fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan jurusan...

112
PENGARUH PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XII DI SEKOLAH SMA YASPIH RAJEG-TANGERANG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Oleh: Muhammad Samuddin 208011000005 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M.

Upload: truongthien

Post on 09-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

PENGARUH PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XII DI SEKOLAH SMA

YASPIH RAJEG-TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Muhammad Sam’uddin

208011000005

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M.

Page 2: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

PENGARUH PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XII DI SEKOLAH SMA

YASPIH RAJEG-TANGERANG

SKRIPSI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Agama Islam

Oleh

Muhammad Samuddin

208011000005

Di Bawah Bimbingan

Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M.

Page 3: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan
Page 4: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan
Page 5: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

i

Page 6: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

ii

Page 7: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Assalamu’aliakum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirobil „alamiin, Segala puji dan syukur kita panjatkan atas

kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmatnya dan beribu-ribu

nikmatnya kepada seluruh hambanya. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, junjungan dan pemberi tauladan yang telah

membawa cahaya kehidupan bagi ummatnya beserta kepada keluarganya, para

sahabat dan para tabi‟ tabi‟in.

Skripsi ini bertemakan “Pengarug Pelaksanaan Ujian Nasional Terhadap

Motivasi Belajar Siswa Kelas XII di Sekolah SMA YASPIH Rajeg-Tangerang.”

Penulis menyadari bahwa muatan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik

penyusunan, penulisan maupun isinya. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan

pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis miliki. Oleh karena itu, saran

dan kritik untuk menuju perbaikan sangat penulis harapkan.

Dalam proses pembuatan skripsi ini, berbagai hambatan dan kesulitan

penulis hadapi, namun berkat Rahmat, taufik, dan hidayah Allah SWT. dan

berbagai dorongan, saran dan bimbingan dari semua pihak, akhirnya penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancer. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu,

diantaranya :

1. Prof. Dr. H. Rif‟at Syauqi Nawawi, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bahrissalim, MA. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN

Syarif Hidayatullah.

3. Drs. H. Sapiuddin Shiddiq, MA. Selaku Wakil Ketua Jurusan Pendidikan

Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah.

4. Prof. Dr. H. Ahmad Syafi‟I Noor, MA. Selaku dosen Pembimbing dalam

Penyusunan Skripsi Ini.

5. Seluruh dosen dan karyawan akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membimbing dan

Page 8: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

iv

membekali dengan Ilmu pengetahuan serta membantu proses perkuliyahan

penulis.

6. Seluruh Staf Perpustakaan Umum dan Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Serta perpustakaan yang diluar kampus UIN Syarif Hidayatullah

atas semua bantuan untuk penulis dalam melengkapi literaturnya.

7. Kedua orang tua ku yang tercinta dan tersayang Bapak H. Uding

Syamsudin dan Ibu Hj. Ernih yang tulus memberikan segalanya, baik

hatinya, cintanya, kasihnya, sayangnya, perhatiannya, pikirannya, do‟anya,

motivasinya, kritik dan sarannya, arahannya, senyumnya dan usahanya

untuk mencukupi segala kebutuhan penulis. Juga tidak lupa untuk kakak-

kakak tercinta yang dengan caranya masing-masing telah membantu,

mendukung dan mengkritik penulis agar segera menyelesaikan kuliyahnya.

8. Rekan-rekan seperjuangan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

khususnya di jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2008-2009, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk semangat

persaudaraan, perjuangan, kekeluargaannya ini tetap eksis dan

talisilaturrahmi kita tetap terjalin. Amiin

9. Untuk sekolah SMA YASPIH khususnya para dewan guru SMA YASPIH

kami haturkan banyak terima kasih atas motivasi dan dukungannya atas

penelitian kami di sekolah SMA YASPIH, karena tanpa kalian penelitian

skripsi kami tidak akan berjalan.

10. Kepada Kepala Sekolah SMA YASPIH Yaitu, Drs. Kamsono, M.Pd dan

Kepada Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum yaitu, Abdul Haris,

S.Sos, kami hanturkan banyak terimakasih atas dukungan, bantuan, serta

motivasinya atas penelitian kami di sekolah SMA YASPIH.

11. Sahabat dan teman-teman seperjuangan dari pondok pesantren Daar El-

Hikam, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala

dorongan, motivasi, kritikan, saran, nasehat, dan anjurannya.

12. KH. Ahmad Bahrudin, S.Ag. Selaku Pengasuh dan Pimpinan pondok

pesanteren Daar El-Hikam yang telah memberikan Do‟a, Nasehat, dan

Page 9: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

v

Motivasinya agar menjadi orang yang lebih baik lagi dimuka bumi ini, dan

agar terselesainya penulisan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Amiin.

13. KH. Ahmad Sirojudin Jazuli. Selaku Pengasuh dan Pimpinan Pondok

Pesantren Manba‟ul „uluum Bogor.

14. Drs. KH. Ahmad Syahidduddin, Drs. KH. Odi Rosihuddin, MA. Drs. KH.

Nahrul „Ilmi „Arif. Selaku Pengasuh dan Pimpinan Pondok Pesantren Daar

El-Qolam Gintung-Jayanti-Tangerang. dan seluruh asatidz dan asatidzah

Pondok Pesantren Daar El-Qolam Gintung- Jayanti-Tangerang.

Tidak ada yang dapat membalas kebaikan kalian semua, tidak juga

penulis. Kepada mereka semuanya hanya seuntai do‟a dari lubuk hati yang dapat

penulis sampaikan “Jazakumullah Khairon Kastiroo wa barokallah fi hayatikum

wa salamatu fihayatikum”, semoga Allah Ta‟ala membalas kebaikan mereka

semua dengan kebaikan yang lebih baik di dunia ini dan kelak di akhirat nanti.

Amiin

Alhamdulillahi robbil „alamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 9 Muharram 1434 H.

23 November 2012 M.

Penulis

Page 10: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

x

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR …………………………………………………… iii

MOTTO ...................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix

DAFTAR ISI …………………………………………………………….. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1

B. Identifikasi Masalah …………………………………………... 5

C. Pembatasan Masalah ………………………………………….. 6

D. Perumusan Masalah ………………………………………….... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………….. 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Sejarah Perkembangan Ujian Nasional ..................................... 7

B. Aspek-Aspek Pelaksanaan Ujian Nasional

1. Kebijakan-Kebijakan Pemerintah Terhadap Ujian

Nasional .............................................................................. 11

2. Hubungan Ujian Nasional Dengan Kurikulum Serta

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam …………… ........ 12

3. Materi dan Bentuk Ujian Nasional ……………................ 16

4. Dampak Ujian Nasional Terhadap Peningkatan Mutu

Pendidikan di Sekolah ……... ............................................ 16

5. Standar Kelulusan Ujian Nasional ………………………. 17

C. Pelaksanaan Ujian Nasional Terhadap Motivasi Belajar

Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pengaruh Pelaksanaan Ujian Nasional ............. 18

2. Pengertian Motivasi ……………………………………...... 20

3. Jenis Motivasi ……………............................................... 22

4. Fungsi Motivasi …………………………………………… 23

5. Cara Mengembangkan Motivasi ………………………...... 24

6. Pengertian Belajar…………………………........................ 25

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ……………… 27

8. Tujuan Belajar ………………........................................... 27

9. Mengatasi Kesulitan Belajar…………………………......... 28

Page 11: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

xi

10. Cara Mengembangkan Motivasi Belajar............................. 29

11. Strategi Motivasi Peserta Didik …………………………. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………..…………. 35

B. Metodologi Penelitian ………………………………………... 35

C. Populasi dan Sample Penelitian …………………………….... 36

D. Rumusan Hipotesa .................................................................... 37

E. Variable Penelitian ………………………………………….... 38

F. Tekhnik Pengumpulan Data …………………………………. 39

G. Validitasi dan Reabilitas Penelitian ………………………….. 40

H. Tekhnik Analisis Data ……………………………………….. 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah SMA YASPIH Tangerang ….....……………... 43

B. Analisis Data …………………………………………………. 48

C. Pengujian Hipotesis .................................................................. 77

D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 88

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................... 90

B. Implikasi .................................................................................... 91

C. Saran .......................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 92

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi

peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) dalam beberapa tahun ini menjadi satu masalah

yang cukup ramai dibicarakan dan menjadi kontraversi dalam banyak seminar

atau perdebatan.

Ujian Nasional sesungguhnya bisa diibaratkan seperti jamu, rasanya pahit

namun bermanfaat bagi tubuh. Ujian Nasional memang seakan dipaksakan oleh

pemerintah dalam rangka akselerasi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Sedangkan kondisi pendidikan di Indonesia hari ini masih jauh dari

menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dari minimnya sarana pendidikan, kualitas

guru yang kurang memadai serta kesiapan sekolah-sekolah di daerah yang masih

memprihatinkan.

Dengan demikian, pesatnya suatu kemajuan serta arus globalisasi, dan

persaingan yang semakin ketat sehingga kebutuhan akan kependidikan sangatlah

penting bagi setiap kalangan untuk menghadapi masa depan dan meraih cita-cita

yang diharapkan.

Oleh karena itu, pendidikan memegang peranan yang sangat mendasar

untuk menunjang kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satunya

dengan konsep pendidikan yang relevan dan mutakhir bagi semua individu. Hal

ini dimaksudkan agar dapat membentuk manusia yang berkepribadian eksis, serta

mengenal dirinya dan lingkungan yang ada disekitarnya yang baik. Sehingga

Page 13: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

2

pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha yang terus menerus dan dinamis

yang mengarah kepada pendewasaan individu baik jasmani maupun rohani.

Adapun, dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, dirumuskan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan nasional

adalah berfungsi mengembangkan kemampuan dan martabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (bab II, pasal 3). Untuk

menjamin pendidikan yang bermutu, Indonesia menetapkan standar nasional

pendidikan, yang merupakan kriteria minimal tentang system pendidikan

diseluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (PP No 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat 1). Fungsi Standar

Nasional Pendidikan adalah penyusunan strategi dan rencana pengembangan

sesudah diperoleh data-data dari evaluasi belajar secara nasional seperti Ujian

Nasional.1

Sehingga sebagai realisasi fungsi dan tujuan pendidikan, Nurudin

memberikan pandangannya tentang bagaimana upaya pemerintah meningkatkan

kualitas pendidikan sebagai berikut:

Sebagai upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan pengendalian

mutu pendidikan di Indonesia, baik pada tingkat mikro disekolah/ madrasah

maupun secara makro di kabupaten/ Kota, Propinsi dan Nasional di

selenggarakan melalui Ujian Nasional (UN) untuk jenjang SMP/ MTs dan

SMA/ MA/ SMK. Ujian Nasional berfungsi sebagai metode seleksi kelulusan

siswa, selain itu UN dapat memetakan mutu pendidikan baik antar unit

analisis (Sekolah/ Madrasah, Kabupaten/ Kota. Propinsi) maupun antar tahun,

sehingga dapat dijadikan masukan pembinaan mutu pendidikan.2

Oleh karena itu, pelaksanaan Ujian Nasional di Indonesia dalam

meningkatkan mutu pendidikan bukan hal yang baru. Hal ini dikarenakan ujian

Nasional sudah dilaksanakan meskipun dengan nama berbeda. Pada tahun 1945-

1970 Ujian Nasional disebut dengan Ujian Negara. Adapun pada tahun 1984-

1 Nurudin,dkk. Ujian Nasional Di Madrasah “ Persepsi Dan Aspirasi Masyarakat”.

(Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), Cet-1. h. 1. 2 Ibid., h. 2.

Page 14: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

3

2000, Ujian Negara berubah menjadi Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional

(EBTANAS). Pada tahun 2001-2004 berubah nama lagi yakni Ujian Akhir

Nasional (UAN). Perubahan terjadi kembali pada tahun 2006 dan masih berlaku

sampai saat ini dengan nama Ujian Nasional. Sehingga dapat dipahami bahwa

pelaksanaan kebijakan UAN atau UN bukan hal yang baru. Namun kebijakan

pemerintah menerapkan kebijakan UAN (Ujian Akhir Nasional) sebagai

standarisasi nilai kelulusan secara nasional tiap tahun berubah. Sehingga

kebijakan tersebut menjadi polemik bagi masyarakat pendidikan Indonesia.3

Permasalahan yang menjadi polemik dalam UN adalah pada tahap

standarisasi nilai kelulusan yang ditetapkan oleh pemerintah tiap tahun. Standar

kelulusan UAN pada awalnya adalah 3,01 setelah berganti UN (Ujian Nasional)

standar nilai kelulusan meningkat menjadi 4,26 pada tahun 2005/2006, sedangkan

untuk tahun ajaran 2006/2007 standar kelulusan ditingkatkan menjadi 5,00 dan

seterusnya. Pemerintah berharap standarisasi nilai tiap tahun yang meningkat akan

mampu mengangkat mutu pendidikan Indonesia. Namun pada kenyataannya

proses standarisasi nilai mengalami masalah. Seperti hanya pada mata pelajaran

tertentu yakni Bahasa Indonesia, Matematika, bahasa Inggris.hal itu membuat

siswa hanya fokus pada mata pelajaran tersebut dan mengabaikan mata pelajaran

yang tidak masuk dalam UN. Demi lulus dalam UN, siswa, guru, dan sekolah ada

yang melakukan kecurangan. Karena jika mereka tidak lulus harus mengulang di

kelas tiga atau mengikuti ujian persamaan (paket C).

Oleh karena itu, dalam pengamatan pemerhati pendidikan UN dianggap

kesalahan interpretasi kebijakan dalam memahami evaluasi standar pendidikan

nasional. Menurut Deni Hadiani (perekayasa pendidikan Litbang Diknas), bahwa

ada 2 hal yang harus diperhatikan pemerintah terkait dengan UN. Yakni sebagai

berikut:

Pertama, kesalahpahaman interpretsasi terhadap UU Nomor 20 tahun

2003. Kedua, UN belum mampu mencerminkan keadilan peserta didik, hal

tersebut dapat di lihat dari masih tingginya disparitas mutu pendidikan antar

satu sekolah dengan sekolah lainnya sehingga dapat berakibat pada

persaingan tidak sehat antar sekolah, bahkan pihak sekolah berkecendrungan

3 Ibid.

Page 15: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

4

melakukan kecurangan-kecurangan demi mencapai target standar kelulusan

UN.4

Selain itu, ada gugatan warga Negara (citizen lawsuit) terkait kebijakan

ujian nasional sebagai penentu kelulusan. Gugatan tersebut dibawa ke Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat untuk diproses. Hasilnya dimenangkan oleh pihak

penggugat. Dalam pandangan wakil ketua komisi X DPR Anwar Arifin,

menyatakan bahwa DPR dalam menyikapi keberadaan ujian nasional cenderung

lebih setuju jika fungsinya hanya pemitaan guna ditindak lanjuti untuk

peningkatan mutu pendidikan masih sangat timpang sehingga mata pelajaran

tertentu diujikan untuk penentu kelulusan oleh pemerintah, maka siswa akan

sangat dirugikan.

Dengan demikian Ujian Nasional (UN) dilihat dari peraturan menteri

pendidikan Nasional RI Nomor 20 Tahun 2005 Pasal 4, ada beberapa yang

menjadi pertimbangan yakni: a) penentuan kelulusan peserta didik dari suatu

satuan pendidikan, b) seleksi jenjang pendidikan berikutnya, c) pemataan

mutu satuan dan/ program pendidikan, d) akreditasi satuan pendidikan, dan e)

pembinaan dan pemberian bantuan satuan pada satuan pendidikan dalam

upaya peningkatan mutu pendidikan.5

Peraturan MENDIKNAS di atas, menurut penulis merupakan beberapa hal

yang ideal dalam dunia pendidikan. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah

apakah Ujian Nasional yang di lakukan lebih dari tiga hari, dengan enam mata

pelajaran (Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Kimia, Biologi)

utuk program IPA, adapun dengan program IPS yaitu, (Matematika, Bahasa

Indonesia, Bahasa Inggris, ekonomi, geografi, dan sosiologi) dapat dijadikan

standar mutu pendidikan Indonesia?

Bila penulis lihat secara konseptual akademik, “bahwa evaluasi hasil

belajar peserta didik harus dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses,

kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan”.

Dalam peran pendidikan, bahwa Pendidik memiliki kewajiban utama dalam

memperbaiki mutu pembelajarannya sendiri dengan melakukan sesuatu refleksi

mandiri (internal evaluation) sebagai suatu upaya yang didorong oleh motivasi

diri untuk selalu memperbaiki khasanah mutu pembelajarannya sendiri.

4 Ibid.

5 Benni Setiawan. Agenda Pendidikan Nasional.( Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group.

2008). Cet-1. h. 142

Page 16: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

5

Namun, bila ditinjau dari tujuan Pendidikan Islam, pendidikan diciptakan

untuk keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara menyeluruh,

dengan cara melatih jiwa, akal pikiran, perasaan, dan fisik manusia. Dengan

demikian, pendidikan harus mengupayakan tumbuhnya seluruh potensi manusia,

baik yang bersifat spiritual, intelektual, daya khayal, fisik, ilmu pengetahuan,

maupun bahasa, baik secara perorangan maupun kelompok, dan mendorong

tumbuhnya seluruh aspek tersebut agar mencapai kebaikan dan kesempurnaan.

Tujuan akhir pendidikan terletak pada terlaksananya pengabdian yang penuh

kepada Allah SWT. Baik pada tingkat perseorang, kelompok maupun

kemanusiaan dalam arti yang seluas-luasnya.6

Dengan adanya pelaksanaan Ujian Nasional ini, diharapkan siswa-siswi

memiliki daya penggerak dari dalam untuk melakukan motivasi belajar yang

seimbang antara materi ujian nasional dengan yang tidak di ujikan dalam ujian

nasional agar tujuan pendidikan nasional tercapai dengan sebaik mungkin. Lalu

bagaimana dengan siswa-siswi SMA YASPIH? Apakah dengan adanya

pelaksanaan Ujian Nasional siswa-siswi termotivasi untuk lebih giat belajar?

Dengan melihat permasalahan tersebut penulis tertarik untuk mengadakan

penelitan pada siswa kelas XII yang akan mengikuti Ujian Nasional tahun depan,

dan menerapkan ide dalam skripsi yang berjudul: Pengaruh Ujian Nasional

Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XII di Sekolah SMA YASPIH Rajeg –

Tangerang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas diadakan identifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Lemahnya motivasi belajar disaat awal tahun ketika ada bimbingan belajar

unuk menghadapi persiapan Ujian Nasional.

6 Abuddin Nata,. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kencana, 2010). Cet, ke-1. h. 62..

Page 17: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

6

2. Bagaimana peranan guru SMA YASPIH Rajeg-Tangerang, dalam

menyeimbangkan pelajaran yang tidak di ujikan dalam ujian nasional pada

saat Ujian Nasional akan dilaksanakan.

C. Pembatasan Masalah

Dari sekian masalah yang penulis kemukakan dalam identifikasi masalah

diatas, maka penulis membatasi masalah pada:

1. Sejauh mana tingkat motivasi belajar siswa di saat adanya pelaksanaan

Ujian Nasional.

2. Faktor-faktor apa saja yang membuat peranguh motivasi belajar Siswa di

saat Ujian Nasional dilaksanakan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah,

maka penulis merumuskan masalah yaitu, Adakah pengaruh pelaksanaan ujian

Nasional terhadap motivasi belajar siswa dikelas XII ?

E. Tujuan dan manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dengan melihat pokok permasalahan yang telah dirumuskan maka ada

beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang penelitian yang penulis

lakukan yaitu : untuk mengetahui pengaruh Ujian Nasional terhadap motivasi

belajar Pendidikan Agama Islam.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penulis berharap agar skripsi ini memberikan manfaat khusus dibidang

pendidikan dan menjadi kontribusi bagi para mahasiswa/ mahasiswi terutama

jurusan Pendidikan Agama Islam.

b. Manfaat praksis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi dunia pendidikan di

indonesa dan dapat dijadikan informasi dan pengetahuan kepala sekolah dan guru

Page 18: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

7

di SMA YASPIH Rajeg-Tangerang serta memberikan motivasi belajar Pendidikan

Agama Isalam dalam menghadapi Ujian Nasional.

Page 19: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Sejarah Perkembangan Ujian Nasional

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun2003

yang menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara

nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara

pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Pada tannggal 16 April 2012 diselenggarakannya Ujian Nasional untuk

tingkatan Sekolah Menengah Atas. Pelaksanaan Ujian Nasional SMA ini lebih

terasa heboh dibandingkan pelaksanaan Ujian Nasional untuk tingkatan SMP dan

SD. Dalam beberapa jejaring sosial banyak sekali anak SMA yang membahas

Ujian Nasional, mulai dari deg-degan, contekan, dan sebagainya. Jelas rasanya

adik-adik SMA yang hendak Ujian Nasional merasa sangat deg-degan sama

halnya yang penulis alami 4 tahun lalu.

Perkembangan Ujian Nasional dari zaman ke zaman di Indonesia

mengalami banyak metamorfosa. Telah beberapa kali ganti formatnya, seperti

yang akan dibahas oleh penulis di bawah ini :

Pertama, pada tahun 1945-1971 sistem ujian dinamakan sebagai Ujian

Negara. Hampir berlaku untuk semua mata pelajaran, semua jenjang yang ada di

Indonesia, yang berada pada satu kebijakan pemerintah pusat.

Kedua, pada tahun 1972-1979 Ujian Negara di tiadakan, lalu dirubah

menjadi Ujian Sekolah. Sehingga sekolah lah yang menyelenggarakan ujian

sendiri. Semuanya diserahkan kepada sekolah, sedangkan pemerintah pusat hanya

Page 20: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

8

membuat kebijakan-kebijakan umum terkait dengan ujian yang akan dilaksanakan

oleh pihak sekolah.

Ketiga, pada tahun 1980-2000, untuk mengendalikan, mengevaluasi, dan

mengembangkan mutu pendidikan, Ujian sekolah diganti lagi menjadi Evaluasi

Belajat Tahap Akhir Nasional (EBTANAS). Dalam EBTANAS ini,

dikembangkan perangkat ujian paralale untuk setiap mata pelajaran yang diujikan.

Sedangkan yang menyelenggarakan dan monitoring soal dilaksanakan oleh daerah

masing-masing.

Keempat, kemudian pada tahun 2001-2004 EBTANAS diganti lagi

menjadi Ujian Akhir Nasional (UNAS). Hal yang menonjol dalam peralihan dari

EBTANAS menjadi UNAS adalah dalam penentuan kelulusan siswa, yaitu

ketika masih menganut sistem Ebtanas kelulusan berdasarkan nilai 2 semester

raport terakhir dan nilai EBTANAS murni, sedangkan dalam kelulusan UNAS

ditentukan oleh mata pelajaran secara individual.

Kelima, yaitu pada waktu tahun 2005-2009 Terjadi perubahan sistem yaitu

pada target wajib belajar pendidikan (SD/MI/SD-LB/MTs/SMP/SMP-

LB/SMA/MA/SMK/SMA-LB) sehingga nilai kelulusan ada target minimal.

Keenam, yaitu tahun 2010-Sekarang, UNAS diganti menjadi Ujian

Nasional (UN). Untuk UN tahun 2012, ada ujian susulan bagi siswa yang tidak

lulus UN tahap pertama. Dengan target, siswa yang melaksanakan UN dapat

mencapai nilai standar minimal UN sehingga mendapatkan lulusan UN dengan

baik.

Berikut diatas adalah beberapa perubahan dari masa ke masa jati diri Ujian

Nasional di Indonesia. Dibalik banyaknya perubahan, semua hal tersebut adalah

untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Karena Ujian Nasional

sampai saat ini menjadi faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan dari suatu

jenjang pendidikan, terlepas dari beberapa hal yang menjadi kekurangan dari

sistem Ujian Nasional tersebut.

Selain perubahan istilah, ada pula perubahan mata pelajaran yang di Ujian

Nasionalkan. Misalnya pada kurikulum 1968, 1948, dan 1994. Mata pelajaran

pokok yang diujikan secara Nasional di tingkat SD/ MI, SMP/ MTs, SMA/ SMK/

Page 21: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

9

MA, yaitu: Bahasa Indonesia, PPKN, Bahasa Inggris, IPS, dan matematika.

Dengan nama EBTANAS adalah mengetahui tingkat pencapain hasil belajar siswa

secara nasional, yang diwujudkan dalam bentuk nilai EBTANAS murni (NEM).

EBTANAS di laksanakan menggunakan berbagai paket soal yang berbeda dengan

tingkat kesukarannya. Penyelenggaraan EBTANAS sepenuhnya dilakukan oleh

sekolah. Kelulusan siswa ditentukan dengan cara mengkombinasikan hasil

penilaian yang dilakukan oleh sekolah (ujian sekolah) dan NEM.

Pada dasarnya, perubahan hasil Ujian Nasional akan sangat bermanfaat

sebagai alat pengendalian mutu pendidikan secara nasional. Namun dalam

pelaksanaannya sering bermunculan masalah-masalah, antara lain: sekolah-

sekolah berlomba mencapai NEM atau nilai kelulusan yang tinggi melalui

berbagai upaya yang kurang terpuji.1

Hal ini berdampak pada motivasi yang dikembangkan oleh sekolah adalah

meraih predikat sekolah efektif dengan pencapaian NEM digunakan sebagai

ukuran standar pencapain hasil belajar siswa. Sehingga NEM digunakan

sebagai indikator keberhasilan utama pencapaian mutu pendidikan yang

sekaligus sebagai determinan penting untuk meraih predikat sekolah efektif.

Kesemuanya itu, pada akhirnya akan mengancam realibilitas, validitas, dan

generalitas hasil ujian nasional.2

Sehingga pada tahun 1965-1971 Ujian Negara diubah dengan tujuannya

untuk menentukan kelulusan, sehingga siswa dapat melanjutkan ke sekolah negeri

atau perguruan negeri apabila ia lulus Ujian Negara. Sedangkan yang tidak lulus

ujian neggara tetap memperoleh ijazah dan dapat melanjutkan ke Sekolah/ PT.

Swasta. Bahkan Ujian Negara disiapkan seluruhnya oleh pusat. Hanya ada satu set

naskah ujian untuk seluruh wilayah Indonesia, menggunakan soal bentuk uraian

dan jawaban singkat.

Pemeriksaan hasil ujian dilakukan ditingkat kabupaten/ kota dengan

pemeriksa yang handal dan terpercaya. Kriteria batas kelulusan ditetapkan oleh

pusat dengan ambang nilai 6 untuk setiap mata ujian. Sumber dana kegiatan ujian

Negara pada tahun tersebut ditanggung seluruhnya oleh pemerintah pusat. Dengan

1 Nurudin,dkk,Ujian Nasional di Madrasah Presepsi dan Aspirasi

Masyarakat (Jakarta: Gunung Persada Press, 2007) cet. ke 1, h. 15. 2 Ibid., h. 15

Page 22: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

10

standar kelulusan yang cukup tinggi pada saat itu mengakibatkan presentasi

kelulusan cukup rendah, tetapi mutu kelulusan tinggi.

Kelebihan dari Ujian Negara pada saat itu adalah: (1) dapat mendorong

siswa giat belajar dan guru mengajar dengan baik; (2) nilai ujian setiap siswa/

sekolah/ daerah memiliki makna yang sama dan komparabel. Sedangkan

kekurangan dari ujian nasional antara tahun 1967-1971, (1) biaya distribusi

bahan ujian cukup tinggi; (2) resiko kebocoran soal cukup tinggi; dan (3)

tingkat drop out siswa juga tinggi.3

Oleh karena pada tahun 1972-1979 Ujian Negara (UN) berganti istilah

menjadi ujian sekolah, tujuannya adalah untuk menentukan tamat atau

menyatakan bahwa siswa telah menyelesaikan program pada satuan pendidikan.

Seluruh bahan ujian disiapkan oleh sekolah atau kelompok sekolah. Mutu soal

sangat bervariasi, tergantung mutu sekolah/ kelompok sekolah. Bentuk soal yang

digunakan pun berbeda antar sekolah.

Sehingga penanggung jawab atas penyelenggaraan ujian adalah sekolah/

kelompok sekolah. Pelaksanaan ujian pada masa ini sama dengan pelaksanaan

ujian pada masa sebelumnya yaitu hanya dilakukan satu kali dalam satu tahun

pelajaran yang dilakukan pada akhir tahun pelajaran. Pemerintah pusat

menerbitkan pedoman penilaian yang bersifat umum. Pemeriksaan hasil Ujian

dilakukan di tingkat sekolah.

Adapun kriteria tamat ditentukan oleh masing-masing sekolah dengan

tidak mengenal istilah Lulus/ Tidak Lulus, akan tetapi menggunakan istilah

TAMAT. Biaya ujian sepenuhnya ditanggung jawab oleh siswa. Presentasi siswa

cukup tinggi bahkan dapat dikatakan semua siswa lulus, namun mutu lulusan

tidak data diperbandingkan.

Kelebihan ujian sekolah menurut Nuruddin, dkk. adalah: (1) dapat

menurunkan tingkat drop out siswa; (2) tidak ada tekanan (pressure) bagi

sekolah dalam hal kelulusan; (3) dan sekolah memiliki otoritas yang tinggi

dalam penentuan kelulusan. Sedangkan kekurangan ujian sekolah ini adalah.

(1) nilai hasil ujian antar sekolah tidak dapat dibandingkan; (2) hasil ujian

sekolah tidak dapat dilakukan pemetaan sekolah ada tingkat daerah dan

nasional; dan (3) hasil ujian tidak dapat dijadikan sebagai alat seleksi.4

3. Ibid., h. 16

4 Ibid., h. 17.

Page 23: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

11

B. Aspek-Aspek Pelaksanaan Ujian Nasional

1. Kebijakan-Kebijakan Pemerintah Terhadap Ujian Nasional

Dalam konteks penyelenggaraan sistem Pendidikan Nasional,penulis

mengungkapkan bahwa pelaksanaan Ujian Nasional terkandung pula kepentingan

yang terkait dengan pengukuran.

Pengukuran merupakan salah satu teknik yang paling banyak digunakan

dalam penilaian terhadap pencapaian kompetensi lulusan satuan pendidikan,

keberhasilan sekolah dalam mengantarkan peserta didik mencapai tujuan

kurikulum dan tujuan pendidikan Nasional, dan untuk dijadikan dasar dalam

membuat pemetaan mutu sekolah. Meskipun bahwa indikator mutu pendidikan

itu cukup banyak, namun pada umumnya diakui bahwa keberhasilan peserta

didik dalam ujian (pengukuran hasil belajar) dianggap sebagai indikator

utama.5

Terkait dengan mutu pendidikkan ini, kita semua menginginkan adanya

peningkatan mutu pendidikan, dan Ujian Nasional dipandang sebagai salah satu

upaya dalam meningkatkan mutu pendidikan secara nasional

Di dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional telah ditetapkan

standar pendidikan yang bersifat nasional seperti diatur dalam Peraturan

Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Lingkungan SNP meliputi: (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar

kompetensi kelulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5)

standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar

pembiyayaan; dan (8) standar penilaian pendidikan. Dengan penetapan SNP ini

diharapkan pendidikan nasional dapat meningkatkan mutunya.6

Dalam sebuah penetapan standar nasional pendidikan sebagaimana telah di

kemukakan di atas merupakan langkah awal untuk berupaya mendongkrak mutu

pendidikan. Pengukuran terhadap ketercapaian standar nasional terutama pada

standar kompetensi kelulusan merupakan salah satu upaya mencapai standar itu.

Pengukuran terhadap standar kelulusan ini secara nasional dilakukan melalui ujian

nasional.

Adapun dalam pengukuran terhadap kompetensi lulusan ini secara

nasional dilakukan melalui Ujian Nasional, yaitu yang pelaksanaannya berpijak

pada PP Nomor 19 tahun 2005 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

5 Ibid., h. 139.

6 Ibid., h. 141

Page 24: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

12

Nomor 20 tahun 2005. Meskipun demikian, masih disadari bahwa dalam

pelaksanaan ketentuan-ketentuan sebagaimana tertuang dalam peraturan-peraturan

tersebut disadari masih dihadapi berbagai kendala dan masalah. Sesuai dengan

peraturan menteri tersebut, Ujian Nasional (UN) dilaksanakan untuk menilai

pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran yang

ditentukan dari kelompok mata pelajaran Ilmu pengetahuan dan Teknologi, dalam

rangka pencapaian standar nasional pendidikan.7

2. Hubungan Ujian Nasional Dengan kurikulum Serta pembelajaran

Pendidikan Agama Islam

Dari hasil penelitian dan berbagai kajian telah dilakukan, baik oleh instansi

pemerintah maupun oleh lembaga-lembaga independen, yang terkait dengan

persepsi dan respon masyarakat tentang ujian yang diselenggarakan secara

nasional (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS)- sebelum tahun

2003, UAN- tahun 2003, 2004, dan 2005 serta UN- tahun 2006). Khususnya yang

berkenaan dengan kurikulum dan pembelajaran disekolah dapat dipaparkan

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Evaluasi Dampak Ebtanas terhadap Kegiatan Belajar Mengajar

Penelitian ini dilaksanakan di 5 provinsi dengan responden kepala

sekolah, guru, siswa, dan orang tua siswa. Penelitian tersebut

menyimpulkan bebrapa hal sebagai berikut:

1) Pembelajaran rutin yang dilaksanakan disekolah tidak menjamin

para siswa berhasil dalam Ebtanas.

2) Materi, waktu, dan strategi belajar yang diberikan disekolah tidak

memadai untuk menghadapi Ebtanas.

3) Ada beberapa materi yang di Ebtanas-kan tidak sesuai dengan materi

yang diajarkan di sekolah.

4) Guru dipandang sebagai salah satu faktor yang turut mempersiapkan

siswa menghadapi Ebtanas, khususnya guru-guru di daerah.

5) Pembelajaran yang lebih banyak terfokus pada latihan soal-soal yang

ditujukan untuk mempersiapkan siswa menghadapi Ebtanas

disekolah mengakibatkan penguasaan konsep/ teori tentang materi

dari suatu mata pelajaran agak terabaikan.

7 Ibid., h. 141.

Page 25: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

13

6) Waktu/ jam belajar tambahan yang dipersipakan sekolah untuk siswa

dalam menghadapi berkisar antara 4-6 jam per minggu dan lebih dari

6 jam perminggu.

7) Tujuan bahwa Ebtanas dijadikan salah satu faktor pemicu motivasi

belajar bagi siswa yang telah terpenuhi, namun tidak untuk masalah

kecemasan siswa.

8) Sumber belajar.

9) Selain usaha siswa sendiri, keberhasilan siswa dalam Ebtanas lebih

banyak dipengaruhi oleh tambahan jam belajar disekolah.

10) Ebtanas diperlukan untuk untuk mengukur keberhasilan siswa

belajar dan keberhasilan guru mengajar.

11) Diperlukannya alat penilaian yang memiliki standar nasional untuk

melihat mutu pendidikan di Indonesia. Ebtanas salah satunya, tetapi

perlu disempurnakan dan Nilai Evaluasi Murni (NEM) bukanlah

satun-satunya indikator untuk mengukur mutu sekolah/ pendidikan.

12) Pembelajaran di sekolah tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan

nilai NEM, tetapi yang lebih penting meningkatkan penguasaan

konsep.materi pembelajaran.

13) Nilai Evaluasi Murni (NEM) tidak dijadikan satu-satunya patokan

kelanjutan studi.

14) Nilai Evaluasi Murni (NEM) dapat dijadikan ukuran keberhasilan

pengelolaan pendidikan di sekolah, sehingga dapat memotivasi

pengelolan sekolah bekerja lebih baik.

15) Materi yang di Ebtanas-kan harus sesuai dengan kurikulum yang

diberlakukan.

16) Mutu tes Ebtanas harus terjamin dan andal sehingga berdampak pada

kinerja guru dalam pembelajaran dikelas, memotivasi belajar siswa,

dan mendorong pengelola sekolah untuk mengelola sekolah menjadi

lebih baik.8

b. Studi Respon Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Ujian Akhir

Nasional Tahun ajaran 2003/ 2004.

1) Ujian Akhir Nasional diperlukan sebagai: (1) alat pengendali mutu

pendidikan secara nasional, (2) alat pemicu bagi sekolah dan siswa

untuk meningkatkan mutu pendidikan, (3) memberi dorongan agar

siswa belajar lebih keras.

2) Ada indikasi bahwa Ujian Akhir Nasional yang dijadikan indikator

mutu pendidikan hanya terkait dengan aspek kognitif semata dan

mengabaikan aspek afektif dan psikomotorik. Hal ini memicu

kontroversi bahwa hanya siswa-siswa yang memiliki kemampuan

kognitif yang memadai saja yang dapat lulus, sedangkan siswa yang

8 Kumaidi. Evaluasi Dampak Ebtanas Terhadap Kegiatan Belajar

Mengajar. (Jakarta: Balitbang Depdikbud, 2005). h. 223

Page 26: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

14

memiliki kemampuan afeksi dan psikomotor yang memadai tidak

diperhatikan bila tidak lulus UAN.9

c. Pendapat beberapa kalangan, yaitu: Koalisi Pendidikan yang terdiri

dari Lembaga Advokasi Pendidikan (LAP), National Education

Watch (NEW), Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI),

The Center for the Betterment Indonesia (CBI), Kelompok Kajian

Studi Kultural (KKSK), Federasi Guru Independen Indonesia (FGII),

Forum Aksi Guru Bandung (FAGI-Bandung), For-Kom Guru Kota

Tangerang (FKGKT), Lembaga Bantuan Hukum (LBH-Jakarta),

Jakarta Teachers and Education Club (ITEC), dan Indonesia

Corruption Watch (ICW), antara lain dipaparkan sebagai berikut:

1) UAN hanya mengukur satu aspek kompetensi kelulusan yakni aspek

kognitif. Padahal menurut penjelasan pasal 35 ayat 1 UU Sisdiknas,

Kompetensi lulusan seharusnya mencakup tiga aspek yaitu aspek

sikap (apektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan

(psikomotorik). Dalam kaitannya dengan mutu pendidikan, UAN

hanya melakukan evaluasi terhadap peserta didik. Padahal, menurut

pasal 57 UU Sisdiknas, mutu pendidikan seharusnya didasarkan pada

evaluasi yang mencakup peserta didik, lembaga dan program

pendidikan.

2) UAN mengabaikan muatan kurikulum yang menganut prinsip

kemajukan potensi daerah dan peserta didik. Sebab menurut pasal 36

ayat 2 UU Sisdiknas, kurikulum harus dikembangkan dengan

menggunakan prinsip kemajemukan (diversifikasi) potensi daerah

dan potensi peserta didik. UAN juga telah merampas pendidikan

guru dan sekolah untuk melakukan evaluasi hasil belajar dan

menentukan kelulusan peserta didik. Menurut pasal 58 ayat 1 dan

pasal 61 ayat 2 UU Sisdiknas, evaluasi hasil belajar dan penentuan

kelulusan peserta didik dilakukan oleh pendidik/ guru dan satuan

pendidikan.sekolah.10

d. Studi Dampak Ujian Akhir Nasional

Studi ini dilakukan di 6 provinsi. Hasil studi memperlihatkan

beberapa hal sebagai berikut:

1) Siswa menjadi lebih semangat belajar, rajin mencari sumber bacaan,

dan rajin masuk sekolah.

9 Ibid., h. 144.

10 Nurudin,dkk. op.cit., h. 144-145.

Page 27: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

15

2) Guru lebih giat mengajar, meningkatkan motivasi berprestasi dan

disiplin siswa.

3) Orang tua lebih memperhatikan proses pembelajaran anak dan

memberiikan dorongan untuk belajar.11

e. Studi Puslit Kebijakan Balitbang Depdiknas.

Pelaksanaan Ujian Akhir Nasional memiliki dampak positif:

meningkatkan motivasi belajar siswa, mendorong guru untuk mengajar

sebaik mungkin, mendorong sekolah untuk terus menerus melakukan

perbaikan-perbaikan terhadap PBM dan kinerja, meningkatkan

pemahaman dan kesadaran orang tua dan masyarakat tentang fungsi ujian

dan perlunya keseriusan belajar bagi siswa dalam persiapan menghadapi

ujian.

f. Kajian komprenshif tentang bentuk, fungsi, dan makna

Kajian yang di ikuti oleh lebih dari 30 orang yang terdiri atas berbagai

pakar dan praktisi dari berbagai unsur terkait dan mempunyai beberapa

hal yang di perhatikan sebagai berikut :

1) Ujian Nasional tetap diperlakukan sebagai upaya memperbaiki mutu

pembelajaran.

2) Ujian Nasional tetap diperlukan dalam kerangka pengendalian mutu

pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas publik.

Dalam penelitian pelaksanaan ujian nasional di sekolah ini terlihat

bahwa: Apakah ujian nasional mengabaikan muatan kurikulum prinsip

kemajemukkan potensi daerah dan potensi siswa. Dan Apakah

pembelajaran rutin disekolah akan menjamin keberhasilan siswa dalam

menghadapi Ujian Nasional. Sedangkan dalam hal mata pelajaran yang

di ujikan dalam ujian nasional, apakah sebaiknya ditambahkan pelajaran

Agama.12

11

Ibid., h. 15 12

Ibid. h. 150.

Page 28: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

16

3. Materi dan Bentuk Ujian Nasional

Persepsi kepala sekolah dan guru terhadap materi dan metode

pembelajaran di sekolah memadai untuk menghadapi Ujian Nasional. Dari

beberapa hasil kajian yang terkait dengan materi ujian nasional, antara lain: (1)

Pemilihan mata pelajaran yang diujikan secara nasional sebaiknya dapat

mendorong peserta didik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan

kompetitif, (2) Materi ujian nasional sebaiknya dikembangkan oleh lembaga

mandiri diluar Depdiknas dan dikerjakan oleh orang-orang yang memahami

kondisi lapangan/ sekolah dan perlu dihindari “pengkultusan” terhadap mata

pelajaran tertentu yang dijadikan mata ujian Nasional, (3) materi Ujian Nsional

tidak hanya mengukur satu aspek kompetensi kelulusan, yakni asek kognitif, dan

tidak mengabaikan muatan kurikulum yang menganut prinsip kemajemukan

potensi daerah dan peserta didik.13

4. Dampak Ujian Nasional Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan di

Sekolah

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mulai digalakkan

pemerintah untuk mengganti kurikulum 1994 ternyata bertolak belakang dengan

Ujian Nasional yang justru sedang dipertahankan oleh pemerintah. Dalam konteks

pembelajaran, KBK mengukur kelulusan tak hanya berdasarkan pengetahuan

siswa, tetapi juga pada perubahan perilaku, termasuk keseluruhan proses untuk

menggiring siswa mengaplikasikan pengetahuannya.

Sebaliknya, Ujian Nasional (UN) lebih mengukur kemampuan siswa

berdasarkan nilai yang dicapai pada saat pelaksanaan ujian, tanpa melihat

rangkaian proses pembelajaran sebelumnya. “Sebagai bagian dari pemetaan mutu

pendidikan nasional, Ujian Nasional (UN) sebetulnya lebih merupakan external

evaluation.14

13

Ibid., h. 151. 14

Ibid., h. 170

Page 29: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

17

Oleh karena itu, Ujian Nasional (UN) sebaiknya tidak digunakan kalau

hanya untuk mengukur kemampuan individual siswa siswi, termasuk

kelulusannya. Kelulusan siswa-siswi itu lebih pantas di ukur dengan ujian yang di

adakan oleh guru dengan mengacu pada prinsip-prinsip kurikulum berbasis

kompetensi (KBK). Kompetensi siswa yang sebenarnya itu akan tampak jika

dilakukannya sebuah penilaian yang mengacu pada sebuah kurikulum yang ada

seperti KBK.

5. Standar Kelulusan Ujian Nasional

Secara Yuridis Standar Kelulusan Ujian Nasional dapat dilihat pada PP No.

19/2005 dan permendiknas No. 20/2005 yang isinya menyatakan hal-hal sebagai

berikut:

a. Hasil Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk : (a)

pemetaan mutu program dan/ atau satuan pendidikan; (b) dasar seleksi masuk

jenjang pendidikan berikutnya; (c) penentuan kelulusan peserta didik dari

program dan/ atau satuan pendidikan; (d) pembinaan dan pemberian bantuan

kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu

pendidikan (PP No. 19/2005 Pasal 68).

b. Hasil Ujian Nasional di gunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk : (a)

penentuan kelulusan peserta didik dari suatu satuan pendidikan; (b) seleksi

masuk jenjang pendidikan berikutnya; (c) pemetaan mutu satuan dan/ atau

program pendidikan; (d) Akreditasi satuan Pendidikan; (e) pembinaan dan

pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu

pendidikan (Permendiknas No. 20/2005 Pasal 4).

c. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar

dan menengah setelah: (a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran; (b)

memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata

pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata

pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran

Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; dan (c) lulus Ujian Nasional. Kelulusan

peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan oleh satuan pendidikan yang

Page 30: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

18

bersangkutan sesuai dengan kriteria yang dikembangkan oleh BNSP dan di

tetapkan dengan peraturan menteri (PP No. 19/ 2005 Pasal 72).

d. (1) Peserta didik dinyatakan lulus ujian nasional apabila memiliki nilai lebih

besar dari 4,25 untuk setiap mata pelajaran yang di ujikan dengan nilai rata-

rata nilai ujian Nasional lebih besar dari 4,50; (2) Pemerintah daerah dan/ atau

satuan pendidikan dapat menetapkan batas kelulusan di atas nilai

sebagaimana dimaksud pada ayat (1); (3) peserta didik yang dinyatakan lulus

Ujian Nasional dan ujian sekolah berhak memperoleh ijazah; (4) ijazah

diterbitkan oleh sekolah/ madrasah penyelenggara dengan menggunakan

blangko ijazah yang disediakan oleh Departemen; (5) peserta Ujian Nasional

diberi surat keterangan Hasil Ujian Nasional yang diterbitkan oleh sekolah/

Madrasah penyelenggara; (6) penerbit surat Keterangan Hasil Ujian Nasional

sebagaiman dimaksud pada ayat (5) di atur dalam Prosedur Operasi Standar.

(Permendiknas No. 20/2005 Pasal 18).15

C. Pengaruh Pelaksanaan Ujian Nasional Terhadap Motivasi Belajar

Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pengaruh Pelaksanaan Ujian Nasional

Dalam segala perbuatan tentu akan ada pengaruh/ dampak yang

ditimbulkan. Oleh karena itu, pengaruh diartikan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut

membentuk watak.16

Adapun definisi pelaksanaan menurut kamus besar bahasa indonesia

adalah proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan, dsb).17

Dari berbagai pengertian tentang pengaruh pelaksanaan di atas, penulis

dapat memahami bahwa di setiap pelaksanaan harus di landaskan dengan niat

yang tinggi demi tercapainya sebuah tujuan tertentu dan setelah itu maka

muncullah dampak pengaruhnya yaitu tergantung pada niat pelaksanaannya

15

Ibid., h. 162 16

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h. 664. 17

Ibid., h. 488.

Page 31: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

19

tersebut. Misalnya seorang muslim yang hendak melaksanakan ibadah sholat,

maka dari situ ia harus benar-niat niat demi tercapainya suatu tujuan, dan dari

niatnya itulah akan muncul dampak pengaruhnya setelah ia melaksanakan ibadah

sholat.

Sedangkan ujian dapat dikatakan “kegiatan yang dilakukan untuk

mengukur pencapain kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar

dan atau penyelesain dari suatu satuan pendidikan.18

Selain itu ujian diartikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Ujian

adalah hasil menguji; hasil memeriksa; sesuatu yang dipakai untuk menguji mutu

sesuatu (kepandaian, kemampuan, hasil belajar, dan sebagainya)”.19

Dari beberapa pengertian ujian tersebut, penulis dapat menarik sebuah

pendapat bahwa Ujian Nasional (UN) adalah salah satu bentuk evaluasi

pendidikan dan penilaian hasil belajar siswa pada jenjang pendidikan tertentu

untuk menilai hasil belajar secara nasional dengan menetapan mata pelajaran yang

diujikan pada Ujian Nasional dan siswa harus mampu mencapai standar kelulusan

yang telah ditetapkan pemerintah.

Namun pada kelanjutannya, pengertian Ujian Nasional mengalami

perubahan orentasi sehingga dijadikan sebagai salah satu, bahkan satu-satunya

penentu keberhasilan atau kelulusan anak didik. Dengan memasang satu angka

khusus sebagai batas minimal kelulusan.

Memang kita menyadari bahwa setiap sekolah telah memperoleh acuan

kompetensi dasar yang harus diberikan kepada anak didik ketika

menyelenggarakan proses pembelajaran. Tetapi perlu disadari bahwa lingkungan

juga mempunyai kontribusi yang sangat besar di dalam menentukan keberhasilan

belajar anak.

18

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Standar

Nasional Pendidikan, h. 64. 19

Departemen Pendidikan Nasional, op..cit, h.1237.

Page 32: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

20

2. Pengertian Motivasi

Belajar dan motivasi selalu mendapat perhatian khusus bagi mereka yang

belajar dan mengajar. Di dalam sehari-hari dijumpai orang dengan penuh antusias

dan ketekunan dalam melaksanakan berbagai kegiatan belajar, sedangdi pihak lain

ada yang tidak bergairah dan bermalas-malas. Kenyataan tersebut tentu

mempunyai sebab-sebab yang perlu diketahui lebih lanjut untuk kepentigan

motivasi belajar.

Di dalam segala perbuatan, tentu kita ada motivasi atau butuh motivasi,

kenapa kita melakukan itu. Biasa motivasi itulah yang membuat kita mampu

menghadapi resiko dari segala perbuatan tersebut. Melihat hal tersebut kita perlu

memahami arti motivasi itu sendiri.

Menurut penulis pribadi, motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan

seseorang baik secara fisik atau mental untuk melakukan belajar. Sesuai dengan

asal katanya yaitu MOTIF yang berarti sesuatu yang memberikan dorongan atau

tenaga untuk melakukan sesuatu.

Motivasi adalah Karakteristik psikologi manusia yang memberi kontribusi

pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk fakor-faktor yang

menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam

arah tekad tertentu.

Motivasi menurut Ngalim Purwanto, bahwa motivasi adalah segala

sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah

perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau

menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku.20

Artinya dalam pandangan Ngalim Purwanto, penulis dapat memahami

bahwa segala motivasi itu timbul dari sebuah perasaan dan pikiranlah yang

mempunyai kekuasaan atas perbuatan yang di ambil. Misalnya pada tubuh

jasmaniah dan rohaniah seorang siswa yang butuh makan dan kemaunnya pada

makan.

20

Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran. (Jakarta: Gunung

Persada Press: Jakarta. 2011) Cet. Ke-1 h. 244.

Page 33: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

21

Adapun Mc. Donalds memandang motivasi adalah suatu perubahan

energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan adanya “feeling” dan di

dahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Untuk Pengertian yang

dikemukakan oleh Mc.Donald ini mengandung tiga element/ ciri pokok dalam

motivasi itu, yakni motivasi itu mengawalinya terjadinya perubahan energy,

ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang karena adanya tujuan.21

Dari paparan di atas, penulis dapat memahami bahwa motivasi merupakan

sebuah daya penggerak secara pisik yang ada pada diri manusia atau seorang

murid agar dapat melakukan berbagai kegiatan, pengalman dan lainnya. Motivasi

dalam belajar itu mendorong dan menumbuhkan minat belajar untuk mencapai

suatu tujuan. Dari sini peserta didik akan bersungguh-sunguh belajar karena

termotivasi mencari sebuah prestasi, dapat memecahkan maslah, dan sebagainya.

Oleh karena itu motivasi harus selalu melekat pada diri murid, karena jika tidak

ada motivasi maka proses pembelajaran pun akan terbengkalai atau tidak akan

mencapai sesuai akademis pada sekolah bahkan di perguruan tinggi. Ibaratnya

sebuah mobil bisa berjalan karena membutuhkan bahan bakar dan sebagainya.

Dalam pandangan tentang motivasi menurut Mukiyat, yang telah penulis

pahami bahwasannya, motivasi yang pertama adalah Setiap perasaan yang sangat

mempengaruhi keinginan (needs) seseorang sehingga orang itu di dorong untuk

bertindak, dan motivasi ini tergolong pada sebuah motivasi eknstrinsik, misalnya

siswa belajar karena ingin naik kelas. Kedua motivasi adalah Pengaruh kekuatan

yang menimbulkan perilaku, dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk

melakukan eksplorasi, dan untuk menaruh minat. Ketiga yaitu suatu proses dalam

diri seseorang yang menentukan gerakan atau tingkah laku kepada tujuan-tujuan

tertentu. Motivasi ini ada pada jasmaniah dan rohaniah seorang murid.

Oleh karena itu, dari pendapat para pakar pendidikan di atas, jelaslah yang

di hadapi guru adalah mempelajari bagaimana melaksanakan motivasi secara

efektif. Guru harus senantiasa mengingat bahwa setiap motif yang baru, harus

tumbuh dari keadaan anak sendiri, yaitu dari motif-motif yang telah di miliki,

dorongan-dorongan dasarnya, sikap-sikapnya, minatya, penghargaanya, cita-

citanya, tingkah lakunya, hasil belajar dan sebagainya.

21

Ibid. h. 216

Page 34: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

22

Motivasi sebagai proses, mengantarkan murid kepada pengalaman-

pengalaman yang memungkinkan mereka dapat belajar. Sebagai proses, motivasi

mempunyai fungsi antara lain:

1) Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat dan siaga.

2) Memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan

dengan pencapaian belajar.

3) Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil jangka

panjang.22

Oleh karena itu, di sini menurut penulis dari pendapat mereka dapat di

pahami bahwa, motivasi tumbuh didorong oleh kebutuhan (need) seseorang.

seperti kebutuhan menjadi orang kaya maka seorang berusaha mencari

penghasilan sebanyak-banyaknya dengan jalan berdagang, berbisnis, dan

berkembang dalam diri seorang berusaha menekan pengeluaran biaya pribadi,

rumah tangga dan memperbanyak pemasukan keuangan dan menabung di bank,

aktifitas mendapat uang dalam kegiatan hidup sehari-hari menjadi prioritas.

.

3. Jenis Motivasi

Jenis motivasi dalam belajar dibedakan dalam dua jenis, masing-masing

adalah;

a) Motivasi Ekstrinsik,

Di dalam metode Motivasi Ekstrinsik penulis dapat memahami bahwa

metode ini merupakan sebuah aktifitas belajar yang muncul atau tumbuh dari

dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan

kegiatan belajarnya sendiri. Karena jika kita melihat pada bentuk motivasi belajar

ekstrinsik itu adalah pertama, belajar memenuhi kewajiban. Kedua, belajar semata

hanya menghindari dari sebuah hukuman. Ketiga, belajar hanya menginginkan

sebuah pemberian hadiah, pujian, tuntutan jabatan demi memenuhi syarat menjadi

pangkat yang lebih tinggi. dan Keempat, belajar hanya karena kegengsian pada

diri.

22

Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus “Pengajaran Agama Islam”.

(Jakara: Bumi Aksara. 2008) Edisi 2. Cet. Ke-4 h. 141.

Page 35: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

23

b) Motivasi Intrinsik.

Adapun dengan metode motivasi Intrinsik adalah merupakan kegiatan

belajar di mulai dan di teruskan, berdasarkan penghayatan sesuatu kebutuhan dan

dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

Misalnya belajar karena ingin memecahkan suatu permasalahan, ingin tahu

mekanisme sesuatu berdasarkan hukum dan rumus-rumus, ingin menjadi dokter

yang handal. Keinginan ini menurut penulis adanya perwujudan dalam upaya

kesungguhan seseorang untuk mendapatkannya dengan usaha kegiatan belajar,

melengkapi literatur, melengkapi catatan, melengkapi informasi, pembagian

waktu belajar, dan keseriusannya dalam belajar.

Kegiatan belajar ini memang diminati dan dibarengi dengan perasaan

senang, dorongan tersebut terus mengalir dari dalam diri seorang akan kebutuhan

belajar, ia percaya tanpa belajar yang keras hasilnya tidak maksimal.23

Menurut penulis inti dari sebuah motivasi intrinsik itu adalah suatu

motivasi atau needs dalam diri untuk mencapai sebuah tujuan yang dapai dicapai

atau diraih itu satu-satu jalannya adalah belajar, dorongan atau needs belajar itu

muncul atau juga tumbuh pada diri subyek belajar.

4. Fungsi Motivasi

Mempunyai Motivasi dalam diri sangatlah berperan dalam belajar. Dengan

motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar, dan dengan motivasi itu

pulalah kwalitas hasil belajar siswa juga kemungkinannya dapat diwujudkan.

Siswa ataupun bagi para pembelajar yang dalam proses belajar mempunyai

motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil belajarnya.

Adapun kepastian dalam motivasi belajar, menurut M. Alisuf Sabri,

mengatakan perlu adanya 3 fungsi motivasi adalah sebagai berikut:

1. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan

2. Penentu arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak ingin dicapai

3. Penseleksi perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai motivasi

4. Senantiasa selektif dan tetap terarah kepada tujuan yang ingin dicapai.24

23

Ibid., h. 235. 24

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007),

c. Ke 3, h. 86

Page 36: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

24

Dapat di pahami dari fungsi motivasi belajar di atas, yang telah di

paparkan oleh M. Alisuf Sabri adalah bahwasannya motivasi juga merupakan

penentu hasil perbuatan, bukan hanya sebuah penentu terjadinya perbuatan. Di

dalam Agama Islam arti motivasi juga bisa di artikan dengan “niat”, seperti yang

di kemukakan oleh baginda Rasullah SAW. dalam sebuah hadis,

.مرإ ما نوىاوإنمانكم ,إنمااالعمال باننيات

Dari amirul mu‟minin abu hafsh umar bin khottob ibn nufail ibn abdul

uzza ibn riyah ibn abdullah ibn qurth ibn razah ibn „ady ibn luuay ibn

ghalib al-quraisy al-adawi ra. Dia berkata: saya mendengar rasulullah

SAW bersabda. “sesungguhnya amal itu tergantung dari niatnya, dan

setiap orang akan mendapatkan sesuatu (balasan perbuatan) sesuai

dengan niatnya......” (HR: Muttapaqun „alaihi : Imam Bukhori dan Imam

Muslim)

Dengan demikian guru dapat memotivasi siswanya dengan cara

membangkitkan minat belajarnya dengan cara memberiikan dan menimbulkan

harapan. Harapan akan tercapainya suatu hasrat atau tujuan dapat menjadi

motivasi yang ditimbulkan guru ke dalam diri siswa. Salah satu pemberian

harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa bahkan yang dianggap lemah

sekalipun dalam menerima dan memahami isi pelajaran yakni melalui

pemanfaatan media pembelajaran yang tepat guna.25

5. Cara-cara Mengembangkan Motivasi

Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk menggerakkan atau

membangkitkan motivasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut:

a. Memberi angka, umumnya siswa ingin mengetahui hasil pekerjaannya, yakni

berupa angka yang diberikan oleh guru. Siswa yang mendapatkan angka yang

baik maka akan mendorong motivasi belajarnya menjadi lebih besar, dan

mendapatkan hasil yang kecil akan menjadi pendorong agar belajar lebih

baik.

b. Pujian, pemberian pujian kepada siswa atas hal-hal yang telah dilakukan

dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian

memberiikan rasa puas dan senang.

c. Hadiah, pemberian hadiah pada akhir tahun kepada para siswa yang

mendapat atau menunjukkan hasil belajar yang baik.

d. Kerja Kelompok, dimana dalam melakukan kerja sama dalam belajar setiap

anggota kelompok, kadang-kadang perasaan untuk mempertahankan nama

baik kelompok menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar.

25

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Ciputat: Gaung Persada, 2008), h

47

Page 37: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

25

e. Penilaian, penilaian secara continue akan mendorong siswa untuk belajar,

oleh karena setiap siswa memiliki kecenderungan untuk memperoleh hasil

yang baik.

f. Film Pendidikan, setiap siswa merasa senang menonton film, gambaran dan

isi cerita film lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar. Para

siswa mendapat pengalaman baru yang merupakan suatu unit cerita yang

bermakna.26

Dari paparan Oemar Hamalik tentang cara mengembangkan motivasi

belajar siswa, penulis dapat memahami bahwa dari beberapa point di atas seorang

murid yang tadinya mempunyai rasa takut, pendiam, pemalas, dan sulit

berkomunikasi dengan adanya pemberian angka, pujian, hadiah dan kerja

kelompok itu akan membangkitkan minat belajar siswa, mudah berkomunikasi

antar sesama temannya, dan dengan adanya sebuah film pendidikan murid akan

lebih terdorong lagi dengan melihat peran dan inti pelajaran yang ditayangkan.

Tidak lepas dari itu juga seorang murid harus adanya minat dalam belajar yang

dilandasi dengan niat, agar semua tujuan akan tercapai.

Begitu juga pihak sekolah harus memberikan sarana dan prasarana

pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena jika hanya

seorang guru yang melaksanakannnya di khawatirkan adanya penurunan minat

sang motivator untuk membangkitkan motivasi siswa, oleh karena itu pihak

sekolah dan guru harus saling kerja sama demi tercapainya sebuah motivasi

belajar.

26

Oemar Hamalik, Proses Belajar……, h. 166

Page 38: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

26

6. Pengertian Belajar

Adapun pengertian belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan

unsur yang sangat pundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang

pendidikan.27

Belajar diartikan oleh Skinner, seorang psikolog berpendapat bahwa

seperti yang dikutip Barlow, dalam bukunya Educational Psychology; The

teaching-learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah proses adaptasi atau

penyesuain tingkah laku yang berlangsung secara progessif.28

Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”29

Menurut

Drs. Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.30

Dari pandangan tentang belajar menurut Drs. Slameto, penulis dapat

memahami bahwa pertama, perubahan itu terjadi secara sadar, artinya jika ia

menyadari perubahan dalam belajarnya, misalnya ia menyadari suatu pengetahuan

itu pasti akan bertambah. Kedua, perubahan yang bersifat secara terus menerus

dan fungsional, misalnya seorang murid sedang belajar menulis, maka ia akan

mengalami perubahan terus menerus. Ketiga, perubahan juga harus memiliki daya

positif tinggi dan aktif dan menyadari bahwa perubahan itu bukan bersifat

sementara. Keempat, dalam menacapai suatu perubahan belajar itu pasti ada

sebuah tujuan dan aspek tingkah laku perubahan. Contohnya anak kecil yang

berumur 6 tahun ingin belajar mengendarai sepeda, maka dari sini akan tampak

suatu perubahan jika ia bisa menaikinya dan mengenadarainya.

Menurut Suyono dan Hariyanto mengungkapkan bahwasannya belajar

adalah suatu upaya pembelajar untuk mengembangkan seluruh kepribadiannya,

baik pisik maupun psikis. Belajar juga dimaksudkan untuk mengembangkan

27

Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2010): Cet Ke-15 hal, 87 28

Ibid., h.88 29

Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Grup, 2007), h. 13. 30

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta :

Renika Cipta, 2010) Cet Ke-5. h. 2

Page 39: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

27

seluruh aspek intelegensi sehingga anak didik akan menjadi manusia yang utuh,

cerdas secara intelegensi, cerdas secara emosi, cerdas psikomotornya, dan

memiliki keterampilan hidup yang bermakna bagi dirinya.31

Dari beberapa definisi di atas yang berkeaitan dengan belajar, penulis

mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku,

sikap, dan mengokohkan kepribadian.

Allah SWT. telah menurunkan Firmannya yang berkaitan dengan belajar,

yang berbunyi :

“1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.,

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

31

Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : PT.

Remaja Rosdakarya, 2011) Cet. Ke-1. h. 169

Page 40: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

28

7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar

siswa di sekolah. Secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian yaitu faktor

internal dan faktor eksternal siswa yaitu:

a. Faktor Internal siswa terdiri dari:

1) Faktor kondisi fisikologis terdiri dari kondisi kesehatan dan kondisi

panca indera terutama penglihatan dan pendengaran.

2) Faktor kondisi psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar

siswa adalah faktor: minat, bakat, intelegensi, motivasi, kemampuan

persepsi, ingatan, berfikir dan pengetahuan dasar yang dimiliki siswa.32

b. Faktor Eksternal siswa

1) Faktor lingkungan non sosial/ alami ialah seperti keadaan suhu,

kelembaban udara, tempat letak gedung sekolah

2) Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan representasinya

termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa

3) Faktor instrumental terdiri dari gedung, fisik kelas, sarana, alat pengajaran,

media pengajaran, guru dan kurikulum, materi pelajaran serta strategi

belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil

belajar siswa.33

8. Tujuan Belajar

Menurut Winarno Surachmad, tujuan belajar di sekolah itu ditujukan

untuk mencapai:

a. Pengumpulan pengetahuan

b. Penanaman konsep dan kecekatan.keterampilan

c. Pembentukan sikap dan perbuatan

Tujuan belajar tersebut dalam dunia pendidikan kita sering kenal dengan

tujuan pendidikan menurut Taksonomi Bloom yaitu tujuan belajar siswa diarahkan

untuk mencapai tiga ranah yaitu kognitif, afektif, psikomotorik.

Dalam tujuan belajar kognitif untuk memperoleh pengetahuan fakta/

ingatan, pemahaman, aplikasi dan kemampuan berfikir analisis, sintesis dan

evaluasi. Tujuan belajar afektif untuk memperoleh sikap, apresiasi, karakteristik

dan tujuan psikomotorik untuk memperoleh keterampilan fisik yang berkaitan

32

Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. (Jakarta:

Rineka Cipta, 2010) Cet. Ke-5, h. 54 33

Ibid., h. 60

Page 41: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

29

dengan keterampilan gerak maupun keterampilan dasar ekpresi verbal dan non

verbal.

9. Mengatasi Kesulitan Belajar

Anak yang memiliki keterlambatan membaca, mengalami kesulitan dalam

mengartikan atau mengenali struktur kata-kata atau memahaminya. Mereka juga

mengalami kesulitan lain seperti cepat melupakan apa yang dibacanya. Sebagian

ahli berargumen bahwa kesulitan mengenali bunyi-bunyi bahasa merupakan dasar

bagi keterlambatan kemampua membaca, dimana kemampuan ini penting sekali

bagi pemahaman hubungan antara bunyi bahasa dan tulisan yang mewakilinya.

Menurut Harris & Sippay seorang ilmuan dari Amerika Serikat mengataka

bahwa, 10%-15% anak sekolah mengalami kesulitan dalam membaca.

Kesulitan ini merupakan penyebab kegagalan yang terbesar disekolah, karena

anak dengan kesulitan membaca akan memiliki pandangan diri yang negative

dan akan merasa kurang kompeten. Hal ini akan menyebabkan masalah

perilaku dan kecemasan, yang tidak jarang kemudian di ikuti dengan

kurangnya motivasi. Oleh karenanya, untuk mengidentifikasi anak disleksia

perlu pemeriksaan menyeluruh dari segi biologis, kognitif serta prilaku.34

10. Cara Mengembangkan Motivasi Belajar

Di dalam mengembangkan motivasi, penulis mengungkapkan perlu

adanya upaya-upaya yang dapat guru lakukan dalam mengembangkan motivasi

terhadap bahan pelajaran yang diberikan, terutama Pendidikan Agama Islam di

antaranya sebagai berikut, yaitu :

a. Penggunaan metode yang bervariasi, yaitu dapat menggairahkan belajar anak

didik, supaya mendapatkan umpan balik dari anak didik.

b. Memberii tugas, yaitu guru dapat memberiikan tugas kepada anak didik

sebagai bagian yang tak terpisahkan dari tugas belajar.

c. Memberiikan pujian, yaitu pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi,

guru dapat menggunakan pujian untuk menyenangkan peserta didik.

d. Pemberian Hukuman, guru harus dapat memahami prinsip-prinsip pemberian

hukuman. Hukuman kalau diberikan secaara tepat dan bijaksana bisa menjadi

alat motivasi.

e. Memberi ulangan, yaitu siswa akan giat belajar apabila mengetahui akan ada

ulangan, oleh karena itu memberii ulangan adalah sarana motivasi.

34

Ibid., hal, 250. 2011.

Page 42: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

30

Dari beberapa langkah di atas dapat dipahami, bahwa guru harus mampu

memberikan motivasi belajar siswa, sebagai siswa tidak merasa terbebani dengan

kurikulum/ perasaan tidak suka dengan materi yang di ajarkan oleh guru.

Terkadang kita lupa bahwa murid di zaman sekarang penuh dengan pilihan-pilhan

yang menyenangkan seperti halnya main game, facebookan, You Tube, dan

sebagainya, sehingga kita perlu memanfaatkan itu semua sebagai potensi

menguntungkan motivasi belajar siswa.

11. Strategi Memotivasi Belajar Peserta Didik

Sebelum melanjutkan pembahasan mengenai strategi memotivasi peserta

didik belajar, perlu ditekankan sekali lagi bahwa kepribadian murid mempunyai

peranan yang penting dalam motivasi atau dengan kata lain dorongan-dorongan

dasar dan pengalamannya merupakan faktor-faktor yag berperan dalam situasi-

situasi belajar.

Di dalam proses pembelajaran, khususnya peserta didik yang belajar itu

tidak di tentukan oleh power dalam dirinya, atau stimulus-stimulus yang datang

dari lingkungan, akan tetapi merupakan interaksi veedback dari determinan

individu maupun lingkungan. Oleh karena itu kita memerlukan sebuah langkah

strategi dalam pembelajaran agar murid tetap termotivasi belajarnya. Di bawah ini

penulis coba mengemukakan beberapa prinsip strategi memotivasi dan perlu

mendapat perhatian agar tercapai perbaikan-perbaikan dalam motivasi. Adapun

dengan strateginya antara lain, yaitu;

Pertama, menjelaskan tujuan pembelajaran kepeserta didik.

Menurut penulis bahwa disetiap awal kegiatan pembelajaran, guru harus

menawarkan kepada peserta didik beberapa tujuan yang akan di capai dari

berbagai pokok pembahasan di setiap pembelajaran berlangsung, agar timbulnya

sebuah motivasi/ minat belajar siswa lebih dalam, walaupun dalam pembelajaran

konstruktivistik tujuan para murid itu pasti berbeda-beda tapi setidaknya guru

sudah memberikan tujuan apa saja di awal pembelajaran.

Dalam tujuan pembelajaran juga, yang penulis alami dalam mengajar

bahwa tujuan pembelajaran tidak hanya sebatas pada aspek kognitif tapi juga

apektif dan psikomotorik sesuai dari form pokok bahasan materi, setiap materi

Page 43: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

31

tidaklah dominan satu aspek saja tetapi juga ada aspek yang lain. Misalnya penulis

mengajar BTQ (Baca Tulis Al-Qur‟an) dengan pokok bahasan membaca dan

menulis, tidaklah dominan aspek kognitifnya saja tapi juga ada aspek

psikomotorik, yang mana peserta didik perlu melakukan penulisan dan kegiatan

yang melibatkan jiwa raganya untuk menyelesaikan masalah, begitu juga dengan

aspek afektifnya, perlu ketelitian dalam hal menulis, kerapihan, dan kelancaran

dalam membaca Al-Qur‟an.

Kedua, hadiah dan pujian. Hadiah dilihat dari segi positif terhadap belajar

diharapkan untuk, (1) meningkatkan kemungkinan dan intensitas tindakan

perilaku yang mengarah ke objek tersebut (belajar juga disebut positi

reinforcement), (2) menghasilkan pendekatan dan prilaku consummatory dan

merupakan hasil pengambilan keputusan ekonomi, dan (3) mendorong persaan

subjektif dari kesenangan dan hedonia. Hadiah sanga penting untuk kelangsungan

hidup individu dan gen dan mendukung proses dasar seperti minum, makan, dan

lainnya.35

Ketiga, hukuman. Peranan hukuman dalam proses belajar tidaklah

semudah diperkirakan, dan pemberian hukuman terhadap suatu respon dapat

menimbulkan akibat-akibat yang tidak terduga dan bermacam-macam. Pemberian

hukuman terhadap suatu respon biasanya akan menyebabkan meghilangnya

respon itu dengan segera.

Keempat, kompetesi. Beragam strategi untuk menumbuhkan motivasi

belajar peserta didik, disamping yang telah dipaparkan diatas, strategi

kompetesi juga merupakan taktik untuk memotivasi belajar. Dalam teorinya

Mc. Clellend menyebutkan bahwa seorang terobsesi berprestasi tinggi dalam

belajarya, maka ia akan berupaya mengatasi rintangan-rintangan berat yang

menghambatnya dalam berbagai bentuk upaya dan kerja kerasnya dalam

mencapai tujuan yang dicita-citakan, dia menggunakan berbagai keterampilan

dan pengalamannya, rajin membaca buku, membeli buku, dan berupaya untuk

mencapai kebutuhan berprestasi (need for achievement).

Dari penjelasan di atas mengenai kompetensi, penulis juga melakukan

suatu pembelajar PBL yaitu suatu metode berbasis masalah yang mana metode ini

35

Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran. (Jakarta: Gunung

Persada Press: Jakarta. 2011) Cet. Ke-1 h. 238.

Page 44: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

32

akan meningkatkan belajar murid karena di akan belajar langsung mengenai

kehidupannya langsung. Penulis juga mengajar pelajaran akhlak tidak terpuji,

disini murid akan menjelaskan apa saja dan memaparkan bagaimana solusinya.

Dari hal ini akan munculnya sebuah kompetensi yang unggul karena siswa belajar

langsung dengan sesuai permasalahan dalam kehidupannya.

Kelima, membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar.

Menurut penulis dapat di pahami bahwa kemampuan seorang guru untuk

menjadikan dirinya sendiri „model‟ yang mampu membangkitkan rasa ingin tahu

dan kesanggupan dalam diri anak didik, merupakan asset pertama dalam

memotivasi seorang anak untuk belajar. Dari sinilah guru harus berperan penting

dalam memberika dorongan, hal ini selaras dengan moto pendidikan yaitu tertera

pada Tut Wuri Handayani.

Keenam, membentuk kebiasaan belajar yang baik. Kebiasaan adalah aspek

manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis tidak direncanakan.

Kebiasaan mungkin merupakan hasil pelaziman yang berlangsung pada waktu

yang lama atau sebagai reaksi khas yang diulangi seseorang berkali-kali.

Senada dikemukakan the liang gien (1995) bahwa “suatu kebiasaan adalah

prilaku seseorang yang dilakukannya secara tetap atau sama dari waktu

kewaktu tanpa pemakain banyak pikiran sadar”. Oleh karena sifat dasarnya

yang spontan dan otomatis.36

Di dalam hal ini penulis dapat memahami bahwa kebiasaan belajar

bukanlah akat ilmiah atau pembawaan kelahiran yang di miliki peserta didik sejak

kecil, melainkan perilaku yang dipelajari secara sengaja ataupun tidak sadar dan

selalu di ulang-ulang, sehingga pada akhirnya terlaksana secara spontan tanpa

memerlukan sebuah pemikiran yang secara sadar ataupun repleks sebagai sebuah

tanggapan yang otomastis terhadap sesuatu situasi belajar yang baik.

Adapun dengan kebiasaan belajar yang baik pasti membantu seseorang

peserta didik mencapai sukses dalam belajarnya. Disini penulis dapat menemukan

adanya 3 problematika yang di hadapi oleh kebanyakan peserta didik adalah

pertama, kesulitan dalam menejemen waktu belajar, kedua, tidak tahunya atau

36

Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran. (Jakarta: Gunung

Persada Press: Jakarta. 2011) Cet. Ke-1 h. 245.

Page 45: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

33

tidak mampunya dalam menempuh temperatur buku yang harus di penuhi dalam

tugas akademiknya, dan yang ke-tiga adalah kebiasaan membaca lambat.

Menurut Richard, di dalam penunjang lain untuk membangkitkan motivasi

belajar yang baik kepada peserta didik adalah sebagai berikut:

1) Guru haru mengetahui bahwa orang dapat belajar dengan baik sekali apabila

pelajarannya disusun menurut pola tertentu sehingga peserta didik

mengetahui apa yang menjadi sasaran pelajarannya.

2) Orang dapat belajar dengan baik sekali apabila mereka dapat meliahat

hubungan antara pelajaran itu dan dirinya sendiri.

3) Orang dapat belajar dengan baik sekali jikalau merasa dapat menguasai isi

pelajarannya.

4) Orang dapat belajar lebih baik jikalau melihat manfaatnya dalam kehidupan

mereka.37

Dari paparan yang telah diungkapkan oleh Richard, penulis dapat

memahami bahwa menjadi seorang motivator, seorang pendidik juga tidak

terlepas dari perannya sebagai pengelola kelas. Pendidik harus berpikir dan

membuat strategi kegiatan di dalam kelas supaya menarik perhatian dan

memberikan rangsangan untuk belajar, yaitu bisa dengan berbgai metode ataupun

gaya (style) mengajar seorang pendidik.

Ketujuh, membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun

kelompok. Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat

berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak,

kadang-kadang teramat sulit. Dalam hal semangat, terkadang semangatnya

tinggi, tetapi juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Kesulitan belajar

merupakan kekurangan yang tidak nampak secara lahiriyah.38

Dari ketujuh strategi memotivasi peserta didik, bahwa Ketidak mampuan

dalam belajar tidak dapat dikenali dalam wujud fisik. Hal ini berbeda dengan

orang yang tidak mengalami masalah kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak

selalu disebabkan karena faktor kecerdasan yang menonjol belum tentu menjamin

keberhasilan belajar. Dengan demikian penulis dapat mengatakan bahwa kesulitan

belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan

tertentu dalam mencapai hasil belajar.

37

Ibid, h., 247. 38

Ibid.

Page 46: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

34

Adapun dalam hambatan-hambatan tersebut, dari beberapa buku yang

penulis baca, disini penulis dapat menjelaskan hasil sintesis penulis bahwa adanya

sebuah faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan kedalam dua

golongan, yaitu:

a) Faktor intern (faktor dari dalam diri anak itu sendiri) yang meliputi: pertama,

faktor fisiologis adalah faktor fisik dari anak itu sendiri. Misalnya Seorang

murid yang sedang sakit mata, tentunya akan mengalami kelemahan secara

fisik, terutama pada penglihatannya. Sehingga proses menerima pelajaran,

memahami pelajaran pun menjadi tidak sempurna. Kedua, faktor psikologis

adalah berbagai hal yang berkenaan dengan berbagai prilaku yang ada

dibutuhkan dalam belajar. Misalnya pada murid yang mempunyai berbagai

tipe belajar, yang mana guru harus mengenal betul secara dalam tentang

muridnya tersebut.

b) Faktor eksternal (faktor dari luar anak) meliputi; pertama, faktor-faktor sosial

adalah seperti cara mendidik anak oleh orang tua mereka dirumah, bahkan

lingkungan masyarakatnya pun turut serta dalam belajarnya. Anak-anak yang

tidak mendapakan perhatian yang cukup tentunya akan berbeda dengan anak-

anak yang cukup mendapatkan perhatian. Kedua, faktor-faktor non-sosial

yaitu yang dapat menjadi penyebab munculnya masalah kesulitan belajar

adalah terletak pada faktor guru disekolah, kemudian alat-alat pembelajaran,

kondisi tempat belajar, serta kurikulum.

Page 47: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA YASPIH Rajeg-Tanggerang yang

berlokasi di JL. Raya Rajeg-Ps.Mauk, RT. 04/ 08 Tanjakan – Rajeg 14550

Tanggerang. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011.

Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan

persiapan instrument, uji coba instrument penelitian yang dilanjutkan dengan

pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian, rentang waktu secara

keseluruhan selama 3 (tiga) bulan, mulai pada bulan November sampai dengan

Awal Desember 2011.

Dalam penelitian ini populasiya adalah seluruh siswa kelas XII jurusan

IPA (1 kelas), IPS (2kelas) di SMA YASPIH Rajeg-Tangerang berjumlah 102

siswa dari 3 kelas. Karena lebih dari 100 maka akan diambil 15 % sebagai sampel

maka penelitian ini termasuk penelitian populasi.

B. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kuantitatif. Pendekatan metode konvesional dengan porosedur survey

dengan instrument kuesioner untuk melihat pengaruh dan fenomena yang

Page 48: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

36

berkembang pada setiap variable dan subjek penelitian. Sebagai mana yang

dikemukakan oleh Vandalen “bahwa survei merupakan bagian dari studi

deskriptif yang bertujuan untuk mencari kedudukan (status) fenomena (gejala) dan

menentukan kesamaan status.1 Maka prosedur pemecahan masalah yang

digunakan dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian

pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta dan data-data yang ada atau

sebagaimana adanya, kemudian data-data tersebut dianalisisis, diinterpretasikan

dan disimpulakan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2

1. Populasi Target, dalam penelitian ini adalah seluruh Murid Di Sekolah SMA

YASPIH Rajeg – Tangerang semester ganjil tahun pelajaran 2011-2012.

2. Populasi Terjangkau, adalah Jumlah seluruh siswa 102 siswa yang terbagi

dalam tiga kelas, yaitu kelas XII IPA/ IPS. Terdiri dari dua jurusan, yaitu

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1 kelas dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 2

kelas.

3. Sampel, sampel di ambil dari populasi terjangkau yaitu kelas XII IPA dan

IPS.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti3. Dalam

penelitian ini pengambilan sampel didasarkan pada pendapat Arikunto yang

menyatakan apabila subyeknnya kurang dari 100, lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subyeknya

besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik sampel

Stratifikasi (Proportionate Stratified Random sampling) karena populasi yang

heterogen.

1 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 1982), h. 6.

2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), cet. Ke-12, hlm. 108. 3 Ibid., h. 109

Page 49: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

37

Jika populasi heterogen, maka akan lebih baik di buat menjadi beberapa

kelompok/ lapisan yang terdiri dari XII IPA/ IPS. Pembuatan kelompok

ditentukan berdasarkan karakteristik tertentu sedemikian sehingga kelompok itu

menjadi homogen. Dari setiap kelompok di ambil secara acak anggota-anggota

yang diperlukan. Gabungan anggota- anggota yang dapat akan membentuk sampel

kelompok. Kemudian sampel kelompok di perbaiki lagi dengan menggunakan

cara proporsional, yaitu di ambil sampel setiap kelompok sesuai dengan ukuran

kelompok itu. Cara ini dinamakan dengan cara acak proporsional. Dalam

Penelitian ini penulis mengambil sampel 37% dari populasi yang jumlah

keseluruhannya adalah 102 siswa. yaitu sebanyak 37 Siswa-siswi, yang di ambil

secara acak/ Random Sampling.

Dari data diatas, maka diperoleh Kelas XII IPA/ IPS = 24 untuk program

IPS sebanyak 2 rombel dan 13 untuk program IPA. Sehingga jumlah Sampel

penelitian adalah 37 Siswa.

D. Rumusan Hipotesa

Dalam metode penelitian, hipotesis adalah alat yang mempunyai inkuiri.

Karena hipotesis dapat menghubungkan dari teori yang relevan dengan kenyataan

yang ada atau fakta, atau dari kenyataan dengan teori yang relevan. Jadi hipotesis

itu dugaan sementara yang kebenarannya masih perlu diuji dengan data yang

asalnya dari lapangan.4 Disini terdapat dua dugaan sementara, yaitu :

Ha : Terdapat pengaruh antara pelaksanaan Ujian Nasional terhadap

motivasi belajar Siswa kelas XII.

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara pelaksanaan Ujian Nasional

terhadap motivasi belajar siswa kelas XII

4 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 41.

Page 50: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

38

Analisa penelitian ini menggunakan rumus product moment :

Rumus Product Moment

rxy =

])(][)([

))((

2222

YYNXXN

YXXYN

E. Variabel Penelitian

Menurut Arikunto variabel adalah obyek penelitian atau apa saja yang

menjadi titik penelitian suatu penelitian.5 Menurut Sutrisno Hadi yang dikutip

Arikunto mendefinisikan Variabel adalah sebagai gejala yang bervariasi,6

Variabel-variabel dalam penelitian adalah prestasi belajar siswa terhadap

pengaruh UN sebagai variabel bebas (X) dan motivasi belajar siswa sebagai

variabel terikat (Y).

1. Pengaruh Pelaksanaan Ujian Nasional

a. Definisi Konseptual

Ujian Nasional adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur

pencapain kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar

dan atau penyelesain dari suatu satuan pendidikan.

b. Definisi Operasional

Ujian nasional adalah salah satu jenis evaluasi yang dilakukan pada dunia

pendidikan dan disesuaikan dengan standar pencapain hasil secara

nasional. Pengertian ujian nasional pada awalnya adalah sebagai langkah

untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses pendidikan dan

pembelajaran disetiap wilayah negeri ini.

2. Motivasi Belajar Siswa

a. Definisi Konseptual

Motivasi belajar adalah merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri

seorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah kegiatan

5 Ibid., h. 96.

6 Ibid., h. 94.

Page 51: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

39

belajar dan menambah kegiatan belajar dan menambah keterampilan,

pengalaman.

b. Definisi Operasional

Motivasi belajar adalah perubahan energy dalam dirir seseorang yang

ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan

terhadap adanya tujuan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah:

1. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi observasi adalah pengamatan dan pencatatan

dengan sistematik dengan fenomena-fenomena yang diselidiki.7 Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah atau deskripsi lokasi

penelitian yang dilaksanakan di SMA YASPIH, Rajeg-Tanggerang.

2. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung.8 Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk memperoleh

data yang lebih mendalam dan untuk mengkomparasikan data yang diperoleh

melalui angket. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah SMA YASPIH,

Rajeg-Tanggerang.

3. Metode angket (kuesioner).

Angket adalah daftar pertanyataan yang diberikan kepada responden baik

secara langsuang maupun tidak langsung.9 Anggket ini di sebar kepada Siswa-

Siswi SMA YASPIH, untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh

Pelaksanaan ujian nasional terhadap motivasi belajar siswa di SMA YASPIH,

Rajeg-Tanggerang.

7 Sutrisno Hadi, Metodologi Reserch ,(Yogyakarta: Andi Offset, 1992), cet. Ke-2, h.136.

8 Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksar, 2000),, cet. Ke-3,

h. 5. 9 Ibid., h. 60.

Page 52: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

40

Angket dibuat dengan model Likert yang mempunyai empat kemungkinan

jawaban yang berjumlah genap ini dimaksud untuk menghindari kecenderungan

responden bersikap ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban yang jelas.

a. Studi Kepustakaan

Untuk memberikan hasil maksimal dalam penelitian ini, peneliti juga

menggunakan dan membaca literatur-literatur baik berupa buku-buku,

majalah, surat kabar, dan media internet sebagai pencari data yang ada

kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian.

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah mencari data-data mengenai hal-hal atau

variasi yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen

rapat, agenda dan sebagainya.10

Metode dokumentasi digunakan untuk

mencari data tentang prestasi belajar belajar siswa, yaitu nilai raport Nilai

raport semester II kelas X, XI, XII tahun ajaran 2011.

G. Validitas dan Reabilitas Penelitian

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan-tingkatan

kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument dikatakan valid

apabila dapat mengungkap data dari variable yang diteliti secara tepat. Tinggi

rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang terkumpul

tidak menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud.

Sedangkan untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, peneliti

mencoba instrument tersebut pada sasaran dalam penelitian. Langkah ini disebut

dengan kegiatan uji coba (try-out) instrument. Apabila data yang didapat dari uji

coba ini sudah sesuai dengan yang seharusnya, berarti bahwa instrumennya sudah

baik dan valid.11

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Korelasi Produk moment

dengan angka kasar.

10

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. (Jakarta: PT. Rineka

Cipta), h. 135. 11

Ibid., h. 145.

Page 53: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

41

Rumus Kolerasi product moment dengan angka kasar adalah sebagai

berikut:

𝑟𝑥𝑦=𝑁∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)

{𝑁∑𝑋2 − (∑𝑋)2 }{𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2}

Keterangan:

𝑟𝑥𝑦 = Koefisien korelasi antara X dan Y

X = Skor butir

Y = Skor total

N = Jumlah Responden

𝑥2 = Jumlah kuadrat nilai X

𝑌2 = Jumlah kuadrat nilai Y

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan

keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami

bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi juga oleh orang lain.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisa secara

kuantitatif, metode ini bertujuan mengembangkan dan menggunakan model-

model matematis, teori-teori dan/ atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena

alam. Adapun langkah-langkahnya melaui editing, conding, scoring, tabulating,

pengujian hipotesis, yaitu mencari korelasi dengan menggunakan teknik korelasi

product momen.

Angket yang telah di buat peneliti disebarkan untuk siswa kelas XII IPA

dan IPS. Angket ini dibuat untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pelaksanaan

ujian nasioanal terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam. Setelah

angket tentang pengaruh pelaksanaan ujian nasioanal terhadap motivasi belajar

Pendidikan Agama Islam terkumpul semua, tahap berikutnya adalah peneliti

menganalisis data tentang minat tersebut. Untuk mengetahui tingkat minat belajar

siswa, didapat dengan cara sebagai berikut:

1. Mendata jumlah pernyataan yang telah di ceklis () oleh murid, baik murid

kelas VII IPA, maupun siswa kelas XII IPS.

Page 54: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

42

2. Perolehan data dari angket dipresentasikan dengan rumus sebagai berikut:

𝐏 =𝑭

𝑵× 𝟏𝟎𝟎

Keterangan:

P: Angket Presentase

F: Frekuensi (Jumlah Jawaban Murid/ Responden)

N: Number Of Case (banyaknya siswa)

Page 55: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Sejarah singkat SMA YASPIH

Lokasi di jl. Kh. Moh. Dahlan Tanjakan Kec. Rajeg Kab. Tangerang telah

di setujui oleh pihak pemerintah daerah setempat, karena lokasi tersebut aman,

baik, dan mudah tejangkau bagi para peserta didik. Yang mana sekolah ini

memiliki luas banguna 8300 m2/1941 m

2 dan kini juga sedang ada perluasan

bangunan kembali.

Untuk dapat berperan serta dalam pembangunan nasional, yayasan

pendidikan Islam hidayatullah ini, yang bergerak di bidang pendidikan umum dan

pembinaan mental, mendidrikan suatu lembaga pendidikan yang diharapkan

menampung seluruh kegiatan kependidikan yang terpadu antara komponan Ilmu

pengetahuan dan Ilmu Agama, sehingga dapat dikembangkan semua dimensi anak

didik secara seimbang, serta menjadi bekal dalam mencapai kehidupan sejahtera

di dunia dan di akhirat nanti.

Sesuai dengan landasan kegiatan Yayasan Pendidikan Islam Hidayatullah

yang di dirikan pada tahun 1977 Kakanwil Depdikbud Provinsi Jawa Barat

(sekarang Banten), dan SK. Pendirinnya No. 3280/I02.1/Kep/OT/1999.

Sesuai dengan cita-cita pembentukan Yayasan Pendidikan Islam

Hidayatullah yaitu :

“mencerdaskan dan membangun watak anak bangsa dan menciptakan

akhlakul karimah, dan dapat mengenalkan diri kepada sang maha

pencipta”

Page 56: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

44

Pada tahun awal kegiatan pembelajaran, yayasan akan membentuk

lembaga pendidikan Islam YASPIH tersebut dengan melaksanakan secara

operasional pembangunan sekolah lanjutan tingkat atas yang berbentuk

pendidikan umum dan berciri khas. Dalam berbagai tahapan sekolah

YASPIH yang semakin pesat kini YASPIH memiliki 3 jurusan yang

pertama yaitu SMP, SMA, dan SMK.

2. Visi dan Misi

Sebagaimana lembaga-lembaga Pendidikan lain, SMA YASPIH

mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

a. Visi

Menjadi sekolah unggulan dalam prestasi, dedikasi, budaya dan moral,

sehingga menjadi kepercayaan masyarakat dan kebanggaan umat.

b. Misi

Meningkatkan kwalitas dan prestasi pendidikan serta prestasi bidang

ekstrakurikuler sesuai kondisi dan potensi.

Optimalisasi sarana dan prasarana pembelajaran dengan daya

dukung tenaga dan teknologi pendidikan yang berdaya guna dan

berhasil guna

Tertib administrasi, disiplin warga sekolah, peningkatan

kesejahteraan, membangun silaturahmi dan kekeluargaan.

Menciptakan iklim demokratis, lingkungan islami, asri dan berseri.

Page 57: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

45

Struktur Organisasi SMA YASPIH Rajeg-Tangerang tahun 2011-2012

Pengajar dan Staf SMA YASPIH Rajeg-Tangerang

TP. 2011-2012 M.

No Nama Pend

Terakhir Mata Pelajaran

1 2 14 16

1 DRS. KAMSONO, M. Pd S 2 Kepala Sekolah

2 LILI KURNIALI SMA Matematika

3 MAHPUDIN, S. Pd S 1 PKn

4 L YUNITA, S. Pd S 1 Bahasa Inggris

5 HASBULLOH, S. Pd I S 1 Geografi

6 SUPANDI, SE. S. Pd S 1 Biologi

7 PAUDIN, S. Ag S 1 Bahasa Inggris

8 ANIK SAMSIATUN, S. Si S 1 Kimia

YAYASAN

KEPALA SEKOLAH

WAKIL KEPALA SEKOLAH

BID.KURIKULUM PEMBINA OSIS BP SARANA & PRASARANA HUMAS

WALI KELAS

DEWAN GURU

SISWA

Page 58: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

46

9 PUJI LESTARI, S. Pd S 1 Fisika

10 NANA SURYANA, S. Pd S 1 Bahasa

Indonesia

11 HAERUDIN, SH S 1 Sosiologi/PKn

12 MAKIYAH, S. Pd S 1 Bahasa

Indonesia

13 SITI UMROH, S. Pd S 1 Bahasa

Indonesia

14 HENDRIK SUSANTO,

SH S 1 Penjaskes

15 ABDUL HARIS, S. Sos S 1 Sejarah

16 HAWA HAMZAH D 2 Mulok Tata

Busana

17 DAEBAH, SE S 1 Ekonomi

18 MOCH. KHUSAERI, SQ SMA Mulok BTQ

19 MUSLIM, S. Pd S 1 Biologi

20 M. ALI HUTFI, S. Pd S 1 PAI

21 H. BAI MAHDI, SS S 1 PAI

22 MIFTAHUSSALAM, S.

HI S 1 Sejarah

23 ADE ROMANSYAH SMA Seni Budaya

24 DARYANTO, ST S 1 Fisika

25 ULYATI, Amd D 3 Matematika

26 NINING MUNAWAROH,

A. Md D 3 TIK

27 BAHRUL ULUM, S. Kom S 1 TIK

28 USWATUN HASANAH,

S. Hum S 1 Matematika

29 YAYA KARYANA D 2 Mulok Tata

Boga

30 SITI SUHAETI S 1 Bahasa

Indonesia

31 MASRIYANI, SE S 1 Ekonomi

32 M.A. MAMAN

KOMARUDIN SMA Kepala TU

33 MUHAMAD ROHIM SMA Staf TU

Page 59: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

47

Jumlah siswa SMA YASPIH Rajeg Tangerang

TP. 2011-2012

Jumlah Peserta Didik

Kelas JUMLAH

JUMLAH LAKI-LAKI PEREMPUAN

XII IPA 8 27 35

XII IPS 40 27 67

JUMLAH 48 54 102

Data Keadaan Sarana Prasarana

No Sarana Prasarana Jumlah Baik Rusak Rusak

Ringan Berat

1 Ruang Kelas 10 1 2 7

2 Ruang Kepala Sekolah 1 1 - -

3 Ruang Guru & Tata Usaha 2 2 - -

4 Ruang Laboratorium - - - -

5 Ruang Perpustakaan 2 - - -

6 Ruang Keterampilan 1 - 1 -

7 Ruang Multi Media 1 - - -

8 Ruang UKS 1 - - -

9 Aula Serba Guna 1 - - -

10 Lapangan Olahraga/Upacara 1 - 1 -

11 Rumah Dinas - - - -

12 Ruang OSIS 1 - - -

13 Musholla 1

E. Peralatan Penunjang Pembelajaran

NO JENIS JUMLAH KONDISI

KET CUKUP KURANG BAIK RUSAK

1 Peralatan Lab. IPA - - - -

2 Peralatan Lab. IPS - - - -

3 Peralatan TIK - -

4 Peralatan Olahraga Siswa - -

5 Buku Perpustakaan - -

Page 60: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

48

B. Analisis Data

Pada deskripsi ini penulis menggunakan pola perhitungan statistic dalam

persentase. Penelitian objek yang bersangkutan dimulai dengan peneybaran

angket yang telah disusun dan disebarka kepada 40 reaponden, kemudian data

diedit dan ditabulasikan selanjutnya dihitung dalam bentuk persentase kemudian

hasilnya dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Varibel X

Tabel ke 1

Saya siap dengan adanya pelaksanaan Ujian Nasional

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentase

1 Selalu 8 21,62%

2 Sering 8 21,62%

3 Kadang-kadang 17 45,95%

4 Tidak pernah 4 10,81%

Jumlah 37 100%

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang siap dan

sering dalam kaitan kesiapan siswa dengan pelaksanaan Ujian Nasional sama

yakni 21,62%. Sedangkan siwa dengan persentase kadang-kadang lebih banyak

yakni 45,95%. Adapun persentasenya siswa yang tidak pernah siap dengan

pelaksanaan Ujian Nasional terdapat persentase sebanyak 10.81%. Sehingga dapat

dikatakan bahwa mayoritas siswa kadang-kadang siap dengan pelaksanaan Ujian

Nasional

Page 61: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

49

Table ke 2

Saya setuju dengan bertambahnya mata pelajaran

yang diujikan pada Ujian Nasional

No Alternative jawaban frekuensi Persentase

1 Selalu 17 45,95%

2 Sering 12 32,43%

3 Jarang 7 18,91%

4 tidak pernah 1 2,71%

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan tebel di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu setuju dengan bertambahnya mata pelajaran yang diujikan pada

Ujian Nasional sebanyak 45,95%. Sedangkan siswa yang menyatakan kadang-

kadang setuju dengan bertambahnya mata pelajaran yang diujikan pada Ujian

Nasional yakni sebanyak 32,43%. Adapun siswa yang menyatakan jarang setuju

dengan bertambahnya mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional yakni

sebanyak 18,91%. Namun hanya sedikit saja siswa yang menyatakan tidak setuju

dengan bertambahnya mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional yakni

2,71%.

Table ke 3

Saya mengikuti bimbingan belajar

untuk menghadapi Ujian Nasional

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentasi

1 Selalu 20 54,05%

2 Sering 9 24,32%

3 Jarang 8 21,63%

4 Tidak pernah 0 0

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu mengikuti bimbingan belajar untuk menghadapi Ujian

Page 62: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

50

Nasional 54,01%. Adapun siswa yang sering mengikuti bimbingan belajar untuk

menghadapi Ujian Nasional sebanyak 24,32%. Selain itu siswa yang kadang-

kadang mengikuti bimbingan belajar untuk menghadapi Ujian Nasional sebanyak

21,63%. Namun siswa yang jarang mengikuti bimbingan belajar untuk

menghadapi Ujian Nasional tidak ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa

rata-rata setuju untuk mengikuti bimbingan belajar untuk menghadapi Ujian

Nasional sebanyak 24,32%.

Table 4

Ujian Nasional penting bagi peningkatan kemampuan siswa.

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentasi

1 Selalu 26 70,27%

2 Sering 8 21,62%

3 Jarang 3 8,11%

4 Tidak pernah - 0 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa Ujian Nasional penting bagi peningkatan kemampuan

siswa sebanyak 21,62%. Adapun siswa yang sering bahwa Ujian Nasional penting

bagi peningkatan kemampuan siswa sebanyak 24,32%. Selain itu siswa yang

kadang-kadang menyatakan bahwa Ujian Nasional penting bagi peningkatan

kemampuan siswa sebanyak 8,11%. Namun demikian siswa yang menyatakan

tidak pernah setuju bahwa Ujian Nasional penting bagi peningkatan kemampuan

siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa rata-rata setuju bahwa Ujian

Nasional penting bagi peningkatan kemampuan siswa itu sendiri.

Page 63: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

51

Table 5

Dari tahun ke tahun nilai Ujian Nasional bertambah.

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentasi

1 Selalu 27 72,97%

2 Sering 9 24,32%

3 Jarang 1 2,71%

4 Tidak pernah - 0 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa dari tahun ke tahun nilai Ujian Nasional bertambah

sebanyak 72,97%. Adapun siswa yang sering bahwa dari tahun ke tahun nilai

Ujian Nasional bertambah sebanyak 24,32%. Selain itu siswa yang kadang-

kadang menyatakan bahwa dari tahun ke tahun nilai Ujian Nasional bertambah

yakni sebanyak 2,71%. Namun demikian ada siswa yang tidak pernah

berpendapat bahwa dari tahun ke tahun nilai Ujian Nasional bertambah tidak ada

yakni 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dari tahun ke tahun nilai

Ujian Nasional bertambah tiap tahun.

Table 6

Saya termotivasi belajar PAI

ketika Ujian nasional akan dilaksanakan

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentasi

1 Selalu 23 62,16%

2 Sering 9 24,32%

3 Jarang 5 13,51%

4 Tidak pernah - 0%

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa dari tahun ke tahun nilai Ujian Nasional bertambah

sebanyak 72,97%. Adapun siswa yang sering bahwa dari tahun ke tahun nilai

Page 64: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

52

Ujian Nasional bertambah sebanyak 24,32%. Selain itu siswa yang kadang-

kadang menyatakan bahwa dari tahun ke tahun nilai Ujian Nasional bertambah

yakni sebanyak 2,71%. Namun demikian ada siswa yang tidak pernah

berpendapat bahwa dari tahun ke tahun nilai Ujian Nasional bertambah tidak ada

yakni 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa dari tahun ke tahun nilai

Ujian Nasional bertambah tiap tahun.

Table.7

Selama ini penilaian Ujian Nasional

dilakukan DIKNAS PENDIDIKAN

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentasi

1 Selalu 11 29,72%

2 Sering 13 35,13%

3 Jarang 9 24,32%

4 Tidak pernah 4 10,81%

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa selama ini penilaian Ujian Nasional dilakukan DIKNAS

sebanyak 29,72%. Adapun siswa yang sering bahwa selama ini penilaian Ujian

Nasional dilakukan DIKNAS sebanyak 35,13%. Selain itu siswa yang kadang-

kadang menyatakan bahwa selama ini penilaian Ujian Nasional dilakukan

DIKNAS yakni sebanyak 24,32%. Namun demikian ada siswa yang tidak pernah

berpendapat bahwa selama ini penilaian Ujian Nasional dilakukan DIKNAS yakni

sebanyak 10,81%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 35,13% siswa selama ini

penilaian Ujian Nasional dilakukan DIKNAS.

Page 65: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

53

Table.8

Dengan adanya Ujian Nasional saya bisa menerapkan Ilmu dalam kehidupan

sehari-hari.

No Alternatif jawaban Frekuensi Persentasi

1 Selalu 2 5,40 %

2 Sering 5 13,51 %

3 Jarang 12 32,43 %

4 Tidak pernah 18 48,64 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa Dengan adanya Ujian Nasional saya bisa menerapkan

Ilmu dalam kehidupan sehari-hari sebanyak 5,40%. Adapun siswa yang sering

bahwa Dengan adanya Ujian Nasional saya bisa menerapkan Ilmu dalam

kehidupan sehari-hari sebanyak 13,51%. Selain itu siswa yang kadang-kadang

menyatakan bahwa Dengan adanya Ujian Nasional saya bisa menerapkan Ilmu

dalam kehidupan sehari-hari yakni sebanyak 32,43%. Namun demikian ada siswa

yang tidak pernah berpendapat bahwa Dengan adanya Ujian Nasional saya bisa

menerapkan Ilmu dalam kehidupan sehari-hari yakni sebanyak 48,64%. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa 48,64% siswa Dengan adanya Ujian Nasional saya bisa

menerapkan Ilmu dalam kehidupan sehari-hari.

Tabl.9

Setelah sosialisasi Ujian Nasional, motivasi belajar saya meningkat

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 22 59,45 %

2 Sering 8 21,62 %

3 Jarang 6 16,21 %

4 Tidak pernah 1 2,70 %

Jumlah 37 100 %

Page 66: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

54

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa Setelah sosialisasi Ujian Nasional, motivasi belajar saya

meningkat sebanyak 59,45%. Adapun siswa yang sering bahwa Setelah sosialisasi

Ujian Nasional, motivasi belajar saya meningkat sebanyak 21,62%. Selain itu

siswa yang kadang-kadang menyatakan Setelah sosialisasi Ujian Nasional,

motivasi belajar saya meningkat yakni sebanyak 16,21%. Namun demikian ada

siswa yang berpendapat bahwa Setelah sosialisasi Ujian Nasional, motivasi

belajar saya meningkat yakni sebanyak 2,70%. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa 59,45% siswa Setelah sosialisasi Ujian Nasional, motivasi belajar saya

meningkat.

Table. 10

Sekolah mengadakan pendalaman materi semua mata pelajaran yang

di UN kan

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 5 13,51 %

2 Sering 11 29,72 %

3 Jarang 16 43,24 %

4 Tidak pernah 5 13,51%

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa Sekolah mengadakan pendalaman materi semua mata

pelajaran yang di UN kan sebanyak 13,51%. Adapun siswa yang sering bahwa

Sekolah mengadakan pendalaman materi semua mata pelajaran yang di UN kan

sebanyak 29,27 %. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa

Sekolah mengadakan pendalaman materi semua mata pelajaran yang di UN kan

yakni sebanyak 43,14 %. Namun demikian ada siswa yang berpendapat bahwa

Sekolah mengadakan pendalaman materi semua mata pelajaran yang di UN kan

yakni sebanyak 13,51%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 43,14 % siswa

Sekolah mengadakan pendalaman materi semua mata pelajaran yang di UN kan.

Page 67: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

55

Tabl.11

Saya belajar lebih giat lagi agar nilai ujian nasional saya memuaskan

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 9 24,32 %

2 Sering 10 27,02 %

3 Jarang 9 24,32 %

4 Tidak pernah 9 24,32 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan Saya masih termotivasi belajar ketika ujian nasional akan

dilaksanakan sebanyak 24,32%. Adapun siswa yang sering bahwa masih

termotivasi belajar ketika ujian nasional akan dilaksanakan sebanyak

27,02%. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa masih

termotivasi belajar ketika ujian nasional akan dilaksanakan yakni sebanyak

24,32%. Namun demikian ada siswa yang berpendapat bahwa masih

termotivasi belajar ketika ujian nasional akan dilaksanakan yakni sebanyak

24,32%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 27,02 % siswa masih

termotivasi belajar ketika ujian nasional akan dilaksanakan

Table.12

Sekolah melakukan try out

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 21 56,75 %

2 Sering 5 13, 51%

3 Jarang 11 29,72 %

4 Tidak pernah - 0 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa sekolah melakukan try out sebanyak 56,75%. Adapun

Page 68: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

56

siswa yang sering bahwa sekolah melakukan try out sebanyak 13,51%. Selain itu

siswa yang kadang-kadang menyatakan sekolah melakukan try out yakni

sebanyak 29,72%. Namun demikian ada siswa yang tidak pernah berpendapat

bahwa sekolah melakukan try out yakni sebanyak 0,%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa 56,75% siswa sekolah melakukan try out

Table.13

Saya menyiapkan peralatan ketika ujian nasional akan di laksanakan

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 21 56,75 %

2 Sering 6 16,21 %

3 Jarang 6 16,21 %

4 Tidak pernah 4 10,81 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan siswa yang

menyatakan selalu bahwa Saya menyiapkan peralatan ketika ujian nasional

akan di laksanakan sebanyak 56,75%. Adapun siswa yang sering bahwa

Saya menyiapkan peralatan ketika ujian nasional akan di laksanakan

sebanyak 16,21%. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan

bahwa Saya menyiapkan peralatan ketika ujian nasional akan di

laksanakan yakni sebanyak 16,21%. Namun demikian ada siswa yang

berpendapat tidak pernah bahwa Saya menyiapkan peralatan ketika ujian

nasional akan di laksanakan yakni sebanyak 10,81%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa 56,75% siswa menyiapkan peralatan ketika ujian

nasional akan di laksanakan.

Page 69: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

57

Table.14

Saya sangat siap dan percaya diri dalam menghadapi ujian nasional

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 22 59,45 %

2 Sering 10 27,02 %

3 Jarang 5 13,51 %

4 Tidak pernah - 0 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang menyatakan

selalu Saya sangat siap dan percaya diri dalam menghadapi ujian nasional

sebanyak 59,45%. Adapun siswa yang sering bahwa Saya sangat siap dan percaya

diri dalam menghadapi ujian nasional sebanyak 27,02%. Selain itu siswa yang

kadang-kadang menyatakan bahwa Saya sangat siap dan percaya diri dalam

menghadapi ujian nasional yakni sebanyak 13,51%. Namun demikian ada siswa

yang berpendapat tidak pernah bahwa Saya sangat siap dan percaya diri dalam

menghadapi ujian nasional yakni sebanyak 0 %. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa 59,45% siswa selama ini Saya sangat siap dan percaya diri dalam

menghadapi ujian nasional.

Table.15

Buku-buku peket di sekolah memadai untuk menghadapi ujian

nasional

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 31 83,78 %

2 Sering 6 16,21 %

3 Jarang - 0 %

4 Tidak pernah - 0 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa Buku-buku peket di sekolah memadai untuk

Page 70: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

58

menghadapi ujian nasional sebanyak 83,78%. Adapun siswa yang sering

bahwa Buku-buku peket di sekolah memadai untuk menghadapi ujian

nasional sebanyak 16,21%. Selain itu siswa yang kadang-kadang dan

siswa yang menyatakan tidak pernah, bahwa Buku-buku peket di sekolah

memadai untuk menghadapi ujian nasional yakni sebanyak 0%. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa 83,78% siswa Buku-buku peket di sekolah

memadai untuk menghadapi ujian nasional.

Table. 16

Ujian nasional di nilai masyarakat bagus

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 18 48,64%

2 Sering 8 21,62 %

3 Jarang 10 27,02 %

4 Tidak pernah 1 2,70 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa Ujian nasional di nilai masyarakat bagus sebanyak

48,64%. Adapun siswa yang sering bahwa Ujian nasional di nilai masyarakat

bagus sebanyak 21,62%. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa

Ujian nasional di nilai masyarakat bagus yakni sebanyak 27,02%. Namun

demikian ada siswa yang berpendapat tidak pernah bahwa Ujian nasional di nilai

masyarakat bagus yakni sebanyak 2,70%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

48,64% siswa Ujian Nasional di nilai masyarakat bagus.

Page 71: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

59

Table. 17

Saya merasa takut ketika ujian nasional akan di laksanakan

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 22 59,45 %

2 Sering 6 16,21 %

3 Jarang 7 18,91 %

4 Tidak pernah 2 5,40 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa Saya merasa takut ketika ujian nasional akan di

laksanakan sebanyak 59,45%. Adapun siswa yang sering bahwa Saya

merasa takut ketika ujian nasional akan di laksanakan sebanyak 16,21%.

Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa Saya merasa

takut ketika ujian nasional akan di laksanakan yakni sebanyak 18,91%.

Namun demikian ada siswa yang berpendapat bahwa Saya merasa takut

ketika ujian nasional akan di laksanakan yakni sebanyak 5,40%. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa 59,45% siswa, Saya merasa takut ketika ujian

nasional akan di laksanakan.

Table.18

Setelah ujian nasional nilai akan dijamin oleh pemerintah ketika

lulus

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 15 40,54 %

2 Sering 12 32,43 %

3 Jarang 6 16,21 %

4 Tidak pernah 4 10,81 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa Setelah ujian nasional nilai akan dijamin oleh

Page 72: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

60

pemerintah ketika lulus sebanyak 40,54%. Adapun siswa yang sering

bahwa Setelah ujian nasional nilai akan dijamin oleh pemerintah sebanyak

32,43%. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa Setelah

ujian nasional nilai akan dijamin oleh pemerintah yakni sebanyak 16,21%.

Namun demikian ada siswa yang berpendapat tidak pernah bahwa Setelah

ujian nasional nilai akan dijamin oleh pemerintah yakni sebanyak 10,81%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa 40,54% siswa Setelah ujian nasional

nilai akan dijamin oleh pemerintah.

Table.19

Guru memberi arahan ketika ujian nasional akan dilaksanakan

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 26 70,27 %

2 Sering 8 21,62 %

3 Jarang 3 8,10%

4 Tidak pernah - 0 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa Guru memberi arahan ketika ujian nasional akan

dilaksanakan sebanyak 70,27%. Adapun siswa yang sering bahwa Guru

memberi arahan ketika ujian nasional akan dilaksanakan sebanyak

21,62%. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa Guru

memberi arahan ketika ujian nasional akan dilaksanakan yakni sebanyak

8,10%. Namun demikian ada siswa yang berpendapat bahwa Guru

memberi arahan ketika ujian nasional akan dilaksanakan yakni sebanyak

0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 70,72% siswa Guru memberi

arahan ketika ujian nasional akan dilaksanakan.

Page 73: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

61

Tabel.20

Nilai ujian nasional dipakai ketika akan melamar pekerjaan

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 15 40,54 %

2 Sering 13 35,15 %

3 Jarang 7 18,91 %

4 Tidak pernah 2 5,40 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa Nilai ujian nasional dipakai ketika akan

melamar pekerjaan sebanyak 40,54%. Adapun siswa yang sering bahwa

Nilai ujian nasional dipakai ketika akan melamar pekerjaan sebanyak

35,13%. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa Nilai

ujian nasional dipakai ketika akan melamar pekerjaan yakni sebanyak

18,91%. Namun demikian ada siswa yang tidak pernah berpendapat bahwa

Nilai ujian nasional dipakai ketika akan melamar pekerjaan yakni

sebanyak 5,40%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 40,54% siswa Nilai

ujian nasional dipakai ketika akan melamar pekerjaan.

Tabel.21

Siswa tepat waktu ketika datang kesekolah

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 21 56,75 %

2 Sering 10 27,02 %

3 Jarang 6 16,21 %

4 Tidak pernah 0 0 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang menyatakan

selalu bahwa saya tepat waktu ketika datang kesekolah sebanyak 56,75%. Adapun

Page 74: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

62

siswa yang sering bahwa saya tepat waktu ketika datang kesekolah sebanyak

27,02%. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa saya tepat

waktu ketika datang kesekolah yakni sebanyak 16,21%. Namun demikian ada

siswa yangtidak pernah berpendapat bahwa saya tepat waktu ketika datang

kesekolah yakni sebanyak 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa 56,75%.

Tabel.22

Saya belajar karena kemauan saya sendiri

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 19 51,35 %

2 Sering 8 21,62 %

3 Jarang 8 21,62 %

4 Tidak pernah 2 5,40 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa saya belajar karena kemauan sendiri sebanyak 51,35%.

Adapun siswa yang sering bahwa saya belajar karena kemauan sendiri sebanyak

21,62%. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa saya belajar

karena kemauan sendiri yakni sebanyak 21,62%. Namun demikian ada siswa yang

berpendapat bahwa saya belajar karena kemauan sendiri yakni sebanyak 5,40%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa 51,35% siswa, saya belajar karena kemauan

sendiri.

Page 75: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

63

Tabel.23

Saya belajar lebih giat lagi agar prestasi saya lebi baik lagi

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 20 54,05 %

2 Sering 9 24,32 %

3 Jarang 7 18,91 %

4 Tidak pernah 1 2,70 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa saya belajar lebih giat agar prestasi saya lebih baik lagi

sebanyak 54,05%. Adapun siswa yang sering bahwa saya belajar lebih giat agar

prestasi saya lebih baik lagi sebanyak 24,32%. Selain itu siswa yang kadang-

kadang menyatakan bahwa saya belajar lebih giat agar prestasi saya lebih baik

lagi yakni sebanyak 18,91%. Namun demikian ada siswa yang berpendapat tidak

pernah bahwa saya belajar lebih giat agar prestasi saya lebih baik lagi yakni

sebanyak 2,70%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 54,05% siswa, saya belajar

lebih giat agar prestasi saya lebih baik lagi

Tabel.24

Saya semangat mengikuti pelajaran pendidikan agama Islam

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 27 72,97 %

2 Sering 8 21,62 %

3 Jarang 7 18,91 %

4 Tidak pernah 1 2,70 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa saya semangat mengikuti pelajaran pendidikan Agama

Islam sebanyak 72,97%. Adapun siswa yang sering bahwa saya semangat

Page 76: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

64

mengikuti pelajaran pendidikan Agama Islam sebanyak 21,62%. Selain itu siswa

yang kadang-kadang menyatakan bahwa saya semangat mengikuti pelajaran

pendidikan Agama Islam yakni sebanyak 18,91%. Namun demikian ada siswa

yang berpendapat bahwa saya semangat mengikuti pelajaran pendidikan Agama

Islam yakni sebanyak 2,70%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 72,97% siswa

saya semangat mengikuti pelajaran pendidikan Agama Islam.

Tabel.25

Saya berani menyampaikan pendapat dari satu masalah

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 7 18,91 %

2 Sering 12 32,43 %

3 Jarang 16 43,24 %

4 Tidak pernah 2 5,40 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa saya berani menyampaikan pendapat dari satu masalah

sebanyak 18,91%. Adapun siswa yang sering bahwa saya berani menyampaikan

pendapat dari satu masalah sebanyak 32,43%. Selain itu siswa yang kadang-

kadang menyatakan bahwa saya berani menyampaikan pendapat dari satu masalah

yakni sebanyak 43,24%. Namun demikian ada siswa yang berpendapat bahwa

saya berani menyampaikan pendapat dari satu masalah yakni sebanyak 5,40%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa43,24 siswa saya berani menyampaikan

pendapat dari satu masalah.

Page 77: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

65

Tebel.26

Saya belajar lebih giat untuk lebih memahami palajaran

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 15 40,54 %

2 Sering 14 37,83 %

3 Jarang 7 18,91 %

4 Tidak pernah 1 2,70 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa saya belajar lebih giat untuk lebih memahami pelajaran

sebanyak 40,54%. Adapun siswa yang sering bahwa saya belajar lebih giat untuk

lebih memahami pelajaran sebanyak 37,83%. Selain itu siswa yang kadang-

kadang menyatakan bahwa saya belajar lebih giat untuk lebih memahami

pelajaran yakni sebanyak 18,91%. Namun demikian ada siswa yang berpendapat

bahwa saya belajar lebih giat untuk lebih memahami pelajaran yakni sebanyak

2,70%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 40,54% siswa saya belajar lebih giat

untuk lebih memahami pelajaran.

Tabel.27

Saya senang membaca buku yang berkaitan dengan pelajaran Ujian Nasional.

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 18 48,64 %

2 Sering 8 21,62 %

3 Jarang 10 27,02 %

4 Tidak pernah 1 2,70%

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa saya senang membaca buku pelajaran sebanyak

48,64%. Adapun siswa yang sering bahwa saya senang membaca buku pelajaran

Page 78: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

66

sebanyak 21,62%. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa saya

senang membaca buku pelajaran yakni sebanyak 27,02%. Namun demikian ada

siswa yang tidak pernah berpendapat bahwa saya senang membaca buku pelajaran

yakni sebanyak 2,70%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 48,64% siswa saya

senang membaca buku pelajaran .

Tabel.28

Saya dapat melakukan apapun yang berkenaan dengan pelajaran

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 13 35,13 %

2 Sering 11 29,72 %

3 Jarang 13 35,13 %

4 Tidak pernah - 0 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa Saya dapat melakukan apapun yang berkenaan dengan

pelajaran PAI sebanyak 35,13%. Adapun siswa yang sering bahwa Saya dapat

melakukan apapun yang berkenaan dengan pelajaran PAI sebanyak 29,72%.

Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa Saya dapat melakukan

apapun yang berkenaan dengan pelajaran PAI yakni sebanyak 35,13%. Namun

demikian ada siswa yang berpendapat tidak pernah bahwa Saya dapat melakukan

apapun yang berkenaan dengan pelajaran PAI yakni sebanyak 0%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa 35,13% siswa, Saya dapat melakukan apapun yang berkenaan

dengan pelajaran PAI.

Page 79: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

67

Tabel.29

Saya dapat belajar di luar sekolah

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 9 24,32 %

2 Sering 18 48,64 %

3 Jarang 9 24,32 %

4 Tidak pernah 1 2,70 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa saya dapat belajar diluar sekolah sebanyak 24,32%.

Adapun siswa yang sering bahwa saya dapat belajar diluar sekolah sebanyak

48,64%. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa saya dapat

belajar diluar sekolah yakni sebanyak 24,32%. Namun demikian ada siswa yang

berpendapat tidak pernah bahwa saya dapat belajar diluar sekolah yakni sebanyak

2,70%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 48,64% siswa dapat belajar diluar

sekolah.

Tabel.30

Saya percaya dengan kemampuan saya sendiri

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 25 67,56%

2 Sering 8 21,62 %

3 Jarang 2 5,40 %

4 Tidak pernah 2 5,40 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa saya percaya dengan kemampuan saya sendiri sebanyak

67,56%. Adapun siswa yang sering bahwa saya percaya dengan kemampuan saya

sendiri sebanyak 21,62%. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan

Page 80: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

68

bahwa saya percaya dengan kemampuan saya sendiri yakni sebanyak 5,40%.

Namun demikian ada siswa yang tidak pernah berpendapat bahwa saya percaya

dengan kemampuan saya sendiri yakni sebanyak 5,40%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa 67,56% siswa percaya dengan kemampuan saya sendiri.

Tabel.31

Jika nilai saya turun, saya akan belajar lebih giat lagi agar menjadi lebih baik

lagi

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 20 54,05%

2 Sering 10 27,02 %

3 Jarang 6 16,21 %

4 Tidak pernah 1 2,70 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa Jika nilai saya turun, saya akan belajar lebih giat lagi

agar menjadi lebih baik lagi sebanyak 54,05%. Adapun siswa yang sering bahwa

Jika nilai saya turun, saya akan belajar lebih giat lagi agar menjadi lebih baik lagi

sebanyak 27,02%. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa Jika

nilai saya turun, saya akan belajar lebih giat lagi agar menjadi lebih baik lagi

yakni sebanyak 16,21%. Namun demikian ada siswa yang tidak pernah

berpendapat bahwa Jika nilai saya turun, saya akan belajar lebih giat lagi agar

menjadi lebih baik lagi yakni sebanyak 2,70%. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa 54,05% siswa, Jika nilai saya turun, saya akan belajar lebih giat lagi agar

menjadi lebih baik lagi.

Page 81: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

69

Tabel.32

Ketika ujian nasional akan dilaksanakan, saya tetap belajar mata pelajaran yang

tidak di ujikan dalam ujian nasional juga

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 21 56,75%

2 Sering 10 27,02 %

3 Jarang 5 5,40 %

4 Tidak pernah 1 2,70 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang menyatakan selalu

bahwa Ketika ujian nasional akan dilaksanakan, saya tetap belajar mata pelajaran

yang tidak di ujikan dalam ujian nasional juga sebanyak 56,75%. Adapun siswa

yang sering bahwa Ketika ujian nasional akan dilaksanakan, saya tetap belajar

mata pelajaran yang tidak di ujikan dalam ujian nasional juga sendiri sebanyak

27,02%. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa Ketika ujian

nasional akan dilaksanakan, saya tetap belajar mata pelajaran yang tidak di ujikan

dalam ujian nasional juga yakni sebanyak 5,40%. Namun demikian ada siswa

yang tidak pernah berpendapat bahwa Ketika ujian nasional akan dilaksanakan,

saya tetap belajar mata pelajaran yang tidak di ujikan dalam ujian nasional juga

yakni sebanyak 2,70%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 56,75% siswa ketika

ujian nasional akan dilaksanakan, siswa tetap belajar mata pelajaran yang tidak di

ujikan dalam ujian nasional juga.

Page 82: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

70

Tabel.33

Saya dapat memahami setiap pelajaran

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 10 27,02%

2 Sering 14 37,83 %

3 Jarang 11 29,72 %

4 Tidak pernah 2 5,40 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa saya dapat memahami setiap pelajaran sebanyak

27,02%. Adapun siswa yang sering bahwa saya dapat memahami setiap pelajaran

sebanyak 37,83%. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa saya

dapat memahami setiap pelajaran yakni sebanyak 29,72%. Namun demikian ada

siswa yang tidak pernah berpendapat bahwa saya dapat memahami setiap

pelajaran yakni sebanyak 5,40%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 29,72 %

siswa dapat memahami setiap pelajaran.

Tabel.34

Jika ada bimbel saya tidak luput belajar yang tidak di ujikan dalam ujian

nasional juga

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 21 56,76%

2 Sering 13 35,13 %

3 Jarang 3 8,10 %

4 Tidak pernah - 0 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa jika ada bimbel saya tidak luput belajar yang tidak di

ujikan dalam ujian nasional juga sebanyak 56,76%. Adapun siswa yang sering

Page 83: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

71

bahwa jika ada bimbel saya tidak luput belajar yang tidak di ujikan dalam ujian

nasional juga sebanyak 35,13%. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan

bahwa jika ada bimbel saya tidak luput belajar yang tidak di ujikan dalam ujian

nasional juga yakni sebanyak 8,10%. Namun demikian ada siswa yang tidak

pernah berpendapat bahwa jika ada bimbel saya tidak luput belajar yang tidak di

ujikan dalam ujian nasional juga yakni sebanyak 0 %. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa 56,76% siswa jika ada bimbel tidak luput belajar yang tidak di

ujikan dalam ujian nasional juga

Tabel.35

Saya berusaha menyelesaikan tugas mata pelajaran dengan sebaik-baiknya

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 19 51,35%

2 Sering 13 35,13 %

3 Jarang 3 8,10 %

4 Tidak pernah 2 5,40 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa Saya berusaha menyelesaikan tugas belajar dengan

sebaik-baiknya sebanyak 51,35%. Adapun siswa yang sering bahwa Saya

berusaha menyelesaikan tugas belajar dengan sebaik-baiknya sebanyak 35,13%.

Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa Saya berusaha

menyelesaikan tugas belajar dengan sebaik-baiknya yakni sebanyak 8,10 %.

Namun demikian ada siswa yang tidak pernah berpendapat bahwa saya percaya

dengan kemampuan saya sendiri yakni sebanyak 5,40%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa 51,35% siswa berusaha menyelesaikan tugas belajar dengan

sebaik-baiknya.

Page 84: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

72

Tabel.36

Jika ada yang kurang di pahami, saya langsung bertanya kepada guru

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 15 40,54%

2 Sering 14 37,83 %

3 Jarang 8 21,62 %

4 Tidak pernah - 0 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa Jika ada yang kurang di pahami, saya langsung bertanya

kepada guru sebanyak 40,54%. Adapun siswa yang sering bahwa Jika ada yang

kurang di pahami, saya langsung bertanya kepada guru sebanyak 37,83%. Selain

itu siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa Jika ada yang kurang di

pahami, saya langsung bertanya kepada guru yakni sebanyak 21,62%. Namun

demikian ada siswa yang tidak pernah berpendapat bahwa Jika ada yang kurang di

pahami, saya langsung bertanya kepada guru yakni sebanyak 0%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa 40,54% siswa jika ada yang kurang di pahami, siswa langsung

bertanya kepada guru

Tabel.37

saya mengikuti kegiatan-kegiatan bimbingan belajar diluar sekolah

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 10 27,02%

2 Sering 11 29,72 %

3 Jarang 12 32,43 %

4 Tidak pernah 4 10,81 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang menyatakan selalu

bahwa saya mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan diluar sekolah sebanyak

Page 85: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

73

27,02%. Adapun siswa yang sering bahwa saya mengikuti kegiatan-kegiatan

keagamaan diluar sekolah sebanyak 29,72%. Selain itu siswa yang kadang-kadang

menyatakan bahwa saya mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan diluar sekolah

yakni sebanyak 32,43%. Namun demikian ada siswa yang tidak pernah

berpendapat bahwa saya mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan diluar sekolah

yakni sebanyak 10,81%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 32,43% siswa

mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan diluar sekolah.

Tabel.38

Saya tetap semangat belajar ketika Ujian Nasional akan di laksanakan

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 17 45,94%

2 Sering 12 32,43 %

3 Jarang 8 21,62 %

4 Tidak pernah - 0 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa Saya tetap semangat ketika Ujian Nasional akan di

laksanakan sebanyak 45,94%. Adapun siswa yang sering bahwa Saya tetap

semangat ketika Ujian Nasional akan di laksanakan sebanyak 32,43%. Selain itu

siswa yang kadang-kadang menyatakan bahwa Saya tetap semangat ketika Ujian

Nasional akan di laksanakan yakni sebanyak 21,62%. Namun demikian ada siswa

yang tidak pernah berpendapat bahwa saya percaya dengan kemampuan saya

sendiri yakni sebanyak 0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 45,94% siswa

tetap semangat ketika Ujian Nasional akan di laksanakan.

Page 86: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

74

Tabel.39

Saya sering takut dalam melakukan apapun di saat pelaksanaan ujian nasional

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 7 18,91%

2 Sering 10 27,02 %

3 Jarang 16 43,24 %

4 Tidak pernah 4 10,81 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa saya sering takut dalam melakukan apapun sebanyak

18,91%. Adapun siswa yang sering bahwa saya sering takut dalam melakukan

apapun sebanyak 27,02%. Selain itu siswa yang kadang-kadang menyatakan

bahwa saya sering takut dalam melakukan apapun yakni sebanyak 43,24%.

Namun demikian ada siswa yang tidak pernah berpendapat bahwa saya sering

takut dalam melakukan apapun yakni sebanyak 10,81%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa 43,24% siswa sering takut dalam melakukan apapun.

Tabel.40

Saya merasa puas dengan nilai yang saya dapatkan

No Alternatif jawaban Frekuensi persentasi

1 Selalu 20 54,05%

2 Sering 8 21,62 %

3 Jarang 9 24,32 %

4 Tidak pernah 0 %

Jumlah 37 100 %

Berdasarkan table di atas, dapat diterangkan bahwa siswa yang

menyatakan selalu bahwa Saya merasa puas dengan nilai yang saya dapatkan

sebanyak 54,05%. Adapun siswa yang sering bahwa Saya merasa puas dengan

nilai yang saya dapatkan sebanyak 21,62%. Selain itu siswa yang kadang-kadang

Page 87: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

75

menyatakan bahwa Saya merasa puas dengan nilai yang saya dapatkan yakni

sebanyak 24,32%. Namun demikian ada siswa yang tidak pernah berpendapat

bahwa Saya merasa puas dengan nilai yang saya dapatkan yakni sebanyak 0%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa 54,05% siswa merasa puas dengan nilai yang

di dapatkannya.

Dari hasil angket yang telah disebarkan pada beberapa responden, penulis

membuat sebuah pengelompokkan data yang bertujuan untuk dapat mengetahui lebih

jelas sejauh mana Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran

Fiqih Pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kadujaya Tangerang.

Tabel 4.1. Tabulasi Pengelompokkan Data X

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

SL SR KD TP

1 Saya siap dengan adanya pelaksanaan ujian nasional 8 8 17 4

2 Saya setuju dengan bertambahnya mata pelajaran yang

di ujikan pada ujian nasinal

17 12 7 1

3 Saya mengikuti bimbel untuk menghadapi UN 20 9 8 -

4 UN penting bagi peningkatan kemampuan siswa 26 8 3 -

5 Dari tahun ketahun nilai UN bertambah 27 9 1 -

6 Saya termotivasi belajar PAI ketika Ujian Nasional

akan dilaksanakan

23 9 5 -

7 Selama ini penilaian Ujian Nasional dilakukan oleh

DIKNAS PENDIDIKAN

11 13 9 4

8 Dengan adanya UN saya bisa menerapkan ilmu dalam

kehidupan sehari-hari

2 5 12 18

9 Setelah sosialisasi UN, motivasi belajar saya

meningkat

22 8 6 1

10 Sekolah mengadakan pendalaman materi semua mata

pelajran yang akan di UN kan.

5 11 16 5

11 Saya masih termotivasi belajar PAI ketika Ujian

Nasional akan dilaksanakan

9 9 10 9

12 Sekolah melakukan Uji coba (try-out) Ujian

Nasional

21 5 11 -

13 Saya menyiapkan peralatan ketika Ujian Nasional akan

dilaksanakan

21 6 6 4

14 Saya sangat siap dan percaya diri dalam

menghadapi Ujian Nasional

22 10 5 -

15 Buku-buku paket di sekolah memadai untuk

menghadapi Ujian Nasional

31 6 - -

16 UN dinilai masyarakat umum adalah bagus 18 8 10 1

17 Saya merasa takut ketika Ujian Nasional akan

dilaksanakan

22 6 7 2

18 Setelah ujian nasional nilai akan dijamin oleh 15 12 6 4

Page 88: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

76

pemerintah ketika lulus

19 Guru memberi arahan ketika ujian nasional akan

dilaksanakan

26 8 3 -

20 Nilai ujian nasional dipakai ketika akan melamar

pekerjaan

15 13 7 2

Tabel 4.2. Tabulasi Pengelompokkan Data Y

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

SL SR KD TP

1 Saya tepat waktu ketika datang ke sekolah 21 10 6 -

2 Saya belajar karena kemauan saya sendiri 19 8 8 2

3 Saya belajar lebih giat agar prestasi saya menjadi lebih

baik

20 9 7 1

4 Saya semangat mengikuti pelajaran Pendidikan Agama

Islam

21 7 8 1

5 Saya berani menyampaikan pendapat dari satu masalah 7 12 16 2

6 Saya belajar lebih giat untuk lebih memahami

pelajaran

15 14 7 1

7 Saya senang membaca buku yang berkaitan dengan

pelajaran PAI

18 8 10 1

8 Saya mampu melakukan apapun termasuk yang

berhubungan dengan pelajaran

13 11 13 -

9 Saya belajar bukan hanya di sekolah saja 9 18 9 1

10 Saya percaya dengan kemampuan saya sendiri 25 8 2 2

11 Jika nilai saya turun, saya akan terus belajar agar nilai

saya menjadi lebih baik

20 10 6 1

12 Ketika ujian nasional akan dilaksanakan, saya

memperhatikan pelajaran PAI

21 10 5 1

13 Saya dapat menyimpulkan setiap pelajaran PAI 10 14 11 2

14 Jika ada bimbel saya tidak luput membaca

pelajaran PAI juga

21 13 3 -

15 Saya berusaha menyelesaikan tugas PAI sebaik-

baiknya

19 13 3 2

16 Jika ada yang tidak saya mengerti, saya bertanya pada

guru

15 14 8 -

17 Saya mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan diluar

sekolah

10 11 12 4

18 Saya senang mengikuti pembelajaran PAI ketika Ujian

Nasional akan dilaksanakan

17 12 8 -

19 Saya sering takut salah dalam melakukan apapun 7 10 16 4

20 Saya merasa puas dengan nilai yang saya dapatkan 20 8 9 -

Keterangan:

SL : Selalu

Page 89: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

77

SR : Sering

KD : Kadang-Kadang

TP : Tidak Pernah

C. Pengujian Hipotesis

Di dalam suatu penelitian, untuk mengetahui apakah secara signifikan

terdapat korelasi positif antara variabel X (pelaksanaan Ujian Nasional) dan

variabel Y (Motivasi Belajar Siswa), yang mana telah ditetapkan 37 siswa dan

siswi di kelas XII SMA YASPIH Rajeg-Tangerang sebagai sampel, dan hasil dari

penyebaran angket akan dihitung berdasarkan skor aslinya yang telah penulis

peroleh. Langkah-langkah yang penulis harus tempuh adalah:

1. Menghitung berdasarkan skor aslinya. Yaitu variabel X (pelaksanaan Ujian

Nasional). Dan keperluan analisis kuantitatif, penulis menggunakan skala

Likert untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial,1 maka untuk pertanyaan bernilai

positif maupun pertanyaan yang bernilai negatif dari setiap instrument

mempunyai nilai yang berbeda-beda yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3 Skor Item Alternatif jawaban responden

Pertanyaan Positif (+) Pertanyaan Negatif (-)

Pilihan Jawaban Nilai Nilai

Selalu 4 Selalu 1

Sering 3 Sering 2

Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3

Tidak pernah 1 Tidak pernah 4

1 Ibid., h. 134.

Page 90: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

78

1. Menganalisa data tentang pengaruh pelaksanaan ujian nasional terhadap

motivasi belajar siswa dengan menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Menyiapkan tabel kerja atau tabel perhitungannya, yang terdiri dari 6

kolom, yaitu:

1) Kolom 1 = Responden.

2) Kolom 2 = Skor variabel X.

3) Kolom 3 = Skor variabel Y.

4) Kolom 4 = Hasil penguadratan skor variabel X, yaitu X2

(skor X dikalikan dengan skor X).

5) Kolom 5 = Hasil penguadratan skor variabel Y, yaitu Y2

(skor

Y dikalikan dengan skor Y).

6) Kolom 6 = Hasil perkalian antara skor variabel X dan skor

variabel Y, atau XY.

b. Mencari angka korelasinya, dengan rumus:

rxy =

])(][)([

))((

2222

YYNXXN

YXXYN

c. Memberikan interpretasi terhadap rxy dan menarik kesimpulan.

Page 91: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

79

Page 92: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

80

Page 93: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

81

Page 94: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

82

Page 95: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

83

Tabel 4.4. Tabel Kerja/ Tabel Perhitungan

Responden X Y X² Y² XY

Abdul Latif Azakaria 58 62 3364 3844 3596

Agus Salam Junaedi 60 67 3600 4489 4020

Ahmad Hidayat 51 44 2601 1936 2244

Atikah 51 60 2601 3600 3060

Epa Latipah 61 71 3721 5041 4331

Iis Rohiah 67 65 4489 4225 4355

Ahya Almuhtadin 55 53 3025 2809 2915

Ajis Saefudin 70 60 4900 3600 4200

Arif Hidayat 41 47 1681 2209 1927

Komala 62 65 3844 4225 4030

Hayati 53 58 2809 3364 3074

Lilis Julianti 54 47 2916 2209 2538

Abdul Azis 63 72 3969 5184 4536

Ahmad Maulana 51 58 2601 3364 2958

Ahmad Ridwan

Maulana 68 74 4624 5476 5032

Ansorullah 66 69 4356 4761 4554

Ardi Aditia 62 61 3844 3721 3782

Dede Abdul Hasan 66 59 4356 3481 3894

Ade Rocma

Faniyanti

63 56

3969 3136 3528

Galis Miryatul Iftiah 72 76 5184 5776 5472

Mia Fatimah 65 54 4225 2916 3510

Iin Fatimah 59 58 3481 3364 3422

Lusianti 72 77 5184 5929 5544

Irianti Anggraeni 62 67 3844 4489 4154

Annisa Dwi Dara 59 62 3481 3844 3658

Asnawi 66 67 4356 4489 4422

Catur Rahmawati 66 69 4356 4761 4554

Dea Rosaedah 72 69 5184 4761 4968

Dede Fauziah 53 51 2809 2601 2703

Desi Maspufah 68 63 4624 3969 4284

Dian Anggraeni 60 62 3600 3844 3720

Luwih Purbalaksono 60 75 3600 5625 4500

Muhammad Agung

R

63 71

3969 5041 4473

Muhammad

Saefullah

68 75

4624 5625 5100

Page 96: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

84

Muhammad

Sumarna

67 58

4489 3364 3886

Muhammad Arrosidi 63 60 3969 3600 3780 Septiyan Dwi Cahyo

P. 56 67

3136 4489 3752

N=37 X=

2273

Y=

2333 X²=141385 Y²=149161 XY=144476

X rata-rata = X = 2273 = 61,43

N 37

Y rata-rata = Y = 2333 = 63,06

N 37

Keterangan:

X = Pelaksanaan Ujian Nasional (variabel pertama)

Y = Motivasi Belajar PAI (variabel kedua)

X2 = Hasil dari skor X dikali skor X

Y2 = Hasil dari skor Y dikali skor Y

XY = Hasil dari X dikali Y

Setelah diketahui:

N = 37 X2 = 141385

X = 2273 Y2 = 149161

Y = 2333 XY = 144476

Maka dapat dicari indeks korelasinya dengan menggunakan rumus

Product Moment, yaitu:

rxy =

])(][)([

))((

2222

YYNXXN

YXXYN

= 37 . 144476 – (2273)(2333)

])2333(149161.37][)2273(141385.37[ 22

Page 97: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

85

= 5345612 – 5302909

]54428895518957][51665295231245[

= 42703

76068.64716

= 42703

4922816688

= 42703

70162

= 0,61

Berdasarkan perhitungan data di atas, apabila membandingkan besarnya

“rxy” atau “rt”. Seperti diketahui, ro yang kita peroleh adalah 0,61 sedangkan rt

pada taraf signifikansi 5 % adalah 0,325 dan rt pada taraf signifikansi 1 % 0,418.

Dengan demikian ternyata bahwa ro lebih besar daripada rt, baik pada taraf

signifikansi 5% maupun 1 %. Karena ro lebih besar daripada rt, maka hipotesis

alternatif diterima sedang hipotesis nihil ditolak. Jadi kesimpulan yang dapat

ditarik, pengaruh pelaksanaan ujian nasional terhadap motivasi belajar Pendidikan

Agama Islam memiliki korelasi yang sedang atau cukup.

Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks

korelasi “r” Product Moment (rxy), pada umumnya dipergunakan pedoman atau

ancar-ancar untuk dapat memberikan interpretasi atau suatu penafsiran.2 Bentuk

interpretasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

2 Ibid., h. 193.

Page 98: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

86

Tabel 4.5. Tabel Interpretasi Data

Besarnya ”r” Product

Moment (rxy) Interpretasi:

0,00 – 0,20

0,20 – 0,40

0,40 – 0,70

0,70 – 0,90

0,90 – 1,00

Antara variabel X dan variabel Y memang

terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat

lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu

diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara

variabel X dan variabel Y).

Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang lemah atau rendah.

Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang sedang atau cukup.

Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang kuat atau tinggi.

Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.

Hasil yang diperoleh dari perhitungan data dengan menggunakan rumus

korelasi yaitu sebesar 0,61. Berarti korelasi antara variabel X dengan variabel Y

terdapat korelasi positif yang sedang atau cukup, karena letaknya berada antara

0,40 – 0,70. Kemudian untuk menguji suatu hipotesa, yaitu hipotesa alternatif dan

hipotesa nihil, dapat dilakukan dengan cara membandingkannya dengan ”r” pada

Product Moment, rumusan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 99: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

87

Tabel 4.6. Nukilan Tabel Nilai Koefisien Korelasi ”r” Product

Moment dari Pearson untuk Berbagai df.3

df.

(degrees of freedom)

atau: db. (derajat bebas)

dengan rumus: N – nr

(37 – 2) jadi, 35

Harga ”r” pada taraf signifikansi:

5 % 1 %

30

35

40

45

50

60

70

0,345

0,325

0,304

0,288

0,273

0,250

0,232

0,449

0,418

0,393

0,372

0,354

0,325

0,302

Keterangan:

N = Jumlah Responden

nr = Jumlah Variabel

Dengan N = 37, maka pada tabel Product Moment dengan taraf

signifikansi terdapat pada angka 0,325 untuk t.s 5 % dan 0,418 untuk t.s 1 %.

Dengan demikian hubungan antara variabel X dengan variabel Y yaitu sedang

atau cukup. Interpretasi yang dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif

diterima karena ro lebih besar daripada rt, dan hipotesis nihil ditolak.

Untuk dapat menentukan besarnya koefisien determinasi atau koefisien

penentu antara variabel X dengan variabel Y, maka menggunakan rumus:

KD = r2 . 100%

= (0,61)2 . 100%

= 38 %

3 Ibid., h. 402.

Page 100: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

88

Keterangan:

KD = koefisien determinasi

r = koefisien korelasi variabel bebas dengan variabel terikat.4

Melihat hasil perhitungan di atas, ternyata pengaruh antara variabel X

(kreativitas guru) dengan variabel Y (motivasi belajar siswa) yaitu sebesar 61 %.

Jadi, pengaruh pelaksanaan ujian nasional terhadap motivasi belajar siswa

menunjukkan kondisi pengaruh yang sedang atau cukup, dan itu artinya

pelasanaan ujian nasional tidak membuat anak menurun akan mempengaruhi

motivasi belajar siswa. Hal-hal yang mempengaruhi pengaruh pelaksanaan ujian

nasional terhadap motivasi belajar siswa mencapai 61 %, sedangkan sisanya

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat pada data yang telah penulis

dapat.

Dengan demikian, apabila dilihat pada analisis korelasi, terdapat korelasi

yang positif yang cukup signifikan antara variabel X dengan variabel Y.

Kesimpulannya, bahwa hipotesis alternatif diterima, sedangkan hipotesis nihil

ditolak atau tidak diterima, karena korelasinya sedang atau cukup. Jadi, pengaruh

Hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan ujian nasional terhadap motivasi belajar

siswa terdapat korelasi yang sedang atau cukup. Hal ini pun terbukti dari hasil

yang diperoleh dari perhitungan koefisien determinasi yaitu sebesar 38%.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh pelaksanaan Ujian Nasional

Berdasarkan hasil deskriptif tampak bahwa sebagian besar siswa

termotivasi terhadap pengaruh pelaksanaan Ujian Nasional yaitu dapat belajar

dengan baik dan dapat menyeimbangi pelajaran yang tidak di Ujian Nasionalkan

khususnya Pendidikan Agama Islam. Dalam belajar para siswa berusaha

memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan guru baik pada saat jam

belajar maupun disaat jam bimbingan belajar.

4 J. Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi (Jakarta: Erlangga, 2000), h. 153.

Page 101: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

89

Kesungguhan belajar siswa ditujukan dalam usaha siswa menjaga kondisi

fisik yang mendukung untuk mengikuti pembelajaran secara baik yang mereka

usahakan dengan selalu sarapan sebelum berangkat sekolah, dan selalu berusaha

mengikuti ketertinggalan pelajaran dengan meminjam catatan teman serta

berusaha untuk menyelesaikan masalahnya dengan bercerita dengan orang tua

atau orang terdekat dengan harapan memperoleh pemecahan masalah yang

dihadapi agar tidak mengganggu belajarnya.

Selain itu dukungan lingkungan baik keluarga, sekolah dan masyarakat

dalam belajar siswa ditunjukan dari penyediaan fasilitas belajar oleh keluarga

yang memadai, kesungguhan sekolah dalam menyediakan kelengkapan sarana dan

prasarana belajar dan kesungguhan guru untuk membelajarkan siswa melalui

pemberian tugas baik saat pembelajaran berlangsung maupun saat akhir

pembelajaran.

2. Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Secara umum menunjukan bahwa motivasi belajar Pendidikan Agama

Islam merupakan faktor yang penting agar diperoleh prestasi belajar yang optimal.

Dengan adanya motivasi yang tinggi maka akan diperoleh prestasi belajar yang

tinggi pula, begitu juga dengan sebaliknya. Motivasi akan membentuk kesadaran

belajar, dengan demikian akan berpengaruh terhadap cara dan sikap belajar yang

akhirnya akan diperoleh prestasi belajar.

Page 102: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

91

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat ditarik

beberapa kesimpulan yang didasarkan hasil penelitian ini yaitu:

1. Pelajaran yang di ujikan dalam ujian dan pelajaran yang tidak di ujikan dalam

ujian nasional lebih efektif jika penilaain hasil ketuntasan evaluasi belajar itu

sama, yaitu hasil evaluasi ujian nasional 50% dan hasil evaluasi belajar di

sekolah 50% juga.

2. Dari hasil penelitian ini terjadi tidak adanya sebuah diskriminasi antara

pelajaran yang di ujikan dalam ujian nasional dan yang tidak di ujikan dalam

ujian nasional.

3. Dari mata pelajaran yang tidak di ujikan dalam ujian nasional itu tidak

terjadinya penurunan motivasi, karena ketuntasan kelulusan ujian nasional itu

hanya di ambil 60% saja, sedangkan 40% lagi hasil dari mata pelajaran yang

tidak di ujian nasionalkan

4. Selain itu, hasil analisis korelasi antara pelaksanaan ujian nasional (variabel

X) terhadap motivasi belajar siswa (variabel Y), menunjukan bahwa index

koefisien korelasi ( rxy) = 0,61. Setelah dikonsultasikan dengan tabel

interpretasi ‘r’ product moment, ternyata angka ‘r’ (0,61) berada antara 0,40-

0,70 yang interpretasinya ialah: antara variabel X dengan variabel Y terdapat

korelasi yang sedang atau cukup.

Page 103: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

92

B. Implikasi

1. Pengembangan penilaian hasil evaluasi belajar ujian nasional harus secara

sistematis dan praktis.

2. Porsi penilaian ujian nasional perlu berkolaborasi dengan hasil belajar siswa-

siswi di sekolah, agar tidak terjadinya diskriminasi pelajaran yang di ujikan

dalam ujian nasionalkan dan yang tidak di ujikan dalam ujian nasional

3. Perlu adanya perbaikan alokasi jam pelajaran antara pelajaran yang akan di

ujikan dalam ujian nasional dan yang tidak di ujikan dalam ujian nasional.

Agar tujuan pendidikan nasional pada UUD Nomor 20 Tahun 2003 itu

tercapai.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan kepada siswa sebagai

berikut:

1. Melihat adanya pelaksanaan Ujian Nasional berpengaruh terhadap

motivasi belajar Siswa-siswi kelas XII, maka siswa diharapkan dapat

mempertahankan motivasi belajarnya dengan melihat keberhasilan belajar

yang termotivasi oleh adanya pelaksanaan Ujian Nasional.

2. Dengan adanya pelaksanaan ujian nasional setiap tahunnya, kepala sekolah

dan para dewan guru di harapkan selalu memberi bimbingan, arahan, serta

motivasi kepada anak didiknya agar tidak terjadi pemerosotan motivasi

belajar pendidikan agama Islam. Hal itu di karenakan pendidikan agama

Islam sangatlah bereran penting demi menunjang kehidupan yang lebih

baik lagi.

Page 104: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

Kisi-kisi Instrumen Variabel Y

Motivasi Belajar Siswa

Dimensi Indikator Nomor

Butir

Soal

jumlah

Minat Belajar

(a) Mempunyai inisiatif sendiri

untuk belajar 2,3 2

(b) Senang mengikuti pelajaran 4 1

(c) Mampu berpandapat tentang

materi pelajaran 5 1

(d) Semangat dalam memahami

pelajaran 6 1

(e) Senang membaca buku yang

berhubungan dengan pelajaran

yang di ujikan dalam ujian

nasional

7 1

Ketekunan Belajar (a) Tidak mudah putus asa ketika

gagal dalam belajar 8,11 2

(b) Mempunyai jadwal pelajaran

tambahan 9 1

(c) Percaya diri dengan

kemampuan 10,20 2

(d) Datang tepat waktu ke sekolah 1 1

(e) Menyelesaikan tugas dengan

baik 15 1

Perhatian Terhadap

Pelajaran

(a) dapat Memperhatikan

pelajaran ketika

pelaksanaan UN tiba

12 1

(b) Dapat menyimpulkan

pelajaran 13 1

(c) Rajin membaca buku yang

tidak di ujikan dalam ujian

nasional

14 1

(d) Bertanya jika ada pelajaran

kurang di pahami 16 1

(e) Mengikuti kegiatan-

kegiatan ke agamaan di luar

sekolah

17 1

(f) Keraguan dalam bertindak

19 1

Page 105: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

(g) Senang mengikuti

pembelajaran dikelas 18 1

Jumlah 20

Page 106: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

Lampiran 5

ANGKET

PENGARUH PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XII DI SMA YASPIH

ANGKET UNTUK SISWA

A. Identitas Siswa

1. Nama :

2. Kelas :

B. Petunjuk Pengisian Angket

1. Dimohon para responden menjawab pertanyaan-pertanyaan dari angket ini

dengan memilih salah satu alteratif jawaban yang sesuai dengan kondisi

anda. Dengan cara memberi tanda (√) pada salah satu jawaban SL, SR, KD,

TP pada nomor yang bersangkutan.

2. Jawaban harus sesuai dengan pendapat anda sendiri dan jangan terpengaruh

oleh pendapat orang lain.

3. Angket ini bertujuan ilmiah untuk laporan penelitian SKRIPSI.

4. terima kasih atas bantuan dan partisipasi anda dalam menjawab pertanyaan-

pertanyaan dalam angket ini.

5. Kata Kunci : SL = Selalu

SR = Sering

KD = Kadang-kadang

TP = Tidak Pernah

Jakarta, Maret 2012

Peneliti

Page 107: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

PENGARUH PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Pertanyaan

A. Variabel (X) Pelaksanaan Ujian Nasional

No Pertanyaan

Pilihan

Jawaban

SL SR KD TP

1 Saya siap dengan adanya pelaksanaan ujian nasional

2 Saya setuju dengan bertambahnya mata pelajaran yang di

ujikan pada ujian nasional

3 Saya mengikuti bimbel untuk menghadapi UN

4 UN penting bagi peningkatan kemampuan siswa

5 Dari tahun ketahun nilai UN bertambah

6 Saya termotivasi belajar PAI ketika Ujian Nasional akan

dilaksanakan

7 Selama ini penilaian Ujian Nasional dilakukan oleh

DIKNAS PENDIDIKAN

8 Dengan adanya UN saya bisa menerapkan ilmu dalam

kehidupan sehari-hari

9 Setelah sosialisasi UN, motivasi belajar saya meningkat

10 Sekolah mengadakan pendalaman materi semua mata

pelajran yang akan di UN kan.

11 Saya masih termotivasi belajar PAI ketika Ujian Nasional

akan dilaksanakan

12 Sekolah melakukan Uji coba (try-out) Ujian Nasional

13 Saya menyiapkan peralatan ketika Ujian Nasional akan

dilaksanakan

14 Saya sangat siap dan percaya diri dalam menghadapi Ujian

Nasional

15 Buku-buku paket di sekolah memadai untuk menghadapi

Ujian Nasional

Page 108: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

16 UN dinilai masyarakat umum adalah bagus

17 Saya merasa takut ketika Ujian Nasional akan dilaksanakan

18 Setelah ujian nasional nilai akan dijamin oleh pemerintah

ketika lulus

19 Guru memberi arahan ketika ujian nasional akan

dilaksanakan

20 Nilai ujian nasional dipakai ketika akan melamar pekerjaan

Page 109: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

Lampiran 6

ANGKET

PENGARUH PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XII DI SMA YASPIH

ANGKET UNTUK SISWA

A. Identitas Siswa

1. Nama :

2. Kelas :

B. Petunjuk Pengisian Angket

1. Dimohon para responden menjawab pertanyaan-pertanyaan dari angket ini

dengan memilih salah satu alteratif jawaban yang sesuai dengan kondisi

anda. Dengan cara memberi tanda (√) pada salah satu jawaban SL, SR, KD,

TP pada nomor yang bersangkutan.

2. Jawaban harus sesuai dengan pendapat anda sendiri dan jangan terpengaruh

oleh pendapat orang lain.

3. Angket ini bertujuan ilmiah untuk laporan penelitian SKRIPSI.

4. terima kasih atas bantuan dan partisipasi anda dalam menjawab pertanyaan-

pertanyaan dalam angket ini.

5. Kata Kunci : SL = Selalu

SR = Sering

KD = Kadang-kadang

TP = Tidak Pernah

Jakarta, Maret 2012

Peneliti

Page 110: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

PENGARUH PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Pertanyaan

B. Variabel (Y) Motivasi Belajar PAI

Tabel 4.2. Tabulasi Pengelompokkan Data Y

No Pertanyaan

Pilihan

Jawaban

SL SR KD TP

1 Saya tepat waktu ketika datang ke sekolah

2 Saya belajar karena kemauan saya sendiri

3 Saya belajar lebih giat agar prestasi saya menjadi

lebih baik

4 Saya semangat belajar dalam mengikuti ujian

nasional

5 Saya berani menyampaikan pendapat dari satu

masalah

6 Saya belajar lebih giat untuk lebih memahami

pelajaran

7 Saya senang membaca buku yang berkaitan dengan

pelajaran yang akan di ujikan dalam ujian nasional

8 Saya mampu melakukan apapun termasuk yang

berhubungan dengan pelajaran

9 Saya belajar bukan hanya di sekolah saja

10 Saya percaya dengan kemampuan saya sendiri

11 Jika nilai saya turun, saya akan terus belajar agar nilai

saya menjadi lebih baik

12

Ketika ujian nasional akan dilaksanakan, saya

memperhatikan pelajaran yang akan di ujian dalam

ujian nasional

13 Saya dapat menyimpulkan setiap pelajaran

14 Jika ada bimbel saya tidak luput membaca pelajaran

yang tidak di ujikan dalam ujian nasional juga

15 Saya berusaha menyelesaikan tugas belajar sebaik-

baiknya

16 Jika ada yang tidak saya mengerti, saya bertanya

pada guru

Page 111: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan

17 Saya mengikuti kegiatan-kegiatan bimbingan belajar

diluar sekolah

18 Saya senang mengikuti pembelajaran Mata Pelajaran

ketika Ujian Nasional akan dilaksanakan

19 Saya sering takut salah dalam melakukan apapun

20 Saya merasa puas dengan nilai yang saya dapatkan

Page 112: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25159/4/MUHAMMAD... · kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan r ahmatnya dan