan ajar”.
Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan
atau media.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Anitah (2008) menyatakan bahwa “Media pembelajaran adalah
setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi
yang memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan
sikap” (hlm. 2). Jadi media pembelajaran merupakan komponen-
komponen dalam pendidikan, seperti guru, murid, buku, internet, film, dan
lain sebagainya. Semua itu adalah media pembelajaran karena memuat
informasi yang dapat dikomunikasikan kepada pebelajar.
Media pembelajaran merupakan salah satu alat untuk
mempertinggi proses interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa
dengan lingkungan dan sebagai alat bantu mengajar dapat menunjang
penggunaan metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam proses
belajar (Rusman, dkk. 2011: 42).
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Prawiradilaga (mengutip
simpulan Newby), “Media pembelajaran adalah media yang dapat
menyampaikan pesan pembelajaran atau mengandung muatan untuk
membelajarkan seseorang”(2007: 64).
Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah salah satu alat penyampai pesan dalam pembelajaran
yang dapat meningkatkan interaksi guru dengan siswa dan sebagai alat
bantu guru dalam proses belajar.
b. Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran dapat digolongkan menjadi berbagai jenis.
Penggolongan atau pengklasifikasian ini dimaksudkan untuk mengenal
karakteristik yang dimiliki oleh masing-masing media. Seseorang
bertujuan untuk menggolongkan sejumlah media yang tersedia untuk
memberikan contoh mengenai sudut pandang seseorang. Karena
karakteristik suatu media akan berbeda bila tujuan penggolongannya juga
berbeda.
Menurut Angkowo dan Kosasih (mengutip simpulan dari Heinich,
Molenda, dan Russel)menyatakan “Jenis media yang lazim dipergunakan
dalam pembelajaran antara lain: media non proyeksi, media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
proyeksi[slide], media audio, media gerak, media komputer, komputer
multimedia, hipermedia, dan media jarak jauh”(2007: 12).
Wibawa danMukti (2001: 37) membagi jenis-jenis media
berdasarkan tujuan praktis, yaitu:
1) Media Audio : audio dan audio semi gerak
2) Media Visual : visual diam dan visual gerak
3) Media Audio Visual : audio visual diam dan audio visual gerak
4) Media Serba Aneka : boards dan displays, tiga dimensi, teknik
dramatisasi, sumber masyarakat,
komputer dan simulator.
Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran
ada berbagai jenis. Mulai dari visual, audio, maupun audio-visual.
Menurut Rusman, dkk (2011: 63) ada lima jenis media pembelajaran,
antara lain:
1) Media Visual
Adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra
penglihatan yang terdiri atas media yang dapat diproyeksikan yang
biasanya berupa gambar diam atau gambar bergerak.
2) Media Audio
Yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para peserta
didik untuk mempelajari bahan ajar. Contohnya media kaset suara dan
program radio.
3) Media Audio-Visual
Merupakan kombinasi media audio dan bisual atau biasa disebut
media pandang-dengar. Contohnya program video/televisi pendidikan,
video/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide).
4) Kelompok Media Penyaji
Kelompok ini dibagi menjadi tujuh kelompok yaitu: (a) kelompok
satu; grafis, bahan cetak, dan gambar diam, (b) kelompok dua; media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
proyeksi diam, (c) kelompok tiga; media audio, (d) kelompok empat;
media audio, (e) kelompok lima; media gambar hidup/film, (f)
kelompok enam; media televisi, (g) kelompok tujuh; multimedia.
5) Media objek dan media interaktif berbasis komputer.
Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan
informasi tidak dalam bentuk penyajiannya, melainkan melalui ciri
fisiknya sendiri. Sedangkan media interaktif berbasis komputer adalah
media yang menuntut peserta didik untuk berinteraksi selain melihat
maupun mendengarkan.
Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis
media pembelajaran ada berbagai macam, yaitu:
1) Media Visual
2) Media Audio
3) Media Audio-Visual
4) Media interaktif berbasis komputer
c. Fungsidan Manfaat Media Pembelajaran
Sebuah media akan mempunyai fungsi dan manfaat apabila
digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Fungsi media pembelajaran
menurut pandangan Rusman, dkk (2011: 65) yaitu:
1) Sebagai alat bantu guru untuk memotivasi belajar peserta didik.
2) Memperjelas informasi/pesan pembelajaran.
3) Memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting.
4) Memberi variasi pembelajaran.
5) Memperjelas struktur pembelajaran.
Di sini media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas,
memudahkan, dan mengefisiensikan proses belajar. Hasil penelitian
Raharjo (1991) menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih
efektif dan mudah bila dibantu dengan sarana visual, di mana 11% dari
yang dipelajari lewat indra pendengaran, sedangkan 83% lewat indera
penglihatan. Di samping itu, otak lebih mudah mengingat 20% lewat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
pendengaran tetapi dapat mengingat 50% dari apa yang didengar dan
dilihat (Rusman, dkk, 2011: 65).
Menurut Wibawa dan Mukti (2001:14-15) peran dan fungsi media
antara lain:
1) Media mampu memperlihatkan gerakan cepat yang sulit diamati
dengan cermat oleh mata biasa.
2) Media dapat memperbesar benda-benda kecil yang tak dapat dilihat
oleh mata telanjang.
3) Dapat memberikan penjelasan di kelas untuk sebuah objek yang
sangat besar yang tidak bisa dibawa ke dalam kelas.
4) Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan diagram atau
model.
5) Media dapat menyajikan suatu proses atau pengalaman hidup yang
utuh.
Manfaat media menurut pendapat tokoh-tokoh tersebut yaitu dapat
mempermudah siswa dalam penyajian objek. Namun, Daryanto (2010: 9)
menyebutkan fungsi media dilihat dari kelebihan media, yaitu:
1) Kemampuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan
menampilkan kembali suatu objek atau kejadian.
2) Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali
objek atau kejadian dengan berbagai macam peubahan (manipulasi)
sesuai keperluaan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya,
warnanya, serta diulang-ulang penyajiannya.
3) Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien
yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak.
Sedangkan menurut Sanaky (2009: 4-5) manfaat media
pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah sebagai
berikut :
1) Pengajaran lebih menarik perhatian pebelajar sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga
memungkinkan pebelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
3) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar,
pebelajar tidak bosan dan pengajar tidak kehabisan tenaga.
4) Pebelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktifitas lain
yang dilakukan, seperti: mengamati, melakukan, mendemonstrasikan
dan lain-lain.
Fungsi dan manfaat media pembelajaran dari pendapat-pendapat di
atas dapat disimpulkan yaitu:
1) Dapat memperjelas informasi/pembelajaran
2) Membuat pelajaran menjadi lebih menarik
3) Dapat memperkecil atau memperbesar objek nyata untuk disajikan didalam kelas
4) Memberikan variasi pembelajaran
5) Menjangkau audien dalam jumlah besar dan dalam waktu yangserempak
d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Sebelum memutuskan untuk menggunakan media tertentu dalam
suatu pengajaran, seorang guru perlu memahami kriteria apa saja yang
dipertimbangkan dalam pemilihan media. Media merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari sistem belajar mengajar. Karena itu, ketika memilih
media pembelajaran yang ingin digunakan, kita perlu mengingat faktor-
faktor yang dipertimbangkan waktu menyusun rencana pengajaran agar
media yang digunakan sesuai dengan tujuan belajar yang telah
direncanakan. Salah satu penyebab mengapa orang memilih media adalah
untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan pengajaran yang
diinginkan.
Menurut Rusman, dkk (2011: 103) hal-hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
1) Komponen Tujuan
Dalam memilih media pembelajaran prioritas yang utama adalah
memepertimbangkan aspek tujuan. Tujuan apa yang akan dicapai
dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2) Komponen Karakteristik Media Pembelajaran
Setiap media memiliki karakteristik tertentu baik dilihat dari segi
kehandalannya, cara pembuatannya, dan cara penggunaannya.
Pemahaman terhadap karakteristik media pembelajaran merupakan
kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh guru dalam kaitannya
dengan pemilihan media.
3) Komponen Kesesuaian
Yaitu kesesuaian dengan rencana kegiatan, sasaran belajar, tingkat
keterbacaan media, situasi dan kondisi, dan objektivitas. Oleh karena
itu, pemilihan media harus disesuaikan dengan tingkat atau tahap
perkembangan anak didik, misalkan dari segi bahasa, simbol-simbol
visual, cara menyajikan, dan lama waktu yang digunakan.
Menurut Dick dan Carey dalam Wibawa dan Mukti (2001: 100-
102) menyajikan suatu kriteria pemilihan media harus melihat beberapa
hal sebagai berikut :
1) Tujuan
Kalau yang ingin diajarkan suatu proses, maka media gerak
merupakan pilihan yang sesuai. Jika tujuannya hanya ingin
memperkenalkan faktor atau konsep tertentu, maka media foto, slide,
atau realita adalah pilihan yang tepat.
2) Karakteristik siswa
Berapa jumlahnya? Dimana lokasinya? Bagaimana gaya belajarnya?
3) Karakteristik media
Dalam pemilihan media perlu memperhatikan kelebihan dan
kelemahan masing-masing media.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4) Alokasi waktu
Cukupkah waktu untuk kegiatan perancangan, pengembangan,
pengadaan atau penyajian?
5) Ketersediaan
Tersediakah media itu? Tenaga pengelolanya?
6) Efektifitas
Apakah media yang digunakan efektif untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan ?
7) Kompatibilitas
Apakah penggunaan media itu tidak bertentangan dengan norma-
norma yang berlaku? Praktiskah? Bagaimana daya tahannya?
8) Biaya
Bagaimana efisiensi dan efektivitasnya?
Pendapat lain dikemukakan oleh Sumantri dan Permana (2001:
157) mengenai faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih
media adalah:
1) Objektivitas
Pemilihan media tidak didasarkan karena kesukaan pribadi atau
sekedar hiburan sehingga menghiraukan kegunaan dan relevansinya
dengan bahan dan karakteristik peserta didik.
2) Program Pengajaran
Memilih media harus disesuaikan dengan program pengajaran karena
tidak semua media dapat digunakan untuk semua program pengajaran.
3) Situasi dan Kondisi
Pemilihan media disesuaikan dengan situasi belajar mengajar artinya
disesuaikan dengan metode mengajar, materi pelajaran, serta
lingkungan sekolah dan kelas.
4) Kualitas Teknik
Yaitu kesiapan operasional media sebelum digunakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
5) Keefektifan dan Efisiensi Penggunaan
Penggunaan media bukan semata-mata karena melaksanakan salah
satu komponen tetapi apakah media itu betul-betul berguna untuk
memudahkan penguasaan peserta didik.
Pertimbangan dalam pemilihan media menurut Daryanto (2010:
157) lebih menekankan pada tujuan atau objek yang akan memanfaatkan
media tersebut. Pertimbangannya anatara lain:
1) Tujuan yang ingin dicapai, karakteristik siswa/ sasaran
2) Jenis rangsangan belajar yang diinginkan (audio, visual, gerak)
3) Keadaan lingkungan setempat
4) Luasnya jangkauan yang ingin dilayani.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan kriteria
pemilihan media yang tepat yang akan digunakan dalam proses belajar
mengajar harus memperhatikan antara lain: tujuan, karakteristik media,
karakteristik siswa, alokasi waktu, efektifitas media, program pengajaran,
serta lingkungan tempat media ditampilkan.
e. Pengertian Slide
Media slide ini menggunakan aplikasi komputer yaitu Microsoft
Office PowerPoint yang merupakan aplikasi presentasi yang populer dan
yang paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan
presentasi, baik pembelajaran, presentasi produk, seminar, dan sebagainya
(Rusman, dkk, 2011: 295).
Menurut Anitah (2008) “Slide (film bingkai) adalah suatu film
transparansi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2x2 inci. Bingkai
tersebut terbuat dari karton atau plastik. Film bingkai diproyeksikan
melalui slide projector” (hlm. 31). Jumlah film bingkai yang akan
ditayangkan untuk suatu program tergantung kepada tujuan yang ingin
dicapai. Dengan demikian, lama penayangan atau panjangnya program
sangat bervariasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Media slide menurut pandangan Sumantri dan Permana (2001)
masuk dalam media yang penggunaannya menggunakan proyektor yang
nampak pada layar. Slide merupakan gambar transparan dalam bentuk
kecil yang bersifat individual (hlm. 160).
Menurut Sanaky (2011) media slide merupakan program aplikasi
presentasi dari Micorosoft PowerPoint di komputer dan tampilan ke layar
dengan menggunakan bantuan LCD proyektor (hlm. 5). Slide dapat
menggabungkan berbagai unsur media seperti teks, gambar, animasi, dan
video. Sehingga tampilan akan terlihat lebih menarik.
Pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media slide
adalah suatu program yang menggabungkan teks dan gambar dari
Microsoft Office PowerPoint dioperasikan melalui komputer dan
diproyeksikan menggunakan LCD proyektor.
f. Kelebihan Slide
Media slide memiliki kelebihan dibandingkan media yang lainnya.
Menurut Anitah (2008: 31) kelebihan slide yaitu:
1) Gambar yang bersifat individual, memudahkan guru dalam mengatur
urutan penyajian.
2) Materi pelajaran dapat dibuat sendiri oleh guru dengan menggunakan
prinsip pemotretan.
3) Lama penyajian satu gambar dapat diatur oleh guru sesuai dengan
kebutuhan.
4) Proyektor slide yang bersifat otomatis, dapat menampilkan sendiri
urutan gambar yang telah diatur.
5) Proyektor slide sederhana sehingga mudah menggunakannya.
6) Dapat digunakan untuk pembelajaran individual maupun kelompok.
Sedangkan Rusman, dkk (2011: 297-298) mengemukakan
kelebihan slide yaitu:
1) Dapat menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2) Digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan grup belajar yang
cukup banyak, yaitu di atas 50 orang.
3) Menggunakan multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar
cukup besar.
4) Dapat menggabungkan semua unsur media seperti teks, video,
animasi, image, grafik, dan sound menjadi satu kesatuan penyajian,
sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa.
5) Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual,
auditif maupun kinestetik.
6) Berbagai perangkat lunak [software] yang memungkinkan presentasi
[slide] dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat
menarik.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan
media slide adalah:
1) Gambar bersifat individual, memudahkan guru mengatur urutan
penyajian.
2) Dapat digunakan dalam kelas klasikal hingga 50 orang , karena
pancaran proyektor yang luas.
3) Lama penyajian dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
4) Dapat menggabungkan teks, video, animasi, gambar, dan lain-lain.
g. Pembuatan Slide
Hasil slide yang baik tentu harus melakukan persiapan-persiapan
sebelum membuatnya. Hal ini dilakukan agar hasil slide dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa. Motivasi siswa dalam belajar akan
tumbuh saat media pembelajaran terlihat menarik. Di bawah ini akan
diuraikan prosedur pembuatan slide.
Membuat program presentasi multimedia (slide) dengan
PowerPoint dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut, lihat gambar
di bawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar 2.1 Prosedur Pengembangan Multimedia Presentasi PowerPoint
(Rusman, dkk, 2011: 302)
Bagian-bagian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Identifikasi program
Hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang
dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama latar belakang
kemampuan, usia, juga jenjang pendidikan. Perlu juga
mengidentifikasi ketersediaan sumber pendukung seperti gambar,
animasi, video, dan lain-lain.
2) Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi
dan sasaran seperti video, gambar, animasi, suara.
Pengumpulan tersebut dapat dilakukan dengan mencari dari sumber
lain atau dari data yang dimiliki dan juga dari bahan utama pengajaran
seperti buku, modul, dan makalah. Materi PowerPoint sebaiknya
dikemas menjadi uraian pendek, pokok-pokok bahasan atau pointer.
IdentifikasiProgram:
IdentifikasiMateri
IdentifikasiSasaran
Identifikasi
Sumber
PengumpulanElemenMultimedia:
Gambar
Grafik
Tabel
Video
Animasi
Rekaman Sound
Penyusunan MateriPresentasi
Penggunaan/Penayangan
Proses Pembuatandi PowerPoint dan
Eksekusi HasilKerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3) Setelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya
proses pengerjaan di PowerPoint hingga selesai.
4) Setelah program selesai dibuat, tidak langsung digunakan sebaiknya
dilakukan review program dari sisi bahasa, teks, tata letak, dan
kebenaran konsep, selanjutnya revisi dan siap digunakan.
Sebelum memproduksi slide, Darmawan (2011: 170) menyatakan
hal-hal yang perlu harus dipenuhi yaitu:
1) Pastikan sudah memiliki flow chart dengan model tutorial atau model
CAI (Computer Assistance Instruction) lainnya seperti drill, simulasi,
atau permainan.
2) Harus sudah memiliki story board sesuai dengan bidang studi/mata
pelajaran masing-masing
3) Pastikan telah memiliki sebuah folder dengan nama “Latihan” MMI
(Multimedia Interaktif)
4) Folder tersebut berisi sejumlah fail yang dibutuhkan yang mendukung
proyek pembelajaran.
5) Ada software pembangun seperti Macromedia Flash, Dreamwaver,
dan lain sebagainya.
6) Komputer atau Notebook diinstal minimal dengan Windows versi
2000, ME, XP, Vista, ataupun Windows-7
7) Pastikan sudah menginstal Microsoft Office versi 98, 2000, 2003,
ataupun 2007.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
yang harus disiapkan sebelum pembuatan slide adalah:
1) Tentukan identifikasi terhadap peserta didik yang akan diajar dalam
pembelajaran.
2) Menyiapkan story board atau materi pembelajaran.
3) Memiliki komputer atau notebook dengan spesifikasi Windows 2000
atau di atas itu.
4) Memiliki program Microsoft Office.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
5) Menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti teks, gambar,
animasi, video, dan lain-lain.
5) Pengerjaan slide.
6) Memeriksa kembali hasil dari slide agar terlihat maksimal.
h. Cara Pengoperasian
Tahapan pengoperasian Microsift PowerPoint adalah sebagai berikut:
1) Buka notebook atau komputer, kemudian mulai dari meng-klik
“Start” pada pojok kiri bawah.
2) Setelah itu klik “all program”
3) Kemudian cari “Microsoft Office” dan klik program “PowerPoint”
4) Mulai mengerjakan bahan pembelajaran yang telah disiapkan.
5) Setelah selesai, simpan hasil pekerjaan tersebut.
i. Media Slide dalam Pembelajaran IPA untuk Anak Tunagrahita
Ringan
Media slide dapat digunakan dalam pembelajaran untuk anak
tunagrahita. Terlebih dalam pembelajaran IPA anak tunagrahita
membutuhkan gambar-gambar visual yang dapat menumbuhkan minatnya,
sehingga tidak bosan. Para guru menggunakan pembelajaran secara
kontekstual di kelas untuk mengaitkan pembelajaran di kelas menjadi
kehidupan nyata. Namun sebagian besar guru masih menggunakan
ceramah dalam pengajarannya.
Hasil penelitian Suastra (2005) menyatakan pembelajaran sains
secara kontekstual dapat mengembangkan kecakapan hidup siswa. Tetapi
bila siswa di kelas merasa bosan, maka siswa tunagrahita tidak dapat
menerima pelajaran dengan baik. Pangkal utama dari kelemahan daya
ingat pada anak tunagrahita sangat erat kaitannya dengan perhatian dan
konsentrasi (anak tunagrahita memiliki problem dalam perhatian dan
konsentrasi). Mereka mengalami kesulitan untuk memfokuskan pada
stimulus yang relevan disaat ia belajar (Alimin, 2008: 16).Media slide
dapat membantu siswa menciptakan konsep-konsep dalam pikirannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
melalui gambar-gambar yang disajikan. Seperti penelitian yang dilakukan
oleh Widiasih (2007) yang menyatakan tujuan pengamatan dalam IPA
agar siswa mampu membangun sendiri konsep dalam struktur kognitifnya.
Gambar-gambar dalam media slide bertujuan agar siswa dapat mengamati
kejadian-kejadian nyata dalam kehidupan sehingga hambatan dalam
menciptakan konsep pada anak tunagrahita dapat teratasi.
Sumantri dan Permana (2001) menyatakan media slide masuk
dalam media yang penggunaannya menggunakan proyektor yang nampak
pada layar. Media ini termasuk media pembelajaran berbasis IT karena
menggunakan komputer dalam pengunaannya (hlm. 160). Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Nurchaili (2010) menyatatakan media pembelajaran
berbasis IT dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
IPA. Penelitian tersebut mengisyaratkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media slide dapat membantu anak tunagrahita dalam
pembelajaran IPA di sekolah untuk mengetahui gejala-gejala alam di
sekitarnya.
B. Kerangka Berfikir
Penyampaian materi yang kurang tepat di dalam kelas dapat
menimbulkan suatu permasalahan. Permasalahan itu salah satunya dapat
disebabkan karena salah dalam pemilihan dan penggunaan media
pembelajaran. Agar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang maksimal,
maka dalam pemilihan dan penggunaan media harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, kemampuan serta karakteristik
anak sehingga media pembelajaran yang digunakan dapat bermanfaat
membantu anak dalam meningkatkan prestasi belajarnya.
Karakteristik anak tunagrahita adalah memiliki daya persepsi yang
rendah, sehingga kesulitan dalam pemahaman konsep secara utuh. Karena
faktor ini prestasi belajar anak tunagrahita menjadi rendah. Agar anak
tunagrahita dapat mencapai kemampuan hasil belajar yang maksimal,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
diperlukan media yang sesuai dengan karakteristik anak yaitu
menampilkan gambar-gambar nyata dan menarik perhatian. Penggunaan
media slide dapat menarik perhatian anak tunagrahita dalam proses
pembelajaran karena dapat menampilkan gambar-gambar nyata dan
warna-warna yang disukai anak. Dengan penggunaan media slide ini, anak
dibantu untuk memahami konsep materi yang diajarkan sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.
Berdasarkan kajian teori yang telah dijelaskan di atas maka
diseusun kerangka berpikir dalam penelitian meningkatkan prestasi belajar
IPA melalui media slide pada anak tunagrahita ringan yaitu:
Gambar 2.2 Alur Kerangka Berpikir
Kondisi awal
Prestasi belajar IPA siswa
rendah
Tindakan Guru menggunakan
media slide
Kondisi
akhir
Prestasi belajar IPA siswa
meningkat
Guru belum
menggunakan media
slide
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah media slide dapat meningkatkan prestasi belajar
IPA pada pokok bahasan keadaan cuaca siswa kelas X SLB C Setya
Darma Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Seting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB C Setya Darma Surakarta yang
beralamat di Jl. MR. Sartono No. 32 Bibis, Nusukan, Banjarsari, Surakarta.
Faktor yang menjadi pertimbangan penulis melakukan penelitian di tempat
ini adalah karena penulis sebagai guru kelas di sekolah ini dan terdapat
masalah yang belum ditangani, yaitu guru masih menggunakan metode
ceramah dalam proses pengajaran.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai tahap persiapan hingga penyusunan laporan akan
dilakukan selama 4 bulan, yakni mulai bulan Januari 2012 sampai dengan
Mei 2012.
Tabel 3.1 Rincian Kegiatan dan Waktu Penelitian
KegiatanPenelitian
BulanJanuari2012
Februari2012
Maret2012
April2012
Mei2012
MingguKe
MingguKe
MingguKe
MingguKe
MingguKe
Pengajuan JudulPenyusunanProposalPerizinanPengumpulandata:PengambilandataPengolahan dataAnalisis data
PenyusunanLaporanUjian dan Revisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SLB C Setya Darma
Surakarta yang berjumlah 4 siswa yang terdiri 2 laki-laki dan 2
perempuan. Masing-masing siswa memiliki kemampuan yang berbeda-
beda sehingga seringkali kegiatan pembelajaran tidak dapat dilaksanakan
sesuai dengan kompetensi dasar yang tertuang di dalam kurikulum
pembelajaran. Berikut ini daftar siswa kelas X SLB C Setya Darma
Surakarta tahun Ajaran 2011/2012:
Tabel 3.2 Daftar Subjek Penelitian
No Inisial
Nama
Siswa
Tempat Tanggl
Lahir
Alamat Jenis Kelamin
1 E.A Karanganyar, 27
April 1995
Bonoroto, RT:
4/XXV,
Mojosongo,
Surakarta
Laki-laki
2 R.Y Surakarta, 31
Desember 1993
Tegalrejo, RT: 2/3,
Jebres, Surakarta
Laki-laki
3 A.S Surakarta, 20
September 1994
Krajan, RT: 3/23,
Jebres, Surakarta
Perempuan
4 R.A.N Karanganyar, 19
Juli 1992
Ngoji, RT: 1/4,
Karanganyar
Perempuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
C. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan Penelitian
Tindakan Kelas (classroom action research). Menurut Arikunto pengertian PTK,
yaitu:
1. Penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu objek denganmenggunakan cara dan aturan metodologi untuk memperoleh data atauinformasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yangmenarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukandengan tujuan tertentu yang dalm penelitian berbentuk rangkaian sikluskegiatan.
3. Kelas merupakan sekelompok peserta didik yang sama dan menerimapelajaran yang sam dari seorang guru. (Suwandi, 2008: 15)
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu siklus yang terdiri atas
masalah, rencana tindakan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. Hal ini disebabkan
masalah yang dihadapi tidak langsung dapat diselesaikan dalam satu tindakan,
sehingga perlu adanya tindakan perbaikan lanjutan terhadap masalah yang belum
terselesaikan. Dengan demikian pelaksanaan tindakan kelas cenderung dilakukan
lebih dari satu kali.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat
tahapan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Langkah-langkah itu dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
(Arikunto, 2007: 16)
D. Data Dan Sumber Data
Dalam penelitian ini ada data dan sumber data yang dapat digali untuk
mendapatkan berbagai informasi guna memperlancar penelitian, yaitu:
1. Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPA pada
pokok bahasan keadaan cuaca.
2. Sumber Data
a. Dokumen hasil tes harian siswa.
b. Data nilai siswa pada siklus I.
c. Data nilai siswa pada siklus II.
d. Hasil partisipasi/pengamatan guru.
Perencanaan
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
SIKLUS II
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Refleksi
?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
tes dan observasi yang masing-masing secara singkat dijabarkan sebagai berikut:
1. Teknik Dokumentasi
a. Pengertian Dokumentasi
Arikunto (2006) menjelaskan pengertian dokumentasi yaitu
”Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, dan lain sebagainya” (hlm.
231). Dokumentasi yang diamati adalah benda mati, bukan berupa benda
hidup. Jadi bukan manusia, tapi berupa data-data yang sudah ada.
b. Dokumentasi yang Digunakan
Penelitian ini penulis menggunakan dokumentasi yang berupa
hail prestasi belajar siswa dalam beberapa tes yang dilakukan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa. Data-
data tersebut digunakan sebagai dokumentasi serta untuk refleksi kegiatan
belajar mengajar berikutnya.
2. Teknik Tes
a. Pengertian Tes
Dalam peneilitian ini,penulis bertujuan untuk mengetahui
peningkatan prestasi siswa dalam pelajaran IPAkhususnya pokok bahasan
keadaan cuaca maka metode pengumpulan data yang akan
digunakanadalah tes. Menurut Arikunto (2006) tes adalah “Serentetan
pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu atau kelompok” (hlm. 223). Jadi tes ini merupakan alat
untuk mengukur kemampuan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
b. Macam-macam Tes
Tes merupakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
data, menurut Arikunto (2006: 224) tes dapat dibedakan menjadi dua,yaitu
:
1) Tes buatan,merupakan tes yang dibuat dengan prosedur tertentu,tetapi
belum mengalami uji coba berkali-kali
2) Tes terstandar,adalah tes yang sudah mengalami uji coba berkali-
kali,direvisi berkali-kali,dan tersedia di lembaga testing.
c. Tes yang Digunakan
Penelitian ini menggunakan tes buatan yang disesuaikan dengan
indikator dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
IPA siswa kelas X SLB C Setya Darma Surakarta. Tes ini dilakukan
sebelum dan sesudah pemberian perilaku.
Tes dilakukan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar
siswa setelah diadakan pembelajaran melalui media slide. Langkah-
langkah yang ditempuh peneliti dalam pengambilan data menggunakan tes
adalah dengan menyiapkan instrumen tes,menilainya dan mengolah data
yang diperoleh. Tes ini dilakukan dua kali,yaitu pre test yang dilakukan
sebelum pemberian tindakan dan pos-test yang dilaksanakan setelah
pemberian tindakan.
3. Observasi
a. Pengertian Observasi
Sukmadinata (2009) menjelaskan pengertian observasi atau
pengamatan adalah “Suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung” (hlm. 220). Kegiatan observasi berkenaan dengan bagaimana
siswa belajar maupun cara siswa menerima pelajaran tersebut.
b. Macam-macam Observasi
Sukmadinata (2009: 220) mengemukakan observasi ada dua
macam, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
1) Observasi Partisipatif
Observasi partisipatif yaitu pengamatan yang dilakukan oleh guru atau
pengamat lainnya di mana si pengamat turut serta dalam kegiatan yang
sedang dilakukan oleh teramat.
2) Observasi Nonpartisipatif
Dalam observasi ini, pengamat tidak turut serta dalam kegiatan yang
dilakukan oleh teramat.
Observasi ada dua macam, yaitu partisipatif dan nonpartisipatif,
masing-masing memiliki ciri khas. Observasi partisipatif dilakukan apabila
pengamat melakukan pengamatan secara langsung di dalam kegiatan
belajar mengajar dengan siswa. Sedangkan observasi nonpartisipatif
pengamatan dilakukan di luar kegiatan belajar mengajar siswa, jadi
pengamat tidak ikut serta dalam pembelajaran.
c. Observasi yang Digunakan
Penelitian ini penulis menggunakan observasi atau pengamatan
partisipatif. Hal ini dilakukan penulis untuk mengamati secara langsung
proses kegiatan dan dampak pembelajaran dengan menggunakan media
slide untuk menentukan langkah-langkah perbaikan dalam proses refleksi
penelitian tindakan kelas. Sehingga langkah-langkah setelah proses
refleksi dapat memperbaiki langkah sebelumnya.
F. Validitas Data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan.Teknik yang
digunakan untuk memeriksa validitasnya dalam penelitian ini adalah validitas isi.
Validitas isi adalah validitas yang berhubungan dengan kemampuan instrumen
untuk menggambarkan atau melukiskan secara tepat domain perilaku yang akan
diukur. Menurut Arikunto (2009) “Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi
apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
pelajaran yang diberikan” (hlm. 67).Dalam penelitian ini untuk mengukur
peningkatan prestasi belajar IPA digunakan instrumen tes yang sesuai dengan
materi keadaan cuaca.
G. Analisis Data
Data yang berupa hasil tes siswa diklasifikasikan sebagai data kuantitatif.
Data tersebut dianalisis secara deskriptif komparatif,yakni membandingkan nilai
antar siklus dengan indikator pencapaian. Analisis dilakukan terhadap nilai yang
diperoleh pada dua siklus yang telah dilakukan. Data yang berupa nilai tes antar
siklus tersebut dibandingkan hingga hasilnya dapat mencapai batas ketercapaian
yang telah ditetapkan.
H. Indikator Kerja
Indikator kerja merupakan suatu rumusan kinerja yang akan dijadikan
acuan dalam menentukan keberhasilan peneliti sebagai tolak ukur keberhasilan
peneliti. Sedangkan indikator pencapaian yang dapat dirumuskan dalam penelitian
ini adalah keberhasilan hasil proses belajar mengajar yang ditandai adanya
peningkatan prestasi belajar IPA pada pokok bahasan keadaan cuaca adalah
sebagai berikut :
Pada siklus terakhir sekurang-kuranganya siswa kelas X SLB C Setya
darma Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 dapat mencapai:
Tabel 3.3 Ketercapaian Indikator Kerja
No Indikator Ketercapaian Keterangan
1 Ketuntasan belajar 3 dari 4 siswa Dihitung dari jumlah siswa
yang mampu mendapatkan
nilai 60 ke atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
I. Prosedur Penelitian
1. Rancangan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan pada tahap ini, meliputi hal-hal berikut :
1) Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mengenai materi
keadaan cuaca
2) Menyiapkan media slide.
3) Menyusun tes yang akan diberikan siswa pada siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan
Adapun tindakan yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah
menerapkan media slide pada pelajaran IPA. Langkah- langkah
pembelajaran IPA dengan media slidedapat dideskripsikan sebagai
berikut:
1) Kegiatan awal
a) Guru membuka pelajaran.
b) Guru memberikan apersepsi.
c) Guru melakukan tanya jawab seputar cuaca.
d) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai oleh siswa.
2) Inti Pembelajaran
a) Guru menjelaskan materi tentang keadaan cuaca.
b) Guru menampilkan slide mengenai materi keadaan cuaca.
c) Guru memberikan lembar evaluasi siswa.
d) Guru menyuruh siswa mengerjakan lembar evaluasi siswa.
e) Guru bersama siswa membahas lembar evaluasi siswa.
f) Guru memberikan reward kepada siswa yang nilainya tinggi.
g) Guru melaksanakan tes siklus satu.
3) Kegiatan akhir
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi.
b) Guru menutup pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
c. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dan monitoring dilakukan ketika tindakan
dilakukan yaitu ketika tatap muka pembelajaran IPA. Pengamatan pada
proses pembelajaran berlangsung peneliti mencatat hal-hal yang
terjadi,yaitu :
1) Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2) Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.
3) Hasil evaluasi.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka diadakan
refleksi dari tindakan yang telah dilakukan sehingga peneliti dapat
merefleksikan diri tentang berhasil tidaknya apa yang telah dilakukan
dalam siklus I. Pada tahap ini data dikumpulkan kemudian dianalisis oleh
peneliti. Refleksi dilakukan secara kuantitatif. Data yang diperoleh
kemudian disimpulkan bagaimana hasil belajar murid dan bagaimana hasil
pembelajaran guru. Tahap ini akan diketahui berbagai hal yang perlu
dipertahankan dan mendapat perbaikan pada pelaksanaan siklus II
berikutnya bila pembelajaran belum memenuhi indikator pencapaian yang
ditetapkan.
2. Rancangan siklus II
Siklus II dilakukan dengan tahapan-tahapan yang sama seperti pada
siklus I tetapi didahului perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang telah
diperoleh pada siklus I (tahap analisis dan refleksi) sehingga kelemahan atau
kekurangan yang terjadi di siklus I tidak terulang di siklus II yakni
penggunaan media slide sesempurna mungkin untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa.
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan pada tahap ini, meliputi hal-hal berikut:
1) Merancang RPP materi kedaan cuaca.
2) Menyiapkan media slide.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
3) Menyiapkan lembar tes individu untuk siswa yang dituliskan dalam
slide
b. Tahap Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah pembelajaran IPApada siklus II dengan
media slidedapat dideskripsikan sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
a) Guru membuka pelajaran.
b) Guru melakukan tanya jawab seputar kedaan cuaca.
c) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai oleh siswa.
2) Inti Pembelajaran
a) Guru menjelaskan materi tentang keadaan cuaca.
b) Guru menampilkan media slide.
c) Guru menampilkan gambar-gambar yang berhubungan dengan
keadaan cuaca.
d) Guru menyelipkan pertanyaan di tiap slide agar siswa lebih
memahami.
e) Guru menyuruh siswa mengerjakan lembar evaluasi siswa dengan
bantuan media slide.
f) Guru bersama siswa membahas lembar evaluasi siswa.
g) Guru memberikan reward kepada semua anak.
h) Guru melaksanakan tes siklus dua.
3) Kegiatan Akhir
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi.
b) Guru menutup pelajaran.
c. Tahap observasi
Kegiatan observasi dan monitoring dilakukan ketika tindakan
dilakukan yaitu ketika tatap muka pembelajaran IPA. Pengamatan pada
proses pembelajaran berlangsung peneliti mencatat hal-hal yang
terjadi,yaitu :
1) Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2) Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas dan pertanyaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
3) Pemanfaatan media atau alat peraga.
4) Hasil evaluasi.
d. Tahap refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka diadakan
refleksi daritindakan yang telah dilakukan sehingga peneliti dapat
merefleksikan diri tentang berhasil tidaknya apa yang telah dilakukan
dalam siklus II. Pada tahap ini data dikumpulkan kemudian dianalisis oleh
peneliti. Refleksi dilakukan secara kuantitatif. Data yang diperoleh
kemudian disimpulkan bagaimana hasil belajar murid dan bagaimana hasil
pembelajaran guru. Tahap ini akan diketahui suatu keberhasilan yang
merupakan pemantapan dan perbaikan dari siklus I yang ditandai adanya
keberhasilan memenuhi indikator pencapaian yang ditetapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pratindakan
Penelitian ini dilakukan di SLB C Setya Darma Surakarta kelas X dengan
subjek empat siswa, yang terdiri dari dua siswa putra dan dua siswa putri. Tempat
duduk siswa saat penelitian tidak berubah saat kegiatan belajar mengajar karena
ruangan kelas yang tidak luas. Kegiatan diawali dengan pengajuan proposal dan
surat izin pada hari Sabtu, 7 April 2012 di SLB C Setya Darma Surakarta untuk
memberitahukan bahwa peneliti akan melakukan penelitian. Setelah mendapatkan
persetujuan dari sekolah, kemudian peneliti menemui guru kelas X yaitu Ibu Johar
Rochayati untuk membicarakan materi dan media yang akan digunakan dalam
penelitian.
Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, yang masing-masing
siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
observasi dan (4) refleksi. Peneliti melakukan observasi pada tanggal 10 April
2012 untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum peneliti melakukan
tindakan. Setelah melakukan observasi dan tes pratindakan peneliti mulai
melaksanakan siklus I pada tanggal 13 April 2012 dan 18 April 2012. Kemudian
siklus II pada tanggal 27 April 2012. Pada hasil observasi diketahui bahwa
pembelajaran IPA di kelas X tidak berlangsung optimal. Hal tersebut dikarenakan
kurangnya media pembelajaran yang menarik perhatian siswa.
Pembelajaran IPA di SLB C Setya Darma Surakarta sama dengan
pembelajaran mata pelajaran lain, yaitu guru masih menggunakan metode
klasikal. Media yang digunakan menggunakan gambar yang ada di buku pelajaran
IPA. Sehingga gambar tidak jelas dan tidak berwarna. Khususnya pada standar
kompetensi keadaan cuaca yang membutuhkan bantuan gambar yang menarik.
Guru sering menuliskan materi di papan tulis dan siswa hanya disuruh untuk
mencatat. Karakteristik anak tunagrahita yang kesulitan untuk mempelajari situasi
atau hal baru sehingga mereka mudah menyerah terhadap apa yang dipelajari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
(Hildayani, dkk. 2007). Hal tersebut membuat anak menjadi bosan, mengantuk,
dan beralasan malas ataupun capek.
Sikap awal siswa tersebut diperkirakan bahwa pembelajaran IPA
khususnya standar kompetensi keadaan cuaca tidak berjalan optimal. Guru hanya
menggunakan media seadanya dalam pembelajaran. Pembelajaran IPA khususnya
yang membahas mengenai keadaan cuaca, perlu adanya media yang bisa menarik
minat siswa, karena cuaca ini merupakan hal yang mereka alami sehari-hari.
Berdasarkan observasi awal dan tes kondisi awal yang dilaksanakan di kelas X
dapat diketahui kondisi siswa sebagai berikut:
1. Siswa E.A
E.A merupakan siswa laki-laki. Saat pembelajaran IPA siswa ini kurang
memperhatikan. Bahkan saat pembelajaran IPA pokok bahasan keadaan
cuaca siswa E.A lebih banyak bermain ponsel daripada mendengarkan materi.
Dia memiliki sedikit masalah dalam pendengaran, sehingga perlu
membesarkan volume suara agar dia bisa mendengarkan materi yang
disampaikan. Kemampuan E.A dalam pembelajaran IPA masih kurang
tertutama dalam hal mengingat istilah-istilah yang belum pernah didengarnya.
2. Siswa R.A.N
R.A.N merupakan siswa perempuan. Saat pembelajaran IPA, dia adalah satu-
satunya siswa yang tidak pernah memperhatikan. Dia sering tidur di kelas
karena pengaruh obat yang setiap hari diminumnya. Sehingga tidak banyak
yang dia kerjakan di kelas, bahkan menulis kadang-kadang dia tidak mau.
Prestasi belajarnya sangat rendah. Dia juga belum lancar dalam menulis,
dibutuhkan bimbingan dalam menulis.
3. Siswa A.S
A.S merupakan siswa perempuan. Saat pembelajaran IPA pokok bahasan
keadaan cuaca dia adalah siswa yang selalu memperhatikan materi pelajaran.
Dia terlihat aktif dalam menjawab pertanyaan guru, namun apabila tidak
yakin dengan jawabannya dia akan malu menjawab. Sama seperti E.A, siswa
A.S juga mengalami gangguan pendengaran. Sehingga dalam pengajaran
perlu menambah volume suara dan gerak bibir yang jelas. Akan tetapi, hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
tidak menjadi hambatannya, karena dia merupakan siswa paling pintar di
kelasnya.
4. Siswa R.Y
R.Y merupakan siswa laki-laki. Saat pembelajaran IPA pokok bahasan
keadaan cuaca dia memperhatikan materi. Namun kadang-kadang dia
bermain dengan ponselnya. Dia cepat merasa bosan jika pelajarannya tidak
menarik baginya. Biarpun terlihat memperhatikan, tapi R.Y kesulitan dalam
mengingat apa yang telah dipelajarinya. Sehingga perlu diulang-ulang lagi
agar dia benar-benar paham materi yang diajarkan.
Nilai hasil belajar yang dilakukan pada tanggal 8 April 2012 pada siswa
kelas X SLB C Setya Darma Surakarta tahun ajaran 2011/2012 dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.1 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca pada
Kondisi Awal
No.Nama siswa
(inisial)KKM Tes awal Keterangan
1. E.A 60 50 Tidak tuntas2. R.A.N 60 20 Tidak tuntas3. A.S 60 70 Tuntas4. R.Y 60 50 Tidak tuntas
Prestasi belajar tes awal atau sebelum perlakuan pada siswa tunagrahita
kelas X SLB C Setya Darma Surakarta tahun ajaran 2011/2012 dapat
digambarkan dalam histogram sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Grafik 4.1 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca pada
Kondisi Awal
Berdasarkan nilai prestasi belajar sebelum tindakan dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran IPA standar kompetensi keadaan cuaca dengan
menggunakan media yang dipakai guru kurang tepat, sehingga prestasi belajar
anak rendah. Prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari nilai yang diperoleh
siswa saja, tetapi juga pengamatan terhadap sikap dan keaktifan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Peneliti melakukan observasi untuk
mengamati sikap siswa dan kemampuan awal yang dimiliki siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran IPA.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran
yang menggunakan media slide dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pokok
bahasan keadaan cuaca pada anak tunagrahita ringan kelas X di SLB C Setya
Darma Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Proses penelitian ini dilaksanakan
dalam dua siklus yang masing-masing terdiri atas 4 tahapan, yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) evaluasi dan refleksi.
0
10
20
30
40
50
60
70
E.A
56
Grafik 4.1 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca pada
Kondisi Awal
Berdasarkan nilai prestasi belajar sebelum tindakan dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran IPA standar kompetensi keadaan cuaca dengan
menggunakan media yang dipakai guru kurang tepat, sehingga prestasi belajar
anak rendah. Prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari nilai yang diperoleh
siswa saja, tetapi juga pengamatan terhadap sikap dan keaktifan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Peneliti melakukan observasi untuk
mengamati sikap siswa dan kemampuan awal yang dimiliki siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran IPA.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran
yang menggunakan media slide dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pokok
bahasan keadaan cuaca pada anak tunagrahita ringan kelas X di SLB C Setya
Darma Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Proses penelitian ini dilaksanakan
dalam dua siklus yang masing-masing terdiri atas 4 tahapan, yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) evaluasi dan refleksi.
R.A.N A.S R.Y
Kondisi Awal
Kondisi Awal
KKM
56
Grafik 4.1 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca pada
Kondisi Awal
Berdasarkan nilai prestasi belajar sebelum tindakan dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran IPA standar kompetensi keadaan cuaca dengan
menggunakan media yang dipakai guru kurang tepat, sehingga prestasi belajar
anak rendah. Prestasi belajar siswa tidak hanya diukur dari nilai yang diperoleh
siswa saja, tetapi juga pengamatan terhadap sikap dan keaktifan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Peneliti melakukan observasi untuk
mengamati sikap siswa dan kemampuan awal yang dimiliki siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran IPA.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah pembelajaran
yang menggunakan media slide dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pokok
bahasan keadaan cuaca pada anak tunagrahita ringan kelas X di SLB C Setya
Darma Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Proses penelitian ini dilaksanakan
dalam dua siklus yang masing-masing terdiri atas 4 tahapan, yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) evaluasi dan refleksi.
Kondisi Awal
KKM
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
1. Deskripsi Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal
13 April 2012 dan 18 April 2012, Pada siklus I ini peneliti sudah
menggunakan media slide dalam pembelajaran IPA pokok bahasan keadaan
cuaca. Setiap pertemuan 2 x 35 menit. Pelaksanaan dan hasil penelitian pada
siklus I sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan dari tes kemampuan
awal dan observasi sebelum tindakan dapat dilihat bahwa proses
pembelajaran IPA pada pokok bahasan keadaan cuaca belum mencapai
nilai KKM yang telah ditetapkan. Penggunaan media pembelajaran yang
kurang tepat menyebabkan siswa kurang memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Sehingga prestasi belajar siswa belum mencapai
target KKM. Berdasarkan hasil pengamatan dan masalah tersebut, maka
peneliti memberikan pemecahan alternatif yaitu dengan menggunakan
media slide dalam pembelajaran IPA pada pokok bahasan keadaan cuaca.
Tahap perencanaan tindakan siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dengan
materi keadaan cuaca dan pengaruhnya bagi kehidupan manusia.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun untuk dua kali
pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing 2 x 35 menit.
2) Menyiapkan materi pelajaran IPA pokok bahasan keadaan cuaca.
3) Menyiapkan media slide.
4) Menyusun lembar observasi siswa.
5) Menyusun tes yang akan diberikan siswa
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaa tindakan I dilakukan dalam dua kali pertemuan, yaitu
tanggal 13 April 2012 dan 18 April 2012. Langkah-langkah tindakan
meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
1) Pertemuan Pertama
Tindakan yang dilakukan peneliti adalah menggunakan
media slidedalam pembelajaran IPA pada pokok bahasan keadaan
cuaca.
Langkah-langkah pembelajaran pada pertemuan pertama
adalah sebagai berikut:
a) Kegiatan Awal
(1) Mengkondisikan siswa agar siap memulai pelajaran, berdoa
bersama, hormat bendera, mengucapkan salam, dan melakukan
absensi.
(2) Memberikan apersepsi mengenai keadaan cuaca di lingkungan
sekitar.
(3) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu
keadaan cuaca.
(4) Memberikan penguatan positif dengan kata “bagus” kepada
siswa yang berperilaku baik dalam pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi
(a) Menjelaskan pengertian dan berbagai jenis cuaca
menggunakan media slide
(b) Menjelaskan pengaruh cuaca bagi kehidupan manusia
(c) Menjelaskan macam-macam simbol cuaca
(d) Meminta siswa untuk ikut berpartisipasi aktif pada saat
pembelajaran berlangsung dengan memberikan pertanyaan
kepada siswa
(e) Meminta siswa untuk menyebutkan macam-macam cuaca
yang terjadi di lingkungannya
(2) Elaborasi
(a) Siswa diminta untuk menunjukkan macam-macam cuaca
(b) Siswa diminta untuk mencocokkan simbol cuaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
(3) Konfirmasi
(a) Menjawab pertanyaan siswa yang belum jelas.
(b) Memberikan soal-soal secara lisan kepada siswa.
(c) Memberikan umpan balik dan penguatan yang positif
terhadap keberhasilan siswa.
(4) Kegiatan Akhir
(1) Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran tentang keadaan cuaca.
(2) Mengevaluasi hasil siswa dengan memberikan pujian bagi
siswa yang sudah maupun yang belum berhasil.
(3) Menutup pelajaran dengan mengucap salam.
2) Pertemuan Kedua
a) Kegiatan Awal
(1) Mengkondisikan siswa agar siap memulai pelajaran
(2) Memberikan apersepsi mengenai keadaan cuaca di lingkungan
sekitar.
(3) Mengulas sepintas materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.
(4) Memberikan penguatan positif dengan kata “bagus” kepada
siswa yang berperilaku baik dalam pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi
(a) Mengulang materi pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya tentang keadaan cuaca.
(b) Meminta masing-masing siswa untuk menjelaskan materi
keadaan cuaca
(2) Elaborasi
(a) Siswa diminta untuk menunjukkan macam-macam cuaca.
(b) Siswa diminta untuk menyebutkan simbol cuaca yang ada
dalam slide.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
(3) Konfirmasi
(a) Memberikan evaluasi berupa tes tertulis kepada siswa.
(b) Memberikan penguatan positif kepada siswa yang sudah
berpartisipasi aktif maupun yang masih pasif.
c) Kegiatan Akhir
(1) Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran tentang keadaan cuaca.
(2) Mengevaluasi hasil siswa dengan memberikan pujian bagi
siswa yang sudah maupun yang belum berhasil.
(3) Menutup pelajaran dengan mengucap salam.
c. Observasi
Pelaksanaan observasi siklus I yang dilakukan peneliti,
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I yaitu pada tanggal
13 April 2012 dan 18 April 2012. Pengamatan dilakukan pada saat
pelajaran berlangsung yaitu mengamati tentang kesiapan siswa sebelum
pelajaran, keaktifan dalam pembelajaran, kemampuan siswa dalam
penguasaan materi, dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, sebelum pembelajaran
dimulai siswa sudah mulai aktif bertanya tentang media slide. Saat
pembelajaran kelas lebih kondusif dari biasanya karena siswa
mendengarkan dengan baik materi yang disampaikan oleh guru. Namun,
masih ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan saat penjelasan
materi. Dilihat dari hasil tes yang dilakukan pada siklus I terlihat adanya
peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPA pokok bahasan keadaan
cuaca pada beberapa siswa.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, maka diadakan
refleksi dari tindakan yang telah dilakukan sehingga peneliti dapat
merefleksikan diri tentang berhasil tidaknya apa yang telah dilakukan
dalam siklus I. Pada tahap ini data dikumpulkan kemudian dianalisis oleh
peneliti. Refleksi dilakukan dengan cara kuantitatif. Data yang diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
kemudian disimpulkan bagaimana hasil belajar siswa dan bagaimana
hasil pembelajaran guru. Tahap ini akan diketahui berbagai hal yang
perlu dipertahankan dan mendapat perbaikan pada pelaksanaan siklus II
berikutnya bila pembelajaran belum memenuhi indikator pencapaian
yang ditetapkan.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan selama siklus I,
dapat dilihat bahwa prestasi siswa meningkat. Namun masih ada siswa
yang nilainya masih di bawah KKM. Sikap anak selama pembelajaran
juga mengalami peningkatan, yaitu lebih tertib dan memperhatikan
penjelasan guru. Hasil dari observasi terhadap proses pembelajaran pada
siklus I masih terdapat kelemahan, antara lain:
1) Kurang mengoptimalkan media slide, sehingga anak hanya fokus
pada gambar yang disajikan.
2) Siswa masih kurang memperhatikan slide yang ditayangkan.
3) Siswa kesulitan mengerjakan soal karena lupa dengan materi yang
telah disajikan, sedangkan seluruh jawaban ada dalam slide.
4) Siswa kurang aktif dalam pembelajaran karena hanya melihat slide
dan menjawab pertanyaan lisan yang diajukan peneliti.
Berdasarkan analisis di atas, maka peneliti akan melaksanakan
siklus II dengan refleksi sebagai berikut:
1) Peneliti akan lebih mengoptimalkan media slide dengan
menambahkan soal-soal yang ditulis dalam media slide sehingga
akan lebih memudahkan siswa dalam mengingat.
2) Mengubah strategi pembelajaran dengan memberikan kesempatan
siswa untuk menjelaskan materi keadaan cuaca dengan media slide
setelah peneliti selesai menjelaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
2. Deskripsi Siklus II
Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. siklus II dilaksanakan
pada tanggal 27 April 2012 sebanyak satu kali pertemuan yaitu 2 x 35 menit.
Langkah-langkah pelaksanaan tindakan kedua ini tidak berbeda jauh dengan
tindakan pertama.
Pelaksanaan dan hasil penelitian siklus II sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil dari data-data yang dikumpulkan pada siklus I
dapat dilihat bahwa prose pembelajaran IPA pokok bahasan keadaaan
cuaca belum semua siswa mencapai nilai KKM. Pemanfaatan media
pembelajaran yang kurang optimal menyebabkan siswa kurang
memahami materi yang disampaikan guru. Sehingga prestasi belajar
siswa kurang memuaskan.
Hasil pengamatan dari siklus I, peneliti melakukan refleksi yaitu
dengan menambahkan pertanyaan ke dalam media slide dan menyuruh
siswa untuk menjelaskan materi keadaan cuaca dengan menggunakan
slide.
Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II
dengan materi keadaan cuaca. Pada siklus ini RPP disusun untuk
satu kali pertemuan
2) Menyiapkan materi pelajaran.
3) Menyiapkan media slide.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksaan tindakan siklus II pada hari Jumat tanggal 27 April
2012 dalam satu kali pertemuan. Langkah-langkah tindakan meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II (tindakan kedua)
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
1) Kegiatan Awal
(a) Mengkondisikan siswa agar siap memulai pelajaran, berdoa
bersama dan mengucapkan salam.
(b) Memberikan apersepsi mengenai keadaan cuaca di lingkungan
sekitar.
(c) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu
keadaan cuaca.
(d) Memberikan penguatan positif dengan kata “bagus” kepada
siswa yang berperilaku baik dalam pembelajaran.
2) KegiatanInti
(a) Eksplorasi
(1) Mengulang materi pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya tentang keadaan cuaca.
(2) Bertanya kepada siswa contoh-contoh cuaca dan kehidupan
manusia di dataran tinggi dan daerah pantai.
(b) Elaborasi
(1) Siswa diminta untuk menunjukkan macam-macam cuaca.
(2) Siswa diminta untuk menyebutkan simbol cuaca yang ada
dalam slide.
(3) Siswa diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada
dalam slide.
(c) Konfirmasi
(1) Memberikan evaluasi berupa tes tertulis kepada siswa.
(2) Memberikan penguatan positif kepada siswa yang sudah
berpartisipasi aktif maupun yang masih pasif.
(3) Menjawab pertanyaan yang diajukan siswa yang mengalami
kesulitan.
3) Kegitan Akhir
(a) Bersama-sama dengan siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran tentang keadaan cuaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
(b) Mengevaluasi hasil siswa dengan memberikan pujian bagi siswa
yang sudah maupun yang belum berhasil.
(c) Menutup pelajaran dengan mengucap salam.
c. Observasi
Pelaksanaan observasi siklus II yang dilakukan peneliti,
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pada siklus II yaitu pada tanggal
27 April 2012. Pada pengamatan terlihat adanya peningkatan dalam
proses pembelajaran mata pelajaran IPA pokok bahasan keadaan cuaca.
Pada hasil pengamatan siklus II ini, siswa lebih fokus pada
pembelajaran, ketertarikan pada media slide meningkat, siswa lebih aktif
menjawab pertanyaan dan dapat mengingat lebih lama materi yang telah
disampaikan. Pada siklus II siswa lebih senang dalam mengikuti
pembelajaran dengan ditunjukkan tidak adanya siswa yang bermain
ponsel atau berbicara dengan temannya.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus II dapat
diambil kesimpulan bahwa secara keseluruhan semua siswa kelas X SLB
C Setya Darma Surakarta telah mengalami peningkatan prestasi belajar
pada mata pelajaran IPA pokok bahasan keadaan cuaca menggunakan
media slide. Hal tersebut bisa dilihat dari hasil prestasi belajar siswa pada
siklus II. Indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti juga telah
tercapai, yaitu 75% siswa memperoleh nilai di atas KKM.
Prestasi belajar siswa pada siklus II telah meningkat, baik
individu maupun secara klasikal. Hasil prestasi belajar IPA dengan
menggunakan media slide yang dilakukan dalam siklus I dan siklus II
diperoleh hasil peningkatan yang nyata, sehingga peneliti tidak lagi
meneruskan tindakan dan menilai bahwa penelitian ini telah berhasil
karena sudah mencapai indikator ketercapaian yang telah ditentukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Pengoptimalan media pembelajaran slide dan perubahan strategi
pembelajaran memiliki pengaruh pada proses dan prestasi belajar yang diperoleh
siswa. Prestasi belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA pokok
bahasan keadaan cuaca meningkat. Pelaksanaan tes yang diberikan pada pra
tindakan, siklus I, dan siklus II menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan selama pembelajaran
berlangsung, dapat diperoleh hasil penelitian pada setiap siklus, sebagai berikut:
1. Siklus I
Perbandingan nilai prestasi belajar IPA siswa kelas X SLB C Setya
Darma Surakarta pada siklus I dapat ditunjukkan pada tabel 4.2 sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca
Siklus I
No.Nama siswa
(inisial)KKM Siklus I Keterangan
1. E.A 60 80 Tuntas
2. R.A.N 60 40 Tidak tuntas
3. A.S 60 90 Tuntas
4. R.Y 60 50 Tidak tuntas
Pada tes siklus I, dari empat orang siswa terdapat dua siswa yang tidak
tuntas dan dua siswa lainnya memiliki nilai di atas KKM. Namun, prestasi
belajar IPA siswa kelas X SLB C Setya Darma Surakarta telah mengalami
peningkatan walaupun belum maksimal. Nilai prestasi belajar IPA dapat
digambarkan dalam grafik 4.2 berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Grafik 4.2 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca
Siklus I
2. Siklus II
Perbandingan nilai prestasi belajar IPA siswa kelas X SLB C Setya
Darma Surakarta pada siklus II dapat ditunjukkan pada tabel 4.3 sebagai
berikut:
Tabel 4.3 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca
Siklus II
No.Nama siswa
(inisial)KKM Siklus II Keterangan
1. E.A 60 90 Tuntas
2. R.A.N 60 60 Tuntas
3. A.S 60 100 Tuntas
4. R.Y 60 90 Tuntas
Pada tes siklus II, semua siswa mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 60.
Ada satu yang mendapatkan nilai 60. Prestasi belajar IPA siswa dari siklus I
ke siklus II mengalami kenaikan sebanyak 20% dari rata-rata nilai kelas 65
menjadi 85. Nilai prestasi belajar IPA dapat digambarkan dalam grafik 4.3
berikut:
0
20
40
60
80
100
E.A
66
Grafik 4.2 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca
Siklus I
2. Siklus II
Perbandingan nilai prestasi belajar IPA siswa kelas X SLB C Setya
Darma Surakarta pada siklus II dapat ditunjukkan pada tabel 4.3 sebagai
berikut:
Tabel 4.3 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca
Siklus II
No.Nama siswa
(inisial)KKM Siklus II Keterangan
1. E.A 60 90 Tuntas
2. R.A.N 60 60 Tuntas
3. A.S 60 100 Tuntas
4. R.Y 60 90 Tuntas
Pada tes siklus II, semua siswa mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 60.
Ada satu yang mendapatkan nilai 60. Prestasi belajar IPA siswa dari siklus I
ke siklus II mengalami kenaikan sebanyak 20% dari rata-rata nilai kelas 65
menjadi 85. Nilai prestasi belajar IPA dapat digambarkan dalam grafik 4.3
berikut:
R.A.N A.S R.Y
Siklus I
Siklus IKKM
66
Grafik 4.2 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca
Siklus I
2. Siklus II
Perbandingan nilai prestasi belajar IPA siswa kelas X SLB C Setya
Darma Surakarta pada siklus II dapat ditunjukkan pada tabel 4.3 sebagai
berikut:
Tabel 4.3 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca
Siklus II
No.Nama siswa
(inisial)KKM Siklus II Keterangan
1. E.A 60 90 Tuntas
2. R.A.N 60 60 Tuntas
3. A.S 60 100 Tuntas
4. R.Y 60 90 Tuntas
Pada tes siklus II, semua siswa mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 60.
Ada satu yang mendapatkan nilai 60. Prestasi belajar IPA siswa dari siklus I
ke siklus II mengalami kenaikan sebanyak 20% dari rata-rata nilai kelas 65
menjadi 85. Nilai prestasi belajar IPA dapat digambarkan dalam grafik 4.3
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Grafik 4.3Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca
Siklus I
D. Pembahasan
Hasil prestasi belajar pratindakan dan selama tindakan (tindakan pertama
dan kedua) mata pelajaran IPA pokok bahasan keadaan cuaca kelas X SLB C
Setya Darma Surakarta mengalami peningkatan seperti yang terlihat dalam tabel
4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca Tes
Awal, Siklus I, dan Siklus II
NONAMA
(inisial)KKM Tes Awal
SIKLUSI
SIKLUSII
1. E.A 60 50 80 90
2. R.A.N 60 20 40 60
3. A.S 60 70 90 100
4. R.Y 60 50 50 90
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada tes awal terdapat tiga
siswa yang nilainya belum memenuhi KKM sehingga dinyatakan tidak tuntas.
Pada siklus I setelah menggunakan media slide, masih ada dua siswa yang nilai
prestasi belajar IPA di bawah KKM jadi dinyatakan belum tuntas. Pada siklus II
0
20
40
60
80
100
E.A R.A.N
67
Grafik 4.3Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca
Siklus I
D. Pembahasan
Hasil prestasi belajar pratindakan dan selama tindakan (tindakan pertama
dan kedua) mata pelajaran IPA pokok bahasan keadaan cuaca kelas X SLB C
Setya Darma Surakarta mengalami peningkatan seperti yang terlihat dalam tabel
4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca Tes
Awal, Siklus I, dan Siklus II
NONAMA
(inisial)KKM Tes Awal
SIKLUSI
SIKLUSII
1. E.A 60 50 80 90
2. R.A.N 60 20 40 60
3. A.S 60 70 90 100
4. R.Y 60 50 50 90
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada tes awal terdapat tiga
siswa yang nilainya belum memenuhi KKM sehingga dinyatakan tidak tuntas.
Pada siklus I setelah menggunakan media slide, masih ada dua siswa yang nilai
prestasi belajar IPA di bawah KKM jadi dinyatakan belum tuntas. Pada siklus II
R.A.N A.S R.Y
Siklus II
Siklus II
KKM
67
Grafik 4.3Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca
Siklus I
D. Pembahasan
Hasil prestasi belajar pratindakan dan selama tindakan (tindakan pertama
dan kedua) mata pelajaran IPA pokok bahasan keadaan cuaca kelas X SLB C
Setya Darma Surakarta mengalami peningkatan seperti yang terlihat dalam tabel
4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca Tes
Awal, Siklus I, dan Siklus II
NONAMA
(inisial)KKM Tes Awal
SIKLUSI
SIKLUSII
1. E.A 60 50 80 90
2. R.A.N 60 20 40 60
3. A.S 60 70 90 100
4. R.Y 60 50 50 90
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada tes awal terdapat tiga
siswa yang nilainya belum memenuhi KKM sehingga dinyatakan tidak tuntas.
Pada siklus I setelah menggunakan media slide, masih ada dua siswa yang nilai
prestasi belajar IPA di bawah KKM jadi dinyatakan belum tuntas. Pada siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
semua siswa berhasil mendapatkan nilai di atas nilai KKM. Dalam setiap
siklusnya terjadi peningkatan dan perubahan pada nilai tiga siswa, dan hanya satu
siswa yang nilai pratindakan dengan siklus I tidak mengalami perubahan.
Grafik 4.4 berikut ini merupakan penjabaran dari Tabel 4.4 yaitu grafik
peningkatan prestasi belajar IPA pokok bahasan keadaan cuaca kelas X SLB
Setya Darma Surakarta tahun ajaran 2011/2012 pada tes awal, siklus I, dan siklus
II.
Grafik 4.4 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca Tes
Awal, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar IPA pokok bahasan keadaan cuaca meningkat. Pada tes awal nilai prestasi
belajar siswa sangat rendah, hal ini dikarenakan guru menggunakan media
seadanya dan hanya dengan ceramah. Hal tersebut membuat anak tunagrahita
kesulitan karena karakteristik mereka yaitu kesulitan dalam situasi yang baru dan
juga mereka mudah menyerah (Hildayani, 2007). Sehingga pada siklus I dan
siklus II peneliti menggunakan media slide untuk menarik minat anak tunagrahita
pada pembelajaran.
Prestasi belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari tes awal,
begitu juga dengan siklus II. Kenaikan siklus I ke siklus II sebesar 20%, dan
semua siswa sudah dapat melampaui nilai KKM. Kenaikan prestasi belajar siswa
dipengaruhi oleh penggunaan media slide dalam pembelajaran. Rusman (2011)
0102030405060708090
100
E.A R.A.N
68
semua siswa berhasil mendapatkan nilai di atas nilai KKM. Dalam setiap
siklusnya terjadi peningkatan dan perubahan pada nilai tiga siswa, dan hanya satu
siswa yang nilai pratindakan dengan siklus I tidak mengalami perubahan.
Grafik 4.4 berikut ini merupakan penjabaran dari Tabel 4.4 yaitu grafik
peningkatan prestasi belajar IPA pokok bahasan keadaan cuaca kelas X SLB
Setya Darma Surakarta tahun ajaran 2011/2012 pada tes awal, siklus I, dan siklus
II.
Grafik 4.4 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca Tes
Awal, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar IPA pokok bahasan keadaan cuaca meningkat. Pada tes awal nilai prestasi
belajar siswa sangat rendah, hal ini dikarenakan guru menggunakan media
seadanya dan hanya dengan ceramah. Hal tersebut membuat anak tunagrahita
kesulitan karena karakteristik mereka yaitu kesulitan dalam situasi yang baru dan
juga mereka mudah menyerah (Hildayani, 2007). Sehingga pada siklus I dan
siklus II peneliti menggunakan media slide untuk menarik minat anak tunagrahita
pada pembelajaran.
Prestasi belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari tes awal,
begitu juga dengan siklus II. Kenaikan siklus I ke siklus II sebesar 20%, dan
semua siswa sudah dapat melampaui nilai KKM. Kenaikan prestasi belajar siswa
dipengaruhi oleh penggunaan media slide dalam pembelajaran. Rusman (2011)
R.A.N A.S R.Y
Tes Awal
Siklus I
Siklus II
KKM
68
semua siswa berhasil mendapatkan nilai di atas nilai KKM. Dalam setiap
siklusnya terjadi peningkatan dan perubahan pada nilai tiga siswa, dan hanya satu
siswa yang nilai pratindakan dengan siklus I tidak mengalami perubahan.
Grafik 4.4 berikut ini merupakan penjabaran dari Tabel 4.4 yaitu grafik
peningkatan prestasi belajar IPA pokok bahasan keadaan cuaca kelas X SLB
Setya Darma Surakarta tahun ajaran 2011/2012 pada tes awal, siklus I, dan siklus
II.
Grafik 4.4 Nilai Prestasi Belajar IPA pada Pokok Bahasan Keadaan Cuaca Tes
Awal, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar IPA pokok bahasan keadaan cuaca meningkat. Pada tes awal nilai prestasi
belajar siswa sangat rendah, hal ini dikarenakan guru menggunakan media
seadanya dan hanya dengan ceramah. Hal tersebut membuat anak tunagrahita
kesulitan karena karakteristik mereka yaitu kesulitan dalam situasi yang baru dan
juga mereka mudah menyerah (Hildayani, 2007). Sehingga pada siklus I dan
siklus II peneliti menggunakan media slide untuk menarik minat anak tunagrahita
pada pembelajaran.
Prestasi belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari tes awal,
begitu juga dengan siklus II. Kenaikan siklus I ke siklus II sebesar 20%, dan
semua siswa sudah dapat melampaui nilai KKM. Kenaikan prestasi belajar siswa
dipengaruhi oleh penggunaan media slide dalam pembelajaran. Rusman (2011)
Tes Awal
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
menyatakan media pembelajaran merupakan salah satu alat untuk mempertinggi
proses interaksi guru dengan siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan dan
sebagai alat bantu mengajar dapat menunjang penggunaan metode mengajar yang
digunakan oleh guru dalam proses belajar. Peranan media dalam pembelajaran
sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran di kelas.
Peningkatan prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPA pokok bahasan
keadaan cuaca tidak lepas dari penggunaan media slide dalam pembelajaran.
Sanaky (2011) menyatakan media slide merupakan program aplikasi presentasi
dari Micorosoft PowerPoint di komputer dan tampilan ke layar dengan
menggunakan bantuan LCD proyektor. Slide dapat menggabungkan berbagai
unsur media seperti teks, gambar, animasi, dan video. Sehingga tampilan akan
terlihat lebih menarik. Media slide merupakan jenis media visual, yaitu media
yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan yang terdiri atas
media yang dapat diproyeksikan yang biasanya berupa gambar diam atau gambar
bergerak (Rusman, 2011). Efendi (2006) menyebutkan anak tunagrahita memiliki
kesulitan dalam berkonsentrasi, dengan adanya gambar-gambar slide yang
menarik, mereka dapat fokus dan terus melihat gambar yang disajikan. Penelitian
yang dilakukan Raharjo (1991) menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar
akan lebih efektif dan mudah bila dibantu dengan sarana visual, di mana 11% dari
yang dipelajari lewat indra pendengaran, sedangkan 83% lewat indra penglihatan
(Rusman, 2011: 65).
Media pembelajaran yang baik yaitu ketika pembelajaran menjadi lebih
menarik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Sanaky, 2009).
Gambar-gambar yang ada dalam media slide terbukti dapat menarik perhatian
siswa dalam pelajaran IPA. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Widiasih
(2007) yang menyatakan tujuan pengamatan dalam IPA agar siswa mampu
membangun sendiri konsep dalam struktur kognitifnya. Gambar-gambar dalam
media slide bertujuan agar siswa dapat mengamati kejadian-kejadian nyata dalam
kehidupan sehingga hambatan dalam menciptakan konsep pada anak tunagrahita
dapat teratasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Motivasi belajar siswa meningkat saat peneliti menggunakan media slide
dalam pembelajaran. Hal tersebut berdasarkan nilai prestasi belajar siswa yang
selalu meningkat dalam setiap tindakan. Peningkatan prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran IPA tersebut dikuatkan oleh sebuh penelitian yang menyatakan
bahwa media pembelajaran berbasis IT dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPA (Nurchaili, 2010). Penelitian tersebut mengisyaratkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan media slide dapat membantu anak
tunagrahita dalam pembelajaran IPA di sekolah untuk mengetahui gejala-gejala
alam di sekitarnya.
Selain peningkatan prestasi belajar, anak tunagrahita juga mengalami
peningkatan perilaku di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Saat observasi
awal, peneliti melihat siswa belum aktif dalam persiapan maupun saat proses
pembelajaran berlangsung. Siswa terlihat malas dan tidak memperhatikan
penjelasan guru. Hal itu bisa dipahami, karena media yang digunakan tidak dapat
menarik siswa, yaitu hanya berupa gambar dalam buku yang tidak berwarna.
Sehingga anak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran tersebut.
Pada perlakuan pertama, perhatian anak sudah mulai terfokus pada media
slide yang digunakan peneliti. Hal ini terlihat pada sikap siswa yang
mendengarkan penjelasan peneliti ketika megajar. Namun masih ada kelemahan
saat pelaksanaan tindakan pertama, yaitu siswa masih pasif dan hanya fokus pada
gambar. Kelemahan ini menjadi dasar peneliti untuk memperbaiki pada tindakan
kedua dengan mengoptimalkan media slide. Peneliti menambahkan soal-soal yang
disajikan dalam slide sehingga siswa menjadi lebih tertarik dan memperhatikan
pelajaran. Selain itu peneliti juga mengubah metode pembelajaran, dengan
memberi kesempatan siswa untuk menjelaskan materi keadaan cuaca
menggunakan media slide setelah peneliti menjelaskan. Jadi pembelajaran dengan
menggunakan media slide dapat membuat anak tertarik dan prestasi belajar IPA
siswa tunagrahita meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut guru dikatakan berhasil dalam
meningkatkan prestasi belajar IPA pokok bahasan keadaan cuaca pada anak
tunagrahita ringan kelas X SLB C Setya Darma Surakarta dengan menggunakan
media slide.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
hasilnya bahwa penggunaan media slide dapat meningkatkan prestasi belajar IPA
pokok bahasan keadaan cuaca pada anak tunagrahita ringan kelas X SLB C Setya
Darma Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
B. Implikasi
Proses pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini didasarkan pada
penggunaan media slide pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pokok
bahasan keadaan cuaca. Media slide ini digunakan untuk mengatasi permasalahan
rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Berdasarkan simpulan
di atas maka implikasinya ialah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pokok
bahasan keadaan cuaca mata pelajaran IPA guru bisa menggunakan media slide
dalam kegiatan belajar mengajar terkait dengan pokok bahasan tersebut.
C. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, peneliti memberikan saran berkenaan
dengan media slide sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Bagi siswa yang sudah mendapatkan nilai yang optimal, hendaknya
berusaha agar prestasi belajar IPA pokok bahasan keadaan cuaca yang
telah dicapai dapat dipertahankan.
b. Bagi siswa yang nilainya belum optimal tapi sudah di atas KKM,
hendaknya dapat memanfaatkan media slide agar prestasi belajar dalam
pembelajaran pokok bahasan keadaan cuaca dapat lebih meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
2. Bagi Guru
a. Guru hendaknya memakai media slide dalam pembelajaran IPA pokok
bahasan keadaan cuaca sehingga prestasi belajar siswa meningkat.
b. Guru hendaknya memilih media pembelajaran berbasis multimedia
termasuk media slide dalam pembelajaran IPA pokok bahasan keadaan
cuaca.
3. Bagi Pengurus Yayasan
Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA pokok bahasan keadaan cuaca,
pihak pengurus yayasan diharapkan dapat:
a. Menyediakan proyektor untuk mendukung penggunaan media slide di
semua kelas.
b. Mengadakan pelatihan bagi guru yang belum bisa mengoperasikan media
slide dengan optimal.
c. Menyediakan berbagai macam media pembelajaran termasuk media slide
agar dapat membantu siswa tunagrahita dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user