faktor pertubuhan pengaruh pada bayi
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN
setiap manusia pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan dan setiap perubahan
yang terjadi pasti ada yang menyebabkan. ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada anak. sebelum membahas tentang faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkemmbangan ada baiknya kita mengetahui apa itu
pertumbuhan dan apa itu perkembangan.
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume, bobot, dan jumlah
sel yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal). Sedangkan, perkembangan adalah
perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa.
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti yang sangat penting bagi makhluk hidup.
Misalnya pada manusia, dengan tumbuh dan berkembang dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya dan melestarikan keturunannya. Sewaktu masih bayi, balita, dan anak kecil, manusia
memiliki daya tahan tubuh yang masih lemah sehingga mudah terserang penyakit. Tetapi, setelah
tumbuh dan berkembang menjadi dewasa, daya tahan tubuhnya semakin kuat sehingga
kelangsungan hidupnya lebih terjamin.
Pertumbuhan dan perkembangan membawa manusia kepada kedewasaan. Setelah
dewasa, manusia dapat menghasilkan keturunan sehingga populasi manusia akan terjaga
kelestariannya. Sekarang, coba kamu bayangkan jika tidak terjadi pertumbuhan dan
perkembangan pada manusia? Mungkin populasi manusia akan punah. Begitu juga dengan
hewan dan tumbuhan. Jika hewan dan tumbuhan tidak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, maka akan mengalami kepunahan.
Pada tumbuhan, perkembangan ini menghasilkan bermacam-macam jaringan dan organ
tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan berbedabeda antara spesies satu dengan
spesies yang lain. Tetapi, pada dasarnya memiliki persamaan tahapan perkembangan, yaitu
sebagai berikut
1. Pembelahan Sel
Setelah terjadi fertilisasi (pembuahan sel gamet jantan dan sel gamet betina), terbentuklah
zigot. Zigot mengalami pembelahan mitosis secara terus-menerus. Pembelahan ini berlangsung
sangat cepat. Sel-sel yang dihasilkan dari pembelahan disebut morula. Morula berkembang
menjadi bentuk yang berlubang disebut blastula.
2. Morfogenesis
Blastula terus mengalami pembelahan sel. Selama pembelahan ini terjadi morfogenesis,
yaitu proses perkembangan bentuk berbagai bagian tubuh embrio.
3. Diferensiasi
Blastula terus membelah dan membentuk gastrula. Dari gastrula terbentuk embrio. Sel-sel
embrio berkembang terus membentuk jaringan, organ, dan sistem organ yang membentuk
struktur dan fungsi khusus yang nantinya difungsikan pada waktu dewasa.
4. Pertumbuhan
Setelah terbentuk organ, terjadi pertumbuhan makhluk hidup menjadi lebih besar.
Perkembangan berjalan seiring dengan pertumbuhan. Perkembangan adalah proses mencapai
kedewasaan. Perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan, yaitu per-tumbuhan dapat
diukur dengan ukuran tertentu, sedangkan perkembangan tidak dapat diukur dengan suatu
ukuran.
5. Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
a. faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
Banyak faktor yang bisa mempengaruhi pertumbuhan anak. Menurut Ali Khomsan,
(2004) pertumbuhan fisik seorang anak dipengaruhi oleh dua faktor dominan yaitu lingkungan
dan genetis. Kemampuan genetis dapat muncul secara optimal jika didukung oleh faktor
lingkungan yang kondusif, yang dimaksud dengan faktor lingkungan di sini adalah intake gizi.
Apabila terjadi tekanan terhadap dua faktor di atas, maka muncullah growth faltering.
Hal senada juga diungkapkan oleh Soetjiningsih (2001) bahwa faktor genetik merupakan
modal dasar mencapai hasil pertumbuhan. Faktor internal seperti biologis, termasuk genetic dan
faktor eksternal seperti status gizi. Faktor internal (genetic) antara lain termasuk berbagai faktor
bawaan, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa. Apabila potensi genetik ini dapat
berinteraksi dengan lingkungan yang tidak baik maka akan menghasilkan gangguan
pertumbuhan. Gangguan pertumbuhan di Negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor
genetik ini. Di Negara sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain disebabkan oleh faktor
genetik juga dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara
optimal.
Faktor eksternal (lingkungan) antara lain faktor prenatal dan pasca natal. Faktor
lingkungan prenatal adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih dalam
kandungan.
Lingkungan prenatal yang mempengaruhi gangguan pertumbuhan adalah:
1. Gizi pada saat hamil. Apabila gizi ibu buruk akan menyebabkan berat badan bayi lahir
rendah, terhambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir.
2. Mekanis. Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan yang
kurang. Demikian posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan berbagai
kelainan pada bayi yang dilahirkan dan pertumbuhan terhambat.
3. Toksin. Berbagai jenis obat yang bersifat racun.
4. Endokrin / hormone. Produksi hormone pertumbuhan terganggu.
5. Radiasi. Seperti radiasi dari bom atom dan bocornya pipa gas beracun.
6. Infeksi Intrauterine. Seperti varisela, malaria, HIV, virus hepatitis dan virus influenza.
7. Stres pada ibu hamil. Apabila ibu hamil stress akan mempengaruhi pertumbuhan janin.
8. Anoksia Embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat. Faktor
lingkungan pascanatal yang mempengaruhi gangguan pertumbuhan adalah lingkungan biologis,
lingkungan fisik, faktor psikososial dan faktor keluarga dan adat istiadat. Lingkungan biologis
meliputi ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan ksehatan, kepekaan terhadap penyakit,
penyakit kronis, fungsi metabolism. Lingkungan fisik meliputi cuaca, keadaan geografis, sanitasi
lingkungan, keadaan rumah dan radiasi. Faktor psikososial meliputi kualitas interaksi antara
orang tua dan anak. Faktor keluarga dan adat istiadat meliputi pekerjaan atau pendapatan
keluarga, stabilitas rumah tangga.
Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi ibu juga berperan menyebabkan
kasus gizi kurang. Juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yaitu kemiskinan yang tidak
memungkinkan orang tua memberikan makanan bergizi tingkat tinggi pada anaknya. Dalam
tumbuh kembang anak tidak sedikit peranan ibu dalam ekologi anak, yaitu peran ibu sebagai
genetik faktor yaitu pengaruh biologis terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikologisnya
terhadap pertumbuhan postnatal. Memberikan ASI sedini mungkin segera setelah lahir,
merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak. Keuntungan untuk bayi selain gizi
ASI yang tinggi, juga adanya zat anti pada ASI yang melingungi bayi terhadap berbagai macam
infeksi.
Hasil penelitian Satoto (1990) mengatakan bahwa growth faltering oleh hampir semua
anak sejak usia 2 – 6 bulan lebih awal dari pada tumbuh kembang anak dalam jangka panjang.
Growth faltering ini sangat dipengaruhi oleh pola pemberian ASI, pemberian makanan tambahan
yang terlalu dini dalam bentuk makanan yang rendah energi dan sangat rendah protein
menurunkan pemberian ASI yang pada gilirannya menurunkan pertumbuhan gizi anak dan
peningkatan kerentanan anak terhadap infeksi., kerentanan terhadap infeksi juga dipengaruhi
oleh buruknya sanitasi lingkungan keluarga dan perilaku perawatan kesehatan anak yang kurang
baik. Jadi faktor determinan kuat yang mempengaruhi pertumbuhan adalah lingkungan asuh anak
dan konsumsi makanan anak terutama masukan energi, protein, dan Fe. Sedangkan faktor yang
secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah keadaan gizi
dan kesehatan ibu serta keadaan sosial ekonomi keluarga. Juga jenis kelamin diketahui
berpengaruh dengan keterlibatan sosial budaya dimana anak laki – laki cenderung tumbuh lebih
baik daripada anak perempuan.
b. faktor yang mempengaruhi perkembangan
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak. Menurut Soetjiningsih
(1995), faktor- faktor yang mempengaruhi perkembangan anak dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor dalam (internal)
Genetik
Pengaruh genetik bersifat heredo-konstitusional yang artinya bahwa bentuk untuk
konstitusi seseorang ditentukan oleh faktor keturunan. Faktor genetik akan berpengaruh pada
kecepatan pertumbuhan, kematangan tulang, gizi, alat seksual, dan saraf.
Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal yaitu saat janin berumur 4 bulan.
Pada saat itu, terjadi pertumbuhan yang cepat dan kelenjar pituitary dan tiroid mulai bekerja.
Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan
oleh kelenjar pituitary.
Faktor lingkungan (eksternal)
Faktor yang berasal dari lingkungan dapat dikelompokkan menjadi faktor pranatal
(selama kehamilan), dan faktor post natal.
Faktor Pranatal (Selama Kehamilan), meliputi :
1. Gizi --- Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang
hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) atau lahir
mati. Disamping itu dapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin,
anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus, dan
sebagainya.
2. Toksin, zat kimia --- Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap obat-
obatan kimia karena dapat menyebabkan kelainan bawaan. Ibu hamil yang perokok
atau peminum alkohol akan melahirkan bayi yang cacat.
3. Infeksi --- Infeksi pada trimester pertama dan kedua kehamilan oleh TORCH
(Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, herpes Simplex), PMS (Penyakit Menular
Seksual), dan penyakit virus lainnya dapat mengakibatkan kelainan pada janin.
4. Kelainan imunologi --- Kelainan imunologi akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin karena dapat menyebabkan terjadinya abortus, selain itu juga
kekurangan oksigen pada janin juga akan mempengaruhi gangguan dalam plasenta
yangdapat menyebabkan bayi berat lahir rendah.
5. Psikologi ibu --- Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi
tumbuh kembang janin yang terdapat di dalam kandungan karenajanin dapat ikut
merasakan apabila ibunya sedang sedih. Ibu hamil yang mengalami gangguan
psikologi, maka dia tidak akan memperhatikan kondisi kandungannya dan akan
berakibat pada kelahiran bayi yang tidak sehat.
Faktor postnatal, meliputi:
1. Pengetahuan ibu --- Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perilaku ibu dalam perkembangan anak. Ibu yang mempunyai pengetahuan kurang,
maka tidak akan memberikan stimulasi pada perkembangan anaknya sehingga
perkembangan anak akan terhambat, sedangkan ibu yang mempunyai pengetahuan
baik maka akan memberikan stimulasi pada perkembangan anaknya.
2. Gizi --- Makanan memegang peranan penting dalam proses tumbuh kembang anak.
Pada masa pertumbuhan dan perkembangan, terdapat kebutuhan zat gizi yang
diperlukan seorang anak, seperti :protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air.
Seorang anak yang kebutuhan zat gizinya kurang atau tidak terpenuhi, maka dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangannya.
3. Budaya lingkungan --- Budaya lingkungan dalam hal ini adalah masyarakat dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak dalam memahami atau
mempersepsikan pola hidup sehat.
4. Status sosial ekonomi --- Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dapat terlihat pada anak dengan status
sosial ekonomi tinggi, pemenuhan kebutuhan gizinya sangat baik dibandingkan dengan
anak yang status ekonominya rendah.
5. Lingkungan fisik --- Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,
mempunyai dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.kebersihan lingkungan
maupun kebersihan perorangan memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit.
Demikian pula dengan populasi udara baik yang berasal dari pabrik, asap rokok atau
asap kendaraan dapat menyebabkan timbulny penyakit. Anak sering sakit, maka
tumbuh kembanganya akan terganggu.
6. Lingkungan pengasuhan --- Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu dan anak
sangat penting dalam mempengaruhi tumbuh kembang anak. Interaksi timbal balik
antar ibu dan anak akan menimbulkan keakraban antara ibu dan anak. Anak akan
terbuka kepada ibunya, sehingga komunikasi dapat dua arah dan segala permasalahan
dapat dipecahkan bersama karena adanya keterdekatan dan kepercayaan antara
keduannya.
7. Stimulasi --- Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi, misalnya :
penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibudan anggota keluarga lain
terhadap kegiatan anak, perlakuan ibu terhadap perilaku anak. Anak yang mendapatkan
stimulasi terarahdan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak
yang kurang atau tidak mendapat stimulasi.
8. Olahraga atau latihan fisik --- Olahraga atau latihan fisik dapat memacu perkembangan
anak, karena dapat meningkatkan sirkulasi darah sehingga suplay oksigen ke seluruh
tubuh dapat teratur. Selain itu, latihan juga meningkatkan stimulasi perkembangan otot
dan pertumbuhan sel.
1. A. Latar Belakang
Setiap individu dilahirkan di dunia dengan membawa hereditas tertentu yang diperoleh melalui
warisan dari pihak orang tuanyanya yang menyangkut karakteristik fisik dan psikis atau sifat-
sifat mental. Lingkungan (environment) merupakan factor penting di samping hereditas yang
menentukan perkembangan individu yang meliputi fisik, psikis, social dan relegius.
1. B. Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
2) Apa saja teori-teori pertumbuhan dan perkembangan anak?
3) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak?
1. C. Tujuan dan Manfaat
1) Mempelajari tumbuh kembang memberikan guide line untuk menilai rata-rata atau
perubahan fisik, intelektual, soaial dan emosional yang normal
2) Mengetauhi pertumbuhan dan perkembangan anak baik fisik, intelektual, sosial, emosional
dan lain-lain
BAB II
PEMBAHASAN
1. A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara
kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat
tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu. Walaupun demikian
seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa, misalnya mengkunsumsi
makanan, perawatan, bimbingan, perasaana aman, pencegahan penyakit dan sebaginya. Oleh
karena itu semua orang-orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan
anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adalah faktor
lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya
diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan
sebaik-baiknya.
1. B. Teori Pertumbuhan dan Perkembangan
2. 1. Sigmeun Freud (Perkembangan Psychosexual)
1. Fase oral (0 – 1 tahun)
Pusat aktivitas yang menyenagka di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasaan saat mendapat
ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan tangannya atau benda – benda
sekitarnya.
1. Fase anal (2 – 3 tahun)
Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatanya pada anus saat BAB, waktu yang
tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab.
1. Fase Urogenital atau faliks (usia 3 – 4 tahun)
Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral bila menghadapi
persoalan. Kedekatan ank laki – laki pada ibunya menimbulkan gairah sexual dan perasaan cinta
yang disebut oedipus compleks.
1. Fase latent (4 – 5 tahun sampai masa pubertas )
Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan kognitifnya. Disebut
juga fase homosexual alamiah karena anak – nak mencari teman sesuai jenis kelaminnya, serta
mencari figur (role model) sesuai jenis kelaminnya dari orang dewasa.
1. Fase Genitalia
Alat reproduksi sudah muali matang, heteroseksual dan mulai menjalin hubungan rasa cinta
dengan berbeda jenis kelamin.
1. 2. Piaget (Perkembangan Kognitif)
Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan kemampuan mengakses
informasi, berfikir logika, memecahkan masalah kompleks menjadi simple dan memahami ide
yang abstrak menjadi konkrit, bagaimana menimbulkan prestasi dengan kemampuan yang
dimiliki anak.
1. Tahap sensori – motor (0 – 2 tahun)
Prilaku anak banyak melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan mental yang bersifat simbolis
(berfikir). Sekitar usia 18 – 24 bulan anak mulai bisa melakukan operations, awal kemampuan
berfikir.
1. Tahap pra operasional (2 – 7 tahun)
Tahap pra konseptual (2 – 4 tahun) anak melihat dunia hanya dalam hubungan dengan dirinya,
pola pikir egosentris. Pola berfikir ada dua yaitu : transduktif ; anak mendasarkan kesimpulannya
pada suatu peristiwa tertentu (ayam bertelur jadi semua binatang bertelur) atau karena ciri – ciri
objek tertentu (truk dan mobil sama karena punya roda empat). Pola penalaran sinkretik terjadi
bila anak mulai selalu mengubah – ubah kriteria klasifikasinya. Misal mula – mula ia
mengelompokan truk, sedan dan bus sendiri – sendiri, tapi kemudia mengelompokan mereka
berdasarkan warnanya, lalu berdasarkan besar – kecilnya dst. Tahap intuitif ( 4 – 7 tahun) Pola
fikir berdasar intuitif, penalaran masih kaku, terpusat pada bagian bagian terentu dari objek dan
semata –mata didasarkan atas penampakan objek.
1. Tahap operasional konkrit (7 – 12 tahun)
Konversi menunjukan anak mampu menawar satu objek yang diubah bagaimanapun bentuknya,
bila tidak ditambah atau dikurangi maka volumenya tetap. Seriasi menunjukan anak mampu
mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam cirinya seperti : tinggi, besar, kecil, warna,
bentuk dst.
1. Tahap operasional – formal (mulai usia 12 tahun)
Anak dapat melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi objek – objek yang ia fikirkan.
Pola fikir menjadi lebih fleksibel melihat persoalan dari berbagai sudut yang berbeda.
1. 3. Erikson (Perkembangan Psikososial)
Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu menyelesaikan tugas
perkembangannya pada tahap itu, yang paling penting adalah bagaimana memfokuskan diri
individu pada penyelesaian konflik yang baik itu berlawanan atau tidak dengan tugas
perkembangannya.
1. Trust vs. missstrust ( 0 – 1 tahun)
Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan konflik basic trust dan mistrust,
bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak akan mengembangkan kepercayaan diri
terhadap lingkungannya, ibu sangat berperan penting.
1. Autonomy vs shame and doubt ( 2 – 3 tahun)
Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi peningkatan
keterampilan motorik, anak perlu dukungan, pujian, pengakuan, perhatian serta dorongan
sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap dirinya, sebaliknya celaan hanya akan membuat
anak bertindak dan berfikir ragu – ragu. Kedua orang tua objek sosial terdekat dengan anak.
1. Initiatif vs Guilty (3 – 6 tahun)
Bila tahap sebelumnya anak mengembangkan rasa percaya diri dan mandiri, anak akan
mengembnagkan kemampuan berinisiatif yaitu perasaan bebas untuk melalukan sesuatu atas
kehendak sendiri. Bila tahap sebelumnya yang dikembangkan adalah sikap ragu-ragu, maka ia
kan selalu merasa bersalah dan tidak berani mengambil tindakan atas kehendak sendiri.
1. Industry vs inferiority (6 – 11 tahun)
Logika anak sudah mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan peran dirinya dan bagi
orang lain semakin luas sehingga konflik anak masa ini adalah rasa mampu dan rendah diri. Bila
lingkungan ekstern lebih banyak menghargainya maka akan muncul rasa percaya diri tetapi bila
sebaliknya, anak akan rendah diri.
1. Identity vs Role confusion ( mulai 12 tahun)
Anak mulai dihadapkan pada harapan – harapan kelompoknya dan dorongan yang makin kuat
untuk mengenal dirinya sendiri. Ia mulai berfikir bagaimana masa depannya, anak mulai mencari
identitas dirinya serta perannya, jiak ia berhasil melewati tahap ini maka ia tidak akan bingung
menghadapi perannya
1. Intimacy vs Isolation (dewasa awal)
Individu sudah mulai mencari pasangan hidup. Kesiapan membina hubungan dengan orang lain,
perasaan kasih sayang dan keintiman, sedang yang tidak mampu melakukannya akan mempunyai
perasaan terkucil atau tersaing.
1. Generativy vs self absorbtion (dewasa tengah)
Adanya tuntutan untuk membantu orang lain di luar keluarganya, pengabdian masyarakat dan
manusia pada umumnya. Pengalaman di masa lalu menyebabkan individu mampu berbuat
banyak untuk kemanusiaan, khususnya generasi mendatang tetapi bila tahap – tahap silam, ia
memperoleh banyak pengalaman negatif maka mungkin ia terkurung dalam kebutuhan dan
persoalannya sendiri.
1. Ego integrity vs Despair (dewasa lanjut)
Memasuki masa ini, individu akan menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi, dan tindakan-
tindakan dimasa lalu akan menimbbulkan perasaan puas. Bila ia merasa semuanya belum siap
atau gagal akan timbul kekecewaan yang mendalam.
1. 4. Kohlberg (Perkembangan Moral)
1. Pra-konvensional
Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh wawasan kepatuhan dan hukuman terhadap prilaku
anak. Penilaian terhadap prilaku didasarkan atas akibat sikap yang ditimbulkan oleh prilaku.
Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyesuaikan diri dengan harapan – harapan lingkungan
untuk memperoleh hadiah, yaitu senyum, pujian atau benda.
1. Konvensional
Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau ketertiban sosial agar disebut
anak baik atau anak manis
1. Purna konvensional
Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri. Prinsip pribadi mempunyai
peranan penting. Penyesuaian diri terhadap segala aturan di sekitarnya lebih didasarkan atas
penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain.
1. 5. Hurolck (Perkembangan Emosi)
Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi yang berupa kegairahan umum, sebelum bayi
bicara ia sudah mengembangkan emosi heran, malu, gembira, marah dan takut. Perkembangan
emosi sangat dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Pengalaman emosional sangat
tergantung dari seberapa jauh individu dapat mengerti rangsangan yang diterimanya. Otak yang
matang dan pengalaman belajar memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan
emosi, selanjutnya perkembngan emosi dipengaruhi oleh harapan orang tua dan lingkungan.
1. 6. Perkembangan Psikososial
Teori perkembangan ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Beliau mengemukakan bahwa : Di
dalam jiwa individu terdapat tiga komponen yaitu :
Id : nangis, minta minum,makan, dll.
Ego : lebih rasional, tetapi masa bodoh terhadap lingkungan.
Super Ego : lebih memikirkan lingkungan.
Perkembangan berhubungan dengan bagian-bagian fungsi tubuh dan dipandang sebagai aktifitas
yang menyenangkan. Insting seksual memainkan peranan penting dalam perkembangan
kepribadian. Menurut Freud perkembangan manusia terjadi dalam beberapa fase dimana setiap
fasenya mempunyai waktu dan ciri-ciri tertentu dan fase ini berjalan secara kontinyu.
1. C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya berjalan sesuai yang diharapkan.
Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor yang dapat
diubah/dimodifikasi yaitu faktor keturunan, maupun faktor yang tidak dapat diubah/dimodifikasi
yaitu faktor lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang menyebabkan gangguan terhadap
proses tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut perlu diubah (dimodifikasi).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut
adalah sebagai berikut:
1. 1. Faktor Keturunan (herediter)
1. Seks
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda
dengan anak laki-laki
2. Ras
Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan anak
keturunan bangsa Asia.
1. 2. Faktor Lingkungan
1. Lingkungan eksternal
1) Kebudayaan
Kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan tingkah laku
dalam merawat dan mendidik anak.
2) Status sosial ekonomi keluarga
Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap anak. Misalnya
orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima dan menerapkan ide-ide utuk
pemberian asuhan terhadap anak
3) Nutrisi
Untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat dari makan yang
bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena pemasukan nutrisi yang kurang baik
kualitas maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif, penyakit-penyakit fisik yang
menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang
menyebabkan berkurangnya nafsu makan.
4) Penyimpangan dari keadaan normal
Disebabkan karena adanya penyakit atau kecelakaan yang dapat menggangu proses pertumbuhan
dan perkembangan anak.
5) Olahraga
Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan menstimulasi terhadap
perkembangan otot-otot.
6) Urutan anak dalam keluarganya
kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga semua kebutuhan terpenuhi
baik fisik, ekonomi, maupun sosial.
1. Lingkungan internal
1) Intelegensi
Pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi, perkembangannya akan lebih baik jika
dibandingkan dengan yang mempunyai intelegensi kurang.
2) Hormon
Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu:
somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel otak pada masa
pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon tiroid,
mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat menyebabkan kreatinisme; hormon
gonadotropin, merangsang testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan
memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks sekunder
wanita dan produksi sel telur.kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan
terhambatnya perkembangan seks.
3) Emosi
Hubungan yang hangat dengan ornag lain seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya serta guru
akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak. Pada saat
anakberinteraksi dengan keluarga maka kan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah. Apabila
kebutuhan emosi anak tidak dapat terpenuhi
1. D. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan
Pola pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara terus menerus. Pola ini dapat merupakan
dasar bagi semua kehidupan manusia, petunjuk urutan dan langkah dalam perkembangan anak
ini sudah ditetapkan tetapi setiap orang mempunyai keunikan secara individu.
Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai pula dengan
pertumbuhan psikososial anak dan diikuti dengan hal-hal dibawah ini:
1. 1. Directional Trends
pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara teratur, berhubungan dengan petunjuk atau
gradien atau reflek dari perkembangan fisik dan maturasi dari fungsi neuromuscular. Prinsip-
prinsip ini meliputi:
a) Cephalocandal atau Head to tail direction (dari arah kepala ke kaki) misalnya: mengangkat
kepala, duduk kemudian mengangkat dada dan menggerakkan ekstremitas bagian bawah.
b) Proximadistal atau near to far direction (menggerakkan anggota gerak yang paling dekat
dengan pusat dan pada anggota gerak yang lebih jauh dari pusat) misalnya: bahu dulu baru jari-
jari
c) Mass to specific atau simple to complex (menggerakkan daerah yang lebih sederhana dulu
baru kemudian yang lebih komplex)
misalnya: mengangkat nahu dulu baru kemudian menggerakkan jari – jari yang lebih sulit atau
melambaikan tangan baru bisa memainkan jari.
1. 2. Sequential Trends
Semua dimensi tumbuh kembang dapat diketahui maka sequence dari tumbuh kembang tersebut
dapat diprediksi, dimana hal ini berjalan secara teratur dan kontinyu. Semua anak yang normal
melalui setiap tahap ini. Setiap fase dipengaruhi oleh fase sebelumnya. Misal : tengkurap –
merangkak – berdiri – berjalan.
1. 3. Masa Sensitif
Pada waktu-waktu yang terbatas selama proses tumbuh kembang dimana anak berinteraksi
terutama dengan lingkungan yang ada, kejadian yang spesifik. Masa-masa tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Masa kritis yaitu masa yang apabila tidak dirangsang/berkembang maka hal ini tidak akan
dapat digantikan pada masa berikutnya.
b) Masa sensitif mengarah pada perkembangan dan mikroorganisme. Misalnya pada saat
perkembangan otak, ibunya menderita flu maka kemungkinan anak tersebut akan
hydrocepallus/encepalitis.
c) Masa optimal yaitu suatu masa diberikan rangsangan optimal maka akan mencapai
puncaknya. Misalnya: anak usia 3 tahun/saat perkembangan otak dirangsang dengan bacaan-
bacaan/gizi yang tinggi, maka anak tersebut dapat mencapai tahap perkembangan yang optimal.
Perkembangan ini berjalan secara pasti dan tepat, tetapi tidak sama untuk setiap anak. Misalnya:
ada yang lebih dulu bicar baru jalan atau sebaliknya
ada yang badannya lebih dulu berkembang kemudian subsistemnya dan sebaliknya dan
sebagainya.