faktor penyebab gizi kurang

Upload: any-tiwi-pujiani

Post on 09-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

M

TRANSCRIPT

Faktor penyebab gizi kurangFaktor ekonomiKeadaan kekurangan energy diakibatan oleh kurangnya mengkonsumsi makanan yang bergizi. Secara klinis gizi buruk ditandai dengan asupan protein, energi dan nutrisi mikro seperti vitamin yang tidak mencukupi ataupun berlebih sehingga menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Penyebab utama masalah gizi kurang adalah dari faktor ekonomi.faktor ekonomidnegan meningkatnya angka kemiskinan diikuti oleh penurunan kualitas gizi masyarakat. Indikatornya, di berbagai daerah terus ditemukan kasus busung lapar, gizi buruk, dan anekapenyakitrakyat karena melemahnya fisik serta menurunnya daya tahan tubuh karena kualitas gizi yangrendah,yang disebabkan salah satunya oleh ketidakberdayaan ekonomi. . Masalah gizi, sebagian besar menimpa pada keluarga miskin. Hingga saat ini, selain kasus gizi buruk yang masih ditemukan, juga kasus gizi buruk lama yang sudah dilakukan penanganan, penting untuk tetap diperhatiakn agar kemungkinan kondisi status gizi tidak kembali memburuk. Beberapa penelitian menyimpulkan, bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan asupan protein. Semakin tinggi pendapatan asupan protein pada balita cenderung tinggi, demikian sebaliknya. Kondisi ini sangat mempermudah penjelasan, hubungan kemiskinan dengan gizi buruk ini.

Keadaan ekonomi keluarga berpengaruh besar pada konsumsi pangan, terutama pada golongan miskin. Hal ini disebabkan karena penduduk golongan miskin menggunakan sebagian besar pendapatan untuk memenuhi kebutuhan makanan. Dua peubah ekonomi yang cukup dominan sebagai determinan konsumsi pangan yaitu pendapatan keluarga dan harga. Apabila pendapatan meningkat berarti memperbesar peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Pendapatan rendah pada keluarga gizi buruk tentu mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan rumah tangga dalam pemenuhan gizi balita. Pendapatan yang kurang, sebenarnya dapat ditutupi jika keluarga tersebut mampu mengolah sumberdaya yang terbatas, antara lain dengan kemampuan memilih bahan makanan yang murah tetapi bergizi dan distribusi makanan yang merata dalam keluarga.Kemiskinan merupakan penyebab pokok atau akar masalah gizi buruk. Data dari Indonesia dan di negara lain menunjukkan adanya hubungan antara kurang gizi dan kemiskinan. Proporsi anak yang gizi kurang dan gizi buruk berbanding terbalik dengan pendapatan. Makin kecil pendapatan penduduk, makin tinggi persentase anak yang kekurangan gizi; makin tinggi pendapatan, makin kecil persentasenya.Hubungannya bersifat timbal balik. Kurang gizi berpotensi sebagai penyebab kemiskinan melalui rendahnya pendidikan dan produktivitas. Sebaliknya, kemiskinan menyebabkan anak tidak mendapat makanan bergizi yang cukup sehingga kurang gizi dan seterusnya.Kemiskinan merupakan penghambat keluarga untuk memperoleh akses terhadap ketiga faktor penyebab di atas. Kemiskinan tidak memungkinkan anak balita mendapat MPASI yang baik dan benar.Kemiskinan dan pendidikan rendah membuat anak tidak memperoleh pengasuhan yang baik sehingga anak tidak memperoleh ASI, misalnya. Kemiskinan juga menghambat anak memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai

faktorutama yang mempengaruhi status gizi masyarakat adalah kurangnya konsumsipangan yang menimbulkan turunnya tingkat kesehatan, secara tidak langsungkurangnya konsumsi pangan merupakan akibat dari kemiskinan selain ituketidakmampuan individu atau rumah tangga dalam mencapai standar hidup yangmaksimal, sehingga tidak mampu memberikan yang terbaik bagi anggotakeluarganya, baik dari nilai gizi dan kelayakan makanan.

Banyak keluargamenghabiskan uang untuk rokok daripada untuksusu bagi anaknya. Mayoritas banyak masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan, sehingga kurang memperhatikan asupan gizi mereka. Serta ketidakmampuan keluarga dalam menyiapkan asupan gizi yang cukup untuk anggota keluarga.

Tingkat penghasilan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi anggota keluarganya. Karena tingkat penghasilan keluarga menentukan status gizi keluarga. Umumnya, masyarakat denganpenghasilan rendah seringmengalami kekurangan nutrisi ataumalnutrisi. Hal inidapatterlihat dari anakyangdibesarkan dalamkeluarga dengantingkatpenghasilangolonganatas,tentunyapemenuhangizisangatcukupbaik dibandingkan anak dengan tingkat penghasilan keluarga golongan bawah. Karena anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga dengan tingkat penghasilan golongan bawah mempunyai alasan keterbatasan untukmengkonsumsi makanan bergizi, mendapatkan pendidikan yang layak, dan memperoleh kebutuhan primernya. Sehingga keluarga mengalami kesulitanuntuk memenuhi kebutuhan nutrisi untuk mencapai status gizibaikKemampuan untuk membeli bahan makanan yang berkualitas dengan gizi yang seimbang disebabkan karena daya beli dan pengetahuan pula. dapat dijelaskan bahwa semakin basar pendapatan dan pengetahuan dari masyarakat akan semakin tinggi pamenuhan gizi dan semakin baik pula status gizi pada masyarakat. Status gizi yang rendah dan masalah-masalah kesehatan terjadi karena rendahnya daya beli barang atau jasa untuk pemunuhan kesehatannya, sedangakan rendahnya daya beli tersebut disebabkan karena rendahnya pendapatan serta pengetahuan kesehatan yang kurang.

Menyatakanbahwa,kemiskinanmerupakanpenyebabpokokatauakarmasalahgizikurang.Proporsi anak gizi kurang berbanding terbalik dengan pendapatan. Makin kecilpendapatan penduduk, makin tinggi prosentase anak yang kekurangan gizi. Makintinggi pendapatan makin kecil prosentase anakyang kurang gizi,sementara itukuranggizi pada anak akan berlanjut hingga dewasa akan berpotensi sebagai penyebabkemiskinan melalui rendahnya prestasi pendidikan pada sekolah dan rendahnyaproduktivitas pada sat mereka bekerja. Kemiskinan juga menjadi penyebab bagikeluarga dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan .

Penghasilan orangtua yangdapatdikatakan rendah menyebabkan daya beli keluarga tersebut juga kurang, sehingga variasi bahan makanannya pun kurang. Variasi bahan makanan sangatlah dibutuhkan, karena ketika satu nutrisi tidak ada di bahan makanan tertentu, maka bias dilengkapi oleh bahan makanan lain yang mungkin mengandung zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh balita tersebut. Selain pendapatan orangtua, variasi bahan makanan juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan orangtua, karenawalaupun bahan makanan dapat disediakan oleh keluarga dan daya beli memadai, tetapi karena kekurangan pengetahuan ini bisa menyebabkan keluarga tidak menyediakan makanan beraneka ragam setiap hari bagi keluarganya. Pada gilirannya asupan gizi tidak sesuai kebutuhan.

Giziburukdekatdengankemiskinan dan kebodohan, berkaitan dengan masalah kemiskinan lebih disebabkan masyarakatkurang menguasai aksesakses dalam menambah ilmu,keterampilan,modal,danpengalaman untuk menggali sumberpenghidupan yang dapat membebaskannya dari belenggukemiskinan. Masyarakat yang kurang beruntung masihdiselimuti dengan ketidakberdayaan (gizi dalam menggapaikesejahteraan meski untuk tingkat kesejahteraan paling dasarsekalipun. Inilah fenomena sosialekonomi yang bisa kita lihatsecara kasat mata di berbagai daerah, termasuk Jawa Barat.Perlu adanya upaya pemberdayaan masyarakat miskin untukmeningkatkandayabelimerekaterhadappemenuhankebutuhanpanganyangbergizi,kesehatan,danpendidikan.Olehkarenaitu,upayapemberdayaanmasyarakatmiskinharus segera dilakukan secara konsisten dan terintegrasi,seperti melalui pengembangan investasi masuk desa ataulembaga ekonomi desa, karena masyarakat miskin lebihbanyak tersebar di perdesaan. Hal ini dilakukan agar masyarakat miskin dapat bertahan dalam situasi perekonomianyang serbasulit seperti saat ini. Dengan adanya pemberdayaanmasyarakat miskin baik yang tinggal di perkotaan maupun di perdesaan, diharapkan mereka dapat memenuhikesejahteraan hidup keluarganya, khususnya balita merekabaik itu berupa pangan, kesehatan, dan pendidikan.pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial. Yaitu menjadi masyarakat atau kelompok miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial. termasuk memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.Beberapa upaya untuk memberdayakan masyarakat pedesaan umumnya sebagai upaya membebaskan masyarakat dari kemiskinan, utamanya pada aras usaha mikro di pedesaan, diharapkan dapat memberikan 4 (empat) akses minimal, yaitu, akses pada sumberdaya, teknologi, informasi dan sumber pembiayaan (Marjono, 2009). Tak pelak lagi untuk memberdayakan masyarakat hal yang mutlak harus Kita lakukan adalah meningkatkan kapasitas masyarakat melalui berbagai pelatihan dan kegiatan lainnya agar mereka mampu mempunyai akses terhadap sumberdaya, teknologi, informasi dan sumber pembiayaan. Efek lanjutannya melalui pemberdayaan agar masyarakat mampu mendefinisikan dan memenuhi kebutuhan mereka sendiri.Tak kalah penting juga, masyarakat diberikan kesempatan menentukan pilihan terhadap program pembangunan untuk mereka, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasinya. Sehingga program pembangunantersebut tidak akan menciptakan ketergantungan.Bila mengacu kepada konsep pemberdayaan masyarakat, maka mengatasi masalah kurang gizi harusnya menitikberatkan pada menghapuskan penyebab Kurang Gizi bukan pada penghapusan Kurang Gizi itu sendirisemata seperti halnya dengan memberikan bantuan- bantuan yang sifatnya kuratif atau sementara. Memang tidak salah dengan yang berisifat kuratif tapi harus bersifat emergency dan dalam waktu singkat saja.

penduduk yang besar, modal badan fisik biologis modal rohaniah dan mental, serta potensi efektif bangsamerupakan sebagian dari modal pembangunan. Membangun SDM seutuhnya berarti menjamin adanya peningkatan tarafhiduprakyatdarisemualapisanmasyarakatdangolongan. Peningkatantarafhiduprakyattercerminpadakebutuhanpokokyaitu pangan, sandang, pemukiman, kesehatan, dan pendidikan. Kemajuan usaha pemenuhan kebutuhan pokok akanmerupakantolokukurpencapaianpembangunan. Masalahgiziyangterjadipadamasatertentuakanmenimbulkanmasalahpembangunan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, usahausaha peningkatan gizi terutama harus ditunjukkan padaanakanakdanibuhamil. Karenapadamasayangakandatanganakanakmerupakangenerasipenerusnusadanbangsa.Harusnya kecukupan pangan dan Gizi bukan merupakan landasan untuk semua proses kemajuan ekonomi dan socialbangsa. Peningkatan Gizi masyarakat merupakan bagian integral pembangunan nasional. Oleh karena itu pemerintahmembuat program perbaikan Gizi masyarakat yang meliputi penanggulangan kekurangan vitamin A, penanggulangananemiaGizi, penanggulangangondokendemic, dll.